Anda di halaman 1dari 98

PENGARUH PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP PERSIAPAN

PROSES PRODUKSI MAKANAN DI VERONA PALACE HOTEL

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

Program Strata-1

oleh :

MUHAMMAD HARI ADNAN


Nomor Induk : 201117495

JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
AKOMODASI DAN KATERING

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG


BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan rakhmat dan karunia-Nya Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyajikan Skripsi

dengan judul PENGARUH PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP

PERSIAPAN PROSES PRODUKSI MAKANAN DI VERONA PALACE

HOTEL BANDUNG sebagai persyaratan dalam menyusun skripsi

program strata-1 Program Studi Akomodasi dan Katering, Jurusan

Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Anang Sutono.,MM.Par.,CHE selaku Ketua Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung;

2. Bapak Sumaryadi.,MM selaku Kepala Bagian Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA.,MM.Par.,CHE selaku Ketua

Program Studi Akomodasi dan Katering Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

4. Bapak Donny Yudono,S.Sos.,BC.,PHN.,MM selaku Pembimbing I

5. Bapak Erfin Roesfian,S.Sos.,M.Hum.,CHE selaku Pembimbing II.

6. Seluruh staff dan pengajar di program Studi Akomodasi dan

Katering

i
7. Ayahanda Maslani yang telah membimbing dan berbagi segala

ilmu pengetahuan yang dimilikinya, serta dukungan baik secara

moril, materi dan do’a.

8. Ibunda Munnawaroh yang selalu memberikan dukungan dan doa

yang tidak pernah ada putusnya.

9. Seluruh keluarga tercinta, yang selalu membantu dan mendukung

selama proses pembuatan skripsi ini. Baik secara materi maupun

non materi.

10. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman mahasiswa aktif hingga

alumni SAK seluruh angkatan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu saran dan

kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan dari semua pihak.

Bandung,………..………….2017

Penyusun,

ii
ABSTRAKSI

Dalam operasional sebuah perusahaan pada dasarnya persediaan mempermudah


atau memeperlancar jalannya operasional perusahaan, persediaan juga merupakan
salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara berkala
diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Menurut Assauri (2008:237)
persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-
bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari
komponen atau langganan setiap waktu
Penulis menggunakan metode penelitian dengan alat pengumpulan data berupa
wawancara tidak terstruktur, observasi, kuesioner dan penelaahan kepustakaan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan sample purposive, kemudian hasil
pengolahan data menggunakan korelasi Rank Spearman.
Berdasarkan dari hasil penilaian karyawan melalui penyebaran kuesioner, lalu
didapatkan hasil melalui control chart bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu
dipertahankan maupun diperbaiki. Aspek yang berada di atas garis rata-rata
control chart, berarti perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. . Sedangkan aspek
yang berada di bawah garis rata-rata control chart berarti perlu dilakukan
perbaikan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa hasil korelasi
antara persediaan bahan pangan dan persiapan proses produksi di Verona Palace
Hotel Bandung adalah sebesar 78%. Dapat diartikan bahwa hubungan persediaan
bahan pangan terhadap persiapan proses produksi dapat dikategorikan baik.
Kata kunci : Persediaan Bahan Pangan, Persiapan Proses Produksi

iii
ABSTRACT

In a company's operations, basically inventory facilitates or facilitates the


running of the company's operations, inventory also is one of the most active
elements in company operations that are periodically acquired, modified, then
resold. According to Assauri (2008: 237) inventory represents a number of
materials, parts supplied and materials in the process contained within the
enterprise for the production process, as well as finished goods / products
provided to meet the demand of components or subscriptions at any time
The author uses research methods with data collection tools in the form of
unstructured interviews, observation, questionnaires and literature review.
Sampling technique is using purposive sample, then result of data processing
using Rank Spearman correlation.
Based on the results of the assessment of employees through the distribution of
questionnaires, then obtained the results through the control chart that there are
several aspects that need to be maintained or repaired. Aspects that are above the
average line of the control chart, mean it needs to be maintained even improved. .
While the aspects that are below the average line control chart means it needs to
be improved.
Based on the results of research that conducted, it was found that the correlation
between food supplies and preparation of production process at Verona Palace
Hotel Bandung is 78%. Can be interpreted that the relationship of food supplies
to the preparation of production processes can be categorized is good.

Keywords: Food Supply Inventory, Production Process Preparation

iv
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………………………………….....................…….

LEMBAR PERNYATAAN………………….…………………….….………

KATA PENGANTAR……………………………………….………….….…. i

ABSTRAKSI…………………………………………………….……….….. iii

ABSTRACT………………………………………………………................. iv

DAFTAR ISI………………………………………………………................. v

DAFTAR TABEL………………………………………………………..……. ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………...…………..….. xi

DAFTAR GRAFIK………………………………………………...…......… xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…….…. xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang………………………………………...…………….... 1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah………………...……………….... 6
1. Rumusan Masalah……………………………...…………….…….. 6
2. Pembatasan Masalah…………………………...……………….….. 6
C. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis………………...…………………. 6
1. Pertanyaan Penelitian……………………………..……………… 6
2. Hipotesis…………………………………………..…………........ 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………..………....……. 8
1. Tujuan……………………………………………..……………… 8
2. Kegunaan…………………………………………..…………...… 8
E. Sistematika Penulisan…………………………………….…….....…… 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………............ 11

A. Tinjauan Teori Mengenai Persediaan Bahan Baku……………….. 11

v
1. Pengertian Persediaan Bahan Baku………………………..….. 11
2. Jenis-jenis Persediaan………………………………………….... 12
3. Klasifikasi Persediaan………………………………………..….. 13
4. Fungsi-fungsi Persediaan………………………………………... 15
B. Tinjauan Teori Mengenai Persiapan Proses Produksi………………. 15
1. Pengertian Persiapan Proses Produksi…………………...……… 15
2. Tahapan-tahapan Dalam Persiapan Proses Produksi…..……….. 16
C. Tinjauan Teori Mengenai Dapur………………………………….… 18
1. Pengertian Dapur………………………………………….…….. 18
2. Syarat-syarat Dapur………………………………….………….. 20
D. Kerangka Pemikiran……………………………………………….... 24

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………... 26

A. Rancangan Penelitian…………………………………………..…… 26
B. Objek Penelitian…………………………………………………..… 27
1. Sejarah Singkat Verona Palace Hotel Bandung……………….... 28
C. Populasi dan Sampel………………………………………………….. 28
D. Metode Pengumpulan Data………………………………….……… 29
1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………………………..……… 29
a) Observasi………………………………………………...…… 29
b) Wawancara………………………………………………...…. 30
c) Kuesioner………………………………………………..……… 32
2. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data…………........ 32
a) Validitas Alat Pengumpulan Data…………………………...… 32
b) Reliabilitas Alat Pengumpulan Data…………………….…...… 33
3. Matriks Operasional Variabel ( MOV )………………………… 35
E. Teknik Analisis Data…………………………...…………………..…. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………. 40

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Pengadaan


Bahan Baku di Verona Palace Hotel Bandung……………………… 40
1. Pemilihan Pemasok……………………………………………… 40

vi
2. Kesesuaiaan Bahan Baku Dengan Standard Purchase Specificatio..41
3. Kesesuaiaan Bahan Dengan Purchase Order……………………. 42
4. Kesesuaiaan Harga Bahan…………………………………………. 42
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Penerimaan
Bahan Baku di Verona Palace Hotel Bandung……………………. 43
Pengecekan Ulang Bahan Baku……………………………………. 43
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Penyimpanan
Bahan Baku di Verona Palace Hotel Bandung…………………….......44
1. Kesesuaiaan Penyimpanan Bahan Terhadap Jenisnya…..………. 44
2. Kesesuaiaan Penyimpanan Bahan Baku Terhadap Standard
Operasional Procedure………………………………………….. 45
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Pengambilan
Bahan dari Store di Verona Palace Hotel Bandung……………….... 46
1. Kesesuaiaan Pengambilan Bahan dari Store……………..……… 46
2. Kesesuaiaan Bahan Yang Tersedia Terhadap Resep……………… 47
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Persiapan
Proses Produksi Makanan di Verona Palace Hotel Bandung………… 50
1. Kualitas Bahan Baku…………………………………………….. 50
2. Kesesuaiaan Bahan Yang Akan diolah………………………….…. 51
3. Kesesuaiaan Bahan Dengan Resep………………………………… 52
4. Tingkat Higienis dan Sanitasi Bahan……………………………. 52
5. Kelengkapan Peralatan…………………………………………….. 53
6. Tingkat Kebersihan Peralatan……………………………………… 54
7. Tingkat Kelayakan Peralatan…………………………………….. 54
8. Ketepatan Pembagian Karyawan………………………………….. 55
9. Tingkat Profesionalitas Karyawan……………….……………… 56
10. Tingkat Keterampilan Karyawan……......……...……………….. 56
F. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Pengaruh
Persediaan Bahan Baku Terhadap Persiapan Proses Produksi Makanan
di Verona Palace Hotel Bandung……………………………………. 60
1. Korelasi Rank Spearman………………………………………… 61

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI…......…………………… 63

vii
A. Kesimpulan…………………………………..…………………….. 63
1. Persediaan Bahan baku………………………………………. 63
2. Persiapan Proses Produksi makanan……………………………… 66
3. Pengaruh Persediaan Bahan baku Terhadap Persiapan Proses
produksi makanan…………………………………………….….. 66
B. Rekomendasi…………………………………………………………. 67
1. Rekomendasi Konseptual……...…………………………………. 67
2. Rekomendasi Operasional……………………………………… 69

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 70

BIODATA PENULIS…………………………………………...…………79

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Kriteria Pemilihan Supplier Yang Ditentukan Oleh Pihak Hotel


Tepat Dan Sesuai……………………………...………………..... 41
4.2 Bahan Yang Di Pesan Dari Supplier Sudah Sesuai Dengan Standard
Purchase Spesification (SPS)………………………..………….. 41
4.3 Jumlah Bahan Baku Yang Didatangkan Oleh Supplier Sesuai
Dengan Pemesanan………………………………….…..……… 42
4.4 Harga Bahan Baku Yang Ditetapkan Oleh Pihak Supplier Sesuai
Dengan Kesepakatan…………………………………….……… 43
4.5 Pengecekan Ulang Pada Saat Penerimaan Bahan Baku Sesuai
Dengan Purchase Order ( PO)………………………........……… 44
4.6 Tempat Penyimpanan Bahan Baku Sesuai Dengan Jenis Dari Bahan
Baku Tersebut (Groceries Items Dan Perishable Items)………. 45
4.7 Penyimpanan Bahan Sesuai Dengan Standard Operational
Procedure (SOP)……………………………………………...….. 45
4.8 Pengambilan Bahan Baku Dari Store Sesuai Dengan Jumlah Bahan
Baku Yang Akan Dipakai…………………………….………… 46
4.9 Bahan Baku Yang Tersedia Sesuai Dengan Resep………….....… 47
4.10 Nilai Sebaran Deskriptif Mengenai Persediaan Bahan Di Verona
Palace Hotel Bandung……………………………….........……. 48
4.11 Rata-Rata Nilai Hasil Pengolaan Kuesioner Persediaan Bahan
Pangan Di Verona Palace Hotel Bandung………………………. 49
4.12 Kualitas Bahan Baku yang akan Digunakan Dalam Pengolahan. 51
4.13 Kesesuaian Jumlah Bahan Baku yang akan Digunakan Dalam
Pengolahan……………………………………………………… 51
4.14 Bahan Baku yang akan Digunakan Dalam Pengolahan Sesuai
Dengan Resep……………………………………………...…… 52
4.15 Tingkat higienis dan sanitasi bahan baku yang akan digunakan
dalam pengolahan………………………………………………. 53
4.16 Kelengkapan peralatan yang akan digunakan dalam persiapan proses
produksi…………………………………………………………. 53
4.17 Tingkat kebersihan peralatan yang akan digunakan dalam persiapan
proses produksi…………………………………………………. 54
4.18 Tingkat kelayakan peralatan yang akan digunakan dalam persiapan
proses produksi………………………………………….......….. 55
4.19 Ketepatan pembagian karyawan untuk proses pembersihan bahan,
pemotongan bahan hingga pemasakan……………...……...…….. 55

ix
4.20 Profesionalitas karyawan terhadap bagian masing-masing dalam
persiapan proses produksi…………………………….………… 56
4.21 Tingkat keterampilan karyawan dalam pengolahan bahan baku… 57
4.22 Nilai Sebaran Deskriptif Mengenai Persiapan Proses Produksi di
Verona Palace Hotel Bandung………………………..…...….. 58
4.23 Rata-Rata Nilai Hasil Pengolahan Kuesioner Persiapan Proses
Produksi Di Verona Palace Hotel Bandung……………………... 59
4.24 Hasil Korelasi Variabel X Terhadap Y……………....……..61

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………..………… 24

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
4.1 Grafik Persediaan Bahan Pangan………………………..………… 50
4.2 Grafik Persiapan Proses Produksi………………………..….…….. 60

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara……………………………………………….
7 1
2. Kuesioner………………………………………………………….. 72
3. Surat keterangan melakukan penelitian……………………………. 75
4. Surat keterangan telah selesai melakukan penelitian……………… 76

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan pariwisata di Indonesia akhir-akhir ini mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, mengingat kekayaan alam, budaya, adat,

yang ada di berbagai daerah yang masih lestari dan tetap terjaga hingga saat

ini, hal itu berpengaruh terhadap dampak pertumbuhan industri pariwisata di

Indonesia. Menurut Marpaung (2002:13) Pariwisata adalah perpindahan

sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-

pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama

mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi

kebutuhan mereka.

Pertumbuhan pariwisata di Jawa Barat khususnya di Bandung dapat

dikatakan sangat pesat, mengingat Bandung merupakan salah satu kota

tersibuk di Indonesia Bandung juga daerah yang memiliki keunikan tersendiri

yang khas seperti kuliner, bahasa, seni tari, alat musik tradisional dan lain

sebagainya. Seiring bergulirnya waktu Bandung pada era sekarang ini

terkenal dengan wisata kuliner. Oleh karena itu aktivitas pariwisata di

Bandung akan sangat mungkin tumbuh dan berkembang, seperti pada fakta

yang ada dengan bertambahmya jumlah industri hotel dan restoran di

Bandung sampai saat ini. Menurut Sulastiyono (2011:5) hotel merupakan

perusahaan yang menyediakan fasilitas kamar tidur beserta makanan dan

1
minuman kepada siapa saja yang melakukan perjalanan dan sanggup

membayar dengan jumlah yang sesuai

1
2

dengan pelayanan yang didapat. Sedangkan restoran menurut Arief

(2005:31), adalah suatu industri yang tak terbatas, yaitu industri yang

melayani makanan dan minuman kepada semua orang yang jauh dari

rumahnya, maupun yang dekat dari rumahnya.

Pada era sekarang penemuhan kebutuhan dalam operasional sebuah

perusahaan pada umumnya tidak diproduksi sendiri dan sangat tergantung

pada pihak lain serta pemenuhannya biasanya meliputi daerah sekitar, hal ini

diakibatkan karena faktor jarak yang menjadi kendala utama, alat transportasi

yang terbatas, ruang gerak perpindahan barang terbatas oleh waktu, dan era

globalisasi serta pengenalan ekonomi bebas.

Komoditas yang sulit diproduksi dan mahal jika diproduksi sendiri maka

perusahaan akan lebih memilih membeli dari pihak lain dengan tujuan agar

tetap dapat bersaing dan mengikuti prinsip keunggulan bersaing.

Dalam operasional sebuah perusahaan pada dasarnya persediaan

mempermudah atau memeperlancar jalanya operasional perusahaan,

persediaan juga merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diubah, yang kemudian dijual

kembali. Menurut Assauri (2008:237) persediaan merupakan sejumlah bahan-

bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat

dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk

yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan

setiap waktu.
3

Salah satu pentingnya persediaan dilaksanakan dengan baik yaitu

mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang yang keluar.

Disamping itu juga untuk menjamin lancarnya arus lintas barang maka perlu

diadakan pencatatan terhadap segala pemerimaan barang yang berasal dari

supplier, barang yang terjual, barang yang dikembalikan dan penyesuaian

terhadap barang. Oleh karena itu manajemen persediaan sangat penting

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak barang yang

tertimbun (over stock) dan barang apa saja yang harus segera dipesan kembali

karena persediaannya menipis. Menurut Fahmi (2014:109) manajemen

persediaan adalah kemampuan dalam mengatur dan mengelola setiap

kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi

agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.

Persediaan bahan makanan akan sangat berpengaruh terhadap proses

produksi karena menyangkut kelangsungan operasional perusahaan. Proses

produksi tidak akan berjalan apabila peresediaan bahan makanan tidak

terealisasikan dengan baik. Menurut Aquilano (2001:8), proses produksi

adalah “A system uses resources to transform inputs into some desired

outputs.” Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa proses produksi

adalah sistem yang menggunakan sumber daya untuk mengubah bahan dasar

(input) menjadi pengeluaran (output) yang sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan secara umum menurut Bartono (2005:87), makanan yang

diperoleh dapur menggunakan bahan olahan yang mentah, setengah jadi,

ataupun makanan jadi. Semua bahan ini harus dikelola dengan baik setelah
4

melalui proses pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, dan

proses lanjutan di dapur.”

Verona Palace Hotel Bandung sebagai tempat penulis malakukan

penelitian ini merupakan hotel bintang 3 yang terletak di jalan surya sumantri

Bandung, lokasi yang sangat strategis mengingat letaknya yang dekat dengan

gerbang tol pasteur yang merupakan titik utama sebagai akses keluar masuk

kota bandung. Verona Palace Hotel Bandung dilengkapi dengan 45 kamar

modern yang terdiri dari 4 jenis yang berbeda (Superior, Deluxe, Executive,

Suite keluarga), dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti ruang

pertemuan (meeting room) dan ballroom, restoran yang diberi nama

“Venesia” yang berkonsep Romantic Dinner. Mengingat lokasinya yang

strategis dan fasilitas yang memadai ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dan dipertahankan atau bahkan ditingkatkan salah satunya dalam

aktifitas persediaan bahan yang merupakan jantung dari kegiatan operasional

hotel khususnya dalam proses produksi makanan.

Adapun tinjauan awal di Verona Palace Hotel Bandung, penulis

melakukan wawancara secara langsung dengan Purchasing Supervisor, yaitu

bapak Ervan Fajar Erlangga. Berikut beberapa ulasan dan penjelasan

mengenai aktifitas persediaan di Verona Palace Hotel Bandung.

Kesalahan memprediksi kerap kali terjadi dalam pengadaan bahan baku

yang seharusnya menyesuaikan dengan resep atau jumlah bahan yang akan

digunakan dalam persiapan proses produksi makanan,selain itu mengingat

ukuran atau kapasitas gudang yang minimalis maka berkaitan dengan tata
5

letak barang dan bahan yang tersedia, ada beberapa hal yang dikeluhkan

karena masih belum tertata dengan baik misalnya, bahan-bahan makanan dan

chemical yang menyatu dalam satu gudang, hal ini berpotensi terhadap

kerusakan terutama pada bahan makanan seperti beras, gula, saus dan

sebagainya sehingga hal ini berkaitan dengan kualitas bahan yang akan

digunakan dalam persiapan proses produksi, disamping itu juga berpotensi

terhadap tercemarnya bahan-bahan makanan dari aroma chemical yang

memungkinkan terjadi kebocoran dalam kemasan. Kemudian mengenai

sistem persediaan yang tidak terkontrol dengan baik misalnya bincard,

jumlah barang yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah yang tertera di sistem

(Visual Hotel Programe), karena tidak menggunakan Cardex yang

semestinya tersedia dibagian Cost Control. dalam aktifitas pemesanan bahan

itu sendiri dilakukan secara manual yaitu menggunakan Store Requesition,

hal ini berisiko terhadap kekeliruan dalam pemesanan bahan atau perbuatan

manusiawi yaitu lupa/hilang.

Dari pernyataan di atas maka penulis berpendapat bahwa dari beberapa

masalah yang ada di Verona Palace Hotel Bandung berkaitan dengan

keefektifan persediaan. Persediaan merupakan jantung dan titik awal

permulaan dari aktifitas operasional sebuah perusahaan khususnya dalam

proses produksi. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan

menuangkan judul “PENGARUH PERSEDIAAN BAHAN BAKU

TERHADAP PERSIAPAN PROSES PRODUKSI MAKANAN DI

VERONA PALACE HOTEL BANDUNG”


6

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Kesalahan memprediksi dalam pengadaan bahan baku

b. Proses penerimaan bahan baku yang belum memenuhi Standard

Purchase Spesification (SPS)

c. Penyimpanan bahan baku yang tidak tetata dengan baik.

d. Penggunaan Store Requisition (SR) dalam pengambilan bahan dari

store yang berisiko.

2. Pembatasan Masalah

a. Pengadaan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung.

b. Penerimaan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung.

c. Penyimpanan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung

d. Keterkaitan persediaan bahan baku dengan persiapan proses produksi

makanan di Verona Palace Hotel Bandung.

C. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis

1. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka

permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.
7

1) Bagaimana pengadaan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung?

2) Bagaimana penerimaan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung?

3) Bagaimana penyimpanan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung?

4) Bagaiman pengeluaran bahan baku dari store di Verona Palace Hotel

Bandung?

5) Sejauh mana efektifitas persediaan bahan baku yang berpengaruh

terhadap persiapan proses produksi makanan di Verona Palace Hotel

Bandung?

2. Hipotesis

Dugaan sementara dalam penelitian ini adalah analisis terhadap

bagaimana pengadaan bahan baku, penerimaan bahan baku,

penyimpanan bahan baku, dan efektifitas persediaan yang belum berjalan

dengan baik di Verona Palace Hotel Bandung. Menurut Sugiono

(2009:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara

terhadap masalah yang dirumuskan.


8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Menganalisa pengadaan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung.

2) Menganalisa penerimaan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung.

3) Menganalisa penyimpanan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung.

4) Menganalisa pengeluaran bahan baku dari store di Verona Palace

Hotel Bandung.

5) Menganalisa sejauh mana efektifitas persediaan bahan baku terhadap

persiapan proses produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

2. Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1) Khususnya bagi penulis penelitian ini dapat Memberi kontribusi

dalam bidang ilmu pariwisata, khususnya dalam bidang logistik dan

khususnya mengenai pemahaman terhadap persediaan bahan baku.


9

2) Sedangkan bagi hotel itu sendiri, Diharapkan penelitian ini sebagai

alat evaluasi berkelanjutan agar hasil penelitian ini sebagai acuan

dan juga dapat dikembangkan oleh pihak industri yang terkait.

3) Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat memeberikan

pembelajaran dan referensi serta pengetahuan khususnya dalam

bidang persediaan bahan baku.

E. Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

BAB I PENDAHULUAN

Penjelasan pada bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan dan

Pembatasan Masalah, Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penjelasan pada bab ini berkaitan dengan kajian teori mengenai variabel

penelitian yang disertai kerangka pemikiran sebagai alat/kalimat pendukung

pada teori tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang Rancangan Penelitian, Objek Penelitian,

Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data (teknik pengumpulan data,

alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data dan

Matriks Operasional Variabel/MOV) serta Teknik Analisis Data.


10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang hasil pendapat, tanggapan dan

argumentasi yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, penyebaran

kuesioner dan data lainnya yang telah dijelaskan pada bab III. Selain itu juga

pada bab ini terdapat pemabahasan yang berhubungan atau keterkaitan antar

variabel yang akan diuraikan dan dikaitkan dengan teori-teori yang

digunakan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan berisikan mengenai hasil akhir berdasarkan data temuan

yang telah dilakukan oleh peneliti serta beberapa rekomenadasi secara

operasional maupun konseptual yang berguna dalam pemecahan masalah

mengenai bidang manajemen persediaan.


11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Mengenai Persediaan Bahan Pangan

1. Pengertian Persediaan Bahan Pangan

Aktifitas persediaan bahan baku bersifat kritis karena membutuhkan

finansial atas pemeliharaan persediaan yang cukup untuk

mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan kebutuhan produksi.

Bahan baku dan komponennya, WIP (work in process), dan persediaan

barang jadi, semuanya menghabiskan ruang fisik, waktu kerja dan modal.

Menurut Fahmi (2004:109) manajemen persediaan adalah kemampuan

suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan

barang baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar

selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.

Untuk mewujudkan persediaan terlaksana secara baik dan stabil maka

pihak perusahaan harus menerapkan konsep manajemen persediaan yang

realistis dan dapat diterima oleh berbagai pihak.

Menurut Assauri (2008:237) persediaan merupakan sejumlah bahan-

bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang

terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang

jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen

atau langganan setiap waktu.

11
12

Prawirosentono (2001:61) Persediaan adalah aktiva lancar yang

terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (raw

material, bahan setengah jadi, dan barang jadi).

Gitosudarmo (2002:93) Persediaan adalah bagian utama dari modal

kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.

Soemarsono (1999:246) persediaan merupakan barang-barang yang

dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan

perusahaan.

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam

operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diubah yang

kemudian dijual kembali. Nilai dari persediaan harus dicatat,

digolongkan menurut jenisnya yang kemudian dibuatkan perincian dari

masing-masing barangnya dalam suatu periode yang berasangkutan. Oleh

sebab itu pengendalian persediaan sangat penting dilakukan karena

memungkinkan terlaksananya operasi produksi. Menurut Assauri

(2004:176) pengendalian persediaan adalah salah satu kegiatan dari

urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam

seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang

telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun

biayanya.

2. Jenis-jenis Persediaan
13

Menurut Assauri dalam buku manajemen produksi dan operasi

persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut

beberapa cara. Dilihat dari fungsinya persediaan dapat dibedakan atas:

a. Batch Stock atau Lot Size Inventory

Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat

bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang

dibutuhkan pada saat itu

b. Fluctuation Stock

Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

c. Anticipation Stock

Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diramalkan.

Perlu diketahui bahawa persediaan itu sendiri merupakan fungsi

cadangan oleh karena itu hendaknya harus dipergunakan secara efisien.

3. Klasifikasi Persediaan

Kualitas bahan makanan yang ada harus memenuhi standar klasifikasi

dari bagian terkait demi memeperlancar kegiatan proses produksi. Seperti

yang dijelaskan pada buku Food Product Management, material bahan

yang akan diolah ada 2 (dua) golongan besar, yaitu:

1) Barang Perishables, yaitu bahan yang mudah rusak karena sifat-

sifatnya, seperti sayur, buah, daging, keju, telur, ikan. Barang ini
14

perlu disimpan secara khusus dengan fasilitas pendingin yang

baik dan sesuai memurut jumlah barang.

2) Barang Groceries, yaitu bahan kelontong seperti beras, gula,

minyak, bumbu kering, kopi dan bahan-bahan lainnya yang tidak

harus disimpan dengan suhu dingin, cukup dengan hawa sejuk.

Kemudian, asal bahan tersebut, yang akan digolongkan menjadi bahan

lokal dan bahan impor. Keduanya memiliki perebedaan harga yang tinggi

sehingga harus ditangani secara hati-hati.

Berdasarkan tingkat persiapannya, bahan dikategorikan menjadi 3

(tiga) tingkatan, yaitu:

1) Barang mentah yang masih harus disiangi dan diolah.

2) Barang setengah jadi dan siap dimasak.

3) Barang jadi yang siap disajikan.

Beberapa jenis bahan yang akan digunakan dalam poroses produksi

makanan, mereka memiliki kriteria yang sama, yaitu:

a) Berkualitas baik dan segar.

b) Higienis dan bersih.

c) Cara penyimpanan yang tepat.

d) Rasional dalam jumlah persediaannya.

e) Selalu ada dan stock tidak pernah kosong.


15

f) Mudah dibedakan dengan barang lain.

4. Fungsi-fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan yaitu merupakan penyangga dan

penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk mengoptimalkan

efisiensi, menurut Freddy Rangkuty (2004:15), yaitu :

1. (Decoupling) adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan

dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada

supplier.

2. (Economic Lot Size) persediaan ini memerlukan pertimbangan,

penghematan, atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per

unit menjadi lebih murah.

3. (Anticipation) apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman

atau data masa lalu yaitu permintaan musiman.

B. Tinjauan Teori Mengenai Persiapan Proses Produksi Makanan

1. Pengertian Persiapan Proses Produksi Makanan

Proses produksi merupakan proses utama sebelum menghasilkan

sebuah produk, tanpa adanya proses produksi maka tidak akan

menghasilkan sebuah produk yang dapat dijual. Beberapa penjelasan

berikut ini menegaskan mengenai proses produksi. Proses produksi

menurut Atsauri (2004:75), “Proses produksi adalah cara, metode, dan


16

teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan

jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-

bahan, dana) yang ada.”

Menurut Aquilano (2001:8), proses produksi adalah “A system uses

resources to transform inputs into some desired outputs.” Sehingga dapat

diartikan bahwa proses produksi merupakan sistem yang menggunakan

sumber daya untuk mengubah input (bahan dasar) menjadi suatu output

(keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan menurut buku Introduction to Professional Food Service

(1996:187), menyebutkan bahwa “Production is the culmination of

efforts in all other areas of a foodservices operation. The food products

that are served have passed through many areas of the operation in their

journey from the supplier to the plate served to the customer. At each

stage of the journey it is important to ensure that each product is handled

properly and that its quality meets the standards of the operation”

Dari pernyataan yang tersebut di atas maka dapat dikemukakan

bahwa proses produksi merupakan proses utama dalam industri makanan

dibanding dengan proses lain. Sebelum menjadi produk yang layak, maka

sudah pasti melalui beberapa tahapan proses diberbagai area. Dalam

setiap tahapan proses produksi harus dipastikan bahwa produk makanan

tersebut dikontrol dengan baik dan kualitas yang sesuai dengan standar

yang ada dibagian terkait.

2. Tahapan-tahapan Dalam Persiapan Proses Produksi Makanan


17

Berdasarkan buku Introduction to Professional Food Service berikut

tahapan-tahapan mengenai persiapan proses produksi :

a) Ordering

dapat disebut juga purchasing, yang merupakan tahap awal dalam

proses produksi. Produksi sangat bergantung pada bahan yang

diterima dibagian yang terkait. Karena kualitas bahan akan

menenetukan bagaimana proses produksi berjalan.

b) Receiving

Adalah bagian penerima bahan makanan yang telah dikirim dari

supplier, proses ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena

pihak receiving harus memastikan kualitas dari bahan tersebut sesuai

dengan Standard Purchase Spesification (SPS).

c) Storage

Proses selanjutnya yaitu penyimpaman bahan yang sudah diterima

yang disesuaikan dengan tipe atau jenis bahan, penyimpanan sendiri

memiliki jangka waktu tertentu antara bahan baku tersebut diterima

dengan waktu pengolahannya. Sistem penyimpanan bahan yang biasa

digunakan adalah First In, First Out (FIFO). Penggunaan sistem FIFO

bertujuan untuk menghindari bahan makanan yang tertimbun lama

yang kemudian akan berdampak pada kerusakan bahan. Oleh karena

itu sistem ini sangat dianjurkan dalam penyimpanan.

d) Measuring
18

Pengukuran proses pengolahan bahan makanan bertujuan untuk

mengukur takaran masing-masimg item dari setiap menu agar sesuai

dengan standar resep yang dimiliki.

e) Handling

Terdapat beberapa tahapan dalam proses ini, yaitu pencucian

(washing), pembersihan (cleaning), pengupasan (peeling), pengirisan

(slicing), pencacahan (dicing) dan pemotongan (cutting). Tahapan ini

dilakukan pada saat bahan-bahan akan dipergunakan atau disimpan

dan dipergunakan dalam pembuatan produk yang lain.

f) Preparing

Preparing adalah bagian yang berpengaruh langsung dengan kualitas

makanan, karena ketepatan pengolahan bahan makanan akan

menentukan pada hasil.

g) Portioning

Tahap akhir pada proses produksi sebelum produk disajikan kepada

konsumen. Tahap ini adalah tahap utama dalam sistem pengendalian

biaya.

C. Tinjauan Teori Mengenai Dapur

1. Pengertian dapur

Dapur merupakan suatu unit yang memiliki fungsi sebagai tempat atau

ruangan yang beraktifitas dalam pengolahan bahan menjadi sebuah

produk yang siap disajikan, tentunya dengan penampilan yang menarik


19

dan rasa yang berkualitas. Dapur memiliki tanggung jawab penuh dalam

mengolah bahan makanan mulai dari persiapan, penanganan,pemorsian

dan penjualan. Menurut kamus bahasa inggris Oxford Dictionary dapur

adalah “Room in which meals are cooked” yang berarti dapur merupakan

ruangan dimana makanan dimasak

Menurut buku Dasar-Dasar Pengolahan Makanan (Food Product

Fundamental), “Dapur merupakan suatu tempat (ruangan) khusus yang

berfungsi untuk menyimpan, menyiapkan bahan makanan untuk diolah

ataupun dimasak, sehingga makanan teresebut siap disajikan sesuai

dengan standar kesehatan dengan penampilan serta penyajian yang

menarik.”

Dapur sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam:

a) Conventional Kitchen

Conventional kitchen merupakan dapur yang berukuran kecil

dengan peralatan yang biasa.

b) Combined Kitchen

Combined kitchen merupakan dapur kombinasi yang berfungsi

sebagai tempat untuk persiapan hingga siap disajikan.

c) Separated Kitchen

Separated kitchen merupakan dapur yang dipisah-pisahkan sesuai

dengan produk yang dihasilkannya, seperti: Cold Kitchen, Main

Kitchen/Hot Kitchen, Pastry/Bakery.


20

d) Convinience Kitchen

Convenience kitchen merupakan suatu dapur yang digunakan untuk

mengolah makanan yang setengah jadi.

2. Syarat-Syarat Dapur

Menurut buku Dasar-Dasar Pengolahan Makanan (Food Product

Fundamental), persyaratan dapur yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Tinggi dan luas ruangan

Tinggi ruangan kurang lebih 3 hingga 3,5 meter agar

menghinadari gangguan asap. Karena ruangan yang tinggi akan

memberikan rasa sejuk. Sedangkan luas ruangan sendiri tergantung

dari bagaimana kondisi dapur.

b. Dinding dapur

Dinding dapur harus terbuat atau dirancang anti bakar, berwarna

putih dan mudah dibersihkan.

c. Lantai dapur

Lantai yang memenuhi standar dan dirancang sedemikian rupa

sehingga rata, mudah untuk dibersihkan, tidak licin, mudah

menyerap bahan atau zat cair dan tidak mudah terbakar.


21

d. Ventilasi dapur

Ventilasi didalam dapur harus dalam kondisi baik mengingat di

dalam ruang dapur banyak menghasilkan penguapan/pengasapan

dari proses pengolahan makanannya. Pertukaran udara harus diatur

sedenikian rupa sehingga dapur tidak terlalu berangin namun tetap

segar.

e. Penerangan dapur

Dapur perlu penerangan yang cukup, sehingga pandangan dapat

melihat jelas apa yang ada disekitarnya, Penerangan lampu dapur

tidak memimbulkan bayangan dan saklar dipasang dekat pintu

masuk.

f. Plafon

Bahan plafon terbuat dari bahan yang tidak mudah terabakar

dengan variasi warna putih agar mudah terlihat jika ada kotoran

yang menempel.

g. Sarana pendukung operasional dapur

Berikut beberapa sarana pendukung dalam memperlancar

aktifitas operasional :

1) Bak pencucian (Washing sink)

Tinggi bak pencucian ± 88,5 cm (1/2 tinggi badan ± 10 cm).

Panjang tergantung dari besarnya dapur lebar minimum 50 cm,


22

di sebelah kiri dan sebelah kanan tempat untuk meletakkan

peralatan yang masih kotor dan sudah bersih.

2) Meja kerja (Working table)

Meja kerja tidak dianjurkan terlalu tinggi maupun rendah, 85-

90 cm. lebar meja kerja = sepanjang jangkawan tangan ke

depan ± 60 cm. panjang meja kerja = panjang rentangan tangan

kiri dan kanan (± 90 cm-120 cm). Menyesuaiakan kapasitas

ruangan.

3) Almari alat kerja

Almari kerja berfungsi untuk menjaga kebersihan dan

kerapihan di dalam dapur, jika ada beberapa alat atau

kelengkapan yang tidak dgunakan maka sebaiknya disimpan di

almari.

4) Tempat penyimpanan bahan basah dan kering

Bahan makanan basah yang tidak langsung diolah biasanya

disimpan dalam pendingin (chiller), sedangkaan untuk

penyimpanan jangka panjang daging, ayam, ikan harus

disimpan di tempat pembekuan (freezer). Untuk bahan

makanan yang bersifat kering dapat disimpan di dalam lamari

atau gudang barang kering (dry storage).

5) Tempat sampah
23

Tempat sampah merupakan kewajiban yang harus ada di

dapur, namun sebaliknya terpisah antara sampah kering dan

basah. Tempat sampah harus selalu tertutup agar tidak

mengeluarkan bau yang dapat mengganggu aktifitas, tidak

terlalu berat dan mudah dicuci.

6) Saluran pembuangan air kotor (Drainage)

Pembuangan limbah cair yang berfungsi dengan baik dan

harus ada kran, fungsinya untuk pembuangan limbah dari sisa

pengolahan makanan yang berupa cairan.

h. Alat pemadam kebakaran (Fire Extinguiser)

Alat pemadaman kebakaran merupakan standar keselamatan dalam

dapur, oleh karena itu letaknya harus mudah dijangkau dan mudah

terlihat. Hal ini demi antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi

kebakaran.

i. Kotak P3K (First Aid Box)

P3K berfungsi memberikan pertolongan pertama jika terjadi

kecelakaan kerja di dapur, mengingat aktifitas di dapur sangat

rentan terjadi kecelakaan, karena dalam operasionalnya berkaitan

denagan api, barang-barang, peralatan/perlengkapan benda tumpul

dan benda tajam yang membahayakan keselamatan kerja. oleh

sebab itu P3K sangat membantu untuk memberikan pertolongan


24

pertama jika terjadi hal-hal yang mengancam keselamatan

karyawan.

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran penelitian

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOMES

- Kesalahan Persediaan Persiapan


prediksi bahan baku : proses produksi
dalam makanan : - Volume - Ketepatan
- Pengadaan
pengadaan proses
- Persiapan produksi
bahan baku bahan
- Persiapan bahan - Ketepatan produksi
- Penerimaan
proses - Kecepatan
- Kesesuaian proses
produksi bahan
terganggu jumlah produksi proses
- Penyimpanan
- Kualitas produksi
bahan - Kecepatan
proses bahan
produksi - Kelengkapan proses - Kualitas
- Pengeluaran
peralatan produksi proses
atau distribusi
- Persiapan produksi
- Manajemen bahan
persediaan proses
bahan baku produksi
- Persiapan
proses
produksi
makanan

FEED BACK / UMPAN BALIK


25

Jika melihat kerangka pikir yang terdapat pada gambar 2.1 maka dapat

diartikan bahwa ada 2 variabel pada penelitian ini dimana X adalah

persediaan bahan pangan dengan X1 pengadaan bahan makanan, X2 adalah

penerimaan bahan, X3 penyimpanan bahan, X4 adalah pengeluaran/distribusi

bahan dan variable Y adalah persiapan proses produksi. Menurut Assauri

(2004:176 pengendalian persediaan adalah salah satu kegiatan dari urutan

kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh proses

produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan

lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.

Dalam persiapan proses produksi sangat disarankan mengadakan suatu

tingkat persediaan yang tepat karena bila peresediaan terlalu berlebihan

berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dan berakibat pada risiko

kerusakan bahan, begitu juga sebaliknya apabaila persediaan terlalu sedikit

maka akan mengganggu kelancaran dalam proses produksi.


26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan atau metode penelitian korelatif dimana penelitian

ini akan membandingkan antara 2 variabel yaitu, pengaruh persediaan bahan

baku terhadap persiapan proses produksi.

Jika melihat aspek yang menjadi variabel penelitian, maka dalam

penelitian ini penulis mengacu kepada pengertian variabel penelitian yang

sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Dr. Sugiyono (2012:2) dalam buku

Statistika Untuk Penelitian bahwa: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian

disimpulkan.” Dalam buku yang sama Prof. Dr. Sugiyono (2012:4)

mengemukakan tentang macam-macam variabel menjadi: variabel

independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel intervening, dan

variabel kontrol.

Berdasarkan penjelasan terhadap variabel penelitian yang trsebut di atas,

maka untuk menyeleseaikan penelitian ini penulis menggunakan variabel

independen dan variabel dependen. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono

(2012:4) bahwa “Variabel independen (variabel bebas) adalah meruapkan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab peruabahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).” Sedangkan variabel dependen

26
menurut Sugiyono (2012:4) menyatakan bahwa “Variabel dependen (variabel

terikat)

26
27

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.” Berdasarkan masalah yang ada, maka variabel yang

terbentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

 Variabel independen (variabel bebas) : Pengendalian persediaan

 Variabel dependen (variabel terikat) : Proses produksi

B. Objek Penelitian

Untuk mendapatkn hasil dari tujuan penelitian dan mengukur hipotesis

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka langkah awal dari peneliti yaitu

harus mengetahui terlebih dahulu objek dan variabel penelitian yang

dilakukan. Objek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Verona Palace Hotel Bandung. Dan langkah-langkah yang dilakukan dalam

mengumpulkan berbagai informasi mengenai persediaan bahan baku yang

dilaksanakan di hotel ini, maka pada penelitian ini menggunakan 1 (satu)

kelompok responden yang diharapkan dapat membantu peneliti dalam

menentukan bagaimana pengaruh sebab akibat dari variabel yang digunakan.

Menyangkut responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berasal

dari pihak-pjhak yang berkaitan dengan persediaan bahan baku dan persiapan

proses produksi makanan. Dengan demikian peneliti dapat membandingkan

dan mengetahui seberapa jauh pengaruhnya variabel X (persediaan bahan

baku) terhadap variabel Y (persiapan proses produksi makanan) dengan

catatan dari masing-masimg variable tersebut harus diperhatikan.


28

1. Sejarah Singkat Verona Palace Hotel Bandung

Verona Palace Hotel Bandung merupakan hotel yang didirikan oleh

management yang dipimpin oleh Bapak Jimmy Hadi Gunawan diresmikan

pada tanggal 11November 2011

Verona Palace Hotel Bandung merupakan hotel bintang tiga yang

terletak di jalan surya sumantri bandung, lokasi yang sangat strategis

mengingat letaknya yang dekat dengan gerbang tol pasteur yang merupakan

titik utama sebagai akses keluar masuk kota bandung. Verona Palace Hotel

Bandung dilengkapi dengan 45 kamar modern yang terdiri dari 4 jenis yang

berbeda (Superior, Deluxe, Executive, Suite keluarga), dan dilengkapi

dengan fasilitas pendukung seperti ruang pertemuan (Meeting room),

Ballroom, Massage & Spa, dan restoran yang diberi nama “Venezia” yang

berkonsep Romantic Dinner.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012:81), “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Apabila populasi tersebut terlalu besar, kemudian sangat sulit bagi

peneliti untuk mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbarasan waktu, biaya dan tenaga, maka peneliti dapat memanfaatkan

sampel yang dapat diambil dari populasi tersebut.” Dengan demikian,

populasi dan sampel yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini adalah
29

pihak karyawan yang terkait dalam persediaan bahan baku dan persiapan

proses produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung. Teknik sampling

yang digunakan adalah sampling purposive, dimana sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Mengingat

penulis akan melakukan penelitian tentang bagaimana persediaan bahan baku

tersebut, maka dalam hal ini pihak-pihak karyawan yang terkait merupakan

sumber data dan sampel.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a) Observasi

Sutrisno Hadi (1986:145) menjelaskan bahwa, “Observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. “

Menurut Sugiyono (2011:145) dalam buku Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, dari segi proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:

a. Participant observation (observasi berperan serta)

Peneliti terlibat dalam kegiatan-kegjatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti

ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.


30

b. Non participant observation (observasi non patisipasi)

Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen.pengumpulan data dengan observasi non

parrisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam

dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-

nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan

yang tertulis.

Sedangkan dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi

dapat dibedakan menjadi:

1. Observasi Terstruktur

Adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,

tentang apa yang akan djamati, kapan dan di mana tempatnya.

Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu

dengan pasti tenrang variabel apa yang akan diamati.

2. Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstuktur merupakan observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistimatis tentang bagaimana dan apa yang

akan diobservasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara

pasti tentang apa yang akan diamati.

b) Wawancara

Menurut Sugiyono (2011:137), “Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
31

jumlah respondennya sedikit/kecil.” Dengan demikian wawancara yang

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, maka peneliti dapat

melakukan wawancara melalui tatap muka (face to face) atau melalui

media telepon.

1. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data yang bilamana peneliti telah mengetahui dengan pasti sebelunnya

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh sebab itu dalam

melakukan wawancara, peneliiti terlebih dahulu menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan tertulis dilengkapi dengan alternatif

jawaban yang telah disiapkan didialamnya. Dan kemudian melakukan

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam persediaan bahan

pangan dan persiapan proses produksi.

2. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan kepada pihak-pihak yang terkait

yaitu bagian persediaan bahan pangan dan persiapan proses produksi.


32

c) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2011:142), “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakuikan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.”

Dalam kegiatan untuk pengumpulan data yang menggunakan

kuesioner, peneliti akan memanfaatkan pihak-pihak yang terkait

persediaan dan pihak persiapan proses produksi dalam memberikan

kuesioner untuk mendapat infotmasi dan data terhadap aktifitas-

aktifitas yang ada di Verona Palace Hotel Bandung.

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

Uji validitas biasanya digunakan untuk mengetahui apakah data yang

didapat oleh peneliti dengan data yang nyata terjadi pada obiek yang

diteliti memiliki kesamaan. Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat ukur

untuk mengetahui kesesuaian antara objek dan instrumen penelitian.

a) Validitas Alat Pengumpulan Data

Validitas yaitu menyangkut keabsahan alat pengumpulan data yang

digunakan, dengan kata lain, peneliti menggunakan alat ukur sesuai

dengan apa yang semestinya diukur dalam penelitian. Hal ini menjadi

sangat penting bilamana alat pengumpulan data tetsebut merupakan

bukan alat yang standar, artinya alat ukur tersebut harus dibangun

terlebih dulu oleh peneliti sesuai dengan apa yang merupakaan tujuan

dalam penilitian. Dengan demikian, sebelum alat ukur tersebut


33

digunakan, maka uji coba merupakan langkah permulaan yang

selayaknya dilakukan dengan tujuan untuk menggetahui terlebih

dahulu apakah alat pengumpulan data tetsebut valid atau tidak valid.

Berikut rumus uji validitas dengan menggunakan rumus t-test Pearson

Product Moment (Sugiyono, 2011:128) :

𝑛∑ −∑ ∑
𝑟 =
√[𝑛 ∑ 2 − ∑ 2 ][𝑛 ∑ 2 − ∑ 2]

Keterangan:

r = Pearson Product Moment

n= jumlah sampel

b) Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi atau keajegan alat

pengumpulan data. Suatu alat pengumpulan data memiliki reliabilitas

yang baik apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama

berdasarkan standarnya. Pengujian realibilitas menggunakan teknik

internal consistency, yaitu mencoba instrumen sekali saja kemudian

data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.


34

Rumus yang digunakan adalah rumus Spearman Brown (Sugiyono,

2011:131) :

𝑟𝑏
𝑟=
+ 𝑟𝑏

Di mana :

ri = realibilitas internal seluruh instrumen


rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua.
35

3. Matriks Operasional Variabel

Variabel Sub-variabel Indikator Ukuran Skala

X: Persediaan a. Purchasing
Bahan Baku 1. Supplier  Pemilihan
Konsep: 2. SPS supplier yang
. Menurut (Standard tepat
Sofjan Purchase  Tingkat Ordinal
Spesification) kelengkapan
Atsauri
3. Kuantitas  Tingkat
(2004:176 4. Harga kesesuaian
pengendalian
persediaan b. Receiving
adalah salah Penerimaan bahan Kesesuaian
satu kegiatan baku dengan PO Ordinal
dari urutan (Purchase Order)
kegiatan-
kegiatan yang c. Storing
bertautan erat 1. Penyimpanan Tempat
satu sama lain bahan baku penyimpanan
dalam yang telah yang sesuai
diterima dengan bahan
seluruh proses baku (pemisahan Ordinal
2. SOP
produksi penyimpanan antara groceries
perusahaan bahan baku items dan
tersebut perishable items)
sesuai dengan
apa yang telah d. Issuing
direncanakan Jumlah bahan  Kuantitas
lebih dahulu baku yang  Tingkat
baik waktu, tersedia kesesuaian Ordinal
dengan resep
jumlah,
kualitas
maupun
biayanya.
36

Variabel Sub - Indikator Skala


Ukuran
variabel
Y: Persiapan
Proses Produksi
Makanan a. Bahan baku 1. Tingkat kualitas bahan
Konsep:
baku
Menurut
b. Peralatan 2. Kuantitas
Aquilano
(2001:8), proses 3. Tingkat kesesuaian
persiapan
produksi adalah bahan terhadap resep
“A system uses 4. Tingkat higienis dan
proses
resources to sanitasi Ordinal
transform inputs 5. Tingkat kelengkapan
produksi
into some desired
6. Tingkat kebersihan
outputs.”
c. Sumber 7. Tingkat kelayakan
Sehingga dapat
diartikan bahwa 8. Tingkat ketepatan
daya
proses produksi 9. Tingkat profesionalitas
merupakan sistem 10. Tingkat keterampilan
manusia
yang
menggunakan
sumber daya
untuk mengubah
input (bahan
dasar) menjadi
suatu output
(keluaran) yang
sesuai dengan
kebutuhan.
37

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011:147): “Analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, terdiri dari

kegiatan berikut : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.”

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik,

dalam penelitian ini yaitu menggunakan staristik inferensial. Menurut

Sugiyono (2011:148), statistik infetensial adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeiskripsikan atau mengganbarkan

data yang telah terkumpul dan kesimpulan akhirnya berlaku untuk populasi.

Statistik ini disarankan untuk digunakan apabila sampel diambil dari populasi

yang jelas, serta teknik pengambilan sampel dilakukan secara tetarah, karena

sampel yang digunakan adalah sampel purposive dimana sampel tersebut

telah dikumpulkan dari ahli yang sesuai dengan bidangnya. Maka sampel

yang digunakan merupakan pihak-pihak yang terkait dalam persediaan dan

pihak proses produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

Korelasi Spearman Rank menurut Sugiyono (2011:153) digunakan untuk

menguji hipotesis asosiatif atau hubungan dengan data berbentuk ordinal


38

(peringkat). Dalam korelasi Spearman Rank, sumber data untuk kedua

variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama,

jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua

variabel tidak harus membentuk distribusi normal (Sugiyono, 2012:244).

Berikut adalah rumus Spearman Rank :

6 ∑ 𝑑ᵢ ²
ρ= −
𝑛 𝑛2 −
Di mana :

ρ = koefisien korelasi Spearman Rank

d² = jumlah kuadrat selisih ranking variabel x dan y

∑ᵢ = notasi jumlah

n = jumlah pasangan data

Menurut Sugiyono, (2008 :98) kriteria pengambilan keputusan

pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jadi, kriteria penerimaan ataupun penolakan hipotesis pada penelitian ini

yaitu:

H0 : ρ ≤ 0, artinya yaitu tidak ada pengaruh berarti antara persediaan

bahan pangan terhadap persiapan proses produksi di Verona Palace Hotel

Bandung.
39

H1 : ρ ≥ 0, artinya yaitu adanya pengaruh berarti/positif persediaan

bahan pangan terhadap persiapan proses produksi di Verona Palace Hotel

Bandung.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan jawaban pada penelitian ini, peneliti menyebarkan

kuesioner kepada masing-masing karyawan bagian persediaan dan persiapan

proses produksi sebanyak 21 responden, untuk mengetahui bagaimana

persediaan bahan baku dan persiapan proses produksi makanan di Verona

Palace Hotel Bandung.

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Bagaimana Pengadaan Bahan

Baku di Verona Palace Hotel Bandung

Di bawah ini merupakan data hasil penelitian mengenai persediaan bahan

baku yang diperoleh dari 21 responden yaitu karyawan persediaan dan persiapan

proses produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

1. Pemilihan pemasok bahan baku

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab

mengenai pemilihan pemasok bahan baku yang dilakukan pihak produksi

Verona Palace Hotel Bandung.

40
41

TABEL 4.1

1. Kriteria pemilihan supplier yang ditentukan oleh pihak hotel


tepat dan sesuai
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 4 19,0 19,0 19,0
Baik
Valid Baik 11 52,4 52,4 71,4
Cukup 6 28,6 28,6 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 4 responden

(19,0%) menjawab sangat baik, 11 responden (52,4%) menjawab baik, 6

responden (28,6%) menjawab cukup. Sehingga dalam hal ini pemilihan

pemasok bahan baku yang dilakukan Verona Palac Hotel Bandung baik.

2. Kesesuaian bahan baku dengan Standard Purchase Specification (SPS)

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

bahan baku yang dipesan sesuai Standard Purchase Specification (SPS) di

Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.2
2.Bahan yang di pesan dari supplier sudah sesuai dengan Standard
Purchase Spesification (SPS)
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 6 28,6 28,6 28,6
Baik
Valid Baik 8 38,1 38,1 66,7
Cukup 7 33,3 33,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti
42

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 6 respponden (28,6%)

menjawab sangat baik, 8 responden (38,1%) menjawab baik dan 7 responden

(33,3%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa

kesesuaiaan pengadaan bahan terhadap SPS di Verona Palace Hotel Bandung

baik.

3. Kesesuaiaan bahan dengan Purchase Order (PO)

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kesesuaiaan bahan dengan Purchase Order (PO) di Verona Palace Hotel

Bandung.

TABEL 4.3
3.Jumlah bahan baku yang didatangkan oleh supplier sesuai
dengan pemesanan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 4 19,0 19,0 19,0
Baik
Valid Baik 11 52,4 52,4 71,4
Cukup 6 28,6 28,6 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : data hasil olahan peneliti

Dapat dilihat dari data tersebut bahwa ada 4 responden (19,0%) menjawab

sangat baik, 11 responden (52,4%) menjawab baik dan 6 responden (28,6%)

menjawab cukup. Oleh karena itu kesesuaiaan bahan terhadap Purchase

Order (PO) di Verona Palace Hotel Bandung baik.

4. Kesesuaiaan harga bahan baku

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden mengenai kesesuaiaan

harga bahan di Verona Palace Hotel Bandung.


43

TABEL 4.4
4.Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pihak supplier sesuai
dengan kesepakatan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 1 4,8 4,8 4,8
Baik
Baik 4 19,0 19,0 23,8
Valid
Cukup 14 66,7 66,7 90,5
Tidak Baik 2 9,5 9,5 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 1 respponden (4,8%)

menjawab sangat baik, 4 responden (19,0%) menjawab baik, 14 responden

(66,7%) menjawab cukup dan 2 responden (9,5%) menjawab tidak baik.

Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa kesesuaiaan harga bahan di

Verona Palace Hotel Bandung cukup.

B. Hasil penelitian dan pembahasan mengenai bagaimana penerimaan

bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung.

1. Pengecekan ulang bahan baku

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab

mengenai pengecekan ulang bahan baku yang dilakukan pihak persediaan di

Verona Palace Hotel Bandung.


44

TABEL 4.5
5.Pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan baku sesuai
dengan Purchase Order ( PO)
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 4 19,0 19,0 19,0
Baik
Valid Baik 14 66,7 66,7 85,7
Cukup 3 14,3 14,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan Peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 4 respponden (19,0%)

menjawab sangat baik, 14 responden (66,7%) menjawab baik dan 3

responden (14,3%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat

diartikan bahwa pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan sesuai dengan

Purchase Order (PO) di Verona Palace Hotel Bandung baik.

C. Hasil penelitian dan pembahasan mengenai bagaimana penyimpanan

bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung

1. Kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap jenisnya

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap jenisnya yang dilakukan

pihak persediaan di Verona Palace Hotel Bandung.


45

TABEL 4.6
6.Tempat penyimpanan bahan baku sesuai dengan jenis dari
bahan baku tersebut (groceries items dan perishable items)
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Baik 2 9,5 9,5 9,5
Cukup 12 57,1 57,1 66,7
Valid Tidak 7 33,3 33,3 100,0
Baik
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 2 respponden (9,5%)

menjawab baik, 12 responden (57,1%) menjawab cukup dan 7 responden

(33,3%) menjawab tidak baik. Sehingga dari data tersebut dapat diartikan

bahwa kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap jenisnya di Verona

Palace Hotel Bandung cukup.

2. Kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap SOP

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap SOP yang dilakukan pihak

persediaan di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.7
7.Penyimpanan bahan sesuai dengan Standard Operational
Procedure (SOP)
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Baik 2 9,5 9,5 9,5
Cukup 11 52,4 52,4 61,9
Valid Tidak 8 38,1 38,1 100,0
Baik
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti
46

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 2 respponden (9,5%)

menjawab baik, 11 responden (52,4%) menjawab cukup dan 8 responden

(38,1%) menjawab tidak baik. Sehingga dari data tersebut dapat diartikan

bahwa kesesuaiaan penyimpanan bahan baku terhadap SOP di Verona Palace

Hotel Bandung cukup.

D. Hasil penelitian dan pembahasan mengenai bagaimana pengambilan

bahan baku dari store di Verona Palace Hotel Bandung.

1. Kesesuaiaan pengambilan bahan baku dari store

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab

mengenai kesesuaian pengambilan bahan baku dari store yang dilakukan

pihak persediaan dan produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.8
8.Pengambilan bahan baku dari store sesuai dengan jumlah
bahan baku yang akan dipakai
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Baik 1 4,8 4,8 4,8
Cukup 8 38,1 38,1 42,9
Valid Tidak 12 57,1 57,1 100,0
Baik
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 1 respponden (4,8%)

menjawab baik, 8 responden (38,1%) menjawab cukup dan 12 responden

(57,1%) menjawab tidak baik. Sehingga dari data tersebut dapat diartikan

bahwa pengambilan bahan baku dari store sesuai dengan jumlah yang akan

dipakai di Verona Palace Hotel Bandung baik.


47

2. Kesesuaiaan bahan baku yang tersedia terhadap resep

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kesesuaian bahan baku yang tersedia terhadap resep yang dilakukan pihak

persediaan dan produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.9
9.Bahan baku yang tersedia sesuai dengan resep
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 2 9,5 9,5 9,5
Baik
Baik 5 23,8 23,8 33,3
Valid
Cukup 7 33,3 33,3 66,7
Tidak Baik 7 33,3 33,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 2 respponden (9,5%)

menjawab sangat baik, 5 responden (23,8%) menjawab baik, 7 responden

(33,3%) menjawab cukup dan 7 responden (33,3%) menjawab tidak baik.

Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa kesesuaian bahan baku yang

tersedia terhadap resep di Verona Palace Hotel Bandung cukup.

Di bawah ini adalah nilai sebaran deskriptif statistik mengenai persediaan

bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung.


48

TABEL 4.10
NILAI SEBARAN DESKRIPTIF MENGENAI PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DI VERONA PALACE HOTEL BANDUNG

Mean Std.
Deviation
1. Kriteria pemilihan supplier yang ditentukan oleh 3,9048 ,70034
pihak hotel tepat dan sesuai
2. Bahan yang di pesan dari supplier sudah sesuai 3,9524 ,80475
dengan Standard Purchase Spesification (SPS)
3. Jumlah bahan baku yang didatangkan oleh supplier 3,9048 ,70034
sesuai dengan pemesanan
4. Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pihak 3,1905 ,67964
supplier sesuai dengan kesepakatan
5. Pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan baku 4,0476 ,58959
sesuai dengan Purchase Order ( PO)
6. Tempat penyimpanan bahan baku sesuai dengan jenis 2,7619 ,62488
dari bahan baku tersebut (groceries items dan
perishable items)
7. Penyimpanan bahan sesuai dengan Standard 2,7143 ,64365
Operational Procedure (SOP)
8. Pengambilan bahan baku dari store sesuai dengan 2,4762 ,60159
jumlah bahan baku yang akan dipakai
9. Bahan baku yang tersedia sesuai dengan resep 3,0952 ,99523
Valid N (listwise)
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari data tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa nilai sebaran deskriptif

persediaan bahan baku yang dihasilkan dari 21 responden, dimana untuk semua

aspek memiliki nilai terkecil adalah 1 (satu) dan nilai terbesar adalah 5 (lima), dan

mean adalah nilai rata-rata dari skor minimum dan maksimum. Sementara

simpangan baku atau standard deviation adalah pengukuran dari titik tengah,

maka dapat disimpulkan bahwa akan semakin tinggi simpangan baku maka

semakin beragam jawaban responden untuk setiap aspeknya.


49

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa bahan baku yang tersedia sesuai

dengan resep memiliki nilai tertinggi adalah 0,99 yang dapat diartikan bahwa

responden memiliki jawaban yang beragam.

Di bawah ini adalah nilai bauran deskriptif untuk mengetahui nilai terkecil,

nilai terbesar dan nilai rata-rata yang dihasilkan berdasarkan hasil data penilaian

terhadap persediaan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.11
RATA-RATA NILAI HASIL PENGOLAAN KUESIONER PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DI VERONA PALACE HOTEL BANDUNG

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


MEANX 9 2,48 4,05 3,3386 ,61926
Valid N 9
(listwise)
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa dari keseluruhan hasil

kuesioner yang disebarkan kepada 21 responden mengenai persediaan bahan

baku di Verona Palace Hotel Bandung, nilai terkecil adalah 2,48 yang

merupakan kesesuaiaan pengembilan bahan dari store dengan jumlah bahan

yang akan dipakai, sedangkan nilai terbesar adalah 4,05 yang merupakan

pengecekean ulang pada saat penerimaan bahan baku sesuai dengan Purchase

Order Dan nilai rata-rata persediaan bahan pangan di Verona Palace Hotel

Bandung adalah 3,3386.


50

GRAFIK 4.1
GRAFIK PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Berdasarkan data tersebut di atas yang merupakan penilaian

karyawan melalui penyebaran kuesioner, maka hasil melalui control chart

bahwa terdapat aspek yang perlu dipertahankan ataupun diperbaiki. Aspek

yang berada di atas garis rata – rata control chart harus di pertahankan.

E. Hasil penelitian dan pembahasan mengenai persiapan proses produksi

makanan di Verona Palace Hotel Bandung

1. Kualitas bahan baku

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kualitas bahan baku yang dilakukan pihak produksi di Verona Palace Hotel

Bandung.
51

TABEL 4.12
10. Kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam pengolahan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 8 38,1 38,1 38,1
Baik
Valid Baik 12 57,1 57,1 95,2
Cukup 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 8 respponden (38,1%)

menjawab sangat baik, 12 responden (57,1%) menjawab baik dan 1

responden (4,8%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat

diartikan bahwa kualitas bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung baik.

2. Kesesuaiaan bahan baku yang akan diolah

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

keseseuaiaan bahan baku yang akan diolah yang dilakukan pihak produksi di

Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.13
11.Kesesuaian jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam
pengolahan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 1 4,8 4,8 4,8
Baik
Valid Baik 18 85,7 85,7 90,5
Cukup 2 9,5 9,5 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 1 respponden (4,8%)

menjawab sangat baik, 18 responden (85,7%) menjawab baik dan 2


52

responden (9,5%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat

diartikan bahwa kesesuaian jumlah bahan yang akan digunakan dalam

pengolahan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

3. Kesesuaiaan bahan dengan resep

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kesesuaian bahan baku terhadap resep yang dilakukan pihak produksi di

Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.14
12.Bahan baku yang akan digunakan dalam pengolahan sesuai
dengan resep
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 4 19,0 19,0 19,0
Baik
Baik 11 52,4 52,4 71,4
Valid
Cukup 5 23,8 23,8 95,2
Tidak Baik 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tetsebut di atas bahwa terdapat 4 respponden (19,0%)

menjawab sangat baik, 11 responden (52,4%) menjawab baik, 5 responden

(23,8%) menjawab cukup dan 1 responden (4,8%) menjawab tidak baik.

Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa kesesuaian bahan baku

terhadap resep di Verona Palace Hotel Bandung baik.

4. Tingkat higienis dan sanitasi bahan baku

Berikut meruapkan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

tingkat higieinis dan sanitasi bahan baku yang dilakukan pihak produksi di

Verona Palace Hotel Bandung.


53

TABEL 4.15
13.Tingkat higienis dan sanitasi bahan baku yang akan digunakan
dalam pengolahan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 12 57,1 57,1 57,1
Baik
Valid Baik 7 33,3 33,3 90,5
Cukup 2 9,5 9,5 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdrapat 12 respponden (57,1%)

menjawab sangat baik, 7 responden (33,3%) menjawab baik dan 2 responden

(9,5%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa

tingkat higienis dan sanitasi bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung

sangat baik.

5. Kelengkapan peralatan

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

kelengkapan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.16
14.Kelengkapan peralatan yang akan digunakan dalam persiapan
proses produksi makanan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 3 14,3 14,3 14,3
Baik
Valid Baik 11 52,4 52,4 66,7
Cukup 7 33,3 33,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil oalahan peneliti
54

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 3 respponden (14,3%)

menjawab sangat baik, 11 responden (52,4%) menjawab baik dan 7

responden (33,3%) meniawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat

diartikan bahwa kelengkapan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

6. Tingkat kebersihan peralatan

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

tingkat kebersihan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.17
15.Tingkat kebersihan peralatan yang akan digunakan dalam
persiapan proses produksi makanan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 5 23,8 23,8 23,8
Baik
Valid Baik 10 47,6 47,6 71,4
Cukup 6 28,6 28,6 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 5 respponden (23,8%)

menjawab sanga baik, 10 responden (47,6%) menjawab baik dan 6 responden

(28,6%) menjawab cukup. Sehingga dari data teresebut dapat diartikan bahwa

tingkat kebersihan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

7. Tingkat kelayakan peralatan

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

tingkat kelayakan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung.


55

TABEL 4.18
16.Tingkat kelayakan peralatan yang akan digunakan dalam
persiapan proses produksi makanan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Baik 7 33,3 33,3 33,3
Cukup 11 52,4 52,4 85,7
Valid Tidak 3 14,3 14,3 100,0
Baik
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 7 respponden (33,3%)

menjawab baik, 11 responden (52,4%) menjawab cukup dan 3 responden

(14,3%) menjawab tidak baik. Sehingga dari data tetsebut dapat diartikan

bahwa tingkat kelayakan peralatan di Verona Palace Hotel Bandung cukup.

8. Ketepatan pembagian karyawan

Berikut merupakan data hasil dari 21 resoponden yang menjawab

mengenai ketepatan pembagian karyawan di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.19
17.Ketepatan pembagian karyawan untuk proses pembersihan
bahan, pemotongan bahan hingga pemasakan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 7 33,3 33,3 33,3
Baik
Valid Baik 11 52,4 52,4 85,7
Cukup 3 14,3 14,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 7 respponden (33,3%)

menjawab sangat baik, 11 responden (52,4%) menjawab baik dan 3


56

responden (14,3%) menjawab cukup. Sehingga dari data tersebut dapat

diartikan bahwa ketepatan pembagian karyawan di Verona Palace Hotel

Bandung baik.

9. Tingkat profesionalitas karyawan

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

tingkat profesionalitas karyawan di Verona Palace Hotel Bandung

TABEL 4.20
18.Profesionalitas karyawan terhadap bagian masing-masing
dalam persiapan proses produksi makanan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 3 14,3 14,3 14,3
Baik
Baik 12 57,1 57,1 71,4
Valid
Cukup 5 23,8 23,8 95,2
Tidak Baik 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 3 respponden (14,3%)

menjawab sangat baik, 12 responden (57,1%) menjawab baik, 5 responden

(23,8%) menjawab cukup dan 1 responden (4,8%) menjawab tidak baik.

Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa tingkat profesionalitas

karyawan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

10. Tingkat keterampilan karyawan

Berikut merupakan data hasil dari 21 responden yang menjawab mengenai

tingkat keterampilan karyawan di Verona Palace Hotel Bandung.


57

TABEL 4.21
19.Tingkat keterampilan karyawan dalam pengolahan bahan
baku
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Sangat 1 4,8 4,8 4,8
Baik
Baik 10 47,6 47,6 52,4
Valid
Cukup 9 42,9 42,9 95,2
Tidak Baik 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari tabel yang tersebut di atas bahwa terdapat 1 respponden (4,8%)

menjawab sangat baik, 10 responden (47,6%) menjawab baik, 9 responden

(42,9%) menjawab cukup dan 1 responden (4,8%) menjawab tidak baik.

Sehingga dari data tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keterampilan

karyawan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

Di bawah ini adalah nilai sebaran deskriptif statistik mengenai persiapan

proses produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung.


58

TABEL 4.22
NILAI SEBARAN DESKRIPTIF MENGENAI PERSIAPAN PROSES
PRODUKSI MAKANAN DI VERONA PALACE HOTEL BANDUNG

Mean Std.
Deviation
1. Kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam 4,3333 ,57735
pengolahan
2. Kesesuaian jumlah bahan baku yang akan digunakan 3,9524 ,38421
dalam pengolahan
3. Bahan baku yang akan digunakan dalam pengolahan 3,8571 ,79282
sesuai dengan resep
4. Tingkat higienis dan sanitasi bahan baku yang akan 4,4762 ,67964
digunakan dalam pengolahan
5. Kelengkapan peralatan yang akan digunakan dalam 3,8095 ,67964
persiapan proses produksi
6. Tingkat kebersihan peralatan yang akan digunakan dalam 3,9524 ,74001
persiapan proses produksi
7. Tingkat kelayakan peralatan yang akan digunakan dalam 3,1905 ,67964
persiapan proses produksi
8. Ketepatan pembagian karyawan untuk proses pembersihan 4,1905 ,67964
bahan, pemotongan bahan hingga pemasakan
9. Profesionalitas karyawan terhadap bagian masing-masing 3,8095 ,74960
dalam persiapan proses produksi
10. Tingkat keterampilan karyawan dalam pengolahan bahan 3,5238 ,67964
baku
Valid N (listwise)
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dari data tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa nilai sebaran deskriptif

persiapan proses produksi makanan yang dihasilkan dari 21 responden, dimana

untuk semua aspekmmemiliki nilai terkecil adalah 1 (satu) dan nilai terbesar

adalah 5 (lima), dan mean adalah nilai rata-rata dari skor minimum dan

maksimum. Sementara simpangan baku atau standard deviation adalah

pengukuran dari titik tengah, maka dapat disimpulkan bahwa akan semakin tinggi
59

simpangan baku maka semakin beragam jawaban responden untuk setiap

aspeknya.

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa bahan baku yang akan digunakan

dalam pengolahan sesuai dengan resep memiliki nilai tertinggi adalah 0,79 yang

dapat diartikan bahwa responden memiliki jawaban yang bearagam.

Di bawah ini adalah nilai bauran deskriptif untuk mengetahui nilai terkecil,

nilai terbesar dan nilai rata-rata yang dihasilkan berdasarkan hasil data penilaian

terhadap persiapan proses produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung.

TABEL 4.23
RATA-RATA NILAI HASIL PENGOLAHAN KUESIONER PERSIAPAN
PROSES PRODUKSI MAKANAN DI VERONA PALACE HOTEL
BANDUNG

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Persiapan Proses 10 3,19 4,48 3,909 ,37592
Produksi Makanan 5
Valid N (listwise) 10
Sumber : Data hasil olahan peneliti

Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa dari keseluruhan hasil kuesioner

yang disebarkan kepada 21 respondenmmengenai persediaan bahan baku di

Verona Palace Hotel Bandung, nilai terkecil adalah 3,19 merupakan tingkat

kelayakan peralatan yang akan digunakan dalam persiapan proses produksi,

sedangkan nilai terbesar adalah 4,48 merupakan tingkat higienis dan sanitasi

bahan yang akan digunakan dalam pengolahan, Dan nilai rata-rata persiapan

proses produksi di Verona Palace Hotel Bandung adalah 3,9095.


60

GRAFIK 4.2
GRAFIK PERSIAPAN PROSES PRODUKSI MAKANAN

Data tersebut di atas adalah merupakan penilaian karyawan melalui

penyebaran kueisioner, maka hasil melalui control chart bahwa terdapat aspek

yang perlu dipertahankanmataupun diperbaiki. Aspek yang berada di atas garis

rata – rata control chart harus di pertahankan.

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan Mengenai Pengaruh Persediaan

Bahan Baku Terhadap Persiapan Proses Produksi Makanan di Verona

Palace Hotel Bandung

Berikut ini peneliti akan membahas mengenai pengaruh antara

persediaan bahan baku dengan persiapan proses produksi makanan.


61

1. Korelasi Rank Spearman

Untuk menghasilkan perbandingan antara kedua variable yang ada

maka dalam hal ini peneliti menggunakan korelasi Rank Spearman

dikarenakan peneliti mengumpulkan kedua data dengan skala data ordinal

6 ∑ 𝑑ᵢ ²
ρ= −
𝑛 𝑛2 −

Dalam penelitian ini perhitungan data dengan menggunakan alat

bantu statistik yang berupa SPSS for Windows 20. Maka didapatkan hasil

perhitugnan untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel dapat dilihat

dari tabel di bawah ini.

TABEL 4.24
HASIL KORELASI VARIABEL X TERHADAP Y
Persediaan Persiapan
Bahan Baku Proses Produksi
makanan
Correlation
1,000 ,780**
Persediaan Coefficient
Bahan baku Sig. (2-tailed) . ,000
Spearman's N 16 16
rho Correlation
Persiapan Proses Coefficient ,780** 1,000
Produksi
Sig. (2-tailed) ,000 .
Makanan
N 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data hasil olahan peneliti
62

Berdasarkan hasil pengolahan data korelasi antara persediaan bahan

baku terhadap persiapan proses produksi makanan, didapatkan nilai

sebesar +0,780 (78%). Maka Hasil tersebutmmenunjukan korelasi yang

cukup signifikan antara persediaan bahan baku dengan persiapan proses

produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung.


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai persediaan bahan

baku dan persiapan proses produksi makanan yang telah dilakukan oleh

penulis dan disertai pula dengan penambahan data baik secara primer maupun

sekunder yang selanjutnya telah dianalisa, sehingga penulis mendapatkan

kesimpulan dan rekomendasi mengenai pengaruh persediaan bahan baku

terhadap persiapan proses produksi makanan di Verona Palace Hotel

Bandung sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Persediaan bahan baku di Verona Palace Hotel Bandung

a. Pengadaan

Verona Palace Hotel Bandung melakukan pengadaan persediaan

bahan baku dengan melakukan tahap awal yaitu pemilihan supplier,

kemudian pemesanan kepada supplier dengan harga dan jumlah yang

telah ditentukan sebelumnya berdasarkan Purchase Order (PO),

berdasarkan data hasil kuesioner pada bab 4 sejauh ini kriteria

pemilihan supplier, kualitas dan kuantitas bahan, serta kesesuaiaan

harga bahan di Verona Palace Hotel Bandung baik.

b. Penerimaan

Pada tahap ini pengecekan ulang bahan baku yang datang dari

supplier mulai dari kuntitas dan kualitasnya sesuai dengan Standard

63
64

Purchase Spesification (SPS) selalu terkendali dengan baik demi

menjaga kualitas bahan agar tetap memenuhi standar klasifikasi dari

bagian terkait untuk memperlancar kegiatan proses produksi makanan

tersebut, berdasarkan data hasil kuesioner pada bab 4 sejauh ini

pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan di Verona Palace Hotel

Bandung baik.

c. Penyimpanan

Sistem penyimpanan bahan yang dibedakan sesuai dengan jenisnya

seperti ;

1) Perishable

Yaitu bahan yang bersifat mudah rusak seperti sayuran,

daging, buah, ikan dan sebagainya.

2) Groceries

Yaitu bahan kelontong seperti beras, minyak, gula, kopi

dan bahan lain yang tidak harus disimpan dengan suhu dingin,

cukup dengan hawa sejuk.

Berdasarkan data hasil kuesioner pada bab 4 sejauh ini kesesuaian

penyimpanan bahan terhadap SOP, sistem penyimpanan bahan sesuai

dengan jenisnya di Verona Palace Hotel Bandung cukup.


65

d. Pengeluaran

Store requisition (SR) merupakan sistem oleh masing-masing

bagian sebagai alat dalam pengambilan bahan dari store, berdasarkan

data hasil kuesioner pada bab 4 sejauh ini kesesuaian pengambilan

bahan dari store dengan jumlah bahan yang akan dipakai, kesesuaian

bahan terhadap resep di Verona Palace Hotel Bandung baik.

Berdasarkan dari hasil penilaian karyawan melalui penyebaran

kuesioner, lalu didapatkan hasil melalui control chart bahwa terdapat

beberapa aspek yang perlu dipertahankan maupun diperbaiki. Aspek

yang berada di atas garis rata-rata control chart, berarti perlu

dipertahankan bahkan ditingkatkan adalah aspek kriteria pemilihan

supplier yang ditentukan oleh pihak hotel tepat dan sesuai, bahan yang

dipesan dari supplier sudah sesuai dengan SPS, jumlah bahan yang

dipesan sesuai dengan pemesanan, dan pengecekan ulang pada saat

penerimaan bahan. Sedangkan aspek yang berada di bawah garis rata-

rata control chart berarti perlu dilakukan perbaikan adalah

kesesuaiaan harga bahan, tempat penyimpanan bahan sesuai dengan

jenisnya, penyimpanan bahan sesuai SOP, pengambilan bahan dari

store sesuai dengan jumlah bahan yang akan diolah, dan bahan yang

tersedia sesuai dengan resep.


66

2. Persiapan Proses Produksi Makanan di Verona Palace Hotel

Bandung

Berdasarkan analisa mengenai persiapan proses produksi yang

dilakukan oleh pihak produksi di Verona Palace Hotel Bandung, bahwa

terdapat beberapa aspek yang berada di bawah rata-rata bahkan di atas

rata-rata jika dilihat melalui hasil control chart tersebut. Aspek yang

berada di atas rata-rata berarti perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan

adalah kualitas bahan, kesesuaian bahan, tingkat higienis dan sanitasi

bahan, kelengkapan peralatan, kebersihan peralatan, dan ketepatan

pembagian karyawan. Sedangkan aspek yang berada di bawah rata-rata

adalah bahan yang akan diolah sesuai dengan resep, kelengkapan

peralatan, tingkat kelayakan peralatan, profesionalitas karyawan, dan

tingkat keterampilan karyawan.

3. Pengaruh Persediaan Bahan Baku Terhadap Persiapan Proses

Produksi di Verona Palace Hotel Bandung

Persediaan Persiapan proses


bahan baku produksi makanan
Correlation
1,000 ,780**
Persediaan Coefficient
bahan baku Sig. (2-tailed) . ,000
Spearman's N 16 16
rho Correlation
Persiapan proses Coefficient ,780** 1,000
produksi
Sig. (2-tailed) ,000 .
makanan
N 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
67

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka

didapatkan bahwa hasil korelasi antara persediaan bahan baku dan

persiapan proses produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung

adalah sebesar 78%.

B. Rekomendasi

Setelah penjelasan mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya,

maka selanjutnya peneliti akan menyampaikan beberapa rekomendasi secara

konseptual maupun operasional yang akan ditujukan kepada pihak persediaan

bahan pangan dan produksi di Verona Palace Hotel Bandung.

1. Rekomendasi Konseptual

Untuk memaksimalkan pengendalian persediaan bahan pangan

yang dilakukan oleh pihak persediaan bahan baku di Verona Palace Hotel

Bandung, penulis menyarankan beberapa rekomendasi, yaitu dengan

melakukan 4 tahapan utama dalam persediaan, seperti:

a. Tahap pengadaan bahan pangan

Pada tahapan pengadaan bahan, pihak pengadaan bahan pangan di

Verona Palace Hotel Bandung harus mampu memprediksi dengan

tepat dan akurat mengenai kuantitas bahan yang akan dibeli dari

supplier agar kesesuaiaan jumlah bahan yang akan diolah dapat

terjaga dan tidak mengganggu persiapan proses produksi, disamping

itu juga memiliki bebrapa supplier demi mencegah kekurangan bahan

apabila pada salah satu supplier tidak tersedia bahan yang dibutuhkan.
68

b. Tahap penerimaan bahan pangan

Mengawasi dan mengontrol setiap kedatangan bahan baku dari

supplier, baik itu kualitas maupun kuantitas yang memenuhi standard

purchase specification (SPS), kemudian bahan itu sendiri apakah

sudah sesuai dengan Purchase Order (PO) agar pada saat tahap

pengolahan bahan tidak terjadi kekurangan maupun terjadinya

kerusakan pada bahan yang akan menyebabkan tersendatnya aktifitas

produksi.

c. Proses penyimpanan

Tingkat kesesuaian bahan terhadap jenisnya dan penyimpanan

bahan sesuai dengan SOP itu sendiri juga dapat mempengaruhi

kualitas dari bahan tersebut dalam persiapan proses produksi

makanan. selain itu juga mengenai bincard dan cardex harus

senantiasa tersedia dan terkontrol dengan baik di masing-masing

bagian agar persediaan bahan dapat terpantau dengan baik mulai dari

jumlah hingga kualitas bahan itu sendiri.

d. Proses pengambilan bahan dari store

Dalam hal ini pengambilan bahan yang dilakukan oleh pihak

produksi sebaiknya tidak menggunakan cara manual yaitu penggunaan

Store Requisition (SR), hal ini berisiko terhadap hilangnya SR tersebut

atau bahkan perbuatan manusiawi yaitu lupa/hilang. Penggunaan

sistem yang tersedia di hotel akan lebih memperkecil resiko terhadap


69

ancaman yang akan mempengaruhi berbagai macam resiko yang dapat

merugikan.

2. Rekomendasi Operasional

a. Kesesuaian bahan yang akan diolah harus terkontrol dengan baik

agar tidak mengganggu aktifitas produksi.

b. Kualitas, kuantitas, serta tingkat higienis dan sanitasi dari bahan

tersebut harus terjaga dengan baik.

c. Kelengkapan, kebersihan dan kelayakan peralatan dalam proses

persiapan produksi harus sangat diperhatikan, peralatan yang sudah

berjamur dan berkarat sebaiknya segera diganti demi menjaga kualitas

produk yang dihasilkan agar tidak terkontaminasi dan tidak

mengganggu lancarnya proses produksi, serta mengenai jaminan

keselamatan pekerjanya.

d. Ketepatan pembagian tugas masing-masing karyawan,

profesionalitas dan keterampilan karyawan juga menjadi salah satu

prioritas utama yang akan menjamin lancarnya proses produksi.


70

DAFTAR PUSTAKA

Aquilano, F.R Jacobs. Operation Management for Competitive Advantage. McGraw-Hill


Companies, 2001.

Assauri, Sofjan. Manajemen produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

—. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Bartono & Ruffino, E.M. Dasar-dasar Food Product. Yogyakarta: ANDI, 2006.

—. Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: ANDI, 2005.

Fahmi, Irham. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta, Cv, 2004.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Reset I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi Universitas


Gajah Mada, 1986.

Indriyo, Gitosudarmo. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE, 2002.

Marpaung, Happy. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta, Cv, 2002.

Minantyo, Hari. Dasar Dasar Pengolahan Makanan-Food Produk


Fundamental.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Prawirosentono, Suyadi. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2001.

Rangkuty, Freddy. Manajemen Persediaan (Inventory Management). Cetakan 6. Jakarta:


Rajawali, 2004.

Ronde, Wallace L. Introduction to Professional Food Service. New York: John Willey &
Sons, Inc, 1996.

Sugiyono, Prof.Dr. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, Cv, 2009.

Sugiyono, Prof.Dr,. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
Cv, 2011.

—. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cv, 2008.

Sugiyono, Prof.Dr. Satistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, Cv, 2012.

Suwantoro, G. Dasar-dasar pariwisata. Yogyakarta: ANDI, 2004.

W.A, Marsum. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: ANDI, 2005.


71

LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA

Pewawancara : Muhammad Hari Adnan


Narasumber : Erfan Fajar Erlangga (Purchasing Supervisor)
Tempat : Verona Palace Hotel Bandung
Tgl : Januari-juni 2017
Tujuan :Tanya jawab mengenai persediaan bahan pangan dan
persiapan proses produksi yaitu bagaimana pemilihan
supplier, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan
pengambilan bahan dari store. kemudian bagaimana
kualitas, kuantitas, dan kesesuaiaan bahan.
Pertanyaan :
1. Apakah pemilihan supplier sudah sesuai ?
2. Ada berapa supplier hingga saat ini yang masih aktif ?
3. Apakah harga bahan sesuai dengan kesepakatan ?
4. Apakah dilakukan pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan ?
5. Apakah penyimpanan bahan sesuai dengan jenisnya ?
6. Apakah tersedia Bincard di Store dan Cardex di Cost Control ?
7. Apakah penyimpanan bahan sudah sesuai SOP ?
8. Bagaimana prosedur pengambilan bahan dari store ?
9. Apakah penggunaan sistem yang ada di hotel pada saat pengambilan
bahan dari store sudah berjalan dengan baik ?
72

LAMPIRAN 2
KUESIONER KARYAWAN
(PERSEDIAAN BAHAN BAKU)

Kepada Yth.

Bapak/Ibu responden

Saya adalah mahasiswa tingkat akhir Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung


yang sedang melakukan penelitian terhadap persediaan bahan baku dan persiapan
proses produksi makanan di Verona Palace Hotel Bandung. Dimana data-data
yang diperoleh akan digunakan peneliti untuk kepentingan dalam memberikan
masukan kepada pihak Verona Palace Hotel Bandung. Saya berharap kepada
Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sebaik-
baiknya.

Berikan tanda contreng (√) pada jawaban yang anda pilih.

Keterangan :
SB : Sangat Baik TB : Tidak Baik
B : Baik STB : Sangat Tidak Baik
C : Cukup
No. Pertanyaan SB B C TB STB
1 Kriteria pemilihan supplier yang ditentukan oleh
pihak hotel tepat dan sesuai
2 Bahan yang di pesan dari supplier sudah sesuai
dengan Standard Purchase Spesification (SPS)
3 Jumlah bahan baku yang didatangkan oleh
supplier sesuai dengan pemesanan
4 Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pihak
supplier sesuai dengan kesepakatan

5 Pengecekan ulang pada saat penerimaan bahan


73

baku sesuai dengan Purchase Order ( PO)


6 Tempat penyimpanan bahan baku sesuai dengan
jenis dari bahan baku tersebut (groceries items
dan perishable items)
7 Penyimpanan bahan sesuai dengan Standard
Operational Procedure (SOP)
8 Pengambilan bahan baku dari store sesuai dengan
jumlah bahan baku yang akan dipakai
9 Bahan baku yang tersedia sesuai dengan resep

KUESIONER KARYAWAN
(PERSIAPAN PROSES PRODUKSI MAKANAN)
Berikan tanda contreng (√) pada jawaban yang anda pilih.

Keterangan :
SB : Sangat Baik TB : Tidak Baik
B : Baik STB : Sangat Tidak Baik
C : Cukup

No Pertanyaan SB B C K SK
10 Kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam
pengolahan
11 Kesesuaian jumlah bahan baku yang akan
digunakan dalam pengolahan
12 Bahan baku yang akan digunakan dalam
pengolahan sesuai dengan resep
13 Tingkat higienis dan sanitasi bahan baku yang
akan digunakan dalam pengolahan
14 Kelengkapan peralatan yang akan digunakan
dalam persiapan proses produksi
15 Tingkat kebersihan peralatan yang akan digunakan
dalam persiapan proses produksi
74

16 Tingkat kelayakan peralatan yang akan digunakan


dalam persiapan proses produksi
17 Ketepatan pembagian karyawan untuk proses
pembersihan bahan, pemotongan bahan hingga
pemasakan
18 Profesionalitas karyawan terhadap bagian masing-
masing dalam persiapan proses produksi
19 Tingkat keterampilan karyawan dalam pengolahan
bahan baku
75

Lampiran 3
76

LAMPIRAN 4
77

BIODATA PENULIS

Nama : Muhammad Hari Adnan

Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 12 juli 1988

Alamat : Ds. Bunder RT 05/01 Patrol-Indramayu

Telepon : 085213337257

Email : hariel22adnan@gmail.com

Data Orang Tua

Nama Ayah : Maslani

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Nama Ibu : Munawaroh

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Alamat : Ds. Bunder RT 05/01 Patrol-Indramayu

Latar Belakang Pendidikan

2011 – Sekarang Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jurusan Hospitaliti, Program


Studi Akomodasi dan Katering (S1)

2005 – 2008 SMA BUDI LUHUR YOGYAKARTA (IPS)

2002 – 2005 MTS WAHID HASYIM YOGYAKARTA

1996 – 2002 SDN PATROL 1

Anda mungkin juga menyukai