Anda di halaman 1dari 57

0

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................3
BAB 2 KETENTUAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS...........................6
BAB 3 KERANGKA PENULISAN............................................................................................8

CONTOH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH AKHIR NERS.....................................21


PENDAHULUAN........................................................................................................................21
STUDI LITERATUR..................................................................................................................25
ANALISIS KASUS......................................................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................33
SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................52
LAMPIRAN.................................................................................................................................53

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
nikmat dan Ridho-Nya sehingga kita dapat menjalankan amanah dengan baik. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners STIKes Bina Sehat PPNI Kab. Mojokerto merupakan
bentuk tanggung jawab program studi dalam memberikan fasilitas akademik sehingga
terjadi kesamaan format dan pemahaman dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penyusunan Karya Ilmiah Ners merupakan bagian dari kompetensi akhir bagi
mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi Ners. Diamana dalam kegiatan
tersebut mahasiswa mengaplikasikan teori dan konsep berpikir kritis, analitik, rasional dan
ilmiah serta sistematis. Dengan demikian mahasiswa lulusan Ners diharapkan tidak hanya
mampu dari sisi skill of nursing saja namun juga kuat dalam tradisi ilmiah dan bukti atau
yang lebih dikenal dengan evidence based nursing dalam menjalankan praktik keperawatan
nantinya.
Buku ini selain berfungsi sebagai rujukan bagi mahasiswa juga perlu dijadikan
rujukan bagi dosen dalam membimbing mahasiswa. Bagi mahasiswa buku ini tentu
menjadi sangat penting karena melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah merupakan
pengalaman pertama. Bagi dosen pembimbing buku ini diharapkan menjadi “jalan tengah”
dalam membimbing dan mengarahkan mahasiswa supaya tidak ada perbedaan yang tajam
diantara pembimbing. Kami berharap agar kegiatan-kegiatan akademik termasuk
penyusunan KIA ini terus ditingkatkan kualitasnya, baik terkait dengan topik kajian yang
diteliti maupun metode yang digunakan. Dengan demikian, mahasiswa perlu mendapatkan
bimbingan yang intens dan berkualitas supaya tercipta mahasiswa yang berpikir kritis,
kreatif, analitik dan rasional dalam memberikan layanan keperawatan nantinya.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak
terutama kepada seluruh tim penyusun yang telah bekerja keras, sehingga buku pedoman
ini dapat terwujud dan mutu karya ilmiah mahasiswa dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik.

Mojokerto, Oktober 2021


Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi profesi Ners. Untuk memenuhi tujuan tersehut, perlu disusun suatu pedoman
penyusunan Laporan Karya Ilmiah Akhir Ners yang khusus diperuntukkan bagi Dosen
Pembimbing dan mahasiswa Prodi Profesi Ners di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto

1.2 Pengertian
Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan Laporan Kasus yakni suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan hasil penerapan proses asuhan keperawatan kepada klien secara ideal sesuai
dengan teori dan berisi pembahasan atas kesenjangan yang terjadi di lapangan. Penyusunan
karya tulis ini dilaksanakan melalui :
1) Studi Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data primer. Yang dimaksud dengan data
primer adalah data yang diperoleh mahasiswa secara langsung dari sumber data, baik melalui
pengamatan (observation), wawancara (interview), maupun hasil pengukuran langsung
lainnya. Data diambil dari sumber lapangan (klien/ keluarga).
2) Studi Kepustakaan (Library Research) digunakan untuk meniperoleh teori-teori dan atau
sebagai bahan rujuan untuk melengkapi data sekunder yang relevan dan mutakhir dengan
permasalahan. Data sekunder yang dimaksud adalah data yang diperoleh mahasiswa dengan
memanfaatkan data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh pihak lain, dalam
bentuk publikasi ilmiah seperti buku, jurnal, majalah ilmiah, dan sebagainya.

1.3 Tujuan
Laporan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk melatih dan menguji kemampuan
berfikir kritis, kreatif dan analitis sebagai bentuk penerapan ilmu dan ketrampilan mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan. Selain itu hasil dari penyusunan studi kasus ini berguna
untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Secara khusus, melalui studi kasus diharapkan mahasiswa
memperoleh pengalaman dan memiliki kemampuan:
1) Mendeskripsikan suatu permasalahan dalam lingkup penerapan asuhan keperawatan

3
2) Mendeteksi permasalahan yang sedang atau akan terjadi
3) Menganalisis permasalahan berdasarkan ilmu yang dipelajarinya serta pengalaman
praktisnya
4) Melaksanakan asuhan keperawatan secara komperhensif sesuai dengan teori
5) Mengambil kesimpulan dari analisis Permasalahan tersebut di atas serta mengemukakan
saran dan rekomendasi

1.4 Ruang Lingkup dan Materi Karya Ilmiah Akhir Ners


Materi Karya Ilmiah Akhir Ners dikembangkan dari bidang ilmu keperawatan sesuai
dengan area kompetensi Profesi Ners. Materi tersebut didasarkan pada data dan atau informasi
yang berasal dari trend dan issue dalam keperawatan, masalah kesehatan yang berkembang, atau
berdasarkan hasil penelitian/ laporan studi kasus terdahulu yang dikaitkan dengan studi
kepustakaan. Penulisan Laporan Karya Ilmiah Akhir Ners harus dapat mengetengahkan indikator
yang hendak ditemukan, terutama yang berkaitan dengan masalah keperawatan yang menjadi
fokus. Karena sifatnya yang demikian, Karya Ilmiah Akhir Ners harus mengetengahkan ruang
lingkup permasalahan asuhan keperawatan.

1.5 Tema Karya Ilmiah Akhir Ners


Pengambilan tema penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners berdasarkan masalah yang ada
dalam bidang keperawatan, kemudian dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing. Tema yang
dapat dijadikan fokus kajian dalam keperawatan yaitu sebagai berikut :
1) Keperawatan Dasar Profesi
2) Keperawatan Medikal Bedah
3) Keperawatan Anak
4) Keperawatan Maternitas
5) Keperawatan Gerontik
6) Keperawatan Keluarga
7) Keperawatan Jiwa
8) Keperawatan Gawat darurat dan Kritis
9) Manajemen Keperawatan

4
1.6 Kedudukan Karya Ilmiah Akhir Ners dan Bobot Satuan Kredit Semester (SKS)
Karya Tulis Ilmiah mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain dalam kurikulum,
tetapi berbeda dalam bentuk proses pembelajaran dan mekanisme penilaian. Penyusunan Karya
Ilmiah Akhir Ners bagi seorang mahasiswa mempunyai bobot 2 sks yang artinya: 1 sks setara
dengan kegiatan akademik selama 170 menit setiap minggu. Jadi 2 sks setara dengan 2 x 170
menit setiap minggu.

5
BAB II
KETENTUAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS

2.1 Persyaratan Administratif


1) Terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
2) Mahasiswa telah memenuhi administrasi pendidikan

2.2 Ketentuan Penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners


Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
oleh mahasiswa, antara lain :
1) Proses penyusunan dimulai semester 1 dilanjutkan pada semester 2
2) Melakukan bimbingan dengan Dosen Pernbimbing minimal 5 (Lima) kali bimbingan, dan
pada tiap bimbingan diwajibkan menuliskan materi bimbingan pada lembar bimbingan dan
ditandatangani oleh Dosen Pembimbing (Contoh format terlampir)
3) Pada waktu mahasiswa melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada klien
mendapatkan pendampingan dosen pembimbing.

2.3 Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji


Selama melaksanakan proses penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners, setiap mahasiswa
memperoleh bantuan bimbingan dari Dosen pembimbing
1) Penetapan Dosen Pembimbing
a) Dosen memenuhi kualifikasi Magister yang memiliki latar belakang pendidikan dalam
bidang kesehatan dan atau lulusan Ners.
b) Dosen pembimbing memiliki jabatan fungsional
c) Dosen pembimbing ditetapkan oleh pimpinan institusi melalui Surat Keputusan.
d) Setiap mahasiswa akan mendapatkan 1 (satu) dosen pembimbing yang telah ditunjuk.
2) Tugas Pembimbing KTI Laporan Kasus adalah :
a) Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam :
(1) Memberikan masukan mengenai tema penulisan dan kedalaman pembahasan.
(2) Memberi bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners,
termasuk di dalamnya perbaikan bahasa, konsep ilmu dan format penulisan.

6
(3) Menyempurnakan penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners berdasarkan masukan pada
saat ujian Karya Ilmiah Akhir Ners dilaksanakan.
b) Melaporkan jalannya kegiatan bimbingan berkala dalam bentuk progres report (lembar
bimbingan) kepada koordinator mata kuliah.
c) Memberikan pendampingan pada saat mahasiswa melaksanakan pengambilan data
minimal 1 kali
d) Memberikan persetujuan pada naskah final (draft akhir) untuk diajukan pada ujian
Karya Ilmiah Akhir Ners.
3) Struktur Penguji KTI
Penguji KTI terdiri dari 2 orang penguji yaitu 1 penguji ketua (bukan pembimbing)
dan 1 orang penguji anggota (pembimbing).
4) Waktu Bimbingan
Mahasiswa diwajibkan melakukan bimbingan sebanyak minimal 5 kali dengan dosen
pembimbing masing-masing. Setiap kegiatan bimbingan didokumentasikan dalam Lembar
Bimbingan yang dibuat oleh mahasiswa. Lembar bimbingan tersebut rnerupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
telah siap dan berhak mengikuti Ujian Karya Ilmiah Akhir Ners.

2.4 Ketentuan Lain


Apabila Karya Ilmiah Akhir Ners tidak dapat diselesaikan pada semester bersangkutan, maka :
a) Mahasiswa dapat menyelesaikan pada semester berikutnya.
b) Semester yang bersangkutan tetap diperhitungkan dalam batas waktu maksimal studi.

7
BAB III
KERANGKA PENULISAN

PENULISAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS ADALAH SEBAGAI BERIKUT:


1.1 BAGIAN AWAL
Bagian awal usulan studi kasus terdiri atas:
1. Halaman sampul depan
2. Halaman sampul dalam dan prasyarat gelar
3. Halaman pernyataan penulis
4. Halaman persetujuan
5. Halaman pengesahan
6. Halaman kata pengantar
7. Halaman abstrak
8. Halaman daftar isi
9. Halaman daftar tabel
10. Halaman daftar gambar
11. Halaman daftar lampiran
12. Daftar arti lambang, singkatan dan istilah

1.2 BAGIAN INTI


Bagian inti studi kasus memuat hal sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pertanyaan Penelitian
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat Penelitian
BAB 2 STUDI LITERATUR
2.1 ............
2.2 ............
2.3 Kerangka teori
BAB 3 ANALISIS KASUS
3.1 Deskripsi Kasus
3.2 Metode Penelitian
3.3 Partisipan/ Responden
3.4 Lokasi dan Waktu penelitian
3.5 Prosedur Pengambilan Data
3.6 Instrumen Penelitian
3.7 Analisis dan Kriteria Interpretasi
3.8 Etika Penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

8
1.3 BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari:
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
 Surat Ijin Pengambilan Studi Kasus
 Informed consent
 dst

9
PENJELASAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

BAGIAN AWAL
1. HALAMAN SAMPUL DEPAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS STUDI KASUS


………………………………………………………………………

Oleh: (Nama Mahasiswa)


Nim

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
2021

10
2. HALAMAN SAMPUL DALAM
KARYA ILMIAH AKHIR NERS STUDI KASUS
Judul Studi Kasus

Untuj memperoleh Gelar Ners Pada Program Studi Profesi Ners


STIKes Bina Sehat PPNI Kab. Mojokerto

Oleh: (Nama Mahasiswa)


Nim

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
2021

Halaman Sampul Depan dan Halaman Sampul Dalam, halaman ini memuat usulan Studi
Kasus), Judul, lambang STIKes Bina Sehat PPNI Kab. Mojokerto, Nama mahasiswa, Nomer
Induk Mahasiswa, menuliskan kalimat “PROGRAM STUDI NERS”, nama perguruan tinggi

11
dan kota “STIKes BINA SEHAT PPNI Kab MOJOKERTO”,dan tahun. Warna Halaman
Sampul Depan Hijau Tua Warna Halaman Sampul Dalam Hijau Muda.

12
3. HALAMAN SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Studi Kasus ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di perguruan tinggi manapun

Mojokerto,
………………….
Yang Menyatakan

Na
ma
NI
M.

13
4. HALAMAN PERSETUJUAN

PERSETUJUAN

elah diperiksa dan di setujui isi serta susunannya, sehingga dapat di ajukan dalam ujian sidang pada Program Studi Profesi N
PPNI Kab. Mojokerto

Mojokerto,........................

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Profesi Ners Pembimbing I

................................... ...................................

14
5. HALAMAN PENGESAHAN
Halaman ini memuat tanggal, bulan, tahun pelaksanaan nama mahasiswa, NIM, nama ketua
dan anggota penguji studi kasus, serta pengesahan dari Ketua Program Studi.

PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Karya Tulis pada:
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
NIM :

TIM PENGUJI
Ketua : (Nama, NIP)
Anggota : (Nama, NIP)

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Profesi Ners

…………………………………….

15
6. KATA PENGANTAR
Halaman ini memuat pernyataan terima kasih mahasiswa kepada pihak yang telah membantu
secara langsung dalam melakukan Studi Kasus dalam penyusunan naskah atau bantuan lain
dari berbagai pihak yang dianggap penting dalam penyelesaian studi kasus ini.
Contoh:

KATA PENGANAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian akhir Program Studi Profesi Ners di STIKes Bina Sehat PPNI
Kab. Mojokerto, tahun……………dengan judul penelitian………………..….

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. (Nama pimpinan institusi yang terkait dengan proses Karya Tulis Ilmiah)
2. (Nama pembimbing dalam Karya Tulis Ilmiah) ……………………………….
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan karya
ilmiahini.
4. Responden yang telah bersedia membantu dalam kegiatan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah .
Semoga amal kebaikannya diterima Allah SWT dan mendapat imbalan pahala
dari AllahSWT.

Akhir kata semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.

Mojokerto, ……………………..
Peneliti

16
7. HALAMAN ABSTRAK
Tujuan dari abstrak adalah untuk mendeskripsikan secara singkat tentang informasi
penelitian yang telah dilakukan. Abstrak membantu pembaca pada lembaga publik atau
ilmiah untuk mencerna studi kasus tersebut tanpa harus membacanya secara keseluruhan.
Abstrak terdiri dari pengantar permasalahan yang diteliti, metode, anilisis, hasil, dan
diskusi, serta rekomendasi jika ada. Ringkasan eksekutif harus sebanding dengan panjang
studi kasus dan maksimal 250 kata. Abstrak ditulis dalam bahsa inggris dan bahasa
Indonesia.

ABSTRACT

Case Study In The Steel Making Unit Of Hanil Jaya Steel Company, Waru
Sidoarjo
By: (Nama Mahasiswa)

Introductio
n : Methods

:
Results :
Analyzed : Discussion :

Keywords:

17
8. HALAMAN DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan susunan keseluruhan isi karya ilmiah. Susunan penulisan daftar isi
terdapat nomor halaman masing-masing dari daftar isi.
Contoh:

18
9. HALAMAN DAFTAR TABEL
Daftar tabel merupakan isi dari tabel yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah. Penulisan
daftar tabel dilakukan setelah penulisan daftar isi. Cara menuliskan daftar tabel adalah
sebagai berikut: nomor tabel, teks isi tabel dan halaman tabel.

DAFTAR TABEL
10. HALAMAN DAFTAR GAMBAR
Halamandaftar
Merupakan bagian isi dari gambar yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah . Penulisan
gambar
Tabel dilakukan setelah
4.1 : (judul penulisan daftar tabel. Cara menuliskan adalah sebagai berikut:
tabel)..........................................................................................33
Tabelgambar,
nomor 4.2 : (judul
teks isitabel)..........................................................................................34
gambar dan halaman gambar.

DAFTAR GAMBAR
11. HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
Halama
Merupakan daftar dari lampiran yang ada dalam Karya Tulis Ilmiah. Penulisan daftar
n Gambar 3.1 : (judul gambar)
lampiran dilakukan setelah penulisan daftar gambar. Cara menuliskan daftar lampiran
....................................................................................................................................
45
adalah sebagai berikut: nomor lampiran, teks isi lampiran
Gambar 3.2 : (judul gambar)….................................................................................46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan untuk mengadakan Studi Kasus…………………

Lampiran 2 : Lembar permohonoan menjadi responden………...…………………

Lampiran 3 : Lembar kesediaan menjadi responden..……..………………………

Lampiran 4 : …..……………………………..………..dst

19
12. DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Dalam daftar ini memuat arti lambing, singkatan dan istilah yang digunakan dalam
Karya Tulis Ilmiah.

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN dan


ISTILAH

AIPNI : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia


AIPNEMA : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Muhammadiyah-
Aisyiyah PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
DEPKES : Departemen Kesehatan
K3 : Kesehatan Keselamatan Kerja

20
CONTOH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH AKHIR NERS

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang dan signifikansi, pertanyaan penelitian, objektif, dan
manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Informasi latar belakang untuk laporan studi kasus berisi tentang fenomena masalah
penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dampak masalah, solusi, dan
signifikansi. Susunan tersebut bertujuan membangun alur pikir studi kasus, sehingga
pembaca dapat memahami pentingnya fenomena diangkat menjadi suatu topik penelitian.
Selain itu, latar belakang juga bertujuan untuk menciptakan minat pembaca dalam topik,
menggambarkan masalah, dan ruang lingkupnya.
Penelitian studi kasus yang berupa penerapan intervensi diharapkan disertai dengan
signifikansi, sedangkan penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif yang tidak
melibatkan perlakuan tidak wajib mencantumkan signifikansi. Signifikansi merupakan
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung intervensi yang akan diterapkan pada
studi kasus ini. Hasil penelitian tersebut dapat berasal dari artikel dalam jurnal yang telah
terpublikasi.

Contoh judul 1 “Studi Kasus Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan


ketakutan pada pasien kanker”, maka penelitian terkait dengan kasus tersebut adalah:
1. The effect of training distinct Neurofeedback protocols on aspects of cognitive
performance. Int J 383 Psychophysiol 2003;47:75–85
2. Treatment of anxiety disorder with Neurofeedback: case study. Proc – Soc Behav Sci
2011;30: 387 103–107
3. Evidence-based practice in biofeedback and Neurofeedback. Colorado: Applied
Psychophysiology and Biofeedback; 2004

Contoh judul 2 “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Postanesthesia Care”


1. Management of massive and submassive pulmonary embolism, iliofemoral deep vein
thrombosis, and chronic thromboemboembolic pulmonary hypertension. Circulation.
21
2011;123: 1788-1830.
2. Nursing management vascular disorders. In: Lewis S, Dirksen S, Heitkemper M,
Bucher L, Camera I, eds. Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management
of Clinical Problems, 8th ed. St Louis, Mo: Elsevier Mosby; 2011:883.
3. Preventing postsurgical venous thromboembolism. J Perianesth Nurs. 2014;29:317-
319.

Contoh judul 3 “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD Dengan Masalah Keperawatan Hipervolemia Di
Ruang X Rumah Sakit Umum X”

1.2 Pertanyaan Penelitian


Pertanyaan penelitian memuat beberapa uraian tentang rasa ingin tahu peneliti terhadap
suatu fenomena. Uraian tersebut ditulis dalam bentuk pertanyaan yang kebenarannya
ingin dicari oleh peneliti. Berikut beberapa petunjuk tentang pertanyaan penelitian:
 Mulailah dengan memahami masalah keperawatan yang akan diambil
 Rumuskan dulu masalah pokoknya atau unit analisis yang menjadi focus penelitian
 Apabila masalah pokok masih dapat dijabarkan, rumuskan sub-sub masalahnya
 Baik pokok masalah maupun sub-sub masalahnya rumuskan masalah dengan jelas
dengan cara:
a. Rumuskan dengan kalimat tanya sesuai dengan sifat variabelnya
b. Tiap kata di dalam kalimat pertanyaan hendaknya definitif (tidak menimbulkan
aneka tafsiran)
c. Bahasa dengan kata yang dimengerti oleh orang lain
d. Dapat dijawab secara realistis dan sistematis secara ilmiah.

Contoh judul “Studi kasus Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan


ketakutan pada pasien kanker”, maka pertanyaan penelitiannya:
1. Bagaimana derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker sebelum diberikan
Neurofeedback?
2. Bagaimana mekanisme Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan danketakutan
pada pasien kanker?
3. Bagaimana derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker setelah diberikan
Neurofeedback?

22
Contoh judul studi kasus tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Postanesthesia
Care”, maka pertanyaan penelitiannya:
1. Apa faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasi di Unit
Postanesthesia Care?
2. Apa saja tanda dan gejala Emboli Paru?
3. Apa saja intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru?

Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka pertanyaan
penelitiannya:
“Bagaimana pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload cairan pada klien
Gagal Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan
Hipervolemi di Ruang X Rumah Sakit Umum X.?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan berisi tentang sesuatu yang akan diharapkan dari penelitian studi kasus. Penulisan
objektif dalam studi kasus harus mengacu pada masalah yang telah dirumuskan. Cara
menuliskan objektif penelitian dengan menggunakan kata kerja aktif dengan contoh
sebagai berikut: untuk memahami, menemukan, mengetahui, menjelaskan, menilai,
membandingkan, menguraikan, mengidentifikasi, mempelajari atau juga dengan kalimat
pasif seperti agar dapat diketahui, agar dapat dijelaskan, agar dapat dibandingkan dan
lain-lain.

Contoh judul “Studi kasus Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan


ketakutan pada pasien kanker”, maka objektif penelitiannya:
1. Mengidentifikasi derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker sebelum
diberikan Neurofeedback
2. Menjelaskan mekanisme Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan
ketakutan pada pasien kanker
3. Mengidentifikasi derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker setelah diberikan

23
Neurofeedback

Contoh judul studi kasus tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Postanesthesia
Care” maka objektif penelitiannya:
1. Mengidentifikasi faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasi di
Unit Postanesthesia Care
2. Menguraikan tanda dan gejala Emboli Paru
3. Mengidentifikasi intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka objektif
penelitiannya:
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD (Chronic
Kidney Disease) dengan masalah keperawatan Hipervolemia di Ruang X Rumah
Sakit Umum X.
2. Mendeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload cairan
pada klien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan
Hipervolemia di Ruang X Rumah Sakit Umum X.
3. Mengobservasi intake dan output dalam mengatasi masalah overload cairan pada
klien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan Hipervolemia di
Ruang X Rumah Sakit Umum X.

1.4 Manfaat Penelitian


Cara menuliskan manfaat adalah sebagai berikut: tuliskan manfaat dilakukannya topik
penelitian studi kasus yang telah dipilih. Manfaat tersebut dapat terdiri dari manfaat
dalam perkembangan IPTEK dan penggunaan secara praktis, manfaat pada instansi
tempat mengambil penelitian dan manfaat bagi masyarakat.

24
BAB 2
STUDI LITERATUR

Studi literatur menguraikan konsep, teori, dan penelitian yang berhubungan dengan topik
penelitian dengan tujuan sebagai dasar rujukan yang dapat memperkuat pembahasan
penelitian. Bab 2 juga termasuk literatur kerangka teori keperawatan yang digunakan
oleh peneliti untuk membantu unit analisis dan menjadi bahan kajian saat pembahasan di
bab selanjutnya.

Contoh judul “Studi kasus Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan


ketakutan pada pasien kanker”, maka konsep teori yang dibutuhkan:
2.1 Neurofeedback
2.1.1 definisi Neurofeedbak
2.1.2 Mekanisme Neurofeedbak
2.1.3dst.
2.2 Kecemasan
2.2.1 definisi
2.2.2 teori kecemasan dalam keperawatan
2.2.3 dst….

Contoh judul studi kasus tentang tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit Post-
anesthesia Care”, maka konsep teori yang dibutuhkan:
2.1 Emboli Paru
2.2.1 Faktor Resiko
2.2.2 Tanda Gejala
2.2.3 Patofisiologi
2.2.4 Dst….

25
Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” maka konsep teori
yang dibutuhkan:
2.1 Konsep Dasar Pada CKD
2.1.1 Definisi CKD
2.1.2 Etiologi CKD
2.1.3 Manifestasi Klinis CKD
2.1.4 Patofisiologi CKD
2.1.5 Klasifikasi CKD
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
2.1.7 Komplikasi CKD
2.1.8 Pathway CKD
2.1.9 Penatalaksanaan CKD
2.2 Konsep Hipervolemia
2.2.1 Definisi Hipervolemia
2.2.2 Klasifikasi Hipervolemia
2.2.3 Batasan Karakteristik Hipervolemia
2.2.4 Pengkajian Hipervolemia
2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hipervolemia

Hal lainnya yang perlu ditulis dalam bab 2 setelah konsep sesuai topik adalah kerangka
teori. Kerangka teori dianjurkan menggunakan pola pikir berdasarkan teori
keperawatan, misalnya Adaptasi Roy. Hal ini ditujukan untuk membentuk budaya
berpikir ilmiah berlandaskan teori keperawatan, sehingga membantu pengembangan
body of knowledge keperawatan.

26
BAB 3
ANALISIS KASUS
3.1 Deskripsi Kasus

Deskripsi kasus merupakan gambaran kasus yang diteliti. Gambaran kasus tersebut
terdiri dari indentitas personal, kecuali nama harus dirahasiakan dengan menggunakan
inisial. Hal lainnya yang perlu dideskripsikan adalah beberapa informasi yang membantu
pembaca menguasai kasus dan berhubungan dengan riwayat kesehatan yang membantu
pembuatan pembahasan pada bab 4. Deskripsi setiap kasus tidak lebih dari ¾ halaman
kertas A4. Informasi lainnya yang berhubungan langsung dengan hasil unit analisis
penelitian disampaikan pada subbab hasil di bab 4.

Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X”:
Klien yang mengalami masalah hipervolemia dengan diagnosa medis CKD (Chronic
Kidney Disease) dan sedang mengalami perawatan di ruang X Rumah Sakit Umum X.

3.2 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus. Studi
kasus merupakan desain penelitian yang mendeskrpsikan suatu fenomena untuk
menjawab satu atau lebih pertanyaan penelitian. Studi kasus dapat berupa penelitian
yang mengeksplorasi kejadian atau mengujikan terapan dari sebuah prosedur. Selain
desain, peneliti juga penting untuk menjelaskan tentang waktu, tempat dan sampel
penelitian pada bagian ini.
Contoh penulisan “penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Robert K. Yin
(2014) menjelaskan studi kasus menyelidiki fenomena kontemporer ("kasus") dalam
konteks dunia nyata, terutama ketika batas antara fenomena dan konteks mungkin tidak
jelas jelas"
Desain penelitian juga harus dilengkapi dengan:
a. Metode Penelitian
b. Pemilihan Partisipan penelitian
Pada sub-bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan / unit analiss / yang akan

27
diteliti. Unit analisis / partisipan dalam keperawatan umumnya adalah klien dan atau
keluarganya. Subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga (2 kasus) dengan
masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama. Misalnya, klien Diabetes Melitus
dengan luka gangren.
c. Waktu dan Lokasi penelitian
Dijelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian (jika terkait dengan tema/ topik yang
diambil), jika fokus sasaran adalah keluarga maka perlu menuliskan alamat yang
digunakan setingkat desa serta waktu yang digunakan dalam penyusunan Studi kasus.
Waktu penyelenggaraan kegiatan penyelenggaraan asuhan keperawatan adalah :
(1) Studi kasus individu (di Rumah sakit) lama waktu sejak klien pertama kali MRS
sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sehelum 3 hari klien
sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu
dilanjutkan dalam bentuk home care.
(2) Studi kasus pada keluarga di komunitas, sasarannya adalah klien dan keluarga. Lama
waktu bisa menyesuaikan sesuai dengan target keberhasilan dari tindakan, bisa 2 s/d
3 minggu (dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali selama masa perawatan).
d. Prosedur Pengambilan Data
Pada sub bab ini dijelankan metode pengumpulan data yang di digunakan:
1) Pengkajian : wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang - dahulu - keluarga dll). Sumber data dan klien,
keluarga, perawat dan lainnya.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi,
perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh klien (data fokus sesuai dengan tema atau
topik yang diambil)
3) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang
relevan).

e. Instrumen yang digunakan


Desain studi kasus dapat dilakukan melalui dua model:
1. Single Patient dengan Multiple Unit of Analysys
2. Single Unit of Analysisis dengan Multiple Patient

28
3.3 Analisis Data
Salah satu komponen penting Desain studi kasus adalah Analisis Data. Analisis Data
merupakan cara atau metode yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan analisa dari
hasil penelitian yang berupa gambaran atau deskriptif. Pada pedoman KTI ini, analisis
data terdiri dari 2 hal yaitu unit analisis dan kriteria interpretasi.
Jumlah data hasil temuan yang akan dianalisa beragam mulai dari satu hingga lebih
komponen tergantung dari pertanyaan penelitian yang disusun. Temuan penelitian akan
dideskripsikan sesuai dengan kriteria interpretasi ilmiah.

1. Single Patient dengan Multiple Unit of Analysys


Contoh judul “Studi kasus Neurofeedback dalam menurunkan kecemasan dan
ketakutan pada pasien kanker”, mempunyai tiga unit analisis yang terdiri dari:
a. Derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker sebelum
diberikan Neurofeedback.
b. Mekanisme Neurofeedback dalam penurunan kecemasan dan ketakutan pasien
kanker.
c. Derajat kecemasan dan ketakutan pasien kanker sebelum
diberikan Neurofeedback.
Maka untuk kriteria intepretasinya adalah sebagai berikut,
Kriteria intepretasi untuk unit analisis (a) dan (b) bisa menggunakan skala kecemasan
serta skala ketakutan yang sudah baku, atau menggunakan standar luaran yang ada di
standar luaran keperawatan Indonesia.

Contoh judul “Studi Kasus Pemantauan Intake Dan Output Untuk Mengatasi
Overload Cairan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah
Keperawatan Hipervolemia Di Ruang X Rumah Sakit Umum X” , mempunyai tiga
unit analisis yang terdiri dari:
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD dengan
masalah keperawatan Hipervolemia.
b. Mendeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload
cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
c. Mengobservasi intake dan output (Balans Cairan) dalam mengatasi masalah

29
overload cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
Maka untuk kriteria intepretasinya adalah sebagai berikut,
a. Teridentifikasi tanda dan gejala terjadinya overload pada klien CKD dengan
masalah keperawatan Hipervolemia.
Masalah hipervolemia dapat dibuktikan dengan tanda dan gejala antara lain, edema
anasarka dan/atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat,
dyspnea, adanya suara napas tambahan, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake
lebih banyak dari output (balans cairan positif), kongesti paru, distensi vena
jugularis.
b. Terdeskripsikan pemantauan intake dan output untuk mengatasi overload
cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia.
Intake didapatkan dari makan, minum, obat-obatan, cairan infus. Sedangkanoutput
didapatkan dari urin, muntahan, BAB, IWL (Insensibel Water Lose).
c. Hasil observasi intake dan output (Balans Cairan) dalam mengatasi masalah
overload cairan pada klien CKD dengan masalah keperawatan Hipervolemia. Hasil
pemantauan intake dan output dengan perhitungan rumus balance cairan, yaitu
Intake = Output + IWL. Perhitungan balance cairan merupakan hasil dariselisih
antara intake dan output.

2. Single Unit of Analysisis dengan Multiple Patient


Contoh judul studi kasus tentang “Studi Kasus Emboli Paru di Unit
Postanesthesia Care”, maka mempunyai 3 unit analisis yang terdiri dari:
a. Faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasi di Unit
Postanesthesia Care
b. Tanda dan gejala Emboli Paru
c. Intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru
Maka untuk kriteria intepretasinya adalah sebagai berikut,
a. Teridentifikasi faktor resiko terjadinya Emboli Paru pada pasien post operasidi
Unit Postanesthesia Care.
Standar kriteria faktor resiko bisa mengacu pada standar secara teoritis mengacu
pada salah satu textbook atau mengacu pada artikel penelitian sebelumnya.
b. Teridentifikasi tanda dan gejala emboli paru.

30
Standar kriteria tanda dan gejala bisa meng\acu pada standar secara teoritis
mengacu pada salah satu textbook atau mengacu pada artikel penelitian
sebelumnya.
c. Terdeskripsikan Intervensi medis dan keperawatan pada pasien Emboli Paru.
Standar kriteria Intervensi medis dan keperawatan bisa mengacu pada standar
secara teoritis mengacu pada salah satu textbook atau mengacu pada artikel
penelitian sebelumnya. Khusu terkait stndar keperawatan mengacu padaSDKI,
SLKI, dan SIKI

3.4 Etika Penelitian


Etika penelitian merupakan penjabaran pencegahan dari pelanggaran prinsip-prinsip etik
penelitian. Menjelaskan masalah etika dalam penelitian keperawatan seperti informed
consent sebelum melakukan penelitian, anonymity (tanpa nama) pada saat melakukan
pengukuran atau pengumpulan data, confidentiality (kerahasiaan), dan lainnya.
a. Informed concent
Informed consent merupakan sebuah proses mulai dari penjelasan tentang penelitian
yang akan dilakukan sampai dengan responden/partisipan bersedia mengikuti
penelitian. Sebelum penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan
penelitian dan mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti
harus menghormati hak pasien. Peneliti harus memperlakukan subjek penelitian
sebagai seseorang yang mempunyai autonomi dengan memberikan informasi pada
mereka tentang tujuan penelitian dan membebaskan mereka untuk memilih
mengikuti penelitian atau tidak. Subjek penelitian juga berhak keluar dari penelitian
kapanpun tanpa mendapatkan sangsi/hukuman.
b. Anonimity (Tanpa nama)
Peneliti menjaga informasi personal responden dan tidak boleh memberikan
informasi tanpa ijin dari responden tersebut. Salah satu bentuk penerapan anonimity
adalah peneliti menjelaskan bentuk penulisan hasil penelitian dengan tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data.

31
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti merahasiakan informasi responden dalam penelitian. Kerahasiaan didasarkan
pada janji menjaga informasi personal yang diinginkan. Seseorang dapat memilih
kepada siapa informasi dapat diberikan. Seseorang yang menerima informasi
tersebut tetap harus menjaga informasi yang didapat dan bertanggung jawab menjaga
kerahasiaan tersebut. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
d. Beneficence dan Non-maleficence
Etika penelitian beneficence menuntut penelitian yang dilakukan memberikan
keuntungan atau manfaat dari penelitian. Proses penelitian yang dilakukan juga
diharapkan tidak menimbulkan kerugian atau meminimalkan kerugian yang mungkin
ditimbulkan.
e. Justice (Keadilan)
Prinsip adil pada penelitian diterapkan pada semua tahap pengumpulan data,
misalnya pada pemilihan sampel dan pemberian perlakuan. Proses pelaksanaan
penelitian yang melibatkan beberapa partisipan harus mendapatkan manfaat yang
hampir sama.

32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian berisikan tentang temuan-temuan penelitian sesuai dengan kriteria
interpretasi pada setiap unit analisis. Hasil penelitian disusun sistimatis sesuai dengan
pertanyaan penelitian atau objektif. Memuat keseluruhan hasil yang telah dilaksanakan
dan selanjutnya dibuat pembahasan sesuai dengan kaidah pembahasan
4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data
Pada sub-bab ini dijelaskan secara sekilas identitas RS / Panti Lingkungan tempat
tinggal klien atau kondisi ruang rawat (baik secara fisik maupun situasi dan regulasi yang
berlaku). Gambaran lokasi dicantumkan apabila terkait dengan tema/ topik penelitian.
4.1.2 Pengkajian
Fokus Pengkajian adalah : Identitas klien, hasil pemeriksaan fisik, keluhan utama
dan riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga) serta jika diperlukan dapat
ditambahkan genogram. Presentasi basil dalam KTI dapat dilakukan dengan teknik uraian
atau tabel.
Contoh (bentuk tabel)
1) Identitas Klien
IDENTITAS Klien 1 Klien 2 Klien 3 Dst..
KLIEN
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawman
Dst……….

Dx Medis

2) Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT Klien I Klien 2 Klien 3 Dst..
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat Keluarga
dst

33
3) Perubahan Pola Kesehatan (Pendekatan Gordon / Pendekatan Sistem) . Fokus sesuai
dengan tema / topik yang diambil.
Contoh pendekatan Gordon :
POLA Klien I Klien 2
KESEHATAN
1. Pola Nutrisi : DS: wawancara DS: wawancara
DO: observasi, DO: observasi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan pemeriksaan
penunjang penunjang

2.Pola Eliminasi DS: wawancara DS: wawancara


DO: observasi, DO: observasi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan pemeriksaan
Dst penunjang penunjang

4.1.3 Analisis Data


Analisis data mengarahkan pada poses pengumpulan data senjang dan keterkaitan
antar data untuk menunjang penentuan masalah keperawatan. Analisis data dapat disusun
dalam model tabel seperti berikut :
Analisis Data Etiologi Masalah
Klien 1
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Klien 2
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Dst

CONTOH : ANALISIS DATA


DATA ETIOLOGI MASALAH
Klien 1
DS: Pneumonia Ketidakefektifan
Klien mengatakan batuk, keluar ↓ bersihan jalan
dahak sedikit-sedikit Inflamasi di alveoli nafas

34

Do: Peningkatan mediator
1. Suara nafas ronchi Inflamasi
2. RR 30 x/menit ↓
3. Klien tampak gelisah Peningkatan produksi
4. X-ray Thorax AP (1 Juli sputum
2014) → pneumonia, ↓
penebalan hilus menandakan Sekret menumpuk di
adanya retensi secret saluran nafas
DS: Pneumonia Gangguan
- ↓ pertukaran gas
DO: Penimbunan cairan di
1. RR 30x/mnt alveoli
2. Dyspnea ↓
3. Pemenksaan BGA dengan Perubahan membran
NRM 12 lpm (7 Juli 2014) alveoli kapiler
pH 7,41, PCO2 25,1, PO2
l24, HCO3 15,8, BE -7,1,
Sat. O2 98,5%
DS : Tidak ada sumber Cemas
mengatakan takut penyakit tidak informasi
sembuh dan semakin parah ↓
Mengatakan tidak tahu penyakit Kurang pengetahuan
Mengatakan belum ada yang ↓
memberi informasi tentang Persepsi yang salah
penyakitnya tentang penyakit

DO : Kecemasan
Diam dan tampak murung

Klien 2

4.1.4 Diagnosis Keperawatan


Data Problem masalah Etiologi (Penyebab +
tanda & gejala)
Klien 1
Klien 2
Dst

4.1.5 Perencanaan
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan & Rasional
Klien 1
Diagnosis
keperawatan
Klien 2
Diagnosis
keperawatan
35
36
Dst.

CONTOH : RENCANA INTERVENSI


DIAGNOSIS
KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasi1L
Klien 1
Ketidakefektifan bersihan 1. Lakukan fisroterapi 1. Fisioterapi nafas
jalan nafas b.d akumulasi nafas untuk dapat memobilisasi
sekret di saluran nafas 2. Kolaborasi dengan sekret ke saluran
Setelah dilakukan dokter untuk nafas besar
perawatan selama 4 x 24 pemberian nebulizer 2. Nebul dapat
jam, klien menunjukkan 3. Lakukan suction mengencerkan
apabila klien tidak dahak
NOC : dapat melakukan 3. Suction dilakukan
1. Tidak ada ronchi batuk untuk mengeluarkan
2. RR normal (16- sekret
20x/mnt)
3. Klien dapat 4. Atur posisi klien 4. Posisi semifowler
mengeluarkan dahak semifowler, kecuali dapat
4. Saturasi oksigen >98% ada kontraindikasi memaksimalkan
5. Tidak ada dyspnea 5. Kolaborasi pengembangan dada
pemberian oksigen 5. Pemberian oksigen
dapat meningkatkan
6. Kolaborasi dengan 6. Pemberian antibiotic
dokter untuk dapat mengurangi
pemberian infeksi pada paru
antibiotik 7. Evaluasi intervensi
7. Evaluasi TTV, yang telah
suara nafas, dan dilakukan
saturasi oksigen
Ketidakefektifan perfusi 1. Kolaborasi 1. Suplemen vitamin
jaringan cerebral b.d pemberian suplemen otak dapat
terputusnya aliran darah vitamin otak sesuai memperbaiki sel-sel
cerebral indikasi. otak
Setelah dilakukan 2. Kolaborasi 2. Mencegah
perawatan selama 4 x 24 pemberian terjadinya bleeding
jam, klien menunjukkan Antifibrolitik, misal di otak
aminocaproic acid
(amicar),
a. Terpelihara dan Antihipertensi,
meningkatnya tingkat Vasodilator perifer,
kesadaran, kognisi dan missal cyclandelatc,
fungsi sensori / motor. isoxsuprine
b. Menampakan stabilisasi 3. Posisikan
tanda vital dan tidak ada trendenberg jika
PTIK. tekanan darah klien 3. Posisi trendenberg
c. Peran klien menampakan kurang dari normal dapat
37
38
tidak adanya kemundu- 4. Evaluasi pupil memaksimalkan
ran status mental (ukuran bentuk perfusi jaringan
kesamaan dan reaksi cerebral
terhadap cahaya) 4. Mengetahui reaksi
5. Monitor dan catat klien terhadap
status neurologis cahaya
seacara teratur dan 5. Evaluasi tindakan
tanda-tanda vital yang telah
dilakukan
Klien 2
Dst

Setelah disampaikan rencana tindakan dari dua (atau lebih klien), mungkin dapat diikuti
dengan penjelasan seperlunya tentang adanya variasi intervensi antar klien dan alasan
adanya perbedaan intervensi / implementasi antar klien. Paparan ini dimungkinkan untuk
rencana tindakan yang tidak terkait dengan diagnosis keperawatan yang menjadi fokus/
tujuan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners). Pada intervensi bisa menggunakan
beberapa literatur dan modivikasi dengan acuan baku mutu care plan.

4.1.6 Pelaksanaan
Teknik penyajian data tentang pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel, dan
memuat informasi / catatan terintegrasi disesuaikan dengan waktu tindakan.
Berikut contoh format model tabel :
Pelaksanaan Hari 1 Hari 2….dst
Klien 1 Jam
Jam
DST
Klien 2 Jam
Jam
dst
DST

Implementasi diatas dapat diikuti dengan penjelasan seperlunya tentang adanya vanasi
implementasi antar klien dan alasan adanya perbedaan intervensi / implementasi antar
klien. Paparan ini dimungkinkan untuk bentuk implementasi yang tidak terkait dengan
diagnosis keperawatan yang menjadi fokus / tujuan penyusunan KTI).

39
Contoh dokumentasi Implementasi adalah sebagai berikut :
Diagnosa 4 Juli 2014 5 Juli 2014 7 Juli 2014 8 Juli 2014 10 Juli 2014
Keperawatan
Klien 1
Ketidakefektif-an
bersihan jalan
nafas b.d Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
akumulasi sekret 08.00 Memberikan 08.30 Mempertahan-kan 08.00 Mempertahan-kan 08.00 Memberikan 08.00 Memberikan cefotaxim 1
di saluran nafas cefotaxim 1 gr dalam O2 NRM 10 lpm O2 NRM 10 lpm cefotaxim 1 gr gr dalam pz 100 cc/drip
pz 100 cc/drip Memberikan Memberikan dalam pz 100 Memberikan
mempertahankan O2 cefotaxim 1 gr dalam cefotaxim 1 gr dalam cc/drip Memberikan levofloxacin 750 mg
simple mask 8 lpm pz 100 cc/drip pz 100 cc/drip levofloxacin 750 mg Auskultasi suara nafas :
Visite dr. Pras Memberikan Memberikan Mengukur SpO2 ronchi di apek dan lobus
S: Batuk dahak + levofloxacin 750 mg levofloxacin 750 mg atas
10.00 12.00
O: paru bronco ves/ 09.00 Melakukan 08.45 Melakukan clapping 16.00 99=100% Melakukan suction →
bronkoves, rhonchi auskultasi suara Memberikan nebul Memberikan dahak sedikit
+/+, wh _/_ nafas bisolvon 1cc dan cefotaxim 1 gr Mengukur SpO2 95-98%
A: terapi cefotaxim : ronchi di lapang ventolin 1cc dalam pz 100 Memberikan cefotaxim 1
3x1 paru Visite dr. Pras pro cc/drip Memberikan gr dalam pz 100 cc/drip
gr, levofloxacin Memberikan nebul CXR cito bed, terapi 24.00 cefotaxim 1 gr
1x750 mg, nebul bisolvon 1cc dan tetap dalam pz 100
dengan ventolin 1cc cc/drip
ventolin dan bisolvon 09.30 Memberikan Mengukur SpO2 68%
/ 6 jam, dan Melakukan suction 16.00 cefotaxim 1 gr dalam Memberikan Menaikkan O2 NRM 15
fisioterapi dada → sekret kental pz 100 cc/drip cefotaxim 1 gr lpm → SpO2 100%
Melakukan 11.30 Visite dr. Pras Nebul tidak dalam pz 100 menurunkan O2 NRM
13.00 auskultasi suara nafas S: Batuk dahak + diberikan cc/drip menjadi 12 lpm → SpO2
; ronchi di lapang O: paru bronco ves/ Memberikan 98%,
paru bronkoves, rhonchi cefotaxim 1 gr dalam SpO2 81% → menaikkan
+/+, wh _/_ 24.00 pz 100 cc/drip O2 15 lpm

Memberikan nebul A: Pneumonia Memberikan cefotaxim 1


bisolvon 1cc dan + retensi sputum gr dalam pz 100 cc/drip
ventolin 1cc P: terapi tetap dan Mengukur SpO2
posisikan semifowler
Melakukan clapping Memberikan posisi 91-92%
13.30
Mengganti O2 semifowler
masker 8lpm Observasi TTV
menjadi SpO2 91%
O2 NRM 10 lpm

4
Menaikkan flow
NRM menjadi 12
lpm
Klien 2
Ketidakefektian
bersihan jalan
nafas b.d
akumulasi sekret
di saluran nafas
Dst….

4
4.1.7 Evaluasi
Rumusan penulisan evaluasi bagi klien dapat dilakukan menggunakan format sebagai
berikut :
Evaluasi Hari 1 Hari 2….dst
Klien 1
1. Diagnosis 1
2. dx ……..
S
O
A
P

Klien 2
1. dx 1
2. dx 2 …..
S
O
A
P

Paparan evaluasi di atas dapat diikuti dengan penjelasan seperlunya tentang adanya variasi
evaluasi antar klien (utamanya terkait dengan diagnosis keperawatan yang tidak menjadi
fokus / tujuan penyusunan KTI)
Contoh : Evaluasi
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 dst
Klien 1 S:- S:- S:- S:- S:-
dx. 1 O: O: O: O: O:
GCS 314 GCS 213, GCS 314, GCS 314, Klien
kesadaran stupor, kesadaran kesadaran stupor, kesadaran stupor, meninggal
tidak ada stupor, tidak ada tidak ada tidak ada pukul 03.40
perdarahan di perdarahan di perdarahan di perdarahan di WIB
otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak otak, PTIK tidak A:
ada, tekanan ada, tekanan ada, tekanan ada, tekanan masalah tidak
darah 100/60 darah 110/70 darah 80/60 darah 100/60 teratasi
mmHg, N : mmHg, N : mmHg, N : mmHg, N : P
98x/mnt, RR: 95x/mnt, RR: 78x/mnt, RR: 75x/mnt, RR: -
28x/mm
32x/mm T: 33x/mm T: 370 T: 36,70 C 32x/mm T: 370
37,20 C C A: C
A: A: masalah teratasi A:
masalah teratasi masalah teratasi sebagian masalah teratasi
sebagian sebagian P sebagian
P P lanjutkan P
lanjutkan lanjutkan intervensi 1, 2, lanjutkan
intervensi 1, 2, intervensi 1, 2, 3, 5 intervensi 1, 2,
3, 5 3, 5 3, 5
Klien 2

4
4.2 Pembahasan
Pembahasan penelitian terdiri dari analisa temuan sesuai kriteria interpretasi setiap unit
analisis dan keterbatasan penelitian. Pembahasan disusun dengan cara meanganalisa hasil
setiap kasus. Analisa dapat dilakukan dengan cara melihat perbedaan atau penyimpangan
dan persamaan gambaran setiap unit analisis yang didapatkan pada masing-masing kasus.
Pembahasan penelitian juga Berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan diuraikan
dengan konsep. Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan khusus. Pembahasan berisi
tentang mengapa (why) dan bagaimana (How).
Urutan penulisan berdasarkan paragraf adalah F-T-O (Fakta-Teori-Opini). juga dapat
menggunakan alur P-I-C-O-T (P: patien, karakteristik klien; I: implementasi; C:
Comparation; O: Outcome; dan T - Theory (dikaitkan dgn teori yang ada)). Isi
Pembahasan sesuai dgn tujuan khusus yaitu :
4.2.1 Pengkajian
42.2 Diagnosis Keperawatan
4.2.3 Perencanaan
4.2.4 Tindakan
4.2.5 Evaluasi

Dengan memperhatikan situasi dimana umumnya klien mengalami lebih dari satu
masalah keperawatan sementara dalam rurnusan tujuan diarahkan pada satu masalah
keperawatan spesifik, maka diharapkan pembahasan pada bagian ini lebih menekankan
pada aspek asuhan keperawatan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya apabila ditetapkan fokus asuhan kcperawatan pada klien yang
menderita Glumenllonephritis dengan gangguan keseimbangan cairan; maka fokus
pembahasan mulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan dan tindakan
serta evaluasi lebih menekankan gangguan keseimbangan cairan. Masalah keperawatan
lainnya yang tidak menjadi fokus kajian studi kasus ini dapat dipaparkan langsung pada
hasil penelitian.

Dalam analisis menggunakan pendekatan Fakta-teori dan Opini (FTO) penyusun dapat
mengungkapkan lagi data-data / fakta-fakta yang ditemukan pada kedua pasien,

4
selanjutnya membandingkan fakta yang terjadi dengan teori asuhan keperawatan atau
pendekatan patofisiologi, dan berusaha untuk menjelaskan mengapa terjadi variasi (how)
dan mengapa variasi tersebut dapat dialami. Penyusun studi kasus juga dapat
mengkaitkan beberapa data pendukung yang mungkin relevan dengan tetap
mengemukakan teori-teori yang mendukung pentingnya data tersebut dalam menunjang
pembahasan. Penyusun studi kasus dapat menggunakan opini personal sebatas tidak
menyimpang dari konsep-konsep dan teori yang telah ada sebelumnya. Sumber teori yang
digunakan dalam melakukan analisis dapat berupa teori yang telah ada dari buku teks,
atau pendekatan evidens dari laporan penehtian atau jurnal ilmiah.

Adapun pendekatan analisis menggunakan P-I-C-O-T merupakan pendekatan yang lebih


menekankan pada pendekatan kejadian (evidens). Berikut merupakan contoh analisis
berbasis P-I-C-O-T (di halaman berikutnya) :

4
IMPLEMENTASI
Intervensi Keperawatan Pencegahan Plebitis dengan Transparant Dressing
di IRNA Lantai 3 RS X Tanggal 22 Desember 2014 – 04 Januari 2015
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

1 Ny. K (P / 57 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. DMND + DCFC IV insersi intravena 01/01/2015 jam 19.30 plebitis and Prevention menganjurkan
2. Mobilisasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada penggantian katheter stiap 72-96 jam
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke 4, dan kemudian untuk membatasi potensi infeksi
4. Personal Hygiene : baik tiap 3 hari (Darmawan, 2008
5. IV cath taka no 22
6. NaCl 0,9% 500 cc/24 jam Dopamin 3
mikro/24 jam stand by Furosemid 3 x 40
mg

2 Ny. F (P / 40 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. Gastritis akur + DM (40 insersi intravena 01/01/2015 jam 12.15 plebitis and Prevention menganjurkan
tahun) Mobiliasasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada penggantian katheter stiap 72-96 jam
2. Nutrisi : cukup dressing hari ke 3 untuk membatasi potensi infeksi
3. Personal Hygiene : baik (Darmawan, 2008
4. IV taki no 22
5. Antrain 2x 1000 mg Asering 500 cc/24
jam Primperan 3 x 10 mg

3 Tn. S (L / 62 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control
1. SH + HM Mobilisasi : bebas insersi intravena 30/12/2014 jam 09.20 plebitis and Prevention menganjurkan
2. Nutrisi : cukup dengan transparan WIB penggantian penggantian katheter stiap 72-96 jam
3. Personal Hygiene : baik dressing pada hari ke 3 untuk membatasi potensi infeksi
4. IV cath taka no 22 (Darmawan, 2008
5. NaCl 0,9 % 500 cc/24 jam Prosogan
1x30 mg Antrain 3 x 100 mg Cefo 3 x 1
gr
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

4 Ny. Rsm (P / 54 tahun) 3. Nutrisi : Hygiene : baik Penggantian dengan transparan dressing
1. Dyspepsia + hiperglikemi cukup balutan
2. Mobilisasi : bebas 4. Personal insersi
intravena
4
Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Terapi intavena titrasi 10 cc plebitis, pemberian ranitidin 50 mg
28/12/2014 jam 10.30 plebitis ranitidin 50 mg dapat beresiko secara intermitten bolus tiap 6-8 jam
WIB penggantian pada hari ke 2 dengan terjadi diencerkan dalam NaCl 0,9 % atau

4
5. IV cath taka no 22 larutan injeksi IV sampai diperoleh
6. Asering 500 cc/24 jam konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/ml
Cefriaxon 2 x 1 gr dengan total volume 20 ml. kecepatan
Primperan 3 x 10 mg injeksi yang diberikan tidak lebih dari 4
Ranitdin 2 x 50 mg ml/menit (dengan waktu 5 menit).
(Hexaparm, 2012)

5 Tn. S (L / 59 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. PPOK aksaserbasi akut + post gagal insersi intravena 02/01/2015 jam 09.30 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
nafas + PJK OMI anteroseptal + HT 1 dengan transparan WIB penggantian pada katheter stiap 72-96 jam untuk
JNC VII dressing hari ke 3 membatasi potensi infeksi (Darmawan,
2. Mobilisasi : bebas 2008)
3. Nutrisi : cukup
4. Personal Hygiene : baik
5. IV cath taka no 22
6. RD 5% 1000 cc/24 jam
Ondane 8 mg
Methyprednisolon 125 mg
Ciprofloxacin 750 mg
6 An. S (L / 14 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. Susp. TB paru (14 tahun) insersi intravena 02/01/2015 jam 21.15 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
2. Mobilisasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada katheter stiap 72-96 jam untuk
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke 3 membatasi potensi infeksi (Darmawan,
4. Personal Hygiene : baik 2008)
5. IV cath taka no 24

No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

6. RL 1500 cc/24 jam


OMZ 1 x 40 mg
Cipro 200 mg
Antrain 1 x 1000 mg
7 Tn. S (L / 62 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. HHF + HT 1 JNC VII + DCFC II insersi intravena 01/01/2015 jam 13.00 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
2. Mobilisasi : bebas dengan transparan WIB penggantian pada katheter stiap 72-96 jam untuk
3. Nutrisi : cukup dressing hari ke 3 membatasi potensi infeksi (Darmawan,

4
4. Personal Hygiene : baik 2008)
5. IV cath taka no 20
NaCl 0,9 % 500 cc/24 j am
Furosemide 1 x 40 mg

Intervensi Keperawatan pencegahan plebitis dengan Kassa Steril di IRNA Lantai 3 RS X tanggal 22 Desember 2014 – 04 Januari 2015
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

1 Tn. A (L / 74 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda The Centers fors Disease Control and
1. TB + Tu. Paru dekstra insersi intravena 13/12/2014 jam 11.25 plebitis Prevention menganjurkan penggantian
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari katheter stiap 72-96 jam untuk membatasi
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 2 kali potensi infeksi (Darmawan, 2008)
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah dan
5. IV cath taka no 20 kotor
6. Asering 1000 cc/24 jam
Ranitdin 2 x 50 mg
Antrain 3 x 1000 mg
2 Ny. Rn (P / 56 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Ada tanda plebitis Kondisi hiperglikemi tidak terkontrol
1. DM + karbunkel type 2 insersi intravena 13/12/2014 jam 11.25 menyebabkan penumpukan glukosa
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari dalam pembuluh darah yang dapat
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 3 kali melukai tunika intima, sehingga
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah pembuluh darah mengalami perluakaan
5. IV cath taka no 24 (Dermawan, 2008)
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

6. Asering 1000 cc/24 jam


Metronidazol 500 mg
Ciprofloxacin 200 mg
3 Sdr. Def (L / 24 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Ada tanda plebitis Pemasangan infus direkomendasikan
1. Cholesititis insersi intravena 24/12/2014 jam 13.15 dilakukan pada tangan non dominan,
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari pemasangan pada dominan tangan yang
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali dapat menyebabkan kateter intravena
4. Personal Hygiene : baik karena kassa kotor bergeser dan mengakibatkan trauma pada
5. IV cath taka no 20 tunika intima (Potter & Perry, 2006)
6. Asering 2000 cc/24 jam
Ranitidin 3 x 50 mg Pemberian ranitidin 50 mg secara
Antrain 2 x 1000 mg intermitten bolus tiap 6-8 jam diencerkan

4
dalam NaCl 0,9% atau larutan injeksi IV
sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih
dari 2,5 mg/ml dengan total volume 20
ml. kecepatan injeksi yang diberikan
tidak lebih dari 4 ml/menit (dengan
waktu 5 menit). (Hexaparm, 2012)

4 Ny. Is (P / 82 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Ada tanda plebitis Usia lebih dari 60 tahun vena menjadi
1. GEA insersi intravena 02/01/2015 jam 18.35 rapuh, tidak elastis dan mudah kolaps
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari (Dermawan, 2008)
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah Pemasangan pada dominan tangan yang
5. IV cath taka no 20 dapat menyebabkan kateter intravena
6. RD 5% 1000 cc/24 jam bergeser dan mengakibatkan trauma pada
Primperan 10 mg tunika intima (Potter & Perry, 2006).

No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori

Pengeluaran cairan yang berlebihan akan


merangsang pengeluaran hormon
epineprin, aldosteron dan antidiuretik
yang akan merangsang vasokontriksi
pembuluh darah dengan mengurangi
volume dari ginjal, sehingga beresiko
terjadi kerusakanpada pembuluh darah
(Sabiston, 2012)
5 Sdr. Da (L / 18 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Sebagian besar plebitis terjadi pada usia
1. DHF insersi intravena 28/12/2014 jam 09.10 plebitis antara 61-80 tahun (36,7%), usia 18-40
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari (33,3%) tahun dan usia 41-60 tahun
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali (30%)
4. Personal Hygiene : baik karena kassa basah
5. IV cath taka no 20 (The Soedirman Journal of Nursing,
6. Asering : D5 (2 : 1) 1500 cc/24 jam Volume 2, No. 3 November 2007)
Antrain 1000 mg
Ondane 4 mg
6 Nn. A (P / 22 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Sebagian besar plebitis terjadi pada usia

4
1. GEA + dehidrasi berat (22 tahun) insersi intravena 22/12/2014 jam 10.00 plebitis antara 61-80 tahun (36,7%), usia 18-40
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 1 hari tidak (33,3%) tahun dan usia 41-60 tahun
3. Nutrisi : cukup dilakukan penggantian (30%)
4. Personal Hygiene : baik kassa
5. IV cath taka no 24 (The Soedirman Journal of Nursing,
6. Asering 1500 cc/24 jam Volume 2, No. 3 November 2007)
Primperan 10 mg
No Klien Intervensi Comparation Outcome Teori
7 Nn. Ri (P / 19 tahun) Penggantian balutan Pemasangan tanggal Tidak ada tanda Sebagian besar plebitis terjadi pada usia
1. Sirosis Hepatis insersi intravena 26/12/2014 jam 22.00 plebitis antara 61-80 tahun (36,7%), usia 18-40
2. Mobilisasi : bebas dengan kassa steril WIB selama 3 hari (33,3%) tahun dan usia 41-60 tahun
3. Nutrisi : cukup penggantian kassa 1 kali (30%)
4. Personal Hygiene : baik karena kassa kotor
5. IV cath taka no 22 (The Soedirman Journal of Nursing,
6. Asering 1000 cc/24 jam Volume 2, No. 3 November 2007)
Ciprofloxacin 2 x 200
mg Lasix 3 x 20 mg
Ranitidin 3 x 50 mg

Catatan: Jika tidak bisa melakukan sift secara penuh, maka peneliti bisa melampirkan data lampiran kemajuan pasien dari SOAP Ruangan.

5
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Simpulan menjawab tujuan penelitian atau pertanyaan masalah. Kesimpulan
menggambarkan informasi yang baru, pengukuhan terhadap pendapat lama, atau koreksi
terhadap pendapat lama.

5.2 Saran
Saran diberikan untuk pengembangan baik ilmu keperawatan, instansi pendidikan,
instansi pelayanan, dan penelitian selanjutnya. Saran merupakan implikasi hasil studi
kasus terhadap pengembangan pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-
kurangnya memberi saran bagi peneliti selanjutnya, sebagai hasil pemikiran atas
keterbatasan penelitian yang dilakukan. Saran diharapkan spesifik mcngacu pada hasil
stadi kasus dan pelaksanaannya (kapan, siapa, dan dimana).

5
DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka atau daftar bacaan merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan
sebagai bahan rujukan dari penulisan riset keperawatan. Dalam daftar pustaka dapat
bersumber dari buku teks, jurnal penelitian, artikel atau kumpulan karangan dan lain-lain.
Sumber pustaka juga dapat berupa makalah ilmiah dalam majalah ilmiah, buku laporan atau
dokumen resmi dari suatu institusi pemerintah misalnya; DEPKES RI, atau dari badan –
badan internasional misalnya; WHO. Berdasarkan kualitasnya, sumber pustaka dalam
penelitian secara berurutan adalah: 1. Jurnal, 2. Buku paling lama terbitan 10 tahun yang
lalu, 3. Internet, 4. Hasil penelitian (Skripsi, Tessis, Disertasi), 5. Makalah yang sudah
diseminarkan (Regional, Nasional, Internasioanal, Tidak dipublikasikan). Jumlah
daftar pustaka minimal 30, 15 dari buku atau dari hasil penelitian, 15 dari jurnal atau
internet. Diatur menurut abjad nama keluarga atau nama belakang penulis, atau menurut
judul jika sumber tidak memiliki penulis boleh juga menuliskan anonym pada nama
pengarang jika tulisan tidak mencantumkan nama pengarang. Mahasiswa disarankan untuk
menggunakan Mendeley.

Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto ini
memiliki ketentuan pustaka adalah 75% berasal dari jurnal ilmiah/penelitian dengan
rentang waktu maksimal 10 tahun terakhir. Kemudian penulisan daftar pustaka terdapat
nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama penerbit, tempat penerbitan dan tahun
penerbitan. Model penulisan refrensi yang dianjurkan adalah American Psychological
Asocitation (APA).

5
LAMPIRAN

Hal-hal yang dapat masukkan dalam lampiran antara lain: Jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan saat penelitian, penjelasan dan peryataan persetujuan (inform consent), Surat
pengatar pengambilan data awal, perangkat pengambil data (seperti kuesioner atau lembar
observasi), SPO (Standar Prosedur Operasional) atau SAP (Satuan Acara Pembelajaran),
dokumentasi (jika ada), dst.

5
CONTOH PENULISAN PUSTAKA/REFRENSI SESUAI APA

Sumber buku:
Bowden, V. R. (2010). Children and their families: The continuum of care (2nd ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes Republik Indonesia. (2010).


Pedoman pelayanan kesehatan anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi petugas
kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Sumber penulis di dalam bab sebuah buku:


Schaefer, K. M. (2010). Part one: Myra Levine’s Conservation model and its applications. In
M. parker, & M. Smith (Eds.). Nursing theorist and nursing practice (3th ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Sumber artikel dalam sebuah jurnal:


Drahota, A., Wood, J., Sze, K., & Dyke, M. (2011). Effects of cognitive behavioral therapy
on daily living skills in children with high-functioning autism and concurrent anxiety
disorders. Journal Autism Developmental Disorder, 41, 257-265. doi:10.1007/s10803-
010-1037-4

Sumber artikel dalam sebuah jurnal elektronik/digital:


Bernier, F. (2002). Applying orem's self-care deficit theory of nursing to continence care:
Part 2. Urologic Nursing, 22(6), 384-90. Retrieved from http://search.proquest.
com/docview/220151734?accountid=17242

Sumber artikel digital yang diunduh dari sebuah situs ilmiah:


Deorari, A. (2005). Teaching aids on newborn care. New Delhi: WHO-CC for training &
research in newborn care. Retrieved June 6, 2015 from http://www.new
bornwhocc.org/teaching.html.

Sumber skripsi/tesis/disertasi yang tidak dipublikasikan:


Pruett, K. E. (2012). Differences in academic achievement and academic self-concept based
on intellectual ability, grade retention, and special education status. Western Carolina
University (Cullowhee). (unpublished)

Sumber skripsi/tesis/disertasi digital yang diunduh dari sebuah situs ilmiah:


Caffey, L. (2008). The effect of book genre on complex language use during shared
storybook interactions. Truman State University (Kansas). ProQuest Dissertations and
Theses, 86. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/304829325?accoun
tid=17242.(304829325).

5
CONTOH PENULISAN KUTIPAN SESUAI APA

Penulisan refrensi di dalam paragraph:


1. Kutipan langsung: tulisan menjorok ke dalam, spasi 1 pt, dan disertai halaman atau page
Arreola, Casas, Hernandez, Barragan, dan Macias (2004) menjelaskan bahwa status
sosioekonomi rendah merupakan faktor risiko ibu mempunyai BBLR, karena status
sosioekonomi mempengaruhi status kesehatan dan nutrisi ibu saat kehamilan (pp.66).

2. Kutipan tidak langsung: Haryono (2015) menjelaskan bahwa..........atau (Haryono, 2015)

3. Beberapa karya oleh pengarang yang sama diterbitkan di tahun yang sama:
….. bila ditinjau dari sudut pandang …. (Agung 2009a, 2009b). atau Agung (2009a,
2009b) menjelaskan bahwa.....

4. Ide diambil dari atau beberapa pengarang: masing-masing sumber rujukan ditulis
pengarang dan tahun, dan dipisah tanda titik koma.
Ibu yang melakukan kunjungan perawatan antenatal rutin berisiko kecil mempunyai BBLR
(Elhassan, Abbaker, Haggas, Abbubaker, & Adam, 2010; Nobile, Raffaele, Altomare, &
Pavia, 2007).

5
53

Anda mungkin juga menyukai