id
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
ALFIYANSYAH SETIA BUDI
NIM. I 0108053
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
“The important thing is not what are you? But who you are?”
“Hal yang terpenting bukanlah menjadi apa anda? Tetapi siapakah anda?”
(Anonim)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Alfiyansyah Setia Budi, 2013. Kincir Air Pengangkat Sampah Permukaan
Dan Melayang Memanfaatkan Tenaga Air Dengan Satu Kincir Penggerak.
Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Un iversitas Sebelas Maret
Surakarta.
Sampah atau limbah rumah tangga yang dibuang di sungai atau saluran buatan
dalam volume besar dapat mengakibatkan banjir. Penanganan masalah sampah
memerlukan terobosan teknologi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah
dengan teknologi alat kincir pengangkat sampah memanfaatkan aliran air sebagai
tenaga penggerak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya debit dan kecepatan aliran air
sangat berpengaruh terhadap jumlah putaran kincir (rpm) dan kecepatan
tangensial kincir. Jumlah rpm untuk debit 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt,
kecepatan aliran 0,25 m/dt, 0,26 m/dt, dan 0,27 m/dt dengan pembebanan 300 gr
berturut-turut adalah 25,6 putaran, 27,3 putaran, dan 28,5 putaran, sedangkan
besar kecepatan tangensial kincir berturut-turut adalah 0,25 m/dt, 0,27 m/dt, dan
0,28 m/dt. Besarnya daya yang dihasilkan pada debit 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan
2,69 l/dt dengan beban 300 gr berturut-turut adalah 0,10 x 10-5 HP, 1,29 x 10-5
HP, dan 2,06 x 10-5 HP.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Alfiyansyah Setia Budi, 2013. Waterwheel The Lifter Of Floating And Surfaced
Garbage That Utilizing Hydropower With One Wheel Driving. Thesis, Civil
Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University.
Garbage or the household waste that being dumped in rivers or channels in large
volumes can cause flooding. The handling of garbage problem requires a new
technology. One of the possible solutions is by using waste mill lifter technology
utilizing water power.
The results showed that the amount of debit and the water flow velocity is very
influential on the number of wheel rotation (rpm) and the wheel tangential speed.
The number of rotation for debit 2.23 lt/s, 2.43 lt/s, and 2.69 lt/s, flow velocity
0.25 m/s, 0.26 m/s, and 0.27 m/s with a load of 300 g consecutively was
25.6 rotation, 27.3 rotation, and 28.5 rotation, while tangential speed of the wheel
in a row is 0.25 m/s, 0.27 m/s, and 0.28 m/s. The amount of power generated at
debit 2.23 lt/s, 2.43 lt/s, and 2.69 lt/s with a load of 300 g consecutively is
0,10 x 10-5 HP, 1,29 x 10 -5 HP, dan 2,06 x 10-5 HP.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas
akhir ini dengan baik.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Kincir Air Pengangkat
Sampah Permukaan Dan Melayang Memanfaatkan Tenaga Air Dengan Satu
Kincir Penggerak”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debit dan
kecepatan aliran air terhadap daya angkat model kincir air pengangkat sampah.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Ir. Mamok Soeprapto, MEng selaku dosen pembimbing I.
4. Ir. Siti Qomariyah, M.Sc selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. A. Med iyanto, MT selaku dosen Pembimbing Akademis.
6. Segenap dosen penguji Skripsi.
7. Bapak Sunyoto selaku laboran Laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Segenap rekan mahasiswa S1 Reguler Angkatan 2008 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
penelitian selanjutnya.
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
MOTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................................iv
ABSTRAK...................................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................................vi
PRAKATA ...................................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................xi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL............................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................................................4
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 4-9. Hubungan Antara Daya Kincir Dengan Kecepatan Aliran Dan Beban Yang
Diberikan Pada Kincir Pengangkat ................................................................................52
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber air
minum dan sebagai sarana pembuangan air. Dewasa in i banyak sungai yang mulai
rusak karena ulah manusia. Kesadaran masyarakat dalam membuang sampah yang
tidak pada tempatnya menimbulkan berbagai macam masalah, salah satu masalah
yang sering terjadi terdapat di sungai atau saluran buatan. Sampah yang terdapat
di sungai atau saluran buatan dalam jumlah besar tentu mengurangi fungsi atau
bahkan bisa merusak infrastruktur yang ada. Hal ini dapat mengakibatkan aliran
air terhambat, sehingga aliran air dapat meluap dan menggenangi daerah di
sekitarnya. Hampir semua sungai di kota besar di Indonesia mengalami
permasalahan sampah yang parah dan bisa menyebabkan aliran sungai tersumbat
dan pada akhirnya mengakibatkan banjir.
Keadaan yang sama juga terjadi di kota Semarang, yaitu di daerah aliran sungai
Perbalan. Kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempat sampah
kurang, sehingga sampah menumpuk di sungai Perbalan Semarang. Selain
mengganggu pemandangan dan terlihat kumuh, sampah juga menimbulkan bau
tidak sedap (tvku.tv, 26 Maret 2012).
Selain itu, salah satu penyebab utama banjir besar yang terjadi di Jakarta adalah
sungai yang tidak berfungsi secara maksimal sebagai kanal pengendali banjir,
karena sampah yang menumpuk. Sebagian besar sampah yang tidak terangkut
mengalir, terkumpul, dan menutup badan sungai hingga Teluk Jakarta. Kini
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Bagaimana kemampuan dari rancangan alat kincir pengangkat sampah dalam
mengangkat sampah yang berada di saluran dengan penggerak utamanya
adalah tenaga air?
2. Bagaimana pengaruh debit dan kecepatan aliran terhadap daya angkat
rancangan alat pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.1 Sampah
Sampah merupakan suatu bahan sisa dari kegiatan sehari-hari manusia maupun
proses-proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah). Sampah adalah bahan sisa aktifitas manusia, baik
bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi (barang bekas) maupun barang
yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan
buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan
gangguan pada kelestarian lingkungan.
Menurut Enri Damanhuri dan Tri Padmi (2010), secara praktis sumber sampah
dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu sampah dari permukiman, atau sampah
rumah tangga dan sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah
tangga, seperti dari pasar, daerah komersial, dsb. Sampah dari kedua jenis sumber
ini dikenal sebagai sampah domestik. Sedang sampah non-domestik adalah
sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah tangga, misal limbah dari
proses industri.
Selain sumber tersebut terdapat pula sampah pada sungai atau saluran buatan
yang cukup banyak dijumpai. Sampah dari masing-masing sumber tersebut dapat
dikatakan mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan besaran dan variasi
aktivitasnya. Menurut Arianto Wibowo & Darwin T Djajawinata (2002),
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000, dari 80.235,87 ton
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
sampah yang ditimbulkan oleh 384 kota setiap hari, 4,9% diantaranya dibuang ke
sungai. Berarti sekitar 3.931,56 ton sampah dibuang di sungai setiap hari.
Beberapa pendekatan dan teknologi penanganan sampah sungai yang telah ada
antara lain adalah Baltimore's Waterwheel di Marlyland dan Sistem Peralatan
Penyaring Sampah Otomatis Mekanikal Elektrikal Hidrolik (ME-H). Seorang
warga Marlyland yang bernama John Kellett menemukan sebuah alat untuk
mengangkat sampah sungai yaitu di Baltimore’s Inner Harbor dan dinamakan
Baltimore's Waterwheel. Kincir ini digerakkan oleh air sebagai penggerak utama.
Baltimore's Waterwheel ditampilkan seperti Gambar 2-1
(www.waterwheelfactory.com/Baltimore.htm, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Metode kerja sistem peralatan penyaring sampah otomatis ini adalah memadukan
tenaga manusia dengan sistem kerja forklift yang biasa digunakan untuk
menyatukan teknologi Mekan ikal, Elektrikal dengan sistem Hidrolik. Perpaduan
teknologi inilah yang berhasil dikembangkan oleh anak Bangsa dalam
menciptakan penyaring sampah yang sangat handal dan berfungsi sempurna.
Sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama yang dipadukan agar fungsi dan
hasil yang didapatkan menjadi maksimum. Pada Gambar 2-4 adalah komponen-
komponen utama yang digunakan agar sistem penyaring sampah ini dapat
berfungsi secara sempurna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Sistem penyaring sampah ini akan secara otomatis bergerak ke kiri dan ke kanan
saluran untuk mengangkut sampah-sampah yang tersaring pada Bar Screen. Rake
dan Arm juga akan secara otomatis turun untuk mengambil sampah hingga ke
dasar saluran dan kemudian naik membuang sampah ke konveyor. Namun
demikian operasi secara manual juga dapat dilakukan. Dalam kondisi terburuk
sekalipun, bila listrik padam dan generator pembantu juga tidak berfungsi, maka
sistem ini masih bisa difungsikan dengan menggunakan tenaga manusia untuk
mengangkat sampah-sampah yang tersaring pada Bar Screen
(http://opcyber.blogspot.com, 2008).
2.1.2 Sungai
Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan wadah dan penyalur
aliran air dari hulu yang leb ih tinggi ke bagian hilir yang lebih rendah dan dapat
bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut (SNI Metode Pemilihan Lokasi Pos
Duga Air Di Sungai, 1991). Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup
komplek. Air bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi.
Kecepatan aliran meningkat sesuai dengan kemiringan sungai. Energi aliran air
sungai meningkat sejalan dengan peningkatan kemiringan dan volume air,
sehingga mampu membawa muatan (www.chan22.wordpress.com, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Aliran sungai sangat fluktuatif tergantung dari waktu dan tempatnya. Beberapa
variabel yang mempengaruhi dinamika sungai antara lain adalah debit dan
kecepatan aliran air. Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu
penampang melintang sungai persatuan waktu. Debit aliran sangat bermanfaat
untuk mengetahui perubahan pasokan air ke sungai utama. Kecepatan aliran tidak
sama sepanjang tubuh kanal sungai, hal ini tergantung dari bentuk, kekasaran
kanal sungai dan pola sungai. Kecepatan maksimum pada kanal yang lurus berada
pada bagian atas dan bagian tengah dari kanal sungai. Kecepatan air mengalir
secara proporsional terhadap kemiringan kanal sungai. Tingkat kelerengan yang
besar menghasilkan aliran yang leb ih cepat. Pada kelerengan landai, menghasilkan
kecepatan lambat bahkan mendekati nol. Aliran juga tergantung dari volume air.
Volume semakin besar, maka aliran menjadi lebih cepat
(www.dawudprionggodo.blogspot.com, 2012).
Kincir air merupakan salah satu teknologi yang telah lama ada dan digunakan
dalam pemanfaatan sumberdaya air. Kincir air merupakan sarana untuk mengubah
energi air menjadi energi mekanik berupa torsi pada poros kincir. Menurut
Wikipedia (2012), kincir memiliki dua desain dasar yaitu kincir dengan sumbu
horisontal (horizontal wheel) dan kincir dengan sumbu vertikal (vertical wheel).
Tipe terakhir dapat dibagi lagi, tergantung di mana posisi air menggerakkan
kincir. Ada kincir air jenis overshot, breastshot, dan undershot.
Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian sudu-
sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir air
overshot memerlukan beda tinggi dengan pancaran air. Kincir air overshot adalah
kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air
yang lain. Kincir air overshot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Kincir air breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot
dilihat dari energi yang diterimanya. Kincir air breastshot juga memerlukan beda
tinggi dengan pancaran air. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir,
arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air.
Kincir air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air tipe undershot. Kincir air
Breastshot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-6.
Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu
yang terletak pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
memerlukan head atau beda tinggi. Tipe ini cocok dipasang pada perairan
dangkal. Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir.
Kincir air undershot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-7.
Menurut Bambang Triatmojo (1993), jumlah zat cair yang mengalir melalui
tampang lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q.
Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga
satuannya adalah meter kubik per detik (m 3 /dt).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Kecepatan aliran air yang masuk maupun keluar pada sudu turbin dapat diuraikan
menjadi kecepatan absolut C, kecepatan relatif W dan kecepatan tangensial U
(Jhon Aryanto Glad Saragih, 2009). Gambaran kecepatan relatif yang terjadi pada
turbin dapat dilihat pada Gambar 2-8.
Adapun nilai C1 dapat diperoleh dengan menggunakan current meter dan nilai U1
diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
U ………………………………………………………… (2.2)
dengan:
D = diameter turbin air yang direncanakan (m)
n = putaran turbin air yang dihasilkan (rpm)
W 2 = C 2 + U2 – 2. C. U ……….……………………………......(2.3)
dengan:
W = Kecepatan Relatif Aliran Air terhadap Sudu Turbin (m/dt),
C = Kecepatan Aliran Air (m/dt),
U = Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang
arahnya searah dengan arah putaran turbin (m/dt).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Kondisi aliran air dan dimensi dari kincir air sangat erat kaitannya dalam
menentukan besar daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah kincir air. Kerja atau
daya yang dihasilkan kincir air bersumber dari energi kinetik air (aliran air).
Suatu bidang atau dinding akan menerima gaya akibat tumbukan air yang
diarahkan terhadap bidang atau dinding tersebut. Apabila dinding-dinding tersebut
dipasangkan pada keliling roda maka gaya-gaya tumbukan pada dinding tersebut
akan menimbulkan torsi yang menyebabkan roda berputar pada porosnya. Maka
energi kinetik akan berubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
(Yusril, dkk.2004).
M A . (V-v) ………………………………………………………(2.4)
dengan:
M = Massa zat cair (m 3/dt)
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan plat (m/dt)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Kecepatan awal relatif terhadap plat dalam arah pancaran adalah (V-v), sedang
kecepatan akhir relatif terhadap plat adalah nol (kecepatan plat sama dengan
kecepatan pancaran). Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran pada plat adalah:
A(V-v) …………………………………………………..…..(2.5)
Jumlah plat dapat ditambah menjadi beberapa plat datar yang dipasang
disekeliling roda dan kemungkinan pancaran air menghantam plat-plat tersebut
secara tangensial dengan kecepatan aliran V, sehingga roda dapat bergerak dengan
kecepatan tangensial v, seperti terlihat pada Gambar 2-9.
Apabila dianggap bahwa jumlah plat adalah sedemikian sehingga tidak ada
pancaran air yang terbuang (tidak mengenai plat), maka gaya yang ditimbukan
oleh zat cair pada plat diberikan oleh persamaan sebagai berikut:
AV(V-v)
atau
AV(V-v) ………………………………………………………(2.6)
dengan:
R =F = Gaya (N)
= Massa jenis air (1000 kg/m 3 )(kg/m3 )
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan plat (m/dt)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Oleh karena titik yang terkena gaya bergerak dengan kecepatan v dalam arah
gaya, maka kerja yang dilakukan oleh pancaran air diberikan oleh persamaan
berikut:
A V (V-v) v …………………………………………..(2.7)
dengan:
K = Kerja yang dilakukan pancaran tiap detik (Nm)
= Massa jenis air (1000 kg/m3)(kg/m3)
A = Luas permukaan plat (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)
Energi kinetik pancaran, yang dalam hal ini merupakan sumber energi, diberikan
oleh bentuk persamaan berikut:
A ………………………………………………………..(2.8)
dengan:
Ek = Energi kinetik (kgm2 /dt2 )
= Massa jenis zat cair (1000 kg/m3 )g/m 3)
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran cair (m/dt) (
Efisiensi kerja yang dilakukan oleh kincir sangat erat hubungannya dengan
kecepatan keliling ( u ) dan kecepatan aliran air ( V ). Persamaan (2.6) dan (2.7)
akan memberikan efisiensi kerja yang dilakukan kincir, dan diberikan dalam
bentuk persamaan berikut:
aV v
Atau
2Wv
……………………………………………………….(2.9)
dengan:
= Efisiensi kerja kincir (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
G = (b.h.V ) . …………………………………………………........(2.10)
dengan:
G = Laju aliran aliran air (kg/dt)
b = lebar sudu (m)
h = tinggi sudu (m)
V = kecepatan aliran air (m/dt)
= massa jenis air
Maka daya yang dihasilkan kincir dapat dihitung dengan persamaan (2.7) dan
(2.10) sebagai berikut:
P = K .G
P = A V v . (b.h.V ).
P = A .V2.v.W……………………..……………………….……(2.11)
dengan:
P = Daya yang dihasilkan kincir (w)
= Massa jen is air
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)
W = Kecepatan relatif (m/dt)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3.1 Peralatan
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
c) Pompa air berfungsi untuk memompa air agar air yang masuk ke
hyrdraulic bench dapat dialirkan kembali kebagian hulu open flume.
Dalam penelitian ini diguanakan tiga pompa yaitu dua pompa celup
dengan supply listrik 220/240 V, 50 Hz dan satu pompa DAB dengan
supply listrik 220/400 V, 50 Hz. Pompa-pompa tersebut dilengkapi
dengan tombol on/off otomatis.
d) Kran debit berfungsi sebagai pengatur besar-kecilnya debit yang keluar
dari pompa. Memiliki skala bukaan debit 6-9 range.
e) Reservoir digunakan untuk menampung air yang keluar dari open flume
(bagian h ilir)
Open Flume yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3. Kincir
Dalam prototype ini kincir air yang direncanakan adalah tipe undershoot sudu
datar untuk satu kincir penggerak pengangkat sampah, dan untuk kincir
pengangkat sampah sendiri akan direncanakan mengunakan sudu cekung
dengan menggunakan kawat kasa yang berfungsi untuk mengangkat sampah
itu sendiri. Desain kincir pengangkat dan kincir penggerak bisa dilihat pada
Gambar 3-2. Detail desain kincir yang digunakan pada penelitian ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
a b
Gambar 3-2 (a) Kincir Pengangkat Sampah; (b) Kincir Penggerak
Gambar 3-3 Sketsa Tampak Atas Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak
Gambar 3-4 Sketsa Tampak Samping Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu
Kincir Penggerak
3.3.2 Bahan
Pada penelitian ini bahan dan benda uji yang digunakan antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
1. Air
2. Sampah, berupa plastik, kertas, dan sterofoam
3. Plastisin
Kalibrasi alat ukur debit dilakukan untuk mengetahui apakah debit yang terbaca
pada hydraulic bench sama dengan yang dialirkan oleh pompa. Sehingga
diketahui bahwa alat ukur debit pada hydraulic bench berfungsi baik. Kalibrasi
debit dilakukan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
1. Menghidupkan pompa setelah hydraulic bench terisi cukup oleh air untuk
membuat sirkulasi aliran.
2. Membuka kran pengatur debit aliran pada skala yang diinginkan.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan alat ukur debit yang terdapat pada
hydraulic bench, pengukuran dilakukan setelah aliran pada saluran stabil.
5. Mengulangi kegiatan ke-2 dan kegiatan ke-3 pada beberapa variasi skala kran
pengatur debit yang diinginkan.
Data diperoleh dalam bentuk tabel dan dibuat grafik dengan bantuan MS Excel
sehingga didapat suatu persamaan. Data hasil kalibrasi debit dapat dilihat pada
halaman Lampiran Form Kalibrasi Alat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Inti dari kalibrasi alat ukur debit adalah mencari perbandingan debit dari alat ukur
debit di hydraulic bench dengan debit yang keluar dari saluran langsung atau debit
yang tertampung di ember.
Perhitungan debit dari alat ukur debit di hydraulic bench membutuhkan data
volume yang dicapai oleh air di dalam pipa ukur dan waktu yang ditempuhnya.
Sedangkan untuk debit yang keluar dari saluran atau tertampung di ember,
dibutuhkan data volume air yang tertampung di ember dan waktu yang
dibutuhkan. Hasilnya kita akan mendapatkan data debit hydraulic bench (Qhb)
dengan debit pompa (Qpompa) dalam beberapa variasi skala bukaan debit 7,0; 7,2;
7,4; 7,6; 7,8; 8,0; 8,2; 8,4; 8,6 dan 8,8. Data-data itu diplot dalam grafik dengan
program Ms Excel, dan dicari regresinya, nilai R dan y nya. Jika R mendekati 1,
maka hubungan antara Qhb dengan Qpompa adalah linear atau sama, artinya alat
ukur debit di hydraulic bench bisa digunakan. Begitu juga sebaliknya, jika nilai R
jauh dari 1, maka hubungan keduanya tidak linear, sehingga alat ukur debit di
hydraulic bench tidak bisa digunakan.
Pengecekan dilakukan untuk mengetahui nilai pembacaan alat lebih akurat, sesuai
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan
kalibrasi alat pengukur jumlah putaran (rotatometer).
Kalibrasi alat ukur jumlah putaran dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah
putaran yang terbaca pada rotatometer sama dengan yang jumlah putaran hasil
penghitungan manual dalam 1 menit. Sehingga diketahui bahwa alat ukur jumlah
putaran (rotatometer) berfungsi baik. Kalibrasi jumlah putaran dilakukan sebagai
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
Data diperoleh dalam bentuk tabel dan dibuat grafik dengan bantuan MS Excel
sehingga didapat suatu persamaan. Data hasil kalibrasi jumlah putaran dapat
dilihat pada halaman Lampiran Form Kalibrasi Alat.
Inti dari kalibrasi alat ukur putaran kincir adalah mencari perbandingan jumlah
putaran dari alat ukur rotatometer dengan jumlah putaran hasil penghitungan
manual. Hasilnya kita akan mendapatkan data jumlah putaran dari alat
rotatometer dengan dengan jumlah putaran hasil penghitungan manual dalam
beberapa variasi skala bukaan debit 7,0; 7,2; 7,4; 7,6; 7,8; 8,0; 8,2; 8,4; 8,6 dan
8,8. Data-data itu diplot dalam grafik dengan program Ms Excel, dan dicari
regresinya, nilai R dan y nya. Jika R mendekati 1, maka hubungan antara jumlah
putaran pada rotatometer dengan jumlah putaran hasil penghitungan manual
adalah linear atau sama, artinya alat ukur rotatometer bisa digunakan. Begitu juga
sebaliknya, jika nilai R jauh dari 1, maka hubungan keduanya tidak linear,
sehingga alat ukur rotatometer tidak bisa digunakan.
Dalam pengujian benda uji, dilakukan pengujian kuat angkat kincir dalam
mengangkat variasi berat sampah permukaan dalam hal ini adalah sterofoam dan
plastik, karena berat sterofoam dan plastik sangat ringan maka sebagai
penggantinya digunakan pemberat berupa lempengan besi, yang gunanya untuk
mengetahui kuat angkat maksimum. Penelitian ini menggunakan 5 variabel
penelitian yaitu variabel debit, variabel kecepatan aliran air, variabel berat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Pengujian putaran kincir dilakukan pada saat kincir bekerja. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah putaran yang dihasilkan kincir pada saat
mengangkat beban dengan menggunakan alat uji rotatometer.
1. Menyiapkan kincir yang akan diuji.
2. Meletakkan/mengatur kincir di alat Multi Purpose Teching Flume.
3. Memasang sensor magnetic ke kincir dan dihubungkan dengan rotatometer.
4. Menyalakan pompa sehingga air mengalir pada open flume dan kincir bisa
berputar.
5. Menyalakan rotatometer kemudian membaca angka yang muncul pada layar
dan mencatat jumlah putaran yang dihasilkan selama 1 menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 sebanyak lima kali untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat.
1. Pada percobaan ini variasi berat beban yang digunakan adalah 25 gr, 50 gr,
75 gr, 100 gr, 125 gr, 150 gr, 175 gr, 200 gr, 225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr.
2. Pemberat dipasang pada salah satu permukaan plat atau sudu kincir
pengangkat sampah.
3. Saat kincir mulai berputar, maka diperhatikan apakah mampu mengangkat
beban yang terpasang.
4. Mencatat beban apabila kincir mampu mengangkat beban tersebut.
5. Mengulangi langkah 2, 3, dan 4.
Pengolahan data merupakan proses analisis dari data hasil penelitian yang didapat
melalui percobaan. Data yang didapat melalui percobaan dianalisis mengacu pada
rumus-rumus yang telah dicantumkan pada Bab 2 yang terdapat pada landasan
teori.
1. Kecepatan Tangensial Kincir (U)
Kecepatan tangensial kincir air dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
U=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Langkah penelitian bisa dilihat dalam Gambar 3-6, 3-7, dan 3-8:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Mulai
Setting flume
Tidak
R2 1
Ya
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Mulai
Tidak
R2 1
Ya
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Mulai
Persiapan
Q1
Qn+1
B = 25 gr
Ya
Qn Q3
Tidak
A B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
A B
Ya
B 300 gr
Tidak
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketelitian dan ketepatan hasil suatu penelitian ilm iah, terutama penelitian yang
menggunakan model laboratorium, dipengaruhi oleh baik tidaknya kondisi alat
pengujian atau model, untuk itu perlu dilakukan kalibrasi alat.
Kalibrasi alat ukur debit dilakukan untuk mengetahui apakah debit yang terbaca
pada hydraulic bench sama dengan yang dialirkan oleh pompa. Dengan demikian,
alat ukur debit pada hydraulic bench diketahui berfungsi baik.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
= 158,43 cm 3/dt
Jadi, debit terukur (Qhb ) pada skala bukaan 7,00 mm adalah 158,43 cm 3 /dt. Untuk
selanjutnya besaran debit pada hydraulic bench ditunjukkan pada Tabel 4-1.
Skala Q hb
Volume t
No. Bukaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
= 145,62 cm 3/dt
Jadi, debit pada pompa (Qpompa) pada skala bukaan 7,00 mm adalah 145,62 cm 3 /dt.
Untuk selanjutnya besaran debit pada pompa ditunjukkan pada Tabel 4-2.
Q
Skala
Volume t pompa
No. bukaan
Berdasarkan data pengamatan di atas didapat lengkung hubungan antara Qhb dan
Qpompa yang ditampilkan pada Gambar 4-2. Sesuai dengan grafik yang diperoleh
dengan bantuan Ms. Excel diperoleh persamaan y = 0,943x + 12,89, dengan nilai
R² = 0,996.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
3000
y = 0.9439x + 12.891
2500 R² = 0.9965
2000
1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Q pompa
Dari Gambar 4-2 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,996. Nilai ini mendekati 1,
maka hubungan antara Qhb dengan Q pompa adalah linear atau sama, artinya alat
ukur debit di hydraulic bench dapat digunakan.
Rancangan prototype kincir air pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak
dapat dilihat pada Gambar 4-3:
Gambar 4-3. Prototype Kincir Air Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah putaran kincir yang
dihasilkan oleh rotatometer. Jumlah putaran pada rotatometer ditunjukkan pada
Tabel 4-3.
Pengambilan data dilakukan dengan cara menghitung jumlah putaran kincir dalam
jangka waktu 60 detik. Jumlah putaran dengan perhitungan manual ditunjukkan
pada Tabel 4-4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
35
33
y = 0.5324x + 14.307
Rotatometer
R² = 0.9926
31
29
27
27 28 29 30 31 32 33 34 35
Perhitungan Manual
Gambar 4-4. Hubungan Antara Jumlah Putaran pada Rotatometer dan Pengamatan
Manual
Dari Gambar 4-4 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,992. Nilai ini mendekati 1,
maka hubungan antara hubungan antara jumlah putaran pada rotatometer dan
pengamatan manual adalah linear atau sama, artinya rotatometer dapat digunakan.
V=
V= = 0,25 m/dt
Jadi, aliran air dengan debit 2,23 l/dt memiliki kecepatan 0,25 m/dt. Hasil
perhitungan kecepatan aliran selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4-7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Penelitian ini menggunakan kincir air tipe undershot dengan sudu datar yang
berdiameter 19 cm dengan panjang sudu 8 cm dan lebar sudu 8 cm. Kincir
diletakkan pada open flume yang diberi aliran air, sehingga dapat berputar pada
debit dan kecepatan aliran tertentu. Pada percobaan ini kincir dapat berputar
dengan lancar dan tidak tersendat hanya pada tiga ukuran debit, yaitu 2,23 l/dt,
2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt. Masing-masing debit menghasilkan kecepatan aliran
0,25 m/dt, 0,26 m/dt, dan 0,27 m/dt. Sehingga perhitungan putaran kincir hanya
dilakukan pada tiga ukuran debit tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Keterangan tabel: (Deb it) debit hydraulic bench; (H) kedalaman aliran air; (C) kecepatan aliran; (Beban)
pembebanan yang diberikan pada kinc ir pengangkat; (rpm) jumlah putaran kinc ir hasil pengamatan pada
rotatometer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Dari Tabel 4-5 diperoleh hubungan antara jumlah putaran kincir dengan kecepatan
aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat seperti yang
ditampilkan pada Gambar 4-5:
33
31
29
27
25 Kecepatan I
23 Kecepatan II
21
19 Kecepatan III
17
15
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)
Gambar 4-5. Hubungan Antara Jumlah Putaran Kincir Dengan Kecepatan Aliran
Dan Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat
Dari Gambar 4-5 diketahui bahwa jumlah putaran kincir (rpm) berbanding
terbalik dengan berat pembebanan. Semakin berat beban yang diberikan, maka
jumlah putaran semakin berkurang. Selain itu jumlah putaran kincir (rpm)
berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka
jumlah putaran kincir yang terjadi semakin banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Hasil perhitungan rpm diatas kemudian digunakan untuk analisis kecepatan kincir
dengan menggunakan Persamaan (2.2) sebagai berikut.
U=
U= = 0,27 m/dt
Jadi, kecepatan kincir pada debit 2,23 l/dt dan kecepatan aliran 0,25 m/dt dengan
pembebanan 0 gr adalah 0,27 m/dt. Hasil analisis kecepatan kincir selengkapnya
disajikan dalam Tabel 4-6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Dari Tabel 4-6 diperoleh hubungan antara kecepatan tangensial kincir dengan
kecepatan aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat seperti
yang ditampilkan pada Gambar 4-6:
0.35
0.33
0.31
0.29
0.27
0.25 Kecepatan I
0.23 Kecepatan II
0.21
Kecepatan III
0.19
0.17
0.15
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)
Dari Gambar 4-6 diketahui bahwa kecepatan tangensial kincir berbanding terbalik
dengan pembebanan, semakin berat pembebanan yang diberikan maka kecepata
tangensial kincir semakin berkurang. Selain itu kecepatan tangensial kincir
berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka
kecepatan tangensial kincir yang terjadi semakin tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Kecepatan relatif yang terjadi pada kincir air dapat dilihat pada Gambar 4-7:
Dari hasil analisis kecepatan kincir dan kecepatan aliran dapat diperoleh
kecepatan relatif (W) antara keduanya dengan Persamaan (2.3) sebagai berikut:
W 2 = C 2 + U2 - 2 C
Dengan C = Kecepatan aliran air = 0,25 m/dt
U = Kecepatan tangensial kincir = 0,28 m/dt
= Sudut yang terjadi antara C dan U = 00
W 2 = 0,0005 m/dt
W = 22,72 x 10 -3 m/dt
Jadi, kecepatan relatif antara kecepatan kincir dan kecepatan aliran pada debit
2,23 l/dt dan kecepatan aliran 0,25 m/dt dengan pembebanan 0 gr adalah
22,72 x 10-3 m/dt. Hasil analisis kecepatan relatif selengkapnya disajikan pada
Tabel 4-8:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Dari Tabel 4-8 diperoleh hubungan antara kecepatan relatif dari kecepatan aliran
air dan kecepatan tangensial kincir, dengan kecepatan aliran dan juga beban yang
diberikan pada kincir pengangkat seperti yang ditampilkan pada Gambar 4-8:
0.07
0.06
0.05
0.04
Kecepatan I
0.03
Kecepatan II
0.02
Kecepatan III
0.01
0.00
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)
Gambar 4-8. Hubungan Antara Kecepatan Relatif Dengan Kecepatan Aliran Dan
Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat
Dari Gambar 4-8 diketahui bahwa kecepatan relatif berbanding terbalik dengan
pembebanan, semakin berat pembebanan yang diberikan maka kecepata relatif
semakin berkurang. Selain itu kecepatan relatif berbanding lurus dengan
kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka kecepatan relatif yang
terjadi semakin tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Sampel analisa daya yang dihasilkan oleh kincir dapat diperoleh dengan
perhitungan sebagai berikut:
Dengan kecepatan aliran : C = 0,25 m/dt
dan putaran kincir : n = 27,8 rpm
x x
U
Perhitungan gaya yang diakibatkan oleh aliran air pada kincir dapat diperoleh
dengan menggunakan Persamaan (2.6) berikut:
F = xAxVx V v
Dengan substitusi kecepatan relatif turbin air (W) pada (V-v), persamaan menjadi
sebagai berikut:
F xAxVxW
dengan:
= 1000 gr/m3
A = Luas penampang plat/sudu = 0,08 m x 0,08 m = 6,4 x 10-3 m2
V = Kecepatan aliran air = 0,25 m/dt
W = Kecepatan relatif = 0,02 m/dt
Maka,
F x6,4 x 10 -3 x x
F x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Untuk menghitung kerja yang dilakukan oleh aliran air pada kincir digunakan
Persamaan (2.7) sebagai berikut:
K a V (V-v) v
Untuk menghitung laju aliran air digunakan Persamaan (2.10) sebagai berikut:
G = (b.h.V ).
Besarnya daya yang dihasilkan kincir dapat dicari dengan Persamaan (2.11)
sebagai berikut:
P = K .G
P x x = 22,79 x10-3 watt
Bila dikonversikan kedalam besaran tenaga kuda (Horse Power) akan menjadi:
P x
P HP
Maka daya kincir yang dihasilkan untuk debit 2,23 l/dt dan kecepatan aliran
0,25 m/dt dengan pembebanan 0 gr adalah . Hasil analisis daya
yang dihasilkan oleh kincir selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4-9:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Dari Tabel 4-9 diperoleh hubungan antara daya yang dihasilkan oleh kincir
dengan kecepatan aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat
seperti yang ditampilkan pada Gambar 4-9:
1.00E-04
8.00E-05
Kecepatan I
6.00E-05
Kecepatan II
4.00E-05
Kecepatan III
2.00E-05
0.00E+00
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)
Gambar 4-9. Hubungan Antara Daya Kincir Dengan Kecepatan Aliran Dan Beban
Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat
Dari Gambar 4-9 diketahui bahwa daya yang dihasilkan kincir berbanding terbalik
dengan beban yang diberikan. Semakin ringan beban yang diberikan berarti
putaran kincir semakin banyak, maka semakin besar daya yang dihasilkan oleh
kincir tersebut. Selain itu daya berbanding lurus dengan kecepatan aliran air,
semakin besar kecepatan aliran air, maka daya yang dihasilkan semakin besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat disampaikan:
1. Pemilihan laker dan as untuk rangkaian kincir sebaiknya diperhatikan, karena
ringan atau beratnya putaran laker sangat berpengaruh pada kemampuan
berputar kincir.
2. Prototype kincir pengangkat sampah tidak skalatis karena keterbatasan alat di
laboratorium, dana, dan waktu penelitian, sehingga sebaiknya kincir dicoba
untuk dibuat secara full scale dengan aliran air yang lebih besar atau pada
saluran yang sesungguhnya agar hasil yang didapat lebih maksimal.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
3. Kincir penggerak bisa terganggu oleh sampah yang terdapat pada aliran air,
oleh karena itu sebaiknya melakukan pemodelan kincir penggerak dengan
variasi yang lain sehingga kincir penggerak tidak terganggu oleh sampah dan
bisa diperoleh model kincir pengangkat sampah yang lebih baik lagi.
4. Alat kincir pengangkat sampah masih sebatas mengangkat sampah. Sehingga
proses selanjutnya untuk sampah yang telah diangkat bisa dikaji lebih lanjut
dan bisa disinkronisasikan dengan sistem pembuangan sampah yang telah
ada.
commit to user