Anda di halaman 1dari 5

KEMURAHAN HATI

PENDAHULUAN

Tuhan telah menebus dosa-dosa kita dan oleh kuasaNya kita diselamatkan dan kemudian kita
diangkat menjadi anak-anakNya. Manusia lama kita yang dulu adalah manusia yang tidak
menyenangkan hati Tuhan, penuh dengan hawa nafsu dunia, mementingkan diri sendiri,
mengutamakan kepuasan daging yang sifatnya hanya sementara. Tetapi setelah menjadi manusia
yang baru maka hidup kita menjadi milik Tuhan dan Tuhan pasti bertanggung jawab atas kehidupan
kita.

Dalam perjalanan kita sekarang menjadi anak-anak Tuhan maka kita harus banyak berserah kepada
Tuhan, karena penyerahan adalah bukti iman kita pada Tuhan, kita percaya kalau Tuhan sanggup
bertindak atas hidup kita, Dia sanggup menolong dan menyediakan berkat rohani, jasmani dan
materi atas kita.

Jemaat Makedonia adalah contoh nyata untuk kita. Mereka menyadari bahwa Tuhan adalah sumber
berkat dan mereka menunjukkan bukti sebagai manusia baru yang bukan egois seperti manusia
lama. Mereka menggunakan kesempatan untuk menjadi saluran berkat bagi saudara seiman,
pekerjaan Tuhan dan menolong sesama manusia.

Allah memanggil kita untuk menjadi garam dan terang di tengah dunia ini. Salah satu cara untuk
menjadi garam dan terang adalah dengan berbuat baik untuk orang di sekitar kita.

PEMBAHASAN

Bagaimana caranya menjadi kaya dalam kemurahan hati seperti jemaat Makedonia?

1. Milikilah sikap hati yang tidak mementingkan diri sendiri (2 Korintus 8:2, Filipi 2:4)

Jemaat di Makedonia walaupun sedang mengalami pencobaan dan penderitaan tidak


mementingkan dirinya sendiri seperti mengasihi diri sendiri. Tetapi dengan sukacita meluap dan
memiliki sikap hati yang kaya dalam kemurahan kepada orang-orang di sekitar mereka yang
membutuhkan bantuan.

Kadang ada orang yang enggan untuk menolong karena dia merasa dirinya saja sedang kesusahan.
Ada juga yang menghitung-hitung dan akhirnya tidak jadi menolong karena takut kekurangan.
Sikap mementingkan diri sendiri tidak akan pernah membuat hidup kita bahagia, tetapi sebaliknya
jika kita mempunyai hati yang berbelas kasih kepada orang lain maka sukacita dari surga itu mengalir
atas kita, sukacita yang menjadikan kita kuat di dalam hidup ini.

2. Kesukaan dalam memberi (2 Korintus 8:3,5; Amsal 11:24-25)

Jemaat di Makedonia suka memberi meskipun mereka sangat miskin namun mereka kaya dalam
kemurahan. Mereka telah memberikan berkat menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui
kemampuan mereka.

Jemaat Makedonia telah mengerti bagaimana menikmati Kasih Karunia Allah dan itulah yang
mendorong mereka memiliki keberanian untuk memberi.

Tuhan Yesus pernah berkata berilah maka kamu pun akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang, dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Lukas 6:38.

Kita tidak akan pernah kekurangan jika kita memberi karena kebaikan dan bagi kemuliaan Tuhan.
Sebaliknya dengan memberi maka kita akan diisi kembali oleh Tuhan. Amsal mengatakan bahwa ada
orang yang tampaknya berhemat tetapi sebenarnya mereka itu pelit, kikir, dan justru hidupnya akan
berkekurangan dan tidak bahagia.

Berbahagialah orang yang hidupnya memberi daripada hanya menerima saja. Ada kesukaan pada
saat kita memberi atau menjadi saluran berkat, mungkin itu waktu kita, tenaga kita atau materi yang
kita punya.

3. Milikilah sikap hati yang melayani bukan dilayani (2 Korintus 8:7-8).

Pada ayat ke 4, Rasul Paulus bersaksi bahwa jemaat di Makedonia dengan kerelaan sendiri meminta
dan mendesak kepada Paulus supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian
dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Kerinduan mereka untuk mengambil bagian dalam
pelayanan itu terlihat dari permintaan mereka sendiri, dan bukan karena diminta Paulus.

Mereka mengajukan diri mereka sendiri untuk melayani. Mereka mengerti bahwa panggilan hidup
sebagai orang percaya adalah untuk menjadi serupa seperti Kristus yaitu melayani, bukan dilayani
(Markus 10:45).
Jika kita ditanya mengapa kita mau terlibat di dalam pelayanan? Sebab kita telah mendapatkan kasih
karunia keselamatan dari Tuhan Yesus. Pelayanan adalah sebagai tanda ucapan syukur atas
perbuatan Tuhan dalam hidup ini.

PENUTUP

Kalau setiap kita sudah mengalami kasih karunia dan kebaikan Tuhan sampai hari ini, maka marilah
kita memiliki kemurahan hati dengan melakukan dan memiliki sikap hati yang tidak mementingkan
diri sendiri, marilah kita berbagi dengan tulus dan memberi diri terlibat untuk melayani.

Mari kita melakukan apa yang menjadi bagian kita dalam hidup yang telah dianugerahkan Tuhan,
dengan cara menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan Nama Tuhan Yesus dipermuliakan.

DISKUSI

• Apakah kemurahan hati itu?

• Bagaimana memunculkan sikap hati yang tidak mementingkan diri sendiri?

• Apa dan bagaimana memberi dengan cara yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan?

• Apakah Anda sudah terlibat di dalam pelayanan? Bagaimana Anda dapat memberi diri untuk
melayani di tengah kesibukan

Anda mungkin juga menyukai