Menurut teori behavioristik, proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian
rangsangan (stimulus) dan respon yang dilakukan oleh siswa. Stimulus adalah apa pun yang
diberikan pendidik kepada peserta didik. Sedangkan respons merupakan reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh pendidik. Hal ini dapat diartikan bahwa peserta didik
diajarkan materi sebanyak-banyaknya agar mereka paham karena teori ini menganggap peserta
didik belum tahu apa-apa. Pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar ini dan stimulus yang
diberikan melalui pembiasaan yang berupa ‘ceramah’.
Berarti bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
Artinya bahwa timgkah laku seseorang ditentukan oleh respon-respon yang diberikan melalui
stimulus.
Proses kerja teori ini adalah pembiasaan yang terus menerus diberikan sehingga dengan kebiasaan
itulah apa yang diberikan dapat tersimpan dengan baik.
Pertama, anjing diberi makan dia datang karena sudah terbiasa mencium aroma makanan. Kedua
anjing dibunyikan lonceng dia tidak datang karena belum terbiasa dengan bunyi lonceng. Kemudian
anjing diberi makan dengan dibunyian lonceng dia datang. Awalnya kedatangannya karena ada
makanan. Apabila hal ini dilakukan terus menerus maka jika hanya dibunyikan lonceng anjing itu
akan datang. Pembiasaan ini adalah untuk melatih perkembangan otak anjing dengan stimulus dan
respon.
Itu adalah salah satu contoh cara kerja teori behavioristik yang ternyata juga berlaku pada manusia.
Kekurangan dan Kelebihan Teori Behavioristik
Kekurangan
Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran berdasarkan apa yang diberikan guru. Mereka tidak
diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan perkembangannya. Peserta didik cenderung pasif dan
bosan.
Pembelajaran seperti bisa dikatakan pembelajaran model kuno karena menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman biasanya sebagai
salah satu cara untuk mendisiplinkan.
Karena menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan yang membawa peserta didik
untuk mencapai target tertentu. Apabila teori ini diterapkan terus menerus tanpa ada cara belajar
lain, maka bisa dipastikan mereka akan tertekan, tidak menyukai guru dan bahkan malas belajar.
Kelebihan
Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat peserta didik paham
sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik.
Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat. Dengan banyaknya
pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap
pembelajarannya.
Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan ini akan membantu
mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya respon. Hukuman yang diberikan adalah yang
sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu berkonsentrai dengan baik.