Buku Guru Fisika SMA Kelas XII
Buku Guru Fisika SMA Kelas XII
Pendahuluan
Buku Guru Fisika Kelas XII untuk SMA/MA ini merupakan buku yang tidak dapat
dipisahkan dari Buku Siswa Fisika Kelas XII untuk SMA/MA. Buku Guru ini disusun
untuk membantu guru dalam mengoperasionalkan buku siswa. Dengan demikian, dalam
Buku Guru Fisika Kelas XII untuk SMA/MA sebagian besar berisi petunjuk guru dalam
mengajar menggunakan Buku Siswa, proses pembelajaran, dan teknik penilaiannya.
Dalam buku siswa terdapat beberapa kegiatan yang mengajak siswa untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya membaca materi melainkan mampu
mengontruksi dan merefleksi materi yang sudah dipelajari. Adapun isi kegiatan yang
terdapat dalam buku siswa sebagai berikut.
1. Mari Bereksplorasi
Kegiatan ini berupa kegiatan sederhana yang dilakukan di kelas secara
berkelompok. Kegiatan ini bisa memiliki prosedur atau siswa yang merancang
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan ini ada proses mengamati, menanya,
mendiskusikan, mengambil kesimpulan, dan mengomunikasikan.
2. Tugas Mandiri
Kegiatan ini dilakukan di rumah secara individu maupun kelompok. Jika ada
tugas yang memerlukan pengawasan orang tua, guru sebaiknya mengirimkan
pemberitahuan kepada orang tua untuk mengawasi kegiatan siswa di rumah.
3. Mari Bereksperimen
Kegiatan ini berisi eksperimen yang membutuhkan waktu panjang dan
dilakukan secara berkelompok di laboratorium. Kegiatan ini mengandung prosedur
yang jelas dan dikehendaki laporan resmi dari siswa secara individu.
4. Review
Berisi soal untuk mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Soal
berupa uraian yang bisa dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
5. Apresiasi Ilmuwan
Berisi ulasan tentang ilmuwan yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari. Di ulasan tersebut dijelaskan tentang jasa-jasa ilmuwan dan sikap yang
perlu dicontoh oleh siswa yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Bertindak Kreatif
Berisi tindakan kreatif yang dapat dilakukan siswa sebagai penerapan dari
materi yag telah dipelajari. Di bagian ini bisa berupa pertanyaan yang memicu
siswa untuk berpikir lebih lanjut atau berupa penerapan dari materi yang telah
dipelajari. Fitur ini dapat juga digunakan sebagai refleksi pembelajaran. Guru dapat
mengajak siswa berdiskusi mengenai kemungkinan-kemungkinan jawaban pada
fitur ini untuk membuka pemikiran siswa.
Soal di atas menghendaki daya lampu ketika dipasang pada tegangan yang berbeda.
2 2
V2 100V
Persamaan daya lampu yang digunakan yaitu P2 = P1 = 220V (80W) = 20 W.
V1
Guru dapat membuat beberapa variasi soal lain dari kasus di atas. Lampu pijar
80 W dapat diganti dengan peralatan elektronik lain misalnya televisi 50 W, setrika
300 W, atau kulkas 150 W. Tegangan listrik yang digunakan juga dapat bervariasi
karena terdapat bermacam-macam tegangan yang digunakan di seluruh dunia.
Contoh tegangan daerah 100 V yang digunakan oleh Jepang (100 V), Taiwan (110
V), dan Amerika Serikat (120 V). Adapun tegangan daerah 200 V digunakan oleh
negara Indonesia, Korea, dan Hongkong (220 V); Jerman dan Prancis (230 V); serta
Australia (240 V). Perhatikan salah satu variasi soal berikut.
Informasi yang tidak penting dan tidak diperlukan dalam mengerjakan soal
sebaiknya tidak perlu dituliskan agar siswa tidak bingung. Pilihan jawaban sebaiknya
dari angka yang lebih besar ke angka yang lebih kecil atau sebaliknya. Pilihan pengecoh
sebaiknya dipilih angka yang merupakan kemungkinan-kemungkinan jawaban jika
siswa menggunakan persamaan yang salah. Angka bisa berupa penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian dari besaran-besaran yang diketahui pada
soal. Dalam pembuatan soal sebaiknya guru mengambil dari contoh nyata. Data
yang diberikan adalah kondisi asli. Gunakan spesifikasi alat yang ada di pasaran.
Sebagai contoh televisi berdaya 100 watt dan baterai memiliki tegangan 1,5 volt.
A. Pendahuluan A. Pendahuluan
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran B. Kompetensi Dasar, Cara Pencapaian KD, dan
Fisika Indikator Pencapaian
C. Tujuan Pembelajaran C. Tujuan Pembelajaran
D. Strategi, Metode, dan Media D. Materi Pembelajaran
Pembelajaran Fisika E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar
E. Media dan Proses Pembelajaran F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
F. Penilaian Proses dan Hasil G. Kegiatan Belajar Mengajar
Belajar Fisika H. Petunjuk Pengerjaan Proyek
G. Kompetensi dan Materi Pokok I. Remedial dan Pengayaan
dalam Fisika J. Penilaian
K. Rangkuman
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
C . Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2013 dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara pengembangan
sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran Fisika SMA/MA sebagai berikut.
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan,
keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagat raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya.
2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
4. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
5. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis.
6. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Guru membahas hasil kerja siswa. Apapun hasil yang dicapai, guru tidak boleh
menyalahkan. Sikap yang tepat adalah memberi masukan dan komentar yang
membangun. Diskusikan kesulitan dan kendala dalam melakukan kegiatan ini.
3. Strategi dan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Fisika
Problem based learning adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai
dasar atau basis bagi siswa untuk belajar. Pada model problem based learning,
pembelajaran dimulai dengan mengajukan masalah, pertanyaan, atau teka-teki, yang
menjadikan siswa ingin belajar menyelesaikannya. Pembelajaran ini menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menggunakan masalah-
masalah yang tidak terstruktur, masalah-masalah dunia nyata, atau masalah-masalah
simulasi yang kompleks sebagai titik awal untuk memulai proses pembelajaran. Para
siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Pembelajaran ini tidak sekadar mencoba atau mencari jawaban
yang sudah pasti benar. Namun, para siswa dituntut menganalisis masalah,
mengumpulkan informasi yang diperlukan, mengenali penyelesaian yang
mungkin, menilai beberapa pilihan, dan menarik kesimpulan. Contoh kegiatan
problem based learning pada buku ini dapat dilihat pada kegiatan berikut.
Sumber: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM, 2012
Sumber: http://goo.gl/fqOHLB
Sumber arus searah dapat berupa baterai, akumulator (aki), dan elemen
Volta. Telah Anda ketahui cairan elektrolit pada elemen Volta dan aki
menggunakan larutan H2SO4 (asam sulfat encer). Mungkinkah larutan asam
sulfat tersebut Anda ganti dari larutan asam yang berasal dari ekstrak buah-
buahan yang masam? Buatlah elemen Volta sederhana dengan menggunakan
larutan asam dari buah-buahan. Carilah buah yang berasa sangat masam,
kemudian ambillah airnya. Gabungkan beberapa sel Volta secara seri sehingga
diperoleh tegangan yang lebih besar. Ukurlah tegangan dan arus listrik yang
ditimbulkan. Buatlah laporan kegiatan dan presentasikan di depan guru Anda.
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar Siswa Kegiatan Guru
Kegiatan Belajar
Mengamati Mengamati dengan indra Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pengamatan.
misal membaca, mendengar, Siswa dituntut aktif dan guru melakukan penilaian
menyimak, melihat, me- keaktifan dan rasa ingin tahu siswa.
nonton dengan bantuan alat
maupun tidak.
Menanya Membuat dan mengajukan Guru perlu memahami kriteria pertanyaan dan teknik
pertanyaan tentang infor- bertanya yang baik (lihat catatan).
masi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau perta-
nyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) dalam melakukan
eksperimen.
Catatan:
Dalam melakukan kegiatan menanya seorang guru perlu memperhatikan dua
hal yang penting berikut.
a. Kriteria Pertanyaan yang Baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi jawaban,
memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang
proses interaksi.
b. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas
pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan kognitif rendah hingga
tingkatan yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan
kognitif disajikan dalam tabel berikut.
Fomat 3
Nama Satuan Pendidikan : . . .
Kelas/Semester : . . ./. . .
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Butir Pos/
No. Waktu Nama Kejadian/Perilaku
Sikap Neg
2) Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
Contoh lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist) pada
waktu kegiatan kelompok.
3) Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta
didik melakukan kegiatan kelompok. Setiap peserta didik diminta
mengamati/menilai dua orang temannya. Sebaliknya, dia juga dinilai
oleh dua orang teman lainnya dalam satu kelompok.
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer
assessment) menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja
kelompok.
Fomat 5
Petunjuk:
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan
kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (✔) jika temanmu
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk
indikator yang kamu amati atau tanda strip (–) jika temanmu tidak
menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada Bapak atau Ibu pendidik.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif,
serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan
ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes
tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai
representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa
soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat.
Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XII/2
Tahun Pelajaran : . . . .
Kompetensi Dasar: 3.9 Memahami konsep penyimpanan dan transmisi data
dalam bentuk analog dan digital serta penerapannya dalam teknologi
informasi dan komunikasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan 4 Memuat: (1) pendahuluan (2) tujuan pembuatan laporan (3) latar
belakang masalah (4) hasil pengamatan dan pembahasan (5)
kesimpulan.
3 Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya.
2 Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya.
1 Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah satu atau lebih
dari 4 butir lainnya.
0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya.
Skor
No. Nama Jumlah
Penda- Pelak- Ke- Keter- Nilai
Tampilan Skor
huluan sanaan simpulan bacaan
1. Adi 4 2 2 3 3 14 70
2. Yayan 4 3 3 3 3 16 80
3. Damar 3 3 3 4 2 15 75
Keterangan:
• Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 × 4 = 20
jumlah skor perolehan
• Nilai tugas = × 100%
jumlah skor maksimal
14
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 20 ×100% = 70.
d. Observasi
Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian
sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari
penilaian autentik.
Contoh format observasi terhadap diskusi kelompok
Fomat 7
Pernyataan/Indikator
Y T Y T Y T Y T
Heri
Isna
Afi
Keterangan:
Diisi tanda cek (✔): Y = ya/benar/tepat. T = tidak tepat.
Hasil observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses pembelajaran
khususnya pada indikator yang belum muncul.
1. Adi 3 5 4 2 14 74
2. Pandu 3 5 3 3 13 74
3. Yunita 2 4 4 2 12 63
Keterangan:
• Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3 = 19
jumlah skor perolehan
• Nilai tugas = × 100%
jumlah skor maksimal
14
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 19 ×100% = 73,68 (dibulatkan menjadi 74).
Pada penilaian kinerja dapat diberikan pembobotan pada aspek yang dinilai,
misalnya persiapan 20%, pelaksanaan dan hasil 50%, dan pelaporan 30%.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, dan penyajian data.
Contoh Penilaian Proyek
Fomat 9
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XII/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
4.11 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah keterbatasan sumber
energi, energi alternatif, dan dampaknya bagi kehidupan.
Indikator:
Siswa mampu memberikan ide penghematan di daerah yang diteliti
disesuaikan dengan kebutuhan dan penggunaan energi.
1. Perencanaan: 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
2. Pelaksanaan: 12
a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak
sesuai = 1)
d. Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3. Pelaporan hasil: 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidaksesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; Tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3;kurang menarik= 2;tidak menarik= 1)
Skor maksimal 30
Cara penilaian:
jumlah skor perolehan
Nilai proyek = × 100%
jumlah skor maksimal
Aspek penilaian dapat diberi pembobotan, misalnya perencanaan 20%,
pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.
c. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh:
tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi
(contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung,
lukisan, dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik, atau logam.
Skor**
No. Aspek*
1 2 3 4
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)
3. Hasil Produk
a. Bentuk fisik
b. Kelengkapan bahan
c. Ketahanan/keawetan
Total Skor
a. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe
portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio
pameran. Pendidik dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh pendidik bersama peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan
peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
melalui karyanya.
Sumber: Permendikbud No. 53 tahun 2015 tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013.
2. Listrik Statis 12
3. Medan Magnetik 12
4. Induksi Faraday 14
6. Radiasi Elektromagnetik 6
Semester 2
No. Materi Pokok Alokasi Waktu (Jam Pelajaran)
1. Relativitas 6
3. Teknologi Digital 8
A. Pendahuluan
Rangkaian arus searah termasuk dalam pokok bahasan listrik dinamis, yaitu bagian
ilmu fisika yang membahas tentang pergerakan muatan listrik dalam rangkaian. Arus
listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik. Arus listrik terdiri atas arus searah (arus
DC) dan arus bolak-balik (arus AC). Arah aliran arus searah tidak mengalami perubahan.
Adapun arah arus bolak-balik mengalami perubahan secara sinusoidal.
Arus listrik searah digunakan pada peralatan listrik DC seperti notebook/laptop,
HP, rangkaian lampu mobil dan motor, serta radio. Meskipun demikian, listrik yang
disediakan PLN berupa arus bolak-balik karena tegangannya mudah dinaikkan atau
diturunkan menggunakan transformator. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus
searah menggunakan rangkaian penyearah yang telah terintegrasi dalam charger HP
maupun laptop. Kedua jenis arus listrik tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari sehingga digunakan secara berkesinambungan dalam dunia elektronika.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis prinsip kerja • Dicapai melalui kegiatan • Menentukan hasil peng-
peralatan listrik searah pembelajaran di laborato- ukuran arus dan tegangan
(DC) dalam kehidupan rium, di kelas, dan di luar listrik.
sehari-hari. kelas melalui kegiatan • Menjelaskan hukum Ohm
Mari Bereksplorasi, Mari tentang hubungan kuat
Bereksperimen, Tugas arus dan tegangan listrik.
Mandiri, Bertindak Kreatif, • Menentukan hambatan
Review, Refleksi, dan Tugas listrik pada penghantar
Proyek sehingga peserta dan resistor.
didik mampu memahami • Menjelaskan sifat-sifat
tentang prinsip rangkaian rangkaian seri dan paralel.
searah. • Menganalisis rangkaian
bercabang menggunakan
hukum-hukum Kirchhoff.
• Menjelaskan peralatan
listrik searah dan sumber
arus searah.
• Menghitung energi dan
daya listrik pada peralatan
listrik searah.
• Membuat elemen Volta
dengan elektrolit dari
buah-buahan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. melakukan pengukuran arus dan tegangan listrik melalui kegiatan kelompok berupa
pengukuran arus dan tegangan listrik dengan peralatan multimeter;
2. menjelaskan hukum Ohm tentang hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik
melalui eksperimen menyelidiki hukum Ohm;
3. menganalisis hambatan listrik dan menjelaskan sifat-sifat rangkaian seri serta paralel
melalui penyelidikan sifat-sifat rangkaian seri maupun paralel pada resistor;
4. menganalisis hukum Kirchhoff pada rangkaian arus bercabang dalam kegiatan
eksplorasi penyelidikan hukum Kirchhoff;
5. menjelaskan peralatan listrik searah dan konsumsi energi listrik melalui kegiatan
eksplorasi sumber arus searah.
D. Materi Pembelajaran
1. Hukum Ohm
2. Hukum Kirchhoff
3. Peralatan Listrik Searah dan Konsumsi Energi Listrik
Dari kedua percobaan di atas disimpulkan bahwa arus listrik yang mengalir
pada rangkaian sebanding dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian.
V
I=
R
Hitam 0 1 –
Cokelat 1 10 + 1%
Merah 2 100 ± 2%
Oranye 3 1.000 –
Kuning 4 10.000 –
Hijau 5 100.000 ±0,5%
Biru 6 1.000.000 –
Ungu 7 10.000.000 –
Abu-abu 8 – –
Putih 9 – –
Emas – – ±5%
Perak – – ±10%
Tidak Berwarna – – ±20%
Sumber: Edi Istiyono, 2006
3) Bertindak Kreatif
Nilai hambatan suatu penghantar ditentukan oleh panjang
penghantar, luas penampang penghantar, serta hambatan jenis
penghantar.
A
R=ρA
Keterangan:
R = hambatan penghantar (Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ωm)
A = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan keempat bertujuan agar siswa memahami
sifat-sifat rangkaian seri dan paralel. Lakukan kegiatan pembelajaran secara
berkelompok di laboratorium agar kegiatan berjalan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, dan Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membahas Tugas Mandiri: Light Dependent Resistor (LDR).
Guru memberikan apersepsi pembelajaran dengan meminta siswa
mengamati rangkaian listrik rumah tangga. Guru menanyakan
mengapa sebagian besar lampu dirangkai secara paralel? Apa
perbedaan sifat-sifat rangkaian seri dan paralel?
Sebelum melaksanakan praktikum, guru meminta siswa agar
bekerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga kegiatan
praktikum dapat berjalan lancar. Guru mengingatkan siswa agar
selalu teliti dan objektif dalam melakukan pengamatan, berhati-hati
dalam menggunakan peralatan laboratorium dan mengembalikannya
R2
rangkaian paralel resistor Rp
R3 dapat diganti dengan resistor →
tunggal
Keterangan:
E s = nilai tegangan total dari rangkaian seri, volt (V)
n = jumlah sumber tegangan
Keterangan:
rs = hambatan dalam total dari sumber tegangan yang dirangkai seri, ohm (Ω)
n = jumlah sumber tegangan
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima bertujuan agar siswa memahami hukum-hukum
Kirchhoff pada rangkaian arus bercabang. Lakukan kegiatan pembelajaran
secara berkelompok di laboratorium agar kegiatan berjalan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan faktor-faktor yang memengaruhi pembagian
arus listrik pada rangkaian paralel.
3) Bertindak Kreatif
Elemen sekunder lebih efektif daripada elemen primer karena dapat
diisi ulang. Dengan menggunakan elemen sekunder, Anda telah peduli
terhadap lingkungan karena mengurangi bertambahnya sampah di sekitar.
4) Review Subbab C
1. 23 menit
2. a. 22 Ω b. Rp380.160,00
3. Bola lampu yang putus adalah bola 20 W karena arus listrik yang
mengalir terlalu besar.
4. a. 30 kJ b. 500 W
0,3 Ω
24 V; 0,7 Ω
E 24 V
b. Itotal = = =4A
Rtotal 6Ω
c. Vp = Itotal Rp = (4 A)(5 Ω) = 20 volt
9. Arus listrik yang mengalir menjadi 0,5 A.
2. KD 3.1 dan KD 4.1 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Tes Unjuk Kerja
serta Rubrik
K. Rangkuman
1. Rangkaian arus searah membahas tentang hukum Ohm, hukum Kirchhoff, dan
prinsip kerja peralatan listrik searah.
2. Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya discovery, problem based learning,
inquiry, dan project based learning.
3. Dimensi sikap ilmiah yang diharapkan dimiliki siswa yaitu siswa dapat
menerapkan perilaku ilmiah dalam aktivitas sehari-hari.
4. Dengan mempelajari kelistrikan di alam, siswa menyadari kebesaran Tuhan Yang
Mahakuasa yang telah menciptakannya sehingga meningkatkan keimanan dan
ketakwaan.
• Menjelaskan listrik statis melalui gejala • Menyelidiki ciri fisik kapasitor dalam
yang ditunjukkan oleh penggaris mika suatu percobaan.
dan potongan kertas melalui percobaan. • Menyelidiki kerja kapasitor berupa
• Melakukan kegiatan untuk menjelaskan pengisian dan pengosongan muatan.
interaksi antar muatan melalui simulasi. • Melakukan eksplorasi kapasitansi
• Melakukan eksplorasi tentang hubungan gabungan rangkaian kapasitor.
muatan dan kelistrikan dalam fenomena
loncatan muatan.
A. Pendahuluan
Bab Listrik Statis menyajikan fenomena elektrostatis atau listrik diam dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep listrik statis sangat berguna dalam kehidupan.
Karakteristik listrik statis diterapkan dalam teknologi sebagai sarana memudahkan
kehidupan manusia.
Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu Besaran-Besaran Listrik Statis dan Kapasitor.
Subbab pertama membahas tentang besaran-besaran dalam listrik statis meliputi gaya
Coulomb, kuat medan, energi potensial, dan potensial listrik. Adapun subbab kedua
menjelaskan tentang penerapan listrik statis dalam komponen kapasitor. Dalam subbab
kedua disajikan karakteristik serta mekanisme pengisian dan pengosongan kapasitor
sehingga kapasitor dijadikan komponen penting penyimpan energi listrik dalam bentuk
medan listrik.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep listrik statis melalui kegiatan mengamati fenomena listrik statis;
2. menjelaskan besaran-besaran pada fenomena listrik statis melalui percobaan;
3. menjelaskan karakteristik kerja kapasitor dengan melakukan studi literatur;
4. menjelaskan berbagai rangkaian kapasitor melalui eksperimen;
5. menjelaskan penerapan listrik statis dalam teknologi melalui studi literatur.
50 Listrik Statis
D. Materi Pembelajaran
1. Besaran-Besaran Listrik Statis
2. Kapasitor
52 Listrik Statis
(b) Menanya
Menanya gaya yang dialami oleh dua muatan listrik yang
berinteraksi.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, kemudian
melakukan asumsi hasil pengamatan.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dan menyimpulkan
perbedaan interaksi antara muatan listrik.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas dengan
bahasa yang mudah dipahami.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi kegiatan pada hari ini. Siswa diminta
mempelajari materi berikutnya karena akan diadakan pretest dan
sebagai bahan diskusi pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Fenomena Kelistrikan
Ketika penggaris mika digosok-gosokkan ke rambut, kemudian didekatkan
ke potongan-potongan kertas, maka potongan-potongan kertas akan
berloncatan. Peristiwa ini dikarenakan ketika penggaris digosokkan ke
rambut, elektron dari rambut terlepas dan berpindah ke penggaris. Hal ini
menyebabkan penggaris bermuatan negatif. Ketika penggaris didekatkan
ke kertas yang netral, maka muatan pada kertas akan terpolarisasi. Muatan
positif kertas akan tertarik oleh muatan negatif penggaris sehingga
potongan kertas berloncatan.
2) Mari Bereksplorasi: Interaksi Muatan Listrik
a) Kain wol awalnya netral. Ketika penggaris plastik digosokkan ke kain
wol elektron pada wol berpindah ke penggaris. Kain wol menjadi
kekurangan elektron sehingga bermuatan positif. Pada kain sutra
awalnya juga netral. Ketika batang kaca digosokkan ke kain sutra,
elektron pada kaca berpindah ke kain sutra. Kain sutra menjadi
kelebihan elektron sehingga bermuatan negatif.
b) Polarisasi muatan adalah peristiwa pengutuban muatan. Sebuah
benda yang mengandung muatan positif dan negatif yang mengalami
polarisasi muatan, kedua jenis muatannya akan mengalami
pengutuban.
c) Dua buah penggaris yang didekatkan akan saling tolak-menolak.
Seperti uraian pada poin a bahwa penggaris yang telah digosokkan
ke kain wol akan bermuatan negatif. Jika muatan sejenis didekatkan,
maka akan saling tolak-menolak. Pada penggaris dan kaca terdapat
muatan yang berlainan jenis, maka jika keduanya didekatkan akan
tarik-menarik.
54 Listrik Statis
(2) Setelah diskusi selesai, siswa diminta menyampaikan desain
splitzen pada kegiatan Bertindak Kreatif. Siswa ditekankan untuk
aktif dalam diskusi kelas sehingga setiap siswa memahami
kelemahan dan kelebihan setiap desain yang ditunjukkan.
(3) Usai presentasi, guru meminta siswa mengerjakan Review subbab
A untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi subbab
pertama.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan refleksi kegiatan pada hari ini. Setelah itu guru
menanyakan kemajuan tugas proyek siswa. Guru meminta siswa
mempelajari materi subbab B untuk dibahas pada pertemuan
berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Fenomena Kelistrikan dalam Kehidupan
Contoh-contoh fenomena listrik statis yang paling mudah diamati adalah
petir, mesin fotokopi elektrostatis, dan elektrokardiograf (alat deteksi
jantung).
2) Bertindak Kreatif
Cara menanggulangi petir pada gedung
bertingkat adalah dengan memasang
penangkal petir. Fungsi penangkal petir
adalah menyalurkan muatan positif menuju
ground/tanah sehingga tidak terjadi loncatan
muatan. Contoh-contoh desain splitzen (bagian
yang dipasang di atas gedung) ditunjukkan
oleh Gambar 2.1.
3) Review subbab A
Sumber: melintas.info
a) E = 1,8 × 108 N/C arahnya menuju muatan
Gambar 2.1 Splitzen
16 μC
b) F = 80 N
c) F = 0 N
d) E = 104 N/C
e) E = 800 N/C dan jenis muatan pada pelat A adalah positif.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas penerapan konsep listrik statis dalam
teknologi kapasitor. Guru menyiapkan beberapa jenis kapasitor yang beredar
di pasaran untuk melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Ciri Fisik Kapasitor.
Tujuan dari kegiatan ini supaya siswa mengenali ciri fisik kapasitor dan macam-
macam kapasitor yang beredar di pasaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
b
a
d
e
Sumber: www.tjskl.org.cn
Gambar 2.2 Macam-macam kapasitor a) kapasitor keramik b) kapasitor polar c) kapasitor
kertas d) elco e) kondensator variabel
56 Listrik Statis
Dari macam-macam kapasitor tersebut dibedakan menjadi polar dan
nonpolar. Secara fisik, perbedaan di antara keduanya dapat diperhatikan pada
Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan Kapasitor Polar dan Nonpolar
Pembeda Kapasitor Polar Kapasitor Nonpolar
58 Listrik Statis
c) Ketika catu daya diputus, masih ada tegangan yang terukur pada kapasitor
karena kapasitor mampu menyimpan energi dalam bentuk medan listrik
dan ketika terjadi pemutusan arus, energi tersebut dilepaskan.
2) Mari Bereksplorasi: Susunan Kapasitor
a) Cara penghitungan kapasitansi total rangkaian kapasitor
Andaikan kapasitor yang digunakan memiliki kapasitansi 100 µF sebanyak
tiga buah, besar kapasitansi sebagai berikut.
(1) Susunan seri
1 1 1 1
= + +
Cs 100 × 10−4 100 × 10−4 100 × 10−4
3
=
100 × 10−4
Cs = 33,3 × 104 F
(2) Susunan paralel
Cp = 100 μF + 100 μF + 100 μF = 300 μF
b) Beberapa kapasitor identik yang disusun secara paralel atau seri tidak
dapat ditentukan nilai kapasitansi total rangkaian yang lebih besar. Nilai
kapasitansi gabungan tergantung dari nilai masing-masing kapasitor.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dipresentasikan laporan percobaan pada pertemuan
sebelumnya, yaitu laporan kegiatan Mari Bereksperimen: Menyelidiki Kerja
Kapasitor Keping Sejajar dan Tugas Mandiri: Manfaat Kapasitor.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan tugas-tugas yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa mengumpulkan laporan resmi kegiatan Mari
Bereksperimen: Menyelidiki Kerja Kapasitor Keping Sejajar dan
Tugas Mandiri: Manfaat Kapasitor. Guru memilih beberapa laporan
untuk dipresentasikan di depan kelas. Siswa lain yang tidak
mendapatkan kesempatan maju dipersilakan untuk bertanya atau
menambahkan.
(2) Guru meminta siswa mendiskusikan Bertindak Kreatif dengan teman
sebangku.
(3) Pewakilan siswa diminta menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Setelah diskusi selesai, siswa diminta mengerjakan Review subbab B.
Guru melakukan pembahasan dengan melibatkan siswa dalam
diskusi kelas.
60 Listrik Statis
B. Uraian
1. Sebuah benda netral ketika digosok dengan benda lain maka elektron
akan berpindah. Jika elektron dari benda tersebut berpindah ke benda
lain, benda menjadi bermuatan positif. Jika elektron dari benda
penggosok berpindah ke benda tersebut, benda menjadi bermuatan
negatif.
3. Partikel melayang sehingga gaya gravitasi dan gaya listrik sama besar.
F1 = Fg
qE = mg
mg
E=
q
mg
Jadi, persamaan medan magnet dalam sistem adalah E = .
q
5. Potensial akibat muatan pada titik A dan G.
k ( −q ) kq
VA = =–
r r
k (q )
VG = r
Nilai VC = VD = VF dan VB = VE = VH karena jarak setiap sisik sudut ke
titik P sama panjang yaitu setengah dari panjang diagonal kubus.
Jadi, potensial total pada titik P adalah nol.
7. Kapasitor yang disisipi bahan penyekat dengan K yang lebih besar,
memiliki nilai kapasitansi lebih besar. Dengan demikin, kapasitor yang
disisipi K 2 memiliki kapasitansi lebih besar sehingga dapat
menampung muatan lebih banyak. Jadi, pernyataan tesebut salah.
9. Diketahui: A = 200 cm2 = 2 × 10–2 m2
d = 0,5 cm = 5 × 10–3 m
K =5
V = 12 volt
Ditanyakan: W
Jawab:
ε0 A
C=K = d
–x x
O
–y
Arah elektron berlebihan dengan arah medan. Terapkan hukum II Newton dan
hukum Coulomb.
FN = FC
m ay = –e E
− eE
ay = m
62 Listrik Statis
Elektron bertolak dari pelat atas ke pelat bawah dengan percepatan konstan sehingga
dapat diterapkan persamaan GLBB.
vy2 = v0y2 + 2ay (y – y0)
= 02 + 2(–1,76 × 1015 m/s2)(–1,0 × 10–2 m)
I. Penilaian
Tabel 2.3 Penilaian Pembelajaran
2. KD 3.2 dan KD 4.2 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik dan Format 6–8
Tes Unjuk Kerja dan
Rubrik
64 Listrik Statis
Materi yang Dipelajari
• Induksi Magnet
• Gaya Magnet dan Fluks Magnet
A. Pendahuluan
Sebelumnya, Anda telah mempelajari tentang listrik. Listrik sangat berhubungan
dengan magnet. Sebagai contoh, apabila paku yang dililiti kawat tembaga, kemudian
kawat tembaga tersebut dialiri listrik searah akan timbul magnet pada paku.
Akibatnya, paku dapat menarik benda-benda kecil seperti jarum. Bab ini bertujuan
supaya siswa mempelajari fenomena kemagnetan yang diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Magnet banyak diterapkan dalam kehidupan manusia. Contoh
pemanfaatan magnet seperti pengeras suara dan motor listrik. Subbab pertama tentang
induksi magnet yang menjelaskan induksi magnet pada penghantar lurus, penghantar
melingkar berarus, di sumbu toroid, dan di pusat serta ujung solenoid. Sementara
itu, dalam subbab kedua tentang gaya magnet yang terdiri atas gaya magnet pada
dua penghantar lurus sejajar, gaya magnet pada muatan bergerak dalam medan mag-
net, dan fluks magnet.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep induksi magnet melalui kegiatan pengamatan arah
simpangan jarum kompas dan besar kuat medan magnet;
2. menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan induksi magnet melalui
mempelajari contoh soal dan menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan
induksi magnet;
3. menjelaskan konsep gaya magnet melalui pengamatan gaya magnet yang terjadi
pada kawat berarus;
66 Medan Magnetik
4. menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan gaya magnet melalui
mempelajari contoh soal dan menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan
gaya magnet;
5. menjelaskan penerapan magnet dalam kehidupan manusia melalui pengamatan
yang terjadi pada motor listrik.
D. Materi Pembelajaran
1. Induksi Magnet
2. Gaya Magnet dan Fluks Magnet
68 Medan Magnetik
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan serta mempresentasikan hasil kegiatan
Mari Bereksplorasi.
Catatan: Melalui kegiatan ini, siswa akan mengetahui konsep
medan magnetik, memiliki sifat aktif, dan berani
mengungkapkan pendapat di depan kelas.
(2) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang hukum
Biot-Savart. Guru meminta siswa untuk aktif berdiskusi
bersama Bapak/Ibu Guru.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pertemuan
pertama. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menyiapkan
peralatan berupa baterai dan kawat dengan panjang 20 cm untuk
kegiatan Mari Bereksperimen: Medan di Sekitar Kawat Berarus pada
pertemuan selanjutnya. Siswa diminta mempelajari materi induksi
magnet di sekitar penghantar lurus berarus dan penghantar melingkar
berarus.
c. Kunci Jawaban
1) Apersepsi
Speaker atau pengeras suara bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz.
Pengeras suara terbuat dari corong, magnet permanen, dan koil suara.
Pengeras suara merupakan penerapan gaya Lorentz. Magnet permanen
dihubungkan langsung pada kumparan kawat. Magnet permanen
berfungsi menimbulkan medan magnet radial yang menembus koil
suara. Ketika koil dialiri arus bolak-balik, koil akan mengalami gaya
Lorentz. Besar gaya Lorentz yang bekerja ditentukan oleh besar arus
yang mengalir. Adapun tombol volume berfungsi mengatur hambatan
rangkaian sehingga arus listrik yang mengalir ikut berubah. Perubahan
arus listrik mengakibatkan perubahan volume suara yang dihasilkan.
2) Mari Bereksplorasi: Medan Magnetik
Serbuk besi yang ditaburkan di sekitar magnet batang akan membentuk
pola garis gaya magnet. Arah garis gaya magnet dari kutub utara ke kutub
selatan. Gaya tarik magnet yang terbesar berada di bagian kutub magnet
sehingga serbuk besi menempel paling banyak di bagian kutub-kutub
magnet.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa
tentang induksi magnet di sekitar penghantar lurus berarus dan penghantar
melingkar berarus. Guru dan laboran mempersiapkan peralatan berupa mag-
net jarum dan gaussmeter. Guru membentuk kelompok untuk melakukan
kegiatan Mari Bereksperimen: Medan di Sekitar Kawat Berarus dengan
satu kelompok berjumlah 4–5 siswa.
70 Medan Magnetik
(2) Guru mengajak siswa berdiskusi tentang induksi magnet di sekitar
penghantar lurus berarus dan induksi magnet yang ditimbulkan
oleh penghantar melingkar berarus. Guru mengingatkan siswa
untuk menerapkan aturan tangan kanan untuk menentukan induksi
magnet. Selain itu, guru memberitahukan bahwa tanda : menunjukkan
arus masuk dan tanda ⊗ menunjukkan arus keluar.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pertemuan
kedua dan meminta siswa untuk mempelajari materi hukum Am-
pere yang meliputi induksi magnet di sumbu toroid dan induksi
magnet di pusat serta ujung solenoid.
1. 2 A 120 T
2. 3 A 230 T
3. 4 A 355 T
72 Medan Magnetik
Mari Bereksplorasi: Gaya Magnet dan kegiatan Mari Bereksperimen: Gaya
Magnet pada Dua Kawat Berarus. Hal-hal yang harus disiapkan oleh guru
berupa baterai, kabel, magnet U, statif, kawat, dan power supply. Berbagai
perlengkapan tersebut sebaiknya dikoordinasikan dengan laboran untuk
memudahkan guru dalam melakukan kegiatan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, dan Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta beberapa siswa mengerjakan soal Review
subbab A. Selanjutnya guru menanyakan tingkat kepahaman siswa
tentang gaya Lorentz.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Gaya Magnet. Guru meminta siswa untuk
bersikap aktif dalam melakukan kegiatan maupun saat berdiskusi.
Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan
hasilnya.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan kawat akibat adanya arus listrik yang
mengalir pada kawat. Alternatif lain jika tidak memiliki alat
atau jumlah peralatannya sedikit, dengan cara melakukan
demonstrasi maupun melihat video pembelajaran.
(b) Menanya
Menanya penyebab kawat tertarik ke arah atas atau
sebaliknya.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan pergerakan kawat akibat adanya arus listrik.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan arah pergerakan kawat dan penyebab
pergerakan kawat.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan kegiatan Mari Bereksplorasi.
Catatan: Jika model inquiry sulit dilakukan, dapat dilakukan
dengan discovery. Siswa dibimbing agar kegiatan berjalan lebih
mudah. Data yang akan diperoleh berupa arah pergerakan
kawat akibat arus listrik yang mengalir.
(2) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang gaya Lorentz
(gaya magnet) antara dua penghantar lurus sejajar. Dalam diskusi
ini, guru mengajarkan kepada siswa tentang kaidah tangan
kanan untuk menentukan gaya magnet.
(3) Guru mengajak siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Gaya Magnet pada Dua Kawat Berarus. Guru mengingatkan
kepada siswa untuk teliti dan objektif dalam melakukan
pengamatan dan pengambilan data.
74 Medan Magnetik
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa
tentang gaya magnet pada muatan yang bergerak dalam medan magnet dan
fluks magnet. Hal-hal yang harus disiapkan oleh guru berupa materi yang
akan diajarkan serta menyiapkan gambar berupa kaidah tangan untuk
menentukan gaya Lorentz pada suatu muatan dan guru mengingatkan kepada
siswa tentang aturan tangan berdasarkan jenis muatan. Guru dapat mencari
sumber belajar lain dari internet atau buku literatur lain untuk memudahkan
siswa mempelajari gaya magnet pada muatan bergerak dan fluks magnet.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kepada siswa tingkat kepahaman tentang gaya
magnet pada muatan yang bergerak dan fluks magnet. Guru meminta
beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan Mari
Bereksperimen: Gaya Magnet pada Dua Kawat Berarus.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru berdiskusi dengan siswa tentang gaya magnet pada muatan
yang bergerak dan fluks magnet. Guru mengingatkan kepada
siswa bahwa sudut yang dihasilkan fluks magnet diukur ber-
dasarkan gaya normal pada benda.
(2) Guru mengajak siswa mendiskusikan contoh soal subbab kedua
dan kegiatan Bertindak Kreatif.
c) Kegiatan Penutup
Sebagai kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pertemuan kelima. Selain itu, guru
meminta siswa untuk mengerjakan Tugas Mandiri: Fenomena
Kemagnetan dalam Kehidupan dan Review yang dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Gaya Magnet pada Dua Kawat Berarus
Dua kawat lurus yang didekatkan akan menghasilkan gaya magnet. Jika
kedua kawat dialiri arus searah, akan terjadi gaya tarik menarik antara
kedua kawat. Sementara itu, jika kedua kawat dialiri arus yang berlawanan
arah akan terjadi gaya tolak menolak. Jika arus dinaikkan, gaya yang terjadi
pada kedua kawat semakin besar dan jika jarak kedua kawat diperbesar,
gaya yang terjadi antara kedua kawat semakin kecil.
μ I
2. F = Bqv = 2π0 a qv = 5,12 × 10–19 N
ω Bq (5 × 10 −5 )(1, 6 × 10 −19 )
3. f= = = Hz = 1,38 × 106 Hz
2π 2π m 2(3,14)(9,1 × 10 21 )
76 Medan Magnetik
2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. c 6. b
2. b 7. e
3. d 8. b
4. b 9. c
5. c 10. e
B. Uraian
1. a. Besar induksi magnet di pusat lingkaran = 4π × 10–5 T
b. Besar induksi magnet di titik P = 1,14π × 10–6 T
3. Dalam spektograf massa, pergerakan partikel terjadi akibat
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Ep = Ek
1
g ΔV = 2
mv2
2g ΔV
v =
m
Dengan mengingat hukum II Newton pada gerak melingkar
beraturan, dapat ditulis:
ΣF = mas
mv 2
Bqv =
R
mv
R= Bq
2g ΔV
Apabila persamaan v = dimasukkan dalam persamaan
m
di atas akan diperoleh sebagai berikut.
mv
R= Bq
m 2g ΔV
=
Bq m
1 2m ΔV
R=
B q
78 Medan Magnetik
2. Soal Pengayaan
Adapun materi untuk siswa berupa soal
analisis dapat disimak dari soal berikut.
Gambar di samping memperlihatkan sebuah
susunan spektrometer yang digunakan untuk
B
mengukur massa ion-ion.
Sebuah ion yang massanya M dan muatannya +q r
dihasilkan sumber S. Ion tersebut dipercepat oleh x
beda potensial V dan dibelokkan ketika V q Pelat foto
memasuki medan magnet B. Jika di dalam medan
tersebut ion membentuk lintasan setengah S
lingkaran dan akhirnya menumbuk pelat Gambar spektrometer
fotografis pada jarak x dari celah masuk ion,
tentukan hubungan massa ion tersebut!
Jawaban:
Diketahui: m = M B=B
g = +q x=x
V =V
Ditanyakan: nilai M
Jawab:
Ion dipercepat oleh beda potensial V.
Ep listrik = Ek
1
qV = 2
mv2
2qV
v = M
. . . (1)
Ketika ion memasuki medan magnet (B) maka ion akan mendapat gaya Lorentz
1
sehingga mengalami gerak melingkar dengan jari-jari r = 2
x.
FLorentz = Fsentripetal
mv 2
qvB =
r
mv
qB = 1
2
x
1
( 2 qB = MV)2
1
4
q 2 B 2 x 2 = M2V 2 . . . (2)
Persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan (2).
1 2 2 2 2gV
4
q B x =( M )M 2
1 2 2 2
4
q B x = M(2V)
B2 q 2
M= x
gV
J. Rangkuman
1. Materi tentang konsep dan fenomena kuantum menggunakan model
pembelajaran Discovery, Problem Based Learning, Inquiry dan Project Based Learn-
ing. Guru sebaiknya memberikan buku alternatif lain untuk memperkaya
pengetahuan siswa. Selain itu, guru sebaiknya mengajak siswa untuk membuka
website yang berhubungan dengan konsep medan magnetik beserta
penerapannya.
2. Hasil yang dicapai adalah siswa dapat menjelaskan, menyelesaikan, serta
menerapkan magnet dalam kehidupan sehari-hari.
80 Medan Magnetik
Materi yang Dipelajari
• GGL Induksi
• Induktansi
• Aplikasi Induksi Faraday
A. Pendahuluan
Induksi elektromagnetik memberikan peran penting dalam konversi energi listrik.
Energi mekanik pada pusat pembangkit listrik diubah menjadi energi listrik melalui
generator. GGL induksi timbul apabila fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian
berubah. Pada pusat pembangkit listrik, energi mekanik menggerakkan magnet-magnet
terhadap kumparan sehingga timbul GGL induksi. Komponen lain seperti transformator
juga ikut berperan dalam mentransmisikan energi listrik. Induksi elektromagnetik tidak
hanya berperan dalam konversi energi listrik. Penggunaan kartu ATM sangat
mempermudah proses jual beli karena tidak perlu menyediakan uang tunai. Arus induksi
yang timbul saat kartu ATM digesek memberikan informasi nomor kartu kredit, pemilik
kartu, dan jumlah saldo dari kartu ATM ke nank pemilik kartu.
Prinsip dasar induksi elektromagnetik yaitu hukum Faraday. Hukum Faraday
mengaitkan perubahan fluks magnetik yang menimbulkan GGL induksi. Adapun arah
GGL induksi ditentukan menggunakan hukum Lenz. Pembelajaran pada bab induksi
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
4.4 Melakukan percobaan • Dicapai melalui pem- Membuat laporan dan mem-
tentang induksi elektro- belajaran di laborato- presentasikan hasil percobaan
magnetik berikut presen- rium, di kelas, dan di luar tentang timbulnya GGL induksi,
tasi hasilnya dalam laboratorium melalui ke- cara menentukan arah GGL
kehidupan sehari-hari. giatan Mari Bereksplorasi induksi, GGL induksi pada
sehingga siswa mampu loop kawat yang bergerak di
memahami fenomena dalam medan magnet tetap,
induksi elektromagnetik timbulnya induktansi diri, dan
berdasarkan percobaan. generator AC dan DC, serta
transmisi energi listrik.
82 Induksi Faraday
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menganalisis timbulnya GGL Induksi berdasarkan kegiatan pengamatan timbulnya
GGL induksi di laboratorium;
2. menentukan arah GGL induksi atau arus induksi berdasarkan hukum Lenz melalui
kegiatan pengamatan (eksperimen) di laboratorium;
3. menganalisis GGL induksi pada loop kawat yang digerakkan dalam medan
magnet melalui kegiatan pengamatan (eksperimen) di laboratorium;
4. menjelaskan timbulnya induktansi diri dan induktansi bersama melalui kegiatan
pengamatan (eksperimen) di laboratorium;
5. menjelaskan aplikasi induksi Faraday pada produk teknologi dengan berselancar
di internet dan diskusi tentang generator AC dan DC serta transmisi energi listrik.
D. Materi Pembelajaran
1. GGL Induksi
2. Induktansi
3 Aplikasi Induksi Faraday dalam Produk Teknologi
84 Induksi Faraday
(1) Mengamati
Mengamati proses timbulnya GGL induksi. GGL dapat
diidentifikasi melalui gerakan jarum galvanometer.
(2) Menanyakan
Menanyakan besaran-besaran yang menyebabkan timbulnya
GGL induksi.
(3) Mengumpulkan informasi
(a) Mengumpulkan informasi pada literatur terkait penyebab
pergerakan jarum galvanometer.
(b) Mendiskusikan gerakan jarum yang menyimpang ke kanan
dan ke kiri dari angka nol.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis besarnya perubahan fluks magnet terhadap
pergerakan jarum. Menjawab pertanyaan pada poin diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan singkat yang memuat judul, tujuan, hasil
pengamatan, jawaban pertanyaan, dan kesimpulan.
Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas dalam forum
diskusi yang dipimpin oleh guru.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan secara bergantian jika alat yang tersedia
di laboratorium tidak mencukupi. Selama kegiatan berlangsung, guru
melakukan penilaian sikap dan penilaian unjuk kerja.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan menanyakan kembali
hukum Faraday tentang timbulnya GGL induksi.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Timbulnya GGL Induksi
Galvanometer yang menyimpang ketika magnet digerakkan keluar-masuk
kumparan menunjukkan adanya arus listrik yang mengalir pada rangkaian.
Akan tetapi, ketika magnet diam (stasioner) baik berada di luar maupun di
dalam kumparan, jarum galvanometer tetap diam. Arus listrik yang mengalir
ketika magnet digerakkan keluar-masuk kumparan disebut arus induksi.
Adapun tegangan yang ditimbulkan sehingga menyebabkan adanya arus
induksi dinamakan GGL induksi. Dengan demikian, GGL induksi timbul ketika
terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan.
Pada percobaan selanjutnya, magnet batang diganti dengan kumparan
kecil yang dihubungkan dengan sumber tegangan. Dari bab medan magnetik
telah Anda ketahui bahwa adanya arus listrik dapat menimbulkan medan
magnet. Ketika kumparan kecil dihubungkan dengan sumber tegangan, timbul
medan magnet di dalam kumparan kecil tersebut. Apabila kumparan kedua
stasioner, tidak ada arus listrik yang mengalir pada kumparan kedua. Akan
tetapi, ketika kumparan kecil digerakkan keluar-masuk kumparan kedua, akan
timbul arus listrik pada kumparan kedua. Dengan demikian, GGL induksi
timbul ketika terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan.
86 Induksi Faraday
Perhatikan contoh berikut.
Kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan seperti gambar berikut.
Iind
G
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 4.1 Kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan
1. Arah medan magnetik keluar dari kutub utara sehingga berarah ke kanan.
JG
Tetapkan luas vektor A ke kanan sehingga searah dengan medan magnetik
JG
B . Dengan demikian, fluks magnetik bernilai positif FB bernilai positif.
2. Oleh karena magnet digerakkan memasuki kumparan, maka fluks magnetik
dΦ
di dalam kumparan bertambah sehingga dt bernilai positif, sedangkan
arah GGL induksi atau arus induksi bernilai negatif.
3. Gunakan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah GGL induksi. Ibu
JG JG
jari searah dengan luas vektor A dan medan magnetik B ke kanan. GGL
induksi bernilai negatif sehingga berlawanan dengan arah keempat jari.
Dengan demikian jarum galvanometer menyimpang ke kanan seperti
Gambar 4.2(a).
G G
ΔB ΔB
G I ind G I ind
Δ B′ Δ B′
G G
(a) (b)
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 4.2 Arah arus induksi
88 Induksi Faraday
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan ketiga bertujuan agar siswa memahami
timbulnya GGL induksi pada loop kawat yang digerakkan di dalam medan
magnet tetap. Lakukan kegiatan pembelajaran secara berkelompok di
laboratorium agar kegiatan berjalan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry, dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, serta Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membahas Tugas Mandiri: Pengaruh Hambatan terhadap
Arus Induksi. Guru merangsang rasa ingin tahu siswa dengan
memberikan pertanyaan: mungkinkah GGL induksi timbul ketika loop
kawat digerakkan di dalam medan magnet tetap?
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menyelidiki GGL Induksi pada Loop Kawat yang Bergerak dalam
Medan Magnet Tetap. Tujuan dari kegiatan ini untuk menyelidiki
kemunculan GGL induksi pada kawat yang berada dalam medan
magnet. Dalam kasus ini, GGL tetap muncul karena pada loop kawat
terjadi perubahan fluks magnetik. Inti dari munculnya GGL induksi
adalah perubahan jumlah garis-garis medan magnet dala loop kawat.
Prinsip ini digunakan dalam generator.
(1) Mengamati
Mengamati munculnya GGL induksi pada loop kawat bergerak
dalam medan magnet tetap.
(2) Menanyakan
Menanyakan pengaruh perubahan luas permukaan koil,
kecepatan pergerakan loop kawat dan jumlah lilitan terhadap
GGL induksi yang yang dihasilkan.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan cara studi literatur untuk
mencari faktor-faktor yang memengaruhi GGL induksi pada loop
kawat.
(4) Mengasosiasi
Manganalisis gejala yang timbul dengan melakukan crosscheck
pada informasi yang diperoleh saat melakukan studi literatur.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil diskusi yang memuat judul, hasil
pengamatan, dan pembahasan, lalu disampaikan dalam diskusi
kelas. Guru menekankan siswa untuk jujur dan objektif dalam
mencantumkan hasil pengamatan.
90 Induksi Faraday
3) Bertindak Kreatif
GGL induksi ditimbulkan oleh perubahan fluks magnetik dalam
kumparan. Semakin besar perubahan fluks magnetik, semakin besar GGL
induksi yang dihasilkan. GGL induksi dapat diperbesar dengan cara:
a) memperbanyak jumlah lilitan kumparan;
b) mempercepat perubahan fluks magnetik dengan mempercepat gerak
kumparan di dalam medan magnet atau mempercepat gerak magnet
di dalam kumparan;
c) memperbesar medan magnet;
d) memperbesar luas loop kumparan di dalam medan magnet.
4) Review Subbab A
1. a. 8 3 × 10–4 Wb
b. 8 × 10–4 Wb
2. 6 × 10–7 A
3. 2,125 × 10–5 Wb
4. 1,25 × 10–3 A
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan keempat bertujuan agar siswa memahami
timbulnya induktansi diri pada kumparan melalui percobaan. Lakukan
kegiatan pembelajaran secara berkelompok di laboratorium agar kegiatan
berjalan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, serta Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi dengan mendiskusikan terbentuknya
percikan bunga api dari sebuah aki mobil 12 V melalui sebuah busi.
Guru menanyakan proses terjadinya induktansi pada kumparan.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menyelidiki Timbulnya Induktansi Diri. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyelidiki induktansi diri pada kumparan (induktor).
(1) Mengamati
Mengamati nyala lampu dan tegangan yang terukur sebagai
akibat dari induktansi diri yang dimiliki oleh induktor.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan faktor yang memengaruhi nyala lampu ketika
lampu dirangkai dengan induktor dan dialiri arus.
(b) Menanyakan faktor yang memengaruhi besar tegangan yang
terukur pada induktor ketika nilai hambatan yang dirangkai
dengannya diubah secara tiba-tiba.
92 Induksi Faraday
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry, dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Pendahuluan
Guru meminta siswa mengamati pengaruh induktansi pada
rangkaian dan membandingkannya dengan percobaan yang telah
dilakukan pada pertemuan keempat.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas Tugas Mandiri: Induktansi Diri di Pusat
Solenoid.
(2) Guru menjelaskan energi yang tersimpan pada induktor saat
terjadi pertumbuhan arus.
(3) Guru mengelaborasikan induktansi diri untuk menjelaskan
induktansi bersama pada dua buah kumparan.
(4) Guru menjelaskan persamaan induktansi bersama dan GGL
induksi yang dihasilkan.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan
yang terdapat dalam fitur Bertindak Kreatif. Guru meminta siswa
mengerjakan Tugas Mandiri: Koil Tesla dan soal-soal Review
subbab B sebagai latihan di rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Induktansi Diri di Pusat Solenoid
Perhatikan gambar solenoid se-
→⎯⎯⎯ A ⎯⎯⎯→
panjang l yang terdiri atas N buah
lilitan di samping.
Induksi magnetik di pusat solenoid:
μ 0 NI
B= A
Fluks magnetik dalam solenoid: Sumber: Dokumen Penerbit
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima melanjutkan pembahasan induktansi diri. Kegiatan
pembelajaran berupa diskusi informasi yang dilakukan di dalam kelas. Guru
menyarankan agar siswa terlibat aktif dalam diskusi dibuktikan dengan berani
mengajukan pertanyaan atau pendapat. Guru meminta siswa agar selalu
menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi, serta Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas Tugas Mandiri: Koil Tesla.
(2) Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal Review di depan
kelas, lalu membahasnya bersama siswa lainnya.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, lalu meminta siswa
mengerjakan Tugas Mandiri: Menyelidiki Dinamo Sepeda.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Koil Tesla
Arus I, pada koil 1 menimbulkan medan magnetik B, di pusat koil.
μ 0 N1I1
B1 = A
94 Induksi Faraday
2) Review subbab B
1. 10 V
2. 7,85 × 10–8 H
3. 6 V
4. a ke b
Kumparan
U
0
waktu
Sikat GGL –
1 putaran
96 Induksi Faraday
Magnet
Putar NBA ω
GGL +
0
waktu
GGL –
Komutator Galvanometer 1 putaran
Gambar 4.7 Komponen-komponen generator Gambar 4.8 Grafik hubungan GGL induksi
DC dengan waktu pada generator DC
Prinsip kerja generator yaitu ketika kumparan diputar dalam medan mag-
net, fluks magnetnya berubah-ubah sehingga menimbulkan GGL induksi.
Faktor-faktor yang memengaruhi GGL induksi pada generator antara lain
induksi magnet, kecepatan putaran, luas bidang kumparan, dan jumlah lilitan
kumparan.
Generator pusat pembangkit listrik biasanya menghasilkan tegangan
listrik bolak-balik sebesar 25.000 volt. Tegangan ini dinaikkan menggunakan
transformator step-up hingga ratusan ribu volt untuk mengurangi energi listrik
yang hilang selama proses transmisi jarak jauh. Transformator step-down
selanjutnya dipasang pada jaringan distribusi lokal untuk menurunkan
tegangan yang selanjutnya didistribusikan ke kantor-kantor dan rumah-rumah.
3) Bertindak Kreatif
Beberapa kerugian pada transformator sebagai berikut.
1. Kerugian tembaga, yaitu kerugian lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling, yaitu kerugian yang terjadi karena kopling primer-
sekunder tidak sempurna sehingga tidak semua fluks magnet yang
diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat
dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer
dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar, yaitu kerugian yang disebabkan oleh kapasitas
liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini dapat
dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-
acak (bank winding).
4. Kerugian histeresis, yaitu kerugian yang terjadi ketika arus primer AC
berbalik arah. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan mate-
rial inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit, yaitu arus listrik cenderung untuk mengalir pada
permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan
menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri atas beberapa kawat
kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat
geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
(2, 5 × 10 −3 )
= –500 (0, 02)
volt
= –62,5 volt
Tanda negatif menunjukkan GGL yang timbul berlawanan dengan
perubahan fluks magnet.
Jadi, GGL induksi kumparan sebesar 62,5 volt.
3. Diketahui: A = 32 cm = 0,32 m
B = 0,75 T
v = 8 m/s
R = 20 Ω
Ditanyakan: ε dan I
98 Induksi Faraday
Jawab:
1) ε = B A v
= (0,75)(0,32)(8) V = 1,92 V
ε
2) I = R
1, 92 V
= = 0,096 A = 96 mA
20 Ω
1
= 2
(1,25π × 10–3)(25 × 10–3)2
= 3,9π × 107 J
Jadi, energi yang tersimpan dalam toroid 3,9π × 107 J.
7. Diketahui: L =1H
I1 = 0,1 A
I2 = 0,05 A
Δt = 10 ms = 0,01 s
Ditanyakan: ε
Jawab:
ΔI (0, 05 − 0,1)
ε = –L Δt = –(1) 0, 01
V=5V
Jadi, GGL induksi yang dibangkitkan solenoid sebesar 5 volt.
9. Diketahui: A = 200 cm2 = 2 × 10–2 m2
N = 1.000 lilitan
ω = 1.800 rpm = 60π rad/s
B = 0,2 T
Ditanyakan: εmaks
Jawab:
εmaks = NBAω = (1.000)(0,2 T)(2 × 10–2 m)(60π rad/s) = 240π
Jadi, GGL induksi maksimum yang dihasilkan generator 240π.
a c
JG
B
JG
b F
(a) (b)
Sumber: Young dan Freedman, 2004
Gambar 4.9 a. Cakram logam berotasi melewati medan magnet B
b. Arus eddy pada cakram logam
Timbulnya arus eddy dapat dimanfaatkan pada berbagai peralatan sebagai berikut.
1. Rotasi cakram logam pada pengukur daya listrik. Cakram logam berotasi akibat adanya
arus eddy. Arus eddy diinduksi oleh medan magnet yang berubah karena adanya
perubahan arus listrik PLN yang mengalir secara sinusoidal dalam sebuah koil.
2. Tungku pembakaran induksi. Arus eddy digunakan untuk memanaskan material
dalam wadah tertutup. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi atau
pencemaran pada material tersebut.
JG
B0
I0 r
mentransmisikan
Koil yang
JG
B Koil
Penerima
Arus pusaran
Sumber: Young dan Freedman, 2004
Gambar 4.10 Prinsip kerja detektor logam di bandara
I. Penilaian
Tabel 4.2 Penilaian Pembelajaran
2. KD 3.4, KD 4.4 Tes Unjuk Kerja Penilaian Praktik dan Format 6–8
Tes Unjuk Kerja
A. Pendahuluan
Bab Rangkaian Listrik Bolak-Balik menyajikan fenomena elektronika terkait
dengan arus dan tegangan bolak-balik. Listrik bolak-balik dihasilkan oleh GGL induksi.
Contoh alat yang menghasilkan GGL induksi adalah dinamo dan generator. Bab ini
terdiri atas dua subbab yaitu Besaran Listrik AC dan Rangkaian dan Daya Rangkaian
Listrik Bolak-Balik. Subbab pertama membahas tentang besaran-besaran dalam listrik
AC seperti tegangan, arus, dan impedansi. Adapun subbab kedua menjelaskan tentang
macam-macam rangkaian bolak-balik, resonansi komponen induktor dan kapasitor, serta
daya dalam rangkaian listrik bolak-balik.
Pada bab sebelumnya siswa telah mempelajari induksi Faraday yang merupakan
cikal bakal timbulnya listrik bolak-balik. Listrik bolak-balik memiliki perilaku yang
berbeda dengan listrik searah. Listrik bolak bolak-balik melibatkan frekuensi sumber
dalam penerapannya pada rangkaian listrik.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
D. Materi Pembelajaran
1. Besaran Listrik Bolak-Balik
2. Rangkaian dan Daya Rangkaian Listrik Bolak-Balik
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru mengondisikan siswa dan meminta siswa menyiapkan jawaban
Tugas Mandiri: Karakteristik Besaran Listrik AC yang diberikan sebagai
pekerjaan rumah.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Pemberian Tugas, Resitasi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru melakukan Review secara singkat materi pada pertemuan
sebelumnya. Perwakilan siswa diminta maju menyampaikan jawaban
Tugas Mandiri: Karakteristik Besaran Listrik AC.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Bertindak Kreatif
subbab A. Tujuan dari kegiatan ini untuk melihat pemahaman siswa
dalam menyelesaikan permasalahan terkait besaran dan komponen
dalam tegangan dan arus bolak-balik.
(1) Mengamati
Mengamati ilustrasi atau kasus yang disajikan dalam rubrik
Bertindak Kreatif.
1 j 1
= R + jXL + ( × j ) = R + jXL – j
jωC ωC
= R + jXL – jXC
= R + j(XL – XC)
Z* Z = (R – j(XL – XC)) (R + j(XL – XC) = R2 + (XL – XC)2
Z= R2 + (XL − XC )2
Jadi, impedansi total rangkaian seri RLC adalah Z = R2 + (XL − XC )2 .
3) Bertindak Kreatif
Alternatif paling mudah untuk menyesuaikan impedansi adalah dengan
memasang trafo.
4) Review Subbab A
2. V = 8,49 volt
4. PLTA menghasilkan tegangan AC karena menggunakan pembangkit
berupa generator. Generator merupakan salah satu alat penghasil GGL
induksi.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang rangkaian resonansi dan daya pada
rangkaian listrik bolak-balik. Guru menyiapkan proyektor atau OHP untuk
menunjukkan rangkaian tuning pada kegiatan Mari Bereksplorasi: Tuning
Radio. Guru juga menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Transformator.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Discovery, dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, serta Pemberian Tugas dan Resitasi
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dipresentasikan hasil proyek siswa. Guru menyiap-
kan proyektor untuk media presentasi dan meja untuk media display alat.
30 Ω 0,4 H 125 μF
Tentukan:
a. reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan impedansi total rangkaian;
b. tegangan maksimum, tegangan rata-rata, dan tegangan efektif;
c. arus maksimum, arus rata-rata, dan arus efektif;
d. tegangan antara titik AB, BC, CD, dan AD;
e. fase dan sudut fase;
f. daya;
g. persamaan arus dan nilai arus pada saat t = 0,45 sekon.
Jawaban:
Diketahui: R = 30 Ω C = 125 μF = 1,25 × 10–4 F
L = 0,4 H V = 100 sin (200t) volt
= 80 Ω = 40 Ω = 900 + 1.600
= 50 Ω
2V Vm
b. Vm = 100 V Vr = π m Vef =
2
2(100) 100 2
= π
= ×
2 2
200
= π = 50 2
Vm 2I Im
c. Im = Z
Ir = πm Ief =
2
100 2(2) 2 2
= 50
= π = ×
2 2
4
=2A =πA = 2 A
d. VAB = Ief R VBC = Ief XL VCD = Ief XC
= 2 (30) = 2 (80) = 2 (40)
= 30 2 V = 80 2 V = 40 2 V
VAD = Ief Z = 2 (50) = 50 2 V
R 30
e. cos ϕ = Z
= 50
= 0,6 cos ϕ = 0,6 = arc cos (0,6) = 53°
i
2. Pengayaan d
a
Anggap nilai R = 300 Ω, L = 60 mH, C = 0,5 μF, –q
V = 500 V, dan berosilasi pada frekuensi sudut C
q
10.000 rad/s. Jelaskan ketergantungan arus R
terhadap waktu dan tegangan sesaat setiap
komponen terhadap waktu!
b c
L
Z = R2 + (XL − XC )2
2. KD 3.5 KD 4.5 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Tes Unjuk Kerja
J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi listrik bolak-balik menuntut siswa mampu
mengidentifikasi karakteristik besaran-besaran listrik AC. Guru harus membimbing
siswa dalam menetukan macam-macam nilai pada tegangan dan arus.
2. Siswa mampu menganalisis rangkaian, baik rangkaian murni maupun rangkaian
kombinasi. Guru menekankan pentingnya hati-hati dalam setiap kegiatan yang
melibatkan arus dan tegangan listrik.
3. Siswa dituntut mampu menerapkan konsep rangkaian listrik bolak-balik dalam
kehidupan sehari-hari. Guru membantu siswa menemukan prinsip dasar beberapa
alat yang bekerja sesuai rangkaian resonansi dan rangkaian kombinasi RLC.
A. Pendahuluan
Permasalahan tentang gelombang telah dibahas di kelas XI. Siswa telah mengetahui
tentang perbedaan gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik dari materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Pada bab ini, akan mempelajari tentang gelombang
elektromagnetik secara khusus.
Bab ini terdiri atas dua subbab, yaitu spektrum gelombang elektromagnetik serta
bahaya dan manfaat gelombang elektromagnetik. Di subbab pertama dijelaskan tentang
spektrum gelombang elektromagnetik dan sumber radiasinya. Di subbab kedua dibahas
tentang bahaya dan manfaat gelombang elektromagnetik dalam kehidupan. Serangkaian
kegiatan ini diharapkan dapat membuat siswa memahami bahaya dan manfaat
gelombang elektromagnetik. Setelah paham, ilmu pengetahuan yang dikuasai dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan terjadinya gelombang elektromagnetik dari hasil studi literatur;
2. menjelaskan sifat-sifat gelombang elektromagnetik melalui kegiatan mengamati arah
gerak dan arah getar gelombang serta melakukan studi literatur;
3. menjelaskan spektrum gelombang elektromagnetik dengan mengamati gambar yang
mengandung informasi tentang spektrum gelombang elektromagnetik;
4. menjelaskan sumber dari radiasi gelombang elektromagnetik dari hasil studi literatur;
5. menjelaskan manfaat dan dampak radiasi gelombang elektromagnetik dengan
mengamati gambar, studi literatur, dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber.
1
=
(8, 85 × 10 −12 C 2/Nm 2 )(4π × 10 −7 Wb/ Am )
1
= m/s
1,11156 × 10 −17
≈ 2,99939 × 108 m/s
≈ 3 × 108 m/s
Jadi, nilai kecepatan gelombang elektromagnetik sebesar 3 × 108 m/s.
2) Tugas Mandiri: SUTET
Hasil penelitian Wertheimer dan Leper tahun 1979 mengatakan
bahwa paparan medan elekromagnetik dapat mengakibatkan kanker otak
pada anak-anak.
3) Review Subbab B
1. Dalam bidang komunikasi gelombang radio digunakan pada radiofon
dan telepon genggam.
3. Jika sering terpapar sinar ultraviolet dapat mengakibatkan kulit
memerah, kulit keriput, dan bahkan bisa terkena kanker kulit. Jika
terkena mata akan menyebabkan peradangan kornea.
5. Cahaya tampak digunakan dalam sel surya, sumber dari baterai
fotovoltaik, dan laser.
4) Bertindak Kreatif Subbab B
Beberapa cara untuk mencegah paparan sinar UV sebagai berikut.
a) Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kita seperti, jaket,
baju lengan panjang, celana panjang, dan sarung tangan pada saat
berkendara.
= ε0E 2
Berdasarkan persamaan di atas, rapat energi gelombang elektromagnetik sebanding
dengan kuadrat magnitudo kuat medan listriknya.
b. Energi Gelombang Elektromagnetik Berdasarkan Frekuensi dan Panjang
Gelombangnya
Energi gelombang elektromagnetik yang berbentuk foton bergantung pada
frekuensi dan panjang gelombangnya, sedangkan frekuensi berbanding terbalik
dengan panjang gelombang atau sebaliknya. Foton merupakan kuantum energi
cahaya. Hubungan frekuensi dan panjang gelombang elektromagnetik:
υλ = c
Energi gelombang elektromagnetik yang berbentuk foton setiap kuanta sebagai fungsi
frekuensi:
E = hυ
Energi gelombang elektromagnetik yang berbentuk foton setiap kuanta sebagai fungsi
panjang gelombang:
hc
E=
λ
Sumber: Fisika Kelas XII, Edi Istiyono, Intan Pariwara, 2006
2. KD 3.6 dan KD 4.6 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Tes Unjuk Kerja
J. Rangkuman
1. Materi ini membutuhkan banyak sumber informasi baik dari buku, internet, maupun
ensiklopedia.
2. Guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam setiap kegiatan yang
dilakukan siswa.
3. Gelombang elektromagnetik sangat bermanfaat bagi kehidupan. Namun, ada juga
yang berbahaya jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan aturan
yang diperbolehkan.
=
57 = 8.365, 48
5
= 91,46 Ω
= 11,4 A
Vef 90
Jadi, arus yang mengalir pada resistor I = = 91, 46 = 0,98 A
Z
5 Ω adalah 11,4 A.
VR = IR
9. Diketahui: R = 25 Ω = 0,98 A × 25 Ω = 27,44 volt
L = 30 mH = 3 × 10–2 H VL = IXL
C = 12 µF = 1,2 × 10–5 F = 0,98 A × 22,60 Ω = 21,15 volt
Vef = 90 volt VC = IXC
Ditanyakan: I, VR, VL, VC = 0,98 A × 110,58 Ω = 108,37 volt
Jawab: Jadi, arus yang mengalir dalam rangkaian
XL = ωL sebesar 0,98 ampere dan nilai tegangan
= 2(3,14)(120)(3 × 10–2) pada resistor, induktor, dan kapasitor
= 22,60 Ω berturut-turut adalah 27,44 volt,
22,15 volt, dan 108,37 volt.
A. Pendahuluan
Ilmu fisika yang sebelumnya dipelajari siswa sangat dekat dengan teori relativitas
Newton yang kompatibel untuk gerak benda dengan kecepatan sangat rendah. Akan
tetapi teori ini gagal untuk menjelaskan gerak benda yang mendekati kecepatan cahaya.
Oleh karena itu, Einstein mencetuskan teori relativitas khusus yang mampu menjelaskan
keadaan fisis benda yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Bab relativitas ini
hanya akan membahas relativitas khusus, sedangkan relativitas umum tidak akan
dibahas pada jenjang pendidikan SMA karena membutuhkan analisis matematika yang
lebih rumit.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
138 Relativitas
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan latar belakang dicetuskannya postulat Einstein;
2. menjelaskan bahwa benda akan mengalami kontraksi panjang saat bergerak dengan
kecepatan sangat tinggi;
3. menjelaskan bahwa benda yang bergerak dengan kecepatan relativistik akan
mengalami penggembungan waktu;
4. menjelaskan bahwa benda akan mengalami penambahan massa saat bergerak
dengan kecepatan relativistik;
5. menjelaskan kesetaraan massa dengan energi kinetik relativistik.
D. Materi Pembelajaran
1. Relativitas
2. Transformasi Lorentz
3. Massa, Momentum, dan Energi Kinetik Relativistik
140 Relativitas
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dalam forum diskusi kelas. Kegiatan ini
sekaligus sebagai sarana siswa belajar mengemukakan pendapat di depan
umum.
Catatan: jika gambar pada kegiatan Mari Bereksplorasi kurang dapat
menjelaskan/memberi gambaran lebih pada siswa, guru dapat
menggunakan video atau animasi.
c) Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan usai, guru menjelaskan materi pada subbab A. Siswa
diperbolehkan untuk bertanya jika di tengah pejelasan menemui kesulitan.
Setelah itu sebagai penutup guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan Review subbab A. Review dikerjakan secara individu untuk menguji
pemahaman siswa. Guru menyarankan kepada siswa untuk tidak malu bertanya
kepada teman jika menemui kesulitan. Selanjutnya, guru memberikan tugas
rumah Bertindak Kreatif dan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Gerak Relatif
Apabila acuannya adalah stasiun, orang yang berdiri di samping rel kereta
dalam keadaan diam, sementara kereta dan para peumpang bergerak menjauh.
Apabila acuannya adalah kereta, kereta dan para penumpang dalam keadaan diam,
sementara orang yang berdiri di pinggir rel yang bergerak menjauhi kereta. Gerak
relatif adalah gerak yang dipandang sesuai dengan kerangka acuannya.
2) Review Subbab A
a) Gerak relatif adalah gerak yang mengacu pada suatu acuan. Benda yang
bergerak terhadap satu acuan belum tentu bergerak pula jika ditinjau dari acuan
yang lain.
b) Kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang berada dalam
keadaan diam atau bergerak terhadap acuan lainnya dengan kecepatan konstan
pada suatu garis lurus.
c) Kesimpulan dari percobaaan interferometer Michelson dan Morley sebagai
berikut.
(1) Eter yang semula dipandang sebagai medium perambatan cahaya
sesungguhnya tidak ada.
(2) Kecepatan cahaya dalam ruang vakum adalah besaran mutlak, yaitu sama
untuk seluruh kerangka acuan inersial.
d) Diketahui: Kecepatan sepeda motor v = 60 km/jam
Kecepatan botol: u′x = 10 km/jam
Ditanyakan: ux
Jawab:
Karena lemparan berlawanan dengan arah gerak sepeda motor, maka u′x =
–10 km/jam.
ux = u′x + v
= (–10 km/jam) + 60 km/jam
= 50 km/jam
Jadi, kecepatan botol sebesar 50 km/jam.
e) Diketahui: Kecepatan kereta v = 108 km/jam = 30 m/s
Kecepatan botol: u′x = 2 m/s
Ditanyakan: ux
142 Relativitas
(4) Mengasosiasi
Menganalisis bagian yang berubah saat benda bergerak dibandingkan dengan
ketika benda diam kemudian menjawab pertanyaan pada poin diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dalam forum diskusi kelas. Kegiatan ini
sekaligus sebagai sarana siswa belajar mengemukakan pendapat di depan
orang banyak.
Catatan: jika gambar pada kegiatan Mari Bereksplorasi kurang dapat
memberi penjelasan yang lebih baik, guru dapat menggunakan animasi
atau video yang diunduh dari internet.
c) Kegiatan Penutup
Usai kegiatan, guru menjelaskan materi pada subbab B. Kegiatan ini
diharapkan memperdalam pemahaman siswa tentang transformasi kontraksi
Lorentz, penggembungan waktu, serta kontraksi panjang. Selanjutnya, guru
meminta siswa mendiskusikan Tugas Mandiri, Bertindak Kreatif, dan
mengerjakan Review subbab B, lalu dibahas dalam forum diskusi kelas.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Kontraksi Panjang
Perbedaan dari gambar yang disajikan dalam kegiatan ini adalah roket yang
bergerak memiliki ukuran yang lebih pendek. Panjang roket yang sejajar dengan
arah gerak roket (searah dengan kecepatan) mengalami penyusutan. Peristiwa ini
dinamakan dengan kontraksi panjang.
2) Bertindak Kreatif
Awak pesawat akan memilih dibayar dengan hitungan jam di bumi. Berdasarkan
teori penggembungan waktu, pada saat benda bergerak dengan kecepatan sangat tinggi
maka pemuaian waktu yang terukur oleh orang yang diam di bumi lebih besar. Dengan
pertimbangan inilah awak pesawat akan mendapatkan bayaran yang lebih besar.
3) Tugas Mandiri: Luas dan Volume Relativistik
a. Jika benda bergerak sepanjang sumbu X, komponen y tidak mengalami transformasi.
A0 = yx2′ – yx1′
= y(x2′ – x1′)
A = y(x2 – x1)
Terapkan persamaan transformasi Lorentz
x1 − vt x2 − vt
x1′ = dan x2′ =
v2 v2
1− 1−
c2 c2
sehingga
A = y(x2 – x1)
2 2
v v
= y((x2′ 1− 2 ) + vt) – (x1′ 1− 2 ) + vt))
c c
2 2
v v
= y(x2′ 1− 2 + vt – x1′ 1− 2 – vt)
c c
2
v
= y(x2′ – x1′) 1− 2
c
2
v
= A0 1− 2
c
A0
=
γ
Buku Guru Fisika Kelas XII 143
b) Jika benda bergerak sepanjang sumbu X, komponen y dan z tidak
mengalami kontraksi.
V0 = yz(x2′ – x1′)
V = yz(x2 – x1)
Terapkan persamaan transformasi Lorentz
x1 − vt x2 − vt
x1′ = dan x2′ =
v2 v2
1− 1−
c2 c2
sehingga
V = yz(x2 – x1)
2 2
v v
= y((x2′ 1− 2 ) + vt) – (x1′ 1− 2 ) + vt))
c c
2
v
= yz(x2′ – x1′) 1− 2
c
2
v V0
= V0 1− 2 =
c γ
4) Review Subbab B
a) v = 0,5 3 c
b) Δt = 1,000001 s
c) 4 : 3
d) v = 0,96c
e) v = 0,385c
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan peraga untuk menjelaskan massa relativistik. Guru dapat
memperbesar gambar dengan melukis ulang grafik pada kegiatan Mari
Bereksplorasi: Menyelidiki Massa Relativistik di papan tulis.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menyinggung tentang persamaan kesetaraan massa-energi
yang dikemukakan oleh Einstein, yaitu E = m c 2. Penyampaian materi
dimulai dari hal yang paling familiar diharapan akan lebih mudah
dimengerti oleh siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menyelidiki Massa Relativistik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memahami konsep pertambahan massa benda yang bergerak dengan
kecepatan sangat tinggi.
(1) Mengamati
Mengamati grafik massa benda terhadap kecepatan benda yang
bergerak secara relativistik.
144 Relativitas
(2) Menanyakan
Menanyakan perubahan massa benda yang bergerak secara relativistik.
(3) Mengumpulkan infromasi
Mengumpulkan informasi perubahan massa benda yang bergerak
secara relativistik pada sumber-sumber pustaka.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis bentuk grafik relativitas massa analisis berdasarkan
sumber pustaka. Pada bagian ini siswa dituntut mampu
merepresentasikan makna fisis dari grafik yang disediakan.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dalam forum diskusi kelas.
c) Kegiatan Penutup
Usai kegiatan, guru menjelaskan materi pada subbab C. Diskusi
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan pada Tugas Mandiri. Siswa
melakukan studi literatur dan analisis untuk menentukan momentum
partikel yang tidak memiliki massa diam. Setelah itu guru meminta siswa
mengerjakan Bertindak Kreatif dan mempelajari soal-soal pada Review
subbab C. Beritahukan siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan
ulangan harian sehingga siswa sebaiknya berlatih soal-soal Evaluasi. Siswa
harus belajar agar hasilnya maksimal.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi
Semakin tinggi kecepatan benda, massa benda bertambah secara kuadratis.
2) Tugas Mandiri: Energi dan Momentum Partikel Tak Bermassa
Menurut pandangan relativitas, energi total dan momentum relativistik:
m0 c 2
E=
v2
1−
c2
m0 v
p= v2
1−
c2
Jika m0 = 0 dan v < c, energi total dan momentum sebesar 0. Namun apabila m0 = 0
dan v = c, maka E = 0/0 dan p = 0/0. Energi dan momentum partikel tak tentu.
Jadi, partikel tak bermassa tetap memiliki energi total dan momentum asalkan
bergerak dengan kecepatan cahaya.
3) Bertindak Kreatif
Foton adalah partikel tak bermassa dan merupakan kuanta cahaya sehingga
foton bergerak dengan kecepatan c.
m0 v 0 0
pf = v2
= c2
= = tak tentu
1− 1− 0
2 2
c c
p E hf
Energi foton ⇒ E = →p= =
c c c
Elektron memiliki massa me = 9,1 × 10–31 kg dan bergerak dengan kecepatan v
dengan v < c, maka momentum elektron:
m0 v
pe = v2
1−
c2
(0,6 c )2
= 20 1 −
c2
= 20 1 − 0, 36
= 20 0, 64
= 20(0,8) = 16 tahun
Jadi, saat kembali dari misi:
Umur Rama = 25 + 16 = 41 tahun
Umur Sinta = 20 + 20 = 40 tahun
146 Relativitas
5. V0 = r03
= (9 × 10–2 m)3
= 729 × 10–6 m3
m = r0V0
= (3.000 kg/m3)729 × 10–6 m3
= 218.700 kg × 10–6
= 2,187 kg
v2
r = r0 1 −
c2
(0,6 c )2
= (9 × 10–2 m) 1 −
c2
= (9 × 10–2 m) 0, 64
= 7,2 × 10–2 m
V = r0 r0 r
= (9 × 10–2)(9 × 10–2)(7,2 × 10–2)
= 5,832 × 10–4 m3
m
r = v
2,187 kg
=
5, 832 × 10 −4 m 3
= 3.750 kg/m3
Jadi, massa jenis kubus menurut ilmuwan di bumi 3.750 kg/m3.
7. ET = mc2
= 0,1(3 × 108)2 J
= 9 × 1015 joule
Jumlah keluarga
ET
n =
En = 1
9 × 1015
= 3, 6 × 107
= 2,5 × 108 keluarga
Jadi, jumlah keluarga sebanyak 2,5 × 108 keluarga.
v2 1
=
c2 v2
1−
c2
2
⎛ Δt0 ⎞ v2
⎜ ⎟ =1–
⎝ Δt ⎠ c2
2 2
⎛v⎞ ⎛ Δt ⎞
⎜ ⎟ = 1 – ⎜ Δt0 ⎟
⎝c⎠ ⎝ ⎠
1
v2
⎣⎢(
= ⎡ 1 − ⎛⎜ Δt0 ⎞⎟ ⎤ c2
⎝ Δt ⎠ ⎥ ⎦
2
)
1
⎣⎢ (
v = ⎡ 1 − ⎛⎜ Δt0 ⎞⎟ ⎤ c
⎝ Δt ⎠ ⎥ ⎦
2
)
1
⎣⎢ (
v = ⎡ 1 − ⎛⎜ 2 s ⎞⎟ ⎤ c
⎝ 86.400 s ⎠ ⎥
⎦
2
)
= 0,99c
2. Massa Zarah menjadi 3 kali massa diamnya. Berapakah kelajuan Zarah
tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: m = 3m0
Ditanyakan: v
Jawab:
m 1
mo =
v2
1−
c2
2
⎛ m ⎞ 1
⎜ ⎟ = v2
⎝ mo ⎠ 1−
c2
2
⎛ m ⎞ v2
⎜ ⎟ =1–
⎝ mo ⎠ c2
v2 mo 2
=1–
c2 m2
mo 2
v 2 = (1 – )c2
m2
mo 2
v= 1− c2
m2
148 Relativitas
mo 2
v= 1− c
9mo 2
1
= 1− c
9
8
= c
9
2
= 2c
3
2. Pengayaan
Teori Relativitas Einstein
Albert Einstein merupakan seorang ilmuan fisika yang lahir pada tahun 1879
di Ulm, Jerman. Einstein dianggap sebagai ilmuan paling berpengaruh abad ini
dengan teori relativitas yang dicetuskannya. Teori relativitas, mencakup dua teori
yaitu relativitas khusus dan relativitas umum.
1. Relativitas Khusus
Relativitas khusus diperkenalkan terlebih dulu pada tahun 1905 melalui
makalah yang berjudul ”On the Electrodynamics of Moving Bodies”. Relativitas
khusus adalah teori struktur ruang-waktu. Sebenarnya waktu mutlak yang
selalu tetap seperti yang diungkapkan oleh Newton adalah tidak ada. Waktu
juga bersifat relatif, besarnya waktu yang dibutuhkan tergantung besarnya
kecepatan benda bergerak. Waktu merupakan salah satu komponen koordinat
yang tak terpisahkan, sehingga tercipta konsep ruang-waktu yang berdimensi
4 (x, y, z, t).
Relativitas khusus didasarkan pada dua postulat yang bertentangan dalam
mekanika klasik.
a. Hukum-hukum fisika adalah sama bagi seluruh pengamat dalam gerak
seragam relatif terhadap satu sama lain (prinsip relativitas).
b. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah sama untuk semua
pengamat, terlepas dari gerak relatif mereka atau dari gerakan sumber
cahaya.
Teori yang dikemukakan Einstein telah berhasil dibuktikan dengan berbagai
eksperimen, misalnya dalam percobaan Michelson-Morley yang mendukung
postulat 2. Akibat teori relativitas khusus, beberapa besaran untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan mendekati cahaya mengalami beberapa peristiwa
berikut ini.
a. Dilatasi waktu: peristiwa pengembangan waktu menurut pengamat yang
bergerak.
b. Kontraksi panjang: penyusutan panjang suatu benda menurut pengamat
yang bergerak.
c. Kesetaraan massa-energi: E = mc2, energi dan massa adalah setara dan
transmutable.
d. Kecepatan maksimum terbatas: tidak ada garis objek, pesan atau bidang
fisik dapat melakukan perjalanan lebih cepat dari kecepatan cahaya dalam
ruang hampa.
150 Relativitas
d. Massa berputar ”menyeret sepanjang” ruang-waktu, fenomena yang
disebut frame-dragging.
e. Alam semesta sedang berkembang, dan bagian-bagian yang jauh dari itu
bergerak menjauhi kita lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Beberapa pembuktian relativitas umum
a. Melengkungnya Lintasan Cahaya oleh Medan Gravitasi
Cahaya yang berasal dari bintang yang sangat jauh dan terdeteksi
oleh teleskop di permukaan bumi mungkin mengalami fenomena ini.
Apalagi ketika cahaya itu melintas berdekatan dengan matahari. Gravitasi
matahari yang cukup besar oleh Einstein diprediksikan membelokkan
cahaya sejauh 1,75 detik arc. Satu detik arc sama dengan satu per per tiga
ribu enam ratus derajat. Di antara tahun 1969 sampai 1975 sebanyak dua
belas pengamatan dilakukan menggunakan gelombang radio dan
menghasilkan pengukuran dengan ketelitian satu persen dibanding
dengan prediksi Einstein.
b. Gerak Presisi Perihelion Planet Merkuri
Sesuai dengan hukum gerak dan teori gravitasi universal Newton,
setiap planet akan bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan orbit
elips. Posisi terdekat dan terjauh sebuah planet dari matahari dalam
lintasan tersebut masing-masing dikenal sebagai perihelion dan apehelion.
Jika hanya satu planet yang mengelilingi matahari, lintasan elips tadi tidak
akan berubah. Akan tetapi karena ada lebih dari satu planet dalam tata
surya, planet-planet lain juga memberikan pengaruh gravitasinya yang
relatif kecil kepada salah satu planet. Akibatnya orbit sebuah planet dalam
tata surya kita tidaklah statis melainkan bergerak berputar (berpresisi)
terhadap Matahari.
Dari pengamatan yang dilakukan bertahun-tahun, titik perihelion
planet merkuri mengalami total presisi sejauh 574 arc detik setiap satu
abad. Namun, teori gravitasi Newton hanya memberikan 531 arc detik. Itu
berarti masih ada perbedaan sebanyak 43 arc detik. Tidak sedikit alasan
yang diajukan untuk menjelaskan angka 43 arc detik ini, tetapi tidak ada
yang berhasil menyempurnakan prediksi dengan teori gravitasi Newton
ini. Namun dengan teori gravitasinya, Einstein sanggup menjelaskan
perbedaan 43 arc detik dan dengan demikian menghasilkan angka yang
sesuai dengan data astronomi lapangan.
3. Pergeseran Warna Merah
Ketika seberkas sinar kehilangan sebagian energi, panjang gelombangnya
berubah menjadi lebih panjang sehingga mengakibatkan warna cahaya tersebut
akan bergeser ke arah warna merah. Fenomena ini disebut pergeseran warna
merah akibat medan gravitasi.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
2. KD 3.6 dan KD 4.6 Tes Unjuk Kerja Penilaian Unjuk Kerja Format 6–8
dan Rubrik
J. Rangkuman
1. Materi-materi yang diajarkan dalam Bab Relativitas menuntut siswa mampu
mengubah pandangan fenomena fisika secara klasik. Guru harus berhasil
memberikan prespektif yang baru bahwa fenomena di alam semesta dapat
diselesaikan dengan konsep relativitas.
2. Kegiatan-kegiatan dalam Bab Relativitas adalah sarana visualisasi bagi siswa
sehingga membantu siswa memahami konsep baru yang jauh dari prinsip-prinsip
klasik.
152 Relativitas
Materi yang Dipelajari
• Konsep Foton
• Efek Fotolistrik
• Sinar X
• Efek Compton
• Menjelaskan prinsip kerja printer laser. • Melakukan studi eksplorasi tentang radiasi
• Menjelaskan prinsip kerja sensor cahaya, benda hitam.
sel surya, dan mesin fotokopi. • Melakukan studi eksplorasi efek fotolistrik.
• Mendiskusikan penerapan sinar X dalam • Melakukan studi eksplorasi penggunaan
kehidupan manusia. sinar X.
A. Pendahuluan
Fisika kuantum menjelaskan fenomena fisika berskala kecil seperti radiasi dan
interaksi radiasi dengan materi. Dalam bab ini terdiri atas konsep foton, efek fotolistrik,
dan sinar X. Subbab pertama membahas tentang radiasi benda hitam, hukum Pergeseran
Wien, dan teori Kuantum Planck. Sementara itu, pada subbab kedua membahas konsep
efek fotolistrik dan penerapan efek fotolistrik. Adapun subbab ketiga membahas
tentang sinar X dan efek Compton.
Foton diaplikasikan pada laser, sedangkan sinar X diaplikasikan untuk bidang
kesehatan khususnya pemeriksaan kondisi tulang. Ketika radiografer menembakkan
sinar X akan diperoleh hasil foto rontgen. Hasil foto rontgen tersebut dianalisis dokter
untuk mengetahui kondisi tulang. Padahal tulang di dalam tubuh kita tidak dapat
dilihat mata secara langsung. Dengan menggunakan bantuan sinar X, seseorang dapat
melihat kondisi tulang. Pada proses pembelajaran, siswa diharapkan bersikap jujur
dalam mendeskripsikan hasil pengamatan, bertanggung jawab, berkomunikasi
dengan baik saat menyampaikan kesimpulan, dan disiplin dalam melakukan kegiatan.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.8 Menganalisis secara kuali- • Dicapai melalui kegiatan • Menjelaskan konsep foton.
tatif gejala kuantum yang pembelajaran di labora- • Menjelaskan fenomena
mencakup sifat radiasi torium, di kelas, dan di luar efek fotolistrik beserta
benda hitam, efek fotolistrik, kelas melalui kegiatan Mari aplikasinya.
efek Compton, dan sinar X Bereksplorasi dan Tugas • Menjelaskan terjadinya
dalam kehidupan sehari- Mandiri sehingga peserta sinar X.
hari. didik mampu memahami
tentang fenomena kuantum.
4.8 Menyajikan laporan tertulis • Dicapai dengan melakukan Menyajikan laporan hasil
dari berbagai sumber kegiatan Mari Bereksplorasi pengamatan dari kegiatan
tentang penerapan efek dan Tugas Proyek. yang berhubungan dengan
fotolistrik, efek Compton, penerapan efek fotolistrik dan
dan sinar X dalam sinar X dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari. sehari-hari.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep foton dan fenomena efek fotolistrik dengan melakukan
kegiatan eksplorasi efek fotolistrik;
2. menjelaskan aplikasi dari fenomena efek fotolistrik dengan mengerjakan tugas yang
berhubungan penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan manusia;
3. menjelaskan terjadinya sinar X dengan melakukan kegiatan eksplorasi tentang
penggunaan sinar X.
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Foton
2. Efek Fotolistrik
3. Sinar X dan Efek Compton
⎛1 1⎞
3.
EA
=
nhc( 1
λA
1
− λ′
A
) = ⎜⎝ −λ⎟
λ
2 ⎠
=
1
EB
nhc (
1
λB
1
− λ′
B
) ⎛⎜ 1 1⎞
λ − λ⎟
4
⎝5 ⎠
EB = 4E
5. Berdasarkan spektrum kontinu bremsstrahlung terlihat bahwa
panjang gelombang minimum logam L1 dan logam L2 berbeda
sehingga dapat dikatakan besar tegangan pemercepat (V) yang
dipakai berbeda. Berdasarkan panjang gelombang minimum λmin
logam L1 < λmin logam L2 sehingga V1 dan V2 ditunjukkan dalam
gambar berikut.
Kα
L1
Kβ
L2
λmin 2
λ
λmin 1
hc
eV = λ + Ek
2(2 × 10 −16 )
v2 =
9,11 × 10 −31
v = 2,1 × 107 m/s
Jadi, laju akhir elektron sebesar 2,1 × 107 m/s.
J. Penilaian
Tabel 8.2 Penilaian Pembelajaran
2. KD 3.8 dan KD 4.8 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik dan Format 6–8
Tes Unjuk Kerja
K. Rangkuman
1. Materi tentang konsep dan fenomena kuantum menggunakan metode pembelajaran
Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery, dan Inquiry. Guru sebaiknya
memberikan buku alternatif lain untuk memperkaya pengetahuan siswa. Selain itu,
guru sebaiknya mengajak siswa untuk membuka website yang berhubungan dengan
konsep dan fenomena kuantum.
2. Hasil yang harus dicapai adalah siswa memahami permasalahan yang berhubungan
dengan konsep dan fenomena kuantum sekaligus penerapannya.
A. Pendahuluan
Bab ke IX Teknologi Digital ini mempelajari materi yang terkait dengan sistem
digital dan penerapannya dalam kehidupan. Bab ini akan dimulai dengan
memperkenalkan pengertian dari konsep cara kerja digital kemudian masuk ke materi
tentang transmisi dan penyimpanan data. Secara ringkas dapat dijelaskan, bab ini
terdiri atas dua subbab. Subbab pertama berisi penjelasan mengenai sistem digital
sedangkan subbab kedua berisi mengenai cara kerja telepon seluler yang menjadi
salah satu teknologi penerapan digital saat ini.
Guru memberikan pelbagai contoh praktis yang terkait dengan penerapan
teknologi digital. Dalam buku ini, ditampilkan kandar kilat (flash disk) sebagai salah
satu alat yang mampu menyimpan data dan terkait erat dengan sistem digital. Tentu
bukan hanya kandar kilat yang menjadi contoh nyata dari penerapan teknologi digital.
Guru dapat mengambil contoh lain seperti cakram keras dan juga telepon seluler.
Dengan menampilkan diagram penerapan dari teknologi digital, siswa diharapkan
tertarik dan bersemangat untuk mempelajari bab ini.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.9 Memahami konsep pe- • Dicapai melalui pembelajar- • Menjelaskan konsep tek-
nyimpanan dan transmisi an di dalam kelas maupun nologi digital.
data dalam bentuk analog di luar kelas dengan • Menjelaskan konsep trans-
dan digital serta pe- kegiatan belajar mengajar misi data secara digital.
nerapannya dalam maupun kegiatan seperti • Menjelaskan konsep pe-
teknologi informasi dan Mari Bereksplorasi, Tugas nyimpanan data digital.
komunikasi yang nyata Mandiri, Bertindak Kreatif • Menjelaskan konsep tekno-
dalam kehidupan sehari- dan Review. logi telepon seluler.
hari.
4.9 Menyajikan karya hasil pe- • Dicapai setelah melakukan Menyajikan hasil dan laporan
nelusuran informasi ten- pelbagai kegiatan seperti tentang pembuatan alat trans-
tang transmisi dan pe- Mari Bereksplorasi, Tugas misi sederhana.
nyimpanan data dalam Mandiri, Bertindak Kreatif,
bentuk analog dan digital dan Tugas Proyek.
serta penerapannya dalam
teknologi informasi dan
komunikasi (misalnya
poster banner).
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep teknologi digital melalui aktivitas studi literatur untuk mengenal
teknologi digital;
2. menjelaskan konsep transmisi data dengan membandingkan beberapa alat untuk
mengenal konsep transmisi data;
3. menjelaskan konsep penyimpanan data dengan mengamati kapasitas flash disk;
4. menjelaskan konsep teknologi telepon seluler dengan membandingkan beberapa
fitur pada ponsel.
D. Materi Pembelajaran
1. Teknologi Digital dalam Transmisi dan Penyimpanan Data
2. Teknologi Telepon Seluler
2. Pertemuan II (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua akan membahas tentang materi teknologi digital dalam
proses penyimpanan data. Proses belajar dalam bagian ini dilengkapi dengan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengamati Kapasitas Flash Disk. Kegiatan
ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman siswa dalam mempelajari
materi penyimpanan data digital. Guru sebaiknya mengajak siswa untuk
melakukan kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh. Apabila siswa telah
selesai melakukan kegiatan tersebut, siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam kegiatan itu.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry, dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan pengertian
penyimpan data digital. Guru menjelaskan contoh benda-benda yang
terkait dengan penyimpan data secara digital.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengamati
Kapasitas Flash Disk. Guru meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan yang terkait dengan kegiatan tersebut.
(a) Mengamati
Mengamati sebuah flash disk dari segi bentuk dan juga
identitas kapasitasnya. Jika memungkinkan, guru dapat juga
melakukan aktivitas ini dengan hard disk portable atau
Compact Disc maupun Digital Video Disc.
(b) Menanya
Menanyakan kapasitas awal flash disk dan file yang ingin
dipindahkan.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan perubahan kapasitas flash disk setelah file
dipindahkan.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan manfaat dan keunggulan flash disk dalam
proses penyimpanan data.
4. Pertemuan IV (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan terakhir ini akan diisi dengan membahas tugas yang diberikan
pertemuan sebelumnya dan pengumpulan hasil kegiatan proyek.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Proyek
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan membahas tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
J. Penilaian
Tabel 9.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Format Penilaian
1. Kompetensi Sikap Pengamatan Sikap Penilaian Sikap Format 1–5
Spiritual dan Sikap
Sosial
2. KD 3.9 dan KD 4.9 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Unjuk Kerja
K. Rangkuman
1. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
2. Digital yaitu sebuah sistem pengkodean data menggunakan angka 1 dan 0.
3. Transmisi data adalah pengiriman (penerusan) pesan dan sebagainya dari seseorang
kepada orang (benda) lain.
4. Telepon seluler atau biasa disebut ponsel adalah sebuah alat yang mempunyai
kemampuan untuk melakukan komunikasi secara dua arah.
5. Diperlukan banyak sumber informasi baik dari buku, internet, maupun ensiklopedia
untuk memperdalam materi ini.
A. Pendahuluan
Setelah pada bab sebelumnya mempelajari mengenai Teknologi Digital, pada bab
ini akan dipelajari mengenai Inti Atom dan Iptek Nuklir. Materi tentang atom dan
teknologi mempunyai kesamaan dalam hal perkembangan ilmu yang begitu pesat.
Teknologi nuklir dapat memberikan manfaat yang besar, tetapi juga dapat meng-
hancurkan umat manusia. Bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima merupa-
kan contoh penyalahgunaan iptek nuklir yang menghancurkan umat manusia. Terjadi-
nya kecelakaan nuklir di Chernobyl dan Fukushima juga membuktikan bahaya nuklir bagi
umat manusia. Perbedaan kecelakaan nuklir di Chernobyl dan Fukushima akan dibahas
dengan tuntas pada bab ini. Meskipun demikian, iptek nuklir memberikan manfaat yang
sangat besar. PLTN yang dioperasikan dengan baik sangat mendukung terpenuhinya
energi listrik. Riset nuklir menghasilkan produk-produk yang sangat bermanfaat.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
4.10 Menyajikan laporan ten- • Dicapai setelah melaku- • Menyajikan laporan hasil
tang sumber radioaktif, kan pelbagai kegiatan diskusi reaktor nuklir dan
radioaktivitas, peman- seperti Mari Bereksplorasi, kecelakaan nuklir.
faatan, dampak, dan Tugas Mandiri, Bertindak • Menyajikan laporan hasil
proteksinya bagi kehidup- Kreatif, dan Tugas Proyek diskusi pengolahan limbah
an. yang terkait dengan pem- radioaktif.
bahasan mengenai Inti • Membuat kliping hasil
Atom dan Iptek Nuklir. riset nuklir.
• Membuat makalah peman-
faatan radioaktivitas dalam
teknologi dan masyarakat.
• Membuat laporan efek
radiasi bagi tubuh menusia.
D. Materi Pembelajaran
1. Karakteristik Inti Atom
2. Radioaktivitas
3. Iptek Nuklir
4. Dampak dan Proteksi Radiasi
Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Gambar 10.1 Struktur atom
Adapun elektron bergerak mengelilingi inti.
Oleh karena massa elektron jauh lebih kecil daripada massa proton dan neutron,
massa atom mendekati massa inti atom.
Defek massa dikonversi menjadi energi ikat inti sehingga proton dan neutron
tetap berada di dalam inti.
Ditinjau dari nomor atom, nomor massa, dan jumlah neutronnya, atom
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok.
1) Isotop, yaitu unsur-unsur yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki
nomor massa berbeda. Contoh: 6C12, 6C13, dan 6C14
2) Isobar, yaitu unsur-unsur yang memiliki nomor massa sama, tetapi memiliki
nomor atom berbeda. Contoh: 88Re288 dan 90Th288, 6C14 dan 7N14, 6C13 dan
13 18 18 24 24
7N , 8C dan 9F , 11Na dan 12Mg .
3) Isoton, yaitu unsur-unsur yang memiliki jumlah neutron (A – Z) sama,
tetapi memiliki nomor atom berbeda. Contoh: 6C13 dan 7N14, 38Sr88 dan
89 3 4 7 9
39Y , 1H dan 2He , 3Li dan 5B .
Tidak setiap gabungan proton dan neutron membentuk inti atom stabil
(mantap). Stabilitas inti atom ditentukan oleh perbandingan antara jumlah
proton dan neutron.
1) Inti Ringan (Z ≤ 20)
N
Inti ringan stabil jika N = Z atau Z
= 1,00. Inti tidak stabil jika N ≠ Z
N
atau Z
≠ 1,00. Contoh inti ringan yang stabil yaitu 5B10, 7N14, 10Ne20, dan
Mg24.
12
b. Reaksi Fusi
Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan beberapa inti ringan menjadi
inti yang lebih berat yang disertai pemancaran energi. Reaksi fusi
merupakan reaksi yang terjadi pada bintang (matahari) dan bom hidrogen.
Reaksi fusi hanya dapat terjadi dalam keadaan suhu sangat tinggi, yaitu
sekitar 108°C. Contoh reaksi fusi adalah penggabungan inti 1H 2 dengan
1
H 2 yang menghasilkan 2He3 dan neutron. Reaksinya sebagai berikut.
1
H 2 + 1H 2 → 2He3 + 0n1 + energi
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan ketiga bertujuan agar siswa dapat menjelaskan
reaksi inti pada bom atom dan bom hidrogen.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Tanya Jawab, serta
Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mempersiapkan Tugas Mandiri: Bom Atom dan
Bom Hirogen.
b) Kegiatan Inti
(1) Diskusi informasi tentang reaksi inti pada bom atom dan bom
hidrogen.
(2) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada fitur Bertindak
Kreatif.
(3) Guru membahas soal-soal Review subbab A.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran kemudian meminta siswa mempelajari
subbab Radioaktivitas.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan kelima bertujuan agar siswa dapat menjelaskan
peluruhan radioaktif dan sinar-sinar yang dihasilkan. Kegiatan pembelajaran
berupa pengamatan peluruhan inti yang dilanjutkan dengan diskusi informasi
di dalam kelas.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menjelaskan sejarah ditemukannya radioaktivitas oleh Henri
Becquerel.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Peluruhan Radioaktif dan Sinar-Sinar yang Dihasilkan.
Arahkan siswa agar terbuka dan kritis dalam berdiskusi. Guru
mengawasi proses diskusi kelompok dan melakukan penilaian
sikap pada tiap-tiap siswa.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan keenam melanjutkan penjelasan peluruhan
radioaktif.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, serta Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membahas Tugas Mandiri: Detektor Nuklir.
b) Kegiatan Inti
(1) Diskusi informasi tentang aktivitas radioaktif, peluruhan inti,
waktu paruh, dan umur rata-rata unsur radioaktif.
(2) Guru memberikan contoh soal dan pembahasannya.
(3) Diskusi kelas membahas Tugas Mandiri: Deret Radioaktif,
kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan pada fitur
Bertindak Kreatif.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran kemudian meminta siswa mengerjakan
Review subbab B.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Detektor Nuklir
Partikel-partikel radioaktif tidak dapat dilihat oleh mata tetapi sangat
berbahaya. Alat pendeteksi partikel-partikel radioaktif disebut detektor
radiasi atau detektor nuklir. Beberapa di antaranya dijelaskan di bawah ini.
a. Tabung Geiger-Muller
Tabung Geiger-Muller (GM counter) dalam batas-batas tertentu
dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi alfa, beta, dan gamma
tanpa memerlukan penguatan tinggi.
9. Pertemuan IX (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan ini berupa diskusi tentang dampak dari proteksi
radiasi. Guru meminta siswa untuk melakukan Tugas Mandiri berupa studi
literatur tentang bahaya radiasi bagi tubuh..
I. Penilaian
Tabel 10.3 Penilaian Pembelajaran
2. KD 3.10, KD 4.10 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Tes Unjuk Kerja
A. Pendahuluan
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah baik berupa sumber energi
terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan. Saat ini, energi listrik adalah energi
yang paling berperan dalam kegiatan manusia. Sumber energi listrik diperoleh dengan
peran energi fosil sebagai bahan bakar. Masalah yang timbul saat ini adalah ketersediaan
bahan bakar fosil yang sudah menipis serta dampak yang ditimbulkan memengaruhi
lingkungan dan kesehatan.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
D. Materi Pembelajaran
1. Sumber Energi dan Penggunaannya
2. Solusi terhadap Keterbatasan Energi
Minyak bumi – ✔
Air ✔ –
Angin ✔ –
Bensin – ✔
Panas bumi ✔ –
Batu bara – ✔
Nuklir – ✔
Biomassa ✔ –
Penerangan rumah di siang hari Buka jendela dan pasang genteng kaca.
Biogas Memasak
4. Pertemuan IV (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Siapkan materi yang berhubungan dengan tugas-tugas siswa sebagai
bahan diskusi. Siapkan juga media presentasi yang dibutuhkan siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Discovery, dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, dan Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Minta siswa menyiapkan tugas yang diberikan pada pertemuan
selanjutnya. Pilihlah tugas terbaik dan berikan apresiasi kepada siswa
tersebut.
5. Pertemuan V (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru sebaiknya menyiapkan juga data yang berkaitan dengan
penggunaan energi di daerah.
2. KD 3.11, KD 4.11 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 6–8
dan Tes Unjuk Kerja
K. Rangkuman
1. Materi ini membutuhkan banyak referensi baik dari buku, artikel internet, maupun
ensiklopedia.
2. Guru sebaiknya menyediakan media pembelajaran yang tidak monoton sehingga
materi dapat diserap dengan baik. Media yang dapat digunakan berupa gambar
ataupun video yang menunjang.
3. Semua kegiatan yang dilakukan siswa diharapkan dapat membentuk kepribadian
siswa yang peduli terhadap keterbatasan energi di Indonesia sehingga siswa bisa
memberikan ide dan gagasan terkait permasalahan ini.