Anda di halaman 1dari 285

A.

Pendahuluan
Diberlakukannya Kurikulum 2013 berdampak pada pola penyajian buku teks
pelajaran. Buku Guru Fisika Kelas XI untuk SMA/MA ini merupakan buku yang tidak
dapat dipisahkan dari Buku Siswa Fisika Kelas XI untuk SMA/MA. Buku Guru ini
disusun untuk membantu guru dalam mengoperasionalkan buku siswa. Dengan
demikian, dalam Buku Guru Fisika Kelas XI untuk SMA/MA sebagian besar berisi
petunjuk guru dalam mengajar menggunakan Buku Siswa, proses pembelajaran, dan
teknik penilaiannya.
Dalam buku siswa terdapat beberapa kegiatan yang mengajak siswa untuk
terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya membaca materi melainkan
mampu mengontruksi dan merefleksi materi yang sudah dipelajari. Adapun isi
kegiatan yang terdapat dalam buku siswa sebagai berikut.
1. Mari Bereksplorasi
Kegiatan ini berupa kegiatan sederhana yang dilakukan di kelas secara
berkelompok. Kegiatan ini bisa memiliki prosedur atau siswa yang merancang
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan ini ada proses mengamati,
menanya,
mendiskusikan, mengambil kesimpulan, dan mengomunikasikan.
2. Tugas Mandiri
Kegiatan ini dilakukan di rumah secara individu maupun kelompok. Jika ada
tugas yang memerlukan pengawasan orang tua, guru sebaiknya mengirimkan
pemberitahuan kepada orang tua untuk mengawasi kegiatan siswa di rumah.
3. Mari Bereksperimen
Kegiatan ini berisi eksperimen yang membutuhkan waktu panjang dan
dilakukan secara berkelompok di laboratorium. Kegiatan ini mengandung
prosedur
yang jelas dan dikehendaki laporan resmi dari siswa secara individu.
4. Review
Berisi soal untuk mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Soal
berupa uraian yang bisa dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
5. Apresiasi Ilmuwan
Berisi ulasan tentang ilmuwan yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari. Di ulasan tersebut dijelaskan tentang jasa-jasa ilmuwan dan sikap yang
perlu dicontoh oleh siswa agar berhasil mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
6. Bertindak Kreatif
Berisi tindakan kreatif yang dapat dilakukan siswa sebagai penerapan dari
materi yag telah dipelajari. Di bagian ini bisa berupa pertanyaan yang memicu
siswa untuk berpikir lebih lanjut atau berupa penerapan dari materi yang telah

1 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas 1


XI
dipelajari. Fitur ini dapat juga digunakan sebagai refleksi pembelajaran. Guru
dapat
mengajak siswa berdiskusi mengenai kemungkinan-kemungkinan jawaban pada
fitur ini untuk membuka pemikiran siswa.

2 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas 2


XI
7. Tugas Proyek
Tugas ini dikerjakan secara berkelompok dan waktu pengerjaannya lebih dari
satu minggu. Hasilnya bisa berupa alat, makalah, maupun skema suatu alat. Jika
kegiatan ini mengharuskan siswa melakukan kunjungan ke suatu tempat,
sebaiknya
guru memberitahukan kepada orang tua agar ikut memantau kegiatan yang
dilakukan siswa.
8. Evaluasi
Berisi soal pilihan ganda dan uraian sebagai latihan di akhir bab. Soal ini bisa
digunakan sebagai latihan sebelum diadakan ulangan harian. Jika guru ingin
membuat soal sendiri, guru dapat melihat soal di fitur ini kemudian
mengubahnya
menjadi soal bentuk lain. Sebagai contoh soal berikut.
Komidi putar berjari-jari 2 m diputar dengan sebuah tali yang dililitkan
mengelilinginya dan ditarik. Jika gaya 31,4 N yang diberikan pada tali selama
10 s membuat satu putaran penuh, momen inersia komidi putar sebesar . . . kg
m2.
a. 500
b. 628
c. 1.000

Soal di atas menghendaki momen inersia komidi putar. Persamaan yang


FR dan α dapat dicari dengan persamaan θ = 1 t 2.
digunakan adalah I = α
α 2
Guru dapat membuat beberapa soal dari kasus ini. Besaran yang ditanyakan
dapat diganti dengan gaya yang diberikan, jari-jari komidi putar, percepatan
sudut,
waktu untuk membuat satu putaran penuh, dan kecepatan sudut. Salah satu
variasi
soal yang mungkin sebagai berikut.

Komidi putar berjari-jari 2 m diputar dengan sebuah tali yang dililitkan


mengelilinginya dan ditarik. Gaya F yang diberikan pada tali selama 5 s
membuat satu putaran penuh sehingga momen inersia komidi putar sebesar
500 kg m2. Nilai gaya F sebesar . . . N.
a. 31,4
b. 62,8
c. 125,6

9. Refleksi
Merupakan bentuk refleksi secara global yang menghubungkan
kesempurnaan
ciptaan Tuhan dengan buatan atau hasil karya manusia yang tidak sempurna.
Fitur ini menghubungkan sisi afektif terhadap penerapan materi yang dipelajari.
10. Penilaian Diri
Berupa lembar ceklist sebagai ukuran siswa dalam memahami materi yang
telah
dipelajari dalam satu bab. Guru dapat memeriksa penilaian diri setiap siswa.
Tawarkan beberapa solusi bantuan kepada siswa yang memiliki kekurangan
dalam
memahami materi yang dipelajari.
Buku Guru Fisika Kelas XI memuat dua bagian utama yaitu bagian pertama
berupa petunjuk umum pembelajaran dan bagian kedua berupa petunjuk teknis
pembelajaran. Sistematika buku guru dengan susunan sebagai berikut.

I. Petunjuk Umum Pembelajaran

A. Pendahuluan
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran
Fisika
C. Tujuan Pembelajaran
D. Strategi, Metode, dan Media
Pembelajaran Fisika
E. Media dan Proses Pembelajaran
F. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar Fisika
G. Kompetensi dan Materi Pokok
dalam Fisika

Dengan sistematika penyajian seperti dicantumkan di atas diharapkan buku ini


dapat membantu guru mengantarkan peserta didik meraih kompetensi yang
diharapkan, baik kompetensi lulusan maupun kompetensi inti.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMA/MA
Dimensi

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Kompetensi Inti Kurikulum 2013 untuk SMA/MA


Kurikulum ini memuat kompetensi (1) Kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial,
(3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan
sebagai berikut.

Kompetensi Inti 3

Kompetensi Inti 4
Pembelajaran merupakan proses pengembangan potensi dan pembangunan
karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan sebagai bekal hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia.
Peran keluarga sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga tidak dapat
sepenuhnya digantikan oleh sekolah. Hal ini karena keluarga merupakan tempat
pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, keterjalinan, keterpaduan, dan
konsistensi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan
diperjuangkan secara terus-menerus karena tripusat pendidikan tersebut sekaligus
menjadi sumber belajar yang saling menunjang.

B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika


Fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Fisika yang merupakan bagian dari sains,
memiliki karakteristik yang sama dengan sains lainnya. Sebagai sains, fisika lahir dan
berkembang melalui pengamatan dan eksperimen yang merupakan langkah-langkah
dalam kerja ilmiah. Semua materi diajarkan kepada siswa melalui pendekatan ilmiah
(scientifc ap- proach), dalam hal ini siswa lebih banyak diarahkan kepada ”mencari
tahu” bukan
”diberi tahu”.
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran Fisika untuk kelas XI SMA/MA
(Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam) memuat materi-materi berikut.
1. Keseimbangan benda tegar dan dinamika rotasi.
2. Elastisitas bahan dan persamaan hukum Hooke.
3. Hukum-hukum pada fluida statis dan penerapannya.
4. Hukum-hukum pada fluida dinamis dan penerapannya.
5. Konversi suhu, pemuaian zat, kalor, dan perpindahan kalor.
6. Persamaan keadaan gas ideal dan teori kinetik gas ideal.
7. Hukum-hukum termodinamika dan penerapannya.
8. Gelombang mekanik.
9. Persamaan pada gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
10. Persamaan yang digunakan pada fenomena dan cahaya.
11. Alat-alat optik dan persamaan yang digunakan.
12. Gejala pemanasan global.

C. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2013 dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran Fisika
SMA/MA sebagai berikut.
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan,
keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagat raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya.
2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
4. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain.
5. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis.
6. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.

D. Strategi, Model, dan Media Pembelajaran Fisika


Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Fisika
Kurikulum 2013 sebagai berikut.
1. Strategi dan Model Discovery dalam Pembelajaran Fisika
Sesuai dengan ruang lingkup fisika dan perkembangan usia siswa SMA,
pembelajaran fisika yang baik seharusnya menggunakan model pembelajaran
yang menekankan pembelajaran melalui pengamatan langsung,
menginterferensi, dan mengomunikasikan hasil pengamatan. Pembelajaran
semacam itu dikenal dengan model discovery.
Model discovery (penemuan terbimbing) adalah proses mental yang
mengharuskan siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Model
ini menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa ketika
diperlukan. Dalam model ini siswa didorong untuk berpikir sendiri, sehingga
dapat
”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah
disediakan oleh guru. Seberapa jauh guru memberi bimbingan kepada siswa,
tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.
Dalam rangka menemukan sendiri suatu prinsip atau konsep, guru dapat
berperan sebagai motivator. Dalam aksinya, guru dituntut dapat memberi kail
kepada siswa bukan memberi ikan. Dengan cara demikian, kegiatan
pembelajaran akan menjadi kegiatan yang bermakna bagi siswa dalam rangka
”menemukan” pengetahuan. Contoh kegiatannya sebagai berikut.
Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
A. Pendahuluan Ukurlah suhu air dingin.
Kegiatan ini dilakukan untuk m3 = m1 + massa air dingin
menentukan kalor jenis bahan. Pada m3 – m1 = massa air dingin
praktikum ini menggunakan air 4. Catatlah kalor jenis bahan
panas. Hati-hati saat menuangkan kalorimeter dan kalor jenis
air panas agar tidak mengenai bahan pengaduk.
bagian tubuh. Saat memegang gelas 5. Ikatlah kubus logam
beker yang berisi air panas, mengguna- kan benang dan
gunakan bahan pelindung agar masukkan ke dalam air yang
tangan tidak panas. Sebaiknya sudah mendidih di gelas beker.
tidak mengguna- kan korek api Setelah beberapa saat, ukur
untuk bermain-main. Lakukan suhu logam dalam air.
pengukuran massa dan suhu
dengan teliti sehingga hasil yang 6. Pindahkan kubus logam
didapat juga akurat. dengan cepat ke kalorimeter.
Aduklah sehingga terjadi
B. Apa yang Diperlukan? kesetimbangan, lalu catat suhu
1. Gelas beaker kesetimbangan.
2. Pembakar spiritus
3. Kalorimeter plastik D. Pertanyaan dan Diskusi
4. Kubus logam atau silinder 1. Berapa suhu kesetimbangan air
logam dan kubus logam?
5. Neraca 2. Berapa kalor jenis kubus
6. Kaki tiga logam?
7. Kasa kawat 3. Hitunglah kalor jenis dan
8. Temometer dua buah kapasitas kalor kubus logam
9. Korek api dengan persamaan kalorimeter!
4. Buatlah laporan dari kegiatan
C. Apa yang Harus Dilakukan? yang telah dilakukan. Tuliskan
1. Masukkan air ke dalam gelas laporan dengan format yang
beaker, lalu panaskan meng- telah ditentukan. Laporan
gunakan pembakar spiritus. sebaiknya memuat tujuan, alat
2. Timbanglah massa kalorimeter, bahan, cara kerja, hasil kegiatan,
pengaduk, dan kubus logam. dan kesimpulan dari kegiatan
Catatlah massa keduanya. yang telah dilakukan.
m1 = massa kalorimeter dan E. Unjuk Kreativitas
pengaduk Gantilah kubus dengan jenis logam
m2 = massa kubus logam yang lain dan yang memiliki massa
3. Masukkan air dingin ke dalam berbeda. Bandingkan dengan hasil
kalorimeter kira-kira sepertiga yang sebelumnya.
bagian, lalu timbang massanya.
Di kegiatan ini, siswa diminta merangkai alat percobaan sesuai prosedur yang
ada. Dalam metode ini siswa diharapkan dapat memperoleh data hasil percobaan dan
dapat memenuhi tujuan yang diinginkan dari percobaan. Peran guru sebagai
penyedia alat dan mengondisikan agar siswa bekerja dengan sungguh-sungguh.
Usahakan guru tidak terlalu banyak membantu siswa saat memperoleh data.
2. Strategi dan Model Inquiry dalam Pembelajaran Fisika
Sund (2009) mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas tertentu
adalah baik untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry baik untuk siswa-siswa di
kelas yang lebih tinggi. Bagi sekolah yang peserta didiknya mempunyai kemampuan
tinggi dapat menerapkan model inquiry dalam pembelajaran fisika. Inquiry adalah
kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran seharusnya guru lebih banyak mengajukan
pertanyaan open ended dan lebih banyak merangsang diskusi antarsiswa. Pertanyaan
yang open ended memiliki jawaban atau penyelesaian lebih dari satu. Pertanyaan atau
masalah jenis ini memberi ruang bagi siswa agar dapat membuat keputusan sendiri,
terbuka, kreatif, dan memberikan beberapa solusi penyelesaian. Setelah guru
mengundang siswa untuk mengajukan masalah yang erat hubungannya dengan topik
yang akan diajarkan, siswa akan terlibat dalam kegiatan inquiry.
Pada saat siswa melakukan kegiatan inquiry, guru melakukan observasi terhadap
kinerja siswa, seperti presentasi siswa di kelas, interaksi dengan teman, penggunaan
komputer, dan penggunaan alat-alat laboratorium. Guru juga mempunyai hasil kerja
siswa secara individual meliputi draft pertanyaan penelitian, kritik dari siswa lain, dan
jurnal siswa. Observasi kinerja siswa dan hasilnya merupakan sumber data bagi guru
untuk membuat inferensi pemahaman siswa tentang inquiry ilmiahnya. Contoh kegiatan
inquiry seperti berikut.

Momen Inersia Benda


1. Pengamatan
Amatilah gerak benda yang memiliki ukuran dan bentuk berbeda dengan
teliti dan cermat. Misal mengamati gerak benda berbentuk bola dan cincin
yang memiliki massa dan jari-jari yang mendekati sama.
2. Prosedur
a. Rancanglah suatu kegiatan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi gerak benda.
b. Alat dan bahan yang perlu disediakan adalah benda yang memiliki
massa
dan jari-jari yang sama tetapi bentuknya berbeda serta alat ukur
waktu.
3. Diskusi
Diasumsikan benda yang digunakan adalah bola dan cincin. Setelah
memenuhi
prosedur di atas, jawablah pertanyaan berikut.
a. Benda mana yang lebih sulit berpindah?
b. Faktor apa yang memengaruhi gerak benda
tersebut?
Lakukan diskusi bersama kelompok Anda untuk menjawab pertanyaan di
atas.
Dengarkan pendapat tiap-tiap anggota kelompok dan ungkapkan pendapat
Anda dengan bahasa yang santun.
4. Kesimpulan dan Laporan
Ambil kesimpulan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok. Usahakan tiap-
tiap anggota kelompok memiliki andil dalam pembuatan laporan. Buat laporan
dengan rapi dan teliti. Belajarlah membuah laporan dengan format yang jelas
sehingga laporan mudah digunakan untuk belajar.

Guru membahas hasil kerja siswa. Apapun hasil yang dicapai, guru tidak
boleh menyalahkan. Sikap yang tepat adalah memberi masukan dan komentar
yang membangun. Diskusikan kesulitan dan kendala dalam melakukan kegiatan
ini.
3. Strategi dan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Fisika
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai
dasar atau basis bagi siswa untuk belajar. Pada model problem based learning,
pembelajaran dimulai dengan mengajukan masalah, pertanyaan, atau teka-teki,
yang menjadikan siswa ingin belajar menyelesaikannya. Pembelajaran ini
menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang
menggunakan masalah- masalah yang tidak terstruktur, masalah-masalah dunia
nyata, atau masalah-masalah simulasi yang kompleks sebagai titik awal untuk
memulai proses pembelajaran. Para siswa memerlukan tambahan pengetahuan
baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran ini
tidak sekadar mencoba atau mencari jawaban yang sudah pasti benar. Namun,
para siswa dituntut menganalisis masalah, mengumpulkan informasi yang
diperlukan, mengenali penyelesaian yang mungkin, menilai beberapa pilihan, dan
menarik kesimpulan. Contoh kegiatan problem based learning pada buku ini dapat
dilihat pada kegiatan berikut.

Apa yang Menyebabkan Pemanasan Global?


1. Pengamatan
Pemanasan global disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut
dapat Anda amati pada gambar di bawah ini!

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 9.2 Pemanasan global
2. Prosedur
Apa yang Anda peroleh setelah mengamati gambar di atas? Catatlah hal-
hal penting dalam gambar tersebut dan berikan penjelasannya.
3. Diskusi
Setelah mengamati dan mencatat hal-hal penting dalam gambar, lakukan
diskusi dengan kelompok Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
a. Kegiatan apa yang mengakibatkan pemanasan global?
b. Mengapa kegiatan tersebut dapat mengakibatkan pemanasan global?
c. Apa yang dimaksud dengan gas rumah kaca?
d. Sebutkan beberapa contoh gas rumah kaca!
e. Apa akibat dari pemasan global?
f. Cara apa yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan global?
4. Kesimpulan dan Laporan
Catatlah hasil diskusi Anda dan buatlah menjadi makalah singkat.
Kumpulkan laporan sesuai instruksi guru Anda.

Pada kegiatan ini, siswa diminta mengamati kegiatan dalam foto/gambar.


Dari gambar yang disajikan, siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan
kemudian menarik kesimpulan. Guru hanya bertugas mengawasi siswa saat
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru juga memberi umpan balik
agar siswa dapat memperdalam pemahaman mereka tentang kegiatan yang
telah mereka lakukan.
4. Sistem dan Model Project Based Learning dalam Pembelajaran Fisika
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan
kerja proyek. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk merancang proyek dan
melakukan kegiatan investigasi. Permasalahan yang diambil sebaiknya sesuai
dengan dunia nyata. Setelah mengetahui tema tugas proyek, siswa harus
membuat perencanaan untuk menyelesaikan tugas tersebut serta mengetahui
alat dan bahan yang diperlukan untuk membantu penyelesaian proyek.
Siswa dan guru sebaiknya membuat jadwal dalam menyelesaikan proyek.
Berikan batas waktu dalam setiap pengerjaan proyek. Tugas guru adalah
memantau aktivitas siswa saat pengerjaan proyek. Setelah tugas selesai, guru
melakukan penilaian untuk mengevaluasi hasil siswa dan memberi umpan balik
tentang hasil yang sudah dicapai. Di akhir pembelajaran, siswa dan guru
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan tugas proyek. Tugas proyek pada bab ini dicontohkan sebagai
berikut.
Pelajarilah kondisi desa atau kecamatan yang dekat dengan sekolah
Anda. Catatlah kegiatan yang menurut Anda menjadi penyebab pemanasan
global. Setelah itu, rancanglah suatu program yang dapat membenahi
kegiatan di desa atau kecamatan tersebut agar dapat mengurangi pemanasan
global. Buatlah suatu program yang dapat memperbaiki kondisi lingkungan
di daerah yang Anda datangi. Program yang Anda buat sebaiknya bekerja
sama dengan pemerintah desa atau kecamatan dan pihak sekolah.
Sebagai contoh suatu daerah menjadi pusat produksi tahu. Proses
pengolahan tahu menghasilkan limbah yang mengandung gas metana. Anda
dapat merancang pengolahan limbah agar gas metana tidak tersebar ke
lingkungan dengan memanfaatkannya sebagai energi biogas.
Rancangan ini dibuat dua minggu, kemudian presentasikan ke depan
kelas. Pelaksanaan dan pantauan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
lama atau dapat dijadikan sebagai proyek sekolah.

Dalam menyelesaikan tugas ini ada kemungkinan siswa mencari data saat
hari libur atau di luar jam sekolah. Berikan surat pemberitahuan kepada orang
tua tentang kegiatan siswa dan meminta bantuan orang tua untuk ikut
mengawasi kegiatan siswa selama proyek berlangsung. Dalam contoh di atas,
siswa diminta mengunjungi suatu tempat. Ada baiknya guru memberi surat
pengantar yang meminta izin kepada pihak pemilik agar siswa dapat
memperoleh akses yang diperlukan.
5. Pembelajaran Berbasis Scientific
Dalam melaksanakan pembelajaran fisika dengan pendekatan scientifc,
metode discovery sangat tepat untuk diterapkan. Siswa dalam pembelajaran
fisika melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing),
menghubung- hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan
masalah (question- ing), dan melakukan percobaan (experimenting) atau
pengamatan lanjutan dengan menerapkan metode inquiry, serta
mengkomunikasikan hasil penelitian. Pada pembelajaran scientifc peran guru
bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.

E. Media dan Proses Pembelajaran


1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar
dan pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri
keberadaannya.
a. Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Sebagai contoh mengamati kondisi lingkungan pada pembahasan materi
tentang pemanasan global.
b. Gambar, Grafik, dan Tabel
Gambar dapat digunakan untuk menjelaskan diagram bebas benda.
Grafik dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan gaya, perpindahan,
dan usaha materi usaha dan energi. Tabel dapat digunakan untuk
membedakan titik balik dan titik seimbang pada materi gerak harmonis.
c. Laboratorium dan Peralatannya
Laboratorium digunakan untuk proses pembelajaran yang menuntut
peserta didik melakukan praktikum yang membutuhkan peralatan
laboratorium. sebagai contoh kegiatan eksperimen pada pembahasan
getaran harmonis, teori kinetik gas, dan fluida dinamis. Dalam melakukan
praktikum, keselamatan dan keamanan harus diperhatikan, baik untuk
siswa maupun lingkungan.
d. Media Elektronik (Audio,Video, dan Audio-Video)
Media elektronik, misalnya media audio-video sangat efektif untuk
menjelaskan sejumlah konsep yang sulit divisualisasikan, misalnya orbit
geostasioner dan gas ideal. Jenis media ini bisa diunduh di berbagai situs
edukasi, membuat sendiri, atau membeli paket CD pembelajaran yang
banyak dijual di pasaran.
e. Media Presentasi
Saat presentasi, siswa membutuhkan alat misal OHP, Proyektor, atau
LCD. Jika di sekolah tidak memiliki peralatan yang disebutkan, siswa
menyiapkan copy materi yang ingin disampaikan dan membagikannya ke
teman sekelas.
f. Media Internet
Sering kali kertas dalam buku tidak mampu memuat banyak informasi
karena terbatasnya halaman. Oleh karena itu, media internet menjadi senjata
ampuh untuk mengatasi kekurangan buku teks. Berbagai pengetahuan
dapat diperoleh dari beberapa situs. Namun, perlu dipastikan keamanan
internet dari penggunaan yang tidak semestinya. Jika sekolah bisa
menyediakan fasilitas internet, akan jauh lebih baik karena dapat diawasi
penggunaannya.
2. Proses Pembelajaran
Pembelajaran perlu menggunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik,
(2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Sesuai prinsip-prinsip tersebut
pembelajaran Fisika SMA Kurikulum 2013 yang sesuai adalah menggunakan
pendekatan saintifik. Pendekatan ini mempunyai tahapan 5M, yaitu mengamati,
menanya, mencoba/melakukan/eksperiman, mengasosiasikan/menalar, dan
mengomunikasikan. Penjelasan mengenai penerapan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/ eksperimen

Mengasosiasikan/ mengolah infor- masi yang sudah dikumpulkan

12 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas 12


XI
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar

Mengomunikasikan

Catatan:
Dalam melakukan kegiatan menanya seorang guru perlu memperhatikan dua
hal yang penting berikut.
a. Kriteria Pertanyaan yang Baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang
proses interaksi.
b. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan kognitif rendah
hingga tingkatan yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan
tingkatan kognitif disajikan dalam tabel berikut.
3. Panduan Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak hanya diberlakukan di
perusahaan atau industri, di sekolah pun K3 sangat penting untuk diperhatikan.
a. K3 di ruang laboratorium
1) Ruang laboratorium perlu dibangun sedemikian rupa sehingga aman
dan nyaman untuk melakukan kegiatan.
2) Di ruang laboratorium tersedia alat keselamatan kerja, misalnya tabung
pemadam kebakaran.
3) Di ruang laboratorium tersedia tempat pembuangan sampah organik,
sampah anorganik, dan limbah kimia.
4) Laboratorium perlu mempunyai tempat penyimpan alat dan bahan
yang aman.
5) Laboratorium perlu mempunyai kotak obat yang berisi obat-obatan
untuk pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja.
6) Laboratorium perlu mempunyai tata tertib yang jelas tentang
penggunaan alat, bahan, dan ruang laboratorium.
b. K3 di Ruang Kelas
1) Ruang kelas harus nyaman sebagai tempat melakukan aktivitas belajar
mengajar.
2) Setiap ruang kelas sebaiknya menyediakan tempat khusus untuk
menyimpan obat-obatan ringan untuk memberikan pertolongan
pertama saat terjadi kecelakaan kerja atau terhadap siswa yang
mengalami gangguan kesehatan ringan.
3) Alat peraga yang menempel di dinding ruang kelas harus terbuat dari
bahan yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan.
4) Alat tulis yang digunakan guru sebaiknya tidak menimbulkan
gangguan kesehatan pada siswa.
5) Media pembelajaran yang menggunakan listrik harus aman saat
digunakan. Oleh karena itu, alat listrik harus dipastikan aman sebelum
digunakan.

F. Sistem Evaluasi Pembelajaran Fisika


Penilaian hasil belajar siswa mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketiga ranah penilaian ini harus dilakukan secara berimbang agar
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan.
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap bertujuan mengetahui capaian dan membina perilaku serta
budi pekerti peserta didik sesuai butir-butir sikap dalam Kompetensi Dasar (KD)
pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1) dan Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-
2). Pada mata pelajaran Fisika, KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 dirumuskan
secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD pada
KI-2.
Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/
pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas
dari setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran
KD dari KI-3 dan KI-4. Selain penilaian oleh pendidik, dapat dilakukan penilaian
diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik. Hasil kedua penilaian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap
oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam
bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.
a. Teknik Penilaian Sikap
1) Observasi
Dalam melakukan penilain sikap diasumsikan bahwa setiap peserta
didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya
perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang
berkaitan
dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Instrumen yang
digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau jurnal.
Contoh format dan pengisian jurnal (lembar observasi) untuk penilaian
sikap sosial oleh guru mata pelajaran.

Format 1
Nama Satuan Pendidikan :...
Tahun Pelajaran :...
Kelas/Semester : . . ./. . .
Mata Pelajaran : Fisika

No. Waktu

1. 15/8/2016

2. 12/8/2016

3. 12/8/2016

4. 3/9/2016

5. 14/10/2016
Contoh jurnal penilaian sikap spiritual yang dibuat guru guru mata
pelajaran
Format 2
Nama Satuan Pendidikan :...
Tahun Pelajaran :...
Kelas/Semester : . . ./. . .
Mata Pelajaran :...

No. Waktu

1. 12/7/2016

2. 27/8/2016

3. 15/9/2016

4. 17/12/2016

5. 20/12/2016

16 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas 16


XI
Contoh jurnal penilaian sikap spiritual yang dibuat guru BK atau wali
kelas

Format 3
Nama Satuan Pendidikan : . . .
Kelas/Semester : . . ./. . .
Tahun Pelajaran : . . ./. . .

No. Waktu

1. 12/7/2016

2. 27/8/2016

3. 15/9/2016

4. 17/12/2016

5. 20/12/2016

2) Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
Contoh lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist) pada
waktu kegiatan kelompok.
Format 4
Nama :...
Kelas/Semester : . . ./. .
.
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda ✔ pada
kolom
yang sesuai dengankeadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu
guru.
No. Pernyata

Selama kegiatan kelompok, saya:

1. Mengusulkan ide kepada kelom

2. Sibuk mengerjakan tugas saya se

3. Tidak berani bertanya karena ma

4. Menertawakan pendapat teman

5. Aktif mengajukan pertanyaan den

6. Melaksanakan kesepakatan kelom

3) Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta
didik melakukan kegiatan kelompok. Setiap peserta didik diminta
mengamati/menilai dua orang temannya. Sebaliknya, dia juga dinilai
oleh
dua orang teman lainnya dalam satu kelompok.
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer
assessment) menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja
kelompok.
Format 5
Petunjuk:
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan
kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (✔) jika temanmu
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk
indikator yang kamu amati atau tanda strip (–) jika temanmu tidak
menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.
Nama Teman : 1. . . .
2. . . .
Nama Penilai : . . .
Kelas/Semester : . . ./. .
.
No. Pernya

1. Teman saya mengajukan perta

2. Teman saya mengerjakan kegia

3. Teman saya mengemukakan i

4. Teman saya memaksa kelompo

5. Teman saya menyela pembicara

6. Teman saya menjawab pertany

7. Teman saya menertawakan pen

8. Teman saya melaksanakan k

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini
berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis
dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani
berpendapat.
Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : . . .
Kompetensi Dasar:
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor
pada
kehidupan sehari-hari.
Indikator Soal:
1. Menjelaskan suhu dan alat ukur suhu.
2. Menjelaskan pengaruh suhu pada pemuaian zat padat, zat cair, dan zat
gas.
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengukur suhu dengan tepat?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemuaian zat cair?
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan (assessment of learning) dapat
dilakukan setelah proses pembelajaran, sedangkan penugasan yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat
berupapekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah atau tugas produktif lainnya.
Contoh penugasan
Format 6
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
3.8 Menganalisis karakteristik gelombang mekanik.
Indikator:
Menyelidiki karakteristik umum gelombang.
Rincian tugas:
Pergilan ke perpustakaan di sekolah Anda. Carilah buku-buku yang
membahas
tentang gelombang. Carilah informasi tentang karakteristik gelombang,
kemudian catatlah macam-macam karakteristik tersebut beserta penjelasannya.
Berdasarkan karakteristik yang Anda temukan, berilah contoh dalam
kejadian
sehari-hari yang menunjukkan gejala gelombang. Kumpulkan hasil
rangkuman
Anda, kemudian bahaslah di kelas.
Contoh rubrik penilaian laporan tugas
Mata Pelajaran : Fisika
Kriteria

Pendahuluan

Pelaksanaan

Kesimpulan

T a m p i l a n laporan

Keterbacaan
Contoh pengisian hasil penilaian tugas

No. Nama

1. AY di ayan

2. D amar

3.

Keterangan:
• Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 × 4 = 20
jumlah skor × 100%
• Nilai tugas = perolehan jumlah skor
maksimal
14
×100% = 70.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 20

d. Observasi
Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian
sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari
penilaian autentik.
Contoh format observasi terhadap diskusi kelompok
Format 7

Nama

Heri

Isna

Afi

Keterangan:
Diisi tanda cek (✔): Y = ya/benar/tepat. T = tidak tepat.
Hasil observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses
pembelajaran khususnya pada indikator yang belum muncul.
3. Penilaian Keterampilan
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan
rubrik penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan
praktik atau produk yang dihasilkan.
a. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut.
1) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat
diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkahlangkah pekerjaan yang akan diamati.
Contoh penilaian kinerja/praktik
Format 8
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
4.7 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut
presentasi hasil dan makna.
Indikator:
Siswa melakukan percobaan untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan
hukum Hooke.

Kriteria

Persiapan
(Skor maks = 3)

Pelaksanaan
(Skor maks = 7)
Kriteria

Hasil
(Skor maks = 6)

Laporan
(Skor maks = 3)

Rubrik penilaian kinerja/praktik Fisika

No. Nama

1. Adi

2. Pandu

3. Yunita

24 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas 24


XI
Keterangan:
• Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3 = 19
× 100%
jumlah skor
• Nilai tugas = perolehan jumlah skor
maksimal

Pada contoh di atas nilai tugas Adi =14 ×100% = 73,68 (dibulatkan menjadi
19
74).
Pada penilaian kinerja dapat diberikan pembobotan pada aspek yang dinilai,
misalnya persiapan 20%, pelaksanaan dan hasil 50%, dan pelaporan 30%.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, dan penyajian data.
Contoh Penilaian Proyek
Format 9
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah gejala pemanasan global
dan dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan.
Indikator:
Siswa mampu membuat karya tulis yang berisi gagasan tentang pemanasan
global dan cara penanganannya.
Rumusan tugas proyek:
Buatlah karya tulis terkait dengan kegiatan di suatu daerah yang menjadi
penyebab pemanasan global. Tulisan terkait dengan penyebab dan cara
penanganan pemanasan global pada daerah tersebut. Anda dapat mencari
materi terkait dari pelbagai sumber baik cetak maupun online. Susunlah karya
tulis itu dalam format sesuai petunjuk guru.
Contoh rubrik penilaian proyek

No. Asp

1. Perencanaan:
Latar Belakang (tepat = 3; kurang te
Rumusan masalah (tepat = 3; kuran

2. Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data/informasi (
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3;
c. Pengolahan dan analisis data (
sesuai = 1)
d. Kesimpulan (tepat = 3; kurang
No. Asp

3. Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3; ku
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaid
tidaksesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kura
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3;kurang m

Skor maksimal

Cara penilaian:
× 100%
jumlah skor
Nilai proyek = perolehan jumlah skor
maksimal

Aspek penilaian dapat diberi pembobotan, misalnya perencanaan 20%,


pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.
c. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh:
tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi
(contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung,
lukisan, dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik, atau logam.
Contoh Penilaian Produk
Format 10
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Nama Proyek : Merancang dan Membuat Teropong Sederhana
Nama Peserta Didik : . . . Kelas : . . ./. . .

No. Aspek*

1. Perencanaan Bahan

2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)

3. Hasil Produk
a. Bentuk fisik
b. Kelengkapan bahan
c. Ketahanan/keawetan

Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat


** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban
yang
diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan
skor.
d. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe
portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio
pameran. Pendidik dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh pendidik bersama peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan
peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
melalui karyanya.
Sumber: Permendikbud No 53 tahun 2015 tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013.

G. Kompetensi dan Materi Pokok dalam Fisika


1. Jenis Kompetensi di Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 terdapat istilah Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari siswa
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft
skills.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai siswa.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Pada mata pelajaran Fisika Kompetensi Dasar (KD) diorganisasikan ke
dalam empat Kompetensi Inti (KI). KI 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, KI 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial, KI 3
berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, dan KI 4 berisi KD tentang
penyajian pengetahuan.
KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. KI 1 dan KI 2
tidak diajarkan langsung (direct teaching), tetapi diajarkan secara tidak langsung
(indirect teaching) pada setiap kegiatan pembelajaran.
Penilaian untuk mengetahui keberhasilkan pembelajaran dilakukan terhadap
Kompetensi Dasar pada KI 1 sampai 4. Penilaian tertulis dan pencapaian
ketuntasan minimimal terutama pada kompetensi dasar pada KI 3 dan KI 4.
Penilaian KI 1 dan KI 2 dapat dilakukan saat proses pembelajaran. Guru dapat
menilai sikap siswa untuk mendapatkan profle sikap siswa serta memberikan
bantuan untuk mengubah sikap negatif (misalnya apatis, pasif, menyerahkan
sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain) menjadi positif. Selain
itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan siswa, baik keterampilan
berpikir maupun keterampilan psikomotorik.
2. Materi Pokok dan Alokasi Waktu
Dalam kurikulum 2013 , mata pelajaran fisika untuk kelas XI masuk dalam
struktur kurikulum peminatan dengan alokasi per minggu 4 jam tatap muka.
Pembagian alokasi waktu pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Semester 1
No. Materi Pokok

1. Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar

2. Elastisitas dan Hukum Hooke

3. Fluida Statis dan Penerapannya

4. Fluida Dinamis dan Penerapannya

5. Suhu dan Kalor

6. Teori Kinetik Gas

Jumlah

Semester 2
No. Materi Pokok

1. Termodinamika

2. Gelombang Mekanik

3. Persamaan Gelombang

4. Bunyi dan Cahaya

5. Alat-Alat Optik

6. Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Kehidupan

Jumlah

28 Petunjuk Umum Pembelajaran Buku Guru Fisika Kelas XI 29


Materi yang Dipelajari
• Dinamika Rotasi
• Keseimbangan Benda Tegar

Menjelaskan Besaran-Besaran Terkait Menjelaskan tentang Keseimbangan


Dinamika Rotasi Benda Tegar

• Menjelaskan pengaruh torsi terhadap • Mendefinisikan keseimbangan benda


gerak benda. tegar menggunakan konsep timbangan.
• Menjelaskan gerak rotasi pada gasing. • Melakukan eksperimen untuk me-
• Menjelaskan pengaruh momentum ngetahui letak titik berat benda tak
sudut pada gerak menggelinding dan beraturan.
meluncur.

Menerapkan konsep dinamika rotasi dan keseimbangan


benda tegar dalam peristiwa sehari-hari.

A. Pendahuluan
Bab I menjelaskan tentang dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar. Bab
ini terdiri atas dua subbab, yaitu subbab pertama Dinamika Rotasi yang mencakup
bahasan tentang torsi, momen inersia, momentum sudut, dan energi pada gerak
translasi
dan rotasi subbab kedua Keseimbangan Benda Tegar yang pembahasannya mencakup
syarat keseimbangan, titik berat, dan jenis-jenis keseimbangan. Dinamika merupakan
ilmu yang mempelajari gerak dengan menganalisis seluruh penyebab terjadinya gerak
tersebut. Ini berarti subbab dinamika rotasi menganalisis gerak rotasi benda dengan
memperhitungkan segala penyebabnya (misalnya torsi dan gaya yang memengaruhi).
Beberapa penjelasan pada bab ini, guru perlu mengajak siswa mengingat kembali
tentang materi hukum-hukum Newton di kelas X. Sebagai motivasi siswa, guru dapat
memberikan contoh-contoh yang menarik sehingga siswa tertarik untuk mempelajari
bab ini. Penerapan dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar dapat dilihat pada
pembangunan gedung-gedung bertingkat, pembangunan rumah tahan gempa, dan
penggunaan katrol.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mengagumi ciptaan Tuhan
dan bersyukur atas segala ciptaan-Nya yang sempurna. Misalnya, bumi berotasi
dengan kecepatan sudut tetap sehingga kita bisa menikmati siang dan malam. Jika
siswa menyadari kesempurnaan Tuhan dan menyadari dirinya hanya seorang hamba,
siswa diharapkan dapat bersyukur dan semakin bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam melaksanakan setiap percobaan,
memiliki rasa disiplin, dan tanggung jawab yang tinggi dalam setiap kegiatan.

B. KD, Cara Pendapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 1.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dal

4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. mendefinisikan momen gaya;
2. menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut
benda
tegar dalam kehidupan sehari-hari;
3. merumuskan dan menerapkan keseimbangan benda tegar menggunakan resultan
gaya dan momen gaya;
4. merumuskan dan menerapkan hukum Kekekalan Momentum pada gerak rotasi;
5. menentukan titik berat benda homogen.

D. Materi Pembelajaran
1. Besaran-Besaran Terkait Dinamika Rotasi
2. Keseimbangan Benda Tegar

30 Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Buku Guru Fisika Kelas XI 30
E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
a. Statif
b. Klem
c. Beban gantung
d. Kardus
e. Busur derajat
f. Mistar
2. Media Pembelajaran
a. OHP atau proyektor untuk presentasi
b. Animasi
c. Gambar
d. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika Kelas XI untuk SMA dan MA, Bab Momentum Sudut dan Rotasi Benda
Tegar, oleh Edi Istiyono.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam untuk Kelas XI SMA/MA, Bab Momentum
Sudut dan Rotasi Benda Tegar, oleh Hartanto dan Reza Widya Satria.
c. Fisika untuk Sains dan Teknik, Bab Rotasi Benda Kaku pada Sumbu Tetap
dan Bab Keseimbangan Statis dan Elastisitas, oleh Serway dan Jewett.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Inquiry
d. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Tanya jawab

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas subbab dinamika rotasi dengan
subpokok bahasan torsi. Guru menyiapkan alat peraga untuk melakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Pengaruh Torsi terhadap Gerak Benda dan
Mari Bereksplorasi: Apa yang Memengaruhi Gerak Gasing? Guru membagi
kelas menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan kegiatan ini. Usahakan
setiap kegiatan susunan kelompoknya berbeda.
Materi untuk Guru
Guru perlu menjelaskan kepada siswa tentang perbedaan torsi dan
usaha. Torsi memiliki satuan yang sama dengan usaha. Walaupun demikian,
guru sebaiknya memberi pengertian bahwa torsi dan usaha memiliki konsep
sangat berbeda.
Gaya dapat mengakibatkan perubahan dalam gerak linear, seperti yang
dijelaskan oleh hukum Gerak Newton II. Gaya juga dapat menyebabkan
perubahan dan gerak rotasi, tetapi efektivitas gaya itu dalam menyebabkan
perubahan ini bergantung pada gaya dan lengan momen dari gaya itu.
Gabungan inilah yang disebut torsi (Serway, Jewett, 2009).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry dan
Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan pengantar perbedaan gerak translasi dan rotasi.
Guru juga memberi penjelasan perbedaan antara kinematika dan
dinamika.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Pengaruh Torsi
terhadap Gerak Benda.
Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa dapat mengetahui
pengaruh torsi terhadap arah gerak benda. Diperlukan sikap
teliti
dan cermat dalam melakukan kegiatan ini. Selain itu, dorong
rasa
ingin tahu siswa dalam proses menanya. Dalam kegiatan
diskusi
siswa harus menghargai pendapat teman dan bekerja sama
dalam
menyimpulkan.
(a) Mengamati
Mengamati gerak batang yang diberi gaya berbeda arah.
Alternatif: Media diganti dengan mengamati gerak pintu
secara langsung dan menanyakan pengaruh gaya yang
ditimbulkan.
(b) Menanya
Menanya akibat gaya yang ditimbulkan terhadap gerak
batang.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi tentang torsi, kemudian
memprediksi gerak batang jika diberi gaya.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tentang pengaruh
gaya terhadap gerak torsi, lalu menyimpulkan hasil
kegiatan.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasilnya ke depan kelas bersama
anggota
kelompok.
(2) Siswa diminta melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Momen Inersia Benda
Tujuan melakukan kegiatan ini adalah mengetahui pengaruh
bentuk dan ukuran benda terhadap gerak suatu benda. Sikap
yang
diperlukan adalah kreatif dalam merancang kegiatan untuk
menemukan faktor-faktor yang memengaruhi gerak benda.
Siswa juga harus teliti dan kritis untuk memperoleh hubungan
antara bentuk dan ukuran benda dengan geraknya.
(a) Mengamati
Mengamati gerak benda yang memiliki ukuran dan bentuk
berbeda.
(b) Menanya
Menanyakan pengaruh bentuk dan ukuran benda terhadap
geraknya.
(c) Mengumpulkan Informasi
Membuktikan hipotesis hubungan momen inersia terhadap
kecepatan gerak benda dengan melakukan pengamatan
lebih teliti.
(d) Mengasosiasi
Menghubungkan faktor-faktor dengan gerak benda, lalu
menyimpulkan hasil kegiatan.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan bersama anggota kelompok.
Guru menilai kerja sama tiap-tiap anggota kelompok saat
menyampaikan hasil kegiatan.
Catatan: benda dapat dibentuk sendiri dengan pendekatan
bentuk
bola pejal dan cincin (silinder berongga).
c) Kegiatan Penutup
Siswa diminta belajar materi momen inersia dengan
berselancar di internet untuk mencari informasi tentang momen
inersia dan momentum sudut sebagai bahan pembelajaran
pertemuan berikutnya. Guru meminta siswa mengerjakan Tugas
Proyek untuk dibahas pada pertemuan terakhir. Kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakan 5–6 orang. Tugas
proyek yang dikumpulkan berupa modifikasi mainan dan makalah.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Pengaruh Torsi terhadap Gerak Benda
a) Batang tidak berputar saat diberi gaya yang sama pada kedua
ujungnya.
b) Arah putaran batang searah dengan ujung yang diberi gaya lebih
besar.
c) Jika gaya sebelah kiri lebih besar, maka batang berputar berlawanan
arah putaran jarum jam.
d) Semakin jauh dari titik tumpu, momen gaya semakin besar karena
lengan gaya semakin panjang. Semakin dekat dengan titik tumpu,
momen gaya semakin kecil karena lengan gaya semakin pendek.
2) Mari Bereksplorasi: Apa yang Memengaruhi Gerak Gasing?
Faktor-faktor yang memengaruhi gerak benda jika massa dan jari-
jari
yang mendekati sama adalah bentuk benda. Besaran yang memengaruhi
gerak benda adalah momen inersia. Semakin besar momen inersia,
semakin sulit benda berpindah.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan alat peraga untuk kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menggelinding dan Meluncur. Guru juga menyediakan media presentasi
yang diperlukan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan hasil berselancar di internet
tentang momen inersia dan momentum sudut.
b) Kegiatan Inti
Siswa diminta melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menggelinding dan Meluncur.
Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa dapat membedakan gerak
menggelinding dan meluncur. Siswa harus teliti saat melakukan
pengamatan sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.
(1) Mengamati
Mengamati gerak benda yang berada di lintasan licin dan
lintasan
kasar.
Alternatif strategi: diganti model inquiry agar siswa mencari
sendiri kegiatan untuk membedakan gerak menggelinding dan
meluncur.
(2) Menanya
(a) Menanyakan pengaruh lintasan terhadap gerak benda.
(b) Menanyakan energi saat benda bergerak meluncur dan
menggelinding.
(3) Mengumpulkan informasi
Mencari informasi dari berbagai sumber agar dapat memper-
kirakan hasil kegiatan. Guru memberikan beberapa buku atau
artikel yang dapat digunakan sebagai rujukan siswa.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyimpulkan
faktor-faktor yang memengaruhi gerak benda meluncur dan
menggelinding.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan bersama anggota kelompoknya.
Catatan: bentuk benda dapat diganti, misal benda yang memiliki
bentuk silinder berongga atau bola berongga untuk membuktikan
persamaan.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mempelajari materi energi pada gerak
translasi dan gerak rotasi untuk dijadikan bahan diskusi pada
pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Menggelinding dan
Meluncur
Faktor yang memengaruhi gerakan benda adalah bentuk benda, lintasan
yang dilalui, dan kemiringan lintasan. Semakin licin lintasan akan
semakin memperkecil gaya gesek sehingga benda cenderung meluncur.
Benda yang melewati lintasan kasar akan bergerak menggelinding. Kelereng
dianggap bola
g sin θ .
pejal. Hasil percobaan dapat dibandingkan dengan persamaan a =
1+ k

3. Pertemuan III (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas energi pada gerak translasi dan gerak
rotasi dan aplikasi hukum II Newton pada gerak rotasi. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk menguji siswa benar-benar belajar di rumah.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa dalam
mempelajari materi sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya pada
kasus-kasus gerak rotasi.
(2) Siswa diminta mengerjakan Review subbab A.
(3) Siswa diminta mengerjakan rubrik Bertindak Kreatif untuk
menguji analisa berkaitan dengan gerak rotasi.
c) Kegiatan Penutup
Siswa diminta mengerjakan Tugas Mandiri: Benda Tegar
sebagai
bahan diskusi pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Review Subbab A
1. Benda yang paling cepat sampai di dasar bidang miring adalah bola
berongga karena memiliki momen inersia paling besar.
2. Karena akan mengubah nilai dari lengan gayanya.
3. Gerak menggelinding memiliki energi lebih besar.
4. 18 kgm2
5. 0,1 kg m2/s

35 Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Buku Guru Fisika Kelas XI 35
2) Bertindak Kreatif
Jika helikopter hanya memiliki satu bilah, helikopter akan kehilangan
keseimbangan saat di udara. Fungsi bilah helikopter sebagai sayap
(helikopter merupakan pesawat sayap putar). Fungsi dua bilah juga
sebagai
pengatur titik berat badan pesawat putar.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang keseimbangan benda tegar
pada
subbab B. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Keseimbangan Benda Tegar.
Materi untuk Guru
Guru menjelaskan definisi benda tegar. Benda tegar adalah benda yang
tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya.
Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila
dipengaruhi
gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil,
pengaruhnya terhadap keseimbangan statis dapat diabaikan (Setya
Nurachmandani, 2009).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan Tugas Mandiri: Benda Tegar
yang telah mereka kerjakan di rumah.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memberikan pembahasan mengenai Tugas Mandiri: Benda
Tegar. Tugas ini dilakukan di luar jam pelajaran. Siswa
melakukan tugas secara individu dengan mencari informasi
dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku atau situs internet.
Hal yang perlu diperhatikan adalah keaslian dari karya siswa.
(2) Guru menjelaskan tentang syarat-syarat keseimbangan benda.
(3) Siswa diminta ke laboratorium untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Keseimbangan Benda Tegar. Guru
menekankan kepada siswa untuk teliti dalam menimbang
bahan, mengukur jarak neraca pegas dari titik tumpu, dan
panjang titik berat batang dari titik tumpu. Siswa diberikan
pengertian mengenai pentingnya jujur dan objektif dalam
mencantumkan hasil percobaan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung
keseimbangan benda tegar.
(a) Mengamati
Melakukan percobaan untuk menentukan keseimbangan
benda tegar. Melakukan pengamatan untuk memperoleh
data
yang diminta pada tabel pengamatan.
(b) Menanya
(i) Menanyakan cara memperoleh keseimbangan benda.
(ii) Menanyakan persamaan yang digunakan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari buku referensi tentang cara
menentukan keseimbangan benda tegar dan persamaan
yang digunakan.
(d) Mengasosiasi
Mengolah data hasil percobaan kemudian melakukan
analisis. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi untuk
menjawab pertanyaan sehingga dapat memperoleh
kesimpulan hasil kegiatan.
(e) Mengomunikasikan
Mengumpulkan laporan sementara hasil kegiatan.
Perwakilan siswa diminta untuk menyampaikan kesimpulan
ke depan kelas. Tiap-tiap anggota kelompok
mengumpulkan
laporan resmi pada pertemuan selanjutnya.
Catatan: Jika sekolah tidak memiliki neraca pegas, berat
benda
dapat dihitung manual dengan mengalikan massa benda
dengan kecepatan gravitasi. Nilai percepatan gravitasi yang
dianjurkan adalah 9,8 m/s2 agar mendekati akurat.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran. Tanyakan kesulitan
siswa
dan ilmu yang diperoleh pada pertemuan ini. Mintalah siswa
membaca materi selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Benda Tegar
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk
akibat
pengaruh gaya atau momen gaya. Syarat suatu benda dapat memperoleh
keseimbangan jika benda tersebut berada dalam kondisi keseimbangan
translasi dan keseimbangan rotasi. Contoh keseimbangan benda tegar
dalam kehidupan sehari-hari adalah kipas angin yang bergerak dengan
kecepatan sudut tetap, kereta bergerak dengan kecepatan tetap, dan
mobil
di garasi. Titik berat benda adalah titik tangkap resultan semua gaya
yang bekerja pada benda. Alat dan bahan: timbangan, balok (sama
tinggi) sebagai pengganjal, papan (panjang 200 cm dan lebar 40 cm).
Prosedur:
S–B
Q 2 m
P
Timbangan
Balok

Balok w
L d

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 1.1 Mencari titik berat tubuh
1. Mencari berat total badan manusia (w).
2. Mencari berat papan (B).
3. Mencari berat badan dan papan pada timbangan (S).
4. Mencari jarak d, yaitu jarak tegak lurus dari P ke w.
5. Mencari jarak L, yaitu jarak tegak lurus dari Q ke w.
Perhitungan: d × w = (S – B)L
2) Mari Bereksperimen: Keseimbangan Benda Tegar
1. Keseimbangan dapat tercapai jika gaya kali lengan gaya kiri titik
tumpu harus sama dengan gaya kali lengan gaya kanan titik tumpu.
2. Nilai momen gaya yang bekerja pada batang berubah-ubah
tergantung
posisi beban (anak timbangan) dari titik tumpu.
3. Semakin dekat jarak beban dengan titik tumpu, maka momen gaya
semakin kecil. Semakin jauh jarak beban dengan titik tumpu, maka
momen gaya semakin besar.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kelima akan dibahas titik berat setiap benda. Guru
mempersiapkan alat peraga seperti bola, dan kubus.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengondusifkan siswa dan meminta siswa mempersiapkan
buku yang berkaitan materi pada pertemuan ini.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa mempelajari tentang keseimbangan benda
menggunakan media internet (video atau animasi).
(2) Guru menekankan agar siswa tidak membuka situs yang tidak
berhubungan dengan materi yang dipelajari.
(3) Kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan di kelas dan guru
memberikan contoh soal terkait pada benda 1D, 2D, dan 3D,
serta
titik berat pada benda-benda dengan bentuk yang khas.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dan menanyakan
kesulitan siswa.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan Mari Bereksperimen:
Titik Berat. Siapkan juga media presentasi yang dibutuhkan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mempersiapkan diri menuju laborato-
rium. Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan tujuan
dari kegiatan pada pertemuan ini.
b) Kegiatan Inti
Siswa untuk melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Titik Berat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah membuktikan persamaan titik berat
benda beraturan dan menentukan titik berat benda tidak beraturan.
Diperlukan sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengukuran
saat percobaan.
(1) Mengamati
Melakukan percobaan untuk menemukan titik berat benda
beraturan dan tidak beraturan.
(2) Menanya
Menanyakan persamaan titik berat benda beraturan yang harus
dibuktikan.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mencari persamaan titik berat benda beraturan yang akan
diukur.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan dan mengolah data percobaan
bersama anggota kelompok, kemudian menarik kesimpulan dari
hasil yang diperoleh.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan mengumpulkan
laporan sementara. Setiap siswa mengumpulkan laporan resmi
yang dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Bertindak Kreatif dan
Review subbab B yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Selain itu, guru mengingatkan tentang Tugas Proyek yang akan
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen
Titik berat benda merupakan titik pusat resultan gaya-gaya yang bekerja
pada
benda. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan literatur. Titik berat segi
empat
terletak di perpotongan diagonalnya. Titik berat segitiga sama sisi terletak di
sepertiga tingginya. Titik berat lingkaran terletak di pusat lingkaran.
7. Pertemuan VII (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan lembar penilaian Tugas Proyek.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa diminta menyiapkan pekerjaan rumah mereka berupa
Bertindak Kreatif, Review subbab B, dan Tugas Proyek.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta satu orang siswa menyampaikan ide pada
kegiatan Bertindak Kreatif.
(2) Guru memberikan pembahasan kegiatan Bertindak Kreatif.
(3) Guru menunjuk lima siswa untuk menuliskan jawaban Review
subbab B di depan kelas.
(4) Guru memberikan pembahasan atas jawaban siswa yang
kurang tepat.
(5) Setiap kelompok diminta maju mempresentasikan Tugas
Proyek mereka.
(6) Guru memberikan reward kepada siswa, yaitu bagi karya
terbaik akan dijadikan inventaris laboratorium fisika.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan kepada siswa bahwa minggu depan akan
dilaksanakan kegiatan ulangan harian. Siswa diminta belajar dengan
giat dan mengerjakan soal-soal Evaluasi sebagai latihan.
c. Kunci Jawaban
1 ) Bertindak Kreatif
Keseimbangan benda tegar bermanfaat bagi pembangunan gedung-
gedung
bertingkat. Diperlukan konstruksi yang kuat agar stabil sehingga gedung
dapat berdiri dengan kokoh. Perhitungan tentang keseimbangan benda
tegar juga dapat digunakan pada pembangunan jembatan dan bangunan
yang asimetris.
2) Review Subbab B
1. Contoh titik keseimbangan benda berada di luar benda adalah pada
huruf L.
2. Gaya-gaya yang bekerja pada benda dan tali sebagai berikut.
Gaya-gaya mendatar
Fx = 0
T2y
Σ
T 2 T1x – T2x = 0
T
T1 cos 60° = T2 cos 30°
1T = 1 3 T2
T
2x 2 1 2
T1 = 3 T2 . . . (1)
w

Gaya-gaya vertikal:
ΣFy = 0
T1y + T2y – w = 0
T1 sin 60° + T2 sin 30° = mg
1 1
3 T1 + T2 = (5 kg)(9,8 m/s ) . . . (2)
2 2 2
Persamaan (1) disubstitusikan ke (2) diperoleh T2
3 1
T + 2T2
2 2 = 49 N
2T2 = 49 N
T2 = 24,5 N . . . (3)
Persamaan (3) disubstitusikan ke (1) diperoleh T1 = 24,5 3 N.
Jadi, T1 bernilai 24,5 3 N dan T2 bernilai 24,5 N.
3. Diketahui : F2 = 25 N BC = 5 dm
AC = 3 dm AB = 8 dm
Ditanyakan : F1 dan F3
Jawab:
F2 = 25 N F
1

C
A B

F3
Momen gaya searah jarum jam bernilai positif (+), sedangkan
momen gaya berlawanan arah jarum jam bernilai negatif (–).
ΣτB = 0
–F2(AB) + F3(BC) = 0
–(25 N)(8 dm) + F3(5 dm) = 0
(25 N)(8 dm)
F3 = = 40 N
5 dm
ΣτA = 0
F1(AB) – F3(AC) = 0
F1(8 dm) – (40 N)(3 dm) = 0
F1 = (40 N)(3 dm)
= 15 N
8 dm
Jadi, F1 = 15 N dan F3 = 40 N.
4.
Untuk menyelesaikan soal di atas perlu di-
z1 z2 gambar skema titik berat tiap-tiap bagian
6
I II sebagai berikut.
4
Benda I: A1 = 4 cm ; x1 = 1 cm; y1 = 5 cm
z3
2 III Benda II: A2 = 6 cm ; x2 = 6,5 cm; y2 = 5 cm
Benda III: A3 = 32 cm ; x3 = 4 cm; y3 = 2 cm
2 5 8

ΣAn xn A1 x 1 + A2 x2 + A3 x3 4(1) + 6(6 , 5) + 32( 4)3


171 cm = 4,1 cm
xcm= = = 2 =
ΣAn A1 + A 2 + A3 4 + 6 + 32 cm 42

ΣAn yn A1 y 1 + A2 y2 + A3 y3 4(5) + 6(5) + cm3 114


y =2)
32( = = 2 = cm = 2,7 cm
ΣAn A1 + A 2 + A3 4 + 6 + 32 cm 42
Jadi, koordinat titik berat benda yaitu (4,1; 2,7).
2 ) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1.

3.

5. a = 27 m/s2
7. TA = 1.000 N, TB = 800 N
9. (5; 2,75)

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Dalam kegiatan ini siswa membuat karya sederhana yang menerapkan
konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar sesuai dengan konsep yang
dipelajari dalam bab ini. Tugas proyek ini menuntut siswa menguasai konsep
dan kreatif dalam menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar.
2. Latar Belakang
Tugas ini mengasah sikap kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan
keseimbangan benda tegar dalam perkembangan teknologi. Selain itu, siswa
mengetahui manfaat mempelajari bab ini dalam kehidupan.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah mengerjakan proyek ini, siswa diharapkan memahami konsep torsi,
momen kelembaman, momentum sudut, dan keseimbangan benda tegar serta
mengaplikasikannya untuk menciptakan karya sederhana yang menerapkan
konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar. Hasil karya siswa yang kreatif
dan inovatif dapat dikembangkan dalam dunia nyata.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan secara berkelompok di luar jam pelajaran. Siswa
diberikan
kebebasan menentukan rancangan asal sesuai dengan konsep keseimbangan
benda tegar. Guru memantau perkembangan tugas proyek siswa di setiap akhir
kegiatan pembelajaran.

I. Program Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Remedial diberikan kepada siswa yang berdasarkan penilaian selama proses
belajar mengajar mendapat nilai kurang dari KKM. Remedial pada bab ini berupa
tugas portofolio, yaitu teknologi penggilingan padi. Siswa diminta datang ke
penggilingan padi untuk menyaksikan cara kerja alat penggiling padi secara
langsung. Mesin-mesin pada penggilingan padi memanfaatkan konsep torsi.
Siswa dapat melakukan wawancara cara mengatasi gangguan pada mesin
kepada ahli yang ada di situ. Tekankan kepada siswa untuk mencantumkan foto
asli untuk menghindari plagiarisme karya orang lain.
2. Pengayaan
2
Bola bermassa 5 kg berjari-jari 20 cm (I =
5
MR )
2
berada di atas bidang miring bermassa 12 kg. Lebih
M
jelas dapat dilihat pada gambar di samping.
Bola menggelinding turun tanpa selip karena θ = 30°
adanya gesekan antara bola dan bidang miring.
Hitung koefisien gesek statis minimum μs antara Sumber: Dokumen Penerbit

bidang miring dan lantai agar bidang miring tidak Gambar 1.2 Bola menggelinding
menuruni bidang miring
bergerak sama sekali!
Diagram bebas bola dan bidang miring
digambarkan sebagai berikut.

Bola m Bidang M
N f

θ Nx
fx
mg cos θ θ Nθ
mg sin θ N
y
f fy
NA
apm.tanah = am mg θ fA
mg

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 1.3 Diagram bebas bola dan bidang miring

Persamaan bola menuruni bidang miring yang melakukan gerak translasi:


ΣF = mbola abola
mg sin θ – f = mbola abola
Bola diam terhadap arah tegak lurus bidang miring sehingga ΣF = 0.
N – mg cos θ = 0
N = mbola g cos θ
Rotasi bola terhadap poros O dirumuskan:
ΣTO = IO α
2 ⎛a ⎞
fRbola = mbola R2 ⎜⎝ bol a
bola ⎟

5 bola R
2
f= mbola abatang
5
Substitusi persamaan sebagai berikut.
mbola g sin θ – ( 2 mbola abola) = mbola abola
5
5
a bola = g sin θ
7
f = 2 m( 5 g sin θ ) = 2 m( 5 g sin θ )
5 7 7 7
Komponen gaya gesek adalah fx = f cos θ dan fy = f sin θ. Komponen gaya normal
Ny = N sin θ dan Ny = N cos θ .
Pada sumbu X:
Nx – fx – fA = 0
fA = Nx – fx = N sin θ – N cos θ = 5 mbola g sin 2θ
14

Pada sumbu Y:
–fx – Nx – fA – mbatang g = 0
NA = 2 mbola g + 5 mbola g cos2 θ + mbatang g
7 7
2
4(5)g + 10(5)g cos θ + 14(12)g
=
14
(25)(0, 866) 21, 65
5
fA (5)g sin 60° 25 sin 60°
μs = NA = 14
2 = =
225, 5
=
225, 5
= 0,096
20 g + 50 g cos 30° + 168 20 + 37,5 + 168
g
14

Jadi, koefisien gesek statis minimum sebesar 0,096.

J. Penilaian
Tabel 1.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.1 dan 4.1

3. KD 3.1

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
menuntut siswa memahami konsep torsi momen inersia, momentum sudut, dan
titik berat benda. Guru harus menekankan konsep ini kepada siswa karena
konsep tersebut sangat besar.
2. Siswa mampu mengidentifikasi peristiwa terkait torsi, kecepatan sudut, dan titik
berat sebuah benda.
3. Siswa dituntut mampu memahami teknologi yang menerapkan konsep dinamika
rotasi dan keseimbangan benda tegar.
Elastisitas dan Hukum Hooke
• Elastisitas Bahan
• Hukum Hooke

Menjelaskan sifat elastisitas Menjelaskan hukum Hooke


bahan melalui pengamatan

• Membedakan benda elastis • Menjelaskan hukum Hooke


dan benda plastis melalui pada pegas
pengamatan • Menentukan konstanta
• Menjelaskan kelelahan lo- pegas berdasarkan hukum
gam melalui pengamatan Hooke melalui eksperimen
• Mendiskusikan mengenai • Mendiskusikan mengenai
tegangan, regangan, dan tetapan gaya pada benda
modulus elastisitas bahan elastis dan energi potensial
pegas

Menerapkan prinsip penjumlahan vektor


dengan pendekatan geometri

A. Pendahuluan
Jembatan Suramadu menjadi kebanggaan Indonesia. Selain kebanggaan,
jembatan ini juga menjadi salah satu contoh aplikasi dari tema elastisitas benda.
Dengan melihat jembatan ini, siswa diharapkan mempunyai ketertarikan untuk
mempelajari bab ini.
Pokok bahasan elastisitas dan hukum Hooke akan membahas perubahan bentuk
benda apabila dikenai gaya atau diberi beban. Dalam bab sebelumnya yaitu
Dinamika Partikel, telah dipelajari bahwa gaya yang dikerjakan pada benda hanya
berpengaruh terhadap gerakan benda. Akan tetapi, gaya juga dapat mengakibatkan
perubahan bentuk benda. Benda yang mengalami perubahan bentuk setelah dikenai
gaya disebut benda plastis. Adapun benda elastis akan kembali ke bentuk semula
segera setelah gaya yang diberikan kepadanya dihilangkan. Pada dasarnya, setiap
benda memiliki sifat elastis.
Benda akan berubah bentuk secara permanen apabila gaya yang diberikan melebihi
batas elastisnya. Karakteristik tiap-tiap bahan ditentukan oleh modulus elastisitasnya.
Jadi, dalam bab ini akan dibahas dengan tuntas mengenai benda-benda elastis dan
benda plastis, modulus elastisitas, serta hukum Hooke.
Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menjelaskan potensi Indonesia
untuk menghasilkan karet alam. Mintalah siswa agar melestarikan hutan di
Indonesia. Jelaskan kepada siswa bahwa benda-benda elastis terutama karet dapat
dibuat secara sintesis maupun dari karet alam. Dengan mengetahui potensi
Indonesia tersebut diharapkan siswa dapat mensyukuri dan mengagumi kebesaran
Tuhan yang telah menciptakan bahan-bahan yang sangat bermanfaat bagi umat
manusia. Wujud syukur yang dapat dilakukan siswa yaitu melestarikan hutan dan
mengembangkan pemanfaatan karet dan benda-benda elastis lain dalam produk
teknologi. Sikap ilmiah yang diharapkan dimiliki siswa yaitu siswa dapat
menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 2.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 2 Menganalisis sifat elasti- sitas bahan dalam kehidupan sehari-hari.

4 . 2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut pre- sentasi hasil dan makna.

46 Elastisitas dan Hukum Hooke Buku Guru Fisika Kelas 46


XI
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan sifat elastisitas bahan;
2. menjelaskan pengaruh tegangan terhadap perubahan bentuk benda melalui
grafik;
3. menentukan konstanta pegas melalui percobaan hukum Hooke;
4. menganalisis susunan seri dan paralel pegas berdasarkan hukum Hooke;
5. menjelaskan pemanfaatan benda-benda elastis dalam kehidupan.

D. Materi Pembelajaran
1. Elastisitas Bahan
2. Hukum Hooke

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Karet gelang
b. Benang jahit
c. Paper clip
d. Lup
e. Pegas
2. Media Pembelajaran
a. Gambar
b. Peristiwa di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika untuk Sains dan Teknik, bab Keseimbangan Statis dan Elastisitas, oleh
Serway dan Jewett.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam, bab Gaya, oleh Hartanto dan Reza
Widya
Satria.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Pemberian Tugas dan Resitasi
d. Latihan
G. Kegiatan Belajar dan Mengajar
1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan pertama bertujuan agar siswa memahami
benda-benda elastis dan benda plastis. Siswa diharapkan dapat memahami
sifat elastisitas bahan yang meliputi tegangan, regangan, dan modulus
elastisitas. Alat dan bahan yang harus dipersiapkan guru dalam pertemuan
ini antara lain karet gelang, benang jahit, paper clip, dan lup (kaca pembesar).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Demonstrasi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan tanya jawab
mengenai jembatan Suramadu agar siswa termotivasi untuk
mempelajari elastisitas bahan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Benda Elastis dan Benda Plastis.
(a) Mengamati
Mengamati kondisi karet gelang dan benang jahit ketika
diberikan perlakuan sama yaitu ditarik.
(b) Menanya
Menanyakan kondisi karet gelang dan benang jahit ketika
diberi gaya tarikan. Apa yang terjadi pada fisik kedua
benda
itu?
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan pertambahan panjang karet gelang ketika
ditarik dan kondisi ketika putus.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan penyebab terjadinya kondisi yang terjadi
pada karet gelang dan benang jahit.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan
dan dikumpulkan ke guru.
Alternatif bahan: Guru dapat menggunakan benda yang
berbeda tergantung kondisi yang paling mungkin
dilakukan.
Jika tidak ada karet gelang dapat digunakan karet ban atau
yang sejenisnya. Benang jahit dapat pula diganti benda
dengan sifat sama seperti tali yang tidak elastis.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Kelelahan Logam.
(a) Mengamati
Mengamati kondisi logam ketika diberi perlakuan seperti
yang diinstruksikan.
(b) Menanya
Menanyakan kondisi logam yang patah terkait dengan
penyebab dan juga penjelasan mengenai adanya suhu
panas
yang terjadi.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan penyebab dari suhu terjadinya panas pada
logam dan juga keterkaitan dengan materi mengenai
kelelahan logam.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan penyebab terjadinya suhu panas dan juga
penjelasan kelelahan logam.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan
dan dikumpulkan ke guru.
Alternatif bahan: Guru dapat menggunakan benda yang
berbeda tergantung kondisi yang paling mungkin
dilakukan.
Jika tidak ada penjepit kertas, siswa dapat mengganti
dengan
kawat logam yang tidak terlalu besar diameter dan
mungkin
untuk dapat dibengkokkan dengan tangan. Guru selalu
membantu siswa dalam melakukan aktivitas ini.
Melalui kegiatan ini siswa mampu membedakan benda elastis
dan plastis.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Berilah tugas siswa untuk mengerjakan
Review
subbab A secara mandiri sebagai pekerjaan rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Benda Elastis dan Benda Plastis
Karet akan bertambah panjang ketika ditarik dan akan kembali ke
bentuk semula setelah dilepaskan kembali. Benda-benda yang memiliki
sifat demikian dinamakan benda elastis. Sebaliknya, benang jahit tidak
dapat bertambah panjang seperti karet saat ditarik. Apabila ditarik terus-
menerus benang jahit akan putus. Benda yang memiliki sifat seperti
benang
jahit tersebut dinamakan benda plastis. Jadi, benda elastis adalah benda
yang akan kembali ke bentuk semula segera setelah gaya yang
dikerjakan
padanya dihilangkan. Sebaliknya, benda plastis tidak dapat kembali ke
bentuk semula setelah gaya yang menyebabkan perubahan bentuk
tersebut
dihilangkan.
Elastisitas benda memiliki batas-batas tertentu. Apabila gaya yang
diberikan pada benda elastis melebihi batas elastisnya, benda tidak dapat
kembali lagi ke bentuk semula. Dengan demikian benda mengalami
perubahan bentuk permanen. Seperti yang telah dilakukan siswa, karet
akan putus jika ditarik sekuat tenaga.
2) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Kelelahan Logam (fatigue)
Kegiatan yang telah dilakukan merupakan bukti dari kelelahan
logam
(fatigue). Ketika penjepit kertas dibengkokkan satu atau dua kali,
tegangan
yang diberikan masih dalam batas elastisnya. Akan tetapi, ketika
penjepit
kertas dibengkokkan berulang kali, penjepit akan kehilangan sifat
elastisnya sehingga mengalami perubahan bentuk yang permanen, yaitu
patah. Logam penjepit kertas menjadi panas karena tegangan yang
diberikan berulang kali menyebabkan terjadinya gesekan antarpartikel
penjepit kertas ketika berubah bentuk. Ujung yang patah terlihat
menyempit
karena tegangan yang diberikan melampaui batas elastisnya sehingga
terjadi perubahan bentuk yang permanen (deformasi plastis).
Setiap benda memiliki sifat elastis. Jalan raya dan jembatan juga
memiliki sifat elastis. Jalan raya dan jembatan akan bertahan lama
apabila
beban yang diterimanya tidak melebihi batas elastisnya. Untuk
mengawasi
beban yang melewati jalan dan jembatan, pemerintah membangun
jembatan
timbang agar kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang tidak melebihi
beban maksimumnya. Apabila kendaraan yang lewat melebihi beban
maksimum yang diperbolehkan, jalan akan cepat rusak dan berlubang
sehingga membahayakan pengguna jalan lainnya. Meskipun demikian,
kerusakan jalan dan jembatan juga dapat disebabkan oleh faktor lain
seperti
gempa bumi dan banjir. Dibangunnya jembatan timbang tersebut
merupakan hal yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah
kerusakan
jalan dan jembatan yang disebabkan oleh ulah manusia.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ke dua ini siswa menyelidiki hukum Hooke dan
mendiskusikan tetapan gaya pada benda elastis. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan guru adalah menyediakan pegas dan beban sesuai dengan
jumlah kelompok. Apabila jumlah peralatan tidak memadai, usahakan agar
setiap kelompok dapat melakukan kegiatan secara bergantian.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membentuk kelompok dan membagi pegas dan beban
kepada tiap-tiap kelompok.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Hukum Hooke.
(1) Mengamati
Mengamati kondisi pegas untuk menyelidiki Hukum Hooke.
(2) Menanya
Menanyakan beberapa hal berikut.
(a) Gaya yang menyebabkan beban bergerak maju mundur.
(b) Perumusan Hukum Hooke berdasarkan kegiatan ini.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan
ini.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan perumusan Hukum Hooke berdasarkan kegiatan yang
dilakukan.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan.
Catatan: Guru menilai sikap rasa ingin tahu siswa saat proses menanya.
Selain
itu, diperlukan sikap kritis, terbuka, dan objektif saat berdiskusi.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang
telah
dipelajari. Guru meminta siswa mengumpulkan tugas Review subbab A dari
pertemuan sebelumnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Hukum Hooke
Pegas termasuk benda elastis sehingga akan kembali ke bentuk semula
setelah
gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Ketika pegas ditarik (diberi
simpangan),
pegas akan meregang dan memiliki energi potensial. Energi potensial inilah yang
menyebabkan pegas dapat kembali ke bentuk semula. Ketika pegas dilepaskan,
pegas akan bergerak maju mundur sebelum akhirnya berhenti. Gaya yang
menyebabkan beban bergerak maju mundur disebut gaya pemulih. Gaya pemulih
ini selalu berlawanan dengan arah simpangan yang dberikan. Ketika beban
ditarik
ke kanan, akan timbul gaya pemulih yang arahnya ke kiri dan sebaliknya.
Gaya pemulih yang timbul sebanding dengan besarnya simpangan yang
diberikan.
Semakin besar simpangan benda, gaya pemulih yang timbul juga semakin besar.
Tingkat kekakuan pegas berpengaruh terhadap gaya pemulih yang
diberikan.
Tingkat kekakuan pegas dinyatakan dalam besaran konstanta pegas. Semakin
kaku
pegas (konstanta semakin besar), gaya pemulih yang ditimbulkan semakin besar.
Hubungan antara gaya pemulih, simpangan, dan konstanta pegas,
dinyatakan
dalam hukum Hooke. Persamaan hukum Hooke sebagai berikut.
Fp = –kΔx
2) Review Subbab A
1. 2,5 × 1011 N/m2
2. 1,27 × 10–5 m
ΔA A 2
3. =
ΔA B 9
4. Ketika suhu mengalami kenaikan, benda akan memuai. Pemuaian logam
jauh lebih besar daripada benda lainnya. Apabila tidak ada ruang pemuaian,
akan timbul gaya tekan pada sambungan-sambungan tersebut. Gaya tekan
yang disebabkan oleh pemuaian dapat dihitung dengan persamaan berikut.
YA ΔA
F= A0

Dari persamaan di atas, gaya yang ditimbulkan sebanding dengan modulus


Young bahan (Y). Modulus Young logam sangat besar nilainya misalnya
modulus Young baja 2 × 10 11 N/m2, tungsten 3,5 × 10 11 N/m2, kuningan
9,1 × 1011 N/m2, dan aluminium 7 × 1010 N/m2. Akibatnya, gaya yang
ditimbul-
kan oleh pemuaian logam juga sangat besar. Gaya yang timbul ini
dapat meretakkan dan merusak struktur beton pada jembatan dan
bangunan-bangunan.
5. 8,65 mm.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga ini siswa melakukan kegiatan praktikum
menentukan konstanta pegas berdasarkan hukum Hooke. Hal-hal yang
perlu diperhatikan guru adalah mempersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dengan mengoordinasikan dengan petugas laboratorium. Alat
dan bahan yang perlu dipersiapkan yaitu statif, mistar, beban, pegas, dan
neraca.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Ekseperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan latar
belakang dan tujuan praktikum. Guru menjelaskan petunjuk
pelaksanaan praktikum secara umum, lalu membagi siswa ke
dalam
beberapa kelompok.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksperimen:
Menentukan
Konstanta Pegas Berdasarkan Hukum Hooke sesuai dengan
prosedur
yang terdapat di buku siswa. Saat melakukan kegiatan ini, siswa
dituntut agar teliti dan cermat sehingga data yang diperoleh akurat.
Selain itu, kerja sama antaranggota kelompok juga perlu
diamati.
(1) Mengamati
Mengamati kondisi pegas saat diberi beban
(2) Menanya
Menanyakan keadaan dari pegas diberikan beban dan mencatat
perubahan panjang yang terjadi.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan grafik hubungan F dan perubahan panjang
pegas.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan nilai konstanta pegas berdasarkan hasil
eksperimen.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan dan
dikumpulkan ke guru.
Guru dapat menggunakan benda elastis lain seperti
karet.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan membahas kegiatan
eksperimen yang telah dilakukan. Tunjukkan kesalahan-kesalahan
percobaan yang mungkin dilakukan siswa. Jelaskan kepada siswa
mengenai hasil praktikum yang diharapkan. Hal ini dilakukan agar
siswa memahami tujuan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Menentukan Konstanta Pegas Berdasarkan
Hukum
Hooke
Grafik hubungan antara F dan ΔA.
F

Berdasarkan hukum Hooke, gaya


pemulih dirumuskan dengan F = –k ΔA.
Besarnya perubahan panjang pegas
sebanding dengan gayanya. Oleh
karena itu, grafik F terhadap ΔA berupa
garis lurus.
ΔA

Gambar 2.1 Grafik F–ΔA

Hubungan antara F dan ΔA menunjukkan nilai konstanta pegas.


F
Konstanta pegas dapat ditentukan dengan persamaan k = .
ΔA
Pada percobaan selanjutnya, karet tidak dapat kembali ke bentuk
semula karena tegangan yang diberikan telah melewati batas
elastisitasnya. Akibatnya, karet tidak lagi bersifat elastis tetapi berubah
bentuk secara permanen. Apabila tegangan terus-menerus diperbesar,
karet akan putus.
4. Pertemuan IV (3 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keempat ini siswa melaksanakan kegiatan untuk
menyelidiki konstanta susunan seri dan paralel. Guru mempersiapkan
beberapa buah pegas dan beban. Apabila jumlah pegas tidak mencukupi,
siswa dapat melaksanakan kegiatan ini secara bergantian.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan berbagai
macam susunan pegas.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Susunan Seri dan Paralel Pegas.
(1) Mengamati
Mengamati pertambahan panjang pegas yang disusun seri
maupun paralel.
(2) Menanya
Menanyakan gaya yang dialami pegas dengan susunan seri
maupun paralel.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan pengaruh susunan seri dan paralel terhadap
pertambahan panjang pegas yang diberi beban.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hubungan pertambahan panjang pegas dengan jenis
susunan pegas.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan dan
dikumpulkan kepada guru.
Buatlah banyak variasi susunan pegas baik paralel maupun seri.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan tugas mandiri pada siswa untuk mengerjakan
Review subbab hukum Hooke.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Susunan Seri dan Paralel Pegas
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, pertambahan panjang pegas
yang tersusun seri akan lebih besar daripada pertambahan panjang pegas
yang
tersusun secara paralel. Hal ini disebabkan kedua pegas yang tersusun seri
mengalami gaya tarik yang sama besar yaitu sebesar berat beban yang
digantungkan. Akibatnya, kedua pegas seluruhnya bertambah panjang dan
pertambahan panjang total kedua pegas tersebut adalah jumlah dari
pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
Sebaliknya, pegas-pegas yang tersusun paralel akan mengalami
pertambahan panjang yang lebih kecil. Hal ini disebabkan beban yang
digantungkan pada susunan pegas terbagi menjadi dua sehingga tiap-tiap
pegas menerima gaya tarik yang lebih kecil daripada berat beban. Jumlah
gaya
yang dialami tiap-tiap pegas sama dengan berat beban yang digantungkan.
Adapun pertambahan panjang kedua pegas adalah sama. Formulasi susunan
seri dan paralel pegas telah dijelaskan di buku siswa.
5. Pertemuan V (2 × 45)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima ini membahas mengenai pemanfaatan pegas dalam
kehidupan. Dalam pembelajaran ini siswa mencari informasi pemanfaatan pegas
dalam kehidupan. Siswa diperbolehkan mencari informasi di perpustakaan
ataupun melalui internet.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menceritakan beberapa pemanfaatan pegas dalam kehidupan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan studi literatur mencari pemanfaatan pegas dan
benda-benda elastis lain dalam kehidupan.
(2) Guru bersama-sama siswa melakukan diskusi kelas membahas
pemanfaatan pegas dan benda-benda elastis lainnya. Galilah
kreativitas dan inovasi siswa untuk memberikan ide-ide baru
mengenai pemanfaatan pegas dalam kehidupan.
(3) Guru meminta siswa mengumpulkan tugas Review subbab B dan
membahasnya bersama.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa menjawab
pertanyaan dalam fitur Bertindak Kreatif.
c. Kunci Jawaban
1) Review Subbab B
1. 6 cm
2. 4,5 J
3. 36 cm
k1 2
4. k2 = 9

Y A ΔA
5. F= A0

2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Diketahui: A
= 3 mm2 = 3 × 10–6 m2
F
= 3,6 N
= 100 cm = 1 m
A0
= A – A0
ΔA
= 100,02 cm – 100 cm
–4
= 0,02 cm = 2 × 10 m
Ditanyakan: k, Y
Jawab:
k = F
ΔA
3, 6 N
= −4
2 × 10 m

= 18.000 N/m
YA
k = A0

Y= kA0
A

= (18.000 N/m)(1 m)
−6 2
(3 × 10 m )

= 6 × 109 N/m2
Jadi, tetapan gaya kawat sebesar 18.000 N/m dan modulus
elastisitas kawat sebesar 6 × 109 N/m2.
3. Diketahui: p = 2,5 m A
–2
A = 1 cm = 1 × 10 m
–3
t = 1,5 mm = 1,5 × 10 m
m = 50 kg p
–3
Δx = 1,2 mm = 1,2 × 10 m
2
g = 9,8 m/s
Ditanyakan: Y
Jawab:
A = At
= (1 × 10–2 m)(1,5 × 10–3 m) mg
= 1,5 × 10–5 m2
FA 0
Y = A ΔA

= (mg)p
A Δx
2
(50 kg)(9,8 m/s )(2,5 m)
=
(1,5 × 10−5 m 2 )(1,2 × 10 −3 m)

= 6,8 × 1010 N/m2


Jadi, modulus Young batang aluminium 6,8 × 1010 N/m2.
5.

Jawab:
a. Pegas tersusun paralel
ktotal = k1 + k2
= 200 N/m + 100 N/m
= 300 N/m
Jadi, konstanta gabungan pegas 300 N/m.
b. F = ktotalΔx
F mg
Δx = k total
= k
total

2
(3 kg)(9,8 m/s )
=
(300 N/m)
= 9,8 × 10–2 m
= 9,8 cm
Jadi, pegas bertambah panjang 9,8 cm.
1 k ( x)2
c. Ep = Δ
2 total

1 –2 2
= (300 N/m)(9,8 × 10 m)
2
= 1,4406 J
Jadi, energi potensial pegas 1,4406 J.
7. Diketahui: m = 2 kg
k = 400 N/m
2
g = 9,8 m/s
Ditanyakan: a. Δx
(a = 0)
b. Δx
(a = 2 m/s 2 )
c. Δx 2
(a = −2 m/s )
Jawab:
a. Hukum G Newton
G
ΣF =ma
mg–F= 0
F= mg
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = F
k
mg
=
k
2 w
(2 kg)(9,8 m/s )
= (400 N/m)
= 0,049 m
= 4,9 cm
Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift diam 4,9
cm. b. Hukum
G Newton
G
ΣF =ma
F–mg= ma
F= mg+ma a
= m(g + a)
= 2 kg(9,8 m/s2 + 2 m/s2)
= 23,6 N
F
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = w
k

= 23,6 N
400 N/m
= 0,059 m
= 5,9 cm
Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift naik adalah 5,9 cm.
c. Hukum Newton
G G
ΣF =ma
mg–F=ma
F = m(g – a)
= (2 kg)(9,8 m/s2 – 2 m/s2) a
= 15,6 N
F
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = w
k

= 15,6 N = 0,039 m = 3,9 cm


400 N/m

Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift turun adalah 3,9 cm.
9.

Jawab:
a. kp = k + k = 2k
1 1 1 1 1 1+ 3
=2 + = + = =
ktotal kp k 2k k 2k 2k
2(300 N/m)
2k = = 200 N/m
ktotal = 3
3

Jadi, konstanta susunan pegas 200 N/m.


b. F = ktotal Δx
mg
F = = (5 kg)(9, 8 m/s2 ) = 0,245 m = 24,5 cm
Δx = k ktotal
total 200 N/m

Jadi, pertambahan panjang susunan pegas 24,5 cm.


2 2
c. Ep = 1 ktotal Δx = (200
1
N/m)(0,245 m) = 6,0025 J
2 2
Jadi, energi potensial pegas 6,0025 J.

H. Program Remedial dan Pengayaan


1. Soal Remedial
1. Kawat A dan B terbuat dari bahan yang berbeda. Diketahui modulus
elastisitas kawat A setengah dari modulus elastisitas kawat B dan diameter
kawat A sama dengan 1,5 kali diameter kawat B. Jika kedua kawat sama
panjang, tentukan perbandingan antara tetapan gaya kawat A dan B!
Jawaban:
Diketahui: YA = 0,5 YB
DA = 1,5 DB
AA = AB =A
Ditanyakan: kA : kB
Jawab:
AA 2 3
YA (DA ) 0, 5 Y
B ( B D
kA YA A
= ⎛1⎞⎛9⎞ 9
= YB
AB
YB (DB )
2 2
) 2 = ⎜ 2 ⎟ ⎜ 4⎟ = 8
kB A = YB DB
2 ⎝ ⎠⎝ ⎠

Jadi, perbandingan antara tetapan gaya kawat A dan B adalah 9 : 8.


2. Ketika diberi beban 4 N, pegas yang semula memiliki panjang 20 cm
meregang menjadi 22 cm seperti gambar berikut.

20 cm 22 cm

4N

Apabila pegas mematuhi hukum Hooke, berapakah panjang total pegas


ketika diberi beban 6 N?
Jawaban:
Diketahui: x 0 = 20 cm
Δx 1 = 22 cm – 20 cm = 2 cm
F1 = 4 N
F2 = 6 N
Ditanyakan: x 2
Jawab:
k1 = k2
F1 F2
=
Δx1
Δx2
4N
= 6N
2 cm Δx2
(2 cm)(6 N)
Δx2 = (4 N)

= 3 cm
x 2 = x0 + Δx2
= 20 cm + 3 cm
= 23 cm
Jadi, panjang pegas ketika ditarik gaya 6 N adalah 23 cm.
3. Enam buah pegas identik disusun seperti gambar di
samping. Apabila tiap-tiap pegas memiliki konstanta
pegas 330 N/m, hitunglah konstanta sistem pegas
tersebut. Jawaban:
kp1 = k + k + k = 3k
kp = k + k = 2k
2

1 1 1 1
k total = + k p2
+ k
kp1

= 1 + 1 + 1
3k 2k k

= 2 + 3 + 6
6k 6k 6k
11
=
6k
6k
ktotal = = 6(330 N/m)
= 180 N/m
11 11
Jadi, konstanta sistem pegas sebesar 180 N/m.
F (N)
4. Grafik di samping memperlihatkan
hubungan antara gaya (F) terhadap
pertambahan
panjang pegas (Δx). Berdasarkan grafik 1 5
tersebut, hitunglah gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas sejauh 18 cm.
Jawaban: Δx (cm)
3
Diketahui: F1 = 15 N
Δx 1 = 3 cm
Δx 2 = 18 cm
Ditanyakan: F2
Jawab:
F = kΔx
F
k=
Δx

Pegas yang digunakan adalah sama sehingga k1 = k2.


k 1 = k2
F1 F2
Δx1 = Δx
2 (15 N)
F1
F2 = Δx2 = (18 cm) = 90 N
Δx1 (3 cm)
Jadi, gaya yang diperlukan 90 N.
5. Tiga pegas identik dengan konstanta tiap-tiap pegas 200 N/m
disusun seperti gambar di samping. Berapakah pertambahan
panjang sistem pegas ketika diberi beban 1 kg? (g = 9,8 m/s2)
Jawaban:
Diketahui: k = 200 N/m
m = 1 kg
2
g = 9,8 m/s
m
Ditanyakan: Δx
Jawab:
Dua buah pegas tersusun paralel
kp = k + k
= 200 N/m + 200 N/m
= 400 N/m
1 1 1
ktotal = kp + k
1 1
= 400 N/m + 200 N/m
1 2
= 400 N/m + 400 N/m
3
= 400 N/m

ktotal = 400 N/m


3

F = ktotal Δx
F
Δx = ktotal
mg
=
k total
2
(1 kg)(9,8 m/s )
= 400 N/m
3

= 0,0735 m = 7,35 cm
Jadi, pegas bertambah panjang 7,35 cm.
2. Pengayaan
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas zat padat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu
modulus Young, modulus geser, dan modulus Bulk. Modulus Young digunakan
untuk mengukur elastisitas zat padat terhadap perubahan panjang yang
dialaminya (elastisitas panjang). Modulus geser digunakan untuk mengukur
elastisitas zat padat terhadap gerakan molekul-molekul di dalam benda padat
yang saling sejajar (elastisitas bentuk). Modulus Bulk digunakan untuk
mengukur elastisitas benda padat atau cair terhadap perubahan volumenya
(elastisitas volume).
1. Modulus Geser

Δx

F
h F
–F
fs
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.2 Sumber: Dokumen Penerbit
Pergeseran permukaan pada benda Gambar 2.3
Buku mengalami tegangan geser
Apabila sebuah benda dikenai gaya yang sejajar pada salah satu sisi
permukaannya, sedangkan permukaan yang lain dijaga agar diam oleh gaya
lainnya, benda akan mengalami perubahan bentuk. Perhatikan Gambar 2.2.
Pada gambar tersebut, benda mula-mula berbentuk balok. Gaya yang bekerja
pada luas permukaan benda disebut tegangan geser. Tegangan geser
menyebabkan permukaan yang semula persegi panjang berubah menjadi
jajargenjang. Hal ini dapat ditemui ketika mendorong buku yang berada di
atas meja ke arah sisi-sisi tepinya seperti ditunjukkan Gambar 2.3.
Tegangan geser dihitung dengan membandingkan antara gaya yang
bekerja pada luas permukaan yang digeser ( F ). Perhatikan kembali Gambar
A
2.2. Regangan geser dihitung dengan membandingkan antara jarak horizontal
pergeseran permukaan (Dx) dengan tinggi balok semula (h). Dengan
demikian,
nilai modulus geser dapat dihitung sebagai berikut.
tegangan geser
S=
regangan geser

F
= A
Δx
h

Fh
S=
A Δx

Keterangan:
S = modulus geser (N/m2)
F = gaya yang bekerja (N)
A = luas penampang (m2)
h = tinggi benda (m)
Δ x = perubahan permukaan (m)

2. Modulus Bulk (Elastisitas Volume)

F V0

F F

F ΔV
F
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.4
Perubahan volume benda karena
adanya tekanan yang seragam di
permukaan benda

Modulus Bulk menentukan ciri respons sebuah benda terhadap


perubahan gaya yang besarnya seragam dan tegak lurus di seluruh
permukaan benda. Hal ini dapat diamati ketika sebuah benda dicelupkan
ke dalam fluida. Perubahan tekanan yang dialami benda menyebabkan
perubahan volume
benda, tetapi bentuk benda tidak berubah. Cermati Gambar 2.4. Mula-mula
volume benda sebesar V0, yaitu kubus dengan sisi berupa garis putus-putus.
Setelah mendapat tekanan di seluruh permukaannya, kubus mengecil
sebesar ΔV.
Regangan volume dihitung dengan membandingkan antara besarnya
perubahan volume (ΔV) terhadap volume awal benda (V0). Benda
mengalami perubahan volume di dalam fluida ketika tekanan fluida
diperbesar atau
diperkecil. Tekanan volume yang dialami benda (F ) sama dengan perubahan
A
tekanan fluida (Δp). Dengan demikian, modulus Bulk dirumuskan sebagai
berikut.
tekanan volume
B = regangan volume
F
Δp
= – ΔAV = – ΔV
V0 V0

Δp V 0 Tanda negatif menunjukkan bahwa penambahan tekanan (Δp)


B = – ΔV menyebabkan pengurangan volume (ΔV negatif) dan sebalik-

nya.
Keterangan:
B = modulus Bulk (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Δ p = perubahan tekanan (N/m2)
V 0 = volume awal (m3)
Δ V = perubahan volume (m3)

Nilai-nilai modulus Young, modulus geser, dan modulus Bulk untuk


beberapa bahan disajikan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Nilai Umum Modulus Elastis Beberapa Bahan

Bahan
Tungsten
Baja
Tembaga
Kuningan
Aluminium
Kuarsa
Permata
Air
Raksa
Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik, Serway dan Jewett

Dari tabel tersebut diketahui zat yang memiliki ketiga jenis modulus adalah
zat padat. Zat cair hanya memiliki modulus Bulk. Zat cair tidak memiliki
modulus Young dan modulus geser karena zat cair akan mengalir apabila
dikenai gaya tarik atau gaya geser.
I. Penilaian
Tabel 2.3 Penilaian Pembelajaran

No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.2 dan KD 4.2

3. KD 3.2

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

J. Rangkuman
1. Pokok bahasan elastisitas dan hukum Hooke membahas perubahan bentuk
benda apabila dikenai gaya atau diberi beban.
2. Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam bab ini yaitu discovery dan
problem based learning. Melalui pembelajaran discovery, siswa lebih mudah
mempelajari bab ini karena siswa mempraktikkan sendiri materi yang dipelajari.
Adapun model problem based learning digunakan dalam diskusi informasi
pemanfaatan benda elastis dalam produk teknologi.
3. Setelah mempelajari bab ini siswa akan mengagumi kebesaran Tuhan yang telah
menciptakan bahan-bahan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Hal-hal
yang dapat dilakukan siswa antara lain mengembangkan dan memanfaatkan
bahan- bahan sesuai dengan elastisitasnya dalam produk teknologi.
Fluida Statis dan Penerapannya
• Fluida Statis
• Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis

Menjelaskan gejala-gejala dan hukum Dasar Menjelaskan penerapan hukum Dasar


Fluida Statis Fluida Statis

• Menjelaskan perbedaan ciri ikan yang • Menjelaskan sistem hidrolik pada


hidup di kedalaman berbeda kapal selam
• Menentukan hubungan antara keda- • Menjelaskan prinsip kerja kapal selam
laman dan tekanan hidrostatis sederhana
• Menjelaskan gejala kapilaritas pada • Membuat alat menggunakan sistem
sedotan hidrolik
• Menjelaskan pancaran air berdasarkan
hukum Pascal
• Menjelaskan hukum Archimedes

Menjelaskan hukum-hukum pada fluida statis


dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

A. Pendahuluan
Fluida statis merupakan bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari tentang sifat-
sifat fluida yang tidak bergerak. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa gejala
fluida statis, hukum-hukum dasar pada fluida statis, dan penerapannya dalam
kehidupan.
Guru mengenalkan konsep fluida statis melalui penerapan pada kehidupan
seperti pemanfaatannya dalam dongkrak mobil. Guru dapat memberikan contoh lain
seperti pada shock breaker kendaraan.
Siswa diharapkan dapat mengenali gejala fluida statis dan menerapkannya
dalam kehidupan. Selain itu, siswa dapat merancang sebuah alat sederhana yang
dapat meringankan pekerjaan. Dalam melakukan setiap kegiatan, siswa diharapkan
bersikap teliti, cermat, bertanggung jawab, disiplin, kreatif, santun, penuh rasa ingin
tahu, dan inovatif. Dari keseluruhan proses pembelajaran siswa dapat memanfaatkan
sifat-sifat dari fluida statis dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan fluida
statis.
Guru menyampaikan bahwa sifat-sifat istimewa dari fluida tidak terlepas dari
peran Tuhan yang telah menciptakan zat dan sifat-sifat tersebut. Memanfaatkan
potensi yang terdapat dalam fluida untuk kesejahteraan dan kemajuan kehidupan
manusia termasuk sifat mulia. Hal ini tidak lain karena Tuhan memerintahkan
kepada manusia untuk menjadi manusia yang bermanfaat kepada orang lain. Peran
guru dalam menyampaikan poin-poin seperti di atas akan sangat membantu siswa
untuk lebih memahami maksud dari proses belajar yang mereka lakukan.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 3.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

3 . 3 Menerapkan hukum- hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari- hari.

4 . 3 Merencanakan dan me- lakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fl uida statik berikut presen

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan tekanan, tekanan hidrostatis, dan tekanan mutlak;
2. menjelaskan tegangan permukaan dan menyebutkan contohnya;
3. menjelaskan kapilaritas serta keuntungan dan kerugiannya;
4. menjelaskan viskositas dan persamaannya;
5. menjelaskan hukum-hukum dasar fluida statis;

66 Fluida Statis dan Penerapannya Buku Guru Fisika Kelas 66


XI
6. menjelaskan penerapan hukum-hukum dasar fluida statis;
7. menggunakan persamaan dalam fluida statis untuk menyelesaikan persoalan.

D. Materi Pokok
1. Fluida Statis
2. Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan B
a. Sepera
b. Mistar
c. Air
d. Gelas
e. Sedota
f. Gelas
g. Nerac
2. Media pembelajaran
a. Gambar
b. Animasi atau video pembelajaran
c. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika XI, bab Fluida, oleh Edi Istiyono.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam XI, bab Fluida, oleh Hartanto dan Reza
Widya Satria.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
d. Eksperimen
e. Latihan
f. Pemberian Tugas dan Resitasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini membahas mengenai tekanan, tekanan hidrostatis,
tekanan
mutlak. Guru mempersiapkan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mengajar seperti foto dua jenis ikan yang hidup di laut dangkal dan
laut dalam, serta alat yang akan dilakukan untuk melakukan kegiatan
Mari Bereksplorasi.
1) Materi untuk
Guru
Dalam kegiatan Mari Bereksplorasi ini ada kemungkinan terjadi
kesalahan pemahaman (miskonsepsi) terkait dengan tujuan pengamatan.
Guru perlu mengarahkan kepada siswa tentang kedalaman laut.
Kedalaman laut diukur dari permukaan air laut. Jadi, nilai h pada
tekanan
hidrostatis tidak diukur dari dasar wadah melainkan dari permukaan.
Guru dapat menambah informasi mengenai ciri fisik ikan laut dangkal
dan laut dalam dari referensi lain, semisal internet atau buku.
2) Materi
Pengayaan
Materi fluida statis termasuk materi yang cukup menarik untuk
diajarkan kepada siswa. Hal ini tidak lain karena begitu banyaknya
contoh
dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi penerapan dari konsep fluida
statis. Guru sebaiknya mempunyai banyak referensi mengenai penerapan
konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan
Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah
Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Mari Bereksplorasi: Perbedaan
Ciri Ikan, lalu meneliti pekerjaan siswa. Guru memilih beberapa
siswa
untuk menjelaskan tugas yang telah dikerjakan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas hasil Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Perbedaan Ciri Ikan yang dilakukan siswa dan mencari
hubungan dengan materi yang akan dihubungkan. Guru
disarankan untuk bertanya kepada semua siswa di kelas untuk
mengetahui pemahaman mereka mengenai hubungan Mari
Bereksplorasi dan materi yang ingin disampaikan.
(a) Mengamati
Mengamati penampakan dua jenis ikan yang hidup di
kedalaman air berbeda.
(b) Menanya
Menanyakan perbedaan kedua jenis ikan dan faktor-faktor
yang menyebabkan keduanya berbeda.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan jawaban dengan anggota kelompok dan
mencari informasi tambahan dari buku referensi.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hubungan antara kedalaman air dengan ciri
ikan yang hidup di dalamnya.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan
lalu mempresentasikan di kelas.
Catatan:
Guru dapat menggunakan pelbagai media untuk melakukan
aktivitas ini baik foto maupun video. Jika ada fasilitas internet,
guru dapat membimbing siswa untuk mencari kedua jenis ikan
dari internet. Namun jika hal ini tidak memungkinkan, dapat
digunakan majalah atau buku-buku yang ada diperpustakaan.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Tekanan
Hidrostatis di laboratorium.
(a) Mengamati
Mengamati naik turunnya zat cair pada pipa U.
(b) Menanya
Menanya persamaan yang berlaku pada percobaan yang
dilakukan
(c) Mengumpulkan Informasi
Mengambil data percobaan sesuai dengan prosedur dan
mencari informasi tentang persamaan tekanan hidrostatis
(d) Mengasosiasikan
Menghubungkan antara data yang diperoleh dengan
persamaan yang digunakan.
(e) Mengomunikasikan
Menyimpulkan hasil kegiatan lalu mempresentasikannya
di kelas.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang
telah dipelajari. Guru meminta siswa mengerjakan Tugas Mandiri: Ke
Mana Arah Pancaran Air? untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Perbedaan Ciri Ikan
Bentuk ikan yang hidup di air dangkal berbeda dengan ikan di laut
dalam.
Perbedaan ini terletak pada ketebalan permukaan kulit ikan yang
menyesuaikan dengan tekanan air tempat mereka hidup. Ikan laut
dalam
lebih tebal kulitnya karena hidup di air dengan tekanan tinggi
dibanding
kondisi di laut dangkal.
2) Mari Bereksperimen: Tekanan Hidrostatis
a) Hasil pengamatan dapat dibuat seperti tabel
berikut.
No. Kedala
1.
2.
3.
4.
5.
b) Kesimpulan
Grafik kedalaman air dengan ketinggian air berbentuk garis lurus
sebagai berikut.
ΔA (cm)

h (cm)
Gambar 3.1 Grafik ΔA–h

Semakin besar kedalaman corong air, semakin besar pula


perbedaan ketinggian air dalam pipa U. Hal ini membuktikan
bahwa semakin dalam zat cair, tekanan hidrostatis akan semakin
besar. Jadi, tekanan hidrostatis sebanding dengan kedalaman zat
cair.
ph ~ h
Tekanan hidrostatis juga dipengaruhi oleh jenis fluida yang diteliti.
Apabila air diganti dengan minyak, tekanan hidrostatis akan
berbeda
karena masa jenis air berbeda dengan massa jenis minyak. Tekanan
hidrostatis sebanding dengan massa jenis zat cair (fluida).
ph ~ ρ
Selain kedua besaran tersebut, tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi bumi di tempat tersebut. Dengan demikian,
tekanan hidrostatis dirumuskan:
ph = ρ g h

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga siswa akan belajar mengenai penerapan hukum-
hukum
dasar fluida statis. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
antara
lain gelas ukur, neraca pegas, beban, dan hidrometer (jika ada). Untuk
melaksana-
kan kegiatan Mari Bereksperimen: Hukum Archimedes. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang laboratorium agar lebih lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membahas Tugas Mandiri: Ke Mana Arah Pancaran Air?
Guru
melakukan tanya jawab mengenai tugas tersebut. Guru
menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah praktikum.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan Mari Bereksperimen: Hukum
Archimedes
dengan tekun.
(a) Mengamati
Mengamati kenaikan zat cair saat dimasuki benda.
(b) Menanya
Menanya hubungan antara kenaikan zat cair dengan gaya
yang diberikan benda kepada zat cair.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mengambil data percobaan sesuai prosedur dan membaca
literatur tentang hukum Archimedes.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil percobaan dan menghubungkannya
dengan hukum Archimedes.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan
dan mempresentasikannya di kelas.
Catatan:
Guru membantu siswa untuk mempersiapkan peralatan dan
membimbing dalam melakukan eksperimen. Guru menilai sikap
siswa saat melakukan percobaan.
(2) Guru melakukan penilaian unjuk kerja dengan mengisi lembar
pengamatan unjuk kerja.
c) Kegiatan Penutup
Guru membahas kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan
dan meluruskan pemahaman-pemahaman siswa mengenai hukum
Pascal dan hukum Archimedes.
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari dan membahas pertanyaan pada fitur
Bertindak Kreatif subbab 1.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Ke Manakah Arah Pancaran Air?
Air akan memancar ke segala arah seperti
gambar di samping.
Kekuatan semburan air adalah sama. Hal ini
sesuai dengan hukum Pascal yang menyata-
kan bahwa tekanan yang diberikan pada suatu
fluida dalam ruang tertutup diteruskan tanpa
berkurang ke setiap titik dalam fluida ke
dinding bejana.

Gambar 3.2 Arah pancaran air


saat diberi tekanan
2) Mari Bereksperimen: Hukum Archimedes
a) Tabel Pengamatan

No.

1.
2.
3. dst.

dengan:
Vb = volume benda
ρ a = massa jenis zat cair
V′ = Vakhir – Vawal = Vb

b) Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, gaya apung yang
dialami benda bergantung pada volume benda dan massa jenis
fluida.
Gaya apung yang dialami benda adalah selisih antara berat
benda
di udara dan berat benda di dalam fluida.
FA = wu – wf
= ρf g V ′ f

3. Pertemuan III (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua akan melanjutkan materi tentang tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas. Guru menyiapkan materi yang terkait dengan
gejala-
gejala tersebut. Media bisa berupa foto maupun video.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali dengan menceritakan kejadian tentang tegangan
permukaan misalnya silet yang dapat mengapung di air. Tanyakan
kepada siswa mengenai peristiwa lain yang berhubungan dengan
tegangan permukaan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan definisi dan persamaan dari tegangan
permukaan.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengamati
Gejala Kapilaritas pada Sedotan.
(a) Mengamati
Mengamati ketinggian permukaan air pada sedotan yang
berbeda.
(b) Menanya
Menanyakan penyebab yang memengaruhi ketinggian air
di sedotan.
(c) Mengumpulkan Informasi
Melakukan percobaan sesuai prosedur dan mencari
informasi tentang kapilaritas.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan penyebab yang memengaruhi perbedaan
ketinggian air di sedotan kemudian menyimpulkan hasil
kegiatan dan menuliskan pengertian mengenai kapilaritas.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dan pencarian informasi.
(3) Guru menjelaskan materi yang terkait dengan hukum-hukum
dasar fluida statis yang terdiri atas hukum Pascal dan hukum
Archimedes.
(4) Guru menjelaskan mengenai hukum Pascal dan Archimedes
disertai dengan persamaan yang terkait dengannya.
Dengan kegiatan ini, siswa dapat mengetahui efek dari
kapilaritas
pada sedotan yaitu naiknya permukaan air dalam sedotan.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Berilah tugas siswa untuk mengerjakan
Review subbab 1 secara mandiri sebagai pekerjaan rumah dan
Tugas Mandiri: Sistem Hidrolik dan Kapal Selam sebagai bahan
diskusi di pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Mengamati Gejala Kapilaritas pada Sedotan
Kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair pada pipa kapiler (pipa
sempit). Peristiwa kapilaritas dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Dalam hal
ini, adhesi (gaya tarik-menarik antara air dan sedotan) lebih besar daripada
kohesinya (gaya tarik-menarik antar molekul air). Akibatnya, air akan naik
pada sedotan. Daya kapilaritas dipengaruhi oleh diameter sedotan. Semakin
kecil diameter sedotan (sedotan semakin sempit), maka semakin tinggi
kenaikan
airnya.
Peristiwa kapilaritas dapat memberikan keuntungan misalnya pada
peristiwa penyerapan air tanah oleh pembuluh xilem pada daun. Kapilaritas
juga dapat merugikan misalnya merembesnya air hujan pada dinding rumah.

4. Pertemuan IV (3 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan IV membahas Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan membahas Tugas Mandiri: Sistem Hidrolik
dan
Kapal Selam. Selanjutnya melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Kapal
Selam dari Botol. Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh guru antara lain
menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, misalnya botol plastik/kaca,
selang, dan baskom berisi air. Kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan di ruang
laboratorium agar berjalan dengan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Sistem Hidrolik dan Kapal
Selam. Guru meminta beberapa siwa membacakan tugas mereka,
lalu
membahasnya bersama siswa yang lain melalui diskusi kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas pekerjaan rumah Review subbab
A.
(2) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Kapal
Selam
dari Botol sesuai dengan prosedur yang terdapat di buku siswa.
(a) Mengamati
Mengamati kapal selam sederhana yang terbuat dari botol
(b) Menanya
Menanyakan keadaan botol ketika belum terisi air dan
sesudah terisi air.
(c) Mengumpulkan Informasi
Melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur dan membaca
tentang cara kerja kapal selam.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan keadaan botol dan pengaruhnya ketika
berada di air. Setelah itu, menyimpulkan keadaan botol
dengan prinsip kerja kapal selam.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dan pencarian informasi.
(3) Guru mengamati siswa dan melakukan penilaian sikap unjuk
kerja dengan mengisi lembar pengamatan sikap unjuk kerja.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Berilah tugas siswa untuk mengerjakan
Review subbab B secara mandiri di rumah masing-masing. Guru
meng- ingatkan tugas proyek yang harus dipresentasikan pada
pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Review (Subbab A)
1. Ikan di laut dangkal memiliki kulit lebih tipis daripada ikan di laut
dalam. Hal ini disebabkan tekanan hidrostatis di laut dangkal lebih
kecil daripada tekanan hidrostatis di laut dalam.
2. 80 N
3. a. Keuntungan kapilaritas
(1) Naiknya minyak pada sumbu kompor.
(2) Naiknya air tanah melalui pembuluh xilem pada batang.
b. Kerugian kapilaritas
Air hujan merembes pada dinding rumah bagian dalam.
4. 0,04 N/m
5. 6,4 mm
2) Mari Bereksplorasi: Kapal Selam dari Botol
Botol berada di dasar baskom pada saat air di dalam botol masih
penuh. Botol berangsur-angsur naik ke permukaan ketika air di dalam
botol dikeluarkan melalui selang. Hal ini disebabkan berat kapal selam
semakin berkurang sehingga kapal selam mengapung.
Prinsip kerja kapal selam yaitu dengan mengatur berat kapal selam
sehingga dapat berada dalam posisi terapung, melayang, ataupun
tenggelam.

5. Pertemuan V (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima diisi dengan aktivitas tugas proyek. Siswa mempresentasi-
kan alat yang menggunakan sistem hidrolik. Siswa juga mengumpulkan
laporan tertulis mengenai tugas proyek mereka.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah
Review
di subbab B.
(2) Guru memberikan pengantar kepada siswa untuk memastikan
semua hal yang terkait dengan kegiatan proyek berlangsung
dengan lancar. Guru menjelaskan langkah-langkah presentasi.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka.
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai proyek yang
dipresentasikan. Guru melakukan penilaian proyek.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok yang
telah melaksanakan proyek dengan baik. Alat-alat yang
dihasilkan disimpan di ruang laboratorium sebagai inventaris.
c. Kunci Jawaban
1) Review (Subbab B)
1. 800 gram
2. 9 cm
3. Kapal selam memiliki rongga atau tangki yang dilengkapi dengan
katup air dan katup udara. Supaya dapat tenggelam, maka katup
air pada tangki dibuka sehingga air masuk dan udara dikeluarkan
melewati katup udara. Akibatnya, kapal bertambah berat sehingga
gaya apung lebih kecil dari gaya beratnya, akibatnya kapal
menyelam. Sebaliknya untuk dapat muncul lagi di permukaan, air
dalam tangki dipompa dan udara masuk lewat katup udara ke
dalamnya. Dengan cara ini gaya apung kapal lebih besar daripada
berat kapal sehingga kapal terapung.
4. Udara merupakan fluida, sedangkan balon sebagai benda yang
melayang di udara. Sesuai dengan hukum Archimedes, balon yang
berisi gas helium (He) memiliki massa jenis lebih kecil daripada
massa jenis udara pada umumnya sehingga balon mengapung.
2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d
2. e
3. d
4. d
5. b
B. Uraian w = mg = (30 kg)(9, 8 m/s )
2

A A −3 2
= 73.500 N/m2
F 4 × 10 m
1. p= =
A

Tekanan hak sepatu sebesar 73.500 N/m2.


3. ρminyak hminyak= ρair hair
ρ minyak hminyak
h air = ρair

3
= (0,8 gram/cm )(20 cm)
3
1,0 gram/cm
= 16 cm
Δh = hminyak – hair = (20 – 16) cm = 4 cm
Jadi, selisih tinggi minyak dan air 4 cm.
5. Σw = ΣFA
wB + wal = FA + FA
mB g + mal g = ρf Bg VB +al ρf g Val
mal
ρ V + m = ρ (V + ρ
B B al )f B f 0, 064
ρ al
600 VB + 0,064 = 1.000 VB + 1.000 ( )
2.700
600 VB + 0,064 = 1.000 VB + 0,0237
0,0403 = 400 VB
VB = 1,0075 × 10–4 m3
3
= 100,75 cm
3
Jadi, volume balok 100,75 cm .
2
mg (1.000 kg)(9, 8 m / s = 1.225.000 Pa
F 3 2
4(2 × 10 − m )
7. p = = = )
A -3
8 × 10 m

Tekanan sedan pada jembatan sebesar 1.225.000 Pa.


9. a. FA = w u – w c
FA = 70 N – 35 N = 35 N
b. FA = ρf g Vb
f
FA
V f=
f

35 N
= 3 2
(1.000 kg/m )(10 m/s )

= 3,5 × 10–3 m3
c. Massa jenis benda (ρ)
ρb = m →m=w = 70 N
2
= 7 kg
Vbf g 10 m/s

w
7kg
3
g
ρb = = −3 3 = 2.000 kg/m
Vbf 3, 5 × 10 m

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Tugas proyek ini berisi pembuatan alat yang menggunakan sistem hidrolik
sehingga dapat meringankan pekerjaan di rumah.
2. Latar Belakang
Hukum-hukum dasar fluida statis dapat diterapkan dalam berbagai peralatan.
Alat- alat yang menerapkan hukum-hukum dasar fluida statis antara lain
dongkrak hidrolik, kapal selam, balon udara, kapal laut, dan hidrometer.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah mengerjakan tugas proyek ini, siswa diharapkan memahami hukum-
hukum dasar fluida statis dan dapat menerapkannya dalam kehidupan.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan di luar jam pelajaran secara berkelompok. Siswa dituntut
mengembangkan kreativitas dan inovasi sehingga dapat menghasilkan alat yang
memuaskan. Guru menekankan siswa agar saling bekerja sama dalam
mengerjakan proyek.

I. Program Remedial dan Pengayaan


Berdasarkan analisis hasil tes siswa, bagi yang belum memenuhi KKM harus
mengikuti program remedial. Siswa diminta mengerjakan soal di bawah ini. Adapun
siswa yang telah mencapai KKM diberi program pengayaan.
1) Remedial
1. Permukaan air dalam tandon di rumah Apta memiliki
perbedaan ketinggian dengan keran 5 m. Jika massa
jenis air 1.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 9,8 m/s2,
tentu-
kan tekanan hidrostatik keran!
5m
Jawaban:
Tekanan pada keran adalah:
p = ρgh
= (1.000 kg/m3)(9,8 m/s2)(5 m)
= 49.000 N/m2

2. Barometer pipa U yang berisi raksa digunakan untuk mengukur tekanan 1


atm (1 atm = 101,325 kPa). Jika pada suhu 0°C massa jenis raksa 13,6 × 103
kg/m3 dan massa jenis air 1.000 kg/m3. Tentukan:
a. tinggi kolom raksa pada barometer pipa
U; b. tinggi kolom air pada barometer pipa
U. Jawaban:
a. Tinggi kolom raksa pada barometer pipa U
p
h =
ρ Hg g
5 2
1,01325 × 10 N/m
= 4 3 2
(1,36 × 10 kg/m )(9,8 m/s )
= 0,76 m = 76 cm
b. Tinggi kolom air pada barometer pipa
U
p
h = ρ
H 2O g
5 2
1, 01325 × 10 N/m
=
(1 × 103 kg/m3 )(9, 8 m/s2 )
= 10,34 m
3. Sebuah model sederhana yang menggambarkan benua sebagai sebuah balok
dengan massa jenis 3.000 kg/m3 terapung pada lapisan mantel di sekitarnya.
Jika massa jenis mantel 4.000 kg/m3 dan ketebalan benua 50 km, perkirakan
ketinggian benua di atas lapisan sekitarnya (mantel).
Jawaban:
V′b ρ 3.000 kg/m
3
Vb =
b
= 3 = 0,75
ρk 4.000 kg/m
Jadi, ketinggian benua di atas mantel adalah:
(1 – 0,75)50 km = 12,5 km.
4. Silinder logam dengan volume 20 cm3 ditimbang di udara beratnya 2 N. Jika
silinder ditimbang di dalam cairan beratnya 1,8 N dan percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2, berapakah massa jenis cairan tersebut?
Jawaban:
FA = wu – wf = ρf g V

ρf = wu − wf
gV
(2 − 1, 8) N
=
(10 m/s2 )(2 × 10−5 m3 )
0, 2 3
= 4 kg/m
2 × 10−

= 1.000 kg/m3
Massa jenis cairan sebesar 1.000 kg/m3.
5. Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat mobil. Dongkrak hidrolik
memiliki perbandingan luas silinder beban dengan luas silinder tekan 10
cm2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan ternyata gaya yang
diperlukan untuk mengangkat bagian roda mobil dengan dongkrak
sebesar 100 N, tentukan berat bagian roda mobil.
Jawaban:
F1 F
A1 =A2
2
A1 F1
A2 = F2 10
(100 N) = 1.000 N
A2 F1 = 1
F2 = A1

2) Pengayaan
Siswa yang mencapai KKM mengikuti program pengayaan yang diadakan
bersamaan dengan program remedial di luar jam pelajaran. Siswa diminta
mengunduh atau membaca artikel tentang perlunya pemasangan tandon air di
rumah dan juga pengaruh ketinggian dengan penggunaan air di rumah.

J. Penilaian
Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.3 dan 4.3

3. KD 3.3

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek


K. Rangkuman
1. Guru memberikan lebih banyak contoh gejala yang dialami fluida dalam
kehidupan sehari-hari. Jangan lupa memberi pengetahuan kepada siswa bahwa
fluida bukan hanya zat cair saja, tetapi zat gas juga termasuk fluida.
2. Penerapan hukum-hukum dasar fluida statis banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Guru sebaiknya menekankan pentingnya mempelajari penerapan
hukum-hukum tersebut agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang
terkait dengan fludia.
Materi yang Dipelajari
• Konsep Fluida Dinamis
• Penerapan Fluida Dinamis

Menyelidiki Konsep Fluida Dinamis Menyelidiki Penerapan Fluida Dinamis

• Menyelidiki bentuk aliran fluida. • Mengamati timbulnya gaya angkat pada


• Mendiskusikan konsep fl uida fluida dinamis.
ideal. • Mendiskusikan penerapan asas Kontinuitas
• Menyelidiki asas Kontinuitas. pada slang penyemprotan dan penyempitan
• Mendiskusikan asas Bernoulli. pembuluh darah.
• Menganalisis penggunaan asas • Membuktikan teorema Toricelli pada kebocor-
Kontinuitas dan asas Bernoulli an tangki.
dalam permasalahan fisika. • Mendiskusikan efek Venturi dan penerapan-
nya pada venturimeter, alat penyemprot, dan
tabung pitot.
• Mendiskusikan besar gaya angkat pesawat
terbang.
• Membuat tiruan atau memodifikasi sayap
pesawat, venturimeter, tabung pitot atau
peralatan lain yang menerapkan asas Bernoulli.

Menerapkan dan menyelesaikan permasalahan fluida dinamik


serta memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang
menerapkan prinsip dinamika fluida.

A. Pendahuluan
Pesawat terbang merupakan salah satu alat transportasi yang bermanfaat bagi
manusia. Salah satu bagian dan pesawat terbang yang menerapkan konsep fluida
dinamis adalah sayap. Pada bagian sayap pesawat terbang menerapkan salah satu
konsep fluida statis yaitu asas Bernoulli. Fluida dinamis merupakan kelanjutan dari
fluida statis yang telah dipelajari pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan dipelajari
tentang fluida yang bergerak. Ketika fluida bergerak, alirannya dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen. Oleh karena gerakan
fluida yang sesungguhnya sangatlah rumit, dibuatlah beberapa asumsi sehingga
memudahkan dalam pendekatan yang dikenal dengan fluida ideal. Penggunaan
asumsi tersebut mempermudah pemahaman tentang asas kontinuitas fluida, asas
Bernoulli, teorema Toricelli, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya discovery, inquiry, problem based
learning, dan project based learning. Ajaklah siswa untuk menemukan bentuk aliran
fluida, pengukuran debit air dan kecepatan air, serta penerapan fluida dinamis
melalui kegiatan eksplorasi, tugas mandiri, dan eksperimen. Arahkan siswa agar
selalu berpikir kritis dalam pemanfaatan fluida dinamis dalam kehidupan sehari-
hari. Melalui model pembelajaran tersebut, siswa dapat menerapkan perilaku
ilmiah misalnya memiliki rasa ingin tahu, teliti, objektif, jujur, terbuka, kritis,
bertanggung jawab dan peduli lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Tekankan
kepada siswa agar selalu menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi. Anjurkan
siswa agar berani mengemukan pendapat dan pertanyaan saat berdiskusi dengan
sopan.

B. KD, Cara Pendapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 4.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi.

4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dina- mika fl uida dan makna fisisnya.

82 Fluida Dinamis dan Penerapannya Buku Guru Fisika Kelas XI 82


C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep fluida ideal;
2. menjelaskan bentuk aliran fluida;
3. menerapkan asas Kontinuitas dalam menyelesaikan permasalahan fluida dinamis;
4. menerapkan asas Bernoulli dalam menyelesaikan permasalahan fluida dinamis;
5. menganalisis penerapan asas Kontinuitas dan asas Bernoulli dalam berbagai
peralatan dan teknologi.

D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Fluida Dinamis
2. Penerapan Fluida Dinamis

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Tinta
b. Serbuk gabus
c. Keran dan slang air
d. Gelas ukur
e. Stopwatch
f. Gelas
g. Sedotan
h. Botol air 1,5 L
i. Solder
j. Penggaris
k. Selotip
l. Gunting
2. Media Pembelajaran
a. Media presentasi
b. Animasi
c. Gambar
d. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika Untuk Sains dan Teknik Buku 1 Edisi 6, bab Mekanika Fluida, oleh
Raymond A. Serway dam John W. Jewett, Jr.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam Kelas XI SMA/MA, bab Fluida, oleh
Hartanto dan Reza Widya Satria.
c. Fisika Kelas XI Untuk SMA dan MA, bab 6 Fluida, oleh Edi Istiyono.
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Discovery
b. Inquiry
c. Problem Based Learning
d. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Tanya jawab
d. Demonstrasi
e. Pemberian Tugas dan Resitasi
f. Latihan
g. Proyek

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan pertama bertujuan agar siswa memahami bentuk aliran
fluida. Lakukan pembelajaran di luar ruangan agar siswa dapar bereksplorasi
dengan mudah. Sebelum pembelajaran dimulai, siapkan terlebih dahulu alat
dan bahan yang diperlukan antara lain tinta dan serbuk gabus. Carilah sungai
kecil, selokan air, atau parit yang ada di dalam sekolah sebelum pembelajaran
sehingga siswa tidak kesulitan dalam melakukan eksplorasi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengingatkan kembali
fluida statis yang telah dipelajari di kelas X. Guru menjelaskan
materi
yang akan dipelajari pada bab ini yaitu fluida dinamis dan
pemanfaatannya dalam teknologi. Guru menanyakan tentang
pesawat terbang yang dapat tinggal landas sebagai apersepsi. Guru
juga menanyakan bentuk aliran fluida.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Bagaimana
Bentuk Aliran Fluida? secara berkelompok. Tekankan siswa agar
berhati-hati dalam melakukan kegiatan eksplorasi. Arahkan siswa
agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat
orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(1) Mengamati
(a) Mengamati pergerakan tinta dan gabus di sungai atau
parit.
(b) Mengamati bentuk aliran air di sungai dan slang.
(2) Menanya
(a) Menanya pergerakan tinta maupun gabus ketika berada di
parit atau di sungai.
(b) Menanya bentuk aliran fluida pada air sungai dan air
slang.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan bentuk aliran fluida.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi serta pengamatan bentuk aliran
fluida.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil dan membuat laporan hasil
pengamatan.
Catatan: Guru menilai siswa berdasarkan kerja sama dan keaktifan
dalam melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi. Hasil yang
diperoleh yaitu siswa mengetahui bentuk aliran fluida.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, kemudian menjelaskan
Tugas Proyek di akhir bab yang harus dikerjakan siswa tentang
penerapan asas Bernoulli dalam berbagai peralatan dalam
kehidupan. Laporan Tugas Proyek dan produk peralatan yang
dibuat dipresentasikan di pertemuan terakhir.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Bagaimanakah Bentuk Aliran Fluida?
Lintasan yang ditempuh suatu fluida yang sedang bergerak disebut
garis alir. Apabila dalam melalui titik tertentu suatu fluida menempuh garis
alir yang sama dengan garis alir fluida yang mendahuluinya, maka aliran
fluida dikatakan bersifat stasioner atau tenang.
Ketika serbuk tinta dan serbuk gabus dimasukkan ke dalam sungai atau
parit, serbuk gabus dan tinta akan ikut bergerak terbawa arus sungai atau
parit. Aliran gabus dapat Anda amati dengan mudah karena gabus tidak
larut dalam air. Sebaliknya, tinta dapat larut dalam air tetapi dapat
menjelaskan garis alir fluida dengan jelas. Pergerakan tinta atau serbuk
gabus ditentukan oleh kecepatan aliran fluida. Semakin cepat fluida
bergerak, serbuk gabus atau tinta akan cepat mengalir.
Aliran air pada sungai, parit, atau selokan tidaklah mulus. Ada
lingkaran-lingkaran tak menentu dan menyerupai pusaran pada aliran
tersebut. Aliran air pada sungai, parit, atau selokan dinamakan aliran
turbulen yang digambarkan sebagai berikut.

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 4.1 Aliran turbulen

Apabila aliran fluida mulus, lapisan-lapisan yang bersebelahan


meluncur satu sama lain dengan mulus sehingga dinamakan aliran lurus
atau aliran laminer. Aliran laminer terjadi pada air yang dialirkan melalui
slang. Pada aliran ini garis alir fluida tidak saling bersilangan seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 4.2 Aliran laminer

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua bertujuan agar siswa memahami asas kontinuitas.
Lakukan pembelajaran di laboratorium sehingga kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan mudah. Sebelum pembelajaran dimulai, siapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan
bekerja sama dengan petugas laboratorium.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a ) Kegiatan Pendahuluan
Guru menjelaskan tujuan kegiatan eksperimen yaitu mengukur
debit air yang mengalir melalui keran dan membuktikan asas
kontinuitas.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksperimen: Pengukuran
Debit
Air dan Kecepatan Air Keran secara berkelompok. Tekankan siswa
agar berhati-hati dalam melakukan kegiatan eksperimen. Arahkan
siswa agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat
orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(1) Mengamati
Mengamati debit air serta kecepatan air keran.
(2) Menanya
(a) Menanyakan debit air keran.
(b) Menanyakan kecepatan air yang mengalir.
(c) Menanyakan pengaruh kecepatan terhadap debit air yang
dihasilkan.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan hasil debit air keran.
(b) Mendiskusikan hasil kecepatan air.
(c) Mendiskusikan pengaruh kecepatan terhadap debit air.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi tentang debit air dan kecepatan air.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil pengamatan dan membuat laporan
hasil pengamatan.
Catatan: Jika siswa tidak bisa menemukan persamaan debit air,
model diubah menjadi discovery. Guru mengenalkan dahulu
tentang debit air, baru kemudian membuktikannya dengan
percobaan. Data yang diperoleh berupa hasil debit air keran,
kecepatan air, dan hubungan antara debit air keran dengan
kecepatan air.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengevaluasi
kegiatan eksperimen yang telah dilakukan siswa.

c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Pengukuran Debit Air dan Kecepatan Air Keran
Debit air keran dapat dihitung dengan membagi volume air yang keluar
dari keran (V) dengan selang waktu yang diperlukan (t).
Kecepatan alir fluida dapat dihitung sebagai berikut.
V
Q= = Av
t

v= Q = Q
1 2
A (4 π d )

Pada unjuk kreativitas, lubang pada keran diperbesar atau diperkecil


sehingga aliran fluida berubah-ubah. Ketika lubang keran diperkecil,
kecepatan fluida akan semakin besar sehingga air memancar melalui slang.
Sebaliknya, ketika lubang keran air dibuka maksimal, kecepatan aliran fluida
yang mengalir akan semakin lambat. Hal ini disebabkan debit air yang
keluar melalui slang konstan sesuai dengan asas Kontinuitas.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ketiga bertujuan agar siswa memahami asas Bernoulli.
Kegiatan pembelajaran berupa diskusi informasi yang dilakukan di dalam
kelas. Guru membahas eksperimen pada pertemuan kedua dan
mengelaborasikannya untuk menjelaskan asas Bernoulli.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kembali hasil eksperimen pada pertemuan
sebelumnya. Guru menanyakan aliran air jika luas penampang pipa
yang digunakan semakin besar atau semakin kecil. Guru
memberikan
pertanyaan hal yang mungkin terjadi jika ketinggian pipa bervariasi
antara satu tempat dengan yang lainnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara bergantian.
(2) Guru membahas jawaban siswa dan mengelaborasikannya untuk
menjelaskan asas Bernoulli. Guru mengajak diskusi siswa
tentang asas Bernoulli.
(3) Guru menjelaskan contoh soal penerapan asas Bernoulli dalam
permasalahan fisika.
(4) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
Bertindak Kreatif dan meminta beberapa siswa untuk
menjawabnya. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan
memahami asas Kontinuitas dan asas Bernoulli yang
diterapkan pada tandon air dan slang.
(5) Guru membahas jawaban siswa dan menyimpulkannya
bersama-
sama siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran kemudian meminta siswa
mengerjakan Review subbab A sebagai tugas rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Laju air yang keluar dari lubang sama dengan laju air yang jatuh
bebas dari ketinggian h. Dengan meletakkan tandon air di tempat yang
tinggi, kecepatan air akan semakin besar. Begitu pula dengan menekan
ujung slang yang berarti memperkecil luas penampang slang. Dengan
luas penampang yang kecil, akan diperoleh kecepatan aliran fluida
yang besar.
2) Review Subbab A
1. Ketika slang dibuka maksimal, kecepatan aliran fluida yang
mengalir akan lambat. Sebaliknya, ketika slang ditekan, lubang
slang menjadi lebih kecil. Akibatnya, kecepatan fluida akan
semakin besar sehingga air memancar melalui slang. Hal ini
disebabkan debit air yang keluar melalui selang konstan sesuai
dengan asas Kontinuitas.
3. 40 m/s
5. 1 L/s

4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keempat bertujuan menyelidiki penerapan fluida dalam
kehidupan. Guru sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
terlebih dahulu. Selain itu, guru mempersiapkan materi yang berhubungan
dengan pesawat terbang saat mendarat.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan tentang pesawat terbang yang dapat tinggal
landas seperti pada apersepsi pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan
Fluida Dinamis secara berkelompok. Arahkan siswa agar
terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat orang
lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(a) Mengamati
(i) Mengamati pergerakan air ketika air diisap
menggunakan sedotan.
(ii) Mengamati gambar pesawat terbang ketika mendarat.
(b) Menanya
(i) Menanyakan penyebab air dalam gelas naik saat diisap
menggunakan sedotan.
(ii) Menanyakan mekanisme sayap pesawat terbang.
(c) Mengumpulkan Informasi
(i) Mendiskusikan penyebab air dalam gelas naik saat
diisap menggunakan sedotan.
(ii) Mendiskusikan mekanisme sayap pesawat terbang
ketika pesawat terbang mendarat.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan laporan hasil diskusi tentang penyebab air
dalam gelas naik ketika diisap menggunakan sedotan dan
mekanisme sayap pesawat terbang saat mendarat.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil diskusi serta mempresentasikan
hasilnya di depan kelas.
Catatan: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
fl uida dinamis. Untuk memudahkan siswa memahami
penerapan fluida dinamis pada pesawat terbang, guru juga
dapat memperlihatkan video kepada siswa. Apabila hal
tersebut tidak memungkinkan, guru dapat mengajak siswa
membaca berbagai literatur baik buku maupun artikel. Guru
menilai siswa berdasarkan pemahamanna, keaktifan, dan sikap
kerja sama.
(2) Guru memimpin diskusi kelas tentang penerapan asas
Kontinuitas dan teorema Toricelli.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, kemudian meminta siswa
mempelajari dan mengerjakan Tugas Mandiri: Kebocoran Tangki
sebagai pekerjaan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Penerapan Fluida Dinamis
Ketika air diisap melalui sedotan, udara di dalam sedotan naik ke atas
dengan kelajuan yang tinggi. Akibatnya, tekanan di dalam sedotan menjadi
lebih kecil daripada tekanan di dalam gelas sehingga air mengalir ke atas
melalui sedotan.
Pesawat terbang dapat take off dan landing karena adanya gaya angkat
sayap pesawat terbang. Bentuk sayap pesawat dapat diatur sehingga
kelajuan udara di atas dan di bawah pesawat memiliki nilai yang berbeda.
Dengan perbedaan kelajuan tersebut akan menimbulkan perbedaan tekanan
udara di atas dan dibawah sayap sehingga pesawat dapat take off maupun
landing.
Penerapan fluida dinamis yang lain yaitu pemanfaatan tandon air, slang
penyemprotan, alat penyemprot, tabung pitot, dan venturimeter.

5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima bertujuan agar siswa memahami teorema Toricelli.
Lakukan pembelajaran di laboratorium sehingga kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan mudah. Sebelum pembelajaran dimulai, siapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan
bekerja sama dengan petugas laboratorium.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi,
Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri:
Kebocoran Tangki dan membahasnya. Guru menjelaskan kegiatan
eksperimen yang harus dilakukan siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksperimen: Pengukuran
Kecepatan Air pada Lubang Kebocoran secara berkelompok.
Arahkan siswa agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai
pendapat orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan
atau
pendapat.
(1) Mengamati
Mengamati jarak pancuran air pada botol yang belubang.
(2) Menanya
(a) Menanyakan kecepatan air yang mengalir melalui lubang
dinding botol.
(b) Menanyakan waktu yang dibutuhkan air mencapai tanah.
(c) Menanyakan hubungan ketinggian lubang dan jangkauan
air.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan waktu serta kecepatan air yang mengalir
pada lubang dinding botol.
(b) Mendiskusikan hubungan ketinggian lubang dan jangkauan
air.
(4) Mengasosiasikan
Mengolah hasil percobaan serta mengumpulkan laporan hasil
praktikum.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil percobaan dan membuat laporan hasil
percobaan pengukuran kecepatan air pada lubang kebocoran.
Catatan: Dalam kegiatan ini jika siswa kesulitan mencari botol
bekas, siswa dapat menggantinya dengan plastik yang diberi
lubang. Data yang akan diperoleh yaitu kecepatan air yang
melalui lubang dinding botol. Selain itu, guru dapat menilai siswa
melalui sikap kerja sama, keaktifan, dan pemahaman tehadap
materi tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran kemudian meminta siswa
mengerjakan Tugas Mandiri: Venturimeter Tanpa Manometer dan
Review subbab B sebagai tugas
rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Kebocoran Tangki
Laju fluida pada permukaan tangki diabaikan (v1 = 0) karena luas
permukaan tangki air jauh lebih besar daripada luas penampang
lubang. Adapun tekanan di permukaan tangki sama dengan tekanan
pada lubang karena sama-sama berhubungan dengan udara luar (p1 =
p2)
Persamaan Bernoulli pada tangki yaitu:
1 1
ρ1 + ρ gh1 + ρ v12 = p2 + ρ gh2 + ρ v22
2 2
Oleh karena p1 = p2 dan v1 = 0, maka:
1 v2
ρ gh1 = ρ gh2 2
ρ 2
+
1 v2
ρ g(h1 – h2) = ρ 2
2
v2 =
2 g(h1 − h2 )

v2 = 2 gh
2) Mari Bereksperimen: Pengukuran Kecepatan Air pada Lubang
Kebocoran
Kecepatan aliran air dapat dihitung dengan persamaan: v =
2 gh
Lintasan air yang keluar dari lubang berbentuk setengah parabola.
Dengan demikian, persamaan gerak parabola berlaku pada aliran air
tersebut.
Berdasarkan gerak parabola yang
telah dipelajari di bab sebelumnya,
jenis gerak pada pada sumbu X adalah
GLB sedangkan jenis gerak pada
sumbu Y adalah GLBB. OLeh karena
kecepatan
semburan air dari lubang ke arah h
sumbu X, kecepatan awal dalam arah
sumbu Y sama dengan nol. Dengan h 1 v
demikian, air jatuh bebas jari lubang ke
tanah dan menempuh jarak sejauh h2. h2 = 20 cm
Persamaan gerak dalam arah sumbu Y
sebagai berikut.
x
1
h2 = gt2 Sumber: Dokumen Penerbit
2
Gambar 4.3 Kebocoran tangki
2 h2
t= g
2 h2
Jadi, air sampai ke tanah dalam waktu t = g .
Jenis gerak dalam arah sumbu X adalah GLB. Persamaan yang berlaku
sebagai berikut.
2 h2
g
= 2 h h2
x= vt= 2
gh

Jadi, hubungan antara ketinggian lubang dengan jangkauan air dalam


arah sumbu X yaitu x = 2 h h2 .

6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keenam bertujuan agar siswa memahami penerapan asas
Bernoulli pada venturimeter, tabung pitot, alat penyemprot, dan gaya angkat
pada pesawat terbang. Kegiatan pembelajaran berupa diskusi informasi yang
dilakukan di dalam kelas secara berkelompok.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Venturi-
meter Tanpa Manometer, kemudian lakukan diskusi untuk
membahas tugas ini. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok kemudian meminta tiap-tiap kelompok untuk
mempelajari
prinsip kerja salah satu alat yang menerapkan asas Bernoulli. Guru
menganjurkan siswa membuka situs tentang animasi penerapan
asas
Bernoulli sehingga lebih mudah dipahami.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa mendiskusikan prinsip kerja venturimeter tanpa
manometer,
venturimeter dengan manometer, tabung pitot, dan gaya angkat
pesawat terbang sesuai dengan kelompoknya.
(2) Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru berperan sebagai
moderator dalam diskusi kelas. Arahkan siswa agar terbuka
dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat orang lain, dan
sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(3) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada Bertindak
Kreatif kemudian mendiskusikannya bersama siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mencoba mengerjakan soal Review subbab
B.
Guru mengingatkan siswa untuk mempresentasikan tugas proyek
pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Venturimeter Tanpa Manometer
Jika fluida mengalir melewati pipa berdiameter kecil, bentuk
venturi-
meter menjadi:

A1 v1 A2 v2

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 4.4 Venturimeter tanpa manometer


Persamaan Bernoulli pada pipa horizontal sebagai berikut.
1
p1 + ρ v12 = p2 + ρ v22 . . . (1)
2
Berdasarkan asas kontinuitas, A1v1 = A2v2 sehingga diperoleh:
v2 = A1
v
A2 1
. . . (2)
Substitusi persamaan (2) pada persamaan (1) diperoleh:
1 1
p1 + ρ v12 = p2 + ρ ( A1 )2 v12
2 2 A2

1 A
ρ v12 (1 – ( A1 )2 ) = p2 – p1 . . . (3)
2 2

Tekanan pada pipa besar lebih besar daripada tekanan pada pipa kecil.
Perbedaan tekanan tersebut dapat dilihat dari perbedaan ketinggian
fluida pada pipa besar dan kecil. Dengan demikian p2 > p1. Perbedaan
tekanan hidrostatis fluida pada kedua pipa yaitu:
p2 – p1 = ρ gh . . . (4)
Substitusi persamaan (4) ke persamaan (3)
diperoleh:
1 A
ρ v12 (1 – ( A12 )2 ) = ρ gh
2

v1 = 2 gh
A 2
1 − (A 1 )
2

Jadi, persamaan kecepatan fluida jika mengalir melalui pipa berdiameter


2 gh .
A
kecil yaitu v1= 1 − ( A21 )2

2) Bertindak Kreatif Dinamo


Kincir
Cerobong asap me-
nerapkan prinsip fluida Termometer
d i n a m i s ya i t u a s a s Pipa kecil
Bernoulli. Pergerakan asap Kabel
disebabkan adanya per-
bedaan tekanan di dalam Gelas ukur
cerobong dan tekanan di
permukaan cerobong.
Apabila di permukaan
cerobong diberikan kincir
yang terhubung dinamo,
bilah kincir akan bergerak
karena dorongan asap.
Kincir yang bergerak Multimeter
Pembakar
mengakibatkan kumparan bunsen
pada dinamo ikut Sumber: Dokumen Penerbit
bergerak sehingga Gambar 4.5 Miniatur kincir angin
dihasilkan listrik.
Siswa dapat membuat miniatur tersebut dengan menggabungkan
gelas ukur, termometer, pembakar bunsen, penutup gelas ukur, pipa
kecil, kincir angin, dinamo mainan, dan multimeter. Gelas ukur diisi air
kemudian ditutup dengan penutup gelas tersebut. Berilah lubang pada
salah satu bagian penutup gelas dan masukkan pipa ke dalam lubang
tersebut. Sementara itu, kincir dihubungkan dengan dinamo dan
dipasang di bagian ujung pipa. Panaskan gelas ukur hingga mendidih
sehingga kincir bergerak dan menghasilkan listrik. Gunakan multimeter
untuk mengukur arus listrik yang dihasilkan.
3) Review Subbab B
1. 4 cm
4
3. h
9
5. 75,4 m/s

7. Pertemuan VII (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini siswa mempresentasikan tugas proyek tentang
pembuatan alat yang menerapkan asas Bernoulli.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Proyek
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta setiap kelompok untuk mempersiapkan proyek
yang akan mereka presentasikan. Guru menjelaskan langkah-
langkah
presentasi.
b) Kegiatan Inti
Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai proyek yang dipresentasikan. Guru melakukan
penilaian proyek.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok yang
telah melaksanakan proyek dengan baik. Guru melakukan refleksi
pembelajaran, kemudian meminta siswa mengumpulkan produk
hasil
kerja sebagai alat peraga di laboratorium. Guru memberikan tugas
rumah kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal Evaluasi sebagai
latihan untuk mengerjakan ulangan harian pada pertemuan
selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. a
2. c
3. c
4. e
5. b
B. Uraian
1. Diketahui: P = 150 watt
h = 12 m
V = 1.000 liter = 1 m3
g = 10 m/s2
Ditanyakan: t
Jawab:
Energi listrik= energi potensial
W = mgh
Pt = ρ V gh
ρ V gh
t=
P
3 3 2
(1.000 kg/m )(1 m )(10 m/s )(12 m)
=
150 W
4
12 × 10 J
=
150 W
= 800 sekon
Jadi, waktu yang dibutuhkan supaya tandon air penuh adalah
800 sekon.
3. Diketahui: h 1 = 150 cm = 1,5 m
h = 125 cm = 1,25 m
Q = 30 liter/menit = 0,5 × 10–3 m3/s
Ditanyakan: A
Jawab:
v = 2 gh
2
= (2)(10 m/s )(1,25 m)
= 5 m/s
Q =Av
A = Q
v
−3 3
0, 5 × 10 m /s
= 5 m/s

= 1 × 10–4 m2
Jadi, luas penampang kebocoran adalah 1 × 10–4 m2.
5. Diketahui: d 1 = 4 cm = 4 × 10–2 m
v 1 = 1 m/s
p 1 = 3 × 105 Pa
d 2 = 2 cm = 2 × 10–2 m
h2 = 5 m
h1 = 0
Ditanyakan: p 2
Jawab:
Persamaan Kontinuitas:
A1v1 = A2v2
d1 )2 d2
π( v = π(
2 1 2 )2 v2
−2
d 4 × 10 m 2
v 2 = ( d1 )2 v1 = ( −2 ) (1 m/s) = 4 m/s
2 2 × 10 m
Persamaan Bernoulli:
1 1
p1 + ρ gh1 + ρ v12 = p2 + ρ gh2 + ρv2 2
2 2
1
p 2 = p1 + ρ g(h1 – h2) + ρ (v12 – v22)
2
1
= (3 × 105) + (103)(10)(0 – 5) + 2
(103(12 – 42)) = 2,425 × 105
Jadi, tekanan pada pipa kedua adalah 2,425 × 105 Pa.
7. Diketahui: h1 = 4 m
h = 1,8 m
A = 2,8 m2 = 2,8 × 10–4 m2
Ditanyakan: a. v
b. Q
c. X
Jawab:
2
2(10 m/s )(1, 8 m) = 6 m/s
a. v = 2 gh =

Jadi, kelajuan air yang keluar dari keran 6


m/s. b. Q = A v
= (2,8 × 10–4 m2)(6 m/s)
= 16,8 × 10–4 m3/s
Jadi, debit air yang keluar dari keran sebanyak 16,8 × 10–4 m3/s.
c. X = 2 h h2 = 2 (1, 8)(4 − 1, 8) = 3,98
Jadi, jarak pancaran air diukur dari dasar tangki sejauh 3,98 m.
9. Diketahui: d 1 = 5 cm
d 2 = 3 cm
Δp1 = 0,8 × 104 Pa
Ditanyakan: v 1
Jawab:
v1 = 2 Δp
A 2
ρ (( 1 )
−A1)
2
2
Δ
p
= d 4
ρ ((d 1 ) − 1)
2

2(0, 8 ×
4
10 )
= 3 5 4
(10 )((3 ) − 1)

9
=
34
34

= 1,54
9
Jadi, kecepatan air pada pipa berdiameter 34
34 m/s atau
besar
1,54 m/s.

H Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Tugas proyek ini berisi pembuatan alat yang memanfaatkan asas
Bernoulli berupa tiruan sayap pesawat terbang, alat penyemprot, tabung pitot,
atau pembuatan venturimeter secara berkelompok.
2. Latar Belakang
Asas Bernoulli banyak diterapkan dalam kehidupan manusia. Contoh
penerapan asas Bernoulli antara lain pada sayap pesawat terbang, alat
penyemprot, venturimeter tanpa manometer, venturimeter dengan
manometer, dan tabung pitot.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah melakukan tugas proyek ini, siswa diharapkan dapat
memahami penerapan asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
membuat tiruan sayap pesawat atau venturimeter diharapkan siswa dapat
mengembangkan penerapan asas Bernoulli dalam teknologi.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan siswa secara berkelompok di luar jam pelajaran.
Anjurkan siswa agar mengembangkan kreativitas dan inovasinya sehingga
menghasilkan produk yang memuaskan. Berikan bimbingan kepada siswa
secara rutin saat mengerjakan proyek dan tekankan siswa agar saling
bekerja sama saat mengerjakan proyek.
I. Program Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
Pada akhir bab, siswa diberi ulangan harian. Hasil tes dianalisis untuk
mengetahui tingkat ketercapaian KKM dan mengidentifikasi indikator-indikator
yang belum dikuasai siswa. Bagi siswa yang belum mencapai KKM, guru
memberikan program remedial dengan mempelajari kembali materi yang belum
dikuasai dengan bimbingan guru. Pelaksanaan program remedial dilakukan di
luar jam pelajaran. Bagi siswa yang telah mencapai KKM diberi program
pengayaan yaitu pemberian tugas yang lebih menantang. Pelaksanaan
pengayaan dan program remedial dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
2. Pengayaan
Pompa air memiliki daya 100 watt menyedot air pada kedalaman 9 meter. Air
dialirkan melalui pipa dan ditampung dalam bak berukuran 0,9 m3. Bak tersebut
penuh setelah dialiri selama 15 menit. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2,
tentukan efisiensi pompa air tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: P1 = 100 watt
h =9m
V = 0,9 m3
t = 15 menit = 900 sekon
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: η
Jawab:
P2 = ρ
Qgh
P2 = ρ V Q g h
t
0, 9
= (103)( 900 )(9,8) (9)
= 88,2 watt
P2
η = × 100%
P1

88, 2
= × 100%
100
= 88,2%
Jadi, efisiensi pompa air tersebut adalah 88,2%.
J. Penilaian
Tabel 4.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.4 dan 4.4

3. KD 3.4

4. Hasil Tugas Proyek

5. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

K. Rangkuman
1. Pembelajaran bab fluida dinamis merupakan kelanjutan dari fluida statis di kelas
X. Tujuan pembelajaran pada bab ini agar siswa mampu menerapkan dan
menyelesaikan permasalah fluida dinamik serta memodifikasi ide/gagasan
proyek sederhana yang menerapkan dinamika fluida.
2. Model pembelajaran yang digunakan bervariasi, antara lain discovery, inquiry,
problem based learning, dan project based learning. Melalui model pembelajaran
tersebut siswa dapat menerapkan perilaku ilmiah dalam pembelajaran dan dapat
menghargai kerja individu dan kelompok dalam berdiskusi dan melaksanakan
tugas.
3. Melalui pembelajaran fl uida dinamis ini, siswa semakin bertambahnya
pengetahuan siswa dengan penciptaan fluida oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga siswa dapat memanfaatkannya dalam berbagai peralatan dan teknologi.
Suhu dan Kalor
• Suhu
• Pemuaian
• Kalor
• Perpindahan Kalor

Menjelaskan suhu dan Menjelaskan pengaruh


Menjelaskan pemuai- Menjelaskan
pengukurannya kalor terhadap wujud
an pada berbagai zat perpindahan kalor
zat

• Mengukur suhu • Menjelaskan pe- • M e n jelaskan • Menjelaskan per-


m en g g u n a k a n muaian dari peng- pengaruh kalor pindahan kalor
tangan dan ter- amatan video ter hadap suatu saat memanas-
mometer tentang pemuai- benda kan air
• Menjelaskan cara an • Menentukan ka- • Menentukan
mengalibrasi ter- • Melakukan ke- lor jenis melalui bahan-bahan
mometer zat cair giatan untuk percobaan yang termasuk
membuktikan konduksi kalor
pemuaian gas • Membuat kom-
por matahari

Menjelaskan pengaruh kalor dan perpindahan


kalor serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari

A. Pendahuluan
Bab Suhu dan Kalor mempelajari mengenai suhu, pemuaian, kalor, dan
perpindahan kalor. Suhu dapat mengakibatkan benda mengalami pemuaian.
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan zat gas. Kenaikan suhu benda
diakibatkan oleh pemberian kalor ke benda tersebut. Kalor dapat merambat dengan
tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Indonesia memiliki energi panas matahari yang melimpah. Pembuatan kompor
matahari dapat memanfaatkan kelimpahan tersebut. Selain itu, pembuatan kompor
matahari merupakan salah satu upaya untuk menghemat energi. Dengan mengetahui
kelimpahan energi panas di Indonesia, siswa diharapkan mensyukuri dan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, dengan mengetahui pengaruh suhu
dan kalor terhadap suatu benda, siswa dapat menggunakannya untuk mengatasi hal-
hal yang berhubungan dengan suhu dan kalor dalam kehidupan.
Di bab ini, siswa diharapkan dapat melakukan pengukuran suhu menggunakan
alat yang tepat dan merawat alat ukur suhu dengan benar. Siswa diharapkan dapat
memanfaatkan pemuaian dan perpindahan kalor untuk menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan. Dalam melakukan kegiatan guru memotivasi siswa agar bersikap
kreatif, inovatif, dan penuh rasa ingin tahu. Sikap bertanggung jawab, disiplin, jujur,
teliti, dan cermat juga diperlukan saat melakukan berbagai kegiatan dalam bab ini.
Guru juga memotivasi siswa agar dapat berkomunikasi dengan baik saat presentasi
ataupun saat mengungkapkan pendapat dalam setiap kegiatan diskusi.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 5.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapa- sit

4 . 5 Merencanakan dan me- lakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait kapa

102 Suhu dan Kalor Buku Guru Fisika Kelas XI 102


C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
1. menjelaskan suhu dan alat ukur suhu;
2. menjelaskan skala suhu;
3. menjelaskan pengaruh suhu pada pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas;
4. menggunakan persamaan pemuaian untuk menyelesaikan soal;
5. menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat;
6. menjelaskan asas Black dan menggunakan persamaannya dalam menyelesaikan
persoalan;
7. menjelaskan perpindahan kalor dan peristiwa yang berkaitan;
8. menggunakan persamaan pada perpindahan kalor untuk menyelesaikan
permasalahan.

D. Materi Pembelajaran
1. Suhu
2. Pemuaian
3. Kalor
4. Perpindahan Kalor

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Gelas beke
b. Air
c. Termomete
d. Ember atau
e. Botol
f. Balon
g. Pembakar
2. Media Pembelajaran
a. Gambar
b. Video
c. Peristiwa di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Seri Kegiatan Sains: Panas & Energi, oleh Lisa Magloff.
b. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2, bab Suhu serta bab Kalor dan Hukum
Pertama Termodinamika, oleh Seway dan Jewett.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Project Based Learning
c. Discovery
d. Inquiry
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Pemberian Tugas dan Resitasi
d. Proyek
e. Latihan
f. Demonstrasi
g. Eksperimen

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini dibahas mengenai suhu, alat ukur, dan skalanya. Guru
menyiapkan gelas beker, air, pembakar spiritus, dan termometer yang akan
digunakan untuk melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Bagaimana Cara
Mengukur Suhu dengan Tepat?
Materi Untuk
Guru
Miskonsepsi yang sering terjadi adalah menyamakan suhu dengan kalor.
Guru harus dapat membedakan definisi suhu dan kalor. Suhu adalah
ukuran
derajat panas. Adapun kalor adalah bentuk energi atau jumlah panas yang
diserap atau dilepaskan suatu benda. Besaran yang dapat diukur mengguna-
kan termometer adalah suhu bukan
kalor.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan
Discovery
2) Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian Tugas dan
Resitasi, Eksperimen, Latihan
3) Langkah-langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
Kegiatan bisa dilakukan di kelas atau di laboratorium.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi : Bagaimana Cara
Mengukur Suhu dengan Tepat? Setelah melakukan kegiatan ini
siswa
dapat mengetahui cara mengukur suhu dengan tepat.
(1) Mengamati
Mengamati skala termometer yang akan digunakan untuk
mengukur suhu.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan skala termometer yang digunakan.
(b) Menanyakan cara pengukuran yang memiliki hasil paling
akurat.
(3) Mengumpulkan infromasi
Mencoba melakukan pengukuran dengan tangan dan
termometer yang tersedia.
(4) Mengasosiasi
Menulis hasilnya dalam lembar pengamatan dan mendiskusikan
hasilnya dengan anggota kelompok.
(5) Mengomunikasikan
Menuliskan kesimpulan cara yang benar dalam menggunakan
termometer, lalu mengomunikasikan hasilnya ke depan kelas
bersama anggota kelompoknya.
Catatan: sikap yang perlu dinilai adalah keaktifan siswa dalam
melakukan kegiatan dan diskusi.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Tugas : Bagaimana Mengalibrasi
Termometer Zat Cair? dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Setelah itu sebagai penutup siswa diminta mengerjakan Review subbab
A.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Bagaimana Cara Mengukur Suhu dengan Tepat?
Air yang tidak dipanaskan akan terasa lebih dingin dibanding air
yang telah dipanaskan. Air yang dipanaskan memiliki suhu lebih tinggi
dibanding air yang tidak dipanaskan. Pengukuran menggunakan
termometer yang berbeda akan menghasilkan pengukuran yang kadang-
kadang berbeda. Hal ini karena tingkat keakuratan tiap-tiap termometer
juga berbeda. Suhu yang ditampilkan dari setiap termometer akan
menunjukkan skala yang berbeda tergantung dari prinsip kerja dan
bahan
yang digunakan. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
suhu
adalah derajat panas suatu benda.
2) Review (Subbab A)
1. Suhu adalah derajat atau tingkat panas suatu benda.
2. Prinsip kerja pirometer berdasarkan intensitas radiasi yang
dipancar-
kan oleh benda tersebut. Untuk mengukur suhu benda, instrumen
pirometer tidak perlu menyentuh benda tersebut sehingga suhu
yang
sangat tinggi tidak akan merusak atau membakar pirometer.
Keunggulan pirometer sebagai berikut.
a. Dapat mengukur suhu benda tanpa menyentuhnya.
b. Aman dari pengaruh suhu benda yang diukur.
Kelemahan pirometer sebagai berikut.
a. Harganya mahal.
b. Tidak setiap benda dapat diukur suhunya dengan pirometer.
3. Raksa memiliki jangkauan suhu dari –39°C hingga 357°C,
sedangkan
alkohol memiliki jangkauan suhu dari –144°C hingga 78°C. Jadi,
untuk mengukur suhu yang memiliki titik beku –115°C seharusnya
memakai termometer yang berisi alkohol.
4. 302°F = 423 K
5. a. 92°A = 40°C = 32°R = 104°F.
b. Kedua skala menunjukkan pada angka yang sama yaitu –25.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan II membahas mengenai pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas.
1) Materi untuk Guru
Miskonsepsi yang sering terjadi adalah pemuaian luas dan
pemuaian
volume pada zat padat hanya terjadi satu arah. Pada kenyataannya,
pemuaian terjadi ke segala arah. Misal pada lempengan, semua sisi akan
memuai. Gambar pemuaian luas dan pemuaian volume pada zat padat
dilihat pada gambar di bawah ini.
p1 = panjang akhir

A1 = lebar akhir A0 = lebar mula-mula

Pada suhu T1 volume kubus V0


p0 = panjang mula-mula
Pada suhu T2 volume kubus Vt
Sumber: Dokumen Penerbit
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 5.2 Pemuaian volume pada
Gambar 5.1 Pemuaian luas pada zat padat zat padat

b. Proses Belajar Mengajar


1) Model Pembelajaran : Discovery, Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugas dan
Resitasi, Demonstrasi
3) Langkah-langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Bagaimana
Mengalibrasi Termometer Zat Cair? dan membahasnya secara
singkat. Guru meminta beberapa orang siswa menyimpulkan tugas
tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Apa Pengaruh
Suhu terhadap Pemuaian?
(a) Mengamati
Mengamati pemuaian dan penyusutan gas.
(b) Menanya
(a) Menanyakan pengaruh suhu terhadap pemuaian.
(b) Menanyakan faktor yang memengaruhi pemuaian.
(c) Mengumpulkan infromasi
Melakukan kegiatan sesuai prosedur tentang pengaruh
suhu
terhadap pemuaian dengan anggota kelompoknya.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dengan anggota
kelompoknya. Setelah itu, mengambil kesimpulan dari hasil
kegiatan.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan melakukan
tanya jawab.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Pemuaian Zat
Cair
(a) Mengamati
Mengatasi pemuaian pada zat cair.
(b) Menanya
i. Menanya faktor yang memengaruhi pemuaian zat cair.
ii. Menanya perbedaan karakteristik antara air dan
alkohol.
iii. Memprediksi kemungkinan hasil kegiatan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mencari data perbedaan karakteristik termal air dan
alkohol.
Lalu melakukan percobaan untuk membuktikan perbedaan
tersebut.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan hasil kegiatan bersama anggota kelompok-
nya, lalu menyimpulkannya.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil kegiatan di depan kelas.
Catatan: sikap yang perlu dinilai saat melakukan kegiatan ini
adalah ketelitian dan keaktifan. Jika alat yang dimiliki tidak
terlalu
banyak, pembelajaran dapat dilakukan dengan cara demonstrasi
di depan kelas.
(3) Siswa diminta mengerjakan Review subbab B.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi dengan membahas fitur Bertindak
Kreatif (subbab B). Guru meminta siswa mengerjakan Tugas
Proyek:
Membuat Kompor Matahari yang tertulis di akhir subbab D untuk
dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan keenam. Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas
tersebut.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Bagaimana Mengalibrasi Termometer Zat Cair?
Alat yang diperlukan untuk mengalibrasi termometer zat cair adalah
termometer terkalibrasi disertai sertifikat Uji Operasional. Semua alat
pengukuran harus dikontrol pada saat pertama beroperasi dan sesudah
digunakan paling sedikit satu kali pertahun dengan menggunakan
termometer terkalibrasi. Pengujian harus dilakukan paling sedikit dengan
satu nilai pada rentang temperatur saat alat dioperasikan. Untuk
pengukuran
pada temperatur kamar misal alat tersebut dicek pada suhu 15–25°C.
Suhu
yang ditunjukkan oleh tiap-tiap termometer dicek oleh termometer
terkalibrasi. Termometer-termometer tersebut dimasukkan ke dalam
lemari
pendingin atau penangas air (water bath), sampai temperatur yang
ditunjukkan oleh tiap-tiap termometer stabil paling sedikit dalam satu
menit.
Pengukuran suhu udara menggunakan termometer, untuk memper-
lambat penunjukan suhu dapat dilakukan dengan menempelkan gabus
atau kapas pada ujung termometer dan biarkan termometer kira-kira 1
(satu) jam untuk mencapai suhu yang diinginkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat termometer
sebagai berikut.
a) Perhatikan permukaan kaca termometer. Setelah dipakai, segera
bersihkan kaca dari kotoran atau endapan yang mungkin
menempel dengan kain. Usapkan kain tersebut secara perlahan.
b) Setelah dipakai, segera simpan termometer dalam wadah
penyimpan- an. Sebelum disimpan, sebaiknya termometer
didinginkan terlebih dahulu. Simpan termometer pada lemari
penyimpanan yang tertutup.
c) Periksa keadaan termometer secara berkala, jangan sampai terjadi
anomali pada termometer tersebut.
2) Mari Bereksplorasi: Bagaimana Pengaruh Suhu terhadap Pemuaian?
Udara di dalam balon mengalami keniakan suhu karena mendapat
kalor dari air panas. Akibatnya, balon mengembang. Ketika bagian
bawah
botol disiram dengan air keran, suhu udara berkurang sehingga udara
menyusut dan mengakibatkan balon mengempis. Percobaan sederhana
ini menunjukkan bahwa udara (gas) memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan.
3) Mari Bereksplorasi: Pemuaian Zat Cair
Volume zat akan bertambah seiring dengan kenaikan suhu. Semakin
tinggi suhu, pertambahan volume semakin besar. Air dan alkohol
memiliki
koefisien pemuaian yang berbeda. Koefisien muai air adalah 2,1 × 10–4/°C,
sedangkan koefisien muai alkohol adalah 1,12 × 10–4/°C. Jadi, air akan
memuai lebih besar daripada alkohol pada suhu yang sama.
4) Review (subbab B)
1. 2,29 × 10–3/°C.
2. Oleh karena V a′ ir < Vbaja maka tidak ada air yang tumpah.
3. Anomali air bermanfaat bagi kehidupan di daerah yang mengalami
musim dingin. Ketika air dingin di dalam danau mencapai suhu di
bawah 4°C, pertambahan volume air karena pemuaian akan
memperkecil massa jenis air yang lebih dingin. Air yang lebih
dingin massa jenisnya lebih kecil akan bergerak ke permukaan
danau, sedangkan air 4°C yang massa jenisnya lebih besar akan
tenggelam ke dasar danau. Hasilnya, air di permukaan danau akan
membeku terlebih dahulu, sebab air di permukaanlah yang
mencapai suhu 0°C. Jadi, di permukaan air akan terbentuk lapisan
es. Air di bawah lapisan es di danau yang dalam tidak pernah
membeku sehingga ikan dan tumbuhan dalam danau mampu
menghadapi musim dingin.
4. 0,010114 m3
5. Air memiliki koefisien muai volume lebih besar dibanding dengan
aluminium. Jadi, saat dipanaskan air akan memuai lebih besar
dibanding wadah aluminium. Oleh karena itu, sebaiknya pengisian
air ke wadah tidak sampai penuh agar air tidak tumpah.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru mempersiapkan alat-alat untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Apa Pengaruh Kalor terhadap Suatu Benda?
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Pemberian Tugas dan Resitasi, Tanya Jawab,
Diskusi, Eksperimen, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi : Apa Pengaruh
Kalor terhadap Suatu Benda?.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi : Apa Pengaruh
Kalor terhadap Suatu Benda?
(1) Mengamati
Mengamati lama waktu pemanasan dan pengaruhnya terhadap
suhu.
(2) Menanya
(a) Menanyakan pengaruh volume air terhadap kenaikan suhu.
(b) Memprediksi hasil kegiatan yang akan dilakukan.
(3) Mengumpulkan informasi
Melakukan kegiatan sesuai prosedur untuk mengetahui
pengaruh kalor terhadap suhu benda.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan bersama anggota kelompoknya.
Setelah itu, mengambil kesimpulan hasil kegiatan dan diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Review subbab B. Kemudian
guru mengingatkan siswa bahwa minggu depan melakukan kegiatan
Mari Bereksperimen: Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Apa Pengaruh Kalor terhadap Suatu Benda?
Air yang memiliki massa lebih sedikit akan mengalami kenaikan
suhu
lebih cepat. Air mengalami kenaikan suhu karena mendapatkan kalor
dari
pemanasan yang dilakukan. Semakin lama waktu pemanasan, semakin
besar kenaikan suhu. Grafiknya bisa berupa garis lurus karena kenaikan
suhu sebanding dengan waktu pemanasan.
2) Review (subbab 3)
1. Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu
tinggi
ke suhu rendah.
2. Kalor jenis air 4.200 J/kg °C dan kalor jenis minyak 2.200 J/kg °C.
Oleh karena kalor jenis berbanding terbalik dengan kenaikan suhu,
benda yang memiliki kalor jenis kecil akan mengalami kenaikan
suhu
yang besar. Kesimpulannya, dengan massa yang sama, minyak akan
mengalami kenaikan suhu lebih cepat dibanding air.
3. Dua zat yang berbeda suhu akan memiliki suhu kesetimbangan
ketika
dicampur. Suhu yang lebih tinggi akan turun, sedangkan suhu yang
lebih rendah akan naik. Air yang hangat dapat diperoleh dengan
mencampurkan air dingin dan air panas.
4. 150 gram.
5. 10,914 g.

4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Bagaimana
Menentukan Kalor Jenis? Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
dilakukan untuk kegiatan tersebut.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Metode Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa ke laboratorium untuk melakukan
kegiatan
Mari Bereksperimen: Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan ketersediaan alat. Misal di
sekolah hanya tersedia satu set alat, kegiatan dapat dilakukan
bersama-sama atau secara demonstrasi. Jika alat tidak ada, gunakan
alat sederhana. Hal yang penting adalah siswa mengetahui langkah-
langkah percobaan untuk menentukan kalor jenis.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen : Bagaimana
menentukan Kalor Jenis?.
(1) Mengamati
Mengamati perubahan suhu pada zat cair dengan jumlah dan
waktu pemanasan sama.
(2) Menanya
(a) Menanya besarnya pengaruh kalor yang hilang dalam
keakuratan perhitungan.
(b) Menanya proses pengadukan terhadap keseimbangan
termal.
(3) Mengumpulkan informasi
(a) Melakukan kegiatan sesuai prosedur kerja dengan teliti dan
cermat.
(b) Mencari tambahan informasi yang diperlukan di buku
referensi yang disarankan oleh guru.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan hasil kegiatan dengan anggota kelompoknya,
lalu menghubungkan dengan hasil pencarian informasi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan dan diskusi ke depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru meminta siswa mengerjakan Tugas Mandiri: Bagaimana
Kalor
Berpindah? untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
(2) Guru meminta siswa membawa bahan yang kira-kira dapat
digunakan dalam kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengamati
Konduksi Panas.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
Kalor jenis logam dapat ditulis dengan persamaan asas Black. Kalorimeter,
pengaduk, dan air menyerap kalor. Adapun logam melepas kalor.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
mkal ckal (Tc − Tkal ) + mpcp (Tc − Tp ) + mair cair (Tc − Tair )
clogam = m (T −T )
logam logam c

Jika hasil tidak sesuai dengan teori, guru tidak boleh menyalahkan siswa.
Tekankan kepada siswa agar tidak mengubah data yang mereka peroleh.
Diskusikan bersama siswa faktor-faktor yang mengakibatkan hasil tidak
sesuai teori. Faktor dapat berupa ketidaktelitian saat menimbang dan
mengukur suhu. Bisa juga karena ada kalor yang lepas.

5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai perpindahan kalor. Guru
menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Mengamati Konduksi Kalor. Jika tersedia di sekolah, guru menyiapkan
aluminium, tembaga, besi, dan timah. Bisa diganti bahan lain yang lebih
mudah
didapatkan. Selain itu, bisa menggunakan benda-benda yang dibawa siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning,
Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah
Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Bagaimana
Kalor Berpindah?
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi : Mengamati
Konduksi
Kalor.
(1) Mengamati
Mengamati prosedur kerja yang harus dilakukan.
(2) Menanya
Menanya karakteristik tiap-tiap bahan yang berhubungan
dengan
kemampuannya merambatkan kalor.
(3) Mengumpulkan informasi
Mencari informasi tentang karakteristik bahan yang digunakan
dalam kegiatan.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan, lalu menghubungkannya dengan
hasil pencarian informasi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasilnya ke depan kelas, lalu melakukan tanya
jawab.
Catatan: model pembelajaran yang digunakan adalah inquiry
sehingga siswa harus berusaha merancang percobaan untuk
mengetahui sifat hantaran kalor beberapa benda. Jika terlalu
sulit,
guru dapat membantu siswa sehingga model pembelajaran
adalah
discovery.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Review di subbab D. Setelah itu,
Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan dan
mempresentasi-
kan Tugas Proyek pada pertemuan selanjutnya sesuai kelompoknya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Bagaimana Kalor Berpindah?
Tangan terasa hangat di sekitar nyala api karena kalor merambat melalui
radiasi. Sendok yang diletakkan di air panas akan hangat karena kalor
merambat secara konduksi. Air terlihat bersirkulasi karena terjadi
perpindahan kalor secara konveksi.
2) Mari Bereksplorasi: Mengamati Konduksi Kalor
Konduktivitas termal suatu bahan memengaruhi kecepatan perambatan
kalor. Semakin besar konduktivitas termal suatu bahan, semakin cepat
suatu
bahan menghantarkan kalor. Benda yang terbuat dari logam biasanya
lebih
cepat menghantarkan kalor dibanding benda dari plastik atau kayu.
Besaran
lain yang memengaruhi perambatan kalor secara konduksi adalah luas
penghantar, perbedaan suhu, dan panjang penghantar.
3) Review (Subbab D)
1. Kalor berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor suatu benda tanpa
diikuti
partikel-partikel benda tersebut. Konveksi adalah perpindahan kalor
suatu benda dengan diikuti partikel-partikel benda tersebut. Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa membutuhkan medium.
2. Warna hitam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik,
sedangkan warna putih merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang buruk. Saat siang hari, tiang yang dicat hitam menyerap kalor
lebih banyak dibanding tiang yang dicat putih. Akibatnya, tiang
yang
dicat hitam lebih panas dibanding tiang yang dicat putih. Pada
malam
hari, tiang yang dicat hitam lebih banyak memancarkan kalor
dibanding tiang yang dicat putih. Akibatnya, tiang yang dicat hitam
lebih cepat dingin dibanding tiang yang dicat putih.
3. 150x J/s.
4. 774,8 watt.
5. Bahan yang memiliki emisivitas lebih tinggi memancarkan kalor
lebih
cepat. Akibatnya, kopi akan lebih cepat dingin jika dituang ke dalam
cangkir yang memiliki emisivitas lebih tinggi. Oleh karena itu, agar
kopi tidak cepat dingin, sebaiknya kopi dituang ke dalam cangkir
yang memiliki emisivitas lebih rendah yaitu cangkir yang memiliki
nilai e = 0,5.

6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Menyiapkan materi mengenai rancangan kompor matahari.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
2) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan hasil dari tugas yang mereka lakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa menyampaikan hasil pengerjaan Tugas Proyek.
(2) Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan
memberi tambahan kepada tiap-tiap kelompok. Tugas guru
adalah memberi komentar terhadap hasil yang dicapai siswa.
Kompor matahari dapat dicoba agar mengetahui tingkat
keberhasilan desain yang dibuat siswa. Proyek ini dapat
dikembangkan agar dapat digunakan secara luas.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan minggu depan akan diadakan ulangan harian.
c. Kunci Jawaban
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d
2. d
3. a
4. e
5. e
B. Uraian
1. Seng merupakan konduktor yang baik, sedangkan genting yang
terbuat dari tanah liat merupakan isolator. Konduktor dapat
menyerap
panas dengan mudah sehingga panas matahari dapat diserap
dengan
mudah oleh seng dan panas akan lolos sampai ke bagian bawah
seng.
Akibatnya, ketika di bawah atap seng akan terasa panas. Isolator
tidak
dapat menyerap panas dengan baik sehingga panas matahari tidak
diserap dengan mudah. Akibatnya, ketika di bawah genting tanah
liat akan terasa lebih sejuk.
3. Saat batang logam dipotong, kalor merambat lebih cepat karena
jarak yang ditempuh lebih pendek. Dengan demikian, plastisin
lebih cepat terlepas jika batang lebih pendek dari semula.
5. T °C = 5 T °R = 5 (40) = 50
4 4
T °F = (50° × 9 ) + 32 = 90° + 32° = 122°
5
Jadi, suhu ruangan dalam skala fahrenheit 122°F.
7. ΔA = A0 2α ΔT
ΔA 0 ,17
A0 = 2α ΔT = 2(1, 7 × 10−5 )(50) cm2 = 100 cm2
A0 = p A
2
A0 100 cm
A= = = 5 cm
p 20 cm

Jadi, lebar lempeng tembaga mula-mula 5 cm.


H
9. T4 = eσA
2
=
0, 7π J/s ≈ 2,423 × 1011
−8 2 4 4 2
(0,8)(5,67 × 10 W/m K )(2 × 10 − π m
)

T ≈ 701,6 K
Jadi, suhu kubus kira-kira 701,6 K.

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan kompor matahari dengan berbagai
rancangan. Siswa diminta merancang dan membuat kompor matahari sesuai
daya kreativitas mereka. Siswa dianjurkan melakukan studi literatur agar dapat
menentu- kan desain yang paling efektif.
2. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis sehingga sinar matahari melimpah.
Panas matahari dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk memasak
makanan atau menjerang air. Bahan bakar minyak dan gas yang semakin langka
menjadi alasan kita untuk memanfaatkan kelimpahan energi panas matahari di
Indonesia.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Hasil yang akan dicapai berupa proses pengerjaan yang disajikan dalam
makalah dan produk yang berupa kompor matahari. Setiap kelompok
mempresentasikan ke depan kelas mulai dari desain yang dibuat, proses
pengerjaan, dan tingkat keberhasilan kompor yang mereka buat.
4. Cara Mengerjakan
Siswa mendesain rancangan berdasarkan studi literatur yang telah mereka
lakukan. Beberapa contoh kompor matahari sebagai berikut.
a. Kompor berbentuk kotak d. Kompor parabola
b. Cerek surya
c. Kompor panel/
I. Program Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
Setelah ulangan harian, guru menganalisis hasil tes siswa untuk mengetahui
ketercapaian KKM. Setelah itu, lihat indikator yang belum tercapai dan materi
yang belum dikuasai oleh siswa. Siswa yang belum mencapai KKM diminta
mengerjakan soal. Contoh soal yang bisa diberikan sebagi berikut.
1. Mengapa kentang lebih cepat matang dipanaskan menggunakan tusuk yang
terbuat dari logam?
Jawaban:
Logam merupakan konduktor panas sehingga cepat menghantarkan panas.
Jika kentang ditusuk dengan logam, logam akan menghantarkan panas ke
bagian dalam kentang. Oleh karena kentang mendapat panas dari dalam dan
dari luar, kentang akan cepat matang dibanding hanya mendapatkan
pemanasan dari luar.
2. Jika Anda memanaskan air menggunakan gelas plastik, air dapat mendidih
sedangkan gelas plastik tidak meleleh. Mengapa demikian?
Jawaban:
Saat gelas plastik berisi air dipanaskan, kalor akan mengalir dari api melintasi
permukaan gelas plastik dan diteruskan ke air. Kalor yang seharusnya
melelehkan plastik akan diserap air untuk mendidih. Akibatnya, gelas plastik
yang berisi air tidak meleleh jika dipanaskan.
3. Sampel tembaga bermassa 50 g bersuhu 25°C. Jika energi sebanyak 1.200 J
diberikan untuk memanaskan sampel tersebut, berapa suhu akhir sampel?
(kalor jenis tembaga = 400 J/kg°C)
Jawaban:
Q = m c DT
1.200 J
ΔT = (0,05 kg)(400 J/kg°C)

= 60°C
ΔT = T2 – T1
T2 = DT + T1
= 60°C + 25°C
= 85°C
Suhu akhir sampel 85°C.
4. Kalorimeter tembaga bermassa 50 g berisi air sebanyak 250 g yang bersuhu
20°C. Berapa massa air mendidih yang harus dicampur dengan air agar suhu
sistem menjadi 50°C? (kalor jenis tembaga= 400 J/kg °C, kalor jenis air = 4.200
J/kg °C)
Jawaban:
Qlepas = Qserap
mapca(Tap – Tk) = mkck(Tc – Tk) + maca(Tc – Ta)
map(4.200(100 – 50) = (0,05)(400)(50 – 20) + (0,25)(4.200)
(50 – 20)
210.000map = 600 + 31.500
32.100
m ap = 210.000
» 0,153
Massa air mendidih yang dibutuhkan 0,153 kg atau 153 gram.
5. Jendela dengan luas permukaan 6 m2 disusun dari dua lapis kaca yang
ketebalannya masing-masing 4 mm. Jika perbedaan suhu di dalam dan
di luar sebesar 10°C, berapa perpindahan energi secara konduksi yang
melewati jendela setiap sekon? (konduktivitas termal kaca sebesar
0,8 W/m °C).
Jawaban:
Q kAΔT
= L
t
(0,8)(6)(10)
= -3
8 × 10
= 6.000 W
= 6.000 J/s
Perpindahan energi secara konduksi sebesar 6.000 J/s.
2. Pengayaan
Program pengayaan diberikan dalam waktu yang bersamaan dengan
program remediasi. Siswa yang mengikuti program pengayaan diminta
untuk membaca tentang termometer gas berikut ini.
Termometer Gas Volume Konstan
Termometer yang hampir sempurna adalah termometer gas volume
konstan. Prinsip kerja termometer gas volume konstan adalah volume gas
dijaga agar selalu tetap atau tidak berubah. Ketika suhu bertambah, tekanan
gas juga bertambah.

h
Tanda Pipa 2
acuan
Pipa 1

Gas Air
raksa

Selang penghubung

Gurumuda.Net

Gambar 5.3 Termometer gas volume konstan

Di dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar
selalu tetap, dengan cara menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga
permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada tanda acuan. Jika suhu
meningkat, tekanan gas dalam tabung juga meningkat. Oleh karena itu, pipa
2
harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu konstan. Tekanan gas bisa
diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa 2. Pada
termometer gas volume konstan yang canggih sudah ada alat penghitung
tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas selalu berada
dalam volume yang tetap. Jadi yang diukur hanya perubahan tekanan saja.
Untuk mengalibrasi termometer gas volume konstan, kita bisa mengukur
tekanan gas pada dua suhu. Misalnya kita gunakan suhu titik es dan suhu titik
uap. Termometer gas volume konstan dikalibrasi pada tempat yang mempunyai
tekanan udara 1 atm. Langkah melakukan kalibrasi termometer adalah sebagai
berikut.
Pertama, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es dan air.
Volume gas dijaga agar selalu tetap, dengan cara menurunkan pipa 2 sehingga
permukaan air raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas
sudah tidak berubah, catat ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2. Gunakan
h untuk menghitung tekanan. Jika menggunakan termometer gas volume
konstan yang canggih, tabung yang berisi gas langsung dicelup ke dalam wadah
yang berisi es dan air. Sudah ada alat pengukur tekanan. Catat tekanan gas
tersebut (anggap saja ini tekanan 1 atau p1)
Kedua, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang sedang
dipanaskan. Volume gas dijaga agar selalu tetap dengan cara menaikkan pipa 2
sehingga permukaan air raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika
volume
gas sudah tidak berubah, catat ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2.
Gunakan
h untuk menghitung tekanan gas (anggap saja ini tekanan 2 atau p2)
Ketiga, buat grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan dan suhu.
seperti
contoh di bawah ini.
p(tekanan)

p2
p1

–273,15 –200 –100 0 100 200 T°C


Gurumuda.Net
Sumber: http://goo.gl/EtLN1P

Gambar 5.4 Grafik tekanan dan suhu

Nilai p1 adalah tekanan gas pada suhu titik es (0oC) dan p2 adalah tekanan
gas pada suhu titik uap (100oC). Gambarkan sebuah garis yang menghubungkan
titik
temu p1 dengan 0o C dan titik temu p2 dengan 100o C. Dengan berpedoman pada
grafik, walaupun kita hanya mengetahui besar tekanan gas, besar suhu juga bisa
diketahui dengan mudah bahkan bisa diramalkan.
J. Penilaian
Tabel 5.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.5 dan 4.5

3. KD 3.5

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Suhu dan kalor berbeda. Suhu adalah derajat panas, sedangkan kalor adalah
jumlah panas yang diserap atau dilepaskan suatu benda.
2. Siswa harus dapat melakukan pengukuran suhu dengan baik dan teliti. Guru
sebaiknya mengingatkan siswa untuk menggunakan dan menyimpan
termometer dengan cara yang benar.
3. Percobaan menentukan kalor jenis memerlukan ketelitian dalam menimbang dan
mengukur suhu. Guru mengingatkan siswa agar teliti dan jujur dalam mencatat
data yang diperoleh.
4. Kompor matahari yang dibuat siswa dapat dikembangkan menjadi proyek
sekolah.
Selain memanfaatkan kelimpahan cahaya matahari, pembuatan kompor matahari
dapat digunakan untuk menghemat energi meskipun dalam skala kecil.
Materi yang Dipelajari
• Persamaan Umum Gas
• Tekanan, Suhu, dan Energi Gas
• Teori Ekipartisi Energi

Menjelaskan Persamaan Menjelaskan Hubungan Antara Menjelaskan Derajat Kebebasan


Umum Gas Ideal Tekanan, Suhu, dan Energi dan Energi dalam Gas Ideal

• Melakukan studi eksplo- • Melakukan studi eksplo- • Melakukan studi eksplo-


rasi tentang gas ideal rasi tentang hubungan rasi tentang penerapan
dalam kehidupan. antara impuls, gaya, dan teorema ekipartisi.
• Melakukan eksperimen tekanan. • Mendiskusikan tentang
hukum Boyle. • Menentukan persamaan derajat kebebasan dan
• Melakukan diskusi tentang tekanan dengan konsep energi dalam gas ideal.
hubungan antara tekanan, impuls, momentum, dan • Mendiskusikan tentang
volume, dan suhu dalam tekanan. penerapan teori kinetik gas
gas ideal. • Melakukan studi eksplo- dalam kehidupan.
rasi tentang hubungan
antara temperatur dan
energi kinetik.
• Mendiskusikan tentang
kecepatan efektif gas ideal.

Menjelaskan teori kinetik gas di ruang tertutup sehingga diketahui karakteristik


gas ideal serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Pendahuluan
Pokok bahasan teori kinetik gas menjelaskan tentang karakter gas dalam ruang
tertutup. Dalam materi teori kinetik gas terdapat tiga subbab, yaitu persamaan umum
gas, hubungan antara tekanan, suhu, dan energi, serta teori kinetik gas. Pembahasan
teori kinetik gas membantu manusia dalam mempelajari berbagai peralatan yang
bermanfaat bagi manusia seperti pemanfaatan balon udara untuk rekreasi dan
penelitian.
Selain itu, pembahasan teori kinetik gas membantu manusia dalam mempelajari
konsep
termodinamika yang diterapkan dalam pembahasan mesin Carnot maupun mesin
pendingin.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan menyadari bahwa gas
merupakan bentuk yang kompleks dan telah diatur dan ditata rapi oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Keteraturan tersebut membantu siswa untuk menyadari bukti kekuasaan
Tuhan. Jika siswa telah menyadari bukti kekuasaan Tuhan, keimanan dan
ketakwaannya semakin bertambah. Selain itu, siswa akan menyadari bahwa manusia
adalah makhluk yang lemah dan tidak pantas untuk menyombongkan diri di
hadapan Tuhan.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan untuk berlaku jujur dalam
menulis hasil percobaan, berperilaku kritis dan aktif dalam setiap diskusi,
berkomunikasi dengan baik, bertanggung jawab, dan disiplin dalam melakukan
kegiatan. Adapun hal lain yang diharapkan berupa siswa bersikap kreatif dan inovatif
melalui berbagai kegiatan. Dalam bab ini disajikan materi yang membantu siswa
untuk menemukan konsep sesuai dengan KD 3. Pada KD 3, siswa diharapkan dapat
memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas dalam ruangan
tertutup.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tugas 6.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 6 Memahami teori kinetik gas dan karakteristik gas pada ruang tertutup.

4 . 6 Mempresentasikan laporan hasil pemikiran tentang teori kinetik gas, dan makna fisis- nya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan gas pada ruang tertutup;
2. menjelaskan persamaan gas ideal;
3. menganalisis hubungan antara tekanan dan kecepatan gas;
4. menganalisis hubungan antara tekanan dan energi kinetik rata-rata;
5. menganalisis hubungan antara temperatur dan energi kinetik rata-rata;

120 Teori Kinetik Gas Buku Guru Fisika Kelas 120


XI
6. menganalisis konsep kecepatan efektif gas;
7. menjelaskan penerapan teori kinetik gas;
8. menganalisis besarnya energi dalam dari berbagai persoalan.

D. Materi Pembelajaran
1. Persamaan Umum Gas
2. Tekanan, Suhu, dan Energi Kinetik Gas
3. Teori Kinetik Gas

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Minuman bersoda
b. Tabung berpiston
c. Penggaris
d. Pipa U
e. Air raksa
f. Kaleng
g. Kelereng
h. Pembakar Bunsen
i. Kaki tiga
j. Tabung dan tutup tabung
k. Termometer
l. Kincir
m. Kertas HVS
3. Sumber Belajar
a. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6, bab Teori Kinetik Gas, oleh
Raymond A.. Serway dan John W. Jewwet.
b. Fisika Mengungkapkan Fenomena Alam Kelas XI SMA/MA, bab Teori
Kinetik
Gas, oleh Hartanto dan Reza Widya Satria.
c. Fisika Kelas XI untuk SMA/MA, bab 7 Teori Kinetik Gas, oleh Edi Istiyono
2. Media Pembelajaran
a. Media presentasi
b. Gambar
c. Video
d. Benda-benda di sekitar

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan:
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran:
a. Discovery
b. Inquiry
c. Problem Based Learning
3. Metode Pembelajaran:
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Tanya Jawab
d. Demonstrasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan pertama, guru bertujuan untuk mengenalkan teori kinetik
gas kepada siswa. Pengenalannya dengan menanyakan tentang kegunaan
gas dalam kehidupan, menanyakan tentang gambar pada Apersepsi, dan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Gas Ideal dalam Kehidupan. Adapun hal-hal
yang perlu disiapkan berupa materi yang berhubungan dengan balon udara
dan minuman bersoda untuk kegiatan Mari Bereksplorasi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran :
Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah
Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali dengan menjelaskan tujuan dari pembelajaran.
Selain itu, guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai
kegunaan
gas dalam kehidupan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi bersama tentang
kegiatan
Apersepsi. Guru mengajak siswa untuk aktif dalam berdiskusi.
(2) Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Gas Ideal dalam Kehidupan. Guru meminta
siswa
untuk melakukan pengamatan secara objektif dan jujur lalu di
presentasikan di kelas. Guru mengajak seluruh siswa untuk
aktif
berdiskusi.
(a) Mengamati
Mengamati gelembung-gelembung yang terjadi pada
minuman bersoda sehingga mengetahui penerapan gas ideal
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila di daerah tersebut
tidak terdapat minuman bersoda, guru dapat menggunakan
air yang dituangkan dalam botol sehingga terlihat adanya
gelembung.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan jenis gas yang terdapat dalam gelembung
minuman.
ii. Menanyakan kejadian gelembung yang naik ke
permukaan berubah menjadi besar ketika mendekati
permukaan air.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan jenis gas yang terdapat dalam
gelembung minuman.
ii. Mendiskusikan kejadian gelembung yang naik ke
permukaan berubah menjadi besar ketika mendekati
permukaan air.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil pengamatan serta hasil diskusi
sehingga mengetahui contoh penerapan gas yang terjadi
pada minuman bersoda.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasilnya dalam laporan pengamatan dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan: Kegiatan ini akan memberikan pemahaman kepada siswa
tentang gas ideal yang ditemui di kehidupan. Melalui kegiatan ini
siswa diharapkan bekerja sama dengan temannya dan bersikap aktif
saat diskusi. Hal yang diperoleh berupa laporan pengamatan yang
dikumpulkan kepada Bapak/Ibu Guru.
c) Kegiatan
Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah didiskusikan. Selain itu, guru meminta siswa untuk
mempelajari hukum-hukum dalam persamaan gas ideal.
c. Kunci Jawaban
1) Apersepsi
Balon udara merupakan contoh penerapan teori kinetik gas. Dengan
memanaskan udara di dalam balon, parasut pada balon udara akan
mengembang. Hal itulah yang menyebabkan adanya gaya ke atas
sehingga
balon dapat melayang di udara.
2) Mari Bereksplorasi: Gas Ideal dalam Kehidupan
Ketika minuman bersoda dituangkan dalam gelas kosong, akan
muncul
gelembung yang memiliki kandungan gas CO2. Ketika gelembung dari
dasar gelas menuju permukaan akan terjadi perubahan volume semakin
membesar. Hal ini disebabkan adanya penambahan jumlah mol pada gas.

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kedua, guru mengajarkan hukum-hukum yang berlaku
dalam persamaan gas ideal. Dalam pertemuan kedua, guru mengajak siswa
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal-hal yang perlu disiapkan
guru berupa peralatan laboratorium untuk kegiatan eksperimen yang
dibantu oleh laboran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah mereka
pelajari di rumah berupa hukum-hukum dalam persamaan gas
ideal.
Guru menanyakan serta mendiskusikan pemahaman siswa tentang
hukum-hukum tersebut.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan Mari Ber-
eksperimen: Hukum Boyle. Guru menekankan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam melakukan kegiatan tersebut. Guru meminta
siswa
untuk objektif dan jujur dalam melihat hasil eksperimen. Selain itu,
guru meminta siswa untuk bertanggung jawab membersihkan
peralatan jika kegiatannya telah selesai.
(1) Mengamati
Mengamati percobaan menggunakan tabung berpiston untuk
mengetahui prinsip hukum Boyle.
Alternatif strategi: Model diganti problem based learning dengan
memberikan beberapa contoh kegiatan untuk dianalisis siswa.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan raksa.
(b) Menanyakan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan fluida selain raksa.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan raksa.
(b) Mendiskusikan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan fluida selain raksa.
(4) Mengasosiasikan
Mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan serta
menyimpulkan hasil yang telah diperoleh sehingga mengetahui
hubungan tekanan dan volume pada percobaan hukum Boyle.
(5) Mengomunikasikan
Menuliskan hasilnya dalam bentuk laporan praktikum dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan: Apabila dalam percobaan tidak terdapat raksa, guru dapat
menggantinya menggunakan air, oli, atau minyak goreng. Hasil yang
diperoleh berupa data tekanan udara dan volume udara. Data
tersebut
dituliskan dalam laporan praktikum yang dikumpulkan kepada
Bapak/Ibu Guru.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah diajarkan dan meminta siswa untuk membuat laporan
hasil eksperimen dan dikumpulkan pada pertemuan ketiga.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga, guru menjelaskan persamaan gas ideal dan
mendiskusikan soal yang berhubungan dengan persamaan gas ideal. Hal-hal
yang perlu disiapkan guru berupa materi tentang persamaan gas ideal.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Latihan, Pemberian
Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan kegiatan
Mari Bereksperimen: Hukum Boyle serta mendiskusikan dengan
siswa hasil eksperimen tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru dan siswa mendiskusikan hukum tentang gas yang lain
dan persamaan gas ideal. Selanjutnya, guru dan siswa meng-
analisis contoh soal subbab pertama. Guru mengajak siswa
untuk
aktif dalam berdiskusi membahas persoalan tersebut.
(2) Guru dan siswa mendiskusikan Bertindak Kreatif. Guru
mengajak
siswa untuk berpikir kritis dan proaktif dalam
mendiskusikannya.
Melalui kegiatan ini, siswa akan mengetahui hubungan antara
tekanan, volume, dan jumlah partikel.
(3) Guru meminta beberapa siswa mengerjakan beberapa soal
Review
subbab A.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
seluruh
materi yang telah diajarkan pada pertemuan ini. Selain itu guru me-
minta siswa untuk mempelajari subbab tekanan, suhu, dan energi
gas.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Hukum Boyle
Eksperimen hukum Boyle membuktikan bahwa tekanan berbanding
terbalik dengan volume. Jika tekanan diperbesar, volume gas menjadi
semakin kecil. Sementara itu, jika tekanan diperkecil, volume yang
dihasilkan semakin besar. Hasil perkalian antara tekanan dan volume
awal memiliki nilai kesamaan dengan hasil perkalian antara tekanan dan
volume akhir. Jika fluida diganti sehingga memiliki massa jenis yang
berbeda dari fluida semula, besaran tersebut tidak akan memengaruhi
hubungan antara tekanan dan volume.
(2) Bertindak Kreatif
Balon yang ditiup volumenya akan bertambah, sedangkan
tekanannya
dianggap tetap. Tekanan dianggap tetap disebabkan balon terbuat dari
bahan elastis yang senantiasa mengembang. Setelah balon ditiup
kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari, balon akan meletus. Hal
ini disebabkan adanya peningkatan suhu pada balon yang menyebabkan
bertambahnya volume balon. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
volume berbanding lurus dengan suhu.
(3) Review Subbab A
1. 37,5 g/cm3
2. 11,72 kg
3. 14,03 kg
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keempat, guru mengajarkan tekanan gas sebagai fungsi
kecepatan rata-rata. Hal-hal yang dibutuhkan guru berupa peralatan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Hubungan antara Impuls, Gaya, dan
Tekanan. Guru membagi kelompok siswa untuk melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu, guru menyiapkan materi yang digunakan untuk
menjelaskan tentang tekanan gas sebagai fungsi kecepatan rata-rata.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan tingkat
kefahaman tentang hubungan antara tekanan gas dan kecepatan
rata-
rata partikel gas. Guru meminta pendapat dari beberapa siswa
untuk
menjawab hubungan tekanan gas dan kecepatan rata-rata partikel
gas. Sementara itu, siswa lain diminta menanggapi jawabannya
tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Hubungan Antara Impuls, Gaya, dan Tekanan. Guru meminta
siswa untuk saling bekerja sama mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada kegiatan tersebut. Hasil diskusi
dijadikan bahan presentasi untuk setiap kelompok. Guru
meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan kelereng yang diletakkan pada
kaleng tertutup sehingga mencerminkan hubungan antara
impuls, gaya, dan tekanan pada gas ideal.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan pergerakan kelereng sebelum dan
sesudah
kelereng digerakkan.
ii. Menanyakan hal yang akan terjadi antarkelereng ketika
kaleng digerakkan.
iii. Menanyakan tekanan yang terjadi pada kaleng ketika
kelereng bergerak.
iv. Menanyakan hubungan antara impuls, gaya, dan
tekanan ketika kelereng bergerak.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan pergerakan kelereng sebelum dan
sesudah kelereng digerakkan.
ii. Mendiskusikan hal yang akan terjadi antarkelereng
ketika kaleng digerakkan.
iii. Mendiskusikan tekanan yang terjadi pada kaleng
ketika kelereng bergerak.
iv. Mendiskusikan hubungan antara impuls, gaya, dan
tekanan ketika kelereng bergerak.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil pengamatan sehingga mengetahui
hubungan antara impuls, gaya, dan tekanan pada gas ideal.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan
pengamatan dan mempresentasikannya di depan kelas.
(2) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan hubungan antara
tekanan dan kecepatan rata-rata partikel setelah melakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi.
Catatan: Guru dapat menilai siswa melalui tindakannya berupa sikap
aktif berdiskusi, bekerja sama, dan keberanian mempresentasikan hasil
di depan kelas. Dengan adanya kegiatan ini, siswa akan mengetahui
hubungan antara impuls, gaya, dan tekanan.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah disampaikan dan meminta siswa untuk mengerjakan Tugas
Mandiri: Hubungan Antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata.
Tugas tersebut dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya dan guru
tidak lupa mengingatkan kepada siswa untuk mengerjakan Tugas
Proyek yang dikumpulkan pada pertemuan terakhir.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Hubungan Antara Impuls, Gaya, dan Tekanan
Kelereng dianggap sebagai partikel, sedangkan kaleng diangap sebagai
ruangan. Ketika kelereng dimasukkan di dalam kaleng kemudian kaleng
digerakkan, kelereng akan bergerak dan saling bertumbukan satu sama lain.
Tumbukan antarkelereng terjadi disebabkan adanya gaya kelereng yang
terjadi pada waktu tertentu. Oleh karena itu, terjadilah impuls pada
tumbukan tersebut. Kelereng juga menumbuk kaleng sehingga memberikan
tekanan pada kaleng. Oleh karena itu, setelah mengerakkan kaleng dan
melihat pergerakan kelereng dapat diketahui bahwa impuls, gaya, dan
tekanan berbanding lurus.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kelima, guru membahas tentang hubungan antara
tekanan dan energi kinetik rata-rata serta hubungan antara temperatur dan
energi kinetik rata-rata gas. Hal-hal yang perlu disiapkan berupa materi
tentang hubungan antara tekanan dan energi kinetik rata-rata serta
hubungan antara temperatur dan energi kinetik gas. Adapun hal lain yang
harus disiapkan adalah peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Hubungan Antara Temperatur dan Energi
Kinetik Gas. Untuk mempersiapkan peralatan tersebut, sebaiknya guru
berkoordinasi dengan laboran untuk mempersiapkan peralatannya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan Tugas
Mandiri:
Hubungan Antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata. Guru
meminta
salah satu siswa untuk maju di depan kelas untuk menguraikan
persamaan tersebut. Apabila siswa tersebut salah dalam
menguraikan,
guru menawarkan kepada siswa lain untuk menguraikan persamaan
tersebut. Hal yang dapat dinilai yaitu kemampuan siswa dalam
memahami persamaan gas ideal sehingga mengetahui hubungan
antara tekanan dan kecepatan rata-rata.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa mendiskusikan hubungan antara tekanan
dan energi kinetik rata-rata serta hubungan antara temperatur
dengan energi kinetik rata-rata. Guru meminta siswa untuk
aktif
berdiskusi untuk mengetahui hubungan besaran-besaran
tersebut.
(2) Guru mengajak siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Hubungan Antara Temperatur dan Energi Kinetik Gas. Guru
meminta seluruh siswa untuk bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresen-
tasikan hasil yang diperoleh.
(a) Mengamati
Mengamati suhu termometer dan pergerakan kincir untuk
mengetahui hubungan antara temperatur dan energi kinetik
gas.
(b) Menanyakan
Menanyakan hubungan antara temperatur dan energi kinetik
setelah melihat termometer dan pergerakan
kincir.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan suhu pada termometer dan pergerakan
kincir untuk mengetahui hubungan antara temperatur dan
energi kinetik.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil pengamatan sehingga mengetahui
hubungan antara temperatur dan energi kinetik gas.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk laporan
pengamatan dan mempresentasikannya di depan kelas.
Catatan: Jika peralatan tidak memungkinkan, guru dapat
mendemonstrasikan alat di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak
memungkinkan juga, tabung yang berisi air dapat diganti dengan
kaleng susu bekas. Melalui kegiatan ini, siswa akan mengetahui
hubungan tempeteratur dan energi kinetik. Energi kinetiknya dapat
diketahui melalui pergerakan kincir.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah diajarkan serta mengingatkan siswa untuk mempelajari
tentang kecepatan efektif gas ideal yang akan dibahas dalam
pertemuan selanjutnya. Guru tidak lupa mengingatkan kepada siswa
untuk mengerjakan Tugas Proyek.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Hubungan antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata
Suatu gas yang mengandung N molekul di dalam bejana tertutup
berbentuk kubus dengan rusuk L dan volumenya V. Setiap molekul
memiliki massa m yang bergerak dengan kecepatan v dan memiliki
komponen pada sumbu X, Y, dan Z sehingga dapat dinotasikan dalam
vx, vy, dan vz. Molekul tersebut senantiasa bergerak sehingga terjadi
tumbukan elastis sempurna sehingga ketika molekul menumbuk
dinding dengan kecepatan v, molekul akan terpantul dengan besar
kecepatan yang sama yaitu v. Ketika molekul mula-mula bergerak
searah sumbu X dengan arah ke kiri sebesar –vx, molekul akan terpantul
dengan kecepatan yang sama sebesar vx dengan arah ke kanan. Jika hal
tersebut dihubungkan dengan konsep perubahan momentum molekul
akan dihasilkan sebagai berikut.
Δp = p2 – p1
Δp = mvx – (– mvx)
Δp = 2mvx
Jika molekul tersebut akan kembali menumbuk dinding yang sama
setelah menempuh jarak x sebesar 2L, interval waktu dari perjalanan
molekul tersebut adalah
x 2L
Δt = vx = vx

Apabila terjadi perubahan momentum dalam pergerakan molekul,


Anda dapat mengetahui gaya yang terjadi pada molekulnya dengan
I = Δp
FΔt = Δp
Δp
F=
Δt
Pada persamaan sebelumnya diketahui bahwa Δp = 2mv x dan
2L
Δt = vx , besar gaya yang terjadi seperti berikut.
Δp
F=
Δt
2mvx
F=
2L/ vx
mvx
F= L
Jika tekanan dihubungkan dengan gaya per satuan luas dengan
mvx
F= L
, sehingga akan terbentuk

p= F
A
2
2mv x / L
p= A
mv x2
p=
AL
mvx2
p= V
Tekanan total gas yang memiliki N molekul dengan komponen ke-
cepatan terhadap sumbu dan dinotasikan dengan v1x, v2x, v3x, . . ., vNx
adalah
p= m (v1x
2 + v 2 + v2 + . . . + v2 )
V 2x 3x Nx

Jika kuadrat kecepatan rata-rata dihubungkan dengan penjumlahan


komponen kecepatan terhadap sumbu akan diperoleh persamaan
sebagai berikut.
v12x + v2 2 x + 2 v3 x + . . .2+ vNx
v x2 = N
v x2 N = v21x + v22x + v23x + . . . + v2Nx
Berdasarkan persamaan kuadrat kecepatan rata-rata di atas akan
diperoleh persamaan tekanan sebagai berikut.
2 2 2 2
p = m (v1x + v2x + v3x + . . . + vNx)
V
2
mvx
p= NV

Ketika molekul bergerak secara acak ke segala arah pada arah


sumbu
2 2 2
X, Y, dan Z dengan kecepatan tetap dan sama besar ( vx = v y = v z )
2
sehingga nilai vx sebagai berikut.

v = vx + v y + vz
2 2 2 2

= vx + vx + vx
2 2 2 2
v
2 2
v = 3 vx
vx2 = 1 v2
3
mv2x
Jika tekanan dirumuskan dengan p = N dan kecepatan di sumbu
V
2 1
x adalah v x = 3 v 2, hubungan antara tekanan dan kecepatan rata-rata
ditulis dalam persamaan berikut.
2
mvx
p= NV

p= mN 1 v 2
V 3
1 mNv 2
p=
3 V

2) Mari Bereksplorasi: Hubungan Antara Temperatur dan Energi Kinetik


Gas Pembakar bunsen dinyalakan kemudian digunakan untuk
memanasi tabung tertutup yang berisi air. Ketika air mendidih, suhunya
meningkat. Suhu meningkat akan menghasilkan uap yang dapat
menggerakkan kincir.
Semakin tinggi suhunya, semakin cepat perputaran kincir. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa temperatur dan energi kinetik berbanding lurus.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keenam, guru menjelaskan tentang kecepatan efektif gas
ideal. Hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru yaitu mempelajari materi
kecepatan efektif gas ideal, Contoh Soal subbab B, dan Review subbab B.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Metode Pembelajaran : Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugan dan
Restasi, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kepada siswa materi-materi yang telah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya serta menanyakan
pemahaman siswa tentang kecepatan efektif gas ideal.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mendiskusikan dengan siswa tentang kecepatan efektif
gas
ideal.
(2) Guru mengajak siswa untuk menganalisis materi Bertindak
Kreatif subbab B. Guru meminta siswa supaya aktif berdiskusi
menganalisis permasalahan tersebut.
(3) Guru mendiskusikan dengan siswa tentang Contoh Soal
subbab
B.
(4) Guru menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan soal
Review subbab B.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah diajarkan. Guru meminta siswa untuk mempelajari
subbab
teorema ekipartisi energi.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Kantong pada balon udara dapat mengembang disebabkan udara
di dalam kantong lebih panas daripada udara di luar kantong. Udara di
dalam kantong berisi gas helium yang dipanaskan sehingga memiliki
gaya angkat ke atas dan energinya maksimal. Apabila kantong pada
balon udara sobek, udara di dalam kantong akan keluar sehingga
volume dan tekanan pada kantong mengecil.
2) Review Subbab B
1. 4,14 × 10–20 J
2. 0,53 × 108 KJ
3. 18,1 m
7. Pertemuan VII (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini, guru akan membahas tentang teorema ekipartisi
energi.
Hal-hal yang perlu disiapkan berupa video atau gambar microwave oven dan
balon
udara untuk membantu siswa dalam menganalisis kegiatan Tugas Mandiri.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Metode Pembelajaran : Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberitahukan kepada siswa dalam pertemuan ini akan
dibahas mengenai teorema ekipartisi energi. Guru menanyakan
kepada siswa tingkat kefahaman tentang teorema ekipartisi energi
setelah siswa mempelajari subbab tersebut di rumah.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa untuk menganalisis kegiatan Mari
Bereksplorasi: Penerapan Teorema Ekipartisi Energi. Guru
meminta siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya. Guru mengarahkan siswa untuk aktif dan berkata
santun saat berdiskusi. Apabila diskusi telah selesai, siswa
diminta untuk mempresentasikan di depan kelas.
(a) Mengamati
Mencari literatur yang berhubungan dengan pergerakan
balon udara sehingga mengetahui penerapan teori ekipartisi.
(b) Menanyakan
Menanyakan penyebab balon udara bergerak ke atas dan
menanyakan gas yang menyebabkan balon udara bergerak.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan penyebab balon udara mampu bergerak ke
atas serta mendiskusikan jenis gas yang menyebabkan balon
udara dapat bergerak ke atas.
(d) Mengasosiasikan
Menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan sehingga
dapat mengetahui penerapan teori ekipartisi.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk laporan
pengamatan dan mempresentasikannya di depan kelas.
Catatan: Literatur yang digunakan oleh guru dapat berupa
buku
maupun berbagai sumber yang berasal dari internet. Alangkah
baiknya, jika guru menunjukkan video atau gambar sehingga
memudahkan siswa untuk berdiskusi.
(2) Guru berdiskusi dengan siswa untuk mempelajari materi
teorema
ekipartisi energi.
(3) Guru berdiskusi dengan siswa tentang permasalahan pada dan
Bertindak Kreatif. Guru meminta siswa aktif dalam men-
diskusikannya.
(4) Guru dan siswa membahas bersama tentang Contoh Soal dan
Review subbab C.
c) Kegiatan Penutup (10–15%)
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah disampaikan. Selain itu guru memberikan tugas untuk
mengerjakan Soal Evaluasi.
c. Kunci Jawaban
1) Review Subbab C
a) Energi kinetik rata-rata 9,315 × 10–20 Joule
Energi dalam 224.305,2 Joule
b) 50 mol
c) 1500 K
2) Mari Bereksplorasi: Penerapan Teorema Ekipartisi Energi
Balon udara dapat mengembang disebabkan adanya perbedaan suhu
dibagian dalam maupun luar parasut balon udara. Jika suhu di dalam
parasut balon udara meningkat, parasut akan mengembang. Ketika
parasut
mengembang akan menyebabkan adanya gaya angkat balon udara.
3) Bertindak Kreatif
Minuman bersoda jika dibuka tutup botolnya akan terlihat adanya
gas yang keluar. Gas yang keluar tersebut adalah gas karbon dioksida.
Ketika botol dikocok kemudian dibuka tutup botolnya, soda akan
menyemprot keluar. Hal ini disebabkan gas karbon dioksida terkumpul
di
atas botol dan ketika tutup botol dibuka gas tersebut memberikan
tekanan
sehingga terdapat energi gas untuk menyemprot keluar botol.
4) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. e
2. e
B. Uraian
1. Diketahui: ρ 1 = 30 g/cm3
p 2 = 2,5p 1
T2 = 4T1
Ditanyakan: r2
Jawab:
p α rT
p1 ρ 1T1
p2 = ρ 2 T2
p1 (30 g/cm3 )T1
2, 5p1 = ρ 2 (4T1 )
3
1 (30 g/cm )
2, 5
=
4ρ2
ρ 2 = 18,75 g/cm3
Jadi, massa jenis gas yang terbentuk 18,75 g/cm3.
3. Diketahui: V = 6 L = 6 × 10–3 m3
p = 4 atm = 4 × 105 N/m2
v = 200 m/s
Mr = 2 g/mol
Ditanyakan: n
Jawab:
3p
v=
ρ
3p
v2 = ρ

r= 3p = 5 2 5 2
= 30 kg/m3
2 3(4 × 10 N/m ) = 3(4 × 10 N/m )
v 4 2 2
(200 m/s)
2 4 × 10 m /s

m = rV = (30 kg/m3)(6 × 10–3 m3) = 18 × 10–2 kg = 1,8 gram


m 1,8 gram = 0,9 mol
n= =
Mr 2 g/mol
Jadi, banyaknya mol gas tersebut adalah 0,9 mol.
5. Diketahui: V = 6 L = 6 × 10–3 m3
p = 2 atm = 2,02 × 105 N/m2
v = 300 m/s
Ditanyakan: m
Jawab:
3p
v= ρ
5 2
r= 3p = 5
3(2,02 × 10 N/m )
2
6,06 × 10 N/m = 6,73 kg/m3
v
2 = 4 2 2
(3 × 10 m /s)
2 2 9 × 10 m /s

m = rV = (6,73 kg/m3)(6 × 10–3 m3) = 40,38 × 10–3 kg = 40,38 gram


Jadi, massa gas ideal tersebut sebesar 40,38 gram.
7. Diketahui: h =5m
V1 = 2,5 mm3
p = 1 atm = 1,01 × 103 N/m2
T1 = T2
ρ = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: a. p 2
b. V2
Jawab:
a. p2 = patm + ρ g h
= (1,01 × 105 N/m2) + (1.000 kg/m3)(9,8 m/s2)(5 m)
= (1,01 × 105 N/m2) + 0,49 × 105 N/m2
= 1,5 × 105 N/m2
Jadi, tekanan mula-mula gelembung 1,5 × 105 N/m2.
p1V1 p2V2
b. T1 = T2 p1V1 5 2 3

p1V1T2 p2
= (1,5 × 10 N/m 5
)(2,5 mm= )3,71
3
mm3
(1,01 × 10 N/m )
V2 = p T =
2 1

Jadi, volume gelembung setelah mencapai permukaan sebesar


3,71 mm3.
9. Diketahui: T1 = 27°C = 300 K
veff = 2 veff
2 1
Ditanyakan: ΔT
Jawab:
3kT
veff = m0

veff ≈ T
T1
veff T2
1

veff =
2
300 K
veff T2
1

2veff1 =

300 K
1
= T2
2

1 300 K
= T
4 2
T2 = 1.200 K
ΔT = T2 – T1 = 1.200 K – 300 K = 900 K
Jadi, kenaikan suhu yang dialami gas adalah 900 K.

H. Program Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Program remedial diperuntukkan bagi siswa yang nilainya kurang dari KKM.
Program remidiasi dilakukan dengan membuat kelompok belajar dengan bantuan
tutor sebaya. Tutor sebaya adalah siswa dengan memiliki kefahaman tentang teori
kinetik gas dan ditunjuk oleh guru. Tutor sebaya berguna untuk menjelaskan
materi-
materi yang telah diajarkan oleh guru. Setelah siswa belajar dengan tutor sebaya,
siswa diminta untuk membuat rangkuman materi tentang teori kinetik gas.
Adapun
bagi siswa yang tidak mengikuti program remedial, siswa diminta untuk
mempelajari materi pengayaan.
2. Pengayaan
Hitunglah ketinggian maksimal sebuah molekul nitrogen di udara jika
memiliki
berat molekul 28 gram/mol pada suhu 27°C dan percepatan gravitasi di
permukaan
bumi 9,8 m/s2?
Penyelesaian:
Massa gas nitrogen dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
(1 molekul)(28 gram/mol) –23
gram = 4,65 × 10–26 kg
m = 23 = 4,65 × 10
6,02 × 10 molekul/mol
Pada ketinggian tertentu, besar energi molekul memiliki kesamaan dengan
energi potensial dan dikonsepkan sebagai berikut.
3 kT = mgh
2
3 kT
h= 2mg
−23
3(1, 38 × 10 J/K)(300 K)
h=
2(4,65 × 10-26 kg)(9,8 m/s2 )
= 13.624,4 m
≈ 13,6 km
Jadi, ketinggian maksimal molekul nitrogen sebesar 13,6 km.

I. Penilaian
Tabel 6.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.6 dan 4.6

3. KD 3.6

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Praktikum

J. Rangkuman
1. Teori kinetik gas merupakan ilmu fisika yang mempelajari pergerakan gas yang
berhubungan dengan tekanan, suhu, volume, jumlah molekul, dan energi.
2. Pembelajaran yang cocok untuk mempelajari tentang teori kinetik gas adalah
problem based learning, discovery, inquiry, dan project based learning. Siswa
mempelajari tentang teori kinetik gas dengan kegiatan eksplorasi dan eksperimen
sehingga memudahkan siswa untuk memahami berbagai konsep tentang teori
kinetik gas.
3. Siswa diharapkan mengetahui penerapan-penerapan gas ideal yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Pilihan Ganda Jawab:
1. a. σ = F
2. A
3. F
= 2
4. πr
5. 6,28 N
B. Uraian = 3,14(1× 10−3 m)2

1. Diketahui: mA = 80 kg = 2 × 106 N/m2


mB = 100 kg b. e = ΔA
A0
μk = 0,5
g = 10 m/s2 = A − A0
A0
Ditanyakan: a
Jawab: T 10, 01 m − 10 m
fges m =
w = mB g 10 m

= 100(10) T = 0,001
= 1.000 N σ
2 c. Y =
e
fges = μk N
6 2
2 × 10 N/m
= 0,5(800) = 400 N w
=
0,001
ΣF = m a
w – T + T – fges = (mA + = 2 × 109 N/m2
mB)a
1.000 – T + T – 400 = (80 + 100)a 5. Diketahui: ρ b = 400 kg/m3
600 = 180a ρ a = 1.000 kg/m3
600 Ditanyakan: vmuncul
a= 180 = 3,3 m/s2 Jawab:
Jadi, besarnya percepatan adalah w = FA
3,3 m/s2. mb g = ρf Vbf g
mb = ρf Vbf
3. Diketahui: D = 2 mm ρbVb = ρfVbf
–3
r = 1 mm = 1 × 10 m ρ bVb
F = 6,28 N Vbf = ρf
A0 = 10 m
= 10,01 400Vb
A' =
1.000
Ditanyakan: a. σ
b. e 2
= 5 Vb
c. Y
Vmuncul = 1 – Vbf 2
TQ = 90 ×
3
2
= 1– Vb = 60
5
Jadi, suhu pada sambungan Q 60°C.
3V
=
5 b 9. Diketahui: V = 15 L = 15 × 10–3 m3
3 T = 127°C = 400 K
Jadi, volume yang muncul bagian. P = 165,6 N/m
2
5
–23
k =1,38 × 10 J/K
7. Diketahui: TP = 100°C
TR = 40°C Ditanyakan: N
Jawab:
1
kA = k
2 B E = 3 kT
2
AA = AB
AA = AB = A 3
= (1,38 × 10 J/K)(400 K)
Ditanyakan: TQ 2 –23
Jawab: = 8,28 × 10–21 J
H1 = H2 3 N Ek
k A AΔTA
P= 2 V
kB AΔTB
= −21
A A J)
2 N(8, 28 × 10
2
kA(TP – TQ) = kB(TQ – TR 165,6 N/m = 3 3
3 15 × 10 − m
1 k (100 – TQ) = kB(TQ – 40)
2 B 2
165,6 N/m2 = 3 N(0,549 × 10–18 J/m3)
1T = TQ – 40
50 –
2 Q
N = 452,459 × 1018
= 4,52 × 1020
3
90 = TQ Jadi, banyak partikel gas adalah
2
4,52 × 1020.

142 Ulangan Akhir Semester 1 Buku Guru Fisika Kelas 142


XI
Termodinamika
• Usaha dan Proses Termodinamika
• Hukum I Termodinamika dan Kapasitas
Kalor Gas
• Siklus Termodinamika dan Hukum II
Termodinamika

Menganalisis perubahan keadaan gas ideal Membuat karya/model penerapan hukum I


dengan menerapkan hukum termodinamika dan II Termodinamika dan makna fisisnya

• Melakukan pengamatan tentang usaha • Membuat makalah tentang mesin 2 tak


dalam sistem termodinamika dan 4 tak
• Melakukan pengamatan tentang hukum • Membuat makalah tentang kapal bertenaga
I Termodinamika dalam tubuh manusia uap
• Melakukan pengamatan tentang penerap- • Membuat mesin uap sederhana
an siklus termodinamika dan hukum II • Mengerjakan tugas proyek pembuatan
Termodinamika mesin pendingin sederhana

Siswa menjelaskan dan menyelesaikan berbagai


permasalahan yang berhubungan dengan proses
termodinamika dan siklus termodinamika.

A. Pendahuluan
Konsep termodinamika banyak diterapkan dalam kehidupan manusia. Contoh
penerapan termodinamika seperti pada mesin motor dan AC (Air Conditioner).
Termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari hukum-hukum dasar tentang
perpindahan energi dalam bentuk kalor dan usaha. Perbedaan di antara keduanya
adalah energi berpindah dalam bentuk kalor ketika terjadi perbedaan temperatur,
sedangkan perpindahan dalam bentuk kerja tidak bergantung pada perbedaan
temperatur. Termodinamika akan mempelajari sistem dan lingkungan. Kumpulan
benda-benda yang diperhatikan dinamakan sistem, sedangkan semua yang berada
di sekitar benda dinamakan lingkungan.
Tujuan pembelajaran termodinamika yaitu siswa memahami berbagai konsep
yang berhubungan dengan termodinamika dan mengetahui penerapan konsep
termodinamika melalui alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia. Dalam
bab ini terdapat
tiga subbab yaitu usaha dan proses termodinamika, hukum I Termodinamika dan
kapasitas kalor gas, serta siklus termodinamika dan hukum II Termodinamika.
Subbab pertama akan menjelaskan usaha oleh sistem terhadap lingkungannya dan
proses termodinamika. Sementara itu, subbab kedua akan menjelaskan hukum I
Termodinamika dan kapasitas kalor gas. Adapun, subbab ketiga akan menjelaskan
pengertian siklus, siklus Carnot, dan hukum II Termodinamika dan Entropi.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep
termodinamika dan memahami penerapan termodinamika yang diaplikasikan dalam
kehidupan manusia. Dengan memahami konsep termodinamika yang diterapkan di
berbagai peralatan manusia, siswa akan bertambah rasa spiritualnya. Selain itu,
dengan melakukan kegiatan pada materi ini, siswa akan bersikap aktif, kreatif, dan
inovatif dalam mempelajari termodinamika. Bab ini menjelaskan materi yang sesuai
kompetensi dasar serta berbagai kegiatannya disesuaikan dalam rangka mencapai
kompetensi dasar tersebut.
B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian
Tabel 7.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 7 Menganalisis perubahan keadaaan gas ideal de- ngan menerapkan hukum Termodinamika

4 . 7 Membuat karya/model penerapan hukum I dan II Termodinamika dan makna fisisnya

140 Termodinamika Buku Guru Fisika Kelas 140


XI
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan usaha pada termodinamika;
2. menjelaskan proses termodinamika;
3. menjelaskan usaha, energi dalam, dan kalor pada proses termodinamika;
4. menjelaskan hukum I Termodinamika;
5. menjelaskan hukum II Termodinamika;
6. menjelaskan konsep kapasitas kalor gas;
7. menjelaskan siklus Carnot dan penerapannya;
8. menjelaskan entropi dan persamaannya.

D. Materi Pembelajaran
1. Usaha dan Proses Termodinamika
2. Hukum I Termodinamika dan Kapasitas Kalor Gas
3. Siklus Termodinamika dan Hukum II Termodinamika

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Kertas
b. Alat tulis
c. Gambar
d. Silinder berpiston
e. Pemberat
f. Pembakar bunsen
g. Kaki tiga
h. Kasa
2. Media Pembelajaran
a. Media presentasi
b. Gambar
c. Benda-benda sekitar
3. Sumber Belajar
a. Thermodynamics, Kinetic Theory, and Statical Thermodynamics, oleh Francis W.
Sears dan Gerhard L. Salinger.
b. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2, halaman 37 dan halaman 129, oleh
Raymond A. Serway dan John W. Jewwet, Jr.
c. Fisika Mengungkap Fenomena Alam Kelas XI, halaman 235, oleh Harnanto
dan Reza Widya Satria.
d. Fisika Kelas XI, halaman 287, oleh Edi Istiyono.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran:
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran:
a. Problem Based Learning
b. Inquiry
c. Discovery
d. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran:
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pertemuan pertama bertujuan membahas subbab usaha dan
proses termodinamika. Subbab usaha dan proses termodinamika akan
membahas tentang usaha oleh sistem terhadap lingkungannya serta proses
termodinamika. Pada proses termodinamika akan dibahas berbagai konsep
seperti proses isotermal, proses isokorik, proses isobar, dan proses adiabatik.
Hal-hal yang harus disiapkan oleh guru yaitu mempelajari Apersepsi, Mari
Bereksplorasi: Usaha dalam Sistem Termodinamika, dan materi yang
membahas tentang usaha oleh sistem terhadap lingkungannya serta proses
termodinamika.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa untuk berdiskusi
kegiatan Apersepsi. Dalam mempelajari kegiatan Apersepsi, guru
akan mengerti pemahaman dasar siswa tentang aplikasi termo-
dinamika yang diterapkan dalam kehidupan manusia.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Usaha dalam
Sistem Termodinamika . Ketika mempelajarinya, guru
mengingatkan siswa untuk bersikap aktif dan kerjasama dengan
teman kelompoknya.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan silinder berpiston untuk menjelaskan
konsep usaha pada termodinamika.
(b) Menanya
i. Menanyakan kondisi piston setelah dipanaskan.
ii. Menanyakan adanya energi dalam dan usaha pada
piston.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan kondisi piston setelah dipanaskan.
ii. Mendiskusikan energi dalam dan usaha pada piston.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan konsep termodinamika yaitu usaha dan
energi dalam pada silinder berpiston akibat proses
pemanasan.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan di depan kelas serta menuliskan hasil
diskusi di kertas A4.
Catatan:
Kegiatan Mari Bereksplorasi: Usaha dalam Sistem Termo-
dinamika sebaiknya dikerjakan di laboratorium. Apabila di
sekolah peralatannya terbatas, sebaiknya guru melakukan
demonstrasi di depan kelas dan dilihat oleh siswa. Guru akan
menilai siswa berdasarkan keaktifan siswa, sikap kerjasama,
dan
pengetahuan siswa tentang usaha pada proses termodinamika.
Alternatif silinder berpiston yaitu guru dapat membuat
peralatan
sendiri dengan menggabungkan antara botol minuman kaca
bekas dan alat suntik bekas. Tutup botol minuman kaca bekas
diberi lubang dengan diameter yang sama dengan ujung alat
suntik bekas tanpa jarum. Selanjutnya ujung alat suntik tersebut
dimasukkan ke dalam lubang tutup botol.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
kembali
materi yang telah dipelajari dan memberikan kesimpulan setelah
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal Review, mengerjakan kegiatan Bertindak Kreatif
pada subbab A, dan mempelajari subbab B. Guru mengingatkan
siswa
untuk mengerjakan tugas proyek tentang pembuatan mesin
pendingin
buatan yang dikumpulkan dan dipresentasikan pada pertemuan ke
empat.
c. Kunci Jawaban
1) Apersepsi
AC merupakan contoh alat elektronika yang menerapkan konsep
termodinamika. AC mengambil kalor dari udara panas di sekelilingnya
dan mengalirkannya ke mesin pendingin yang ada di dalamnya. Dalam
proses termodinamika akan dikenal beberapa istilah seperti usaha, kalor,
dan energi dalam. Usaha, kalor, dan energi dalam terdapat dalam
hukum
Termodinamika. Salah satu hukum Termodinamika, khususnya hukum I
Termodinamika menjelaskan bahwa sejumlah kalor Q yang diterima dan
usaha W yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk
mengubah energi dalam. Konsep termodinamika banyak diterapkan
dalam
peralatan-peralatan manusia seperti AC, lemari es, dan mesin motor.
2) Mari Bereksplorasi: Usaha dalam Sistem Termodinamika
Kegiatan ini akan membantu siswa dalam memberikan konsep awal
tentang adanya usaha dan energi. Ketika tabung dipanaskan akan
menghasilkan kalor pada tabung. Selanjutnya, piston akan bergerak
sehingga terdapat gaya pada piston. Ketika piston memiliki gaya dan
berpindah posisi dapat dikatakan bahwa piston melakukan usaha.
Pergerakan piston piston dari bawah ke atas tentunya membutuhkan
energi. Adanya energi, kalor, dan usaha merupakan konsep dasar
untuk mempelajari hukum I Termodinamika.

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua membahas tentang hukum I Termodinamika dan
Kapasitas Kalor Gas. Pada pertemuan ini akan membahas soal Review,
kegiatan
Bertindak Kreatif pada subbab A, Mari Bereksplorasi: Hukum I Termo-
dinamika dalam Tubuh Manusia, pembahasan materi hukum I Termo-
dinamika dan kapasitas kalor gas, serta membahas contoh soal subbab B. Hal-
hal yang perlu disiapkan guru sebelum mengajar adalah mempelajari
berbagai
hal yang akan disampaikan pada pertemuan kedua.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai kegiatan mengajar dengan bertanya kepada
siswa
tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk membahas soal Review dan
didiskusikan bersama. Selanjutnya, guru membahas kegiatan
Bertindak Kreatif subbab A. Kegiatan pendahuluan ini akan
berguna
sebagai pandangan guru terhadap siswa tentang materi yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan
Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Hukum I
Termodinamika dalam Tubuh Manusia. Ketika melakukan
kegiatan ini, guru mengingatkan kepada siswa untuk bersikap
aktif dan bekerjasama dengan teman-temannya.
(a) Mengamati
Mengamati dan memahami penjelasan pada kegiatan Mari
Bereksplorasi: Hukum I Termodinamika dalam Tubuh
Manusia.
(b) Menanya
i. Menanyakan konsep energi yang terjadi di dalam
tubuh.
ii. Menanyakan konsep hukum I Termodinamika yang
terjadi di dalam tubuh.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan konsep energi yang terjadi di dalam
tubuh.
ii. Menanyakan konsep hukum I Termodinamika yang
terjadi di dalam tubuh.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan adanya konsep termodinamika yang terjadi
di dalam tubuh manusia.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan di depan kelas dan menuliskan laporan
hasil diskusi untuk dikumpulkan kepada guru.
Catatan:
Kegiatan ini bertujuan menambah wawasan siswa bahwa
penerapan termodinamika tidak hanya untuk peralatan seperti
mesin saja melainkan pada tubuh manusia juga menerapkan
konsep hukum I Termodinamika. Guru menilai siswa
berdasarkan keaktifan siswa dan sikap bekerja sama dengan
teman satu kelompoknya.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
kembali
materi yang telah dipelajari dan memberikan kesimpulan terhadap
berbagai ulasan pada pertemuan ini. Tak lupa, guru mengingatkan
siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya mengerjakan
kegiatan Bertindak Kreatif subbab B, dan mengerjakan Review
subbab
B. Selain itu, guru mengingatkan kembali kegiatan Tugas Proyek
pembuatan mesin pendingin buatan.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif Subbab A
Apabila botol minuman kaca beserta tutupnya dan alat suntik
dihubungkan lalu di bagian bawah dipanaskan, piston pada alat suntik
akan terangkat. Sementara itu, ketika didinginkan piston akan kembali
turun. Hal ini membuktikan adanya kerja yang dilakukan piston alat
suntik.
2) Review Subbab A
1. Suhu akhir gas 375 K.
2. Suhu akhir udara 422 K.
3. Usaha yang dilakukan gas 10,6 kkal.
4. Usaha pada proses A–E sebesar 288 kkal.
5. Usaha gas sebesar –4.410 J.
3) Mari Bereksplorasi: Hukum I Termodinamika dalam Tubuh Manusia
Hukum I Termodinamika diterapkan dalam tubuh manusia. Manusia
membutuhkan energi untuk melakukan berbagai aktivitas. Energi juga
diperlukan untuk pertumbuhan. Peristiwa perubahan energi dalam
tubuh dinamakan metabolisme. Ketika melakukan kerja, terjadi
penurunan energi dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
tambahan energi untuk mengimbanginya. Umumnya temperatur
tubuh lebih besar dari lingkungan sehingga kalor mengalir keluar dari
tubuh. Pada siang hari kondisinya panas. Pada saat panas, manusia
kehilangan energi. Akibatnya kalor dalam tubuh lebih rendah
dibandingkan kalor lingkungan. Biasanya langkah manusia untuk
menstabilkannya adalah berteduh di bawah pohon, memakai topi,
atau menggunakan payung. Adanya kerja, energi, dan kalor merupakan
konsep dasar dari hukum I Termodinamika.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ketiga akan membahas tentang siklus termodinamika dan
hukum II Termodinamika. Pada pertemuan ini akan membahas kegiatan
Mari
Bereksplorasi: penerapan siklus termodinamika dan hukum II
Termodinamika,
siklus termodinamika, hukum II Termodinamika dan entropi, Tugas Mandiri:
Mesin Uap, dan Tugas Mandiri: Mesin 2 Tak dan Mesin 4 Tak. Hal yang
perlu disiapkan guru yaitu mempelajari materi tersebut untuk membantu
dalam
proses pengajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan pertemuan kemarin. Selanjutnya guru
membahas soal Review subbab B dan membahas kegiatan Bertindak
Kreatif pada subbab B. Setelah membahas soal, guru
memberitahukan
kepada siswa bahwa pertemuan ketiga akan membahas siklus
termodinamika dan hukum II Termodinamika.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan
Siklus
Termodinamika dan Hukum II Termodinamika. Guru
mengingatkan peserta didik untuk bersikap aktif dan
bekerjasama
dengan teman satu kelompoknya.
(a) Mengamati
Mengamati dan memahami pernyataan pada kegiatan Mari
Bereksplorasi: Penerapan Siklus Termodinamika dan
Hukum II Termodinamika.
(b) Menanya
Menanya hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin serta melakukan studi literatur.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil diskusi pada kertas folio dan mem-
presentasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan:
Kegiatan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan Siklus
Termodinamika dan Hukum II Termodinamika bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa penerapan termo-
dinamika dalam kehidupan manusia. Hal yang dapat dinilai
guru
yaitu keaktifan siswa ketika berdiskusi dan sikap bekerja sama
dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari dan memberikan kesimpulan terhadap
berbagai ulasan pada pertemuan ini. Tak lupa, guru mengingatkan
siswa
mengerjakan Review subbab C mengerjakan kegiatan Bertindak Kreatif
subbab C dan mempersiapkan Tugas Proyek pembuatan mesin
pendingin
buatan pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Pompa ban sepeda tertutup dengan ujung selang udara pada mulanya
tidak terasa panas, tetapi ketika pompa ditekan berulang kali tabung
pompa
akan terasa panas. Hal tersebut terjadi karena pompa yang ditekan
berulang
kali menunjukkan adanya perubahan energi. Perubahan energi tersebut
akan diperoleh usaha. Adanya energi dan usaha akan menghasilkan
kalor
yang disertai perubahan suhu.
2) Review Subbab B
1. Massa gas hidrogen 3,6 g.
2. a. ΔU = –7.560 joule
b. ΔU = 5.520 J
c. ΔU = –990 J
3. Besarnya kalor dalam proses –1.300 kJ dan suhu di B 168 K.
4. a. QAB = 20 J
b. QBC = –72 J
c. ΔU = 17 J
d. ΔUDA = 52 J
5. a. Kalor jenis molar pada tekanan dan volume tetap besarnya 75 J
mol–1
K–1 dan 66,7 J mol–1 K–1.
b. γ = 1,12
3) Mari Bereksplorasi: Penerapan Siklus Termodinamika dan Hukum II
Termodinamika
Bahan bakar sangatlah diperlukan untuk proses pembakaran dalam
mesin. Pada awalnya bahan bakar dan udara dicampurkan terlebih
dahulu oleh karburator. Campuran bahan bakar dan udara dihisap
dengan gerakan naik-turun ke dalam ruang bakar. Bahan bakar masuk
ke dalam silinder saluran masuk sehingga campuran udara dan bahan
bakar tertahan dalam silinder. Saat torak naik ke atas akan
menyebabkan bahan bakar termampatkan. Saat kompresi dan torak
bergerak ke atas, akan terjadi loncatan bunga api yag dihasilkan oleh
busi yang mengakibatkan terjadinya peristiwa pembakaran.
Selanjutnya, torak kembali naik dan mendorong gas sisa yang
merupakan sisa hasil pembakaran keluar melalui saluran pengeluaran.
4) Tugas Mandiri: Mesin Uap
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang
biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini
menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine adalah model
operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit
listrik. Skema kerja mesin uap yang menggunakan siklus Rankine,
sebagai berikut.
Turbin
Boiler
Wturbin
3

4
Kondensor
Wpump
Qout

1
Pompa
Qn

Gambar 7.1 Mesin uap dengan siklus Rankine

5) Tugas Mandiri: Mesin 2 Tak dan 4 Tak


Motor diklasifikasikan menurut beberapa hal. Berdasarkan bahan bakar
yang digunakan, motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motor diesel
dan motor bensin. Berdasarkan banyaknya langkah dalam satu siklus
proses pembakaran motor menjadikan motor 4 tak dan motor 2 tak.
Motor
bahan bakar bensin 4 tak didemonstrasikan oleh Nikolaus Otto. Keempat
langkah pada motor bahan bakar bensin 4 tak adalah langkah masuk,
langkah kompresi, langkah tenaga, dan langkah buang. Sementara itu,
mesin 2 tak memiliki langkah antara lain langkah masuk, langkah
penyaluran, langkah tekan, dan langkah tenaga.

4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ke empat yang harus disiapkan oleh guru berupa
pembahasan Review subbab C, pembahasan Bertindak Kreatif subbab C,
pembahasan Tugas Proyek, dan pembahasan soal evaluasi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan membahas pemahaman
siswa tentang pertemuan sebelumnya, pembahasan Bertindak
Kreatif
subbab C, dan menanyakan siswa tentang Tugas Proyek yang telah
dilakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa untuk diskusi tentang soal Review subbab
C.
(2) Guru mengajak siswa membahas kegiatan Bertindak Kreatif
subbab C.
(3) Guru mengajak siswa membahas kegiatan Tugas Proyek.
(4) Guru mengajak siswa membahas soal evaluasi.
c) Kegiatan Penutup
Berdasarkan semua pertemuan tersebut, guru mengajak siswa
mengulang kembali berbagai konsep termodinamika. Guru
mengingatkan bahwa konsep termodinamika banyak dimanfaatkan
bagi kehidupan manusia.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif Subbab C
Prinsip kerja kapal uap yaitu konversi energi dari uap menjadi gerak.
Alat
dan bahan yang digunakan seperti gabus, kaleng minuman, lilin, kawat
tembaga, tripleks, baskom, air, cutter, gergaji, tang, korek api, dan double
tape. Langkah pembuatannya sebagai berikut.
1. Potong gabus dengan cutter dengan ukuran 25 × 10 cm dan 36 × 20
cm.
2. Buang isi soda minuman, caranya melubangi bagian atas dengan
paku ukuran sedang.
3. Potong kawat dengan panjang 35 cm sebanyak dua buah untuk
penyangga kaleng, lilitkan dengan tang di ujung kepala kaleng dan
kaki kaleng.
4. Potong lilin sama panjang sekitar 4 cm sebanyak 4 buah.
5. Potong tripleks 20 × 5 cm membentuk runcing di satu sisi.
6. Tempelkan tripleks dengan double tape di gabus berukuran 25 × 10
cm.
7. Isi kaleng dengan air.
8. Tempel gabus kecil ke gabus yang besar.
9. Taruh lilin berjejer di bawah kaleng. Nyalakan lilin dengan korek.
10. Taruh rakitan gabus dan kaleng di atas baskom berisi air dan tunggu
hingga ada uap yang keluar dari kaleng, lalu percobaan akan
bergerak.
Pada percobaan air dalam kaleng mendidih dan mengeluarkan uap yang
kuat karena ada energi panas dari lilin yang membuat rakitan mirip
kapal
tersebut jalan. Ini membuktikan adanya konversi dari energi panas ke
energi
uap.
2) Review Subbab C
1. Jadi, efisiensi mesin 68,75 %.
2. AC memiliki koefisien performansi 2,5 dan efisiensi 29%.
3) 3.
Tugas Proyek a. b. angin
Berikut ini gambar mesin pendingin akan
4. buatan: a. b. meni
Mesin pendingin buatan dibuat seperti up es
5. ilustrasi gambar di samping. Selanjut- a. b. batu
nya pada es batu ditambahkan garam sehin
supaya es batu tidak mudah mencair. gga
Ketika kipas angin dihidupkan maka
udaranya akan keluar melalui pipa
pralon. Secara alami, kalor yang
mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu
Kipas angin

Ember
Pralon

Es batu
yang lebih rendah. Namun hal Gambar 7.2 Mesin pendingin sederhana
tersebut dapat diubah dengan
adanya mesin
pendingin. Sistem kerja mesin pendingin yaitu mengubah kalor
yang mengalir dari suhu rendah ke suhu lebih dingin. Untuk
melakukannya tentunya dibutuhkan adanya usaha/kerja. Adanya
usaha dan kalor akan memengaruhi energi yang terdapat dalam
mesin pendingin.

4) Evaluasi
A. Pilihan
Ganda
1. b 6. e
2. e 7. d
3. d 8. a
4. d 9. e
5. e 10. a
B.
Uraian
1. Siklus I → p = 5 × 105 N/m2, V1 = 4 cm3, V2 = 1 cm3
Siklus II → p1 = 5 × 105 N/m2, p2 = 2 × 105 N/m2, V = 1 cm3
Siklus III → p = 2 × 105 N/m2, V1 = 1 cm3, V2 = 4 cm3
Siklus IV → p1 = 2 × 105 N/m2, p2 = 5 × 105 N/m2, V = 4 cm2
Ditanyakan: Gambar siklus p–V dan W
Jawab:
p(× 10 5
N
/
m
2

II
IV
3

I
I
I
1
1 2 3 4 5 6 V(cm3)

WI = p(V2 –
V1)
= (5 × 105 N/m2)(10–6 m3 – 4 × 10–6 m3)
= (5 × 105 N/m2)(–3 × 10–6 m3)
=–
1,5 J
WII = p(ΔV)
=0
WIII = p(V2 – V1)
= (2 × 105 N/m2)(4 × 10–6 m3 – 10–6 m3)
= (2 × 105 N/m2)(3 × 10–6 m3) = 0,6 J
WIV = p(ΔV)
=0
W = WI + WII + WIII + WIV
= –1,5 J + 0 + 0,6 J + 0 = – 0,9 J
Usaha total dalam proses – 0,9 J.
3. Diketahui:
p(× 105 N/m 2)
C

3 B

2
A
1

1 2 3 4 V(m3)

Ditanyakan: a. WAB
b. WBA → melalui C
Jawab:
(2 × 105 N/m2 + 3 × 105 N/m2 )(3
a. WAB = m3 )
2
= 7,5 × 105 joule
Usaha dari A ke B besarnya 7,5 × 105 joule.
b. WBA = WBC + WCA
5 2 5 2 3
WBC = (3 × 10 N/m + 5 × 10 N/m )(−1 m )
2
= –4 × 105 J
WCA = 5
(2 × 10 N/m
2 5 2 3
+ 5 × 10 N/m )(−2 m )
2
= –7 × 105 J
WBA = WBC + WCA
= (–4 × 105 J) + (–7 × 105 J)
= –11 × 105 J
= –1,1 × 106 J
Usaha dari B ke A melalui C sebesar –1,1 × 106 J.
5. Diketahui: ΔT = 40°C = 40 K
W = 6.000 joule
Cp = 800 J/K
Ditanyakan: a. Cv
b. n
Jawab:
a. W = Qp – Qv
W = (Cp – Cv) ΔT
6.000 J = (800 J/K – Cv)(40 K)
150 J/K = 800 J/K – Cv
Cv = 650 J/K
Kapasitas kalor saat volume tetap 650 J/K.
b. Cp – Cv = nR
Cp − C v
n= R

= 150 J/K
≈ 18 mol
8, 314 J/mol K
Jumlah zat tersebut 18 mol.
7. Diketahui: Qv = 600 J
n = 1,5 mol
ΔT = 420 K – 400 K = 20 K
Ditanyakan: jenis gas
Jawab:
Qv
Cv = ΔT

= 600 J = 30 JK–1
20 K

Cp = Cv + nR
= 30 JK–1 + (1,5 mol)(8,314 J/mol K) = 42,5 JK–1
Cp
γ = Cv
−1
= 42, 5 JK = 1,4
30 JK −1
Tetapan Laplace bernilai 1,4 sehingga gas ini merupakan gas
diatomik.
9. Diketahui: Tr = 300 K
Tt = 500 K
W = 4.000 J
Ditanyakan: Qr dan Qt
Jawab:
Qr Tr
= Tt
Qt
300 K 3
= = 5
500 K
Qr 3
Qt = 5 ⇒ Qr = 0,6 Qt
Qt – Qr = W
Qt – 0,6 Qt= 4.000 J
0,4 Qt = 4.000 J
Qt = 10.000 J
Qr = 0,6 Qt
= (0,6)(10.000 J) = 6.000 J
Jadi, Qt = 10.000 J dan Qr = 6.000 J.

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Proyek ini merupakan aplikasi termodinamika khususnya pembuatan mesin
pendingin. Dalam proyek ini, siswa merancang peralatan sederhana berupa mesin
pendingin sederhana. Tugas ini menuntut siswa dalam mengerjakan proyek yang
berhubungan dengan hukum Termodinamika.
2. Latar Belakang
Secara alami, kalor yang mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih
rendah. Namun hal tersebut dapat diubah dengan adanya mesin pendingin.
Sistem
kerja mesin pendingin yaitu mengubah kalor yang mengalir dari suhu rendah ke
suhu lebih dingin. Untuk melakukannya tentunya dibutuhkan adanya
usaha/kerja.
Prinsip tersebut yang mendasari kerja mesin pendingin.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Hasil yang akan dicapai berupa produk dan laporan hasil pengamatan.
Selain
itu, hasil dari peralatan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan secara berkelompok dan guru memantau
perkembangannya. Guru mengingatkan kepada siswa untuk saling bekerja sama
dalam mengerjakan tugas ini. Selain itu, tidak lupa guru mengingatkan bersikap
aktif ketika melakukan presentasi produk yang dibuatnya.

I. Program Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Jika terdapat siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM, guru membuat
program remedial. Program remedial dapat berupa pembuatan rangkuman
materi
dan pembuatan makalah yang berhubungan dengan termodinamika. Sementara
itu, bagi siswa yang telah memenuhi KKM, siswa diminta untuk mempelajari
materi
pengayaan.
2. Pengayaan
Pompa Kalor
Pompa panas merupakan sebuah refrigerator yang digunakan untuk
memompa energi termal dari tandon dingin (udara dingin) ke tandon panas
(udara panas). Tandon panas merupakan sistem ideal dengan kapasitor panas
yang demikian besar sehingga dapat menyerap atau memberikan panas tanpa
perubahan temperatur yang berarti.
Sistem pompa kalor itu tidak hanya berfungsi untuk mendinginkan atau
mempertahankan temperatur sumber kalor yang rendah. Namun dapat
mengalirkan
energi kalor ke suatu benda atau penyerap kalor untuk menaikkan temperatur
atau mempertahankan temperaturnya pada tingkat yang tinggi secara baik.
Dalam ilmu termodinamika, refrigerator dan pompa kalor (heat pump) relatif sama.
Perbedaannya terletak pada proses kerjanya. Mesin kalor adalah alat yang
berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Misalnya pada
mesin mobil, energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
gerak mobil. Namun, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa pengubahan
energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang
membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi
panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi mekanik. Contoh
lain dalam mesin pembangkit tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar lain
dibakar dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air
ke uap. Uap ini diarahkan ke sudu-sudu sebuah turbin, membuat sudu-sudu ini
berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan untuk menggerakkan
generator listrik.
Pada banyak penggunaan, untuk mesin yang sama dapat dipakai sebagai
refrigerator dan juga sebagai pompa kalor. Pada beberapa situasi, baik efek
pendinginan pada satu tingkat temperatur maupun efek pemanasan pada
temperatur lain bisa saja dinginkan, dan dengan demikian sistem akan beroperasi
serentak sebagai mesin refrigerasi dan sebagai pompa kalor.

J. Penilaian
Tabel 7.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.7 dan 4.7

3. KD 3.7

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Termodinamika adalah ilmu fisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-
hari. Pembelajaran yang cocok untuk mempelajarinya adalah problem based
learning.
Melalui berbagai permasalahan yang disajikan, siswa dapat menganalis
permasalahan tersebut. Model discovery dan inquiry dapat diterapkan sebelum
siswa
masuk ke materi. Model project based learning diterapkan pada pengerjaan tugas
proyek.
2. Pembelajaran termodinamika dapat dilakukan dengan kegiatan bereksplorasi
sehingga siswa dan guru mendiskusikan bersama-sama membahas
termodinamika.
3. Siswa dapat memahami termodinamika yang dapat diterapkan dalam kehidupan.
Materi yang Dipelajari
Gelombang Mekanik

Menganalisis Karakteristik Gelombang


Mekanik

• Menjelaskan definisi gelombang trans- versal dan longitudinal dengan meng- amati ar
• Mengeksplorasi besaran-besaran pada gelombang dengan ilustrasi.
• Menjelaskan karakteristik gelombang dengan mengamati gejala gelombang berupa

Menjelaskan besaran-besaran fisis pada gelombang


mekanik.

A. Pendahuluan
Pada kelas X siswa telah diajarkan tentang macam-macam energi. Secara garis
besar energi dibedakan menjadi energi kinetik dan energi potensial. Perwujudan
energi
juga bermacam-macam, antara lain energi cahaya, bunyi, kimia, dan kalor. Cahaya,
bunyi, dan kalor berpindah dalam wujud gelombang. Gelombang terbagi menjadi dua
yaitu gelombang mekanik dan elektromagnetik. Dalam bab ini akan dibahas tentang
gelombang mekanik secara umum.
Bab Gelombang menjelaskan tentang perpindahan energi melalui suatu medium
tanpa diikuti partikel mediumnya. Bab ini akan membahas pengertian dan
karakteristik
gelombang serta besaran-besaran fisisnya.
Tuhan menciptakan alam semesta supaya manusia belajar sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup. Jika siswa menyadari kesempurnaan dan
kebesaran Tuhan serta memahami kelemahan dirinya sebagai hamba, siswa
diharapkan semakin beriman dan takwa terhadap ajaran agamanya. Selain itu, dalam
setiap kegiatan siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam mengamati gejala
yang ditimbulkan pada setiap percobaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap gejala-gejala yang diamati, santun dan berkomunikasi dengan baik saat
menyampaikan kesimpulan, serta disiplin dalam setiap kegiatan.
Bab ini menyajikan beberapa materi untuk membantu siswa menemukan konsep
yang diminta oleh KI 3 dan KI 4. Pada KD 3, siswa diharapkan dapat menyelidiki
karakteristik gelombang mekanik. Pada KD 4, siswa diharapkan dapat
menyimpulkan karakteristik-karakteristik gelombang mekanik menggunakan alat
simulasi berupa tangki riak (ripple tank).

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 8.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 8 Menganalisis karakteristik gelombang mekanik.

4 . 8 Mengajukan gagasan pe- nyelesaian masalah tentang karakteristik gelombang mekanik misalnya tali.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan pengertian gelombang;
2. menjelaskan macam-macam gelombang;
3. mendeskripsikan karakteristik-karakteristik gelombang.

D. Materi Pembelajaran
1. Penggolongan Gelombang
2. Besaran Fisis Gelombang
3. Karakteristik Gelombang

156 Gelombang Mekanik Buku Guru Fisika Kelas 156


XI
E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
a. Buku
b. Pensil
c. Set ripple tank
d. Kertas
e. Slinki
2. Media Pembelajaran
a. Video
b. Perangkat komputer dan proyektor
c. Gambar
d. Animasi
e. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika untuk Sains dan Teknik, bab Gerakan Gelombang (halaman 737), oleh
Serway dan Jewett.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam, bab Gejala Gelombang (halaman 3),
oleh
Hartanto, Reza Widya Satria, dan Maharani Hamidah.
c. Kompetensi Fisika, bab Gelombang Mekanik (halaman 2), oleh Siswanto dan
Sukaryadi.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Inquiry
d. Problem Solving
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Demonstrasi
d. Pemberian Tugas dan Resitasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang definisi gelombang. Guru
menyiapkan slinki sebagai alat peraga.
Materi untuk Guru
Pada peristiwa gelombang yang berpindah adalah energinya, sedangkan
materi/medium perambatannya tidak. Seringkali siswa mendeskripsikan gelombang
layaknya gelombang air laut. Ingatkan kepada siswa bahwa ketampakan
gelombang
ada pula yang berupa rapatan dan renggangan. Guru menjelaskan definisi satu
panjang gelombang pada gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Guru
juga menjelaskan secara rinci tentang periode dan frekuensi sehingga siswa
mendapatkan konsep dasar yang matang.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Inquiry
2) Motode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan gambaran awal gelombang dengan membahas
apersepsi di buku siswa.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Apakah
Perbedaan Gelombang Transversal dan Longitudinal?. Tujuan
kegiatan adalah untuk menunjukkan perbedaan gelombang trans-
versal dan longtudinal ditinjau dari arah getar dan arah rambat
gelombang. Tekankan kepada siswa untuk selalu cermat dan teliti
dalam mengamati gejala-gejala yang timbul.
(a) Mengamati
Mengamati gejala gelombang pada slinki. Slinki merupakan me-
dia pembelajaran paling sederhana untuk menunjukkan
perbedaan gelombang transversal dan longitudinal. Slinki akan
menunjukkan gejala gelombang transversal ketika digerakkan ke
kiri dan ke kanan pada salah satu ujungnya. Sementara slinki
akan menunjukkan gejala gelombang longitudinal ketika diberi
tekanan (diberikan gaya maju atau mundur).
(b) Menanyakan
i. Menanyakan perbedaan gelombang transversal dan
longitudinal sesuai gejala yang ditunjukkan.
ii. Menanyakan hubungan jumlah gelombang yang terbentuk
dengan panjang gelombang.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi terkait jenis-jenis gelombang pada
sumber pustaka yang ada dan mendiskusikan perbedaan antara
gelombang transversal dan longitudinal.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis gejala yang ditunjukkan oleh slinki dengan dua
perlakuan berbeda kemudian menjawab pertanyaan pada poin
diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi sekaligus belajar mengungkap-
kan pendapatnya.
(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Besaran-Besaran Gelombang. Tujuan kegiatan ini untuk
memberikan pemahaman kepada siswa yang dimaksud dengan
satu panjang gelombang, periode, dan amplitudo.
(a) Mengamati
Mencermati ilustrasi besaran-besaran gelombang. Guru dapat
memberikan ilustrasi berupa gambar lembah bukit di papan
tulis
untuk memudahkan siswa dalam memperoleh gambaran
besaran-besaran gelombang. Dari gambar tersebut siswa
kemudian menganalisis sesuai prosedur yang ada di buku
siswa.
Guru menekankan tentang pentingnya sikap cermat sehingga
hasil analisis sesuai dengan definisi masing-masing besaran.
(b) Menanya
i. Menanyakan hubungan ilustrasi dengan besaran-besaran
gelombang.
ii. Menanyakan definisi besaran-besaran gelombang.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi tentang definisi satu panjang
gelombang, periode, dan frekuensi, kemudian mendiskusikan
menerapkan teori yang ada ke dalam ilustrasi.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis ilustrasi untuk menjawab pertanyaan pada poin
diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Tekankan siswa untuk aktif menyalurkan pendapat secara
santun.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan Tugas Mandiri: Eksplorasi Karakteristik
Gelombang sebagai pekerjaan rumah. Tugas Mandiri dikerjakan secara
individu dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru
dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
kegiatan Mari Bereksperimen untuk pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Apakah Perbedaan Gelombang Transversal dan
Longi- tudinal?
Gejala yang ditimbulkan pada kegiatan b(1) dan b(2) tidak sama. Gejala
gelombang pada kegiatan b(1) menunjukkan peristiwa munculnya bukit dan
lembah, sedangkan pada kegiatan b(2) menunjukkan peristiwa munculnya
rapatan renggangan di sepanjang badan slinki. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan b(1) menunjukkan gelombang
transversal karena arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya. Arah
getar adalah arah atas-bawah, yaitu arah ketika kita menggerakkan atau
memberi impuls pada slinki, sedangkan arah rambatnya maju. Kegiatan b(2)
menunjukkan gelombang longitudinal karena arah rambatnya sejajar
dengan arah getarnya. Arah getarnya maju-mundur ketika kita memberi
tekanan, sedangkan arah rambatnya juga ke depan di sepanjang badan slinki.
Gejala gelombang tidak hanya ditemukan pada slinki. Peristiwa
sehari- hari yang menunjukkan gelombang transversal, contohnya
gelombang air laut dan gelombang senar gitar yang dipetik. Contoh
peristiwa yang paling populer untuk gelombang longitudinal adalah
gelombang bunyi.
2) Mari Bereksplorasi: Besaran-Besaran Gelombang
a) Satu gelombang menjelaskan perjalanan kaki Krakatau arah
Pelabuhan Merak–puncak–kaki Krakatau arah Pelabuhan
Bakauhuni. Satu gelombang dalam kasus ini adalah jarak lembah
yang saling berdekatan.
b) Panjang gelombang 636 m. Diameter lingkar kaki pada dasar laut
menggambarkan jarak lembah satu ke lembah lain yang saling
berdekatan. Satu panjang gelombang dapat didefinisikan sebagai
satu
bukit satu lembah, jarak dua bukit yang saling berdekatan, atau
jarak
dua lembah yang saling berdekatan.
c) Periode ekspedisi 36 jam.
d) Amplitudo adalah jarak terjauh dari kesetimbangan. Nilai
amplitudo
813 m.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan tiga kegiatan Mari Bereksperimen sekaligus. Tiga kegiatan
tersebut adalah Mengamati Gejala Pemantulan Gelombang, Mengamati
Gejala Pelenturan Gelombang, dan Mengamati Gejala Pemaduan
Gelombang.
Materi untuk
Guru
Pemantulan gelombang terjadi jika muka gelombang mengenai suatu
penghalang. Penghalang yang dapat memantulkan adalah penghalang yang
rigid (keras), artinya gelombang tidak akan dipantulkan melainkan akan
diserap
jika mengenai penghalang yang terbuat dari bahan lunak misalnya busa,
kain,
dan tisu.
Pembiasan gelombang terjadi jika gelombang mengenai medium yang
memiliki indeks bias berbeda. Artinya, gelombang tidak akan dibiaskan jika
melewati medium yang berbeda, tetapi indeks bias kedua medium sama.
Andaikan medium sirop memiliki indeks bias n1 dan minyak memiliki
indeks bias n2 dan n1 = n2, maka meskipun mediumnya berbeda, tetapi
gelombang yang melewati medium itu akan diteruskan karena indeks
biasnya sama.
Gelombang akan dilenturkan jika mengenai penghalang berupa celah
sempit. Proses difraksi dapat digunakan untuk membuat muka gelombang
yang coherent. Proses difraksi akan memperkecil amplitudo gelombang.
Interferensi terjadi ketika ada dua atau lebih gelombang yang saling
bersuperposisi. Proses interferensi gelombang yang paling mudah dijumpai
adalah superposisi gelombang air laut. Ketika ada sebuah gelombang datang
disusul oleh gelombang lain dan kedua gelombang saling berinterferensi
konstruktif, gelombang yang terbentuk semakin tinggi. Jika kedua
gelombang berinterferensi destruktif, gelombang yang terbentuk lebih
rendah.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Eksperiman
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa menuju laboratorium dan menyiapkan
alat
dan bahan yang akan digunakan. Guru membagi kelompok sesuai
dengan alat yang tersedia.
b) Kegiatan Inti
Siswa diminta melakukan kegiatan eksperimen untuk
menyelidiki
sifat-sifat gelombang. Guru menekankan siswa untuk teliti dalam
melakukan pengamatan. Siswa harus berhati-hati dalam melakukan
percobaan untuk menghindari kerusakan alat. Tujuan dari kegiatan
ini supaya siswa mampu menemukan dan mengidentifikasi sifat-
sifat
gelombang mekanik serta memahami bentuk gejalanya tidak hanya
mengetahui dari pustaka yang ada.
(1) Mengamati
(a) Mengamati gejala pemantulan, pelenturan, dan pemaduan
gelombang air.
(b) Mengidentifikasi dan melukiskan pola setiap gejala yang
timbul.
(2) Menanya
Menanyakan perbedaan sifat gelombang berdasarkan gejala
yang
ditunjukkan oleh pola pada saat pengamatan.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dan membuat hipotesis terhadap
pengamatannya. Gelombang dipantulkan jika mengenai bidang
pantul yang rigid/keras. Gelombang dilenturkan jika muka
gelombang melewati celah yang sangat sempit. Dua buah
gelombang dapat dipadukan melalui proses superposisi.
(4) Mengasosiasikan
Menganalisis pola yang didapat kemudian digunakan untuk
menguji hipotesis serta menjawab pertanyaan pada poin
Pertanyaan dan Diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan praktikum secara individu dan dikumpulkan
maksimal dua minggu. Format laporan memuat judul, alat dan
bahan, cara kerja, hasil pengamatan dan pembahasan, serta
kesimpulan. Guru memberi masukan agar mencantumkan hasil
percobaan sesuai dengan data yang siswa peroleh. Sarankan
kepada siswa untuk menemukan penyebab jika terjadi
perbedaan
antara hasil yang diperoleh dengan referensi yang ada.
Tekankan
kepada siswa pentingnya kejujuran dan kecermatan dalam setiap
percobaan.
Catatan:
Jika alat ripple tank tidak ada, maka dapat menggunakan baskom
atau
akuarium kecil yang didesain sedemikian rupa sehingga memiliki
prinsip kerja seperti ripple tank. Vibrator dapat dibuat dengan
memanfaatkan pegas yang bergerak harmonik untuk menimbulkan
gejala gelombang pada air.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengarahan kepada siswa bahwa pada
pertemuan berikutnya akan dibahas tentang interferensi gelombang
secara lebih dalam. Siswa diminta untuk mempelajari materi
tersebut
di rumah. Siswa juga diminta melakukan kegiatan Tugas Mandiri:
Interferensi Gelombang untuk dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Selain itu, guru memberikan Tugas Proyek di rumah. Kelas dibagi
dalam 3–4 kelompok. Waktu untuk penyelesaian Tugas Proyek ini
adalah dua minggu.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Mengamati Gejala Pemantulan Gelombang
a) Muka gelombang sebelum dipasang penghalang bergerak wajar dan
berbentuk lingkaran. Setelah dipasang penghalang akan muncul
gelombang pantul yang menyebabkan gangguan pada gelombang
datang sehingga gelombang menjadi beriak.

Gelombang
pantul
Gelombang
datang

←⎯⎯ Penghalang

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 8.1 Muka gelombang pada proses pemantulan

b) Hukum Pemantulan
Hukum pada pemantulan gelombang berlaku hukum Snellius,
yakni
besar sudut yang dibentuk gelombang datang dengan garis normal
sama dengan besar sudut yang dibentuk oleh gelombang pantul
dengan garis normal.
c) Kesimpulan dari eksperimen ini adalah gelombang dapat
dipantulkan
jika melalui penghalang yang rigid atau keras.
d) Contoh pemantulan gelombang dalam peristiwa sehari-hari adalah
pemantulan gelombang air laut oleh tepi pantai.
2) Mari Bereksperimen: Mengamati Gejala Pelenturan Gelombang
a) Ketika gelombang sumber melewati celah maka muka gelombang
mengalami pelenturan.

Gelombang setelah
terdifraksi
Celah
Gelombang
datang

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 8.2 Muka gelombang pada proses difraksi

b) Gelombang memiliki amplitudo yang besar dan nonhomogen


sebelum melewati celah. Namun, setelah melewati celah gelombang
memiliki ampitudo yang lebih kecil dan muka gelombang yang
terbentuk menjadi coherent.
c) Kesimpulan dari eksperimen ini adalah gelombang dapat
mengalami pelenturan jika mengenai celah sempit.
d) Contoh peristiwa difraksi dalam kehidupan sehari-hari adalah
gelombang air sungai mampu melewati celah sempit di antara
bebatuan.
3) Mari Bereksperimen: Mengamati Gejala Pemaduan Gelombang
a) Gelombang hasil difraksi oleh celah tunggal akan terdifraksi lagi
oleh
celah ganda. Setelah melewati celah ganda, gelombang akan
bersuperposisi.
Gelombang
datang Gelombang yang
berinterferensi

Celah tunggal Celah ganda

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 8.3 Muka gelombang pada proses interferensi

b) Kesimpulan dari eksperimen ini adalah dua buah gelombang dapat


berpadu/berinterferensi melalui proses superposisi.
c) Contoh peristiwa interferensi dalam kehidupan sehari-hari adalah
gelombang datang air laut berinterferensi dengan gelombang
pantul oleh tepi sehingga terbentuk interferensi destruktif.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas interferensi gelombang secara lebih
dalam. Guru menyiapkan soal untuk pre test. Selain itu, siswa diminta
menyiapkan Tugas Mandiri mereka.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan Review tentang eksperimen pemaduan
gelombang pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan pre test
untuk menguji siswa benar-benar belajar di rumah.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa menyampaikan hasil kegiatan pada Tugas Mandiri di
depan kelas. Guru memandu jalannya diskusi di kelas. Tujuan
dari Tugas Mandiri ini untuk memberikan pemahaman kepada
siswa bahwa dua atau lebih gelombang dapat saling
menguatkan
dapat pula saling melemahkan. Siswa memperesentasikan
jawaban tugas mandiri dengan membuat sebuah forum resmi.
Kegiatan ini sekaligus mengajarkan siswa untuk toleransi dan
saling menghargai pendapat teman.
(2) Guru mengawasi agar siswa hanya membuka situs yang
berkaitan
dengan materi. Sarankan siswa untuk membuka video animasi
dan simulasi sehingga siswa tidak hanya berpikir abstrak, tetapi
memiliki gambaran konkret tentang materi gelombang mekanik.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Review dan Bertindak
Kreatif
untuk dibahas pada pertemuan berikutnya. Siswa diminta
mempelajari Evaluasi sebagai persiapan ulangan harian.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Interferensi Gelombang
Efek yang terasa pada lantai ketika baris-berbaris secara serempak dan
tidak serempak jelas berbeda. Baris-berbaris secara serempak berarti
memberikan energi yang sefase sehingga suara yang ditimbulkan terasa
lebih keras dan getaran pada lantai juga terasa lebih kencang. Peristiwa
ini dapat dikelompokkan sebagai interferensi konstruktif. Adapun ketika
hentakan kaki serampangan maka ada kemungkinan gelombang yang
menjalar pada lantai saling melemahkan. Peristiwa ini dapat
dikelompokkan sebagai interferensi destruktif.
2) Bertindak Kreatif
Ketika pulsa mermabat paada tali ringan mencapai batasan di antara
kedua
medium, sebagian pulsa akan dipantulkan dan mengalami pembalikan.
Sebagian pulsa lagi akan ditansmisikan ke tali yang lebih berat.
Perbedaan
yang terjadi pada saat tali diikat kuat ke tiang adalah seluruh pulsa aka
dipantulkan kembali tanpa ada yang ditransmisikan.
3) Review
1. Gelombang adalah getaran (gangguan) yang merambat melalui suatu
medium tanpa diikuti perpindahan materi mediumnya.
Karakteristik gelombang mekanik di antaranya dapat dipantulkan,
dapat dibiaskan, dapat dipadukan , dan dapat dilenturkan (difraksi).
2. Perbedaan gelombang transversal dengan longitudinal terletak
pada arah rambat dan arah getarnya. Gelombang transversal
adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatnya. Contoh: gelombang tali dan gelombang air. Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah getar dan arah
rambatnya saling sejajar. Contoh: gelombang pada slinki yang
ditekan dan gelombang bunyi.
3. Suatu gelombang akan dibelokkan atau dibiaskan ketika
gelombang melalui dua medium yang berbeda indeks biasnya.

4. v= λ = 5m = 5 m/s
T 3s 3

t= x = 10 m =6s
v 5
m/s
3

Jadi, waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 10 meter


adalah
6 sekon.
5. f A = fB
vA vB
=
λA λ
6 m/s
B
=
2m 3m
vB = 9 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang di medium B sebesar 9 m/s.
4) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Gelombang dapat dibiaskan jika melewati dua medium yang
memiliki indeks bias berbeda. Gelombang akan dibiaskan
mendekati garis normal jika kerapatan medium gelombang bias
lebih besar dibandingkan dengan kerapatan medium gelombang
datang. Gelombang akan dibiaskan menjauhi garis normal jika
kerapatan medium gelombang bias lebih kecil dibandingkan
dengan kerapatan medium gelombang datang.

3. λ= x = 2m = (2 m)( 4 ) = 8 m
n 7
7 7
4
v =λf

= ( 8 m)(7 Hz)
7
= 8 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang sebesar 8 m/s.
1
4
5. λ→t=3s
T = 12 s
λ = 12 m
Untuk menempuh jarak 12 m diperlukan waktu 12 sekon.
Untuk menempuh jarak 100 m diperlukan waktu:
t= 100 m (12 s) = 100 sekon
12 m
Jadi, waktu yang diperlukan oleh nelayan mencapai pantai
yang jaraknya 100 m adalah 100 sekon.
7. Perhatikan grafik gelombang tersebut, terlihat bahwa titik A
dan C terletak pada fase yang sama. Ini bisa dilihat dari soal
yang menyatakan bahwa A, B, dan C segaris. Sehingga
membuktikan bahwa amplitudo A dan C sama, yaitu sebesar
0,5 amplitudo gelombang. Perhatikan lagi lintasan yang
ditempuh pada gelombang dari A ke C seperti pada gambar
di bawah ini.

A
A B C

O
D E

–A

Pada grafik di atas kita bisa menyimpulkan bahwa jarak titik A


ke titik C adalah sepanjang dua kali panjang gelombang.
Sehingga,
jarak titik A ke titik C adalah 2λ.
9. Peristiwa telepon benang menandakan bahwa bunyi sebagai
gelombang mekanik dapat merambat melalui medium padat.

H. Program Remedial dan Pengayaan


Berdasarkan analisis hasil tes siswa yang belum memenuhi KKM diberi program
remedial, sedangkan yang sudah memenuhi KKM diberi program pengayaan.
1. Remedial
1. Slinki sepanjang 5 m digetarkan. Tentukan panjang gelombang yang
terbentuk jika:
a. terdapat 5 puncak dan 4 lembah;
b. terdapat 3 renggangan dan 3 rapatan.
Jawaban:
1
2
a. 5 puncak 4 lembah → 4 λ
1

42λ=5m
9

2λ=5m
λ= m
9
b. 3 renggangan 3 rapatan → 3λ
3λ = 5 m
5
3
λ= m
2. Di permukaan sebuah rawa terdapat dua buah gabus yang terpisah satu
dengan
yang lain sejauh 1,5 m. Keduanya naik turun bersama di permukaan air
dengan
frekuensi 2 getaran per detik. Apabila salah satu gabus berada di puncak
gelombang, sedangkan gabus yang satu lagi pada puncak yang lain dan di
antara kedua gabus terdapat 1 puncak dan 2 lembah, berapakah cepat rambat
gelombang di permukaan rawa?
Jawaban:
Diketahui: jarak dua gabus = 1,5 m
f = 2 Hz
Ditanyakan: v
Jawab:
2λ = 1,5 m
1, 5 m
λ = = 0,75 m
2
v = λf
= (0,75 m)(2 Hz)
= 1,5 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang di permukaan rawa sebesar 1,5 m/s.
2. Pengayaan
Polarisasi Gelombang
Selain dapat dipantulkan, dibiaskan, dilenturkan, dan diinterferensikan,
sebagian atau seluruh sifat gelombang lainnya adalah dapat terpolarisasi.
Polarisasi adalah penyerapan arah getar gelombang. Ide polarisasi gelombang
dengan mudah dapat kita pahami dengan memperhatikan secara saksama
suatu gelombang memiliki arah getar yang terjadi dalam satu arah saja. Arah
ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati proses polarisasi, kita dapat
mengikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain
ke sebuah celah. Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung
tali. Setelah itu, ubah posisi celah dalam posisi horizontal, lalu tali kembali
digetarkan. Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 8.4 Gelombang tidak terpolarisasi Gambar 8.5 Gelombang terpolarisasi

Dua perlakuan di atas menunjukkan gejala berbeda. Polarisasi menunjukkan


penyearahan arah getar gelombang sesuai dengan arah celahnya. Jika gelombang
mengandung arah getar yang searah celah, akan diloloskan. Namun, jika
gelombang mengandung arah getar yang tegak lurus arah celah, akan diblok atau
tidak diloloskan.
Polarisasi Transversal
Gelombang transversal memiliki arah getar dan arah rambat yang saling
tegak
lurus. Keadaan ini memungkinkan untuk dilakukan penyerapan arah getar yang
tidak sesuai dengan arah rambatnya. Berbeda dengan gelombang longitudinal, arah
getar
gelombang longitudinal sejajar dengan arah rambatnya. Perhatikan gambar
berikut!

Sumber: fsikon.com
Gambar 8.6 Gelombang longitudinal tidak terpolarisasi
Polarisator
Polarisator adalah alat yang digunakan
untuk mempolarisasi gelombang. Polarisator
yang paling mudah dijumpai adalah
polarisator
gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat terpolarisasi karena
termasuk gelombang transversal. Sumber: mikroskopie-forum.de/
Polarisasi terdiri atas dua bagian,yaitu Gambar 8.7 Polarisator
polarisator dan analisator. Polarisator adalah
polaroid yang dapat mempolarisasi
gelombang.
Analisator adalah polaroid yang dapat
menganalisa gelombang. Perhatikan gambar di
bawah ini untuk mengetahui proses polarisasi
gelombang transversal.
↑ ↑
Polarisator Analisator
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 8.8 Proses polarisasi

Contoh Soal:
Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang teramati mata sebesar
seperempat intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator p1. Tentukan besar
sudut yang dibentuk sumbu polarisator p1 dengan sumbu analisator p2!
Pembahasan:
1
Diketahui: I2 = I
4 1
Ditanyakan: θ
Jawab:
I2 = I1 cos2 θ
1

4 I1 = I1 cos2

θ
1

4 = cos2 θ 1
1 = 60°
2
2 = cos2 θ
θ = arc cos

Jadi, besar sudut yang dibentuk sumbu polarisator p1 dengan sumbu analisator p2
sebesar 60°.
I. Penilaian
Tabel 8.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.8 dan KD 4.8

3. KD 3.8

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang menuntut siswa mampu
membedakan gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Guru harus
menekankan letak perbedaan tersebut karena konsep tersebut sangat
fundamental.
2. Siswa harus mampu mengidentifikasi gejala-gejala gelombang sehingga dapat
memahami sifat-sifat gelombang. Sifat gelombang ada lima, yaitu dipantulkan,
dibiaskan, dilenturkan, dipadukan, dan dipolarisasikan.
3. Siswa dituntut untuk memahami besaran-besaran fisis dalam gelombang
mekanik.
Persamaan Gelombang
• Gelombang Berjalan (Travelling Wave)
• Gelombang Tegak (Standing Wave)

Menganalisis persamaan gelombang Menganalisis persamaan gelombang


berjalan tegak

• Melakukan eksplorasi gelombang • Mengeksplorasi gelombang stasioner


berjalan menggunakan slinki melalui percobaan
• Merumuskan persamaan gelombang • Melakukan eksperimen Melde untuk
berjalan menggunakan ilustrasi menentukan pengaruh tegangan tali
• Memecahkan masalah terkait besaran terhadap panjang gelombang dan
pada gelombang berjalan kelajuan gelombang stasioner pada
dawai
• Memecahkan masalah terkait besaran
pada gelombang stasioner

Memecahkan permasalahan fisis terkait dengan


persamaan gelombang

A. Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya yaitu bab VIII siswa telah dikenalkan gelombang
mekanik dan karakteristiknya. Gelombang adalah impuls atau suatu gangguan yang
merambat melalui medium tanpa diikuti perpindahan partikel mediumnya.
Berdasarkan
amplitudonya, gelombang dibagi menjadi gelombang berjalan dan gelombang tegak/
gelombang berdiri/gelombang stasioner. Dalam bab ini akan dibahas perbedaan dari
kedua gelombang. Selain itu akan dibahas pula persamaan dari masing-masing
gelombang.
Bab Persaman Gelombang dibagi menjadi dua subbab yaitu subbab gelombang
berjalan, dan subbab gelombang stasioner. Subbab pertama akan menjelaskan
persamaan
gelombang berjalan, sedangkan subbab kedua akan membahas persamaan gelombang
stasioner dan beberapa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab ini
gelombang stasioner yang dibahas hanyalah gelombang pada tali atau gelombang satu
dimensi.
Contoh dari gelombang berjalan adalah gelombang air danau saat ada daun jatuh
dan ombak di laut. Sementara gelombang stasioner banyak sekali diterapkan pada
alat musik. Bukan hanya alat musik dawai, akan tetapi alat musik membran seperti
rebana juga menerapkan gelombang stasioner dua dimensi.
Bab ini menyajikan beberapa materi untuk memantau siswa menemukan konsep
yang diminta KD 3.9 dan KD 4.9. Pada KD 3.9 siswa harus mampu menganalisis
besaran- besaran fisis gelombang yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara KD
4.9 siswa dibantu pemahamannya tentang gelombang berjalan dan stasioner melalui
kegiatan di laboratorium.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 9.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3 . 9 Menganalisis besaran- besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata.

4 . 9 Melakukan percobaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata.

172 Persamaan Gelombang Buku Guru Fisika Kelas 172


XI
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari baba ini siswa mampu:
1. mengidentifikasi gelombang berjalan dan stasioner;
2. menganalisis persamaan gelombang untuk menentukan nilai besaran yang
menyusunnya;
3. menenetukan persamaan gelombang berjalan dan satsioner berdasarkan data;
4. menggunakan persamaan gelombang tegak ujung terikat;
5. menggunakan persamaan gelombang tegak ujung bebas;
6. menerapkan persamaan Melde dalam berbagai kasus.

D. Materi Pembelajaran
1. Gelombang Berjalan
2. Gelombang Stasioner

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Slinki
b. Set percobaan Melde
c. Tali/kawat
2. Media Pembelajaran
a. Perangkat komputer dan proyektor
b. Gambar
c. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1, bab Gerakan Gelombang hal. 737, oleh
Serway dan Jewett.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam, bab Gejala Gelombang hal. 3, oleh
Hartanto, Reza Widya Satria, dan Maharani Hamidah.
c. Kompetensi Fisika, bab Gelombang Mekanik hal. 2, oleh Siswanto dan
Sukaryadi.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Inquiry
d. Problem Solving
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Demonstrasi
d. Pemberian Tugas dan Resitasi
G. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai persamaan gelombang
berjalan dan gelombang tegak. Guru menyiapkan bahan ajar dan peraga
berupa
slinki untuk melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Gelombang Berjalan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menyiapkan slinki yang akan digunakan untuk me-
laksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Gelombang Berjalan. Kelas
dibagi menjadi dua kelompok besar yang masing-masing akan
mempraktikkan gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Gelombang
Berjalan. Kegiatan ini untuk menunjukkan kepada siswa
visualisasi dari gelombang berjalan.
(a) Mengamati
Memberikan perlakuan pada slinki sesuai prosedur pada
buku siswa dan mengamati gejala yang timbul. Pastikan
impuls diberikan secara terus-menerus sehingga didapatkan
gelombang berjalan.
(b) Menanyakan
Menanyakan nilai besaran-besaran gelombang sesuai
dengan gejala yang ditunjukkan oleh slinki.
(c) Mengumpulkan informasi
Berdiskusi untuk menentukan nilai besaran-besaran
gelombang berjalan disesuaikan dengan definisi masing-
masing besaran. Guru melakukan penilaian terhadap
keaktifan siswa.
(d) Mengasosiasi
Mengolah data yang didapat berdasarkan hasil pengamatan
dan diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas. Guru
membahas jawaban siswa supaya semua siswa memahami
dengan baik tentang gelombang berjalan.
Catatan: Jika tidak ada slinki media dapat diganti dengan tali
karet yang biasa digunakan dalam permainan lompat tali. Model
dapat diganti inqury dengan meminta siswa merancang kegiatan
utnuk mengamati gelombang berjalan.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Merumuskan
Persamaan Gelombang. Siswa harus mengidentifikasi nilai
besaran-besaran gelombang supaya dapat merumuskan
persamaan gelombang. Ingat: hal ini juga sebagai sarana bagi
siswa mengingat macam-macam besaran dan cara menentukan
nilai besaran sesuai materi yang telah dipelajari.
(a) Mengamati
Mengamati grafik gelombang berjalan yang disajikan dalam
gambar. Guru menyarankan supaya siswa melakukan
pengamatan dengan cermat.
(b) Menanya
Menanyakan tentang esensi dari gelombang berjalan.
Fungsi
gelombang berjalan merupakan amplitudo sebagai fungsi
waktu dan posisi.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi dengan berdiskusi bersama teman
tentang cara menentukan persamaan gelombang. Misalnya
harus menentukan nilai konstanta gelombang, periode,
amplitudo, panjang gelombang, dan frekuensi terlebih
dahulu.
(d) Mengasosiasi
Mengolah data yang disediakan pada grafi k untuk
kemudian disusun sehingga mampu mendeskripsikan
persamaan gelombang dengan benar.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan langkah-langkah yang ditempuh sampai
mendapatkan persamaan gelombang di depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mempelajari instrumen percobaan Melde
untuk bahan pembahasan pada pertemuan berikutnya. Guru juga
meminta siswa untuk mengerjakan Bertindak Kreatif dan Review
subbab A sebagai pekerjaan rumah. Guru menekankan kepada
siswa
pentingnya bekerja setiap saat meskipun tidak ada pekerjaan rumah.
Bertindak Kreatif dan Review dibahas secara singkat pada
pertemuan
berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Gelombang Berjalan
a) Arah penjalaran gelombang tegak lurus dengan arah getar.
b) Andaikan slinki yang digunakan sepanjang 2 meter.
Dalam satu detik tangan bergerak kanan-kiri sebanyak 5 kali
sehingga
secara perhitungan:
f = 4 Hz
x=2m
Terdapat 4 gelombang dengan panjang gelombang 50 cm.
c) Ketinggian bukit pada gejala gelombang tidak berubah-ubah.
d) Panjang gelombang sesuai pengandaian jawaban pada poin b adalah
50 cm.
2) Mari Bereksplorasi: Merumuskan Persamaan Gelombang Berjalan
y = 0,05 sin π(t – 4x)
3) Bertindak Kreatif
Perlakuan yang diberikan untuk memperbesar simpangan gelombang
adalah dengan memperbesar amplitudo sumber getar. Jika sumber
getarnya
adalah tangan, yang harus dilakukan adalah memperbesar amplitudo
gerakan tangan.
4) Review
1. Besaran-besaran fisis pada gelombang tegak dan gelombang berjalan
yaitu amplitudo (A), kecepatan sudut (ω), waktu (t), periode (T),
panjang
gelombang (λ), dan jarak titik dari sumber gelombang (x).
2. Gelombang menjalar ke kiri: y = A sin(ωt + kx)
Gelombang menjalar ke kanan: y = A sin (ωt – kx)
3. Kecepatan adalah turunan dua kali dari persamaan simpangan
y = 0,1 sin 2π(5t – 1 x)
2
v= dy = π cos 2π(5t – 1 x)
dt 2
a= dv = –10π 2 sin 2π(5t – 1 x)
dt 2 t x

4. v(x, t) = 20π cos 2π (10π x) cos ( + ) m/s


0, 80
4
t x
a(x, t) = –100π 2 sin 2π( 0, 4 + ) m/s2
80
5. f = 7,5 Hz; T = 0,13 s; λ = π m; v = 7,5π m/s

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang gelombang stasioner pada
dawai. Guru menjelaskan keterlibatan medium pantul sehingga muncul
gelombang stasioner. Guru menyiapkan alat untuk kegiatan Mari
Bereksplorasi: Gelombang Stasioner Melde.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan penjelasan singkat tentang cara melakukan
percobaan Melde.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Gelombang Stasioner
Melde. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk
gelombang
tegak atau stasioner dan mengidentifikasi besaran-besaran yang
menyertainya.
(1) Mengamati
Melakukan kegiatan eksplorasi sesuai prosedur pada buku siswa.
Kegiatan sebagai simulasi proses terbentuknya gelombang
stasioner. Guru membimbing siswa mengidentifikasi besaran-
besaran pada gelombang stasioner. Guru memastikan setiap
siswa berperan aktif dalam kegiatan. Anjurkan siswa untuk teliti
dalam menghitung panjang gelombang, jumlah dot dan antidot,
dan jumlah gelombang yang terjadi.
(2) Menanya
Menanyakan tentang konsep gelombang stasioner dan
perbedaannya dengan gelombang berjalan.
(3) Mengumpulkan informasi
Melakukan studi literatur dan berdiskusi untuk mengungkapkan
hipotesis bahwa gelombang stasioner adalah gelombang yang
memiliki amplitudo berubah-ubah tiap satuan waktu.
(4) Mengasosiasi
Mengolah data yang didapat kemudian mendeskripsikan macam-
macam besaran yang dimiliki oleh gelombang stasioner.
(5) Mengomunikasikan
i. Membuat laporan sesuai format dalam buku siswa.
Tekankan kepada siswa bahwa data yang mereka cantum-
kan adalah data sesuai pengamatan. Sikap jujur merupakan
sikap yang sangat penting dalam eksperimen.
ii. Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas. Guru
memandu jalannya diskusi kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengulas kegiatan pada pertemuan hari ini. Guru meminta
siswa mempelajari macam-macam gelombang stasioner yang akan
dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Gelombang Stasioner Melde
Andaikan dalam percobaan yang terjadi seperti
berikut. Panjang tali yang digunakan 50 cm.

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar Gelombang stasioner pada percobaan Melde


1) Pasangan bukit dan lembah yang terjadi 4 buah.
Gelombang yang terbentuk 2 buah dengan meninjau bukit pada
pasangan
pertama dan lembah pada pasangan kedua adalah satu gelombang.
2) A = 50 cm
n= 2
A
λ= = 50 cm
= 25 cm
n
2
3) Dot adalah simpul ada 5 buah. Antidot adalah perut ada 4 buah.
4) Terbentuk gelombang stasioner karena gelombang datang dari vibrator
yang merambat sepanjang tali dipantulkan oleh dinding katrol.
Gelombang datang dan gelombang pantul saling bersuperposisi. Pada
antidot terjadi interferensi konstruktif dan pada dot terjadi interferensi
destruktif.
5) Persamaan gelombang stasioner
Gelombang yang terbentuk termasuk gelombang tegak pemantulan
ujung
terikat.
y = 2A sin kx cos ωt
Jika frekuensi sumber (vibrator) 20 Hz dan tinggi antidot 4 cm, maka:
2π = 8
2π = π
k= λ 0, 25

f = 20 Hz
4 cm = 2 cm = 0,2 cm
A=
2

2π = = 8π
0, 25
k= λ
ω = 2πf = 2π(20) = 40π
y = 2(0,02) sin 8πx cos 40πt
y = 0,04 sin 8πx cos 40πt
dengan x dan y dalam meter dan t dalam sekon

3. Pertemuan III (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang percobaan Melde untuk
menentukan cepat rambat gelombang pada dawai. Guru membagi kelas
menjadi
4–5 kelompok. Guru menyiapkan set percobaan Melde untuk kegiatan Mari
Bereksperimen: Menentukan Pengaruh Tegangan Tali terhadap Panjang
Gelombang dan Kelajuan Gelombang Stasioner.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan pre test terkait praktikum untuk memastikan
siswa siap melakukan percobaan hari ini.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Menentukan
Pengaruh Tegangan Tali terhadap Panjang Gelombang dan
Kelajuan Gelombang Stasioner sesuai prosedur. Kegiatan ini
bertujuan untuk menuntun siswa menemukan hubungan tegangan
tali terhadap panjang gelombang dan kelajuan gelombang stasioner.
(1) Mengamati
Melaksanakan praktikum untuk menentukan pengaruh
tegangan
tali terhadap panjang gelombang dan kelajuan gelombang
stasioner. Pastikan semua siswa terlibat dalam kegiatan. Siswa
mengamati perubahan panjang gelombang ketika tegangan tali
diubah dengan memperbesar atau memperkecil beban yang
digantungkan. Tekankan kepada siswa untuk hati-hati dalam
menggunakan alat. Anjurkan siswa untuk teliti dalam
menimbang
beban, mengukur panjang gelombang, serta melakukan per-
hitungan cepat rambat gelombang.
(2) Menanya
Menanyakan hubungan antarbesaran dalam menetukan panjang
gelombang dan kelajuan gelombang stasioner.
(3) Mengumpulkan informasi
Melakukan studi pustaka untuk menjawab pertanyaan serta
mendiskusikan hubungan antarbesaran dalam percobaan Melde.
(4) Mengasosiasi
Mengolah data yang diperoleh pada saat melakukan
pengamatan.
Analisis data diperlukan untuk menjawab pertanyaan pada poin
Pertanyaan dan Diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan praktikum secara individu untuk
dikumpulkan
minggu depan. Format laporan meliputi judul, tujuan, alat dan
bahan, cara kerja, hasil pengamatan dan pembahasan, serta
kesimpulan.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan ulasan tentang praktikum hari ini.
Selanjutnya
siswa diminta mengerjakan soal Review subbab B dan Bertindak
Kreatif untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Pengaruh Tegangan Tali terhadap Panjang
Gelombang dan Kelajuan Gelombang Stasioner pada Dawai
1. Penambahan beban akan mengurangi jumlah gelombang yang
terbentuk, tetapi panjang gelombangnya bertambah.
2. Penambahan beban akan memperbesar kelajuan gelombang.
3. Besaran-besaran fisis yang memengaruhi kelajuan perambatan
gelombang
pada dawai sebagai berikut.
a. Tegangan tali yang dapat diukur dengan mengetahui massa beban.
b. Panjang dawai.
c. Massa dawai.
4. Kesimpulan dari percobaan ini adalah semakin berat beban, kelajuan
gelombang pada dawai semakin besar.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan soal-soal tentang materi yang telah dipelajari.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah mereka
berupa jawaban Review subbab B dan Bertindak Kreatif.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas soal-soal pada Review subbab B.
(2) Siswa menyampaikan analisis pada kegiatan Bertindak Kreatif.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberi tahu siswa minggu depan akan diadakan
ulangan
harian dan meminta siswa untuk belajar. Guru menyarankan siswa
berlatih mengerjakan soal-soal Evaluasi sebagai persiapan
menghadapi
ulangan harian. Ulangan harian dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Kunci Jawaban
1) Review Subbab B
1. Besaran-besaran fisis pada gelombang tegak dan gelombang berjalan
yaitu amplitudo (A), kecepatan sudut (ω), waktu (t), periode (T),
panjang
gelombang (λ), dan jarak titik dari bidang pantul (x).
2. Gelombang stasioner atau gelombang tegak/berdiri merupakan
gelombang yang terbentuk sebagai perpaduan antara gelombang
datang dengan gelombang pantul. Gelombang stasioner ada dua,
yaitu: a. gelombang stasioner ujung terikat
Persamaan posisinya adalah y(x, t) = A sin kx cos ω t
b. gelombang stasioner ujung bebas
Persamaan posisinya adalah y(x, t) = A cos kx sin ω t
3. 4,9 N
4. v = 280 m/s
5. v = 250π m/s
2) Bertindak Kreatif
Salah satu cara untuk menaikkan frekuensi dengan memperpendek
dawai.
Dengan tegangan yang sama, kelajuan dawai akan bertambah. Pada
kondisi tersebut panjang gelombang tidak berubah dan frekuensi
sebanding
dengan kelajuan gelombang.
3) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Cepat rambat gelombang dawai dituliskan dalam persamaan
v= FL = F
m ρA
Dari persamaan tersebut, kecepatan sebanding dengan akar
tegangan dawai, sebanding dengan panjang dawai, berbanding
terbalik dengan massa dawai, berbanding terbalik dengan
massa jenis dawai, dan berbanding terbalik dengan luas
penampang dawai.
3. y = 2A sin kx cos ωt
= 1 sin 3x cos 2t
ymaks = 1 sin 3x
= 1 sin (6,9 rad)
= 0,578
Jadi, amplitudo dari gerak harmonik sederhana dari elemen
me-
dium yang terletak di x = 2,3 m sebesar 0,578
m.
m
5. L = 9 × 10–3 kg/m
m = 9 × 10–3 kg/m(1,5 m)
= 1,35 × 10–3 kg
FL
v = m

= (20 N)(1,5 m)
−3
13,5 × 10 kg

= 47,1 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang pada tali sebesar 47,1 m/s.
7. 3λ = 3 m
λ=1m
Letak perut ketiga pada ujung terikat berlaku kelipatan1 λ.
4
Pada ujung terikat berlaku persamaan:
x = (2n + 1) 1 λ
4
Perut ketiga → n = 2
x = (2(2) + 1) 1λ = 5λ = 5 (1 m) = 1,25 m
4 4 4
Jadi, jarak perut ketiga dari ujung terikat sejauh 1,25 m.
1 TA
9. f 1A =
2L μ f 1A TA
v f1C TC
1 TC
f 1C =
2L μ
TA 2
f1A
= = ⎛ 440 ⎞2 = 2,82
TC 2 ⎜ 262 ⎟
f1C ⎝ ⎠
Jadi, rasio tegangan antara senar A dan C sebesar 2,82.

H. Program Remedial dan Pengayaan


Berdasarkan analisis hasil tes siswa yang belum memenuhi KKM diberi program
remedial, sedangkan yang sudah memenuhi KKM diberi program pengayaan.
1. Remedial
1) Dawai sepanjang 80 cm ditegangkan dengan gaya F = 8 N. Dawai tersebut
memiliki massa 16 gram. Berapakah kelajuan gelombang pada dawai
tersebut? Jawaban:
fA
v =
m

(8)(0, 8)
= 16 × 10
−3

6, 4
= 16 × 10
−3

−3
6, 4 × 10
= 16
−2 = 20 m/s
= 4 × 10

2) Dua buah gelombang identik berlawanan arah rambat membentuk pola


gelombang stasioner ujung terikat. Kedua gelombang tersebut adalah
y1 = 2 sin (π x – π t) dan y2 = 2 sin (π x + π
t). Bagaimanakah persamaan
2 2
superposisi gelombang tersebut?
Jawaban:
y = y1 + y2
= 2 sin (π x – π t) + 2 sin (π x +π t)
2 2
π π
= 2{sin (π x – t) + sin (π x + t)}
2 2
= 2{sin π x cos π t – cos π x sinπ t + sin π x cosπ π
t + cos π x sin t}
2 2 2 2
= 2{2 sin π x cos π π
t} = 4 sin π x cos t
2 2
2. Pengayaan
Salah satu penerapan gelombang stasioner adalah pada pipa organa. Pipa
organa merupakan sebuah sumber bunyi berbentuk pipa dengan dua ujung
terbuka
dan ada pula salah satu ujungnya tertutup. Gorong-gorong merupakan salah satu
bentuk dari pipa organa terbuka. Bagian dari gorong-gorong yang panjangnya
1,23 m menimbulkan suara merdu ketika ada angin yang bertiup. Berapakah
frekuensi
harmonik ketiga jika kelajuan angin sebesar 343 m/s.
Penyelesaian:
Frekuensi nada dasar atau harmonik pertama dari gorong-gorong:
v
f1 = 2L
343 m/s
= 2(1,23 m)
= 139,2 MHz
f 3 = 3f1
= 417,6 Hz
Jadi, frekuensi harmonik ketiga gorong-gorong saat ditiup angin sebesar 417,6 Hz.

I. Penilaian
Tabel 9.2 Penilaian Pembelajaran

No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.9 dan 4.9

3. KD 3.9

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi persamaan gelombang menuntut siswa mampu
mengidentifikasi gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Guru harus
menekankan bahwa gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya
selalu tetap.
2. Siswa harus mampu menyusun persamaan gelombang berjalan dan gelombang
stasioner berdasarkan data-data fisis yang ada. Guru menekankan bahwa
gelombang stasioner berasal dari gelombang berjalan yang bersuperposisi
dengan gelombang pantulnya.
3. Siswa dituntut memahami eksperimen Melde dan mampu menyimpulakan
faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi kecepatan perambatan gelombang
pada suatu kawat.
Bunyi dan Cahaya
• Gelombang Bunyi
• Gelombang Cahaya

Menjelaskan Karakteristik Menjelaskan Karateristik


Gelombang Bunyi Gelombang Cahaya

• Melakukan kegiatan untuk meng- • Melakukan kegiatan untuk meng-


identifikasi sifat bunyi pada pemantul- identifikasi sifat-sifat cahaya meng-
an suara oleh dinding. gunakan cermin, kaca plan paralel, dan
• Melakukan pengamatan untuk me- prisma.
nentukan pola frekuensi harmonik • Mengamati gejala difraksi mengguna-
pada dawai. kan CD dan kisi dalam sebuah per-
• Melakukan percobaan untuk menentu- cobaan.
kan variabel pada fenomena dawai. • Mengamati gejala polarisasi cahaya
• Mengamati gejala efek Doppler menggunakan polarisator dalam
menggunakan AFG dalam sebuah sebuah percobaan.
percobaan.
• Mengamati gejala pada pipa organa
tertutup sederhana dalam sebuah
percobaan.

Membedakan karakteristik gelombang bunyi dengan gelombang cahaya

A. Pendahuluan
Bab Bunyi dan Cahaya menjelaskan tentang perbedaan gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu Gelombang Bunyi
dan Gelombang Cahaya. Subbab pertama membahas tentang karakteristik gelombang
bunyi serta fenomena-fenomena yang menyertai gelombang bunyi. Subbab kedua
menjelaskan karakteristik gelombang cahaya beserta teknologi yang menggunakan
prinsip gelombang cahaya.
Pada bab sebelumnya, siswa telah mempelajari gelombang secara umum. Siswa
telah mengenal jenis-jenis gelombang serta karakteristik-karakteristik yang dimiliki
gelombang. Bab ini akan mengulas materi gelombang lebih spesifik pada gelombang
bunyi dan cahaya. Gelombang bunyi merupakan perwakilan dari gelombang
mekanik, sedangkan cahaya adalah representasi dari gelombang elektromagnetik.
Letak perbedaan karakter dua gelombang ini diuraikan secara tersirat pada materi
yang disajikan.
Guru dapat memberikan stimulan kepada siswa dengan menceritakan tentang
penemuan USG yang sangat berguna dalam dunia kesehatan yaitu untuk pencitraan
medis. USG memanfaatkan gelombang ultrasonik. Gelombang bunyi akan mengenai
objek. Objek memiliki koefisien transmisi dan refleksi berbeda-beda. Berdasarkan hal
inilah citra medis dihasilkan.
Cahaya merupakan bagian dari gelombang eletkromagnetik. Dalam dunia
kesehatan, gelombang elektromagnetik juga sangat berguna. Citra medis dengan
menggunakan sinar X dapat membaca kondisi kecacatan tulang. Berdasarkan fakta
ini, diharapkan siswa tertarik untuk mempelajari materi ini dengan sungguh-
sungguh.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mengagumi ciptaan Tuhan,
misal terbentuknya pelangi dan fungsi sonar pada kelelawar merupakan bagian
dari keistimewaan bunyi dan cahaya. Jika siswa menyadari kebesaran Tuhan dan
menyadari kekurangan diri sebagai hamba, siswa diharapkan semakin beriman dan
bertambah ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, dalam setiap
kegiatan siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam mengamati setiap gejala
yang ditimbulkan dalam setiap percobaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
santun dalam menyampaikan pendapat, dan disiplin dalam setiap kegiatan. Pada
KD 3 siswa diharapkan dapat menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan
cahaya dalam teknologi. Pada KD 4 siswa diharapkan dapat merencanakan dan
melaksanakan percobaan berkaitan dengan karakteristik cahaya.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 10.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam tek- nologi.

186 Bunyi dan Cahaya Buku Guru Fisika Kelas 186


XI
Kompetensi Dasar

4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan atau cahaya, berikut presentasi hasil dari makn

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. mendeskripsikan karakteristik gelombang bunyi melalui kegiatan pengamatan
tentang sifat-sifat gelombang bunyi, mengamati besaran-besaran pada fenomena
dawai, dan mengamati pipa organa tertutup sederhana;
2. menjelaskan fenomena dawai dan pipa organa melalui kegiatan mengamati pola
frekuensi harmonik pada dawai;
3. menjelaskan fenomena efek Doppler dan taraf intensitas dengan mengamati
pelayangan bunyi;
4. mendeskripsikan karakteristik gelombang cahaya melalui kegiatan pengamatan
sifat-sifat cahaya;
5. memahami fenomena interferensi, difraksi, dan polarisasi gelombang cahaya
melalui
kegiatan pengamatan di kelas dan laboratorium;
6. menerapkan konsep polarisasi dalam teknologi LCD dan LED melalui kegiatan
studi literatur.

D. Materi Pembelajaran
1. Gelombang Bunyi
2. Gelombang Cahaya

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Buku
b. Pensil
c. Kisi
d. AFG
e. Loudspeaker
f. Pipa organa tertutup
g. Laser pointer
h. Penggaris
2. Media Pembelajaran
a. Benda-benda sekitar
b. Gambar
c. Video
3. Sumber Belajar
a. Buku untuk sains dan teknik jilid 1, bab Gelombang Bunyi halaman 110, oleh
Serway dan Jewett.
b. Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 3, bab Interferens Gelombang Cahaya
halaman 116, dan bab Pola Difraksi dan Polarisasi halaman 158, oleh Serway
dan Jewett.
c. Fisika Mengungkap Fenomena Alam, bab Gelombang Bunyi halaman 25 dan
bab Gelombang Cahaya halaman 57, oleh Hartanto.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Inquiry
d. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen
c. Pemberian Tugas dan Resitasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai karakteristik gelombang
bunyi.
Guru menyiapkan bahan ajar sebagai pengantar pembelajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan pengantar berkaitan dengan fenomena pada
apersepsi.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Pemantulan Gelombang Bunyi. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk
memberikan bukti konkret kepada siswa bahwa gelombang bunyi
dapat dipantulkan jika mengenai bidang pantul yang keras.
(1) Mengamati
Mengamati proses pemantulan gelombang dengan memper-
hatikan adanya gema dan gaung ketika bunyi mengenai
tembok.
Pengamatan dilanjutkan dengan membedakan peristiwa yang
terjadi ketika bunyi merambat bebas tanpa mengenai suatu
bidang
pantul.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan faktor penyebab pemantulan gelombang.
(b) Menanyakan perbedaan gaung dan gema.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada,
mendiskusikan perbedaan yang terjadi saat bunyi diteriakkan
pada suatu ruangan berdinding dan pada area bebas bidang
pantul.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis terjadinya pemantulan bunyi oleh dinding dan
pelemahan amplitudo bunyi yang menjalar pada area terbuka
kemudian menjawab pertanyaan pada poin diskusi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan pendapat yang merupakan hasil diskusi dan
analisis di depan kelas dalam forum diskusi kelas.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di aula dan di ruang kelas yang
penuh dengan barang seperti tas, buku, dan benda-benda lain.
Kegiatan di aula dan dikelas akan memberikan pemahaman kepada
siswa bahwa selain dipantulkan, energi bunyi juga dapat diserap
oleh benda-benda yang lunak seperti kain. Sikap yang perlu diamati
adalah kesungguhan siswa saat melakukan pengamatan dan sikap
kritis saat menanya dan mengasosiasi. Tekankan kepada siswa
bahwa
sikap kritis adalah salah satu bentuk keingintahuan yang tinggi yang
sangat dibutuhkan dalam dunia keilmuan.
c) Penutup
Guru memberikan Tugas Mandiri: Ultrasonografi (USG)
sebagai
pekerjaan rumah. Tugas dilakukan secara individu dan
dikumpulkan
pada pertemuan berikutnya. Guru juga memberikan Tugas Mandiri:
Perambatan Bunyi pada Zat Padat sebagai bahan diskusi pada
pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Pemantulan Gelombang Bunyi
1) Pemantulan di dalam aula merupakan contoh gaung, sedangkan saat di
lapangan tidak terjadi pemantulan karena bunyi tidak mengenai bidang
pantul.
2) Faktor yang memengaruhi tidak terjadinya pemantulan adalah energi
bunyi habis sebelum mengenai bidang pantul dan terdapat bahan-
bahan di sekitar medan bunyi yang sifatnya menyerap gelombang
bunyi.

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang cepat rambat bunyi dan
fenomena efek Doppler. Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah
Tugas Mandiri. Guru menyiapkan AFG untuk melaksanakan kegiatan Mari
Bereksperimen: Layangan Bunyi (Beat).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen dan Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengulas secara singkat materi pada pertemuan
sebelumnya. Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah
kemudian membahasnya dalam diskusi kelas.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Layangan Bunyi (Beat). Kegiatan ini bertujuan memberikan bukti
konkret kepada siswa bahwa dua gelombang bunyi yang berbeda
frekuensi sedikit akan menghasilkan layangan bunyi atau beat.
(1) Mengamati
Mengamati proses pelayangan bunyi (beat). Pelayangan
bunyi merupakan salah satu akibat dari efek Doppler. Efek
Dop-
pler mengakibatkan adanya perbedaan frekuensi antara
frekuensi
sumber dengan frekuensi yang sampai ke pendengar.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan faktor penyebab timbulnya pelayangan bunyi.
(b) Menanyakan pengaruh kecepatan sumber dan pendengar
dalam peristiwa pelayangan bunyi.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
kemudian
mendiskusikan perbedaan tanda yang dipakai untuk kasus-
kasus sumber bunyi dan pendengar yang bergerak saling
mendekati, saling menjauhi, dan kasus salah satu diam yang
lain menjauhi atau mendekati.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis penyebab terjadinya pelayangan bunyi serta
mendiskusikan besar frekuensi pelayangan sesuai dengan data
percobaan.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan resmi yang memuat judul, tujuan, hasil
pengamatan, pembahasan, dan kesimplan kemudian
mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam forum diskusi
kelas yang dipimpin oleh guru sekaligus sebagai sarana belajar
berbicara di depan khalayak.
Catatan:
Pelayangan bunyi tidak harus merupakan akibat dari efek Doppler.
Guru dapat mengganti AFG dengan garputala sebagai media
pembelajaran. Pilih garputala yang memiliki sedikit selisih frekuensi.
Kemudian bunyikan secara bersamaan. Media juga dapat diganti
dengan sonometer. Sonometer yang memiliki beberapa dawai dapat
dipilih dua dawai yang memiliki selisih frekuensi yang tidak terlalu
jauh. Kedua dawai dipetik secara bersamaan. Metode eksperimen
dapat diganti dengan demonstrasi jika alat yang digunakan tidak
tersedia. Dalam kegiatan ini guru menekankan pentingnya cermat.
Jika kurang cermat peristiwa pelayangan bisa tidak terdeteksi.
Sikap cermat juga harus diterapkan dalam semua kegiatan.
Kecermatan yang tinggi akan memaksimalkan hasil yang diperoleh.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan
pada
pertemuan ini dan meminta siswa mempelajari tentang fenomena
dawai dan pipa organa sebagai bahan pembahasan pada
pertemuan
berikutnya.
d. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: (Ultrasonografi) USG
USG adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan
suara
ultrasonik. Manfaat USG dalam dunia medis untuk konfirmasi
kehamilan
meliputi usia kehamilan, pertumbuhan janin, keadaan plasenta, ukuran
cairan ketuban, kelainan posisi janin, dan jenis kelamin janin. USG lebih
aman dibandingkan dengan roentgen karena USG tidak memberikan efek
samping pada organ berupa efek radiasi.
2) Tugas Mandiri: Perambatan Bunyi pada Zat Padat
Meskipun pada ruangan berbeda, suara dapat terdengar melalui
telepon kaleng. Bunyi dapat merambat melalui medium padat, cair, dan
gas. Suara akan lebih cepat sampai saat menggunakan kawat
dibandingkan
dengan benang karena hasil bagi antara modulus Young dengan
kerapatan
pada kawat lebih besar dibandingkan benang. Jika benang kendor tidak
ada gelombang bunyi dari sumber yang dihantarkan melalui benang ke
penerima karena energi bunyi tidak mampu menggetarkan benang yang
kendor. Ketika benang disilangkan, bunyi terdengar tidak jelas karena
adanya noise. Noise atau gangguan merupakan sinyal yang tidak
memiliki
informasi apa pun yang mengganggu sinyal utama.
4) Mari Bereksperimen: Layangan Bunyi (Beat)
a) Pada kegiatan C1, frekuensi terdengar seragam. Pada kegiatan C2
terdapat bunyi keras lemah akibat adanya perbedaan sedikit
frekuensi
antardua sumber bunyi.
b) Peristiwa pada kegiatan C2 dinamakan layangan bunyi (beat).
c) (1) Mendekati
340 − 0
fp = 400 Hz = 404,7 Hz
340 − 4
Frekuensi pelayangan 4,7 Hz.
(2) Menjauhi
340 − 0
fp = 400 Hz = 395,3 Hz
340 + 4
Frekuensi pelayangan 4,7 Hz.
Pengubahan frekuensi kurang dari 4 Hz tidak akan menimbulkan
pelayangan bunyi karena telinga manusia tidak mampu membedakan
frekuensi kurang dari 4 Hz. Jika selisih frekuensi lebih besar dari 4 Hz,
maka pelayangan bunyi akan terdengar. Beat terdeteksi telinga manusia
antara 4–7 Hz.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai dan Mari
Bereksperimen:
Menentukan Variabel dalam Fenomena Dawai.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen dan Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa diminta mengumpulkan laporan eksperimen pada
pertemuan sebelumnya. Guru memilih beberapa laporan untuk
dipresentasikan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai. Tujuan dari kegiatan
ini membuktikan bahwa dawai yang dipetik pada bagian-
bagian tertentu akan mengasilkan pola frekuensi harmonik.
(a) Mengamati
Mengamati bentuk gelombang yang terjadi pada dawai saat
dipetik pada bagian-bagian tertentu. Pola petikan akan
menghasilkan pola frekuensi harmonik.
(b) Menanyakan
Menanyakan hubungan frekuensi harmonik dengan panjang
gelombang dan panjang dawai yang digunakan.
(c) Mengumpulkan informasi
Melakukan hipotesis terhadap pola yang terbentuk
berdasar-
kan data panjang gelombang yang diperoleh dari
pengamatan.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis bentuk pola yang diperoleh berdasarkan
diskusi kemudian mencocokan bentuk pola pada literatur.
Mengidentifkasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi
jika terjadi perbedaan pola, lalu menyimpulkan hasil
diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Siswa men-
cocokkan pola yang mereka peroleh dengan pembahasan
dari
guru sesuai pola pada literatur.
Catatan:
Model inquiry dapat diganti dengan discovery jika siswa
sulit
menemukan pola tanpa bimbingan guru.
(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Menentukan Variabel dalam Fenomena
Dawai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak siswa
memahami variabel-variabel yang ada dalam fenomena dawai.
Siswa harus mampu mengiden- tifikasi tiga mcam variabel, yaitu
variabel kontrol, bebas, dan terikat. (a) Mengamati
Mengamati perbedaan bunyi yang terdengar pada
dawai dengan beberapa perlakuan. Siswa mampu
mengidentifikasi bahwa semakin melengking bunyi yang
dihasilkan, semakin besar pula frekuensi.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan hubungan letak petikan dengan frekuensi
yang dihasilkan.
ii. Menanyakan hubungan panjang dawai dengan
frekuensi yang dihasilkan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai literatur bersama
kelompok tentang hubungan antarbesaran dengan
kelengkingan bunyi (besarnya frekuensi yang dihasilkan).
(d) Mengasosiasi
Menganalisis klasifikasi variabel berdasarkan hasil
diskusi. Menjawab pertanyaan yang disediakan pada poin
Pertanyaan dan Diskusi, kemudian membuat kesimpulan.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen kemudian
menyampaikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan
percobaan.
Catatan:
Media dapat diganti dengan gitar. Panjang senar dapat diatur
dengan memasang pembatas fret. Siswa juga diharapkan lebih
kreatif
untuk menemukan pengaruh tegangan dawai terhadap frekuensi
yang
dihasilkan karena tegangan senar gitar dapat diubah-ubah dengan
mudah.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan Tugas Proyek kepada siswa. Kelas dibagi
dalam 4–5 kelompok besar. Guru menekankan tentang kerja sama
dalam
pengerjaan proyek. Tugas Proyek dikerjakan dalam waktu dua
minggu. Tugas Proyek yang dikumpulkan berupa alat dan laporan
prosedur penggunaan alat.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai
Hubungan antara frekuensi harmonik, panjang gelombang, dan panjang
v nv
dawai adalah fn = = .
λn 2l
2) Mari Bereksperimen: Menentukan Variabel dalam Fenomena Dawai
(a) Variasi letak petikan dengan dawai 30 cm.
Letak Petikan

1
A
2
1
A
3
1
A
4
1
A
5

(b) Variasi panjang dawai.


Panjang Dawai

30 cm
25 cm
20 cm
15 cm

(c) i. Semakin pendek jarak petikan terhadap bidang pancang,


frekuensi yang dihasilkan semakin tinggi.
ii. Semakin pendek dawai, dengan tegangan yang sama akan
menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi.
iii. Variabel bebas : panjang dawai, letak petikan.
Variabel kontrol: jenis kawat, tegangan dawai, luas penampang
kawat.
Variabel terikat : frekuensi, panjang gelombang.
Semakin besar luas penampang, frekuensi yang dihasilkan
semakin kecil. Contoh yang paling mudah diamati adalah pada gitar.
Senar bass akan menghasilkan frekuensi lebih rendah dibandingkan
dengan senar melodi.

4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keempat akan dibahas materi tentang intensitas dan taraf
intensitas bunyi. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan
Mari Bereksperimen: Pipa Organa Tertutup Sederhana.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Pemberian Tugas dan Resitasi,
Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan refleksi pembelajaran materi pada petemuan
sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Pipa
Organa Tertutup Sederhana. Kegiatan ini bertujuan menunjukkan
kepada siswa prinsip pipa organa sebagai sumber bunyi. Siswa
harus
dapat menyebutkan macam-macam variabel dalam fenomena pipa
organa khususnya pipa organa tertutup.
(1) Mengamati
Mengamati perbedaan bunyi yang terdengar pada pipa
organa dengan panjang kolom udara berbeda-beda.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan hubungan panjang kolom udara dengan
frekuensi yang dihasilkan.
(b) Menanyakan faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi
pada fenomena pipa organa.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai literatur tentang
hubungan antarbesaran yang memengaruhi frekuensi yang
dihasilkan.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis data hasil bercobaan kemudian membuat
grafik
hubungan antara kolom udara dengan frekuensi.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen dalam bentuk laporan
sementara dan laporan resmi. Laporan sementara memuat judul,
tujuan, dan hasil pengamatan. Sementara laporan resmi
memuat
judul, tujuan, prosedur percobaan, hasil pengamatan,
pembahasan,
dan kesimpulan. Mempresentasikan hasil eksperimen dalam
bentuk power point sehingga seluruh siswa dapat menyaksikan
bentuk grafik sesuai data yang diperoleh ketika percobaan.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di luar sekolah. Guru dapat
membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Dengan metode ini,
siswa
memiliki waktu cukup banyak untuk berdiskusi dengan teman satu
kelompok. Siswa juga memiliki kreativitas untuk memvariasi tinggi
kolom udara sesuai dengan kesepakatan kelompok. Guru
menekankan
meskipun kegiatan dilakukan di luar jam sekolah, tetapi harus setiap
bekerja sama dengan baik sehingga tidak timbul perselisihan
antaranggota kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Siswa diminta mengerjakan kegiatan Bertindak Kreatif sebagai
pekerjaan rumah. Kegiatan ini akan dibahas pada pertemuan
berikutnya. Siswa juga diminta mengerjakan Review subbab A
sebagai
latihan.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Pipa Organa Tertutup Sederhana
a) Semakin panjang kolom udara, nada atau frekuensi yang dihasilkan
semakin rendah. Semakin pendek kolom udara, nada yang
dihasilkan
semakin tinggi.
b) Faktor yang memengaruhi frekuensi yang dihasilkan pipa organa
tertutup adalah kecepatan rambat gelombang bunyi dan panjang
pipa.
2) Review Subbab A
1. Prinsip kerja sonar sebagai berikut.
Pemancar sonar mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang
tersebut mengenai benda, benda tersebut bertindak sebagai
pemantul
sehingga gelombang yang berasal dari sonar dipantulkan. Detektor
pada sonar akan menerima gelombang pantul. Jarak benda terhadap
sonar dapat ditentukan dengan membaca selisih waktu gelombang
yang dikirim dengan gelombang pantul yang diterima kembali.
2. f1 = 250 Hz
3. A = 0,62 m
4. fp = 648 Hz
5. TI25 = 94 dB.

5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas materi pada subbab dua, yaitu
Gelombang Cahaya. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan Mari
Berekplorasi: Sifat-Sifat Cahaya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry, Discovery, dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah berupa
Bertindak Kreatif pada pertemuan sebelumnya. Guru menanyakan
kepada siswa tentang cahaya monokromatis dan polikromatis.
Cahaya
monokromatis adalah cahaya yang terdiri atas satu frekuensi,
contohnya adalah cahaya merah dan hijau. Cahaya polikromatis
adalah cahaya yang terdiri atas banyak frekuensi, contohnya adalah
cahaya putih.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Bertindak Kreatif.
Kegiatan ini bertujuan menguji pemahaman siswa tentang
karakteristik bunyi sehingga berdasarkan pemahaman tersebut,
siswa mampu mengaplikasikannya dalam teknologi.
(a) Mengamati
Mengamati kecacatan yang terjadi pada ruang kedap
suara (unechoic chamber), yaitu masih seringnya bunyi
merambat keluar sehingga menimbulkan kebisingan di luar
ruangan.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan faktor yang menyebabkan bunyi masih
dapat merambat keluar.
ii. Menanyakan desain yang biasa dipakai dan desain
yang
paling efektif untuk ruang kedap suara.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
terkait desain-desain yang lazim digunakan, kemudian
mengidentifikasi kekurangan pada desain tersebut.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis data berdasarkan informasi yang
diperoleh. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan
kemudian dijadikan dasar untuk merancang desain yang
paling efektif.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan bentuk desain yang berhasil dirancang
dalam forum diskusi kelas. Melakukan tanya jawab untuk
mempertanggungjawabkan kelebihan dari desain yang telah
dibuat dengan menjelaskan prinsip pergerakan muka
gelombang sehingga energi bunyi terminalisasi sebelum
merambat keluar ruangan.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah sebagai tugas
mandiri. Siswa diminta melalukan survei ke beberapa studio
musik supaya mengetahui kejadian nyata di lapangan. Siswa
diminta membuat sebuah karya tulis sederhana yang
dikumpulkan untuk penilaian portofolio. Tekankan kepada
siswa
supaya tetap menjaga kesopanan saat melakukan survei. Sikap
sopan dan santun harus selalu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Sifat-Sifat Cahaya. Tujuan kegiatan ini untuk menyelidiki
gejala pemantulan, pembiasan, dan penguraian atau dispersi
cahaya. Berdasarkan kegiatan ini siswa diharapkan mampu
men- deksripsikan sifat-sifat gelombang cahaya.
(a) Mengamati
Mengamati gejala pemantulan pada cermin datar, pem-
biasan pada kaca plan paralel, dan penguraian cahaya pada
prisma.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan terjadinya pemantulan teratur pada
cermin
datar.
ii. Menanyakan peristiwa pembelokan cahaya yang
mendekati garis normal dan menjauhi haris normal.
iii. Menanyakan penguraian sinar putih menjadi warna
pelangi setelah keluar dari prisma.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
tentang proses terjadinya peristiwa pemantulan teratur,
pembelokan cahaya, serta dispersi cahaya. Siswa berdiskusi
tentang peristiwa yang mereka amati kemudian
menghubungkannya dengan informasi yang diperoleh.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis peristiwa yang muncul kemudian meng-
gambarkan skema dari ketiga proses yang diamati.
Menjawab pertanyaan pada poin diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan yang memuat judul, tujuan, dan hasil
pengamatan kemudian menyampaikan di depan kelas dalam
forum diskusi yang dipimpin oleh guru.
Catatan:
Jika alat yang tersedia di laboratorium tidak memadahi,
siswa dapat bergiliran dalam melakukan pengamatan. Guru
membuat pos untuk setiap set percobaan.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan Tugas Mandiri: Pelangi sebagai pekerjaan
rumah. Tugas mandiri akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Kebocoran ruang akustik disebabkan
oleh energi bunyi masih dapat men-
jangkau luar ruangan. Alternatif yang
dapat kita pikirkan adalah dengan
mendesain dinding ruangan sebagai
penyerap yang baik dengan memperluas
bidang penyerapan. Berikut ini desain
yang paling efektif dan memungkinkan
untuk dilakukan. Permukaan dinding
dilapisi dengan bahan peredam, Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 10.1
misalnya busa, dengan dibentuk prisma Desain peredam ruangan
segitiga seperti tampak pada Gambar
10.1.
2) Mari Bereksplorasi: Sifat-Sifat Cahaya
a) Berdasarkan kegiatan 2a dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat
dipantulkan jika mengenai bidang pantul seperti cermin. Besar
sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
b) Posisi bayangan pada kegiatan 2b tidak tepat di belakang benda asli.
Bayangan jarum tidak berimpit jika ditarik garis lurus dengan posisi
benda. Peristiwa ini dinamakan pembiasan. Pembiasan dikarenakan
adanya perubahan kelajuan cahaya yang memasuki dua medium
berbeda.
c) Pada layar tampak spektrum pelangi. Peristiwa ini disebut dengan
dispersi atau penguraian cahaya. Peristiwa dispersi dikarenakan
perbedaan sudut deviasi setiap panjang gelombang cahaya
penyusun cahaya putih.

6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ini akan menggali lebih dalam tentang interferensi dan
difraksi
cahaya. Guru menyiapkan alat yang akan digunakan untuk media
pembelajaran pada subpokok bahasan ini, berupa keping CD dan laser, serta
kardus yang celah ganda dan senter.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Ekseperimen, Diskusi, dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru memimpin diskusi
untuk membahas Tugas Mandiri: Pelangi.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Interferensi Celah Ganda. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyelidiki pola interferensi Young ketika seberkas cahaya
memasuki dua buah celah yang saling berdekatan.
(a) Mengamati
Mengamati pola yang ditimbulkan karena adanya
cahaya yang melalui dua buah celah. Pola yang muncul
adalah pola gelap terang.
(b) Menanyakan
Menanyakan pengaruh antarbesaran pada peristiwa
interferensi celah ganda terhadap pola gelap terang yang
dihasilkan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan cara studi literatur
tentang interferensi untuk dijadikan acuan dalam menjawab
barbagai pertanyaan pada poin Pertanyaan dan Diskusi.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis data hasil percobaan untuk dijadikan
dasar dalam menjawab pertanyaan pada poin Pertanyaan
dan Diskusi. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh.
(e) Mengomunikasikan kesimp
Membuat ulan
laporan hasil
yang memuat judul, penga-
tujuan, matan
preosedur, hasil kemudi
penga- an
matan, pembahasan, menya
dan m-
paikan hasil diskusi pe
ke- ng
lompok dalam forum am
diskusi ata
kelas yang dipimpin n
me
oleh
re
gu ka.
ru.
Catat
an:
Untuk
←⎯ Tangan
menyederhanakan
metode pembelajaran,
guru
dapat melakukan demo, ←⎯ Senter
yaitu
dengan langkah menyusun
←⎯ Kardus
alat
seperti gambar di samping.
Siswa diminta
mengamati
gejala yang terjadi ←⎯ Layar
kemudian Sumber: Dokumen Penerbit
menyimpulkan Gambar 10.2 Interferensi
berdasarkan celah ganda

(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari


Bereksperimen: Difraksi pada CD (Compact Disk).
Kegiatan ini bertujuan menyelidiki pola gelap terang
pada difraksi CD. Permukaan CD terdapat lubang-lubang
kecil yang dapat diperlakukan sebagai kisi.
(a) Mengamati
Mengamati pola gelap terang yang muncul
dari
peristiwa difraksi oleh permukaan CD.
(b) Menanyakan
Menanyakan faktor yang memengaruhi terciptanya
pola
gelap terang setelah cahaya mengenai permukaan
keping
C
D
.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan cara studi
literatur
tentang difraksi kisi sebagai pembanding dari
difraksi
keping
CD.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis pola yang muncul untuk
kemudian
dijadikan dasar menjawab pertanyaan pada poin
diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil pengamatan yang memuat
judul,
tujuan, alat dan bahan, prosedur, hasil pengamatan
dan
pembahasan, serta kesimpulan kemudian perwakilan
siswa
memperesentasikan hasil pengamatan di depan kelas.
c) Kegiatan
Penutup
Guru melakukan refleksi tentang materi yang dipelajari siswa pada
pertemuan keenam. Selain itu siswa diminta mengerjakan Tugas
Mandiri: Macam-Macam Difraksi Cahaya yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Pelangi
Pelangi muncul pada saat hujan rintik-rintik dan ada cahaya matahari.
Pelangi merupakan hasil dari dispersi cahaya. Titik-titik air dianggap
sebagai prisma tipis sehingga ketika cahaya matahari yang merupakan
cahaya polikromatis melewati titik-titik air, cahaya akan terurai.
2) Interferensi celah ganda akan menghasilkan pola gelap terang yang
memunculkan terang pusat. Terang pusat memiliki intensitas cahaya
paling tinggi. Pola yang terbentuk kurang seperti Gambar 10.3.
3) Mari Bereksplorasi: Difraksi pada CD (Compact Disk)
Pola yang tampak pada layar adalah pola gelap terang yang tampak
pada Gambar 10.4. Pada gambar laser yang digunakan adalah laser
hijau. Bagian yang berlaku sebagai celah sempit adalah bagian terluar
bening dari CD. Sedangkan pada percobaan, lapisan metalik
dibiarkan ada supaya memantulkan sinar laser yang masuk sehingga
dapat ditangkap oleh layar.
Terang orde 2

Terang orde 1
Terang pusat
Sumber: http://nano.utenas.edu

Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 10.4


Difraksi cahaya oleh CD
Gambar 10.3
Pola gelap terang pada
interferensi Young

7. Pertemuan VII (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ketujuh akan membahas difraksi kisi dengan lebih detail.
Selain
itu, akan dibahas juga tentang polarisasi cahaya. Guru menyiapkan alat dan
bahan untuk kegiatan Mari Bereksplorasi: Difraksi Kisi dan Mari
Bereksplorasi
Polarisasi Cahaya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan Tugas Mandiri: Macam-Macam
Difraksi Cahaya yang telah dikerjakan di rumah.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi
Difraksi Kisi. Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki difraksi kisi
dengan menggunakan panjang gelombang sinar merah. Difraksi kisi
akan menghasilkan pola gelap terang pada layar.
(1) Mengamati
Mengamati pola yang ditimbulkan karena adanya cahaya yang
melalui kisi. Pola yang muncul adalah pola gelap terang.
(2) Menanyakan
i. Menanyakan pengaruh antarbesaran pada peristiwa difraksi
kisi terhadap pola gelap terang yang dihasilkan.
ii. Menanyakan variabel bebas, kontrol, dan terikat pada
peristiwa difraksi kisi.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan cara studi literatur tentang
macam-macam difraksi untuk dijadikan acuan dalam menjawab
berbagai pertanyaan pada poin Pertanyaan dan Diskusi.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis data hasil percobaan, menjawab pertanyaan pada
poin Pertanyaan dan Diskusi, kemudian membuat kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen dalam bentuk laporan resmi
yang memuat judul, tujuan, alat dan bahan, prosedur, hasil
peng-
amatan dan pembahasan, serta kesimpulan. Mempresentasikan
hasil eksperimen dalam bentuk power point dalam forum diskusi
kelas.
Catatan:
Laser dapat diganti dengan lampu bohlam. Jika cahaya diganti
dengan
cahaya putih, maka pola gelap terang terbentuk sedikit berbeda
dengan jika menggunakan cahaya monokromatis. Pola terang akan
berupa pelangi sedangkan gelap hanya berbentuk sekat yang
memisahkan serangkaian pelangi satu dengan yang lainnya. Jika
tidak
ada kisi, maka keping CD juga dapat digunakan. Namun, lapisan
perak
harus dihilangkan sehingga cahaya dapat menembus dan dapat
ditangkap layar.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa membuka situs pada Tautan dan mempelajari
penerapan teknologi karakteristik cahaya pada layar LCD dan LED.
Siswa diminta mengerjakan kegiatan Tugas Mandiri: LCD dan LED
di rumah serta Review subbab B dan Bertindak Kreatif untuk
dibahas
pada pertemuan berikutnya. Guru juga mengingatkan tentang Tugas
Proyek agar dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1. Tugas Mandiri: Macam-Macam Difraksi Cahaya
Konsep difraksi dan interferensi adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam pembahasan di kelas XII dikenal difraksi celah
tunggal dan celah banyak atau kisi. Difraksi merupakan proses
pelenturan cahaya karena melalui celah sempit.
2. Mari Bereksplorasi: Difraksi Kisi
a) Variabel terikat : jarak pita terang atau gelap dari terang pusat
Variabel kontrol : jarak celah dengan layar.
Variabel bebas : lebar celah.
b) Pengaruh pengubahan jarak layar terhadap pola yang terbentuk
adalah semakin besar jarak antara kisi ke layar maka semakin besar
jarak antara pola terang ke pusat.
3. Mari Bereksplorasi: Polarisasi Cahaya
a) Siswa akan mengalami peristiwa gelap-terang ketika memutar
polarisator.
b) Meskipun lampu hidup, tetapi dari balik polarisator kadang-kadang
terang, agak redup, dan gelap karena cahaya lampu terpolarisasi.
Polarisator mampu meloloskan medan magnet dan medan listrik
cahaya secara keseluruhan, sebagian, maupun memblokir
seluruhnya
sampai tidak ada cahaya yang diteruskan.

8. Pertemuan VIII (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedelapan membahas tentang teknologi layar LCD dan LED
serta membahas tentang Tugas Proyek siswa yang telah dikerjakan sejak dua
minggu yang lalu. Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah.
b. Proses Belajar Mengajar
1) ModelPembelajaran: Discovery, Project Based Learning, dan Problem Based
Learning
2) Metode Pembelajaran: Latihan , Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi,
Proyek
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru melakukan review tentang polarisasi cahaya.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa diminta mengumpulkan hasil tugas mereka tentang
teknologi LCD dan LED.
(2) Guru meminta beberapa siswa untuk menyampaikan
gagasannya
pada rubrik Bertindak Kreatif.
(3) Guru mempersilakan siswa lain untuk menambahkan atau
mengusulkan gagasan mereka.
(4) Guru melakukan pembahasan singkat pada kegiatan Review
subbab B.
(5) Siswa mempresentasikan Tugas Proyek mereka di depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan akan diadakannya ulangan harian bab Bunyi dan
Cahaya yang dilaksanakan minggu depan. Siswa diminta belajar dengan
mengerjakan soal-soal Evaluasi.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: LCD dan LED
a) Layar LCD dan LED menggunakan prinsip cahaya terpolarisasi.
b) Perbedaan teknis layar LCD dan LED adalah pada sumber cahaya yang
digunakan. LCD menggunakan neon, sedangkan LED menggunakan
light
emitting diode.
c) Keunggulan LED dibandingkan LCD sebagai berikut.
(1) Hemat konsumsi listrik.
(2) Kontras gambar lebih tajam.
(3) Usia lebih panjang.
(4) Kecil kemungkinan terjadi dead pixel.
(5) Ukuran lebih tipis.
2) Bertindak Kreatif (Subbab B)
Lensa dilakukan pelapisan agar tidak memantulkan cahaya. Dengan
memperkecil pantulan maka transmisi akan bertambah. Ketebalan lapisan
dipilih sedemikian rupa sehingga cahaya yang terpantul dari permukaan
depan
dan belakang lapisan tersebut akan berinterferensi destruktif. Materi pelapis
harus memiliki indeks bias yang dapat digunakan sebagai alat bantu
geometrik
untuk udara dan kaca.
3) Review Subbab B
1. β = 20°
2. Pita terang pada interferensi terjadi ketika berkas yang jatuh pada layar
berinterferensi konstruktif.
3. Cahaya putih merupakan berkas polikromatis, maksudnya cahaya putih
terdiri dari berkas-berkas monokromatis. Ketika dilewatkan kisi, cahaya
putih akan terurai berdasarkan panjang gelombangnya. Pelangi pada
layar merupakan pita terang dengan orde masing-masing.
4. Cahaya memiliki medan magnet dan medan listrik yang saling tegak
lurus.
Proses polarisasi merupakan proses pengutuban arah getar gelombang
oleh bidang polarisasi. Polarisasi dapat berupa blocking arah getar dapat
pula berupa pemutaran arah getar oleh bahan optik aktif.
5. Layar LED menggunakan sumber cahaya berupa light emitting diode
yang membutuhkan daya lebih kecil dibandingkan neon.
d. Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. b 3.
2. a 4.
B. Uraian
1. Difraksi cahaya merupakan pelenturan gelombang cahaya ketika
melewati celah sempit. Difraksi ada dua macam, yaitu difraksi celah
tunggal (Franhouver) dan difraksi kisi.
3. Diketahui : v s = 75 km/jam = 20,8 m/s
f s = 650 Hz
v = 340 m/s
Ditanyakan : fp
Jawab:
v 340
fp = v − vs
fs = (650) Hz = 652,8 Hz
340 − 20, 8
Jadi, frekuensi yang didengar pendengar adalah 652,8 Hz.
5. Diketahui : AP: AQ = 2 : 3
ms = 1 ma → mQ = 1 : 2
2
F =F
Ditanyakan : f P : fP
1 2
Jawab:
fP1 = fQ1
vP vQ
2A P = 2A Q
1
2 vQ 3 vQ
=
2(
2 2A Q
3AQ)

1 2
2 3 = 3
1,14 = 0,67
1,7 = 1
Jadi, perbandingan frekuensi kawat P dan Q pada nada dasar adalah 1,7 : 1.
7. Diketahui : λ i = 633 nm = 633 × 10 m
nk = 1,56 –9
i = 30°
Ditanyakan : λr dan vr
Jawab:
c
nk = vr
8
3 × 10 m/s
1,56 = Vr
vr = 1,9 × 108 m/s
8
c 3 × 10 m/s
f = = −9 = 0,0047 × 1017 Hz
λi 633 × 10 m
8
vr 1, 9 × 10 m/s
λr = f
= 17 = 404 × 10–9 m = 404 nm
0, 0047 × 10 Hz
Jadi, panjang gelombang sinar merah dalam kaca 404 mm dan kecepatan
perambatannya 1,9 × 108 m/s.
9. Diketahui : λ = 600 nm = 6 × 10 m
–7
y = 1,5 mm = 1,5 × 10–3 m
d = 0,01 mm = 1 × 10–5 m
Ditanyakan : A
Jawab:
d sin θ = nλ
10 sin θ = 6 × 10
–5 –7−7
sin θ = 6 × 1−05 = 6 × 10–2
10
θ = arc sin 0,06 = 3,44° = 1,9 × 10 m/s
8
tan θ = y
A
−3
1, 5 × 10
tan 3,44° = A
−3
1, 5 × 10 = 5 × 10–3 m
A = 0, 03

H. Pengerjaan Proyek
1. Isi Proyek
Pembuatan alat dalam proyek ini merupakan aplikasi ilmu yang telah siswa
pelajari mengenai gelombang cahaya. Dalam kegiatan ini, siswa merancang dan
membuat spektroskop sederhana. Tugas Proyek ini menuntut siswa menguasai
konsep dan kreatif dalam menciptakan alat.
2. Latar Belakang
Spektroskop merupakan alat yang memanfaatkan prinsip difraksi cahaya.
Spektroskop diciptakan untuk mengetahui panjang gelombang sebuah sumber
cahaya. Spektroskop yang akan dibuat merupakan spektroskop cahaya tampak.
Macam-macam spektroskop cahaya tampak misalnya absorpsi VIS, emisi VIS,
dan fluoresensi VIS.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah mengerjakan proyek ini, siswa diharapkan memahami prinsip kerja
spektroskop dan mengaplikasikannya untuk menciptakan alat ukur gelombang
cahaya yang lebih modern.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan secara berkelompok di luar jam pelajaran. Siswa diberi
kebebasan menentukan desain spektroskop sesuai dengan kreativitas tiap-tiap
kelompok. Guru memantau perkembangan tugas proyek siswa setiap akhir
kegiatan pembelajaran. Tekankan kepada siswa untuk saling bekerja sama.

I. Program Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Remedial diberikan kepada siswa yang berdasarkan penilaian selama proses
belajar mengajar mendapat nilai kurang. Remedial berupa tugas portofolio, yakni
artikel tentang teknologi yang mengandalkan gelombang bunyi dan gelombang
cahaya. Siswa diminta membuat satu ulasan detail tentang sebuah alat, misalnya
sonar, holografi, dan USG. Usahakan setiap siswa yang mendapatkan remedial
mengulas teknologi berbeda. Tekankan kapada siswa untuk tidak sekadar copy
paste dari internet untuk menghindari plagiarisme. Berikan punishment kepada
siswa yang melakukan copy paste.
2. Pengayaan
a. Materi Pengayaan
Holografi

Holografi adalah teknik yang memungkinkan cahaya dari suatu benda


yang tersebar direkam kemudian direkonstruksi sehingga objek seolah-olah
pada posisi yang relatif sama dengan media rekaman yang direkam. Gambar
berubah sesuai dengan posisi dan orientasi dari perubahan sistem pandangan
dengan cara yang sama seperti saat objek masih ada. Gambar rekonstruksi akan
muncul secara tiga dimensi (3D) yang biasa disebut dengan hologram.
Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar yang koheren dan dalam bentuk
microscopic hologram menggunakan prinsip-prinsip difraksi dan interferensi.
1) Karakteristik Hologram
a. Cahaya yang sampai ke pengamat berasal dari gambar yang
direkonstruksi dari sebuah hologram atau objek asli.
b. Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat direkonstruksi dari
bagian kecil hologram. Jika sebuah hologram pecah masing-masing
bagian dapat digunakan untuk memproduksi lagi keseluruhan
gambar.
c. Hologram dapat direkonstruksi menjadi gambar nyata (pseudoscopic)
dan gambar maya (orthoscopic).
d. Sebuah hologram tabung dapat memberikan pandangan 360° dari
objek.
e. Satu pelat fotografi dapat digunakan untuk menyimpan lebih dari
satu gambar independen.
2) Klasifikasi Hologram
a. Klasifikasi berdasarkan amplitudo dan fase
Fase dari hologram menghasilkan perubahan pada sinar rekonstruksi
dikarenakan variasi dari indeks bias medium. Tipe penyerapan holo-
gram ada pula yang menghasilkan perubahan amplitudo dari sinar
rekonstruksi.
b. Klasifikasi berdasarkan ketebalan hologram
Hologram bisa berbentuk bidang atau volume. Sebuah hologram yang
bervolume dapat dikatakan sebagai superposisi dari tiga dimensi
rekaman terukur pada kedalaman dari emulsi menurut hukum Bragg.
Sebuah hologram bidang (tipis) terjadi jika emulsi ketebalannya lebih
rendah dari jarak tepi.
b. Soal Pengayaan
Jam beker jatuh dari kamar lantai 4 sebuah gedung dengan ketinggian 15 m.
Jam berdering dengan frekuensi 550 Hz. Jika diasumsikan kecepatan bunyi di
udara 343 m/s, tentukan pergeseran frekuensi sesaat sebelum jam menyentuh
tanah!
Penyelesaian
Diketahui: y = 15 m v = 343 m/s
f s = 550 Hz vp = 0

Ditanyakan: Δ
fJawab:
v − vp
fp = f
v + vs s
Kelajuan jam saat jatuh:
vs = v0 + gt = 0 + gt = gt
Waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah.
1
y = v0 + gt2
2

15 = 0 + 1 (9,8)t
2
2
30
t2 = = 3,06
9, 8
t = 3, 06 = 1,75 s
Frekuensi yang terdengar sesaat sebelum jam menyentuh tanah:
343 m/s (550 Hz) = 523,80 Hz
fp = 2
343 m/s + (9, 8 m/s )(1, 75 s)

Pergeseran frekuensi Δf = fs – fp = 550 Hz – 523,80 Hz = 26,2 Hz


J. Penilaian
Tabel 10.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.10 KD 4.10

3. KD 3.10

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Lapor- an Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang bunyi menuntut siswa mampu
mengidentifikasi karakteristik gelombang bunyi untuk kemudian digunakan
menyelesaikan permasalahan pada kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu menjelaskan fenomena-fenomena gelombang bunyi tanpa
mengesampingkan besaran-besaran dalam gelombang bunyi.
3. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang cahaya menuntut siswa mampu
membedakan setiap gejala yang mirip, misal pada difraksi dan dispersi dengan
hamburan. Guru harus menuntun siswa menemukan letak perbedaan itu.
4. Siswa dituntut untuk memahami konsep gelombang cahaya untuk diterapkan
dalam
teknologi. Guru menuntun siswa dengan memberi contoh beberapa teknologi
Alat-Alat Optik
• Mata dan Kamera
• Lup
• Mikroskop
• Teropong/Teleskop

Menjelaskan Prinsip Menganalisis Prinsip Menganalisis Prinsip Menganalisis Prinsip


Kerja Mata dan Kamera Kerja Lup Kerja Mikroskop Kerja Teropong/Teleskop

• Mendiskusikan • Menganalisis sifat- • Mengamati peng- • Mendiskusikan


bagian-bagian sifat lup melalui gunaan mikroskop. prinsip kerja ber-
mata dan fungsinya. percobaan. • Mendiskusikan bagai jenis tero-
• Mendiskusikan • Mendiskusikan bagian-bagian pong.
gangguan peng- proses pembentuk- mikroskop dan • Membuat teropong
lihatan pada mata an bayangan pada fungsinya. sederhana.
dan cara mengatasi- lup. • Menganalisis pro- • Menganalisis pem-
nya. • Menganalisis per- ses pembentukan bentukan bayang-
• Menganalisis ke- besaran bayangan bayangan pada an pada teropong.
kuatan lensa kaca- lup. mikroskop. • Menganalisis per-
mata bagi pende- • Menganalisis per- besaran bayangan
rita gangguan peng- besaran bayangan teropong.
lihatan. mikroskop.
• Mendiskusikan
prinsip kerja kamera
dan kesamaannya
dengan mata manu-
sia.

Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan


pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa, serta membuat teropong
sederhana berdasarkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.

A. Pendahuluan
Benda-benda di alam dapat kita lihat karena adanya cahaya yang mengenai
benda tersebut. Melalui indra penglihatan berupa mata, manusia dapat melihat dan
mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berupa alam semesta beserta isinya.
Pembelajaran pada bab ini mengantarkan siswa untuk memahami prinsip kerja alat-
alat optik berdasarkan sifat-sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan
lensa.
Penerapan sifat-sifat cahaya dalam alat-alat optik sangat banyak. Hampir semua
alat optik menggunakan konsep yang dibahas dalam bab ini. Contoh alat-alat itu
antara lain, kacamata, kaca pembesar (lup), mikroskop, teleskop, dan binokular. Alat-
alat tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia dan tentu dapat lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan. Contohnya teleskop bintang yang dapat
menampilkan gambaran luar angkasa. Gugusan bintang dan galaksi yang megah
akan menyadarkan kita mengenai kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa yang telah
menciptakan alam semesta.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 11.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip pe- mantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata;
2. menganalisis gangguan penglihatan mata dan cara mengatasinya;
3. menjelaskan proses pembentukan bayangan pada kamera;
4. menjelaskan fungsi dan kegunaan lup, mikroskop, dan teropong;
5. menganalisis pembentukan bayangan pada lup, mikroskop, dan teropong pada
mata berakomodasi maksimum dan pada mata tidak
berakomodasi;
6. menghitung perbesaran bayangan pada lup, mikroskop, dan teropong;
7. membuat teropong sederhana.

210 Alat-Alat Optik Buku Guru Fisika Kelas 210


XI
D. Materi Pembelajaran
1. Mata dan Kamera
2. Lup
3. Mikroskop
4. Teropong/Teleskop

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Kacamata
b. Lup
c. Kertas HVS
d. Mikroskop
e. Kamera
2. Media
a. Perangkat komputer dan proyektor
b. Gambar alat-alat optik
c. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika 2B untuk SMU Semester 2, bab Alat-Alat Optik, oleh Tim Penyusun PT
Intan Pariwara.
b. Fisika Kelas X untuk SMA dan MA, bab Alat-Alat Optik, oleh Edi Istiyono.
c. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 3, bab Pembentukan Bayangan, oleh
Serway
dan Jewett.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan
Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Discovery
c. Inquiry
d. Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Pemberian Tugas dan Resitasi
d. Proyek
e. Demonstrasi
f. Eksperimen

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan pertama Bab Alat-Alat Optik membahas tentang mata
manusia. Kegiatan pembelajaran berupa diskusi di dalam kelas. Sebelum
masuk ke materi mata, guru memberikan Tugas Mandiri kepada siswa
untuk melakukan studi literatur tentang alat-alat optik di sekitarnya. Hal
tersebut dilakukan untuk membuka wawasan siswa tentang alat-alat optik.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Sebelum melaksanakan diskusi, siswa melakukan penyelidikan mengenai
gangguan penglihatan yang dialami teman-teman mereka. Pada bagian ini,
guru sangat perlu untuk menekankan pengertian gangguan pada mata dan
solusinya. Hal ini untuk mencegah miskonsepsi mengenai jenis kacamata
yang
digunakan bagi pengguna gangguan penglihatan.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Gangguan
Penglihatan, lalu mendiskusikannya bersama teman sekelompok mereka.
(1) Mengamati
Mengamati siswa yang mengalami gangguan penglihatan.
(2) Menanya
Menanyakan jenis kacamata yang digunakan beserta kekuatan lensanya.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan jenis-jenis gangguan penglihatan, gejala yang dialami,
dan
cara mengatasi gangguan penglihatan tersebut.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi tentang jenis gangguan penglihatan dan
cara
mengatasinya.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian dibahas dalam
diskusi kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan menanyakan kembali
materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan
dalam
fitur Bertindak Kreatif.
Guru menyampaikan Tugas Proyek yang harus dikerjakan siswa selama
pembelajaran alat optik, yaitu membuat teropong. Guru menjelaskan hal-hal
yang harus dipersiapkan dan langkah-langkah pengerjaan proyek.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Gangguan Penglihatan
Kacamata adalah adalah alat optik yang digunakan untuk membantu penglihatan
manusia. Tidak semua mata manusia dapat berfungsi dengan baik. Beberapa orang
tidak dapat melihat benda-benda yang jauh, tidak dapat melihat dengan jelas pada
jarak baca normal, dan tidak dapat membedakan garis secara vertikal ataupun
horizontal.
Pada keadaan tersebut, orang mengalami gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan yang paling banyak diderita anak sekolah biasanya adalah
miopi atau rabun jauh. Jenis lensa yang digunakan untuk penderita miopi adalah lensa
cekung atau lensa negatif. Parah tidaknya gangguan penglihatan yang diderita
ditunjukkan dengan kekuatan lensa yang digunakan. Semakin besar nilai kekuatan
lensanya, gangguan penglihatan yang diderita semakin parah.
Jenis gangguan penglihatan yang lain yaitu hipermetropi, presbiopi, dan
astigmatisme. Hipermetropi atau rabun dekat ditolong dengan lensa cembung.
Gangguan penglihatan yang banyak diderita oleh orang lanjut usia adalah
presbiopi atau mata tua yaitu menurunnya daya penglihatan. Presbiopi ditolong
dengan lensa rangkap. Gangguan penglihatan astigmatisme yaitu tidak dapat
membedakan garis. Penderita astigmatisme ditolong dengan lensa silindris.
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pada pertemuan kelima ini membahas mengenai pembentukan
bayangan pada kamera. Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Menyelidiki Prinsip Kerja Kamera. Hal yang perlu dipersiapkan guru adalah
kamera digital ataupun manual agar siswa dapat menyelidiki kamera dengan
jelas. Guru perlu menegaskan bahwa prinsip kerja kamera digital dan manual
apakah sama. Perbedaan keduanya hanya dalam teknologi penangkapan
bayangan. Hal ini penting untuk dijelaskan agar tidak ada miskonsepsi terkait
kedua jenis kamera ini.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen,Diskusi,TanyaJawab,PemberianTugasdanResitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian
membagikan kamera pada tiap-tiap kelompok. Guru menyarankan siswa
agar berhati-hati dalam menggunakan kamera. Sebelum diskusi dimulai,
guru mengarahkan siswa agar selalu aktif dalam kegiatan diskusi, teliti
dan objektif dalam melakukan pengamatan, serta selalu menghargai
pendapat orang lain dalam berdiskusi.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan pengamatan terhadap kamera dan melakukan
studi
literatur mengenai bagian-bagian kamera dan fungsinya. Guru
melakukan
penilaian sikap siswa selama proses pembelajaran.
(1) Mengamati
Mengamati kamera manual dan digital.
(2) Menanya
Menanyakan prinsip kerja kamera dan bayangan yang dihasilkan.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Melakukan studi literatur tentang fungsi bagian-bagian kamera.
(b) Mendiskusikan pembentukan bayangan pada kamera.
(c) Mendiskusikan persamaan kamera dan mata manusia.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok tentang prinsip kerja
kamera.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil diskusi kemudian mempresentasikan di depan
kelas.
Catatan:
Apabila jumlah kamera tidak memadai untuk masing-masing kelompok,
siswa dapat melakukan pengamatan terhadap kamera secara bergantian.
Usahakan agar setiap kelompok dapat mengamati kamera secara
langsung.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari siswa. Guru meminta siswa mengerjakan
soal-
soal Review subbab A sebagai latihan di rumah. Guru mengingatkan
kembali kemajuan tugas proyek siswa.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Prinsip Kerja Kamera
Kamera merupakan alat optik yang digunakan untuk menyimpan gambar.
Kamera tersusun dari susunan lensa-lensa cembung yang berfungsi
membiaskan cahaya dan membentuk bayangan pada film. Bayangan yang
dihasilkan di film ini bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Agar dapat
memperoleh bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil, benda harus berada di
ruang III di depan lensa cembung (jarak benda > 2f).
Proses pembentukan bayangan pada kamera sebagai berikut.
Lensa kamera
Benda Film

2f f O F

Gambar Pembentukan bayangan pada kamera

Di dalam kamera terdapat diafragma yang memiliki fungsi sama dengan iris
pada mata yaitu untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Film
berfungsi menangkap dan merekam bayangan benda. Sifat bayangan yang
dihasilkan oleh lensa kamera pada film sama dengan sifat bayangan yang
dihasilkan oleh lensa manusia pada retina, yaitu bersifat nyata, terbalik, dan
diperkecil.
2) Review Subbab A
1. Pada penderita miopi atau rabun jauh, lensa matanya sulit memipih
secara
optimal sehingga tidak dapat berakomodasi minimum secara normal.
Titik
dekatnya lebih pendek daripada titik dekat normal (sn < 25 cm). Titik
jauhnya lebih pendek daripada titik jauh normal. Bayangan yang
terbentuk berada di depan retina. Agar bayangan ini tepat di retina,
maka dibantu dengan kacamata berlensa cekung.
3. 50 cm
5. 9,72 cm
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kali ini siswa mempelajari lup. Siswa diharapkan dapat
membedakan pengamatan dengan mata berakomodasi dan mata tidak
berakomodasi serta melukiskan pembentukan bayangannya saat menggunakan
lup agar tidak terjadi miskonsepsi dalam menggunakan persamaan yang ada.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium agar alat dan bahan mudah
didapatkan. Hal- hal yang harus dipersiapkan guru sebelum pembelajaran antara
lain lup dan kertas HVS sesuai jumlah kelompok siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery,
Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian
Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membagikan lup kepada tiap-tiap kelompok, lalu menjelaskan
tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengidentifikasi
Sifat-Sifat Lup.
(a) Mengamati
Mengamati kertas dapat terbakar oleh cahaya matahari yang
difokuskan oleh lup.
(b) Menanya
Menanyakan prinsip kerja dan pengaruh jarak fokus lensa pada
lup.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan sifat-sifat lup, kekuatan lup, dan prinsip kerja
lup untuk memperbesar bayangan.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi tentang sifat-sifat lup dan cara
kerjanya.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
(2) Guru membahas hasil diskusi siswa, lalu membahas persamaan
perbesaran bayangan lup saat mata tidak berakomodasi dan saat
mata
berakomodasi maksimum. Guru meminta siswa untuk menjelaskan
kedua jenis perbesaran bayangan pada lup tersebut.
c)Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa mengerjakan soal
Review
dan membahas pertanyaan di Bertindak Kreatif subbab B sebagai
latihan
di rumah. Guru memantau perkembangan tugas proyek siswa.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Mengidentifikasi Sifat-Sifat Lup
Lup dapat membakar kertas karena cahaya matahari dikumpulkan pada
satu titik yang disebut titik fokus. Lup merupakan lensa cembung sehingga
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar).
Pada saat cahaya terkumpul di satu titik dan membakar kertas, jarak dari
lup ke kertas merupakan jarak fokus lup. Kekuatan lup dapat diketahui
meng-

215 Alat-Alat Optik Buku Guru Fisika Kelas 215


XI
1
gunakan rumus kekuatan lensa: P = , dengan f adalah jarak fokus lup
dalam f
meter.
Agar dapat menghasilkan bayangan maya dan diperbesar, benda
diletakkan antara 0 dan F (ruang I).

216 Alat-Alat Optik Buku Guru Fisika Kelas 216


XI
2) Review Subbab B
1. Lup merupakan lensa cembung yang bersifat konvergen atau
mengumpulkan berkas-berkas sinar. Sinar matahari berasal dari jarak
yang
sangat jauh sehingga berkas-berkas sinar sejajar. Sinar-sinar sejajar
tersebut
dikumpulkan oleh lup pada titik fokusnya. Akibatnya, sinar matahari
yang
terkumpul tersebut dapat membakar kertas atau ranting kering.
3. 5 kali

5.

3) Bertindak Kreatif Subbab B


Lup diaplikasikan pada kompor matahari. Fungsinya adalah sebagai
pengumpul cahaya matahari. Hal ini karena lup dibuat dari lensa cembung
yang memiliki sifat mengumpulkan sinar.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Siswa mempelajari mikroskop dan teropong pada pertemuan ini. Guru
mempersiapkan mikroskop agar siswa dapat mengamati secara langsung.
Usahakan agar setiap siswa dapat mengamati mikroskop secara langsung. Jika
jumlah mikroskop tidak memadai untuk tiap-tiap kelompok, guru meminta
siswa agar bergantian melakukan pengamatan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian
Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membagi
mikroskop pada tiap-tiap kelompok. Guru memberikan preparat untuk
diamati menggunakan mikroskop. Guru menyarankan siswa agar selalu
berhati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium, selalu bekerja
sama dengan anggota kelompok, dan aktif dalam setiap kegiatan
diskusi.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Prinsip Kerja Mikroskop. Adapun guru melakukan penilaian sikap
terhadap siswa selama kegiatan berlangsung.
(a) Mengamati
Mengamati mikroskop dan mempelajari prinsip kerja
penggunaan mikroskop.
(b) Menanya
Menanyakan bagian-bagian mikroskop dan fungsinya.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan proses pembentukan bayangan pada mikroskop.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan prinsip kerja mikroskop.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
(2) Guru mengelaborasikan pembentukan bayangan pada lup untuk
menjelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop dan teropong.
Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai bagian-bagian mikroskop
dan perhitungan perbesaran bayangannya. Guru menjelaskan
pembentukan
bayangan pada teropong dan persamaan perbesaran bayangannya.
(3) Guru mendiskusikan contoh soal tentang mikroskop dan teropong
bersama-
sama siswa.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan menanyakan kembali
materi-materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas rumah
siswa
untuk mengerjakan Review subbab C dan Review subbab D yang ada di
akhir subbab.
(2) Guru memantau perkembangan pengerjaan tugas proyek membuat
teropong. Guru menanyakan tahap-tahap yang telah dicapai siswa dalam
pengerjaan proyek dan meminta siswa mempersiapkan presentasi tugas
proyek pada pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Prinsip Kerja
Mikroskop
Bagian optik mikroskop sebagai berikut.
a. Cermin berfungsi mengumpulkan dan mengarahkan cahaya pada objek yang
diamati. Ada dua cermin pada mikroskop cahaya, yaitu cermin datar dan
cermin cekung. Cermin datar digunakan untuk menangkap cahaya matahari
yang cukup terang dan memantulkannya ke lensa objektif. Cermin cekung
digunakan apabila cahaya matahari agak redup. Cahaya yang redup
dikumpulkan oleh cermin cekung dan dipantulkan ke lensa objektif.
b. Lensa objektif berfungsi memperbesar bayangan objek. Lensa objektif terletak
pada revolver. Bagian ini terletak di bawah tabung. Pada umumnya, ada tiga
buah lensa objektif yaitu, lensa objektif dengan perbesaran 4×, 10×, dan 40×.
c. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan objek yang dihasilkan oleh
lensa objektif. Lensa okuler terletak pada bagian atas mikroskop dan dekat
dengan mata pengamat. Lensa okuler berfungsi sebagai lup.
Fungsi Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil.
Proses
pembentukan bayangan mikroskop terdapat di dalam buku siswa. Sifat bayangan
akhir yang diperoleh yaitu maya, terbalik, dan diperbesar.
Perbesaran total mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan ukuran lensa
objektif dan lensa okuler. Adapun perhitungan perbesaran secara matematis
diperoleh dari persamaan yang terdapat dalam buku siswa.
Pengamatan pada mikroskop dibeda-bedakan menjadi pengamatan dengan
mata berakomodasi maksimum dan pengamatan dengan mata tidak
berakomodasi.
Pada pengamatan berakomodasi maksimum, bayangan dari lensa objektif berada
di ruang I lensa okuler. Adapun pengamatan dengan mata tidak berakomodasi,
bayangan dari lensa objektif tepat berada di titik fokus lensa okuler sehingga
bayangan akhir jatuh di tak terhingga.
2) Bertindak Kreatif
a. Mikroskop
Cermin cekung digunakan apabila cahaya matahari redup. Cermin
cekung mengumpulkan cahaya matahari dan dipantulkan ke lensa
objektif. Apabila cermin cekung mikroskop tidak dapat digunakan,
siswa sebaiknya melakukan pengamatan di tempat yang terang. Cara
lain yaitu dengan menambah penerangan misalnya lampu sehingga
pencahayaan cukup terang. Dengan cahaya yang terang tersebut
pengamatan dapat dilakukan dengan baik menggunakan cermin
datar.
b. Teropong
Persamaan perbesaran teropong:
fob
M= fok
Persamaan panjang teropong
d = fob + 4fp + foh
Berdasarkan kedua persamaan tersebut, agar menghasilkan
perbesaran maksimum dipilih lensa objektif dengan fokus besar
dan lensa okuler dengan fokus kecil. Selanjutnya, agar teropong
tidak terlalu panjang dipilih lensa pembalik dengan fokus kecil.
3) Review Subbab C
(1) a. 18 kali
b. 15 kali
(3) 2,4 cm
4) Review Subbab D
1. a. 2 meter
b. 7 kali
3. 80 cm
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini siswa mempresentasikan tugas proyek pembuatan
teropong. Guru menyiapkan media presentasi sebelum pembelajaran
dimulai.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta setiap kelompok untuk mempersiapkan proyek
yang akan mereka presentasikan. Guru menjelaskan langkah-
langkah
presentasi.
b) Kegiatan Inti
Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai proyek yang dipresentasikan. Guru
melakukan
penilaian proyek.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok yang
telah melaksanakan proyek dengan baik. Hasil proyek (produk)
disimpan di ruang laboratorium sebagai inventaris.
c. Kunci Jawaban
1) Evaluasi
a. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
b. Uraian
s′ h′
=
1. M= s h
−2
= 2, 5 × 10 m
s′ 1,2 m
30 m
−2
(30 m)(2,5 × 10 m)
s′ =
1, 2 m
= 0,625 m
1 1 1
f = +
s s′

1 1
= +
30 m 0, 625 m

0, 625 + 30
=
18, 75 m

30, 625
=
18, 75 m

18, 75 m
f=
30,625
= 0,612 m
= 61,2 cm
Jadi, fokus lensa yang digunakan 61,2 cm.
Mtot
3. Mtot = Mob Mok → Mok = Mob

100
=
5
= 20 kali
Jadi, perbesaran lensa okulernya sebesar 20 kali.
5. a. s′ob = ( fob sob )
(sob − f ob )

⎛ (1 cm)(1,5 cm) ⎞
= ⎜ ⎟
⎝ 1,5 cm − 1 cm ⎠
1, 5 cm
=
0,5 cm
= 3 cm
b. d = s′ob +
fok
= 3 cm + 2,5 cm
= 5,5 cm
s o′ b
c. Mtot = sn
sob f ok

3 cm 25 cm
= 1,5 cm 2,5 cm
= (2)(10)
= 20 kali
Panjang mikroskop adalah 5,5 cm dan perbesaran totalnya 20 kali.

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Pembuatan proyek ini merupakan aplikasi ilmu yang telah siswa pelajari
mengenai alat-alat optik. Dalam proyek ini, siswa merancang dan membuat
teropong sederhana. Tugas proyek ini menuntut kreativitas dan inovasi siswa
dalam menciptakan alat-alat optik.
2. Latar Belakang
Alat optik merupakan peralatan yang memanfaatkan prinsip pemantulan
dan pembiasan cahaya. Alat optik diciptakan sesuai dengan tujuannya,
misalnya kacamata digunakan untuk membantu melihat, mikroskop untuk
mengamati benda- benda kecil, kamera untuk membuat gambar benda, dan
teropong untuk melihat benda-benda jauh. Teropong sendiri memiliki jenis yang
berbeda-beda. Ada teropong bias dan ada pula teropong pantul.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah mengerjakan tugas proyek ini, diharapkan siswa memahami prinsip
kerja alat optik dan mengaplikasikannya untuk menciptakan alat optik yang
lebih modern dan bermanfaat.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan di luar jam pelajaran secara berkelompok. Tugas ini
diberikan di awal pembelajaran alat-alat optik. Siswa diberi kebebasan untuk
menentukan bentuk teropong yang akan mereka buat. Guru memantau
perkembangan tugas proyek di setiap akhir pembelajaran agar tugas proyek
siswa dapat berjalan lancar. Tekankan kepada siswa untuk saling bekerja sama
dalam mengerjakan proyek.
I. Program Remedial dan Pengayaan
Berdasarkan analisis hasil ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai
KKM diberi program remedial dengan mengerjakan soal-soal remedi. Adapun siswa
yang telah mencapai KKM diberi program pengayaan. Program remedi dan
pengayaan dilakukan bersama di luar jam pelajaran.
1. Soal Remedial
1. Lup berfokus 5 cm digunakan untuk mengamati benda setinggi 2 mm.
Tentukan tinggi bayangan benda untuk mata tak berakomodasi dan mata
berakomodasi maksimum! (sn = 25 cm)
Jawaban:
sn
a. M= 25 cm = 5 kali
f = 5 cm

h′ → h′ = M h
M=
h
= (5)(0,2 cm)
= 1 cm
Tinggi bayangan benda saat mata tidak berakomodasi adalah 1 cm.
sn
b. M = f
+1

25 cm
= 5 cm +1
= 5+ 1
M = 6 kali
h′
M= → h′ = M h
h
= (6)(0,2 cm)
= 1,2 cm
Tinggi bayangan benda saat mata berakomodasi maksimum adalah 1,2 cm.
2. Seseorang bermata normal melihat benda kecil menggunakan lup
berkekuatan
10 D. Lup diletakkan 4 cm di depan mata. Jika mata berakomodasi
maksimum,
hitung perbesarannya!
Jawaban:
100 100
a. f= →f= = 10 cm
P 10 D
25 cm + 1 = 2,5 + 1 = 3,5 kali
b. M= sn + 1=
10 cm
f

Perbesaran yang terjadi sebesar 3,5 kali.


3. Penderita rabun jauh hanya mampu melihat benda dengan jelas pada jarak
terjauh 200 cm. Apa jenis lensa yang dapat digunakan untuk menolong
orang tersebut? Hitung kekuatan lensa kacamata yang harus digunakan!
Jawaban:
a. Rabun jauh atau miopi ditolong dengan lensa cekung.
1
b. P=– 1
PR = = –0,5 dioptri
−2 m
Jenis kacamata yang diperlukan berlensa negatif dengan P = –0,5 D.
4. Perbesaran lensa okuler sebuah mikroskop adalah 10 kali. Perbesaran total
mikroskop 90 kali. Apabila jarak fokus lensa objektifnya 0,9 cm, berapakah
jarak benda terhadap lensa objektif?
Jawaban:
Mtotal = Mob Mok
90
Mob = = 9 kali
10
sob ′
sob
Mob =

sob ′
9= sob
sob′ = 9sob
1 1 1
= +
fob sob sob′
1 1
1 = +
0,9 cm sob 9sob

10 9+1
= 9sob
9 cm
90sob = 90 cm
sob = 1 cm
Jarak benda terhadap lensa objektif adalah 1 cm.
5. Lup dengan kekuatan 20 dioptri dipakai oleh pengamat bermata normal
untuk mengamati benda. Jika mata tidak berakomodasi, berapakah
perbesaran bayangan yang terjadi? (sn = 25 cm)
Jawaban:
1
f =
P
1
= m
20
= 0,05 m
= 5 cm
sn
M= 25 cm = 5 kali
f = 5 cm

Perbesaran lup adalah 5 kali.


2. Materi Pengayaan
Kamera Fotografi
Kamera difokuskan dengan cara mengubah jarak antara lensa dan film. Hal ini
dilakukan agar diperoleh gambar yang tajam. Penutup (shutter) yang berada di
belakang lensa dapat dibuka dalam waktu tertentu yang disebut dengan waktu
penyinaran. Fotografer memotret benda bergerak dengan menggunakan waktu
penyinaran singkat. Sebaliknya, fotografer menggunakan waktu penyinaran lebih
lama ketika memotret benda di tempat lebih gelap.
Waktu penyinaran pada umumnya sebesar (1/30) s, (1/60) s, (1/125) s, dan
(1/250) s. Pada kamera genggam, penggunaan kecepatan penutup rendah dapat
menyebabkan bayangan kabur akibat gerakan, tetapi penggunaan kecepatan
penutup yang dapat mengurangi pengumpulan tingkat intensitas cahaya. Adapun
benda diam biasanya dipotret dengan kecepatan penutup (1/60) s.
Kamera berkualitas memiliki bukaan yang dapat diubah diameternya untuk
mengatur intensitas cahaya yang mengenai film. Dengan bukaan diameter yang
kecil, hanya cahaya di bagian tengah lensa saja yang mencapai film. Hal ini sangat
menguntungkan karena aberasi sferis dapat dikurangi.
Intensitas cahaya yang mencapai film sebanding dengan luas lensa. Dengan
demikian intensitas cahaya (I ) sebanding dengan kuadrat diameter (D 2). Intensitas
cahaya adalah banyaknya energi cahaya yang diterima film tiap satuan luas.
Adapun luas film sebanding dengan kuadrat jarak lensa terhadap film. Dengan
demikian luas film berbanding terbalik dengan kuadrat jarak fokus lensa. Jadi dapat
2
D
disimpulkan bahwa I ~ 2 .
f
Kecerahan citra yang bentuk film bergantung pada intensitas cahaya. Dengan
demikian kecerahan citra ditentukan oleh panjang fokus dan diameter lensa. Rasio
f/D disebut f-number lensa yang dirumuskan:
f
f-number ≡
D
Intensitas cahaya pada film yang berubah-ubah ditentukan oleh kesebandingan
berikut.
1
I~ ~ 1
(f) 2
D ( f -number)
2

Istilah f-number sering disebut dengan kelajuan lensa. Semakin rendah f-number,
semakin lebar bukaan lensa dan semakin tinggi jumlan energi cahaya yang mengenai
film. Sistem lensa kamera seringkali ditandai dengan beberapa f-number misalnya
f/2,8; f/4; f/5,6; f/8; f/11, dan f/16. Pemindahan f-number dari yang rendah menjadi
lebih tinggi misalnya dari dari f-4 menuju f-5,6 mengakibatkan luas bukaan lensa
berkurang dengan faktor 2.
Kamera sederhana secara umum memiliki panjang fokus lensa tetap, ukuran
bukaan lensa yang tetap, dan memiliki f-number sekitar f-11. Nilai f-number yang
tinggi memungkinkan tercapainya kedalaman ruang yang besar. Hal ini berarti
benda-benda yang jauh dari lensa dapat membentuk bayangan yang jelas pada film.
Dengan demikian kamera ini tidak perlu difokuskan.
Kamera digital pada dasarnya memiliki prinsip kerja hampir sama dengan
kamera manual. Hal yang membedakan adalah cahaya yang masuk ke lensa
tidak membentuk citra pada film fotografi. Citra pada kamera digital dibentuk
pada sebuah charge-coupled device (CCD) yang membentuk citra digital.
Selanjutnya citra digital ini diubah ke dalam kode-kode biner sehingga dapat
disimpan pada memori card sehingga diunduh ke komputer atau dikirim melalui
internet.

J. Penilaian
Tabel 11.2 Penilaian Pembelajaran

No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 3.11 dan KD
4.11

3. KD 3.11

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Kegiatan

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Guru mengingatkan siswa agar selalu bersyukur karena dikaruniai mata
sehingga dapat melihat kekuasaan Tuhan. Guru membimbing siswa agar dapat
bertambah keimanannya dengan menyadari semua ciptaan Tuhan.
2. Persamaan pada alat-alat optik seringkali membingungkan karena banyak
kesamaan. Tugas guru adalah mempermudah pembahasan agar siswa paham.
3. Guru sebaiknya lebih menekankan mengenai pengamatan berakomodasi dan
tidak berakomodasi serta pengaruhnya terhadap bayangan yang terbentuk.
4. Tugas proyek menuntut siswa agar kreatif dan inovatif. Guru memberi saran
agar desain teropong setiap anak bisa berbeda.
Materi yang Dipelajari
• Penyebab Pemanasan Global
• Dampak dan Penanggulangan Pemanasan Global

Menjelaskan Penyebab Pemanasan Global Menjelaskan Dampak dan Penanggulangan


Pemanasan Global

• Mendiskusikan kegiatan yang menyebab- • Mendiskusikan dampak pemanasan global.


kan pemanasan global. • Mendiskusikan akibat kenaikan per-
• Mendiskusikan terjadinya efek rumah mukaan air laut.
kaca. • Mendiskusikan perubahan iklim dunia.
• Mendiskusikan dampak polusi udara. • Mendiskusikan peranan komunitas peduli
• Mendiskusikan efek letusan gunung api lingkungan.
terhadap perubahan iklim.
• Mendiskusikan pengaruh penggunaan alat
transportasi terhadap kualitas udara.
• Mendiskusikan definisi dan fungsi ozon.
• Mendiskusikan manfaat kesepakatan
internasional tentang pemanasan global.

Menjelaskan penyebab dan dampak pemanasan global lalu


dapat memberi solusi untuk menanggulangi dampak
pemanasan global.

A. Pendahuluan
Pemanasan menjadi isu penting saat ini. Banyak bencana dan fenomena alam
yang terjadi diakibatkan pemanasan global. Misal bencana banjir, kebakaran hutan,
punahnya hewan, dan badai yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia. Bukan
hanya Indonesia saja yang merasakan dampak dari pemanasan global, tetapi
seluruh dunia juga merasakan dampaknya.
Pemanasan global masuk dalam tema Fisika Lingkungan. Bab ini membahas
penyebab pemanasan global, aktivitas yang menghasilkan gas rumah kaca, dampak
pemanasan global, dan penanggulangan pemanasan global. Tema ini menuntut siswa
untuk banyak membaca sehingga guru sebaiknya memiliki buku referensi yang
direkomendasikan untuk siswa.

225 Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Kehidupan Fisika Kelas XI 225
Pengetahuan tentang pemanasan global diharapkan dapat membuka wawasan
siswa bahwa aktivitas manusia yang tidak diikuti dengan sikap bijaksana dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan menyadari hal itu, siswa diharapkan
mau bertindak untuk ambil bagian menyelamatkan bumi dari kerusakan.
Guru memberi pengertian bahwa kondisi bumi yang nyaman adalah anugerah
Tuhan yang wajib disyukuri dan dijaga. Sebagai wujud rasa syukur ini dapat
dilakukan dengan menjaga dan merawat lingkungan. Kegiatan-kegiatan di buku
siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa terkait pemanasan global. Siswa
dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok dan menghargai kerja kelompok untuk
mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam setiap kegiatan. Bertolak
dari pengetahuan yang mereka peroleh, siswa diharapkan memiliki keinginan
membuat suatu kegiatan atau program bersama yang dapat dimanfaatkan di tiap-tiap
daerah untuk menanggulangi dampak pemanasan global.

B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian


Tabel 12.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar

3.12 Menganalisis gejala pe- manasan global dan dampaknya bagi ke- hidupan serta lingkungan.

4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehi- dupan serta lin

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan definisi pemanasan global;
2. menjelaskan penyebab pemanasan global;
3. menjelaskan efek rumah kaca;
4. menyebutkan gas rumah kaca;
5. menjelaskan kesepakatan dunia internasional terhadap pemanasan global;
6. menjelaskan dampak pemanasan global;
7. menjelaskan cara menanggulangi pemanasan global.
D. Materi Pembelajaran
1. Penyebab Pemanasan Global
2. Dampak Pemanasan Global
3. Cara Menanggulangi Pemanasan Global

E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
a. Gambar
b. Alat dan media presentasi
2. Media
a. Internet
b. OHP atau proyektor
c. Video
d. Gambar
3. Sumber Belajar
a. Dampak Pemanasan Global, oleh Wisnu Arya wardhana.
b. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi, oleh Dr. Fodliah,
M.Si.
c. Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya, oleh Ramli
Utina.
d. Pemuda dan Kelautan: Pemanasan Global dan Perubahan Garis Pantai, oleh
Adhyaksa Dault.
e. Seri Lingkungan Hidup: Pemanasan Global, oleh Susannah Bradley.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan: Scientifc Approach
2. Model Pembelajaran
a. Problem Based Learning
b. Project Based Learning
c. Discovery
d. Inquiry
3. Metode Pembelajaran:
a. Diskusi
b. Pemberian Tugas dan Resitasi
c. Tanya Jawab
d. Proyek

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pertemuan I (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan pertama bertujuan agar siswa dapat mengetahui
definisi dan penyebab pemanasan global. Guru menyiapkan gambar atau
video yang dapat mendukung pembelajaran. Gambar apersepsi dapat juga
digunakan untuk mengawali bab ini. Siapkan juga media presentasi.
Sebaiknya guru meminta siswa membaca terlebih dahulu agar diskusi yang
dilakukan dalam setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa mengamati gambar apersepsi yaitu
gambar cerobong asap yang identik dengan kegiatan perindustrian.
Tanyakan kepada siswa dampak kemajuan industri bagi
lingkungan dan ekonomi. Tanyakan pendapat mereka tentang
perkembangan industri saat ini dan sikap mereka terhadap efek
yang ditimbulkan bagi lingkungan.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Apa yang
Mengakibatkan Pemanasan Global? Di kegiatan ini siswa
diharapkan dapat menganalisis dari gambar yang terdapat pada
kegiatan. Guru jangan lupa mengingatkan siswa untuk melakukan
pengamatan dengan cermat dan sungguh-sungguh agar tujuan dari
KD 2 tercapai.
(1) Mengamati
Mengamati gambar tentang kegiatan yang berkaitan dengan
penyebab pemanasan global.
(2) Menanya
(i) Menanyakan kegiatan yang menyebabkan pemanasan
global.
(ii) Menanyakan efek dari aktivitas manusia.
(3) Mengumpulkan Informasi
Mencari berbagai informasi tentang kegiatan yang meng-
akibatkan pemanasan global.
(4) Mengasosiasikan
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan, lalu menyimpulkan
tentang kegiatan yang mengakibatkan pemanasan global.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil kegiatan ke depan kelas bersama
anggota kelompoknya.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran, lalu simpulkan pembelajaran
pada pertemuan ini. Berikan Tugas Mandiri: Bagaimana Proses
Terjadinya Efek Rumah Kaca? dan Tugas Mandiri: Pencemaran
Udara sebagai pekerjaan rumah untuk dikumpulkan minggu depan.
Tugas Proyek diberikan pada pertemuan ini agar siswa memiliki
waktu yang cukup lama untuk mengerjakan. Tugas Proyek dibahas
pada pertemuan terakhir pembahasan bab Pemanasan Global.
d. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Apa yang Mengakibatkan Pemanasan Global?
Pada gambar menunjukkan kegiatan yang mengakibatkan pemanasan global
antara lain penebangan hutan, penggunaan pupuk kimia, pembakaran jerami,
dan peternakan sapi. Kegiatan-kegiatan tersebut mengakibatkan pemanasan
global karena menghasilkan gas rumah kaca. Sisa ranting dan dahan yang
ditebang menghasilkan CO2, penggunaan pupuk kimia menyumbang N2O,
pembakaran jerami menghasilkan CO2, CH4, dan N2O, serta peternakan sapi
menghasilkan CH4 dari kotoran sapi.

2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua melanjutkan penyebab pemanasan global dimulai dengan
membahas Tugas Mandiri: Bagaimana Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca?
dan Tugas Mandiri : Pencemaran Udara. Di pertemuan ini akan dibahas tentang
aktivitas industri, penebangan hutan, serta peternakan dan pertanian sebagai
penghasil gas rumah kaca. Setelah itu, membahas kesepakatan dunia
internasional tentang pemanasan global. Guru dapat menyiapkan gambar
tentang penebangan dan penggundulan hutan serta media presentasi.
Materi untuk Guru
Mekanisme efek rumah
kaca dapat dilihat pada Gambar
12.1. Matahari memancarkan
energi hingga permukaan bumi.
Energinya berupa cahaya dan
panas yang menerangi dan
menghangatkan bumi. Panas
akan diserap sebagian dan
sisanya dipantulkan kembali.
Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi inframerah gelombang
panjang diteruskan ke angkasa
luar. Namun, sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca yang
menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas rumah kaca ini
menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan bumi dan
akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan bumi.
Keadaan ini terjadi terus-
Sumber: Dokumen Penerbit
menerus sehingga mengakibatkan
Gambar 12.1 Mekanisme efek rumah kaca
suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah
kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer,
semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan Tugas Mandiri yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Guru dan siswa membahas kedua tugas
tersebut dengan melakukan diskusi di kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Bagi kelompok siswa untuk mengerjakan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Pengaruh Penggunaan Alat Transportasi
terhadap Kualitas Udara. Ingatkan siswa untuk berdiskusi
dengan tenang. Setelah selesai, sebaiknya gurulah yang
memilih siswa membacakan hasilnya di depan kelas. Hal ini
bertujuan agar semua siswa pernah memiliki pengalaman
presentasi ke depan kelas. Kegiatan ini penting untuk
ketercapaian kompetensi sikap sosial yaitu terampil dalam
kegiatan melaporkan. Tujuan melakukan kegiatan ini adalah
mencari hubungan antara penggunaan alat transportasi
dengan kualitas udara di daerah siswa.
(a) Mengamati
Mengamati penggunaan alat transportasi yang digunakan
teman-teman anggota kelompok.
(b) Menanya
i. Menanyakan akibat dari penggunaan beberapa alat
transportasi.
ii. Menanyakan alat transportasi yang sebaiknya
digunakan.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mencari berbagai informasi terkait dampak penggunaan
beberapa alat transportasi terhadap kualitas udara.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan untuk meng-
hubungkan penggunaan alat transportasi dengan kualitas
udara suatu daerah.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan ke depan kelas bersama
anggota kelompoknya.
Catatan: Guru menilai keaktifan siswa dalam mengumpulkan
informasi, mengolah, mengambil kesimpulan, dan saat
presentasi.
(2) Ajak siswa untuk mengerjakan Review di akhir subbab A, lalu
dibahas di kelas.
(3) Bahaslah permasalahan pada Bertindak Kreatif tentang
penebangan hutan. Minta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya.
c) Kegiatan Penutup
Simpulkan hasil kegiatan pada pertemuan ini. Berikan Tugas
Mandiri: Perubahan Iklim Akibat Letusan Gunung Api, Tugas
Mandiri: Ozon, dan Tugas Mandiri: Manfaat Kesepakatan
Internasional bagi Dunia untuk dibahas pada pertemuan
selanjutnya. Pembagian kelompok diusahakan berbeda di tiap-tiap
tugas. Hal ini bertujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan
baik dengan semua orang, bukan hanya teman dekat mereka saja.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Bagaimana Mekanisme Efek Rumah Kaca?
Proses terjadinya rumah kaca sudah dijelaskan pada Materi untuk
Guru. Efek rumah kaca dalam batas normal dibutuhkan organisme di
bumi. Jika tidak terjadi efek rumah kaca, bumi memiliki suhu hampir -
18°C sehingga seluruh permukaan bumi tertutup es. (Adhyaksa Dault,
2009)
Pada pengamatan selama 30 tahun terakhir, kenaikan suhu rata-
rata udara di seluruh dunia sebesar 2°C. Di beberapa bagian bumi,
kenaikan suhu rata-rata mencapai 4–5°C, contohnya Bandung dan
Jakarta. Bahkan suhu di California mencapai keadaan yang sangat panas
sehingga menyebabkan kekeringan parah dan kebakaran hutan.
2) Tugas Mandiri: Pencemaran Udara
Contoh jawaban pada tugas ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Jenis Polutan Udara

SOx

CO 2

Debu
Abu
3) Bertindak Kreatif
Kayu banyak digunakan terutama pada industri kertas dan tisu.
Kita dapat mengurangi penggunaan tisu dan kertas untuk
memperlambat laju penebangan hutan. Gunakan kertas dengan sehemat
dan seefektif mungkin. Kita dapat mengganti tisu menggunakan
saputangan. Semua dimulai dari diri sendiri. Kegiatan ini dapat
diterapkan di sekolah. Guru dapat menindaklanjuti kegiatan
penghematan kertas dan tisu di sekolah. Bisa diupayakan sebagai
program sekolah sehingga bisa menjadi contoh bagi sekolah lain. Jika
hal ini dilakukan secara serius, mulai dari lingkungan rumah, sekolah,
dan seluruh Indonesia, hutan Indonesia akan pulih dan kembali asri.

3. Pertemuan III (2 × 45 menit)


a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga ini akan diawali dengan membahas tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, dilanjutkan mempelajari
subbab B tentang dampak dan penanggulangan dampak pemanasan global.
Siapkan gambar atau video untuk mempermudah proses belajar siswa.
Siapkan juga media presentasi.
Materi untuk Guru
Letusan gunung api memiliki efek kabut (haze effect) lebih besar dari
pada efek rumah kaca sehingga dapat menurunkan suhu global rata-rata.
Menurut Gerlach, selama bertahun-tahun kontribusi aktivitas vulkanik
terbesar dari efek kabut adalah ketika partikel abu tersuspensi di bagian atas
atmosfer dan menghalangi radiasi matahari. Letusan pada tahun 1980 dari
Mt. St Helens menurunkan suhu global 0,1°C, sedangkan letusan dari El
Chichon menurunkan suhu global tiga sampai lima kali lipat. Meskipun
letusan Mt. St Helens mengeluarkan sejumlah besar abu di stratosfer, letusan
El Chichon mengeluarkan material vulkanik dalam jumlah yang jauh lebih
besar dari gas yang kaya sulfur (40 kali lipat).
Dapat disimpulkan bahwa volume material vulkanik yang dikeluarkan
selama ledakan bukanlah kriteria terbaik untuk mengukur dampaknya pada
atmosfer. Jumlah gas yang kaya sulfur lebih berpengaruh terhadap
penurunan suhu global. Sulfur bercampur dengan uap air di stratosfer
membentuk awan padat dengan tetesan asam sulfat kecil. Tetesan ini
memakan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikan reaksi kimianya dan
mereka mampu mengurangi suhu troposfer karena mereka menyerap
radiasi matahari dan menyebarkannya kembali ke angkasa.
Sumber: http://goo.gl/Uy9Hyc
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry, Discovery, Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri yang
telah dikerjakan di rumah. Tentukan beberapa siswa untuk
mempresentasikan tugas-tugas tersebut. Pilih siswa yang berbeda
dari pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Bahas dan diskusikan tiap-tiap tugas yang telah
dipresentasikan siswa. Amati rasa ingin tahu dan keaktifan
siswa saat melakukan diskusi. Berikan saran dan masukan
kepada siswa yang kurang aktif dalam diskusi.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Apa Dampak
Pemanasan Global? di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui dampak pemanasan global dalam kehidupan
sehari-hari. Diperlukan sikap peduli terhadap lingkungan
sehingga siswa menyadari perubahan lingkungan sekitar.
(a) Mengamati
Mengamati gambar tentang masalah lingkungan yang
diakibatkan oleh pemanasan global. Guru dapat
mengganti gambar dengan video jika dirasa lebih
menarik dalam pembelajaran.
(b) Menanya
i. Menanyakan dampak pemanasan global.
ii. Menanyakan aktivitas manusia yang mengakibatkan
kejadian pada gambar yang diamati siswa.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber misal
buku dan internet untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan. Setelah itu, mendiskusikan bersama anggota
kelompok masing-masing.
(d) Mengasosiasi
Mengolah hasil informasi untuk menjawab pertanyaan
tentang aktivitas manusia yang merusak lingkungan,
solusi untuk memperbaiki lingkungan, dan kegiatan yang
harus dilakukan manusia untuk menyelamatkan
lingkungan dari dampak pemanasan global.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil kesimpulan dalam sebuah laporan, lalu
hasilnya dipresentasikan ke depan kelas.
(3) Ajaklah siswa membuka alamat situs di internet untuk
menambah pengetahuan tentang dampak dan cara mengatasi
pemanasan global.
(4) Bahas permasalahan pada Bertindak Kreatif. Tanyakan
pendapat siswa terhadap permasalahan tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan meminta siswa
menjawab soal Review akhir subbab B. Berikan Tugas Mandiri:
Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut dan Tugas Mandiri:
Komunitas Peduli Lingkungan untuk dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1 ) Tugas Mandiri: Perubahan Iklim Akibat Letusan Gunung Api
Materi dari gunung api dapat memengaruhi struktur
atmosfer. Terdapat empat lapisan atmosfer dari bawah hingga atas yaitu
troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Kedua lapisan pertama
menjadi perhatian karena saat gunung meletus, abu akan dikirimkan
ke lapisan itu. Di lapisan itu, materi terus membubung tinggi dibawa
angin dan menyebar ke seluruh planet dan menyelimuti planet.
Selanjutnya, debu dan puing beraksi kimia dengan udara membentuk
asam sulfur dan zat kimia lain. Zat ini memantulkan cahaya matahari
terutama radiasi pendek. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu
yang berlangsung dalam waktu lama di area luas. Saat Gunung
Pinatubo meletus melepaskan dua juta m3 puing ke atmosfer dan
menyebabkan suhu turun 1°C selama satu tahun penuh. Sementara itu
pada 1816 dijuluki tahun tanpa musim panas, karena letusan Gunung
Tambora di timur India pada 1815. Pengaruh letusan gunung api
dapat dibaca di artikel-artikel yang tersedia di internet atau buku
referensi.
2) Tugas Mandiri: Ozon
Jika ozon rusak, sinar ultraviolet akan menerobos atmosfer bumi
sehingga bumi menjadi panas. Jika bumi tidak dilapisi ozon, bisa jadi
kehidupan di bumi akan hilang. Isi tugas ini meliputi penjelasan ozon,
terbentuknya ozon, fungsi ozon, terbentuknya lubang ozon, dan
dampak lubang ozon semakin besar. Info dapat diperoleh dari buku
maupun internet.
3) Tugas Mandiri: Manfaat Kesepakatan Internasional bagi Dunia
Kesepakatan dunia internasional tentang pemanasan global tentu
bermanfaat bagi dunia. Namun, kesimpulan yang dihasilkan KTT
Perubahan Iklim di Nusa Dua Bali menilai bahwa hanya mekanisme
Clean Development Mechanism yang berjalan efektif. Sementara Joint
Implementation dan Emission Trading berjalan tidak lancar dan masih
memerlukan penyempurnaan.
4) Mari Bereksplorasi: Apa Dampak Pemanasan Global?
Banjir dan kekeringan merupakan akibat perubahan iklim yang
terjadi. Ada daerah yang mengalami kemarau panjang sehingga
mengalami kekeringan. Ada daerah lain yang mengalami hujan terus-
menerus sehingga banjir. Hutan gundul disebabkan oleh dua faktor
yaitu penebangan liar dan kebakaran hutan. Jawaban pada pertanyaan
c, d, dan e sesuai dengan hasil diskusi siswa. Guru harus menyaring
semua jawaban siswa, lalu berikan kesimpulan.
5) Bertindak Kreatif
Misalnya dalam suatu desa mengadakan gerakan membuang
sampah sesuai jenisnya dan mengolah dengan cara yang tepat. Ada
tempat sampah khusus, lalu ada pengolahan khusus bagi tiap-tiap jenis
sampah. Hasil pengolahan sampah dapat digunakan kembali jika
memang memungkinkan. Sampah yang tidak mungkin digunakan
kembali atau didaur ulang dapat ditimbun. Jika gerakan ini diterapkan
di seluruh Indonesia, maka Indonesia akan dapat menanggulangi
permasalahan tentang sampah.

4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ini membahas tentang Tugas Mandiri yang diberikan
pertemuan sebelumnya. Selain itu, siswa melakukan kegiatan untuk
mngetahui perubahan iklim dunia akibat pemanasan global. Siapkan media
presentasi, gambar, atau video yang mendukung pembelajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Tunjuklah beberapa siswa
untuk mempresentasikan tugas tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Bahaslah hasil Tugas Mandiri bersama siswa. Beri kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat.
(2) Melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Bagaimana
Perubahan Iklim Dunia? Tujuan dari kegiatan ini agar siswa
dapat menjelaskan perubahan iklim dunia yang diakibatkan
pemanasan global. Siswa perlu banyak membaca untuk dapat
mengetahui perubahan iklim dunia.
(a) Mengamati
Mengamati perubahan iklim dunia dengan membaca
informasi dari koran, media online, majalah maupun
artikel di internet.
(b) Menanya
i. Menanyakan sebab dari perubahan iklim dunia.
ii. Menanyakan daerah yang mengalami perubahan iklim.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan berbagai informasi tentang perubahan
iklim di seluruh dunia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia. Menghubungkan perubahan iklim
dengan pemanasan global, lalu mengambil kesimpulan.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan untuk meng-
hubungkan perubahan iklim dengan pemanasan global,
lalu mengambil kesimpulan.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan ke depan kelas dan
menuliskannya dalam sebuah laporan.
(3) Minta siswa mengerjakan soal Evaluasi, sebagai persiapan
menghadapi ulangan harian.
c) Kegiatan Penutup
Simpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan ini. Ingatkan
siswa bahwa pertemuan minggu depan digunakan untuk
membahas hasil Tugas Proyek.
c. Kunci Jawaban
1 ) Tugas Mandiri: Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut
Kenaikan permukaan air laut mengakibatkan kadar garam air laut
menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Perubahan kadar garam ini ber-
pengaruh terhadap biota laut, contoh ikan, alga, dan udang. Penyusutan
Pulau Jawa 50 tahun kedepan diperkirakan seperti Gambar 12.2.
Pulau Jawa me-
miliki penduduk ter-
padat di Indonesia.
Jika tidak ada usaha
menanggulangi pe-
manasan global, per-
kiraan pada Gambar
12.2 mungkin saja
benar-benar terjadi.
Penduduk yang tinggal
dekat dengan pantai
harus bersiap
menemu- kan tempat
tinggal baru.
Sumber: Wisnu Arya Wardana, 2009
Gambar 12.2 Prediksi penyusutan daratan Pulau Jawa
tahun 2070
Tenggelamnya pelabuhan, bandara, dan kota dekat pantai tentu
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa.
2) Mari Bereksplorasi: Bagaimana Perubahan Iklim Dunia?
Perubahan iklim sudah dirasakan seluruh dunia. Sebagai contoh
Australia, Amerika Serikat, India, Pegunungan Alpen, dan Cina. Di
Australia, tinjauan satelit menunjukkan bahwa air di Great Barrier Reef rata-
rata menghangat 0,2°C dalam 25 tahun terakhir d an menyebabkan
berkurangnya luas dasar laut yang tertutup karang. Suhu kawasan
Pegunungan Alpen di Eropa terus meningkat sejak akhir abad ke-19.
Kekhawatiran pemanasan global tidak hanya berdampak pada industri ski
di kawasan itu. Sekitar 40 persen air segar di Eropa berasal dari jajaran
Pengunungan Alpen yang membentang dari Austria Timur hingga Prancis
barat. Perubahan iklim mengancam siklus air di kawasan itu, termasuk pola
curah hujan serta tutupan salju, dan gletser.
Berita selengkapnya dapat dibaca dengan berselancar di internet. Perlu
dibaca juga tentang badai, banjir, kekeringan, penyebaran penyakit, dan
gelombang udara panas akibat perubahan iklim.
3) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer dan mencapai troposfer
akan membentuk lapisan yang bersifat seperti rumah kaca. Lapisan
ini akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali ke bumi.
Akibatnya, suhu bumi semakin lama semakin panas.
3. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-
lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari
penghangat
ruangan, mesin pemotong, dan penyimpanan daging. Peternakan
membutuhkan lahan yang tidak sedikit sehingga banyak hutan
hujan
yang dikorbankan. Hewan-hewan ternak seperti sapi melepaskan
metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan.
Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO yang
300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Penelitian Universitas
Chicago telah menunjukkan bahwa seorang vegetarian dapat
mengurangi emisi karbon hingga 1,5 ton setiap tahunnya.
5. Kesepakatan yang paling efektif adalah Clean Development
Mechanism. Kesepakatan ini memberikan solusi yang baik bagi
negara maju dan negara berkembang. Negara maju dapat
berinvestasi ke negara berkembang untuk mengurangi gas rumah
kaca. Join Implementation dan Emission Trading masih berjalan
tersendat-sendat sehingga masih diperlukan penyempurnaan.
7. Iklim di Indonesia sudah mulai berubah. Ada daerah yang
mengalami kemarau panjang sehingga mengalami kekeringan.
Ada daerah yang mengalami musim penghujan
berkepanjangan sehingga banjir. Keduanya mengganggu
produksi tanaman dan perkembangbiakan hewan sehingga
bisa terjadi krisis pangan.
9. Botol plastik dan gayung bekas dapat digunakan kembali
sebagai hiasan atau pot tanaman. Kertas koran dapat didaur
ulang. Sedotan plastik dapat dibuat menjadi hiasan. Alat
suntik harus dibuang dan dihancurkan.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru mencari data beberapa daerah terdekat yang memiliki masalah
tentang lingkungan sehingga guru mengetahui data yang sebenarnya.
Siapkan media presentasi yang diperlukan siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Proyek, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan hasil dari tugas yang mereka lakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa menyampaikan hasil pengerjaan Tugas Proyek.
(2) Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan
memberi tambahan kepada tiap-tiap kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan minggu depan akan diadakan ulangan harian.

H. Petunjuk Pengerjaan Proyek


1. Isi Proyek
Proyek ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan di suatu daerah atau bisa
dikhususkan suatu desa yang memiliki kegiatan penyebab pemanasan global.
Setelah mengetahui masalah di desa tersebut, siswa diharapkan dapat menyusun
program untuk membenahi kegiatan desa yang menyebabkan pemanasan global.
2. Latar Belakang
Banyak kegiatan yang mengakibatkan pemanasan global, tetapi pelaku
kegiatan tidak menyadarinya. Sebagai contoh, pembuatan tahu menghasilkan gas
metana yang merupakan gas rumah kaca. Limbah tahu biasanya tidak diolah
dengan baik sehingga baunya mengakibatkan polusi udara dan gas metana yang
dihasilkan tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan ilmu pengetahuan yang
diperoleh siswa dan kerja sama yang baik antara siswa dengan pihak pemerintah
setempat, kondisi seperti ini diharapkan dapat diperbaiki.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Hasil yang akan dicapai berupa sebuah rancangan program yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kondisi penyebab pemanasan global. Lebih baik
lagi jika hasil rancangan ini dapat disampaikan kepada pihak berwenang di
daerah yang diteliti siswa, lalu dapat diwujudkan secara nyata sehingga hasil
kerja siswa tidak percuma.
4. Cara Mengerjakan
Siswa mendatangi daerah yang memiliki kegiatan penyebab pemanasan
global, lalu meminta izin untuk melakukan penelitian di daerah tersebut. Pihak
sekolah sebaiknya memberi surat pemberitahuan resmi untuk mempermudah
perizinan. Selain itu, sekolah juga memberikan surat pemberitahuan kepada
orang tua tentang tugas proyek ini dan meminta orang tua siswa untuk ikut
memantau kegiatan siswa. Setelah penelitian selesai, siswa membuat
rancangan dan dikonsultasikan dengan guru. Jika rancangan selesai, bisa
dikomunikasikan dengan pemerintah daerah setempat agar dapat ditindaklanjuti.
Peran sekolah penting agar dapat melancarkan proyek ini. Sekolah dapat
membantu siswa untuk berkomunikasi dengan pihak desa atau pemerintah
daerah tentang rancangan siswa agar menjadi kerja nyata serta bermanfaat bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar.

I. Program Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Setelah ulangan harian, guru menganalis hasil tes siswa untuk mengetahui
ketercapaian KKM. Setelah itu, lihat indikator yang belum tercapai dan materi
yang belum dikuasai oleh siswa. Siswa yang belum mencapai KKM diberi
remedial dengan membuat makalah tentang pengolahan sampah guna
menanggulangi dampak pemanasan global. Minta siswa mencari tentang contoh
pengolahan sampah di Osaka, Jepang. Di makalah tersebut juga harus
dituliskan kemungkinan pelaksanaan di sekolah dan di lingkungan sekitar.
2. Pengayaan
Siswa yang sudah memenuhi KKM diberi pengayaan. Program pengayaan
diberikan dalam waktu yang bersamaan dengan program remedial. Pengayaan di
bab ini meminta siswa untuk mencoba mengolah minyak goreng bekas menjadi
biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Pembuatan biodiesel ini dapat meminta bimbingan dari guru mata pelajaran
Kimia. Alat dan bahan serta cara mengolah minyak goreng bekas menjadi
biodiesel diuraikan sebagai berikut.
a. Bahan-Bahan yang Digunakan
1) Metanol 96%
2) Natrium hidroksida (NaOH)
3) Minyak goreng bekas
b. Alat-Alat yang Digunakan
1) Hot plate (pemanas listrik)
2) Termometer
3) Stirrer
c. Cara Pembuatan
1 ) Percobaan ini dapat dicoba dengan 100 ml minyak goreng, 100 ml
metanol, dan 2 gram NaOH. Panaskan minyak goreng sampai suhu
55 °C dan usahakan suhu terjaga.
2 ) Campurkan metanol dengan natrium hidroksida agar menjadi larutan
metoksid. Natrium berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
substitusi dari minyak goreng menjadi ester.
3 ) Campurkan larutan metoksid tadi dengan minyak goreng, lalu aduk
dengan kecepatan tidak terlalu tinggi selama 1 jam.
4) Setelah proses pengadukkan selesai akan terbentuk dua larutan terpisah,
yaitu gliserin dan ester (biodiesel), lalu pisahkan kedua larutan tersebut.
Biodiesel yang telah dipisahkan dipanaskan pada suhu 70°C untuk
menghilangkan metanol yang tersisa.
5) Cuci biodiesel dengan air yang dicampur satu tetes asam asetat untuk
menetralkan pH biodiesel. Setelah itu, pencucian berikutnya hanya
cukup
dengan akuades saja, diulang selama 4 kali. Setiap proses pencucian
pisahkan biodiesel dengan akuades.
Sumber: http://bisakimia.com/2014/03/18/membuat-bahan-bakar-alternatif-dari-minyak-bekasminyak-
jelantah/

J. Penilaian
Tabel 12.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan

1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

2. KD 4.12, KD 3.12

3. KD 3.12

4. Kumpulan Tugas Mandiri dan Laporan Praktikum

5. Hasil Tugas Proyek

K. Rangkuman
1. Materi tentang pemanasan global membutuhkan buku referensi dan sumber
bacaan yang banyak. Guru sebaiknya memberikan buku alternatif lain untuk
memperkaya wawasan siswa. Berikan juga situs yang akurat untuk mendukung
pembelajaran.
2. Hasil yang harus dicapai adalah siswa mengetahui penyebab, dampak, dan cara
menanggulangi pemanasan global. Sikap yang diharapkan tentu kepedulian
siswa terhadap lingkungan sehingga mereka turut ambil bagian dalam
usaha menanggulangi dampak pemanasan global.
A. Pilihan Ganda Jawab:
1. y = A sin (ωt – kx)
2. 2π
= A sin (2π ft – λ x)
3. c 8. e 13. e 18. a
4. a 9. a 14. e 19. d 2π
= A sin (2π ft – v x)
5. e 10. c 15. e 20. a f
f
B. Uraian = A sin 2π ( ft – v x)
1. Diketahui: V1 = 8 m3 = 0,1 sin 2π ( 5t – 5 x)
4
T1 = 27°C = 300 K
5 (2))
p1 = p2 = 2,5 × 105 Pa yp → x = 2m
= 0,1 sin 2π ( 5(2) –
p 4
W= 5 × 105 J 5
= 0,1 sin 2π ( 10 – 2 )
Ditanyakan: T2
20 − 5
Jawab: = 0,1 sin 2π ( )
2
W= ρΔV = 0,1 sin 15π
W= ρΔV(V2 – V1)
5 × 105 J = 2,5 × 105 Pa (V2 – 8 m3) = 0,1 sin (14π + π )
2 m3 = V2 – 8 m 3 = 0,1 (sin 14π cos π
V2 = 10 m3 + cos 14π sin π)
V2 = 0,1(0 + (1)(1))
V1 = T2
T1 3 = 0,1(1)
10 m
8m
3
= T2 = 0,1
300 K 3
(10 m )(300 Jadi, simpangan di titik P sebesar 0,1
K)
m.
T2 =
8m
3
5. Diketahui: vs = 25 m/s
= 375 K fs = 500 Hz
= 102°C v = 340 m/s
Jadi, suhu akhir gas sebesar 102°C. vp = 0 m/s
Ditanyakan: a. fp → bus mendekat
3. Diketahui: V = 4 m/s
f = 5 Hz b. fp → bus menjauh
A = 10 cm = 0,1 m Jawab:
xp = 2 m v + vp
t = 2s a. fp = v − vs f s
Ditanyakan: yp
340 m/s + 0
= (500 Hz)
340 m/s − 25 m/s
= 539,68 Hz
v + vp
v + vs fs
a. fp = =
340 m/s + 0

241 Ulangan Akhir Semester 2 Buku Guru Fisika Kelas XI 241


340 m/s + 25 m/s Jawab: Mata tidak berakomodasi
(500 Hz)
fob
M =f
ok

= 465,75 Hz 30 cm
= 5 cm
Jadi, frekuensi yang terdengar saat bus
mendekati halte dan meninggalkan =6
halte secara berturut-turut sebesar Jadi, perbesaran bayangan yang
539,68 Hz dan 465,75 Hz. dihasilkan teropong bintang 6 kali.

7. Diketahui: fob = 30 cm 9. Penggunaan bahan bakar minyak


dapat menyebabkan pemanasan
fok = 5 cm global karena hasil pembakaran
Ditanyakan: M minyak bumi menghasilkan gas
CO 2 . Gas ini tergolong gas rumah
kaca.

242 Ulangan Akhir Semester 2 Buku Guru Fisika Kelas XI 242

Anda mungkin juga menyukai