Anda di halaman 1dari 3

PERTEMUAN 3

MEWUJUDKAN SEMANGAT BERBAGI


1. Pengantar Tema
 Tak terasa kita sudah memasuki Minggu ke… Masa Adven. Kita diajak
mengarahkan hati kita untuk menyongsong kedatangan Yesus Yang sudah datang
lebih dari 2000 tahun yang lalu, yang akan kita sambut dan rayakan dalam Natal
nanti. Gereja semesta mengajak kita semua menyiapkan diri agar Yesus yang kita
rayakan kelahiran-Nya itu mampu memperbaharui komitmen kita sebaai murid-
murid-Nya.
 Salah satu komitmen itu adalah panggilan Yesus agar kita mau menjadi murid-
Nya yang peduli dan mau berbagi terhadap sesama,
 Mari kita refleksikan panggilan Yesus ini bersama-sama dalam pertemuan hari ini.

2. Doa Pembuka
Allah, Bapa Yang Mahamurah,
Engkau telah mencukupi kami dengan berbagai rejeki yang Kau limpahkan kepada
keluarga kami. Hadirlah ya Allah dalam hati kami, agar melalui pertemuan ini, kami
semakin mampu menjadi anak-anak-Mu yang pandai bersyukur atas kebaikanMu,
dan menjadi anak-anakMu yang peduli dan berbagi bagi sesama yang membutuhkan
bantuan. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin

3. Memahami dokumen Gereja Rerum Novarum 20,21,22


Pengantar sebelum membaca dokumen:
Bapak/Ibu yang terkasih
Salah satu pokok yang dibahas dalam Dokumen Rerum Novarum adalah tentang
pandangan Gereja mengenai hak milik pribadi. Bagaimana kedudukan milik pribadi
dan bagaimana penggunaannya ? Mari simak bersama-sama

Memiliki harta-benda secara perorangan merupakan hak kodrati manusia; dan


melaksanakan hak itu, khususnya dalam masyarakat, bukan saja baik, melainkan
sungguh perlu. "Bukan hanya wajarlah bagi manusia mempunyai miliknya sendiri, itu
bahkan dibutuhkan untuk hidup manusiawi." Dan kalau ditanyakan: "Bagaimana milik
itu harus digunakan?", Gereja tanpa ragu menjawab: "Tidak seorang pun berhak
mengelola hal-hal bagi dirinya semata-mata; itu harus dijalankannya demi
kepentingan semua orang, sehingga dalam keadaan mendesak ia bersedia berbagi
dengan sesama. Itulah sebabnya mengapa Paulus menulis kepada Timoteus:
'Mengenai kaum kaya di dunia ini, ajaklah mereka bermurah hati dan berjiwa besar.'"
Memang benar, tak seorang pun diperintahkan untuk membantu sesama dari apa
yang diperlukan bagi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan rumahtangganya; atau
lebih tepat, menyerahkan kepada sesama apa yang dibutuhkannya untuk

Antonius Maman S 1
menyelenggarakan mutu hidup yang layak bagi dirinya sendiri: "Tak seorang pun
boleh hidup secara tidak layak".(Tim 4 21). Akan tetapi bila kebutuhan dan kelayakan
hidup telah terpenuhi, ada kewajiban memakai sisanya untuk meringankan beban
kaum miskin. "Berilah sedekah dari milikmu" (Luk 11:41). Itu bukan kewajiban
berdasarkan keadilan, melainkan berdasarkan cinta kasih Kristiani. Kewajiban itu tidak
usah dikukuhkan dengan hukum. Akan tetapi yang lebih utama dari hukum dan
penilaian manusia adalah hukum dan penilaian Kristus, yang dengan pelbagai cara
menganjurkan kebiasaan memberi dengan jiwa besar: "Lebih berbahagia memberi
dari pada menerima" (Kis 20:35). Kristus itulah yang akan menghakimi kebaikan hati
yang ditunjukkan atau ditolak terhadap kaum miskin, sebagai kebaikan yang
ditunjukkan atau ditolak terhadap diri-Nya: "... Sesungguhnya segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40).
Ajaran itu dapat dirangkum sebagai berikut: barangsiapa mengalami kemurahan hati
Allah dan dianugerahi harta jasmani dan kekal atau harta rohani, memilikinya untuk
tujuan ini: memanfaatkannya demi penyempurnaan dirinya, pun juga, selaku
bendahari Penyelenggaraan ilahi, demi keuntungan sesama. "Oleh karena itu
hendaklah orang yang memiliki bakat, jangan menyembunyikannya. Hendaklah
orang yang menikmati kelimpahan menjaga, jangan sampai ia kurang bermurah hati
terhadap kaum miskin. Hendaklah orang yang terampil mengatur secara khas
berusaha membagikan keterampilan itu beserta keuntungan-keuntungannya dengan
sesama."

Pertanyaan:
1. Setelah kita menyimak bacaan tadi: Apakah seseorang boleh memiliki karta
kekayaan atas hasil kerjanya ? Mengapa ?
2. Apa saja yang diajarkan Kitab Suci tentang sikap mau berbagi ?
3. Apakah semangat berbagi sudah tumbuh dalam diri Umat di Paroki atau
Lingkungan kita ? Apa buktinya ?

Peneguhan:
 Melalui dokumen ini Gereja menegaskan sikapnya: bahwa Gereja
menghormati hak pribadinya untuk memiliki harta benda/ kekayaan, karena
hak tersebut merupakan hak kodrati-hak yang melekat pada dirinya sebagai
manusia. Memiliki kekayaan itu perlu dan wajar, karena dibutuhkan juga
supaya seseorang dapat hidup layak dan manusiawi.
 Tetapi Gereja juga mengingatkan bahwa: "Tidak seorang pun berhak
mengelola hal-hal bagi dirinya semata-mata; itu harus dijalankannya demi
kepentingan semua orang, sehingga dalam keadaan mendesak ia bersedia
berbagi dengan sesama.
 Memang tidak ada ayat Kitab Suci yang secara langsung mewajibkan orang
untuk berbagi milik dengan sesamanya yang berkekurangan. Tetapi tindakan
dan ajaran Yesus sudah secara jelas mengarahkan pengikut-Nya untuk
memiliki semangat peduli sesama dan berbagi. Sikap peduli dan mau berbagi
dan sikap tidak terikat pada harta kekayaan menjadi syarat untuk dapat

Antonius Maman S 2
mengikuti Yesus, sebagaimana dikatakan Yesus kepada orang muda yang
kaya. Bahkan menjadi ukuran paling tinggi untuk menilai apakah seseorang
layak masuk Kerajaan Allah atau tidak. "... Sesungguhnya segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40).
 Ini pula yang menjadi dasar, mengapa Yesus lebih banyak bergaul dengan
orang-orang miskin dan tersingkir, karena bagi Yesus keadilan akan tercipta,
bila tidak ademangat peduli danmau berbagi akan tumbuh kuat dalam diri
kita, bila kita sadar bahwa semua yang kita miliki berasal dari kemurahan
Allah. Kalau Allah sudah bermurah hati kepada kita, masihkah ada alasan
untuk kita untuk tidak berbagi kepada sesama ?

4. Refleksi
 Pesan, nasehat, teguran atau semangat apa yang bergejolak dalam hati
sanubari Bapak/Ibu setelah diskusi ini ?
 Adakah usulan dari Bapak/Ibu, hal-hal yang dapat dilakukan lingkungan kita
untuk mewujudkan sikap peduli dan berbagi ini ?

5. Doa Penutup
6. Lagu Penutup: PS-444 KEPADAMU, YA TUHAN

Antonius Maman S 3

Anda mungkin juga menyukai