Kelas Maya (Virtual Class) adalah lingkungan belajar yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung
antara pengajar dengan siswa.
Dimana pengajar menyediakan bahan ajar dalam konten digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan
melalui internet yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.
Kelas maya menyediakan fasilitas untuk pengajar untuk mengunggah bahan ajar sehingga bisa diunduh
langsung oleh siswa yang tergabung di dalam kelas tersebut. Perbedaan kelas maya dengan kelas biaya
terletak pada keterbatasan komunikasi, karena tidak terjadi tatap muka secara langsung.
Di dalam virtual class, kemajuan proses belajar bisa dipantau oleh guru, siswa, bahkan orang tua siswa.
Virtual Class bisa digunakan untuk menunjang kelas langsung (tatap muka) dan digunakan untuk
pembelajaran jarak jauh murid dengan guru.
Selain keunggulan, komunikasi daring juga mempunyai kelemahan, antara lain sebagai berikut:
Membutuhkan perangkat khusus: dalam pelaksaannya, komunikasi membutuhkan adanya
software dan hardware.
Tidak mewakili emosi pengguna: gerakan tubuh, raut muka, intonasi bicara, merupakan hal yang
relatif sulit untuk dipahami.
Banyak informasi yang tidak penting: seringkali informasi yang didapat menjadi terlalu banyak
dan membuat bingung si penerima.
Menyita konsentrasi: melakukan komunikasi dalam jaringan tidak pada tempat pada tempat dan
waktu yang tepat, dapat mengabaikan atau menunda hal yang lain, bahkan membahayakan orang lain
maupun diri sendiri.
THINK
Untuk menyederhanakan 9 komponen di atas, Anda dapat menggunakan konsep “T.H.I.N.K.” sebelum
Anda berkomunikasi di dunia digital, baik itu e-mail, post facebook, twitter, blog, forum, dll.
T.H.I.N.K.merupakan akronim dari:
Is it True (Benarkah)? Benarkah posting Anda? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?
Is it Hurtful (Menyakitkankah)? Apakah post anda akan menyakiti perasaan orang lain?
Is it illegal (Ilegalkah)?Ilegalkah post Anda?
Is it Necessary (Pentingkah)? Pentingkah post Anda? Post yang tidak penting akan mengganggu orang lain
Is it Kind (Santunkah)? Santunkah post Anda? Tidakmenggunakan kata-kata yang dapat menyinggung orang
lain?
Konten
Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan
mengenai perbuatan yang dilarang.
Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat
umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.
Beberapa materi yang diatur, antara lain:
1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU
ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan
4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
5. perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam UU ITE, antara lain:
1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama
baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
2. akses ilegal (Pasal 30);
3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
soal uraian
1. Carilah contoh pelanggaran etiket di sebuah forum.
a. Tuliskan komponen kewargaan digital yang dilanggar.
b. Tuliskan alasan mengapa pelanggaran tersebut terjadi.
c. Tuliskan akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut.
d. Tuliskan tindakan yang Anda lakukan untuk mencegah terulang-nya pelanggaran tersebut.
2. Daftarkan diri Anda ke salah satu situs jual beli.
a. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi penjual.
b. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi pembeli.
c. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi penjual yang baik.
d. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi pembeli yang baik.
e. Pilih salah satu barang yang tidak digunakan lagi di rumah, dan buatlah sebuah iklan daring.
Tes Formatif
1. Apakah yang dimaksud dengan kewargaan digital?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen kewargaan digital.
3. Apakah yang dimaksud dengan konsep “THINK” dalam konsep kewargaan digital?
4. Jelaskan Undang Undang yang mengatur Informasi dan Transaksi elektronik ?
5. Sebutkan salah satu contoh kasus yang terjadi di dunia maya dan yang berhubungan dengan UU
ITE
Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi
pendidikan yakni Universitas Padjadjaran(Unpad) dan Universitas Indonesia(UI). Tim Unpad
ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama
dengan para pakar di Institut Teknologi Bandung yang kemudian menamai naskah akademisnya
dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah
akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang
dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono),
sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana
disahkan oleh DPR.
Peraturan Pelaksana
Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah:
1.Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2);
2.Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2);
3.Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6);
4.Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2);
5.Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3);
6.Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2);
7.Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24);
8.Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4);
9.Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40);
Penyelenggaran Sistem Transaksi Elektronik
Dalam perjalanannya, poin no. 1-7 dijadikan satu peraturan pemerintah, dan juga sudah disahkan
yaitu Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi
Elektronik ('PP PSTE'). Peraturan Pemerintah ini disusun sejak pertengahan tahun 2008 dan
disampaikan ke Kemkumham awal tahun 2010. Kemudian dilakukan harmonisasi pertama,
dan Menkumham menyerahkan hasilnya ke Menkominfo pada 30 April 2012. Menkominfo
menyerahkan Naskah Akhir RPP ini ke Presiden pada 6 Juli 2012 dan ditetapkan menjadi PP
82 tahun 2012 pada 15 Oktober 2012. PP ini mengatur sistem elektronik untuk pelayanan
publik dan nonpelayanan publik, sanksi administratif, tanggungjawab pidana serta perdata
penyelenggara, sertifikasi, kontrak, dan tanda tangan elektronis, serta penawaran produk
melalui sistem elektronik. (Aspek Hukum Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik,
Ronny, 2013)
Tata Cara Intersepsi
Poin nomor 8 tadinya sempat direncakan menjadi Peraturan Pemerintah tersendiri, akan tetapi
koalisi masyarakat menggugat pasal ini ke Mahkamah Konstitusi tahun 2011. Mahkamah
menyetujui serta mengharuskan Pasal ini dibuat Undang Undang tersendiri bukannya
Peraturan Pemerintah karena intersepsi atau penyadapan membatasi sebagian hak asasi
manusia yang menurut pasal 28J UUD 1945, harus berbentuk Undang Undang.
Indonesia Corruption Watch mengungkapkan bahwa RPP merupakan bentuk potensi
intervensi Eksekutif terhadap lembaga penegak hukum, khususnya KPK, mengingat Pusat
Intersepsi Nasional (PIN) dikelola dan dibentuk pemerintah, karena dibentuk dengan
Keputusan Presiden.
Catatan kritis ICW terhadap RPP tentang Penyadapan per 3 Desember 2009:
1. Pasal 4 ayat (4) teknis operasional pelaksanaan intersepsi dilaksanakan melalui Pusat
Intersepsi Nasional.
2. Pasal 5 ayat (6) Hasil intersepsi rekaman informasi disampaikan secara rahasia kepada
aparat penegak hukum melalui Pusat Intersepsi Nasional
3. Pasal 8 Sertifikasi alat dan perangkat diatur dalam Peraturan Menteri
4. Pasal 11 ayat (2) Dewan Intersepsi Nasional bertanggungjawab pada Presiden (tugas
mengawasi pelaksanaan intersepsi di Polisi, Jaksa dan KPK)
5. Pasal 21 ayat (2) Sebelum PIN dibentuk, Menteri dapat membentuk tim audit independen
6. Pasal 21 ayat (6) Jika PIN sudah terbentuk, intersepsi yg dilakukan penegak hukum harus
melalui PIN
Presiden dan dan jajarannya di kabinet akan menjadi orang-orang yang sulit atau mustahil
disadap jika Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Intersepsi (Penyadapan)
disahkan. Presiden berperan membentuk Pusat Intersepsi Nasional dan mengangkat Anggota
Dewan Pengawas Intersepsi Nasional. Selain itu ada enam instansi lain yang juga akan sulit
disadap karena punya peran dominan bagi terlaksana atau tidaknya penyadapan yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Enam instansi itu yaitu, Menkominfo, Jaksa Agung, Ketua PN Jakarta Pusat sampai
Mahkamah Agung, Anggota PIN, Kapolri, dan Dewan Intersepsi Nasional. Kesulitan ini
dapat berupa keputusan berlarut-larut atau infonya bocor.
Pasca pembatalan pasal tersebut oleh MK, per 2015 Kemkominfo memprosesnya untuk
membuat RUU TCI (Undang Undang Tata Cara Intersepsi). Meskipun RUU TCI ini tidak
masuk dalam daftar longlist Program Legislasi Nasional 2015–2019, namun tidak menutup
kemungkinan akan masuk dalam daftar kumulatif terbuka. Sehingga pilihan pertama usulan
dimasukkan dalam prakarsa DPR dengan dititipkan dalam pembahasan RUU KUHAP
inisiatif DPR. Alternatif kedua didasarkan pada usulan pemerintah yang dilatari pertimbangan
kondisi tertentu serta harus mendapatkan izin prakarasa dari Presiden.
Peran Pemerintah
Poin nomor 9 akan dijadikan Peraturan Pemerintah Peran Pemerintah dalam Pemanfaatan
TIK. Akan tetapi, per 2016 PP ini tidak kunjung dibuat.
Perdagangan Elektronis
Terbaru, Pemerintah sedang menggodok dasar hukum untuk perdagangan elektronis atau e-
Commerce. Meskipun bukan amanat UU ITE, tetapi ini merupakan amanat UU Perdagangan
(pasal 66 ayat 4) dan mengacu kepada UU ITE dan UU Perlindungan Konsumen[6]. Selain
itu memang perkembangan e-Commerce yang tumbuh cepat membutuhkan dasar hukum dan
melindungi konsumen, produsen dan para pemain e-Commerce. Pembuatan RPP tersebut
diharmonisasi oleh kementerian terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Hukum dan HAM, Bank Indonesia serta Kementerian Perdagangan. Akan
tetapi, meskipun naskah akademik RPP sudah beredar sejak tahun 2011, pengesahannya
molor dan tidak ada perkembangan hingga terdengar kembali pasca boomingnya e-
Commerce diawal tahun 2015 dimana Presiden dan Menteri sudah berganti. Menteri
Kominfo Rudiantara menjanjikan Blueprint e-Commerce untuk meningkatkan pertumbuhan
e-Commerce dan akan bersama Menteri Perdagangan untuk merumuskan aturan e-Commerce
Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
Pencemaran Nama Baik
Pasal Pencemaran nama baik paling sering digugat ke MK. Terdapat dua kasus diawal UU
ITE, yaitu PUTUSAN Nomor 50/PUU-VI/2008 dan Putusan Nomor 2/PUU-VII/2009. Dalam
putusan tersebut, MK menolak permohonan pemohon bahwa Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45
ayat (1) bertentangan dengan Undang- Undang Dasar 1945. Bahwa menurut Mahkamah,
penghinaan yang diatur dalam
KUHP (penghinaan off line) tidak dapat menjangkau delik penghinaan dan pencemaran nama
baik
yang dilakukan di dunia siber (penghinaan on line) karena ada unsur “di muka umum”.
Dapatkah perkataan unsur “diketahui umum”, “di muka umum”, dan “disiarkan” dalam Pasal
310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP mencakup ekspresi dunia maya? Memasukkan dunia maya
ke dalam pengertian “diketahui umum”, “di muka umum”, dan “disiarkan” sebagaimana
dalam KUHP, secara harfiah kurang memadai, sehingga diperlukan rumusan khusus yang
bersifat ekstensif yaitu kata “mendistribusikan” dan/atau “mentransmisikan” dan/atau
“membuat dapat diakses” Penghinaan SARA
Mahkamah Konstitusi (MK) juga menolak permohonan Judicial Review (uji materi) yang
diajukan oleh pengacara Farhat Abbas. Farhat melakukan permohonan uji materi terhadap
UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena terkena Pasal 28
ayat (2) gara-gara membuat pernyataan di media sosial twitter yang mengandung unsur
penghinaan terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terhadap Wakil Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Farhat dilaporkan ke Polda Metro tanggal
10 Januari 2013 oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. "MK menilai penyebaran
informasi yang dilakukan dengan maksud menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan
bertentangan dengan jaminan pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
individu. Dan bertentangan pula dengan tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum," jelas Arief, Hakim Konstitusi. Polisi
akhirnya tidak meneruskan laporan kasus ini karena laporan telah dicabut dan Farhat telah
berdamai.
Tata Cara Intersepsi
Terkait RPP Penyadapan, Meskipun Mahkamah Agung menganggap hal itu sah karena tidak
bertentangan dengan UU, Mahkamah Kostitusi mengabulkan uji materi pasal 31 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Dengan begitu, Rancangan Peraturan Pemerintah Penyadapan, yang mengacu pada pasal itu,
tidak bisa disahkan. "Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya," kata Ketua Majelis
Konstitusi Mahfud MD saat membacakan putusan di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis 24
Februari 2011. Majelis menyatakan pasal itu tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
Dalam pertimbangannya, majelis berpendapat, penyadapan harus diatur oleh Undang-
Undang.
Bukti Elektronik
Terbaru, dalam skandal "Papa Minta Saham" tahun atau Kasus PT Freeport Indonesia 2015
membuat Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto
mengajukan permohonan uji materi atas Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) serta Undang Undang KPK.
“Pemohon merasa dirugikan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 44
huruf b UU ITE,” ujar kuasa hukum Novanto, Syaefullah Hamid, di Gedung Mahkamah
Konstitusi Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25 Februari 2016). Adapun dua
ketentuan tersebut mengatur bahwa informasi atau dokumen elektronik merupakan salah satu
alat bukti dalam penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan yang sah. Novanto
juga merasa dirugikan dengan berlakunya ketentuan Pasal 26A UU KPK terkait alat bukti
elektronik yang sah. Novanto menilai bahwa ketentuan-ketentuan tersebut tidak mengatur
secara tegas mengatur tentang alat bukti yang sah, serta siapa yang memiliki wewenang
untuk melakukan perekaman. "Perekaman yang dilakukan secara tidak sah (ilegal) atau
tanpa izin orang yang berbicara dalam rekaman, atau dilakukan secara diam-diam tanpa
diketahui pihak yang terlibat dalam pembicaraan secara jelas melanggar hak privasi dari
orang yang pembicaraanya direkam," kata dia. Sehingga, bukti rekaman itu tidak dapat
dijadikan sebagai alat bukti karena diperoleh secara ilegal. Majelis hakim Ketua MK Arief
Hidayat pun memberikan saran perbaikan permohonan, sebab tidak ada kedudukan hukum
pemohon sebagai anggota DPR.
Penegakan Hukum
Lembaga lembaga di Indonesia yang menegakkan UU ITE diantaranya yaitu:
1. Kementerian Komunikasi dan Informatika, berperan sebagai regulator, khususnya
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika yang memiliki 6 Direktorat, dan juga memiliki
Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk menangani kasus-kasus pidana ITE.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya Unit IV Cybercrime, Direktorat
Reserse Kriminal Khusus, Badan Reserse Kriminal
3. ID-CERT - Indonesia Computer Emergency Response Team. ID-CERT didirikan
sebagai komunitas pertama yang didirikan tahun 1998 untuk menangani insiden di internet.
Didirikan oleh Budi Raharjo (Pakar IT dari ITB)[
4. ID-SIRTII/CC - Indonesia Security Incident Response Team on Internet
Infrastructure/Coordination Center. Lembaga yang dibangun beberapa komunitas TI
Indonesia dan institusi negara untuk menangani ancaman infrastruktur internet. ID- SIRTII
didirikan 2007 dibawah Ditjen Postel (pada awalnya) dan mengoordinir para komunitas
CERT yang ada di Indonesia. ID-SIRTII memiliki wewenang memonitor log traffic internet,
dan mengasistensi lembaga penegak hukum lainnya, penelitian pengembangan serta pelatihan
5. Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) - Komunitas yang diberikan hak
mengelola domain .id
Kontroversi
Kasus Prita Mulyasari
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prita Mulyasari
Kasus ini merupakan pertama kalinya UU ITE menelan korban. Seorang Ibu Rumah Tangga
didaerah Tangerang dituduh mencemarkan nama baik sebuah Rumah Sakit Swasta tahun
2009. Hal itu disebabkan Ibu tersebut menuliskan keluhannya terhadap pelayanan rumah sakit
tersebut dalam sebuah mailing list (milis) di internet. Tuntutan yang dirasa berlebihan
membuat masyarakat beramai-ramai membuat gerakan sosial "KOIN UNTUK PRITA"
Kisruh Menteri dengan Blackberry
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengancam akan memblokir
layanan akses Blackberry di Indonesia karena adanya akses porno. Rencana pemblokiran
layanan BlackBerry di Indonesia itu kembali memanaskan suasana di Internet, khususnya
jejaring sosial dan situs microblogging populer seperti Twitter. Pelanggan Research In
Motion ramai-ramai memprotes rencana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul
Sembiring memblokir layanan itu.
Berikut delapan tuntutan yang disodorkan kepada RIM:
1. RIM agar menghormati & patuhi Peraturan Perundangan yang berlaku di Indonesia,
terkait UU 36/1999, UU 11/2008 dan UU 44/2008
2. RIM agar membuka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk
Blackberry sudah lebih dari 2 juta.
3. RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan
mereka yang WNI.
4. RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai
software.
6. RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator
lain sudah mematuhinya.
7. RIM agar bangun server/ repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat lakukan
penyelidikan terhadap pelaku kejahatan, termasuk koruptor.
"Hanya saja, masyarakat malah menangkap lain, yaitu BBM bakal diblokir." Kata Ramadhan
Pohan, Anggota Komisi I DPR. Hal ini mengakibatkan miskomunikasi kepada masyarakat
yang belum mendapat penjelasan komprehensif tentang kebijakan atau tuntutan menteri
itu."Hanya saja, yang jadi persoalan adalah penerimaan publik, Blackberry itu mau diblokir
gara-gara ada konten porno yang tidak bisa dibendung. Padahal itu kan hanya salah satu poin
tuntutan saja," kata Ramadhan.
Dari sejumlah tuntutan kepada RIM (Research in Motion, Perusahaan Induk dari Blackberry),
ada sejumlah kesepakatan yang akan dijalankan. Namun, ada beberapa poin, yang
menurutnya, tidak sesuai kesepakatan. Seperti Penanggungjawab Kantor Indonesia yang
masih berkantor di Kanada. "Kami telah menyurati RIM. Intinya, mereka beroperasi di
Indonesia tapi belum membangun infrastruktur atau server di Indonesia," kata Tifatul. "Sesuai
UU ITE No.11/2008, penyelenggara telekomunikasi baik lokal maupun asing harus
mendirikan server di Indonesia. Sama halnya dengan institusi internasional, bank
Internasional. Posisinya sama dengan RIM. Bank internasional saja diwajibkan untuk
membangun data center di sini," tandasnya.
Saat Menkominfo mengungkapkan rencana untuk memblokir layanan BlackBerry, 7 Januari
lalu, pemerintah menyediakan waktu 2 minggu bagi Research In Motion untuk menyesuaikan
diri dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Apabila setelah batas waktu yang
ditentukan sudah terlewati dan konten pornografi masih bisa diakses lewat BlackBerry, maka
pemerintah akan melarang RIM untuk menyediakan layanan browsing.“Hanya layanan
browsing internet saja yang dilarang. Layanan seperti telepon, SMS, email, dan BlackBerry
Messenger (BBM) tidak dilarang,” kata Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan
Humas Kementerian Kominfo.
Meski awalnya tindakan Tifatul dianggap mengancam keberadaan RIM di dalam negeri,
nyatanya pihak RIM malah menyetujui persyaratan yang diajukan Tifatul. Tifatul berharap
dengan adanya kantor RIM di Indonesia maka pemerintah bisa meminta social budget atau
pajak dari perusahaan Kanada tersebut. Ini lantaran pengguna Blackberry telah mencapai 3
juta pelanggan saat ini. Dengan jumlah pelanggan sebesar itu, Tifatul menghitung, RIM bisa
meraup keuntungan Rp 189 miliar per bulan dari pasar Indonesia tanpa membayar pajak.
Pemblokiran Situs-Situs Internet
Diawal tahun 2015, Kominfo melakukan pemblokiran terhadap 22 situs media Islam yang
dianggap mengajarkan paham radikal, atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme(BNPT). Namun tindakan ini, menimbulkan sikap pro dan kontra di tengah
masyarakat. BNPT merekomendasikan pemblokiran situs islam berdasarkan surat Nomror
149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website Radikal ke dalam sistem filtering Kemenkominfo
(Trust Positif). Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen (Pol) Arief
Dharmawan mengatakan, konten situs tersebut memuat tulisan yang menghasut dan
menyebar kebencian.
Berdasarkan laporan tersebut dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19 Tahun
2014 soal penanganan situs internet bermuatan negatif, maka Kominfo pun memblokir situs
yang diajukan. Merujuk Pasal 1 Permen tersebut,
ii. Tugas
3. Carilah contoh pelanggaran etiket di sebuah forum.
a. Tuliskan komponen kewargaan digital yang dilanggar.
b. Tuliskan alasan mengapa pelanggaran tersebut terjadi.
c. Tuliskan akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut.
d. Tuliskan tindakan yang Anda lakukan untuk mencegah terulang-nya pelanggaran
tersebut.
4. Daftarkan diri Anda ke salah satu situs jual beli.
a. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi penjual.
b. Tuliskan kelebihan jual beli secara daring bagi pembeli.
c. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi penjual yang baik.
d. Tuliskan beberapa etiket untuk menjadi pembeli yang baik.
e. Pilih salah satu barang yang tidak digunakan lagi di rumah, dan buatlah
sebuah iklan daring.