Anda di halaman 1dari 29

Introduction

• Sumber daya manusia :


aspek yang sangat penting dalam organisasi, selain aspek sumber
daya lainnya
• Hasil kerja yang optimal :
hanya dapat diwujudkan oleh sumber daya manusia yang
berkompeten, berakhlaq mulia, serta menjunjung tinggi kualitas kerja
(wujud profesionalisme)
Oemar Hamalik (2000), aspek pada sumber daya manusia (tenaga kerja) :
1.Aspek potensial :
*memiliki potensi2 yang bersifat dinamis, terus berkembang dan dapat
dikembangkan
*potensi : daya mengingat, berpikir, berkehendak, berperasaan, bakat,
minat, motivasi, dll
2. Aspek profesionalisme dan vokasional :
*memiliki kemampuan dan ketrampilan kerja
*bisa menghasilkan sesuatu secara optimal
3. Aspek fungsional :
*melaksanakan pekerjaan secara tepat guna
*bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya  sesuai bidangnya
Oemar Hamalik (2000), aspek pada sumber daya manusia :
4. Aspek operasional :
*dapat mendayagunakan kemampuan dan ketrampilannya
*dalam proses dan prosedur pelaksanaan tugas
5. Aspek personal :
*harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya
*tekun, rajin, mandiri, tangguh, bertanggung jawab
6. Aspek produktivitas :
*harus memiliki motivasi untuk berprestasi
*berupaya memberikan hasil terbaik pada pekerjaannya, baik kuantitas
maupun kualitas
Profesi
• Kamus Besar Bahasa Indonesia :
profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu
• Prof. H. M Arifin, 1995 mengartikan :
profesi adalah suatu bidang keahlian khusus untuk menangani
lapangan kerja tertentu yang membutuhkan
• Karakteristik :
*mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian khusus
*dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama
*dilaksanakan sebagai sumber nafkah hidup
*dilaksanakan sebagai keterlibatan pribadi yang mendalam
Syarat suatu profesi

• Melibatkan kegiatan intelektual


• Menggeluti suatu cabang ilmu yang khusus
• Memerlukan persiapan profesional yang alami dan bukan
sekedar latihan
• Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
• Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
• Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
• Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
• Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode
etik
Contoh profesi

• Bidang kesehatan :
dokter, dokter gigi, dokter hewan, perawat, apoteker, bidan,
dietisien, sanitarian
• Guru
• Pengacara
• Programmer
• Psikolog
• Bankir
• Tehnisi
• Analis laboran
• Montir, dll.
Profesional

•makna : orang yang ahli dalam bidangnya


menunjukkan kualitas tinggi dalam pekerjaannya
•Istilah ini berlaku utuk semua orang dengan berbagai profesi
•Seseorang yang hidup :
*dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu
*atau terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menuntut keahlian
*sementara orang lain melakukan hal yang sama sekedarnya,
hanya untuk mengisi waktu
Profesional
•Orang yang profesional :
*orang yang paham akan keahlian dan ketrampilannya
*meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya
*menggantungkan hidup dari pekerjaannya
*bangga akan pekerjaannya
Profesional, syarat :

David Maister (1998) :


orang yang professional adalah orang yang bisa diandalkan dan
dipercaya dalam melaksanakan tugas, ok memiliki ciri-ciri :
•ahli
•terampil
•memiliki ilmu pengetahuan
•bertanggung jawab
•tekun
•penuh disiplin
•serius
Standar Profesional

• Seperangkat praktik, etika, prilaku


• yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok profesi tertentu
Standar Profesional, meliputi :

1. akuntabilitas : bertanggung jawab atas perbuatannya


2. kerahasiaan : menjaga kerahasiaan semua informasi sensitive dan
jauh dari mereka yg tdk punya kompetensi
3. kewajiban fidusia : menempatkan kebutuhan klien di atas kebutuhan sendiri
4. kejujuran : menyampaikan sesuatu sesuai fakta
5. integritas : memiliki prinsip moral yang kuat
6. taat hukum : mengikuti semua hukum yang berlaku
7. loyalitas : tetap komitmen pada profesinya
8. objectivitas : tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh bias
9. transparansi : menyampaikan informasi yang relevan
tidak ada yang ditutupi
Ciri dan syarat profesi dikatakan professional
(Robert W. Riche dalam Arifin 1995) - a

• Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal


dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
• Seorang pekerja profesional, relatif memerlukan waktu
yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-
prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
• Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut
serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan
jabatan.
• Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap dan cara kerja.
Ciri dan syarat profesi dikatakan professional
(Robert W. Riche dalam Arifin 1995) - b

• Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.


• Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,
disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
• Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian.
• Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan
menjadi seorang anggota permanen.
Profesionalisme

•Kusnandar (2007) :
kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian
dan kewenangan, yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang
•Kamus Webster (1989) :
suatu tingkah laku, suatu tujuan, atau rangkaian kualitas yang
memadai atau melukiskan corak suatu profesi.
•Makna :
prilaku yang mencerminkan profesi yang sesuai dengan standar
professional.
Unsur dalam Profesionalisme

Faturrahman (2007) :
profesionalisme mengandung 2 unsur yang saling terkait :
•Unsur keahlian dan panggilan
•Unsur kecakapan tehnik dan kematangan etik
•Unsur akal dan moral
Karakteristik Profesionalisme

Agung (2005) :
Terdapat 4 karakteristik profesionalisme :
1.Equality : perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan
2.Equity : perlakuan yang adil atas pelayanan yang diberikan
3.Loyality : kesetiaan pada profesi tanpa melanggar hukum
4.Accountability : siap bertanggung jawab atas apapun yang dikerjakan
Penilaian/ukuran Profesionalisme
Wibowo (2009), Agus Dwiyanto (2008) :
Terdapat 4 kriteria untuk mengukur profesionalisme :
1.Kompetensi :
kemampuan melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan, dilandasi
atas pengetahuan dan ketrampilan seseorang, yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut.
2. Efektivitas : seberapa jauh target bisa dicapai
3. Efesiensi : perbandingan antara input dan output, biaya dan hasil,
waktu pengerjaan
4. Tanggung jawab :
*kesanggupan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
*berani mengambil risiko atas keputusan yang diambil
Profesi, Profesional, Profesionalisme

 Profesi : jenis pekerjaan


 Profesional : individu yang melakukan tugas sesuai profesi
 Profesionalisme : prilaku individu, sesuai profesi
juga memenuhi standar profesionalitas
Sistem legislasi profesi/tenaga kesehatan
• Uji kompetensi tenaga kesehatan :
tujuannya untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang
kompeten, sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan
kompetensi kerja
(peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan &
Kebudayaan RI No. 36. Tahun 2013)
• Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan (STR)
• Surat Ijin Praktik Tenaga Kesehatan (SIP)
Bagan sertifikasi, registrasi dan lisensi
Bagan sertifikasi, registrasi dan lisensi
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan : (a)

Seorang tenaga kesehatan dalam praktiknya perlu


memperhatikan aturan berikut :
•Status tenaga kesehatan dalam profil standart
•Menerapkan standart pelayanan medis sesuai dengan disiplin ilmu
•Operasional standart pelayanan medis sesuai dengan indikasi
sistematika
•ditindaklanjuti dengan protap atau SOP
•Dalam semua tindakan medis sangat memperhatikan saling
memahami dan menyetujui serta menghormati akan hak pasien yang
tertuang dalam Informed Consent (IC)
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan : (b)

• Rekaman tindakan medis yang dibantu/bersama/oleh/dengan tenaga


kesehatan dan non kesehatan yang lain, sebaiknya cukup lengkap
dan benar
• Rekaman kesehatan terpadu :
RM, asupan keperawatan, kefarmasian, gizi, lab dan administrasi
• Penjaringan/selektif mengenai kerahasiaan pelayanan medis,
diagnosa dan prognosa atau efek samping :
harus diwaspadai, perlu dicermati.
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan : (c)

• Indikasi penggunaan sarana medis khususnya alat canggih :


harus benar, selektif dan tepat guna.
• Administrasi : standart
• Tarif : normative saja
• Semua tindakan medis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
medis ada transparasi.
• Kemungkinan aspek hukum, rambu-rambu antisipasi/kenetralan :
perlu diwaspadai
Contoh soal

Kasus 1 :
Seorang pegawai A saat ini menduduki posisi penting dalam departemen B
sebuah perusahaan. Posisi tersebut ia peroleh ok adanya kedekatan
emosional dengan pimpinan departemen B. Dengan posisinya tersebut,
pegawai A berhak mengatur jobdis pegawai di departemen tersebut. Pegawai
C, memiliki kompetensi tinggi, namun ok dianggap sebagai competitor, maka
relative tidak banyak dilibatkan dalam aktivitas departemen tersebut, dengan
harapan agar karir pegawai B tidak berkembang. Namun, dengan kompetensi
yang dimilikinya, pegawai B tetap bisa berkarya, bahkan karirnya meningkat
lebih cepat dibanding pegawai A. Berdasar hasil penilaian, kinerja
departemen B tidak sebaik departemen lainnya, bahkan cenderung menurun
dibanding tahun sebelumnya.
Contoh soal

Kasus 2 :
Seorang pria D, 24 tahun, telah menyelesaikan pendidikan profesi di salah
satu fakultas kesehatan terkemuka di tanah air. Sembari menunggu jadwal
penyumpahan, pria D tersebut ikut menangani pasien di klinik E. Setelah
prosesi penyumpahan selesai, sambil menunggu STR nya turun, pria D
tersebut tetap ikut berpraktik di klinik E. Selama ikut berpraktik menangani
pasien, semua berjalan lancar dan aman, tidak ada kejadian luar biasa pada
pasien yang ditanganinya. Okitu, pria D tersebut bermaksud akan terus ikut
menangani pasien di klinik tersebut, sampai bisa mendapatkan SIP.
Contoh soal

Tugas :
Jelaskan prinsip apa saja yang dilanggar dalam kasus tersebut.
1.Prinsip bioetika
2.Prinsip profesi, profesional, profesionalisme
 Berdoa
 Berikhtiar maksimal
 Tawakkal
 Bersyukur
 Hasil terbaik
ALHAMDULILLAH
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai