Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arinda Nurifa Ramadhanty

Kelas : XII AK 5

PPKN
Halaman 12. Penilaian Mandiri.

Sudah dibahas salah satu contoh perlindungan hukum yang sudah dilakukan pemerintah yaitu
melindungi hak cipta dengan menindak tegas para pelaku pembuat VCD/DVD bajakan. Sekarang
kalian carilah contoh perlindungan hukum lainnya selain tentang hak cipta yang ada di Indonesia.
Kemudian jelaskan beserta contoh kasusnya dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kamu ambil dari
kisah nyata kamu dan keluarga atau mengambil dari media cetak dan media sosial lainnya.

Jawab :

Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, ada beberapa diantaranya yang sudah
cukup terkenal dan kalian pasti pernah mendengarnya. Perlindungan hukum terhadap konsumen
adalah salah satu contohnya. Perlindungan hukum terhadap konsumen ini juga sudah memiliki dasar
hukum yang sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang isinya meliputi hampir semua hal yang sudah menjadi hak dan
kewajiban antara produsen dan konsumen. 

Contoh kasus yag pernah terjadi :

1. Maraknya Penjualan Bakso Celeng

Sebuah ruko yang dijadikan tempat produksi bakso oplosan daging sapi dengan babi
hutan di Pasar Citeureup, Kabupaten Bogor, digerebek polisi, Minggu, 28 Mei 2017. Dari
penggerebekan itu, polisi menyita barang bukti berupa 46 kilogram (kg) daging babi hutan,
daging ayam seberat 60 kg, daging ayam yang sudah dicampur daging celeng seberat 4 kg, 1
unit penggilingan daging kasar, 1 unit penggilingan daging halus, dan 1 buah freezer. Petugas
juga menciduk 6 orang antara lain Pranoto alias Noto pemilik usaha bakso oplosan, dan
keempat karyawannya yaitu Agus Isworo, Ujang, Imat, Marjianto. Kemudian Heri Setiawan,
sebagai pembeli.
Penangkapan berawal dari informasi masyarakat Bogor tentang adanya tempat usaha
bakso yang menggunakan bahan campuran daging babi hutan.  Hasil pemeriksaan
sementara, Noti menjual bakso yang diproduksinya ke konsumen seharga Rp 40 ribu sampai
dengan Rp 50 ribu per kilogram. Harganya lebih murah karena dicampur daging
celeng. Meski terindikasi kuat melanggar hukum, polisi belum menetapkan pemilik usaha
bakso celeng ini sebagai tersangka.

2. Penggunaan Formalin Pada Ikan Asin

Ikan asin yang dijual di pasar tradisional di Kota Yogyakarta terbukti mengandung bahan
pengawet berbahaya yaitu formalin. Bahkan kandungan formalin di ikan asin tersebut
terbilang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil pengecekan yang dilakukan Stasiun Karantina
Ikan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas I Yogyakarta di Pasar Beringharjo Yogyakarta. 20
sampel  dari tiga jenis ikan asin yaitu ikan jambal, teri nasi, dan teri kering Semua produk
olahan dari tiga jenis ini terbukti mengandung formalin. dari uji labolatorium diketahui
kandungan formalin yang terdapat pada tiga produk olahan tersebut mencapai diatas 100
ppm. Artinya dari satu kilogram olahan perikanan tersebut terdapat satu miligram
kandungan formalin.
Penggunaan formalin sendiri sudah dilarang dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor
33 tahun 2012. Penggunaan bahan pengawet mayat ini bisa menimbulkan dampak serius
pada kesehatan. Dalam jangka panjang, kata dia, efeknya bisa mengganggu pencernaan
hingga menimbulkan penyakit kanker. pedagang untuk berhati-hati menjual dagangannya.
Para meminta juga harus mengerti akan bahayanya obat kimia tersebut. Sehingga pedagang
tidak lagi menjual dagangan yang mengandung formalin. ikan asin yang tidak mengandung
formalin itu sering dikerubuti lalat. Sedangkan yang mengandung formalin dijauhi lalat. Bau
ikan asin yang tidak berformalin lebih amis.

3. Kembalian Uang Alfamart

Sengketa antara Mustolih dan PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) yang awalnya
diselesaikan di Komisi Informasi Pusat dan kemudian berlanjut di Pengadilan Negeri
Tangerang , pada dasarnya adalah sengketa yang terkait dengan perlindungan konsumen.
Mustolih adalah seorang konsumen yang berbelanja di Alfamart, sebuah toko yang dikelola
PT SAT. Sedangkan PT SAT adalah pelaku usaha di bidang ritel. Baik Mustolih maupun PT
SAT, keduanya tunduk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Sebagai konsumen, Mustolih memiliki hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Dalam kasus sengketa dengan PT SAT,
Mustolih ingin menggunakan haknya untuk mengetahui informasi mengenai penggunaan
uang kembalian yang didonasikan melalui Alfamart kepada beberapa yayasan sosial.
Memang uang kembalian tersebut tidak dikategorikan sebagai barang yang dikonsumsi.
Namun upaya Alfamart untuk menjadi penghubung antara yayasan sosial dengan konsumen
yang ingin berdonasi dapat dikategorikan sebagai jasa.
Sebagai pelaku usaha, berdasarkan pasal 7 butir b UU Nomor 8 Tahun 1999, PT SAT
berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan . Oleh karena itu, hasil dari jasa pengumpulan donasi yang dilakukan oleh PT
SAT melalui kasir Alfamart wajib dilaporkan penggunaannya secara benar, jelas, dan jujur.
Tidak ada penjelasan  lebih lanjut tentang maksud benar, jelas, dan jujur dalam UU Nomor 8
Tahun 1999.
Halaman 15. Penilaian Diri.

Setelah kamu mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran 1 ini, isilah penilaian diri ini dengan
jujur dan bertanggung jawab yang berisi tentang pemahaman materi dengan memberikan tanda
centang (√) pada tabel berikut.

No Submateri Pokok Ya Tidak


1 Saya mengingat memahami pengertian hukum dan tujuan hukum √
2 Saya mengerti tentang konsep Indonesia sebagai negara hukum √
3 Saya mengerti tentang makna perlindungan dan penegakan hukum √
4 Saya dapat menganalisis kasus perlindungan dan penegakan hukum √
di Indonesia
5 Saya mengerti tentang keinginan negara untuk mencapai supremasi √
hukum
6 Saya dapat memahami bahwa perlindungan dan penegakan hukum √
harus dilakukan oleh warga negara termasuk saya

Anda mungkin juga menyukai