Anda di halaman 1dari 8

WASPADAI

KESOMBONGAN
TERSELUBUNG

1 Korintus 1:1-9
• Alkitab membawa berita bahagia, yaitu: Tuhan telah memilih manusia
untuk menjadi hamba-Nya (Yesaya 49:1-7)
• Pemilihan ini memiliki konsekuensi, yaitu setiap umat mendapatkan
kasih dan pengudusan dari Tuhan.
• Dengan demikian setiap manusia (umat Tuhan), dalam dirinya sendiri,
adalah kudus; seperti halnya Tuhan adalah kudus.
• Itulah yang dimaksud dari tujuan awal penciptaan manusia, yaitu
sebagai gambar dan rupa Tuhan (Kej. 1:26-27), yaitu memiliki
kesamaan hidup dan sifat dengan Tuhan yang kudus.
• JADI, SETIAP UMAT TUHAN ADALAH KUDUS
• Kekudusan umat Tuhan bukan berarti bahwa ia sama seperti Tuhan,
karena meskipun manusia itu kudus tetapi ia juga adalah makhluk yang
terbatas, sehingga bisa saja manusia melakukan kesalahan.
• Namun karena Tuhan telah mengasihi manusia, maka ketika manusia
melakukan kesalahan karena keterbatasannya, maka Tuhan tetap
memberikan pengampunan dan pembebasan kepada manusia dari
kuasa dosa.
• Sehebat apa pun kesalahan manusia, Tuhan senantiasa membuka jalan
pengampunan dan tidak akan pernah menghancurkan hidup manusia.
• Oleh karena itu, sudah selayaknya manusia bersyukur atas tindakan
Tuhan yang hebat ini, atas kasih-Nya yang tidak terbatas, dan atas
pengampunan-Nya yang habis-habisan (Mzm. 40:2-12)
• Tidaklah berlebihan jika Paulus, dalam 1 Korintus 1:1-9,
mengungkapkan rasa syukurnya yang begitu dalam karena Tuhan telah
menetapkan jemaat Korintus sebagai kumpulan orang kudus (ayat 2).
• Di samping itu Paulus juga bersyukur karena jemaat Korintus
senantiasa diberikan anugerah yang memperkaya mereka (ay. 4-5).
• Paulus berharap agar jemaat bisa menjaga setiap anugerah mereka
sampai pada kedatangan Yesus yang kedua (ay. 5-9).
• Paulus juga mengingatkan bahwa semua anggota jemaat telah
mendapatkan pengudusan dan anugerah Tuhan, meskipun
anugerah/karunia yang mereka terima tidak sama; ada yang menjadi
pengajar, pendoa, pengkotbah, bernubuat, dan lainnya (1 Kor. 12).
• Namun perbedaan karunia TIDAK BERARTI menunjukkan perbedaan
kekudusan (saya tidak lebih kudus dari saudara).
• Yang berbeda hanyalah kharismata (karunia/anugerah) yang kita
terima, tetapi hakikat kekudusan setiap jemaat adalah sama!
• Di sinilah masalahnya!
• Dalam kehidupan jemaat Korintus, Paulus melihat bahwa jemaat
seringkali mengalami keterpecahan karena masalah perbedaan karunia
• Hal ini semakin dipertajam ketika para lawan Paulus, yang memiliki
orientasi kekuasaan dan harta benda, dating ke Korintus dan
mempengaruhi kehidupan jemaat Korintus.
• Para lawan Paulus ini yang menciptakan kotak-kotak , di mana mereka
mulai menghasut jemaat bahwa karunia ini lebih penting dari karunia
itu; atau kedudukan ini lebih mulia daripada kedudukan itu.
• Pengkotakan semacam ini telah membawa keterpecahan bagi jemaat
Korintus.
• Itulah sebabnya dalam ayat 10 dst, Paulus mengingatkan supaya jemaat
tidak terpisah menjadi golongan A, B dan seterusnya; karena Paulus
menyadari bahwa di dalam Tuhan semua karunia itu diberikan untuk
sebuah kesatuan yang saling mendukung
• Karunia yang dimiliki oleh seorang umat/hamba Tuhan, bukanlah
karunia untuk disombongkan, tetapi justru untuk kebaikan…
• Bagaimana supaya tidak terjadi perpecahan dan tidak saling memandang
rendah terhadap karunia satu dengan lainnya?
• Yohanes 1:29-42 memberi pembelajaran yang baik, khususnya tentang
kerendahan hati; baik kerendahan hati seorang Yohanes.
• Dalam kisah tersebut ditunjukkan bahwa Yohanes tidak mau
menempatkan dirinya melebihi kapasitas yang sebenarnya, meskipun
peluang untuk itu terbuka sangat lebar.
• Bisa saja Yohanes mengaku bahwa dialah Mesias itu, karena karya-
karyanya telah diakui oleh banyak orang, tetapi Yohanes sadar terhadap
karunia yang dimilikinya.
• Yohanes tahu, bahwa karunianya hanyalah sebagai pembuka jalan (suara
yang berseru-seru di padang gurun), sehingga ia tidak mau menempatkan
dirinya lebih daripada itu.
• Kerendahan hati muncul dari kesadaran diri, bahwa dirinya memiliki
• Jika kembali pada kondisi di Korintus, maka keterpecahan jemaat
Korintus adalah akibat dari ketiadaan kerendahan hati, dan
memandang bahwa dirinya dan kelompoknya yang memiliki karunia
berbeda dengan yang lain adalah lebih tinggi, mulia dan terhormat
dibandingkan dengan yang lainnya (dibanding-bandingke)
• Kondisi jemaat Korintus menunjukkan bahwa tidak ada kerendahan
hati di antara jemaat dan para pemimpin (yang memang sedang
dikuasai oleh para lawan Paulus)
• Kalaupun ada ungkapan rendah hati, itu hanya sekadar ungkapan dan
sebuah pembenaran untuk meninggikan dirinya (istilahnya:
merendahkan diri di atas gunung)
• Selama kerendahan hati tidak ada di dalam diri jemaat, jangan
harapkan jemaat bisa terus tumbuh dalam satu kesatuan, karena
kondisi tanpa kerendahan hati adalah jalan menuju kehancuran
• Kerendahan hati membawa seseorang untuk melihat dan mengakui
setiap karunia yang dimiliki oleh orang lain, dan karunia itu sama
berartinya dengan karunia yang dimilikinya.
• Berikan contoh…
• Kerendahan hati membawa seseorang untuk menempatkan dirinya
tidak lebih tinggi dari orang lain, dan mau menerima orang lain seperti
apa adanya mereka.
• Kerendahan hati bukanlah sebuah slogan yang hanya untuk
diomongkan, tetapi ini adalah GAYA HIDUP sekaligus CARA HIDUP
orang percaya; yang akan menjaga kekudusan hidup seseorang.
• Kerendahan hati bukanlah upaya untuk mencari hormat, tetapi sebuah
upaya untuk menciptakan kedamaian, bayangkanlah jika dunia dihuni
oleh setiap orang rendah hati, maka setiap orang akan mengalami
penerimaan di dalam rasa hormat yang menyatukan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai