“OSILOSKOP”
OLEH
KELOMPOK 6
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
i
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan kita berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi
kesempatan untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan kita.
Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di berikan-Nya dan
menjadikannya sarana untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Makalah “Osiloskop” ini disusun untuk memenuhi tugas dan nilai ujian
final Mata Kuliah Pengukuran Listrik.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pengukuran dalam ilmu elektro merupakan salah satu prosedur standar
yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran
yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol
maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user.
Salah satu alat ukur yang tidak kalah penting untuk diketahui yaitu osiloskop.
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Dengan mengunakan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran pada siyal
listrik seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang
diukur. Oleh sebab itu osiloskop mesti diketahui karena dengan memngunakan
osiloskop dapat lebih memudahkan kita dalam mengukur banyak besaran
sekaligus. Selain itu dengan osiloskop kita juga dapat membedakan gelombang
AC dan gelombang DC, serta dapat juga melihat atau mendeteksi gangguan-
gangguan dalam sistim transmisi atau penyaluran seperti gangguan noise.
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Osiloskop.
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari Osiloskop.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Osiloskop.
4. Untuk mengetahui prinsip kerja Osiloskop.
5. Untuk mengetahui cara menggunakan Osiloskop.
1.4. Manfaat
Dari materi yang akan di bahas dalam makalah ini diharapkan agar setelah
membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa itu Osiloskop,
mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari sebuah Osiloskop, serta dapat
memanfaatkannya dalam mengamati berbagai peristiwa yang berhubungan
dengan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Osiloskop merupakan alat ukur, dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang
diukur, tergambar pada layar tabung sinar katoda (cathode ray tube). Osiloskop
adalah alat untuk memperkuat, mengukur dan secara visual meneliti sinyal listrik,
terutama sinyal yang berubah dengan cepat. Sinyal ditampilkan pada layar CRT.1
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita
“bentuk” dari sinyal listrik dengan `menunjukan grafik dari tegangan terhadap
waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan
lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm
grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada
layar.3
1
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima 2 (Jakarta: Erlangga, 2001)
2
Sapto Widodo, Dasar dan Pengukuran Listrik
3
Ahmad Rioma Pratama, Osiloskop, 2013
3
Fungsi masing-masing bagian, yaituu:
4
nya dikutsertakan. Posisi AC = Untuk
megukur AC, objek ukur DC tidak bisa
diukur melalui posisi ini, karena signal DC
akan terblokir oleh kapasitor. Posisi DC =
Untuk mengukur tegangan DC dan
masukan-masukan yang lain.
4. Ground Untuk memilih besaran yang diukur.
Digunakan untuk melihat letak posisi ground
di layar.
5. Posisi Y Untuk mengatur posisi garis atau tampilan
dilayar atas bawah.
Untuk menyeimbangkan DC vertikal guna
pemakaian channel 1 atau (Y).
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar
diam pada saat variabel diputar.
6. Variabel Untuk kalibrasi osiloskop.
7. Selektor pilih Untuk memilih channel yang diperlukan
untuk pengukuran.
8. Layar Menampilkan bentuk gelombang
9. Inten Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada
layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk
memperlemah sinar dan diputar ke kanan
untuk memperterang.
10. Rotatin Mengatur posisi garis pada layar,
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di
layar.
11. Fokus Menajamkan garis pada layer untuk
mendapatkan gambar yang lebih jelas,
digunakan untuk mengatur fokus.
12. Position X Mengatur posisi garis atau tampilan kiri
dan kanan.
Mengatur posisi normal sumbu X (ketika
sinyal masukannya nol).
Menyetel ke kiri dan ke kanan berkas
gambar (posisi arah horizontal).
5
Switch pelipat sweep dengan menarik knop,
bentuk gelombang dilipatgandakan 5 kali ke
arah kiri dan ke arah kanan usahakan cahaya
seruncing mungkin.
13. Sweep time/div Digunakan untuk mengatur waktu periode
(T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai
waktu yang diwakili oleh satu div di layar.
Putar akelar untuk memilih besarnya
tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT,
ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia
dari 0,01 v/div s.d 20V/div.
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu
dari suatu priode atau pun square trap Cm
(div) sekitar 19 tingkat besaran yang tersedia
terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian X-Y
Didapatkan dengan memutar penuh kearah
jarum jam. Perpindahan Chop-ALT-TVV-
TVH. secara otomatis. Pembacaan kalibrasi
sweep time/div juga dengan cara variabel
diputar penuh searah jarum jam.
14. Mode Untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel Untuk kalibrasi waktu periode dan
frekwensi. Untuk mengontrol sensitifitas
arah vertical pada CH 1 (Y) pada putaran
maksimal searah jarum jam (CAL) gunanya
untuk mengkalibrasi apakah Tegangan 1 volt
tepat 1 cm pada skala layar CRT.
Digunakan untuk menyetel sweeptime
pada posisi putaran maksimum arah jarum
jam. (CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam
keadaan terkalibrasi .
16. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger Untuk trigger dari luar.
6
18. Power Untuk menghidupkan osiloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p Kalibrasi awal.
20. Ground Digunakan untuk meletakan posisi ground di
layar, ground osiloskop yang dihubungkan
dengan ground yang diukur.
21. CH2 (input Y) Untuk memasukkan sinyal atau gelombang
yang diukur atau pembacaan vertikal.
Jika sinyal yang diukur menggunakan CH 2,
maka posisi switch pada CH 2 dan berkas
yang nampak pada layar hanya satu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut
div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar.
7
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk
melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal
masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop, yaitu:
Gelombang sinusoidal
Gelombang blok
Gelombang gigi gergaji
Gelombang segitiga
4
Sapto Widodo, Dasar dan Pengukuran Listrik
8
CRT membatasi cakupan frekuensi yang dapat diperagakan dengan osiloskop
analog. Pada frekuensi yang sangat rendah, sinyal muncul sebagai titik terang
bergerak lambat yang sulit membedakan sebagai ciri bentuk gelombang. Pada
frekuensi tinggi kecepatan penulisan CRT terbatas. Bila frekuensi sinyal melbihi
kecepatan menulis CRT, peraga menjadi sangat samar untuk dilihat. Osiloskop
analog tercepat dapat memperagakan frekuensi sampai sekitar 1 GHz.
9
dalam CRT.Tegangan positip menyebabkan titik berpindah ke atas sementara
tegangan negatip menyebabkan titik bergerak ke bawah.5
Hasil dari ADC disimpan dalam memori sebagai titik-titik bentuk gelombang.
Mungkin lebih dari satu titik sampel dibuat satu titik bentuk gelombang. Titik-titik
bentuk gelombang secara bersama-sama membentuk rekaman bentuk gelombang.
Jumlah titik bentuk gelombang yang digunakan untuk membentuk rekaman
disebut record length. Sistem trigger menentukan kapan perekaman sinyal dimulai
dan diakhiri. Peragaan menerima rekaman titik-titik bentuk gelombang setelah
disimpan dalam memori. Kemampuan osiloskop tegantung pada pemroses
pengambilan titik. Pada dasarnya osiloskop digital serupa dengan osiloskop
5
Ilham Ari Elbaith Zaeni, Alat-Alat Ukur Listrik, 2013
10
analog, pada saat pengukuran memerlukan pengaturan vertikal, horisontal, dan
trigger.6
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu
disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal
pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah
garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan
tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan
yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka
akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah
tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili
tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1
ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka
perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti
Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio
dengan label "var".
11
Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol
Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup
besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan
besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal)
pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan.
Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
yang stabil.
Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana
sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah
ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V,
pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10
kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah
tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada
saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada
dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
12
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu
vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan
osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam
pengukuran.7
Misalnya:
7
Sapto Widodo, Dasar dan Pengukuran Listrik
13
Mengukur Tegangan AC, periode T, dan frekuensi F
Misalnya:
Vp = 2V/div • 3 div = 6 V
T = 2ms/div • 10 div = 20 ms
f = 1/T = 1/20ms = 50 Hz
Tegangan AC berbentuk
sinusoida dengan tinggiU dan
lebar periodenya T. Besarnya
tegangan 6 V danperiodenya 20
milidetik dan frekuensinya 50 Hz.
14
2.4.2. Pengukuran Arus
Misalnya:
8
Sapto Widodo, Dasar dan Pengukuran Listrik
15
2.4.3. Pengukuran Beda Phasa
Misalnya: ϕ = Δx • 360°/XT
16
Metode Lissajous
Dua sinyal yang berbeda, dalam hal ini sinyal inputdan sinyal output jika
dipadukan akan menghasilkan konfigurasi bentuk yang sama sekali
berbeda.Sinyal input dimasukkan ke kanal Y (vertikal) dansinyal output
dimasukkan ke kanal X (horizontal)berbeda 0°, dipadukan akan menghasilkan
sinyalpaduan berupa garis lurus yang membentuksudut 45°.
17
Output Beda phasa 90° atau 270°
Sinyal vertikal berupa sinyal sinusoida. Sinyal horizontal yang berbeda phasa
90° atau270° dimasukkan. Hasil paduan yang tampil pada layar CRT adalah garis
bulat.9
9
Muhammad Khosyi’in, Osiloskop
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Osiloskop merupakan alat ukur, dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang
diukur, tergambar pada layar tabung sinar katoda (cathode ray tube).
Osiloskop selanjutnya disebut CRO (cathode ray oscilloscope) adalah
instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat untuk pengukuran, analisa
bentuk-bentuk gelombang, dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian
listrik/elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik X-Y yang
sangat cepat berupa tampilan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau
terhadap waktu. Tampilan tersebut adalah sebuah bintik cahaya yang
bergerak di permukaan layar sebagai respon terhadap tegangan-tegangan
masukan.
19
3. Osiloskop Analog
Pada dasarnya sebuah osiloskop analog bekerja dengan menerapkan sinyal
tegangan yang diukur secara langsunng diberikan pada sumbu vertikal dari
berkas elektron yang berpindah dari kiri melintasi layar osiloskop – biasanya
tabung sinar katoda.
Osiloskop Digital
Pada CRO digital menyediakan informasi sinyal secara digital disamping
peragaan CRT sebagaimana CRO analog. Pada dasarnya CRO digital terdiri
dari CRO laboratorium konvensional berkecepatan tinggi ditambah dengan
rangkaian pencacah elektronik yang keduanya berada dalam satu kotak
kemasan. Rangkaian kedua unit dihubungkan dengan memakai sebuah
pengontrol peragaan logic, memungkinkan pengukuran pada kecepatan dan
ketelitian tinggi. CRO penunjuk angka pembacaan,. kenaikan waktu (rise
time), amplitudo dan beda waktu, bergantung pada posisi alat control seperti
TIME/DIV, AMPLTUDE/DIV dan PROGRAM dengan hasil relatif lebih
akurat.
20
DAFTAR PUSTAKA
21