Anda di halaman 1dari 67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KINCIR AIR PENGANGKAT SAMPAH PERMUKAAN DAN


MELAYANG MEMANFAATK AN TENAGA AIR DENGAN SATU KINCIR
PENGGERAK

WATERWHEEL THE LIFTER OF FLOATING AND SURFACED GARBAGE


THAT UTILIZING HYDROPOWER WITH ONE WHEEL DRIVING

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh:
ALFIYANSYAH SETIA BUDI
NIM. I 0108053

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“The important thing is not what are you? But who you are?”
“Hal yang terpenting bukanlah menjadi apa anda? Tetapi siapakah anda?”
(Anonim)

Karya ini saya persembahkan untuk:


1. Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.
2. Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.
3. Ibu tercinta, yang tak pernah lelah memberikan cinta dan semangat untukku.
4. Ayah terkasih, semoga selalu diberi limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya di
alam sana, engkau akan selalu menjadi inspirasiku.
5. Adik-adik dan kakak-kakak tersayang, bersama kita bisa bahagiakan orang
tua kita.
6. Sipil angkatan 2008, kita akan selalu menjadi kisah klasik untuk masa depan.
7. Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta.

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Alfiyansyah Setia Budi, 2013. Kincir Air Pengangkat Sampah Permukaan
Dan Melayang Memanfaatkan Tenaga Air Dengan Satu Kincir Penggerak.
Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Un iversitas Sebelas Maret
Surakarta.

Sampah atau limbah rumah tangga yang dibuang di sungai atau saluran buatan
dalam volume besar dapat mengakibatkan banjir. Penanganan masalah sampah
memerlukan terobosan teknologi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah
dengan teknologi alat kincir pengangkat sampah memanfaatkan aliran air sebagai
tenaga penggerak.

Penelitian dilakukan di laboratorium hidrologi Fakultas Teknik Universitas


Sebelas Maret. Alat yang digunakan adalah multipurpose teching flume sebagai
simulasi aliran air dan kincir pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak.
Prototype kincir air adalah tipe undershoot dengan sudu datar. Pengukuran
jumlah putaran kincir menggunakan rotatometer. Dalam percobaan ini, kincir
dapat berputar hanya pada tiga ukuran debit, yaitu 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan
2,69 l/dt, apabila kurang dari debit tersebut aliran air tidak mampu menggerakkan
kincir, sehingga pengujian putaran kincir hanya dilakukan pada tiga ukuran debit
tersebut. Percobaan kuat angkat kincir pengangkat sampah menggunakan besi
pemberat dengan 12 variasi pembebanan untuk menggambarkan berat sampah
permukaan dan melayang, yaitu: 25 gr, 50 gr, 75 gr, 100 gr, 125 gr, 150 gr,
175 gr, 200 gr, 225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya debit dan kecepatan aliran air
sangat berpengaruh terhadap jumlah putaran kincir (rpm) dan kecepatan
tangensial kincir. Jumlah rpm untuk debit 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt,
kecepatan aliran 0,25 m/dt, 0,26 m/dt, dan 0,27 m/dt dengan pembebanan 300 gr
berturut-turut adalah 25,6 putaran, 27,3 putaran, dan 28,5 putaran, sedangkan
besar kecepatan tangensial kincir berturut-turut adalah 0,25 m/dt, 0,27 m/dt, dan
0,28 m/dt. Besarnya daya yang dihasilkan pada debit 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan
2,69 l/dt dengan beban 300 gr berturut-turut adalah 0,10 x 10-5 HP, 1,29 x 10-5
HP, dan 2,06 x 10-5 HP.

Kata Kunci: Sampah, Kincir Air, Tenaga Air.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Alfiyansyah Setia Budi, 2013. Waterwheel The Lifter Of Floating And Surfaced
Garbage That Utilizing Hydropower With One Wheel Driving. Thesis, Civil
Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University.

Garbage or the household waste that being dumped in rivers or channels in large
volumes can cause flooding. The handling of garbage problem requires a new
technology. One of the possible solutions is by using waste mill lifter technology
utilizing water power.

The research was conducted in the hydrology laboratory of the Faculty of


Engineering, Sebelas Maret University. The instrument used is a multi-purpose
teaching flume to simulate the water flow and garbage lifter with one wheel drive.
This waterwheel prototype is using an undershoot type with a flat blade.
Measurement of the number of wheel rotation is using the rotatometer. In this
experiment the wheel rotation can be maximum in only three debit sizes, ie
2.23 lt/s, 2.43 lt/s, and 2.69 lt/s, so the testing is only done in this three debit sizes.
The power testing of the wheel lifter using iron ballast with 12 variations of
loading to describe the volume of plastic waste, ie: 25 g, 50 g, 75 g, 100 g, 125 g,
150 g,175 g, 200 g, 225 g, 250 g, 275 g, 300 g.

The results showed that the amount of debit and the water flow velocity is very
influential on the number of wheel rotation (rpm) and the wheel tangential speed.
The number of rotation for debit 2.23 lt/s, 2.43 lt/s, and 2.69 lt/s, flow velocity
0.25 m/s, 0.26 m/s, and 0.27 m/s with a load of 300 g consecutively was
25.6 rotation, 27.3 rotation, and 28.5 rotation, while tangential speed of the wheel
in a row is 0.25 m/s, 0.27 m/s, and 0.28 m/s. The amount of power generated at
debit 2.23 lt/s, 2.43 lt/s, and 2.69 lt/s with a load of 300 g consecutively is
0,10 x 10-5 HP, 1,29 x 10 -5 HP, dan 2,06 x 10-5 HP.

Keywords: Garbage, Waterwheel, Hydropower.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas
akhir ini dengan baik.

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Kincir Air Pengangkat
Sampah Permukaan Dan Melayang Memanfaatkan Tenaga Air Dengan Satu
Kincir Penggerak”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debit dan
kecepatan aliran air terhadap daya angkat model kincir air pengangkat sampah.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Ir. Mamok Soeprapto, MEng selaku dosen pembimbing I.
4. Ir. Siti Qomariyah, M.Sc selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. A. Med iyanto, MT selaku dosen Pembimbing Akademis.
6. Segenap dosen penguji Skripsi.
7. Bapak Sunyoto selaku laboran Laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Segenap rekan mahasiswa S1 Reguler Angkatan 2008 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
penelitian selanjutnya.

Surakarta, Januari 2013

Penulis
commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
MOTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................................iv
ABSTRAK...................................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................................vi
PRAKATA ...................................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................xi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL............................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..........................................5


2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................5
2.1.1 Sampah .............................................................................................. 5
2.1.2 Sungai................................................................................................9
2.1.3 Kincir Air......................................................................................... 10
2.2 Landasan Teori .............................................................................................. 12
2.2.1 Analisis Debit Aliran Air ..................................................................12
2.2.2 Analisis Kecepatan Turbin Air..........................................................13
2.2.3 Analisis Daya Pada Kincir Air........................................................14
2.2.3.1 Gaya (F) .............................................................................. 14
2.2.3.2 Kerja Pancaran ....................................................................16
2.2.3.3 Efisiensi Kincir ( ) .............................................................. 16
2.2.3.4 Daya (P) .............................................................................. 17

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................18

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 18


3.2 Lokasi Penelitian ...........................................................................................18
3.3 Peralatan dan Bahan ...................................................................................... 18
3.3.1 Peralatan ..........................................................................................18
3.3.2 Bahan............................................................................................... 22
3.4 Tahap Penelitian ............................................................................................ 23
3.4.1 Tahap Persiapan Alat Multipurpose Teching Flume ..........................23
3.4.2 Kalibrasi Alat Ukur Debit ................................................................23
3.4.3 Pengolahan Data Kalibrasi Alat Ukur Debit...................................... 25
3.4.4 Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir................................................... 25
3.4.5 Pengolahan Data Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir........................26
3.4.6 Pengujian Alat dan Benda Uji ..........................................................26
3.4.6.1 Pengujian Putaran Kincir .....................................................27
3.4.6.2 Pengujian Daya Angkat Kincir.............................................28
3.4.7 Pengolahan Data .............................................................................. 28
3.4.8 Langkah Penelitian........................................................................... 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 34


4.1 Kalibrasi Alat Uji Penelitian ..........................................................................34
4.1.1 Kalibrasi Alat Ukur Debit ................................................................34
4.1.2 Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir................................................... 37
4.2 Analisis Kecepatan Aliran Air .......................................................................39
4.3 Analisis Putaran Kincir ..................................................................................40
4.4 Analisis Kecepatan Relatif (W) ...................................................................... 46
4.5 Analisis Daya Kincir .....................................................................................49
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 53
5.2 Saran .............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................53
LAMPIRAN ................................................................................................................. 56

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 4-1. Data Pengamatan Debit pada Hydraulic Bench .............................................35


Tabel 4-2. Data Pengamatan Debit pada Pompa.............................................................36
Tabel 4-3. Data hasil pengamatan putaran (rpm) pada rotatometer.................................38
Tabel 4-4. Data Pengamatan putaran dengan cara manual ..............................................38
Tabel 4-5. Hasil Analisis Kecepatan Aliran Open Flume ...............................................40
Tabel 4-6. Hasil Percobaan Rpm Kincir .........................................................................41
Tabel 4-7. Hasil Analisis Kecepatan Kincir ...................................................................44
Tabel 4-8. Hasil Analisis Kecepatan Relatif (W) ............................................................47
Tabel 4-9. Hasil Analisis Daya Kincir (P) ......................................................................51

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1. Baltimore's Waterwheel ..............................................................................6


Gambar 2-2. Sketsa Desain Baltimore's Waterwheel ........................................................7
Gambar 2-3. Desain Mekanikal-Elektrikal Hidrolik (ME-H) ............................................8
Gambar 2-4. Komponen Mekanikal-Elektrikal Hidrolik (ME-H) .....................................8
Gambar 2-5. Kincir Air Overshot ..................................................................................11
Gambar 2-6. Kincir Air Breastshot ................................................................................11
Gambar 2-7. Kincir Air Undershot ................................................................................12
Gambar 2-8. Analisis Kecepatan Relatif Turbin Air .......................................................13
Gambar 2-9. Pancaran pada Plat di Sekeliling Roda.......................................................15
Gambar 3-1 Rangkaian Open Flume..............................................................................19
Gambar 3-2 (a) Kincir Pengangkat Sampah; (b) Kincir Penggerak .................................20
Gambar 3-3 Sketsa Tampak Atas Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak .....................................................................................................................21
Gambar 3-4 Sketsa Tampak Samping Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak .....................................................................................................................21
Gambar 3-5 Rangkaian Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir Penggerak.......22
Gambar 3-6 Diagram Alir Kalibrasi Alat Ukur Debit .....................................................30
Gambar 3-7 Diagram Alir Kalibrasi Alat Ukur Putaran..................................................31
Gambar 3-8 Diagram Alir Penelitian .............................................................................33
Gambar 4-1. Alat ukur debit hydraulic bench ................................................................34
Gambar 4-2. Hubungan Antara Qhb dan Qpompa ..............................................................37
Gambar 4-3. Prototype Kincir Air Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir Penggerak 37
Gambar 4-4. Hubungan Antara Jumlah Putaran pada Rotatometer dan Pengamatan
Manual ..........................................................................................................................39
Gambar 4-5. Hubungan Antara Jumlah Putaran Kincir Dengan Kecepatan Aliran Dan
Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat ............................................................42
Gambar 4-6. Hubungan Antara Kecepatan Tangensial Kincir Dengan Kecepatan Aliran
Dan Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat .....................................................45
Gambar 4-7. Kecepatan relatif pada kincir.....................................................................46
Gambar 4-8. Hubungan Antara Kecepatan Relatif Dengan Kecepatan Aliran Dan Beban
Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat .......................................................................48

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4-9. Hubungan Antara Daya Kincir Dengan Kecepatan Aliran Dan Beban Yang
Diberikan Pada Kincir Pengangkat ................................................................................52

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

A = Luas permukaan plat (m 2 )


A = Luas penampang saluran (m 2)
B = Lebar penampang basah aliran air (m)
b = Lebar sudu kincir (m)
C = Kecepatan aliran air (m/dt)
C1 = Kecepatan aliran air (m/dt)
D = Diameter kincir (m)
E = Energi kinetik pancaran (kgm 2 /dt2)
F = Gaya pada kincir (N)
G = Laju aliran air (kg/dt)
H = Kedalaman aliran air (m)
h = Panjang sudu kincir (m)
K = Kerja yang dilakukan pancaran pada kincir (Nm)
M = Massa zat cair (kg)
n = Jumlah putaran kincir
P = Daya yang dihasilkan kincir (HP)
Q = Debit aliran (m3/dt)
Qhb = Besarnya debit pada alat Hydraulic Bench (m3 /dt)
Qpompa = Besarnya debit yang dikeluarkan oleh pompa (m 3/dt)
R = Gaya pada kincir (N)
U = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)
U1 = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan plat (m/dt)
W = Kecepatan relatif (m/dt)
W1 = Kecepatan relatif (m/dt)
= Berat jenis air (1000 kg/m3 )
= Efisiensi kincir (%)

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber air
minum dan sebagai sarana pembuangan air. Dewasa in i banyak sungai yang mulai
rusak karena ulah manusia. Kesadaran masyarakat dalam membuang sampah yang
tidak pada tempatnya menimbulkan berbagai macam masalah, salah satu masalah
yang sering terjadi terdapat di sungai atau saluran buatan. Sampah yang terdapat
di sungai atau saluran buatan dalam jumlah besar tentu mengurangi fungsi atau
bahkan bisa merusak infrastruktur yang ada. Hal ini dapat mengakibatkan aliran
air terhambat, sehingga aliran air dapat meluap dan menggenangi daerah di
sekitarnya. Hampir semua sungai di kota besar di Indonesia mengalami
permasalahan sampah yang parah dan bisa menyebabkan aliran sungai tersumbat
dan pada akhirnya mengakibatkan banjir.

Salah satu contoh penumpukan sampah terjadi di Sungai Bengawan Solo. Di


sepanjang Sungai Bengawan Solo banyak ditemukan tebing sungai yang dijadikan
tempat pembuangan sampah, terutama di dekat permukiman penduduk. Kesadaran
warga yang rendah dengan membuang sampah dan limbah ke sungai,
mempercepat kerusakan lingkungan sekitar daerah aliran sungai Bengawan Solo
(kompas.com, 16 Maret 2012).

Keadaan yang sama juga terjadi di kota Semarang, yaitu di daerah aliran sungai
Perbalan. Kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempat sampah
kurang, sehingga sampah menumpuk di sungai Perbalan Semarang. Selain
mengganggu pemandangan dan terlihat kumuh, sampah juga menimbulkan bau
tidak sedap (tvku.tv, 26 Maret 2012).

Selain itu, salah satu penyebab utama banjir besar yang terjadi di Jakarta adalah
sungai yang tidak berfungsi secara maksimal sebagai kanal pengendali banjir,
karena sampah yang menumpuk. Sebagian besar sampah yang tidak terangkut
mengalir, terkumpul, dan menutup badan sungai hingga Teluk Jakarta. Kini
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

sampah-sampah itu semakin banyak dan menyebar, bermil-mil sampai ke daratan


di Kepulauan Seribu. Selain kerugian ekonomi, kerugian ekosistem laut
mengancam kelangsungan hidup semua makhluk hidup di pesisir Jakarta
(majalah.tempointeraktif.com, 22 Februari 2010).

Pada umumnya penanganan sampah sungai dilakukan dengan menggunakan


tenaga manusia sebagai pembersih utama dan ada juga yang menggunakan
bantuan alat seperti back hoe sebagai alat bantu. Dalam mengatasi permasalahan
sampah di sungai diperlukan metode baru untuk membersihkan sampah sehingga
hasilnya bisa lebih baik. Pemerintah Kota Bandung telah memasang
sistem peralatan penyaring sampah otomatis Mekanikal-Elektrikal Hydraulic
(ME-H) Trash Rake, di Sungai Cibeunying-Kordon. Trash Rake ME-H sangat
efektif untuk menyaring sekaligus mengangkat sampah-sampah yang mengalir di
sungai pengendalian banjir, saluran drainase perkotaan, pengolahan air minum,
irigasi dan power plant. Metode kerja dari ME-H adalah dengan mengubah tenaga
air menjadi tenaga listrik yang akan digunakan untuk menggerakkan Trash Rake
(www.bandung.go.id, 15 Desember 2008).

Kota Marlyland memiliki permasalahan sampah sungai yaitu di Baltimore’s Inner


Harbor. Warga yang bernama John Kellett menemukan sebuah alat untuk
mengangkat sampah dan dinamakan Baltimore's Waterwheel. Kincir ini
digerakkan oleh air sebagai penggerak utama. Metode kerja alat ini adalah
menggerakkan konveyor pengangkat sampah dengan tenaga air. Sampah yang
terangkat dikumpulkan pada suatu tempat khusus. Setelah sampah penuh, tempat
sampah akan ditarik oleh sebuah kapal untuk dibawa ke tepi sungai, kemudian
diangkut menggunakan truk menuju tempat pembuangan akhir
(www.waterwheelfactory.com/Baltimore.htm, 2008).

Diperlukan terobosan teknologi dalam mengatasi masalah sampah di sungai.


Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan bantuan teknologi alat
pembersih sampah. Berdasarkan uraian di atas maka alat pembersih sampah di
sungai atau di saluran drainase dengan penggerak utamanya adalah tenaga air dan
sistem kerja yang sederhana, menarik untuk diteliti.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Bagaimana kemampuan dari rancangan alat kincir pengangkat sampah dalam
mengangkat sampah yang berada di saluran dengan penggerak utamanya
adalah tenaga air?
2. Bagaimana pengaruh debit dan kecepatan aliran terhadap daya angkat
rancangan alat pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak?

1.3 Batasan Masalah


Untuk membatasi permasalahan agar penelitian in i lebih terarah dan tidak meluas
maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut:
1. Alat yang dirancang sesuai dengan kapasitas peralatan yang ada di
laboratorium hidro UNS.
2. Alat berupa prototype.
3. Alat tidak skalatis.
4. Alat yang dirancang menggunakan bahan dasar kayu, besi, dan stainless steel
dengan tebal 1,2 mm. Untuk lebih detail dapat dilihat pada BAB 3 peralatan
dan bahan.
5. Kehilangan energi pada sistem gear dan puli diabaikan.
6. Sampah yang diangkat merupakan sampah padat yang berada di permukaan
dan melayang di air.
7. Pembebanan menggunakan besi pemberat untuk menggambarkan berat
sampah dengan variasi pembebanan sebagai berikut: 25 gr, 50 gr, 75 gr,
100 gr, 125 gr, 150 gr, 175 gr, 200 gr, 225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian in i adalah:


1. Mengetahui kemampuan rancangan alat kincir pengangkat sampah dalam
mengangkat sampah yang berada di saluran dengan penggerak utamanya
adalah tenaga air.
2. Mengetahui pengaruh debit dan kecepatan aliran terhadap daya angkat
rancangan alat pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


1. Manfaat teoritis: dapat menambah pengetahuan mengenai penanganan
masalah sampah permukaan berupa sampah plastik dan sampah kertas dalam
bidang ilmu rekayasa lingkungan.
2. Manfaat praktis: dapat menambah ragam alat yang fungsi utamanya adalah
untuk mengangkat sampah permukaan berupa sampah plastik dan sampah
kertas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sampah

Sampah merupakan suatu bahan sisa dari kegiatan sehari-hari manusia maupun
proses-proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah). Sampah adalah bahan sisa aktifitas manusia, baik
bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi (barang bekas) maupun barang
yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan
buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan
gangguan pada kelestarian lingkungan.

Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat telah


meningkatkan jumlah sumber sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik
sampah. Jika dalam penanganan sampah tidak dilakukan secara serius dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan.

Menurut Enri Damanhuri dan Tri Padmi (2010), secara praktis sumber sampah
dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu sampah dari permukiman, atau sampah
rumah tangga dan sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah
tangga, seperti dari pasar, daerah komersial, dsb. Sampah dari kedua jenis sumber
ini dikenal sebagai sampah domestik. Sedang sampah non-domestik adalah
sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah tangga, misal limbah dari
proses industri.

Selain sumber tersebut terdapat pula sampah pada sungai atau saluran buatan
yang cukup banyak dijumpai. Sampah dari masing-masing sumber tersebut dapat
dikatakan mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan besaran dan variasi
aktivitasnya. Menurut Arianto Wibowo & Darwin T Djajawinata (2002),
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000, dari 80.235,87 ton

commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

sampah yang ditimbulkan oleh 384 kota setiap hari, 4,9% diantaranya dibuang ke
sungai. Berarti sekitar 3.931,56 ton sampah dibuang di sungai setiap hari.

Sebagian besar sampah yang terdapat di sungai merupakan sampah-sampah ringan


seperti plastik. Sampah plastik dapat dijumpai disekitar wilayah hulu (daerah
pegunungan), tengah (pemukiman penduduk, industri, perdagangan), dan sampai
ke daerah hilir (sungai, danau, laut). Dampak yang paling buruk terasa apabila
musim penghujan tiba, daerah hilir akan terkena dampak yaitu kiriman sampah
dan daerah tersebut akan menjadi tempat penampungan sampah sehingga sangat
berefek negatif bagi lingkungan.

Beberapa pendekatan dan teknologi penanganan sampah sungai yang telah ada
antara lain adalah Baltimore's Waterwheel di Marlyland dan Sistem Peralatan
Penyaring Sampah Otomatis Mekanikal Elektrikal Hidrolik (ME-H). Seorang
warga Marlyland yang bernama John Kellett menemukan sebuah alat untuk
mengangkat sampah sungai yaitu di Baltimore’s Inner Harbor dan dinamakan
Baltimore's Waterwheel. Kincir ini digerakkan oleh air sebagai penggerak utama.
Baltimore's Waterwheel ditampilkan seperti Gambar 2-1
(www.waterwheelfactory.com/Baltimore.htm, 2008).

Sumber : Baltimore's Waterwheel, 2008. Dipublikasikan melalui


http://baltimorewaterwheel.blogspot.com/
Gambar 2-1. Baltimore's Waterwheel

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Pengangkat sampah ini menggunakan teknologi yang telah berabad-abad untuk


terus membuang sampah dari perairan pelabuhan Kota Baltimore. Sebuah desain
kincir sungai yang unik menggerakkan konveyor bertipe ladder yang terendam
pada bagian ujung hulunya. Pengarah sampah mengarahkan sampah menuju hulu
konveyor di mana akan diangkat dari air oleh konveyor tersebut, sehingga sampah
akan naik dan disimpan di tempat sampah. Kincir air dan konveyor dipasang pada
sebuah platform mengambang yang ditahan oleh tiang. Tempat sampah
ditempatkan pada platform mengambang terpisah dan bisa bergerak, yang
dirancang untuk didorong oleh perahu kru operasi laut. Perahu ini memindahkan
sampah yang penuh ke tepi, sehingga bisa diangkut oleh truk pengangkut sampah.
Desain Baltimore's Waterwheel ditampilkan seperti Gambar 2-2.

Sumber : www.waterwheelfactory.com/Baltimore.htm, 2008


Gambar 2-2. Sketsa Desain Baltimore's Waterwheel

Sistem peralatan penyaring sampah otomatis Mekanikal-Elektrikal Hidrolik (ME-


H) dapat digunakan di berbagai saluran air untuk memperlancar aliran air dari
sampah yang terbawa oleh arus air. Desain ME-H ditampilkan seperti
Gambar 2-3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

Sumber : http://opcyber.blogspot.com , 2008


Gambar 2-3. Desain Mekanikal-Elektrikal Hidrolik (ME-H)

Metode kerja sistem peralatan penyaring sampah otomatis ini adalah memadukan
tenaga manusia dengan sistem kerja forklift yang biasa digunakan untuk
menyatukan teknologi Mekan ikal, Elektrikal dengan sistem Hidrolik. Perpaduan
teknologi inilah yang berhasil dikembangkan oleh anak Bangsa dalam
menciptakan penyaring sampah yang sangat handal dan berfungsi sempurna.
Sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama yang dipadukan agar fungsi dan
hasil yang didapatkan menjadi maksimum. Pada Gambar 2-4 adalah komponen-
komponen utama yang digunakan agar sistem penyaring sampah ini dapat
berfungsi secara sempurna.

Sumber : http://opcyber.blogspot.com , 2008


Gambar 2-4. Komponen Mekanikal-Elektrikal Hidrolik (ME-H)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Dengan sistem peralatan penyaring sampah otomatis Mekanikal-Elektrikal


Hidrolik, seluruh sampah yang terbawa dan tercampur dengan air akan tersaring
oleh Bar Screen yang memiliki jarak antara 5 mm hingga 500 mm sesuai dengan
jenis sampah yang akan disaring. Bar Screen ini akan terpasang hingga ke dasar
sungai. Hal ini bertujuan untuk menyaring sampah-sampah yang tidak muncul ke
permukaan, namun mengalir di dasar saluran.
Seluruh sampah yang tersaring pada Bar Screen tersebut, akan diangkat oleh Rake
dan Arm yang dimiliki oleh sistem peralatan penyaring sampah otomatis ini untuk
selanjutnya diangkat ke permukaan saluran dan dimasukkan ke dalam konveyor
horisontal untuk kemudian meneruskannya ke bak penampungan sampah atau bak
truk yang telah disediakan.

Sistem penyaring sampah ini akan secara otomatis bergerak ke kiri dan ke kanan
saluran untuk mengangkut sampah-sampah yang tersaring pada Bar Screen. Rake
dan Arm juga akan secara otomatis turun untuk mengambil sampah hingga ke
dasar saluran dan kemudian naik membuang sampah ke konveyor. Namun
demikian operasi secara manual juga dapat dilakukan. Dalam kondisi terburuk
sekalipun, bila listrik padam dan generator pembantu juga tidak berfungsi, maka
sistem ini masih bisa difungsikan dengan menggunakan tenaga manusia untuk
mengangkat sampah-sampah yang tersaring pada Bar Screen
(http://opcyber.blogspot.com, 2008).

2.1.2 Sungai

Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan wadah dan penyalur
aliran air dari hulu yang leb ih tinggi ke bagian hilir yang lebih rendah dan dapat
bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut (SNI Metode Pemilihan Lokasi Pos
Duga Air Di Sungai, 1991). Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup
komplek. Air bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi.
Kecepatan aliran meningkat sesuai dengan kemiringan sungai. Energi aliran air
sungai meningkat sejalan dengan peningkatan kemiringan dan volume air,
sehingga mampu membawa muatan (www.chan22.wordpress.com, 2012).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

Aliran sungai sangat fluktuatif tergantung dari waktu dan tempatnya. Beberapa
variabel yang mempengaruhi dinamika sungai antara lain adalah debit dan
kecepatan aliran air. Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu
penampang melintang sungai persatuan waktu. Debit aliran sangat bermanfaat
untuk mengetahui perubahan pasokan air ke sungai utama. Kecepatan aliran tidak
sama sepanjang tubuh kanal sungai, hal ini tergantung dari bentuk, kekasaran
kanal sungai dan pola sungai. Kecepatan maksimum pada kanal yang lurus berada
pada bagian atas dan bagian tengah dari kanal sungai. Kecepatan air mengalir
secara proporsional terhadap kemiringan kanal sungai. Tingkat kelerengan yang
besar menghasilkan aliran yang leb ih cepat. Pada kelerengan landai, menghasilkan
kecepatan lambat bahkan mendekati nol. Aliran juga tergantung dari volume air.
Volume semakin besar, maka aliran menjadi lebih cepat
(www.dawudprionggodo.blogspot.com, 2012).

2.1.3 Kincir Air

Kincir air merupakan salah satu teknologi yang telah lama ada dan digunakan
dalam pemanfaatan sumberdaya air. Kincir air merupakan sarana untuk mengubah
energi air menjadi energi mekanik berupa torsi pada poros kincir. Menurut
Wikipedia (2012), kincir memiliki dua desain dasar yaitu kincir dengan sumbu
horisontal (horizontal wheel) dan kincir dengan sumbu vertikal (vertical wheel).
Tipe terakhir dapat dibagi lagi, tergantung di mana posisi air menggerakkan
kincir. Ada kincir air jenis overshot, breastshot, dan undershot.

Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian sudu-
sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir air
overshot memerlukan beda tinggi dengan pancaran air. Kincir air overshot adalah
kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air
yang lain. Kincir air overshot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Waterwheel (2012)


Gambar 2-5. Kincir Air Overshot

Kincir air breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot
dilihat dari energi yang diterimanya. Kincir air breastshot juga memerlukan beda
tinggi dengan pancaran air. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir,
arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air.
Kincir air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air tipe undershot. Kincir air
Breastshot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-6.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Waterwheel (2012)


Gambar 2-6. Kincir Air Breastshot

Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu
yang terletak pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

memerlukan head atau beda tinggi. Tipe ini cocok dipasang pada perairan
dangkal. Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir.
Kincir air undershot dapat dilihat seperti pada Gambar 2-7.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Waterwheel (2012)


Gambar 2-7. Kincir Air Undershot

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Analisis Debit Aliran Air

Menurut Bambang Triatmojo (1993), jumlah zat cair yang mengalir melalui
tampang lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q.
Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga
satuannya adalah meter kubik per detik (m 3 /dt).

Debit aliran dapat diperoleh dari persamaan sebagai berikut:


Q = A . V…......................................…….……………………………(2.1)
Dengan:
Q = Debit aliran (m3/dt)
A = Luas penampang saluran (m2 )
V = Kecepatan aliran air (m/dt)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

2.2.2 Analisis Kecepatan Turbin Air

Kecepatan aliran air yang masuk maupun keluar pada sudu turbin dapat diuraikan
menjadi kecepatan absolut C, kecepatan relatif W dan kecepatan tangensial U
(Jhon Aryanto Glad Saragih, 2009). Gambaran kecepatan relatif yang terjadi pada
turbin dapat dilihat pada Gambar 2-8.

Sumber: http://library.usu.ac.id (2009)


Keterangan Gambar 2-8: C1 : Kecepatan Aliran Air, U1 : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu
Turbin yang arahnya searah dengan arah putaran turbin,W1: Kecepatan Relatif Aliran Air terhadap Sudu
Turbin.
Gambar 2-8. Analisis Kecepatan Relatif Turbin Air

Adapun nilai C1 dapat diperoleh dengan menggunakan current meter dan nilai U1
diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

U ………………………………………………………… (2.2)

dengan:
D = diameter turbin air yang direncanakan (m)
n = putaran turbin air yang dihasilkan (rpm)

Maka harga W1 dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:

W 2 = C 2 + U2 – 2. C. U ……….……………………………......(2.3)
dengan:
W = Kecepatan Relatif Aliran Air terhadap Sudu Turbin (m/dt),
C = Kecepatan Aliran Air (m/dt),
U = Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang
arahnya searah dengan arah putaran turbin (m/dt).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

2.2.3 Analisis Daya Pada Kincir Air

Kondisi aliran air dan dimensi dari kincir air sangat erat kaitannya dalam
menentukan besar daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah kincir air. Kerja atau
daya yang dihasilkan kincir air bersumber dari energi kinetik air (aliran air).

Suatu bidang atau dinding akan menerima gaya akibat tumbukan air yang
diarahkan terhadap bidang atau dinding tersebut. Apabila dinding-dinding tersebut
dipasangkan pada keliling roda maka gaya-gaya tumbukan pada dinding tersebut
akan menimbulkan torsi yang menyebabkan roda berputar pada porosnya. Maka
energi kinetik akan berubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
(Yusril, dkk.2004).

Besarnya torsi yang ditimbulkan oleh tumbukan air berhubungan langsung


dengan beberapa hal antara lain:

1. Kecepata aliran air


2. Ukuran dinding atau bidang tumbukan
3. Diameter roda kincir
4. Debit air

2.2.3.1 Gaya (F)


Menurut Bambang Triatmodjo (1993) apabila plat datar yang dihantam oleh
pancaran zat cair yang bergerak dengan kecepatan v dalam arah pancaran, maka
pancaran tersebut akan menghantam plat dengan kecepatan relatif (V-v). Setelah
menghantam plat tersebut, pancaran zat cair akan mempunyai kecepatan v.
Dengan demikian massa zat cair yang menghantam plat tiap detik diberikan oleh
persamaan berikut:

M A . (V-v) ………………………………………………………(2.4)

dengan:
M = Massa zat cair (m 3/dt)
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan plat (m/dt)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

Kecepatan awal relatif terhadap plat dalam arah pancaran adalah (V-v), sedang
kecepatan akhir relatif terhadap plat adalah nol (kecepatan plat sama dengan
kecepatan pancaran). Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran pada plat adalah:

V-v A V-v V-v

A(V-v) …………………………………………………..…..(2.5)

Jumlah plat dapat ditambah menjadi beberapa plat datar yang dipasang
disekeliling roda dan kemungkinan pancaran air menghantam plat-plat tersebut
secara tangensial dengan kecepatan aliran V, sehingga roda dapat bergerak dengan
kecepatan tangensial v, seperti terlihat pada Gambar 2-9.

Sumber: Hidraulika I, Bambang Triatmodjo, 1993.


Gambar 2-9. Pancaran pada Plat di Sekeliling Roda

Apabila dianggap bahwa jumlah plat adalah sedemikian sehingga tidak ada
pancaran air yang terbuang (tidak mengenai plat), maka gaya yang ditimbukan
oleh zat cair pada plat diberikan oleh persamaan sebagai berikut:

AV(V-v)
atau
AV(V-v) ………………………………………………………(2.6)
dengan:
R =F = Gaya (N)
= Massa jenis air (1000 kg/m 3 )(kg/m3 )
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan plat (m/dt)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

2.2.3.2 Kerja Pancaran

Oleh karena titik yang terkena gaya bergerak dengan kecepatan v dalam arah
gaya, maka kerja yang dilakukan oleh pancaran air diberikan oleh persamaan
berikut:

A V (V-v) v …………………………………………..(2.7)
dengan:
K = Kerja yang dilakukan pancaran tiap detik (Nm)
= Massa jenis air (1000 kg/m3)(kg/m3)
A = Luas permukaan plat (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)

2.2.3.3 Efisiensi Kincir ( )

Energi kinetik pancaran, yang dalam hal ini merupakan sumber energi, diberikan
oleh bentuk persamaan berikut:

A ………………………………………………………..(2.8)

dengan:
Ek = Energi kinetik (kgm2 /dt2 )
= Massa jenis zat cair (1000 kg/m3 )g/m 3)
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran cair (m/dt) (

Efisiensi kerja yang dilakukan oleh kincir sangat erat hubungannya dengan
kecepatan keliling ( u ) dan kecepatan aliran air ( V ). Persamaan (2.6) dan (2.7)
akan memberikan efisiensi kerja yang dilakukan kincir, dan diberikan dalam
bentuk persamaan berikut:
aV v

Atau
2Wv
……………………………………………………….(2.9)

dengan:
= Efisiensi kerja kincir (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

2.2.3.4 Daya (P)

Bila laju aliran air adalah = volume x masa jenis

G = (b.h.V ) . …………………………………………………........(2.10)

dengan:
G = Laju aliran aliran air (kg/dt)
b = lebar sudu (m)
h = tinggi sudu (m)
V = kecepatan aliran air (m/dt)
= massa jenis air

Maka daya yang dihasilkan kincir dapat dihitung dengan persamaan (2.7) dan
(2.10) sebagai berikut:
P = K .G
P = A V v . (b.h.V ).

P = A .V2.v.W……………………..……………………….……(2.11)
dengan:
P = Daya yang dihasilkan kincir (w)
= Massa jen is air
A = Luas permukaan plat (m 2)
V = Kecepatan aliran air (m/dt)
v = Kecepatan tangensial kincir (m/dt)
W = Kecepatan relatif (m/dt)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di


laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kecepatan sudu kincir
dan pengujian kuat angkat kincir terhadap sampah.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian untuk menguji kemampuan kincir pengangkat sampah permukaan


memanfaatkan tenaga air dengan satu kincir penggerak dilakukan di Laboratorium
Mekanika Flu ida dan Hidrolika Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.3 Peralatan dan Bahan

3.3.1 Peralatan

Peralatan yang dipakai di Laboratorium Hidrolika Fakultas Teknik Jurusan Teknik


Sipil Universitas Sebelas Maret antara lain:
1. Neraca/timbangan, digunakan untuk menimbang alat dan bahan.
2. Multi Purpose Teching Flume
Flume yang digunakan terbuat dari besi sebagai penyangga dan akrilik sebagai
dinding penampang saluran. Flume ini memiliki beberapa bagian-bagian
penting, yaitu:
a) Saluran air untuk meletakkan model pelimpah yang akan dialiri air.
Saluran berupa talang dengan penampang 30 x 30 cm 2 dan panjang 180
cm. Saluran memilki dinding transparan yang terbuat dari akrilik untuk
mempermudah pengamatan.
b) Hyrdraulic Bench merupakan tempat penampung air yang dilengkapi
dengan skala pembacaan volome. Hyrdraulic Bench memiliki tampungan
air maksimum sebesar 100 liter. Hydraulic Bench diletakkan pada bawah
open flume (bagian hilir).

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

c) Pompa air berfungsi untuk memompa air agar air yang masuk ke
hyrdraulic bench dapat dialirkan kembali kebagian hulu open flume.
Dalam penelitian ini diguanakan tiga pompa yaitu dua pompa celup
dengan supply listrik 220/240 V, 50 Hz dan satu pompa DAB dengan
supply listrik 220/400 V, 50 Hz. Pompa-pompa tersebut dilengkapi
dengan tombol on/off otomatis.
d) Kran debit berfungsi sebagai pengatur besar-kecilnya debit yang keluar
dari pompa. Memiliki skala bukaan debit 6-9 range.
e) Reservoir digunakan untuk menampung air yang keluar dari open flume
(bagian h ilir)

Open Flume yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3-1 Rangkaian Open Flume

3. Kincir
Dalam prototype ini kincir air yang direncanakan adalah tipe undershoot sudu
datar untuk satu kincir penggerak pengangkat sampah, dan untuk kincir
pengangkat sampah sendiri akan direncanakan mengunakan sudu cekung
dengan menggunakan kawat kasa yang berfungsi untuk mengangkat sampah
itu sendiri. Desain kincir pengangkat dan kincir penggerak bisa dilihat pada
Gambar 3-2. Detail desain kincir yang digunakan pada penelitian ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

a) Kincir penggerak dengan detail sebagai berikut:


Diameter kincir penggerak : 19 cm
Lebar Kincir penggerak : 8 cm
Bahan Kincir : stainless steel dengan tebal 1,5 mm
Model Sudu : Datar
Jumlah Sudu : 8 buah
Panjang sudu : 8 cm
Lebar : 8 cm
b) Kincir pengangkat dengan detail sebagai berikut:
Diameter kincir pengangkat : 16 cm
Lebar Kincir pengangkat : 10 cm
Bahan Kincir : kawat kasa dengan ukuran 0,5 mm
Model Sudu : Cekung Terbuka
Jumlah Sudu : 6 buah
Panjang sudu : 10 cm
Lebar : 7 cm

a b
Gambar 3-2 (a) Kincir Pengangkat Sampah; (b) Kincir Penggerak

Desain kincir pengangkat sampah didasarkan pada ukuran flume di


laboratorium hidrolika UNS. Sistem kincir pengangkat sampah dengan satu
penggerak ini dirancang sehingga mampu bekerja memanfaatka aliran air.
Sedangkan kincir pengangkatnya dirancang untuk mengangkat sampah yang
melayang di permukaan air. Sketsa untuk rancangan prototype kincir
pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak dapat dilihat pada Gambar
3-3 dan Gambar 3-4:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

Gambar 3-3 Sketsa Tampak Atas Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak

Gambar 3-4 Sketsa Tampak Samping Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu
Kincir Penggerak

Metode kerja kincir pengangkat sampah ini adalah dengan memanfaatkan


kecepatan aliran air. Aliran air yang menghantam sudu kincir akan
menggerakkan kincir penggerak. Kincir bergerak searah aliran air, kemudian
dengan tali puli gerakan kincir akan dibalik menggunakan dua gear yang
dipasang sejajar. Gear pertama yang bergerak searah kincir penggerak akan
menggerakkan gear kedua yang putarannya kebalikan gear pertama. Gear
kedua inilah yang kemudian menggerakkan kincir pengangkat sampah.
Sampah yang terbawa oleh aliran air dan melayang di permukaan akan
diarahkan oleh pengarah menuju kincir pengangkat, selanjutnya kincir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

pengangkat akan mengangkat sampah tersebut. Gambar 3-5 adalah rangkaian


kincir pengangkat sampah dengan satu penggerak.

Gambar 3-5 Rangkaian Kincir Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir


Penggerak

4. Rotatometer untuk menghitung jumlah putaran kincir.


Pada penelitian ini rotatometer yang digunakan ber-merk Topeak.
5. Stopwatch
Stopwatch dipakai untuk mengukur waktu sesuai volume yang ditentukan
untuk perhitungan debit aliran.
6. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk memompa air agar air yang masuk ke hyrdraulic
bench dapat dialirkan kembali ke bagian hulu open flume.
7. Kamera
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan gambar maupun video saat
penelitian dilakukan.
8. Alat bantu lain: penggaris, balok kayu, selang, obeng, ember, dll.

Gambar peralatan yang digunakan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran


Gambar Peralatan Dan Bahan.

3.3.2 Bahan

Pada penelitian ini bahan dan benda uji yang digunakan antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

1. Air
2. Sampah, berupa plastik, kertas, dan sterofoam
3. Plastisin

Gambar bahan yang digunakan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran


Gambar Peralatan Dan Bahan.

3.4 Tahap Penelitian

3.4.1 Tahap Persiapan Alat Multipurpose Teching Flume

Alat yang pertama disiapkan adalah flume. Langkah-langkah untuk menyiapkan


flume adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan flume berupa talang dengan penampang 30 x 30 cm 2 dan
panjang 180 cm.
2. Mempersiapkan model kincir pengangkat sampah dengan satu kincir
penggerak.
3. Mengisi hydraulich bench dengan air.
4. Memasang bantalan balok kayu pada open flume.
5. Menutup celah antara bantalan balok kayu dengan dinding dan dasar saluran
menggunakan malam, agar tidak terjadi kebocoran.
6. Persiapan alat tidak hanya diawal, tetapi juga pada setiap pergantian setting
percobaan.

3.4.2 Kalibrasi Alat Ukur Debit

Pengecekan alat dilakukan setelah alat benar-benar siap dipakai. Pengecekan


dilakukan untuk mengetahui nilai pembacaan alat lebih akurat, sesuai dengan apa
yang sebenarnya terjadi. Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan kalibrasi alat
pengukur debit pada hydraulic bench.

Kalibrasi alat ukur debit dilakukan untuk mengetahui apakah debit yang terbaca
pada hydraulic bench sama dengan yang dialirkan oleh pompa. Sehingga
diketahui bahwa alat ukur debit pada hydraulic bench berfungsi baik. Kalibrasi
debit dilakukan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

1. Menghidupkan pompa setelah hydraulic bench terisi cukup oleh air untuk
membuat sirkulasi aliran.
2. Membuka kran pengatur debit aliran pada skala yang diinginkan.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan alat ukur debit yang terdapat pada
hydraulic bench, pengukuran dilakukan setelah aliran pada saluran stabil.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


a) Menutup katup dimana air dari saluran akan masuk kembali ke hydraulic
bench.
b) Pada saat yang bersamaan permukaan air pada pipa pengukur yang sudah
ada skala volumenya akan naik, menghitung dengan stopwatch waktu
yang diperlukan untuk mencapai volume yang diinginkan.
c) Debit diperoleh dengan membandingkan antara volume dengan waktu.

4. Pengukuran debit pada aliran yang dialirkan oleh pompa. Langkah-


langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan ember kecil untuk menampung air.


b) Menampung air yang keluar dari saluran tetapi sebelum air masuk ke
hydraulic bench.
c) Saat air mulai masuk ke ember, menghidupkan stopwatch dan mematikan
stopwatch saat ember berisi air tersebut diangkat.
d) Menghitung volume air yang tertampung dalam ember dengan
menggunakan gelas ukur.
e) Volume yang diperoleh dibagi waktu yang terjadi / waktu yang terbaca
pada stopwatch tadi sehingga diperoleh debit aliran yang terjad i.

5. Mengulangi kegiatan ke-2 dan kegiatan ke-3 pada beberapa variasi skala kran
pengatur debit yang diinginkan.

Data diperoleh dalam bentuk tabel dan dibuat grafik dengan bantuan MS Excel
sehingga didapat suatu persamaan. Data hasil kalibrasi debit dapat dilihat pada
halaman Lampiran Form Kalibrasi Alat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

3.4.3 Pengolahan Data Kalibrasi Alat Ukur Debit

Inti dari kalibrasi alat ukur debit adalah mencari perbandingan debit dari alat ukur
debit di hydraulic bench dengan debit yang keluar dari saluran langsung atau debit
yang tertampung di ember.

Perhitungan debit dari alat ukur debit di hydraulic bench membutuhkan data
volume yang dicapai oleh air di dalam pipa ukur dan waktu yang ditempuhnya.
Sedangkan untuk debit yang keluar dari saluran atau tertampung di ember,
dibutuhkan data volume air yang tertampung di ember dan waktu yang
dibutuhkan. Hasilnya kita akan mendapatkan data debit hydraulic bench (Qhb)
dengan debit pompa (Qpompa) dalam beberapa variasi skala bukaan debit 7,0; 7,2;
7,4; 7,6; 7,8; 8,0; 8,2; 8,4; 8,6 dan 8,8. Data-data itu diplot dalam grafik dengan
program Ms Excel, dan dicari regresinya, nilai R dan y nya. Jika R mendekati 1,
maka hubungan antara Qhb dengan Qpompa adalah linear atau sama, artinya alat
ukur debit di hydraulic bench bisa digunakan. Begitu juga sebaliknya, jika nilai R
jauh dari 1, maka hubungan keduanya tidak linear, sehingga alat ukur debit di
hydraulic bench tidak bisa digunakan.

3.4.4 Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir

Pengecekan dilakukan untuk mengetahui nilai pembacaan alat lebih akurat, sesuai
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan
kalibrasi alat pengukur jumlah putaran (rotatometer).

Kalibrasi alat ukur jumlah putaran dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah
putaran yang terbaca pada rotatometer sama dengan yang jumlah putaran hasil
penghitungan manual dalam 1 menit. Sehingga diketahui bahwa alat ukur jumlah
putaran (rotatometer) berfungsi baik. Kalibrasi jumlah putaran dilakukan sebagai
berikut:

1. Memasang sensor pada kincir yang dihubungkan dengan rotatometer.


2. Menghidupkan pompa setelah hydraulic bench terisi cukup oleh air untuk
membuat sirkulasi aliran dan kincir dapat berputar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

3. Pengukuran jumlah putaran dengan menggunakan alat ukur rotatometer yaitu


dengan mengamati hasil jumlah putaran kincir yang terdapat pada
rotatometer.
4. Pengukuran jumlah putaran secara langsung yaitu dengan menghitung jumlah
putaran kincir yang terjadi dalam waktu 1 menit.
5. Mengulangi kegiatan ke-3 dan kegiatan ke-4 pada beberapa variasi skala kran
pengatur debit yang diinginkan.

Data diperoleh dalam bentuk tabel dan dibuat grafik dengan bantuan MS Excel
sehingga didapat suatu persamaan. Data hasil kalibrasi jumlah putaran dapat
dilihat pada halaman Lampiran Form Kalibrasi Alat.

3.4.5 Pengolahan Data Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir

Inti dari kalibrasi alat ukur putaran kincir adalah mencari perbandingan jumlah
putaran dari alat ukur rotatometer dengan jumlah putaran hasil penghitungan
manual. Hasilnya kita akan mendapatkan data jumlah putaran dari alat
rotatometer dengan dengan jumlah putaran hasil penghitungan manual dalam
beberapa variasi skala bukaan debit 7,0; 7,2; 7,4; 7,6; 7,8; 8,0; 8,2; 8,4; 8,6 dan
8,8. Data-data itu diplot dalam grafik dengan program Ms Excel, dan dicari
regresinya, nilai R dan y nya. Jika R mendekati 1, maka hubungan antara jumlah
putaran pada rotatometer dengan jumlah putaran hasil penghitungan manual
adalah linear atau sama, artinya alat ukur rotatometer bisa digunakan. Begitu juga
sebaliknya, jika nilai R jauh dari 1, maka hubungan keduanya tidak linear,
sehingga alat ukur rotatometer tidak bisa digunakan.

3.4.6 Pengujian Alat dan Benda Uji

Dalam pengujian benda uji, dilakukan pengujian kuat angkat kincir dalam
mengangkat variasi berat sampah permukaan dalam hal ini adalah sterofoam dan
plastik, karena berat sterofoam dan plastik sangat ringan maka sebagai
penggantinya digunakan pemberat berupa lempengan besi, yang gunanya untuk
mengetahui kuat angkat maksimum. Penelitian ini menggunakan 5 variabel
penelitian yaitu variabel debit, variabel kecepatan aliran air, variabel berat,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

variabel rpm dan variabel waktu. Variabel-variabel yang digunakan dalam


penelitian ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Variabel terikat (Dependent variable) meliputi berat, rpm dan waktu.
2. Variabel bebas (Independent variable), dalam hal ini adalah debit dan
kecepatan aliran air.

Terdapat 5 variabel yang digunakan dalam analisis penelitian ini. Secara


operasional variabel ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Debit: Jumlah debit yang dibutuhkan untuk menaikkan kedalaman aliran


sehingga kincir dapat tercelup oleh air dan bisa berputar (m 3/dt).
2. Kecepatan aliran air: Kecepatan aliran air akan dihitung dengan cara analisis
karena kedalaman yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat current
meter (m/dt).
3. Berat: Pemberat berupa kepingan logam yang diletakkan pada kincir
pengangkat guna memperoleh kuat angkat maksimum (gram).
4. Rpm: Adalah putaran yang dihasilkan o leh kincir per satuan waktu, dalam hal
ini per menit. Rpm dihitung untuk menganalisis jumlah putaran kincir (rpm).
5. Waktu: Waktu d iukur dengan menggunakan stopwatch, yang gunanya untuk
menghitung dan mengetahui berapa debit yang d ibutuhkan sehingga mampu
memutar kincir air (detik).

3.4.6.1 Pengujian Putaran Kincir

Pengujian putaran kincir dilakukan pada saat kincir bekerja. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah putaran yang dihasilkan kincir pada saat
mengangkat beban dengan menggunakan alat uji rotatometer.
1. Menyiapkan kincir yang akan diuji.
2. Meletakkan/mengatur kincir di alat Multi Purpose Teching Flume.
3. Memasang sensor magnetic ke kincir dan dihubungkan dengan rotatometer.
4. Menyalakan pompa sehingga air mengalir pada open flume dan kincir bisa
berputar.
5. Menyalakan rotatometer kemudian membaca angka yang muncul pada layar
dan mencatat jumlah putaran yang dihasilkan selama 1 menit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

6. Mengulangi langkah 4 dan 5 sebanyak lima kali untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat.

3.4.6.2 Pengujian Daya Angkat Kincir

1. Pada percobaan ini variasi berat beban yang digunakan adalah 25 gr, 50 gr,
75 gr, 100 gr, 125 gr, 150 gr, 175 gr, 200 gr, 225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr.
2. Pemberat dipasang pada salah satu permukaan plat atau sudu kincir
pengangkat sampah.
3. Saat kincir mulai berputar, maka diperhatikan apakah mampu mengangkat
beban yang terpasang.
4. Mencatat beban apabila kincir mampu mengangkat beban tersebut.
5. Mengulangi langkah 2, 3, dan 4.

3.4.7 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses analisis dari data hasil penelitian yang didapat
melalui percobaan. Data yang didapat melalui percobaan dianalisis mengacu pada
rumus-rumus yang telah dicantumkan pada Bab 2 yang terdapat pada landasan
teori.
1. Kecepatan Tangensial Kincir (U)
Kecepatan tangensial kincir air dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

U=

2. Kecepatan Relatif Kincir (W)


Kecepatan relatif kincir air dihitung dengan persamaan berikut:
W 2 = C2 +U2 – 2.C.U
3. Gaya (F) Pada Kincir
Perhitungan gaya yang diakibatkan oleh aliran air pada kincir dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan berikut:
F = xAxVx V v
Dengan substitusi kecepatan relatif turbin air (W) pada (V-v), persamaan
menjadi sebagai berikut:
F xAxVxW

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

4. Kerja yang dilakukan oleh aliran air pada kincir (K)


Untuk menghitung kerja yang dilakukan oleh aliran air pada kincir digunakan
persamaan sebagai berikut:
K A . V . (V-v) . v
Substitusi kecepatan relatif W untuk mengganti (V-v), sehingga persamaannya
menjadi:
K A.V.W.v
5. Laju aliran air (G)
Untuk menghitung laju aliran air digunakan persamaan sebagai berikut:
G = (b.h.V).
6. Daya (P) Pada Kincir
Besarnya daya yang dihasilkan kincir dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut:
P = K .G

3.4.8 Langkah Penelitian

Langkah penelitian bisa dilihat dalam Gambar 3-6, 3-7, dan 3-8:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

Mulai

Setting flume

Memberikan aliran pada flume hingga air


melimpas dan mengatur skala bukaan

Pengamatan debit melalui


hydraulic bench

Pengamatan debit melalui


pompa

Mencatat hasil pengamatan


(skala bukaan, volume dan waktu)

Menghitung debit melalui


hydraulic bench dan pompa

Membandingkan debit melalui hydraulic bench


dan pompa pada tiap skala bukaan

Tidak
R2 1

Ya
Selesai

Gambar 3-6 Diagram Alir Kalibrasi Alat Ukur Debit

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Mulai

Setting kincir air

Memberikan aliran pada flume hingga air


melimpas dan kincir berputar

Pengamatan jumlah putaran


melalui rotatometer

Pengamatan jumlah putaran dengan


cara langsung (manual)

Mencatat hasil pengamatan:


Jumlah putaran per menit

Membandingkan jumlah putaran dari rotatometer


dengan hasil pengamatan langsung (manual)

Tidak
R2 1

Ya
Selesai

Gambar 3-7 Diagram Alir Kalibrasi Alat Ukur Putaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Mulai

Persiapan

Perencanaan Bentuk dan Dimensi Kincir


Air pengangkat sampah

Pembuatan Kincir air pengangkat Sampah

Setting alat multi purpose teching flume

Penyetelan kincir air pengangkat sampah pada


flume dan pemasangan alat untuk pengujian putaran

Pengaliran pada flume dan kincir bisa berputar dengan


debit Q1= 2,23 l/dt; Q2 = 2,43 l/dt; Q3 = 2,69 l/dt

Q1

Pengujian kuat angkat kincir pengangkat sampah


menggunakan 12 variasi pembebanan (B = 25 gr,
50 gr, 75 gr, 100 gr, 125 gr, 150 gr, 175 gr, 200 gr,
225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr)

Qn+1
B = 25 gr

Mencatat hasil pengamatan:


jumlah putaran kincir, beban,
dan kedalaman aliran air

Ya
Qn Q3

Tidak
A B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

A B

Ya
B 300 gr

Tidak

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3-8 Diagram Alir Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kalibrasi Alat Uji Penelitian

Ketelitian dan ketepatan hasil suatu penelitian ilm iah, terutama penelitian yang
menggunakan model laboratorium, dipengaruhi oleh baik tidaknya kondisi alat
pengujian atau model, untuk itu perlu dilakukan kalibrasi alat.

4.1.1 Kalibrasi Alat Ukur Debit

Ketebalan aliran di flume yang relatif kecil menyebabkan baling-baling current


meter tidak dapat tenggelam dalam air secara keseluruhan, maka pengukuran
kecepatan menggunakan current meter tidak dapat digunakan.

Kalibrasi alat ukur debit dilakukan untuk mengetahui apakah debit yang terbaca
pada hydraulic bench sama dengan yang dialirkan oleh pompa. Dengan demikian,
alat ukur debit pada hydraulic bench diketahui berfungsi baik.

Besaran debit dapat dihitung sebagai berikut:

1. Pengukuran debit dengan menggunakan hydraulic bench (Q hb)

Alat hydraulic bench dapat dilihat pada Gambar 4-1:

Gambar 4-1. Alat ukur debit hydraulic bench

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Perhitungan debit terukur pada hydraulic bench (Qhb)

Dengan V = volume air = 5000 cm3

dan t 1 = lama waktu pengamatan alat ukur = 31,56 dt

= 158,43 cm 3/dt

Jadi, debit terukur (Qhb ) pada skala bukaan 7,00 mm adalah 158,43 cm 3 /dt. Untuk
selanjutnya besaran debit pada hydraulic bench ditunjukkan pada Tabel 4-1.

Tabel 4-1. Data Pengamatan Debit pada Hydraulic Bench

Skala Q hb
Volume t
No. Bukaan

(mm) (cm3) (dt) (cm3/dt)


1 7.00 5000 31.56 158.43
2 7.20 5000 23.68 211.15
3 7.40 5000 12.32 405.84
4 7.60 5000 8.64 578.70
5 7.80 5000 6.24 801.28
6 8.00 5000 5.48 912.41
7 8.20 5000 3.57 1400.35
8 8.40 5000 2.24 2234.82
9 8.60 5000 2.06 2430.72
10 8.80 5000 1.86 2693.97

2. Pengukuran debit pada aliran yang dialirkan oleh pompa (Qpompa)

Pengambilan data disesuaikan dengan skala bukaan debit. Pengukuran ini


mengganti tampungan air yang telah digunakan pada pengukuran sebelumnya
(hydraulic bench) dengan penampung air (ember).

Perhitungan debit terukur pada pompa (Qpompa)

Dengan V = volume air = 3100 cm3


dan t 1 = lama waktu pengamatan alat ukur = 21,29 dt

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

= 145,62 cm 3/dt

Jadi, debit pada pompa (Qpompa) pada skala bukaan 7,00 mm adalah 145,62 cm 3 /dt.
Untuk selanjutnya besaran debit pada pompa ditunjukkan pada Tabel 4-2.

Tabel 4-2. Data Pengamatan Debit pada Pompa

Q
Skala
Volume t pompa
No. bukaan

(mm) (cm3) (dt) (cm3/dt)


1 7.00 3100 21.29 145.62
2 7.20 2900 14.27 203.17
3 7.40 3200 8.42 379.94
4 7.60 3100 5.51 562.75
5 7.80 3300 4.06 813.67
6 8.00 3300 3.79 871.08
7 8.20 3400 2.46 1382.11
8 8.40 3200 1.61 1992.04
9 8.60 2900 1.23 2358.24
10 8.80 2900 1.12 2583.98

Berdasarkan data pengamatan di atas didapat lengkung hubungan antara Qhb dan
Qpompa yang ditampilkan pada Gambar 4-2. Sesuai dengan grafik yang diperoleh
dengan bantuan Ms. Excel diperoleh persamaan y = 0,943x + 12,89, dengan nilai
R² = 0,996.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

3000
y = 0.9439x + 12.891
2500 R² = 0.9965
2000

1500

1000

500

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Q pompa

Gambar 4-2. Hubungan Antara Q hb dan Qpompa

Dari Gambar 4-2 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,996. Nilai ini mendekati 1,
maka hubungan antara Qhb dengan Q pompa adalah linear atau sama, artinya alat
ukur debit di hydraulic bench dapat digunakan.

4.1.2 Kalibrasi Alat Ukur Putaran Kincir

Rancangan prototype kincir air pengangkat sampah dengan satu kincir penggerak
dapat dilihat pada Gambar 4-3:

Gambar 4-3. Prototype Kincir Air Pengangkat Sampah Dengan Satu Kincir
Penggerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Kalibrasi rotatometer dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah putaran (rpm)


yang terbaca pada rotatometer sama dengan putaran sesungguhnya dalam jangka
waktu 1 menit, sehingga d iketahui bahwa rotatometer berfungsi baik. Jumlah
putaran kincir dapat dihitung sebagai berikut:

1. Pengukuran rpm dengan menggunakan rotatometer

Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah putaran kincir yang
dihasilkan oleh rotatometer. Jumlah putaran pada rotatometer ditunjukkan pada
Tabel 4-3.

Tabel 4-3. Data hasil pengamatan putaran (rpm) pada rotatometer

Debit Waktu rotatometer rpm rpm


NO
l/dt detik 1 2 3 4 5 Total Rerata
1 2.23 60 27.5 28 28 28 27.5 139 27.8
2 2.43 60 29.5 29 29.5 29.5 28.5 146 29.2
3 2.69 60 33.5 32.5 34 32.5 34 166.5 33.3

2. Pengukuran rpm dengan cara perhitungan manual

Pengambilan data dilakukan dengan cara menghitung jumlah putaran kincir dalam
jangka waktu 60 detik. Jumlah putaran dengan perhitungan manual ditunjukkan
pada Tabel 4-4.

Tabel 4-4. Data Pengamatan putaran dengan cara manual


Debit Waktu Perhitungan Manual rpm rpm
NO
l/dt detik 1 2 3 4 5 Total Rerata
1 2.23 60 28 28 30 30 29 145 29
2 2.43 60 32 29 29 30 30 150 30
3 2.69 60 30 29 34 33 34 160 32

Berdasarkan data pengamatan di atas didapat lengkung hubungan antara jumlah


putaran pada rotatometer dan jumlah putaran dengan perhitungan manual yang
ditampilkan pada Gambar 4-4. Sesuai dengan grafik yang d iperoleh dengan
bantuan Ms. Excel diperoleh persamaan y = 0,532x + 14,30, dengan nilai
R² = 0,992.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

35

33
y = 0.5324x + 14.307
Rotatometer
R² = 0.9926
31

29

27
27 28 29 30 31 32 33 34 35
Perhitungan Manual

Gambar 4-4. Hubungan Antara Jumlah Putaran pada Rotatometer dan Pengamatan
Manual

Dari Gambar 4-4 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,992. Nilai ini mendekati 1,
maka hubungan antara hubungan antara jumlah putaran pada rotatometer dan
pengamatan manual adalah linear atau sama, artinya rotatometer dapat digunakan.

4.2 Analisis Kecepatan Aliran Air

Perhitungan kecepatan aliran air diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:

V=

dengan, Q = Debit open flume = 2,23 l/dt = 2,23 x 10-3 m3 /dt


A = Luas penampang basah = 0,22 m x 0,04 m = 0,0088 m2 = 0,01 m2
maka,

V= = 0,25 m/dt
Jadi, aliran air dengan debit 2,23 l/dt memiliki kecepatan 0,25 m/dt. Hasil
perhitungan kecepatan aliran selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4-7.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Tabel 4-5. Hasil Analisis Kecepatan Aliran Open Flume


Luas Penampang Basah
Debit Debit V Air
NO B H
l/dt m3/dt m m m/dt
1 2.23 0.0022 0.22 0.04 0.25
2 2.43 0.0024 0.22 0.042 0.26
3 2.69 0.0027 0.22 0.045 0.27
Keterangan tabel: (Debit) debit hydraulic bench; (H) kedalaman aliran air; (B) lebar aliran air; (V air)
kecepatan aliran air

4.3 Analisis Putaran Kincir

Penelitian ini menggunakan kincir air tipe undershot dengan sudu datar yang
berdiameter 19 cm dengan panjang sudu 8 cm dan lebar sudu 8 cm. Kincir
diletakkan pada open flume yang diberi aliran air, sehingga dapat berputar pada
debit dan kecepatan aliran tertentu. Pada percobaan ini kincir dapat berputar
dengan lancar dan tidak tersendat hanya pada tiga ukuran debit, yaitu 2,23 l/dt,
2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt. Masing-masing debit menghasilkan kecepatan aliran
0,25 m/dt, 0,26 m/dt, dan 0,27 m/dt. Sehingga perhitungan putaran kincir hanya
dilakukan pada tiga ukuran debit tersebut.

4.3.1 Rotation Per Minute (RPM) Kincir

Pembacaan jumlah putaran (rpm) dilakukan untuk mengetahui banyaknya putaran


kincir pada debit dan kecepatan aliran tertentu. Banyaknya putaran kincir juga
dipengaruhi oleh beban yang diberikan pada kincir pangangkat sampah. Data hasil
percobaan rpm kincir ditampilkan pada Tabel 4-5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Tabel 4-6. Hasil Percobaan Rpm Kincir


DEBIT H C BEBAN rpm
rpm
l/dt cm m/dt gr Rerata
2.23 4 0.25 0 27.5 28 28 28 27.5 27.8
25 27.5 28 27.5 28 27.5 27.7
50 27.5 28 27.5 28 27.5 27.7
75 27 28 27.5 28 27.5 27.6
100 27 28 27.5 28 27.5 27.6
125 27 27.5 27 27.5 27.5 27.3
150 27 27.5 27 27.5 27.5 27.3
175 27 27.5 27 27 27.5 27.2
200 27 27 26.5 27 27 26.9
225 26.5 27 26.5 27 27 26.8
250 26 26 26.5 26.5 27 26.4
275 25.5 25.5 26.5 26 27 26.1
300 25 25 26 25.5 26.5 25.6
2.43 4.2 0.26 0 29.5 29 29.5 29.5 28.5 29.2
25 29 29 29.5 29.5 28.5 29.1
50 28.5 28.5 29.5 29.5 28.5 28.9
75 28.5 28.5 29.5 29 28.5 28.8
100 28.5 28.5 29 29 28.5 28.7
125 28.5 28.5 29 29 28.5 28.7
150 28.5 28.5 29 28.5 28.5 28.6
175 28.5 28.5 28.5 28.5 28 28.4
200 28.5 28.5 28.5 28.5 28 28.4
225 28 28.5 28.5 28.5 28 28.3
250 28 28.5 28.5 28.5 28 28.3
275 27.5 28.5 28 28.5 28 28.1
300 26.5 27.5 27 28 27.5 27.3
2.69 4.5 0.27 0 33.5 32.5 34 32.5 34 33.3
25 32 32 32 32 30 31.6
50 31.5 31 31.5 31 30 31
75 31 30.5 31 30.5 30 30.6
100 30.5 30 30.5 30.5 30 30.3
125 30 30 30 30.5 30 30.1
150 30 30 30 30.5 29.5 30
175 30 30 30 30 29.5 29.9
200 30 29.5 30 30 29.5 29.8
225 30 29.5 30 30 29 29.7
250 30 29.5 30 29.5 29 29.6
275 29.5 29 29.5 29.5 28.5 29.2
300 28.5 28 29 29 28 28.5

Keterangan tabel: (Deb it) debit hydraulic bench; (H) kedalaman aliran air; (C) kecepatan aliran; (Beban)
pembebanan yang diberikan pada kinc ir pengangkat; (rpm) jumlah putaran kinc ir hasil pengamatan pada
rotatometer.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Dari Tabel 4-5 diperoleh hubungan antara jumlah putaran kincir dengan kecepatan
aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat seperti yang
ditampilkan pada Gambar 4-5:

Hubungan Antara Jumlah Putaran Kincir Dengan


Kecepatan Aliran Dan Pembebanan
35
Jumlah Putaran Kincir (RPM)

33
31
29
27
25 Kecepatan I
23 Kecepatan II
21
19 Kecepatan III
17
15
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)

Gambar 4-5. Hubungan Antara Jumlah Putaran Kincir Dengan Kecepatan Aliran
Dan Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat

Dari Gambar 4-5 diketahui bahwa jumlah putaran kincir (rpm) berbanding
terbalik dengan berat pembebanan. Semakin berat beban yang diberikan, maka
jumlah putaran semakin berkurang. Selain itu jumlah putaran kincir (rpm)
berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka
jumlah putaran kincir yang terjadi semakin banyak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

4.3.2 Analisis Kecepatan Tangensial Kincir (U)

Hasil perhitungan rpm diatas kemudian digunakan untuk analisis kecepatan kincir
dengan menggunakan Persamaan (2.2) sebagai berikut.

U=

dengan, U = Kecepatan Tan gensial


D = Diameter kincir = 19 cm = 0,19 m
n = jumlah rpm = 27,5

U= = 0,27 m/dt

Jadi, kecepatan kincir pada debit 2,23 l/dt dan kecepatan aliran 0,25 m/dt dengan
pembebanan 0 gr adalah 0,27 m/dt. Hasil analisis kecepatan kincir selengkapnya
disajikan dalam Tabel 4-6.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

Tabel 4-7. Hasil Analisis Kecepatan Kincir


DEBIT H C BEBAN Kecepatan Tange nsial Kincir U
l/dt cm m/dt gr m/dt m/dt
2.23 4 0.25 0 0.27 0.28 0.28 0.28 0.27 0.28
25 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.28
50 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.28
75 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.27
100 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.27
125 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
150 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
175 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
200 0.27 0.27 0.26 0.27 0.27 0.27
225 0.26 0.27 0.26 0.27 0.27 0.27
250 0.26 0.26 0.26 0.26 0.27 0.26
275 0.25 0.25 0.26 0.26 0.27 0.26
300 0.25 0.25 0.26 0.25 0.26 0.25
2.43 4.2 0.26 0 0.29 0.29 0.29 0.29 0.28 0.29
25 0.29 0.29 0.29 0.29 0.28 0.29
50 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.29
75 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.29
100 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.29
125 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.29
150 0.28 0.28 0.29 0.28 0.28 0.28
175 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
200 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
225 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
250 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
275 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
300 0.26 0.27 0.27 0.28 0.27 0.27
2.69 4.5 0.27 0 0.33 0.32 0.34 0.32 0.34 0.33
25 0.32 0.32 0.32 0.32 0.30 0.31
50 0.31 0.31 0.31 0.31 0.30 0.31
75 0.31 0.30 0.31 0.30 0.30 0.30
100 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
125 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
150 0.30 0.30 0.30 0.30 0.29 0.30
175 0.30 0.30 0.30 0.30 0.29 0.30
200 0.30 0.29 0.30 0.30 0.29 0.30
225 0.30 0.29 0.30 0.30 0.29 0.30
250 0.30 0.29 0.30 0.29 0.29 0.29
275 0.29 0.29 0.29 0.29 0.28 0.29
300 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.28

Keterangan tabel: (U) kecepatan tangensial kincir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Dari Tabel 4-6 diperoleh hubungan antara kecepatan tangensial kincir dengan
kecepatan aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat seperti
yang ditampilkan pada Gambar 4-6:

Hubungan Antara Kecepatan Kincir Dengan


Kecepatan Aliran Dan Pembebanan
Kecepatan Tangensial Kincir (m/dt)

0.35
0.33
0.31
0.29
0.27
0.25 Kecepatan I
0.23 Kecepatan II
0.21
Kecepatan III
0.19
0.17
0.15
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)

Gambar 4-6. Hubungan Antara Kecepatan Tangensial Kincir Dengan Kecepatan


Aliran Dan Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat

Dari Gambar 4-6 diketahui bahwa kecepatan tangensial kincir berbanding terbalik
dengan pembebanan, semakin berat pembebanan yang diberikan maka kecepata
tangensial kincir semakin berkurang. Selain itu kecepatan tangensial kincir
berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka
kecepatan tangensial kincir yang terjadi semakin tinggi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

4.4 Analisis Kecepatan Relatif (W)

Kecepatan relatif yang terjadi pada kincir air dapat dilihat pada Gambar 4-7:

Gambar 4-7. Kecepatan relatif pada kincir

Dari hasil analisis kecepatan kincir dan kecepatan aliran dapat diperoleh
kecepatan relatif (W) antara keduanya dengan Persamaan (2.3) sebagai berikut:

W 2 = C 2 + U2 - 2 C
Dengan C = Kecepatan aliran air = 0,25 m/dt
U = Kecepatan tangensial kincir = 0,28 m/dt
= Sudut yang terjadi antara C dan U = 00

maka, W 2 = 0,252 + 0,282 - 2 x 0,25 x 0,28 x Cos 0 0

W 2 = 0,0005 m/dt
W = 22,72 x 10 -3 m/dt

Jadi, kecepatan relatif antara kecepatan kincir dan kecepatan aliran pada debit
2,23 l/dt dan kecepatan aliran 0,25 m/dt dengan pembebanan 0 gr adalah
22,72 x 10-3 m/dt. Hasil analisis kecepatan relatif selengkapnya disajikan pada
Tabel 4-8:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Tabel 4-8. Hasil Analisis Kecepatan Relatif (W)


DEBIT H BEBAN U C W
-3
l/dt cm gr m/dt m/dt x10 m/dt
2.23 4 0 0.28 0.25 22.72
25 0.28 21.73
50 0.28 21.73
75 0.27 20.73
100 0.27 20.73
125 0.27 17.75
150 0.27 17.75
175 0.27 16.75
200 0.27 13.76
225 0.27 12.77
250 0.26 8.79
275 0.26 5.80
300 0.25 0.83
2.43 4.2 0 0.29 0.26 27.54
25 0.29 26.55
50 0.29 24.56
75 0.29 23.56
100 0.29 22.57
125 0.29 22.57
150 0.28 21.57
175 0.28 19.58
200 0.28 19.58
225 0.28 18.59
250 0.28 18.59
275 0.28 16.60
300 0.27 8.63
2.69 4.5 0 0.33 0.27 59.30
25 0.31 42.38
50 0.31 36.41
75 0.30 32.43
100 0.30 29.44
125 0.30 27.45
150 0.30 26.45
175 0.30 25.46
200 0.30 24.46
225 0.30 23.47
250 0.29 22.47
275 0.29 18.49
300 0.28 11.53
Keterangan tabel: (Deb it) debit hydraulic bench; (H) kedalaman aliran air; (Beban) pembebanan yang
diberikan pada kincir pengangkat; (U) kecepatan tangensial kincir; (C) kecepatan aliran air; (W) kecepatan
relatif kincir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Dari Tabel 4-8 diperoleh hubungan antara kecepatan relatif dari kecepatan aliran
air dan kecepatan tangensial kincir, dengan kecepatan aliran dan juga beban yang
diberikan pada kincir pengangkat seperti yang ditampilkan pada Gambar 4-8:

Hubungan Antara Kecepatan Relatif Dengan


Kecepatan Aliran Dan Pembebanan
Kecepatan Relatif (m/dt)

0.07
0.06
0.05
0.04
Kecepatan I
0.03
Kecepatan II
0.02
Kecepatan III
0.01
0.00
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)

Gambar 4-8. Hubungan Antara Kecepatan Relatif Dengan Kecepatan Aliran Dan
Beban Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat

Dari Gambar 4-8 diketahui bahwa kecepatan relatif berbanding terbalik dengan
pembebanan, semakin berat pembebanan yang diberikan maka kecepata relatif
semakin berkurang. Selain itu kecepatan relatif berbanding lurus dengan
kecepatan aliran. Semakin besar kecepatan aliran, maka kecepatan relatif yang
terjadi semakin tinggi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

4.5 Analisis Daya Kincir

Sampel analisa daya yang dihasilkan oleh kincir dapat diperoleh dengan
perhitungan sebagai berikut:
Dengan kecepatan aliran : C = 0,25 m/dt
dan putaran kincir : n = 27,8 rpm

1. Kecepatan Linier /Tangensial (U)

x x
U

2. Gaya (F) Pada Kincir

Perhitungan gaya yang diakibatkan oleh aliran air pada kincir dapat diperoleh
dengan menggunakan Persamaan (2.6) berikut:
F = xAxVx V v

Dengan substitusi kecepatan relatif turbin air (W) pada (V-v), persamaan menjadi
sebagai berikut:
F xAxVxW

dengan:
= 1000 gr/m3
A = Luas penampang plat/sudu = 0,08 m x 0,08 m = 6,4 x 10-3 m2
V = Kecepatan aliran air = 0,25 m/dt
W = Kecepatan relatif = 0,02 m/dt
Maka,

F x6,4 x 10 -3 x x
F x

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

3. Kerja yang dilakukan oleh aliran air pada kincir (K)

Untuk menghitung kerja yang dilakukan oleh aliran air pada kincir digunakan
Persamaan (2.7) sebagai berikut:
K a V (V-v) v

Substitusi kecepatan relatif W untuk mengganti (V-v), sehingga persamaannya


menjadi:
K a V v
K=F.v
K= x x = 10,22 x10-3 Nm

4. Laju aliran air (G)

Untuk menghitung laju aliran air digunakan Persamaan (2.10) sebagai berikut:

G = (b.h.V ).

G = 2,23 x10-3 m3 /dt x 1000 kg/m3 = 2,23 kg/dt

5. Daya (P) Pada Kincir

Besarnya daya yang dihasilkan kincir dapat dicari dengan Persamaan (2.11)
sebagai berikut:

P = K .G
P x x = 22,79 x10-3 watt

Bila dikonversikan kedalam besaran tenaga kuda (Horse Power) akan menjadi:
P x
P HP

Maka daya kincir yang dihasilkan untuk debit 2,23 l/dt dan kecepatan aliran
0,25 m/dt dengan pembebanan 0 gr adalah . Hasil analisis daya
yang dihasilkan oleh kincir selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4-9:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Tabel 4-9. Hasil Analisis Daya Kincir (P)


DEBIT H BEBAN W F K G P
-4 3 -3 -3 -3 -5
x10 m /dt cm gr x10 m/dt x10 N x10 Nm kg/dt x10 HP
2.23 4 0 22.72 36.93 10.22 2.23 3.06
25 21.73 35.31 9.73 2.92
50 21.73 35.31 9.73 2.92
75 20.73 33.69 9.26 2.77
100 20.73 33.69 9.26 2.77
125 17.75 28.84 7.84 2.35
150 17.75 28.84 7.84 2.35
175 16.75 27.22 7.37 2.21
200 13.76 22.37 5.99 1.79
225 12.77 20.75 5.54 1.66
250 8.79 14.28 3.75 1.12
275 5.80 9.43 2.45 0.73
300 0.83 1.34 0.34 0.10
2.43 4.2 0 27.54 46.37 13.48 2.43 4.39
25 26.55 44.7 12.95 4.22
50 24.56 41.35 11.89 3.88
75 23.56 39.67 11.37 3.71
100 22.57 38 10.85 3.54
125 22.57 38 10.85 3.54
150 21.57 36.32 10.34 3.37
175 19.58 32.97 9.32 3.04
200 19.58 32.97 9.32 3.04
225 18.59 31.29 8.81 2.87
250 18.59 31.29 8.81 2.87
275 16.6 27.94 7.81 2.55
300 8.63 14.54 3.95 1.29
2.69 4.5 0 59.3 103.27 34.22 2.69 12.36
25 42.38 73.8 23.21 8.39
50 36.41 63.4 19.56 7.07
75 32.43 56.47 17.2 6.21
100 29.44 51.27 15.46 5.59
125 27.45 47.8 14.32 5.17
150 26.45 46.07 13.76 4.97
175 25.46 44.34 13.19 4.77
200 24.46 42.6 12.64 4.56
225 23.47 40.87 12.08 4.36
250 22.47 39.14 11.53 4.17
275 18.49 32.2 9.36 3.38
300 11.53 20.07 5.69 2.06
Keterangan tabel: (Deb it) debit hydraulic bench; (H) kedalaman aliran air; (Beban) pembebanan yang
diberikan pada kincir pengangkat; (F) gaya pada kincir; (K) kerja yang dilakukan pancaran pada kincir;
(G) laju aliran air; (P) daya pada kincir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

Dari Tabel 4-9 diperoleh hubungan antara daya yang dihasilkan oleh kincir
dengan kecepatan aliran dan juga beban yang diberikan pada kincir pengangkat
seperti yang ditampilkan pada Gambar 4-9:

Hubungan Antara Daya Kincir Dengan Kecepatan


Aliran Dan Pembebanan
1.40E-04
1.20E-04
Daya Kincir (HP)

1.00E-04
8.00E-05
Kecepatan I
6.00E-05
Kecepatan II
4.00E-05
Kecepatan III
2.00E-05
0.00E+00
0 50 100 150 200 250 300 350
Beban Kincir Pengangkat (gram)

Gambar 4-9. Hubungan Antara Daya Kincir Dengan Kecepatan Aliran Dan Beban
Yang Diberikan Pada Kincir Pengangkat

Dari Gambar 4-9 diketahui bahwa daya yang dihasilkan kincir berbanding terbalik
dengan beban yang diberikan. Semakin ringan beban yang diberikan berarti
putaran kincir semakin banyak, maka semakin besar daya yang dihasilkan oleh
kincir tersebut. Selain itu daya berbanding lurus dengan kecepatan aliran air,
semakin besar kecepatan aliran air, maka daya yang dihasilkan semakin besar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai


berikut:
1. Alat kincir pengangkat sampah permukaan memanfaatkan tenaga air mampu
mengangkat sampah berupa plastik, potongan triplek, dan sterofoam.
Kemampuan alat ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Apabila
kecepatan aliran terlalu rendah maka kincir tidak dapat berputar.
2. Besarnya debit dan kecepatan aliran air sangat berpengaruh terhadap jumlah
putaran kincir (rpm) dan kecepatan tangensial kincir. Jumlah rpm untuk debit
2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt, kecepatan aliran 0,25 m/dt, 0,26 m/dt, dan
0,27 m/dt dengan pembebanan 300 gr berturut-turut adalah 25,6 putaran, 27,3
putaran, dan 28,5 putaran, sedangkan besar kecepatan tangensial kincir
berturut-turut adalah 0,25 m/dt, 0,27 m/dt, dan 0,28 m/dt. Besarnya daya yang
dihasilkan pada debit 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt dengan beban 300 gr
berturut-turut adalah 0,10 x 10-5 HP, 1,29 x 10-5 HP, dan 2,06 x 10-5 HP.
3. Alat kincir pengangkat sampah memanfaatkan tenaga air dengan satu kincir
penggerak lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan Sistem ME-H dan
Baltimore’s Waterwheel, karena tenaga penggeraknya murni menggunakan
tenaga air dan sistem kerjanya lebih sederhana.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat disampaikan:
1. Pemilihan laker dan as untuk rangkaian kincir sebaiknya diperhatikan, karena
ringan atau beratnya putaran laker sangat berpengaruh pada kemampuan
berputar kincir.
2. Prototype kincir pengangkat sampah tidak skalatis karena keterbatasan alat di
laboratorium, dana, dan waktu penelitian, sehingga sebaiknya kincir dicoba
untuk dibuat secara full scale dengan aliran air yang lebih besar atau pada
saluran yang sesungguhnya agar hasil yang didapat lebih maksimal.
commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

3. Kincir penggerak bisa terganggu oleh sampah yang terdapat pada aliran air,
oleh karena itu sebaiknya melakukan pemodelan kincir penggerak dengan
variasi yang lain sehingga kincir penggerak tidak terganggu oleh sampah dan
bisa diperoleh model kincir pengangkat sampah yang lebih baik lagi.
4. Alat kincir pengangkat sampah masih sebatas mengangkat sampah. Sehingga
proses selanjutnya untuk sampah yang telah diangkat bisa dikaji lebih lanjut
dan bisa disinkronisasikan dengan sistem pembuangan sampah yang telah
ada.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai