BAB 4. Membuat Sudut Siku-Siku
BAB 4. Membuat Sudut Siku-Siku
A C
X B Y
Perhitungannya:
Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga
= ( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4 . 1/2 b.a
= b2 + 2 b.a + a2 = c + 2 b.a
2
= b2 + a2 = c2 + 2 b.a - 2 b.a
= b2 + a 2 = c 2
Berdasarkan rumus tersebut terbukti bahwa sisi miring sebuah segitiga siku -
siku adalah akar dari jumlah kuadrat sisi - sisi yang lain.
Pada gambar 4.2, AB adalah garis lurus yang diukur dan B adalah titik yang
akan dibuat sudut siku-sikunya. Dari titik B ke arah A, ukurlah jarak 6m,
misalnya dititik C, dimana C terletak pada garis AB. Kemudian ujung pita ukur
yang tertulis nilai nol diletakkan dititik B dan panjangkan pita ukur sampai
dengan angka 18m dan ikatkan pada titik C. Pada pita ukur yang menunjukkan
angka 8 kita pegang dan kita tarik sehingga angka 0 – 8 dengan 8 – 18 sama-
sama kencang, misalkan titik yang menunjukkan ang-ka 8 tersebut adalah D.
Maka, BCD adalah segitiga siku-siku dengan panjang BD = 8m dan CD = 10m.
Sedangkan BC sudah diukur sepanjang 6m. Maka segitiga tersebut mempunyai
perbandingan sisi-sisinya adalah 3:4:5 dengan sudut siku-siku dititik B.
A
B C
Kadang-kadang suatu sudut siku-siku dapat dibuat dari suatu titik yang terletak
diluar dari garis lurus yang diukur. Pada gambar 4.3, X adalah titik yang berada
di luar garis AB, sedangkan AB sendiri adalah garis lurus yang diukur.
Ikatkan ujung pita ukur di titik X, dengan panjang sembarang. Tarik pita ukur
sehingga memotong garis AB, misalkan dititik C. Kemudian dengan me-megang
pita ukur tersebut kita bergerak sehingga memotong garis AB dititik D (XC =
XD). Jarak CD kita bagi dua sama panjang, misalkan di titik E. Bila titik E
dihubungkan dengan titik X, maka EX ┴ AB atau segitiga XED adalah segitiga
siku-siku dengan siku-sikunya di titik E.
A C D E B
Gambar 4.3. Membuat Siku-Siku Dari Sebuah Titik Diluar Garis Lurus
Pada alat tersebut dilengkapi dengan tangkai sehingga mudah ditancapkan pada
tanah atau pada suatu sudut siku-siku. Dari salah satu lubang pembidikan, kita
impitkan dengan garis yang kita ukur. Kemudian dari lubang pembidikan yang
lainnya kita bisa membuat sudut siku-sikunya.
Cermin sudut diamati pada garis lurus sambil membidik dua titik patok atau
jalon yang jauh dari alat (lihat gbr 3.5). Pengamat menggerak-gerakkan alat
sepanjang garis ukur sehingga bayangan dari yang telah ditentukan seperti sudut
bangunan dan sebagainya, berimpit dengan bayangan dua titik sebelumnya.
Selanjutnya digunakan unting-unting yang digantungkan pada bagian bawah alat
untuk menentukan posisi titik sudutnya.
Prisma rangkap dapat ditempatkan pada garis antara dua titik, transit dan jalon
(gbr 3.5). Bila banyangan dari dua titik pada masing-masing ujung garis
diimpitkan pada alat, alat telah berada pada garis lurus. Pengamat menggerak-
gerakkan prisma sepanjang garis hingga objek (sudut bangunan dan sebagainya)
terlihat secara langsung (antara prisma di bawah atau di atas) berada pada satu
garis dengan dua bayangan sebelumnya.