Anda di halaman 1dari 3

Memaksimumkan Keuntungan dengan Biaya yang Minimum

DEDY RAHMATULLAH

(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)

Produksi adalah aktifitas manusia dalam menggunakan sumber daya alam yang ada
untuk dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Ketika seorang produsen
memproduksi barang atau memberikan pelayanan jasa. Hal yang paling diinginkan tidak lain
ialah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari barang dan jasa tersebut. Untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimum produsen sebelum memproduksi barang terlebih
dahulu menentukan barang apa yang harus diproduksi yang kiranya akan sangat laku
dipasaran, berapa jumlah barang yang harus diproduksi , dan bagaimana kombinasi faktor-
faktor produksi yang digunakan agar barang yang dihasilkan memiliki biaya yang minimum
tetapi masih dengan keuntungan maksimum (least Cost Combination).

Contoh, misalkan seorang pengusaha bernama Dedy ingin mendirikan sebuah pabrik
minuman soda. Untuk memproduksi minuman soda tersebut, pria itu memerlukan input X1
seharga Rp.2000,-/unit dan input X2 seharga Rp. 2500,-,. Soda itu rencananya akan dijual
seharga Rp. 4000,-/unit, pabrik tersebut mampu memproduksi 20 unit per-jam dan
beroperasi 10 jam per-hari. Adapun fungsi produksinya ialah Q = X1.X2 .Untuk memperoleh
keuntungan di pasaran dengan harga jual yang sedemikian itu, kendala yang dihadapi oleh
pengusaha tersebut tidak lain ialah bagaimana caranya agar dia memiliki keuntungan yang
maksimum dalam produksi soda ini. Jadi, agar memiliki keuntungan yang maksimum yang
harus Dedy lakukan adalah menentukan bagaimana kombinasi input X1 dan X2 supaya
memiliki biaya produksi yang seminimum mungkin.

Untuk menjawab pertanyaan diatas alangkah lebih baik kita pelajari terlebih dahulu
apa yang dimaksud least cost combination . Least Cost Combination yaitu kombinasi
penggunaan input-input untuk menghasilkan suatu output tertentu dengan total ongkos yang
minimum.1 Perhatikan fungsi produksi berikut :

Misal : Q = f(X1+X2)

̅
Isoquant Q = X1 X2 atau X1=

Untuk menghasilkan Q dengan biaya minimum harus dipenuhi syarat :

= + P2 = 0 atau , perhatikan bahwa tidak lain adalah

maka Least Cost Combination secara umum dapat ditulis sebagai :

1
Dr.Boediono, 1982, Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta hlm.76
atau

Sering disebut dengan istilah Marginal Rate of Technical Sub-situation


(MRTS). Yaitu berapa input X1 yang harus ditambah jika input X2 dikurangi agar output
tetap pada tingkat tertentu. Dalam menentukan biaya produksi yang minimum data yang
harus kita miliki diantaranya ialah data isoquant, harga input X1 dan harga input X2. Titik
kombinasi sepanjang kurva isoproduk merupakan titik-titik minimum kombinasi minimum
yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dibutukan.2 Oleh karenanya
ini tentu akan sangat diperlukan dalam minimisasi biaya selain harga masing-masing input.

Kemudian, kita kembali ke permasalahan awal yaitu bagaimana cara Dedy untuk
memaksimalkan keuntungan dengan biaya yang minimum. Pertama-tama, kita harus
membuat data isoquant-nya. Berdasarkan fungsi produksinya Q = X1.X2 maka data untuk
isoquant-nya ialah :

Tabel .1

X1 X2 TR TC Output Keuntungan
1 20 90000 52000 20 38000
2 10 90000 29000 20 61000
4 5 90000 20500 20 69500
5 4 90000 20000 20 70000
10 2 90000 25000 20 65000
20 1 90000 42500 20 47500

Dari Tabel titik satu diatas kita dapat gambar grafik kurva isoquant-nya :

2
Drs. Faried Wijaya,1990, Seri Pengantar Ekonomika : Ekonomimikro, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta hlm 235.
Gambar.1

Berdasarkan data pada tabel 1 dan grafik 1 diatas maka dapat kita ketahui bahwa
untuk mencapai biaya produksi minimum, Dedy harus memproduksi Q dengan 5 unit input
X1 dan 4 unit input X2 yaitu dengan biaya produksi total R.20.000,- per-jam. Kemudian jika
ditanyakan berapakah keuntungan Dedy per-harinya jika seluruh output terjual habis
dipasaran.? Maka, cara menghitungnya :

= TR – TC

= (20 x 10 jam x Rp.4500) – (20.000 x 10 jam)

= 900.000 – 200.000

= Rp. 700.000,-

Jadi, keuntungan yang diperoleh Dedy per-harinya jika seluruh output habis terjual
adalah sebesar Rp.700.000,- . Ini cukup menguntungkan.

Dalam kenyataan, sebuah perusahaan tidak mengalami proses produksi sesederhana


seperti contoh diatas. Namun, ini hanya penyederhanaan dari kenyataan yang ada . Seorang
produsen tentu dihadapkan kepada masalah yang lebih komplit dari pada contoh diatas.
Keuntungan maksimum bukan hanya ditentukan dari bagaimana cara mengkombinasikan
input-input yang ada, akan tetapi masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan seorang
produsen untuk perusahaannya seperti kemampuan dalam mempromosikan produk,
kemampuan untuk memberikan kualitas terbaik dalam produknya, kemampuan untuk
bersaing dengan produsen-produsen lain dan sebagainya.

Referensi :

Boediono, 1982, Ekonomi Mikro,Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Faried Wijaya,1990, Seri Pengantar Ekonomika : Ekonomimikro, Yogyakarta : BPFE-

Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai