i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Tujuan..............................................................................................................1
B. Teori Dasar......................................................................................................1
ISI.............................................................................................................................3
A. Landasan Teori................................................................................................3
1. Hukum Ohm.................................................................................................3
2. Hukum Kirchoff...........................................................................................4
LANGKAH PERCOBAAN.....................................................................................7
A. Peralatan Yang Digunakan..............................................................................7
B. Langkah Kerja.................................................................................................7
1. Hukum Ohm.................................................................................................7
2. Hukum Kirchoff I.........................................................................................8
3. Hukum Kirchoff II.......................................................................................9
4. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber.......................................................9
C. Gambar Percobaan.........................................................................................11
1. Hukum Ohm...............................................................................................11
2. Hukum Kirchoff I.......................................................................................11
3. Hukum Kirchoff II.....................................................................................12
4. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber......................................................12
5. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas V2 Dibalik..........................................13
D. Data Percobaan..............................................................................................14
1. Hukum Ohm...............................................................................................14
2. Hukun Kirchoff I........................................................................................18
3. Hukum Kirchoff II.....................................................................................20
4. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber......................................................21
ii
5. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas Vs2 Dibalik........................................23
Analisa Hasil Praktikum........................................................................................25
A. Hukum Ohm..................................................................................................25
B. Hukum Kirchoff I..........................................................................................25
C. Hukum Kirchoff II.........................................................................................26
D. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber.........................................................26
E. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas Vs2 Dibalik............................................27
KESIMPULAN......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
LAMPIRAN...........................................................................................................30
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Teori Dasar
1. Hukum Ohm
Besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah konduktor
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan padanya, jika
sebuah benda penghantar mempunyai resistansi yang tidak tergantung
dapa besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan padanya, maka
pada kondisi ini berlaku hukum ohm. Dapat dirumuskan :
V =I×R
Keterangan :
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
R = Resistansi (Ω)
2. Hukum Kirchoff
Ada dua hukum kirchoff, yaitu hukum kirchoff I yang membahas
tentang arus listrik dan hukum kirchoff II yang membahas tentang
tegangan listrik.
1
Hukum I kirchoff menyatakan bahwa “Jumlah aljabar yang menuju
ke satu titik cabang adalah nol”. Dalam perjanjian, arus yang arahnya
masuk ke suatu titik diberi tanda positif, sedangkan yang keluar diberi
tanda negatif.
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah “hukum” tetap digunakan dengan alasan
sejarah.
Berdasarkan hukum ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan
yang digunakan dalam dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus
sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt. Oleh karena itu, kita
dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda
potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin
besar arus yang dihasilkan . jadi besar kecilnya hambatan listrik tidak
dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh
panjang penampang, luas penampang dan jenis bahan. Hambatan
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan
berbanding lurus dengan panjang benda, semakin luas penampangnya
maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel yang ada
pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil
hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga
berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar
hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu. Kalau antara
dua kutub positif dan kutub negatif dari sebuah sumber tegangan kita
hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus
listrik dari kutub positif ke kutub negatif. Arus ini mendapat hambatan
dalam penghantar itu. Peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada
3
hubungan antara arus yang mengalir dalam hambatan kawat dan adanya
sumber tegangan.
Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya
hambatan kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus
yang mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 Volt dihubungkan
dengan hambatan besar 1 Ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1 amper.
Dalam penyelidikann George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman)
menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan
bertambah besar jika tegangannya dinaikkan, sementara nilai hambatannya
tetap.
Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu :
V =I × R
Keterangan :
V = tegangan dalam satuan Volt
I = arus dalam satuan Amper
R = hambatan dalam satuan Ohm
2. Hukum Kirchoff
Gustaf Robert Kirchoof adalah seorang fisikawan jerman yang
berkontribusi pada pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik,
spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh benda-
benda yang dipanaskan. Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah
dua hukum dasar rangkaian, yang dikenal dengan hukum I dan hukum II
Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk
menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit.
Akan tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan
Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar yang sudah ada
sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energy dan hukum kekekalan muatan
listrik. Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit;
yaitu rangkaian yang terdiri dari beberapa buah sumber tegangan atau
4
sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban maka dipergunkan
hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum kirchoff. Hukum kirchoff
adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang jalannya arus
dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang memiliki
lebih dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya. Jadi
inti dari hukum kirchoff ini yaitu mengatur jumlah arus dan tegangan yang
masuk dan keluar.
5
Gambar 4. Penerapan Hukum Kirchoff II
Dapat dituliskan dengan rumus :
6
LANGKAH PERCOBAAN
1 Power Supply
1 buah
Multimeter
2 -Voltmeter
4 buah
-Amperemeter
-Ohmmeter
3 Papan Percobaan 1 buah
Resistor
- 47
- 82
- 100
- 150
4 - 220 1 buah
- 470
- 680
- 1K2
- 1K8
- 3K3
5 Saklar tunggal 1 buah
6 Jumper 20 buah
B. Langkah Kerja
1. Hukum Ohm
Menyiapkan alat dan bahan
Membaca dan memahami isi jobsheet
Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan
Membuat rangkaian sesuai gambar 5 pada papan percobaan
Mengubah posisi saklar menjadi ON
Membaca hasil pengukuran
Mencatat data sementara pada tabel
Mengubah posisi saklar menjadi OFF
7
Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
Mencatat hasil pengukuran, mengulangi kembali langkah sebelumnya
untuk tegangan 8 – 12 V
Mengganti resistor yang sebelumnya ke resistor yang lainnya dengan
menggunakan langkah yang sama dengan resistor sebelumnya
Mencatat hasil pengukuran.
8
3. Hukum Kirchoff II
Membuat rangkaian seperti gambar 7
Merubah saklar ke posisi ON
Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
Merubah kembali saklar ke posisi OFF
Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
Mengubah posisi saklar ke ON
Mencatat hasil pengukuran
Mengulang kmbali langkah sebelumnya untuk tegangan 8 – 12 V
Mencatat hasil pengukuran.
9
Mengamati dan mencatat hasil pengukuran
Merubah kembali saklar ke posisi OFF
Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
Mengubah posisi saklar ke ON
Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
Mengulang kembali langkah tersebut untuk tegangan 8 – 12 V
Setelah Selesai, mengubah rangkaian menjadi seperti pada gambar 9
atau dengan kata lain mengubah polaritas V2
10
C. Gambar Percobaan
1. Hukum Ohm
11
3. Hukum Kirchoff II
12
5. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas V2 Dibalik
13
D. Data Percobaan
1. Hukum Ohm
Tabel 2. Pengukuran Arus Percobaan Hukum Ohm
Vs R = 47 R = 100 R = 220 R = 470 R = 680
(V
IR (mA) IR (mA) IR (mA) IR (mA) IR (mA)
)
Analisis Data :
Untuk tegangan 4 V, R = 100 Ω
V 4
I= = =0 , 04 A
R 100
I=40 mA
= 40 – 39
=1
selisih
eror= ×100 %
teori
1
eror= ×100 %=2,5 %
40
Untuk tegangan 6 V, R = 100 Ω
V 6
I= = =0 , 06 A
R 100
I=60 mA
14
Selisih = nilai teori – nilai percobaan
= 60 - 59
=1
selisih
eror= ×100 %
teori
1
eror= ×100 %=2 %
60
Untuk tegangan 8 V, R = 100 Ω
V 8
I= = =0 , 08 A
R 100
I=80 mA
= 80 – 78,5
= 1,5
selisih
eror= ×100 %
teori
1,5
eror= ×100 %=2 %
80
Untuk tegangan 10 V, R = 100 Ω
V 10
I= = =0,1 A
R 100
I=100 mA
= 100 – 99
=1
15
selisih
eror= ×100 %
teori
1
eror= ×100 %=1 %
100
Untuk tegangan 12 V, R = 100 Ω
V 12
I= = =0 , 12 A
R 100
I=120 mA
= 120 - 119
=1
selisih
eror= ×100 %
teori
1
eror= ×100 %=1 %
120
Analisis Data :
16
Selisih = nilai teori – nilai percobaan
= 3,9 – 3,7
= 0,2
selisih
eror= ×100 %
teori
0,2
eror= ×100 %=5 %
3,9
Untuk tegangan 6 V, R = 100 Ω
V =I×R=0 , 59×100=5,9V
= 5,9 – 5,5
= 0,4
selisih
eror= ×100 %
teori
0,4
eror= ×100 %=7 %
5,9
Untuk tegangan 8 V, R = 100 Ω
V =I×R=0 , 785×100=7 , 85V
= 7,85 – 7,4
= 0,15
17
selisih
eror= ×100 %
teori
0, 15
eror= ×100 %=2 %
7, 85
Untuk tegangan 10 V, R = 100 Ω
V =I×R=0 ,99×100=9,9 V
= 9,9 – 9,4
= 0,5
selisih
eror= ×100 %
teori
0,5
eror= ×100 %=5 %
9,9
Untuk tegangan 12 V, R = 100 Ω
V =I×R=1 ,19×100=11 ,9 V
= 11,9 – 11,3
= 0,6
selisih
eror= ×100 %
teori
0,6
eror= ×100 %=5 %
11, 9
2. Hukun Kirchoff I
Table 4. Pengukuran Percoaban Hukuk Kirchoff I
Arus (mA)
VS (V)
A1 A2 A3
18
6 7,8 20,1 27,3
10 13 34,1 46,7
Analisis Data :
Arus 3 untuk tegangan 4 V
A 3= A 1+ A 2=4,9+12 ,9=17 , 8 mA
= 17,8 – 17,5
= 0,3
selisih
eror= ×100%
teori
0,3
eror= ×100%=1,6 %
17 , 8
Arus 3 untuk tegangan 6 V
A 3= A 1+ A 2=7,8+20 ,1=27 ,9 mA
= 27,9 – 27,3
= 0,6
selisih
eror= ×100 %
teori
0,6
eror= ×100 %=2 %
27 , 9
19
Arus 3 untuk tegangan 8 V
A 3= A 1+ A 2=10, 8+27 ,2=38 mA
= 38 – 37,8
= 0,2
selisih
eror= ×100 %
teori
0,2
eror= ×100 %=0,5 %
38
Arus 3 untuk tegangan 10 V
A 3= A 1+ A 2=13+34 , 1=47 ,1 mA
= 47,1 – 46,7
= 0,4
selisih
eror= ×100 %
teori
0,4
eror= ×100 %=0,8 %
47 ,1
Arus 3 untuk tegangan 12 V
A 3= A 1+ A 2=17 ,1+39 , 6=56 ,7 mA
= 56,7 – 56,4
= 0,3
20
selisih
eror= ×100 %
teori
0,3
eror= ×100 %=0,5 %
56 , 7
21
3. Hukum Kirchoff II
Table 5. Pengukuran Arus dan Tegangan Percobaan Hukum Kirchoff II
Vs Arus Tegangan (V)
(V) (mA) V1 V2 V3
4 11,2 1 0,9 2
Analisis Data :
Tegangan R1 jika Vs = 4 V
R1 100
V 1= ×Vs= ×4=1,2V
Rtotal 332
= 1,2 – 1
= 0,2
selisih
eror= ×100 %
teori
0,2
eror= ×100 %=17 %
1,2
Tegangan R2 jika Vs = 4 V
R2 82
V 2= ×Vs= ×4=0 , 98V
Rtotal 332
= 0,98 – 0,9
22
= 0,08
selisih
eror= ×100 %
teori
0 , 08
eror= ×100%=8 %
0 , 98
Tegangan R3 jika Vs = 4 V
R3 150
V 3= ×Vs= ×4=1,8 V
Rtotal 332
= 1,8 – 2
= - 0,2
selisih
eror= ×100 %
teori
−0,2
eror= ×100 %=−11 %
1,8
4. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber
Table 6. Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber
Vs1 Vs2 Arus Tegangan (V)
(V) (V) (mA) V1 V2 V3
4 9 2 2,5 3,8 6,6
6 9 2,4 2,8 4,4 7
8 9 2,7 3,2 4,9 8,8
10 9 3 3,6 5,5 9,9
12 9 3,3 4 6,1 10,9
Analisis Data :
23
−Vs 1+V 1+V 2−Vs 2+V 3=0
I( R 1+R 2+R 3)=Vs1+Vs 2
I(1200+1800+3300 )=4+9
I(6300 )=13
13
I= =0 , 002 A
6300
I=2mA
=2–2
=0
selisih
eror= ×100 %
teori
0
eror= ×100 %=0 %
2
Tegangan V1 untuk Vs1 = 4 V
V 1=I×R 1=0 ,002×1200=2,4 V
= 2,4 – 2,5
= - 0,1
selisih
eror= ×100 %
teori
−0,1
eror= ×100%=−4 %
2,4
Tegangan V2 untuk Vs1 = 4 V
V 2=I×R 2=0 , 002×1800=3,6 V
24
= 3,6 – 3,8
= - 0,2
selisih
eror= ×100 %
teori
−0,2
eror= ×100 %=−5 %
3,6
Tegangan V3 untuk Vs1 = 4 V
V 3=I×R 3=0 , 002×3300=6,6V
= 6,6 – 6,6
=0
selisih
eror= ×100 %
teori
0
eror= ×100 %=0 %
6,6
5. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas Vs2 Dibalik
Table 7. Hukum Kirchoff Dengan Polaritas Vs2 Dibalik
Vs1 Vs2 Arus Tegangan (V)
(V) (V) (mA) V1 V2 V3
4 9 -0,8 -0,95 -1,5 -2,6
6 9 -0,5 -2,9 -0,04 -0,06
8 9 -0,1 -1,1 -0,001 -0,002
10 9 0,2 0,9 0,01 0,01
12 9 0,5 0,6 0,9 1,5
Analisis Data :
Arus untuk Vs1 = 4 V
25
−Vs 1+V 1+V 2+Vs 2+V 3=0
I( R 1+R 2+R 3)=Vs 1+Vs 2
I(1200+1800+3300 )=4−9
I(6300 )=−5
−5
I= =−0 , 0008 A
6300
= 0,8 – 0,8
=0
selisih
eror= ×100 %
teori
0
eror= ×100 %=0 %
0,8
Tegangan V1 untuk Vs1 = 4 V
V 1=I×R 1=−0,0008×1200=−0 ,96 V
26
Selisih = nilai teori – nilai percobaan
= -0,96 – (-0,95)
= -0,1
selisih
eror= ×100 %
teori
−0,1
eror= ×100 %=10%
−0 ,96
Tegangan V2 untuk Vs1 = 4 V
V 2=I×R 2=−0 ,0008×1800=−1,44 V
= -1,44 – (-1,5)
= - 0,06
selisih
eror= ×100%
teori
−0 ,06
eror= ×100 %=−4 %
−1,4
Tegangan V3 untuk Vs1 = 4 V
V 3=I×R 3=−0 ,0008×3300=−2,64 V
= -2,64 – (-2,26)
= - 0,02
selisih
eror= ×100 %
teori
−0 ,02
eror= ×100 %=2 %
−2 , 64
27
28
Analisa Hasil Praktikum
A. Hukum Ohm
B. Hukum Kirchoff I
29
dari nilai resistansi yang dimiliki serta arus yang mengalir pada susunan seri
sama besarnya.
C. Hukum Kirchoff II
Pada percobaan hukum Kirchoff II, arus yang mengalir pada rangkaian
semuanya sama. Dan setiap penambahan jumlah tegangan, arus yang mengalir
juga bertambah besar. Setiap tegangan pada tahanan yang dihasilkan memiliki
pola yang sama, yaitu tegangan pada R2 yang terkecil. Hal ini dapat terjadi
karena nilai tahanan pada R2 yang terkecil diantara ketiga tahanan yang
dirangkai. Dengan kata lain, besar tegangan yang ditahan oleh resistor
bergantung pada nilai resistansinya. Berbedaan nilai antara teori dengan
percobaan disebabkan oleh faktor-faktor kesalahan pengukuran pada alat yang
digunakan, seperti halnya pada alat ukur digital yang sangat berpengaruh
dengan suhu ruangan dan kelembapan ruangan dimana alat tersebut
digunakan.
Pada percobaan ini, dihasilkan arus yang mengalir pada setiap tahanan
berbeda-beda. Karena terdapat dua sumber yang tidak ditempatkan bersama,
maka nilai tegangan dari beberapa tahanan sangat berbeda. Untuk Vs1 = 4 V,
didapatkan nilai tegangan R1 = 2,5 V dan R2 = 3,8 serta didapatkan V3 = 6,6
V. Dapat dilihat bahwa tegangan yang dihasilkan setiap tahanan jika
dijumlahkan maka melewati Vs1. Hal ini dapat terjadi karena Vs1 bukan satu-
satunya sumber tegangan yang ada, tetapi Vs1 mendapat bantuan tegangan
tambahan dari Vs2 yang senilai dengan 9 V. Berbedaan nilai antara teori
dengan percobaan disebabkan oleh faktor-faktor kesalahan pengukuran pada
alat yang digunakan, seperti halnya pada alat ukur digital yang sangat
30
berpengaruh dengan suhu ruangan dan kelembapan ruangan dimana alat
tersebut digunakan.
31
KESIMPULAN
1. Arus yang mengalir pada sebuah resistor berbanding lurus dengan beda
potensial yang dihasilkan oleh sebuah resistor. Hal ini dapat terjadi, karena
tegangan yang diresistansi pada resistor semakin besar jika tegangan yang
masuk juga besar, sehingga arus yang mengalir pada resistor akan semakin
bertambah.
2. Arus yang mengalir pada rangkaian yang tersusun secara parallel memiliki
nilai yang berbeda sesuai nilai resistansi yang dilewatinya, sebaliknya arus
yang mengalir pada rangkaian yang tersusun secara seri memiliki nilai yang
sama.
3. Tegangan yang ditahan oleh resistor nilainya akan sama jika resistor dirangkai
secara parallel, sebaliknya nilai tegangan pada resistor akan berbeda sesuai
resistansi yang dimiliki jika disusun secara seri.
4. Nilai tegangan yang dihasilakan pada percobaan dengan teori memiliki nilai
yang berbeda karena setiap rangkaian memiliki nlai tegangan jatuh pada setiap
penyambungan kabel dengan beban maupun saklar.
5. Bila terdapat beberapa sumber pada sebuah rangkaian, maka tegangan pada
rangkaian tersebut dapat bertambah serta arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut akan semakin besar. Tetapi jika salah satu sumber dibalik polaritasnya
maka tegangan yang mngalir pada sumber tersebut akan berubah mnjadi
beban yang menahan tegangan sehingga arus yang mengalir pada rangkaian
akan semakin kecil.
6. Pada hasil percobaan, banyak nilai yang berbeda dengan hasil teori yang telah
didapatkan. Hal ini dapat terjadi karena faktor-faktor kesalahan pengukuran
pada alat yang digunakan, seperti halnya pada alat ukur digital yang sangat
berpengaruh dengan suhu ruangan dan kelembapan ruangan dimana alat
tersebut digunakan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34
Gambar 17. Multimeter Digital
35
Gambar 19. Rangkaian Hukum Kirchoff I
36
Gambar 21. Rangkaian Hukum Kirchoff Dengan Dua Sumber
37
Gambar 23. Laporan Sementara I
38