Anda di halaman 1dari 5

1

Atik Tung Ringkot….!!!


13 - Set – TRINITATIS = Minggu 03 September 2023;
Ep; 2 Kronika 9: 1 – 8 EV. 2 Krintus 8: 1 – 7
Melayani Dengan Kasih
Manghobasi-di-Bagasan-Holong
======================================================
Selamat Minggu 13 Set-Trinitatis…!
1. Melayani dengan kasih adalah teladan dan jalan untuk menjadi besar
(greatness) (Lihat Markus 10:43). Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya di bumi,
Dia memperlihatkannya melalui teladan bagaimana seseorang hendaknya
melayani orang lain dalam kebutuhan mereka. Dia akan mendengarkan dan
memberikan nasihat kepada mereka yang mendekat kepada-Nya. Dia akan
mencari yang miskin dan membutuhkan serta memberikan mereka berkat-berkat
yang mereka perlukan, dan saat Perjamuan Malam Terakhir bersama para rasul-
Nya, Dia berfirman, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya
kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula
kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa
kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yohanes
13:34–35
2. Firman Tuhan pada Minggu 13 Set-Trinitatis melalui Firman Tuhan II Krintus 8:
1 – 7 dalam seruan tema; Melayani Dengan Kasih = Manghobasi di Bagasan
Holong, suatu pengalaman rohani Rasul Paulus terhadap kondisi Jemaat
Korintus dalam suratnya yang kedua Rasul Paulus mendorong dan
mengarahkan orang-orang Korintus untuk melakukan suatu pelayanan kasih,
yaitu untuk membantu kebutuhan orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem
untuk mengikuti teladan yang baik dari jemaat-jemaat di Makedonia ( Rm. 15:26;
Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk
menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang
kudus di Yerusalem). Orang-orang Kristen di Yerusalem, karena perang,
kelaparan, dan penganiayaan, telah menjadi miskin. Banyak di antara mereka
telah jatuh ke dalam kemelaratan, dan mungkin sebagian besar dari mereka
miskin ketika pertama kali memeluk Kekristenan. Paulus memperlihatkan teladan
tentang bagaimana pelayanan kasih orang-orang Makedonia.
3. Mereka ada dalam pelbagai penderitaan dan sangat miskin (ay. 2). Itu adalah
masa kesusahan besar bagi mereka (Kis. 16). Orang-orang Kristen di daerah-
daerah ini mengalami perlakuan buruk, yang membuat mereka jatuh miskin.
Namun, karena mereka memiliki sukacita yang melimpah di tengah penderitaan,
1
2

mereka kaya dalam kemurahan. Mereka memberi dari milik mereka yang sedikit,
dengan percaya bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan mereka, dan
mencukupi kekurangan mereka, ay. 2-3; sangat siap dan bersedia melakukan
pekerjaan kasih itu, dengan kerelaan sendiri (ay. 4), dan Paulus sama sekali
tidak perlu mendesak dan menekan mereka dengan banyak alasan, bahkan
mereka yang meminta untuk turut dalam pelayanan kasih.
4. Pelayanan kasih mereka lahir dari iman yang sejati, melakukan pelayanan kasih
dengan penuh sukacita adalah karena mereka telah terlebih dahulu
mempersembahkan diri mereka sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5). Kita tidak akan
dapat memberi dengan sukacita, jika kita tidak terlebih dahulu menyerahkan
hidup sepenuhnya kepada Tuhan (baca; Roma 12:1-2); dan dalam hal
pengumpulan persembahan kasih dari jemaat di Korintus, Paulus
mempercayakan pengumpulan persembahan itu kepada Titus ay.6, serta
meyakinkan jemaat Korintus bahwa persembahan yang dikumpulkan itu akan
dikelola dengan baik, karena yang diutus oleh Paulus adalah seorang
kepercayaan Paulus yang perilakunya terpuji dan banyak jemaat-jemaat telah
mempercayakan persembahan mereka dikumpulkan oleh Titus, serta
memotivasi jemaat Korintus dengan pujian bahwa mereka kaya dalam segala
sesuatu (ay. 7), bahwa jemaat Korintus tidak kalah baiknya dengan jemaat yang
ada di Makedonia. Mereka memiliki kekayaan yang mereka miliki lebih dari
cukup, memiliki iman dengan pengetahuan rohani yang baik, dan hendaknya
mereka juga memiliki kekayaan dalam pemberian kasih.
5. Firman ini mau mengingatkan kepada jemaat Tuhan untuk bagaimana
memperhatikan sesama manusia atau jemaat yang membutuhkan. Disini
dibutuhkan kepekaan, kesadaran, kerelaan untuk berbagi dengan jemaat lain.
Memberi bukan hanya diukur dengan uang, tetapi dari bacaan ini diungkapkan
bahwa jemaat Korintus yang kaya dalam segala sesuatu yaitu dalam iman,
dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kasih tetapi kaya juga dalam
pelayanan kasih. Ada ungkapan dari Mother Teresa “Jangan sampai kita puas
hanya dengan memberi uang. Uang tidak cukup, uang bisa didapat, tetapi
mereka membutuhkan hatimu untuk mencintai mereka.” Jadi sebarkan cintamu
kemana pun kamu pergi.
6. Paulus mendorong dan memotivasi jemaat Korintus untuk meneladani jemaat-
jemaat yang ada di Makedonia. Mereka tidak tinggal diam ketika mendengar
bahwa saudara-saudara seiman mereka membutuhkan bantuan, sekalipun
mereka juga membutuhkan bantuan. Ini memberikan pemahaman kepada kita
bukan nanti gereja kaya baru membantu gereja yang miskin, tetapi karena
2
3

kepekaan serta kesadaran untuk membantu. Paulus mengatakan kepada


mereka bahwa ini bukan perintah tetapi mau menunjukkan kepada mereka
bahwa perlu ada keikhlasan, karena mereka telah mengenal kasih karunia dari
Yesus Kristus, bahwa Ia yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia
kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Maksudnya
bukan kaya secara materi seperti dalam pandangan teologi kemakmuran tetapi
kaya secara rohani, kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan,
dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu dan melayani orang
lain. Supaya mereka menyadari bahwa pemberian mereka tidak sebanding
dengan kekayaan keselamatan yang telah diberikan Tuhan Yesus Kristus
kepada mereka. Bahwa memberi itu perlu dengan kerelaan bukan karena
terpaksa dan karena itu memberilah dengan apa yang ada pada mereka bukan
yang tidak ada.
7. Pdt. Dr. A.O Supit “Kita tidak pernah tetap menjadi kita bila kita hanya mengurus
diri sendiri. Mengurus diri sendiri justru harus dimulai dari kesediaan memberi
diri bagi orang lain. Dengan memperhatikan orang lain terlebih dahulu, kita dapat
mempertahankan anugerah yang telah diberikan Allah.” Tentu sebagai Gereja
Tuhan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Apa tugas kita?
Sebagai gereja diingatkan untuk tetap peka dengan keadaan disekitar, Gereja
bukan hanya memakai mimbar untuk mengatakan tentang kasih atau berbagi
kasih dengan orang lain, tapi gereja perlu ada tindakan nyata, lebih baik satu
tindakan nyata yang baik daripada seribu kata yang baik.
8. Melakukan pelayanan kasih adalah merupakan bentuk ketaatan kepada Tuhan
dan juga merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap sesama manusia yang
membutuhkan. Memberi adalah bentuk kesadaran umat karena diberi berkat
oleh Tuhan serta berbagi kepada orang lain yang adalah milik kita bukan milik
kita saja. Memberi tidak harus menjadi kaya lantas menjadi dermawan,
membantu gereja atau pelayanan, tetapi disini sebagai jemaat belajar tentang
keteladanan dan belajar untuk mendukung pelayanan di gereja kita masing
masing atau yang lain. memberi karena kita percaya Yesus Kristuslah yang lebih
dulu memberikan kepada kita, dengan kerelaan untuk menyelamatkan kita,
dengan kasih karunia-Nya itu dianugerahkan kepada kita.
9. Oleh karena itu, hendaklah kita kaya dalam pelayanan kasih. Bukan nanti kita
menjadi kaya baru kita mau berbagi tetapi selagi ada kesempatan marilah kita
melakukannya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan . Allah telah memberi
kita dua tangan satu digunakan untuk menerima dan yang lain untuk memberi.
Kita bukanlah tangki atau bak air yang dibuat untuk menimbun, tetapi kita adalah
3
4

saluran yang dibuat untuk membagikan. Alangkah hebatnya kita ketika dalam
kekurangan, dalam kesulitan, dalam penderitaan tetapi kita masih berbagi dan
memberikan yang terbaik bagi pelayanan Tuhan. Selmat, Melayani Dengan
Kasih.
Pdt. Ro Sininta Hutabarat, MTh
GKPI JK-SK

Catt:
 Menjadi tantangan tersendiri bagi Paulus, sebab di kota Korintus terdapat agama-agama
Helenis dengan dewa-dewi dan kuil-kuil di mana dipersembahkan korban-korban untuk dewa-
dewi setempat. Selain dari itu, raja-raja dan kaisar-kaisar yang terpandang juga dipuja sebagai
dewa. Banyak juga dewa-dewi ‘impor’ yang dibawa pedagang-pedagang dari kawasan oriental.
Dewa-dewi itu juga kerap digambarkan saling bersaing satu dengan yang lain. Hubungan
antara penyembah dengan dewa-dewi biasanya berpola “beri – terima” yang begitu khas dalam
agama politeis kuno.
 Misalnya, warga kota memberikan persembahan dan kepercayaan kepada dewi Fortuna
(Tykhe), dewi yang begitu tenar dalam masyarakat Helenis (Yunani). Dewi tersebut dipercaya
oleh orang-orang Yunani pada masa itu bukan hanya dapat memberi kebahagiaan
perseorangan, melainkan juga kesejahteraan masyarakat, secara khusus komunitas
masyarakat kota. Mereka menyembah, memberikan persembahan, serta kepercayaan kepada
dewi Fortuna demi memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan, baik secara individu maupun
secara komunal.
 Sikap ini tersebar luas dan dipercayai oleh masyarakat Helenis dalam dunia kuno, yaitu: do ut
des – “saya beri, agar saya terima”. bersifat dua arah: pertama, manusia memberikan
persembahan (korban) kepada dewa-dewi, dengan harapan supaya dewa-dewi itu memberikan
kesejahteraan serta kebahagiaan bagi manusia yang telah memberikan persembahan
kepadanya.
 Paulus dalam hal ini mencela sikap/pemahaman do ut des dengan pengajarannya mengenai
pembenaran manusia oleh karena anugerah Allah belaka, yang diterima melalui iman kepada
Yesus Kristus (sola gratia-sola fide). Sikapnya tegas, “Sebab sungguhpun ada apa yang
disebut ‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi – dan memang benar ada banyak “allah” dan
banyak “tuhan” yang demikian – namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang
dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja,
yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita
hidup” (1 Kor 8:5-6).
 Kemurahan hati bagi si pemberi bukanlah kelelahan mental atau berkurangnya harta. Hasil dari
kemurahan hati justru adalah pengalamannya bergantung pada Tuhan dalam proses menolong
orang lain menjadi semakin dalam. Setidaknya, inilah yang dialami dan dirasakan oleh orang-
orang Makedonia yang nampak dalam sukacita mereka yang meluap (ayat 2). Sukacita yang
tidak bergantung pada keadaan mereka yang miskin dan dalam pelbagai penderitaan,
melainkan yang berasal dari Tuhan sendiri.
4
5

Anda mungkin juga menyukai