Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH KOMPUTER

Pembelajaran Berbasis Web


Open Source Software Claroline
Abdul Basit (NIM. 1104304) Arwendria (NIM. 1104305) Melyan Meilani (NIM. 1104317) Wan Nasir (NIM. 1104281) Wirnita (NIM. 1104262)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd.

Program Pascasarjana (S3) Universitas Negeri Padang (UNP) 2012

A. Pendahuluan Globalisasi dan munculnya jaringan luas seperti world wide web sebagai inovasi yang mengubah paradigma di berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. Belajar jarak jauh (distance learning) serta e-learning cepat sekali dikenal. Tawaran untuk mengikuti proses belajar dengan kedua model ini dari berbagai lembaga pendidikan di dunia tak terhitung jumlahnya. Kemudahan-kemudahan diantaranya tidak ada ketentuan mengikuti jadwal, serta lokasi belajar yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik mampu menjaring peminat. Di lain pihak, kemandirian peserta didik, tanpa tergantung kehadiran seorang guru, menjadi tuntutan yang lumrah dalam proses belajar tersebut. Untuk itu, salah satu aspek yang menjadi bagian penting adalah penyampaian materi atau isi dari suatu mata pelajaran atau matakuliah yang diakses. Pengolahan materi untuk belajar mandiri memerlukan rancangan khusus, kaidah belajar, pembelajaran, disain pembelajaran serta disain pesan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, peserta didik dapat mencerna materi (online) lebih baik dan lebih mudah lagi. E-Learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, e-Learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan e-Learning dari masa ke masa (Madao, 2008): 1. Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio). 2. Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994, CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal. 3. Tahun 1997: LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperabilitas antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dan lainya. 4. Tahun 1999: Aplikasi e-Learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-Learning berbasis web berkembang pesat, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situssitus informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta tampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

Melihat perkembangan e-Learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-Learning akan menjadi sistem pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi alasan utama. Di Indonesia, penerapan e-Learning berkembang sejalan dengan perkembangan infrastruktur ICT. Beberapa program pengembangan ICT khususnya infrasruktur di Indonesia adalah sebagai berikut (Purnomo, 2009): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1999-2000: Jaringan Internet (Jarnet) 2000-2001: Jaringan Informasi Sekolah (JIS) 2002-2003: Wide Area Network Kota (WAN Kota) 2004-2005: Information and Communication Technology Center (ICT Center) 2006-2007: Indonesia Higher Education Network (Inherent) 2007-skrg: Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) 2008-skrg: Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)

Dengan berkembanganya penggunaan internet, munculah situs e-Learning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya http://www.ilmukomputer.org dan http://www.e-dukasi.net. Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur ICT tersebut maka banyak institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan e-Learning. Di level Perguruan Tinggi (PT), beberapa PT mengembangkan platform e-Learning sendiri, diantaranya UGM (http://elisa.ugm.ac.id/), Unissula Semarang (http://www.unissula.ac.id/sinau/), AMIKOM jogja (http://e-Learning.amikom.ac.id/), dan lainnya. Beberapa PT lain menggunakan platform MOODLE, diantaranya: ITB (http://kuliah.itb.ac.id/), UNPAR (http://e-Learning.unpar.ac.id/), Gunadarma (http://eLearning.gunadarma.ac.id/), ITS (http://share.its.ac.id/), Unibraw (http://inherent.brawijaya .ac.id/vlm/), Unitomo (http://e-Learning.unitomo.ac.id), IST AKPRIND (http://e-Learning. akprind.ac.id/), dan lainnya. LMS atau platform e-Learning atau Learning Content Management System (LCMS) adalah aplikasi yang mengotomasi dan mem-virtualisasi proses belajar mengajar secara elektronik ((http://romisatriawahono.net/, diakses tanggal: 10 Mei 2009)). Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia banyak LMS, baik yang komersial ataupun yang bersifat Open Source. Beberapa LMS yang komersial adalah ANGEL Learning, Apex Learning, Blackboard, Desire2Learn, eCollege, IntraLearn, Learn.com, Meridian KSI, NetDimensions_EKP, Open Learning Environment (OLE), Saba Software, SAP Enterprise Learning, dan lainnya. Contoh LMS yang bersifat Open Source antara lain:

ATutor (http://www.atutor.ca) Dokeos (http://www.dokeos.com) dotLRN (http://dotlrn.org) Freestyle Learning (http://www.freestyle-learning.de) ILIAS (http://www.ilias.uni-koeln.de) LON-CAPA (http://www.lon-capa.org) Moodle (http://moodle.org) OpenACS (http://openacs.org)
2

OpenUSS (http://openuss.sourceforge.net/openuss) Sakai (http://www.sakaiproject.org) Spaghetti Learning (http://www.spaghettilearning.com/)

Claroline adalah platform open source e-learning dan memungkinkan para pengajar untuk membangun kelas online dan efektif untuk mengelola kegiatan pembelajaran dan kolaborasi di web. Claroline sudah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa, serta memiliki pengguna dan pengembang komunitas di seluruh dunia. Claroline telah dikembangkan berikut pengalaman dan kebutuhan pedagogis guru. Menawarkan intuitif dan ruang administrasi antarmuka yang jelas. Manajemen platform hariannya tidak memerlukan kemampuan teknis khusus. Platform yang cepat terpasang dan penggunaan web browser memungkinkan untuk mengelola berbagai kursus dan bagian pengguna terdaftar dengan lancar. Konsep ruang platform claroline yang diselenggarakan berkaitan dengan suatu program atau kegiatan pedagogis. Setiap ruang menyediakan daftar alat-alat yang memungkinkan untuk membuat isi pembelajaran, mengelola kegiatan pelatihan dan berinteraksi dengan para peserta didik. Pengolahan materi ajar pada claroline menggunakan piranti lunak yang termasuk dalam kategori course management yaitu learning content management system (LCMS). Fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh LCMS tersebut ternyata masih belum optimal serta belum terungkap makna dari setiap model sajian. Terlebih pengajar masih banyak belum terbiasa mengolah materi secara online. Padahal pilihan LCMS baik yang diunduh gratis atau dibeli dari produsen tertentu sangat banyak. Setiap LCMS memiliki sifat dan kelebihan tersendiri. Menciptakan virtual learning environment yang sesuai dan benar merupakan tantangan tersendiri bagi pengajar dan para disainer pembelajaran di era digital ini. Virtual learning environment yang baik membutuhkan kreatifitas dan pemahaman seorang desainer pembelajaran yang baik dalam menyikapi keberadaan teknologi atau fasilitasfasilitas yang terdapat dalam sebuah LCMS, sehingga teknologi dalam hal ini LCMS bukan merupakan elemen bersifat mutlak dalam menciptakan virtual learning environment. Web-based learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan website untuk proses pembelajaran. Dalam hal ini Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan mengembangkan web-based learning dengan menerapkan LCMS claroline yang diunduh secara bebas dan gratis. Web based learning bukan hanya memasukkan bahan ajar cetak kedalam website, hal ini tidak berbeda jauh dengan pembelajaran konvensional. Tetapi sebagai seorang desainer pembelajaran dalam merancang pembelajaran web-based learning memperhatikan Disain Lingkungan Belajar Maya (Design of Virtual Learning Environment) yaitu bagaimana mendesain lingkungan belajar yang menyenangkan dan interaktif sehingga peserta didik bisa menerapkan pembelajaran konstruktivisme. Hal ini bisa dilakukan dengan platform yang telah disediakan claroline sebagai contohnya tools course description yang dapat diumpamakan sebagai sistem pembelajaran.

Platform claroline menyediakan banyak Authoring tools lainnya, seperti agenda, announcement, learning path, dan sebagainya. Selanjutnya semua perangkat ini dianggap sebagai learning technologies yang akan dimanfaatkan untuk menciptakan proses belajar maya. Secara khusus, perangkat kemudian dianggap sebagai suprasistem pembelajaran. Sehingga akan tercipta web based learning yang menyenangkan dan interaktif serta tercapainya tujuan dari pembelajaran. B. Instalasi Sebelum menjalankan Claroline secara lokal, maka perlu disiapkan adalah file claroline1106 atau 1107 yang dapat diunduh pada situs www.sourceforge.net dan perangkat lunak lokal web server, seperti Apache, atau turunannya, seperti XAMPP, WAMP dan lain-lain. Pada makalah ini, web server yang digunakan adalah XAMPP. Setelah apache dan MySQL pada XAMPP diaktifkan, maka file claroline diekstrak ke folder htdocs. Nama file tersebut bisa diganti sesuai dengan kebutuhan. Jalankan web browser, seperti Mozilla untuk memulai menginstal Claroline. Langkah selanjutnya, sbb: 1. Ketiklah localhost/nama folder/claroline/install, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut.

2. Pilih bahasa yang diinginkan; dan klik tombol next 3. Tahap selanjutnya adalah Linsensi, seperti gambar di bawah ini. Biasanya isi lisensi OSS adalah tentang apa yang boleh dan yang tidak. Klik tombol next.

4. Perhatikan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjalankan Claroline

5. Pengaturan database. Karena menggunakan server lokal, maka database host adalah localhost, dan usernamenya adalah root.

6. Membuat database. Nama database dapat dibuat sesuai keinginan. Untuk prefiksnya dapat digunakan secara default.

7. Akun administrator. Lengkapi isian yang diberi tanda bintang merah, seperti nama login, password, dll.

8. Pengaturan platform. Isikanlah nama situs yang Anda inginkan, misalnya E-Learning. Setalah itu, pilih bahasa yang akan digunakan pada situs tersebut.

9. Informasi tambahan. Isilah nama isntitusi yang akan ditampilkan pada situs, misalnya SMA Negeri 1001, atau Universitas Negeri Ku.

10. Pemeriksaan terakhir sebelum diinstal. Secara otomatis software akan melaporkan langkah-langkah yang telah diikuti. Apabila terjadi kesalahan, maka dapat dilakukan perbaikan sebelum dilakukan instalasi.

11. Setelah selesai instalasi, maka dapat dilihat tampilan awal situs e-leraning yang dibuat tersebut.

C. Platform Claroline Claroline merupakan Web Based Course Management System. Perangkat lunak ini memberikan kemudahan kepada staf pengajar untuk membuat dan menata website mata kuliah melalui browser (Mozilla, Internet Explorer, Netscape...). Dengan demikian, seorang staf pengajar bisa: Menerbitkan dokumen dalam berbagai format (Word, PDF, HTML, Video...) Mengelola forum diskusi publik atau privat Mengatur daftar links Membuat kelompok peserta didik Menyusun latihan Menyusun agenda yang disrtai tugas dan batas waktu penyerahan Membuat pengumuman (juga melalui email) Menyerahkan tugas makalah Platform Claroline dikenal dengan sebutan TSIME (Towards Student- centred Interactive Multimedia Education). Platform TSIME menyediakan fasilitas untuk selfregistration. Setelah terdaftar, setiap kali masuk (login), maka harus memasukkan username dan password yang berfungsi sebagai keamanan.

Jika sudah memiliki akun (account), maka website mata kuliah sudah dapat dibuat dengan cara memasukkan username dan password. Perlu diingat bahwa sistem ini sangat sensistif (Case-sensitive). D. Membuat Website Mata Kuliah Bagi yang sudah memiliki username dan password, maka secara otomatis memiliki hak untuk menggunakan situs tersebut. Sebelum membuat website mata kuliah, Anda sebaiknya sudah memiliki informasi yang akan diinputkan ke dalam mata kuliah tersebut, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Setiap anggota diberikan otoritas penuh untuk mengubah informasi yang disediakan. Pada tampilan My Desktop diberikan informasi daftar mata kuliah yang diampu (apabila bertindak sebagai dosen) dan mata kuliah yang diambil (apabila mahasiswa).

Untuk lebih jelasnya penggunaan e-leraning yang dibangun dengan menggunakan paltform claroline maka akan dijelaskan secara langsung (online).

Anda mungkin juga menyukai