DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................3
BAB 2 KETENTUAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS...........................6
BAB 3 KERANGKA PENULISAN............................................................................................8
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
nikmat dan Ridho-Nya sehingga kita dapat menjalankan amanah dengan baik. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners STIKes Bina Sehat PPNI Kab. Mojokerto merupakan
bentuk tanggung jawab program studi dalam memberikan fasilitas akademik sehingga
terjadi kesamaan format dan pemahaman dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penyusunan Karya Ilmiah Ners merupakan bagian dari kompetensi akhir bagi
mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi Ners. Diamana dalam kegiatan
tersebut mahasiswa mengaplikasikan teori dan konsep berpikir kritis, analitik, rasional dan
ilmiah serta sistematis. Dengan demikian mahasiswa lulusan Ners diharapkan tidak hanya
mampu dari sisi skill of nursing saja namun juga kuat dalam tradisi ilmiah dan bukti atau
yang lebih dikenal dengan evidence based nursing dalam menjalankan praktik keperawatan
nantinya.
Buku ini selain berfungsi sebagai rujukan bagi mahasiswa juga perlu dijadikan
rujukan bagi dosen dalam membimbing mahasiswa. Bagi mahasiswa buku ini tentu
menjadi sangat penting karena melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah merupakan
pengalaman pertama. Bagi dosen pembimbing buku ini diharapkan menjadi “jalan tengah”
dalam membimbing dan mengarahkan mahasiswa supaya tidak ada perbedaan yang tajam
diantara pembimbing. Kami berharap agar kegiatan-kegiatan akademik termasuk
penyusunan KIA ini terus ditingkatkan kualitasnya, baik terkait dengan topik kajian yang
diteliti maupun metode yang digunakan. Dengan demikian, mahasiswa perlu mendapatkan
bimbingan yang intens dan berkualitas supaya tercipta mahasiswa yang berpikir kritis,
kreatif, analitik dan rasional dalam memberikan layanan keperawatan nantinya.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak
terutama kepada seluruh tim penyusun yang telah bekerja keras, sehingga buku pedoman
ini dapat terwujud dan mutu karya ilmiah mahasiswa dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Pengertian
Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan Laporan Kasus yakni suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan hasil penerapan proses asuhan keperawatan kepada klien secara ideal sesuai
dengan teori dan berisi pembahasan atas kesenjangan yang terjadi di lapangan. Penyusunan
karya tulis ini dilaksanakan melalui :
1) Studi Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data primer. Yang dimaksud dengan data
primer adalah data yang diperoleh mahasiswa secara langsung dari sumber data, baik melalui
pengamatan (observation), wawancara (interview), maupun hasil pengukuran langsung
lainnya. Data diambil dari sumber lapangan (klien/ keluarga).
2) Studi Kepustakaan (Library Research) digunakan untuk meniperoleh teori-teori dan atau
sebagai bahan rujuan untuk melengkapi data sekunder yang relevan dan mutakhir dengan
permasalahan. Data sekunder yang dimaksud adalah data yang diperoleh mahasiswa dengan
memanfaatkan data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh pihak lain, dalam
bentuk publikasi ilmiah seperti buku, jurnal, majalah ilmiah, dan sebagainya.
1.3 Tujuan
Laporan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk melatih dan menguji kemampuan
berfikir kritis, kreatif dan analitis sebagai bentuk penerapan ilmu dan ketrampilan mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan. Selain itu hasil dari penyusunan studi kasus ini berguna
untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Secara khusus, melalui studi kasus diharapkan mahasiswa
memperoleh pengalaman dan memiliki kemampuan:
1) Mendeskripsikan suatu permasalahan dalam lingkup penerapan asuhan keperawatan
3
2) Mendeteksi permasalahan yang sedang atau akan terjadi
3) Menganalisis permasalahan berdasarkan ilmu yang dipelajarinya serta pengalaman
praktisnya
4) Melaksanakan asuhan keperawatan secara komperhensif sesuai dengan teori
5) Mengambil kesimpulan dari analisis Permasalahan tersebut di atas serta mengemukakan
saran dan rekomendasi
4
1.6 Kedudukan Karya Ilmiah Akhir Ners dan Bobot Satuan Kredit Semester (SKS)
Karya Tulis Ilmiah mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain dalam kurikulum,
tetapi berbeda dalam bentuk proses pembelajaran dan mekanisme penilaian. Penyusunan Karya
Ilmiah Akhir Ners bagi seorang mahasiswa mempunyai bobot 2 sks yang artinya: 1 sks setara
dengan kegiatan akademik selama 170 menit setiap minggu. Jadi 2 sks setara dengan 2 x 170
menit setiap minggu.
5
BAB II
KETENTUAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS
6
(3) Menyempurnakan penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners berdasarkan masukan pada
saat ujian Karya Ilmiah Akhir Ners dilaksanakan.
b) Melaporkan jalannya kegiatan bimbingan berkala dalam bentuk progres report (lembar
bimbingan) kepada koordinator mata kuliah.
c) Memberikan pendampingan pada saat mahasiswa melaksanakan pengambilan data
minimal 1 kali
d) Memberikan persetujuan pada naskah final (draft akhir) untuk diajukan pada ujian
Karya Ilmiah Akhir Ners.
3) Struktur Penguji KTI
Penguji KTI terdiri dari 2 orang penguji yaitu 1 penguji ketua (bukan pembimbing)
dan 1 orang penguji anggota (pembimbing).
4) Waktu Bimbingan
Mahasiswa diwajibkan melakukan bimbingan sebanyak minimal 5 kali dengan dosen
pembimbing masing-masing. Setiap kegiatan bimbingan didokumentasikan dalam Lembar
Bimbingan yang dibuat oleh mahasiswa. Lembar bimbingan tersebut rnerupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
telah siap dan berhak mengikuti Ujian Karya Ilmiah Akhir Ners.
7
BAB III
KERANGKA PENULISAN
8
1.3 BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari:
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
Surat Ijin Pengambilan Studi Kasus
Informed consent
dst
9
PENJELASAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
BAGIAN AWAL
1. HALAMAN SAMPUL DEPAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
2021
10
2. HALAMAN SAMPUL DALAM
KARYA ILMIAH AKHIR NERS STUDI KASUS
Judul Studi Kasus
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
2021
Halaman Sampul Depan dan Halaman Sampul Dalam, halaman ini memuat usulan Studi
Kasus), Judul, lambang STIKes Bina Sehat PPNI Kab. Mojokerto, Nama mahasiswa, Nomer
Induk Mahasiswa, menuliskan kalimat “PROGRAM STUDI NERS”, nama perguruan tinggi
11
dan kota “STIKes BINA SEHAT PPNI Kab MOJOKERTO”,dan tahun. Warna Halaman
Sampul Depan Hijau Tua Warna Halaman Sampul Dalam Hijau Muda.
12
3. HALAMAN SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Studi Kasus ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di perguruan tinggi manapun
Mojokerto,
………………….
Yang Menyatakan
Na
ma
NI
M.
13
4. HALAMAN PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
elah diperiksa dan di setujui isi serta susunannya, sehingga dapat di ajukan dalam ujian sidang pada Program Studi Profesi N
PPNI Kab. Mojokerto
Mojokerto,........................
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Profesi Ners Pembimbing I
................................... ...................................
14
5. HALAMAN PENGESAHAN
Halaman ini memuat tanggal, bulan, tahun pelaksanaan nama mahasiswa, NIM, nama ketua
dan anggota penguji studi kasus, serta pengesahan dari Ketua Program Studi.
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Karya Tulis pada:
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
NIM :
TIM PENGUJI
Ketua : (Nama, NIP)
Anggota : (Nama, NIP)
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Profesi Ners
…………………………………….
15
6. KATA PENGANTAR
Halaman ini memuat pernyataan terima kasih mahasiswa kepada pihak yang telah membantu
secara langsung dalam melakukan Studi Kasus dalam penyusunan naskah atau bantuan lain
dari berbagai pihak yang dianggap penting dalam penyelesaian studi kasus ini.
Contoh:
KATA PENGANAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian akhir Program Studi Profesi Ners di STIKes Bina Sehat PPNI
Kab. Mojokerto, tahun……………dengan judul penelitian………………..….
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. (Nama pimpinan institusi yang terkait dengan proses Karya Tulis Ilmiah)
2. (Nama pembimbing dalam Karya Tulis Ilmiah) ……………………………….
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya
ilmiahini.
4. Responden yang telah bersedia membantu dalam kegiatan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah .
Semoga amal kebaikannya diterima Allah SWT dan mendapat imbalan pahala
dari AllahSWT.
Akhir kata semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Mojokerto, ……………………..
Peneliti
16
7. HALAMAN ABSTRAK
Tujuan dari abstrak adalah untuk mendeskripsikan secara singkat tentang informasi
penelitian yang telah dilakukan. Abstrak membantu pembaca pada lembaga publik atau
ilmiah untuk mencerna studi kasus tersebut tanpa harus membacanya secara keseluruhan.
Abstrak terdiri dari pengantar permasalahan yang diteliti, metode, anilisis, hasil, dan
diskusi, serta rekomendasi jika ada. Ringkasan eksekutif harus sebanding dengan panjang
studi kasus dan maksimal 250 kata. Abstrak ditulis dalam bahsa inggris dan bahasa
Indonesia.
ABSTRACT
Case Study In The Steel Making Unit Of Hanil Jaya Steel Company, Waru
Sidoarjo
By: (Nama Mahasiswa)
Introductio
n : Methods
:
Results :
Analyzed : Discussion :
Keywords:
17
8. HALAMAN DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan susunan keseluruhan isi karya ilmiah. Susunan penulisan daftar isi
terdapat nomor halaman masing-masing dari daftar isi.
Contoh:
18
9. HALAMAN DAFTAR TABEL
Daftar tabel merupakan isi dari tabel yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah. Penulisan
daftar tabel dilakukan setelah penulisan daftar isi. Cara menuliskan daftar tabel adalah
sebagai berikut: nomor tabel, teks isi tabel dan halaman tabel.
DAFTAR TABEL
10. HALAMAN DAFTAR GAMBAR
Halamandaftar
Merupakan bagian isi dari gambar yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah . Penulisan
gambar
Tabel dilakukan setelah
4.1 : (judul penulisan daftar tabel. Cara menuliskan adalah sebagai berikut:
tabel)..........................................................................................33
Tabelgambar,
nomor 4.2 : (judul
teks isitabel)..........................................................................................34
gambar dan halaman gambar.
DAFTAR GAMBAR
11. HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
Halama
Merupakan daftar dari lampiran yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah. Penulisan daftar
n Gambar 3.1 : (judul gambar)
lampiran dilakukan setelah penulisan daftar gambar. Cara menuliskan daftar lampiran
....................................................................................................................................
45
adalah sebagai berikut: nomor lampiran, teks isi lampiran
Gambar 3.2 : (judul gambar)….................................................................................46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : …..……………………………..………..dst
19
12. DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Dalam daftar ini memuat arti lambing, singkatan dan istilah yang digunakan dalam
Karya Tulis Ilmiah.
20
CONTOH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH AKHIR NERS
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang dan signifikansi, pertanyaan penelitian, objektif, dan
manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Informasi latar belakang untuk laporan studi kasus berisi tentang fenomena masalah
penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dampak masalah, solusi, dan
signifikansi. Susunan tersebut bertujuan membangun alur pikir studi kasus, sehingga
pembaca dapat memahami pentingnya fenomena diangkat menjadi suatu topik penelitian.
Selain itu, latar belakang juga bertujuan untuk menciptakan minat pembaca dalam topik,
menggambarkan masalah, dan ruang lingkupnya.
Penelitian studi kasus yang berupa penerapan intervensi diharapkan disertai dengan
signifikansi, sedangkan penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif yang tidak
melibatkan perlakuan tidak wajib mencantumkan signifikansi. Signifikansi merupakan
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung intervensi yang akan diterapkan pada
studi kasus ini. Hasil penelitian tersebut dapat berasal dari artikel dalam jurnal yang telah
terpublikasi.
Contoh judul 3 “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD Dengan Masalah Keperawatan Hipervolemia Di
Ruang X Rumah Sakit Umum X”
22
Contoh judul studi kasus tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Postanesthesia
Care”, maka pertanyaan penelitiannya:
1. Apa faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasi di Unit
Postanesthesia Care?
2. Apa saja tanda dan gejala Emboli Paru?
3. Apa saja intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru?
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka pertanyaan
penelitiannya:
“Bagaimana pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload cairan pada klien
Gagal Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan
Hipervolemi di Ruang X Rumah Sakit Umum X.?”
23
Neurofeedback
Contoh judul studi kasus tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Postanesthesia
Care” maka objektif penelitiannya:
1. Mengidentifikasi faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasi di
Unit Postanesthesia Care
2. Menguraikan tanda dan gejala Emboli Paru
3. Mengidentifikasi intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka objektif
penelitiannya:
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD (Chronic
Kidney Disease) dengan masalah keperawatan Hipervolemia di Ruang X Rumah
Sakit Umum X.
2. Mendeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload cairan
pada klien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan
Hipervolemia di Ruang X Rumah Sakit Umum X.
3. Mengobservasi intake dan output dalam mengatasi masalah overload cairan pada
klien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan Hipervolemia di
Ruang X Rumah Sakit Umum X.
24
BAB 2
STUDI LITERATUR
Studi literatur menguraikan konsep, teori, dan penelitian yang berhubungan dengan topik
penelitian dengan tujuan sebagai dasar rujukan yang dapat memperkuat pembahasan
penelitian. Bab 2 juga termasuk literatur kerangka teori keperawatan yang digunakan
oleh peneliti untuk membantu unit analisis dan menjadi bahan kajian saat pembahasan di
bab selanjutnya.
Contoh judul studi kasus tentang tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Post-
anesthesia Care”, maka konsep teori yang dibutuhkan:
2.1 Emboli Paru
2.2.1 Faktor Resiko
2.2.2 Tanda Gejala
2.2.3 Patofisiologi
2.2.4 Dst….
25
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka konsep teori
yang dibutuhkan:
2.1 Konsep Dasar Pada CKD
2.1.1 Definisi CKD
2.1.2 Etiologi CKD
2.1.3 Manifestasi Klinis CKD
2.1.4 Patofisiologi CKD
2.1.5 Klasifikasi CKD
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
2.1.7 Komplikasi CKD
2.1.8 Pathway CKD
2.1.9 Penatalaksanaan CKD
2.2 Konsep Hipervolemia
2.2.1 Definisi Hipervolemia
2.2.2 Klasifikasi Hipervolemia
2.2.3 Batasan Karakteristik Hipervolemia
2.2.4 Pengkajian Hipervolemia
2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hipervolemia
Hal lainnya yang perlu ditulis dalam bab 2 setelah konsep sesuai topik adalah kerangka
teori. Kerangka teori dianjurkan menggunakan pola pikir berdasarkan teori
keperawatan, misalnya Adaptasi Roy. Hal ini ditujukan untuk membentuk budaya
berpikir ilmiah berlandaskan teori keperawatan, sehingga membantu pengembangan
body of knowledge keperawatan.
26
BAB 3
ANALISIS KASUS
3.1 Deskripsi Kasus
Deskripsi kasus merupakan gambaran kasus yang diteliti. Gambaran kasus tersebut
terdiri dari indentitas personal, kecuali nama harus dirahasiakan dengan menggunakan
inisial. Hal lainnya yang perlu dideskripsikan adalah beberapa informasi yang membantu
pembaca menguasai kasus dan berhubungan dengan riwayat kesehatan yang membantu
pembuatan pembahasan pada bab 4. Deskripsi setiap kasus tidak lebih dari ¾ halaman
kertas A4. Informasi lainnya yang berhubungan langsung dengan hasil unit analisis
penelitian disampaikan pada subbab hasil di bab 4.
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X”:
Klien yang mengalami masalah hipervolemia dengan diagnosa medis CKD (Chronic
Kidney Disease) dan sedang mengalami perawatan di ruang X Rumah Sakit Umum X.
27
diteliti. Unit analisis / partisipan dalam keperawatan umumnya adalah klien dan atau
keluarganya. Subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga (2 kasus) dengan
masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama. Misalnya, klien Diabetes Melitus
dengan luka gangren.
c. Waktu dan Lokasi penelitian
Dijelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian (jika terkait dengan tema/ topik yang
diambil), jika fokus sasaran adalah keluarga maka perlu menuliskan alamat yang
digunakan setingkat desa serta waktu yang digunakan dalam penyusunan Studi kasus.
Waktu penyelenggaraan kegiatan penyelenggaraan asuhan keperawatan adalah :
(1) Studi kasus individu (di Rumah sakit) lama waktu sejak klien pertama kali MRS
sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sehelum 3 hari klien
sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu
dilanjutkan dalam bentuk home care.
(2) Studi kasus pada keluarga di komunitas, sasarannya adalah klien dan keluarga. Lama
waktu bisa menyesuaikan sesuai dengan target keberhasilan dari tindakan, bisa 2 s/d
3 minggu (dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali selama masa perawatan).
d. Prosedur Pengambilan Data
Pada sub bab ini dijelankan metode pengumpulan data yang di digunakan:
1) Pengkajian : wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang - dahulu - keluarga dll). Sumber data dan klien,
keluarga, perawat dan lainnya.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi,
perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh klien (data fokus sesuai dengan tema atau
topik yang diambil)
3) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang
relevan).
28
3.3 Analisis Data
Salah satu komponen penting Desain studi kasus adalah Analisis Data. Analisis Data
merupakan cara atau metode yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan analisa dari
hasil penelitian yang berupa gambaran atau deskriptif. Pada pedoman KTI ini, analisis
data terdiri dari 2 hal yaitu unit analisis dan kriteria interpretasi.
Jumlah data hasil temuan yang akan dianalisa beragam mulai dari satu hingga lebih
komponen tergantung dari pertanyaan penelitian yang disusun. Temuan penelitian akan
dideskripsikan sesuai dengan kriteria interpretasi ilmiah.
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” , mempunyai tiga
unit analisis yang terdiri dari:
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD dengan
masalah keperawatan Hipervolemia.
b. Mendeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload
cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
c. Mengobservasi intake dan output (Balans Cairan) dalam mengatasi masalah
29
overload cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
Maka untuk kriteria intepretasinya adalah sebagai berikut,
a. Teridentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD dengan
masalah keperawatan Hipervolemia.
Masalah hipervolemia dapat dibuktikan dengan tanda dan gejala antara lain, edema
anasarka dan/atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat,
dyspnea, adanya suara napas tambahan, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake
lebih banyak dari output (balans cairan positif), kongesti paru, distensi vena
jugularis.
b. Terdeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload
cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
Intake didapatkan dari makan, minum, obat-obatan, cairan infus. Sedangkanoutput
didapatkan dari urin, muntahan, BAB, IWL (Insensibel Water Lose).
c. Hasil observasi intake dan output (Balans Cairan) dalam mengatasi masalah
overload cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia. Hasil
pemantauan intake dan output dengan perhitungan rumus balance cairan, yaitu
Intake = Output + IWL. Perhitungan balance cairan merupakan hasil dariselisih
antara intake dan output.
30
Standar kriteria tanda dan gejala bisa meng\acu pada standar secara teoritis
mengacu pada salah satu textbook atau mengacu pada artikel penelitian
sebelumnya.
c. Terdeskripsikan Intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru.
Standar kriteria Intervensi medis dan keperawatan bisa mengacu pada standar
secara teoritis mengacu pada salah satu textbook atau mengacu pada artikel
penelitian sebelumnya. Khusu terkait stndar keperawatan mengacu padaSDKI,
SLKI, dan SIKI
31
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti merahasiakan informasi responden dalam penelitian. Kerahasiaan didasarkan
pada janji menjaga informasi personal yang diinginkan. Seseorang dapat memilih
kepada siapa informasi dapat diberikan. Seseorang yang menerima informasi
tersebut tetap harus menjaga informasi yang didapat dan bertanggung jawab menjaga
kerahasiaan tersebut. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
d. Beneficence dan Non-maleficence
Etika penelitian beneficence menuntut penelitian yang dilakukan memberikan
keuntungan atau manfaat dari penelitian. Proses penelitian yang dilakukan juga
diharapkan tidak menimbulkan kerugian atau meminimalkan kerugian yang mungkin
ditimbulkan.
e. Justice (Keadilan)
Prinsip adil pada penelitian diterapkan pada semua tahap pengumpulan data,
misalnya pada pemilihan sampel dan pemberian perlakuan. Proses pelaksanaan
penelitian yang melibatkan beberapa partisipan harus mendapatkan manfaat yang
hampir sama.
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dx Medis
2) Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT Klien I Klien 2 Klien 3 Dst..
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat Keluarga
dst
33
3) Perubahan Pola Kesehatan (Pendekatan Gordon / Pendekatan Sistem) . Fokus sesuai
dengan tema / topik yang diambil.
Contoh pendekatan Gordon :
POLA Klien I Klien 2
KESEHATAN
1. Pola Nutrisi : DS: wawancara DS: wawancara
DO: observasi, DO: observasi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan pemeriksaan
penunjang penunjang
34
↓
Do: Peningkatan mediator
1. Suara nafas ronchi Inflamasi
2. RR 30 x/menit ↓
3. Klien tampak gelisah Peningkatan produksi
4. X-ray Thorax AP (1 Juli sputum
2014) → pneumonia, ↓
penebalan hilus menandakan Sekret menumpuk di
adanya retensi secret saluran nafas
DS: Pneumonia Gangguan
- ↓ pertukaran gas
DO: Penimbunan cairan di
1. RR 30x/mnt alveoli
2. Dyspnea ↓
3. Pemenksaan BGA dengan Perubahan membran
NRM 12 lpm (7 Juli 2014) alveoli kapiler
pH 7,41, PCO2 25,1, PO2
l24, HCO3 15,8, BE -7,1,
Sat. O2 98,5%
DS : Tidak ada sumber Cemas
mengatakan takut penyakit tidak informasi
sembuh dan semakin parah ↓
Mengatakan tidak tahu penyakit Kurang pengetahuan
Mengatakan belum ada yang ↓
memberi informasi tentang Persepsi yang salah
penyakitnya tentang penyakit
↓
DO : Kecemasan
Diam dan tampak murung
Klien 2
4.1.5 Perencanaan
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan & Rasional
Klien 1
Diagnosis
keperawatan
Klien 2
Diagnosis
keperawatan
35
36
Dst.
Setelah disampaikan rencana tindakan dari dua (atau lebih klien), mungkin dapat diikuti
dengan penjelasan seperlunya tentang adanya variasi intervensi antar klien dan alasan
adanya perbedaan intervensi / implementasi antar klien. Paparan ini dimungkinkan untuk
rencana tindakan yang tidak terkait dengan diagnosis keperawatan yang menjadi fokus/
tujuan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners). Pada intervensi bisa menggunakan
beberapa literatur dan modivikasi dengan acuan baku mutu care plan.
4.1.6 Pelaksanaan
Teknik penyajian data tentang pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel, dan
memuat informasi / catatan terintegrasi disesuaikan dengan waktu tindakan.
Berikut contoh format model tabel :
Pelaksanaan Hari 1 Hari 2….dst
Klien 1 Jam
Jam
DST
Klien 2 Jam
Jam
dst
DST
Implementasi diatas dapat diikuti dengan penjelasan seperlunya tentang adanya vanasi
implementasi antar klien dan alasan adanya perbedaan intervensi / implementasi antar
klien. Paparan ini dimungkinkan untuk bentuk implementasi yang tidak terkait dengan
diagnosis keperawatan yang menjadi fokus / tujuan penyusunan KTI).
39
Contoh dokumentasi Implementasi adalah sebagai berikut :
Diagnosa 4 Juli 2014 5 Juli 2014 7 Juli 2014 8 Juli 2014 10 Juli 2014
Keperawatan
Klien 1
Ketidakefektif-an
bersihan jalan
nafas b.d Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
akumulasi sekret 08.00 Memberikan 08.30 Mempertahan-kan 08.00 Mempertahan-kan 08.00 Memberikan 08.00 Memberikan cefotaxim 1
di saluran nafas cefotaxim 1 gr dalam O2 NRM 10 lpm O2 NRM 10 lpm cefotaxim 1 gr gr dalam pz 100 cc/drip
pz 100 cc/drip Memberikan Memberikan dalam pz 100 Memberikan
mempertahankan O2 cefotaxim 1 gr dalam cefotaxim 1 gr dalam cc/drip Memberikan levofloxacin 750 mg
simple mask 8 lpm pz 100 cc/drip pz 100 cc/drip levofloxacin 750 mg Auskultasi suara nafas :
Visite dr. Pras Memberikan Memberikan Mengukur SpO2 ronchi di apek dan lobus
S: Batuk dahak + levofloxacin 750 mg levofloxacin 750 mg atas
10.00 12.00
O: paru bronco ves/ 09.00 Melakukan 08.45 Melakukan clapping 16.00 99=100% Melakukan suction →
bronkoves, rhonchi auskultasi suara Memberikan nebul Memberikan dahak sedikit
+/+, wh _/_ nafas bisolvon 1cc dan cefotaxim 1 gr Mengukur SpO2 95-98%
A: terapi cefotaxim : ronchi di lapang ventolin 1cc dalam pz 100 Memberikan cefotaxim 1
3x1 paru Visite dr. Pras pro cc/drip Memberikan gr dalam pz 100 cc/drip
gr, levofloxacin Memberikan nebul CXR cito bed, terapi 24.00 cefotaxim 1 gr
1x750 mg, nebul bisolvon 1cc dan tetap dalam pz 100
dengan ventolin 1cc cc/drip
ventolin dan bisolvon 09.30 Memberikan Mengukur SpO2 68%
/ 6 jam, dan Melakukan suction 16.00 cefotaxim 1 gr dalam Memberikan Menaikkan O2 NRM 15
fisioterapi dada → sekret kental pz 100 cc/drip cefotaxim 1 gr lpm → SpO2 100%
Melakukan 11.30 Visite dr. Pras Nebul tidak dalam pz 100 menurunkan O2 NRM
13.00 auskultasi suara nafas S: Batuk dahak + diberikan cc/drip menjadi 12 lpm → SpO2
; ronchi di lapang O: paru bronco ves/ Memberikan 98%,
paru bronkoves, rhonchi cefotaxim 1 gr dalam SpO2 81% → menaikkan
+/+, wh _/_ 24.00 pz 100 cc/drip O2 15 lpm
4
Menaikkan flow
NRM menjadi 12
lpm
Klien 2
Ketidakefektian
bersihan jalan
nafas b.d
akumulasi sekret
di saluran nafas
Dst….
4
4.1.7 Evaluasi
Rumusan penulisan evaluasi bagi klien dapat dilakukan menggunakan format sebagai
berikut :
Evaluasi Hari 1 Hari 2….dst
Klien 1
1. Diagnosis 1
2. dx ……..
S
O
A
P
Klien 2
1. dx 1
2. dx 2 …..
S
O
A
P
Paparan evaluasi di atas dapat diikuti dengan penjelasan seperlunya tentang adanya variasi
evaluasi antar klien (utamanya terkait dengan diagnosis keperawatan yang tidak menjadi
fokus / tujuan penyusunan KTI)
Contoh : Evaluasi
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 dst
Klien 1 S:- S:- S:- S:- S:-
dx. 1 O: O: O: O: O:
GCS 314 GCS 213, GCS 314, GCS 314, Klien
kesadaran stupor, kesadaran kesadaran stupor, kesadaran stupor, meninggal
tidak ada stupor, tidak ada tidak ada tidak ada pukul 03.40
perdarahan di perdarahan di perdarahan di perdarahan di WIB
otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak A:
ada, tekanan ada, tekanan ada, tekanan ada, tekanan masalah tidak
darah 100/60 darah 110/70 darah 80/60 darah 100/60 teratasi
mmHg, N : mmHg, N : mmHg, N : mmHg, N : P
98x/mnt, RR: 95x/mnt, RR: 78x/mnt, RR: 75x/mnt, RR: -
28x/mm
32x/mm T: 33x/mm T: 370 T: 36,70 C 32x/mm T: 370
37,20 C C A: C
A: A: masalah teratasi A:
masalah teratasi masalah teratasi sebagian masalah teratasi
sebagian sebagian P sebagian
P P lanjutkan P
lanjutkan lanjutkan intervensi 1, 2, lanjutkan
intervensi 1, 2, intervensi 1, 2, 3, 5 intervensi 1, 2,
3, 5 3, 5 3, 5
Klien 2
4
4.2 Pembahasan
Pembahasan penelitian terdiri dari analisa temuan sesuai kriteria interpretasi setiap unit
analisis dan keterbatasan penelitian. Pembahasan disusun dengan cara meanganalisa hasil
setiap kasus. Analisa dapat dilakukan dengan cara melihat perbedaan atau penyimpangan
dan persamaan gambaran setiap unit analisis yang didapatkan pada masing-masing kasus.
Pembahasan penelitian juga Berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan diuraikan
dengan konsep. Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan khusus. Pembahasan berisi
tentang mengapa (why) dan bagaimana (How).
Urutan penulisan berdasarkan paragraf adalah F-T-O (Fakta-Teori-Opini). juga dapat
menggunakan alur P-I-C-O-T (P: patien, karakteristik klien; I: implementasi; C:
Comparation; O: Outcome; dan T - Theory (dikaitkan dgn teori yang ada)). Isi
Pembahasan sesuai dgn tujuan khusus yaitu :
4.2.1 Pengkajian
42.2 Diagnosis Keperawatan
4.2.3 Perencanaan
4.2.4 Tindakan
4.2.5 Evaluasi
Dengan memperhatikan situasi dimana umumnya klien mengalami lebih dari satu
masalah keperawatan sementara dalam rurnusan tujuan diarahkan pada satu masalah
keperawatan spesifik, maka diharapkan pembahasan pada bagian ini lebih menekankan
pada aspek asuhan keperawatan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya apabila ditetapkan fokus asuhan kcperawatan pada klien yang
menderita Glumenllonephritis dengan gangguan keseimbangan cairan; maka fokus
pembahasan mulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan dan tindakan
serta evaluasi lebih menekankan gangguan keseimbangan cairan. Masalah keperawatan
lainnya yang tidak menjadi fokus kajian studi kasus ini dapat dipaparkan langsung pada
hasil penelitian.
Dalam analisis menggunakan pendekatan Fakta-teori dan Opini (FTO) penyusun dapat
mengungkapkan lagi data-data / fakta-fakta yang ditemukan pada kedua pasien,
4
selanjutnya membandingkan fakta yang terjadi dengan teori asuhan keperawatan atau
pendekatan patofisiologi, dan berusaha untuk menjelaskan mengapa terjadi variasi (how)
dan mengapa variasi tersebut dapat dialami. Penyusun studi kasus juga dapat
mengkaitkan beberapa data pendukung yang mungkin relevan dengan tetap
mengemukakan teori-teori yang mendukung pentingnya data tersebut dalam menunjang
pembahasan. Penyusun studi kasus dapat menggunakan opini personal sebatas tidak
menyimpang dari konsep-konsep dan teori yang telah ada sebelumnya. Sumber teori yang
digunakan dalam melakukan analisis dapat berupa teori yang telah ada dari buku teks,
atau pendekatan evidens dari laporan penehtian atau jurnal ilmiah.
4
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dengan Transparant Dressing
di IRNA Lantai 3 RS X Tanggal 22 Desember 2014 – 04 Januari 2015
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
1 Ny. K (P / 57 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. DMND + DCFC IV insersi intravena 01/01/2015 jam 19.30 plebitis and Prevention menganjurkan
2. Mobilisasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada penggantian katheter stiap 72-96 jam
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke 4, dan kemudian untuk membatasi potensi infeksi
4. Personal Hygiene : baik tiap 3 hari (Darmawan, 2008
5. IV cath taka no 22
6. NaCl 0,9% 500 cc/24 jam Dopamin 3
mikro/24 jam stand by Furosemid 3 x 40
mg
2 Ny. F (P / 40 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. Gastritis akur + DM (40 insersi intravena 01/01/2015 jam 12.15 plebitis and Prevention menganjurkan
tahun) Mobiliasasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada penggantian katheter stiap 72-96 jam
2. Nutrisi : cukup dressing hari ke 3 untuk membatasi potensi infeksi
3. Personal Hygiene : baik (Darmawan, 2008
4. IV taki no 22
5. Antrain 2x 1000 mg Asering 500 cc/24
jam Primperan 3 x 10 mg
3 Tn. S (L / 62 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. SH + HM Mobilisasi : bebas insersi intravena 30/12/2014 jam 09.20 plebitis and Prevention menganjurkan
2. Nutrisi : cukup dengan transparan WIB penggantian penggantian katheter stiap 72-96 jam
3. Personal Hygiene : baik dressing pada hari ke 3 untuk membatasi potensi infeksi
4. IV cath taka no 22 (Darmawan, 2008
5. NaCl 0,9 % 500 cc/24 jam Prosogan
1x30 mg Antrain 3 x 100 mg Cefo 3 x 1
gr
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
4 Ny. Rsm (P / 54 tahun) 3. Nutrisi : Hygiene : baik Penggantian dengan transparan dressing
1. Dyspepsia + hiperglikemi cukup balutan
2. Mobilisasi : bebas 4. Personal insersi
intravena
4
Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Terapi intavena titrasi 10 cc plebitis, pemberian ranitidin 50 mg
28/12/2014 jam 10.30 plebitis ranitidin 50 mg dapat beresiko secara intermitten bolus tiap 6-8 jam
WIB penggantian pada hari ke 2 dengan terjadi diencerkan dalam NaCl 0,9 % atau
4
5. IV cath taka no 22 larutan injeksi IV sampai diperoleh
6. Asering 500 cc/24 jam konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/ml
Cefriaxon 2 x 1 gr dengan total volume 20 ml. kecepatan
Primperan 3 x 10 mg injeksi yang diberikan tidak lebih dari 4
Ranitdin 2 x 50 mg ml/menit (dengan waktu 5 menit).
(Hexaparm, 2012)
5 Tn. S (L / 59 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. PPOK aksaserbasi akut + post gagal insersi intravena 02/01/2015 jam 09.30 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
nafas + PJK OMI anteroseptal + HT 1 dengan transparan WIB penggantian pada katheter stiap 72-96 jam untuk
JNC VII dressing hari ke 3 membatasi potensi infeksi (Darmawan,
2. Mobilisasi : bebas 2008)
3. Nutrisi : cukup
4. Personal Hygiene : baik
5. IV cath taka no 22
6. RD 5% 1000 cc/24 jam
Ondane 8 mg
Methyprednisolon 125 mg
Ciprofloxacin 750 mg
6 An. S (L / 14 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. Susp. TB paru (14 tahun) insersi intravena 02/01/2015 jam 21.15 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
2. Mobilisasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada katheter stiap 72-96 jam untuk
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke 3 membatasi potensi infeksi (Darmawan,
4. Personal Hygiene : baik 2008)
5. IV cath taka no 24
4
4. Personal Hygiene : baik 2008)
5. IV cath taka no 20
NaCl 0,9 % 500 cc/24 j am
Furosemide 1 x 40 mg
Intervensi Keperawatan pencegahan plebitis dengan Kassa Steril di IRNA Lantai 3 RS X tanggal 22 Desember 2014 – 04 Januari 2015
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
1 Tn. A (L / 74 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. TB + Tu. Paru dekstra insersi intravena 13/12/2014 jam 11.25 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari katheter stiap 72-96 jam untuk membatasi
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 2 kali potensi infeksi (Darmawan, 2008)
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah dan
5. IV cath taka no 20 kotor
6. Asering 1000 cc/24 jam
Ranitdin 2 x 50 mg
Antrain 3 x 1000 mg
2 Ny. Rn (P / 56 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Ada tanda plebitis Kondisi hiperglikemi tidak terkontrol
1. DM + karbunkel type 2 insersi intravena 13/12/2014 jam 11.25 menyebabkan penumpukan glukosa
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari dalam pembuluh darah yang dapat
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 3 kali melukai tunika intima, sehingga
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah pembuluh darah mengalami perluakaan
5. IV cath taka no 24 (Dermawan, 2008)
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
4
dalam NaCl 0,9% atau larutan injeksi IV
sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih
dari 2,5 mg/ml dengan total volume 20
ml. kecepatan injeksi yang diberikan
tidak lebih dari 4 ml/menit (dengan
waktu 5 menit). (Hexaparm, 2012)
4 Ny. Is (P / 82 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Ada tanda plebitis Usia lebih dari 60 tahun vena menjadi
1. GEA insersi intravena 02/01/2015 jam 18.35 rapuh, tidak elastis dan mudah kolaps
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari (Dermawan, 2008)
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah Pemasangan pada dominan tangan yang
5. IV cath taka no 20 dapat menyebabkan kateter intravena
6. RD 5% 1000 cc/24 jam bergeser dan mengakibatkan trauma pada
Primperan 10 mg tunika intima (Potter & Perry, 2006).
4
1. GEA + dehidrasi berat (22 tahun) insersi intravena 22/12/2014 jam 10.00 plebitis antara 61-80 tahun (36,7%), usia 18-40
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 1 hari tidak (33,3%) tahun dan usia 41-60 tahun
3. Nutrisi : cukup dilakukan penggantian (30%)
4. Personal Hygiene : baik kassa
5. IV cath taka no 24 (The Soedirman Journal of Nursing,
6. Asering 1500 cc/24 jam Volume 2, No. 3 November 2007)
Primperan 10 mg
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
7 Nn. Ri (P / 19 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Sebagian besar plebitis terjadi pada usia
1. Sirosis Hepatis insersi intravena 26/12/2014 jam 22.00 plebitis antara 61-80 tahun (36,7%), usia 18-40
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari (33,3%) tahun dan usia 41-60 tahun
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali (30%)
4. Personal Hygiene : baik karena kassa kotor
5. IV cath taka no 22 (The Soedirman Journal of Nursing,
6. Asering 1000 cc/24 jam Volume 2, No. 3 November 2007)
Ciprofloxacin 2 x 200
mg Lasix 3 x 20 mg
Ranitidin 3 x 50 mg
Catatan: Jika tidak bisa melakukan sift secara penuh, maka peneliti bisa melampirkan data lampiran kemajuan pasien dari SOAP Ruangan.
5
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan menjawab tujuan penelitian atau pertanyaan masalah. Kesimpulan
menggambarkan informasi yang baru, pengukuhan terhadap pendapat lama, atau koreksi
terhadap pendapat lama.
5.2 Saran
Saran diberikan untuk pengembangan baik ilmu keperawatan, instansi pendidikan,
instansi pelayanan, dan penelitian selanjutnya. Saran merupakan implikasi hasil studi
kasus terhadap pengembangan pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-
kurangnya memberi saran bagi peneliti selanjutnya, sebagai hasil pemikiran atas
keterbatasan penelitian yang dilakukan. Saran diharapkan spesifik mcngacu pada hasil
stadi kasus dan pelaksanaannya (kapan, siapa, dan dimana).
5
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau daftar bacaan merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan
sebagai bahan rujukan dari penulisan riset keperawatan. Dalam daftar pustaka dapat
bersumber dari buku teks, jurnal penelitian, artikel atau kumpulan karangan dan lain-lain.
Sumber pustaka juga dapat berupa makalah ilmiah dalam majalah ilmiah, buku laporan atau
dokumen resmi dari suatu institusi pemerintah misalnya; DEPKES RI, atau dari badan –
badan internasional misalnya; WHO. Berdasarkan kualitasnya, sumber pustaka dalam
penelitian secara berurutan adalah: 1. Jurnal, 2. Buku paling lama terbitan 10 tahun yang
lalu, 3. Internet, 4. Hasil penelitian (Skripsi, Tessis, Disertasi), 5. Makalah yang sudah
diseminarkan (Regional, Nasional, Internasioanal, Tidak dipublikasikan). Jumlah
daftar pustaka minimal 30, 15 dari buku atau dari hasil penelitian, 15 dari jurnal atau
internet. Diatur menurut abjad nama keluarga atau nama belakang penulis, atau menurut
judul jika sumber tidak memiliki penulis boleh juga menuliskan anonym pada nama
pengarang jika tulisan tidak mencantumkan nama pengarang. Mahasiswa disarankan untuk
menggunakan Mendeley.
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto ini
memiliki ketentuan pustaka adalah 75% berasal dari jurnal ilmiah/penelitian dengan
rentang waktu maksimal 10 tahun terakhir. Kemudian penulisan daftar pustaka terdapat
nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama penerbit, tempat penerbitan dan tahun
penerbitan. Model penulisan refrensi yang dianjurkan adalah American Psychological
Asocitation (APA).
5
LAMPIRAN
Hal-hal yang dapat masukkan dalam lampiran antara lain: Jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan saat penelitian, penjelasan dan peryataan persetujuan (inform consent), Surat
pengatar pengambilan data awal, perangkat pengambil data (seperti kuesioner atau lembar
observasi), SPO (Standar Prosedur Operasional) atau SAP (Satuan Acara Pembelajaran),
dokumentasi (jika ada), dst.
5
CONTOH PENULISAN PUSTAKA/REFRENSI SESUAI APA
Sumber buku:
Bowden, V. R. (2010). Children and their families: The continuum of care (2nd ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
5
CONTOH PENULISAN KUTIPAN SESUAI APA
3. Beberapa karya oleh pengarang yang sama diterbitkan di tahun yang sama:
….. bila ditinjau dari sudut pandang …. (Agung 2009a, 2009b). atau Agung (2009a,
2009b) menjelaskan bahwa.....
4. Ide diambil dari atau beberapa pengarang: masing-masing sumber rujukan ditulis
pengarang dan tahun, dan dipisah tanda titik koma.
Ibu yang melakukan kunjungan perawatan antenatal rutin berisiko kecil mempunyai BBLR
(Elhassan, Abbaker, Haggas, Abbubaker, & Adam, 2010; Nobile, Raffaele, Altomare, &
Pavia, 2007).
5
53