Anda di halaman 1dari 7

Nama : I Gusti Bagus Ngurah Nayaka Prayoga

No : 14
Kelas : XII MIPA 3

DASA YAMA BRATHA DAN DASA NYAMA BRATHA


a. Pengertian
Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama bratha adalah ajaran pengendalian diri
secara lahir dan bathin bagi setiap orang penganut Hindu dalam rangka
mewujudkan hidup dan kehidupan yang sejahtera, bahagia, bersih, dan suci
dalam hidup dan kehidupannya. Dasa Yama Brata adalah sepuluh pengendalian
keinginan untuk mendapatkan kesempurnaan hidup. Sedangkan, Dasa Nyama Brata
berarti sepuluh macam pengendalian keinginan dalam tingkat mental untuk mencapai
kesempurnaan hidup.

b. Bagian
 Bagian dari Dasa Yama Bratha
1. Ànåûangsya yaitu harimbawa berarti tidak mementingkan diri sendiri
saja;
2. Kûmā berarti tahan akan panas dan dingin;
3. Satya berarti tidak berkata bohong;
4. Ahimsā berarti berbuat bahagianya makhluk;
5. Dama berarti sabar serta dapat menasihati diri sendiri;
6. Àrjawa berarti tulus hati, berterus terang;
7. Prtti berarti sangat welas asih;
8. Prasāda berarti kejernihan hati;
9. Mādhurya berarti manis pandangan (muka manis) dan manis
perkataan;
10. Mārdawa berarti kelembutan hati.

 Bagian dari Dasa Nyama Bratha


1. Dana berarti pemberian-pemberian makanan dan minuman, dan lain-
lainnya.
2. Ijya berarti pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya.
3. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani.
4. Dhyana berarti merenung memuja Tuhan.
5. Swadhyaya berarti mempelajari Weda.
6. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin.
7. Bratha berarti pengekangan nafsu terhadap makanan.
8. Upawasa berarti pengekangan diri.
9. Mona berarti pengendalian kata-kata.
10. Snana berarti melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya.
c. Tujuan dan Manfaat
 Tujuan dan manfaat Dasa Yama Bratha
1. Ànåûangsya
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan bersikap welas-asih.
2. Kûmā
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat pengampun,pemaaf, serta sabar dan tahan
uji.
3. Satya
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat kebenaran,kesetiaan, dan kejujuran.
4. Ahimsā
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat menyiksa, dan menyakiti sesama-Nya.
5. Dama
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat sabar dan dapat menasehati diri sendiri.
6. Àrjawa
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat berterus terang.
7. Prtti
dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat sangat welas asih.
8. Prasāda
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat kejernihan hati.
9. Mādhurya
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat manis pandangan.
10. Mārdawa
Dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian,
keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat kelembutan hati.

 Tujuan dan manfaat Dasa Nyama Bratha


1. Dana
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka berderma
(bersedekah) berupa makan dan minum dan bentuk pemberian lain
yang sejenis dengan itu.
2. Ijya
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur untuk mewujudkan kesempurnaan batin
“moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat
pemuja Tuhan Yang Maha Esa, para Deva, para leluhur, dan
pemujaan lainnya yang sejenis dengan itu.
3. Tapa
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengekangan
atau memunahkan nafsu amarah.
4. Dhyana
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka merenung
untuk memuja Deva Siwa sebagai wujud keyakinan kita semua.
5. Swadhyaya
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka
mempelajari Weda dan kita yang sejenis dengan itu.
6. Upasthanigraha
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian
atau pengekangan nafsu birahi yang ada pada pribadinya.
7. Bratha
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka melakukan
pengekangan nafsu terhadap makanan.
8. Upawasa
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka melakukan
pengekangan diri.
9. Mona
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat selalu
mengusahakan untuk berbicara yang baik dan suci.
10. Snana
Dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat kesucian yang
secara tekun melakukan pemujaan dengan ‘Tri Sandhya, dan do’a
sehari-hari’ yang lainnya.

d. Contoh Penerapan
 Contoh Penerapan Dasa Yama Bratha
1. Ànåûangsya
 Memberi kesempatan kepada penyebrang jalan dengan
memperlambat kecepatan sepeda motor/mobil.
 Memberikan tempat duduk kita di dalam bus/angkutan
kepada orang tua atau orang hamil.
 membatalkan janji pribadi untuk melaksanakan kepentingan
warga masyarakat.
2. Kûmā
 Memaafkan kesalahan teman.
 Tidak merasa minder/berkecil hati walaupun merasa diri ada
kekurangan
 Tidak marah atau tersinggung bila dijelek-jelekkan teman.
3. Satya
 Mengatakan dengan sebenarnya apa yang dilihat, di dengar.
 Bertanggung jawab terhadap yang telah diperbuat.
 Menepati janji.
4. Ahimsā
 Tidak membunuh binatang sembarangan.
 Tidak menghina teman yang memiliki kekurangan.
 Tidak mengganggu hewan yang sedang tidur.
5. Dama
 Sebelum tidur renungkanlah perbuatan yang telah kita
lakukan sebagai evaluasi harian untuk meningkatkan kwalitas
diri.
 Untuk menghindari adanya penyesalan yang datangnya selalu
di belakang, sebelum berkata dan berbuat pikirkan secara
matang akibatnya.
 Biasakan tidak terlalu repot membicarakan kelemahan orang,
masih lebih baik jika rajin melihat kelemahan diri sendiri.
6. Àrjawa
 Berpijaklah pada kebenaran walaupun banyak godaan.
 Jadilah ksatria pembela kebenaran seperti peribahasa Berani
karena benar Takut karena Salah.
 Jangan mengaku dan merasa diri selalu paling benar.
7. Prtti
 Hiduplah rukun saling mengasihi sesama teman di sekolah,
bersama keluarga, begitu juga dengan tetangga sekitar.
 Memelihara hewan peliharaan dengan baik.
 Rajin merawat dan memupuk tanaman.
8. Prasāda
 Berpikir jernih, cermat dan masuk akal jangan
mengembangkan pikiran buruk atau berburuk sangka (negatif
thinking) kepada orang lain.
 Rajin sembahyang.
 Berbuat yang iklas tanpa pamrih.
9. Mādhurya
 Selalu berbicara yang sopan kepada lawan bicara.
 Bersikap ramah tamah terhadap semua orang, menghindari
sikap judes dan cuek.
 Bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menghindari
sikap kasar, emosional dan mudah tersinggung.
10. Mārdawa
 Bersikap empati terhadap penderitaan orang lain sehingga
memiliki keinginan untuk memberi pertolongan.
 Dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
 Menyadari diri memiliki kelebihan dan kekurangan.

 Contoh Penerapan Dasa Nyama Bratha


1. Dana
 Membiasakan berderma kepada orang yang sedang menderita
mengalami kesusahan dalam hidupnya.
 Kekayaan berupa harta benda bersifat tidak kekal dan tidak
dibawa mati, maka sisihkanlah sebagian harta kita untuk
berderma/beramal.
 Berikanlah sedekah kepada orang yang membutuhkan.
2. Ijya
 Rajin melakukan Tri Sandya setiap hari ( pagi, siang, sore ).
 Rajin berdoa setiap saat.
 Rajin melakukan persembahyangan pada hari raya.
3. Tapa
 Berlatih diri mengendalikan pikiran seperti berusaha untuk
berpikir jernih, berpikir yang baik agar tahan uji terhadap
masalah yang mengganggu pikiran.
 Berlatih mengendalikan keinginan, misalnya memenuhi
keinginan sesuai kebutuhan, memenuhi keinginan sesuai
kemampuan, menghindari keinginan yang menimbulkan
kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar tahan
uji terhadap pengaruh buruk keinginan itu.
 Berlatih hidup sederhana agar tahan uji terhadap penderitaan.
4. Dhyana
 Saat belajar di kelas perlu memusatkan pikiran tentang
pelajaran yang sedang diajarkan.
 Memusatkan pikiran pada saat mengendarai sepeda
motor/mobil.
 Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan melakukan
Pranayama.
5. Swadhyaya
 Tekun belajar jangan cepat putus asa.
 Berusaha belajar secara mandiri artinya belajar tanpa
diperintah dan belajar menemukan jawaban sendiri.
 Jangan malu bertanya kepada orang lain tentang suatu
masalah yang tidak dimengerti atau tidak diketahui
6. Upasthanigraha
 Menghindari berduaan dengan lawan jenis di tempat yang
sepi.
 Menghindari berpakaian yang ketat atau seksi bahkan
berpakaian yang merangsang.
 Mengindarkan diri dari pikiran kosong agar tidak berpeluang
menghayal terhadap hal-hal yang porno.
7. Bratha
 Berjanjilah dari lubuk hati yang paling dalam.
 Taatilah apa yang menjadi janjimu, seperti; saya ingin
menjadi orang yang berguna, saya ingin menjadi orang yang
berbakti kepada orang tua, saya ingin menjadi orang yang
berguna dalam keluarga.
 Janji dalam hati bukan untuk diingkari tetapi untuk ditaati,
8. Upawasa
 Hindari memakan makanan yang berlebihan karena nafsu
belaka.
 Hindarkan diri untuk memakan makanan yang sudah basi
atau kedaluwasa.
 Hindari makan makanan yang kotor.
9. Mona
 Hindari berkata kasar.
 Hindari perkataan mencaci maki.
 Hindari perkataan bohong.
10. Snana
 Rajin mandi 2 kali sehari yaitu pagi hari sebelum sekolah dan
sore hari.
 Rajin merawat badan, misalnya: memotong rambut yang
panjang, memotong kuku, menyikat gigi, mencuci pakaian
sendiri, mandi dengan menggunakan air bersih dan memakai
sabun.
 Rajin sembahyang baik di sekolah dengan Tri Sandya dan di
rumah di sore hari melaksanakan Tri Sandya dan Kramaning
Sembah.

Anda mungkin juga menyukai