Anda di halaman 1dari 2

Renungan Unit

Sabtu 28 Oktober 2023

2 Korintus 8 : 1-7

Memberi dari kekurangan dan kaya dalam kemurahan menjadi intisari renungan
harian pada Minggu (3/9/2023) yang mengacu pada 2 Korintus 8 ayat 1 sampai 7, yang
menyoroti keteladanan jemaat Makedonia tentang pelayanan kasih. Dalam 2 Korintus 8 ayat 1
sampai 7, Rasul Paulus mendorong jemaat Korintus untuk meneladani pelayanan kasih jemaat
Makedonia. Mereka memberi dari kekurangan dan kaya dalam kemurahan. Rasul Paulus
memberi nasihat kepada jemaat di Korintus untuk menuntaskan pelayanan kasih yang sudah
dimulai. Jemaat Makedonia menjadi teladan yang patut ditiru. Jemaat Makedonia
mengumpulkan sumbangan dalam pelayanan kasih berdasarkan kerelaan.
Mereka kaya dalam kemurahan. Mereka memberi dari kekurangan mereka. Jemaat Makedonia
memberikan jauh lebih besar daripada yang diharapkan. Menjadi lebih istimewa, karena mereka
adalah jemaat yang miskin, menghadapi berbagai penderitaan. Namun, mereka bersemangat
dalam melaksanakan pelayanan kasih. Penderitaan dan pergumulan hidup mereka bukanlah
halangan untuk berbagi dan mendukung pelayanan kasih, untuk jemaat di Yerusalem yang
membutuhkan bantuan. Melalui apa yang disebutkan dalam 2 Korintus 8 ayat 1 sampai 7,

Rasul Paulus ingin menyadarkan jemaat Korintus, bahwa keadaan mereka jauh lebih baik
daripada jemaat Makedonia. Disebutkan bahwa mereka lebih kaya dalam segala sesuatu: iman,
perkataan, pengetahuan, kesungguhan membantu dan dalam kasih.“Dengan kata lain, Paulus
ingin mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada alasan bagi jemaat Korintus untuk tidak
menuntaskan pelayanan itu. Pelayanan itu sudah dimulai, mereka hanya perlu menyelesaikannya,
memberikan bantuan merupakan salah satu bentuk pelayanan kasih di tengah jemaat. Jemaat
memberikan dengan keikhlasan, tidak mengharapkan balasan. Namun, mungkin ada yang
melakukan pelayanan kasih ini dengan mengharapkan pujian, untuk menunjukkan eksistensi diri.
Arti dalam emberi sesuatu tidak didasarkan pada seberapa banyak harta kekayaan kita. Banyak
orang berharta melimpah, tetapi belum tentu bersedia memberikan bantuan. Sebaliknya, yang
hidupnya sederhana, terbiasa menjadi pemberi.

Memberi dari kekurangan dan kaya dalam kemurahan telah ditunjukkan oleh jemaat
Makedonia. Semangat yang sama bisa kita lihat dalam kisah seorang janda yang memberikan
persembahan sebesar dua dinar Kebernilaian pemberian mereka bukanlah terletak pada seberapa
besar yang mereka berikan, melainkan karena mereka memberi bukan dari kelimpahan,
tetapi memberi dari kekurangan. Mereka memberi dengan hati. kita diajak untuk turut
melakukan pelayanan kasih. Banyak yang bisa kita lakukan. Kita bisa membantu secara langsung
orang-orang yang membutuhkan, bisa juga melalui gereja, lembaga sosial, dan lainnya. “Apapun
bentuknya, yang terutama harus kita ingat adalah bahwa kita bisa memberi, karena kita sudah
terlebih dahulu menerima berkat dari TUHAN,” Dalam 2 Korintus 8 ayat 9 disebutkan, “Karena
kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu
menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”

Kaya di sini bukan berarti kaya secara materi, melainkan “kaya dalam segala sesuatu, -
dalam iman, dalam perkataan, dan dalam pengetahuan, dan dalam kesungguhan untuk
membantu,” (ayat 7). Diingatkan, pelayanan kasih tidak boleh dipahami sebagai alat untuk
membeli berkat yang lebih banyak lagi dari TUHAN. Setiap orang yang melakukan pelayanan
kasih atau memberi sesuatu haruslah benar-benar berangkat dari hati yang tulus. "Dorongan
untuk memberi haruslah didasarkan pada kesadaran bahwa kita telah menerima kasih yang
begitu besar dari TUHAN, maka kita pun patut untuk meneruskan kasih itu kepada sesama
manusia," Kita tidak akan pernah bisa melakukannya dari pikiran dan kekuatan kita sendiri.
Tetapi kita pasti bisa melakukannya sebatas kemampuan kita, bila mengandalkan TUHAN.
Amin.***

Anda mungkin juga menyukai