Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI
TPT 1013
ACARA II
RUMUS EMPIRIS DALAM PERKIRAAN ANASIR IKLIM

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Farhan Hidayat
NIM : 20/460591/TP/12801
Gol :B
PJ Acara : Bondan Satria Pamungkas

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHANDAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam ilmu agroklimatologi terdapat unsur-unsur iklim yang memengaruhi
pertumbuhan tanaman yang disebit sebagai anasir iklim. Anasir iklim memiliki
perhitungan yang disebut perhitungan rumus empiris anasir iklim, ada beberapa contoh
metode perhitungan yaitu metode Blanney-Criddle dan metode radiasi. Dalam lingkup
pertanian perhitungan rumus empiris anasir iklim digunakan untuk mengukur seberapa
besar pengaruh anasir iklim terhadap pertumbuhan tanaman pertanian. Hal ini perlu
dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil yang
maksimal.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam praktikum perhitungan rumus


empiris anasir iklim ini yaitu metode Blanney-Criddle dan metode radiasi. Mengapa
hanya menggunakan dua metode tersebut? Hal ini dikarenakan kedua metode tersebut
memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan cukup simple untuk digunakan dibanding
metode-metode yang lain. Perhitungan rumus empiris anasir iklim ini berhubungan
dengan pertanian, maka dari itu pada prodi teknik pertanian diadakan praktikum
mengenai perhitungan rumus empiris anasir iklim.

I.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk memperkirakan salah satu data anasir iklim
berdasarkan data meteorologi yang tersedia.

I.3 Manfaat

Praktikum ini memiliki manfaat agar kami para mahasiswa mengerti bagaimana
cara melakukan perhitungan rumus empiris anasir iklim, agar nantinya dapat
diimplementasikan di lapangan, dan berguna bagi khalayak umum.
BAB II

DASAR TEORI

Iklim menurut Nicholson adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu wilayah
yang sangat luas dalam periode waktu yang sangat lama dalam waktu lama yang
umumnya 11-30 tahun yang disebabkan oleh letak geografis dan topografi suatu
wilayah yang mempengaruhi posisi matahari terhadap daerah di bumi (Nicholson,
2001).

Faktor-faktor perubahan iklim yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak


langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor tersebut terdiri dari perubahan
suhu, kelembaban udara, angin, dan penguapan(Evaporasi). Anasir iklim tersebut
dapat dideteksi lebih dini menggunakan alat-alat pada stasiun klimatologi, data hasil
pengukuran alat-alat tersebut nantinya akan dipakai untuk keperluan penelitian ataupun
pengamatan.

Unsur cuaca dan iklim akan saling berhubungan membentuk suatu data. Data-
data tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan cuaca dan iklim. Perkiraan
tersebut dapat ditentukan, salah satunya dengan menggunakan Rumus empiris
(Purwantara, 2011).

Suhu merupakan salah satu dari anasir iklim yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Setiap tanaman memerlukan suhu yang optimal untuk dapat tumbuh dan
berkembang, maka dari itu suhu patut dipantau dan dikontrol untuk membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelembapan udara juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena setiap tanaman memerlukan kelembapan
udara yang berbeda beda. Kecepatan angin dapat memengaruhi tanaman dalam hal
penyerbukan, karena pada beberapa tanaman penyerbukan ada yang menggunakan
bantuan angin, oleh karena itu kecepatannya perlu diperhatikan. Sela in itu lama
penyinaran matahari/ radiasi matahari perlu diperhatikan karena tanaman memerlukan
sinar matahari sebagai energi untuk fotosintesis.

Selain keempat anasir iklim diatas terdapat unsur cuaca yang memengaruhi
tanaman yaitu penguapan atau evaporasi. Evaporasi adalah merupakan peristiwa
berubahnya air menjadi uap dan bergerak di permukaan tanah dan permukaan air ke
udara. Sedangkan transpirasi adalah merupakan peristiwa penguapan dari tanaman. Kedua
peristiwa ini disebut “evapotranspirasi” yaitu air dalam tanah dapat naik ke udara melalui
tumbuh-tumbuhan. Banyaknya yang naik ke udara berbeda-beda, tergantung dari
kadarkelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan (Nasution dkk, 2015).

Metode yang dapat dipakai dalam penghitungan besarnya evapotranspirasi


adalah Metode Blaney-Criddle yang menghasilkan rumus evapotranspirasi untuk
sembarang tanamansebagai fungsi suhu, jumlah jam siang hari dan koefisien tanaman
empiris dan Metode Radiasi yang dalam pemakaian rumus ini dibutuhkan suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan angin dan waktu relatif sinar matahari
terang(Permatasari, 2016).
BAB III

METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum acara ke 2 ini adalah sebagai
berikut.

Alat :

1. Excel
2. Pulpen
3. Pensil
4. Komputer/Laptop

Bahan :
1. Tabel Daily Percentage (p) of Annual Daytime Hours for Different Latitudes.
2. Tabel format for Calculation of Blaney-Criddle Method.
3. Grafik Precdition of ETo from Blaney-Criddle f factor for different conditions
of minimum relative humidity, sunshine duration, and day time wind.
4. Tabel Extra Terrastrial Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in
mm/day.
5. Tabel Mean Daily Duration of Maximum Possible Sunshine Hours (N) for
Different Month and Latitudes.
6. Tabel Values of Weighting Factor (W) for Effect of Radiation on ETo at
Different Temperatures and Altitudes.
7. Grafik Precdition of ETo from W.RS for Different Conditions of Mean Relative
humidity and day time wind.
8. Tabel data Evaporasi.

III.2 Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum ini adalah pertama data-data praktikum di print
terlebih dahulu. Setelah itu mengikuti meet untuk mendengarkan penjelasan terkait
cara perhitungan di praktikum acara 2 oleh Co-ass praktikum. Ketiga Kemudian
dilakukan perhitungan dengan Metode Blanney Criddle dan Metode Radiasi. Keempat
hasil dimasukan kedalam laporan praktikum pada bab IV.
III.3 Cara Analisis
Cara analisis yang digunakan pada praktikum acara 2 ada dua yaitu metode
Blanney-Criddle dan metode Radiasi, berikut penjelasannya.

1. Metode Blanney-Criddle
Tmax+Tmin
a. Menghitung nilai rata-rata dengan cara pada tabel data temperatur
2

evaporasi
27,4+22,8
=25,1 oC
2

b. Menghitung nilai ‘P’ dengan menggunakan metode interpolasi pada Tabel


Percentage (p) of Annual Daytime Hours for Different Latitudes (Perhatikan
Latitudes , LU = North, LS = South)
8,14−5 P−0,27
= =0,274
10−5 0,26−0,27

c. Menentukan Rh dengan data evaporasi 𝑅ℎ 𝑚𝑒𝑎𝑛


∑ 𝑅ℎ
𝑅ℎ 𝑚𝑒𝑎𝑛=
12

Jika nilai Rh :
• <20% = low
• (20-50)% = medium
• >50% = high
𝑅ℎ𝑚𝑒𝑎𝑛 = 92,851 % (High)
d. Menghitung nilai ‘f’ dengan rumus :
f = P[(0,46x𝑇𝑚𝑒𝑎𝑛) + 8]
f = 0,274[(0,46x2,51) + 8]
f = 5,36
e. Menghitung ‘n’ (lama penyinaran aktual) berdasarkan tabel evaporasi
(6,057 jam/hari)
f. Menghitung nilai ‘N’ (lama penyinaran maksimum) dengan menggunakan metode
interpolasi pada Tabel Mean Daily Duration of Maximum Possible Sunshine Hours
(N) for Different Month and Latitudes.
8,14−5 N−11,9
= = 11,71
10−5 11,6−11,9

g. Menghitung nilai perbandingan antara lama penyinaran aktual dengan lama


𝑛
penyinaran maksimum ( )
𝑁
6,057
= 0,52 (Medium)
11,71

Jika hasil :
• <0,45 = low
• 0,46 – 0.7 = medium
• 0,71 – 0,9 = high
h. Konversi Uday menjadi m/s dengan cara :
1000
Uday = Kec. angin x
3600

5,4 km/jam = 5,4 km/jam x 1000 m/km x 1 jam/3600 detik = 1,5 m/s
Jika nilai Uday :
• 0 – 2 m/s = garis 1
• 2 – 5 m/s = garis 2
• 5 – 8 m/s = garis 3
i. Menghitung nilai ETo menggunakan gambar Prediction of Eto (9 grafik) berdasarkan
nilai (𝑅ℎ 𝑚𝑒𝑎𝑛 , n/N, Uday dan f) f sebagai sumbu x dan y sebagai hasil NOTE :
Dilaporan tolong dicoret-coret tabelnya dengan jelas
j. Membuat grafik hubungan Eto vs Epan setelah didapat nilai ETo dari bulan januari-
desember
Epan = 0,75 x Evap
k. Mencari nilai R dari grafik ETo Vs Epan

2. Metode Radiasi
𝑇𝑚𝑎𝑥+𝑇𝑚𝑖𝑛
a. Menghitung nilai rata-rata dengan cara pada table data temperatur
2

evaporasi
27,4+22,8
=25,1 oC
2

b. Menghitung ‘n’ (lama penyinaran aktual) berdasarkan tabel evaporasi


n = 6,057 jam/hari
c. Menghitung nilai ‘N’ (lama penyinaran maksimum) dengan menggunakan metode
interpolasi pada Tabel Mean Daily Duration of Maximum Possible Sunshine Hours
(N) for Different Month and Latitudes.
8,14−5 N−11,9
= = 11,71
10−5 11,6−11,9

d. Menghitung nilai perbandingan antara lama penyinaran aktual dengan lama


𝑛
penyinaran maksimum ( )
𝑁
Jika hasil :
• <0,45 = low
• 0,46 – 0.7 = medium
• 0,71 – 0,9 = high
6,057
= 0,52 (Medium)
11,71

e. Menghitung nilai ‘Ra’ dengan metode interpolasi pada tabel Extra Terrastrial
Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in mm/day.
8,14−8 Ra−13,1
= = Ra = 13,08
10−8 12,8−13,1

f. Menghitung Rs dengan cara :


Rs = Ra (0,25 + ( 0,5 x n/N ))
Rs = 13,08 (0,25 + ( 0,5 x 0,52 ))
g. Menghitung nilai ‘W’ dengan menggunakan metode interpolasi sebanyak 3 kali
pada Tabel Values of Weighting Factor (W) for Effect of Radiation on ETo at
Different Temperatures and Altitudes.
110,59−0 X1−0,73
= => X1 = 0,73
500−0 0,74−0,73
110,59−0 X1−0,75
= => X1 = 0,75
500−0 0,76−0,73
25,1−24 W−0,73
= => W = 0,74
26−24 0,75−0,73

h. Menghitung nilai WxRs kemudian dijadikan sebagai sumbu x di grafik Precdition


of Eto (W*Rs)
0,74 * 6,67 = 4,94
i. Konversi Uday menjadi m/s dengan cara :
1000
Uday = Kec. angin x
3600
Jika nilai Uday :
• 0 – 2 m/s = garis 1
• 2 – 5 m/s = garis 2
• 5 – 8 m/s = garis 3
• >8 m/s = garis 4
5,4 km/jam = 5,4 km/jam x 1000 m/km x 1 jam/3600 detik = 1,5 m/s (dibuat
yang rapi lebih baik)
j. Menghitung nilai ETo menggunakan Precdition berdasarkan nilai (𝑅ℎ 𝑚𝑒𝑎𝑛 , Uday
dan WxRs)
4,3
k. Membuat grafik hubungan Eto vs Epan setelah didapat nilai ETo dari bulan januari-
desember
Epan = 0,75 x Evap
l. Mencari nilai R dari grafik ETo Vs Epan
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil sebagai berikut:

IV.1.1 Tabel Data Evaporasi


Latitute : 7,29 LS Tahun : 2009
Altitude : 111,3 mdpl Stasiun : Sempor
T max T min RH Kec. Angin Lama penyinaran Evaporasi
Bulan (deg C) (deg C) (%) (km/hari) (jam/hari) (min/hari)
Januari 26,8 25,4 81.311 8.341 1,44 9.781
Februari 28,4 25,3 79.760 4.741 4,94 9.671
Maret 28,2 24,3 82.724 4.741 4,76 9.501
April 28,6 22,9 91.795 9.657 5,15 14.809
Mei 28,9 22,7 91.766 5,4 5,73 11.130
Juni 28,6 23,8 89.313 7,2 6,17 13.370
Juli 30,1 22,9 89.405 8.341 5,68 14.021
Agustus 29,1 23,7 87.775 4.259 6,54 10.799
September 28,9 23,8 87.678 6.541 6,70 13.241
Oktober 28,4 23,8 89.785 8.592 7,05 15.642
November 29,6 23,8 86.745 12.192 5,21 17.402
Desember 30,5 22,9 84.829 13.992 5,32 19.312

IV.1.2 Tabel Hasil Metode BC

Bulan rerata P Rhmean f n N n/N Uday Epan


Januari 26,1 0,28458 5,6933 1,44 12,4374 0,1158 2,3169 7,3358
Februari 26,85 0,28 5,69828 4,94 12,3458 0,4001 1,3169 7,2533
Maret 26,25 0,28 5,621 4,76 12,1 0,3934 1,3169 7,1258
April 25,75 0,27 5,35815 5,15 11,9084 0,4324 2,6825 11,1068
Mei 25,8 0,26542 5,27336456 5,73 11,7626 0,4871 1,5 8,3475
Juni 26,2 0,26542 5,32220184 6,17 11,6626 0,529 2 10,0275
86,907167%
Juli 26,5 0,26542 5,3588298 5,68 11,7084 0,4851 2,3169 10,5158
Agustus 26,4 0,27 5,43888 6,54 11,8542 0,5517 1,1831 8,0993
September 26,35 0,27 5,43267 6,70 12 0,5583 1,8169 9,9308
Oktober 26,1 0,28 5,60168 7,05 12,2458 0,5757 2,3867 11,7315
November 26,7 0,28 5,67896 5,21 12,4374 0,4189 3,386 13,0515
Desember 26,7 0,28458 5,77185156 5,32 12,5374 0,4244 3,886 14,484
IV.1.3 Tabel Hasil Metode Radiasi
Bulan rerata n N n/N Ra Rs W WxRs Uday Epan
Januari 26,1 1,44 12,4374 0,1158 15,9935 4,9243987 0,77 3,791786 2,3169 7,3358
Februari 26,85 4,94 12,3458 0,4001 16,029 7,2138515 0,77 5,554665 1,3169 7,2533
Maret 26,25 4,76 12,1 0,3934 15,5 6,92385 0,77 5,331365 1,3169 7,1258
April 25,75 5,15 11,9084 0,4324 14,471 6,7463802 0,74 4,9923212 2,6825 11,1068
Mei 25,8 5,73 11,7626 0,4871 13,2065 6,51806808 0,74 4,82337032 1,5 8,3475
Juni 26,2 6,17 11,6626 0,529 12,542 6,452859 0,77 4,9687143 2 10,0275
Juli 26,5 5,68 11,7084 0,4851 12,8065 6,30784158 0,77 4,857038 2,3169 10,5158
Agustus 26,4 6,54 11,8542 0,5517 13,771 7,2414804 0,77 5,5758 1,1831 8,0993
September 26,35 6,70 12 0,5583 14,9355 7,90311983 0,77 6,0853 1,8169 9,9308
Oktober 26,1 7,05 12,2458 0,5757 15,7645 8,47893633 0,77 6,5287 2,3867 11,7315
November 26,7 5,21 12,4374 0,4189 15,929 7,318579 0,77 5,6352 3,386 13,0515
Desember 26,7 5,32 12,5374 0,4244 15,929 7,3623838 0,77 5,6689 3,886 14,484

IV.1.4 Tabel Perbandingan Metode BC dan Metode Radiasi


Bulan EToBC EToRad Epan
Januari 3,8 2,8 7,3358

Februari 3,4 4,1 7,2533


Maret 3,2 3,9 7,1258
April 3,6 3,7 11,1068
Mei 3,5 3,4 8,3475
Juni 4,2 3,5 10,0275
Juli 4,4 3,6 10,5158

Agustus 3,8 4,2 8,0993


September 3,7 4,7 9,9308
Oktober 4,7 5,3 11,7315
November 3,7 4,3 13,0515
Desember 3,9 4,4 14,484
IV.1.5 Grafik ETo BC Vs Epan

ETo BC VS Epan
5
4,5
4
3,5
3
ETo BC

2,5 y = 0,0556x + 3,4636


2 R² = 0,2207
1,5
1
0,5
0

Epan

IV.1.6 Grafik ETo Vs Epan

ETo Rad VS Epan


6

4
ETo Rad

3 y = 0,1283x + 3,1576
R² = 0,4917
2

Epan
IV.2 Pembahasan
Anasir iklim merupakan meliputi suhu udara, kelembapan udara, kecepatan
angin, radiasi matahari, dan penguapan (evaporasi dan transpirasi). Anasir iklim
tersebut memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Anasir iklim
yang digunakan dalam praktikum ini adalah suhu udara, radiasi matahari,
kelembapan, dan kecepatan angin. Suhu merupakan salah satu dari anasir iklim yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman memerlukan suhu yang optimal
untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka dari itu suhu patut dipantau dan dikontrol
untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelembapan udara
juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena setiap tanaman
memerlukan kelembapan udara yang berbeda beda. Kecepatan angin merupakan
ukuran kecepatan aliran udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah (Ahrens&Henson,
2018), angin dapat memengaruhi tanaman dalam hal penyerbukan, karena pada
beberapa tanaman penyerbukan ada yang menggunakan bantuan angin, oleh karena itu
kecepatannya perlu diperhatikan. Selain itu lama penyinaran matahari/ radiasi
matahari perlu diperhatikan karena tanaman memerlukan sinar matahari sebagai
energi untuk fotosintesis.

Evaporasi adalah merupakan peristiwa berubahnya air menjadi uap dan


bergerak di permukaan tanah dan permukaan air ke udara. Sedangkan transpirasi adalah
merupakan peristiwa penguapan dari tanaman. Kedua peristiwa ini disebut “evapotranspirasi”
yaitu air dalam tanah dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan. Banyaknya yang
naik ke udara berbeda-beda, tergantung dari kadarkelembaban tanah dan jenis
tumbuh-tumbuhan (Nasution dkk, 2015). Perbedaan antara Evaporasi dan
evapotranspirasi adalah jika pada evaporasi penguapan air terjadi dari permukaan
tanah/air ke udara, sedangkan pada evapotranspirasi air dalam tanah naik ke udara
melalui tumbuhan.

Pada praktikum ini memakai dua metode rumus empiris yaitu metode Blanney-
Criddle (BC) dan Radiasi. Metode Blanney-Criddle (BC) menggunakan data utama
berupa suhu udara dan data pendukung berupa letak lintang dan faktor koreksi yang
bergantung pada kelembapan relatif minimum, panjang hari, dan kondisi angin pada
siang hari. Metode ini banyak digunakan di daerah semi kering dan kering (Lang et al.,
2017). Sedangkan metode radiasi umumnya digunakan pada stasiun yang mempunyai
pengamatan terhadap suhu udara, panjang hari, dan radiasi. Pengunaan rumus radiasi
memerlukan posisi geografis dan faktor koreksi (Wirawan et al., 2013).

Perbedaan dari kedua metode rumus empiris tersebut adalah pada metode
Blanney-Criddle adanya beberapa data iklim yang terpakai yaitu kelembapan,
kecepatan angin, dan suhu udara sehingga metode ini cukup sederhana dan bagus untuk
digunakan. Sedangkan pada metode Radiasi data iklim yang dipakai adalah
kelembapan, kecepatan angin, suhu, dan lama penyinaran matahari dan pada metode
ini memiliki perhitungan yang lebih rumit dibanding metode BC sehingga cukup rumit,
tetapi metode ini tidak melihat ETo dari satu data saja, sehingga keakuratannya dapat
diandalkan (Wirawan et al., 2013). Namun, pada stasiun di beberapa daerah tidak dapat
menggunakan kedua metode ini dikarenakan kurang lengkapnya data-data iklim yang
dibutuhkan.
Dari tabel hasil Blanney-Criddle dan Radiasi didapati grafik antara ETo Vs
Epan sebagai berikut.

ETo BC VS Epan
5
4,5
4
3,5
3
ETo BC

2,5 y = 0,0556x + 3,4636


2 R² = 0,2207
1,5
1
0,5
0

Epan

Gambar IV.1.5 Grafik ETo BC Vs Epan


Pada grafik ETo BC Vs Epan diatas dapat dilihat sumbu X terdapat nilai Epan
per bulan, sedangkan di sumbu Y terdapat nilai ETo BC per bulannya. Dari grafik
didapatkan nilai R2 sebesar 0,2207 atau dengan presentase sebesar 22,07%. Nilai R 2
merupakan nilai yang menunjukan pengaruh variable X secara bersamaan terhadap
variable Y. Dengan kata lain R2 menunjukan adanya pengaruh nilai Epan terhadap nilai
ETo. Jika nilai R2 makin mendekati 1 atau 100%, maka semakin akurat perhitungan
rumus empiris nya. Artinya nilai R2 sebesar 0,2207 yaitu, Epan memengaruhi ETo BC
sebesar 22,07% dan sisanya yaitu 77,93% dipengaruhi oleh variable/faktor lain. Dari
hasil tersebut maka dapat disimpulkan hubungan ETo dan Epan pada metode Blanney-
Criddle kurang akurat yang menyebabkan tren grafik naik-turun.

ETo Rad VS Epan


6

4
ETo Rad

3 y = 0,1283x + 3,1576
R² = 0,4917
2

Epan

Gambar IV.1.6 Grafik ETo Vs Epan


Pada grafik ETo Rad Vs Epan diatas dapat dilihat sumbu X terdapat nilai Epan
per bulan, sedangkan di sumbu Y terdapat nilai ETo Rad per bulannya. Dari grafik
didapatkan nilai R2 sebesar 0,4917 atau dengan presentase sebesar 49,17%. Nilai R2
merupakan nilai yang menunjukan pengaruh variable X secara bersamaan terhadap
variable Y. Dengan kata lain R2 menunjukan adanya pengaruh nilai Epan terhadap nilai
ETo. Jika nilai R2 makin mendekati 1 atau 100%, maka semakin akurat perhitungan
rumus empiris nya. Artinya nilai R2 sebesar 0,4917 yaitu, Epan memengaruhi ETo BC
sebesar 49,17% dan sisanya yaitu 50,83% dipengaruhi oleh variable/faktor lain. Dari
hasil tersebut maka dapat disimpulkan hubungan ETo dan Epan pada metode Radiasi
dikategorikan cukup akurat. Berdasarkan grafik hubungan ETo vs Epan dengan metode
Radiasi, dapat dilihat bahwa nilai ETo vs Epan menunjukkan kecenderungan
peningkatan, yang dibuktikan dengan nilai regresi liniernya sebesar 0,4917 yang
tergolong cukup akurat dan lebih akurat dibanding metode Blanney-Criddle.
Pengukuran anasir iklim dalam bidang pertanian sangat diperlukan dalam
bidang pertanian. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan seperti air, udara, cahaya matahari, dan unsur hara di dalam tanah
(Takliviyah, 2014). Manfaatnya dari pengukuran ini adalah untuk menentukan pola
tanam pada tahun tersebut, pengaturan keperluan irigasi, pertumbuhan tanaman,
pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan pasca panen.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dan hasil yang telah didapat dan dibahas
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Adapun cara
memperkirakan data anasir iklim yaitu dengan menggunakan rumus empiris yang dapat
digunakan pada satu wilayah alat-alat meteorologinya belum lengkap atau belum bisa
mengelola data meteorologi. Rumus empiris anasir iklim dapat dilakukan dengan
metode BC dan radiasi. Metode BC memiliki tingkat akurasi yang tidak terlalu tinggi
dilihat dari nilai R2 nya sebesar 22,07% dan cenderung turun-naik, sedangkan metode
radiasi memiliki tingkat akurasi yang tinggi dilihat dari nilai R2 nya sebesar 49,17%.
Oleh karena itu disimpulkan bahwa metode radiasi lebih akurat dibanding metode
Blanney-Criddle.

V.2 Saran

Praktikum ini sudah berjalan dengan lancar tidak ada kendala yang menghalangi
jalannya praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahrens, C.D. and Henson, R., 2018. Meteorology today: an introduction to weather, climate,
and the environment. Cengage learning.

Nasution, Y., Sumono., Rohanah, A. 2015. Penentuan Nilai Evapotranspirasi danKoefisien


Tanaman Padi Varietas IR64 (Oryza sativa L.) di Rumah Kaca Fakultas Pertanian
Universitas Jember. Jurnal Rekayasa Pangan danPertanian Vol.3 (3).

Nicholson, S. 2018. Intisari Ilmu Cuaca. Jakarta : Erlangga.

Sosrodarsono. 1980. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita : Jakarta

Permatasari. 2016. Evaporasi. https://www.academia.edu/9592493/SOAL_I_EVAPOTRANSPIRASI .


Diakses pada tanggal 19 April pukul 20:23 WIB

Purwantara. 2011. Studi Temperatur Udara Terkini di Wilayah di Jawa Tengah dan DIY .
Jurdik Geografi FIS UNY. 2(27): 166-168.

Wirawan, J., Idkham, M. and Chairani, S., 2013. Analisis Evapotranspirasi dengan
Menggunakan Metode Thornthwaite, Blaney Criddle, Hargreaves, dan
Radiasi. Rona Teknik Pertanian, 6(2), pp.451-457.

Anda mungkin juga menyukai