Anda di halaman 1dari 21

BAB 6 Peranan Pers di Indonesia

A. Hakikat Pers di Indonesia


1. Pengertian Pers
Pers adalah kegiatan yang berhubungan dengan media dan masyarakat luas. Kegiatan
tersebut mengacu pada kegiatan jurnalistik yang sifatnya mencari, menggali. mengumpulkan,
mengolah materi, dan menerbitkannya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dan valid.
Berikut beberapa pengertian pers menurut para ahli dan dokumen.
a. Frederich S. Sleben
Pers adalah semua media komunikasi massa yang memenuhi sebuah persyaratan
publisistik ataupun tidak dan juga media komunikasi massa yang memenuhi persyaratan
publisistik yang tertentu.
b. Weiner
Pers ialah wartawan cetak atau media cetak publisitas atau juga peliputan berita,
dan juga media mesin cetak.
c. Kustadi Suhandang
Pers adalah seni atau keterampilan mencari. mengumpulkan, mengolah, menyusun,
dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam
rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.
d. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
Berdasarkan Pasal 1 butir 1 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, menyatakan bahwa
pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara. gambar, suara dan gambar,
serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
2. Ciri-Ciri Pers
Pers dapat dikenali melalui beberapa karakteristik tertentu. Secara umum ciri-ciri pers
sebagai berikut.
a.Publisitas
Publisitas, yaitu sebuah penyebaran kepada publik atau kepada semua orang. Karena.
diperuntukkan untuk semua orang, maka sifat surat kabar umum. Isi surat kabar terdiri dari
berbagai hal yang berkaitan dengan suatu kepentingan umum.
b.Periodisitas
Periodisitas ialah terbitnya surat kabar ini bisa satu kali sehari, dua kali sehari atau ' satu kali
atau dua kali seminggu. Seperti buku biasanya, tidak disebarkan secara periodik, tidak teratur
hal ini dikarenakan terbitnya tidak teratur. Jadi dalam penerbitan seperti buku tidak memiliki
ciri periodisitas meskipun disebarkan pada semua orang dan isinya menyangkut suatu
kepentingan umum.
c. Universalitas
Ciri surat kabar ini bisa dilihat dari kesemesfaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.
Sebuah penerbitan berkala yang isinya untuk mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek
kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak termasuk
surat kabar.
d. Aktualitas
Aktualitas yang artinya kini dan keadaan sebenarnya. Keduanya erat sekali disangkutpautkan
dengan sebuah berita yang disiarkan surat kabar. Tetapi yang dimaksudkan dengan aktualitas
sebagai ciri surat kabar ialah suatu kecepatan laporan tanpa mengesampingkan pentingnya
suatu kebenaran berita.
3. Jenis Pers
Secara umum jenis media massa dapat dibagi menjadi dua. yaitu media massa
tradisiona. dan media massa modern. Berikut penjelasannya.
a.Media Massa Tradisional
Pers atau media massa tradisional adalah semua media massa dengan otoritas dan punya
organisasi yang jelas sebagai media. Beberapa media massa tradisional adalah surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, atau layar lebar.
Adapun ciri media massa tradisional sebagai berikut
1) Adanya proses seleksi informasi, diterjemehakan dan didistribusikan.
2) Pers atau media massa hanya sebagai perantara dan mengirim lnformasn melalu|
saluran khusus.
3) Penerima informasi merupakan bagian dari masyarakat dan dapat menyeleksi informasi
yang diterima.
4) lnteraksi antara sumber berita dan penerima sangat sedikit.
b.Media Massa Modern
Media massa modern merupakan semua media yang memiliki otoritas dan
merupakan organisasi media, dan juga media yang tidak punya otoritas. Sekarang ini ada
banyak media massa modern, misalnya situs berita online, blog, media sosial. aplikasi chat,
dan lain-lain. Ciri-ciri media massa modem sebagai berikut.
1) Sumber infomasi dapat mentransmisikan pesannya kepada penerima, baik melalui
internet maupun pesan SMS.
2) Isi informasi atau pesan disediakan oleh banyak pihak, baik individu maupun
organisasi.
3) Penyebaran informasi tidak melalui perantara. dan interaksi individu sering terjadi.
4) Penerima informasi dapat menentukan interaksi.
4. Fungsi dan Peranan Pers
Fungsi dan peranan pers diatur dalam UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam
Pasal 3 Ayat (1) dan (2) UU No. 40 Tahun 1999 disebutkan bahwa, “Pers nasional mempunyai
fungsi sebagai media infomasi, media pendidikan, media hiburan, media kontrol sosial. dan
lembaga ekonomi." Berikut penjelasannya.
a. Pers sebagai media informasi berfungsi untuk memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui informasi yang ada. Setiap informasi yang diterbitkan pers harus bersifat asli,
objektif, dan harus dikelola sesuai peraturan perundangan pers.
b.Pers sebagai media pendidikan berfungsi untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan masyarakat. Dalam hal ini, pers menyediakan artikel-artikel yang bersifat
mendidik. Artikel berisi tentang ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan alam maupun
ilmu pengetahuan sosial: Artikel yang disajikan juga harus bersifat menarik agar menarik
untuk dibaca.
c. Pers sebagai media hiburan berfungsi sebagai memberikan hiburan kepada masyarakat
yang menyaksikan. Dalam memberikan hiburan, pers harus sesuai dengan fungsi Pancasila
dan norma-norma yang berlaku.
d.Fungsi kontrol sosial pers dapat dikatakan sebagai sikap pers dalam melaksanakan
fungsinya yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok dengan maksud
memperbaiki keadaan melalui tulisan. Fungsi pers sebagai kontrol sosial mempunya|
tujuan-tujuan sebagai berikut.
1) Menjaga agar undang-undang yang telah dibuat oleh wakil-wakll rakyat dijalankan
sebaik-baiknya oleh semua pihak.
2) Melindungi hak-hak asasi manusia dari tlndakan-tindakan yang dilakukan
sewenangwenang oleh siapa pun.
3) Melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat, baik kepentingan politik, sosial,
ekonomi. maupun budaya.
4) Menjaga agar jalannya pemerintahan sesuai dengan UUD. UU. serta kehendak seluruh
lapisan masyarakat dan bangsa. . 5) Mewujudkan agar perencanaan negara, baik
perencanaan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan dan kepentingan-kepentingan masyarakat dan bangsa.
e.Pers adalah sebuah perusahaan seperti perusahaan ekonomi lainnya. Pers merupakan
perusahaan bidang penerbitan yang memiliki bahan baku yang diolah sehingga
menghasilkan produk bernama “berita" yang diminati masyarakat dengan nilai jual
tinggi. Semakin berkualitas beritanya maka semakin tinggi pula nilai jualnya". Selain itu,
perusahaan pers juga dikelola sesuai dengan prinsip ekonomi, agar kualitas pers dan
kesejahteraan para wartawan dan karyawannya semakin meningkat dengan tidak
meninggalkan kewajiban sosialnya.
Berdasarkan Pasal 6 UU No. 40 Tahun 1999, pers mempbnyai peranan sebagai
berikut.
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum
dan hak asasi manusia, serta menghormati kebinekaan.
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan
benan
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Secara umum, peranan pers dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebagai berikut.
a. Saluran informasi kepada masyarakat.
b. Saluran bagi debat publik dan opini publik.
c. Saluran untuk investigasi mengenai masalah-masalah publik.
d. Saluran program pemerintah dan kebijakan publik kepada masyarakat.
e. Saluran pembelajaran kepada masyarakat.
Demi eksistensi pers dalam menjalankan fungsi dan perannya, pers harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
a. ldealisme, artinya cita-cita, obsesi. atau sesuatu yang terus dikejar untuk dijangkau
dengan segala daya dan cara'yang dibenarkan menurut etika dan norma profesi
yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara
b. Komersialisme, artinya pers harus mempunyai kekuatan untuk mencapai cita-cita
dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai-nilai profesi yang diyakininya.
c. Profesionalisme, paham yang menilai tinggi keahlian profesional khususnya atau
kemampuan pribadi pada umumnya, sebagai alat utama untuk mencapai
keberhasilan.
5. Hak dan Kewajiban Pers
Dalam menjalankan fungsinya, pers diberikan keleluasaan yang dijamin oleh
konstitusi untuk melaksanakan tugasnya. Namun, dalam melaksanakan tugasnya, pers juga
harus dapat memperlanggungjawabkan setiap pemberitaan yang dikeluarkan, baik secara
hukum maupun moril. Hak dan kewajiban pers di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun
1999 Pasal 4 dan 5. Hak dan kewajiban pers sebagai berikut.
a. Hak Pers
1) Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Maksudnya. pers bebas dari
tindakan pencegahan, pelarangan, dan atau tekanan agar hak masyarakat dalam
memperoieh informasi terjamin.
2) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran. pembredelan, atau pelarangan
penyiaran. Penyensoran. pembredelan. atau pelarangan penyiaran tidak berlaku pada
media cetak dan media elektronik. Siaran yang bukan merupakan bagian dari
pelaksanaan kegiatan Jurnalistik diatur dalam ketentuan undang-undang yang berlaku.
3) Untuk menjamin kemerdekaan pers. pers nasional berhak mencari, memperoleh. dan
menyiarkan gagasan dan informasi.
4) Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan dl depan hukum, wartawan mempunyai
hak tolak. Tujuan hak tolak adalah agar wartawan dapat melindungi sumber informasi
dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi. Hak tersebut dapat
digunakan jika wartawan dimintai keterangan oleh pejabat penyidik dan/atau dimintai
menjadi saksi di pengadilan. Hak tolak dapat dibatalkan deml kepentingan dan
keselamatan negara atau ketertiban umum yang dinyatakan oleh pengadilan.
b. Kewajiban Pers
1) Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati
norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.
Pers nasional dalam menyiarkan informasi, tidak menghakimi atau membuat
kesimpulan kesalahan seseorang, terlebih lagi untuk kasus-kasus yang masih dalam
proses peradilan. serta dapat mengakomodasikan kepentingan semua pihak yang
terkait dalam pemberitaan tersebut.
2) Pers wajib melayani hak jawab. Hak jawab ialah suatu hak yang dimiliki seseorang
atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh tulisan pada sebuah atau beberapa
penerbitan. Hakjawab itu ditujukan kepada media yang memuat berita yang
merugikan seseorang agar memuat bantahan dari mereka yang dirugikan.
3) Pers wajib melayani hak koreksi. Dalam beberapa kode etik jurnalistik tercantum
bahwa wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri berhak dan wajib secepatnya
mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat dan'
memberi kesempatan hak jawab secara proporsional pada sumber atau objek berita.
Adapun isi jawaban harus terkait pokok persoalan dan disampaikan secara
tothepoint.
6. Perkembangan Pers di Indonesia
Sejarah perkembangan pers di Indonesia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu para kolonial,
pers Tiongkok, dan pers nasional.
a. Pers Kolonial
Pers kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia
pada masa kolonial/penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran
berbahasa Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum
kolonialis Belanda.
b. Pers Tiongkok
Pers Tiongkok adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Tiongkok di Indonesia.
Pers Tiongkok meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Tiongkok, lndonesia, atau
Belanda yang diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan Tiongkok.
c. Pers Nasional
Pers nasional merupakan pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia
terutama orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini
bertujuan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Tirto Adi
Soerio atau Raden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan Medan Priyayi yang salak
1910 berkembang menjadi harian, merupakan tokoh pemrakarsa pers nasional di
lndonesia.
Pers nasional adalah kategori pers yang akhirnya berkembang sebagai pers
Indonesia. Sebaliknya, pers kolonial berakhir seiring dengan berakhirnya penjajahan
Belanda di indonesia. Perkembangan pers nasional dimulai sejak masa penjajahan,
revolusi fisik, Orde Lama, Orde Baru, dan era Reformasi.
a. Masa Penjajahan
Masa Penjajahan dibagi menjadi periode-periode sebagai berikut.
1) Pers masa pergerakan
Pers masa pergerakan tidak bisa dipisahkan dari . kebangkitan nasional. Setelah
munculnya pergerakan modern Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, surat kabar
yang dikeluarkan orang Indonesia lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan.
Pers saat ini merupakan corong dari organisasi pergerakan Indonesia. Karena sifat
dan isi pers pergerakan adalah antipenjajahan, pers mendapatkan tekanan dari
pemerintah Hindia Belanda. Salah satu cara pemerintah Hindia Belanda saat itu
adalah dengan memberikan hak kepada pemerintah untuk menutup usaha
penerbitan pers pergerakan. Pada masa pergerakan itu berdirilah kantor berita
nasional Antara pada tanggal 13 Desember 1937.
2) Masa penjajahan Jepang P
ada masa ini, pers nasional mengalami kemunduran besar. Pers nasional yang
pernah hidup di zaman pergerakan, secara sendiri-sendiri dipaksa bergabung untuk
tujuan yang sama, yaitu mendukung kepentingan Jepang: Pers di masa pendudukan
Jepang semata-mata menjadi alat pemerintah Jepang dan bersifat pro-Jepang.
Namun, ada beberapa keuntungan yang didapat oleh para wartawan atau insan pers
di Indonesia yang bekerja pada penerbitan Jepang seperti berikut.
a) Penambahan fasilitas dan pengalaman yang diperoleh para karyawan pers
Indonesia.
b) Penggunaan bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan luas.
c) Pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap berita yang disajikan oleh
sumber-sumber resmi Jepang.
d) Memudahkan para pemimpin bangsa memberikan semangat untuk melawan
penjajahan.
Contoh pers pada masa ini sebagai berikut.
1) Surat kabar Soeara Asia diterbitkan tahun 1942.
2) Surat kabar Tjahaja dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata.
3) Surat kabar Sinar Matahari diterbitkan di Yogyakarta.
4) Surat kabar Sinar Baru diterbitkan di Semarang.
5) Surat kabar Asia Raya diterbitkan di Jakarta.
6) Surat kabar yang terbit di Sumatra, misalnya Padang Nippo (Padang), Kita
Sumatera shimbun (Medan) Palembang Shimbun (Palembang) dan Lampung
Shimbun (Lampung).
7) Surat kabar yang terbit di Kalimantan, misalnya Suara Kalimantan.

b. Masa Revolusi Fisik


Masa revolusi adalah saat bangsa indonesia berjuang mempertahankan
kemerdekaan yang berhasil diraihnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu,
pers terbagi menjadi dua golongan. yaitu pers NICA dan pers republik.
1) Pers NICA
Pers NlCA adalah para yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara
pendudukan Sekutu dan Belanda. Pers NICA berusaha memengaruhi rakyat
Indonesia agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.
2) Pers Republik .
Pers republik adalah pers yan diterbitkan dan diusahakan oleh orang
lndonesia yang berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang
usaha pendudukan Sekutu. Pere ini benar-benar menjadi alat perjuangan masa
itu. Pada masa inilah organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan
Serikat Pengusaha Surat Kabar (SPS) lahir. Kedua organisasi ini mempunyai
kedudukan penting dengan sejarah pers Indonesia.
c. Masa Demokrasi Liberal
Masa demokrasi liberal adalah masa tahun 1949 sampai dengan 1959. Pada
waktu itu Indonesia menganut sistem panementer yang berpaham liberal. Landasan
kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950. Pers
nasional saat itu sesuai dengan alam liberal yang sangat menikmati kebebasan pers.
Pers nasional pada umumnya mewakili aliran politik yang saling berbeda. Fungsi pers
dalam masa pergerakan dan revolusi berubah menjadi pers sebagai perjuangan
kelompok partai atau aliran politik.
Pada akhirnya. pemerintah melakukan pemberedelan pers, tetapi tindakan
tersebut tidak terbatas pada pers asing saja. Selama periode 1952-1959.
berdasarkan catatan Edward C. Smith, terjadi tindakan antipers sebanyak 374 kali.
Bahkan, pada tahun 1957 mencapai 125 kali tindakan pemerintah. Di samping itu,
terdapat pula kebijakan pemerintah dalam bidang pers yang positif. yakni dalam
rangka menangani masalahmasalah pers. pemen'ntah membentuk Dewan Pers pada
tanggal 17 Maret 1950. Dewan Pets tersebut terdiri atas orang-orang
persuratkabaran, cendekiawan, dan pejabat-pejabat pemerintah yang bertugas
sebagai berikut.
1) Penggantian undang-undang pers kolonial.
2) Pemberian dasar sosial ekonomis yang lebih kuat kepada pers Indonesia, artinya
fasilitas-fasilitas kredit dan mungkin juga bantuan pemerintah.
3) Meningkatkan mutu jurnalisme Indonesia.
4) Pengaturan yang memadai tentang kedudukan sosial dan hukum bagi wartawan
lndonesia, artinya tingkat hidup dan gaji, pertindungan hukum, dan etika
jurnalistik.
d. Masa Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin adalah masa kepemimpinan Presiden Soekarno
(19591965). Masa ini berawal dari keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1955 untuk
mengakhiri masa demokrai liberal yang dianggap tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Sejak itu mulailah masa demokrasi terpimpin dengan mendasarkan kembali
pada UUD 1945.
Pada masa demokrasi terpimpin terus berlangsung tindakan tekanan
terhadap pers. Awal tahun 1960 penekanan kebebasan pers diawali dengan
peringatan Menteri Muda Malawadi bahwa uIangkah-langkah tegas akan dilakukan
terhadap surat kabar, majalah dan kantor ben'ta yang tidak menaati peraturan yang
dipadukan dalam usaha menerbitkan pers nasional”. Pada tahun ini juga diterbitkan
sebuah pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah tepatnya pada
tanggal 12 Oktober. Beberapa pedoman tersebut sebagai berikut.
1) Surat kabar dan majalah wajib menjadi alat penyebaran manifesto politik yang
telah menjadi halauan negara untuk memberantas. kolonialisme. liberalisme.
dan federalisme
2) Surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung dan pembela manifesto
politik yang menjadi halauan negara dalam pemerintahan.
3) Surat kabar dan majalah wajib menjadi pembela dan alat pelaksanan dari politik
bebas dan aktif serta tidak mejadi membela/alat dari pada antarblok.
4) Surat kabar dan majalah wajib menumpuk kekayaan rakyat indonesia terhadap
dasar, tujuan, dan pimpinan revolusi lndonesia.
5) Surat kabar dan majalah'wajib membantu usaha penyelenggaraan ketertiban
dan keamanan umum serta ketenangan politik.
6) Surat kabar dan majalah wajib mempertebal kesadaran keprlbadianlndonesia.
7) Surat kabar dan majalah dalam menulis kritik harus bersifat konstruktif dan
berpedoman manifesto politik.
Tahun 1964 kondisi kebebasan pers semakin buruk, digambarkan oleh E.O.
Smith dengan mengutip dari Army Handbook bahwa kementerian penerangan
dan badan-badan yang mengontrol semua kegiatan pers. Karena hal tersebut,
pers pada masa demokrasi terpimpin ini dikatakan menganut konsep otoriter,
karena pers pada masa ini berfungsi sebagai corong penguasa dan bertugas
mengagung-agungkan pribadi presiden, serta mengindoktrinasikan manipol.
Pers diben' tugas menggerakkan aksi-aksi massa yang revoiusioner dengan jalan
memberikan penerangan, membangkitkan jiwa, dan kehendak massa agar
mendukung pelaksanaan manipol dan ketetapan pemerintah lainnya.
e. Masa Orde Baru
Pada awal pemerintahan Presiden Soeharto, hubungan pers dengan
pemerintah sebenarnya cukup baik. Pada tahun 1966, pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang Pokok Pers (UUPP) Nomor 11 Tahun 1966 yang menjamin tidak ada
sensor dan pembredelan, serta penegasan bahwa setiap warga negara mempunyai
hak untuk menerbitkan pers yang bersifat kolektif dan tidak diperlukan surat izin
terbit.
Pada kenyataannya hubungan baik tersebut hanya berlangsung lebih kurang
delapan tahun. Terjadinya Peristiwa Malari (Lima Belas Januari 1974), menjadi awal
titik balik kebebasan pers Indonesia. Pada masa itu berbagai kalangan, seperti
cendekiawan, mahasiswa, politikus, dan pers telah banyak melakukan kritik
terhadap praktik pemerintahan yang cenderung korup. Tidak hanya itu, protes juga
dilakukan untuk mengkritisi kebijakan pembangunan pemerintah yang dirasa akan
semakin meningkatkan ketergantungan Indonesia terhadap negara asing.
Ketegangan dan pertentangan antara pemerintah dan rakyat makin
menguat pada masa itu. Mahasiswa memanfaatkan kedatangan Perdana Menteri
Jepang Tanaka pada tanggal 15 Januari 1974, untuk menyuarakan protes kepada
pemerintah. Akan tetapi, pada saat yang sama justru terjadi kemsuhan yang diikuti
dengan perusakan di Jakarta.
Perumusan konsep pers Pancasila mulai dilakukan tanggal 7-8 Desember
1984 di Solo. Kemudian muncul istilah “pers yang bebas yang benanggung jawab".
Namun demikian, pers tetap sering diberedel dengan alasan meresahkan
masyarakat dan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), seperti
Prioritas (1987), Monitor (1990), Tempo, Editor. Detik (1994), dan Simponi (1994).
Kekuasaan Orde Baru berakhir setelah tuntutan masyarakat dipenuhi dengan
pengunduran diri Presiden Soeharto pada tangga121 Mei 1998. .
f. Masa Reformasi
Era Reformasi adalah kurun waktu dari tanggal 21 Mei 1998 sampai dengan
sekarang. Sejak masa Reformasi tahun 1998, pers nasional kembali menikmati
kebebasan pers. Hal demikian sejalan dengan alam Reformasi, keterbukaan, dan
demokrasi yang dipen'uangkan rakyat Indonesia. Pemerintah pada masa Reformasi
sangat mempermudah izin penerbitan pers. Akibatnya, pada awal reformasi banyak
sekali penerbitan pers (korankoran, majalah, atau tabloid baru bermunculan). Bisa
dikatakan pada awal Reformasi kemunculan pers ibarat jamur di musim hujan. Pada
masa Reformasi ini juga keluar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers.
Kalangan pers mulai bernapas lega ketika pemerintahan mengeluarkan
produk hukum yang menjamin kebebasan pers. yaitu UU No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak asasi Manusia dan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Di dalam undang-
undang yang baru ini dengan tegas dijamin adanya kemerdekaan pers sebagai hak
asasi warga negara. Itulah sebabnya tidak lagi disinggung perlu tidaknya surat izin
terbit, serta adanya jaminan pers nasional tidak dikenakan penyensoran.
pemberedelan, dan pelarangan penyiaran.
Dengan lahirnya undang-undang tentang pers tersebut maka tidak berlaku
lagi Peraturan Menteri Penerangan Nomor 01 Tahun 1998, yang masih mewajibkan
kepada para penerbit untuk memiliki Surat Izin Usaha Penerangan untuk
memperoleh SIUP sebagaimana diatur dalam Perubahan Undang-Undang Pokok
Pers, yaitu UU No. 21 Tahun 1982. Pada era Reformasi, peranan pers nasional
semakin terbuka Iebar dalam menyebarkan informasi dan edukasi kepada
masyarakat. Peranan pers nasional pada era Reformasi sebagai berikut.
1) Pers sebagai ajang pembelajaran kelompok massa.
2) Pers selaku media koreksi kebijakan publik.
3) Pers menjadi wahana kontrol problematik sosial.
B. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Kebebasan pers merupakan berita bahagia bagi para insan pers karena dengan
adanya kebebasan ini mereka dapat mengkritik pemerintah. Para insan pers bisa
menjalankan fungsi pers sebagai kontrol sosial. Kebebasan pers juga berarti dibolehkannya
mengungkapkan berbagai kritik terhadap institusi kekuasaan. Melalui kebebasan pers
pemerintah senantiasa diawasi dan dikontrol, sehingga pemerintah pun menjadi semakin
cerdas dan bijaksana.
1.Makna Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab
istilah pers yang bebas dan bertanggung jawab (freedomandresponsibility pers)
semula dipergunakan di negara-negara Barat yang menginginkan kebebasan pers harus
dapat dipertanggungjawabkan di kehidupan masyarakat. Kebebasan pers adalah hak yang
diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan dengan
media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebarluaskan, pencetakan dan
penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur
tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah. Karena makna bebas bukan berarti bebas
tanpa aturan, tetapi bebas khas Indonesia, yakni tidak menganut kebebasan yang
melahirkan negatif, seperti di negara komunis atau liberal dan juga tidak harus
bertanggung jawab kepada pemerintah. .
Berikut beberapa pengertian kebebasan pers menurut para ahli dan dokumen.
a. John C. Merril
Kebebasan pers sebagai suatu kondisi yang memungkinkan para pekerja pers
memilih. menentukan, dan mengerjakan tugasnya sesuai dengan keinginan mereka.
b. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers .
Kebebasan pers atau kemerdekaan pers diartikan sebagai salah satu wujud kedaulatan
rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Kebebasan pers sangat penting jika dihubungkan dengan salah satu fungsi pers, yaitu
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
c. Dewan Pers
Kebebasan pers adalah kebebasan pers yang bertanggung jawab dan sesuai
dengan pers Pancasila. Karena makna bebas bukan berarti bebas tanpa aturan,
tetapi bebas khas Indonesia, Yakni tidak menganut kebebasan yang melahirkan
negatif. seperti di negara komunis atau liberal dan juga tidak harus bertanggung
jawab kepada pemerintah. Menurut J.C.T Simorangkir, ciri-ciri kebebasan pers
Indonesia sebagai berikut.
a. Pers yang bebas dan bertanggung jawab.
b. Pers yang sehat.
c. Pers sebagai penyebar informasi yang objektif.
d. Pers yang melakukan kontrol sosial yang konstruktif.
e. Terdapat interaksi positif antara pers, pemerintah, dan masyarakat.
f. Pers sebagai penyalur aspirasi rakyat, meluaskan komunikasi, dan partisipasi
masyarakat. .
Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari
adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan
norma-norma agama. Kebebasan pers dituntut tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan, ketertiban, dan keamanan dalam masyarakat. Kemerdekaan
pers merupakan hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Menurut Komisi Kemerdekaan Pers
bahwa kemerdekaan pers diartikan sebagai berikut.
a. Kebebasan tersebut tidaklah berarti bebas untuk melanggar kepentingan-
kepentingan individu lain.
b. Kebebasan harus memperhatikan segiosegi keamanan negara.
c. Pelanggaran terhadap kemerdekaan pers membawa konsekuensi/tanggung
jawab terhadap ukuran yang berlaku.
Komisi Kemerdekaan Pers menggariskan beberapa hal yang menjadi
tuntutan masyarakat modern terhadap pers yang merupakan ukuran
pelaksanaan kegiatan pers sebagai bedkut
a. Pers dituntut untuk menyajikan laporan tentang kejadian sehari-hari secara
jujur, mendalam, dan cerdas.
b. Pers dituntut untuk menjadi sebuah forum pertukaran komentar dan kritik, yang
berarti pers diminta untuk menjadi wadah di kalangan masyarakat.
c. Pers hendaknya menonjolkan sebuah gambaran yang representatif dari
kelompokkelompok dalam masyarakat.
d. Pers hendaknya bertanggung jawab dalam penyajian dan penguraian tujuan dan
nilainilai dalam masyarakat.
e. Pers hendaknya menyajikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoieh
berita sehari-hari, ini berkaitan dengan kebebasan informasi yang diminta
masyarakat.
Pers Indonesia sekarang ini menganut sistem pers yang bebas dan bertanggung
jawab. Konsep ini mengacu pada teori pers tanggung jawab sosial. Prinsip yang
terkandung dalam teori ini adalah bahwa kebebasan yang dimiliki menuntut
tanggung jawab yang sepadan. Oleh karena itu, pers berkarya dan berekspresi.
tetapi harus dapat dipertanggungjawabkan. Adapun ciri-ciri pers yang bertanggung
jawab sebagai berikut.
a. Memelihara ketertiban umum.
b. Mengutamakan kejujuran dan fakta, serta menghindari kebohongan
(people'srightstoknow).
c. Tidak menyesatkan masyarakat.
d. Tidak menimbulkan keonaran dan keresahan serta tidak tendensius. Tidak
melakukan pemaksaan.
e. Tidak merusak kesusilaan.
2. Dewan Pers
Untuk menangani masalah-masalah pers, pemerintah membentuk Dewan
Pers pada tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri atas orang-orang persuratkabaran,
cendekiawan. dan Pejabat-pejabat pemerintah. Dewan pers merupakan lembaga
yang terdiri dan pengrtian organisasi wartawan yang dipilih eleh perusa atau pers.
tokoh masyarakat ahhdrbidangd pers oleh komunikasi, dan bidang lainnya yang
perusahaan organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.
Keanggotaan Dewan Pers terdiri atas:
a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan
b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan para;
c. tokoh masyarakat. ahli bidang pera atau komunikasi. dan bidang lainnya dipilih
oleh organisasi perusahaan pers; .
d. ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota:
e. keanggotaan Dewan Pere ditetapkan dengan keputusan presiden;
f. masa jabatan anggota tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode.
Pembentukan Dewan Pers berfungsi sebagai berikut.
a. Melindungi kemerdekaan pera dari campur tangan pihak lain.
b. Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pera.
c. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jumaiistik.
d. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
e. Mengembangkan komunikasi antara para, masyarakat. dan pemerintah.
f. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan
di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.
g. Mendata perusahaan pers.
3. Teori-Teori Kebebasan Pers
Pers dapat dibedakan ke dalam empat teori. yakni otoritarian, libertarian,
tanggung jawab sosial, dan komunis. Keempat teori tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a.Teori Pers Otoritarian
Menurut teori ini, para mempunyai tugas untuk mendukung dan membantu
politik pemerintah yang berkuasa untuk mengabdi kepada negara. Pada teori
pers seperti ini, pers tidak boleh mengkritik alat-alat negara dan penguasa.
Ditambah lagi pers jenis ini berada di bawah pengawasan dan kontrol
pemerintah. Itu artinya rakyat tidak memiliki hak penuh dalam mengaspirasikan
pendapatnya, ia tidak bisa memberikan opininya melalui pera. Bila diketahui
pemerintah, mungkin akan diciduk dan dihukum oleh pemeritntah. Teori ini
tumbuh pada abad ke-15 hingga 16 saat mesin cetak diciptakan oleh Johannes
Gutenberg pada tahun 1454 dan masa itu kebanyakan negara otoriter.
Dalam teori pers otoriter ini, fungsi pers hanya sekadar menyampaikan apa
yang diinginkan penguasa. untuk diketahui oleh rakyat. Posisi negara sangat
sentral, dan pers menjadi alat untuk menopang dan mempertahankan kekuasaan.
Adapun ciri-ciri pokok dan teori otoritarian sebagai berikut.
1) Media massa selamanya harus tunduk pada penguasa.
2) Penyensoran dapat dibenarkan.
3) Kecaman terhadap penguasa atau penyimpangan dari kebijakan resmi tidak
dapat diterima.
4) Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam organisasinya.
b.Teori Libertarian
Pers dalam pandangan teori libertarian ini, harus memiliki kebebasan seluas-
Iuasnya. untuk membantu manusia dalam menemukan kebenaran hakiki. Pers
dipandang memiliki peran penting, dan merupakan cara efektif untuk
menemukan kebenaran hakiki. serta dianggap sebagai kontrol pemerintah atau
disebut “The Fourth Estate" atau “Pilar Kekuasaan Keempat”. Adapun tugas-tugas
pers menurut teori libertarian sebagai berikut
1) Menjaga hak warga negara.
2) Memberi hiburan.
3) Melayani kebutuhan kehidupan politik.
4) Melayani kebutuhan hidup kehidupan ekonomi (iklan).
5) Mencari keuntungan (demi kelangsungan hidupnya)
Ciri-ciri teori pers libertarian sebagai berikut.
1) Publikasi bebas dari penyensoran.
2) Tidak memadukan izin penerbitan dan pendistribusian.
3) Kecaman terhadap pejabat dan partai poiitik tidak dipidana.
4) Tidak ada kewajiban untuk mempublukastkan segala hal.
5) Tidak ada batas hukum dalam mencari berita.
6) Wartawan mempunyai otonomi profesional.
7) Publikasi kesalahan dilindungi sama dengan publikasi kebenaran sepanjang
menyangkut opini dan keyakinan.
c. Teori Tanggung Jawab Sosial
Pada teori tanggung jawab sosial, pers adaia'h forum yang dijadikan sebagai
tempat untuk memusyawarahkan berbagai masalah dalam rangka tanggung
jawab terhadap masyarakat/orang banyak (sosial). Teori ini muncul sekitar awal
abad ke-20, teori ini muncul setelah adanya protes terhadap kebebasan yang
mutlak dari teori liberal. Teori liberal memberikan kebebasan yang sebesar-
besarnya, sehingga terjadi ker'nerosotan moral pada masyarakat. Teori tanggung
jawab sosial berasumsi bahwa media massa khususnya televisi dan radio
merupakan frekuensi milik publik. Jadi, apabila media massa dijadikan kendaraan
politik suatu partai atau orang maka sudah melanggar aturan dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Menurut Krisna Harahap. prinsip utama teori
tanggung jawab sosial sebagai berikut.
1) Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat.
2) Menetapkan standar yang tinggi atau profesional tentang keinformasian,
kebenaran, objektivitas, keseimbangan, dan sebagainya.
3) Dalam menerima, dan menerapkan kewajiban tersebut, media dapat
mengatur sendiri dalam kerangkahukum dan lembaga yang ada.
4) Media menghindarkan segala hal yang dapat menimbulkan kejahatan, yang
akan mengakibatkan ketidaktertiban atau penghinaan terhadap minoritas
etnik atau agama.
5) Media hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebinekaan
masyarakatnya dengan memberi kesempatan yang sama untuk
mengemukakan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab.
6) Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan
investasi dapat dibenarkan untuk menanamkan kepentingan umum. Den'gan
sejumlah kritik dan tuduhan, maka pers pun melakukan perubahan pemikiran
dari dalam dan kemunculan kode etik pertama pada tahun 1923
mencerminkan adanya perubahan tersebut.
d. Teori Pers Komunis
Teori pers komunis mulai berkembang sejak awal abad ke-20, sebagai akibat
dari sistem komunis Uni Soviet. Media massa pada pers teori ini berperan sebagai
alat pemerintah (partai) dan bagian integral dari negara, dan media massa mau
tidak mau harus tunduk kepada pemerintah. Pers komunis, menuntut agar pers
melakukan yang terbaik bagi pemerintah dan partai politik, sedangkan apabila
sebaliknya dianggap sebagai bentuk periawanan atau “immorai”. Pers dijadikan
sebagai alat indoktrinasi massa oleh partai. Teori pers komunis berpendapat
bahwa pers merupakan alat pemerintah (partai yang berkuasa) dan bagian
integral dari negara sehingga pers harus tunduk kepada pemerintah. Pers
berfungsi sebagai alat untuk melakukan indoktrinasi massa. Secara umum, sistem
ini memposisikan dirinya sebagai alat pemerintah dan partai untuk menyuarakan
propaganda. hasutan, dan mengorganisasikan kelompok. Ciri-ciri pers komunis
sebagai berikut.
1) Media tidak dimiliki secara pribadi.
2) Masyarakat berhak melakukan sensor.
3) Media di bawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas tersebut.
4. Kebebasan Pers Sesuai Kode Etik Jurnalistik
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 1999, kode etik jurnalistik adalah kode etik
yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers. Kode etik
jurnalistik bisa berbeda antara organisasi satu dengan yang lain. Namun, secara
umum kode etik jurnalistik berisi hal-hal berikut.
a. Tanggung Jawab
Tugas atau kewajiban seorang wartawan adalah mengabdikan diri kepada
kesejahteraan umum dengan memberi masyarakat informasi yang
memungkinkan masyarakat memberikan penilaian terhadap suatu masalah yang
mereka hadapi. Wartawan tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan untuk motif
pribadi atau tujuan yang tidak berdasar.
b. Kebebasan .
Berbicara dan menyatakan pendapat adalah hak yang dimiliki setiap anggota
masyarakat, dan wartawan menjamin bahwa urusan publik harus
diselenggarakan secara publik. Wartawan harus berujang melawan siapa saja
yang mengeksploitasi pers untuk keuntungan pribadi atau kelompok. .
c. Independensi
Wartawan harus mencegah terjadinya benturan kepentingan
(conflictofinterest) dalam dirinya. Dia tidak boleh menerima apa pun dari sumber
berita atau terlibat dalam aktivitas yang bisa melemahkan integritasnya sebagai
penyampai informasi atau kebenaran.
d. Kebenaran
Wartawan adalah mata, telinga, dan indra dari pembacanya. Dia harus
senantiasa berjuang untuk memelihara kepercayaan pembaca dengan
meyakinkan kepada mereka bahwa berita yang ditulisnya adalah akurat dan
berimbang.
e. Tidak Memihak
Laporan berita dan opini harus secara jelas dipisahkan. Artikel opini harus
secara jelas diidentifikasikan secara Opini.
f. Adil dan Kesatria
Wartawan harus menghormati hak-hak orang yang terlibat dalam berita
yang ditulisnya serta mempertanggungjawabkan kepada publik bahwa berita itu
akurat serta adil. Orang yang dipojokkan oleh suatu fakta dalam berita harus
diberi hak untuk menjawab.
Kode etik jurnalistik dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kode Etik
Wartawan Indonesia, kode praktik bagi media pers, dan kode etik jurnalistik. :
a. Kode Etlk Wartawan Indonesia (KEWI)
Kode Etik Wartawan Indonesia atau KEWI merupakan kode etik yang
disepakati semua organisasi wartawan cetak dan elektronik termasuk Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jumalis Independen (AJI), dan Himpunan
Praktisi Penyiaran Indonesia (HPPI). Kode etik disusun oleh 26 organisasi
wartawan di Bandung tahun 1999 dengan semangat memajukan jurnalisme di era
kebebasan pers yang berisi sebagai berikut.
1) Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar
2) Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi, serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
3) Wartawan lndonesia menghormati asas praduga tak bersalah. tidak
mencampur fakta dan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran
informasi, serta tidak melakukan plagiat.
4) Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah,
sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5) Wartawan lndonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan
profesi.
6) Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo,
informasi latar belakang. dan offtherecord sesuai kesepakatan.
7) Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat dalam pemberitaan serta
melayani hak jawab.
b. Kode Praktik
Selain kode etik jurnalistik yang telah disusun masing-masing organisasi
wartawan, Dewan Pers menyusun kode praktik (codeofpractices) media sebagai
upaya penegakan independensi serta penerapan prinsip pers mengatur sendiri
(selfregulated).
Kode etik yang disusun ini juga berfungsi menjamin berlakunya etika dan
standar jurnalis profesional serta media yang bertanggung jawab. Jika semua
media patuh pada kode etik yang telah berlaku dan disepakati, diharapkan bisa
menerapkan regulasi sendiri dan lepas dari ketentuan undang-undang atau
peraturan khusus. Dewan Pers memandang perlu disusun kode praktik yang
berlaku bagi media untuk mempraktikkan standardisasi kerja jurnalistik, yang
meliputiakurasi; privasi; diskriminasi; liputan kriminalitas; cara-cara yang tidak
dibenarkan; sumber rahasia; dan hak jawab dan bantahan.
c. Kode Etik Jurnalistik AJI (Aliansi Jurnalis Independen)
Kode etik jurnalistik Indonesia adalah salah satu organisasi wartawan selain
PWI, PWI reformasi, dan lainnya. Berikut beberapa contoh Kode Etik Jurnalistik
AJI.
1) Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar.
2) Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan
keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
3) Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan
kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
4) Jurnalis melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya. '
5) Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui
masyarakat.
6) Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto,
dan dokumen.
7) Jurnalis menghormati hak narasumber untuk memberi latar belakang,
offtherecord, dan embargo.
8) Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.
9) Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi kontidensial, identitas korban
kejahatan seksual, dan'pelaku tindak pidana di bawah umur.
10) Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi
dalam masalah suku, ras, bangsa, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa,
agama, pandangan politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental, atau latar
belakang sosial lainnya.
11) Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal itu bisa merugikan masyarakat.
12) Jumalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar pencabulan, kekejaman,
kekerasan fisik, dan seksual.
13) Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk
mencari keuntungan pribadi.
14) Jumalis tidak dibenarkan menerima sogokan.
15) Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.
16) Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.
17) Jumalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang
menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas.
18) Kasus-Kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh
Majelis
Dengan adanya kode etik Jurnalistik , seorang jurnalis dapat berperan sebagai
pedoman moral dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik jurnalistik berfungsi
sebagai berikut.
a. Alat kontrol sosial, yaitu tidak hanya mengatur hubungan antara sesama
anggota seprofesi, tetapi juga dapat mengatur hubungan antara anggota
organisasi profesi tersebut dengan masyarakat.
b. Mencegah adanya kontrol dan campur tangan pihak lain, termasuk
pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu.
C. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia
1. Pengertian Penyalahgunaan Kebebasan Pers
Penyalahgunaan kebebasan pers merupakan perbuatan insan pers yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku, baik dalam proses pencarian informasi maupun dalam
hal materi yang diberitakan. Insan pers yang dimaksud adalah mencakup semua media
massa, yaitu media elektronik dan media cetak.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan pers sebagai berikut.
a. Lebih mengutamakan kepentingan ekonomis (oriented bisnis).
b. Campur tangan dari pihak ketiga.
c. Keberpihakan.
d. Kepribadian.
e. Tidak mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat.
2. Bentuk Penyalahgunaan Kebebasan Pers
Beberapa bentuk penyalahgunaan kebebasan pers yang bertentangan dengan kode
etik jurnalistik maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut.
a. Peradilan oleh pers.
b. Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik.
c. Membentuk opini menyesatkan.
d. Bentuk tulisan bersifat provokatif.
3. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers
Beberapa dampak penyalahgunaan kebebasan media massa sebagai berikut.
a. Dunia pers Indonesia semakin tenggelam dalam ideologi komersial.
b. Fungsi media massa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang kuat
melekat.
c. Cenderung meiebih-lebihkan sebuah pemberitaan.
d. Sering berbenturan dengan kepentingan pemerintah.
e. Cenderung berorientasi pada aspek komersial ketimbang idealisme.
f. Penayangan adegan kekerasan di televisi sudah berlebihan, termasuk tayangan yang
berbau pornografi dan mistik.
g. Wajah kebebasan pers Indonesia saat ini, justru dikhawatirkan dapat menghancurkan
moral bangsa.
Penyalahgunaan kebebasan pers dapat berdampak pada kehidupan pribadi,
kehidupan masyarakat, dan kehidupanbemegara.

No Pihak Dampak
Positif Negatif
1 Individu Apabila suatu pemberitaaan negarif Adapun pemberitaan
dapat meningkatkan nilai positif itu akan menghancurkan nilai
pribadinya, sehingga akan positif pribadinya di
mendorong masyarakat untuk mayarakat sehingga
berpendapat bahwa dirinya mengakibatkan opini
adalah pribadi yang jujur dan masyarakat yang tidak baik
benar. terhadapnya Hal itu akan
berdampak pula pada aspek
bisnis.

2 Masyarakat Apabila dapat menumbuhkan Apabila menyebabkan hal-hal


kesetiakawanan sosial dan yang bertentangan dengan
mewujudkan persatuan dan nilai luhur budaya bangsa,
kesatuan serta menjaga sehingga menyebabkan
keamanan, ketenteraman, dan hilangnya rasa
ketertiban. kesetiakawanan sosial dan
pecahnya persatuan dan
gangguan terhadap
keamanan, ketenteraman,
dan ketertiban
3 Negara Apabila dapat meningkatkan Apabila menyebabkan rakyat
partisipasi, dukungan dan tidak percaya dan tidak
keberpihakan rakyat kepada memberikan dukungan lagi
pemerintah, membantu terhadap pemerintah, kurang
pelaksanaan pembangunan Iancarnya pembangunan
nasional agar berjalan lancar dan nasional dan memburuknya
dapat meningkatkan kepatuhan kondisi keamanan negara
terhadap peraturan perundang- serta menurunnya tingkat
undangan kepatuhan masyarakat
terhadap peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
4. Hubungan antara Pers, Masyarakat, dan Pemerintah
Hal terpenting yang harus diperhatikan antara pers, masyarakat, dan pemerintah dalam
kehidupan masyarakat demokratis sebagai berikut.
a. Interaksi harus dikembangkan sekreatif mungkin untuk tercapainya tujuan pembangunan,
yaitu kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhnya.
b. Antara pemerintah, pers dan masyarakat, harus dikembangkan hubungan fungsional
sedemikian rupa, sehingga semakin menunjang tujuan bersama yaitu terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik
lndonesia.
c. Hubungan antara pemerintah, pers dan masyarakat, sesungguhnya merupakan
pengejawantahan dari niiai-nilai Pancasila.
d. Hubungan antara pemerintah, pers, dan masyarakat merupakan hubungan kekerabatan dan
fungsional yang terus-menerus dikembangkan dalam mekanisme dialog.
Dalam hubungan antara pemerintah, pers, dan masyarakat, otonomi masing-masing
lembaga sesuai dengan asas demokrasi Pancasila, dihormati dan perlu dikembangkan. Salah
satu karya otonomi adalah apa yang dengan baik bisa dilakukan sendiri oleh lembaga'
masyarakat, tidak perlu pemerintah mencampurinya.
5. Upaya Mengatasi Penyalahgunaan Kebebasan Pers
Penyalahgunaan kebebasan pers tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pemerintah harus
melakukan upaya-upaya mengendalikan kebebasan pers agar tidak kebablasan. Upaya
mengatasi penyalahgunaan pers bukan tidak hanya dilakukan pemerintah,tetapi masyarakat
juga periu ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan kebebasan pers. Peran serta masyarakat
yang diatur dalam Undang-Undang Pers meliputi sebagai berikut.
a. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan
menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan.
b. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum dan kekeliruan teknis
pemberitaan yang dilakukan oleh pers.
c. Menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kualitas pers nasional.
6. Manfaat Pers dalam Kehidupan Sehari-harl
Keberadaan pers dalam kehidupan masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Manfaat keberadaan pers dalam kehidupan sehari-hari secara tldak langsung
dapat dilihat dari fungsinya yang benar-benar memihak pada masyarakat. Adapun manfaat pers
dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.
a. Sarana penyebar informasi, di antaranya untuk:
1) mengumumkan, menghimbau, dan mengajak masyarakat untuk berpartnsrpasu dalam
program pemerintah;
2) sosialisasi program pemerintah;
3) mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian yang terjadi dl daerah Iain atau.
belahan dunia lainnya;
4) mendapatkan informasi terkini dan mengantisipasi perkembangan dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Sarana kontrol sosial, di antaranya untuk: .
1) menyampaikan kritik kepada pemerintah atau elemen masyarakat Iamnya;
2) menciptakan keseimbangan kekuatan antara penguasa dengan rakyatnya.
c. Sarana pendidikan informal, di antaranya untuk:
1) penyebaran gagasan positif untuk mendidik masyarakat;
2) pembinaan bahasa paling efektif;
3) mengembangkan budaya baca masyarakat.
d. Sarana iklan, di antaranya untuk:
1) memajukan dunia usaha;
2) sumber pemasukan bagi pelestarian media massa itu sendiri;
3) mempromosikan hasil produksi masyarakat.
e. Sarana hiburan, di antaranya untuk:
1) menyegarkan diri di sela-sela kepadatan kerja;
2) Menghibur diri dengan membaca cerita,kusah,dongeng dan bacaan ringan lainnya yang
terdapat dalam media massa sehinggan bisa sedikit mengurang kejenuhan karena
melaksankan rutinitas sehari-hari.
Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1.Sistem pers yang berlaku di Indonesia menganut paham pers yang .
a.kebebasan yang seluas-luasnya
b.kebebasan yang dibatasi oleh pemerintah .
c. kebebasan yang bertanggung jawab sosial
d.mendukung kepentingan pelaku ekonomi
e.berpihak pada kepentingan rakyat banyak
2. Pers dapat memengaruhi masyarakat, karena pers memiliki fungsi sebagai
a. kritik sosial k
b. omunikator massa
c. lembaga bisnis
d. ajang kreatif
e. lembaga pendidikan
3. Setelah berperan serta dalam upaya mengembangkan kesadaran nasional untuk
memperjuangkan kemerdekaan massa sebelumnya, pers nasional. menunjukkan
tanggung jawab sosialnya sebagai bagian dari negara baru yang berdaulat, tidak
mengherankan jika pers pada masa itu disebut pers ..
a. modern
b. pemberani
c. perjuangan
d. kemerdekaan
e. Pancasila
4. Untuk menjamin tegaknya kebebasan pers dan terpenuhinya hak masyarakat, maka
diperlukan
a. pembenahan
b. etika profesi
c. masyarakat
d. pengawasan pemerintah
e. pengurangan media
5. Pers menampung segala persoalan yang dihadapi masyarakat. Dalam hal ini pers.
memiliki posisi penting sebagai
a. kegiatan jurnalistik
b. lembaga sosial
c. infomasi publik
d. alat mencapai tujuan
e. lembaga negara
6. Sikap pers dalam melaksanakan fungsinya yang ditujukan terhadap perorangan atau
kelompok dengan maksud memperbaiki keadaan melalui tulisan. merupakan fungsi pers
sebagai
a. media informasi
b. media pendidikan
c. media hiburan
d. kontrol sosial
e. sosial budaya
7. Untuk mengatur tentang pers. maka dibedakukan UU No.
a. 40 Tahun 1997
b. 40 Tahun 1998
c. 40 Tahun 1999
d. 40 Tahun 2000
e. 40 Tahun 2001
8. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pers pada masyarakat
demokrasi adalah
a. pengetahuan manusia yang cepat usang
b. kebebasan berkreasi dan berekspresi
c. untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia
d. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi
e. kemajuan dan kecanggihan sarana komunikasi
9. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Memfungsikan dewan pers.
2) Membuat undang-undang yang destruktif.
3) Pembuatan undang-undang pers.
4) Membentuk pengadilan pers.
5) Sosialisasi dan peningkatan kesadaran rakyat akan hak asasi manusia.
Yang termasuk upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers adalah
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 5)
c. 2). 3). dan 4)
d. 2). 4). dan 5)
e. 3), 4). dan 5)
10. Pers dapat memberitakan tentang program pemerintah. Di sisi lain pers juga dapat
memberitakan demonstrasi yang dilakukan masyarakat. Hal ini mencerminkan
persmemberitakan fungsi
a. memberikan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat
b. melakukan kontrol sosial atas segala kebijakan pemerintah
c. sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat
d. memberikan hiburan kepada masyarakat
e. memberikan informasi kepada masyarakat
11. Kebebasan pers yang dilaksanakan secara mutlak akan menimbulkan
a. pelanggaran hak asasi orang lain
b. berkurangnya wibawa pemerintah
c. Iuntumya semangat gotong royong
d. terlindungi dari hak asasi setiap orang '
e. kebebasan yang dibatasi hak orang lain
12. Pers pada zaman penjajahan Belanda maupun Jepang mengalami hambatan dalam
perkembangannya karena pers dianggap sebagai .
a. mitra komunikasi yang jujur .
b. media yang sering menghasut
c. momok yang harus diperangi
d. sarana komunikasi rakyat yang ampuh
e. lembaga yang harus diwaspadai
13. Hal yang paling tepat dilakukan apabila suatu media masa menyiarkan kebohongan
informasi dan merusak nama baik adalah
a. membiarkannya saja, sebab kebenaran pasti akan menang .
b. mengerahkan masa untuk menduduki kantor berita tesebut
c. menahan diri dan melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang betwajib
d. melakukan konfirmasi kepada redaksinya dan menggunakan hak jawab
e. memprotes keras pada redaksinya dan meminta ganti rugi
14. Pers Pancaslla adalah pem yang memiliki kebebasan berekspresi dan barpendapm
dengan mengutamakan
a. sensasi dan fakta
b. fakta dan kejujuran
c. kebebasan dan kekuasaan
d. materi dan kesenangan
e. isu dan kepentingan politik
15. Keberhasilan jurnalis dan pers dapal dilihat dari proses penyampaian pesannya. Pesan
yang disampaikan harus
a. mengacu kepada undang-undang pers dan kode etik
b. disukai oleh publik, sistematik, dan bebas penyampaiannya
c. informasinya benar, akurat, adil, dan berkualitas
d. menyajikan hal-hal yang sedang aktual dan bersifat hiburan
e. melaporkan berita yang menarik melalui televisi, majalah, dan media
16. Berikut yang bukan termasuk isi kode etik jurnalistik adalah
a. melaporkan fakta dan sumber berita
b. menghindari fitnah dan pencemaran nama baik
c. menjaga kerahasiaan sumber informasi konfldensial
d. menghormati masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar
e. menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat
17. Berikut yang temasuk penyalahgunaan kebebasan pers adalah
a. meliput berita kriminalitas
b. memberitakan program-program pemerintah
c. membuka aib orang lain
d. menyiarkan acara-acara musik
e. menyampaikan berita bencana alam
18. Bentuk tulisan yang bersifat provokatif merupakan bentuk penyimpangan kode etik
jurnalistik, artinya
a. tingkat pemahaman pembaca berbedabeda
b. kurang profesionalnya pelaku pers
c. iklan yang dilebih-leblhkan dapat merugikan masyarakat
d. pemuatan berita pers dapat menimbulkan emosi masyarakat
e. berita kurang berimbang dan tidak menggunakan pihak kedua
19. Salah satu contoh penyalahgunaan media massa dengan cara memutarbalikkan fakta
adalah
a. tidak aktual dan berdasarkan laporan sepihak
b. didramatisasi dengan menunjukkan bukti yang tidak sah
c. berorientasi kepada hal-hal yang ekstrem dan fanatik
d. menghilangkan identitas bangsa yang beradab dan beragama
e. seremonial lebih menonjol dari pendalaman segi akidah
20. Dampak penyalahgunaan kebebasan pers terhadap kehidupan pribadi seseorang adalah
a. tercemarya nama baik seseorang
b. hubungan pers dengan masyarakat menjadi renggang
c. tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berkurang
d. lunturnya kepercayaan pemerintah Negara-negara lain
e. Terjadi ketegangan di antara komunikasi masyarakat sehingga menimbulkan
pertikaian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah Inl dengan benar!

1. Jelaskan yang dimaksud pers menurut Frederich S. Siebart!


2. Bagaimana perkembangan pers pada masa Pergerakan?
3. Mengapa pers dapat menjadi wadah dan sarana yang baik dalam menyelesaikan
masalah?
4. Sebutkan keuntungan yang diperoleh insan pers di Indonesia yang bekerja pada
penerbitan Jepang! .
5. Ben'kan contoh dampak penyalahgunaan kebebasan media massa!

Remedial
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah Inl dengan benar!
1. Sebutkan ciri media massa tradisional!
2. Bagaimana perkembangan pers masa penjajahan Jepang?
3. Jelaskan yang dimaksud kebebasan pers manurut UU No. 40 Tahun 1999!
4. Jelaskan yang dimaksud penyalahgunaan kebebasan pers!
5. Sebutkan tujuan dari fungsi pers sebagai kontrol sosial!

Anda mungkin juga menyukai