Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN BRANDING DAN

NILAI PERDAGANGAN SOUTH SEA


PEARL INDONESIA

Term of Reference, Focus Group Discussion

Pusat Penanganan Isu Strategis, Kementerian Perdagangan, 2021

1
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Kementerian Perdagangan memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui upaya
peningkatan ekspor dan penguatan pasar dalam negeri. Salah satu strategi untuk peningkatan
ekspor dan penguatan pasar dalam negeri adalah melalui branding produk, sehingga masyarakat
lebih mencintai produk Indonesia dan dikenal secara global.

Indonesia merupakan penghasil utama Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl/SSP) di dunia
dengan produksi per tahun sekitar 5 ton atau 50% dari produksi total dunia yang sebesar 10-12
ton (Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2019). Selain Indonesia, beberapa negara lain
juga memproduksi SSP yaitu: Australia, Filipina dan Myanmar.

Daerah penghasil Mutiara Laut Selatan di Indonesia tersebar di berbagai daerah yaitu Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Maluku, Maluku Utara, Papua.

Mutiara Laut Selatan/Mutiara Indonesia berasal dari spesies kerang Pinctada maxima yang
dibudidayakan di air asin. Kualitas Mutiara Laut Selatan terbilang lebih baik kualitasnya
dibandingkan jenis mutiara lainnya yang ada di pasar dunia seperti Mutiara Air Tawar (Fresh
Water Pearl) diproduksi di China sebesar 1.500 ton per tahun, Mutiara Akoya (Akoya Pearl)
diproduksi Jepang dan China sebesar 15-20 ton dan Mutiara Hitam (Black Pearl) diproduksi di
Tahiti dengan produksi per tahun sebesar 8-10 ton.

Meskipun Indonesia produsen terbesar Mutiara Laut Selatan, namun Mutiara Laut Selatan yang
beredar di pasar tidak dikenal sebagai mutiara yang berasal dari Indonesia. Hal tersebut
disebabkan karena sebagian besar Mutiara Indonesia diekspor dalam bentuk loose pearl (butiran
mutiara belum diolah), pembelinya bukanlah end user, melainkan trader ataupun perajin dan
perusahaan perakitan jewelry yang berada di Hongkong, Jepang, dan China. Berdasarkan data
Trademap tahun 2020, Indonesia merupakan eksportir terbesar mutiara belum diolah (loose
pearl) HS 710121 (36,08%) yaitu senilai USD 38,09 juta, diikuti Hongkong (21,44%), Jepang
(17,12%), French Polynesia (15,35%) dan Vietnam (2,86%).

Selain kurang dikenal, ekspor Mutiara Indonesia yang sebagian besar dalam bentuk belum diolah
perhiasan menyebabkan nilai perdagangan yang tercatat juga belum optimal. Untuk Mutiara
dalam bentuk barang/perhiasan HS 711610 Indonesia hanya menempati urutan ke-39 negara
pengekspor. Ekspor produk mutiara yang sudah dalam bentuk perhiasan ini sebagian besar
diekspor oleh Hongkong, Amerika, China, Jepang dan Perancis.

Di dalam negeri pasar Mutiara Indonesia juga masih belum berkembang. Mutiara Indonesia tidak
begitu banyak digunakan sebagai perhiasan maupun sebagai pilihan investasi. Masyarakat
umum lebih memilih Mutiara Air Tawar dibandingkan Mutiara Indonesia.

Sebagai produsen utama Mutiara Indonesia di dunia, Indonesia memiliki peluang untuk
mengoptimalkan nilai perdagangan Mutiara Indonesia baik di dalam negeri maupun ke luar
negeri. Dengan jumlah penduduk yang besar pasar dalam negeri sangat potensial untuk
ditingkatkan. Selain itu ekspor mutiara dalam bentuk telah diolah atau diikat dalam perhiasan
menjadikan nilainya lebih tinggi. Dengan jumlah penduduk yang besar pasar dalam negeri sangat
potensial untuk ditingkatkan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu upaya untuk meningkatkan
branding Mutiara Indonesia sehingga lebih dikenal dan disukai oleh masyarakat.

2
LATAR BELAKANG
Matriks Data Ekspor SSP Dunia

Tabel. 1. Mutiara belum diolah (loose pearl) HS 710121


Annual Shar
Annual
Value Trade Annual growth e in
Quantity growth
exported balance in growth in in worl
exported Unit value in value
No Exporters in 2020 2020 value quantity d
in 2020 (USD/unit) 2019-
(USD (USD 2016- 2016- expo
(Tons) 2020
thousand) thousand) 2020 (%) 2020 rts
(%)
(%) (%)
World 147,354 -16,174 35 4,210,114 -9 -3 -46 100
1 Indonesia 38,087 38,087 6 6,347,833 51 64 -16 25.8
2 Hong Kong 22,633 -8,710 1 22,633,000 -23 -71 -55 15.4
3 Japan 18,077 -92,406 16 1,129,813 -13 -8 -72 12.3
French
4 Polynesia 16,220 16,220 4 4,055,000 -29 -26 -71 11
5 Myanmar 2,780 2,780 0 1.9
6 USA 2,353 -5,571 0 -18 -33 1.6
7 Viet Nam 2,195 2,115 0 29 -5 1.5
8 Switzerland 601 347 0 19 155 0.4
9 Philippines 562 535 0 -39 13 0.4
10 France 471 -91 0 -27 -53 0.3

Tabel. 2. Ekspor Mutiara dalam bentuk barang/perhiasan HS 711610


Value Annual Annual
Trade Annual Shar
exported Quantity growth growth
balance in growth in e in
in 2020 exported Unit value in value in value
No Exporters 2020 quantity world
(USD in 2020 (USD/unit) 2016- 2019-
(USD 2016- expor
thousand (Tons) 2020 2020
thousand) 2020 (%) ts (%)
) (%) (%)
World 89,171 6,674 0.00 -44 -44 100
1 Hong Kong 21,054 6,073 26.00 809,769 -6 -15 -30 23.6
2 USA 16,933 3,921 3.00 5,644,333 13 42 19
3 China 11,312 5,677 305.00 37,089 -20 -1 -43 12.7
4 Japan 6,827 5,419 1.00 6,827,000 -25 -19 -62 7.7
5 France 5,218 1,517 13.00 401,385 24 71 6 5.9
6 Australia 3,582 -2,246 5,283.00 678 -7 -26 92 4
7 Germany 3,042 -1,140 0.00 -3 -22 3.4
8 Spain 2,512 359 48.00 52,333 68 172 -49 2.8
9 Canada 1,845 -89 0.00 8 -6 2.1
10 Philippines 1,587 1,586 0.00 -13 -80 1.8
39 Indonesia 11 7 0.00 -71 -86 0

3
DASAR HUKUM
▪ PP 48/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2015 Tentang
Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang
Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
▪ Peraturan Menteri Perdagangan No 03 Tahun 2018 Tentang Ketentuan Impor Mutiara

PESERTA DAN PEMBICARA


PESERTA/ UNDANGAN
1. Direktur Pemasaran, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
2. Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi, Kemenko Bidang Perekonomian.
4. Asisten Deputi Penguatan Pasar Dalam Negeri, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan
dan Industri, Kemenko Bidang Perekonomian.
5. Asisten Deputi Fiskal, Kemenko Bidang Perekonomian.
6. Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya
Maritim, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.
7. Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Bidang Kemaritiman dan
Investasi.
8. Direktur Peraturan Perpajakan I, Kementerian Keuangan.
9. Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian
Keuangan.
10. Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka,
Kementerian Perindustrian.
11. Direktur Promosi Wisata Minat Khusus, Deputi Bidang Produk Wisata dan
Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
12. Sekretaris Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah, Kemenkop UKM.
13. Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, Kemenkop UKM.
14. Kepala Pusat Penelitian Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
15. Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Kementerian Perdagangan.
16. Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Kementerian Perdagangan.
17. Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Kementerian Perdagangan.
18. Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kementerian Perdagangan.
19. Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, Kementerian
Perdagangan.
20. Direktur Pengawas Barang Beredar dan Jasa, Kementerian Perdagangan.
21. Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan.
22. Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan.
23. Ketua Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia.
4
PESERTA DAN PEMBICARA
24. Ketua Asosiasi Perak, Gianyar.
25. Ketua Asosiasi Perak, Bali.
26. Ketua Celuk Design Center.
27. Atase Perdagangan Tokyo.
28. Atase Perdagangan Paris.
29. Atase Perdagangan Washington DC.
30. Atase Perdagangan Beijing.
31. Atase Perdagangan Canberra.
32. Atase Perdagangan London.
33. Atase Perdagangan Jerman.
34. Atase Perdagangan Manila.
35. Kepala ITPC Dubai.

PEMBICARA/ NARASUMBER
1. N. Gustaf F. Mamangkey, Universitas Sam Ratulangi.
2. Mulyanto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia.
3. Trisna Ningsih, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
4. Dedy Miharja, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing, Kemenko Bidang
Kemaritiman dan Investasi.

5
PELAKSANAAN

Hari / tanggal : Senin / 22 November 2021


Pukul : 10.00 WIB –selesai
Tempat : Virtual melalui aplikasi zoom dengan
meeting ID: 943 1614 7877, passcode : MUTIARA-ID
Agenda : FGD Meningkatkan Branding dan Nilai Perdagangan South Sea Pearl
Indonesia

Susunan Acara (Tentative)

Waktu Kegiatan Pembicara


09.30 – 10.00 Registrasi PaPp Panitia
10.00 – 10.15 Pembukaan Sekretaris Jenderal
10.15 – 10.30 Materi : N. Gustaf F. Mamangkey, SPi, MSc
Sejarah dan Masa Depan South PhD
Sea Pearl Indonesia Dosen Universitas Sam Ratulangi
10.30 – 10.45 Materi : Dr. Trisna Ningsih, A.Pi., S.Pi, M.Si.
Upaya Meningkatkan Kualitas Direktur Pengolahan dan Bina
South Sea Pearl Indonesia Mutu, Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Materi : Mulyanto
Peluang dan Tantangan dalam Sekretaris Jenderal Asosiasi
meningkatkan nilai perdagangan Budidaya Mutiara Indonesia
10.45 – 11.00
South Sea Pearl Indonesia
Materi: Drs. Dedy Miharja, M.Si.
Sinergi K/L untuk Mengangkat Asisten Deputi Peningkatan Daya
11.15 – 11.30 Saing, Kementerian Koordinator
Kejayaan South Sea Pearl
Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Indonesia
Moderator:
11.30 – 12.00 Sesi Diskusi dan Tanya Jawab Kepala Pusat Penanganan Isu
Strategis
12.00 - 12.15 Penutup

Bidang Isu Strategis I

Anda mungkin juga menyukai