Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Prestasi
Pengertian prestasi (performance) dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu
pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri
untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan term dan condition sebagaimana disebutkan
dalam kontrak yang bersangkutan.
B. Pengertian Wanprestasi
Pengertian wanprestasi (breach of contract) adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau
kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak
tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.

CONTOH KASUS WANPRESTASI


Di Desa Kecamatan Karangbatu, Kelurahan Makmur Jaya, terjadi suatu perjanjian
antara dua kepala keluarga berkenaan dengan perjanjian tempat tinggal antara keduanya
(25/05/2013). Sebut saja pihak pertama yaitu Bapak Suherman beserta istri dan kedua
anaknya sebagai pihak yang membutuhkan tempat tinggal sementara karena keluarga ini
sedang mengalami masalah ekonomi sehingga hilang kepemilikan tempat tinggal
sebelumnya. Bapak Suherman memiliki teman akrab bernama Bapak Jali yang berperan
sebagai pihak kedua dalam kejadian ini. Bapak Jali bersedia membantu keluarga Bapak
Suherman dengan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pak Suherman dan
keluarganya.
Bahwa keluarga Pak Suherman bisa menempati salah satu dari rumah yang dimiliki
oleh pak Jali, tetapi Pak Suherman harus mampu membayar uang sewa rumah tersebut
sebesar Rp.500.000/bulan tepat setiap tanggal 25. Apabila terjadi tunggakan/penundaan
pembayaran sewa rumah tersebut berdasarkan waktu yang telah ditetapkan, maka Bapak Jali
berhak mengusir keluarga Pak Suherman dari rumahnya.
Hingga pada bulan ketiga Bapak Suherman menempati rumah tersebut, ia dan
keluarganya belum juga mampu membayar sewa rumah sesuai kesepakatan dengan pak Jali.
Pak Jali pun menderita kerugian dengan kejadian ini. Sehingga beliau dengan terpaksa harus
mengusir keluarga pak Suherman setelah memberikan beberapa dispensasi sebagai seorang
teman seperti memaklumi penundaan pembayaran selama 3 bulan lamanya dan tidak
menuntut ganti rugi bayaran selama 3 bulan tersebut.
Analisa:
Jenis perbuatan : Wanprestasi/Cidera Janji
Subyek hukum : Bapak Suherman dan Bapak Jali
Peristiwa hukum adalah Segala kejadian kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum.
Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam babVII Buku III KUH Perdata yang
berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi pasal 1548 sampai dengan pasal 1600
KUH Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdata
menyebutkan bahwa: Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya
kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga,
yang oleh pihak tersebut belakangan telah disanggupi pembayaranya.
Alasan :
Menurut J Satrio: Suatu keadaan di mana debitur tidak memenuhi janjinya atau tidak
memenuhi sebagaimana mestinya dan kesemuanya itu dapat dipersalahkan kepadanya.
Bentuk-bentuk Wanprestasi :
1. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali;
2. Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat);
3. Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan; dan
4. Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Dalam kejadian diatas termasuk bentuk wanprestasi yang pertama, dimana bapak
Suherman tidak melaksanakan janji yang telah disepakati sama sekali. Ia lalai untuk
melaksanakan kewajibannya sebagai pihak yang menyewa rumah.

CONTOH KASUS PERIKATAN PRESTASI


Awalnya, telah dibuka dan disewakan untuk pertokoan di PT Sentra Bisnis. pihak
pengelola memasarkannya adalah secara persuasif mengajak para pedagang
meramaikan komplek pertokoan di pusat Depok. Sumardi adalah salah satu diantara
pedagang yang menerima ajakan PT Sentra Bisnis, yang tinggal di Bekasi.
Tarmin memanfaatkan ruangan seluas758,98 M2 Lantai I itu untuk menjual barang
elektronik dengan nama Master Electronik. 6 bulan berlalu Sumardi menempati ruko
itu, pengelola mengajak Sumardi membuat Perjanjian Sewa Menyewa dihadapan
Notaris. Dua belah pihak bersepakat mengenai penggunaan ruko, harga sewa,
Service Charge, sanksi dan segala hal yang bersangkut paut dengan sewa
menyewa ruangan. Sumardi bersedia membayar semua kewajibannya pada PT
Sentra Bisnis, tiap bulan terhitung sejak Mei 2008 s/d 30 April 2008 paling lambat
pembayaran disetorkan tanggal 19 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk
kelambatan pembayaran. Kesepakatan antara pengelola PT Sentra Bisnis dengan
Sumardi dilakukan dalam Akte Notaris Ahmad Sukur No. 26 Tanggal 12/10/2008.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban
Sumardi ternyata tidak pernah dipenuhi, Sumardi menganggap kesepakatan itu
sekedar formalitas, sehingga tagihan demi tagihan pengelola tidak pernah
dipedulikannya. Bahkan menurutnya, Akte No. 26 tersebut, tidak berlaku karena
pihak PT. Sentra Bisnis telah membatalkan Gentlement agreement dan
kesempatan yang diberikan untuk menunda pembayaran. Hanya sewa ruangan,
menurut Sumardi akan dibicarakan kembali di akhir tahun 2008. Namun pengelola
berpendapat sebaliknya. Akte No. 26 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap
seperti yang tercantum pada Akta tersebut.
Hingga 10 Maret 2009, Sumardi seharusnya membayar Rp. 18.756.879,33 kepada
PT Sentra Bisnis. Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan untuk
ruangan yang ditempatinya terus bertambah, Sumardi tetap berkeras untuk tidak
membayarnya. Pengelola, yang mengajak Sumardi meramaikan pertokoan itu.
Pihak pengelola menutup Master Electronik secara paksa. Selain itu, pengelola
menggugat Sumardi di Pengadilan Negeri Depok.
Perjanjian tersebut tidak boleh dilangggar oleh kedua belah pihak, karena
perjanjian yang telah dilakukan oleh PT Sentra Bisnis dan Sumardi tersebut
dianggap sudah memenuhi syarat, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1320
BW.Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 syarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Perjanjian diatas bisa dikatakan sudah adanya kesepakatan, karena pihak PT
Sentra Bisnis dan Sumardi dengan rela tanpa ada paksaan menandatangani isi
perjanjian Sewa-menyewa yang diajukan oleh pihak PT Sumardi yang dibuktikan
dihadapan Notaris.

Anda mungkin juga menyukai