Pendahuluan
Diberlakukannya Kurikulum 2013 berdampak pada pola penyajian buku teks
pelajaran. Buku Guru Fisika Kelas XI untuk SMA/MA ini merupakan buku yang tidak
dapat dipisahkan dari Buku Siswa Fisika Kelas XI untuk SMA/MA. Buku Guru ini
disusun untuk membantu guru dalam mengoperasionalkan buku siswa. Dengan
demikian, dalam Buku Guru Fisika Kelas XI untuk SMA/MA sebagian besar berisi
petunjuk guru dalam mengajar menggunakan Buku Siswa, proses pembelajaran, dan
teknik penilaiannya.
Dalam buku siswa terdapat beberapa kegiatan yang mengajak siswa untuk
terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya membaca materi melainkan
mampu mengontruksi dan merefleksi materi yang sudah dipelajari. Adapun isi
kegiatan yang terdapat dalam buku siswa sebagai berikut.
1. Mari Bereksplorasi
Kegiatan ini berupa kegiatan sederhana yang dilakukan di kelas secara
berkelompok. Kegiatan ini bisa memiliki prosedur atau siswa yang merancang
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan ini ada proses mengamati,
menanya,
mendiskusikan, mengambil kesimpulan, dan mengomunikasikan.
2. Tugas Mandiri
Kegiatan ini dilakukan di rumah secara individu maupun kelompok. Jika ada
tugas yang memerlukan pengawasan orang tua, guru sebaiknya mengirimkan
pemberitahuan kepada orang tua untuk mengawasi kegiatan siswa di rumah.
3. Mari Bereksperimen
Kegiatan ini berisi eksperimen yang membutuhkan waktu panjang dan
dilakukan secara berkelompok di laboratorium. Kegiatan ini mengandung
prosedur
yang jelas dan dikehendaki laporan resmi dari siswa secara individu.
4. Review
Berisi soal untuk mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Soal
berupa uraian yang bisa dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
5. Apresiasi Ilmuwan
Berisi ulasan tentang ilmuwan yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari. Di ulasan tersebut dijelaskan tentang jasa-jasa ilmuwan dan sikap yang
perlu dicontoh oleh siswa agar berhasil mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
6. Bertindak Kreatif
Berisi tindakan kreatif yang dapat dilakukan siswa sebagai penerapan dari
materi yag telah dipelajari. Di bagian ini bisa berupa pertanyaan yang memicu
siswa untuk berpikir lebih lanjut atau berupa penerapan dari materi yang telah
9. Refleksi
Merupakan bentuk refleksi secara global yang menghubungkan
kesempurnaan
ciptaan Tuhan dengan buatan atau hasil karya manusia yang tidak sempurna.
Fitur ini menghubungkan sisi afektif terhadap penerapan materi yang dipelajari.
10. Penilaian Diri
Berupa lembar ceklist sebagai ukuran siswa dalam memahami materi yang
telah
dipelajari dalam satu bab. Guru dapat memeriksa penilaian diri setiap siswa.
Tawarkan beberapa solusi bantuan kepada siswa yang memiliki kekurangan
dalam
memahami materi yang dipelajari.
Buku Guru Fisika Kelas XI memuat dua bagian utama yaitu bagian pertama
berupa petunjuk umum pembelajaran dan bagian kedua berupa petunjuk teknis
pembelajaran. Sistematika buku guru dengan susunan sebagai berikut.
A. Pendahuluan
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran
Fisika
C. Tujuan Pembelajaran
D. Strategi, Metode, dan Media
Pembelajaran Fisika
E. Media dan Proses Pembelajaran
F. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar Fisika
G. Kompetensi dan Materi Pokok
dalam Fisika
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Kompetensi Inti 3
Kompetensi Inti 4
Pembelajaran merupakan proses pengembangan potensi dan pembangunan
karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan sebagai bekal hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia.
Peran keluarga sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga tidak dapat
sepenuhnya digantikan oleh sekolah. Hal ini karena keluarga merupakan tempat
pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, keterjalinan, keterpaduan, dan
konsistensi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan
diperjuangkan secara terus-menerus karena tripusat pendidikan tersebut sekaligus
menjadi sumber belajar yang saling menunjang.
C. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2013 dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran Fisika
SMA/MA sebagai berikut.
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan,
keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagat raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya.
2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
4. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain.
5. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis.
6. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Guru membahas hasil kerja siswa. Apapun hasil yang dicapai, guru tidak
boleh menyalahkan. Sikap yang tepat adalah memberi masukan dan komentar
yang membangun. Diskusikan kesulitan dan kendala dalam melakukan kegiatan
ini.
3. Strategi dan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Fisika
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai
dasar atau basis bagi siswa untuk belajar. Pada model problem based learning,
pembelajaran dimulai dengan mengajukan masalah, pertanyaan, atau teka-teki,
yang menjadikan siswa ingin belajar menyelesaikannya. Pembelajaran ini
menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang
menggunakan masalah- masalah yang tidak terstruktur, masalah-masalah dunia
nyata, atau masalah-masalah simulasi yang kompleks sebagai titik awal untuk
memulai proses pembelajaran. Para siswa memerlukan tambahan pengetahuan
baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran ini
tidak sekadar mencoba atau mencari jawaban yang sudah pasti benar. Namun,
para siswa dituntut menganalisis masalah, mengumpulkan informasi yang
diperlukan, mengenali penyelesaian yang mungkin, menilai beberapa pilihan, dan
menarik kesimpulan. Contoh kegiatan problem based learning pada buku ini dapat
dilihat pada kegiatan berikut.
Dalam menyelesaikan tugas ini ada kemungkinan siswa mencari data saat
hari libur atau di luar jam sekolah. Berikan surat pemberitahuan kepada orang
tua tentang kegiatan siswa dan meminta bantuan orang tua untuk ikut
mengawasi kegiatan siswa selama proyek berlangsung. Dalam contoh di atas,
siswa diminta mengunjungi suatu tempat. Ada baiknya guru memberi surat
pengantar yang meminta izin kepada pihak pemilik agar siswa dapat
memperoleh akses yang diperlukan.
5. Pembelajaran Berbasis Scientific
Dalam melaksanakan pembelajaran fisika dengan pendekatan scientifc,
metode discovery sangat tepat untuk diterapkan. Siswa dalam pembelajaran
fisika melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing),
menghubung- hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan
masalah (question- ing), dan melakukan percobaan (experimenting) atau
pengamatan lanjutan dengan menerapkan metode inquiry, serta
mengkomunikasikan hasil penelitian. Pada pembelajaran scientifc peran guru
bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Mengamati
Menanya
Mengomunikasikan
Catatan:
Dalam melakukan kegiatan menanya seorang guru perlu memperhatikan dua
hal yang penting berikut.
a. Kriteria Pertanyaan yang Baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang
proses interaksi.
b. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan kognitif rendah
hingga tingkatan yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan
tingkatan kognitif disajikan dalam tabel berikut.
3. Panduan Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak hanya diberlakukan di
perusahaan atau industri, di sekolah pun K3 sangat penting untuk diperhatikan.
a. K3 di ruang laboratorium
1) Ruang laboratorium perlu dibangun sedemikian rupa sehingga aman
dan nyaman untuk melakukan kegiatan.
2) Di ruang laboratorium tersedia alat keselamatan kerja, misalnya tabung
pemadam kebakaran.
3) Di ruang laboratorium tersedia tempat pembuangan sampah organik,
sampah anorganik, dan limbah kimia.
4) Laboratorium perlu mempunyai tempat penyimpan alat dan bahan
yang aman.
5) Laboratorium perlu mempunyai kotak obat yang berisi obat-obatan
untuk pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja.
6) Laboratorium perlu mempunyai tata tertib yang jelas tentang
penggunaan alat, bahan, dan ruang laboratorium.
b. K3 di Ruang Kelas
1) Ruang kelas harus nyaman sebagai tempat melakukan aktivitas belajar
mengajar.
2) Setiap ruang kelas sebaiknya menyediakan tempat khusus untuk
menyimpan obat-obatan ringan untuk memberikan pertolongan
pertama saat terjadi kecelakaan kerja atau terhadap siswa yang
mengalami gangguan kesehatan ringan.
3) Alat peraga yang menempel di dinding ruang kelas harus terbuat dari
bahan yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan.
4) Alat tulis yang digunakan guru sebaiknya tidak menimbulkan
gangguan kesehatan pada siswa.
5) Media pembelajaran yang menggunakan listrik harus aman saat
digunakan. Oleh karena itu, alat listrik harus dipastikan aman sebelum
digunakan.
Format 1
Nama Satuan Pendidikan :...
Tahun Pelajaran :...
Kelas/Semester : . . ./. . .
Mata Pelajaran : Fisika
No. Waktu
1. 15/8/2016
2. 12/8/2016
3. 12/8/2016
4. 3/9/2016
5. 14/10/2016
Contoh jurnal penilaian sikap spiritual yang dibuat guru guru mata
pelajaran
Format 2
Nama Satuan Pendidikan :...
Tahun Pelajaran :...
Kelas/Semester : . . ./. . .
Mata Pelajaran :...
No. Waktu
1. 12/7/2016
2. 27/8/2016
3. 15/9/2016
4. 17/12/2016
5. 20/12/2016
Format 3
Nama Satuan Pendidikan : . . .
Kelas/Semester : . . ./. . .
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
No. Waktu
1. 12/7/2016
2. 27/8/2016
3. 15/9/2016
4. 17/12/2016
5. 20/12/2016
2) Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
Contoh lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist) pada
waktu kegiatan kelompok.
Format 4
Nama :...
Kelas/Semester : . . ./. .
.
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda ✔ pada
kolom
yang sesuai dengankeadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu
guru.
No. Pernyata
3) Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta
didik melakukan kegiatan kelompok. Setiap peserta didik diminta
mengamati/menilai dua orang temannya. Sebaliknya, dia juga dinilai
oleh
dua orang teman lainnya dalam satu kelompok.
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer
assessment) menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja
kelompok.
Format 5
Petunjuk:
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan
kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (✔) jika temanmu
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk
indikator yang kamu amati atau tanda strip (–) jika temanmu tidak
menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.
Nama Teman : 1. . . .
2. . . .
Nama Penilai : . . .
Kelas/Semester : . . ./. .
.
No. Pernya
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini
berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis
dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani
berpendapat.
Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : . . .
Kompetensi Dasar:
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor
pada
kehidupan sehari-hari.
Indikator Soal:
1. Menjelaskan suhu dan alat ukur suhu.
2. Menjelaskan pengaruh suhu pada pemuaian zat padat, zat cair, dan zat
gas.
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengukur suhu dengan tepat?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemuaian zat cair?
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan (assessment of learning) dapat
dilakukan setelah proses pembelajaran, sedangkan penugasan yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat
berupapekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah atau tugas produktif lainnya.
Contoh penugasan
Format 6
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
3.8 Menganalisis karakteristik gelombang mekanik.
Indikator:
Menyelidiki karakteristik umum gelombang.
Rincian tugas:
Pergilan ke perpustakaan di sekolah Anda. Carilah buku-buku yang
membahas
tentang gelombang. Carilah informasi tentang karakteristik gelombang,
kemudian catatlah macam-macam karakteristik tersebut beserta penjelasannya.
Berdasarkan karakteristik yang Anda temukan, berilah contoh dalam
kejadian
sehari-hari yang menunjukkan gejala gelombang. Kumpulkan hasil
rangkuman
Anda, kemudian bahaslah di kelas.
Contoh rubrik penilaian laporan tugas
Mata Pelajaran : Fisika
Kriteria
Pendahuluan
Pelaksanaan
Kesimpulan
T a m p i l a n laporan
Keterbacaan
Contoh pengisian hasil penilaian tugas
No. Nama
1. AY di ayan
2. D amar
3.
Keterangan:
• Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 × 4 = 20
jumlah skor × 100%
• Nilai tugas = perolehan jumlah skor
maksimal
14
×100% = 70.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 20
d. Observasi
Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian
sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari
penilaian autentik.
Contoh format observasi terhadap diskusi kelompok
Format 7
Nama
Heri
Isna
Afi
Keterangan:
Diisi tanda cek (✔): Y = ya/benar/tepat. T = tidak tepat.
Hasil observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses
pembelajaran khususnya pada indikator yang belum muncul.
3. Penilaian Keterampilan
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan
rubrik penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan
praktik atau produk yang dihasilkan.
a. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut.
1) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat
diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkahlangkah pekerjaan yang akan diamati.
Contoh penilaian kinerja/praktik
Format 8
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
4.7 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut
presentasi hasil dan makna.
Indikator:
Siswa melakukan percobaan untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan
hukum Hooke.
Kriteria
Persiapan
(Skor maks = 3)
Pelaksanaan
(Skor maks = 7)
Kriteria
Hasil
(Skor maks = 6)
Laporan
(Skor maks = 3)
No. Nama
1. Adi
2. Pandu
3. Yunita
Pada contoh di atas nilai tugas Adi =14 ×100% = 73,68 (dibulatkan menjadi
19
74).
Pada penilaian kinerja dapat diberikan pembobotan pada aspek yang dinilai,
misalnya persiapan 20%, pelaksanaan dan hasil 50%, dan pelaporan 30%.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, dan penyajian data.
Contoh Penilaian Proyek
Format 9
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Kompetensi Dasar:
4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah gejala pemanasan global
dan dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan.
Indikator:
Siswa mampu membuat karya tulis yang berisi gagasan tentang pemanasan
global dan cara penanganannya.
Rumusan tugas proyek:
Buatlah karya tulis terkait dengan kegiatan di suatu daerah yang menjadi
penyebab pemanasan global. Tulisan terkait dengan penyebab dan cara
penanganan pemanasan global pada daerah tersebut. Anda dapat mencari
materi terkait dari pelbagai sumber baik cetak maupun online. Susunlah karya
tulis itu dalam format sesuai petunjuk guru.
Contoh rubrik penilaian proyek
No. Asp
1. Perencanaan:
Latar Belakang (tepat = 3; kurang te
Rumusan masalah (tepat = 3; kuran
2. Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data/informasi (
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3;
c. Pengolahan dan analisis data (
sesuai = 1)
d. Kesimpulan (tepat = 3; kurang
No. Asp
3. Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3; ku
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaid
tidaksesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kura
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3;kurang m
Skor maksimal
Cara penilaian:
× 100%
jumlah skor
Nilai proyek = perolehan jumlah skor
maksimal
No. Aspek*
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)
3. Hasil Produk
a. Bentuk fisik
b. Kelengkapan bahan
c. Ketahanan/keawetan
Total Skor
Jumlah
Semester 2
No. Materi Pokok
1. Termodinamika
2. Gelombang Mekanik
3. Persamaan Gelombang
5. Alat-Alat Optik
Jumlah
A. Pendahuluan
Bab I menjelaskan tentang dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar. Bab
ini terdiri atas dua subbab, yaitu subbab pertama Dinamika Rotasi yang mencakup
bahasan tentang torsi, momen inersia, momentum sudut, dan energi pada gerak
translasi
dan rotasi subbab kedua Keseimbangan Benda Tegar yang pembahasannya mencakup
syarat keseimbangan, titik berat, dan jenis-jenis keseimbangan. Dinamika merupakan
ilmu yang mempelajari gerak dengan menganalisis seluruh penyebab terjadinya gerak
tersebut. Ini berarti subbab dinamika rotasi menganalisis gerak rotasi benda dengan
memperhitungkan segala penyebabnya (misalnya torsi dan gaya yang memengaruhi).
Beberapa penjelasan pada bab ini, guru perlu mengajak siswa mengingat kembali
tentang materi hukum-hukum Newton di kelas X. Sebagai motivasi siswa, guru dapat
memberikan contoh-contoh yang menarik sehingga siswa tertarik untuk mempelajari
bab ini. Penerapan dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar dapat dilihat pada
pembangunan gedung-gedung bertingkat, pembangunan rumah tahan gempa, dan
penggunaan katrol.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mengagumi ciptaan Tuhan
dan bersyukur atas segala ciptaan-Nya yang sempurna. Misalnya, bumi berotasi
dengan kecepatan sudut tetap sehingga kita bisa menikmati siang dan malam. Jika
siswa menyadari kesempurnaan Tuhan dan menyadari dirinya hanya seorang hamba,
siswa diharapkan dapat bersyukur dan semakin bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam melaksanakan setiap percobaan,
memiliki rasa disiplin, dan tanggung jawab yang tinggi dalam setiap kegiatan.
Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dal
4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. mendefinisikan momen gaya;
2. menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut
benda
tegar dalam kehidupan sehari-hari;
3. merumuskan dan menerapkan keseimbangan benda tegar menggunakan resultan
gaya dan momen gaya;
4. merumuskan dan menerapkan hukum Kekekalan Momentum pada gerak rotasi;
5. menentukan titik berat benda homogen.
D. Materi Pembelajaran
1. Besaran-Besaran Terkait Dinamika Rotasi
2. Keseimbangan Benda Tegar
30 Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Buku Guru Fisika Kelas XI 30
E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
a. Statif
b. Klem
c. Beban gantung
d. Kardus
e. Busur derajat
f. Mistar
2. Media Pembelajaran
a. OHP atau proyektor untuk presentasi
b. Animasi
c. Gambar
d. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika Kelas XI untuk SMA dan MA, Bab Momentum Sudut dan Rotasi Benda
Tegar, oleh Edi Istiyono.
b. Fisika Mengungkap Fenomena Alam untuk Kelas XI SMA/MA, Bab Momentum
Sudut dan Rotasi Benda Tegar, oleh Hartanto dan Reza Widya Satria.
c. Fisika untuk Sains dan Teknik, Bab Rotasi Benda Kaku pada Sumbu Tetap
dan Bab Keseimbangan Statis dan Elastisitas, oleh Serway dan Jewett.
35 Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Buku Guru Fisika Kelas XI 35
2) Bertindak Kreatif
Jika helikopter hanya memiliki satu bilah, helikopter akan kehilangan
keseimbangan saat di udara. Fungsi bilah helikopter sebagai sayap
(helikopter merupakan pesawat sayap putar). Fungsi dua bilah juga
sebagai
pengatur titik berat badan pesawat putar.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang keseimbangan benda tegar
pada
subbab B. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Keseimbangan Benda Tegar.
Materi untuk Guru
Guru menjelaskan definisi benda tegar. Benda tegar adalah benda yang
tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya.
Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila
dipengaruhi
gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil,
pengaruhnya terhadap keseimbangan statis dapat diabaikan (Setya
Nurachmandani, 2009).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan Tugas Mandiri: Benda Tegar
yang telah mereka kerjakan di rumah.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memberikan pembahasan mengenai Tugas Mandiri: Benda
Tegar. Tugas ini dilakukan di luar jam pelajaran. Siswa
melakukan tugas secara individu dengan mencari informasi
dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku atau situs internet.
Hal yang perlu diperhatikan adalah keaslian dari karya siswa.
(2) Guru menjelaskan tentang syarat-syarat keseimbangan benda.
(3) Siswa diminta ke laboratorium untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Keseimbangan Benda Tegar. Guru
menekankan kepada siswa untuk teliti dalam menimbang
bahan, mengukur jarak neraca pegas dari titik tumpu, dan
panjang titik berat batang dari titik tumpu. Siswa diberikan
pengertian mengenai pentingnya jujur dan objektif dalam
mencantumkan hasil percobaan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung
keseimbangan benda tegar.
(a) Mengamati
Melakukan percobaan untuk menentukan keseimbangan
benda tegar. Melakukan pengamatan untuk memperoleh
data
yang diminta pada tabel pengamatan.
(b) Menanya
(i) Menanyakan cara memperoleh keseimbangan benda.
(ii) Menanyakan persamaan yang digunakan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari buku referensi tentang cara
menentukan keseimbangan benda tegar dan persamaan
yang digunakan.
(d) Mengasosiasi
Mengolah data hasil percobaan kemudian melakukan
analisis. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi untuk
menjawab pertanyaan sehingga dapat memperoleh
kesimpulan hasil kegiatan.
(e) Mengomunikasikan
Mengumpulkan laporan sementara hasil kegiatan.
Perwakilan siswa diminta untuk menyampaikan kesimpulan
ke depan kelas. Tiap-tiap anggota kelompok
mengumpulkan
laporan resmi pada pertemuan selanjutnya.
Catatan: Jika sekolah tidak memiliki neraca pegas, berat
benda
dapat dihitung manual dengan mengalikan massa benda
dengan kecepatan gravitasi. Nilai percepatan gravitasi yang
dianjurkan adalah 9,8 m/s2 agar mendekati akurat.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran. Tanyakan kesulitan
siswa
dan ilmu yang diperoleh pada pertemuan ini. Mintalah siswa
membaca materi selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Benda Tegar
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk
akibat
pengaruh gaya atau momen gaya. Syarat suatu benda dapat memperoleh
keseimbangan jika benda tersebut berada dalam kondisi keseimbangan
translasi dan keseimbangan rotasi. Contoh keseimbangan benda tegar
dalam kehidupan sehari-hari adalah kipas angin yang bergerak dengan
kecepatan sudut tetap, kereta bergerak dengan kecepatan tetap, dan
mobil
di garasi. Titik berat benda adalah titik tangkap resultan semua gaya
yang bekerja pada benda. Alat dan bahan: timbangan, balok (sama
tinggi) sebagai pengganjal, papan (panjang 200 cm dan lebar 40 cm).
Prosedur:
S–B
Q 2 m
P
Timbangan
Balok
Balok w
L d
Gaya-gaya vertikal:
ΣFy = 0
T1y + T2y – w = 0
T1 sin 60° + T2 sin 30° = mg
1 1
3 T1 + T2 = (5 kg)(9,8 m/s ) . . . (2)
2 2 2
Persamaan (1) disubstitusikan ke (2) diperoleh T2
3 1
T + 2T2
2 2 = 49 N
2T2 = 49 N
T2 = 24,5 N . . . (3)
Persamaan (3) disubstitusikan ke (1) diperoleh T1 = 24,5 3 N.
Jadi, T1 bernilai 24,5 3 N dan T2 bernilai 24,5 N.
3. Diketahui : F2 = 25 N BC = 5 dm
AC = 3 dm AB = 8 dm
Ditanyakan : F1 dan F3
Jawab:
F2 = 25 N F
1
C
A B
F3
Momen gaya searah jarum jam bernilai positif (+), sedangkan
momen gaya berlawanan arah jarum jam bernilai negatif (–).
ΣτB = 0
–F2(AB) + F3(BC) = 0
–(25 N)(8 dm) + F3(5 dm) = 0
(25 N)(8 dm)
F3 = = 40 N
5 dm
ΣτA = 0
F1(AB) – F3(AC) = 0
F1(8 dm) – (40 N)(3 dm) = 0
F1 = (40 N)(3 dm)
= 15 N
8 dm
Jadi, F1 = 15 N dan F3 = 40 N.
4.
Untuk menyelesaikan soal di atas perlu di-
z1 z2 gambar skema titik berat tiap-tiap bagian
6
I II sebagai berikut.
4
Benda I: A1 = 4 cm ; x1 = 1 cm; y1 = 5 cm
z3
2 III Benda II: A2 = 6 cm ; x2 = 6,5 cm; y2 = 5 cm
Benda III: A3 = 32 cm ; x3 = 4 cm; y3 = 2 cm
2 5 8
3.
5. a = 27 m/s2
7. TA = 1.000 N, TB = 800 N
9. (5; 2,75)
bidang miring dan lantai agar bidang miring tidak Gambar 1.2 Bola menggelinding
menuruni bidang miring
bergerak sama sekali!
Diagram bebas bola dan bidang miring
digambarkan sebagai berikut.
Bola m Bidang M
N f
θ Nx
fx
mg cos θ θ Nθ
mg sin θ N
y
f fy
NA
apm.tanah = am mg θ fA
mg
Pada sumbu Y:
–fx – Nx – fA – mbatang g = 0
NA = 2 mbola g + 5 mbola g cos2 θ + mbatang g
7 7
2
4(5)g + 10(5)g cos θ + 14(12)g
=
14
(25)(0, 866) 21, 65
5
fA (5)g sin 60° 25 sin 60°
μs = NA = 14
2 = =
225, 5
=
225, 5
= 0,096
20 g + 50 g cos 30° + 168 20 + 37,5 + 168
g
14
J. Penilaian
Tabel 1.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.1
K. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
menuntut siswa memahami konsep torsi momen inersia, momentum sudut, dan
titik berat benda. Guru harus menekankan konsep ini kepada siswa karena
konsep tersebut sangat besar.
2. Siswa mampu mengidentifikasi peristiwa terkait torsi, kecepatan sudut, dan titik
berat sebuah benda.
3. Siswa dituntut mampu memahami teknologi yang menerapkan konsep dinamika
rotasi dan keseimbangan benda tegar.
Elastisitas dan Hukum Hooke
• Elastisitas Bahan
• Hukum Hooke
A. Pendahuluan
Jembatan Suramadu menjadi kebanggaan Indonesia. Selain kebanggaan,
jembatan ini juga menjadi salah satu contoh aplikasi dari tema elastisitas benda.
Dengan melihat jembatan ini, siswa diharapkan mempunyai ketertarikan untuk
mempelajari bab ini.
Pokok bahasan elastisitas dan hukum Hooke akan membahas perubahan bentuk
benda apabila dikenai gaya atau diberi beban. Dalam bab sebelumnya yaitu
Dinamika Partikel, telah dipelajari bahwa gaya yang dikerjakan pada benda hanya
berpengaruh terhadap gerakan benda. Akan tetapi, gaya juga dapat mengakibatkan
perubahan bentuk benda. Benda yang mengalami perubahan bentuk setelah dikenai
gaya disebut benda plastis. Adapun benda elastis akan kembali ke bentuk semula
segera setelah gaya yang diberikan kepadanya dihilangkan. Pada dasarnya, setiap
benda memiliki sifat elastis.
Benda akan berubah bentuk secara permanen apabila gaya yang diberikan melebihi
batas elastisnya. Karakteristik tiap-tiap bahan ditentukan oleh modulus elastisitasnya.
Jadi, dalam bab ini akan dibahas dengan tuntas mengenai benda-benda elastis dan
benda plastis, modulus elastisitas, serta hukum Hooke.
Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menjelaskan potensi Indonesia
untuk menghasilkan karet alam. Mintalah siswa agar melestarikan hutan di
Indonesia. Jelaskan kepada siswa bahwa benda-benda elastis terutama karet dapat
dibuat secara sintesis maupun dari karet alam. Dengan mengetahui potensi
Indonesia tersebut diharapkan siswa dapat mensyukuri dan mengagumi kebesaran
Tuhan yang telah menciptakan bahan-bahan yang sangat bermanfaat bagi umat
manusia. Wujud syukur yang dapat dilakukan siswa yaitu melestarikan hutan dan
mengembangkan pemanfaatan karet dan benda-benda elastis lain dalam produk
teknologi. Sikap ilmiah yang diharapkan dimiliki siswa yaitu siswa dapat
menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
Kompetensi Dasar
4 . 2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut pre- sentasi hasil dan makna.
D. Materi Pembelajaran
1. Elastisitas Bahan
2. Hukum Hooke
Y A ΔA
5. F= A0
2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Diketahui: A
= 3 mm2 = 3 × 10–6 m2
F
= 3,6 N
= 100 cm = 1 m
A0
= A – A0
ΔA
= 100,02 cm – 100 cm
–4
= 0,02 cm = 2 × 10 m
Ditanyakan: k, Y
Jawab:
k = F
ΔA
3, 6 N
= −4
2 × 10 m
= 18.000 N/m
YA
k = A0
Y= kA0
A
= (18.000 N/m)(1 m)
−6 2
(3 × 10 m )
= 6 × 109 N/m2
Jadi, tetapan gaya kawat sebesar 18.000 N/m dan modulus
elastisitas kawat sebesar 6 × 109 N/m2.
3. Diketahui: p = 2,5 m A
–2
A = 1 cm = 1 × 10 m
–3
t = 1,5 mm = 1,5 × 10 m
m = 50 kg p
–3
Δx = 1,2 mm = 1,2 × 10 m
2
g = 9,8 m/s
Ditanyakan: Y
Jawab:
A = At
= (1 × 10–2 m)(1,5 × 10–3 m) mg
= 1,5 × 10–5 m2
FA 0
Y = A ΔA
= (mg)p
A Δx
2
(50 kg)(9,8 m/s )(2,5 m)
=
(1,5 × 10−5 m 2 )(1,2 × 10 −3 m)
Jawab:
a. Pegas tersusun paralel
ktotal = k1 + k2
= 200 N/m + 100 N/m
= 300 N/m
Jadi, konstanta gabungan pegas 300 N/m.
b. F = ktotalΔx
F mg
Δx = k total
= k
total
2
(3 kg)(9,8 m/s )
=
(300 N/m)
= 9,8 × 10–2 m
= 9,8 cm
Jadi, pegas bertambah panjang 9,8 cm.
1 k ( x)2
c. Ep = Δ
2 total
1 –2 2
= (300 N/m)(9,8 × 10 m)
2
= 1,4406 J
Jadi, energi potensial pegas 1,4406 J.
7. Diketahui: m = 2 kg
k = 400 N/m
2
g = 9,8 m/s
Ditanyakan: a. Δx
(a = 0)
b. Δx
(a = 2 m/s 2 )
c. Δx 2
(a = −2 m/s )
Jawab:
a. Hukum G Newton
G
ΣF =ma
mg–F= 0
F= mg
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = F
k
mg
=
k
2 w
(2 kg)(9,8 m/s )
= (400 N/m)
= 0,049 m
= 4,9 cm
Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift diam 4,9
cm. b. Hukum
G Newton
G
ΣF =ma
F–mg= ma
F= mg+ma a
= m(g + a)
= 2 kg(9,8 m/s2 + 2 m/s2)
= 23,6 N
F
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = w
k
= 23,6 N
400 N/m
= 0,059 m
= 5,9 cm
Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift naik adalah 5,9 cm.
c. Hukum Newton
G G
ΣF =ma
mg–F=ma
F = m(g – a)
= (2 kg)(9,8 m/s2 – 2 m/s2) a
= 15,6 N
F
Hukum Hooke
F = kΔx
F
Δx = w
k
Jadi, pertambahan panjang pegas ketika lift turun adalah 3,9 cm.
9.
Jawab:
a. kp = k + k = 2k
1 1 1 1 1 1+ 3
=2 + = + = =
ktotal kp k 2k k 2k 2k
2(300 N/m)
2k = = 200 N/m
ktotal = 3
3
20 cm 22 cm
4N
= 3 cm
x 2 = x0 + Δx2
= 20 cm + 3 cm
= 23 cm
Jadi, panjang pegas ketika ditarik gaya 6 N adalah 23 cm.
3. Enam buah pegas identik disusun seperti gambar di
samping. Apabila tiap-tiap pegas memiliki konstanta
pegas 330 N/m, hitunglah konstanta sistem pegas
tersebut. Jawaban:
kp1 = k + k + k = 3k
kp = k + k = 2k
2
1 1 1 1
k total = + k p2
+ k
kp1
= 1 + 1 + 1
3k 2k k
= 2 + 3 + 6
6k 6k 6k
11
=
6k
6k
ktotal = = 6(330 N/m)
= 180 N/m
11 11
Jadi, konstanta sistem pegas sebesar 180 N/m.
F (N)
4. Grafik di samping memperlihatkan
hubungan antara gaya (F) terhadap
pertambahan
panjang pegas (Δx). Berdasarkan grafik 1 5
tersebut, hitunglah gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas sejauh 18 cm.
Jawaban: Δx (cm)
3
Diketahui: F1 = 15 N
Δx 1 = 3 cm
Δx 2 = 18 cm
Ditanyakan: F2
Jawab:
F = kΔx
F
k=
Δx
F = ktotal Δx
F
Δx = ktotal
mg
=
k total
2
(1 kg)(9,8 m/s )
= 400 N/m
3
= 0,0735 m = 7,35 cm
Jadi, pegas bertambah panjang 7,35 cm.
2. Pengayaan
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas zat padat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu
modulus Young, modulus geser, dan modulus Bulk. Modulus Young digunakan
untuk mengukur elastisitas zat padat terhadap perubahan panjang yang
dialaminya (elastisitas panjang). Modulus geser digunakan untuk mengukur
elastisitas zat padat terhadap gerakan molekul-molekul di dalam benda padat
yang saling sejajar (elastisitas bentuk). Modulus Bulk digunakan untuk
mengukur elastisitas benda padat atau cair terhadap perubahan volumenya
(elastisitas volume).
1. Modulus Geser
Δx
F
h F
–F
fs
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.2 Sumber: Dokumen Penerbit
Pergeseran permukaan pada benda Gambar 2.3
Buku mengalami tegangan geser
Apabila sebuah benda dikenai gaya yang sejajar pada salah satu sisi
permukaannya, sedangkan permukaan yang lain dijaga agar diam oleh gaya
lainnya, benda akan mengalami perubahan bentuk. Perhatikan Gambar 2.2.
Pada gambar tersebut, benda mula-mula berbentuk balok. Gaya yang bekerja
pada luas permukaan benda disebut tegangan geser. Tegangan geser
menyebabkan permukaan yang semula persegi panjang berubah menjadi
jajargenjang. Hal ini dapat ditemui ketika mendorong buku yang berada di
atas meja ke arah sisi-sisi tepinya seperti ditunjukkan Gambar 2.3.
Tegangan geser dihitung dengan membandingkan antara gaya yang
bekerja pada luas permukaan yang digeser ( F ). Perhatikan kembali Gambar
A
2.2. Regangan geser dihitung dengan membandingkan antara jarak horizontal
pergeseran permukaan (Dx) dengan tinggi balok semula (h). Dengan
demikian,
nilai modulus geser dapat dihitung sebagai berikut.
tegangan geser
S=
regangan geser
F
= A
Δx
h
Fh
S=
A Δx
Keterangan:
S = modulus geser (N/m2)
F = gaya yang bekerja (N)
A = luas penampang (m2)
h = tinggi benda (m)
Δ x = perubahan permukaan (m)
F V0
F F
F ΔV
F
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.4
Perubahan volume benda karena
adanya tekanan yang seragam di
permukaan benda
Bahan
Tungsten
Baja
Tembaga
Kuningan
Aluminium
Kuarsa
Permata
Air
Raksa
Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik, Serway dan Jewett
Dari tabel tersebut diketahui zat yang memiliki ketiga jenis modulus adalah
zat padat. Zat cair hanya memiliki modulus Bulk. Zat cair tidak memiliki
modulus Young dan modulus geser karena zat cair akan mengalir apabila
dikenai gaya tarik atau gaya geser.
I. Penilaian
Tabel 2.3 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
3. KD 3.2
J. Rangkuman
1. Pokok bahasan elastisitas dan hukum Hooke membahas perubahan bentuk
benda apabila dikenai gaya atau diberi beban.
2. Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam bab ini yaitu discovery dan
problem based learning. Melalui pembelajaran discovery, siswa lebih mudah
mempelajari bab ini karena siswa mempraktikkan sendiri materi yang dipelajari.
Adapun model problem based learning digunakan dalam diskusi informasi
pemanfaatan benda elastis dalam produk teknologi.
3. Setelah mempelajari bab ini siswa akan mengagumi kebesaran Tuhan yang telah
menciptakan bahan-bahan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Hal-hal
yang dapat dilakukan siswa antara lain mengembangkan dan memanfaatkan
bahan- bahan sesuai dengan elastisitasnya dalam produk teknologi.
Fluida Statis dan Penerapannya
• Fluida Statis
• Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis
A. Pendahuluan
Fluida statis merupakan bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari tentang sifat-
sifat fluida yang tidak bergerak. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa gejala
fluida statis, hukum-hukum dasar pada fluida statis, dan penerapannya dalam
kehidupan.
Guru mengenalkan konsep fluida statis melalui penerapan pada kehidupan
seperti pemanfaatannya dalam dongkrak mobil. Guru dapat memberikan contoh lain
seperti pada shock breaker kendaraan.
Siswa diharapkan dapat mengenali gejala fluida statis dan menerapkannya
dalam kehidupan. Selain itu, siswa dapat merancang sebuah alat sederhana yang
dapat meringankan pekerjaan. Dalam melakukan setiap kegiatan, siswa diharapkan
bersikap teliti, cermat, bertanggung jawab, disiplin, kreatif, santun, penuh rasa ingin
tahu, dan inovatif. Dari keseluruhan proses pembelajaran siswa dapat memanfaatkan
sifat-sifat dari fluida statis dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan fluida
statis.
Guru menyampaikan bahwa sifat-sifat istimewa dari fluida tidak terlepas dari
peran Tuhan yang telah menciptakan zat dan sifat-sifat tersebut. Memanfaatkan
potensi yang terdapat dalam fluida untuk kesejahteraan dan kemajuan kehidupan
manusia termasuk sifat mulia. Hal ini tidak lain karena Tuhan memerintahkan
kepada manusia untuk menjadi manusia yang bermanfaat kepada orang lain. Peran
guru dalam menyampaikan poin-poin seperti di atas akan sangat membantu siswa
untuk lebih memahami maksud dari proses belajar yang mereka lakukan.
3 . 3 Menerapkan hukum- hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari- hari.
4 . 3 Merencanakan dan me- lakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fl uida statik berikut presen
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan tekanan, tekanan hidrostatis, dan tekanan mutlak;
2. menjelaskan tegangan permukaan dan menyebutkan contohnya;
3. menjelaskan kapilaritas serta keuntungan dan kerugiannya;
4. menjelaskan viskositas dan persamaannya;
5. menjelaskan hukum-hukum dasar fluida statis;
D. Materi Pokok
1. Fluida Statis
2. Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis
h (cm)
Gambar 3.1 Grafik ΔA–h
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga siswa akan belajar mengenai penerapan hukum-
hukum
dasar fluida statis. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
antara
lain gelas ukur, neraca pegas, beban, dan hidrometer (jika ada). Untuk
melaksana-
kan kegiatan Mari Bereksperimen: Hukum Archimedes. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang laboratorium agar lebih lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membahas Tugas Mandiri: Ke Mana Arah Pancaran Air?
Guru
melakukan tanya jawab mengenai tugas tersebut. Guru
menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah praktikum.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan Mari Bereksperimen: Hukum
Archimedes
dengan tekun.
(a) Mengamati
Mengamati kenaikan zat cair saat dimasuki benda.
(b) Menanya
Menanya hubungan antara kenaikan zat cair dengan gaya
yang diberikan benda kepada zat cair.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mengambil data percobaan sesuai prosedur dan membaca
literatur tentang hukum Archimedes.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil percobaan dan menghubungkannya
dengan hukum Archimedes.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan terkait dengan aktivitas yang dilakukan
dan mempresentasikannya di kelas.
Catatan:
Guru membantu siswa untuk mempersiapkan peralatan dan
membimbing dalam melakukan eksperimen. Guru menilai sikap
siswa saat melakukan percobaan.
(2) Guru melakukan penilaian unjuk kerja dengan mengisi lembar
pengamatan unjuk kerja.
c) Kegiatan Penutup
Guru membahas kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan
dan meluruskan pemahaman-pemahaman siswa mengenai hukum
Pascal dan hukum Archimedes.
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari dan membahas pertanyaan pada fitur
Bertindak Kreatif subbab 1.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Ke Manakah Arah Pancaran Air?
Air akan memancar ke segala arah seperti
gambar di samping.
Kekuatan semburan air adalah sama. Hal ini
sesuai dengan hukum Pascal yang menyata-
kan bahwa tekanan yang diberikan pada suatu
fluida dalam ruang tertutup diteruskan tanpa
berkurang ke setiap titik dalam fluida ke
dinding bejana.
No.
1.
2.
3. dst.
dengan:
Vb = volume benda
ρ a = massa jenis zat cair
V′ = Vakhir – Vawal = Vb
b) Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, gaya apung yang
dialami benda bergantung pada volume benda dan massa jenis
fluida.
Gaya apung yang dialami benda adalah selisih antara berat
benda
di udara dan berat benda di dalam fluida.
FA = wu – wf
= ρf g V ′ f
4. Pertemuan IV (3 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan IV membahas Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan membahas Tugas Mandiri: Sistem Hidrolik
dan
Kapal Selam. Selanjutnya melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Kapal
Selam dari Botol. Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh guru antara lain
menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, misalnya botol plastik/kaca,
selang, dan baskom berisi air. Kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan di ruang
laboratorium agar berjalan dengan lancar.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Sistem Hidrolik dan Kapal
Selam. Guru meminta beberapa siwa membacakan tugas mereka,
lalu
membahasnya bersama siswa yang lain melalui diskusi kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru membahas pekerjaan rumah Review subbab
A.
(2) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Kapal
Selam
dari Botol sesuai dengan prosedur yang terdapat di buku siswa.
(a) Mengamati
Mengamati kapal selam sederhana yang terbuat dari botol
(b) Menanya
Menanyakan keadaan botol ketika belum terisi air dan
sesudah terisi air.
(c) Mengumpulkan Informasi
Melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur dan membaca
tentang cara kerja kapal selam.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan keadaan botol dan pengaruhnya ketika
berada di air. Setelah itu, menyimpulkan keadaan botol
dengan prinsip kerja kapal selam.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi dan pencarian informasi.
(3) Guru mengamati siswa dan melakukan penilaian sikap unjuk
kerja dengan mengisi lembar pengamatan sikap unjuk kerja.
c) Kegiatan Penutup
Lakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari. Berilah tugas siswa untuk mengerjakan
Review subbab B secara mandiri di rumah masing-masing. Guru
meng- ingatkan tugas proyek yang harus dipresentasikan pada
pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Review (Subbab A)
1. Ikan di laut dangkal memiliki kulit lebih tipis daripada ikan di laut
dalam. Hal ini disebabkan tekanan hidrostatis di laut dangkal lebih
kecil daripada tekanan hidrostatis di laut dalam.
2. 80 N
3. a. Keuntungan kapilaritas
(1) Naiknya minyak pada sumbu kompor.
(2) Naiknya air tanah melalui pembuluh xilem pada batang.
b. Kerugian kapilaritas
Air hujan merembes pada dinding rumah bagian dalam.
4. 0,04 N/m
5. 6,4 mm
2) Mari Bereksplorasi: Kapal Selam dari Botol
Botol berada di dasar baskom pada saat air di dalam botol masih
penuh. Botol berangsur-angsur naik ke permukaan ketika air di dalam
botol dikeluarkan melalui selang. Hal ini disebabkan berat kapal selam
semakin berkurang sehingga kapal selam mengapung.
Prinsip kerja kapal selam yaitu dengan mengatur berat kapal selam
sehingga dapat berada dalam posisi terapung, melayang, ataupun
tenggelam.
5. Pertemuan V (2 × 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima diisi dengan aktivitas tugas proyek. Siswa mempresentasi-
kan alat yang menggunakan sistem hidrolik. Siswa juga mengumpulkan
laporan tertulis mengenai tugas proyek mereka.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah
Review
di subbab B.
(2) Guru memberikan pengantar kepada siswa untuk memastikan
semua hal yang terkait dengan kegiatan proyek berlangsung
dengan lancar. Guru menjelaskan langkah-langkah presentasi.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka.
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai proyek yang
dipresentasikan. Guru melakukan penilaian proyek.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok yang
telah melaksanakan proyek dengan baik. Alat-alat yang
dihasilkan disimpan di ruang laboratorium sebagai inventaris.
c. Kunci Jawaban
1) Review (Subbab B)
1. 800 gram
2. 9 cm
3. Kapal selam memiliki rongga atau tangki yang dilengkapi dengan
katup air dan katup udara. Supaya dapat tenggelam, maka katup
air pada tangki dibuka sehingga air masuk dan udara dikeluarkan
melewati katup udara. Akibatnya, kapal bertambah berat sehingga
gaya apung lebih kecil dari gaya beratnya, akibatnya kapal
menyelam. Sebaliknya untuk dapat muncul lagi di permukaan, air
dalam tangki dipompa dan udara masuk lewat katup udara ke
dalamnya. Dengan cara ini gaya apung kapal lebih besar daripada
berat kapal sehingga kapal terapung.
4. Udara merupakan fluida, sedangkan balon sebagai benda yang
melayang di udara. Sesuai dengan hukum Archimedes, balon yang
berisi gas helium (He) memiliki massa jenis lebih kecil daripada
massa jenis udara pada umumnya sehingga balon mengapung.
2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d
2. e
3. d
4. d
5. b
B. Uraian w = mg = (30 kg)(9, 8 m/s )
2
A A −3 2
= 73.500 N/m2
F 4 × 10 m
1. p= =
A
3
= (0,8 gram/cm )(20 cm)
3
1,0 gram/cm
= 16 cm
Δh = hminyak – hair = (20 – 16) cm = 4 cm
Jadi, selisih tinggi minyak dan air 4 cm.
5. Σw = ΣFA
wB + wal = FA + FA
mB g + mal g = ρf Bg VB +al ρf g Val
mal
ρ V + m = ρ (V + ρ
B B al )f B f 0, 064
ρ al
600 VB + 0,064 = 1.000 VB + 1.000 ( )
2.700
600 VB + 0,064 = 1.000 VB + 0,0237
0,0403 = 400 VB
VB = 1,0075 × 10–4 m3
3
= 100,75 cm
3
Jadi, volume balok 100,75 cm .
2
mg (1.000 kg)(9, 8 m / s = 1.225.000 Pa
F 3 2
4(2 × 10 − m )
7. p = = = )
A -3
8 × 10 m
35 N
= 3 2
(1.000 kg/m )(10 m/s )
= 3,5 × 10–3 m3
c. Massa jenis benda (ρ)
ρb = m →m=w = 70 N
2
= 7 kg
Vbf g 10 m/s
w
7kg
3
g
ρb = = −3 3 = 2.000 kg/m
Vbf 3, 5 × 10 m
ρf = wu − wf
gV
(2 − 1, 8) N
=
(10 m/s2 )(2 × 10−5 m3 )
0, 2 3
= 4 kg/m
2 × 10−
= 1.000 kg/m3
Massa jenis cairan sebesar 1.000 kg/m3.
5. Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat mobil. Dongkrak hidrolik
memiliki perbandingan luas silinder beban dengan luas silinder tekan 10
cm2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan ternyata gaya yang
diperlukan untuk mengangkat bagian roda mobil dengan dongkrak
sebesar 100 N, tentukan berat bagian roda mobil.
Jawaban:
F1 F
A1 =A2
2
A1 F1
A2 = F2 10
(100 N) = 1.000 N
A2 F1 = 1
F2 = A1
2) Pengayaan
Siswa yang mencapai KKM mengikuti program pengayaan yang diadakan
bersamaan dengan program remedial di luar jam pelajaran. Siswa diminta
mengunduh atau membaca artikel tentang perlunya pemasangan tandon air di
rumah dan juga pengaruh ketinggian dengan penggunaan air di rumah.
J. Penilaian
Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.3
A. Pendahuluan
Pesawat terbang merupakan salah satu alat transportasi yang bermanfaat bagi
manusia. Salah satu bagian dan pesawat terbang yang menerapkan konsep fluida
dinamis adalah sayap. Pada bagian sayap pesawat terbang menerapkan salah satu
konsep fluida statis yaitu asas Bernoulli. Fluida dinamis merupakan kelanjutan dari
fluida statis yang telah dipelajari pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan dipelajari
tentang fluida yang bergerak. Ketika fluida bergerak, alirannya dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen. Oleh karena gerakan
fluida yang sesungguhnya sangatlah rumit, dibuatlah beberapa asumsi sehingga
memudahkan dalam pendekatan yang dikenal dengan fluida ideal. Penggunaan
asumsi tersebut mempermudah pemahaman tentang asas kontinuitas fluida, asas
Bernoulli, teorema Toricelli, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya discovery, inquiry, problem based
learning, dan project based learning. Ajaklah siswa untuk menemukan bentuk aliran
fluida, pengukuran debit air dan kecepatan air, serta penerapan fluida dinamis
melalui kegiatan eksplorasi, tugas mandiri, dan eksperimen. Arahkan siswa agar
selalu berpikir kritis dalam pemanfaatan fluida dinamis dalam kehidupan sehari-
hari. Melalui model pembelajaran tersebut, siswa dapat menerapkan perilaku
ilmiah misalnya memiliki rasa ingin tahu, teliti, objektif, jujur, terbuka, kritis,
bertanggung jawab dan peduli lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Tekankan
kepada siswa agar selalu menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi. Anjurkan
siswa agar berani mengemukan pendapat dan pertanyaan saat berdiskusi dengan
sopan.
Kompetensi Dasar
4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dina- mika fl uida dan makna fisisnya.
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Fluida Dinamis
2. Penerapan Fluida Dinamis
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua bertujuan agar siswa memahami asas kontinuitas.
Lakukan pembelajaran di laboratorium sehingga kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan mudah. Sebelum pembelajaran dimulai, siapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan
bekerja sama dengan petugas laboratorium.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a ) Kegiatan Pendahuluan
Guru menjelaskan tujuan kegiatan eksperimen yaitu mengukur
debit air yang mengalir melalui keran dan membuktikan asas
kontinuitas.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksperimen: Pengukuran
Debit
Air dan Kecepatan Air Keran secara berkelompok. Tekankan siswa
agar berhati-hati dalam melakukan kegiatan eksperimen. Arahkan
siswa agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat
orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(1) Mengamati
Mengamati debit air serta kecepatan air keran.
(2) Menanya
(a) Menanyakan debit air keran.
(b) Menanyakan kecepatan air yang mengalir.
(c) Menanyakan pengaruh kecepatan terhadap debit air yang
dihasilkan.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan hasil debit air keran.
(b) Mendiskusikan hasil kecepatan air.
(c) Mendiskusikan pengaruh kecepatan terhadap debit air.
(4) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi tentang debit air dan kecepatan air.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil pengamatan dan membuat laporan
hasil pengamatan.
Catatan: Jika siswa tidak bisa menemukan persamaan debit air,
model diubah menjadi discovery. Guru mengenalkan dahulu
tentang debit air, baru kemudian membuktikannya dengan
percobaan. Data yang diperoleh berupa hasil debit air keran,
kecepatan air, dan hubungan antara debit air keran dengan
kecepatan air.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengevaluasi
kegiatan eksperimen yang telah dilakukan siswa.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Pengukuran Debit Air dan Kecepatan Air Keran
Debit air keran dapat dihitung dengan membagi volume air yang keluar
dari keran (V) dengan selang waktu yang diperlukan (t).
Kecepatan alir fluida dapat dihitung sebagai berikut.
V
Q= = Av
t
v= Q = Q
1 2
A (4 π d )
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keempat bertujuan menyelidiki penerapan fluida dalam
kehidupan. Guru sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
terlebih dahulu. Selain itu, guru mempersiapkan materi yang berhubungan
dengan pesawat terbang saat mendarat.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan tentang pesawat terbang yang dapat tinggal
landas seperti pada apersepsi pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan
Fluida Dinamis secara berkelompok. Arahkan siswa agar
terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat orang
lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(a) Mengamati
(i) Mengamati pergerakan air ketika air diisap
menggunakan sedotan.
(ii) Mengamati gambar pesawat terbang ketika mendarat.
(b) Menanya
(i) Menanyakan penyebab air dalam gelas naik saat diisap
menggunakan sedotan.
(ii) Menanyakan mekanisme sayap pesawat terbang.
(c) Mengumpulkan Informasi
(i) Mendiskusikan penyebab air dalam gelas naik saat
diisap menggunakan sedotan.
(ii) Mendiskusikan mekanisme sayap pesawat terbang
ketika pesawat terbang mendarat.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan laporan hasil diskusi tentang penyebab air
dalam gelas naik ketika diisap menggunakan sedotan dan
mekanisme sayap pesawat terbang saat mendarat.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil diskusi serta mempresentasikan
hasilnya di depan kelas.
Catatan: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
fl uida dinamis. Untuk memudahkan siswa memahami
penerapan fluida dinamis pada pesawat terbang, guru juga
dapat memperlihatkan video kepada siswa. Apabila hal
tersebut tidak memungkinkan, guru dapat mengajak siswa
membaca berbagai literatur baik buku maupun artikel. Guru
menilai siswa berdasarkan pemahamanna, keaktifan, dan sikap
kerja sama.
(2) Guru memimpin diskusi kelas tentang penerapan asas
Kontinuitas dan teorema Toricelli.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, kemudian meminta siswa
mempelajari dan mengerjakan Tugas Mandiri: Kebocoran Tangki
sebagai pekerjaan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Penerapan Fluida Dinamis
Ketika air diisap melalui sedotan, udara di dalam sedotan naik ke atas
dengan kelajuan yang tinggi. Akibatnya, tekanan di dalam sedotan menjadi
lebih kecil daripada tekanan di dalam gelas sehingga air mengalir ke atas
melalui sedotan.
Pesawat terbang dapat take off dan landing karena adanya gaya angkat
sayap pesawat terbang. Bentuk sayap pesawat dapat diatur sehingga
kelajuan udara di atas dan di bawah pesawat memiliki nilai yang berbeda.
Dengan perbedaan kelajuan tersebut akan menimbulkan perbedaan tekanan
udara di atas dan dibawah sayap sehingga pesawat dapat take off maupun
landing.
Penerapan fluida dinamis yang lain yaitu pemanfaatan tandon air, slang
penyemprotan, alat penyemprot, tabung pitot, dan venturimeter.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima bertujuan agar siswa memahami teorema Toricelli.
Lakukan pembelajaran di laboratorium sehingga kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan mudah. Sebelum pembelajaran dimulai, siapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan
bekerja sama dengan petugas laboratorium.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi,
Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri:
Kebocoran Tangki dan membahasnya. Guru menjelaskan kegiatan
eksperimen yang harus dilakukan siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksperimen: Pengukuran
Kecepatan Air pada Lubang Kebocoran secara berkelompok.
Arahkan siswa agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai
pendapat orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan
atau
pendapat.
(1) Mengamati
Mengamati jarak pancuran air pada botol yang belubang.
(2) Menanya
(a) Menanyakan kecepatan air yang mengalir melalui lubang
dinding botol.
(b) Menanyakan waktu yang dibutuhkan air mencapai tanah.
(c) Menanyakan hubungan ketinggian lubang dan jangkauan
air.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan waktu serta kecepatan air yang mengalir
pada lubang dinding botol.
(b) Mendiskusikan hubungan ketinggian lubang dan jangkauan
air.
(4) Mengasosiasikan
Mengolah hasil percobaan serta mengumpulkan laporan hasil
praktikum.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil percobaan dan membuat laporan hasil
percobaan pengukuran kecepatan air pada lubang kebocoran.
Catatan: Dalam kegiatan ini jika siswa kesulitan mencari botol
bekas, siswa dapat menggantinya dengan plastik yang diberi
lubang. Data yang akan diperoleh yaitu kecepatan air yang
melalui lubang dinding botol. Selain itu, guru dapat menilai siswa
melalui sikap kerja sama, keaktifan, dan pemahaman tehadap
materi tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran kemudian meminta siswa
mengerjakan Tugas Mandiri: Venturimeter Tanpa Manometer dan
Review subbab B sebagai tugas
rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Kebocoran Tangki
Laju fluida pada permukaan tangki diabaikan (v1 = 0) karena luas
permukaan tangki air jauh lebih besar daripada luas penampang
lubang. Adapun tekanan di permukaan tangki sama dengan tekanan
pada lubang karena sama-sama berhubungan dengan udara luar (p1 =
p2)
Persamaan Bernoulli pada tangki yaitu:
1 1
ρ1 + ρ gh1 + ρ v12 = p2 + ρ gh2 + ρ v22
2 2
Oleh karena p1 = p2 dan v1 = 0, maka:
1 v2
ρ gh1 = ρ gh2 2
ρ 2
+
1 v2
ρ g(h1 – h2) = ρ 2
2
v2 =
2 g(h1 − h2 )
v2 = 2 gh
2) Mari Bereksperimen: Pengukuran Kecepatan Air pada Lubang
Kebocoran
Kecepatan aliran air dapat dihitung dengan persamaan: v =
2 gh
Lintasan air yang keluar dari lubang berbentuk setengah parabola.
Dengan demikian, persamaan gerak parabola berlaku pada aliran air
tersebut.
Berdasarkan gerak parabola yang
telah dipelajari di bab sebelumnya,
jenis gerak pada pada sumbu X adalah
GLB sedangkan jenis gerak pada
sumbu Y adalah GLBB. OLeh karena
kecepatan
semburan air dari lubang ke arah h
sumbu X, kecepatan awal dalam arah
sumbu Y sama dengan nol. Dengan h 1 v
demikian, air jatuh bebas jari lubang ke
tanah dan menempuh jarak sejauh h2. h2 = 20 cm
Persamaan gerak dalam arah sumbu Y
sebagai berikut.
x
1
h2 = gt2 Sumber: Dokumen Penerbit
2
Gambar 4.3 Kebocoran tangki
2 h2
t= g
2 h2
Jadi, air sampai ke tanah dalam waktu t = g .
Jenis gerak dalam arah sumbu X adalah GLB. Persamaan yang berlaku
sebagai berikut.
2 h2
g
= 2 h h2
x= vt= 2
gh
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keenam bertujuan agar siswa memahami penerapan asas
Bernoulli pada venturimeter, tabung pitot, alat penyemprot, dan gaya angkat
pada pesawat terbang. Kegiatan pembelajaran berupa diskusi informasi yang
dilakukan di dalam kelas secara berkelompok.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Venturi-
meter Tanpa Manometer, kemudian lakukan diskusi untuk
membahas tugas ini. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok kemudian meminta tiap-tiap kelompok untuk
mempelajari
prinsip kerja salah satu alat yang menerapkan asas Bernoulli. Guru
menganjurkan siswa membuka situs tentang animasi penerapan
asas
Bernoulli sehingga lebih mudah dipahami.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa mendiskusikan prinsip kerja venturimeter tanpa
manometer,
venturimeter dengan manometer, tabung pitot, dan gaya angkat
pesawat terbang sesuai dengan kelompoknya.
(2) Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru berperan sebagai
moderator dalam diskusi kelas. Arahkan siswa agar terbuka
dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat orang lain, dan
sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
(3) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada Bertindak
Kreatif kemudian mendiskusikannya bersama siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mencoba mengerjakan soal Review subbab
B.
Guru mengingatkan siswa untuk mempresentasikan tugas proyek
pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Venturimeter Tanpa Manometer
Jika fluida mengalir melewati pipa berdiameter kecil, bentuk
venturi-
meter menjadi:
A1 v1 A2 v2
1 A
ρ v12 (1 – ( A1 )2 ) = p2 – p1 . . . (3)
2 2
Tekanan pada pipa besar lebih besar daripada tekanan pada pipa kecil.
Perbedaan tekanan tersebut dapat dilihat dari perbedaan ketinggian
fluida pada pipa besar dan kecil. Dengan demikian p2 > p1. Perbedaan
tekanan hidrostatis fluida pada kedua pipa yaitu:
p2 – p1 = ρ gh . . . (4)
Substitusi persamaan (4) ke persamaan (3)
diperoleh:
1 A
ρ v12 (1 – ( A12 )2 ) = ρ gh
2
v1 = 2 gh
A 2
1 − (A 1 )
2
= 1 × 10–4 m2
Jadi, luas penampang kebocoran adalah 1 × 10–4 m2.
5. Diketahui: d 1 = 4 cm = 4 × 10–2 m
v 1 = 1 m/s
p 1 = 3 × 105 Pa
d 2 = 2 cm = 2 × 10–2 m
h2 = 5 m
h1 = 0
Ditanyakan: p 2
Jawab:
Persamaan Kontinuitas:
A1v1 = A2v2
d1 )2 d2
π( v = π(
2 1 2 )2 v2
−2
d 4 × 10 m 2
v 2 = ( d1 )2 v1 = ( −2 ) (1 m/s) = 4 m/s
2 2 × 10 m
Persamaan Bernoulli:
1 1
p1 + ρ gh1 + ρ v12 = p2 + ρ gh2 + ρv2 2
2 2
1
p 2 = p1 + ρ g(h1 – h2) + ρ (v12 – v22)
2
1
= (3 × 105) + (103)(10)(0 – 5) + 2
(103(12 – 42)) = 2,425 × 105
Jadi, tekanan pada pipa kedua adalah 2,425 × 105 Pa.
7. Diketahui: h1 = 4 m
h = 1,8 m
A = 2,8 m2 = 2,8 × 10–4 m2
Ditanyakan: a. v
b. Q
c. X
Jawab:
2
2(10 m/s )(1, 8 m) = 6 m/s
a. v = 2 gh =
2(0, 8 ×
4
10 )
= 3 5 4
(10 )((3 ) − 1)
9
=
34
34
= 1,54
9
Jadi, kecepatan air pada pipa berdiameter 34
34 m/s atau
besar
1,54 m/s.
88, 2
= × 100%
100
= 88,2%
Jadi, efisiensi pompa air tersebut adalah 88,2%.
J. Penilaian
Tabel 4.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.4
K. Rangkuman
1. Pembelajaran bab fluida dinamis merupakan kelanjutan dari fluida statis di kelas
X. Tujuan pembelajaran pada bab ini agar siswa mampu menerapkan dan
menyelesaikan permasalah fluida dinamik serta memodifikasi ide/gagasan
proyek sederhana yang menerapkan dinamika fluida.
2. Model pembelajaran yang digunakan bervariasi, antara lain discovery, inquiry,
problem based learning, dan project based learning. Melalui model pembelajaran
tersebut siswa dapat menerapkan perilaku ilmiah dalam pembelajaran dan dapat
menghargai kerja individu dan kelompok dalam berdiskusi dan melaksanakan
tugas.
3. Melalui pembelajaran fl uida dinamis ini, siswa semakin bertambahnya
pengetahuan siswa dengan penciptaan fluida oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga siswa dapat memanfaatkannya dalam berbagai peralatan dan teknologi.
Suhu dan Kalor
• Suhu
• Pemuaian
• Kalor
• Perpindahan Kalor
A. Pendahuluan
Bab Suhu dan Kalor mempelajari mengenai suhu, pemuaian, kalor, dan
perpindahan kalor. Suhu dapat mengakibatkan benda mengalami pemuaian.
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan zat gas. Kenaikan suhu benda
diakibatkan oleh pemberian kalor ke benda tersebut. Kalor dapat merambat dengan
tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Indonesia memiliki energi panas matahari yang melimpah. Pembuatan kompor
matahari dapat memanfaatkan kelimpahan tersebut. Selain itu, pembuatan kompor
matahari merupakan salah satu upaya untuk menghemat energi. Dengan mengetahui
kelimpahan energi panas di Indonesia, siswa diharapkan mensyukuri dan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, dengan mengetahui pengaruh suhu
dan kalor terhadap suatu benda, siswa dapat menggunakannya untuk mengatasi hal-
hal yang berhubungan dengan suhu dan kalor dalam kehidupan.
Di bab ini, siswa diharapkan dapat melakukan pengukuran suhu menggunakan
alat yang tepat dan merawat alat ukur suhu dengan benar. Siswa diharapkan dapat
memanfaatkan pemuaian dan perpindahan kalor untuk menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan. Dalam melakukan kegiatan guru memotivasi siswa agar bersikap
kreatif, inovatif, dan penuh rasa ingin tahu. Sikap bertanggung jawab, disiplin, jujur,
teliti, dan cermat juga diperlukan saat melakukan berbagai kegiatan dalam bab ini.
Guru juga memotivasi siswa agar dapat berkomunikasi dengan baik saat presentasi
ataupun saat mengungkapkan pendapat dalam setiap kegiatan diskusi.
Kompetensi Dasar
3 . 5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapa- sit
4 . 5 Merencanakan dan me- lakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait kapa
D. Materi Pembelajaran
1. Suhu
2. Pemuaian
3. Kalor
4. Perpindahan Kalor
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Bagaimana
Menentukan Kalor Jenis? Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan
dilakukan untuk kegiatan tersebut.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Metode Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak siswa ke laboratorium untuk melakukan
kegiatan
Mari Bereksperimen: Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan ketersediaan alat. Misal di
sekolah hanya tersedia satu set alat, kegiatan dapat dilakukan
bersama-sama atau secara demonstrasi. Jika alat tidak ada, gunakan
alat sederhana. Hal yang penting adalah siswa mengetahui langkah-
langkah percobaan untuk menentukan kalor jenis.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen : Bagaimana
menentukan Kalor Jenis?.
(1) Mengamati
Mengamati perubahan suhu pada zat cair dengan jumlah dan
waktu pemanasan sama.
(2) Menanya
(a) Menanya besarnya pengaruh kalor yang hilang dalam
keakuratan perhitungan.
(b) Menanya proses pengadukan terhadap keseimbangan
termal.
(3) Mengumpulkan informasi
(a) Melakukan kegiatan sesuai prosedur kerja dengan teliti dan
cermat.
(b) Mencari tambahan informasi yang diperlukan di buku
referensi yang disarankan oleh guru.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan hasil kegiatan dengan anggota kelompoknya,
lalu menghubungkan dengan hasil pencarian informasi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan dan diskusi ke depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru meminta siswa mengerjakan Tugas Mandiri: Bagaimana
Kalor
Berpindah? untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
(2) Guru meminta siswa membawa bahan yang kira-kira dapat
digunakan dalam kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengamati
Konduksi Panas.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Bagaimana Menentukan Kalor Jenis?
Kalor jenis logam dapat ditulis dengan persamaan asas Black. Kalorimeter,
pengaduk, dan air menyerap kalor. Adapun logam melepas kalor.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
mkal ckal (Tc − Tkal ) + mpcp (Tc − Tp ) + mair cair (Tc − Tair )
clogam = m (T −T )
logam logam c
Jika hasil tidak sesuai dengan teori, guru tidak boleh menyalahkan siswa.
Tekankan kepada siswa agar tidak mengubah data yang mereka peroleh.
Diskusikan bersama siswa faktor-faktor yang mengakibatkan hasil tidak
sesuai teori. Faktor dapat berupa ketidaktelitian saat menimbang dan
mengukur suhu. Bisa juga karena ada kalor yang lepas.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai perpindahan kalor. Guru
menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Mengamati Konduksi Kalor. Jika tersedia di sekolah, guru menyiapkan
aluminium, tembaga, besi, dan timah. Bisa diganti bahan lain yang lebih
mudah
didapatkan. Selain itu, bisa menggunakan benda-benda yang dibawa siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning,
Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah
Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Bagaimana
Kalor Berpindah?
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi : Mengamati
Konduksi
Kalor.
(1) Mengamati
Mengamati prosedur kerja yang harus dilakukan.
(2) Menanya
Menanya karakteristik tiap-tiap bahan yang berhubungan
dengan
kemampuannya merambatkan kalor.
(3) Mengumpulkan informasi
Mencari informasi tentang karakteristik bahan yang digunakan
dalam kegiatan.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan, lalu menghubungkannya dengan
hasil pencarian informasi.
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasilnya ke depan kelas, lalu melakukan tanya
jawab.
Catatan: model pembelajaran yang digunakan adalah inquiry
sehingga siswa harus berusaha merancang percobaan untuk
mengetahui sifat hantaran kalor beberapa benda. Jika terlalu
sulit,
guru dapat membantu siswa sehingga model pembelajaran
adalah
discovery.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa mengerjakan Review di subbab D. Setelah itu,
Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan dan
mempresentasi-
kan Tugas Proyek pada pertemuan selanjutnya sesuai kelompoknya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Bagaimana Kalor Berpindah?
Tangan terasa hangat di sekitar nyala api karena kalor merambat melalui
radiasi. Sendok yang diletakkan di air panas akan hangat karena kalor
merambat secara konduksi. Air terlihat bersirkulasi karena terjadi
perpindahan kalor secara konveksi.
2) Mari Bereksplorasi: Mengamati Konduksi Kalor
Konduktivitas termal suatu bahan memengaruhi kecepatan perambatan
kalor. Semakin besar konduktivitas termal suatu bahan, semakin cepat
suatu
bahan menghantarkan kalor. Benda yang terbuat dari logam biasanya
lebih
cepat menghantarkan kalor dibanding benda dari plastik atau kayu.
Besaran
lain yang memengaruhi perambatan kalor secara konduksi adalah luas
penghantar, perbedaan suhu, dan panjang penghantar.
3) Review (Subbab D)
1. Kalor berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor suatu benda tanpa
diikuti
partikel-partikel benda tersebut. Konveksi adalah perpindahan kalor
suatu benda dengan diikuti partikel-partikel benda tersebut. Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa membutuhkan medium.
2. Warna hitam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik,
sedangkan warna putih merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang buruk. Saat siang hari, tiang yang dicat hitam menyerap kalor
lebih banyak dibanding tiang yang dicat putih. Akibatnya, tiang
yang
dicat hitam lebih panas dibanding tiang yang dicat putih. Pada
malam
hari, tiang yang dicat hitam lebih banyak memancarkan kalor
dibanding tiang yang dicat putih. Akibatnya, tiang yang dicat hitam
lebih cepat dingin dibanding tiang yang dicat putih.
3. 150x J/s.
4. 774,8 watt.
5. Bahan yang memiliki emisivitas lebih tinggi memancarkan kalor
lebih
cepat. Akibatnya, kopi akan lebih cepat dingin jika dituang ke dalam
cangkir yang memiliki emisivitas lebih tinggi. Oleh karena itu, agar
kopi tidak cepat dingin, sebaiknya kopi dituang ke dalam cangkir
yang memiliki emisivitas lebih rendah yaitu cangkir yang memiliki
nilai e = 0,5.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Menyiapkan materi mengenai rancangan kompor matahari.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
2) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan hasil dari tugas yang mereka lakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa menyampaikan hasil pengerjaan Tugas Proyek.
(2) Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan
memberi tambahan kepada tiap-tiap kelompok. Tugas guru
adalah memberi komentar terhadap hasil yang dicapai siswa.
Kompor matahari dapat dicoba agar mengetahui tingkat
keberhasilan desain yang dibuat siswa. Proyek ini dapat
dikembangkan agar dapat digunakan secara luas.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan minggu depan akan diadakan ulangan harian.
c. Kunci Jawaban
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d
2. d
3. a
4. e
5. e
B. Uraian
1. Seng merupakan konduktor yang baik, sedangkan genting yang
terbuat dari tanah liat merupakan isolator. Konduktor dapat
menyerap
panas dengan mudah sehingga panas matahari dapat diserap
dengan
mudah oleh seng dan panas akan lolos sampai ke bagian bawah
seng.
Akibatnya, ketika di bawah atap seng akan terasa panas. Isolator
tidak
dapat menyerap panas dengan baik sehingga panas matahari tidak
diserap dengan mudah. Akibatnya, ketika di bawah genting tanah
liat akan terasa lebih sejuk.
3. Saat batang logam dipotong, kalor merambat lebih cepat karena
jarak yang ditempuh lebih pendek. Dengan demikian, plastisin
lebih cepat terlepas jika batang lebih pendek dari semula.
5. T °C = 5 T °R = 5 (40) = 50
4 4
T °F = (50° × 9 ) + 32 = 90° + 32° = 122°
5
Jadi, suhu ruangan dalam skala fahrenheit 122°F.
7. ΔA = A0 2α ΔT
ΔA 0 ,17
A0 = 2α ΔT = 2(1, 7 × 10−5 )(50) cm2 = 100 cm2
A0 = p A
2
A0 100 cm
A= = = 5 cm
p 20 cm
T ≈ 701,6 K
Jadi, suhu kubus kira-kira 701,6 K.
= 60°C
ΔT = T2 – T1
T2 = DT + T1
= 60°C + 25°C
= 85°C
Suhu akhir sampel 85°C.
4. Kalorimeter tembaga bermassa 50 g berisi air sebanyak 250 g yang bersuhu
20°C. Berapa massa air mendidih yang harus dicampur dengan air agar suhu
sistem menjadi 50°C? (kalor jenis tembaga= 400 J/kg °C, kalor jenis air = 4.200
J/kg °C)
Jawaban:
Qlepas = Qserap
mapca(Tap – Tk) = mkck(Tc – Tk) + maca(Tc – Ta)
map(4.200(100 – 50) = (0,05)(400)(50 – 20) + (0,25)(4.200)
(50 – 20)
210.000map = 600 + 31.500
32.100
m ap = 210.000
» 0,153
Massa air mendidih yang dibutuhkan 0,153 kg atau 153 gram.
5. Jendela dengan luas permukaan 6 m2 disusun dari dua lapis kaca yang
ketebalannya masing-masing 4 mm. Jika perbedaan suhu di dalam dan
di luar sebesar 10°C, berapa perpindahan energi secara konduksi yang
melewati jendela setiap sekon? (konduktivitas termal kaca sebesar
0,8 W/m °C).
Jawaban:
Q kAΔT
= L
t
(0,8)(6)(10)
= -3
8 × 10
= 6.000 W
= 6.000 J/s
Perpindahan energi secara konduksi sebesar 6.000 J/s.
2. Pengayaan
Program pengayaan diberikan dalam waktu yang bersamaan dengan
program remediasi. Siswa yang mengikuti program pengayaan diminta
untuk membaca tentang termometer gas berikut ini.
Termometer Gas Volume Konstan
Termometer yang hampir sempurna adalah termometer gas volume
konstan. Prinsip kerja termometer gas volume konstan adalah volume gas
dijaga agar selalu tetap atau tidak berubah. Ketika suhu bertambah, tekanan
gas juga bertambah.
h
Tanda Pipa 2
acuan
Pipa 1
Gas Air
raksa
Selang penghubung
Gurumuda.Net
Di dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar
selalu tetap, dengan cara menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga
permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada tanda acuan. Jika suhu
meningkat, tekanan gas dalam tabung juga meningkat. Oleh karena itu, pipa
2
harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu konstan. Tekanan gas bisa
diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa 2. Pada
termometer gas volume konstan yang canggih sudah ada alat penghitung
tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas selalu berada
dalam volume yang tetap. Jadi yang diukur hanya perubahan tekanan saja.
Untuk mengalibrasi termometer gas volume konstan, kita bisa mengukur
tekanan gas pada dua suhu. Misalnya kita gunakan suhu titik es dan suhu titik
uap. Termometer gas volume konstan dikalibrasi pada tempat yang mempunyai
tekanan udara 1 atm. Langkah melakukan kalibrasi termometer adalah sebagai
berikut.
Pertama, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es dan air.
Volume gas dijaga agar selalu tetap, dengan cara menurunkan pipa 2 sehingga
permukaan air raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas
sudah tidak berubah, catat ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2. Gunakan
h untuk menghitung tekanan. Jika menggunakan termometer gas volume
konstan yang canggih, tabung yang berisi gas langsung dicelup ke dalam wadah
yang berisi es dan air. Sudah ada alat pengukur tekanan. Catat tekanan gas
tersebut (anggap saja ini tekanan 1 atau p1)
Kedua, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang sedang
dipanaskan. Volume gas dijaga agar selalu tetap dengan cara menaikkan pipa 2
sehingga permukaan air raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika
volume
gas sudah tidak berubah, catat ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2.
Gunakan
h untuk menghitung tekanan gas (anggap saja ini tekanan 2 atau p2)
Ketiga, buat grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan dan suhu.
seperti
contoh di bawah ini.
p(tekanan)
p2
p1
Nilai p1 adalah tekanan gas pada suhu titik es (0oC) dan p2 adalah tekanan
gas pada suhu titik uap (100oC). Gambarkan sebuah garis yang menghubungkan
titik
temu p1 dengan 0o C dan titik temu p2 dengan 100o C. Dengan berpedoman pada
grafik, walaupun kita hanya mengetahui besar tekanan gas, besar suhu juga bisa
diketahui dengan mudah bahkan bisa diramalkan.
J. Penilaian
Tabel 5.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.5
K. Rangkuman
1. Suhu dan kalor berbeda. Suhu adalah derajat panas, sedangkan kalor adalah
jumlah panas yang diserap atau dilepaskan suatu benda.
2. Siswa harus dapat melakukan pengukuran suhu dengan baik dan teliti. Guru
sebaiknya mengingatkan siswa untuk menggunakan dan menyimpan
termometer dengan cara yang benar.
3. Percobaan menentukan kalor jenis memerlukan ketelitian dalam menimbang dan
mengukur suhu. Guru mengingatkan siswa agar teliti dan jujur dalam mencatat
data yang diperoleh.
4. Kompor matahari yang dibuat siswa dapat dikembangkan menjadi proyek
sekolah.
Selain memanfaatkan kelimpahan cahaya matahari, pembuatan kompor matahari
dapat digunakan untuk menghemat energi meskipun dalam skala kecil.
Materi yang Dipelajari
• Persamaan Umum Gas
• Tekanan, Suhu, dan Energi Gas
• Teori Ekipartisi Energi
A. Pendahuluan
Pokok bahasan teori kinetik gas menjelaskan tentang karakter gas dalam ruang
tertutup. Dalam materi teori kinetik gas terdapat tiga subbab, yaitu persamaan umum
gas, hubungan antara tekanan, suhu, dan energi, serta teori kinetik gas. Pembahasan
teori kinetik gas membantu manusia dalam mempelajari berbagai peralatan yang
bermanfaat bagi manusia seperti pemanfaatan balon udara untuk rekreasi dan
penelitian.
Selain itu, pembahasan teori kinetik gas membantu manusia dalam mempelajari
konsep
termodinamika yang diterapkan dalam pembahasan mesin Carnot maupun mesin
pendingin.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan menyadari bahwa gas
merupakan bentuk yang kompleks dan telah diatur dan ditata rapi oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Keteraturan tersebut membantu siswa untuk menyadari bukti kekuasaan
Tuhan. Jika siswa telah menyadari bukti kekuasaan Tuhan, keimanan dan
ketakwaannya semakin bertambah. Selain itu, siswa akan menyadari bahwa manusia
adalah makhluk yang lemah dan tidak pantas untuk menyombongkan diri di
hadapan Tuhan.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan untuk berlaku jujur dalam
menulis hasil percobaan, berperilaku kritis dan aktif dalam setiap diskusi,
berkomunikasi dengan baik, bertanggung jawab, dan disiplin dalam melakukan
kegiatan. Adapun hal lain yang diharapkan berupa siswa bersikap kreatif dan inovatif
melalui berbagai kegiatan. Dalam bab ini disajikan materi yang membantu siswa
untuk menemukan konsep sesuai dengan KD 3. Pada KD 3, siswa diharapkan dapat
memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas dalam ruangan
tertutup.
Kompetensi Dasar
3 . 6 Memahami teori kinetik gas dan karakteristik gas pada ruang tertutup.
4 . 6 Mempresentasikan laporan hasil pemikiran tentang teori kinetik gas, dan makna fisis- nya
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan gas pada ruang tertutup;
2. menjelaskan persamaan gas ideal;
3. menganalisis hubungan antara tekanan dan kecepatan gas;
4. menganalisis hubungan antara tekanan dan energi kinetik rata-rata;
5. menganalisis hubungan antara temperatur dan energi kinetik rata-rata;
D. Materi Pembelajaran
1. Persamaan Umum Gas
2. Tekanan, Suhu, dan Energi Kinetik Gas
3. Teori Kinetik Gas
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kedua, guru mengajarkan hukum-hukum yang berlaku
dalam persamaan gas ideal. Dalam pertemuan kedua, guru mengajak siswa
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal-hal yang perlu disiapkan
guru berupa peralatan laboratorium untuk kegiatan eksperimen yang
dibantu oleh laboran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah mereka
pelajari di rumah berupa hukum-hukum dalam persamaan gas
ideal.
Guru menanyakan serta mendiskusikan pemahaman siswa tentang
hukum-hukum tersebut.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan Mari Ber-
eksperimen: Hukum Boyle. Guru menekankan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam melakukan kegiatan tersebut. Guru meminta
siswa
untuk objektif dan jujur dalam melihat hasil eksperimen. Selain itu,
guru meminta siswa untuk bertanggung jawab membersihkan
peralatan jika kegiatannya telah selesai.
(1) Mengamati
Mengamati percobaan menggunakan tabung berpiston untuk
mengetahui prinsip hukum Boyle.
Alternatif strategi: Model diganti problem based learning dengan
memberikan beberapa contoh kegiatan untuk dianalisis siswa.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan raksa.
(b) Menanyakan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan fluida selain raksa.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Mendiskusikan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan raksa.
(b) Mendiskusikan hubungan antara tekanan dan volume
berdasarkan eksperimen menggunakan fluida selain raksa.
(4) Mengasosiasikan
Mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan serta
menyimpulkan hasil yang telah diperoleh sehingga mengetahui
hubungan tekanan dan volume pada percobaan hukum Boyle.
(5) Mengomunikasikan
Menuliskan hasilnya dalam bentuk laporan praktikum dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan: Apabila dalam percobaan tidak terdapat raksa, guru dapat
menggantinya menggunakan air, oli, atau minyak goreng. Hasil yang
diperoleh berupa data tekanan udara dan volume udara. Data
tersebut
dituliskan dalam laporan praktikum yang dikumpulkan kepada
Bapak/Ibu Guru.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah diajarkan dan meminta siswa untuk membuat laporan
hasil eksperimen dan dikumpulkan pada pertemuan ketiga.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ketiga, guru menjelaskan persamaan gas ideal dan
mendiskusikan soal yang berhubungan dengan persamaan gas ideal. Hal-hal
yang perlu disiapkan guru berupa materi tentang persamaan gas ideal.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Latihan, Pemberian
Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan kegiatan
Mari Bereksperimen: Hukum Boyle serta mendiskusikan dengan
siswa hasil eksperimen tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru dan siswa mendiskusikan hukum tentang gas yang lain
dan persamaan gas ideal. Selanjutnya, guru dan siswa meng-
analisis contoh soal subbab pertama. Guru mengajak siswa
untuk
aktif dalam berdiskusi membahas persoalan tersebut.
(2) Guru dan siswa mendiskusikan Bertindak Kreatif. Guru
mengajak
siswa untuk berpikir kritis dan proaktif dalam
mendiskusikannya.
Melalui kegiatan ini, siswa akan mengetahui hubungan antara
tekanan, volume, dan jumlah partikel.
(3) Guru meminta beberapa siswa mengerjakan beberapa soal
Review
subbab A.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
seluruh
materi yang telah diajarkan pada pertemuan ini. Selain itu guru me-
minta siswa untuk mempelajari subbab tekanan, suhu, dan energi
gas.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Hukum Boyle
Eksperimen hukum Boyle membuktikan bahwa tekanan berbanding
terbalik dengan volume. Jika tekanan diperbesar, volume gas menjadi
semakin kecil. Sementara itu, jika tekanan diperkecil, volume yang
dihasilkan semakin besar. Hasil perkalian antara tekanan dan volume
awal memiliki nilai kesamaan dengan hasil perkalian antara tekanan dan
volume akhir. Jika fluida diganti sehingga memiliki massa jenis yang
berbeda dari fluida semula, besaran tersebut tidak akan memengaruhi
hubungan antara tekanan dan volume.
(2) Bertindak Kreatif
Balon yang ditiup volumenya akan bertambah, sedangkan
tekanannya
dianggap tetap. Tekanan dianggap tetap disebabkan balon terbuat dari
bahan elastis yang senantiasa mengembang. Setelah balon ditiup
kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari, balon akan meletus. Hal
ini disebabkan adanya peningkatan suhu pada balon yang menyebabkan
bertambahnya volume balon. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
volume berbanding lurus dengan suhu.
(3) Review Subbab A
1. 37,5 g/cm3
2. 11,72 kg
3. 14,03 kg
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keempat, guru mengajarkan tekanan gas sebagai fungsi
kecepatan rata-rata. Hal-hal yang dibutuhkan guru berupa peralatan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Hubungan antara Impuls, Gaya, dan
Tekanan. Guru membagi kelompok siswa untuk melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu, guru menyiapkan materi yang digunakan untuk
menjelaskan tentang tekanan gas sebagai fungsi kecepatan rata-rata.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan tingkat
kefahaman tentang hubungan antara tekanan gas dan kecepatan
rata-
rata partikel gas. Guru meminta pendapat dari beberapa siswa
untuk
menjawab hubungan tekanan gas dan kecepatan rata-rata partikel
gas. Sementara itu, siswa lain diminta menanggapi jawabannya
tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Hubungan Antara Impuls, Gaya, dan Tekanan. Guru meminta
siswa untuk saling bekerja sama mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada kegiatan tersebut. Hasil diskusi
dijadikan bahan presentasi untuk setiap kelompok. Guru
meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan kelereng yang diletakkan pada
kaleng tertutup sehingga mencerminkan hubungan antara
impuls, gaya, dan tekanan pada gas ideal.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan pergerakan kelereng sebelum dan
sesudah
kelereng digerakkan.
ii. Menanyakan hal yang akan terjadi antarkelereng ketika
kaleng digerakkan.
iii. Menanyakan tekanan yang terjadi pada kaleng ketika
kelereng bergerak.
iv. Menanyakan hubungan antara impuls, gaya, dan
tekanan ketika kelereng bergerak.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan pergerakan kelereng sebelum dan
sesudah kelereng digerakkan.
ii. Mendiskusikan hal yang akan terjadi antarkelereng
ketika kaleng digerakkan.
iii. Mendiskusikan tekanan yang terjadi pada kaleng
ketika kelereng bergerak.
iv. Mendiskusikan hubungan antara impuls, gaya, dan
tekanan ketika kelereng bergerak.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil pengamatan sehingga mengetahui
hubungan antara impuls, gaya, dan tekanan pada gas ideal.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan
pengamatan dan mempresentasikannya di depan kelas.
(2) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan hubungan antara
tekanan dan kecepatan rata-rata partikel setelah melakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi.
Catatan: Guru dapat menilai siswa melalui tindakannya berupa sikap
aktif berdiskusi, bekerja sama, dan keberanian mempresentasikan hasil
di depan kelas. Dengan adanya kegiatan ini, siswa akan mengetahui
hubungan antara impuls, gaya, dan tekanan.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah disampaikan dan meminta siswa untuk mengerjakan Tugas
Mandiri: Hubungan Antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata.
Tugas tersebut dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya dan guru
tidak lupa mengingatkan kepada siswa untuk mengerjakan Tugas
Proyek yang dikumpulkan pada pertemuan terakhir.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Hubungan Antara Impuls, Gaya, dan Tekanan
Kelereng dianggap sebagai partikel, sedangkan kaleng diangap sebagai
ruangan. Ketika kelereng dimasukkan di dalam kaleng kemudian kaleng
digerakkan, kelereng akan bergerak dan saling bertumbukan satu sama lain.
Tumbukan antarkelereng terjadi disebabkan adanya gaya kelereng yang
terjadi pada waktu tertentu. Oleh karena itu, terjadilah impuls pada
tumbukan tersebut. Kelereng juga menumbuk kaleng sehingga memberikan
tekanan pada kaleng. Oleh karena itu, setelah mengerakkan kaleng dan
melihat pergerakan kelereng dapat diketahui bahwa impuls, gaya, dan
tekanan berbanding lurus.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kelima, guru membahas tentang hubungan antara
tekanan dan energi kinetik rata-rata serta hubungan antara temperatur dan
energi kinetik rata-rata gas. Hal-hal yang perlu disiapkan berupa materi
tentang hubungan antara tekanan dan energi kinetik rata-rata serta
hubungan antara temperatur dan energi kinetik gas. Adapun hal lain yang
harus disiapkan adalah peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi: Hubungan Antara Temperatur dan Energi
Kinetik Gas. Untuk mempersiapkan peralatan tersebut, sebaiknya guru
berkoordinasi dengan laboran untuk mempersiapkan peralatannya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Eksperimen
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan Tugas
Mandiri:
Hubungan Antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata. Guru
meminta
salah satu siswa untuk maju di depan kelas untuk menguraikan
persamaan tersebut. Apabila siswa tersebut salah dalam
menguraikan,
guru menawarkan kepada siswa lain untuk menguraikan persamaan
tersebut. Hal yang dapat dinilai yaitu kemampuan siswa dalam
memahami persamaan gas ideal sehingga mengetahui hubungan
antara tekanan dan kecepatan rata-rata.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa mendiskusikan hubungan antara tekanan
dan energi kinetik rata-rata serta hubungan antara temperatur
dengan energi kinetik rata-rata. Guru meminta siswa untuk
aktif
berdiskusi untuk mengetahui hubungan besaran-besaran
tersebut.
(2) Guru mengajak siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Hubungan Antara Temperatur dan Energi Kinetik Gas. Guru
meminta seluruh siswa untuk bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresen-
tasikan hasil yang diperoleh.
(a) Mengamati
Mengamati suhu termometer dan pergerakan kincir untuk
mengetahui hubungan antara temperatur dan energi kinetik
gas.
(b) Menanyakan
Menanyakan hubungan antara temperatur dan energi kinetik
setelah melihat termometer dan pergerakan
kincir.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan suhu pada termometer dan pergerakan
kincir untuk mengetahui hubungan antara temperatur dan
energi kinetik.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil pengamatan sehingga mengetahui
hubungan antara temperatur dan energi kinetik gas.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk laporan
pengamatan dan mempresentasikannya di depan kelas.
Catatan: Jika peralatan tidak memungkinkan, guru dapat
mendemonstrasikan alat di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak
memungkinkan juga, tabung yang berisi air dapat diganti dengan
kaleng susu bekas. Melalui kegiatan ini, siswa akan mengetahui
hubungan tempeteratur dan energi kinetik. Energi kinetiknya dapat
diketahui melalui pergerakan kincir.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas materi
yang telah diajarkan serta mengingatkan siswa untuk mempelajari
tentang kecepatan efektif gas ideal yang akan dibahas dalam
pertemuan selanjutnya. Guru tidak lupa mengingatkan kepada siswa
untuk mengerjakan Tugas Proyek.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Hubungan antara Tekanan dan Kecepatan Rata-Rata
Suatu gas yang mengandung N molekul di dalam bejana tertutup
berbentuk kubus dengan rusuk L dan volumenya V. Setiap molekul
memiliki massa m yang bergerak dengan kecepatan v dan memiliki
komponen pada sumbu X, Y, dan Z sehingga dapat dinotasikan dalam
vx, vy, dan vz. Molekul tersebut senantiasa bergerak sehingga terjadi
tumbukan elastis sempurna sehingga ketika molekul menumbuk
dinding dengan kecepatan v, molekul akan terpantul dengan besar
kecepatan yang sama yaitu v. Ketika molekul mula-mula bergerak
searah sumbu X dengan arah ke kiri sebesar –vx, molekul akan terpantul
dengan kecepatan yang sama sebesar vx dengan arah ke kanan. Jika hal
tersebut dihubungkan dengan konsep perubahan momentum molekul
akan dihasilkan sebagai berikut.
Δp = p2 – p1
Δp = mvx – (– mvx)
Δp = 2mvx
Jika molekul tersebut akan kembali menumbuk dinding yang sama
setelah menempuh jarak x sebesar 2L, interval waktu dari perjalanan
molekul tersebut adalah
x 2L
Δt = vx = vx
p= F
A
2
2mv x / L
p= A
mv x2
p=
AL
mvx2
p= V
Tekanan total gas yang memiliki N molekul dengan komponen ke-
cepatan terhadap sumbu dan dinotasikan dengan v1x, v2x, v3x, . . ., vNx
adalah
p= m (v1x
2 + v 2 + v2 + . . . + v2 )
V 2x 3x Nx
v = vx + v y + vz
2 2 2 2
= vx + vx + vx
2 2 2 2
v
2 2
v = 3 vx
vx2 = 1 v2
3
mv2x
Jika tekanan dirumuskan dengan p = N dan kecepatan di sumbu
V
2 1
x adalah v x = 3 v 2, hubungan antara tekanan dan kecepatan rata-rata
ditulis dalam persamaan berikut.
2
mvx
p= NV
p= mN 1 v 2
V 3
1 mNv 2
p=
3 V
r= 3p = 5 2 5 2
= 30 kg/m3
2 3(4 × 10 N/m ) = 3(4 × 10 N/m )
v 4 2 2
(200 m/s)
2 4 × 10 m /s
p1V1T2 p2
= (1,5 × 10 N/m 5
)(2,5 mm= )3,71
3
mm3
(1,01 × 10 N/m )
V2 = p T =
2 1
veff ≈ T
T1
veff T2
1
veff =
2
300 K
veff T2
1
2veff1 =
300 K
1
= T2
2
1 300 K
= T
4 2
T2 = 1.200 K
ΔT = T2 – T1 = 1.200 K – 300 K = 900 K
Jadi, kenaikan suhu yang dialami gas adalah 900 K.
I. Penilaian
Tabel 6.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.6
J. Rangkuman
1. Teori kinetik gas merupakan ilmu fisika yang mempelajari pergerakan gas yang
berhubungan dengan tekanan, suhu, volume, jumlah molekul, dan energi.
2. Pembelajaran yang cocok untuk mempelajari tentang teori kinetik gas adalah
problem based learning, discovery, inquiry, dan project based learning. Siswa
mempelajari tentang teori kinetik gas dengan kegiatan eksplorasi dan eksperimen
sehingga memudahkan siswa untuk memahami berbagai konsep tentang teori
kinetik gas.
3. Siswa diharapkan mengetahui penerapan-penerapan gas ideal yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Pilihan Ganda Jawab:
1. a. σ = F
2. A
3. F
= 2
4. πr
5. 6,28 N
B. Uraian = 3,14(1× 10−3 m)2
= 100(10) T = 0,001
= 1.000 N σ
2 c. Y =
e
fges = μk N
6 2
2 × 10 N/m
= 0,5(800) = 400 N w
=
0,001
ΣF = m a
w – T + T – fges = (mA + = 2 × 109 N/m2
mB)a
1.000 – T + T – 400 = (80 + 100)a 5. Diketahui: ρ b = 400 kg/m3
600 = 180a ρ a = 1.000 kg/m3
600 Ditanyakan: vmuncul
a= 180 = 3,3 m/s2 Jawab:
Jadi, besarnya percepatan adalah w = FA
3,3 m/s2. mb g = ρf Vbf g
mb = ρf Vbf
3. Diketahui: D = 2 mm ρbVb = ρfVbf
–3
r = 1 mm = 1 × 10 m ρ bVb
F = 6,28 N Vbf = ρf
A0 = 10 m
= 10,01 400Vb
A' =
1.000
Ditanyakan: a. σ
b. e 2
= 5 Vb
c. Y
Vmuncul = 1 – Vbf 2
TQ = 90 ×
3
2
= 1– Vb = 60
5
Jadi, suhu pada sambungan Q 60°C.
3V
=
5 b 9. Diketahui: V = 15 L = 15 × 10–3 m3
3 T = 127°C = 400 K
Jadi, volume yang muncul bagian. P = 165,6 N/m
2
5
–23
k =1,38 × 10 J/K
7. Diketahui: TP = 100°C
TR = 40°C Ditanyakan: N
Jawab:
1
kA = k
2 B E = 3 kT
2
AA = AB
AA = AB = A 3
= (1,38 × 10 J/K)(400 K)
Ditanyakan: TQ 2 –23
Jawab: = 8,28 × 10–21 J
H1 = H2 3 N Ek
k A AΔTA
P= 2 V
kB AΔTB
= −21
A A J)
2 N(8, 28 × 10
2
kA(TP – TQ) = kB(TQ – TR 165,6 N/m = 3 3
3 15 × 10 − m
1 k (100 – TQ) = kB(TQ – 40)
2 B 2
165,6 N/m2 = 3 N(0,549 × 10–18 J/m3)
1T = TQ – 40
50 –
2 Q
N = 452,459 × 1018
= 4,52 × 1020
3
90 = TQ Jadi, banyak partikel gas adalah
2
4,52 × 1020.
A. Pendahuluan
Konsep termodinamika banyak diterapkan dalam kehidupan manusia. Contoh
penerapan termodinamika seperti pada mesin motor dan AC (Air Conditioner).
Termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari hukum-hukum dasar tentang
perpindahan energi dalam bentuk kalor dan usaha. Perbedaan di antara keduanya
adalah energi berpindah dalam bentuk kalor ketika terjadi perbedaan temperatur,
sedangkan perpindahan dalam bentuk kerja tidak bergantung pada perbedaan
temperatur. Termodinamika akan mempelajari sistem dan lingkungan. Kumpulan
benda-benda yang diperhatikan dinamakan sistem, sedangkan semua yang berada
di sekitar benda dinamakan lingkungan.
Tujuan pembelajaran termodinamika yaitu siswa memahami berbagai konsep
yang berhubungan dengan termodinamika dan mengetahui penerapan konsep
termodinamika melalui alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia. Dalam
bab ini terdapat
tiga subbab yaitu usaha dan proses termodinamika, hukum I Termodinamika dan
kapasitas kalor gas, serta siklus termodinamika dan hukum II Termodinamika.
Subbab pertama akan menjelaskan usaha oleh sistem terhadap lingkungannya dan
proses termodinamika. Sementara itu, subbab kedua akan menjelaskan hukum I
Termodinamika dan kapasitas kalor gas. Adapun, subbab ketiga akan menjelaskan
pengertian siklus, siklus Carnot, dan hukum II Termodinamika dan Entropi.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep
termodinamika dan memahami penerapan termodinamika yang diaplikasikan dalam
kehidupan manusia. Dengan memahami konsep termodinamika yang diterapkan di
berbagai peralatan manusia, siswa akan bertambah rasa spiritualnya. Selain itu,
dengan melakukan kegiatan pada materi ini, siswa akan bersikap aktif, kreatif, dan
inovatif dalam mempelajari termodinamika. Bab ini menjelaskan materi yang sesuai
kompetensi dasar serta berbagai kegiatannya disesuaikan dalam rangka mencapai
kompetensi dasar tersebut.
B. KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian
Tabel 7.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
3 . 7 Menganalisis perubahan keadaaan gas ideal de- ngan menerapkan hukum Termodinamika
D. Materi Pembelajaran
1. Usaha dan Proses Termodinamika
2. Hukum I Termodinamika dan Kapasitas Kalor Gas
3. Siklus Termodinamika dan Hukum II Termodinamika
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua membahas tentang hukum I Termodinamika dan
Kapasitas Kalor Gas. Pada pertemuan ini akan membahas soal Review,
kegiatan
Bertindak Kreatif pada subbab A, Mari Bereksplorasi: Hukum I Termo-
dinamika dalam Tubuh Manusia, pembahasan materi hukum I Termo-
dinamika dan kapasitas kalor gas, serta membahas contoh soal subbab B. Hal-
hal yang perlu disiapkan guru sebelum mengajar adalah mempelajari
berbagai
hal yang akan disampaikan pada pertemuan kedua.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai kegiatan mengajar dengan bertanya kepada
siswa
tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk membahas soal Review dan
didiskusikan bersama. Selanjutnya, guru membahas kegiatan
Bertindak Kreatif subbab A. Kegiatan pendahuluan ini akan
berguna
sebagai pandangan guru terhadap siswa tentang materi yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan
Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Hukum I
Termodinamika dalam Tubuh Manusia. Ketika melakukan
kegiatan ini, guru mengingatkan kepada siswa untuk bersikap
aktif dan bekerjasama dengan teman-temannya.
(a) Mengamati
Mengamati dan memahami penjelasan pada kegiatan Mari
Bereksplorasi: Hukum I Termodinamika dalam Tubuh
Manusia.
(b) Menanya
i. Menanyakan konsep energi yang terjadi di dalam
tubuh.
ii. Menanyakan konsep hukum I Termodinamika yang
terjadi di dalam tubuh.
(c) Mengumpulkan Informasi
i. Mendiskusikan konsep energi yang terjadi di dalam
tubuh.
ii. Menanyakan konsep hukum I Termodinamika yang
terjadi di dalam tubuh.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan adanya konsep termodinamika yang terjadi
di dalam tubuh manusia.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan di depan kelas dan menuliskan laporan
hasil diskusi untuk dikumpulkan kepada guru.
Catatan:
Kegiatan ini bertujuan menambah wawasan siswa bahwa
penerapan termodinamika tidak hanya untuk peralatan seperti
mesin saja melainkan pada tubuh manusia juga menerapkan
konsep hukum I Termodinamika. Guru menilai siswa
berdasarkan keaktifan siswa dan sikap bekerja sama dengan
teman satu kelompoknya.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
kembali
materi yang telah dipelajari dan memberikan kesimpulan terhadap
berbagai ulasan pada pertemuan ini. Tak lupa, guru mengingatkan
siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya mengerjakan
kegiatan Bertindak Kreatif subbab B, dan mengerjakan Review
subbab
B. Selain itu, guru mengingatkan kembali kegiatan Tugas Proyek
pembuatan mesin pendingin buatan.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif Subbab A
Apabila botol minuman kaca beserta tutupnya dan alat suntik
dihubungkan lalu di bagian bawah dipanaskan, piston pada alat suntik
akan terangkat. Sementara itu, ketika didinginkan piston akan kembali
turun. Hal ini membuktikan adanya kerja yang dilakukan piston alat
suntik.
2) Review Subbab A
1. Suhu akhir gas 375 K.
2. Suhu akhir udara 422 K.
3. Usaha yang dilakukan gas 10,6 kkal.
4. Usaha pada proses A–E sebesar 288 kkal.
5. Usaha gas sebesar –4.410 J.
3) Mari Bereksplorasi: Hukum I Termodinamika dalam Tubuh Manusia
Hukum I Termodinamika diterapkan dalam tubuh manusia. Manusia
membutuhkan energi untuk melakukan berbagai aktivitas. Energi juga
diperlukan untuk pertumbuhan. Peristiwa perubahan energi dalam
tubuh dinamakan metabolisme. Ketika melakukan kerja, terjadi
penurunan energi dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
tambahan energi untuk mengimbanginya. Umumnya temperatur
tubuh lebih besar dari lingkungan sehingga kalor mengalir keluar dari
tubuh. Pada siang hari kondisinya panas. Pada saat panas, manusia
kehilangan energi. Akibatnya kalor dalam tubuh lebih rendah
dibandingkan kalor lingkungan. Biasanya langkah manusia untuk
menstabilkannya adalah berteduh di bawah pohon, memakai topi,
atau menggunakan payung. Adanya kerja, energi, dan kalor merupakan
konsep dasar dari hukum I Termodinamika.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ketiga akan membahas tentang siklus termodinamika dan
hukum II Termodinamika. Pada pertemuan ini akan membahas kegiatan
Mari
Bereksplorasi: penerapan siklus termodinamika dan hukum II
Termodinamika,
siklus termodinamika, hukum II Termodinamika dan entropi, Tugas Mandiri:
Mesin Uap, dan Tugas Mandiri: Mesin 2 Tak dan Mesin 4 Tak. Hal yang
perlu disiapkan guru yaitu mempelajari materi tersebut untuk membantu
dalam
proses pengajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan pertemuan kemarin. Selanjutnya guru
membahas soal Review subbab B dan membahas kegiatan Bertindak
Kreatif pada subbab B. Setelah membahas soal, guru
memberitahukan
kepada siswa bahwa pertemuan ketiga akan membahas siklus
termodinamika dan hukum II Termodinamika.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan
Siklus
Termodinamika dan Hukum II Termodinamika. Guru
mengingatkan peserta didik untuk bersikap aktif dan
bekerjasama
dengan teman satu kelompoknya.
(a) Mengamati
Mengamati dan memahami pernyataan pada kegiatan Mari
Bereksplorasi: Penerapan Siklus Termodinamika dan
Hukum II Termodinamika.
(b) Menanya
Menanya hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin serta melakukan studi literatur.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hubungan pembakaran, bahan bakar, dan
pengoperasian mesin.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan hasil diskusi pada kertas folio dan mem-
presentasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan:
Kegiatan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan Siklus
Termodinamika dan Hukum II Termodinamika bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa penerapan termo-
dinamika dalam kehidupan manusia. Hal yang dapat dinilai
guru
yaitu keaktifan siswa ketika berdiskusi dan sikap bekerja sama
dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari dan memberikan kesimpulan terhadap
berbagai ulasan pada pertemuan ini. Tak lupa, guru mengingatkan
siswa
mengerjakan Review subbab C mengerjakan kegiatan Bertindak Kreatif
subbab C dan mempersiapkan Tugas Proyek pembuatan mesin
pendingin
buatan pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Pompa ban sepeda tertutup dengan ujung selang udara pada mulanya
tidak terasa panas, tetapi ketika pompa ditekan berulang kali tabung
pompa
akan terasa panas. Hal tersebut terjadi karena pompa yang ditekan
berulang
kali menunjukkan adanya perubahan energi. Perubahan energi tersebut
akan diperoleh usaha. Adanya energi dan usaha akan menghasilkan
kalor
yang disertai perubahan suhu.
2) Review Subbab B
1. Massa gas hidrogen 3,6 g.
2. a. ΔU = –7.560 joule
b. ΔU = 5.520 J
c. ΔU = –990 J
3. Besarnya kalor dalam proses –1.300 kJ dan suhu di B 168 K.
4. a. QAB = 20 J
b. QBC = –72 J
c. ΔU = 17 J
d. ΔUDA = 52 J
5. a. Kalor jenis molar pada tekanan dan volume tetap besarnya 75 J
mol–1
K–1 dan 66,7 J mol–1 K–1.
b. γ = 1,12
3) Mari Bereksplorasi: Penerapan Siklus Termodinamika dan Hukum II
Termodinamika
Bahan bakar sangatlah diperlukan untuk proses pembakaran dalam
mesin. Pada awalnya bahan bakar dan udara dicampurkan terlebih
dahulu oleh karburator. Campuran bahan bakar dan udara dihisap
dengan gerakan naik-turun ke dalam ruang bakar. Bahan bakar masuk
ke dalam silinder saluran masuk sehingga campuran udara dan bahan
bakar tertahan dalam silinder. Saat torak naik ke atas akan
menyebabkan bahan bakar termampatkan. Saat kompresi dan torak
bergerak ke atas, akan terjadi loncatan bunga api yag dihasilkan oleh
busi yang mengakibatkan terjadinya peristiwa pembakaran.
Selanjutnya, torak kembali naik dan mendorong gas sisa yang
merupakan sisa hasil pembakaran keluar melalui saluran pengeluaran.
4) Tugas Mandiri: Mesin Uap
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang
biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini
menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine adalah model
operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit
listrik. Skema kerja mesin uap yang menggunakan siklus Rankine,
sebagai berikut.
Turbin
Boiler
Wturbin
3
4
Kondensor
Wpump
Qout
1
Pompa
Qn
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ke empat yang harus disiapkan oleh guru berupa
pembahasan Review subbab C, pembahasan Bertindak Kreatif subbab C,
pembahasan Tugas Proyek, dan pembahasan soal evaluasi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi dan Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan membahas pemahaman
siswa tentang pertemuan sebelumnya, pembahasan Bertindak
Kreatif
subbab C, dan menanyakan siswa tentang Tugas Proyek yang telah
dilakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru mengajak siswa untuk diskusi tentang soal Review subbab
C.
(2) Guru mengajak siswa membahas kegiatan Bertindak Kreatif
subbab C.
(3) Guru mengajak siswa membahas kegiatan Tugas Proyek.
(4) Guru mengajak siswa membahas soal evaluasi.
c) Kegiatan Penutup
Berdasarkan semua pertemuan tersebut, guru mengajak siswa
mengulang kembali berbagai konsep termodinamika. Guru
mengingatkan bahwa konsep termodinamika banyak dimanfaatkan
bagi kehidupan manusia.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif Subbab C
Prinsip kerja kapal uap yaitu konversi energi dari uap menjadi gerak.
Alat
dan bahan yang digunakan seperti gabus, kaleng minuman, lilin, kawat
tembaga, tripleks, baskom, air, cutter, gergaji, tang, korek api, dan double
tape. Langkah pembuatannya sebagai berikut.
1. Potong gabus dengan cutter dengan ukuran 25 × 10 cm dan 36 × 20
cm.
2. Buang isi soda minuman, caranya melubangi bagian atas dengan
paku ukuran sedang.
3. Potong kawat dengan panjang 35 cm sebanyak dua buah untuk
penyangga kaleng, lilitkan dengan tang di ujung kepala kaleng dan
kaki kaleng.
4. Potong lilin sama panjang sekitar 4 cm sebanyak 4 buah.
5. Potong tripleks 20 × 5 cm membentuk runcing di satu sisi.
6. Tempelkan tripleks dengan double tape di gabus berukuran 25 × 10
cm.
7. Isi kaleng dengan air.
8. Tempel gabus kecil ke gabus yang besar.
9. Taruh lilin berjejer di bawah kaleng. Nyalakan lilin dengan korek.
10. Taruh rakitan gabus dan kaleng di atas baskom berisi air dan tunggu
hingga ada uap yang keluar dari kaleng, lalu percobaan akan
bergerak.
Pada percobaan air dalam kaleng mendidih dan mengeluarkan uap yang
kuat karena ada energi panas dari lilin yang membuat rakitan mirip
kapal
tersebut jalan. Ini membuktikan adanya konversi dari energi panas ke
energi
uap.
2) Review Subbab C
1. Jadi, efisiensi mesin 68,75 %.
2. AC memiliki koefisien performansi 2,5 dan efisiensi 29%.
3) 3.
Tugas Proyek a. b. angin
Berikut ini gambar mesin pendingin akan
4. buatan: a. b. meni
Mesin pendingin buatan dibuat seperti up es
5. ilustrasi gambar di samping. Selanjut- a. b. batu
nya pada es batu ditambahkan garam sehin
supaya es batu tidak mudah mencair. gga
Ketika kipas angin dihidupkan maka
udaranya akan keluar melalui pipa
pralon. Secara alami, kalor yang
mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu
Kipas angin
Ember
Pralon
Es batu
yang lebih rendah. Namun hal Gambar 7.2 Mesin pendingin sederhana
tersebut dapat diubah dengan
adanya mesin
pendingin. Sistem kerja mesin pendingin yaitu mengubah kalor
yang mengalir dari suhu rendah ke suhu lebih dingin. Untuk
melakukannya tentunya dibutuhkan adanya usaha/kerja. Adanya
usaha dan kalor akan memengaruhi energi yang terdapat dalam
mesin pendingin.
4) Evaluasi
A. Pilihan
Ganda
1. b 6. e
2. e 7. d
3. d 8. a
4. d 9. e
5. e 10. a
B.
Uraian
1. Siklus I → p = 5 × 105 N/m2, V1 = 4 cm3, V2 = 1 cm3
Siklus II → p1 = 5 × 105 N/m2, p2 = 2 × 105 N/m2, V = 1 cm3
Siklus III → p = 2 × 105 N/m2, V1 = 1 cm3, V2 = 4 cm3
Siklus IV → p1 = 2 × 105 N/m2, p2 = 5 × 105 N/m2, V = 4 cm2
Ditanyakan: Gambar siklus p–V dan W
Jawab:
p(× 10 5
N
/
m
2
II
IV
3
I
I
I
1
1 2 3 4 5 6 V(cm3)
WI = p(V2 –
V1)
= (5 × 105 N/m2)(10–6 m3 – 4 × 10–6 m3)
= (5 × 105 N/m2)(–3 × 10–6 m3)
=–
1,5 J
WII = p(ΔV)
=0
WIII = p(V2 – V1)
= (2 × 105 N/m2)(4 × 10–6 m3 – 10–6 m3)
= (2 × 105 N/m2)(3 × 10–6 m3) = 0,6 J
WIV = p(ΔV)
=0
W = WI + WII + WIII + WIV
= –1,5 J + 0 + 0,6 J + 0 = – 0,9 J
Usaha total dalam proses – 0,9 J.
3. Diketahui:
p(× 105 N/m 2)
C
3 B
2
A
1
1 2 3 4 V(m3)
Ditanyakan: a. WAB
b. WBA → melalui C
Jawab:
(2 × 105 N/m2 + 3 × 105 N/m2 )(3
a. WAB = m3 )
2
= 7,5 × 105 joule
Usaha dari A ke B besarnya 7,5 × 105 joule.
b. WBA = WBC + WCA
5 2 5 2 3
WBC = (3 × 10 N/m + 5 × 10 N/m )(−1 m )
2
= –4 × 105 J
WCA = 5
(2 × 10 N/m
2 5 2 3
+ 5 × 10 N/m )(−2 m )
2
= –7 × 105 J
WBA = WBC + WCA
= (–4 × 105 J) + (–7 × 105 J)
= –11 × 105 J
= –1,1 × 106 J
Usaha dari B ke A melalui C sebesar –1,1 × 106 J.
5. Diketahui: ΔT = 40°C = 40 K
W = 6.000 joule
Cp = 800 J/K
Ditanyakan: a. Cv
b. n
Jawab:
a. W = Qp – Qv
W = (Cp – Cv) ΔT
6.000 J = (800 J/K – Cv)(40 K)
150 J/K = 800 J/K – Cv
Cv = 650 J/K
Kapasitas kalor saat volume tetap 650 J/K.
b. Cp – Cv = nR
Cp − C v
n= R
= 150 J/K
≈ 18 mol
8, 314 J/mol K
Jumlah zat tersebut 18 mol.
7. Diketahui: Qv = 600 J
n = 1,5 mol
ΔT = 420 K – 400 K = 20 K
Ditanyakan: jenis gas
Jawab:
Qv
Cv = ΔT
= 600 J = 30 JK–1
20 K
Cp = Cv + nR
= 30 JK–1 + (1,5 mol)(8,314 J/mol K) = 42,5 JK–1
Cp
γ = Cv
−1
= 42, 5 JK = 1,4
30 JK −1
Tetapan Laplace bernilai 1,4 sehingga gas ini merupakan gas
diatomik.
9. Diketahui: Tr = 300 K
Tt = 500 K
W = 4.000 J
Ditanyakan: Qr dan Qt
Jawab:
Qr Tr
= Tt
Qt
300 K 3
= = 5
500 K
Qr 3
Qt = 5 ⇒ Qr = 0,6 Qt
Qt – Qr = W
Qt – 0,6 Qt= 4.000 J
0,4 Qt = 4.000 J
Qt = 10.000 J
Qr = 0,6 Qt
= (0,6)(10.000 J) = 6.000 J
Jadi, Qt = 10.000 J dan Qr = 6.000 J.
J. Penilaian
Tabel 7.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.7
K. Rangkuman
1. Termodinamika adalah ilmu fisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-
hari. Pembelajaran yang cocok untuk mempelajarinya adalah problem based
learning.
Melalui berbagai permasalahan yang disajikan, siswa dapat menganalis
permasalahan tersebut. Model discovery dan inquiry dapat diterapkan sebelum
siswa
masuk ke materi. Model project based learning diterapkan pada pengerjaan tugas
proyek.
2. Pembelajaran termodinamika dapat dilakukan dengan kegiatan bereksplorasi
sehingga siswa dan guru mendiskusikan bersama-sama membahas
termodinamika.
3. Siswa dapat memahami termodinamika yang dapat diterapkan dalam kehidupan.
Materi yang Dipelajari
Gelombang Mekanik
• Menjelaskan definisi gelombang trans- versal dan longitudinal dengan meng- amati ar
• Mengeksplorasi besaran-besaran pada gelombang dengan ilustrasi.
• Menjelaskan karakteristik gelombang dengan mengamati gejala gelombang berupa
A. Pendahuluan
Pada kelas X siswa telah diajarkan tentang macam-macam energi. Secara garis
besar energi dibedakan menjadi energi kinetik dan energi potensial. Perwujudan
energi
juga bermacam-macam, antara lain energi cahaya, bunyi, kimia, dan kalor. Cahaya,
bunyi, dan kalor berpindah dalam wujud gelombang. Gelombang terbagi menjadi dua
yaitu gelombang mekanik dan elektromagnetik. Dalam bab ini akan dibahas tentang
gelombang mekanik secara umum.
Bab Gelombang menjelaskan tentang perpindahan energi melalui suatu medium
tanpa diikuti partikel mediumnya. Bab ini akan membahas pengertian dan
karakteristik
gelombang serta besaran-besaran fisisnya.
Tuhan menciptakan alam semesta supaya manusia belajar sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup. Jika siswa menyadari kesempurnaan dan
kebesaran Tuhan serta memahami kelemahan dirinya sebagai hamba, siswa
diharapkan semakin beriman dan takwa terhadap ajaran agamanya. Selain itu, dalam
setiap kegiatan siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam mengamati gejala
yang ditimbulkan pada setiap percobaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap gejala-gejala yang diamati, santun dan berkomunikasi dengan baik saat
menyampaikan kesimpulan, serta disiplin dalam setiap kegiatan.
Bab ini menyajikan beberapa materi untuk membantu siswa menemukan konsep
yang diminta oleh KI 3 dan KI 4. Pada KD 3, siswa diharapkan dapat menyelidiki
karakteristik gelombang mekanik. Pada KD 4, siswa diharapkan dapat
menyimpulkan karakteristik-karakteristik gelombang mekanik menggunakan alat
simulasi berupa tangki riak (ripple tank).
Kompetensi Dasar
4 . 8 Mengajukan gagasan pe- nyelesaian masalah tentang karakteristik gelombang mekanik misalnya tali.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan pengertian gelombang;
2. menjelaskan macam-macam gelombang;
3. mendeskripsikan karakteristik-karakteristik gelombang.
D. Materi Pembelajaran
1. Penggolongan Gelombang
2. Besaran Fisis Gelombang
3. Karakteristik Gelombang
Gelombang
pantul
Gelombang
datang
←⎯⎯ Penghalang
b) Hukum Pemantulan
Hukum pada pemantulan gelombang berlaku hukum Snellius,
yakni
besar sudut yang dibentuk gelombang datang dengan garis normal
sama dengan besar sudut yang dibentuk oleh gelombang pantul
dengan garis normal.
c) Kesimpulan dari eksperimen ini adalah gelombang dapat
dipantulkan
jika melalui penghalang yang rigid atau keras.
d) Contoh pemantulan gelombang dalam peristiwa sehari-hari adalah
pemantulan gelombang air laut oleh tepi pantai.
2) Mari Bereksperimen: Mengamati Gejala Pelenturan Gelombang
a) Ketika gelombang sumber melewati celah maka muka gelombang
mengalami pelenturan.
Gelombang setelah
terdifraksi
Celah
Gelombang
datang
4. v= λ = 5m = 5 m/s
T 3s 3
t= x = 10 m =6s
v 5
m/s
3
3. λ= x = 2m = (2 m)( 4 ) = 8 m
n 7
7 7
4
v =λf
= ( 8 m)(7 Hz)
7
= 8 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang sebesar 8 m/s.
1
4
5. λ→t=3s
T = 12 s
λ = 12 m
Untuk menempuh jarak 12 m diperlukan waktu 12 sekon.
Untuk menempuh jarak 100 m diperlukan waktu:
t= 100 m (12 s) = 100 sekon
12 m
Jadi, waktu yang diperlukan oleh nelayan mencapai pantai
yang jaraknya 100 m adalah 100 sekon.
7. Perhatikan grafik gelombang tersebut, terlihat bahwa titik A
dan C terletak pada fase yang sama. Ini bisa dilihat dari soal
yang menyatakan bahwa A, B, dan C segaris. Sehingga
membuktikan bahwa amplitudo A dan C sama, yaitu sebesar
0,5 amplitudo gelombang. Perhatikan lagi lintasan yang
ditempuh pada gelombang dari A ke C seperti pada gambar
di bawah ini.
A
A B C
O
D E
–A
42λ=5m
9
2λ=5m
λ= m
9
b. 3 renggangan 3 rapatan → 3λ
3λ = 5 m
5
3
λ= m
2. Di permukaan sebuah rawa terdapat dua buah gabus yang terpisah satu
dengan
yang lain sejauh 1,5 m. Keduanya naik turun bersama di permukaan air
dengan
frekuensi 2 getaran per detik. Apabila salah satu gabus berada di puncak
gelombang, sedangkan gabus yang satu lagi pada puncak yang lain dan di
antara kedua gabus terdapat 1 puncak dan 2 lembah, berapakah cepat rambat
gelombang di permukaan rawa?
Jawaban:
Diketahui: jarak dua gabus = 1,5 m
f = 2 Hz
Ditanyakan: v
Jawab:
2λ = 1,5 m
1, 5 m
λ = = 0,75 m
2
v = λf
= (0,75 m)(2 Hz)
= 1,5 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang di permukaan rawa sebesar 1,5 m/s.
2. Pengayaan
Polarisasi Gelombang
Selain dapat dipantulkan, dibiaskan, dilenturkan, dan diinterferensikan,
sebagian atau seluruh sifat gelombang lainnya adalah dapat terpolarisasi.
Polarisasi adalah penyerapan arah getar gelombang. Ide polarisasi gelombang
dengan mudah dapat kita pahami dengan memperhatikan secara saksama
suatu gelombang memiliki arah getar yang terjadi dalam satu arah saja. Arah
ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati proses polarisasi, kita dapat
mengikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain
ke sebuah celah. Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung
tali. Setelah itu, ubah posisi celah dalam posisi horizontal, lalu tali kembali
digetarkan. Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 8.4 Gelombang tidak terpolarisasi Gambar 8.5 Gelombang terpolarisasi
Sumber: fsikon.com
Gambar 8.6 Gelombang longitudinal tidak terpolarisasi
Polarisator
Polarisator adalah alat yang digunakan
untuk mempolarisasi gelombang. Polarisator
yang paling mudah dijumpai adalah
polarisator
gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat terpolarisasi karena
termasuk gelombang transversal. Sumber: mikroskopie-forum.de/
Polarisasi terdiri atas dua bagian,yaitu Gambar 8.7 Polarisator
polarisator dan analisator. Polarisator adalah
polaroid yang dapat mempolarisasi
gelombang.
Analisator adalah polaroid yang dapat
menganalisa gelombang. Perhatikan gambar di
bawah ini untuk mengetahui proses polarisasi
gelombang transversal.
↑ ↑
Polarisator Analisator
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 8.8 Proses polarisasi
Contoh Soal:
Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang teramati mata sebesar
seperempat intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator p1. Tentukan besar
sudut yang dibentuk sumbu polarisator p1 dengan sumbu analisator p2!
Pembahasan:
1
Diketahui: I2 = I
4 1
Ditanyakan: θ
Jawab:
I2 = I1 cos2 θ
1
4 I1 = I1 cos2
θ
1
4 = cos2 θ 1
1 = 60°
2
2 = cos2 θ
θ = arc cos
Jadi, besar sudut yang dibentuk sumbu polarisator p1 dengan sumbu analisator p2
sebesar 60°.
I. Penilaian
Tabel 8.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
3. KD 3.8
J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang menuntut siswa mampu
membedakan gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Guru harus
menekankan letak perbedaan tersebut karena konsep tersebut sangat
fundamental.
2. Siswa harus mampu mengidentifikasi gejala-gejala gelombang sehingga dapat
memahami sifat-sifat gelombang. Sifat gelombang ada lima, yaitu dipantulkan,
dibiaskan, dilenturkan, dipadukan, dan dipolarisasikan.
3. Siswa dituntut untuk memahami besaran-besaran fisis dalam gelombang
mekanik.
Persamaan Gelombang
• Gelombang Berjalan (Travelling Wave)
• Gelombang Tegak (Standing Wave)
A. Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya yaitu bab VIII siswa telah dikenalkan gelombang
mekanik dan karakteristiknya. Gelombang adalah impuls atau suatu gangguan yang
merambat melalui medium tanpa diikuti perpindahan partikel mediumnya.
Berdasarkan
amplitudonya, gelombang dibagi menjadi gelombang berjalan dan gelombang tegak/
gelombang berdiri/gelombang stasioner. Dalam bab ini akan dibahas perbedaan dari
kedua gelombang. Selain itu akan dibahas pula persamaan dari masing-masing
gelombang.
Bab Persaman Gelombang dibagi menjadi dua subbab yaitu subbab gelombang
berjalan, dan subbab gelombang stasioner. Subbab pertama akan menjelaskan
persamaan
gelombang berjalan, sedangkan subbab kedua akan membahas persamaan gelombang
stasioner dan beberapa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab ini
gelombang stasioner yang dibahas hanyalah gelombang pada tali atau gelombang satu
dimensi.
Contoh dari gelombang berjalan adalah gelombang air danau saat ada daun jatuh
dan ombak di laut. Sementara gelombang stasioner banyak sekali diterapkan pada
alat musik. Bukan hanya alat musik dawai, akan tetapi alat musik membran seperti
rebana juga menerapkan gelombang stasioner dua dimensi.
Bab ini menyajikan beberapa materi untuk memantau siswa menemukan konsep
yang diminta KD 3.9 dan KD 4.9. Pada KD 3.9 siswa harus mampu menganalisis
besaran- besaran fisis gelombang yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara KD
4.9 siswa dibantu pemahamannya tentang gelombang berjalan dan stasioner melalui
kegiatan di laboratorium.
Kompetensi Dasar
3 . 9 Menganalisis besaran- besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata.
4 . 9 Melakukan percobaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata.
D. Materi Pembelajaran
1. Gelombang Berjalan
2. Gelombang Stasioner
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang gelombang stasioner pada
dawai. Guru menjelaskan keterlibatan medium pantul sehingga muncul
gelombang stasioner. Guru menyiapkan alat untuk kegiatan Mari
Bereksplorasi: Gelombang Stasioner Melde.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan penjelasan singkat tentang cara melakukan
percobaan Melde.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Gelombang Stasioner
Melde. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk
gelombang
tegak atau stasioner dan mengidentifikasi besaran-besaran yang
menyertainya.
(1) Mengamati
Melakukan kegiatan eksplorasi sesuai prosedur pada buku siswa.
Kegiatan sebagai simulasi proses terbentuknya gelombang
stasioner. Guru membimbing siswa mengidentifikasi besaran-
besaran pada gelombang stasioner. Guru memastikan setiap
siswa berperan aktif dalam kegiatan. Anjurkan siswa untuk teliti
dalam menghitung panjang gelombang, jumlah dot dan antidot,
dan jumlah gelombang yang terjadi.
(2) Menanya
Menanyakan tentang konsep gelombang stasioner dan
perbedaannya dengan gelombang berjalan.
(3) Mengumpulkan informasi
Melakukan studi literatur dan berdiskusi untuk mengungkapkan
hipotesis bahwa gelombang stasioner adalah gelombang yang
memiliki amplitudo berubah-ubah tiap satuan waktu.
(4) Mengasosiasi
Mengolah data yang didapat kemudian mendeskripsikan macam-
macam besaran yang dimiliki oleh gelombang stasioner.
(5) Mengomunikasikan
i. Membuat laporan sesuai format dalam buku siswa.
Tekankan kepada siswa bahwa data yang mereka cantum-
kan adalah data sesuai pengamatan. Sikap jujur merupakan
sikap yang sangat penting dalam eksperimen.
ii. Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas. Guru
memandu jalannya diskusi kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengulas kegiatan pada pertemuan hari ini. Guru meminta
siswa mempelajari macam-macam gelombang stasioner yang akan
dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Gelombang Stasioner Melde
Andaikan dalam percobaan yang terjadi seperti
berikut. Panjang tali yang digunakan 50 cm.
f = 20 Hz
4 cm = 2 cm = 0,2 cm
A=
2
2π
2π = = 8π
0, 25
k= λ
ω = 2πf = 2π(20) = 40π
y = 2(0,02) sin 8πx cos 40πt
y = 0,04 sin 8πx cos 40πt
dengan x dan y dalam meter dan t dalam sekon
= (20 N)(1,5 m)
−3
13,5 × 10 kg
= 47,1 m/s
Jadi, cepat rambat gelombang pada tali sebesar 47,1 m/s.
7. 3λ = 3 m
λ=1m
Letak perut ketiga pada ujung terikat berlaku kelipatan1 λ.
4
Pada ujung terikat berlaku persamaan:
x = (2n + 1) 1 λ
4
Perut ketiga → n = 2
x = (2(2) + 1) 1λ = 5λ = 5 (1 m) = 1,25 m
4 4 4
Jadi, jarak perut ketiga dari ujung terikat sejauh 1,25 m.
1 TA
9. f 1A =
2L μ f 1A TA
v f1C TC
1 TC
f 1C =
2L μ
TA 2
f1A
= = ⎛ 440 ⎞2 = 2,82
TC 2 ⎜ 262 ⎟
f1C ⎝ ⎠
Jadi, rasio tegangan antara senar A dan C sebesar 2,82.
(8)(0, 8)
= 16 × 10
−3
6, 4
= 16 × 10
−3
−3
6, 4 × 10
= 16
−2 = 20 m/s
= 4 × 10
I. Penilaian
Tabel 9.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
3. KD 3.9
J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi persamaan gelombang menuntut siswa mampu
mengidentifikasi gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Guru harus
menekankan bahwa gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya
selalu tetap.
2. Siswa harus mampu menyusun persamaan gelombang berjalan dan gelombang
stasioner berdasarkan data-data fisis yang ada. Guru menekankan bahwa
gelombang stasioner berasal dari gelombang berjalan yang bersuperposisi
dengan gelombang pantulnya.
3. Siswa dituntut memahami eksperimen Melde dan mampu menyimpulakan
faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi kecepatan perambatan gelombang
pada suatu kawat.
Bunyi dan Cahaya
• Gelombang Bunyi
• Gelombang Cahaya
A. Pendahuluan
Bab Bunyi dan Cahaya menjelaskan tentang perbedaan gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu Gelombang Bunyi
dan Gelombang Cahaya. Subbab pertama membahas tentang karakteristik gelombang
bunyi serta fenomena-fenomena yang menyertai gelombang bunyi. Subbab kedua
menjelaskan karakteristik gelombang cahaya beserta teknologi yang menggunakan
prinsip gelombang cahaya.
Pada bab sebelumnya, siswa telah mempelajari gelombang secara umum. Siswa
telah mengenal jenis-jenis gelombang serta karakteristik-karakteristik yang dimiliki
gelombang. Bab ini akan mengulas materi gelombang lebih spesifik pada gelombang
bunyi dan cahaya. Gelombang bunyi merupakan perwakilan dari gelombang
mekanik, sedangkan cahaya adalah representasi dari gelombang elektromagnetik.
Letak perbedaan karakter dua gelombang ini diuraikan secara tersirat pada materi
yang disajikan.
Guru dapat memberikan stimulan kepada siswa dengan menceritakan tentang
penemuan USG yang sangat berguna dalam dunia kesehatan yaitu untuk pencitraan
medis. USG memanfaatkan gelombang ultrasonik. Gelombang bunyi akan mengenai
objek. Objek memiliki koefisien transmisi dan refleksi berbeda-beda. Berdasarkan hal
inilah citra medis dihasilkan.
Cahaya merupakan bagian dari gelombang eletkromagnetik. Dalam dunia
kesehatan, gelombang elektromagnetik juga sangat berguna. Citra medis dengan
menggunakan sinar X dapat membaca kondisi kecacatan tulang. Berdasarkan fakta
ini, diharapkan siswa tertarik untuk mempelajari materi ini dengan sungguh-
sungguh.
Dengan mempelajari materi ini, siswa diharapkan mengagumi ciptaan Tuhan,
misal terbentuknya pelangi dan fungsi sonar pada kelelawar merupakan bagian
dari keistimewaan bunyi dan cahaya. Jika siswa menyadari kebesaran Tuhan dan
menyadari kekurangan diri sebagai hamba, siswa diharapkan semakin beriman dan
bertambah ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, dalam setiap
kegiatan siswa diharapkan dapat bersikap cermat dalam mengamati setiap gejala
yang ditimbulkan dalam setiap percobaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
santun dalam menyampaikan pendapat, dan disiplin dalam setiap kegiatan. Pada
KD 3 siswa diharapkan dapat menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan
cahaya dalam teknologi. Pada KD 4 siswa diharapkan dapat merencanakan dan
melaksanakan percobaan berkaitan dengan karakteristik cahaya.
Kompetensi Dasar
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam tek- nologi.
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan atau cahaya, berikut presentasi hasil dari makn
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. mendeskripsikan karakteristik gelombang bunyi melalui kegiatan pengamatan
tentang sifat-sifat gelombang bunyi, mengamati besaran-besaran pada fenomena
dawai, dan mengamati pipa organa tertutup sederhana;
2. menjelaskan fenomena dawai dan pipa organa melalui kegiatan mengamati pola
frekuensi harmonik pada dawai;
3. menjelaskan fenomena efek Doppler dan taraf intensitas dengan mengamati
pelayangan bunyi;
4. mendeskripsikan karakteristik gelombang cahaya melalui kegiatan pengamatan
sifat-sifat cahaya;
5. memahami fenomena interferensi, difraksi, dan polarisasi gelombang cahaya
melalui
kegiatan pengamatan di kelas dan laboratorium;
6. menerapkan konsep polarisasi dalam teknologi LCD dan LED melalui kegiatan
studi literatur.
D. Materi Pembelajaran
1. Gelombang Bunyi
2. Gelombang Cahaya
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang cepat rambat bunyi dan
fenomena efek Doppler. Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah
Tugas Mandiri. Guru menyiapkan AFG untuk melaksanakan kegiatan Mari
Bereksperimen: Layangan Bunyi (Beat).
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen dan Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengulas secara singkat materi pada pertemuan
sebelumnya. Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah
kemudian membahasnya dalam diskusi kelas.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Layangan Bunyi (Beat). Kegiatan ini bertujuan memberikan bukti
konkret kepada siswa bahwa dua gelombang bunyi yang berbeda
frekuensi sedikit akan menghasilkan layangan bunyi atau beat.
(1) Mengamati
Mengamati proses pelayangan bunyi (beat). Pelayangan
bunyi merupakan salah satu akibat dari efek Doppler. Efek
Dop-
pler mengakibatkan adanya perbedaan frekuensi antara
frekuensi
sumber dengan frekuensi yang sampai ke pendengar.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan faktor penyebab timbulnya pelayangan bunyi.
(b) Menanyakan pengaruh kecepatan sumber dan pendengar
dalam peristiwa pelayangan bunyi.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
kemudian
mendiskusikan perbedaan tanda yang dipakai untuk kasus-
kasus sumber bunyi dan pendengar yang bergerak saling
mendekati, saling menjauhi, dan kasus salah satu diam yang
lain menjauhi atau mendekati.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis penyebab terjadinya pelayangan bunyi serta
mendiskusikan besar frekuensi pelayangan sesuai dengan data
percobaan.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan resmi yang memuat judul, tujuan, hasil
pengamatan, pembahasan, dan kesimplan kemudian
mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam forum diskusi
kelas yang dipimpin oleh guru sekaligus sebagai sarana belajar
berbicara di depan khalayak.
Catatan:
Pelayangan bunyi tidak harus merupakan akibat dari efek Doppler.
Guru dapat mengganti AFG dengan garputala sebagai media
pembelajaran. Pilih garputala yang memiliki sedikit selisih frekuensi.
Kemudian bunyikan secara bersamaan. Media juga dapat diganti
dengan sonometer. Sonometer yang memiliki beberapa dawai dapat
dipilih dua dawai yang memiliki selisih frekuensi yang tidak terlalu
jauh. Kedua dawai dipetik secara bersamaan. Metode eksperimen
dapat diganti dengan demonstrasi jika alat yang digunakan tidak
tersedia. Dalam kegiatan ini guru menekankan pentingnya cermat.
Jika kurang cermat peristiwa pelayangan bisa tidak terdeteksi.
Sikap cermat juga harus diterapkan dalam semua kegiatan.
Kecermatan yang tinggi akan memaksimalkan hasil yang diperoleh.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan
pada
pertemuan ini dan meminta siswa mempelajari tentang fenomena
dawai dan pipa organa sebagai bahan pembahasan pada
pertemuan
berikutnya.
d. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: (Ultrasonografi) USG
USG adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan
suara
ultrasonik. Manfaat USG dalam dunia medis untuk konfirmasi
kehamilan
meliputi usia kehamilan, pertumbuhan janin, keadaan plasenta, ukuran
cairan ketuban, kelainan posisi janin, dan jenis kelamin janin. USG lebih
aman dibandingkan dengan roentgen karena USG tidak memberikan efek
samping pada organ berupa efek radiasi.
2) Tugas Mandiri: Perambatan Bunyi pada Zat Padat
Meskipun pada ruangan berbeda, suara dapat terdengar melalui
telepon kaleng. Bunyi dapat merambat melalui medium padat, cair, dan
gas. Suara akan lebih cepat sampai saat menggunakan kawat
dibandingkan
dengan benang karena hasil bagi antara modulus Young dengan
kerapatan
pada kawat lebih besar dibandingkan benang. Jika benang kendor tidak
ada gelombang bunyi dari sumber yang dihantarkan melalui benang ke
penerima karena energi bunyi tidak mampu menggetarkan benang yang
kendor. Ketika benang disilangkan, bunyi terdengar tidak jelas karena
adanya noise. Noise atau gangguan merupakan sinyal yang tidak
memiliki
informasi apa pun yang mengganggu sinyal utama.
4) Mari Bereksperimen: Layangan Bunyi (Beat)
a) Pada kegiatan C1, frekuensi terdengar seragam. Pada kegiatan C2
terdapat bunyi keras lemah akibat adanya perbedaan sedikit
frekuensi
antardua sumber bunyi.
b) Peristiwa pada kegiatan C2 dinamakan layangan bunyi (beat).
c) (1) Mendekati
340 − 0
fp = 400 Hz = 404,7 Hz
340 − 4
Frekuensi pelayangan 4,7 Hz.
(2) Menjauhi
340 − 0
fp = 400 Hz = 395,3 Hz
340 + 4
Frekuensi pelayangan 4,7 Hz.
Pengubahan frekuensi kurang dari 4 Hz tidak akan menimbulkan
pelayangan bunyi karena telinga manusia tidak mampu membedakan
frekuensi kurang dari 4 Hz. Jika selisih frekuensi lebih besar dari 4 Hz,
maka pelayangan bunyi akan terdengar. Beat terdeteksi telinga manusia
antara 4–7 Hz.
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai dan Mari
Bereksperimen:
Menentukan Variabel dalam Fenomena Dawai.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen dan Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa diminta mengumpulkan laporan eksperimen pada
pertemuan sebelumnya. Guru memilih beberapa laporan untuk
dipresentasikan.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai. Tujuan dari kegiatan
ini membuktikan bahwa dawai yang dipetik pada bagian-
bagian tertentu akan mengasilkan pola frekuensi harmonik.
(a) Mengamati
Mengamati bentuk gelombang yang terjadi pada dawai saat
dipetik pada bagian-bagian tertentu. Pola petikan akan
menghasilkan pola frekuensi harmonik.
(b) Menanyakan
Menanyakan hubungan frekuensi harmonik dengan panjang
gelombang dan panjang dawai yang digunakan.
(c) Mengumpulkan informasi
Melakukan hipotesis terhadap pola yang terbentuk
berdasar-
kan data panjang gelombang yang diperoleh dari
pengamatan.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis bentuk pola yang diperoleh berdasarkan
diskusi kemudian mencocokan bentuk pola pada literatur.
Mengidentifkasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi
jika terjadi perbedaan pola, lalu menyimpulkan hasil
diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Siswa men-
cocokkan pola yang mereka peroleh dengan pembahasan
dari
guru sesuai pola pada literatur.
Catatan:
Model inquiry dapat diganti dengan discovery jika siswa
sulit
menemukan pola tanpa bimbingan guru.
(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari
Bereksperimen: Menentukan Variabel dalam Fenomena
Dawai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak siswa
memahami variabel-variabel yang ada dalam fenomena dawai.
Siswa harus mampu mengiden- tifikasi tiga mcam variabel, yaitu
variabel kontrol, bebas, dan terikat. (a) Mengamati
Mengamati perbedaan bunyi yang terdengar pada
dawai dengan beberapa perlakuan. Siswa mampu
mengidentifikasi bahwa semakin melengking bunyi yang
dihasilkan, semakin besar pula frekuensi.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan hubungan letak petikan dengan frekuensi
yang dihasilkan.
ii. Menanyakan hubungan panjang dawai dengan
frekuensi yang dihasilkan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai literatur bersama
kelompok tentang hubungan antarbesaran dengan
kelengkingan bunyi (besarnya frekuensi yang dihasilkan).
(d) Mengasosiasi
Menganalisis klasifikasi variabel berdasarkan hasil
diskusi. Menjawab pertanyaan yang disediakan pada poin
Pertanyaan dan Diskusi, kemudian membuat kesimpulan.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen kemudian
menyampaikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan
percobaan.
Catatan:
Media dapat diganti dengan gitar. Panjang senar dapat diatur
dengan memasang pembatas fret. Siswa juga diharapkan lebih
kreatif
untuk menemukan pengaruh tegangan dawai terhadap frekuensi
yang
dihasilkan karena tegangan senar gitar dapat diubah-ubah dengan
mudah.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan Tugas Proyek kepada siswa. Kelas dibagi
dalam 4–5 kelompok besar. Guru menekankan tentang kerja sama
dalam
pengerjaan proyek. Tugas Proyek dikerjakan dalam waktu dua
minggu. Tugas Proyek yang dikumpulkan berupa alat dan laporan
prosedur penggunaan alat.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Pola Frekuensi Harmonik pada Dawai
Hubungan antara frekuensi harmonik, panjang gelombang, dan panjang
v nv
dawai adalah fn = = .
λn 2l
2) Mari Bereksperimen: Menentukan Variabel dalam Fenomena Dawai
(a) Variasi letak petikan dengan dawai 30 cm.
Letak Petikan
1
A
2
1
A
3
1
A
4
1
A
5
30 cm
25 cm
20 cm
15 cm
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan keempat akan dibahas materi tentang intensitas dan taraf
intensitas bunyi. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan
Mari Bereksperimen: Pipa Organa Tertutup Sederhana.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Pemberian Tugas dan Resitasi,
Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan refleksi pembelajaran materi pada petemuan
sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Pipa
Organa Tertutup Sederhana. Kegiatan ini bertujuan menunjukkan
kepada siswa prinsip pipa organa sebagai sumber bunyi. Siswa
harus
dapat menyebutkan macam-macam variabel dalam fenomena pipa
organa khususnya pipa organa tertutup.
(1) Mengamati
Mengamati perbedaan bunyi yang terdengar pada pipa
organa dengan panjang kolom udara berbeda-beda.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan hubungan panjang kolom udara dengan
frekuensi yang dihasilkan.
(b) Menanyakan faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi
pada fenomena pipa organa.
(3) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai literatur tentang
hubungan antarbesaran yang memengaruhi frekuensi yang
dihasilkan.
(4) Mengasosiasi
Menganalisis data hasil bercobaan kemudian membuat
grafik
hubungan antara kolom udara dengan frekuensi.
(5) Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen dalam bentuk laporan
sementara dan laporan resmi. Laporan sementara memuat judul,
tujuan, dan hasil pengamatan. Sementara laporan resmi
memuat
judul, tujuan, prosedur percobaan, hasil pengamatan,
pembahasan,
dan kesimpulan. Mempresentasikan hasil eksperimen dalam
bentuk power point sehingga seluruh siswa dapat menyaksikan
bentuk grafik sesuai data yang diperoleh ketika percobaan.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di luar sekolah. Guru dapat
membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Dengan metode ini,
siswa
memiliki waktu cukup banyak untuk berdiskusi dengan teman satu
kelompok. Siswa juga memiliki kreativitas untuk memvariasi tinggi
kolom udara sesuai dengan kesepakatan kelompok. Guru
menekankan
meskipun kegiatan dilakukan di luar jam sekolah, tetapi harus setiap
bekerja sama dengan baik sehingga tidak timbul perselisihan
antaranggota kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Siswa diminta mengerjakan kegiatan Bertindak Kreatif sebagai
pekerjaan rumah. Kegiatan ini akan dibahas pada pertemuan
berikutnya. Siswa juga diminta mengerjakan Review subbab A
sebagai
latihan.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksperimen: Pipa Organa Tertutup Sederhana
a) Semakin panjang kolom udara, nada atau frekuensi yang dihasilkan
semakin rendah. Semakin pendek kolom udara, nada yang
dihasilkan
semakin tinggi.
b) Faktor yang memengaruhi frekuensi yang dihasilkan pipa organa
tertutup adalah kecepatan rambat gelombang bunyi dan panjang
pipa.
2) Review Subbab A
1. Prinsip kerja sonar sebagai berikut.
Pemancar sonar mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang
tersebut mengenai benda, benda tersebut bertindak sebagai
pemantul
sehingga gelombang yang berasal dari sonar dipantulkan. Detektor
pada sonar akan menerima gelombang pantul. Jarak benda terhadap
sonar dapat ditentukan dengan membaca selisih waktu gelombang
yang dikirim dengan gelombang pantul yang diterima kembali.
2. f1 = 250 Hz
3. A = 0,62 m
4. fp = 648 Hz
5. TI25 = 94 dB.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini akan dibahas materi pada subbab dua, yaitu
Gelombang Cahaya. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan Mari
Berekplorasi: Sifat-Sifat Cahaya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry, Discovery, dan Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Pemberian Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah berupa
Bertindak Kreatif pada pertemuan sebelumnya. Guru menanyakan
kepada siswa tentang cahaya monokromatis dan polikromatis.
Cahaya
monokromatis adalah cahaya yang terdiri atas satu frekuensi,
contohnya adalah cahaya merah dan hijau. Cahaya polikromatis
adalah cahaya yang terdiri atas banyak frekuensi, contohnya adalah
cahaya putih.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Bertindak Kreatif.
Kegiatan ini bertujuan menguji pemahaman siswa tentang
karakteristik bunyi sehingga berdasarkan pemahaman tersebut,
siswa mampu mengaplikasikannya dalam teknologi.
(a) Mengamati
Mengamati kecacatan yang terjadi pada ruang kedap
suara (unechoic chamber), yaitu masih seringnya bunyi
merambat keluar sehingga menimbulkan kebisingan di luar
ruangan.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan faktor yang menyebabkan bunyi masih
dapat merambat keluar.
ii. Menanyakan desain yang biasa dipakai dan desain
yang
paling efektif untuk ruang kedap suara.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
terkait desain-desain yang lazim digunakan, kemudian
mengidentifikasi kekurangan pada desain tersebut.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis data berdasarkan informasi yang
diperoleh. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan
kemudian dijadikan dasar untuk merancang desain yang
paling efektif.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan bentuk desain yang berhasil dirancang
dalam forum diskusi kelas. Melakukan tanya jawab untuk
mempertanggungjawabkan kelebihan dari desain yang telah
dibuat dengan menjelaskan prinsip pergerakan muka
gelombang sehingga energi bunyi terminalisasi sebelum
merambat keluar ruangan.
Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah sebagai tugas
mandiri. Siswa diminta melalukan survei ke beberapa studio
musik supaya mengetahui kejadian nyata di lapangan. Siswa
diminta membuat sebuah karya tulis sederhana yang
dikumpulkan untuk penilaian portofolio. Tekankan kepada
siswa
supaya tetap menjaga kesopanan saat melakukan survei. Sikap
sopan dan santun harus selalu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi:
Sifat-Sifat Cahaya. Tujuan kegiatan ini untuk menyelidiki
gejala pemantulan, pembiasan, dan penguraian atau dispersi
cahaya. Berdasarkan kegiatan ini siswa diharapkan mampu
men- deksripsikan sifat-sifat gelombang cahaya.
(a) Mengamati
Mengamati gejala pemantulan pada cermin datar, pem-
biasan pada kaca plan paralel, dan penguraian cahaya pada
prisma.
(b) Menanyakan
i. Menanyakan terjadinya pemantulan teratur pada
cermin
datar.
ii. Menanyakan peristiwa pembelokan cahaya yang
mendekati garis normal dan menjauhi haris normal.
iii. Menanyakan penguraian sinar putih menjadi warna
pelangi setelah keluar dari prisma.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi pada literatur yang ada
tentang proses terjadinya peristiwa pemantulan teratur,
pembelokan cahaya, serta dispersi cahaya. Siswa berdiskusi
tentang peristiwa yang mereka amati kemudian
menghubungkannya dengan informasi yang diperoleh.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis peristiwa yang muncul kemudian meng-
gambarkan skema dari ketiga proses yang diamati.
Menjawab pertanyaan pada poin diskusi.
(e) Mengomunikasikan
Membuat laporan yang memuat judul, tujuan, dan hasil
pengamatan kemudian menyampaikan di depan kelas dalam
forum diskusi yang dipimpin oleh guru.
Catatan:
Jika alat yang tersedia di laboratorium tidak memadahi,
siswa dapat bergiliran dalam melakukan pengamatan. Guru
membuat pos untuk setiap set percobaan.
c) Kegiatan Penutup
Guru memberikan Tugas Mandiri: Pelangi sebagai pekerjaan
rumah. Tugas mandiri akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Bertindak Kreatif
Kebocoran ruang akustik disebabkan
oleh energi bunyi masih dapat men-
jangkau luar ruangan. Alternatif yang
dapat kita pikirkan adalah dengan
mendesain dinding ruangan sebagai
penyerap yang baik dengan memperluas
bidang penyerapan. Berikut ini desain
yang paling efektif dan memungkinkan
untuk dilakukan. Permukaan dinding
dilapisi dengan bahan peredam, Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 10.1
misalnya busa, dengan dibentuk prisma Desain peredam ruangan
segitiga seperti tampak pada Gambar
10.1.
2) Mari Bereksplorasi: Sifat-Sifat Cahaya
a) Berdasarkan kegiatan 2a dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat
dipantulkan jika mengenai bidang pantul seperti cermin. Besar
sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
b) Posisi bayangan pada kegiatan 2b tidak tepat di belakang benda asli.
Bayangan jarum tidak berimpit jika ditarik garis lurus dengan posisi
benda. Peristiwa ini dinamakan pembiasan. Pembiasan dikarenakan
adanya perubahan kelajuan cahaya yang memasuki dua medium
berbeda.
c) Pada layar tampak spektrum pelangi. Peristiwa ini disebut dengan
dispersi atau penguraian cahaya. Peristiwa dispersi dikarenakan
perbedaan sudut deviasi setiap panjang gelombang cahaya
penyusun cahaya putih.
6. Pertemuan VI (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ini akan menggali lebih dalam tentang interferensi dan
difraksi
cahaya. Guru menyiapkan alat yang akan digunakan untuk media
pembelajaran pada subpokok bahasan ini, berupa keping CD dan laser, serta
kardus yang celah ganda dan senter.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Inquiry
2) Metode Pembelajaran : Ekseperimen, Diskusi, dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa menyiapkan pekerjaan rumah yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru memimpin diskusi
untuk membahas Tugas Mandiri: Pelangi.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru meminta siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen:
Interferensi Celah Ganda. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyelidiki pola interferensi Young ketika seberkas cahaya
memasuki dua buah celah yang saling berdekatan.
(a) Mengamati
Mengamati pola yang ditimbulkan karena adanya
cahaya yang melalui dua buah celah. Pola yang muncul
adalah pola gelap terang.
(b) Menanyakan
Menanyakan pengaruh antarbesaran pada peristiwa
interferensi celah ganda terhadap pola gelap terang yang
dihasilkan.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan cara studi literatur
tentang interferensi untuk dijadikan acuan dalam menjawab
barbagai pertanyaan pada poin Pertanyaan dan Diskusi.
(d) Mengasosiasi
Menganalisis data hasil percobaan untuk dijadikan
dasar dalam menjawab pertanyaan pada poin Pertanyaan
dan Diskusi. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh.
(e) Mengomunikasikan kesimp
Membuat ulan
laporan hasil
yang memuat judul, penga-
tujuan, matan
preosedur, hasil kemudi
penga- an
matan, pembahasan, menya
dan m-
paikan hasil diskusi pe
ke- ng
lompok dalam forum am
diskusi ata
kelas yang dipimpin n
me
oleh
re
gu ka.
ru.
Catat
an:
Untuk
←⎯ Tangan
menyederhanakan
metode pembelajaran,
guru
dapat melakukan demo, ←⎯ Senter
yaitu
dengan langkah menyusun
←⎯ Kardus
alat
seperti gambar di samping.
Siswa diminta
mengamati
gejala yang terjadi ←⎯ Layar
kemudian Sumber: Dokumen Penerbit
menyimpulkan Gambar 10.2 Interferensi
berdasarkan celah ganda
Terang orde 1
Terang pusat
Sumber: http://nano.utenas.edu
1 2
2 3 = 3
1,14 = 0,67
1,7 = 1
Jadi, perbandingan frekuensi kawat P dan Q pada nada dasar adalah 1,7 : 1.
7. Diketahui : λ i = 633 nm = 633 × 10 m
nk = 1,56 –9
i = 30°
Ditanyakan : λr dan vr
Jawab:
c
nk = vr
8
3 × 10 m/s
1,56 = Vr
vr = 1,9 × 108 m/s
8
c 3 × 10 m/s
f = = −9 = 0,0047 × 1017 Hz
λi 633 × 10 m
8
vr 1, 9 × 10 m/s
λr = f
= 17 = 404 × 10–9 m = 404 nm
0, 0047 × 10 Hz
Jadi, panjang gelombang sinar merah dalam kaca 404 mm dan kecepatan
perambatannya 1,9 × 108 m/s.
9. Diketahui : λ = 600 nm = 6 × 10 m
–7
y = 1,5 mm = 1,5 × 10–3 m
d = 0,01 mm = 1 × 10–5 m
Ditanyakan : A
Jawab:
d sin θ = nλ
10 sin θ = 6 × 10
–5 –7−7
sin θ = 6 × 1−05 = 6 × 10–2
10
θ = arc sin 0,06 = 3,44° = 1,9 × 10 m/s
8
tan θ = y
A
−3
1, 5 × 10
tan 3,44° = A
−3
1, 5 × 10 = 5 × 10–3 m
A = 0, 03
H. Pengerjaan Proyek
1. Isi Proyek
Pembuatan alat dalam proyek ini merupakan aplikasi ilmu yang telah siswa
pelajari mengenai gelombang cahaya. Dalam kegiatan ini, siswa merancang dan
membuat spektroskop sederhana. Tugas Proyek ini menuntut siswa menguasai
konsep dan kreatif dalam menciptakan alat.
2. Latar Belakang
Spektroskop merupakan alat yang memanfaatkan prinsip difraksi cahaya.
Spektroskop diciptakan untuk mengetahui panjang gelombang sebuah sumber
cahaya. Spektroskop yang akan dibuat merupakan spektroskop cahaya tampak.
Macam-macam spektroskop cahaya tampak misalnya absorpsi VIS, emisi VIS,
dan fluoresensi VIS.
3. Hasil yang Akan Dicapai
Setelah mengerjakan proyek ini, siswa diharapkan memahami prinsip kerja
spektroskop dan mengaplikasikannya untuk menciptakan alat ukur gelombang
cahaya yang lebih modern.
4. Cara Mengerjakan
Proyek ini dikerjakan secara berkelompok di luar jam pelajaran. Siswa diberi
kebebasan menentukan desain spektroskop sesuai dengan kreativitas tiap-tiap
kelompok. Guru memantau perkembangan tugas proyek siswa setiap akhir
kegiatan pembelajaran. Tekankan kepada siswa untuk saling bekerja sama.
Ditanyakan: Δ
fJawab:
v − vp
fp = f
v + vs s
Kelajuan jam saat jatuh:
vs = v0 + gt = 0 + gt = gt
Waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah.
1
y = v0 + gt2
2
15 = 0 + 1 (9,8)t
2
2
30
t2 = = 3,06
9, 8
t = 3, 06 = 1,75 s
Frekuensi yang terdengar sesaat sebelum jam menyentuh tanah:
343 m/s (550 Hz) = 523,80 Hz
fp = 2
343 m/s + (9, 8 m/s )(1, 75 s)
2. KD 3.10 KD 4.10
3. KD 3.10
K. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang bunyi menuntut siswa mampu
mengidentifikasi karakteristik gelombang bunyi untuk kemudian digunakan
menyelesaikan permasalahan pada kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu menjelaskan fenomena-fenomena gelombang bunyi tanpa
mengesampingkan besaran-besaran dalam gelombang bunyi.
3. Kegiatan-kegiatan pada materi gelombang cahaya menuntut siswa mampu
membedakan setiap gejala yang mirip, misal pada difraksi dan dispersi dengan
hamburan. Guru harus menuntun siswa menemukan letak perbedaan itu.
4. Siswa dituntut untuk memahami konsep gelombang cahaya untuk diterapkan
dalam
teknologi. Guru menuntun siswa dengan memberi contoh beberapa teknologi
Alat-Alat Optik
• Mata dan Kamera
• Lup
• Mikroskop
• Teropong/Teleskop
A. Pendahuluan
Benda-benda di alam dapat kita lihat karena adanya cahaya yang mengenai
benda tersebut. Melalui indra penglihatan berupa mata, manusia dapat melihat dan
mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berupa alam semesta beserta isinya.
Pembelajaran pada bab ini mengantarkan siswa untuk memahami prinsip kerja alat-
alat optik berdasarkan sifat-sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan
lensa.
Penerapan sifat-sifat cahaya dalam alat-alat optik sangat banyak. Hampir semua
alat optik menggunakan konsep yang dibahas dalam bab ini. Contoh alat-alat itu
antara lain, kacamata, kaca pembesar (lup), mikroskop, teleskop, dan binokular. Alat-
alat tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia dan tentu dapat lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan. Contohnya teleskop bintang yang dapat
menampilkan gambaran luar angkasa. Gugusan bintang dan galaksi yang megah
akan menyadarkan kita mengenai kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa yang telah
menciptakan alam semesta.
Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip pe- mantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata;
2. menganalisis gangguan penglihatan mata dan cara mengatasinya;
3. menjelaskan proses pembentukan bayangan pada kamera;
4. menjelaskan fungsi dan kegunaan lup, mikroskop, dan teropong;
5. menganalisis pembentukan bayangan pada lup, mikroskop, dan teropong pada
mata berakomodasi maksimum dan pada mata tidak
berakomodasi;
6. menghitung perbesaran bayangan pada lup, mikroskop, dan teropong;
7. membuat teropong sederhana.
2f f O F
Di dalam kamera terdapat diafragma yang memiliki fungsi sama dengan iris
pada mata yaitu untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Film
berfungsi menangkap dan merekam bayangan benda. Sifat bayangan yang
dihasilkan oleh lensa kamera pada film sama dengan sifat bayangan yang
dihasilkan oleh lensa manusia pada retina, yaitu bersifat nyata, terbalik, dan
diperkecil.
2) Review Subbab A
1. Pada penderita miopi atau rabun jauh, lensa matanya sulit memipih
secara
optimal sehingga tidak dapat berakomodasi minimum secara normal.
Titik
dekatnya lebih pendek daripada titik dekat normal (sn < 25 cm). Titik
jauhnya lebih pendek daripada titik jauh normal. Bayangan yang
terbentuk berada di depan retina. Agar bayangan ini tepat di retina,
maka dibantu dengan kacamata berlensa cekung.
3. 50 cm
5. 9,72 cm
3. Pertemuan III (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kali ini siswa mempelajari lup. Siswa diharapkan dapat
membedakan pengamatan dengan mata berakomodasi dan mata tidak
berakomodasi serta melukiskan pembentukan bayangannya saat menggunakan
lup agar tidak terjadi miskonsepsi dalam menggunakan persamaan yang ada.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium agar alat dan bahan mudah
didapatkan. Hal- hal yang harus dipersiapkan guru sebelum pembelajaran antara
lain lup dan kertas HVS sesuai jumlah kelompok siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery,
Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab, serta Pemberian
Tugas dan Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membagikan lup kepada tiap-tiap kelompok, lalu menjelaskan
tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Mengidentifikasi
Sifat-Sifat Lup.
(a) Mengamati
Mengamati kertas dapat terbakar oleh cahaya matahari yang
difokuskan oleh lup.
(b) Menanya
Menanyakan prinsip kerja dan pengaruh jarak fokus lensa pada
lup.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan sifat-sifat lup, kekuatan lup, dan prinsip kerja
lup untuk memperbesar bayangan.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi tentang sifat-sifat lup dan cara
kerjanya.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
(2) Guru membahas hasil diskusi siswa, lalu membahas persamaan
perbesaran bayangan lup saat mata tidak berakomodasi dan saat
mata
berakomodasi maksimum. Guru meminta siswa untuk menjelaskan
kedua jenis perbesaran bayangan pada lup tersebut.
c)Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas kembali
materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa mengerjakan soal
Review
dan membahas pertanyaan di Bertindak Kreatif subbab B sebagai
latihan
di rumah. Guru memantau perkembangan tugas proyek siswa.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Mengidentifikasi Sifat-Sifat Lup
Lup dapat membakar kertas karena cahaya matahari dikumpulkan pada
satu titik yang disebut titik fokus. Lup merupakan lensa cembung sehingga
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar).
Pada saat cahaya terkumpul di satu titik dan membakar kertas, jarak dari
lup ke kertas merupakan jarak fokus lup. Kekuatan lup dapat diketahui
meng-
5.
1 1
= +
30 m 0, 625 m
0, 625 + 30
=
18, 75 m
30, 625
=
18, 75 m
18, 75 m
f=
30,625
= 0,612 m
= 61,2 cm
Jadi, fokus lensa yang digunakan 61,2 cm.
Mtot
3. Mtot = Mob Mok → Mok = Mob
100
=
5
= 20 kali
Jadi, perbesaran lensa okulernya sebesar 20 kali.
5. a. s′ob = ( fob sob )
(sob − f ob )
⎛ (1 cm)(1,5 cm) ⎞
= ⎜ ⎟
⎝ 1,5 cm − 1 cm ⎠
1, 5 cm
=
0,5 cm
= 3 cm
b. d = s′ob +
fok
= 3 cm + 2,5 cm
= 5,5 cm
s o′ b
c. Mtot = sn
sob f ok
3 cm 25 cm
= 1,5 cm 2,5 cm
= (2)(10)
= 20 kali
Panjang mikroskop adalah 5,5 cm dan perbesaran totalnya 20 kali.
h′ → h′ = M h
M=
h
= (5)(0,2 cm)
= 1 cm
Tinggi bayangan benda saat mata tidak berakomodasi adalah 1 cm.
sn
b. M = f
+1
25 cm
= 5 cm +1
= 5+ 1
M = 6 kali
h′
M= → h′ = M h
h
= (6)(0,2 cm)
= 1,2 cm
Tinggi bayangan benda saat mata berakomodasi maksimum adalah 1,2 cm.
2. Seseorang bermata normal melihat benda kecil menggunakan lup
berkekuatan
10 D. Lup diletakkan 4 cm di depan mata. Jika mata berakomodasi
maksimum,
hitung perbesarannya!
Jawaban:
100 100
a. f= →f= = 10 cm
P 10 D
25 cm + 1 = 2,5 + 1 = 3,5 kali
b. M= sn + 1=
10 cm
f
sob ′
9= sob
sob′ = 9sob
1 1 1
= +
fob sob sob′
1 1
1 = +
0,9 cm sob 9sob
10 9+1
= 9sob
9 cm
90sob = 90 cm
sob = 1 cm
Jarak benda terhadap lensa objektif adalah 1 cm.
5. Lup dengan kekuatan 20 dioptri dipakai oleh pengamat bermata normal
untuk mengamati benda. Jika mata tidak berakomodasi, berapakah
perbesaran bayangan yang terjadi? (sn = 25 cm)
Jawaban:
1
f =
P
1
= m
20
= 0,05 m
= 5 cm
sn
M= 25 cm = 5 kali
f = 5 cm
Istilah f-number sering disebut dengan kelajuan lensa. Semakin rendah f-number,
semakin lebar bukaan lensa dan semakin tinggi jumlan energi cahaya yang mengenai
film. Sistem lensa kamera seringkali ditandai dengan beberapa f-number misalnya
f/2,8; f/4; f/5,6; f/8; f/11, dan f/16. Pemindahan f-number dari yang rendah menjadi
lebih tinggi misalnya dari dari f-4 menuju f-5,6 mengakibatkan luas bukaan lensa
berkurang dengan faktor 2.
Kamera sederhana secara umum memiliki panjang fokus lensa tetap, ukuran
bukaan lensa yang tetap, dan memiliki f-number sekitar f-11. Nilai f-number yang
tinggi memungkinkan tercapainya kedalaman ruang yang besar. Hal ini berarti
benda-benda yang jauh dari lensa dapat membentuk bayangan yang jelas pada film.
Dengan demikian kamera ini tidak perlu difokuskan.
Kamera digital pada dasarnya memiliki prinsip kerja hampir sama dengan
kamera manual. Hal yang membedakan adalah cahaya yang masuk ke lensa
tidak membentuk citra pada film fotografi. Citra pada kamera digital dibentuk
pada sebuah charge-coupled device (CCD) yang membentuk citra digital.
Selanjutnya citra digital ini diubah ke dalam kode-kode biner sehingga dapat
disimpan pada memori card sehingga diunduh ke komputer atau dikirim melalui
internet.
J. Penilaian
Tabel 11.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
2. KD 3.11 dan KD
4.11
3. KD 3.11
K. Rangkuman
1. Guru mengingatkan siswa agar selalu bersyukur karena dikaruniai mata
sehingga dapat melihat kekuasaan Tuhan. Guru membimbing siswa agar dapat
bertambah keimanannya dengan menyadari semua ciptaan Tuhan.
2. Persamaan pada alat-alat optik seringkali membingungkan karena banyak
kesamaan. Tugas guru adalah mempermudah pembahasan agar siswa paham.
3. Guru sebaiknya lebih menekankan mengenai pengamatan berakomodasi dan
tidak berakomodasi serta pengaruhnya terhadap bayangan yang terbentuk.
4. Tugas proyek menuntut siswa agar kreatif dan inovatif. Guru memberi saran
agar desain teropong setiap anak bisa berbeda.
Materi yang Dipelajari
• Penyebab Pemanasan Global
• Dampak dan Penanggulangan Pemanasan Global
A. Pendahuluan
Pemanasan menjadi isu penting saat ini. Banyak bencana dan fenomena alam
yang terjadi diakibatkan pemanasan global. Misal bencana banjir, kebakaran hutan,
punahnya hewan, dan badai yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia. Bukan
hanya Indonesia saja yang merasakan dampak dari pemanasan global, tetapi
seluruh dunia juga merasakan dampaknya.
Pemanasan global masuk dalam tema Fisika Lingkungan. Bab ini membahas
penyebab pemanasan global, aktivitas yang menghasilkan gas rumah kaca, dampak
pemanasan global, dan penanggulangan pemanasan global. Tema ini menuntut siswa
untuk banyak membaca sehingga guru sebaiknya memiliki buku referensi yang
direkomendasikan untuk siswa.
225 Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Kehidupan Fisika Kelas XI 225
Pengetahuan tentang pemanasan global diharapkan dapat membuka wawasan
siswa bahwa aktivitas manusia yang tidak diikuti dengan sikap bijaksana dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan menyadari hal itu, siswa diharapkan
mau bertindak untuk ambil bagian menyelamatkan bumi dari kerusakan.
Guru memberi pengertian bahwa kondisi bumi yang nyaman adalah anugerah
Tuhan yang wajib disyukuri dan dijaga. Sebagai wujud rasa syukur ini dapat
dilakukan dengan menjaga dan merawat lingkungan. Kegiatan-kegiatan di buku
siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa terkait pemanasan global. Siswa
dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok dan menghargai kerja kelompok untuk
mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam setiap kegiatan. Bertolak
dari pengetahuan yang mereka peroleh, siswa diharapkan memiliki keinginan
membuat suatu kegiatan atau program bersama yang dapat dimanfaatkan di tiap-tiap
daerah untuk menanggulangi dampak pemanasan global.
Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis gejala pe- manasan global dan dampaknya bagi ke- hidupan serta lingkungan.
4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehi- dupan serta lin
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan definisi pemanasan global;
2. menjelaskan penyebab pemanasan global;
3. menjelaskan efek rumah kaca;
4. menyebutkan gas rumah kaca;
5. menjelaskan kesepakatan dunia internasional terhadap pemanasan global;
6. menjelaskan dampak pemanasan global;
7. menjelaskan cara menanggulangi pemanasan global.
D. Materi Pembelajaran
1. Penyebab Pemanasan Global
2. Dampak Pemanasan Global
3. Cara Menanggulangi Pemanasan Global
2. Pertemuan II (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua melanjutkan penyebab pemanasan global dimulai dengan
membahas Tugas Mandiri: Bagaimana Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca?
dan Tugas Mandiri : Pencemaran Udara. Di pertemuan ini akan dibahas tentang
aktivitas industri, penebangan hutan, serta peternakan dan pertanian sebagai
penghasil gas rumah kaca. Setelah itu, membahas kesepakatan dunia
internasional tentang pemanasan global. Guru dapat menyiapkan gambar
tentang penebangan dan penggundulan hutan serta media presentasi.
Materi untuk Guru
Mekanisme efek rumah
kaca dapat dilihat pada Gambar
12.1. Matahari memancarkan
energi hingga permukaan bumi.
Energinya berupa cahaya dan
panas yang menerangi dan
menghangatkan bumi. Panas
akan diserap sebagian dan
sisanya dipantulkan kembali.
Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi inframerah gelombang
panjang diteruskan ke angkasa
luar. Namun, sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca yang
menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas rumah kaca ini
menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan bumi dan
akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan bumi.
Keadaan ini terjadi terus-
Sumber: Dokumen Penerbit
menerus sehingga mengakibatkan
Gambar 12.1 Mekanisme efek rumah kaca
suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah
kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer,
semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning, Inquiry, Discovery
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugas dan
Resitasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan Tugas Mandiri yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Guru dan siswa membahas kedua tugas
tersebut dengan melakukan diskusi di kelas.
b) Kegiatan Inti
(1) Bagi kelompok siswa untuk mengerjakan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Pengaruh Penggunaan Alat Transportasi
terhadap Kualitas Udara. Ingatkan siswa untuk berdiskusi
dengan tenang. Setelah selesai, sebaiknya gurulah yang
memilih siswa membacakan hasilnya di depan kelas. Hal ini
bertujuan agar semua siswa pernah memiliki pengalaman
presentasi ke depan kelas. Kegiatan ini penting untuk
ketercapaian kompetensi sikap sosial yaitu terampil dalam
kegiatan melaporkan. Tujuan melakukan kegiatan ini adalah
mencari hubungan antara penggunaan alat transportasi
dengan kualitas udara di daerah siswa.
(a) Mengamati
Mengamati penggunaan alat transportasi yang digunakan
teman-teman anggota kelompok.
(b) Menanya
i. Menanyakan akibat dari penggunaan beberapa alat
transportasi.
ii. Menanyakan alat transportasi yang sebaiknya
digunakan.
(c) Mengumpulkan Informasi
Mencari berbagai informasi terkait dampak penggunaan
beberapa alat transportasi terhadap kualitas udara.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan untuk meng-
hubungkan penggunaan alat transportasi dengan kualitas
udara suatu daerah.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan ke depan kelas bersama
anggota kelompoknya.
Catatan: Guru menilai keaktifan siswa dalam mengumpulkan
informasi, mengolah, mengambil kesimpulan, dan saat
presentasi.
(2) Ajak siswa untuk mengerjakan Review di akhir subbab A, lalu
dibahas di kelas.
(3) Bahaslah permasalahan pada Bertindak Kreatif tentang
penebangan hutan. Minta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya.
c) Kegiatan Penutup
Simpulkan hasil kegiatan pada pertemuan ini. Berikan Tugas
Mandiri: Perubahan Iklim Akibat Letusan Gunung Api, Tugas
Mandiri: Ozon, dan Tugas Mandiri: Manfaat Kesepakatan
Internasional bagi Dunia untuk dibahas pada pertemuan
selanjutnya. Pembagian kelompok diusahakan berbeda di tiap-tiap
tugas. Hal ini bertujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan
baik dengan semua orang, bukan hanya teman dekat mereka saja.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Bagaimana Mekanisme Efek Rumah Kaca?
Proses terjadinya rumah kaca sudah dijelaskan pada Materi untuk
Guru. Efek rumah kaca dalam batas normal dibutuhkan organisme di
bumi. Jika tidak terjadi efek rumah kaca, bumi memiliki suhu hampir -
18°C sehingga seluruh permukaan bumi tertutup es. (Adhyaksa Dault,
2009)
Pada pengamatan selama 30 tahun terakhir, kenaikan suhu rata-
rata udara di seluruh dunia sebesar 2°C. Di beberapa bagian bumi,
kenaikan suhu rata-rata mencapai 4–5°C, contohnya Bandung dan
Jakarta. Bahkan suhu di California mencapai keadaan yang sangat panas
sehingga menyebabkan kekeringan parah dan kebakaran hutan.
2) Tugas Mandiri: Pencemaran Udara
Contoh jawaban pada tugas ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Jenis Polutan Udara
SOx
CO 2
Debu
Abu
3) Bertindak Kreatif
Kayu banyak digunakan terutama pada industri kertas dan tisu.
Kita dapat mengurangi penggunaan tisu dan kertas untuk
memperlambat laju penebangan hutan. Gunakan kertas dengan sehemat
dan seefektif mungkin. Kita dapat mengganti tisu menggunakan
saputangan. Semua dimulai dari diri sendiri. Kegiatan ini dapat
diterapkan di sekolah. Guru dapat menindaklanjuti kegiatan
penghematan kertas dan tisu di sekolah. Bisa diupayakan sebagai
program sekolah sehingga bisa menjadi contoh bagi sekolah lain. Jika
hal ini dilakukan secara serius, mulai dari lingkungan rumah, sekolah,
dan seluruh Indonesia, hutan Indonesia akan pulih dan kembali asri.
4. Pertemuan IV (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ini membahas tentang Tugas Mandiri yang diberikan
pertemuan sebelumnya. Selain itu, siswa melakukan kegiatan untuk
mngetahui perubahan iklim dunia akibat pemanasan global. Siapkan media
presentasi, gambar, atau video yang mendukung pembelajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Tunjuklah beberapa siswa
untuk mempresentasikan tugas tersebut.
b) Kegiatan Inti
(1) Bahaslah hasil Tugas Mandiri bersama siswa. Beri kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat.
(2) Melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Bagaimana
Perubahan Iklim Dunia? Tujuan dari kegiatan ini agar siswa
dapat menjelaskan perubahan iklim dunia yang diakibatkan
pemanasan global. Siswa perlu banyak membaca untuk dapat
mengetahui perubahan iklim dunia.
(a) Mengamati
Mengamati perubahan iklim dunia dengan membaca
informasi dari koran, media online, majalah maupun
artikel di internet.
(b) Menanya
i. Menanyakan sebab dari perubahan iklim dunia.
ii. Menanyakan daerah yang mengalami perubahan iklim.
(c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan berbagai informasi tentang perubahan
iklim di seluruh dunia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia. Menghubungkan perubahan iklim
dengan pemanasan global, lalu mengambil kesimpulan.
(d) Mengasosiasi
Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan untuk meng-
hubungkan perubahan iklim dengan pemanasan global,
lalu mengambil kesimpulan.
(e) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil kegiatan ke depan kelas dan
menuliskannya dalam sebuah laporan.
(3) Minta siswa mengerjakan soal Evaluasi, sebagai persiapan
menghadapi ulangan harian.
c) Kegiatan Penutup
Simpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan ini. Ingatkan
siswa bahwa pertemuan minggu depan digunakan untuk
membahas hasil Tugas Proyek.
c. Kunci Jawaban
1 ) Tugas Mandiri: Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut
Kenaikan permukaan air laut mengakibatkan kadar garam air laut
menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Perubahan kadar garam ini ber-
pengaruh terhadap biota laut, contoh ikan, alga, dan udang. Penyusutan
Pulau Jawa 50 tahun kedepan diperkirakan seperti Gambar 12.2.
Pulau Jawa me-
miliki penduduk ter-
padat di Indonesia.
Jika tidak ada usaha
menanggulangi pe-
manasan global, per-
kiraan pada Gambar
12.2 mungkin saja
benar-benar terjadi.
Penduduk yang tinggal
dekat dengan pantai
harus bersiap
menemu- kan tempat
tinggal baru.
Sumber: Wisnu Arya Wardana, 2009
Gambar 12.2 Prediksi penyusutan daratan Pulau Jawa
tahun 2070
Tenggelamnya pelabuhan, bandara, dan kota dekat pantai tentu
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa.
2) Mari Bereksplorasi: Bagaimana Perubahan Iklim Dunia?
Perubahan iklim sudah dirasakan seluruh dunia. Sebagai contoh
Australia, Amerika Serikat, India, Pegunungan Alpen, dan Cina. Di
Australia, tinjauan satelit menunjukkan bahwa air di Great Barrier Reef rata-
rata menghangat 0,2°C dalam 25 tahun terakhir d an menyebabkan
berkurangnya luas dasar laut yang tertutup karang. Suhu kawasan
Pegunungan Alpen di Eropa terus meningkat sejak akhir abad ke-19.
Kekhawatiran pemanasan global tidak hanya berdampak pada industri ski
di kawasan itu. Sekitar 40 persen air segar di Eropa berasal dari jajaran
Pengunungan Alpen yang membentang dari Austria Timur hingga Prancis
barat. Perubahan iklim mengancam siklus air di kawasan itu, termasuk pola
curah hujan serta tutupan salju, dan gletser.
Berita selengkapnya dapat dibaca dengan berselancar di internet. Perlu
dibaca juga tentang badai, banjir, kekeringan, penyebaran penyakit, dan
gelombang udara panas akibat perubahan iklim.
3) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1.
2.
3.
4.
5.
B. Uraian
1. Gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer dan mencapai troposfer
akan membentuk lapisan yang bersifat seperti rumah kaca. Lapisan
ini akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali ke bumi.
Akibatnya, suhu bumi semakin lama semakin panas.
3. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-
lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari
penghangat
ruangan, mesin pemotong, dan penyimpanan daging. Peternakan
membutuhkan lahan yang tidak sedikit sehingga banyak hutan
hujan
yang dikorbankan. Hewan-hewan ternak seperti sapi melepaskan
metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan.
Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO yang
300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Penelitian Universitas
Chicago telah menunjukkan bahwa seorang vegetarian dapat
mengurangi emisi karbon hingga 1,5 ton setiap tahunnya.
5. Kesepakatan yang paling efektif adalah Clean Development
Mechanism. Kesepakatan ini memberikan solusi yang baik bagi
negara maju dan negara berkembang. Negara maju dapat
berinvestasi ke negara berkembang untuk mengurangi gas rumah
kaca. Join Implementation dan Emission Trading masih berjalan
tersendat-sendat sehingga masih diperlukan penyempurnaan.
7. Iklim di Indonesia sudah mulai berubah. Ada daerah yang
mengalami kemarau panjang sehingga mengalami kekeringan.
Ada daerah yang mengalami musim penghujan
berkepanjangan sehingga banjir. Keduanya mengganggu
produksi tanaman dan perkembangbiakan hewan sehingga
bisa terjadi krisis pangan.
9. Botol plastik dan gayung bekas dapat digunakan kembali
sebagai hiasan atau pot tanaman. Kertas koran dapat didaur
ulang. Sedotan plastik dapat dibuat menjadi hiasan. Alat
suntik harus dibuang dan dihancurkan.
5. Pertemuan V (2 × 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru mencari data beberapa daerah terdekat yang memiliki masalah
tentang lingkungan sehingga guru mengetahui data yang sebenarnya.
Siapkan media presentasi yang diperlukan siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Proyek, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa mengumpulkan hasil dari tugas yang mereka lakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa menyampaikan hasil pengerjaan Tugas Proyek.
(2) Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan
memberi tambahan kepada tiap-tiap kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengingatkan minggu depan akan diadakan ulangan harian.
J. Penilaian
Tabel 12.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan
2. KD 4.12, KD 3.12
3. KD 3.12
K. Rangkuman
1. Materi tentang pemanasan global membutuhkan buku referensi dan sumber
bacaan yang banyak. Guru sebaiknya memberikan buku alternatif lain untuk
memperkaya wawasan siswa. Berikan juga situs yang akurat untuk mendukung
pembelajaran.
2. Hasil yang harus dicapai adalah siswa mengetahui penyebab, dampak, dan cara
menanggulangi pemanasan global. Sikap yang diharapkan tentu kepedulian
siswa terhadap lingkungan sehingga mereka turut ambil bagian dalam
usaha menanggulangi dampak pemanasan global.
A. Pilihan Ganda Jawab:
1. y = A sin (ωt – kx)
2. 2π
= A sin (2π ft – λ x)
3. c 8. e 13. e 18. a
4. a 9. a 14. e 19. d 2π
= A sin (2π ft – v x)
5. e 10. c 15. e 20. a f
f
B. Uraian = A sin 2π ( ft – v x)
1. Diketahui: V1 = 8 m3 = 0,1 sin 2π ( 5t – 5 x)
4
T1 = 27°C = 300 K
5 (2))
p1 = p2 = 2,5 × 105 Pa yp → x = 2m
= 0,1 sin 2π ( 5(2) –
p 4
W= 5 × 105 J 5
= 0,1 sin 2π ( 10 – 2 )
Ditanyakan: T2
20 − 5
Jawab: = 0,1 sin 2π ( )
2
W= ρΔV = 0,1 sin 15π
W= ρΔV(V2 – V1)
5 × 105 J = 2,5 × 105 Pa (V2 – 8 m3) = 0,1 sin (14π + π )
2 m3 = V2 – 8 m 3 = 0,1 (sin 14π cos π
V2 = 10 m3 + cos 14π sin π)
V2 = 0,1(0 + (1)(1))
V1 = T2
T1 3 = 0,1(1)
10 m
8m
3
= T2 = 0,1
300 K 3
(10 m )(300 Jadi, simpangan di titik P sebesar 0,1
K)
m.
T2 =
8m
3
5. Diketahui: vs = 25 m/s
= 375 K fs = 500 Hz
= 102°C v = 340 m/s
Jadi, suhu akhir gas sebesar 102°C. vp = 0 m/s
Ditanyakan: a. fp → bus mendekat
3. Diketahui: V = 4 m/s
f = 5 Hz b. fp → bus menjauh
A = 10 cm = 0,1 m Jawab:
xp = 2 m v + vp
t = 2s a. fp = v − vs f s
Ditanyakan: yp
340 m/s + 0
= (500 Hz)
340 m/s − 25 m/s
= 539,68 Hz
v + vp
v + vs fs
a. fp = =
340 m/s + 0
= 465,75 Hz 30 cm
= 5 cm
Jadi, frekuensi yang terdengar saat bus
mendekati halte dan meninggalkan =6
halte secara berturut-turut sebesar Jadi, perbesaran bayangan yang
539,68 Hz dan 465,75 Hz. dihasilkan teropong bintang 6 kali.