Anda di halaman 1dari 23

TOP-DOWN/DOWNWARD

CONSTRUCTIONS

Krish Madyono HW, Dipl.Ing.HTL, M.T.


&
Ir. Geni Firuliadhim, MT.

Bandung, 28 September 2020


LATAR BELAKANG

1. Kebutuhan lahan terus bertambah


2. Keterbatasan lahan yang strategis
3. Harga tanah yang terus meningkat
4. Bangunan bertingkat banyak
5. Basement menjadi alternatif
6. Pencarian metode pelaksanaan konstruksi efektif
7. Waktu pelaksanaan konstruksi relatif singkat
8. Biaya pelaksanaan konstruksi terjangkau
UMUM

1. Membangun dinding basement setelah galian


terbuka (open cut), bila lahan relatif luas
2. Memancang interlocked steel /concrete sheet piles,
bila lahan sempit dan rawan pengaruh
lingkungan
3. Bahan pertimbangan karakteristik dari tanah, muka
air tanah, lapisan aquifer, lapisan tanah keras,
peralatan, tenaga terlatih dan biaya
4. Upward construction, bila memulai membangun
dari bawah ke atas
5. Downward construction atau top-down construction,
bila memulai membangun dari atas ke bawah
6. Metode kombinasi antara Upward construction
dengan Downward construction atau top-down
construction, untuk mempercepat waktu
pelaksanaan konstruksi

STARTING ELEVATION ADALAH PERMUKAAN TANAH


JENIS STRUKTUR
DINDING PENAHAN TANAH

1. Struktur dinding penahan tanah dari struktur


baja, berupa sheet atau pipe piles
2. Struktur dinding penahan tanah dari struktur
beton, berupa concrete sheet piles, diaphragm
walls, tangent piles, secant piles dan curtain walls
3. Struktur dinding penahan tanah dari struktur
komposit, berupa kombinasi antara struktur
beton dan baja
Tangent Piles
(soldier Piles)

Flat Type

Concrete Sheet Piles (corrugated & flat type)


Corrugated Type
Diaphragma Wall

Secant Piles (Interlocking Piles)


Penampang Rencana Basement
SISTEM PENOPANG DAN STRUKTUR
DINDING PENAHAN TANAH

Struktur dinding penahan tanah berpotensi


mengalami gerakan lateral dan besarannya
sangat tergantung pada jenis tanah dan kekakuan
dari dinding penahan sendiri.

Macam-macam sistem strutting


■ Penopang miring (inclined strutting)
■ Penopang diagonal (diagonal strutting)
■ Penopang horizontal (horizontal strutting)
■ Penahan dengan jangkar/angkur tanah (ground
anchor)
METODE KONSTRUKSI DENGAN CARA
TOP-DOWN / DOWNWARD

1. Penentuan lantai basement sebagai penopang;


sistem pelat menerus tanpa balok, sistem
pelaksanaan selang seling, pemilihan lantai
basement sebagai penopang

2. Penentuan lubang bukaan pada lantai basement;


optimalisasi transportasi material/kendaraan,
aliran udara, penyaluran gaya-gaya, kekuatan,
kekakuan, stabilitas
3. Instalasi King Post; struktur baja H atau O,
bertumpu pada pondasi bore piles dicor hingga
±1 m di atas pondasi, harus tegak lurus dan
posisi ditengah-tengah lubang bor, area blind
boring dicor menggunakan beton lunak, beban
maksimum saat pelaksanaan konstruksi dengan
memperhatikan kestabilan terhadap tekuk
4. Pemilihansistem struktur dinding penahan tanah;
≤3 lapis basement sistem secant piles, >3 lapis
basement diaphragm walls dan bila tanah lunak
dan mudah longsor tidak dianjurkan sistem
secant piles dan diaphragm walls
METODE KONSTRUKSI DINDING
BASEMENT CONTIGUOUS BOREPILES

1. Rangkaian tiang beton bertulang menerus yang


diselingi oleh tiang bor cement bentonite
2. Diameter bisa berbeda sesuai dengan kebutuhan
3. Sistem secant piles atau tangent piles
4. Jarak pengeboran ≥3 m agar tiang bor tidak
rusak
5. Capping beam berfungsi sebagai perata beban
vertikal dan horisontal
METODE KONSTRUKSI DINDING
BASEMENT DIAPHRAGMWALL

1. Suatu dinding sekat beton yang dibuat melalui


pengecoran beton ke dalam alur yang telah digali
sebelumnya
2. Berfungsi sebagai pemikul beban vertikal, beban
lateral termasuk tekanan tanah, hidrostatik dan
gempa serta memotong lapisan-lapisan aquifer
3. Pelaksanaan diaphragm wall pada umumnya diikuti
teknologi bentonite
4. Kolam bentonite; mixing plant, processing plant
dan cleaning plant
PELAKSANAAN GALIAN DAN
PENGECORAN LANTAI BASEMENT

1. Metode konstruksi top-down atau downward tidak


terpisahkan dengan rencana tahapan galian
2. Penentuan level dasar galian harus rata dan padat,
dipasang lantai kerja dan multiplek sebagai
formwork pengecoran lantai basement
3. Penggalian dilakukan bila usia beton lantai basement
telah memenuhi syarat untuk dibebani sebagai
lantai untuk kerja selanjutnya
4. Posisi dan elevasi lubang-lubang bukaan telah
ditentukan dengan pasti dan terkoordinasi
BERBAGAI ANALISA YANG DIBUTUHKAN

ANALISA UTAMA
1. Analisa struktur dinding penahan tanah; dikaitkan
dengan tahapan galian, dewatering dan
penopang
2. Analisa King Post; kapasitasnya disesuaikan dengan
kapasitas tiang bor di samping analisa struktur
baja King Post
3. Analisa lantai basement; construction load atau
beban rencana lainnya
4. Analisa lantai basement sebagai penopang dan
penyalur beban
ANALISA PELENGKAP
1. Analisa keamanan dasar galian terhadap gaya
angkat hidrostatik; bila gaya angkat lebih besar
maka air tanah di bawah dasar galian harus
dipompa keluar
2. Analisa keamanan dasar galian terhadap
kelongsoran menurut bidang gelincirnya
3. Analisa kemantapan lereng
4. Analisa tahanan cabut dinding diaphragma
5. Analisa penjangkaran tanah (ground anchor)
6. Analisa pemompaan air (dewatering)
PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN
SELAMA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

SEBELUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1. Bahan dan ketentuan teknisnya


2. Kondisi dan jumlah alat yang diperlukan serta
kesiapan berbagai sumber daya lainnya.
3. Persiapan gambar-gambar kerja yang sudah
terkoordinasi dengan baik.
4. Pemeriksaan bangunan dan jalan sekelilingnya
dan biasanya diambil photo-photo
SAAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. Pemantauan pergerakan struktur dinding penahan
tanah melalui pemasangan alat inclinometer dan
vibrating wire strain gauges
2. Pemantauan pergerakan air tanah selama
pelaksanaan melalui penempatan beberapa
observation well
3. Penempatan terhadap heave melalui pemasangan
heave markers
4. Pemantauan penurunan tanah (settlement)
KESIMPULAN

1. Kombinasi sistem dinding penahan tanah dengan


metode konstruksi top-down/downward
membutuhkan berbagai tenaga ahli profesional
2. Penggunaan metode top-down/downward
construction sangat bermanfaat untuk bangunan
multi basement
3. Metode top-down/downward construction
dianggap beresiko rendah, cepat dan ekonomis,
terutama untuk kondisi tanah lunak
4. Dibutuhkan pemeriksaan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap pekerjaan yang sedang
dilakukan dan juga pengaruh terhadap
lingkungan
5. Metode top-down/downward construction belum
tentu low cost, pada struktur basement rendah
dan tanah yang baik serta lahan relatif luas
6. Optimalisasi penentuan lantai basement sebagai
penopang, Metode top-down/downward
construction dapat memperkecil terjadinya
lendutan pada struktur dinding penahan tanah
7. Metode top-down/downward construction
mempunyai masa depan yang baik karena
pertumbuhan bangunan tinggi dengan multi
basement tumbuh semakin banyak
LANJUT,

Anda mungkin juga menyukai