U Peradilan Semu
U Peradilan Semu
Tarmin memanfaatkan ruangan seluas 888,71 M2 Lantai III itu untuk menjual perabotan
rumah tangga dengan nama Combi Furniture. Empat bulan berlalu Tarmin menempati
ruangan itu, pengelola PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP) mengajak Tarmin membuat
“Perjanjian Sewa Menyewa” dihadapan Notaris. Dua belah pihak bersepakat mengenai
penggunaan ruangan, harga sewa, Service Charge, sanksi dan segala hal yang bersangkut
paut dengan sewa menyewa ruangan. Tarmin bersedia membayar semua kewajibannya pada
PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP), tiap bulan terhitung sejak Mei 2013 s/d 30 April 2013
paling lambat pembayaran disetorkan tanggal 10 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk
kelambatan pembayaran. Kesepakatan antara pengelola PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP)
dengan Tarmin dilakukan dalam Akte Notaris Stefanus Sindhunatha No. 40 Tanggal
8/8/2013.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban Tarmin
ternyata tidak pernah dipenuhi, Tarmin menganggap kesepakatan itu sekedar formalitas,
sehingga tagihan demi tagihan pengelola SDP tidak pernah dipedulikannya. Bahkan
menurutnya, Akte No. 40 tersebut, tidak berlaku karena pihak PT Surabaya Delta Plaza (PT.
SDP) telah membatalkan “Gentlement agreement” dan kesempatan yang diberikan untuk
menunda pembayaran. Hanya sewa ruangan, menurut Tarmin akan dibicarakan kembali di
akhir tahun 2013. Namun pengelola PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP) berpendapat
sebaliknya. Akte No. 40 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum
pada Akta tersebut.
Pihak pengelola PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP) menutup COMBI Furniture secara
paksa. Selain itu, pengelola PT Surabaya Delta Plaza (PT. SDP) menggugat Tarmin di
Pengadilan Negeri Surabaya.
PETUNJUK :
1. BUATLAH GUGATANNYA
2. EKSEPSI
3. REPLIK DAN DUPLIK
4. KESIMPULAN
5. PUTUSAN