Anda di halaman 1dari 4

Lampiran K: IBU – Isolation of Hazardous Energy Standard

Pengantar

Persyaratan Isolation of Hazardous Energy (IHE) dirancang untuk membantu mencegah cedera
personil, kerusakan properti atau dampak buruk terhadap lingkungan karena pengenergian
peralatan secara tidak terduga, atau pelepasan energi sisa dan/atau energi yang disimpan
selama kegiatan perbaikan dan pemeliharaan.Energi berpotensi berbahaya meliputi listrik,
mekanik, hidrolik, pneumatik, kinetik, potensial, termal, kimia dan radiasi.
Standar ini mengatur persyaratan IBU untuk pembukaan peralatan proses dan melakukan
pengisolasian terhadap mesin, peralatan, bejana, perpipaan dan system dari sumber energi
berbahaya.

Standar ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Chevron dan delegasi serta
kontraktor di dalam ChevronUpstream & Gas.

Persyaratan
1. Energy harus diisolasi:
a. Kapan saja ada potensi untuk pengenergian yang tak terduga, start-up atau pelepasan
energi sisa atau disimpan dari peralatan dan proses selama perbaikan dan
pemeliharaan
b. Kapan saja perangkat pengaman atau pelindung kritikal lainnya di-bypass, diubah atau
dihilangkan.
c. Kapan saja pekerja harus menempatkan bagian dari tubuh mereka ke dalam peralatan
untuk melakukan pekerjaan pada suatu titik operasi atau ketikaada zona bahaya
disekitar peralatan.
2. Selalu melakukan Planning Phase Hazard Analysis (PPHA)sebelum melakukan kegiatan
isolasi sesuai dengan IBU Hazard Analysis Procedure.
3. Izin Isolation of Hazardous Energy harus digunakan dalam hubungannya dengan Izin umum
untuk bekerja (General Permit to Work) sesuai dengan IBU Permit to Work Procedure.
4. Izin-izin kerja (General Permits to Work dan Specialized IHE Permits) tidak diperlukan
untuk:
a. Perbaikan dan/atau pemeliharaan peralatan listrik yang menggunakan kabel dan steker
untuk beroperasi, ketika power nya tidak terpasang dan peralatan tersebut setiap saat
berada didalam kendali eksklusif dari tim kerja.
b. Isolasi sederhana yang tertera dan dijelaskan dalam prosedur operasi dan
pemeliharaan.
c. Operasi produksi normal (seperti penyesuaian atau perbaikan yang bersifat kecil)
dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Peralatan pengaman dan alat perlindungan keselamatan tidak di-bypass, diubah
atau dihilangkan.
ii. Personil tidak diharuskan untuk menempatkan bagian tubuh apapun ke dalam
peralatan untuk melakukan pekerjaan pada suatu titik operasi atau di zona bahaya
yang sudah ditentukan.
5. Pekerjaan harus dihentikan, bahaya dinilai dan dimitigasi, serta semua permit harus
divalidasi ulang sebelum melanjutkan pekerjaan ketika, termasuknamun tidak terbatas
pada:
a. Isolasi gagal.
b. Adanya isolasi yang belum lengkap.
c. Isolasi tidak dikunci sempurna dan tidak di tag dengan jelas (setelah verifikasi dan/atau
inspeksi).
d. Terjadi incident dan/atau near miss.
6. Diagram Isolasi harus terkini dan diverifikasi sebelum memulai isolasi dan diperlukan untuk
semua isolasi dengan pengecualian sebagai berikut:
a. Peralatan yang diisolasi hanya memiliki sumber energi tunggal yang dapat dengan
mudah diidentifikasi dan diisolasi.
b. Isolasi akan menghilangkan energi (de-energized) dan menon-aktifkan peralatan secara
keseluruhan.
c. Lokasi isolasi dimengerti dengan jelas oleh siapapun.
7. Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan di tempat kerja sebelum memulai kegiatan
sesuai dengan IBU Hazard Analysis Prosedure.
8. Isolasi harus dikomunikasikan kepada semua pekerja yang terkena dampak dan tim kerja
lainnya yang berpotensi terkena dampak, untuk memberitahukan perubahan status
peralatan (misalnya dari beroperasi normal ke out- of-service, out- of-service ke beroperasi
normal, dll).
9. Person Managing Control of Work harus memeriksa dan memverifikasi isolasi dan
memastikan pelepasan energi (de-energizing) peralatan sebelum memulai pekerjaan yang
membutuhkan isolasi energi berbahaya (yaitu verifikasi dan validasi visual terhadap isolasi
yang telah terpasang di tempat kerja).
 Verifikasi dan validasi isolasi harus didokumentasikan, melalui tanda tangan basah,
pada izin kerja.
10. Perangkat Lockout harus digunakan untuk mengamankan peralatan yang diisolasi dalam
posisi selamat dan/atau mati.
11. Perangkat Lockout yang digunakan untuk mengisolasi energi yang berbahaya, harus:
a. Hanya dipakai untuk tujuan IHE.
b. Memenuhi semua persyaratan perundangan dan standar Chevron yang berlaku dan/
atau best practice dalam industri.
c. Kunci, tag dan warna ditugaskan untuk masing-masing kelompok fungsional harus
distandarisasi dan dikomunikasikan diseluruh IBU.
d. Tags harus terlihat dan terbaca untuk mengidentifikasikan nama orang yang
mengaplikasikan perangkat dan tanggal kapan kunci/ tag diapasangkan pada peralatan
e. Tahan lama untuk lingkungan di mana mereka digunakan (seperti tahan terhadap suhu
ekstrim, hujan, angin, dll)
f. Terlihat jelas dan substansial untuk meminimalkan pengenergian kembali yang tidak
sah.
g. Ditempelkan dengan aman pada titik isolasi (jangan menempelkan tag pada peralatan).
12. Kunci dan tag pribadi yang digunakan untuk mengisolasi energi yang berbahaya harus:
a. Digunakan oleh 1 indifidu yang terdokumentasi dan memiliki otoritas.
b. Dipasang dan dilepaskan dalam urutan yang didefinisikan oleh IBU sesuai dengan
persyaratan perundangan, standar Chevron dan/atau best practice di industri:
i. Kunci pihak operasi harus menjadi kunci dan tag yang pertama terpasang dan yang
terakir dilepas.
ii. Jika berlaku, kunci/ tag pihak Instrumentasi & Listrik (I&E) harus dipasang pada
urutan kedua dan segera dilepas sebelum pihak operasi melepaskan kunci/tag.
iii. Apabila ada kunci/ tag pihak pekerjaan lain.
c. Pelepasan kunci/tag personal oleh orang lain selain individu yang memasang perangkat
loto harus dilakukan dengan, namun tidak terbatas pada:
i. Verifikasi bahwa pemilik kunci/tag tidak beradadi fasilitas tersebut
ii. Lakukan segala upaya untuk menghubungi pekerja yang berwenang untuk
mengkomunikasikan pelepasan kunci/tag sebelum pekerja yang berwenang
menyelesaikan pekerjaan di fasilitas itu
iii. Persetujuan didokumentasikan di izin IHE atau ceklist peralatan isolasi oleh Person
Managing Control of Work di lapangan.
13. Poin Isolasi harus dikunci, ditandai dan didokumentasikan pada izin IHE atau melalui
checklist peralatan isolasi sebelum memulai pekerjaan yang membutuhkan isolasi energi
berbahaya (Isolation of Hazardous Energy).
14. Poin Isolasi yang tidak dapat dikunci harus ditandai dengan jelas dan didokumentasikan
pada izin IHE atau melalui checklist peralatan isolasi sebelum memulai pekerjaan yang
membutuhkan isolasi energi berbahaya.
15. Group locks hanya diperbolehkan jika pemasangan beberapa kunci dan tag pada titik isolasi
tidak dapat dilakukan.
16. Protokol untuk melakukan isolasi multi- group termasuk, namun tidak terbatas pada:
a. Individu tunggal bertanggung jawab dan akuntabel untuk kunci kelompok dan harus
diidentifikasi pada izin.
b. Satu individu bertanggung jawab dan akuntabel untuk kunci kelompok dan harus
bertanggung jawab dan mendokumentasikan semua nama-nama individu yang
dilindungi oleh kunci kelompok pada izin IHE atau di checklist peralatan isolasi.
17. Isolasi fisik positif diperlukan untuk masuk kedalam bejana, tangki atau pipa yang
berhubungan dengan aktivitas kerja panas (hot work).
a. Satu-satunya pengecualian dari persyaratan:
i. Penyimpanan dan ballasttank di kapal , Floating Production Storage &Offloading
Vessels ( FPSO) , Floating Storage &Offloading Vessels ( FSO)
ii. Membuka pipa dimana tidak memungkinkan untuk mengaplikasikan isolasi fisik
positif karena desain dan/ atau rentang pipa.
iii. Membuka jaringan pipa yang berada di bawah tanah dan/atau terendam.
iv. Stasiun pengukuran (metering) pipa gas.
v. Cellar sumur minyak.

b. Perlindungan tambahan diperlukan untuk pengecualian diatas termasuk:


i. Perlindungan alternatif (misal menghilangkan bahaya dengan melakukan pekerjaan
panas selama shutdown dan turnaround, dll).
ii. Persetujuan manager Chevron tingkat tinggi (misal manager fasilitas, manager
operasi, dll).
iii. DokumenPlanning Phase Hazard Analysis (PPHA)termasuk:
1. Monitoring pengujian gas secara menerus.
2. Dokumentasi persyaratan pelatihan tambahan hot work dan masuk kedalam
bejana yang sedang dilakukan.
3. Prosedur operasional (Operating Procedure) yang tedokumentasi.
18. Ketika membuka peralatan, pipa, bejana, dll. yang mengandung bahan berbahaya (seperti
H2S, bahan mudah terbakar, dll), pengujian gas harus dilakukan sesuai dengan IBU
Portable Gas Detection Standard.
19. Isolasi peralatan listrik harus dilakukan sesuai dengan IBU Electrical Safety Standard.
20. Selalu perhitungkan pelepasan tekanan ketika melakukan isolasi terhadap pipa atau bejana
lainnya yang menyimpan fluida, termasuk namun tidak terbatas kepada bagian yang
diisolasi dan areadi setiap sisi dari isolasi.
21. Isolasi yang melampaui pergeseran shift harus diverifikasi dan divalidasi terpasang dan
bekerja oleh Person Managing Control of Work pada setiap awal setiap shift dan
didokumentasikan di JSA
22. Isolasi yang melibatkan perubahan prosedur dan/atau peralatan operasional harus dikelola
sesuai dengan IBU Management of Change for Facilities and Operations Standardized OE
Process, termasuk namun tidak terbatas pada isolasi permanen dan jangka panjang.
23. Person Managing Control of Work di lokasi kerja harus memverifikasi dan memvalidasi,
melalui tanda tangan bahwa semua dapat dioperasikan dan siap untuk dinyalakan kembali
sebelum menutup izin IHE.
24. Pelepasan isolasi harus dikomunikasikan kepada semua pekerja yang terkena dampak dan
tim kerja lainnya yang berpotensi terkena dampak, untuk memberitahukan perubahan status
peralatan (misalnya dari beroperasi normal ke out- of-service, out- of-service ke beroperasi
normal, dll).
25. Unit/fasilitas harus memelihara dokumentasi dari semua pekerja yang berwenang untuk:
a. Melakukan isolasi energi berbahaya.
b. Memasang/ melepas lunci/tags dan peralatan isolasi energy lainnya.
c. Menyalakan ulang (restart)peralatan.
d. Inspeksi, verifikasi,dan melepas isolasi.
e. Inspeksi, verifikasi, dan memperbolehan kembali ke service.
26. Personil yang ditugaskan bertanggung jawab dalam peran IHE harus terlatih dan kompeten:
a. Persyaratan training harus didokumentasikan.
b. Penilaian Kompetensi harus didokumentasikan.

Anda mungkin juga menyukai