Anda di halaman 1dari 3

Budidaya Udang Vaname 

– Bagi para pemula yang ingin terjun ke dunia bisnis, budidaya udang vaname bisa


menjadi peluang usaha. Dikarenakan usaha budidaya ini menghasilkan untung yang melimpah dengan hanya
memerlukan modal kecil. Semakin banyak para wirausaha yang berhasil di bidangnya masing-masing seiring
dengan berjalannya waktu. Hal tersebut disebabkan  semakin kesini semakin merajalela bisnis mandiri.

Budidaya udang vaname air tawar merupakan salah satu bisnis mandiri yang sedang digeluti banyak orang.
Udang vaname itu sendiri merupakan jenis udang yang hidup di air tawar, dapat disebut juga dengan whiteleg
shrimp. Udang ini juga merupakan salah satu jenis udang yang banyak digunakan untuk berbagai jenis
hidangan.
Cara Budidaya Udang Vaname Untuk Pemula
Hal itulah yang membuat udang jenis ini banyak diinginkan di pasaran. Peluang untung akan otomatis semakin
tinggi  dengan permintaan pasar yang tinggi. Budidaya udang vaname ini juga dapat dilakukan di rumah
sehingga tidak akan merepotkan si pembudidaya. Berikut langkah-langkah cara budidaya udang vaname :
1. Persiapan Tambak Udang Vaname
Langkah pertama yang dapat dilakukan ketika budidaya udang vaname adalah mempersiapkan tambak udang
vaname. Melakukan persiapan tambak udang vaname bertujuan untuk  mempercepat proses oksidasi yang dapat
membuang gas-gas beracun, menetralkan tingkat keasaman pada tanah, dan bibit hama penyakit yang ada di
tanah dasar tambak dapat dibunuhnya. Dalam persiapan tambak, ada 4 cara yaitu :
a. Pengeringan Tambak
Pengeringan tambak merupakan cara awal dalam persiapan tambak udang vaname. Pengeringan tambak tersebut
berguna untuk membunuh bakteri pengganggu yang dapat merugikan di dalam kolam tambak. Untuk
memastikan bakteri yang merugikan di dalam kolam tambak mati dan hilang, maka biarkan 3hari setelah
tambak dikeringkan.
b. Pembajakan Tambak
Langkah selanjutnya, setelah dasar tanah tambak kering adalah membajak tanah pada tambak dengan kedalaman
sekitar 10cm. Apabila pada saat melakukan pembajakan ditemukan adanya sampah, dapat dilakukan
pembersihan sampah dengan membuangnya terlebih dahulu.
Tujuan pembajakan pada tambak ini adalah untuk menghilangkan bau busuk yang berasal dari sisa pakan yang
mengendap di dasar tambak dan mengangkat sisa-sisa lumpur.
c. Mengembalikan pH Tanah
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang vaname adalah tingkat keasaman air tambak yang
digunakan. Bahkan apabila tingkat keasaman air (pH) tambak yang digunakan terlalu tinggi dapat menyebabkan
udang vaname terbunuh atau mati.
Tingkat keasaman yang diperlukan dalam budidaya udang vaname adalah 7.5 sampai 8.5 pH. Udang vaname
akan dapat tumbuh dengan baik pada nilai pH 7.5 sampai 8.5. Akan tetapi, pada umumnya tambak mempunyai
tingkat keasaman dengan nilai pH dibawah 7.
Para pembudidaya dapat menggunakan alat pH meter, agar lebih akurat dalam mengetahui nilai pH air yang
digunakan pada tambak. Setelah nilai pH diketahui akurat, kemudian para pembudidaya dapat menetralkan nilai
pH tersebut dengan menggunakan kapur pertanian atau dapat juga disebut dengan dolomite. Dosis pengapuran
pH tanah adalah sebagai berikut :
 Gunakan kapur sebanyak 500 – 1000 kg/ha untuk nilai pH <4
 Gunakan kapur sebanyak 250 – 500 kg/ha untuk nilai pH 5 – 6
 Gunakan kapur  sebanyak 100 – 250 kg/ha untuk nilai pH 6
Mengaduk kapur atau dolomite secara merata, kemudian taburkan pada tambak udang merupakan cara
pengapuran pada tambak udang vaname. Setelah cara tersebut selesai, kemudian diamkan tambak selama 2
hingga 3 hari.
d. Persiapan Tambak
Langkah selanjutnya setelah mengembalikan pH tanah menjadi normal adalah :
 Lumpur sisa usaha budidaya sebelumnya dibuang terlebih dahulu dan lakukan pengeringan kolam.
 Pemberian kapur pertanian (CaCO₃) 100 – 300 Kg/Ha, kapur tohor [Ca(OH)₂] 50 -100 Kg/Ha dan Dolomit
[CaMg(CO)₃] sebanyak 200 – 300 Kg/Ha.
 Pemupukan organic dengan pupuk kandang dan penyemprotan GDM Black BOS dosis 5 Kg/Ha secara
merata.
 Pemupukan Urea 10 m- 20 Kg/Ha, SP 36 sebanyak 5 – 10 Kg/Ha.
 Pemberian saponin 10 – 12 ppm dan diamkan 2 – 3 hari untuk memberantas hama penyakit yang ada di
kolam
 Pengisian air secara bertahap dan aplikasi Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Tambak 6 liter/Ha.
 Penumbuhan plankton sebagai pakan alami benur / udang dengan aplikasi rutin Suplemen Organik Cair
GDM Spesialis Tambak 6 liter/Ha seminggu sekali.
2. Pemilihan Benur dan Cara Penyebarannya
Pilih benur dari pembenihan yang baik dengan ciri-ciri berikut, diantaranya :
 Tidak cacat, organ tubuh lengkap serta memiliki ukuran yang seragam
 Mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan memanjang
 Bersih dari lumut dan kotoran dengan warna tubuh yang jernih
 Memiliki pergerakan yang aktif dan lincah
Untuk menyesuaikan suhu air dan alkalinitas air, setelah benur tiba di lokasi tambak harus diaklimatisasi
terlebih dahulu. Hal tersebut juga berguna untuk meningkatkan angka kelulusan hidup benur dan menghindari
stress benur. Saat melakukan penebaran benur, menggunakan tingkat padat antara 100 hingga 125 ekor/M².
3. Manajemen Pakan
Pemberian pakan pelet pada udang vaname sesuai dengan usia pertumbuhannya yang disebar secara merata ke
seluruh bagian tambak. Pada awal pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan cukup 2 – 3 kali sehari karena
masih tersedia pakan alami yang cukup.
Kemudian frekuensi pemberian pakan  meningkat 5 sampai 6 kali sehari seiring dengan pertumbuhan udang
vaname. Jumlah yang digunakan adalah 50% dari bobot udang pada awal pertumbuhan dan menurun hingga 3%
saat menjelang panen.
Pemberian Suplemen Organic Cair GDM Spesialis Perikanan atau probiotik melalui pakan dengan dosis 10
ml/Kg setiap hari dan melalui air kolam dilakukan seminggu sekali dengan takaran 6 liter/hektar 
4. Manajemen Kualitas Air
Manajemen air memiliki ikatan dengan kualitas dan volume air tambak. Untuk ketinggian air tambak harus
dipertahankan agar tetap stabil dan apabila terjadi penguapan atau kebocoran pembudidaya hanya perlu
menambahnya. Kualitas air mencakup kecerahan, kandungan oksigen terlarut, salinitas, suhu, pH air dan kadar
amonia.
Alat uji kualitas air
Untuk budidaya udang, suhu air yang optimal digunakan adalah  28° hingga 30°C. Apabila suhu terlalu tinggi
dapat terjadi reaksi amonia dan meningkatkan keasaman di air. Tingkat keasaman atau pH air yang dianjurkan
berkisar 7,5 sampai 8,5. 
Untuk pertumbuhan udang umur 1 – 2 bulan, kadar garam atau salinitas yang diperlukan adalah berkisar 15 – 25
ppt. Sedangkan untuk udang berumur lebih dari 2 bulan kadar garam yang diperlukan dalam air berkisar 5 – 30
ppt.
Untuk kandungan oksigen terlarut dalam air berkisar 4 hingga 6 ppm. Upaya agar dapat meningkatkan kadar
oksigen terlarut yaitu dengan cara menggunakan kincir air sebanyak 4 – 6 kincir setiap 0,25 hektar. Upaya
pengaplikasian Suplemen Organic Cair GDM Spesialis Perikanan 6 liter/hektar seminggu sekali dan
penggunaan kincir dapat menurunkan kadar NH₃ atau amonia dalam air.
Karena hasil sekresi udang dapat diuraikan oleh bakteri-bakteri Suplemen Organic Cair GDM Spesialis
Perikanan dan sisa pakan berlebih. Amonia dapat berasal dari sisa bahan organic di air dan sekresi udang.
Kemudian amonia ini akan dioksidasi dalam proses nitrifikasi.
Nitrit sendiri dapat membahayakan bagi udang karena dapat merusak jaringan udang dan mempengaruhi
transport oksigen. Kandungan nitrit 6,4 ppm, mampu menghalangi pertumbuhan udang hingga 50%. Kecerahan
air tambak yang disarankan saat budidaya udang adalah berkisar antara 25 sampai 45 cm secchi disc.
Para pembudidaya dapat menggunakan alat water test kit atau Alat pengukur kualitas air, agar dapat
mengetahui dan mengukur secara mudah nilai kualitas air tambak. Setelah nilai nilai pada kualitas air tambak
diketahui akurat, para pembudidaya dapat melakukan pertahanan terhadap kualitas air tambak tersebut hingga
pertumbuhan udang baik dan subur.
5. Panen dan Pasca Panen Udang Vaname
Berat panen udang vaname mencapai 16 – 20 gram/ekor atau umur panen udang vaname berkisar 100 hari.
Untuk menjaga mutu udang vaname tersebut, biasanya panen dilakukan pada malam hari dan dapat dilakukan
keseluruhan atau sebagian.

Anda mungkin juga menyukai