Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KETERSEDIAAN 9 JENIS TENAGA KESEHATAN

STRATEGIS PADA PUSKESMAS


DI KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2020

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA


Jln. Selamanik No.8 Kelurahan Semampir
Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2020
ANALISIS KETERSEDIAAN
9 JENIS TENAGA KESEHATAN STRATEGIS
PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Oleh : Esjiyani, S.Tr.Keb

1. Pendahuluan
Puskesmas adalah fasilitas penyelenggara pelayanan kesehatan milik
pemerintah yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Untuk mendukung fungsi dan tujuan puskesmas di
perlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga kesehatan maupun tenaga
penunjang kesehatan.
Pada peraturan yang sama di pasal 16 ayat 3 di sebutkan bahwa minimal
tenaga kesehatan di puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer,
dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian.
Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional
lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkan analisis
beban kerja dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah pelayanan yang
di selenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja,
luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya di wilayah kerjanya, dan pembagian waktu saja.
Sumber daya manusia kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang memadai
perlu distribusikan secara merata serta bermanfaat secara optimal dalam upaya
menjamin keterlaksanaan pembangunan kesehatan secara merata dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Fokus penting
dalam pembangunan kesehatan di Indonesia juga harus memperhatikan pada aspek
pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, guna menjamin ketersediaan,
keberagaman jenis dan pendistribusian SDM kesehatan di seluruh wilayah
Indonesia.
Persoalan distribusi baik jumlah dan keberagaman jenis sumber daya
manusia kesehatan di Indonesia masih menjadi masalah sehingga mempersulit
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional secara merata.
2. Analisis Situasi
Puskesmas merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan di wilayah kecamatan
yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan.
Pembangunan Puskesmas di tingkat kecamatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 35 unit, terdiri dari
15 unit puskesmas rawat inap dan 20 unit puskesmas non rawat inap. Rasio
Puskesmas terhadap kecamatan pada tahun 2019 sebesar 1,75. Hal ini
menggambarkan bahwa rasio ideal Puskesmas terhadap kecamatan yaitu minimal 1
Puskesmas di 1 kecamatan di Kabupaten Banjarnegara sudah terpenuhi.
Menurut Permenkes 75 Tahun 2014 Pasal 16 Sumber daya manusia kesehatan
di Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan
jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah
kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
kerja, dan pembagian waktu kerja.
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara
tahun 2019 sebanyak 1648 orang yang terdiri dari 1182 orang tenaga kesehatan
(71,72%) dan 466 orang tenaga penunjang kesehatan (28,28%). Proporsi tenaga
kesehatan di Puskesmas terbanyak yaitu bidan sebanyak 47,03%, sedangkan
proporsi tenaga kesehatan di Puskesmas yang paling sedikit yaitu dokter gigi
sebesar 1,18%.
Pada tahun ini ketersediaan 9 tenaga kesehatan strategis di puskesmas
meningkat dari pada tahun yang lalu, ada 13 puskesmas atau 37,14% puskesmas
yang memenuhi 9 tenaga kesehatan strategis, sehingga masih ada 22 puskesmas
yang belum memenuhi. Peningkatan tersebut karena adanya pemenuhan kebutuhan
melalui tenaga kontrak puskesmas, kontrak daerah maupun kontrak perjanjian kerja
sama dan program penugasan khusus Nusantara Sehat Individual (NSI). Secara
keselurahan gambaran ketersediaan 9 jenis tenaga kesehatan strategis di puskesmas
sebagaimana grafik berikut:

Grafik 1.1 Pemenuhan 9 Jenis Tenaga Kesehatan Strategis pada Puskesmas


Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2020

Berdasarkan grafik di atas dari 35 Puskesmas yang ada di Kabupaten


Banjarnegara yang memenuhi 9 jenis tenaga kesehatan strategis sejumlah 14
Puskesmas (40%), dan yang tidak memenuhi sejumlah 21 puskesmas (60%).
Jumlah ketersedian 9 jenis tenaga kesehatan strategis pada puskesmas di
Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :

Grafik 2 Ketersedianan 9 Jenis Tenaga Kesehatan Strategis pada Puskesmas


di Kabupaten Banjarnegara

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan


paling banyak adalah Bidan dan yang paling sedikit Dokter Gigi, rincian tenaga
kesehatan (terlampir).
a. Ketersediaan Dokter Umum di Puskesmas
Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter yaitu satu orang,
sedangkan pada puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baik
pada perkotaan, perdesaaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Saat ini semua puskesmas di Kabupaten Banjarnegara sudah memiliki dokter.
b. Ketersediaan Dokter Gigi di Puskesmas
Jumlah Dokter Gigi sebanyak 14 orang dari kebutuhan minimal untuk
Puskesmas sebanyak 35 orang, sehingga masih terdapat kekurangan Dokter Gigi
sebanyak 21 orang. Jumlah ini sudah lebih meningkat dari pada tahun 2019
dikarenakan ada penempatan tenaga penugasan khusus Nusantara Sehat
Indonesia 2 orang, dokter CPNS 2 orang.
b. Ketersediaan Perawat di Puskesmas
Jumlah perawat di Kabupaten Banjarnegara saat ini sebanyak 308 orang.
Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang
sedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang.
Kondisi ini merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan
kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Berdasarkan standar ketenagaan minimal di Kabupaten Banjarnegara dibutuhkan
190 orang, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 118 orang. Akan tetapi
berdasarkan penghitungan Analisis Beban Kerja, kebutuhan perawat di
Banjarnegara sudah cukup. Ada 42,9% puskesmas yang memiliki jumlah
perawat lebih dari standar, 34,3% puskesmas dengan jumlah perawat cukup, dan
22,8% puskesmas kekurangan perawat.
c. Ketersediaan Bidan di Puskesmas
Jumlah bidan di Puskesmas non rawat inap minimal empat orang dan di
Puskesmas rawat inap minimal tujuh orang. Kondisi ini merupakan standar
minimal wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangat
terpencil. Saat ini di Banjarnegara terdapat bidan sebanyak 556 orang. Jumlah
ini terdiri dari bidan klinis di puskesmas dan bidan desa.
d. Ketersediaan Tenaga Kesmas di Puskesmas
Tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 55 orang, jika dibandingkan dengan
jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unit maka kebutuhan tenaga
tersebut sudah mencukupi. Hal ini dikarenakan adanya pengadaan pegawai
dengan dibiayai BOK dan penempatan tenaga Nusantara Sehat Indonesia.
e. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 59 orang, jika dibandingkan dengan
jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unit maka kebutuhan tenaga
tersebut sudah cukup. Akan tetapi masih ada 1 puskesmas yang belum
mempunyai tenaga kesehatan lingkungan yaitu Puskesmas Wanadadi 2.
f. Ketersediaaan Tenaga Farmasi di Puskesmas
Tenaga kefarmasian sebanyak 39 orang, jika dibandingkan dengan jumlah
Puskesmas yang ada maka masih kebutuhan tenaga tersebut sudah mencukupi,
akan tetapi masih ada 3 puskesmas yang belum mempunyai tenaga kefarmasian
yaitu Puskesmas Klampok 2, Puskesmas Sigaluh 2 dan Puskesmas Pandanarum.
Dari 39 orang tenaga kefarmasian ini terdiri dari 17 Apoteker dan 22 tenaga
teknis kefarmasian.
g. Ketersediaan Tenaga Gizi di Puskesmas
Tenaga gizi sebanyak 64 orang, jika dibandingkan dengan jumlah Puskesmas,
yaitu sebanyak 35 unit maka kebutuhan tenaga tersebut sudah mencukupi. Status
kepegawaian dari tenaga gizi tersebut terdiri dari PNS, tenaga NSI dan pegawai
dengan dibiayai BOK.
h. Ketersediaan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorimu Medik
Tenaga ahli teknik laboratorium medik sebanyak 40 orang, jika dibandingkan
dengan jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unit maka kebutuhan
tenaga tersebut sudah mencukupi. Walaupun jumlahnya sudah mencukupi tetapi
distribusinya belum merata karena masih ada 3 puskesmas yang belum
mempunyai tenaga tersebut yaitu Puskesmas Rakit 2, Puskesmas Wanadadi 2
dan Puskesmas rakit 2.

3. Kesimpulan
Hasil analisis situasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas tenaga
kesehatan strategis (dokter, perawat, bidan, kesehatan masyarakat, kesehatan
lingkungan, farmasi, gizi dan ATLM) sudah terpenuhi, kecuali tenaga kesehatan
dokter gigi yang masih sangat kurang dan telah terjadi penumpukan tenaga
kesehatan strategis di satu sisi, namun di sisi lainnya timbul kekurangan tenaga
kesehatan strategis.

Mengetahui Banjarnegara, 16 Juli 2020


Kepala Seksi SDMK Penyusun
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara

Mokhamad Susyanto, A.Md Esjiyani, S.Tr.Keb


NIP. 1970028 199103 1 006 NIP. 19781021 200501 2 005

Anda mungkin juga menyukai