Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

‘’PENTINGNYA PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA’’

Oleh :
MUHAMMAD HIDAYAT MUSLIMIN
210207501021
A/01

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS TEHNIK
PEND. TEKNOLOGI PERTANIAN
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Penanganan SMK3S dalam bidang pertanian 3
B. Dampak dan solusi penanganannya 3
BAB III 5
PENUTUPAN 5
A. kesimpulan 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang

Prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3


merupakan sebuah prosedur wajib yang harus dijalankan oleh semua perusahaan
di segala bidang. Tujuan K3 adalah untuk menjamin kenyamanan proses kerja, baik
itu karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan.

Dengan adanya prosedur K3 diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan dalam
proses berjalannya sebuah bisnis. Baik kerugian dalam bentuk fisik, materi
ataupun jiwa. Sosialisasi terkait keamanan keselamatan dan kesehatan kerja
umumnya disampaikan melalui pelatihan K3.

Berdasarkan pengertiannya, prosedur K3 adalah rangkaian proses yang dijalankan


dalam sebuah pekerjaan dimulai dengan penilaian mengenai risiko terkait
pekerjaan tersebut. Penilaian risiko berguna untuk menjamin keselamtan dan
kesehatan seluruh karyawan selama mereka sedang menyelesaikan tugas di dalam
ruang lingkup pekerjaan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prosedur K3 antara lain adalah
pertimbangan tentang adanya risiko baik cidera maupun sakit yang disebabkan
oleh pekerjaan tersebut. Selain risiko sumber daya manusia, risiko kerusakan alat
maupun lingkungan sekitar juga termasuk ke dalam cakupan prosedur K3.

Prosedur K3 muncul sejak manusia mulai mengenal pekerjaan. Adanya prosedur


ini merupakan bentuk pemenuhan hak asasi manusia, termasuk saat berada di
tempat kerja.

Kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada pekerjaan konstruksi, penyebabnya


hingga akibat yang dihasilkan dari kecelakaan tersebut. Peserta dibekali
pengetahuan siklus dari aktivitas keselamatan secara periodik baik harian,
mingguan atau bulanan serta asuransi untuk menanggulangi timbulnya kerugian
baik yang terjadi antara pemilik proyek dengan pihak pelaksana pekerjaan atau
Kontraktor selama berlangsungnya proses kerja kontruksi ataupun kerugian yang
timbul karena kecelakaan yang menimpa sumber daya manusia selama
berlangsungnya pekerjaan.
Prinsip keselamatan kerja dalam setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan
aman dan selamat. Suatu kecelakaan yang terjadi dapat dikarenakan faktor
manusia, peralatan, ataupun keduanya. Penyebab kecelakaan ini harus segera
ditangani untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Hal-hal yang perlu
diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman, antara lain:

a. mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan

b.mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan dila
kukan.

Menurut Mangkunegara (2013:161) kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi


yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang di akibatkan
oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor – faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan lingkungan
yang dapat membantu stres emosi atau gangguan fisik.

B. Rumusan masalah

1. bagaimana agar prosedur keselamatan dan kesehatan kerja berjalan dengan


baik.

2. Jelaskan resiko apa bila tidak memakai prosedur keselamatandan kesehatan


kerja

C. Tujuan

1. Menjelaskan bagaimana agar prosedur keselamatan dan kesehatan kerja


berjalan dengan baik

2. Menjelaskan resiko apabila tidak mematuhi prosedur keselamatan dan


kesehatan kerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penanganan SMK3 dalam bidang pertanian

K3 dalam bidang pertanian- ada banyak resiko yang harus dihadapi


oleh pekerja sektor di sektor pertanian baik itu keamanan, kesehatan lingkungan,
biologis dan pernapasan. Peralatan juga bisa menjadi penyebab kecelakaan kerja
disektor pertanian dan beberapa faktor lainnya.

Di negara maju, industri pertanian sukses bertransisi dari industri dengan tingkat
tenaga kerja tinggi dan tingkat produktivitas rendah, ke industri dengan tingkat
tenaga kerja rendah dan produktivitas tinggi. Peningkatan mekanisasi pertanian,
elektrifikasi pertanian dan penggunaan bahan kimia (pestisida) merupakan faktor
yang mendorong perubahan ini, namun di lain pihak, faktor-faktor ini juga
meningkatkan risiko kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Pengurangan tenaga kerja ini menuntut pekerja harus
kompeten di dalam melaksanakan beberapa pekerjaan pertanian, dan seringkali
harus bekerja seorang diri tanpa ada yang mengawasi. Dalam situasi ini,
pengetahuan dan pemahaman tentang K3 dan sikap positif terhadap K3 adalah
prasyarat untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Indonesia dapat meningkatkan penerapan K3 di bidang pertanian melalui


penyusunan perangkat peraturan perundang-undangan yang lengkap dan secara
khusus mengatur K3 di bidang pertanian, sebagaimana yang dilakukan di negara
maju. Sebagai contoh, pemerintah dapat membuat peraturan yang menggagas
penggunaan alsintan yang umum digunakan di Indonesia, mengingat alsintan
merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kecelakaan. Peraturan ini
sebaiknya memuat identifikasi potensi bahaya kerja dan tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan. Selain itu penerbitan pedoman pelaksanaan pekerjaan
pertanian yang beresiko mengakibatkan kecelakaan perlu dilakukan, misalnya
pedoman pelaksanaan dalam pengoperasian traktor.

B. Dampak dan solusi penanganannya

Menurut International Labor Organizational (ILO), Keselamatan


dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan
diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai
adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.
Dalam pedoman ILO tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (dikenal sebagai ILO-OSH 2001), disebutkan bahwa tindakan pencegahan
dan perlindungan harus dilaksanakan dalam urutan prioritas berikut: (i)
menghilangkan bahaya; (ii) mengendalikan risiko pada sumber (melalui
penggunaan pengendalian rekayasa atau tindakan organisasional); (iii)
meminimalkan risiko dengan merancang sistem kerja yang aman (termasuk
tindakan administratif yang diambil untuk pengendalian risiko); dan (iv) apabila
risiko residual tidak dapat dikendalikan dengan tindakan kolektif, perusahaan
harus menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai tanpa biaya dan
mengambil tindakan untuk memastikan penggunaan dan pemeliharaannya. (ILO,
2001)

1. Dampak atau resiko yang siap diterima dalam bidang pertanian

➢ Kecelakaan kendaraan pertanian


Menurut laporan kecelakaan akibat kendaraan pertanian banyak terjadi
dan hampir setengahnya menyebabkan kecelakaan fatal, luka yang di
akibatkan cukup fatal oleh kendaraan pertanian juga cukup serius.
Misalnya saja traktor dan kendaraan penyimpanan.

➢ Kepanasan
Penyakit yang disebabkan oleh kepanasan dapat mematikan. Setiap
tahunnya ribuan pekerja sakit karena kepanasan dan bahkan beberapa
meninggal. Pekerja yang terpapar panas dalam keadaan lembab memiliki
resiko tinggi karena penyakit terutama jika melakukan kerja yang berat dan
menggunakan pelindungan berat dan peralatan.

➢ Jatuh
Pekerja dibidang pertanian berisiko terjatuh hingga dapat terluka atau
bahkan meninggal. Tempat kerja yang kadang tidak rata dan struktur
tanahnya tidak kuat bisa menyebabkan pekerja terjatuh.
➢ Peralatan berbahaya dan mesin
Pekerja pertanian secara rutin mengunakan pisau, cangkul dan alat potong
lainnya, atau menggunakan mesin. Peralatan tersebut dapat berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja jika tak beroperasi dan di operasikan
dengan baik.

➢ Bahaya ditempat penyimpanan


Tempat penyimpanan hasil panen memang tampak aman namun tetap
memiliki resiko kerja. Pekerja bisa mengalami kekurangan nafas saat
berada ditempat penyimpanan dan tertimbun oleh hasil panen tersebut.

➢ Lingkungan kerja yang kurang sehat


Pekerja yang kurang dengan air, fasilitas sanitasi yang buruk dan tidak
terbiasa menncuci tangan dengan benar dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan. Pekerja pertanian bisa terkena head stroke dan
dehidrasi karena tidak cukup air, infeksi pada saluran kecing karena toilet
yang tak layak dan keracunan karena tidak mencuci tangan dengan bersih.

➢ Petsida dan zat kimia lainya


Petsida beresiko menjadi sumber penyakit bagi para pekerja. Pekerja yang
terkontaminasi oleh petsida bisa melalui kontak langsung, udara, ataupun
melalui makanan yang terkontaminasi oleh petsida.

2. Solusi atau cara mencegah agar terhindar dar kecelakaan kerja.

➢ Kecelakaan akibat kendaran pertanian


Untuk mrncrgsh terjadinya kecelakaan tersebut para pekerja yaitu:
- Tidak mengizinkan penumpang lain mengendarai kendaraan pertanian
- Tidak mengizinkan orang yang tidak berkepentingan masuk ke area
aktivitas pertanian
- Mematikan kendaraan saat mengisi bahan bakar
- Parkir kendaraan saat tidak ada sopir didalamnya, kendaraan harus
keadaan mat

➢ Kecelakaan akibat kepanasan


Untuk mencegah terserang kelelahan dan penyakit karena kepanasan
maka perlu banyak minum air, beristirahat dan berteduh. Jika dalam
keadaan terpapar panas matahari maka minum air setiap lima belas menit
meskipun tidak sedang haus. Beristirahat jika merasa lelah, istirahat
dilakukan ditempat teduh serta mengunakan alat pelindung kepala.

➢ Kecelakaan akibat jatuh


Cara untuk mengatasinya :
- Mengeliminasi resiko
- Menempatkan alat pencegah jatuh
- Mengunakan sistem posisi kerja
- Menggunakan tangga tetap atau portable

➢ Kecelakaan akibat peralatan berbahaya dan mesin


Solusi untuk mencegahnya yaitu:
- Semua alat harus dirawat dengan baik dan digunakan sesuai
instruksinya.
- Peralatan yang menggunakan listrik harus ditempatkan dengan benar
dan dilapisi.
- Pekerjaan pertanian harus menggunakan alat pelindung diri dan
memeriksa pakaiannya tidak ada yang berpotensi dapat tersambar
oleh mesin. Rambut yang panjang boleh diikat kebelakang.

➢ Kecelakaan ditempat penyimpanan


Solusi agar tehindar dari kecelakaan ini dengan selalu berhati hati, tidak
menaiki hasil panen dan tidak melakukan yang fatal ditempat ini.
➢ Lingkungan yang kurang sehat
Solusi agar terhindar dari kecelakaan ini dengan selalu memperhatikan
kesehatan, pola hidup sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat.

➢ Petsida dan zat kimia lainnya


Solusi agar terhindar dari kecelakaan ini dengan selalu mencuci tangan
apabila menggunakan zat kimia atau petsida, memakai alat pelindung
tangan/sarung tangan untuk penggunaan zat kimia serta tidak berkontak
langsung dengan orang lain.

1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja :
o Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
o Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat
kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
o Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
o Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga
kerja.
o Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan
dengan peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
o Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
o Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat
kerja.
o Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja
kepada tenaga kerja.

BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 merupakan sebuah


prosedur wajib yang harus dijalankan oleh semua perusahaan di segala bidang.
Dengan adanya prosedur K3 diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan dalam
proses berjalannya sebuah bisnis. Berdasarkan pengertiannya, prosedur K3
adalah rangkaian proses yang dijalankan dalam sebuah pekerjaan dimulai dengan
penilaian mengenai risiko terkait pekerjaan tersebut. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam prosedur K3 antara lain adalah pertimbangan tentang
adanya risiko baik cidera maupun sakit yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut.
Prosedur K3 muncul sejak manusia mulai mengenal pekerjaan. Adanya prosedur
ini merupakan bentuk pemenuhan hak asasi manusia, termasuk saat berada di
tempat kerja. Kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada pekerjaan konstruksi,
penyebabnya hingga akibat yang dihasilkan dari kecelakaan tersebut.

B. Saran
1. Agar penelitian ini lebih akurat di masa mendatang, hendaknya peneliti

selanjutnya dapat menambah variasi aspek pelaksanaan program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3), menambah responden, memperluas wilayah

penelitian.

2. Mengingat pentingnya pengaruh pelaksanaan program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja, maka di masa

mendatang sangat diharapkan perusahaan jasa konstruksi/kontraktor dapat

lebih menerapkan pelaksanaan program ini untuk mengurangi angka

kecelakaan kerja.

3. Setiap penyedia jasa konstruksi hendaknya memberikan pelatihan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara berkala sehingga tersedia

tenaga ahli di setiap proyek konstruksi.

4. Pemerintah hendaknya mengeluarkan peraturan mengenai standar pelaksanaan

program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang lebih baru dan lebihjelas agar
pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik.
Daftar pustaka

ILO. Konvensi ILO No. 184 tahun 2001 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Bidang Pertanian. Jeneva: ILO; 2001.

International Labour Organization. Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja


Muda.http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---
ilojakarta/documents/publication/wcms_627174.pdf. Diakses pada 22 Maret 2019

InfoDATIN. 2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-K3.pdf.
Diakses pada 21 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai