Makalah ini digunakan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Disusun Oleh :
Pendidikan Biologi C
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Fasilitas Pendidikan merupakan salah satu kajian penting yang berada
pada bagian manajemen pendidikan. Dianggap penting karena dengan menata fasilitas
pendidikan secara keseluruhan akan menghindarkan adanya pemborosan dan penggunanaan
barang akan lebih efisien. Dalam pelaksanaan pendidikan, komponen yang harus ada yaitu
berupa kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan serta
lembaga pendidikan. Jika semua komponen ini telah tersedia maka proses pendidikan atau
proses belajar mengajar dapat dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan.
ISI
1. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang mempunyai peranan
dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat disebut juga
dengan fasilitas materiil. Karena fasilitas ini dapat memberi kemudahan dan
kelancaran bagi suatu usaha dan biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan
berlangsung maka dapat pula disebut sebagai sarana materiil. Apabila dikaitkan
dengan pendidikan maka fasilitas materiil meliputi: perabot ruang kelas, perabot
kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek, alat pelajaran,
media pendidikan, dll.
2. Fasilitas Uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu kegiatan
sebagai akibat dari “nilai uang”.
1. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan secara hati-
hati dan seksama
2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prsarana secara hati-hati dan efisien.
3. Mengupayakan pemeliharaan serana prasarana agar siap pakai apabila diperlukan.
4. Membantu personiul dalam memberi layanan secara profesional dalam bidang sarana dan
prasarana.
5. Dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personil.
PENGADAAN
Pengadaan adalah kegiatan menyediakan semua keperluaan barang/benda/jasa bagi
keperluaan pelaksanaan tugas. Sebelum kegiatan pengadaan dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan kegiatan perencanaan dan prakualifikasi fasilitas pendidikan.
a. Perencanaan fasilitas
Perencanaan pengadaan fasilitas adalah rencana kebutuhan yang meliputi semua
barang yang diperlukan, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan perencanaan pengadaan fasilitas adalah sebagai berikut:
1) Cara melakukan perencanaan fasilitas pendidikan
2) Kapan perencanaan fasilitas pendidikan dilakukan?
3) Prosedur perencanaan fasilitas pendidikan
4) Analisis kebutuhan fasilitas
b. Jenis-Jenis Pengadaan Fasilitas
Meliputi : tanah, bangunan, perabot, alat kantor/buku dan kendaraan.
c. Cara Pengadaan fasilitas pendidikan dengan lelang (dengan prakualifikasi),
penunjukan langsung (prakualifikasi/pasca kualifikasi), membeli, membuat sendiri,
menerima hibah.
PENDAYAGUNAAN
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka setiap alat perlengkapan perlu
diatur penggunaannya seoptimal mungkin. Khususnya buku-buku, alat peraga dan/atau alat
pelajaran lain. Guru mata pelajaran agar menyusun program penggunaan alat dikaitkan
dengan program pengajaran. Dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar guru
dan/atau pengguna lain di sekolah, perlu membuat program penggunaan alat pelajaran secara
efisien dan efektif di samping juga ikut aktif dalam perencanaan pengadaannya.
Sarana dan prasrana yang sudah harus dirawat dan dipelihara agar dapat dimanfaatkan
dengan optimal, efektif dan efesien. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian
perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun,
prinsip efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-
hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
PEMELIHARAAN
a. Pengertian
Menurut Wahyuningrum (2004), Penghapusan ialah proses kegiatan yang
bertujuan untuk menghapuskan barang-barang milik negara/kekayaan negara dari
daftar inventaris berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b. Tujuan Penghapusan
1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya
untuk pemeliharaan/perbaikan, pengamanan barang-barang yang semakin buruk
kondisinya, barang-barang berlebih, dan/atau barang-barang lainnya yang tidak
dapat dipergunakan lagi.
2) Meringankan beban kerja dan tanggungjawab pelaksana inventaris.
3) Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari barang-barang yang tidak digunakan
lagi.
4) Membebaskan barang dari pertanggungjawaban administrasi satuan organisasi
yang mengurus.
c. Syarat-syarat penghapusan
1) Keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
2) Perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan
pemborosan uang negara.
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
4) Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang.
5) Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini atau tidak mutakhir.
6) Kelebihan persediaan yang apabila disimpan lebih lama akan bertmbah rusak dan
akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi.
7) Hilang karena dicuri/ dirampok/ diselewengkan/ bencana alam.
d. Jenis-jenis pengahapusan
Dalam pelaksanaab penghapusan dikenal 2 jenis cara, yaitu :
1) Menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara.
2) Pemusnahan yang dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan disaksikan
oleh perabot pemerintah daerah setempat serta mengikuti tata cara yang
pemusnahan berlaku (dibakar, dikubur,dll).
e. Tahap-tahap penghapusan
1) Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan
2) Memperhatikan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau dari segi
nilai uang
3) Membuat perencanaan
4) Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diasakan penyingkiran dengan
menyebut barang-barang yang akan disingkirkan
5) Melaksanakan penyingkiran, dengan cara: a. Mengadakan lelang b.
Menghibahkan kepada badan orang lain c. Membakar d. Penyingkiran disaksikan
oleh atasan
6) Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.
PELAPORAN
Pelaporan data atau inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang
milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau
pedoman-pedoman yang berlaku (Ibrahim Bafadal.2004).
Masih menurut Ibrahim Bafadal, kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan
meliputi dua kegiatan, yaitu:
a. Pencatatan Perlengkapan Pendidikan
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklarifikasikan menjadi dua macam,
yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah keseluruhan
perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif
lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku perpustakaan sekolah, dan perabot-perabot
lainnya. Pengadaan barangkali sepenuhnya atau sebagian besar dari anggaran negara atau
bantuan dari pihak-pihak tetentu. Sedangkan barang-barang bukan inventaris adalah semua
barang habis pakai, misal kapur tulis, karbon, kertas, pita mesin tulis, dan barang-barang yang
statusnya tidak jelas.
b. Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan pendidikan di
sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya pada badan perlengkapan
pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai barang inventaris. Kode barang
adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut ditulis pada barang
yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah
untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan
di sekolah.
c. Laporan triwulan mutasi barang inventaris
1) Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat daftar laporan triwulan mutasi
barang inventaris rangkap 2 (dua), untuk disampaikan 1 (satu) set (asli) kepada Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dan 1 set untuk arsip sendiri. Laporan
tersebut harus sudah disampaikan paling lambat 7 hari setelah berakhirnya triwulan
tahun anggaran berjalan.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi laporan triwulan yang
berasal dari sekolah/UPT/Dinas Pendidikan Kecamatan. Selanjutnya Kantor Depdik
Kabupaten/Kota sendiri menyampaikan kepada Dinas Pendidikan Propinsi setempat u.p
Kepala Bagian Perlengkapan.
d. Laporan tahunan inventaris
1) Tiap sekolah wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang Inventaris
rangkap 2 (dua). Laporan Tahunan Inventaris (yang membuat Daftar Isian Inventaris dan
Rekapitulasi Barang Inventaris) disampaikan 1 set (asli) kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan
Daftar Rekapitulasi Laporan Tahunan Inventaris yang berasal dari sekolah/UPT di
lingkungannya. Laporan Tahunan Inventaris tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Propinsi u.p Kepala Bagian Perlengkapan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan