Yoanda Silvia
RS Awal Bros Pekanbaru
Februari 2018 1
Penggunaan obat-obat golongan OAINS
semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia harapan hidup dan
meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif.
Meningkatnya penggunaan “jamu” yang
mengandung OAINS digunakan secara bebas.
Survey mengatakan bahwa 70% penduduk
Amerika yang berusia >65 Tahun menggunakan
OAINS seminggu sekali.
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
2
Faktor resiko gastropati OAINS :
Bertambahnya usia
Riwayat ulkus lambung (terutama ulkus
perdarahan)
Penggunaan dosis tinggi OAINS
Infeksi Helicobacter pylori : meningkatkan resiko
ulkus hingga 1.8 kali
Penggunaan secara bersamaan dengan antiplatelet
( aspirin), sering digunakan oleh geriatri
(Roth SH. “Non steroidal anti-inflammatory drug gastropathy: New Avenues for Safety”. Dove
Press. 2011:6 125-131.)
3
Pada geriatri, penyempitan mikrovaskular
lambung meningkatkan resiko perdarahan ulkus
bahkan tanpa adanya faktor resiko lain.
Baik OAINS non selektif maupun COX-2 selektif
berhubungan dengan peningkatan resiko
gastrointesinal walaupun OAINS non selektif
memiliki resiko gastropati yang signifikan lebih
besar.
(Roth SH. “Non steroidal anti-inflammatory drug gastropathy: New Avenues
for Safety”. Dove Press. 2011:6 125-131.)
4
Perubahan fisiologis lambung pada geriatri
Meningkatnya prevalensi infeksi Helicobacter
pylori
Berkurangnya kadar prostaglandin mukosa
Integritas vaskular menurun
Aktivitas anti radikal bebas berkurang
5
OAINS menghambat enzim cyclo-oxygenase
(COX) enzyme, yang mengkonversi asam
arachidonic acid menjadi prostaglandin
(asam lemak yang berperan dalam
pembentukan nyeri, demam dan inflamasi)
(Roth SH. “Non steroidal anti-inflammatory drug gastropathy: New Avenues for Safety”. Dove
Press. 2011:6 125-131.)
6
Mekanisme Gastropati NSAID
Inhibition of COX-1 and Gastroprotective prostaglandin.
Prostaglandin melindungi lapisan lambung dari asam dan mempertahankan
aliran darah pada mukosa lambung, dan memproteksi bikarbonat
Increase Membrane Permeabilization
OAINS memiliki efek sitotoksik pada mukosa lambung menyebabkan lesi
dan kerusakan. OAINS juga menginduksi apoptosis dan nekrosis sel mukosa
lambung
Production of additional Proinflammatory Mediators.
Dihambatnya Prostaglandin sintesis menyebabkan aktivasi Lipoxygenase
pathway dan meningkatkan sintesis leukotrienes. Leukotrienes
menyebabkan inflamasi dan iskemik jaringan -> Gastric Mucosal Injury
7
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
8
Erosi antral superfisial (tanda panah) Ulkus kecil akibat penggunaan OAINS
pada pasien yang menggunakan OAINS
9
Erosi linear akibat penggunaan aspirin Ulkus superfisial atau erosi dalam pada
pasien yang menggunakan OAINS
10
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
11
Terdapat dua metode umum untuk
mencegah gastropati OAINS
Terapi OAINS diberikan bersamaan dengan
penghambat pompa proton/antagonist reseptor
H2/analog prostaglandin
Penggunaan OAINS yang selektif menghambat
COX-2
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
12
Resiko komplikasi gastrointestinal
Resiko Tinggi
1. Riwayat ulkus dengan komplikasi
2. Multiple (>2) faktor resiko
Resiko sedang
1. Usia > 65 tahun
2. Terapi OAINS dosis tinggi
3. Riwayat ulkus tanpa komplikasi
4. Penggunaan aspirin, kortikosteroid, atau antikoagulan
Resiko rendah
1. Tanpa faktor resiko
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
13
Rekomendasi pencegahan gastropati OAINS
Resiko Gastrointestinal
Rendah Sedang Tinggi
Resiko CV rendah* OAINS + OAINS + PPI / Terapi alternatif
rebamipide / rebamipide / atau COX2
misoprostol*** misoprostol*** inhibitor+PPI/
rebamipide /
misoprostol***
Resiko CV tinggi** Naproxen + PPI / Naproxen + PPI / Hindari OAINS atau
rebamipide / rebamipide / COX2 inhibitor.
misoprostol*** misoprostol*** Terapi alternatif
15
Kerusakan usus halus akibat OAINS masih belum
mendapatkan perhatian yang besar, disebabkan
oleh
Deteksi gastropati lebih mudah daripada enteropati
karena esofagogastroduodenoskopi (EGD) tidak
sampai menjangkau area kerusakan pada enteropati.
Enteropati OAINS seringkali tidak menimbulkan
gejala yang signifikan atau tidak menimbulkan gejala
sama sekali.
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
2015)
16
Mekanisme kerja OAINS yang menghambat
enzim COX-1 dan COX-2 menyebabkan
gangguan integritas mukosa dan
meningkatkan permeabilitas.
Hal tersebut mempermudah masuknya
cairan intraluminal yang mengandung asam
empedu, enzim-enzim pankreas, bakteri dan
toksin ke dalam jaringan usus halus->
INFLAMASI mukosa usus -> EROSI dan
ULKUS
(Konsensus Nasional 2011. Pelaksanaan Gatro-enteropati OAINS. Jakarta.)
17
Kerusakan mitokondria -> berkurangnya
pembentukan energi dalam sel dan
terbentuknya radikal bebas -> kegagalan
integritas sel dalam pertahanan diri dan
meningkatkan permeabilitas terhadap
benda asing
Reabsorpsi OAINS di ileum dan disekresikan
kembali ke duodenum melalui siklus
enterohepatik
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati
akibat Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia. 2015)
18
Penggunaan PPI diduga mengurangi bakteri
enterik (bifidobacter adolescentis dan
lactobacillus acidophilus) yang berperan dalam
mekanisme pertahanan mukosa dan
meningkatkan jumlah bakteri gram negatif
seperti Enterococcus faecalis, Costridium,
Bactroides dan Escherichia coli yang
mengakibatkan kerusakan jaringan yang lebih
berat.
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2015)
19
Gold Standard penegakan diagnosa
enteropati OAINS adalah dengan kapsul
endoskopi atau enteroskopi saluran cerna
Gambaran yang khas adalah “Diafragm
disease”. Ditandai dengan proyeksi mukosa
seperti septa berbentuk konsentrik, tipis (2-4
mm) dan berjumlah banyak, menyempitkan
lumen tanpa keterlibatan pembuluh darah
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2015)
20
Gambar dari endoskopi kapsul video pada enteropati OAINS A: titik merah. B: mukosal break kecil. C:
mucosal break besar. D : Skar linier. E : Skar linier dengan konversi. F: Striktur diafragma
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. 2015)
21
Tatalaksana
Rebamipide : obat sitoprotektor turunan
quinolinone yang menstimulus sekresi mukus
dan sintesis prostaglandin
Misoprostol : analog sintetik prostaglandin
Probiotik
(Mardhiyah R, Fauzi A, Syam AF. “Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)”. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2015)
22
Mekanisme kerja OAINS yaitu menghambat
pembentukan prostaglandin yang bersifat
gastroprotektif
Pada geriatri, resiko gastropati OAINS lebih
meningkat akibat adanya penyempitan mikrovaskular
lambung.
Dua metode pencegahan gastropati OAINS adalah
Terapi OAINS diberikan bersamaan dengan penghambat
pompa proton/antagonist reseptor H2/analog
prostaglandin/ sitoprotektor
Penggunaan OAINS COX-2 selective
Gangguan integritas mukosa usus dan peningkatan
permeabilitas usus akibat OAINS juga menyebabkan
terbentuknya enteropati OAINS berupa erosi maupun
ulkus 23
Terimakasih
25