Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Kelas Maya

Kelas Maya (Virtual Class) adalah lingkungan belajar yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung
antara pengajar dengan siswa.
Dimana pengajar menyediakan bahan ajar dalam konten digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan
melalui internet yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.
Kelas maya menyediakan fasilitas untuk pengajar untuk mengunggah bahan ajar sehingga bisa diunduh
langsung oleh siswa yang tergabung di dalam kelas tersebut. Perbedaan kelas maya dengan kelas biaya
terletak pada keterbatasan komunikasi, karena tidak terjadi tatap muka secara langsung.
Di dalam virtual class, kemajuan proses belajar bisa dipantau oleh guru, siswa, bahkan orang tua siswa.
Virtual Class bisa digunakan untuk menunjang kelas langsung (tatap muka) dan digunakan untuk
pembelajaran jarak jauh murid dengan guru.

Jenis-Jenis Kelas Maya


Perangkat lunak pendukung kelas maya pada umumnya berbasis web, berikut ini penjelasannya.
1. Learning Management System (LMS)
LMS merupakan software (perangkat lunak) yang digunakan
untuk perencanaan, pengiriman, serta pengolahan kegiatan
pembelajaran.
Selain itu juga berguna untuk keperluan dokumentasi, laporan
kegiatan, administrasi, materi. Dan itu semua berjalan dengan
menggunakan internet atau online.
Aplikasi LMS dibagi menjadi 2, yaitu:
 LMS proprietary, seperti Saba Software, Apex
Learning, Blackboard, IntraLearn, SAP Enterprise
Learning
 LMS open source, seperti ATutor, Dokeos, dotLRN,
Fresstyle Learning, ILIAS, LON-CAPA, Moodle,
OpenACS, OpenUSS, Sakai, Spaghetti Learning

2. Learning Content Management System (LCMS)


LCMS bekerja untuk membuat, memperbarui,
mempublikasikan atau mengelola isi dari suatu sistem
yang terorganisir di internet. LCMS merupakan
pengembangan lebih lanjut dari LMS.
Selain itu, LCMS juga digunakan untuk
mengawasi, menyediakan, merincikan, dan
melakukan publikasi dokumen yang spesifik,
misalnya artikel, panduan, dan brosur penjualan.
LCMS bisa berisi file komputer yang berupa audio,
video, gambar, dokumen elektronik dan isi website.
Contoh LCMS diantaranya claroline, e-doceo
solutions.

3. Social Learning Network (SLN)


. SLN digunakan untuk pembelajaran yang lebih laus daripada kelompok belajar karena menggunakan
jejaring sosial. Karena skala sosial yang lebih besar maka kemungkinan juga
bisa menyebabkan perubahan sikap dan perilaku pada peserta, walaupun
tidak semua peserta. Contoh aplikasi SLN yang populer adalah Edmodo.

Tujuan Kelas Maya


Tujuan mengapa virtual class dibentuk adalah untuk:
1. Menciptakan pembelajaran yang bisa berlangsung kapan saja dan
dimana saja dengan menghemat waktu dan biaya.
2. Meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi IT siswa sehingga siswa lebih kreatif, sekaligus
bisa menambah minat siswa untuk belajar.
3. Lebih memaksimalkan kemampuan pribadi masing-masing walaupun diluar kelas tatap muka/kelas
langsung.

Manfaat Kelas Maya


1. Materi lebih luas dan beragam
2. Pembelajaran disesuaikan berdasarkan kebutuhan siswa
3. Mempersingkat waktu tanpa perlu pergi ke kelas
4. Mengurangi belajar bergantung pada buku teks dan lebih relevan dengan dunia luar
5. Menghemat kertas
6. Peduli Global Warming, jadi siswa tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor untuk belajar
7. Mendeteksi Copas
8. Konektivitas, selama kamu terhubung ke internet, maka tidak akan sulit untuk mendapat informasi
9. Fleksibilitas, belajar dimana saja kapan saja
10. Interaksi, evaluasi belajar dilaksanakan seketika dan mandiri
11. Kolaborasi, bisa mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas.
12. Kesempatan pengembangan, konten digital terus dikembangkan sehingga bisa memperkaya
pembelajaran dalam kelas konvensional.

Bisa dibilang juga, e-learning/kelas maya dapat berfungsi sebagai berikut:


 Penambahan/pengayaan pembelajaran (supplement)
 Pengganti sebagian pembelajaran (complement)
 Pengganti seluruh pembelajaran (replacement)

Fitur Kelas Maya


Virtual Class mempunyai fitur-fitur yang menarik dan tentunya memudahkan kita dalam proses
pembelajaran. Fitur tersebut seperti:
1. Konten yang terkait (relevan) dengan tujuan belajar.
2. Menggunakan metode instruksional, misalnya langsung contoh dan praktek untuk membantu siswa
belajar.
3. Menggunakan gambar dan kalimat sebagai elemen media untuk menyebarkan konten dan metode
belajar.
4. Pembelajaran bisa terjadi secara langsung dengan instruktur (synchronous) maupun secara individu
atau otodidak (asynchronous).
5. Menambah wawasan serta teknik baru yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan belajar.

Kelebihan dan Kekurangan Kelas Maya


Keuntungan Kelas Maya
Terdapat beberapa keuntungan dalam pembelajaran melalui kelas maya (virtual class), seperti:
1. Lebih menariknya proses pembelajaran karena interaktif dan fleksibel dibandingkan dengan media
lainnya.
2. Siswa tidak terikat tempat dan waktu, sehingga lebih santai.
3. Guru sebagai Fasilitator, yaitu penyedia sekaligus pendukung di dalam proses pembelajaran tersebut.
4. Siswa lebih aktif mempelajari materi yang disampaikan oleh guru melalui website.
5. Pembelajaran bisa dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.

Kekurangan Kelas Maya


1. Siswa dan guru harus mempunyai koneksi internet karena kelas maya berbasis web. Tapi terkadang
siswa lebih asik bermain internet dibandingkan belajar materi yang disampaikan.
2. Proses belajar yang individual (sendiri), sehingga bisa mengurangi pembelajaran sosial antar siswa.
3. Apabila siswa tidak hati-hati dan terjadi kesalahan materi maka akan berdampak pada pengetahuan
yang didapat siswa tersebut.
4. Untuk anak SD penggunaan internet yang kurang proporsional bisa mengakibatkan penurunan
kemampuan bersifat manual seperti menulis, menghitung, dan menggambar.
5. Membutuhkan spesifikasi hardware, software, sekaligus jaringan internet yang memadai.

Komponen Pendukung Kelas Maya


Setidaknya harus ada 5 komponen dibawah ini untuk mendukung kelas maya agar bisa berjalan dengan baik.
Komponen tersebut yaitu:
1. Konten untuk pembelajaran, berhubung pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka, jadi guru harus
memberikan materi (konten) untuk siswanya.
2. Perangkat keras (hardware), berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone.
3. Perangkat lunak (software), seperti LMS, LCMS, dan SLN yang sudah kita jelaskan diatas.
4. Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas,
dan mengikuti ujian.
5. Jaringan internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan internet adalah
wajib.
Contoh Kelas Maya
Edmodo sebagai contoh Social Learning Network (SLN)
Salah satu contoh penerapan kelas maya yang paling populer yaitu Edmodo. Edmodo merupakan salah satu
jenis Sosial Learning Network (SLN) yang beredar di www.
Contoh Kelas Maya (Edmodo
Beberapa fitur di edmodo yang terkenal dan sangat mudah digunakan antara lain:
 Kelas maya dengan system Closed Group Collaboration, hanya yang mempunyai kode grup yang
bisa mengikuti kelas.
 Komunikasi menggunakan model media sosial.
 Manajemen konten pembelajaran
 Evaluasi pembelajaran.
 Bisa diawasi juga oleh orang tua siswa.
Salah satu kekurangan dari Edmodo yaitu belum adanya video Conference.

Komunikasi Daring (dalam jaringan)


Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang
lain  (Handoko, 2002: 30)
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan
lambang-lambang yang bermakna untuk kedua pihak, dalam situasi tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk mengubah tingkah laku atau sikap seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek
tertentu yang diharapkan  (Effendy, 2000 : 13)

Pengertian Komunikasi Daring (Dalam Jaringan)


Istilah komunikasi daring mengacu pada membaca, menulis, dan berkomunikasi melalui/menggunakan
jaringan komputer. (Warschauer, M. 2001 pp. 207-212)
Dengan kata lain, Komunikasi Daring adalah cara berkomunikasi dimana penyampaian dan penerimaan
pesan dilakukan dengan atau melalui jaringan internet.
Komunikasi yang terjadi di dunia semu tersebut biasa disebut sebagai komunikasi di dunia maya
atau cyberspace.

Keunggulan dan Kelemahan Komunikasi Daring


Diantara beberapa kelebihan komunikasi dalam jaringan dibandingkan dengan komunikasi konvensional
antara lain sebagai berikut:
Bisa dilakukan dimana saja kapan saja: dengan komunikasi dalam jaringan, setiap pengguna bisa melakukan
komunikasi kapanpun, dengan syarat terkoneksi dengan jaringan internet dan mempunyai sarana yang
memadai.
 Efisiensi biaya: tidak memerlukan pihak yang berkomunikasi melakukan tatap muka, berbeda
dengan komunikasi konvensional, sehingga komunikasi daring bisa menghemat biaya transportasi.
 Efisiensi waktu: komunikasi bisa dilakuakn dengan cepat tanpa membuang-buang waktu dengan
melakukan perjalanan.
 Terintegrasi dengan layanan TIK lainnya: sembari melakukan komunikasi dalam jaringan, kita
bisa memanfaatkan layanan TIK lain untuk mendukung pelaksanaan dan kelengkapan komunikasi
tersebut. Contoh layanan yang bisa digunakan seperti presentasi, dokumen, dan berbagai layar.
 Meningkatkan intensitas berkomunikasi: komunikasi dalam jaringan internet mendorong yang
yang terbiasa diam di dunia nyata menjadi aktif berkomunikasi di dunia maya.
 Meningkatkan partisipasi: karena terbukanya jalur komunikasi, maka semakin banyak pula orang
yang bisa berpartisipasi dalam diskusi.

Selain keunggulan, komunikasi daring juga mempunyai kelemahan, antara lain sebagai berikut:
 Membutuhkan perangkat khusus: dalam pelaksaannya, komunikasi membutuhkan adanya
software dan hardware.
 Tidak mewakili emosi pengguna: gerakan tubuh, raut muka, intonasi bicara, merupakan hal yang
relatif sulit untuk dipahami.
 Banyak informasi yang tidak penting: seringkali informasi yang didapat menjadi terlalu banyak
dan membuat bingung si penerima.
 Menyita konsentrasi: melakukan komunikasi dalam jaringan tidak pada tempat pada tempat dan
waktu yang tepat, dapat mengabaikan atau menunda hal yang lain, bahkan membahayakan orang lain
maupun diri sendiri.

Jenis Komunikasi Daring


Terdapat 2 jenis komunikasi dalam jaringan.
1. Komunikasi daring sinkron (bersamaan)
Komunikasi dalam jaringan sinkron adalah komunikasi menggunakan komputer sebagai medianya yang
terjadi secara bersamaan, waktu nyata (real time). Contoh komunikasi sinkron diantaranya:
a. Video chat
Video chat merupakan teknologi untuk melakukan interaksi audio dan video secara real time antara
pengguna di lokasi yang berbeda.
Video chat bisa dilakukan point-to-point (satu-satu) seperti Skype, atau interaksi multipoint (satu ke
banyak/banyak ke banyak) Seperti Google+ Hangouts.
b. Teks chat
Teks chat merupakan sebuah fitur, program, atau aplikasi dalam jaringain internet untuk berkomunikasi
dan bersosialisasi langsung sesama pemakai internet yang sedang daring.
2. Komunikasi daring asinkron (tidak bersamaan)
Komunikasi dalam jaringan asinkron adalah komunikasi menggunakan perangkat komputer atau
perangkat lain yang dilakukan secara “tunda”. Contohnya yaitu forum, email, rekaman simulasi visual,
serta membaca dan menulis dokumen daring lewat Worl Wide Web.

Komponen Pendukung Komunikasi Daring


Komponen tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Komponen perangkat keras (hardware)
Perangkat yang bentuknya bisa dilihat atau diraba oleh manusia secara langsung.
Contoh dari perangkat keras yang perlu ada dalam pelaksanaan komunikasi daring diantaranya komputer,
headset, mikrofon, dan perangkat pendukung koneksi internet.
2. Komponen perangkat lunak (software)
Program komputer yang berguna untuk menjalankan suatu pekerjaan yang dikehendaki.
Software diperlukan sebagai jembatan antara brainware dan hardware. Program-program yang biasanya
digunakan dalam komunikasi daring seperti sky, google+ hangout, webconference, dll.
3. Komponen perangkat akal atau nalar (brainware)
Termasuk di dalam komponen brainware adalah manusia yang terlibat dalam penggunaan serta
pengaturan perangkat lunak dan perangkat keras untuk melaksanakan komunikasi daring.

Tujuan Komunikasi Daring


1. Berbagi Sumber Daya (Resources)
2. Media komunikasi
3. Integrasi data
4. Keamanan data
5. Efisiensi Tenaga
6. Efisiensi Waktu
7. Efisiensi Biaya
8. Pengembangan dan Pemeliharaan
9. Sebagai Kontrol
10. Memudahkan pengelolaan
11. Pengendalian jarak jauh
12. Meningkatkan intersitas komunikasi
13. Meningkatkan Partisipasi Komunikasi
14. Memberikan informasi
15. Web Browsing
 
Fungsi Komunikasi Daring
1. Informasi: sebagai media penyampai pesan dan informasi kepada penerima informasi
2. Kendali: bertindak mengendalikan dan mengatur suatu informasi sebagai kewenangan individu atau
kelompok.
3. Motivasi: komunikasi daring dapat memacu suatu pekerjaan dan semangat karyawan dalam
pekerjaannya.
4. Ekspresi Emosional: komunikasi daring bisa mewakili suatu perasaan individu atau kelompok.
5. Penghemat waktu: komunikasi dapat dilakukan dengan efisien.
6. Penghemat biaya: harga kuota internet yang relatif murah mendukung komunikasi daring berjalan.
7. Dilakukan dimana saja: pagi, siang, sore, malam, tidak masalah untuk melakukan komunikasi
daring.
8. Ilmu teknologi: komunikasi daring bermula dari ilmu pendidikan yang saat itu dijadikan bahan
penelitian.
9. Intensitas komunikasi: kemudahan berkomunikasi menyebabkan intensitas komunikasi bertambah
tanpa batas.
10. Partisipasi: komunikasi daring menyebabkan meningkatnya partisipan dalam artian menambah
individu atau kelompok dalam proses komunikasi.
11. Informasi: informasi yang dilakukan di dalam jaringan bisa dilakukan selengkap dan seakurat
mungkin.
12. Kontrol: proses komunikasi juga bisa diawasi oleh Menteri Komunikasi sebagai badan pengawan
komunikasi dalam negeri.
13. Dorongan: contohyna seorang penulis yang terdorong untuk menulis tulisan yang bermanfaat karena
mudahnya akses komunikasi.
14. Penyalur ide: tulisan-tulisan di dalam jaringan internet dapat menjadi sumber ide-ide untuk individu
yang membacanya.
15. Sosialita: contohnya yaitu facebook sebagai media komunikasi sosial yang bisa membantu kita
dalam melakukan kegiatan sosial.
16. Fungsi negara: komunikasi daring membantu pemerintahan untuk menyampaikan informasi kepada
publik.
Manfaat Komunikasi Daring
1. Sebagai sarana Komunikasi.
2. Sebagai sarana E-Commerce atau perdagangan online.
3. Sebagai sarana E-Learning.
4. Sebagai sarana E-Banking.
5. Sebagai Sarana Riset.
6. Mempermudah peserta didik dan guru dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
7. Akses ke informasi yang berada di tempat yang jauh.
8. Media hiburan interaktif.

Contoh Komunikasi Daring


1. Text chat dan video call melalui Line.
2. Text chat dan video call melalui BBM.
3. Text chat dan video call melalui Whatsapp.
4. Video chat melalui Skype.
5. Text chat melalui Facebook.
6. Text chat melalui Messenger.
7. Video call dengan google+ hangout.
8. dan banyak lagi yang lainnya yang mungkin kamu gunakan juga.

Memahami konsep Kewargaan Digital


1. Kewargaan Digital
Warga digital adalah orang yang sadar apa yang baik apa yang salah, menunjukkan kecerdasan perilaku
teknologi, dan membuat pilihan yang tepat ketika menggunakan teknologi.
Warga digital merupakan individu yang memanfaatkan TI untuk membangun komunitas, bekerja, dan
berekreasi. Warga digital secara umum telah memiliki pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan TI
untuk berkomunikasi maupun mengekspresikan sebuah ide. Contohnya bermain facebook, menulis blog,
mencari informasi di forum, dan lain-lain. Sama halnya dengan warga dunia nyata, semua warga digital
memiliki kewajiban untuk menjaga etiket dan norma, serta memiliki rasa tanggung jawab di dunia maya.
Mengapa kewargaan digital itu penting?
Kewargaan digital dapat didefinisikan sebagai norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab
terkait dengan penggunaan teknologi.
Kewargaan digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai
penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar.
Penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar memiliki banyak implikasi, pemilihan kata
yang tepat dalam berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain dalam update status, tidak
memberikan informasi penting kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan, dan
lainnya.

2. Komponen Kewargaan Digital


Kewargaan digital dapat dibagi menjadi 9 komponen, yang dikategorikan menjadi 3 berdasarkan
pemanfaatannya.
1. Lingkungan belajar dan akademis
IT telah menjadi bagian dari lingkungan
belajar dan akademis. Baik pengajar dan
siswa secara aktif memanfaatkan IT dalam
mencari informasi, data, maupun literatur
yang digunakan untuk keperluan akademis.
Beberapa komponen Kewargaan digital yang
perlu diperhatikan dalam pemanfaatan ICT
untuk lingkungan belajar dan akademis
2. Komunikasi Digital
Komunikasi dapat dilakukan secara satu
arah, dua arah, antarpribadi maupun
komunikasi dalam forum.Perkembangan
teknologi digital telah mengubah sikap
seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi digital telah tersedia, seperti e-
mail, sms, chatting, forum, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan setiap individu untuk
terus dapat terhubung dengan individu lainnya.
Komponen 3. Literasi Digital
Literasi digital merupakan proses belajar mengajar mengenai teknologi dan pemanfaatan teknologi.
Pelajar dan pengajar diharapkan dapat belajar apa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi
baru muncul, para pelajar dan pengajar diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak terpaku pada
satu jenis teknologi.
a. Lingkungan sekolah dan tingkah laku
Komponen 4. Hak digital
Setiap warga digital memiliki hak atas privasi, kebebasan berbicara, dll. Hak tersebut haruslah dipahami
oleh setiap warga digital.Contoh nyatanya adalah: tidak melakukan pembajakan konten, tidak menyebarkan
informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi informasi lainnya.
Komponen 5. Etiket digital
Seringkali pengguna teknologi digital tidak peduli dengan etiket penggunaan teknologi, tetapi langsung
menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama penggunaannya.
Komponen 6. Keamanan digital
Dalam setiap komunitas terdapat individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu individu
lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai seseorang begitu saja, karena
hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Sebagai warga digital, kita harus berhati-hati dan
menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

b. Kehidupan siswa di luar lingkungan sekolah


Komponen 7. Hukum digital
Hukum digital mengatur etiket penggunaan teknologi dalam masyarakat. Warga digital perlu menyadari
bahwa mencuri ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun properti daring orang lain merupakan
perbuatan yang melanggar hukum.
Hukum siber (cyber law) di Indonesia sendiri dapat dikategorikan menjadi 5 aspek besar :
1. Aspek hak cipta
2. Aspek merek dagang
3. Aspek fitnah dan pencemaran nama baik
4. Aspek privasi
5. Aspek yurisdiksi dalam ruang siber

Komponen 8. Transaksi digital


Dalam jual beli daring, penjual dan pembeli perlu menyadari resiko dan keuntungan yang didapat dari
jual beli daring, mulai dari resiko penipuan, perbedaan barang yang dikirim, lama pengiriman, hingga
legalitas barang yang diperjualbelikan. Warga digital perlu mengetahui bagaimana menjadi pembeli
maupun penjual daring yang baik.

Komponen 9. Kesehatan digital


Di balik manfaat teknologi digital, terdapat beberapa ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan, seperti
kesehatan mata, telinga, tangan, bahkan keseluruhan badan. Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan
mental dapat juga terancam jika pengguna tidak mengatur penggunaan teknologi digital.

THINK
Untuk menyederhanakan 9 komponen di atas, Anda dapat menggunakan konsep “T.H.I.N.K.” sebelum
Anda berkomunikasi di dunia digital, baik itu e-mail, post facebook, twitter, blog, forum, dll.
T.H.I.N.K.merupakan akronim dari:
Is it True (Benarkah)? Benarkah posting Anda? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?
Is it Hurtful (Menyakitkankah)? Apakah post anda akan menyakiti perasaan orang lain?
Is it illegal (Ilegalkah)?Ilegalkah post Anda?
Is it Necessary (Pentingkah)? Pentingkah post Anda? Post yang tidak penting akan mengganggu orang lain
Is it Kind (Santunkah)? Santunkah post Anda? Tidakmenggunakan kata-kata yang dapat menyinggung orang
lain?

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik


Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU
ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara
umum
Tujuan
1. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
2. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
3. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan
di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung
jawab; dan
5. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi
Informasi.
Istilah dalam Undang-Undang
 Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic
mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
 Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
 Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
 Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima,
atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
 Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
 Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara,
Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
 Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat
tertutup ataupun terbuka.
 Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu
tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
 Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik
dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang
dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
 Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak
dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.
 Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang
diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan
sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.
 Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan
autentikasi.
 Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan
Elektronik.
 Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan
fungsi logika, aritmetika, dan penyimpanan.
 Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam
jaringan.
 Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan
kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.
 Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.
 Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
 Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari
Pengirim.
 Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat,
yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter
yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
 Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan
hukum.
 Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum.
 Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.

Konten
Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan
mengenai perbuatan yang dilarang.
Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat
umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.
Beberapa materi yang diatur, antara lain:
1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU
ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);

3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan
4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
5. perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam UU ITE, antara lain:
1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama
baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
2. akses ilegal (Pasal 30);
3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);

soal uraian
1. Carilah contoh pelanggaran etiket di sebuah forum.
a. Tuliskan komponen kewargaan digital yang dilanggar.
b. Tuliskan alasan mengapa pelanggaran tersebut terjadi.
c. Tuliskan akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut.
d. Tuliskan tindakan yang Anda lakukan untuk mencegah terulang-nya pelanggaran tersebut.
2. Daftarkan diri Anda ke salah satu situs jual beli.
a. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi penjual.
b. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi pembeli.
c. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi penjual yang baik.
d. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi pembeli yang baik.
e. Pilih salah satu barang yang tidak digunakan lagi di rumah, dan buatlah sebuah iklan daring.

Tes Formatif
1. Apakah yang dimaksud dengan kewargaan digital?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen kewargaan digital.
3. Apakah yang dimaksud dengan konsep “THINK” dalam konsep kewargaan digital?
4. Jelaskan Undang Undang yang mengatur Informasi dan Transaksi elektronik ?
5. Sebutkan salah satu contoh kasus yang terjadi di dunia maya dan yang berhubungan dengan UU
ITE
Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi
pendidikan yakni Universitas Padjadjaran(Unpad) dan Universitas Indonesia(UI). Tim Unpad
ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama
dengan para pakar di Institut Teknologi Bandung yang kemudian menamai naskah akademisnya
dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah
akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang
dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono),
sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana
disahkan oleh DPR.
Peraturan Pelaksana
Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah:
1.Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2);
2.Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2);
3.Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6);
4.Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2);
5.Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3);
6.Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2);
7.Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24);
8.Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4);
9.Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40);
Penyelenggaran Sistem Transaksi Elektronik
Dalam perjalanannya, poin no. 1-7 dijadikan satu peraturan pemerintah, dan juga sudah disahkan
yaitu Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi
Elektronik ('PP PSTE'). Peraturan Pemerintah ini disusun sejak pertengahan tahun 2008 dan
disampaikan ke Kemkumham awal tahun 2010. Kemudian dilakukan harmonisasi pertama,
dan Menkumham menyerahkan hasilnya ke Menkominfo pada 30 April 2012. Menkominfo
menyerahkan Naskah Akhir RPP ini ke Presiden pada 6 Juli 2012 dan ditetapkan menjadi PP
82 tahun 2012 pada 15 Oktober 2012. PP ini mengatur sistem elektronik untuk pelayanan
publik dan nonpelayanan publik, sanksi administratif, tanggungjawab pidana serta perdata
penyelenggara, sertifikasi, kontrak, dan tanda tangan elektronis, serta penawaran produk
melalui sistem elektronik. (Aspek Hukum Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik,
Ronny, 2013)
Tata Cara Intersepsi
Poin nomor 8 tadinya sempat direncakan menjadi Peraturan Pemerintah tersendiri, akan tetapi
koalisi masyarakat menggugat pasal ini ke Mahkamah Konstitusi tahun 2011. Mahkamah
menyetujui serta mengharuskan Pasal ini dibuat Undang Undang tersendiri bukannya
Peraturan Pemerintah karena intersepsi atau penyadapan membatasi sebagian hak asasi
manusia yang menurut pasal 28J UUD 1945, harus berbentuk Undang Undang.
Indonesia Corruption Watch mengungkapkan bahwa RPP merupakan bentuk potensi
intervensi Eksekutif terhadap lembaga penegak hukum, khususnya KPK, mengingat Pusat
Intersepsi Nasional (PIN) dikelola dan dibentuk pemerintah, karena dibentuk dengan
Keputusan Presiden.
Catatan kritis ICW terhadap RPP tentang Penyadapan per 3 Desember 2009:
1. Pasal 4 ayat (4) teknis operasional pelaksanaan intersepsi dilaksanakan melalui Pusat
Intersepsi Nasional.
2. Pasal 5 ayat (6) Hasil intersepsi rekaman informasi disampaikan secara rahasia kepada
aparat penegak hukum melalui Pusat Intersepsi Nasional
3. Pasal 8 Sertifikasi alat dan perangkat diatur dalam Peraturan Menteri
4. Pasal 11 ayat (2) Dewan Intersepsi Nasional bertanggungjawab pada Presiden (tugas
mengawasi pelaksanaan intersepsi di Polisi, Jaksa dan KPK)
5. Pasal 21 ayat (2) Sebelum PIN dibentuk, Menteri dapat membentuk tim audit independen
6. Pasal 21 ayat (6) Jika PIN sudah terbentuk, intersepsi yg dilakukan penegak hukum harus
melalui PIN
Presiden dan dan jajarannya di kabinet akan menjadi orang-orang yang sulit atau mustahil
disadap jika Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Intersepsi (Penyadapan)
disahkan. Presiden berperan membentuk Pusat Intersepsi Nasional dan mengangkat Anggota
Dewan Pengawas Intersepsi Nasional. Selain itu ada enam instansi lain yang juga akan sulit
disadap karena punya peran dominan bagi terlaksana atau tidaknya penyadapan yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Enam instansi itu yaitu, Menkominfo, Jaksa Agung, Ketua PN Jakarta Pusat sampai
Mahkamah Agung, Anggota PIN, Kapolri, dan Dewan Intersepsi Nasional. Kesulitan ini
dapat berupa keputusan berlarut-larut atau infonya bocor.
Pasca pembatalan pasal tersebut oleh MK, per 2015 Kemkominfo memprosesnya untuk
membuat RUU TCI (Undang Undang Tata Cara Intersepsi). Meskipun RUU TCI ini tidak
masuk dalam daftar longlist Program Legislasi Nasional 2015–2019, namun tidak menutup
kemungkinan akan masuk dalam daftar kumulatif terbuka. Sehingga pilihan pertama usulan
dimasukkan dalam prakarsa DPR dengan dititipkan dalam pembahasan RUU KUHAP
inisiatif DPR. Alternatif kedua didasarkan pada usulan pemerintah yang dilatari pertimbangan
kondisi tertentu serta harus mendapatkan izin prakarasa dari Presiden.
Peran Pemerintah
Poin nomor 9 akan dijadikan Peraturan Pemerintah Peran Pemerintah dalam Pemanfaatan
TIK. Akan tetapi, per 2016 PP ini tidak kunjung dibuat.
Perdagangan Elektronis
Terbaru, Pemerintah sedang menggodok dasar hukum untuk perdagangan elektronis atau e-
Commerce. Meskipun bukan amanat UU ITE, tetapi ini merupakan amanat UU Perdagangan
(pasal 66 ayat 4) dan mengacu kepada UU ITE dan UU Perlindungan Konsumen[6]. Selain
itu memang perkembangan e-Commerce yang tumbuh cepat membutuhkan dasar hukum dan
melindungi konsumen, produsen dan para pemain e-Commerce. Pembuatan RPP tersebut
diharmonisasi oleh kementerian terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Hukum dan HAM, Bank Indonesia serta Kementerian Perdagangan. Akan
tetapi, meskipun naskah akademik RPP sudah beredar sejak tahun 2011, pengesahannya
molor dan tidak ada perkembangan hingga terdengar kembali pasca boomingnya e-
Commerce diawal tahun 2015 dimana Presiden dan Menteri sudah berganti. Menteri
Kominfo Rudiantara menjanjikan Blueprint e-Commerce untuk meningkatkan pertumbuhan
e-Commerce dan akan bersama Menteri Perdagangan untuk merumuskan aturan e-Commerce
Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
Pencemaran Nama Baik
Pasal Pencemaran nama baik paling sering digugat ke MK. Terdapat dua kasus diawal UU
ITE, yaitu PUTUSAN Nomor 50/PUU-VI/2008 dan Putusan Nomor 2/PUU-VII/2009. Dalam
putusan tersebut, MK menolak permohonan pemohon bahwa Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45
ayat (1) bertentangan dengan Undang- Undang Dasar 1945. Bahwa menurut Mahkamah,
penghinaan yang diatur dalam
KUHP (penghinaan off line) tidak dapat menjangkau delik penghinaan dan pencemaran nama
baik
yang dilakukan di dunia siber (penghinaan on line) karena ada unsur “di muka umum”.
Dapatkah perkataan unsur “diketahui umum”, “di muka umum”, dan “disiarkan” dalam Pasal
310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP mencakup ekspresi dunia maya? Memasukkan dunia maya
ke dalam pengertian “diketahui umum”, “di muka umum”, dan “disiarkan” sebagaimana
dalam KUHP, secara harfiah kurang memadai, sehingga diperlukan rumusan khusus yang
bersifat ekstensif yaitu kata “mendistribusikan” dan/atau “mentransmisikan” dan/atau
“membuat dapat diakses” Penghinaan SARA
Mahkamah Konstitusi (MK) juga menolak permohonan Judicial Review (uji materi) yang
diajukan oleh pengacara Farhat Abbas. Farhat melakukan permohonan uji materi terhadap
UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena terkena Pasal 28
ayat (2) gara-gara membuat pernyataan di media sosial twitter yang mengandung unsur
penghinaan terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terhadap Wakil Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Farhat dilaporkan ke Polda Metro tanggal
10 Januari 2013 oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. "MK menilai penyebaran
informasi yang dilakukan dengan maksud menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan
bertentangan dengan jaminan pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
individu. Dan bertentangan pula dengan tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum," jelas Arief, Hakim Konstitusi. Polisi
akhirnya tidak meneruskan laporan kasus ini karena laporan telah dicabut dan Farhat telah
berdamai.
Tata Cara Intersepsi
Terkait RPP Penyadapan, Meskipun Mahkamah Agung menganggap hal itu sah karena tidak
bertentangan dengan UU, Mahkamah Kostitusi mengabulkan uji materi pasal 31 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Dengan begitu, Rancangan Peraturan Pemerintah Penyadapan, yang mengacu pada pasal itu,
tidak bisa disahkan. "Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya," kata Ketua Majelis
Konstitusi Mahfud MD saat membacakan putusan di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis 24
Februari 2011. Majelis menyatakan pasal itu tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
Dalam pertimbangannya, majelis berpendapat, penyadapan harus diatur oleh Undang-
Undang.
Bukti Elektronik
Terbaru, dalam skandal "Papa Minta Saham" tahun atau Kasus PT Freeport Indonesia 2015
membuat Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto
mengajukan permohonan uji materi atas Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) serta Undang Undang KPK.
“Pemohon merasa dirugikan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 44
huruf b UU ITE,” ujar kuasa hukum Novanto, Syaefullah Hamid, di Gedung Mahkamah
Konstitusi Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25 Februari 2016). Adapun dua
ketentuan tersebut mengatur bahwa informasi atau dokumen elektronik merupakan salah satu
alat bukti dalam penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan yang sah. Novanto
juga merasa dirugikan dengan berlakunya ketentuan Pasal 26A UU KPK terkait alat bukti
elektronik yang sah. Novanto menilai bahwa ketentuan-ketentuan tersebut tidak mengatur
secara tegas mengatur tentang alat bukti yang sah, serta siapa yang memiliki wewenang
untuk melakukan perekaman. "Perekaman yang dilakukan secara tidak sah (ilegal) atau
tanpa izin orang yang berbicara dalam rekaman, atau dilakukan secara diam-diam tanpa
diketahui pihak yang terlibat dalam pembicaraan secara jelas melanggar hak privasi dari
orang yang pembicaraanya direkam," kata dia. Sehingga, bukti rekaman itu tidak dapat
dijadikan sebagai alat bukti karena diperoleh secara ilegal. Majelis hakim Ketua MK Arief
Hidayat pun memberikan saran perbaikan permohonan, sebab tidak ada kedudukan hukum
pemohon sebagai anggota DPR.
Penegakan Hukum
Lembaga lembaga di Indonesia yang menegakkan UU ITE diantaranya yaitu:
1. Kementerian Komunikasi dan Informatika, berperan sebagai regulator, khususnya
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika yang memiliki 6 Direktorat, dan juga memiliki
Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk menangani kasus-kasus pidana ITE.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya Unit IV Cybercrime, Direktorat
Reserse Kriminal Khusus, Badan Reserse Kriminal
3. ID-CERT - Indonesia Computer Emergency Response Team. ID-CERT didirikan
sebagai komunitas pertama yang didirikan tahun 1998 untuk menangani insiden di internet.
Didirikan oleh Budi Raharjo (Pakar IT dari ITB)[
4. ID-SIRTII/CC - Indonesia Security Incident Response Team on Internet
Infrastructure/Coordination Center. Lembaga yang dibangun beberapa komunitas TI
Indonesia dan institusi negara untuk menangani ancaman infrastruktur internet. ID- SIRTII
didirikan 2007 dibawah Ditjen Postel (pada awalnya) dan mengoordinir para komunitas
CERT yang ada di Indonesia. ID-SIRTII memiliki wewenang memonitor log traffic internet,
dan mengasistensi lembaga penegak hukum lainnya, penelitian pengembangan serta pelatihan
5. Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) - Komunitas yang diberikan hak
mengelola domain .id
Kontroversi
Kasus Prita Mulyasari
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prita Mulyasari
Kasus ini merupakan pertama kalinya UU ITE menelan korban. Seorang Ibu Rumah Tangga
didaerah Tangerang dituduh mencemarkan nama baik sebuah Rumah Sakit Swasta tahun
2009. Hal itu disebabkan Ibu tersebut menuliskan keluhannya terhadap pelayanan rumah sakit
tersebut dalam sebuah mailing list (milis) di internet. Tuntutan yang dirasa berlebihan
membuat masyarakat beramai-ramai membuat gerakan sosial "KOIN UNTUK PRITA"
Kisruh Menteri dengan Blackberry
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengancam akan memblokir
layanan akses Blackberry di Indonesia karena adanya akses porno. Rencana pemblokiran
layanan BlackBerry di Indonesia itu kembali memanaskan suasana di Internet, khususnya
jejaring sosial dan situs microblogging populer seperti Twitter. Pelanggan Research In
Motion ramai-ramai memprotes rencana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul
Sembiring memblokir layanan itu.
Berikut delapan tuntutan yang disodorkan kepada RIM:
1. RIM agar menghormati & patuhi Peraturan Perundangan yang berlaku di Indonesia,
terkait UU 36/1999, UU 11/2008 dan UU 44/2008
2. RIM agar membuka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk
Blackberry sudah lebih dari 2 juta.
3. RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan
mereka yang WNI.
4. RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai
software.
6. RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator
lain sudah mematuhinya.
7. RIM agar bangun server/ repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat lakukan
penyelidikan terhadap pelaku kejahatan, termasuk koruptor.
"Hanya saja, masyarakat malah menangkap lain, yaitu BBM bakal diblokir." Kata Ramadhan
Pohan, Anggota Komisi I DPR. Hal ini mengakibatkan miskomunikasi kepada masyarakat
yang belum mendapat penjelasan komprehensif tentang kebijakan atau tuntutan menteri
itu."Hanya saja, yang jadi persoalan adalah penerimaan publik, Blackberry itu mau diblokir
gara-gara ada konten porno yang tidak bisa dibendung. Padahal itu kan hanya salah satu poin
tuntutan saja," kata Ramadhan.
Dari sejumlah tuntutan kepada RIM (Research in Motion, Perusahaan Induk dari Blackberry),
ada sejumlah kesepakatan yang akan dijalankan. Namun, ada beberapa poin, yang
menurutnya, tidak sesuai kesepakatan. Seperti Penanggungjawab Kantor Indonesia yang
masih berkantor di Kanada. "Kami telah menyurati RIM. Intinya, mereka beroperasi di
Indonesia tapi belum membangun infrastruktur atau server di Indonesia," kata Tifatul. "Sesuai
UU ITE No.11/2008, penyelenggara telekomunikasi baik lokal maupun asing harus
mendirikan server di Indonesia. Sama halnya dengan institusi internasional, bank
Internasional. Posisinya sama dengan RIM. Bank internasional saja diwajibkan untuk
membangun data center di sini," tandasnya.
Saat Menkominfo mengungkapkan rencana untuk memblokir layanan BlackBerry, 7 Januari
lalu, pemerintah menyediakan waktu 2 minggu bagi Research In Motion untuk menyesuaikan
diri dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Apabila setelah batas waktu yang
ditentukan sudah terlewati dan konten pornografi masih bisa diakses lewat BlackBerry, maka
pemerintah akan melarang RIM untuk menyediakan layanan browsing.“Hanya layanan
browsing internet saja yang dilarang. Layanan seperti telepon, SMS, email, dan BlackBerry
Messenger (BBM) tidak dilarang,” kata Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan
Humas Kementerian Kominfo.
Meski awalnya tindakan Tifatul dianggap mengancam keberadaan RIM di dalam negeri,
nyatanya pihak RIM malah menyetujui persyaratan yang diajukan Tifatul. Tifatul berharap
dengan adanya kantor RIM di Indonesia maka pemerintah bisa meminta social budget atau
pajak dari perusahaan Kanada tersebut. Ini lantaran pengguna Blackberry telah mencapai 3
juta pelanggan saat ini. Dengan jumlah pelanggan sebesar itu, Tifatul menghitung, RIM bisa
meraup keuntungan Rp 189 miliar per bulan dari pasar Indonesia tanpa membayar pajak.
Pemblokiran Situs-Situs Internet
Diawal tahun 2015, Kominfo melakukan pemblokiran terhadap 22 situs media Islam yang
dianggap mengajarkan paham radikal, atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme(BNPT). Namun tindakan ini, menimbulkan sikap pro dan kontra di tengah
masyarakat. BNPT merekomendasikan pemblokiran situs islam berdasarkan surat Nomror
149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website Radikal ke dalam sistem filtering Kemenkominfo
(Trust Positif). Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen (Pol) Arief
Dharmawan mengatakan, konten situs tersebut memuat tulisan yang menghasut dan
menyebar kebencian.
Berdasarkan laporan tersebut dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19 Tahun
2014 soal penanganan situs internet bermuatan negatif, maka Kominfo pun memblokir situs
yang diajukan. Merujuk Pasal 1 Permen tersebut,

SMK Pertiwi Kuningan | Simulasi dan Komunikasi Digital Semester 2 Page | 18


pemblokiran situs adalah upaya yang dilakukan agar situs internet bermuatan negatif tidak
dapat diakses. "Dari 26 situs yang diajukan, kami memblokir 22 karena yang lain ada yang
mati, tidak aktif dan sudah ditutup," ujar Ismail, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo.
Pemblokiran ini dinilai sejumlah pihak telah membelenggu kebebasan pers dan kebebasan
berekspresi.Menurut Menteri Kominfo Rudiantara, situs bermuatan terorisme saat ini
memang sulit dilacak, berbeda dengan situs porno yang menggunakan kata kunci populer.
Peneliti Setara Institute berkata dugaan terhadap
22 situs penyebar ajaran radikal seharusnya diuji melalui proses peradilan. Ia menuturkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
misalnya, menyediakan ruang untuk memidanakan pengelola situs yang menyebarkan
kebencian. Aturan yang dimaksud merupakan Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Pasal itu melarang
setiap orang menyebarkan informasi yang bertujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan
antarindividu atau kelompok berdasarkan latar belakang suku, agama, ras maupun golongan.
Atas kekisruhan ini, blokir itu dibuka dan sebagai solusi jangka panjang, Menkominfo
membuat Tim Panel Ahli untuk menangani masalah pemblokiran situs ini. Sebelum situs
diblokir, situs akan dinilai oleh Tim Panel yang terdiri dari multistakeholder dengan expertise
masing-masing dan Tim ini dibagi 4 panel, yaitu:
1) Pornografi, Kekerasan Anak 2) SARA, Terorisme, Kebencian. 3) Narkoba, Investasi
Ilegal, 4) Hak Kekayaan Intelektual. Rencananya kementerian bakal mengusulkan proses
normalisasi 10 situs web Islam kepada Panel Terorisme, SARA, dan Kebencian dari Forum
Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif (PSIBN)

ii. Tugas
3. Carilah contoh pelanggaran etiket di sebuah forum.
a. Tuliskan komponen kewargaan digital yang dilanggar.
b. Tuliskan alasan mengapa pelanggaran tersebut terjadi.
c. Tuliskan akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut.
d. Tuliskan tindakan yang Anda lakukan untuk mencegah terulang-nya pelanggaran
tersebut.
4. Daftarkan diri Anda ke salah satu situs jual beli.
a. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi penjual.
b. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi pembeli.
c. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi penjual yang baik.
d. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi pembeli yang baik.

e. Pilih salah satu barang yang tidak digunakan lagi di rumah, dan buatlah
sebuah iklan daring.

iii. Tes Formatif


6. Apakah yang dimaksud dengan kewargaan digital?
7. Sebutkan dan jelaskan komponen kewargaan digital.
8. Apakah yang dimaksud dengan konsep “THINK” dalam konsep kewargaan digital?
9. Jelaskan Undang Undang yang
mengatur Informasi dan Transaksi elektronik ?
10. Sebutkan salah satu contoh kasus yang terjadi di dunia maya dan yang
berhubungan dengan UU ITE

SMK Pertiwi Kuningan | Simulasi dan Komunikasi Digital Semester 2 Page | 20


SMK Pertiwi Kuningan | Simulasi dan Komunikasi Digital Semester 2 Page | 20
SMK Pertiwi Kuningan | Simulasi dan Komunikasi Digital Semester 2 Page | 20

Anda mungkin juga menyukai