Membuat video presentasi tidaklah sulit. Kamu hanya perlu merencanakan dan menyusun kerangka ide
untuk kemudian dijadikan sebuah video. Namun, tentu saja dalam membuat video tidak bisa
sembarangan. Dibutuhkan kerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal dan memuaskan.
Bagaimana jadinya bila video presentasi yang kamu bikin mendapat cemoohan atau kritikan dari para
audiens? Memalukan bukan? Itu tandanya kamu kurang mempersiapkan hal-hal kecil yang seharusnya
kamu lakukan dengan matang.
Maka, simak yuk langkah-langkah dalam membuat video presentasi
5. Final Checking
Langkah terakhir yaitu melakukan pemeriksaan. Biasanya pemeriksaan dilakukan sebelum video
tersebut tayang (dipresentasikan) di hadapan audiens. Kamu perlu memastikan secara berulang kali,
apakah video tersebut layak untuk ditonton oleh audiens atau tidak. Dan pastikan bahwa tidak ada
alur cerita yang terlewat di dalamnya. Sebab jika satu saja terlewat, maka bisa dipastikan
presentasimu tidak akan berjalan sesuai yang kamu harapkan.
Apa Itu Storyboard?
Pengertian storyboard adalah serangkaian sketsa yang mewakili pengambilan gambar yang direncanakan
untuk membuat video, film, atau komersial.
Mereka sering menyertakan arah untuk sudut kamera, pencahayaan, dan transisi, bersamaan dengan
dialog dan catatan lainnya. Sama seperti penulis yang baik, yang akan memulai artikel mereka dengan
membuat garis besar. Marketer yang baik, memulai video mereka dengan membuat storyboard.
Storyboard juga digunakan untuk film animasi. John Lasseter, Chief Creative Officer di Pixar menyebut
storyboard adalah versi buku cerita komik. Mungkin ada beberapa dari kamu yang keberatan, apakah
storyboard benar-benar penting untuk video marketing? Meskipun storyboard yang dibuat tidak sedetail
seperti yang digunakan oleh studio-studio film, storyboard adalah hal penting.
Storyboard membantu kamu merencanakan video, benar-benar dari awal hingga akhir. Dalam
storyboard akan ada catatan seperti seperti apa pencahayaannya, bagaimana alur ceritanya,
menggunakan narator atau dialog. Storyboarding memungkinkan kamu berkolaborasi dengan anggota
tim lain untuk menyempurnakan visi bersama. Storyboarding memungkinkan kamu mengidentifikasi
celah yang mungkin ada dalam video, sebelum kamu menghabiskan anggaran untuk produksi.
Mengerjakan hal-hal tersebut sebelumnya membantu memastikan hasil akhir sama seperti apa yang
kamu bayangkan. Storyboard adalah media yang juga akan membantu kamu untuk memberikan arahan
pada mereka yang akan mengatur, memfilmkan, memotong, dan mengedit video. Pastikan video
marketing kamu sesuai dengan yang kamu inginkan. Jadi, mulailah dengan membuat storyboard.
Untuk membuat video marketing, kamu bisa mengikuti struktur yang mendasar, yaitu pembuka, rumusan
masalah, solusi, dan call to action.
Pembuka
Pada bagian pembuka, kamu harus bisa langsung menarik perhatian audiens. Kamu perlu membangkitkan
minat mereka dan mendorong mereka untuk terus menonton sampai akhir. Bagian pembuka bertujuan
untuk membangun rasa urgensi atau misteri dalam video kamu.
Rumusan masalah
Pada bagian ini, video kamu berusaha untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi oleh audiens.
Ketika kamu menentukan ruang lingkup permasalahan, perhatikan siapa target audiens kamu. Misalnya
target audiens kamu adalah para Account Executive. Pesan yang kamu tampilkan akan lebih bertarget,
seperti “Bagaimana jika Anda bisa terhubung dengan pelanggan lebih cepat?”
Solusi
Kamu sudah memikat audiens dengan pembuka yang menarik. Kemudian kamu memberikan uraian
masalah yang juga dihadapi oleh audiens tersebut. Nah, sekarang adalah waktunya untuk menunjukkan
kepada mereka bagaimana produk yang kamu tawarkan bisa menyelesaikan permasalahan khusus
tersebut. Di sinilah kamu akan masuk lebih detail, dengan menunjukkan bahwa banyak orang senang
menggunakan produk kamu.
Call to action
Call to action adalah tempat kamu benar-benar mengajak audiens untuk mengambil tindakan, seperti
mengisi formulir, mengunjungi situs web, atau membeli produk kamu. Pastikan nama merek, alamat situs
web, dan CTA semuanya jelas pada bingkai akhir video kamu dan ditampilkan cukup lama untuk bisa
diproses oleh audiens.
Cara Membuat Storyboard Untuk Video Marketing
Sekarang, ketika kamu sudah punya gagasan tentang bagaimana video bisa sangat menarik, saatnya untuk
meninjau langkah-langkah untuk mengembangkan storyboard.
1. Membuat Timeline
Storyboard adalah tentang struktur. Pada langkah pertama, kamu perlu membuat urutan kejadian di video
kamu. Narasi seperti apa yang ingin kamu sampaikan? Sebagai garis besar timeline, kamu bisa
menggunakan keempat urutan di atas, yaitu pembuka, rumusan masalah, solusi dan call to action.
Selain mengakhiri video dengan call to action, tentukan poin-poin penting dalam video kamu. Bagian-
bagian yang harus kamu perhatian misalnya, adegan yang menunjukkan perbedaan produk kamu dengan
produk lainnya, review pelanggan yang menggunakan produk, atau bagian pembuka yang menarik.
Intinya, bagian mana yang dinilai mampu memikat penonton dan mendorong mereka untuk mengambil
tindakan.
Tentukan pendekatan seperti apa yang ingin kamu pakai. Pendekatan yang sederhana, fokus pada
animasi, atau kamu ingin konsep yang lain. Apapun itu, usahakan jangan sampai penonton susah
menangkap pesan. Pendekatan apapun yang kamu ambil, pastikan produk dan pesan kamu sampai dengan
baik di benak penonton.
Baik itu berbentuk dialog, pengisi suara, atau kombinasi keduanya, skrip yang kamu buat harus
menguraikan semua kata yang diucapkan di video. Catatan tentang kata-kata yang diucapkan, perlu kamu
tambahkan di setiap kotak adegan yang sesuai.
Kamu tidak perlu bersusah payah membuat storyboard secara manual. Sekarang sudah banyak alat
membuat storyboard yang bisa kamu pilih. Namun jika kamu suka dengan cara lama yang menggunakan
pena, spidol, pensil warna, dan kertas, silahkan saja. Alat yang bisa digunakan untuk membuat storyboard
adalah:
Saat menyiapkan template untuk storyboard kamu, pastikan thumbnail yang kamu gunakan memiliki
ukuran yang kira-kira sama dengan dimensi video kamu.
6. Membuat Sketsa
Di sinilah kamu mulai benar-benar mengerjakan sketsa adegan video kamu. Kamu akan menggambar
karakter dan latar belakang yang digunakan. Kamu tidak perlu khawatir kalau kamu merasa tidak pintar
menggambar, alat untuk membuat storyboard sudah banyak yang menyertakan gambar orang, lengkap
dengan ekspresi dan gayanya, serta latar belakang yang menunjang.
7. Beri Catatan Dengan Detail Pada Setiap Adegan
Storyboard adalah alat visual, namun kamu perlu menambahkan detail yang bersifat non-visual untuk
mendapatkan hasil terbaik. Tambahkan dialog atau voice over dari skrip kamu ke setiap thumbnail.
Tambahkan catatan arah untuk orang-orang yang akan mengerjakan video, seperti pencahayaan yang
diinginkan dan sudut pandang kamera.
Potongan atau Cuts adalah kapanpun video diperbesar lebih dekat untuk menyoroti tindakan. Jangan lupa
sertakan ini di dalam storyboard kamu, serta petunjuk lain tentang transisi atau jalan cerita video kamu.
Storyboard adalah media yang bisa membantu orang lain memahami visi kamu. Tentukan narasi, buat
sketsa dan dialog, serta arahkan setiap adegan. Sangat disarankan membuat storyboard dengan pensil,
sehingga kamu bisa membuat perubahan yang diperlukan selama proses produksinya. Kamu juga bisa
membuat storyboard di papan tulis supaya terlihat lebih jelas oleh tim kamu. Apapun itu, pastikan kamu
menggunakan media yang mudah untuk diubah sewaktu-waktu, supaya tidak memakan waktu lama jika
harus memperbaiki bagian tertentu.
Di era serba digital seperti sekarang, video memegang peranan penting dalam menyampaikan pesan dan
menyajikan pembahasan tertentu. Media ini terbukti mampu menarik perhatian audiens sehingga pesan
yang ingin disampaikan pun bisa lebih mudah diterima dan dimengerti. Video juga bisa digunakan
sebagai media penunjang presentasi. Presentasi video dibuat sedemikian rupa untuk menyampaikan
beragam ide atau mengkomunikasikan gagasan dengan banyak orang.
Agar bisa menggunakan media ini dengan tepat, Anda perlu mengetahui jenis-jenis presentasi
video berdasarkan tujuannya. Berikut adalah beberapa tipe presentasi video yang bisa Anda temukan.