OSILOSKOP
MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK DASAR
SEMESTER GENAP 2018/2019
ii
4. Mengukur Frekuensi ................................................................................. 23
ANALISA HASIL PRAKTIKUM ........................................................................ 25
KESIMPULAN ..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
LAMPIRAN .......................................................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian-Bagian Osiloskop...................................................................... 2
Gambar 2. Bentuk Tampilan Pada Layar Osiloskop ............................................. 10
Gambar 3. Bentuk Fisik Osiloskop ....................................................................... 10
Gambar 4. Gelombang Sinusoidal ........................................................................ 11
Gambar 5. Beda Phasa .......................................................................................... 12
Gambar 6. Lissayous Beda Phasa ......................................................................... 12
Gambar 7. Lissayous Frekuensi ............................................................................ 13
Gambar 8. Rangkaian Kalibrasi Osiloskop ........................................................... 14
Gambar 9. Rangkaian Pengukuran Beda Phasa .................................................... 15
Gambar 10. Kalibrasi CH1 .................................................................................... 17
Gambar 11. Pengukuran Tegangan dan Frekuensi ............................................... 17
Gambar 12. Pengukuran Beda Phasa .................................................................... 18
Gambar 13. Pengukuran Frekuensi ....................................................................... 18
Gambar 14. Keluaran Percobaan Kalibrasi ........................................................... 19
Gambar 15. Keluaran Pengukuran Tegangan dan Frekuensi ................................ 20
Gambar 16. Gelombang Beda Phasa a .................................................................. 21
Gambar 17. Gelombang Beda Phasa b .................................................................. 21
Gambar 18. Gelombang Keluaran A ..................................................................... 23
Gambar 19. Gelombang Keluaran B ..................................................................... 23
Gambar 20. Gelombang Keluaran C ..................................................................... 23
Gambar 21. Laporan Sementara 1 ......................................................................... 28
Gambar 22. Laporan Sementara 2 ......................................................................... 28
Gambar 23. Laporan Sementara 3 ......................................................................... 29
iv
DAFTAR TABEL
Table 1. Fungsi Masing-Masing Bagian Osiloskop ................................................ 2
Tabel 2. Alat dan Bahan ........................................................................................ 14
v
PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Teori Dasar
1
LANDASAN TEORI
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
A. Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya
2
Osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
3
Ø Mengatur posisi garis pada layar,
10. Rotatin
Ø Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
4
14. Mode Ø Untuk memilih mode yang ada
5
mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit
penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Ada beberapa kegunaan Osiloskop lainnya, yaitu:
• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu
• Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi
• Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik
• Membedakan tegangan AC dengan tegangan DC
• Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut
div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya Osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk
melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal
masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Untuk dapat menggunakan Osiloskop, ada beberapa jenis tegangan gelombang
yang akan diperlihatkan pada layar monitor Osiloskop, yaitu:
• Gelombang sinusoida
• Gelombang blok
• Gelombang gigi gergaji
• Gelombang segitiga.
Secara umum Osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua
perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam
hal menggunakan Osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik
yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus
sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk menggunakan Osiloskop
haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
6
C. Prinsip Kerja Osiloskop
Tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube
(CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe Osiloskop, yakni tipe analog (ART -
analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope),
masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi
maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-
masing agar dapat memilih dengan tepat Osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
1. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk
menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang
diukur. Pada layar Osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang
tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk
gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam)
dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya
relatif lebih murah daripada Osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan
pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara
gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu
meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan
sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya
kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah
(sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan Osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh
Osiloskop digital.
7
2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran
tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam Osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu
disamping (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama-sama dengan skala waktu gelombangnya di
memori. Pada prinsipnya, Osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi
dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih
jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan)
gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-
tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang
membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa
aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi
secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus
dari gelombang yang sedang diukur.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu
disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal
pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah
garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan
tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
acuanyaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah
probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan
maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah
tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili
8
tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1
ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka
perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti
Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio
dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
• Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan),
disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari
frekuensi radio atau jala-jala.
• Memastikan probe dalam keadaan baik.
• Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di
osiloskop.
• Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol
Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup
besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan
besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal)
pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
• Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan.
• Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
yang stabil.
• Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
• Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana
sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah
9
ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V,
pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10
kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah
tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.`
10
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan
beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
F : 1/T (Hertz) V
11
Gambar 5. Beda Phasa
Ø = sudut beda phasa
Jika osiloskop diatur pada kedudukan X-Y, pada layar akan tampak
diantaranya seperti pada gambar 2.3 ( gambar Rissayous) berikut :
A
Besar beda phasa = arcsin
B
12
Juga dengan metode X-Y dapat ditentukan perbandingan besar frekuensi dua
gelombang listrik, yang salah satunya dapat dicontohkan seperti pada gambar
berikut:
Perbandingannya adalah :
fx ny
=
fy nx
Dimana :
13
LANGKAH PERCOBAAN
A. Peralatan Yang Digunakan
Tabel 2. Alat dan Bahan
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
B. Langkah Kerja
1. Kalibrasi Osiloskop
• Nyalakan Osiloskop
• Sambungkan terminal CH1 sesuai pada gambar 8
14
• Pastikan VAR pada posisi CAL
• Maka, kalibrasi Osiloskop akan berjalan.
15
• Mengubah skala sweep time/div pada posisi X-Y, dengan saklar
pemilih 10 dan 19 pada posisi ground, mengatur tombol posisi
sehingga diperoleh titik cahaya ditengah skala sumbu.
• Mengubah saklar pemilih 10 dan 19 keposisi AC. Menunjukkan hasil
pengukuran lengkap dengan skala volt/did an sweep time/div serta
menghitung besar beda phasanya.
4. Mengukur Frekuensi
• Membuat rangkaian seperti gambar 10
• Mengukur tegangan keluaran AFG sebesar 3 volt
• Mengatur frekuensi AFG sehingga didapat gambar pada layar
A B C
• Menghitung perbandingan frekuensi trafo dengan frekuensi AFG,
membandingkan dengan yang tertera dalam skala AFG
• Mematikan osiloskop dengan skala volt/div pada skala besar.
16
C. Gambar Percobaan
1. Kalibrasi Osiloskop
17
3. Mengukur Beda Phasa
18
D. Data Percobaan
1. Kalibrasi Osiloskop
19
2. Pengukuran Tegangan dan Frekuensi
Analisis Data :
➢ Vertikal
Volt/Div = 1 Volt/Div
Dengan 2 Div
➢ Horizontal
Time/Div = 0,5 ms/Div
Dengan 2 Div
➢ Tegangan Vp-p dan Vm
Vp-p = 1 Volt/Div × 2 Div = 2 Volt
Vp − p 2
Vm = = = 1 Volt
2 2
➢ Tegangan rata-rata (Vrms)
Vm 1
Vrms = = =0,5 2 Volt
2 2
➢ Frekuensi
T = 0,5 × 10-3 Sekon/Div × 2 Div
T = 10-3 Sekon
1 1
F= = = 1000Hz = 1kHz
T 0,001
20
3. Mengukur Besa Phasa
Analisis Data :
➢ Vertikal CH1
Volt/Div = 1 Volt/Div
Dengan 6 Div
➢ Vertikal CH2
Volt/Div = 0,5 Volt/Div
Dengan 5 Div
21
➢ Horizontal
Time/Div = 0,5 ms/Div
Dengan 2 Div
➢ Tegangan Vp-p dan Vm CH1
Vp-p = 1 Volt/Div × 6 Div = 6 Volt
Vp − p 6
Vm = = = 3 Volt
2 2
➢ Tegangan Vp-p dan Vm CH2
Vp-p = 0,5 Volt/Div × 5 Div = 2,5 Volt
Vp − p 2,5
Vm = = = 1,25 Volt
2 2
➢ Frekuensi
T = 0,5 × 10-3 Sekon/Div × 2 Div
T = 10-3 Sekon
1 1
F= = = 1000Hz = 1kHz
T 0,001
➢ Beda Phasa
l
= 360
l
0,4
= 360
2
= 0,2 360
= 72
A = 2; B = 2,2
A
= arc sin
B
2
= arc sin
2,2
= arc sin 0,909
= 64,15
22
4. Mengukur Frekuensi
➢ Vertikal CH1
Volt/Div = 1 Volt/Div
➢ Vertikal CH2
Volt/Div = 2 Volt/Div
➢ Horizontal
Time/Div = 0,5 ms/Div
➢ Gelombang Keluaran
▪ A
23
➢ Frekuensi
▪ A
AFG = 100 Hz
Trafo = 50 Hz
▪ B
AFG = 50 Hz
Trafo = 50 Hz
▪ C
AFG = 33,3 Hz
Trafo = 50 Hz
➢ Perbandingan Frekuensi AFG : Trafo
▪ A
AFG : Trafo = 100 : 50
AFG : Trafo = 2 : 1
▪ B
AFG : Trafo = 50 : 50
AFG : Trafo = 1 : 1
▪ C
AFG : Trafo = 33,3 : 50
24
ANALISA HASIL PRAKTIKUM
Pada percobaan ini, didapatkan nilai-nilai yang sesuai dengan perhitungan
teori yang telah dikerjakan. Contohnya pada percobaan kalibrasi, tegangan Vp-p
sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan serta frekuensi pada osiloskop
tersebut sesuai dengan nilai frekuensi pada perhitungan teori.
25
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktik, perhitungan teori dan menganalisis percobaan
dapat disimpulkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://teknikelektronika.com/pengertian-osiloskop-spesifikasi-penentu-
kinerjanya/
http://belajarelektronika.net/pengertian-osiloskop-kegunaan-dan-cara-kerjanya/
27
LAMPIRAN
28
Gambar 23. Laporan Sementara 3
29