Anda di halaman 1dari 87

SALINAN

ml
.ht
ng
nta
-t e
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

21
REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

-20
NOMOR 90 TAHUN 2021
TENTANG

un
PEMBANGUNAN DAN EVALUASI ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH

h
-ta
BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI

90
DI INSTANSI PEMERINTAH

r-
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
mo
-no
-rb

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
an
np
me

Menimbang : a. bahwa untuk mempercepat pencapaian sasaran reformasi


/pe

birokrasi yang terdapat pada road map reformasi


/01

birokrasi 2020-2024, terutama terkait birokrasi yang


22

bersih dan akuntabel, dan pelayanan publik yang prima,


/20

perlu peningkatan kualitas pembangunan zona integritas


om

pada unit kerja/satuan kerja pada instansi pemerintah;


b. bahwa pengaturan komponen penilaian zona integritas
a.c

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri


an

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


ly

Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan


mu

Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan


a
ain

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani sebagaimana


.

telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan


ww

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10


//w

Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri


ps:

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
htt

Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan


-2-

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan

ml
Instansi Pemerintah sudah tidak sesuai dengan kerangka

.ht
penilaian reformasi birokrasi sebagaimana diatur dalam

ng
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

nta
Reformasi Birokrasi Nomor. 26 Tahun 2020 tentang

-t e
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

21
sehingga perlu diganti;

-20
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

un
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

h
-ta
Reformasi Birokrasi tentang Pembangunan dan Evaluasi

90
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan

r-
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Instansi
Pemerintah; mo
no
-
-rb

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
an
np

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


me

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
/pe

Negara Republik Indonesia Nomor 4916;


/01

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2021 tentang


22

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


/20

Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republik


om

Indonesia Tahun 2015 Nomor 126);


4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
a.c

Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2021 tentang


an

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan


ly
mu

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1249);
a
ain
.

MEMUTUSKAN:
ww

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


//w

NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG


ps:

PEMBANGUNAN DAN EVALUASI ZONA INTEGRITAS MENUJU


htt
-3-

WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI

ml
BERSIH DAN MELAYANI DI INSTANSI PEMERINTAH.

.ht
ng
BAB I

nta
KETENTUAN UMUM

-t e
21
Pasal 1

-20
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

un
1. Zona Integritas yang selanjutnya disingkat ZI adalah

h
instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya telah

-ta
berkomitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari

90
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani melalui

r-
mo
reformasi birokrasi, khususnya dalam hal mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta pelayanan
no
publik yang prima
-
-rb

2. Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disingkat


an

WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit


np

kerja/satuan kerja yang telah berhasil melaksanakan


me

reformasi birokrasi dengan baik, yang telah memenuhi


/pe

sebagian besar kriteria proses perbaikan pada komponen


pengungkit serta mewujudkan pemerintahan yang bersih
/01

dan akuntabel serta pelayanan publik yang prima;


22

3. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya


/20

disingkat WBBM adalah predikat yang diberikan kepada


om

suatu unit kerja/satuan kerja yang telah berhasil


a.c

melaksanakan reformasi birokrasi dengan sangat baik,


an

dengan telah memenuhi sebagian besar kriteria proses


ly

perbaikan pada komponen pengungkit untuk mewujudkan


mu

pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta pelayanan


a

publik yang prima.


ain

4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi


.
ww

daerah.
5. Kawasan adalah area yang terdiri dari beberapa unit
//w

kerja/satuan kerja lintas instansi yang menyelenggarakan


ps:

fungsi pelayanan;
htt
-4-

6. Tim Penilai Internal yang selanjutnya disingkat TPI adalah

ml
Tim yang dibentuk oleh pimpinan instansi pemerintah

.ht
untuk melakukan evaluasi/penilaian dan memberikan

ng
rekomendasi terhadap unit kerja/satuan kerja yang

nta
sedang membangun zona integritas;

-t e
7. Tim Penilai Nasional yang selanjutnya disingkat TPN

21
adalah tim yang dibentuk untuk melakukan evaluasi

-20
pembangunan ZI di unit kerja/satuan kerja yang
diusulkan oleh instansi pemerintah yang terdiri dari unsur

un
kementerian yang menyelenggarakan urusan

h
-ta
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara

90
serta unsur dari instansi pemerintah lain yang mempunyai

r-
tugas dan fungsi dalam evaluasi pembangunan ZI;

mo
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
no
pemerintahan di bidang aparatur negara;
-
-rb

9. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
an
np
me

Pasal 2
Pembangunan dan evaluasi ZI menuju WBK dan WBBM
/pe

digunakan sebagai pedoman bagi:


/01

a. Instansi Pemerintah dalam membangun ZI pada


22

satuan/unit kerja sehingga mempunyai pemahaman yang


/20

sama tentang hakikat pembangunan ZI;


om

b. satuan/unit kerja pada saat pelaksanaan proses


pembangunan ZI sehingga tujuan pembangunan ZI dapat
a.c

terwujud;
an

c. kawasan yang ditunjuk oleh tim strategi nasional


ly
mu

pencegahan Korupsi untuk membangun ZI pada suatu


kawasan;
a
ain

d. TPI Instansi Pemerintah dalam melakukan evaluasi di unit


.

kerja yang membangun zona integritas; dan


ww

e. TPN dalam melakukan evaluasi atas hasil penilaian TPI


//w

terhadap unit kerja yang diajukan untuk mendapatkan


ps:

predikat menuju WBK/WBBM.


htt
-5-

Pasal 3

ml
Pedoman pembangunan dan evaluasi pembangunan ZI

.ht
Menuju WBK dan WBBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal

ng
2 bertujuan:

nta
a. sebagai acuan bagi instansi pemerintah dan pemangku

-t e
kepentingan lainnya dalam membangun ZI Menuju WBK

21
dan WBBM; dan

-20
b. sebagai rujukan bagi TPI untuk melakukan evaluasi
terhadap pembangunan ZI pada unit kerja/satuan

un
kerja/kawasan;

h
-ta
c. sebagai rujukan bagi TPN untuk melakukan evaluasi

90
terhadap unit kerja/satuan kerja/kawasan yang diajukan

r-
untuk mendapatkan predikat WBK dan WBBM;

mo
d. memastikan bahwa TPI dan TPN mempunyai pemahaman
no
yang sama tentang proses pembangunan dan evaluasi
-
-rb

pembangunan ZI; dan


e. memastikan kualitas unit kerja/satuan kerja/kawasan
an
np

yang akan mendapatkan predikat Menuju WBK dan


me

WBBM.
/pe

Pasal 4
/01

(1) Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:


22

a. pedoman pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM;


/20

dan
om

b. pedoman evaluasi Pembangunan ZI.


(2) Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM mencakup:
a.c

a. pencanangan ZI;
an

b. penetapan unit kerja;


ly
mu

c. pembangunan unit kerja;


d. pemantauan Pembangunan ZI.
a
ain

(3) Evaluasi ZI oleh TPN mencakup:


.

a. evaluasi pembangunan ZI oleh TPI;


ww

b. pengajuan unit kerja/satuan kerja berpredikat menuju


//w

WBK dan WBBM;


ps:

c. evaluasi pembangunan ZI oleh TPN; dan


htt
-6-

d. pemantauan unit kerja/satuan kerja berpredikat

ml
menuju WBK dan WBBM.

.ht
(4) Pedoman pembangunan dan evaluasi ZI menuju WBK dan

ng
WBBM di Instansi Pemerintah sebagaimana tercantum

nta
dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III yang

-t e
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

21
Menteri ini.

-20
Pasal 5

un
Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

h
-ta
Pasal 4 ayat (3), Kementerian menyusun profil pembangunan

90
ZI dari hasil evaluasi unit kerja pada Instansi Pemerintah

r-
yang diajukan mendapat predikat menuju WBK dan WBBM.

mo
no
Pasal 6
-
-rb

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
an
np

Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman


me

Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari


Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di
/pe

Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik


/01

Indonesia Tahun 2014 Nomor 1813) sebagaimana telah


22

diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


/20

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019


om

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun
a.c

2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju


an

Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan


ly
mu

Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 671), dicabut dan
a
ain

dinyatakan tidak berlaku.


.
ww

Pasal 7
//w

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ps:

diundangkan.
htt
-7-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

ml
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

.ht
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

ng
nta
-t e
Ditetapkan di Jakarta

21
pada tanggal 31 Desember 2021

-20
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

un
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

h
-ta
REPUBLIK INDONESIA,

90
r-
ttd

mo
no
TJAHJO KUMOLO
-
-rb

Diundangkan di Jakarta
an
np

pada tanggal 31 Desember 2021


me

DIREKTUR JENDERAL
/pe

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
/01

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


22

REPUBLIK INDONESIA,
/20
om

ttd
a.c

BENNY RIYANTO
an
ly
mu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 1571


a
. ain
ww
//w
ps:
htt
-8-

l
LAMPIRAN I

m
.ht
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

ng
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

nta
BIROKRASI NOMOR 90 TAHUN 2021
TENTANG

-te
PEMBANGUNAN DAN EVALUASI

21
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

0
n-2
MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI

hu
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN

a
MELAYANI DI INSTANSI PEMERINTAH

0-t
r-9
BAB I mo
-no
PENDAHULUAN
-rb

A. LATAR BELAKANG
an
np

Reformasi birokrasi telah memasuki fase akhir dari rangkaian


me

periode reformasi birokrasi 2010-2024, sesuai Peraturan Presiden Nomor


/pe

81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi bahwa


terdapat 3 fase pelaksanaan mulai tahun 2010-2014, 2015-2019, dan
/01

2020-2024. Pada fase akhir ini road map reformasi birokrasi membahas
22

tentang bagaimana pemerintah ingin mewujudkan pemerintah berkelas


/20

dunia, sasaran reformasi birokrasi diarahkan pada tiga kondisi yaitu


om

birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan


a.c

pelayanan publik yang prima. Hal ini sebagaimana tertuang dalam


an

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


uly

Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi


2020-2024.
am

Sasaran reformasi birokrasi tersebut menjawab hal yang menjadi


ain

prioritas Presiden Republik Indonesia yaitu mewujudkan pemerintahan


.
ww

yang sederhana, simple, lincah, dan cepat. Selain itu, dalam beberapa
kali kesempatan Presiden selalu menyampaikan bahwa yang
//w

menghambat pelayanan harus dipangkas, terutama yang lambat,


ps:

berbelit-belit dan terdapat pungli. Hal ini tentu saja menjadi prioritas
htt
-9-

l
pelaksanaan reformasi birokrasi yang harus dikawal bersama oleh setiap

m
.ht
instansi pemerintah.

ng
Sejalan dengan hal tersebut, untuk melaksanakan arahan presiden

nta
dan mempercepat pencapaian sasaran reformasi birokrasi yang terdapat
pada road map reformasi birokrasi 2020-2024, terutama terkait birokrasi

-te
yang bersih dan akuntabel, dan pelayanan publik yang prima, perlu

21
dibangun Zona Integritas (ZI) pada unit kerja/satuan kerja sebagai pilot

0
n-2
project percontohan. Oleh karena itu, pelaksanaan ZI yang merupakan

hu
miniatur pelaksanaan reformasi birokrasi pada unit kerja/satuan kerja,

a
diutamakan pada unit kerja/satuan kerja yang langsung memberikan

0-t
pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan unit yang membangun ZI dan

r-9
mendapat predikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayanimo (WBBM) dapat menjadi
-no
percontohan bagi unit kerja/satuan kerja lain tentang menerapkan tata
kelola yang baik serta memberikan pelayanan publik yang prima dan
-rb

berintegritas.
an

Selain itu, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018


np

tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang disertai dengan Surat


me

Keputusan Bersama dengan lima pimpinan tim Strategi Nasional


/pe

Pencegahan Korupsi, maka perlu dibangun ZI pada kawasan-kawasan


/01

strategis. Unit-unit kerja/satuan kerja yang terdapat pada kawasan yang


22

ditunjuk untuk membangun ZI wajib membangun ZI di internal unit serta


/20

membangun proses bisnis kawasan yang terintegrasi sehingga dapat


mempercepat kualitas pelayanan dan peningkatan integritas kawasan.
om

Sehingga pembangunan ZI akan semakin banyak dilakukan di kawasan


a.c

dan unit-unit kerja/satuan kerjanya.


an

Dalam proses pembangunan ZI yang telah dilaksanakan sejak tahun


uly

2014, masih banyak kendala terkait bagaimana mekanisme evaluasi


am

pembangunan ZI yang dilakukan oleh Tim Penilai Internal (TPI) instansi


pemerintah dan evaluasi oleh Tim Penilai Nasional (TPN). Salah satunya
ain

adalah terkait SDM yang melaksanakan evaluasi, tahapan evaluasi yang


.
ww

harus dilakukan, serta pengisian lembar kerja evaluasi. Oleh karena itu,
//w

untuk menjaga kualitas proses dan hasil evaluasi serta keberlanjutan


pembangunan ZI menuju WBK/WBBM, maka diperlukan pedoman
ps:

pembangunan dan evaluasi Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari


htt

Korupsi atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).


- 10 -

l
BAB II

m
.ht
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

ng
nta
A. KONSEP ZONA INTEGRITAS

-te
Key Points :

21
• Pembangunan zona integritas terinspirasi dari konsep “island of

0
integrity” yang merupakan praktek lebih jauh dari eksistensi

n-2
pengembangan keilmuan administrasi publik dan tata kelola

hu
pemerintahan. Island of integrity merupakan suatu kondisi dimana

a
unit kerja instansi pemerintah yang “imun” dan mampu memberikan

0-t
tata kelola yang terbaik meskipun instansi pemerintah disekitarnya

r-9
didominasi oleh manajemen dan tata kelola yang buruk

mo
Dalam literatur administrasi publik, “island of integrity” juga diberi
-no
istilah yang berbeda seperti “islands of excellence” (Therkildsen 2008),
-rb

“islands of effectiveness” (Crook 2012)”, “pockets of effectiveness”


an

(Leonard 2008; Roll 2011a) dan “pockets of efficiency” (Geddes 1994).


np

Namun di tengah berbagai istilah berbeda yang digunakan


me

kesemuanya mengarah kepada bagaimana membangun instansi


pemerintah yang berintegritas di tengah situasi dimana supra sistem
/pe

masih berada pada kondisi yang sebaliknya


/01

Dalam karyanya Public Sector Reforms and the Development of


22

Productive Capacities in Least Development Countries (LDCs),


/20

Therdkildsen (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan reformasi


om

administrasi dapat dilakukan melalui “islands of excellence”. Islands of


a.c

excellence mengacu kepada organisasi yang secara sengaja melalui desain


an

atau skema tertentu atau melalui upayanya sendiri, mengelola untuk


uly

menunjukkan kinerja yang terbaik dibawah situasi dan kondisi yang


sulit. Untuk mengidentifikasi hal tersebut memang bukanlah merupakan
am

hal yang mudah apalagi ketika basis data yang digunakan sangatlah
ain

lemah dan tidak bisa diandalkan. Istilah lain diungkapkan oleh crook
.
ww

sebagai islands of effectiveness (Crook, 2012) untuk menciptakan unit


untuk menghasilkan tata kelola pemerintahan yang berkualitas dan
//w

efektif tidak harus melalui sumber daya yang terlalu besar. Istilah lain
ps:

juga diungkapkan oleh Hout (2013) yang menyampaikan bahwa ada dua
htt

strategi yang dilakukan untuk menciptakan pocket of effectiveness, yaitu


- 11 -

l
internal strategy dan external strategy. Internal strategy diambil dari visi

m
.ht
manajemen dan ideologi yang kuat dari pimpinan organisasi sehingga

ng
mampu meningkatkan kapasitas manajemen. Sementara strategi

nta
eksternal merupakan upaya untuk “steering away” dari pengaruh politik
dalam organisasi. Upaya ini merupakan langkah untuk menghindarkan

-te
organisasi dari kooptasi politik sehingga organisasi dapat berjalan dengan

21
lebih effektif dan efisien.

0
n-2
Dampak dari pelaksanaan island of integrity setidaknya dapat dilihat

hu
dari beberapa hal, yaitu: 1. Menciptakan kinerja organisasi yang bebas

a
korupsi (corruption-free performance); 2. Efisiensi yang lebih besar; 3.

0-t
Mempengaruhi sistem yang lebih luas (Zuniga, 2018).

r-9
Gambar 1. Dampak Island of Integrity

mo
-no
Wider
System
-rb
an

Greater
Efficiency
np
me
/pe

Corruption-
free
/01

Performance
22
/20

Menciptakan kinerja organisasi yang bebas korupsi merupakan dampak


sekaligus tujuan utama dari pelaksanaan island of integrity. Melalui
om

pelaksanaan island of integrity diharapkan tercipta sumber daya


a.c

organisasi yang berintegritas dan terhindar dari korupsi. Dampak lain


an

dari pelaksanaan island of integrity adalah efisiensi yang lebih besar


uly

karena organisasi mampu menciptakan organisasi yang lebih efisien.


am

Dengan menggunakan sumber daya yang lebih minimal akan dihasilkan


ain

output yang lebih optimal. Hal penting lainnya dari pelaksanaan island of
.

integrity adalah untuk mempengaruhi sistem yang lebih luas. Unit


ww

organisasi yang melaksanakan island of integrity diharapkan mampu


//w

menularkan virus keberhasilannya untuk mempengaruhi sistem


ps:

organsasi yang lebih luas, sehingga mampu menghasilkan lebih banyak


unit organisasi yang memiliki zona integritas.
htt
- 12 -

l
B. MEKANISME PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

m
.ht
Untuk dinilai mampu mendapat predikat WBK/WBBM, instansi

ng
pemerintah terlebih dahulu perlu memastikan terlaksananya

nta
pembangunan Zona Integritas dengan baik. Dalam pembangunan Zona
Integritas, terdapat beberapa tahapan yang perlu menjadi perhatian

-te
instansi dan unit kerja sebelum dilakukan penilaian/evaluasi secara

21
internal dan pengusulan kepada TPN.

0
n-2
hu
Tahap I Pencanangan Zona Integritas

a
0-t
r-9
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas adalah

mo
deklarasi/pernyataan dari pimpinan suatu instansi pemerintah atau
pimpinan unit kerja bahwa instansi/unit kerja telah siap membangun
-no

Zona Integritas.
-rb

Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh


an

instansi pemerintah/unit kerja yang pimpinan dan seluruh atau


np

sebagian besar pegawainya telah menandatangani Dokumen Pakta


me

Integritas. Penandatanganan dokumen Pakta Integritas dapat dilakukan


/pe

secara massal/serentak pada saat pelantikan, baik sebagai CPNS, PNS,


/01

maupun pelantikan dalam rangka mutasi kepegawaian horizontal atau


vertikal. Bagi instansi pemerintah yang belum seluruh pegawainya
22

menandatangani Dokumen Pakta Integritas, dapat


/20

melanjutkan/melengkapi setelah pencanangan pembangunan Zona


om

Integritas.
a.c

Kegiatan pencanangan merupakan langkah awal pembangunan


an

zona integritas, namun tidak diwajibkan terdapat acara yang


uly

khusus/formal pada saat pencanangan, akan tetapi yang utama adalah


am

penyebarluasan informasi terkait instansi/unit kerja sedang melakukan


upaya peningkatan tata kelola serta kualitas pelayanan melalui
ain

pembangunan Zona Integritas.


.
ww
//w
ps:
htt
- 13 -

ml
Tahap II

.ht
Penetapan Unit Kerja

ng
Penetapan unit kerja Zona Integritas merupakan tindak lanjut

nta
pencanangan yang telah dilakukan oleh pimpinan instansi pemerintah.

-te
Unit kerja yang ditetapkan adalah unit kerja yang memenuhi kriteria

21
antara lain:

0
1. Unit kerja yang melaksanakan layanan utama (core business)

n-2
instansi pemerintah;

hu
2. Unit kerja yang memiliki risiko tinggi dalam rangka penegakan

a
0-t
budaya anti korupsi dan pelayanan prima;

r-9
3. Unit kerja yang mempunyai dampak luas pada masyarakat

mo
apabila melakukan pembangunan Zona Integritas;
-no

Tahap III Pembangunan Unit Kerja


-rb
an

Setelah Instansi Pemerintah menetapkan unit kerja, maka yang


np

selanjutnya harus dilakukan adalah pembangunan area perubahan Zona


me

Integritas. Unit kerja perlu melakukan penetapan program pembangunan


Zona Integritas ini harus disesuaikan dengan hasil identifikasi jenis
/pe

layanan utama unit kerja, isu strategis dan risiko-risiko yang dihadapi
/01

oleh unit kerja. Lalu perlu disusun berbagai solusi yang inovatif sesuai
22

proritas atas permasalahan-permasalahan. Program-program kerja ini


/20

kemudian diselaraskan dengan enam area perubahan yang ada pada


om

Zona Integritas.
a.c

Lebih lanjut untuk memastikan bahwa setiap program kerja Zona


Integritas dapat berjalan dengan baik, maka unit kerja perlu membentuk
an

tim kerja yang terdiri dari pejabat dan pegawai pada unit kerja untuk
uly

melakukan pembangunan pada tiap area perubahan. Tim-tim kerja


am

inilah yang kemudian menyusun dan mengkoordinasikan rencana


ain

kerja/aksi yang terukur dan memiliki target yang jelas dalam


.
ww

pembangunan Zona Integritas untuk kemudian dilaksanakan dengan


seluruh anggita unt kerja.
//w

Dalam pembangunan Zona Integritas pada unit kerja, hal-hal yang


ps:

perlu dilakukan dan menjadi perhatian adalah:


htt

a. Membangun komitmen antara Pimpinan dan pegawai dalam


pembangunan Zona Integritas;
- 14 -
b. Memperhatikan dan melengkapi unsur-unsur pembangunan

l
Zona Integritas seperti dijelaskan pada unsur pengungkit;

m
.ht
c. Melaksanakan survei mandiri terkait pelayanan publik dan

ng
persepsi anti korupsi pada unit kerja yang diusulkan;

nta
d. Membuat berbagai inovasi dalam upaya perbaikan pelayanan
publik dan pencegahan korupsi;

-te
e. Melaksanakan program atau kegiatan yang sifatnya

21
bersinggungan langsung dengan masyarakat atau stakeholder;

0
n-2
f. Membuat strategi komunikasi/manajemen media dalam rangka

hu
menginformasikan semua perubahan yang dilakukan oleh unit

a
kerja ke masyarakat;

0-t
g. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas

r-9
kemajuan yang dilakukan oleh unit kerja yang diusulkan.
mo
-no

Tahap IV
-rb

Pemantauan Pembangunan Zona Integritas


an

Selama unit kerja membangun Zona Integritas di Internalnya masing-


np

masing, maka perlu dilakukan pendampingan dan pemantauan oelh Tim


me

Penilai Internal (TPI). Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan


/pe

program pembangunan ZI berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


/01

Oleh karena itu, TPI dalam proses pembangunan juga mempunyai


22

peran untuk:
/20

a. Menjadi tempat konsultasi bagi unit kerja yang sedang


membangun Zona Integritas;
om

b. Menjadi fasilitator dalam pemberian asistensi dan pendampingan


a.c

dalam rangka pembangunan Zona Integritas di unit kerja sehingga


an

unit kerja mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama


uly

terkait komponen- komponen pembangunan Zona Integritas;


am

c. Berkonsultansi kepada TPN terkait proses pembangunan Zona


ain

Integritas pada unit kerja;


Dalam hal pemantauan berkala, TPI harus mampu melakukan
.
ww

penilaian terhadap pembangunan ZI yang dilakukan oleh unit kerja dan


//w

hasil penilaian tersebut disusun dalam bentuk rekomendasi terhadap


pimpinan instansi terhadap kelayakan unit kerja untuk diusulkan
ps:

kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


htt

Birokrasi.
- 15 -

l
Pada tahap pembangunan sampai dengan tahap evaluasi hasil

m
.ht
pembangunannya, terdapat area-area yang menjadi yang perlu diperbaiki

ng
dan dioptimalkan baik oleh Tim kerja Zona Intergritas pada unit kerja

nta
maupun TPI. Pembangunan area-area perubahan ini akan dapat
membantu pencapaian sasaran Zona Integritas yaitu mewujudkan

-te
pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta meningkatnya pelayanan

21
publik yang prima. Hubngan antara pembangunan enam area dan hasil

0
n-2
yang akan dicapai akan digambarkan lebih lanjut dalam kerangka logis

hu
pembangunan Zona Integritas.

a
0-t
r-9
C. KERANGKA LOGIS PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
Pembangunan Zona Integritas mencakup
mo dua komponen, yaitu
pengungkit dan hasil. Komponen pengungkit merupakan aspek tata
-no

kelola (governance) internal unit kerja dan komponen hasil merupakan


-rb

bagaimana stakeholder merasakan dampak/hasil dari perubahan yang


an

telah dilakukan pada area pengungkit. Di bawah ini adalah gambar yang
np

menunjukkan hubungan masing-masing komponen dan indikator


me

pembangun komponen.
/pe

Gambar 3. Hubungan Komponen dan Indikator


/01

Pembangun Komponen
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 16 -

l
Melalui model tersebut dapat diuraikan bahwa program Manajemen

m
.ht
Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan

ng
Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas

nta
Pelayanan Publik merupakan komponen pengungkit yang diharapkan
dapat menghasilkan sasaran pemerintahan yang bersih dan akuntabel

-te
serta kualitas pelayana publik yang prima. Pada area pengungkit terdiri

21
dari dua aspek, yaitu pemenuhan dan reform.

0
n-2
Penilaian terhadap setiap program dalam komponen pengungkit dan

hu
komponen hasil diukur melalui indikator-indikator yang dipandang

a
mewakili program tersebut. Sehingga dengan menilai indikator tersebut

0-t
diharapkan dapat memberikan gambaran pencapaian upaya yang

r-9
berdampak pada pencapaian sasaran.

A. KOMPONEN PENGUNGKIT mo
-no
Proses Pembangunan Zona Integritas pada area pengungkit
-rb

difokuskan pada enam area perubahan yang merupakan bagian dari area
perubahan reformasi birokrasi. Pembangunan area pengungkit
an
np

merupakan komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran


me

hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.


Area tersebut mencakup penerapan Manajemen Perubahan,
/pe

Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan


/01

Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas


22

Pelayanan Publik yang bersifat konkrit. Dimana dalam setiap area


/20

tersebut, setiap unit kerja harus memperhatikan aspek pemenuhan dan


om

reform dalam pembangunan zona integritas.


Dalam membangun Zona Integritas, setiap unit kerja melaksanakan
a.c

pembangunan enam area tersebut secara konsisten dan berkelanjutan


an

untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik dalam kualitas tata kelola
uly

pemerintah sehingga dampaknya stakeholder dapat merasakan kualitas


am

layanan yang semakin prima dan bebas dari korupsi.


ain

1.1 Manajemen Perubahan


.
ww

Manajemen Perubahan bertujuan untuk mentransformasi sistem


//w

dan mekanisme kerja organisasi serta mindset (pola pikir) dan cultureset
(cara kerja) individu ASN menjadi lebih adaptif, inovatif, responsive,
ps:

profesional, dan berintegritas sehingga dapat memenuhi tuntutan


htt
- 17 -

l
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin

m
.ht
meningkat. Kondisi yang ingin dicapai pada area perubahan ini;

ng
a. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja

nta
yang diusulkan sebagai Zona Integritas menuju WBK/WBBM; dan
b. Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan

-te
timbulnya resistensi terhadap perubahan.

21
c. Terimplementasinya Core Value ASN Berakhlak (berorientasi

0
n-2
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan

hu
kolaboratif)

a
Atas dasar tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang perlu

0-t
dilakukan untuk menerapkan manajemen perubahan, yaitu:

r-9
1. Aspek Pemenuhan
a. Penyusunan Tim Kerja
mo
-no
Penyusunan Tim Kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
-rb

berikut:
an

1) Unit kerja telah membentuk tim untuk melakukan


np

pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM; dan


me

2) Penentuan anggota tim selain pimpinan dipilih melalui


/pe

prosedur/mekanisme yang jelas.


/01

b. Rencana Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM


22

Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas


/20

menuju WBK/WBBM dilakukan dengan memperhatikan hal-hal


berikut:
om

1) Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju


a.c

WBK/WBBM telah disusun;


an

2) Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju


uly

WBK/WBBM telah memuat target-target prioritas yang relevan


am

dengan tujuan pembangunan Zona Integritas menuju


ain

WBK/WBBM; dan
3) Terdapat mekanisme atau media untuk mensosialisasikan
.
ww

pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.


//w

c. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju


ps:

WBK/WBBM
htt
- 18 -

l
Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju

m
.ht
WBK/WBBM dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

ng
1) Seluruh kegiatan pembangunan Zona Integritas dan

nta
WBK/WBBM telah dilaksanakan sesuai dengan target yang
direncanakan;

-te
2) Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan Zona

21
Integritas menuju WBK/WBBM;

0
n-2
3) Hasil monitoring dan evaluasi telah ditindaklanjuti.

hu
d. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

a
0-t
Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja dilakukan dengan

r-9
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Pimpinan berperan sebagai role model dalam pelaksanaan
mo
pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
-no
2) Agen Perubahan telah ditetapkan;
-rb

3) Budaya kerja dan pola pikir telah dibangun di lingkungan


an

organisasi; dan
np

4) Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas


me

menuju WBK/WBBM.
/pe
/01

2. Aspek Reform
22

Pada aspek reform pengukuran keberhasilan area ini dilakukan dengan


/20

melihat kondisi apakah:


a. Komitmen dalam Perubahan:
om

1) Agen perubahan telah membuat perubahan yang konkret ;


a.c

2) Perubahan yang dibuat Agen Perubahan telah terintegrasi dalam


an

sistem manajemen.
uly

b. Komitmen Pimpinan
am

Pimpinan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan reformasi


ain

birokrasi, dengan adanya target capaian reformasi yang jelas di


dokumen perencanaan instansinya.
.
ww

c. Membangun Budaya Kerja


//w

Satuan kerja/unit kerja membangun budaya kerja positif dan


menerapkan nilai-nilai organisasi dalam pelaksanaan tugas sehari-
ps:

hari.
htt
- 19 -

l
1.2 Penataan Tatalaksana

m
.ht
Penataan tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

ng
efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

nta
dan terukur pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Target yang ingin
dicapai pada masing-masing program ini adalah:

-te
a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses

21
penyelenggaraan manajemen pemerintahan;

0
n-2
b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen

hu
pemerintahan; dan

a
c. Meningkatnya kinerja unit kerja/satuan kerja.

0-t
Atas dasar tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang perlu

r-9
dilakukan untuk menerapkan penataan tatalaksana, yaitu:

1. Aspek Pemenuhan
mo
-no
a. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama
-rb

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


an

yang seharusnya telah dilakukan, seperti:


np

1) Prosedur operasional tetap mengacu kepada peta proses bisnis


me

instansi;
/pe

2) Prosedur operasional tetap telah diterapkan; dan


3) Prosedur operasional tetap telah dievaluasi.
/01
22

b. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik


/20

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


yang seharusnya telah dilakukan, yaitu:
om

1) Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi;


a.c

2) Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi;


an

3) Sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi; dan


uly

4) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan


am

teknologi informasi.
ain

c. Keterbukaan Informasi Publik


.
ww

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


yang seharusnya telah dilakukan, seperti:
//w

1) Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah


ps:

diterapkan; dan
htt
- 20 -

l
2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukan

m
.ht
informasi publik.

ng
2. Aspek Reform

nta
Aspek reform diukur dengan melihat kondisi apakah:

-te
a. Peta Proses Bisnis Mempengaruhi Penyederhanaan Jabatan

21
dilakukan dengan melihat apakah telah disusun peta proses bisnis

0
dengan adanya penyederhanaan jabatan ;

n-2
b. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang Terintegrasi;

hu
1) Implementasi SPBE telah terintegrasi dan mampu mendorong

a
0-t
pelaksanaan pelayanan publik yang lebih cepat dan efisien;

r-9
2) Implementasi SPBE telah terintegrasi dan mampu mendorong
pelaksanaan pelayanan internal organisasi yang lebih cepat dan
efisien;
mo
-no
c. Transformasi Digital Memberikan Nilai Manfaat;
-rb

1) Transformasi digital pada bidang proses bisnis utama telah


an

mampu memberikan nilai manfaat bagi organisasi secara


np

optimal;
me

2) Transformasi digital pada bidang administrasi pemerintahan


/pe

telah mampu memberikan nilai manfaat bagi organisasi secara


optimal;
/01

3) Transformasi digital pada bidang pelayanan publik telah mampu


22

memberikan nilai manfaat bagi organisasi secara optimal.


/20
om

1.3 Penataan Sistem Manajemen SDM


a.c

Penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan untuk


an

meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada Zona Integritas


uly

Menuju WBK/WBBM. Target yang ingin dicapai melalui program ini


adalah:
am
ain

a. meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur;


b. meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM
.
ww

aparatur;
//w

c. meningkatnya disiplin SDM aparatur;


d. meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur; dan
ps:

e. meningkatnya profesionalisme SDM.


htt
- 21 -

l
Atas dasar hal tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang

m
.ht
perlu dilakukan untuk menerapkan penataan manajemen SDM, yaitu:

ng
1. Aspek Pemenuhan

nta
a. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan

-te
Organisasi

21
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

0
yang seharusnya dilakukan, seperti:

n-2
1) Unit kerja telah membuat rencana kebutuhan pegawai di unit

hu
kerjanya dalam hal rasio dengan beban kerja dan kualifikasi

a
0-t
pendidikan;

r-9
2) Unit kerja telah menerapkan rencana kebutuhan pegawai di unit
kerjanya; dan
mo
3) Unit kerja telah menerapkan monitoring dan evaluasi terhadap
-no
rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya.
-rb

b. Pola Mutasi Internal


an

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


np

yang seharusnya dilakukan, seperti:


me

1) unit kerja telah menetapkan kebijakan pola mutasi internal;


/pe

2) unit kerja telah menerapkan kebijakan pola mutasi internal; dan


/01

3) unit kerja telah memiliki monitoring dan evaluasi terhdap


22

kebijakan pola rotasi internal.


/20

c. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi


om

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


a.c

yang seharusnya dilakukan, seperti:


an

1) Unit Kerja melakukan Training Need Analysis Untuk


uly

pengembangan kompetensi;
2) Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai,
am

telah mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai


ain

3) Tingkat kesenjangan kompetensi pegawai yang ada dengan


.
ww

standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing


jabatan;
//w

4) Terdapat kesempatan/hak bagi pegawai di unit kerja terkait


ps:

untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi


htt

lainnya
- 22 -

l
5) Telah melakukan upaya pengembangan kompetensi (capacity

m
.ht
building/transfer knowledge); dan

ng
6) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil

nta
pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan
kinerja.

-te
21
d. Penetapan Kinerja Individu

0
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

n-2
yang seharusnya dilakukan, seperti:

hu
1) telah memiliki penilaian kinerja individu yang terkait dengan

a
0-t
kinerja organisasi;

r-9
2) ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu level diatasnya;
mo
3) telah melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik;
-no
dan
-rb

4) hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan/


an

diimplementasikan mulai dari penetapan, implementasi dan


np

pemantauan.
me

e. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai


/pe

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


/01

yang seharusnya dilakukan, seperti pelaksanaan Aturan


22

disiplin/kode etik/kode perilaku telah dilaksanakan/


/20

diimplementasikan; dan
om

f. Sistem Informasi Kepegawaian


a.c

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


an

yang seharusnya dilakukan, seperti pelaksanaan sistem informasi


uly

kepegawaian pada unit kerja telah dimutakhirkan secara berkala.


am

2. Aspek Reform
ain

Aspek reform diukur dengan melihat kondisi apakah:


.

a. Kinerja Individu
ww

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah


//w

Ukuran kinerja individu telah berorientasi hasil (outcome) sesuai


ps:

pada levelnya;
b. Assessment Pegawai
htt
- 23 -

l
Diukur dengan melihat apakah hasil assessment telah dijadikan

m
.ht
pertimbangan untuk mutasi dan pengembangan karir pegawai;

ng
c. Pelanggaran Disiplin Pegawai

nta
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah
terjadi penurunan pelanggaran disiplin pegawai;

-te
210
1.4 Penguatan Akuntabilitas

n-2
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

hu
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan

a
pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai misi dan tujuan

0-t
organisasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan

r-9
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Target yang ingin dicapai
melalui program ini adalah: mo
-no

a. meningkatnya kinerja instansi pemerintah; dan


-rb

b. meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah.


an

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini


np

digunakan indikator-indikator:
me
/pe

1. Aspek Pemenuhan
/01

a. Keterlibatan Pimpinan
Dalam penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja, salah satu
22

komponen yang termasuk di dalamnya adalah dokumen


/20

perencanaan strategis unit kerja tersebut. Dokumen ini menyajikan


om

arah pengembangan yang diinginkan dengan memperhatikan


a.c

kondisi unit kerja saat ini termasuk sumber daya yang dimiliki,
an

strategi pencapaian, serta ukuran keberhasilan. Agar penjabaran


uly

dokumen perencanaan strategis ini dapat terlaksana dengan baik


dibutuhkan keterlibatan pimpinan instansi. Beberapa hal yang
am

harus dilakukan oleh pimpinan instansi, sebagai berikut:


ain

1) Unit kerja telah melibatkan pimpinan secara langsung pada saat


.
ww

penyusunan perencanaan;
2) Unit kerja telah melibatkan secara langsung pimpinan saat
//w

penyusunan penetapan kinerja; dan


ps:

3) Pimpinan telah memantau pencapaian kinerja secara berkala.


htt

b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja


- 24 -

l
Pengelolaan akuntabilitas kinerja terdiri dari pengelolaan data

m
.ht
kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Untuk

ng
mengukur pencapaian program ini digunakan indikator di bawah ini:

nta
1) Unit kerja telah memiliki dokumen perencanaan;
2) Dokumen perencanaan telah berorientasi hasil;

-te
3) Telah terdapat penetpan Indikator Kinerja Utama (IKU);

21
4) Indikator kinerja telah memiliki kriteria Specific, Measurable,

0
n-2
Acheivable, Relevant and Time bound (SMART);

hu
5) Unit kerja telah menyusun laporan kinerja tepat waktu;

a
6) Pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja;

0-t
dan

r-9
7) Unit kerja telah membangun sistem informasi kinerja;

mo
8) Unit kerja telah berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang
-no
menangangi akuntabilitas kinerja;
-rb

2. Aspek Reform
an

Aspek reform diukur dengan melihat kondisi apakah:


np

a. Meningkatnya capaian kinera:


me

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi


/pe

persentase sasaran dengan capaian 100% atau lebih;


b. Pemberian Reward and Punishment
/01

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah


22

hasil capaian/monitoring Perjanjian Kinerja telah dijadikan dasar


/20

sebagai pemberian reward and punishment bagi organisasi;


om

c. Kerangka Logis Kinerja


a.c

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah


terdapat penjenjangan kinerja yang mengacu pada kinerja utama
an
uly

organisasi dan dijadikan dalam penentuan kinerja seluruh pegawai.


am

1.5 Penguatan Pengawasan


ain

Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan


.

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-


ww

masing instansi pemerintah. Target yang ingin dicapai melalui program


//w

ini adalah:
ps:

a. meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara


htt

oleh masing-masing instansi pemerintah;


- 25 -

l
b. menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada unit kerja.

m
.ht
c. Meningkatkan sistem integritas di uit kerja dalam upaya pencegahan

ng
KKN

nta
Atas dasar hal tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang

-te
perlu dilakukan untuk menerapkan penguatan pengawasan, yaitu:

21
2. Aspek Pemenuhan

0
n-2
a. Pengendalian Gratifikasi

hu
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

a
yang seharusnya dilakukan, seperti:

0-t
1) unit kerja telah memiliki public campaign tentang pengendalian

r-9
gratifikasi; dan
mo
2) unit kerja telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi.
-no

b. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)


-rb

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


an

yang seharusnya dilakukan, seperti:


np

1) unit kerja telah membangun lingkungan pengendalian;


me

2) unit kerja telah melakukan penilaian risiko atas unit kerja;


/pe

3) unit kerja telah melakukan kegiatan pengendalian untuk


meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi; dan
/01

4) unit kerja telah mengkomunikasikan dan mengimplementasikan


22

SPI kepada seluruh pihak terkait.


/20
om

c. Pengaduan Masyarakat
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi
a.c

yang seharusnya dilakukan, seperti:


an

1) unit kerja telah mengimplementasikan kebijakan pengaduan


uly

masyarakat;
am

2) unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas hasil


ain

penanganan pengaduan masyarakat;


.

3) unit kerja telah melakukan monitoring dan evaluasi atas


ww

penanganan pengaduan masyarakat; dan


//w

4) unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan


ps:

pengaduan masyarakat.
htt
- 26 -

l
d. Whistle Blowing System

m
.ht
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

ng
yang seharusnya dilakukan, seperti:

nta
1) unit kerja telah menerapkan whistle blowing system;
2) unit kerja telah melakukan evaluasi atas penerapan whistle

-te
blowing system; dan

21
3) unit kerja menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan whistle

0
n-2
blowing system.

hu
e. Penanganan Benturan Kepentingan

a
0-t
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

r-9
yang seharusnya dilakukan, seperti:
1) Unit kerja telah mengidentifikasi benturan kepentingan dalam
tugas fungsi utama;
mo
-no
2) Unit kerja telah menyosialisasikan penanganan benturan
-rb

kepentingan;
an

3) Unit kerja telah mengimplementasikan penanganan benturan


np

kepentingan;
me

4) Unit kerja telah melakukan evaluasi atas penanganan benturan


/pe

kepentingan; dan
5) Unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan
/01

benturan kepentingan.
22
/20

3. Aspek Reform
a. Mekanisme Pengendalian Aktivitas
om

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah


a.c

telah dilakukan mekanisme pengendalian aktivitas secara


an

berjenjang.
uly

b. Penanganan Pengaduan Masyarakat


am

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat persentase


ain

penanganan pengaduan masyarakat.


.
ww

c. Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pegawai


Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi
//w

1) Tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Harta Kekayaan


ps:

Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK bagi pegawai yang wajib


htt

LHKPN;
- 27 -

l
2) Tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Harta Kekayaan

m
.ht
Aparatur Sipil Negara (LHKASN) melalui aplikasi Sistem

ng
Informasi Pelaporan Harta Kekayaan (SiHARKA) bagi pegawai

nta
yang tidak wajib LHKPN.

-te
1.6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

21
Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan suatu upaya

0
n-2
untuk meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik pada masing-

hu
masing instansi pemerintah secara berkala sesuai kebutuhan dan

a
harapan masyarakat. Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan

0-t
publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap

r-9
penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan

mo
kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat
-no
sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik.
-rb

Target yang ingin dicapai melalui program peningkatan kualitas


an

pelayanan publik ini adalah:


np

a. meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah,


me

lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) pada instansi pemerintah;


/pe

b. meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi


pelayanan nasional dan/atau internasional pada instansi pemerintah;
/01

dan
22

c. meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap


/20

penyelenggaraan pelayanan publik oleh masing-masing instansi


om

pemerintah.
a.c

Atas dasar hal tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang


an

perlu dilakukan untuk menerapkan peningkatan kualitas pelayanan


uly

publik, yaitu:
am

1. Aspek Pemenuhan
ain

a. Standar Pelayanan
.
ww

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


yang seharusnya dilakukan, seperti:
//w

1) Unit kerja telah memiliki kebijakan standar pelayanan;


ps:

2) Unit kerja telah memaklumatkan standar pelayanan;


htt
- 28 -

l
3) Unit kerja telah melakukan reviu dan perbaikan atas standar

m
.ht
pelayanan dan SOP.

ng
4) Unit telah melakukan publikasi atas standar pelayanan dan

nta
maklumat pelayanan

-te
b. Budaya Pelayanan Prima

21
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi

0
yang seharusnya dilakukan, seperti:

n-2
1) Unit kerja telah melakukan berbagai upaya peningkatan

hu
kemampuan dan/atau kompetensi tentang penerapan budaya

a
0-t
pelayanan prima;

r-9
2) Unit kerja telah memiliki informasi tentang pelayanan mudah
diakses melalui berbagai media;
mo
3) Unit kerja telah memiliki sistem reward and punishment bagi
-no
pelaksana layanan
-rb

4) Unit kerja memberikan kompensasi kepada penerima layanan


an

bila layanan tidak sesuai standar;


np

5) Unit kerja telah memiliki sarana layanan terpadu/terintegrasi;


me

dan
/pe

6) Unit kerja telah melakukan inovasi pelayanan.


/01

c. Pengelolaan pengaduan
22

1) Terdapat media pengaduan dan konsultasi pelayanan yang


/20

terintegrasi dengan SP4N-Lapor!


2) Terdapat unit/penangung jawab yang mengelola pengaduan
om

dan konsultasi pelayanan


a.c

3) Telah dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan/masukan


an

dan konsultasi
uly

d. Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan


am

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi


ain

yang seharusnya dilakukan, seperti:


.
ww

1) Unit kerja telah melakukan survei kepuasan masyarakat


terhadap pelayanan;
//w

2) Hasil survei kepuasan masyakat dapat diakses secara terbuka;


ps:

dan
htt
- 29 -

l
3) Unit kerja telah melakukan tindak lanjut atas hasil survei

m
.ht
kepuasan masyarakat.

ng
e. Peningkatan Teknologi informasi

nta
1) Telah menerapkan teknologi informasi dalam memberikan

-te
pelayanan;

21
2) Telah terbangunnya database yang terintegrasi;

0
3) Telah dilakukan perbaikan secara terus menerus terkait

n-2
penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan.

hua
2. Aspek Reform

0-t
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat:

r-9
a. Upaya dan/atau inovasi telah mendorong perbaikan pelayanan
publik; mo
-no
• Kesesuaian Persyaratan
• Kemudahan Sistem, Mekanisme, dan Prosedur;
-rb

• Kecepatan Waktu Penyelesaian;


an

• Kejelasan Biaya/Tarif, Gratis;


np


me

Kualitas Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan;


• Kompetensi Pelaksana/Web;
/pe

• Perilaku Pelaksana/Web;
/01

• Kualitas Sarana dan prasarana;


22

• Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.


/20

b. Upaya dan/atau inovasi pada perijinan/pelayanan telah


om

dipermudah:

a.c

Waktu lebih cepat;


• Pelayanan publik yang terpadu;
an


uly

Alur lebih pendek/singkat;


• Terintegrasi dengan aplikasi.
am

c. Penanganan pengaduan pelayanan


ain

Indikator ini diukur dengan melihat tingkat penyelesaian


.
ww

pengaduan pelayanan diserta media konsultasi yang disediakan


melalui berbagai kanal/media secara responsif dan bertanggung
//w

jawab.
ps:
htt
- 30 -

l
B. KOMPONEN HASIL

m
.ht
Dalam pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari

ng
Korupsi dan WBBM, fokus pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada

nta
dua sasaran utama, yaitu:

-te
1. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

21
Sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan akuntabel diukur

0
dengan menggunakan ukuran:

n-2
a. Nilai persepsi korupsi (survei eksternal);

hu
Nilai Persepsi Korupsi merupakan hasil survei kuantitatif terhadap

a
0-t
stakeholders yang terkait dengan suatu instansi tentang tingkat

r-9
korupsi yang terjadi pada unit kerja yang mengusulkan zona

mo
integritas. Beberapa hal utama terkait komponen survey ini adalah:
i. Diskriminasi Pelayanan
-no

Untuk memastikan bahwa unit kerja memberikan pelayanan


-rb

dengan tidak membeda-bedakan karena factor suku, agama,


an

kekerabatan, almamater dan sejenisnya


np

ii. Kecurangan pelayanan


me

Memastikan bahwa tidak terjadi pemberian layanan yang tidak


/pe

sesuai dengan ketentuan sehingga mengindikasikan


/01

kecurangan.
iii. Menerima imbalan dan/atau gratifikasi
22

Memastikan bahwa unit kerja tidak menerima/bahkan


/20

meminta imbalan dan/atau gratifikasi diluar ketentuan yang


om

berlaku.
a.c

iv. Percaloan
an

Memastikan bahwa unit kerja yang mengusulkan Zona


uly

Integritas tidak terdapat praktik-praktik percaloan (baik pihak


am

percaloan dapat berasal dari oknum pegawaipada unit layanan,


maupun pihak luar yang memiliki hubungan/atau tidak
ain

memiliki hubungan dengan oknum pegawai).


.
ww

v. Pungutan Liar
Memastikan bahwa tidak terjadi permintaan biaya diluar dari
//w

ketentuan standar biaya resmi pada unit kerja yang


ps:

mengajukan Zona integritas.


htt
- 31 -

l
b. Capaian Kinerja lebih baik.

m
.ht
Capaian Kinerja lebih baik dilakukan pengukuran untuk

ng
memastikan bahwa selain dari aspek pelayanan serta integritras,

nta
unit kerja juga memperhatikan ketercapaian kinerja terhadap
kinerja yang diperjanjikan. Kriterian capaian kinera lebih baik

-te
mencakup:

21
0
i. Target kinerja utama tercapai lebih dari 100% dan lebih baik

n-2
dari capaian kinerja utama tahun sebelumnya serta lebih baik

hu
dari capaian kinerja nasional atau rata-rata capaian kinerja

a
0-t
unit yang sejenis;

r-9
ii. Target kinerja utama tercapai 100% dan lebih baik dari capaian
kinerja utama tahun sebelumnya;
iii.
mo
Target kinerja utama tercapai 100% atau lebih, namun tidak
-no

lebih baik dari capaian kinerja utama tahun sebelumnya;


-rb

iv. Target kinerja utama tidak tercapai;


an

v. Kinerja utama tidak berorientasi hasil.


np
me

2. Kualitas Pelayanan Publik yang prima


/pe

Sasaran Terwujudnya kualitas pelayanan publik yang prima diukur


melalui nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal).
/01

Pelaksanaan Survey persepsi kualitas pelayanan mengacu pada


22

kebijakan terkait survey kepuasan masyarakat (SKM) yang diterbitkan


/20

oleh Kementerian PANRB cq Deputi Bidang Pelayanan Publik.


om
a.c

B. PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BERDASARKAN STRANAS PK


an

Selain pembangunan pada unit kerja, pembangunan Zona Integritas


uly

juga dilaksanakan di kawasan terpadu yang bersifat strategis. Hal ini


sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi
am

Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Aspek penegakan hukum dan


ain

Reformasi Birokrasi menjadi fokus Stranas PK karena Reformasi


.
ww

Birokrasi menjadi area strategis dalam pencegahan korupsi. Salah satu


kriteria keberhasilan pada aspek ini adalah meningkatnya kualitas
//w

pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.


ps:

Terkait pembangunan Zona Integritas pada kawasan terpadu, setiap


htt

instansi pemerintah yang memiliki unit pelayanan pada kawasan terpadu


- 32 -

l
wajib melakukan pembangunan Zona Integritas pada unit tersebut.

m
.ht
Tujuan pembangunan Zona Integritas pada kawasan terpadu ini adalah:

ng
a. agar dampak pembangunan Zona Integritas langsung dirasakan

nta
masyarakat;
b. mengintegrasikan pembangunan Zona Integritas yang dilakukan unit

-te
kerja pada suatu kawasan;

21
c. meningkatkan check and crosscheck serta learning process antar unit

0
n-2
kerja di kawasan sehingga setiap unit dapat saling mengingatkan dan

hu
belajar pada saat pembangunan Zona Integritas;

a
0-t
Pembangunan Zona Integritas pada kawasan ini harus menjadi

r-9
prioritas pada instansi pemerintah yang memiliki unit di kawasan
terpadu. Kawasan yang ditunjuk untuk melakukan pembangunan Zona
Integritas meliputi:
mo
-no

a. Kawasan Bandar Udara


-rb

Kawasan Bandar Udara merupakan kawasan yang terdiri dari unit


an

kerja lintas instansi pemerintah. Unit kerja yang wajib membangun


np

Zona Integritas pada Kawasan bandar udara adalah:


me

Tabel 1. Kawasan Bandar Udara


/pe

INSTANSI UNIT LAYANAN


/01

Kementerian perhubungan Kantor Otoritas Bandar Udara


Kementerian Keuangan Kantor Bea Cukai
22

Kementerian Hukum dan Hak Kantor Pelayanan Imigrasi Bandara


/20

Asasi Manusia
om

Kementerian Kelautan dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian


a.c

Perikanan Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan


an

Kementerian Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan


uly

(Karantina Kesehatan)
am

Kementerian Pertanian Balai Karantina Hewan dan


ain

Tumbuhan
.
ww

a. Kawasan Pelabuhan
//w

Kawasan pelabuhan merupakan kawasan yang terdiri dari unit kerja


lintas instansi pemerintah. Unit kerja yang wajib membangun Zona
ps:

Integritas pada kawasan pelabuhan adalah:


htt
- 33 -

l
Tabel 2. Kawasan Pelabuhan

m
.ht
INSTANSI UNIT LAYANAN

ng
Kementerian Perhubungan a. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama

nta
b. Kantor Kesyahbandaran Utama

-te
Kementerian Keuangan Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai

21
Kementerian Hukum dan Kantor Layanan Imigrasi Kelas I

0
Hak Asasi Manusia Pelabuhan

n-2
Kementerian Kelautan dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian

hu
Perikanan Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

a
0-t
Kementerian Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
(Karantina Kesehatan)

r-9
Kementerian Pertanian Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan
Kelas I
mo
-no
-rb

Selain kawasan tersebut, pembangunan Zona Integritas yang


an

menjadi prioritas Stranas PK meliputi:


np

a. Pembangunan Zona Integritas Kawasan APH pada unit kerja/satuan


me

kerja di instansi penegak hukum, yang meliputi Kepolisian Negara


Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, dan
/pe

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di tingkat


/01

kabupaten/kota;
22

b. Pembangunan Zona Integritas pada pelayanan pertanahan pada unit


/20

kerja/satuan kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


om

Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kantor ATR/BPN kabupaten/kota;


c. Pembangunan Zona Integritas Kawasan Pemerintah Daerah pada
a.c

kabupaten/kota meliputi Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas


an

Kependudukan dan Catatan Sipil, unit kerja/satuan kerja yang


uly

meyelenggarakan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap


am

(Samsat), unit kerja/satuan kerja yang menyelenggaran Pelayanan


ain

Terpadu Satu Pintu (PTSP), unit layanan Pendidikan dan layanan


.
ww

ketenagakerjaan di tingkat Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota yang


ditunjuk untuk membangun Zona Integritas ditentukan lebih lanjut
//w

melalui Stranas PK;


ps:
htt
- 34 -

l
d. Pembangunan Zona Integritas pada kawasan tertentu lainnya yang

m
.ht
menjadi prioritas oleh Stranas PK, misalnya terkait perbatasan negara,

ng
kependidikan, atau sektor-sektor strategis lain.

nta
Unit yang terdapat pada kawasan tersebut melaksanakan

-te
pembangunan Zona Integritas sesuai dengan pembangunan zona

21
integritas pada unit kerja/satuan kerja. Selain itu, antar unit

0
kerja/satuan kerja pada suatu kawasan harus membangun

n-2
keterpaduan/integrasi terkait ketatalaksanaan yang menjadi core

hu
business kawasan tersebut.

a
0-t
Untuk meningkatkan keberhasilan dalam upaya pembangunan Zona

r-9
Integritas pada Kawasan strategis maka yang langkah yang perlu
dilakukan adalah: mo
-no

1. Membentuk Tim Khusus


-rb

Pembangunan Zona Integritas pada unit kerja di kawasan strategis


an

memerlukan Tim Khusus yang merupakan gabungan dari berbagai


np

TPI dari masing-masing unit kerja yang berada dalam kawasan


me

strategis tersebut. Pembentukan Tim khusus tersebut untuk


/pe

mempemudah koordinasi dalam proses pembangunan dan penilaian


mandiri Zona Integritas.
/01
22

2. Integrasi Proses Bisnis


/20

Pembangunan Zona Integritas pada kawasan harus memperhatikan


om

juga integrasi proses business pelayanan antar unit kerja pada suatu
kawasan.
a.c

Atas dasar hal tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang


an

perlu dilakukan untuk menerapkan peningkatan integrasi proses


uly

bisnis pelayanan antar unit kerja pada suatu kawasan, yaitu:


am

a. terdapat peta proses bisnis pelayanan utama kawasan yang


ain

menggambarkan integrasi lintas unit kerja pada suatu kawasan,


.

yang mana integrasi ini bukan merupakan penggabungan


ww

berbagai proses bisnis antar unit kerja tetapi berupa suatu


//w

perbaikan kondisi yang dilakukan untuk melakukan percepatan


ps:

pelayanan dan penguatan pengawasan;


b. peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur
htt

operasional tetap (SOP);


- 35 -

l
c. prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan;

m
.ht
d. terdapat peta proses bisnis dan prosedur operasional telah

ng
dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan

nta
efisiensi, dan efektivitas;
e. terdapat sistem informasi dalam pelaksanaan proses bisnis yang

-te
terintegrasi antar unit kerja pada suatu kawasan.

21
0
3. Reviu atas integrasi proses bisnis

n-2
Setelah mampu melakukan pengintegrasian proses bisnis yang perlu

hu
dilakukan oleh tim khusus gabungan adalah melakukan reviu dan

a
0-t
monitoring serta evaluasi secara langsung seperti melakukan

r-9
wawancara, survey, dan audiensi dengan petugas dan stakeholder di
lapangan untuk memastikan bahwa tidak tejadi kendala. Selain itu,
mo
Tim Khusus Gabungan dapat melakukan perbaikan dengan studi
-no
banding ke Kawasan-kawasan startegis lain yang memiliki system dan
-rb

inovasi yang lebih baik.


an
np
me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 36 -

l
C. PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS PADA SEKTOR PRIORITAS

m
.ht
TERTENTU

ng
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

nta
dapat melakukan penunjukan pembangunan Zona Integritas pada unit-unit
kerja tertentu pada instansi pemerintah sesuai dengan rencana kerja

-te
prioritas reformasi birokrasi nasional dan arahan presiden. Terkait

21
mekanisme pembangunan Zona Integritas, maka akan dilakukan koordinasi

0
n-2
dengan instansi pemerintah pada unit kerja yang ditunjuk. Pembangunan

hu
Zona Integritas pada sektor tertentu akan diinformasikan terlebih dahulu

a
melalui surat pemberitahuan resmi yang akan dikeluarkan oleh Kementerian

0-t
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

r-9
D. STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS mo
-no
Dalam upaya mempercepat pembangunan zona integritas terdapat lima
langkah utama yang perlu diperhatikan yaitu:
-rb

1. Komitmen pimpinan
an

Landasan utama dalam membangun unit kerja menuju WBK/WBBM


np

adalah adanya komitmen dari setiap level pimpinan yang diikuti oleh
me

seluruh pegawai yang ada dalam unit kerja tersebut. Pimpinan harus
/pe

memiliki peranan untuk menularkan semangat dan visi terkait


/01

reformasi birokrasi pada unit kerjanya.


22

2. Kemudahan dalam pelayanan


/20

Unit kerja yang berupaya menuju WBK/WBBM harus mampu


menyediakan sumber daya manusia yang kompeten, ramah, dan
om

dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan. Selain itu, unit kerja


a.c

juga perlu menyediakan berbagai fasilitas yang lebih baik dalam


an

menunjang kemudahan pelayanan.


uly

3. Program yang menyentuh masyarakat


am

Unit kerja yang sedang membangun zona integritas diharuskan


untuk mampu mengenali pengguna layanannya. Hal ini diperlukan
ain

agar program-program yang dibuat dapat langsung dirasakan


.
ww

manfaatnya dan memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat.


//w

4. Monitoring dan evaluasi


Untuk memastikan bahwa program-program unit kerja yang sedang
ps:

membangun Zona Integritas tetap berada pada jalurnya maka perlu


htt

dilakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan. Pemantauan


- 37 -

l
dan evaluasi dapat dilakukan secara mandiri oleh unit kerja tersebut

m
.ht
dengan didampingi oleh TPI.

ng
5. Manajemen media

nta
Menetapkan strategi komunikasi untuk memastikan bahawa setiap
aktivitas, perubahan dan inovasi pelayanan yang telah dilakukan

-te
oleh unit kerja yang membangun Zona Integritas diketahui oleh

21
masyarakat.

0
n-2
Beberapa hal tersebut merupakan strategi percepatan yang dapat

hu
membantu unit kerja dalam pembangunan Zona Integritas dalam menuju

a
WBK/WBBM

0-t
r-9
E. PENGUSULAN UNIT KERJA UNTUK MENDAPATKAN PREDIKAT
WBK/WBBM mo
-no
Setelah seluruh proses pembangunan telah dilakukan oleh unit
kerja dan telah dipantau keberhasilannya oleh TPI, maka yang
-rb

selanjutnya dilakukan adalah pengusulan unit-unit kerja tersebut untuk


an

dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Nasional melalui aplikasi online


np

disertai dengan surat rekomendasi dari pimpinan instansi. Lebih lanjut


me

langkah-langkah dan proses penilaian terhadap unit kerja untuk


/pe

mendapat predikat WBK/WBBM akan tertuang secara jelas dalam


/01

pedoman evaluasi pembangunan ZI menuju WBK/WBBM.


22
/20

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
om

REPUBLIK INDONESIA,
a.c
an

ttd
uly
am

TJAHJO KUMOLO
. ain
ww
//w
ps:
htt
- 38 -

l
m
.ht
LAMPIRAN II

ng
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

nta
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI NOMOR 90 TAHUN 2021

-te
TENTANG

21
PEMBANGUNAN DAN EVALUASI

0
n-2
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

hu
MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI

a
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN

0-t
MELAYANI DI INSTANSI PEMERINTAH

r-9
BAB I mo
-no
EVALUASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
-rb

OLEH TIM PENILAI INTERNAL


an
np

A. Mekanisme Evaluasi Zona Integritas Mandiri oleh TPI


me

Setelah unit kerja/satuan kerja membangun Zona Integritas (ZI),


/pe

maka selanjutnya unit kerja/satuan kerja tersebut akan dilakukan


evaluasi oleh TPI untuk melihat kualitas pembangunan yang telah
/01

dilakukan. TPI merupakan Tim yang dibentuk oleh pimpinan instansi


22

pemerintah untuk melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi


/20

(assess dan assist) terhadap unit kerja/satuan kerja yang sedang


om

membangun ZI. Pada implementasinya, penilaian internal dilaksanakan


a.c

oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) atau APIP yang


an

dibantu unit lain yang ditunjuk yang mampu untuk melakukan penilaian
uly

dan asistensi pada komponen pembangunan ZI.


am

TPI mempunyai tugas:


1) melakukan evaluasi terhadap pembangunan ZI yang dilakukan oleh
ain

unit kerja/satuan kerja;


.
ww

2) memberikan rekomendasi perbaikan kepada unit kerja/satuan kerja


//w

atas pembangunan ZI;


3) menyampaikan hasil evaluasi kepada pimpinan instansi terhadap
ps:

kelayakan unit kerja/satuan kerja yang akan diajukan mendapat


htt

predikat Menuju WBK/WBBM kepada TPN;


- 39 -

l
4) melakukan pemantauan secara berkala terhadap unit yang telah

m
.ht
mendapat predikat Menuju WBK/WBBM dan melaporkannya kepada

ng
Kementerian PANRB.

nta
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh TPI pada saat melakukan

-te
evaluasi internal kepada unit kerja/satuan kerja adalah:

21
1) memastikan tindak lanjut hasil pengawasan dari APIP/BPK telah

0
selesai 100%;

n-2
2) memastikan hasil evaluasi penerapan SAKIP minimal “B” untuk

hu
menuju WBK dan minimal “BB” untuk Menuju WBBM;

a
0-t
3) memastikan tingkat kepatuhan penyampaian LHKPN dan LHKASN;

r-9
4) komitmen dan pemahaman pimpinan serta pegawai terkait
pembangunan ZI;
mo
5) kualitas implementasi dari komponen pengungkit serta data dukung
-no
implementasinya;
-rb

6) inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh unit kerja/satuan kerja;


an

7) menentukan penilaian dari hasil survei yang didapat;


np

8) capaian kinerja dari unit kerja/satuan kerja dan tren pencapaian


me

kinerja pada tahun-tahun sebelumnya.


/pe

Sebelum melakukan evaluasi kepada unit kerja/satuan kerja, TPI


/01

perlu meningkatkan kapasitas SDM evaluator dengan pemahaman


22

tentang substansi komponen pembangunan ZI, enam area perubahan


/20

dan hasil, serta pelatihan tentang pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE)
sehingga hasil evaluasi yang dilakukan oleh TPI dapat diandalkan
om

kualitasnya.
a.c
an

1. Mekanisme Penilaian Internal Pada Kementerian/Lembaga


uly

Mekanisme evaluasi internal untuk Kementerian/Lembaga (K/L)


am

adalah sebagai berikut:


. ain
ww
//w
ps:
htt
- 40 -

l
Gambar 4. Mekanisme Penilaian Internal Pada Kementerian/Lembaga

m
.ht
ng
nta
-te
21
0
n-2
ahu
0-t
r-9
a. Penilaian Pendahuluan

mo
1) Apabila unit kerja/satuan kerja yang membangun ZI pada K/L
adalah unit kerja/satuan kerja jabatan pimpinan tinggi pratama
-no

maupun unit pelaksana teknis level provinsi, diperlukan penilaian


-rb

pendahuluan dari unit kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya


an

sebelum penilaian dari TPI;


np

2) Apabila Unit/satuan kerja yang membangun ZI adalah unit/satuan


me

kerja dibawah tingkat provinsi, maka Unit/satuan kerja tingkat


/pe

provinsi melakukan penilaian pendahuluan pembangunan ZI,


penilaian pendahuluan yang dilakukan sebagai salah satu fungsi
/01

pembinaan kepada unit kerja/satuan kerja;


22

3) Penilaian pendahuluan merupakan penilaian yang sifatnya


/20

berjenjang dari unit kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya atau


om

pewakilan tingkat provinsi kepada unit yang ada di bawahnya. Hal


a.c

ini dilakukan untuk memastikan bahwa unit kerja/satuan kerja


an

pimpinan tinggi madya atau perwakillan tingkat provinsi ikut


uly

memantau dan mendampingi pembangunan ZI unit kerja/satuan


kerja di bawahnya;
am

4) Penilaian pendahuluan dilakukan oleh tim penilai unit kerja/satuan


ain

kerja pimpinan tinggi madya atau perwakilan tingkat provinsi yang


.
ww

terdiri dari unit/SDM di internal yang memahami atau menangani


komponen pengungkit pada pembangunan ZI sehingga tim dapat
//w

memberikan penilaian secara obyektif terhadap pembangunan ZI


ps:

yang dilakukan oleh unit kerja/satuan kerja;


htt
- 41 -

l
5) Penilaian pendahuluan menggunakan instrumen penilaian yang

m
.ht
sama yang digunakan oleh TPI;

ng
6) Hasil penilaian oleh tim unit kerja/satuan kerja pimpinan tinggi

nta
madya atau perwakilan tingkat provinsi menjadi dasar apakah unit
layak dilakukan evaluasi pembangunan ZI oleh TPI. Apabila

-te
memenuhi kriteria penilaian pembangunan ZI, maka tim unit

21
kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya atau perwakilan di

0
n-2
provinsi akan merekomendasikan kepada pimpinan unit

hu
kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya atau pimpinan di

a
provinsi, bahwa unit kerja/satuan kerja layak dievaluasi TPI.

0-t
Selanjutnya pimpinan unit kerja/satuan kerja pimpinan tinggi

r-9
madya atau pimpinan unit tingkat provinsi mengirimkan surat

mo
kepada TPI bahwa unit kerja/satuan kerja tersebut layak untuk di
-no
evaluasi pembangunan ZI.
-rb

b. Evaluasi oleh TPI


an

1) Apabila unit yang melakukan pembangunan ZI adalah unit


np

kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya, maka TPI langsung


me

melakukan evaluasi terhadap komponen proses dan hasil pada unit


/pe

kerja/satuan kerja tersebut;


2) Apabila unit yang melakukan pembangunan ZI adalah unit
/01

kerja/satuan kerja tingkatannya dibawah unit kerja/satuan kerja


22

pimpinan tinggi madya atau unit kerja/satuan kerja pada tingkat


/20

kabupaten/kota, TPI memastikan telah dilakukan penilaian


om

pendahuluan oleh unit kerja/satuan kerja pimpinan tinggi madya


a.c

atau perwakilan tingkat provinsi dan hasil penilaian pendahuluan


menyimpulkan bahwa unit tersebut layak dievaluasi oleh TPI;
an
uly

3) TPI melakukan evaluasi dengan menggunakan lembar kerja evaluasi


(LKE) sebagai alat bantu evaluasi dan apabila telah selesai
am

melakukan evaluasi, maka TPI menyusun laporan hasil evaluasi


ain

internal yang memuat simpulan apakah unit kerja/satuan kerja


.
ww

memenuhi atau belum memenuhi kriteria untuk diajukan evaluasi


ke TPN. Hasil penilaian yang telah dilakukan oleh TPI kemudian
//w

disampaikan kepada Pimpinan instansi pemerintah.


ps:
htt
- 42 -

l
2. Mekanisme Penilaian Internal pada Pemerintah Daerah

m
.ht
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat penilaian internal

ng
untuk Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:

nta
Gambar 5. Mekanisme Penilaian Internal pada Pemerintah Daerah

-te
021
n-2
hu
a
0-t
r-9
mo
-no
-rb

1) Bagi pemerintah daerah yang unit kerja/satuan kerja telah


an

membangun ZI, maka unit yang telah membangun ZI akan dilakukan


np

evaluasi oleh TPI. Selanjutnya TPI memastikan bahwa unit telah


me

membangun ZI sesuai kriteria pengungkit dan hasil pembangunan ZI;


/pe

2) TPI melakukan evaluasi dengan menggunakan LKE sebagai alat bantu


/01

evaluasi dan apabila telah selesai melakukan evaluasi, maka TPI


menyusun laporan hasil evaluasi internal yang memuat simpulan
22

apakah unit kerja/satuan kerja memenuhi atau belum memenuhi


/20

kriteria untuk diajukan evaluasi ke TPN. Hasil evaluasi yang telah


om

dilakukan oleh TPI kemudian disampaikan kepada Pimpinan Instansi


a.c

Pemerintah.
an

3. Lembar Kerja Evaluasi


uly

Pada saat melakukan evaluasi, TPI melakukan pengisian terhadap


am

LKE untuk mengetahui kualitas pembangunan ZI terkait komponen


ain

pengungkit dan hasil. LKE Evaluasi ZI sebagaimana terlampir pada


.

lampiran III. Komponen penilaian pada LKE sesuai dengan tabel berikut:
ww
//w
ps:
htt
- 43 -

l
Tabel 3. Komponen Pengungkit

m
.ht
KOMPONEN PENGUNGKIT BOBOT
N0

ng
PEMENUHAN DAN REFORM (60%)

nta
1 Manajemen Perubahan 8%

-te
2 Penataan Tatalaksana 7%

21
3 Penataan Sistem Manajemen SDM 10%

0
4 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10%

n-2
5 Penguatan Pengawasan 15%

hu
6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 10%

a
0-t
Dalam komponen pengungkit terbagi menjadi 2 (dua) kriteria

r-9
penilaian, yaitu pemenuhan (berupa pertanyaan yang sifatnya
mo
pemenuhan dan sesuai dengan LKE pada peraturan sebelumnya) dan
-no
reform (berupa pertanyaan yang menggambarkan perubahan di enam
area pengungkit) dengan bobot terbagi masing-masing 50 persen (50%)
-rb

dari bobot per komponen pengungkit.


an
np

Tabel 4. Komponen Hasil


me

BOBOT
N0 KOMPONEN HASIL
/pe

(40%)
/01

Birokrasi Yang Bersih Dan Akuntabel (22,50)


1 Survei Persepsi Anti Korupsi 17,50
22

2 Capaian Kinerja 5,00


/20

Pelayanan Publik Yang Prima (17,50)


om

1 Survei Persepsi Pelayanan Publik 17,50


a.c

Komponen hasil merupakan gambaran pencapaian atas sasaran


an

reformasi birokrasi, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel dan


uly

pelayanan publik yang prima. Setelah TPI melakukan penilaian internal


am

terhadap pembangunan ZI pada unit kerja/satuan kerja sesuai LKE


ain

tersebut, TPI menyampaikan hasil penilaian kepada pimpinan instansi


.
ww

pemerintah terhadap kualitas pembangunan ZI pada unit kerja/satuan


kerja. Kesimpulan hasil penilaian internal:
//w

1) apabila hasil penilaian internal menunjukan unsur penilaian


ps:

pengungkit dan hasil tidak memenuhi kriteria menuju WBK/WBBM,


htt

maka TPI merekomendasikan bahwa unit kerja/satuan kerja tersebut


- 44 -

l
belum dapat diajukan kepada Kementerian PANRB selaku TPN serta

m
.ht
perlu dilakukan perbaikan dan pembinaan kembali;

ng
2) apabila hasil penilaian internal menunjukan unsur penilaian

nta
pengungkit dan hasil memenuhi kriteria menuju WBK/WBBM, maka
TPI merekomendasikan kepada pimpinan instansi pemerintah untuk

-te
mengajukan evaluasi ke Kementerian PANRB selaku TPN untuk

21
mendapatkan predikat Menuju WBK/WBBM.

0
n-2
B. Mekanisme Evaluasi Zona Integritas Pada Strategi Nasional Pencegahan

hu
Korupsi Oleh TPI

a
0-t
Selain pembangunan ZI pada unit kerja/satuan kerja secara

r-9
individu/mandiri yang dilakukan oleh masing-masing instansi

mo
pemerintah, terdapat juga pembangunan ZI pada kawasan berdasarkan
-no
mandat dari Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategis
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
-rb

Terhadap pembangunan ZI yang diwajibkan oleh Stranas PK maka


an

penilaian dilakukan terhadap dua hal, yaitu terhadap kualitas


np

pembangunan ZI secara individu unit kerja/satuan kerja (meliputi


me

pengungkit dan hasil) serta integrasi proses bisnis kawasan. Penilaian


/pe

internal terhadap pembangunan ZI secara individu dilakukan oleh TPI


/01

masing-masing instansi pemerintah. Penilaian oleh TPI menggunakan


LKE sebagaimana Lembar Kerja Evaluasi kepada unit kerja/satuan kerja.
22

Penilaian internal terhadap integrasi kawasan dilakukan oleh tim


/20

penilai internal gabungan dari perwakilan instansi pemerintah yang unit


om

kerja/satuan kerjanya diwajibkan membangun ZI di dalam kawasan. TPI


a.c

perwakilan instansi ini diharapkan ikut melibatkan unit kerja/satuan


an

kerja yang mengetahui karakteristik serta integrasi proses bisnis suatu


uly

kawasan.
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 45 -

l
Tabel 5. Aspek Penilaian Pembangunan ZI Kawasan

m
.ht
NO. ASPEK PENILAIAN

ng
1. Terdapat peta proses bisnis pelayanan utama Kawasan

nta
Peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur

-te
2.
operasional tetap (SOP)

21
3. Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan

0
n-2
Peta proses bisnis dan orosedur operasional telah dievaluasi
4. dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi,

hu
dan efektivitas

a
0-t
Terdapat sistem informasi dalam pelaksanaan proses bisnis

r-9
5. yang terintegrasi antar unit kerja/satuan kerja pada suatu
Kawasan mo
-no
-rb
an
np
me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
. ain
ww
//w
ps:
htt
- 46 -

l
BAB II

m
.ht
PENGAJUAN UNIT KERJA/SATUAN KERJA BERPREDIKAT

ng
MENUJU WBK DAN WBBM

nta
-te
Setelah TPI menyampaikan laporan hasil evaluasi terhadap unit
kerja/satuan kerja yang membangun ZI. Pimpinan instansi pemerintah

21
menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut dengan mengusulkan kepada

0
n-2
Kementerian PANRB selaku TPN untuk dilakukan evaluasi terhadap

hu
kelayakan unit kerja/satuan kerja berpredikat menuju WBK/WBBM.

a
Sebelum mengajukan usulan evaluasi kepada TPN, terdapat

0-t
beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh instansi pemerintah

r-9
terkait syarat pengajuan kepada TPN, yaitu:
mo
Tabel 5. Kriteria Pengajuan Usulan ZI Menuju WBK/WBBM
-no

SYARAT Menuju WBK Menuju WBBM


-rb

Opini BPK minimal “WTP”


an

Predikat SAKIP minimal Predikat SAKIP minimal


np

“B” “BB”
me

Tingkat • Indeks RB Minimal • Indeks RB Minimal B


/pe

Instansi CC untuk Pemerintah untuk Pemerintah


pemerintah Daerah Daerah
/01

• Indeks RB Minimal B • Indeks RB Minimal BB


22

untuk untuk
kementerian/lembaga kementerian/lembaga
/20

Level Maturitas SPIP Minimal Level 3


om

Unit kerja/satuan kerja yang diajukan merupakan core


layanan utama dari instansinya
a.c

Memberikan dampak yang signifikan terhadap persepsi


an

masyarakat tentang kualitas birokrasi


uly

Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil


Tingkat unit Pengawasan dari APIP/BPK 100%
am

kerja/satuan LHKASN dan LHKPN 100%


ain

kerja Sudah melakukan Sudah melakukan


pembangunan ZI menuju pembangunan ZI menuju
.
ww

WBK minimal satu tahun WBBM minimal satu tahun


Predikat SAKIP dari sPredikat SAKIP dari
//w

evaluasi internal minimal evaluasi internal minimal


“B” “BB”
ps:
htt
- 47 -

l
Bagi instansi pemerintah yang telah banyak satkernya mendapatkan

m
.ht
predikat Menuju WBK/WBBM, yaitu lebih dari 30% maka instansi

ng
tersebut tidak perlu mengajukan satkernya lagi untuk diajukan

nta
mendapatkan menuju WBK/WBBM. Ketentuan mengenai hal ini akan
disampaikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

-te
Reformasi Birokrasi kepada instansi yang telah memenuhi kriteria

21
tersebut. Selanjutnya TPI instansi pemerintah yang lebih dari 30%

0
n-2
satkernya telah mendapat predikat menuju WBK/WBBM diharapkan

hu
dapat mendorong TPI pada instansi pemerintah lain dalam peningkatan

a
kualitas pembangunan ZI.

0-t
Pengajuan evaluasi kepada TPN tersebut dilakukan dengan

r-9
membuat surat permohonan evaluasi pembangunan ZI Menuju
WBK/WBBM kepada TPN (contoh mo
surat permohonan evaluasi
-no
sebagaimana gambar 6).
-rb
an
np
me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 48 -

l
Gambar 6. contoh surat pengajuan evaluasi kepada TPN

m
Nomor : (Nomor surat) (Tanggal pengajuan)

.ht
Lampiran : -

ng
Hal : Pengajuan Unit kerja/satuan kerja

nta
Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari

-te
Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM)

210
Kepada Yth.

n-2
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

hu
Republik Indonesia
Cq. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan

a
0-t
di
Jakarta

r-9
mo
Dengan hormat, bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor XXX Tahun XXX
-no
tentang Pedoman Evaluasi Pembangunan Zona Integritas, kami telah melakukan upaya
pembangunan Zona Integritas di (Nama Instansi Pemerintah). Berdasarkan laporan hasil
-rb

evaluasi tahun XXXX oleh Tim Penilaian Internal (TPI) ZI (Nama Instansi Pemerintah),
an

kami mengusulkan:
np

1. (Nama Unit kerja/satuan kerja)/ (predikat WBK atau WBBM)


me

2. (Nama Unit kerja/satuan kerja)/ (predikat WBK atau WBBM)


3. dst.
/pe

sebagai calon unit kerja/satuan kerja berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
/01

(WBK) dan/atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).


Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon agar Tim Penilai Nasional dapat
22

melakukan evaluasi atas unit kerja/satuan kerja yang diusulkan tersebut.


/20

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan


terima kasih.
om
a.c

Pimpinan Instansi Pemerintah


an
uly
am

(nama)
NIP.
ain
.
ww

Tembusan:
//w

1.
ps:
htt
- 49 -

l
Pada saat pengajuan, wajib dilengkapi dengan surat pernyataan dari

m
.ht
kepala unit/satuan kerja yang diajukan mendapat predikat menuju

ng
WBK/WBBM bahwa semua data dan informasi yang disampaikan telah

nta
sesuai dengan fakta yang ada (Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak/SPTJM tentang kebenaran data dukung) sebagaimana pada

-te
gambar dibawah ini

21
Gambar 7. Contoh surat pernyataan tanggung jawab mutlak

0
n-2
hu
a
0-t
r-9
mo
-no
-rb
an
np
me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 50 -

ml
.ht
Selanjutnya Permohonan evaluasi pembangunan ZI kepada TPN

ng
menggunakan sistem informasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona

nta
Integritas (PMPZI) melalui alamat website www.pmpzi.menpan.go.id.
PMPZI merupakan sebuah instrumen bantu berupa aplikasi

-te
teknologi informasi (TI) berbasis web. PMPZI bertujuan untuk

21
mempercepat proses pembangunan dan pengajuan ZI yang dilakukan

0
n-2
oleh masing-masing instansi pemerintah dalam hal pengumpulan dan

hu
pengolahan data, serta monitoring dan evaluasi data. PMPZI ini

a
digunakan oleh:

0-t
1. TPI untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pembangunan ZI di

r-9
unit kerja/satuan kerja;

mo
2. Instansi Pemerintah untuk melakukan pengajuan evaluasi kepada
-no
TPN apabila penilaian yang dilakukan TPI kepada unit kerja/satuan
kerja telah memenuhi kriteria untuk diajukan kepada TPN;
-rb

3. TPN untuk monitoring dan evaluasi pembangunan ZI, pengelolaan


an

data dan informasi dalam rangka penyusunan profil pelaksanaan ZI


np

baik pada tingkat K/L, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten


me

dan Pemerintah Kota.


/pe

Pengajuan evaluasi kepada TPN melalui PMPZI dilakukan paling


/01

lambat pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Apabila terdapat


22

perubahan terkait tanggal waktu pengajuan evaluasi, maka Kementerian


/20

PANRB akan memberikan informasi melalui surat pemberitahuan.


om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 51 -

l
Infrastruktur dari PMPZI dapat dilihat pada gambar berikut ini:

m
.ht
Gambar 8. Infrastruktur PMPZI

ng
nta
-te
210
n-2
ahu
0-t
r-9
mo
-no
-rb
an
np
me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 52 -

l
BAB III

m
.ht
EVALUASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS OLEH TIM

ng
PENILAI NASIONAL

nta
-te
Setelah pimpinan instansi pemerintah mengajukan unit
kerja/satuan kerja yang memenuhi kriteria menuju WBK/WBBM melalui

21
PMPZI, maka TPN melakukan beberapa langkah dalam rangka evaluasi

0
n-2
pengajuan usulan unit kerja/satuan kerja berpredikat menuju

hu
WBK/WBBM.

a
Secara garis besar, alur evaluasi pembangunan ZI oleh TPN melalui

0-t
beberapa langkah sebagai berikut:

r-9
A. Pra Evaluasi mo
-no
Pada tahap ini TPN memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) memastikan bahwa instansi pemerintah yang mengusulkan unit
-rb

kerja/satuan kerja berpredikat Menuju WBK atau WBBM telah


an

memenuhi syarat pengusulan tingkat instansi. Apabila instansi


np

pemerintah yang mengusulkan tidak memenuhi persyaratan di atas,


me

maka pengusulan akan ditolak dengan pemberitahuan melalui


/pe

PMPZI, kecuali ada pertimbangan teknis lain dari TPN;


/01

2) memastikan unit kerja/satuan kerja yang diusulkan memenuhi


22

syarat pengusulan tingkat unit. Apabila unit kerja/satuan kerja yang


/20

diusulkan tidak memenuhi persyaratan diatas, maka pengusulan


akan ditolak dengan pemberitahuan melalui PMPZI, kecuali ada
om

pertimbangan teknis lain dari TPN. Selain itu, apabila unit


a.c

kerja/satuan kerja yang diusulkan bukan unit kerja/satuan kerja


an

yang menyelenggarakan fungsi layanan masyarakat langsung, maka


uly

jumlah unit kerja/satuan kerja yang sejenis yang akan dievaluasi


am

ditentukan berdasarkan koordinasi antara TPN dan TPI;


ain

3) memastikan bahwa hasil penilaian TPI pada unit kerja/satuan kerja


yang diajukan telah memenuhi ambang batas penilaian, yaitu total
.
ww

nilai pengungkit dan hasil minimal 75,00 dengan minimal nilai


//w

pengungkit 40 untuk Menuju WBK dan minimal 85,00 dengan


ps:

minimal nilai pengungkit 48 untuk Menuju WBBM;


4) memastikan bobot nilai per area pengungkit minimal 60% pada
htt

semua area pengungkit untuk predikat Menuju WBK; dan bobot nilai
- 53 -

l
per area pengungkit minimal 75% pada semua area pengungkit untuk

m
.ht
predikat Menuju WBBM;

ng
5) memastikan nilai komponen hasil “Birokrasi yang bersih dan

nta
akuntabel” minimal 18,25 untuk Menuju WBK dan 19,50 untuk
menuju WBBM dengan ketentuan nilai sub komponen “Survei

-te
Persepsi Anti Korupsi” minimal 15,75 atau minimal skor survei 3,60

21
untuk Menuju WBK dan WBBM, serta nilai sub komponen “kinerja

0
n-2
lebih baik” minimal 2,50 untuk Menuju WBK dan 3,75 untuk Menuju

hu
WBBM;

a
6) memastikan nilai komponen hasil “Pelayanan publik yang prima”

0-t
minimal 14,00 atau skor survei minimal 3,20 untuk unit kerja/satuan

r-9
kerja yang diajukan berpredikat Menuju WBK dan minimal 15,75 atau

mo
skor survei minimal 3,60 untuk unit kerja/satuan kerja yang
-no
diajukan berpredikat Menuju WBBM.
-rb

Apabila hasil Pra evaluasi TPN pada unit kerja/satuan kerja tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana angka 3 hingga 6 diatas, maka unit
an

kerja/satuan kerja dianggap tidak memenuhi kriteria untuk di evaluasi


np

oleh TPN. Setelah itu, apabila unit kerja/satuan kerja memenuhi


me

ketentuan sebagaimana angka 3 hingga 6 diatas, maka unit kerja/satuan


/pe

kerja dianggap memenuhi kriteria untuk di evaluasi oleh TPN.


/01
22

B. Desk Evaluasi Oleh TPN


/20

Setelah dilakukan pra evaluasi untuk melihat pemenuhan syarat


om

instansi pemerintah dan unit kerja/satuan kerja yang akan mengajukan


a.c

evaluasi pembangunan ZI, maka selanjutnya TPN melakukan desk


evaluasi untuk mengetahui kualitas pembangunan ZI terutama dari area
an
uly

pengungkit. Desk evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa unit


kerja/satuan kerja telah secara konsisten dan berkelanjutan dalam
am

membangun ZI dan implementasi pembangunan ZI telah dilengkapi


ain

dengan data dukung yang sesuai.


.
ww

Desk evaluasi dilakukan melalui pendalaman dan pengujian LKE


serta data dukungan yang telah disampaikan oleh TPI serta dengan
//w

mengidentifikasi informasi dari berbagai media terkait unit/satuan kerja


ps:

yang dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, desk evaluasi dapat


htt

dilakukan dengan meminta unit kerja/satuan kerja untuk memaparkan


- 54 -

l
hasil pembangunan zona integritas yang dilanjutkan dengan diskusi

m
.ht
melalui media/sarana yang efektif. Hasil desk evaluasi selanjutnya

ng
menjadi bahan bagi TPN untuk menentukan keberlanjutan proses

nta
evaluasi selanjutnya bagi unit kerja/satuan kerja.

-te
C. Evaluasi Lapangan oleh TPN

21
Evaluasi lapangan bertujuan untuk melihat secara langsung

0
implementasi pembangunan zona integritas pada unit kerja/satuan

n-2
kerja. Pada saat evaluasi lapangan TPN dapat melibatkan:

hu
1. perwakilan instansi yang berada pada level provinsi yang mempunyai

a
0-t
fungsi pembinaan layanan utama dari unit kerja/satuan kerja dengan

r-9
memperhatikan adanya potensi benturan kepentingan;
2. instansi lain yang mempunyai kapasitas untuk melakukan evaluasi
mo
pembangunan zona integritas dengan memperhatikan adanya potensi
-no

benturan kepentingan;
-rb

3. para ahli serta akademisi yang mempunyai kompetensi tentang tugas


an

fungsi dari unit kerja/satuan kerja tertentu.


np
me

TPN pada saat evaluasi lapangan akan melaksanakan kegiatannya


/pe

terhadap dua aspek:


1. Aspek pelaksanaan area pengungkit
/01

Pada saat melakukan evaluasi lapangan, TPN memperhatikan dan


22

menguji implementasi enam area perubahan pada zona integritas.


/20

Evaluasi lapangan ini menggunakan kertas kerja evaluasi hasil


om

penilaian TPI sebagai dasar penilaian. Oleh karena itu, evaluasi


a.c

lapangan yang dilakukan untuk memastikan bahwa hasil penilaian TPI


an

telah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Apabila terdapat gap
uly

antara hasil penilaian evaluasi lapangan dengan hasil penilaian TPI


maka yang digunakan adalah hasil penilaian evaluasi lapangan.
am

Untuk evaluasi yang terdapat di kawasan stranas, selain


ain

memperhatikan kualitas pembangunan unit kerja/satuan kerja, TPN


.
ww

juga harus melakukan evaluasi terhadap penerapan integrasi proses


bisnis layanan utama suatu kawasan. Hal ini untuk memastikan
//w

bahwa pada suatu kawasan telah terdapat mekanisme kerja yang


ps:

terintegrasi sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam


htt
- 55 -

l
suatu kawasan. Pada saat evaluasi TPN dapat melibatkan Tim Stranas

m
.ht
Pencegahan Korupsi.

ng
2. Aspek hasil yang terdiri atas sub komponen Survei Persepsi Anti

nta
Korupsi dan Survei Persepsi Pelayanan Publik.

-te
Dalam melaksanakan evaluasi terhadap hasil Survei Persepsi Anti

21
Korupsi dan Survei Persepsi Pelayanan Publik, TPN memastikan

0
kualitas integritas dan kualitas pelayanan yang diterima oleh

n-2
masyarakat/stakeholder dengan melaksanakan survei secara

hu
langsung. Survei ini dilaksanakan oleh TPN melalui Badan Pusat

a
0-t
Statistik atau pihak ketiga yang telah ditunjuk. Hal yang menjadi

r-9
perhatian pada saat pelaksaaan survei adalah:
a. Survei dilakukan kepada unit yang memenuhi pra evaluasi awal oleh
TPN melalui PMPZI;
mo
-no

b. Survei dapat dilaksanakan sebelum atau bersamaan dengan waktu


-rb

evaluasi pengungkit (evaluasi lapangan) dan memperhatikan kondisi


an

yang terjadi pada saat evaluasi;


np

c. Survei dilakukan kepada penerima pelayanan yang telah selesai


me

menerima pelayanan dari unit kerja/satuan kerja. Hal ini untuk


/pe

memastikan bahwa responden telah menerima secara penuh


rangkaian proses pelayanan sehingga hasil survei akan dapat
/01

memberikan gambaran secara obyektif kualitas pelayanan;


22

d. Minimal jumlah responden yang dilakukan survei adalah 30


/20

responden untuk satu unit kerja/satuan kerja. Apabila penerima


om

pelayanan dari unit yang diusulkan secara kuantitatif selama kurun


a.c

waktu yang ditentukan kurang dari 30 orang, karena memang


an

karakter unit kerja/satuan kerja yang bukan pelayanan kebutuhan


uly

dasar, maka tim yang melaksanakan survei akan menentukan


dengan jumlah tertentu sesuai kaidah-kaidah perhitungan statistik;
am

e. Tim survei harus memperhatikan komposisi responden terkait jenis


ain

pelayanan yang dimiliki oleh unit kerja/satuan kerja. Hal ini untuk
.
ww

memastikan bahwa hasil survei akan menggambarkan kualitas dari


semua jenis pelayanan yang diberikan oleh unit kerja/satuan kerja.
//w

f. Pertanyaan survei mencakup persepsi kualitas pelayanan, yang


ps:

meliputi aspek-aspek yang diatur oleh kebijakan tentang evaluasi


htt

pelayanan publik. Sedangkan persepsi anti korupsi meliputi aspek


- 56 -

l
tindakan diskriminasi, indikasi kecurangan pelayanan, pemberian

m
.ht
imbalan diluar ketentuan yang berlaku, praktek pungutan liar, dan

ng
praktek percaloan. Aspek pertanyaan pada persepsi kualitas

nta
pelayanan dan persepsi anti korupsi disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan survei.

-te
g. Ketentuan lebih detail terkait pelaksanaan survei akan disampaikan

21
setiap tahunnya oleh kementerian setelah mendapat masukan dari

0
n-2
BPS.

hu
3. Evaluasi terhadap sub komponen capaian kinerja

a
0-t
Pada saat melaksanaan evaluasi, TPN memastikan bahwa capaian

r-9
indikator kinerja utama (IKU) unit kerja/satuan kerja telah
sesuai/melebihi dengan target perencanaan kinerjanya. Selain itu,
mo
apabila indikator kinerja utama yang digunakan mempunyai standar
-no

target nasional, maka capaian kinerja unit tersebut minimal harus


-rb

sama atau melebihi target nasional yang ada.


an

Setelah selesai melakukan evaluasi lapangan disertai pelaksanaan


np

survei, maka TPN melakukan penilaian dengan menyandingkan LKE hasil


me

penilaian TPI dengan kondisi yang ditemukan dari proses evaluasi. Selain
/pe

itu, pada evaluasi lapangan ini, TPN juga melakukan pengujian melalui
/01

mystery shopper pada unit/satuan kerja.


22

4. Tahapan clearance dan panel


/20

Setelah selesai melakukan rangkai evaluasi, TPN melakukan clearance


om

dengan Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan


a.c

Korupsi, Komisi yang terkait teknis instansi, serta Aparat Pengawas


an

Internal Pemerintah (APIP) untuk menentukan unit kerja/satuan kerja


uly

yang akan mendapatkan predikat menuju WBK/WBBM. Setelah itu


dlilanjutkan dengan panel hasil evaluasi.
am

5. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi


ain

Selanjutnya TPN menyusun laporan hasil evaluasi dengan menjelaskan


.
ww

catatan selama evaluasi. Secara rinci, hasil evaluasi dapat diuraikan


sebagai berikut:
//w

a. apabila hasil evaluasi TPN menunjukan bahwa nilai unit


ps:

kerja/satuan kerja tidak memenuhi kriteria dan nilai minimal


htt

Menuju WBK/WBBM, maka TPN merekomendasikan kepada


- 57 -

l
pimpinan instansi pemerintah agar unit kerja/satuan kerja tersebut

m
.ht
dilakukan pembinaan;

ng
b. apabila hasil evaluasi TPN menunjukan bahwa unit kerja/satuan

nta
kerja tersebut memenuhi syarat menuju WBK/WBBM, maka TPN
akan merekomendasikan kepada Menteri agar unit kerja/satuan

-te
kerja tersebut ditetapakan sebagai unit kerja/satuan kerja menuju

21
WBK/WBBM;

0
n-2
c. apabila hasil evaluasi TPN menyatakan bahwa seluruh unit

hu
kerja/satuan kerja yang wajib membangun ZI pada kawasan

a
tersebut memenuhi syarat menuju WBK/WBBM akan tetapi belum

0-t
terdapat integrasi pelayanan kawasan, maka TPN akan

r-9
merekomendasikan kepada pimpinan setiap instansi pemerintah

mo
yang mempunyai unit pada kawasan agar unit kerja/satuan kerja
-no
pada kawasan untuk membangun integrasi dan berkolaborasi dalam
pelayanan kawasan;
-rb

d. apabila hasil evaluasi TPN menyatakan bahwa terdapat unit


an

kerja/satuan kerja yang wajib membangun ZI pada kawasan


np

tersebut tidak memenuhi syarat menuju WBK/WBBM maka TPN


me

akan merekomendasikan kepada setiap pimpinan instansi


/pe

pemerintah pada unit kerja/satuan kerja di kawasan agar unit


/01

kerja/satuan kerja tersebut dilakukan pembinaan;


22

e. apabila hasil evaluasi TPN menyatakan bahwa seluruh unit


/20

kerja/satuan kerja yang wajib membangun ZI Atas pada kawasan


tersebut memenuhi syarat menuju WBK/WBBM dan sudah terdapat
om

integrasi pelayanan kawasan, maka TPN akan merekomendasikan


a.c

kepada Menteri agar kawasan tersebut ditetapakan sebagai kawasan


an

menuju WBK/WBBM.
uly
am

D. Penetapan Predikat Menuju WBK/WBBM


1. Penetapan Unit kerja/satuan kerja Berpredikat Menuju WBK dan
ain

WBBM
.
ww

Berdasarkan rekomendasi dari TPN, Menteri menetapkan unit


//w

kerja/satuan kerja tersebut sebagai unit kerja/satuan kerja berpredikat


Menuju WBK/WBBM. Syarat unit kerja/satuan kerja yang dapat
ps:

ditetapkan sebagai Menuju WBK/WBBM adalah sebagai berikut:


htt
- 58 -

l
Tabel 6. Persyaratan penetapan unit kerja/satuan kerja menuju Menuju

m
.ht
WBK/WBBM

ng
SYARAT Menuju WBK Menuju WBBM

nta
75 85
Nilai Total Telah mendapatkan

-te
predikat Menuju

21
WBK

0
n-2
Nilai Minimal Pengungkit 40 48

hu
Bobot nilai minimal per area 60% 75%

a
pengungkit

0-t
Nilai komponen hasil 18,25 19,50

r-9
“Pemerintah yang Bersih dan
Akuntabel” minimal mo
-no
• Nilai sub-komponen 15,75 15,75
“Survei Persepsi Anti (survey 3,60) (survey 3,60)
-rb

Korupsi” minimal
an

• Nilai sub-komponen 2,50 3,75


np

“Kinerja Lebih Baik”


me

minimal
/pe

Nilai komponen hasil 14,00 15,75


/01

“Pelayanan Publik yang (survey 3,20) (survey 3,60)


22

prima” minimal
/20

2. Penetapan Kawasan Menuju WBK/WBBM


om

Berdasarkan rekomendasi dari TPN, Menteri menetapkan kawasan


a.c

tersebut sebagai kawasan berpredikat Menuju WBK. Syarat kawasan


an

yang dapat ditetapkan sebagai WBK adalah:


uly

a. semua Unit kerja/satuan kerja yang berada di kawasan tersebut


am

memenuhi kriteria unit berpredikat Menuju WBK;


ain

b. sudah terdapat keterpaduan/integrasi ketatalaksanaan (proses


.
ww

bisnis) antar unit kerja/satuan kerja yang ada di kawasan tersebut.


Skor Integrasi proses bisnis minimal 6,5 untuk predikat WBK.
//w

Ilustrasi Kawasan yang ditetapkan menjadi Kawasan Menuju WBK


ps:

adalah sebagaimana tabel berikut:


htt
- 59 -

l
Tabel 7. Ilustrasi Kawasan yang Ditetapkan Menuju WBK

m
.ht
UNIT
INTEGRASI

ng
KONDISI KERJA/SATUAN PENETAPAN
KAWASAN

nta
KERJA
Tidak seluruh Tidak Memenuhi

-te
Tidak ada
1 unit Menuju Kawasan Menuju

21
integrasi
WBK WBK

0
n-2
Tidak seluruh Ada integrasi Tidak Memenuhi

hu
2 unit Menuju (Nilai Integrasi Kawasan Menuju

a
WBK Kawasan 6,5) WBK

0-t
Tidak Memenuhi

r-9
Seluruh unit Tidak ada
3 Kawasan Menuju
Menuju WBK Integrasi
mo WBK
-no
Ada integrasi Memenuhi
Seluruh unit
4 (Nilai Integrasi Kawasan Menuju
-rb

Menuju WBK
Kawasan 6,5) WBK
an
np

Penetapan kawasan berpredikat Menuju WBK dituangkan dalam


me

Keputusan Menteri. Penetapan predikat Menuju WBK berlaku sesuai


/pe

yang tertera dalam Surat Keputusan Menteri dan dapat dicabut apabila
/01

ternyata setelah penetapannya terdapat kejadian/peristiwa yang


mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya lagi indikator bebas dari
22

korupsi.
/20

Berdasarkan rekomendasi dari TPN, Menteri menetapkan kawasan


om

tersebut sebagai kawasan berpredikat Menuju WBBM. Syarat kawasan


a.c

yang dapat ditetapkan sebagai Menuju WBBM adalah:


an

a. kawasan tersebut telah mendapat predikat Kawasan Menuju WBK;


uly

b. semua Unit kerja/satuan kerja yang berada di kawasan tersebut


am

memenuhi kriteria unit berpredikat menuju WBBM;


ain

c. sudah terdapat keterpaduan/integrasi ketatalaksanaan (proses


bisnis) antar unit kerja/satuan kerja yang ada di kawasan tersebut.
.
ww

Skor Integrasi proses bisnis minimal 7,5 untuk predikat Menuju


//w

WBBM.
ps:

Ilustrasi Kawasan yang ditetapkan menjadi Kawasan Menuju WBBM


htt

adalah sebagaimana berikut:


- 60 -

l
Tabel 8. Ilustrasi Kawasan yang Ditetapkan Menuju WBBM

m
.ht
UNIT
INTEGRASI

ng
KONDISI KERJA/SATUAN PENETAPAN
KAWASAN

nta
KERJA
Tidak seluruh Tidak Memenuhi

-te
Tidak ada
1 unit menuju Kawasan Menuju

21
integrasi
WBBM WBBM

0
n-2
Tidak seluruh Ada integrasi Tidak Memenuhi

hu
2 unit menuju (Nilai Integrasi Kawasan Menuju

a
WBBM Kawasan 7,5) WBBM

0-t
Tidak Memenuhi

r-9
Seluruh unit Tidak ada
3 Kawasan Menuju
menuju WBBM Integrasi
mo WBBM
-no
Ada integrasi Memenuhi
Seluruh unit
4 (Nilai Integrasi Kawasan Menuju
-rb

menuju WBBM
Kawasan 7,5) WBBM
an
np

Penetapan kawasan berpredikat Menuju WBBM dituangkan dalam


me

Keputusan Menteri. Penetapan predikat Menuju WBBM berlaku sesuai


/pe

yang tertera dalam Surat Keputusan Menteri, dan dapat dicabut apabila
ternyata setelah penetapannya terdapat kejadian/peristiwa yang
/01

mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya lagi indikator birokrasi bersih


22

dan melayani.
/20
om
a.c
an
uly
am
. ain
ww
//w
ps:
htt
- 61 -

l
m
.ht
BAB IV

ng
PEMANTAUAN UNIT KERJA/SATUAN KERJA/KAWASAN

nta
BERPREDIKAT MENUJU WBK/WBBM

-te
21
A. Pemantauan Unit Kerja/Satuan Kerja atau Kawasan Berpredikat Menuju

0
WBK/WBBM

n-2
Unit kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah mendapat predikat

hu
menuju WBK/WBBM merupakan unit kerja/satuan kerja atau kawasan

a
0-t
percontohan nasional terkait pelaksanaan RB, khususnya dalam hal
kualitas pelayanan publik dan integritas anti korupsi. Oleh karena itu,

r-9
dalam rangka menjaga unit dan kawasan tersebut agar tetap menjaga
mo
pelayanan atau integritas dan memastikan tidak terdapat penurunan
-no
kualitas serta menjaga dari berbagai penyimpangan, maka diperlukan
-rb

langkah-langkah yang harus dilakukan oleh TPI dan TPN.


an

Langkah yang harus dilakukan oleh TPI:


np

1. melakukan pendampingan secara konsisten terhadap unit


me

kerja/satuan kerja/kawasan yang telah mendapat predikat menuju


WBK serta memantau perkembangan pembangunannya untuk
/pe

Menuju WBBM;
/01

2. melakukan survei internal untuk mengetahui dan menjaga kualitas


22

pelayanan dan integritas. Pelaksanaan survei menggunakan


/20

metodologi yang telah ditetapkan oleh TPN (Apabila tidak


om

melaksanakan survei internal tersendiri, TPI dapat menggunakan


a.c

hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) untuk melihat kualitas


pelayanan dan integritas);
an

3. melakukan penilaian internal dan melaporkan perkembangan


uly

pembangunan ZI di unit kerja/satuan kerja/kawasan yang telah


am

mendapat predikat menuju WBK melalui PMPZI setidaknya setiap dua


ain

tahunan apabila pada kurun waktu tersebut unit kerja/satuan


.
ww

kerja/kawasan tidak diajukan untuk mendapatkan predikat Menuju


WBBM;
//w

4. melakukan penilaian internal dan melaporkan kondisi atau


ps:

perkembangan ZI di unit kerja/satuan kerja/kawasan yang telah


htt

mendapat predikat Menuju WBBM melalui PMPZI setiap dua tahun


- 62 -

l
sekali; (contoh surat penyampaian monitoring dan evaluasi atas unit

m
.ht
yang telah mendapat predikat menuju WBK/WBBM sebagaimana

ng
gambar 9)

nta
5. melakukan identifikasi dan klarifikasi apabila terdapat pengaduan
terhadap maladministrasi di unit kerja/satuan kerja yang telah

-te
mendapat predikat menuju WBK/WBBM, serta mendorong dan

21
memonitor penyelesaian pengaduan maladministrasi tersebut.

0
n-2
Gambar 10. contoh surat laporan monitoring dan evaluasi unit

hu
kerja/satuan kerja yang telah mendapat predikat menuju WBK/WBBM

a
0-t
Nomor : (Nomor surat) (Tanggal pelaporan)

r-9
Lampiran : -
Hal : Laporan Monitoring dan Evaluasi Unit
kerja/satuan kerja/kawasan Berpredikat mo
-no
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
-rb

(WBBM)
an

Kepada Yth.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
np

Republik Indonesia
me

Cq. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan


di
/pe

Jakarta
/01

Dengan hormat, bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri


22

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor XX Tahun 2021


/20

tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari


Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi
om

Pemerintah, kami telah melakukan pembangunan Zona Integritas di (Nama


Instansi Pemerintah). Berdasarkan laporan hasil monitoring dan evaluasi tahun
a.c

(tahun pengajuan) oleh Tim Penilaian Internal (TPI) ZI (Nama Instansi Pemerintah),
an

kami menyimpulkan bahwa unit kerja/satuan kerja (Nama Unit kerja/Satuan


kerja) masih memenuhi/tidak memenuhi*1 kriteria Menuju Wilayah Bebas dari
uly

Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Hal ini
berdasarkan catatan TPI bahwa:
am

1…. (capaian nilai pengungkit dan hasil)


2…. (catatan hasil monitoring dan evaluasi)
ain

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami


.

ucapkan terima kasih.


ww
//w

Pimpinan Instansi Pemerintah


ps:
htt

(nama)
NIP.
- 63 -

l
Selain beberapa hal diatas yang dilakukan TPI terhadap unit

m
.ht
kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah mendapatkan predikat

ng
menuju WBK/WBBM, langkah yang harus dilakukan oleh TPN:

nta
1. melakukan verifikasi atas laporan monitoring TPI terhadap unit
kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah mendapatkan predikat

-te
Menuju WBK/WBBM;

21
2. melakukan evaluasi lapangan secara berkala terhadap unit

0
n-2
kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah mendapatkan predikat

hu
Menuju WBK/WBBM;

a
3. melakukan verifikasi lapangan dan klarifikasi dengan TPI apabila

0-t
terdapat laporan dugaan maladministrasi yang diterima oleh TPN

r-9
terkait pelayan atau integritas di unit kerja/satuan kerja atau kawasan
yang telah mendapat predikat Menuju WBK/WBBM.mo
-no

B. PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA


-rb

BERPREDIKAT MENUJU WBK/WBBM


an

Sebagai wujud apresiasi kepada unit kerja/satuan kerja yang telah


np

berhasil membangun ZI dan dalam rangka mendorong pembangunan ZI


me

pada unit kerja/satuan kerja yang lain, instansi pemerintah dapat


/pe

memberikan penghargaan kepada unit kerja/satuan kerjanya yang


/01

mendapat predikat menuju WBK/WBBM. Pemberian penghargaan


tersebut diberikan sesuai dengan kebijakan masing-masing instansi
22

pemerintah dengan memperhatikan ketentuan peraturan perudangan


/20

yang berlaku.
om
a.c

C. PENCABUTAN PREDIKAT MENUJU WBK/WBBM


an

Pada unit kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah mendapat


uly

predikat menuju WBK/WBBM apabila berdasarkan laporan dari TPI


am

bahwa unit kerja/satuan kerja atau kawasan sudah tidak memenuhi


kriteria menuju WBK/WBBM. Berdasarkan hasil evaluasi lapangan
ain

berkala atau verifikasi lapangan oleh TPN dan setelah melakukan


.
ww

klarifikasi dengan TPI ditemukan bukti bahwa terdapat maladministrasi,


//w

maka secara tertulis TPN akan merekomendasikan kepada Menteri


PANRB untuk mencabut predikat menuju WBK/WBBM pada unit
ps:

kerja/satuan kerja atau kawasan tersebut. Selanjutnya, unit


htt

kerja/satuan kerja atau kawasan yang telah dicabut predikat menuju


- 64 -

l
WBK/ WBBM, tidak dapat diajukan lagi untuk untuk mendapatkan

m
.ht
predikat Menuju WBK selang 2 tahun setelah penetapan pencabutan

ng
diterbitkan.

nta
D. REPLIKASI PADA UNIT KERJA/SATUAN KERJA YANG TELAH

-te
BERPREDIKAT MENUJU WBK/WBBM

21
Sebagai upaya untuk mendorong percepatan pembangunan ZI pada

0
n-2
unit kerja/satuan kerja atau kawasan lainnya, maka perlu dilakukan
replikasi pembangunan ZI dari unit kerja/satuan kerja atau kawasan

hu
yang telah mendapat predikat menuju WBK/WBBM. Replikasi ini dapat

a
0-t
dilakukan oleh unit kerja/satuan kerja atau kawasan yang sedang

r-9
membangun dengan melakukan studi tiru dan modifikasi sesuai dengan

mo
karakteristik yang dimiliki. Selanjutnya diperlukan kebijakan di level
-no
internal instansi pemerintah untuk mendorong unit atau kawasan lain
melakukan replikasi pada unit yang telah mendapatkan predikat menuju
-rb

WBK/WBBM, sehingga replikasi terhadap unit kerja/satuan kerja atau


an

kawasan yang telah mendapat predikat menuju WBK/WBBM akan


np

berjalan secara sistemis.


me
/pe
/01
22
/20
om
a.c
an
uly
am
.ain
ww
//w
ps:
htt
- 65 -

l
BAB IV

m
.ht
PENUTUP

ng
nta
Terbangunnya unit kerja yang berpredikat menuju WBK/WBBM
dapat menjadi percontohan bagi instansi pemerintah yang sedang

-te
berupaya melakukan perbaikan pelayanan publik dan anti korupsi dalam

21
rangka percepatan reformasi birokrasi.

0
Instansi pemerintah harus memahami bahwa upayanya untuk

n-2
memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan

hu
integritas di lingkungannya akan berpengaruh tidak hanya pada

a
kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan, namun juga akan

0-t
meningkatkan kepercayaan publik yang akan berujung pada peningkatan

r-9
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, apabila pada tahun
pengajuan terdapat perbuatan melanggar hukum terkait KKN pada suatu
mo
instansi, khususnya yang melibatkan pimpinan tertinggi instansi, maka
-no
usulan TPI yang telah disampaikan pada TPN akan digugurkan.
-rb

Pedoman ini bersifat dinamis, dalam arti ketentuan-ketentuan di


dalamnya dapat diubah sesuai kebutuhan berdasarkan perkembangan
an

lingkungan strategis yang ada. Indikator dalam rangka penetapan


np

predikat menuju WBK/WBBM diharapkan secara bertahap dapat diubah


me

sehingga semakin mengarah kepada zero tolerance approach dalam


/pe

pemberantasan korupsi. Oleh karena itu diperlukan evaluasi kebijakan


pelaksanaan pembangunan Zona Integritas untuk mengetahui efektivitas
/01

pedoman ini. Evaluasi dilaksanakan oleh Kementerian melalui


22

penelaahan laporan-laporan yang diterima dan pengolahan informasi


yang diperoleh langsung di lapangan.
/20

Selanjutnya Menteri wajib menyampaikan laporan kepada Presiden


om

mengenai perkembangan pelaksanaan kebijakan/program pembangunan


a.c

Zona Integritas menuju terwujudnya WBK/WBBM secara berkala pada


setiap akhir tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
an
uly

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


am

NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI


ain

REPUBLIK INDONESIA,
.
ww

ttd
//w
ps:

TJAHJO KUMOLO
htt
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 90 TAHUN 2021

m l
.h t
TENTANG
PEMBANGUNAN DAN EVALUASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI INSTANSI PEMERINTAH

a n g
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai %
e nt
Catatan/Keterangan/Penjelasan
t
1 -
A. PENGUNGKIT 60,00 60,00 100,00%
0 2
n-2
I. PEMENUHAN 30,00 30,00 100,00%
1. MANAJEMEN PERUBAHAN 4,00 4,00 100,00%
i. Penyusunan Tim Kerja
a. Unit kerja telah membentuk tim untuk
0,50 0,50
u
100,00%

h
melakukan pembangunan Zona Integritas
b. Penentuan anggota Tim dipilih melalui
Ya, jika Tim telah dibentuk di dalam unit kerja.
a. Jika dengan prosedur/mekanisme yang jelas dan
Ya/Tidak Ya 1,00

0 -ta
prosedur/mekanisme yang jelas mewakili seluruh unsur dalam unit kerja
-9
or
b. Jika sebagian menggunakan prosedur yang mewakili A/B/C A 1,00
sebagian besar unsur dalam unit kerja

ii. Rencana Pembangunan Zona Integritas 1,00


c. Jika tidak di seleksi.

o m 1,00 100,00%
a. Terdapat dokumen rencana kerja pembangunan
Zona Integritas menuju WBK/WBBM
Ya, jika memiliki rencana kerja pembangunan Zona
Integritas. Ya/Tidak
b - n
Ya

n-r
1,00

b. Dalam dokumen pembangunan terdapat target- a. Jika semua target-target prioritas relevan dengan
target prioritas yang relevan dengan tujuan tujuanpembangunan WBK/WBBM
p a
en
pembangunan WBK/WBBM b. Jika sebagian target-target prioritas relevan dengan
A/B/C A 1,00
tujuan pembangunan WBK/WBBM

dengan tujuan pembangunan WBK/WBBM


p e m
c. Jika tidak ada target-target prioritas yang relevan

c. Terdapat mekanisme atau media untuk


mensosialisasikan pembangunan WBK/WBBM

/0 1/
a. Jika telah dilakukan pengelolaan media/aktivitas
interaktif yang efektif untuk menginformasikan
pembangunan ZI kepada internal dan stakeholder secara
berkala
2 2 A/B/C A

20
1,00
b. Jika pengelolaan media/aktivitas interaktif dilakukan

/
secara terbatas dan tidak secara berkala
c. Jika pengelolaan media/aktivitas interaktif belum
m
iii. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan 1,00
. co
dilakukan
1,00 100,00%
a. Seluruh kegiatan pembangunan sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana
an a a. Jika semua kegiatan pembangunan telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana

ly
b. Jika sebagian besar kegiatan pembangunan telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana

mu
A/B/C/D A 1,00
c. Jika sebagian kecil kegiatan pembangunan telah

i n a dilaksanakan sesuai dengan rencana


d. Jika belum ada kegiatan pembangunan yang dilakukan

.a
sesuai dengan rencana
b. Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap a. Jika monitoring dan evaluasi melibatkan pimpinan dan

w w
pembangunan Zona Integritas dilakukan secara berkala
b. Jika monitoring dan evaluasi melibatkan pimpinan

w
s://
tetapi tidak secara berkala
A/B/C/D A 1,00
c. Jika monitoring dan evaluasi tidak melibatkan
pimpinan dan tidak secara berkala

p
htt
d. Jika tidak terdapat monitoring dan evaluasi terhadap
pembangunan zona integritas
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
c. Hasil Monitoring dan Evaluasi telah a. Jika semua catatan/rekomendasi hasil monitoring dan
.h t
ditindaklanjuti evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan
kegiatan Unit WBK/WBBM telah ditindaklanjuti

a n g
nt
b. Jika sebagian besar catatan/rekomendasi hasil
monitoring danevaluasi tim internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatanUnit WBK/WBBM telah
ditindaklanjuti
- t e
c. Jika sebagian kecil catatan/rekomendasi hasil A/B/C/D A 1,00
2 1
monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan
0
n-2
pelaksanaan kegiatan Unit WBK/WBBM telah
ditindaklanjuti
d. Jika catatan/rekomendasi hasil monitoring dan

h u
ta
evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan
kegiatan Unit WBK/WBBM belum ditindaklanjuti

0 -
iv. Perubahan pola pikir dan budaya kerja 1,50
-9
1,50 100,00%
a. Pimpinan berperan sebagai role model dalam
pelaksanaan Pembangunan WBK/WBBM
ya, jika pimpinan menjadi contoh pelaksanaan nilai-nilai
organisasi. Ya/Tidak Ya

m or1,00

b. Sudah ditetapkan agen perubahan a. Jika agen perubahan telah ditetapkan dan
berkontribusi terhadap perubahan pada unit kerjanya
- n o
b. Jika agen perubahan telah ditetapkan namun belum
berkontribusi terhadap perubahan pada unit kerjanya
A/B/C
- r b A 1,00

c. Jika belum terdapat agen perubahan


a n
c. Telah dibangun budaya kerja dan pola pikir di
lingkungan organisasi e np
a. Jika telah dilakukan upaya pembangunan budaya kerja
dan pola pikir dan mampu mengurangi resistensi atas
perubahan

p e m
b. Jika telah dilakukan upaya pembangunan budaya kerja

1 /
dan pola pikir tapi masih terdapat resistensi atas
A/B/C A 1,00

perubahan

2 /0
c. Jika belum terdapat upaya pembangunan budaya kerja
dan pola pikir
2
d. Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan
Zona Integritas menuju WBK/WBBM
/ 20
a. Jika semua anggota terlibat dalam pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM dan usulan-usulan dari

o m
anggota diakomodasikan dalam keputusan
b. Jika sebagian besar anggota terlibat dalam
c
n a .
pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM
c. Jika sebagian kecil anggota terlibat dalam
A/B/C/D A 1,00

ly a pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM


d. Jika belum ada anggota terlibat dalam pembangunan

m u Zona Integritas menuju WBK/WBBM

na
2. PENATAAN TATALAKSANA 3,50 3,50 100,00%

ai
i. Prosedur Operasional Tetap (SOP) Kegiatan 1,00 1,00 100,00%

w .
a. SOP mengacu pada peta proses bisnis instansi a. Jika semua SOP unit telah mengacu peta proses bisnis
dan juga melakukan inovasi yang selaras
b. Jika semua SOP unit telah mengacu peta proses bisnis

w w c. Jika sebagian SOP unit telah mengacu peta proses


A/B/C/D A 1,00

s: // bisnis
d. Jika belum terdapat SOP unit yang mengacu peta

tp
proses bisnis

ht
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b. Prosedur operasional tetap (SOP) telah a. Jika unit telah menerapkan seluruh SOP yang
.h t
diterapkan ditetapkan organisasi dan juga melakukan inovasi pada
SOP yang diterapkan

a n g
nt
b. Jika unit telah menerapkan seluruh SOP yang
ditetapkan organisasi
c. Jika unit telah menerapkan sebagian besar SOP yang
ditetapkan organisasi
A/B/C/D/E A 1,00

- t e
d. Jika unit telah menerapkan sebagian kecil SOP yang
2 1
ditetapkan organisasi
0
n-2
e. Jika unit belum menerapkan SOP yang telah ditetapkan
organisasi
c. Prosedur operasional tetap (SOP) telah dievaluasi a. Jika seluruh SOP utama telah dievaluasi dan telah
h u
ta
ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan
perbaikan SOP
b. Jika sebagian besar SOP utama telah dievaluasi dan
0 -
telah ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan
-9
or
A/B/C/D/E A 1,00
perbaikan SOP
c. Jika sebagian besar SOP utama telah dievaluasi tetapi
belum ditindaklanjuti
o m
d. Jika sebagian kecil SOP utama telah dievaluasi
e. Jika SOP belum pernah dievaluasi

b - n
ii. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
a. Sistem pengukuran kinerja unit sudah
2,00
a. Jika unit memiliki sistem pengukuran kinerja (e-
n - r 2,00 100,00%

menggunakan teknologi informasi performance /e-sakip) yang menggunakan teknologi


a
np
informasi dan juga melakukan inovasi

performance /e-sakip) yang menggunakan teknologi


m e
b. Jika unit memiliki sistem pengukuran kinerja (e-
A/B/C A 1,00
informasi

p e
c. Jika belum memiliki sistem pengukuran kinerja (e-
/
informasi
/0 1
performance /e-sakip) yang menggunakan teknologi

b. Operasionalisasi manajemen SDM sudah


menggunakan teknologi informasi
2 2
a. Jika unit memiliki operasionalisasi manajemen SDM
yang menggunakan teknologi informasi dan juga

20
melakukan inovasi

/
b. Jika unit memiliki operasionalisasi manajemen SDM
A/B/C A 1,00

o m
yang menggunakan teknologi informasi secara terpusat
c. Jika belum menggunakan teknologi informasi dalam
c
n a .
operasionalisasi manajemen SDM

c. Pemberian pelayanan kepada publik sudah


menggunakan teknologi informasi
ly a a. Jika unit memberikan pelayanan kepada publik dengan
menggunakan teknologi informasi terpusat/unit sendiri

m u dan terdapat inovasi


b. Jika unit memberikan pelayanan kepada publik dengan
A/B/C A

na
1,00
menggunakan teknologi informasi secara terpusat

ai
c. Jika belum memberikan pelayanan kepada publik

w . dengan menggunakan teknologi informasi

w w
s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
d Telah dilakukan monitoring dan dan evaluasi a. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap
.h t
terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam
pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM,
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran
kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian

a n g
nt
dan pemberian layanan kepada publik layanan kepada publik sudah dilakukan secara berkala
b. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran
kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian
- t e
layanan kepada publik sudah dilakukan tetapi tidak
A/B/C A 1,00

2 1
secara berkala
0
n-2
c. Jika tidak terdapat monitoring dan evaluasi terhadap
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran
kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian

h u
ta
layanan kepada publik

iii. Keterbukaan Informasi Publik 0,50 0,50


0 -
100,00%
a. Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik
telah diterapkan
a. Jika sudah terdapat Pejabat Pengelola Informasi Publik
(PPID) yang menyebarkan seluruh informasi yang dapat
r -9
diakses secara mutakhir dan lengkap
b. Jika sudah terdapat PPID yang menyebarkan sebagian
m o
-no
A/B/C A 1,00
informasi yang dapat diakses secara mutakhir dan
lengkap
c. Jika belum ada PPID dan belum melakukan
penyebaran informasi publik
- r b
b. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi a. Jika dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
an
np
pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi kebijakan keterbukaan informasi publik dan telah
publik ditindaklanjuti
e
b. Jika monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
m
/pe
keterbukaan informasi publik telah dilakukan tetapi A/B/C A 1,00
belum ditindaklanjuti

0 1
c. Jika monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
keterbukaan informasi publik belum dilakukan
/
2
02
3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR 5,00 5,00 100,00%
i. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan
Kebutuhan Organisasi
0,25
/ 2 0,25 100,00%

a. Kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja


mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis
o m
Ya, jika kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja
mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban
c
beban kerja untuk masing-masing jabatan

n a .
kerja untuk masing-masing jabatan.
Ya/Tidak Ya 1,00

b. Penempatan pegawai hasil rekrutmen murni


mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah
ly a a. Jika semua penempatan pegawai hasil rekrutmen
murni mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah
disusun per jabatan

m u disusun per jabatan


b. Jika sebagian besar penempatan pegawai hasil

na
rekrutmen murni mengacu kepada kebutuhan pegawai

ai
yang telah disusun per jabatan
A/B/C/D A 1,00

w . c. Jika sebagian kecil penempatan pegawai hasil


rekrutmen murni mengacu kepada kebutuhan pegawai
yang telah disusun per jabatan

w w d. Jika penempatan pegawai hasil rekrutmen murni tidak

s: // mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun


per jabatan

ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
c. Telah dilakukan monitoring dan dan evaluasi Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi
.h t
terhadap penempatan pegawai rekrutmen untuk
memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi
terhadap penempatan pegawai hasil rekrutmen untuk
memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi telah Ya/Tidak Ya 1,00

a n g
nt
telah memberikan perbaikan terhadap kinerja memberikan perbaikan terhadap kinerja unit kerja.
unit kerja
ii. Pola Mutasi Internal
a. Dalam melakukan pengembangan karier
0,50 0,50 100,00%

- t e
pegawai, telah dilakukan mutasi pegawai antar
Ya, jika dilakukan mutasi pegawai antar jabatan sebagai
wujud dari pengembangan karier pegawai. Ya/Tidak Ya 1,00
2 1
jabatan
0
n-2
b. Dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan a. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan telah
telah memperhatikan kompetensi jabatan dan memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola
mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan mutasi yang telah ditetapkan organisasi dan juga unit
h u
ta
kerja memberikan pertimbangan terkait hal ini
b. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan telah
memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola
0 -
mutasi yang telah ditetapkan organisasi
-9
or
c. Jika sebagian besar mutasi pegawai antar jabatan telah
memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola

om
A/B/C/D/E A 1,00
mutasi yang telah ditetapkan organisasi
d. Jika sebagian kecil semua mutasi pegawai antar
jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan

b - n
-r
mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi
e. Jika mutasi pegawai antar jabatan belum
memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola
mutasi yang telah ditetapkan organisasi
p an
m en
c. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan mutasi yang telah dilakukan
p e
Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan mutasi yang telah dilakukan dalam

1/
Ya/Tidak Ya 1,00
dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja kaitannya dengan perbaikan kinerja.

iii. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi 1,25


2 /0 1,25 100,00%
a. Unit Kerja melakukan Training Need Analysis
2
Ya, jika sudah dilakukan Training Need Analysis Untuk

20
Ya/Tidak Ya 1,00
Untuk pengembangan kompetensi pengembangan kompetensi.
b. Dalam menyusun rencana pengembangan
kompetensi pegawai, telah mempertimbangkan
m /
a. Jika semua rencana pengembangan kompetensi
pegawai mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja
hasil pengelolaan kinerja pegawai

. co
pegawai
b. Jika sebagian besar rencana pengembangan

an a kompetensi pegawai mempertimbangkan hasil


pengelolaan kinerja pegawai
A/B/C/D

ly
A 1,00
c. Jika sebagian kecil rencana pengembangan kompetensi

m u pegawai mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja


pegawai

na
d. Jika belum ada rencana pengembangan kompetensi

ai
pegawai yang mempertimbangkan hasil pengelolaan

w . kinerja pegawai

w w
s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
c. Tingkat kesenjangan kompetensi pegawai yang a. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai
.h t
ada dengan standar kompetensi yang ditetapkan
untuk masing-masing jabatan
dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar
<25%

a n g
nt
b. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai
dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar
>25%-50%
c. Jika sebagian besar kompetensi pegawai dengan
A/B/C/D A 1,00
- t e
standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-
2 1
masing jabatan >50% -75%
0
n-2
d. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai
dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar
>75%-100%

h u
ta
d. Pegawai di Unit Kerja telah memperoleh a. Jika seluruh pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti diklat
maupun pengembangan kompetensi lainnya
kesempatan/hak untuk mengikuti diklat maupun
pengembangan kompetensi lainnya
0 -
b. Jika sebagian besar pegawai di Unit Kerja telah
-9
memperoleh kesempatan/hak untuk mengikuti diklat
maupun pengembangan kompetensi lainnya
or
om
A/B/C/D A 1,00
c. Jika sebagian kecil pegawai di Unit Kerja telah
memperoleh kesempatan/hak untuk mengikuti diklat
maupun pengembangan kompetensi lainnya

b - n
-r
d. Jika belum ada pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti diklat maupun

e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi,


pengembangan kompetensi lainnya
a. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan
p an
unit kerja melakukan upaya pengembangan
kompetensi kepada pegawai (seperti
kompetensi kepada seluruh pegawai
b. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan
m en
pengikutsertaan pada lembaga pelatihan, in-
house training , coaching, atau mentoring)
kompetensi kepada sebagian besar pegawai

p e
c. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan
A/B/C/D A 1,00

/0 1/
kompetensi kepada sebagian kecil pegawai
d. Jika unit kerja belum melakukan upaya pengembangan

f. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi


kompetensi kepada pegawai

2 2
a. Jika monitoring dan evaluasi terhadap hasil
terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam
kaitannya dengan perbaikan kinerja
/ 20
pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja telah dilakukan secara berkala

m
b. Jika monitoring dan evaluasi terhadap hasil

o
pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan
c A/B/C A

n a .
perbaikan kinerja telah dilakukan namun tidak secara
berkala
1,00

ly a c. Jika monitoring dan evaluasi terhadap hasil


pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan

iv. Penetapan Kinerja Individu


m u 2,00
perbaikan kinerja belum dilakukan
2,00 100,00%

na
a. Terdapat penetapan kinerja individu yang terkait a. Jika seluruh penetapan kinerja individu terkait dengan

ai
dengan perjanjian kinerja organisasi kinerja organisasi serta perjanjian kinerja selaras dengan

w . sasaran kinerja pegawai (SKP)


b. Jika sebagian besar penetapan kinerja individu terkait
dengan kinerja organisasi A/B/C/D A

ww
1,00
c. Jika sebagian kecil penetapan kinerja individu terkait

s: // dengan kinerja organisasi


d. Jika belum ada penetapan kinerja individu terkait

tp
dengan kinerja organisasi

ht
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b. Ukuran kinerja individu telah memiliki a. Jika seluruh ukuran kinerja individu telah memiliki
.h t
kesesuaian dengan indikator kinerja individu
level diatasnya
kesesuaian dengan indikator kinerja individu level
diatasnya serta menggambarkan logic model

a n g
nt
b. Jika sebagian besar ukuran kinerja individu telah
memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu
level diatasnya
c. Jika sebagian kecil ukuran kinerja individu telah
A/B/C/D A 1,00
- t e
memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu
2 1
level diatasnya
0
n-2
d. Jika ukuran kinerja individu belum memiliki
kesesuaian dengan indikator kinerja individu level
diatasnya

h u
ta
c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara a. Jika pengukuran kinerja individu dilakukan secara
periodik bulanan
b. Jika pengukuran kinerja individu dilakukan secara
0 -
triwulanan
-9
c. Jika pengukuran kinerja individu dilakukan secara A/B/C/D/E A
or
1,00
semesteran
d. Jika pengukuran kinerja individu dilakukan secara
o m
tahunan
e. Jika pengukuran kinerja individu belum dilakukan

b - n
d. Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan
dasar untuk pemberian reward
Ya, jika hasil hasil penilaian kinerja individu telah
dijadikan dasar untuk pemberian reward (Seperti:
n - r
Ya/Tidak Ya 1,00

pa
pengembangan karir individu, atau penghargaan)
v. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode
Perilaku Pegawai
a. Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku telah
0,75

e
a. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh
n 0,75 100,00%

dilaksanakan/diimplementasikan
e m
aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan

p
1 /
organisasi dan juga membuat inovasi terkait aturan
disiplin/kode etik/kode perilaku yang sesuai dengan
karakteristik unit kerja

2 /0
b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh

2
aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan

/20
A/B/C/D A 1,00
organisasi
c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian

o m
aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan
organisasi
c
a.
d. Jika unit kerja belum mengimplementasikan aturan

y an disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan


organisasi

ul
vi. Sistem Informasi Kepegawaian 0,25 0,25 100,00%
a. Data informasi kepegawaian unit kerja telah a. Jika data informasi kepegawaian unit kerja dapat
dimutakhirkan secara berkala

n a m diakses oleh pegawai dan dimutakhirkan setiap ada


perubahan data pegawai

ai
b. Jika data informasi kepegawaian unit kerja dapat
A/B/C A 1,00

w.
diakses oleh pegawai dan dimutakhirkan namun secara
berkala
c. Jika data informasi kepegawaian unit kerja belum

w w dimutakhirkan

s: //
4. PENGUATAN AKUNTABILITAS
i. Keterlibatan Pimpinan
5,00
2,50
5,00
2,50
100,00%
100,00%

ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
a. Unit kerja telah melibatkan pimpinan secara a. Jika pimpinan selalu terlibat dalam seluruh tahapan
.h t
langsung pada saat penyusunan perencanaan penyusunan perencanaan
b. Jika pimpinan ikut terlibat dalam sebagian tahapan
A/B/C A 1,00
a n g
nt
penyusunan perencanaan
c. Jika tidak ada keterlibatan pimpinan dalam

b. Unit kerja telah melibatkan secara langsung


penyusunan perencanaan (hanya menandatangani)

- t e
pimpinan saat penyusunan penetapan kinerja
a. Jika pimpinan selalu terlibat dalam seluruh tahapan
penyusunan perjanjian kinerja
2 1
b. Jika pimpinan terlibat dalam sebagian tahapan
0
n-2
A/B/C A 1,00
penyusunan perjanjian kinerja
c. Jika tidak ada keterlibatan pimpinan dalam
penyusunan perjanjian kinerja
h u
ta
c. Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara a. Jika pimpinan selalu terlibat dalam seluruh
berkala pemantauan pencapaian kinerja dan menindaklanjuti
hasil pemantauan
0 -
b. Jika pimpinan unit kerja terlibat dalam seluruh
-9
pemantauan pencapaian kinerja tetapi tidak ada tindak
lanjut hasil pemantauan
c. Jika pimpinan unit kerja terlibat dalam sebagian
A/B/C/D A

m or 1,00

pemantauan pencapaian kinerja


d. Jika tidak ada keterlibatan pimpinan dalam
- n o
ii. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja 2,50
pemantauan pencapaian kinerja

- r b 2,50 100,00%
a. Dokumen perencanaan kinerja sudah ada ya, jika unit kerja memiliki dokumen perencanaan kinerja
lengkap
pa n
Ya/Tidak Ya 1,00

b. Perencanaan kinerja telah berorientasi hasil


c. Terdapat penetapan Indikator Kinerja Utama e
ya, jika perencanaan kinerja telah berorientasi hasil
ya, jika unit kerja memiliki IKU
n Ya/Tidak Ya 1,00

(IKU)
d. Indikator kinerja telah telah memenuhi kriteria
p e
a. Jika seluruh indikator kinerja telah SMART
m Ya/Tidak Ya 1,00

SMART
1 /
b. Jika sebagian besar indikator kinerja telah SMART
A/B/C/D A

/0
1,00
c. Jika sebagian kecil indikator kinerja telah SMART

e. Laporan kinerja telah disusun tepat waktu


2 2
d. Jika belum ada indikator kinerja yang SMART
Ya, jika unit kerja telah menyusun laporan kinerja tepat

/20
Ya/Tidak Ya 1,00
waktu
f. Laporan kinerja telah memberikan informasi a. Jika seluruh pelaporan kinerja telah memberikan
tentang kinerja
m
informasi tentang kinerja

o
b. Jika sebagian pelaporan kinerja belum memberikan
c A/B/C A

a.
1,00
informasi tentang kinerja
c. Jika seluruh pelaporan kinerja belum memberikan

y an informasi tentang kinerja

ul
g. Terdapat sistem informasi/mekanisme informasi ya, jika terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang
Ya/Tidak Ya 1,00
kinerja menangani akuntabilitas kinerja
h Unit kerja telah berupaya meningkatkan

n a m
kapasitas SDM yang menangangi akuntabilitas
a. Jika seluruh SDM pengelola akuntabilitas kinerja
kompeten

ai
kinerja b. Jika sebagian SDM pengelola akuntabilitas kinerja
A/B/C A 1,00

w . kompeten
c. Jika seluruh SDM pengelola akuntabilitas kinerja
belum ada yang kompeten
5. PENGUATAN PENGAWASAN

w w 7,50 7,50 100,00%

: / /
i. Pengendalian Gratifikasi 1,50 1,50 100,00%

ht tps
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
a. Telah dilakukan public campaign tentang a. Jika public campaign telah dilakukan secara berkala
.h t
pengendalian gratifikasi b. Jika public campaign dilakukan tidak secara berkala
c. Jika belum dilakukan public campaign A/B/C A 1,00

a n g
b. Pengendalian gratifikasi telah diimplementasikan a. Jika Unit Pengendalian Gratifikasi, pengendalian
t e nt
gratifikasi telahmenjadi bagian dari prosedur
1 -
b. Jika Unit Pengendalian Gratifikasi, upaya pengendalian
gratifikasi telah mulai dilakukan A/B/C/D A 1,00
0 2
n-2
c. Jika telah membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi
tetapi belum terdapat prosedur pengendalian
d. Jika belum memiliki Unit Pengendalian Gratifikasi
h u
ta
ii. Penerapan Sistem Pengendalian Intern
1,50 1,50 100,00%
Pemerintah (SPIP)
a. Telah dibangun lingkungan pengendalian a. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan
0 -
pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
-9
dan juga membuat inovasi terkait lingkungan
pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja
m or
b. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan
pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
- n o
c. Jika unit kerja membangun sebagian besar lingkungan
pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
- r
A/B/C/D/E b A 1,00
d. Jika unit kerja membangun sebagian kecil lingkungan
pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
pa n
e. Jika unit kerja belum membangun lingkungan
pengendalian
e n
p e m
1 /
b. Telah dilakukan penilaian risiko atas
pelaksanaan kebijakan
2 /0
a. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas seluruh
pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan

2
organisasi dan juga membuat inovasi terkait lingkungan

/ 20
pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas seluruh

co
organisasi m
pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan

n a .
c. Jika melakukan penilaian risiko atas sebagian besar
pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan
A/B/C/D/E A 1,00

ly a organisasi
d. Jika melakukan penilaian risiko atas sebagian kecil

m u pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan


organisasi

ai na e. Jika unit kerja belum melakukan penilaian resiko

w .
w w
s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
c. Telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk a. Jika unit kerja melakukan kegiatan pengendalian
.h t
meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi untuk meminimalisir resiko sesuai dengan yang
ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait

a n g
nt
kegiatan pengendalian untuk meminimalisir resiko yang
sesuai dengan karakteristik unit kerja
b. Jika unit kerja melakukan kegiatan pengendalian
untuk meminimalisir resiko sesuai dengan yang
A/B/C A 1,00

- t e
ditetapkan organisasi
2 1
c. Jika unit kerja belum melakukan kegiatan
0
n-2
pengendalian untuk meminimalisir resiko
d. SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan a. Jika SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan
kepada seluruh pihak terkait kepada seluruh pihak terkait
h u
ta
b. Jika SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan
kepada sebagian pihak terkait
c. Jika SPI belum diinformasikan dan dikomunikasikan
A/B/C A 1,00

0 -
kepada pihak terkait
-9
iii. Pengaduan Masyarakat
a. Kebijakan Pengaduan masyarakat telah
1,50
a. Jika unit kerja mengimplementasikan seluruh
m or1,50 100,00%

diimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang


ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait
- n o
pengaduan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik
unit kerja
- r b
b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh
kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang
pa n
A/B/C A 1,00

ditetapkan organisasi
e n
c. Jika unit kerja belum mengimplementasikan kebijakan

b. pengaduan masyarakat dtindaklanjuti


pengaduan masyarakat
ya,pengaduan masyaakat ditindaklanjuti
p e m Ya/Tidak
c. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas
1 /
a. Jika penanganan pengaduan masyarakat dimonitoring
Ya 1,00

penanganan pengaduan masyarakat dan evaluasi secara berkala

2 /0
b. Jika penanganan pengaduan masyarakat dimonitoring
A/B/C A
2
dan evaluasi tetapi tidak secara berkala
1,00

/ 20
c. Jika penanganan pengaduan masyarakat belum di
monitoring dan evaluasi
d. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat telah ditindaklanjuti
o m
a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penanganan
pengaduan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja
c
n a .
b. Jika sebagian hasil evaluasi atas penanganan
pengaduan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja
A/B/C A 1,00

ly a c. Jika hasil evaluasi atas penanganan pengaduan belum


ditindaklanjuti

mu
iv. Whistle-Blowing System 1,50 1,50 100,00%

ina
a. Whistle Blowing System telah diterapkan a. Jika unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistle
Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi

. a dan juga membuat inovasi terkait pelaksanaan Whistle


Blowing System yang sesuai dengan karakteristik unit
w kerja

ww
A/B/C A 1,00
b. Jika unit kerja menerapkan kebijakan Whistle Blowing

s: // System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi


c. Jika unit kerja belum menerapkan kebijakan Whistle

tp
Blowing System

ht
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b. Telah dilakukan evaluasi atas penerapan a. Jika penerapan Whistle Blowing System dimonitoring
.h t
Whistle Blowing System dan evaluasi secara berkala
b. Jika penerapan Whistle Blowing System dimonitoring
A/B/C A 1,00
a n g
nt
dan evaluasi tidak secara berkala
c. Jika penerapan Whistle Blowing System belum di

c. Hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing


monitoring dan evaluasi

- t e
System telah ditindaklanjuti
a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penerapan Whistle
Blowing System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja
2 1
b. Jika sebagian hasil evaluasi atas penerapan Whistle
0
n-2
Blowing System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja A/B/C A 1,00
c. Jika hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing
System belum ditindaklanjuti
h u
v. Penanganan Benturan Kepentingan
a. Telah terdapat identifikasi/pemetaan benturan
1,50
a. Jika terdapat identifikasi/pemetaan benturan
1,50

0 -ta
100,00%

kepentingan dalam tugas fungsi utama kepentingan pada seluruh tugas fungsi utama
-9
b. Jika terdapat identifikasi/pemetaan benturan
kepentingan tetapi pada sebagian besar tugas fungsi
utama
m or
c. Jika terdapat identifikasi/pemetaan benturan
kepentingan tetapi pada sebagian kecil tugas fungsi
A/B/C/D

-
A

n o 1,00

utama
d. Jika belum terdapat identifikasi/pemetaan benturan
- r b
kepentingan dalam tugas fungsi utama
an
np
b. Penanganan Benturan Kepentingan telah a. Jika penanganan Benturan Kepentingan
disosialisasikan/internalisasi
e
disosialiasikan/diinternalisasikan ke seluruh layanan
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan
m
layanan
/ p e
disosialiasikan/diinternalisasikan ke sebagian besar
A/B/C/D A 1,00

/0 1
c. Jika penanganan Benturan Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisasikan ke sebagian kecil
layanan

2 2
d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum

c. Penanganan Benturan Kepentingan telah


/ 20
disosialiasikan/diinternalisasikan ke seluruh layanan
a. Jika penanganan Benturan Kepentingan
diimplementasikan

o m
diimplementasikan ke seluruh layanan
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan
c
n a .
diimplementasikan ke sebagian besar layanan
c. Jika penanganan Benturan Kepentingan
A/B/C/D A 1,00

ly a diimplementasikan ke sebagian kecil layanan


d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum

m
d. Telah dilakukan evaluasi atas Penangananu diimplementasikan ke seluruh layanan
a. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi

na
Benturan Kepentingan secara berkala oleh unit kerja

ai
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi
A/B/C A 1,00

w . tetapi tidak secara berkala oleh unit kerja


c. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum
dievaluasi oleh unit kerja

w w
s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
e. Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan a. Jika seluruh hasil evaluasi atas Penanganan Benturan
.h t
Kepentingan telah ditindaklanjuti Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja
b. Jika sebagian hasil evaluasi atas Penanganan Benturan

a n g
nt
Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja
A/B/C A 1,00
c. Jika belum ada hasil evaluasi atas Penanganan
Benturan Kepentingan yang ditindaklanjuti unit kerja

- t e
2 1
6. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 5,00 5,00 100,00%
0
n-2
i. Standar Pelayanan 1,00 1,00 100,00%
a. Terdapat kebijakan standar pelayanan a. Terdapat penetapan Standar Pelayanan terhadap
seluruh jenis pelayanan, dan sesuai asas serta komponen
h u
ta
standar pelayanan publik yang berlaku
b. Terdapat penetapan Standar Pelayanan terhadap
sebagian jenis pelayanan, dan sesuai asas serta
0 -
komponen standar pelayanan publik yang berlaku
-9
or
c. Terdapat penetapan Standar Pelayanan terhadap
seluruh jenis pelayanan, namun tidak sesuai asas serta A/B/C/D/E A 1,00
komponen standar pelayanan publik yang berlaku
o m
d. Terdapat penetapan Standar Pelayanan terhadap
sebagian jenis pelayanan, namun tidak sesuai asas serta

b - n
komponen standar pelayanan publik yang berlaku
e. Standar Pelayanan belum ditetapkan
n - r
b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan
e n
a. Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada seluruh
jenis pelayanan dan dipublikasikan di website dan media
pa
lainnya

p e m
b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada sebagian

1 /
besar jenis pelayanan dan dipublikasikan minimal di

2/0
website A/B/C/D A 1,00
c. Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada sebagian

2
kecil jenis pelayanan dan belum dipublikasikan

/20
d. Standar pelayanan belum dimaklumatkan pada
seluruh jenis pelayanan dan belum dipublikasikan

c. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar


o m
a. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan
c
a.
pelayanan dan dilakukan dengan melibatkan stakeholders (antara
lain : tokoh masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan

y an lembaga swadaya masyarakat), serta memanfaatkan

ul
masukan hasil SKM dan pengaduan masyarakat
b. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan

n a m dan dilakukan dengan memanfaatkan masukan hasil


SKM dan pengaduan masyarakat, namun tanpa
A/B/C/D A 1,00

ai
melibatkan stakeholders

w . c. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan,


namun dilakukan tanpa memanfaatkan masukan hasil
SKM dan pengaduan masyarakat, serta tanpa melibatkan

w w stakeholders

: / / d. Belum dilakukan reviu dan perbaikan atas standar


pelayanan

ht tps
d. telah melakukan publikasi atas standar
pelayanan dan maklumat pelayanan
ya,telah melakukan publikasi atas tandar pelayanan dan
maklumat pelayanan
Ya/Tidak Ya 1,00
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
ii. Budaya Pelayanan Prima 1,00 1,00 100,00%
.h t
a. Telah dilakukan berbagai upaya peningkatan
kemampuan dan/atau kompetensi tentang
a. Telah dilakukan pelatihan/sosialisasi pelayanan prima
secara berkelanjutan dan terjadwal, sehingga seluruh

a n g
nt
penerapan budaya pelayanan prima petugas/pelaksana layanan memiliki kompetensi sesuai
kebutuhan jenis layanan serta telah dan terdapat monev
yang melihat kemampuan/kecakapan petugas/pelaksana
layanan
- t e
b. Telah dilakukan pelatihan/sosialisasi pelayanan prima,
2 1
dan seluruh petugas/pelaksana layanan memiliki
0
n-2
kompetensi sesuai kebutuhan jenis layanan
c. Telah dilakukan pelatihan/sosialisasi pelayanan prima,
akan tetapi baru sebagian besar petugas/pelaksana
A/B/C/D/E A 1,00

h u
ta
layanan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan jenis
layanan
d. Telah dilakukan pelatihan/sosialisasi pelayanan prima
0 -
namun secara terbatas, sehingga hanya sebagian kecil
-9
or
petugas/pelaksana layanan yang memiliki kompetensi
sesuai kebutuhan jenis layanan
e. Belum dilakukan pelatihan/sosialisasi pelayanan

o m
prima, dan seluruh petugas/pelaksana layanan belum
memiliki kompetensi sesuai kebutuhan jenis layanan

b - n
b. Informasi tentang pelayanan mudah diakses
melalui berbagai media
a. Seluruh Informasi tentang pelayanan dapat diakses
secara online (website/media sosial) dan terhubung
n - r
pa
dengan sistem informasi pelayanan publik nasional
b. Seluruh Informasi tentang pelayanan dapat diakses
secara online (website/media sosial), namun belum
terhubung dengan sistem informasi pelayanan publike n A/B/C/D A
nasional

p e m
c. Seluruh Informasi tentang pelayanan belum online,
1,00

1 /
hanya dapat diakses di tempat layanan (intranet dan non
elektronik)

2 /0
d. Informasi tentang pelayanan sulit diakses
c. Telah terdapat sistem pemberian penghargaan
2
a. Telah terdapat kebijakan pemberian penghargaan dan
dan sanksi bagi petugas pemberi pelayanan
20
sanksi yang minimal memenuhi unsur penilaian: disiplin,

/
kinerja, dan hasil penilaian pengguna layanan, dan telah

o m
diterapkan secara rutin/berkelanjutan
b. Telah terdapat kebijakan pemberian penghargaan dan
c
n a .
sanksi yang minimal memenuhi unsur penilaian: disiplin,
kinerja, dan hasil penilaian pengguna layanan, namun

ly a belum diterapkan secara rutin/berkelanjutan


c. Telah terdapat kebijakan pemberian penghargaan dan
A/B/C/D A 1,00

m u sanksi, namun belum memenuhi unsur penilaian minimal


: disiplin, kinerja, dan hasil penilaian pengguna layanan

na
d. Belum terdapat kebijakan pemberian penghargaan dan

ai
sanksi

w .
w w
s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
d. Telah terdapat sistem pemberian kompensasi a. Telah terdapat sistem pemberian kompensasi bila
.h t
kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar
layanan tidak sesuai standar bagi penerima layanan di
seluruh jenis layanan

a n g
nt
b. Telah terdapat sistem pemberian kompensasi bila
layanan tidak sesuai standar bagi penerima layanan di
sebagian besar jenis layanan
c. Telah terdapat sistem pemberian kompensasi bila
A/B/C/D A 1,00

- t e
layanan tidak sesuai standar bagi penerima layanan di
2 1
sebagian kecil jenis layanan
0
n-2
d. Belum terdapat sistem pemberian kompensasi bila
layanan tidak sesuai standar
e. Terdapat sarana layanan terpadu/terintegrasi a. Jika seluruh pelayanan sudah dilakukan secara
h u
ta
terpadu/terintegrasi
b. Jika sebagian besar pelayanan sudah dilakukan secara
terpadu/terintegrasi
0 -
c. Jika sebagian kecil pelayanan sudah dilakukan secara
A/B/C/D A
9
1,00

-
terpadu/terintegrasi
d. Jika tidak ada pelayanan yang dilakukan secara
terpadu/terintegrasi
m or
f. Terdapat inovasi pelayanan a. Jika unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang
berbeda dengan unit kerja lain dan mendekatkan
- n o
pelayanan dengan masyarakat serta telah direplikasi

- r b
b. Jika unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang
berbeda dengan unit kerja lain dan mendekatkan
pelayanan dengan masyarakat
pa n
c. Jika unit kerja memiliki inovasi yang merupakan
e n
replikasi dan pengembangan dari inovasi yang sudah ada
A/B/C/D/E A 1,00

e m
d. Jika unit kerja telah memiliki inovasi akan tetapi

p
merupakan pelaksanaan inovasi dari instansi pemerintah

1 /
e. Jika unit kerja belum memiliki inovasi pelayanan

2 /0
2
/20
iii. Pengelolaan Pengaduan 1,00 1,00 100,00%
a. Terdapat media pengaduan dan konsultasi a. Terdapat media konsultasi dan pengaduan secara
pelayanan yang terintegrasi dengan SP4N-Lapor!

o m
offline dan online, tersedia petugas khusus yang
menangani, dan terintegrasi dengan SP4N-LAPOR!
c
a.
b. Terdapat media konsultasi dan pengaduan secara
offline dan online, tersedia petugas khusus yang

y an menangani namun belum terintegrasi dengan SP4N-

ul
LAPOR! A/B/C/D/E A 1,00
c. Terdapat media konsultasi dan pengaduan secara

n a m offline dan online, namun belum tersedia petugas khusus


yang menangani

ai
d. Hanya terdapat media konsultasi dan pengaduan

w . secara offline
e. Tidak terdapat media konsultasi dan pengaduan

w w
: / /
ht tps
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b. Terdapat unit yang mengelola pengaduan dan a. Terdapat unit pengelola khusus untuk konsultasi dan
.h t
konsultasi pelayanan pengaduan, serta surat penugasan pengelola SP4N-
LAPOR! di level unit kerja

a n g
nt
b. Terdapat SK pengelola SP4N-LAPOR! di level instansi
dan/atau surat penugasan pengelola SP4N-LAPOR! di
level unit kerja, namun unit pengelola khusus untuk
konsultasi dan pengaduan belum ada
A/B/C A 1,00
- t e
c. Belum terdapat unit pengelola khusus untuk konsultasi
2 1
dan pengaduan, serta belum terdapat SK pengelola SP4N-
0
n-2
LAPOR! di level instansi dan/atau surat penugasan
pengelola SP4N-LAPOR! di level unit kerja

h u
ta
c. Telah dilakukan evaluasi atas penanganan a. Evaluasi atas penanganan keluhan/masukan dan
keluhan/masukan dan konsultasi konsultasi dilakukan secara berkala
b. Evaluasi atas penanganan keluhan/masukan dan
0 -
konsultasi dilakukan tidak berkala
A/B/C A
9
1,00

-
iv. Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan 1,00
c. Belum dilakukan evaluasi penanganan
keluhan/masukan dan konsultasi

m or1,00 100,00%
a. Telah dilakukan survey kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan
a. Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
dilakukan minimal 4 kali dalam setahun
- n o
b. Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
dilakukan minimal 3 kali dalam setahun
- r b
c. Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
an
enp
A/B/C/D/E A 1,00
dilakukan minimal 2 kali dalam setahun
d. Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun

e m
e. Belum dilakukan survei kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan
p
b. Hasil survei kepuasan masyarakat dapat diakses
secara terbuka
/0 1/
a. Hasil survei kepuasan masyarakat dapat diakses secara
online (website, media sosial, dll) dan offline

2 2
b. Hasil survei kepuasan masyarakat hanya dapat diakses
secara offline di tempat layanan
A/B/C A 1,00

c. Dilakukan tindak lanjut atas hasil survei


/ 20
c. Hasil survei kepuasan masyarakat tidak dipublikasi
a. Jika dilakukan tindak lanjut atas seluruh hasil survei
kepuasan masyarakat

o m
kepuasan masyarakat
b. Jika dilakukan tindak lanjut atas sebagian besar hasil
c
n a .
survei kepuasan masyarakat
c. Jika dilakukan tindak lanjut atas sebagian kecil hasil
A/B/C/D A 1,00

ly a survei kepuasan masyarakat


d. Jika belum dilakukan tindak lanjut atas hasil survei

v. Pemanfaatan Teknologi Informasi


m u 1,00
kepuasan masyarakat
1,00 100,00%

na
a. Telah menerapkan teknologi informasi dalam a. Terdapat pelayanan yang menggunakan teknologi

ai
memberikan pelayanan informasi pada seluruh proses pemberian layanan

w . b. Terdapat pelayanan yang menggunakan teknologi


informasi pada sebagian besar proses pemberian layanan
c. Terdapat pelayanan yang menggunakan teknologi

ww
A/B/C/D A 1,00
informasi pada sebagian kecil proses pemberian layanan

s: // d. Terdapat pelayanan yang belum menggunakan


teknologi informasi pada proses pemberian pelayanan

ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
c. Telah membangun database pelayanan yang Ya,jika tela membangun database pelayanan yang
Ya/Tidak Ya 1,00
.h t
terintegrasi
b. Telah dilakukan perbaikan secara terus menerus
terintegrasi
a. Perbaikan dilakukan secara terus-menerus

a n g
nt
b. Perbaikan dilakukan tidak secara terus menerus A/B/C A 1,00
c. Belum dilakukan perbaikan
II. REFORM 30,00 30,00 100,00%
- t e
1. MANAJEMEN PERUBAHAN
i. Komitmen dalam perubahan
4,00
2,00
4,00
2,00
100,00%
100,00%
2 1
a. Agen perubahan telah membuat perubahan yang Misalkan dengan kebijakan 1 Agen 1 Perubahan
0
n-2
konkret di Instansi (dalam 1 tahun) Persentase diperoleh dari Jumlah Perubahan yang dibuat % 100,00% 1,00
dibagi dengan Jumlah Agen Perubahan
- Jumlah Agen Perubahan Jumlah 2
h u
- Jumlah Perubahan yang dibuat
b. Perubahan yang dibuat Agen Perubahan telah
terintegrasi dalam sistem manajemen
Jumlah
%
2
100,00% 1,00
0 -ta
- Jumlah Perubahan yang dibuat Jumlah 1
-9
- Jumlah Perubahan yang telah diintegrasikan
dalam sistem manajemen
ii. Komitmen Pimpinan 1,00
Jumlah 1

m or1,00 100,00%
- Pimpinan memiliki komitmen terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi, dengan adanya
a. Target capaian zona integritas sudah ada di dokumen
perencanaan unit kerja dan sebagian besar (diatas 80%)
- n o
target capaian reformasi yang jelas di dokumen sudah tercapai
- r b
an
perencanaan b. Target capaian zona integritas sudah ada di dokumen
perencanaan unit kerja dan sebagian (diatas 50%) sudah
tercapai

e
c. Target capaian zona integritas sudah ada di dokumen
perencanaan unit kerja dan sebagian kecil (dibawah 50%)
np A/B/C/D/E A 1,00

sudah tercapai

p e m
1 /
d. Target capaian zona integritassudah ada di dokumen
perencanaan unit kerja, namun belum ada yang tercapai

2 /0
(masih dalam tahap pembangunan)
e. Tidak ada target capaian zona integritasdi dokumen
perencanaan unit kerja
2
iii. Membangun Budaya Kerja
- Instansi membangun budaya kerja positif dan
1,00

/ 20
a. Budaya kerja dan nilai-nilai organisasi telah
1,00 100,00%

menerapkan nilai-nilai organisasi dalam


pelaksanaan tugas sehari-hari
o m
dinternalisasi ke seluruh anggota organisasi, dan
penerapannya dituangkan dalam standar operasional
c
n a .
pelaksanaan kegiatan/tugas
b. Budaya kerja dan nilai-nilai organisasi telah

ly a dinternalisasi ke seluruh anggota organisasi, namun


belum dituangkan dalam standar operasional A/B/C/D A 1,00

m u pelaksanaan kegiatan/tugas
c. Budaya kerja dan nilai-nilai organisasi telah disusun,

na
namun belum dinternalisasi ke seluruh anggota

ai
organisasi

w . d. Belum menyusun budaya kerja dan nilai-nilai


organisasi

ww
2. PENATAAN TATALAKSANA 3,50 3,50 100,00%
i. Peta Proses Bisnis Mempengaruhi 0,50 0,50 100,00%

s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
- Telah disusun peta proses bisnis dengan adanya a. Peta proses bisnis telah disusun dan mempengaruhi
.h t
penyederhanaan jabatan penyederhanaan seluruh jabatan
b. Peta proses bisnis telah disusun dan mempengaruhi

a n g
nt
penyederhanaan sebagian besar (lebih dari 50%) jabatan
c. Peta proses bisnis telah disusun dan mempengaruhi
penyederhanaan sebagian kecil (kurang dari 50%)
jabatan
A/B/C/D A 1,00

- t e
d. Peta proses bisnis telah disusun dan belum
2 1
mempengaruhi penyederhanaan jabatan
0
ii. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
a Implementasi SPBE telah terintegrasi dan
1,00
a. Implementasi SPBE telah terintegrasi dan mampu
1,00 100,00%

u n-2
mampu mendorong pelaksanaan pelayanan mendorong pelaksanaan pelayanan publik yang lebih

ta h
publik yang lebih cepat dan efisien cepat dan efisien
b. Implementasi SPBE telah mampu mendorong
0 -
pelaksanaan pelayanan publik yang lebih cepat dan
A/B/C A
9
1,00

-
efisien, namun belum terintegrasi (parsial)
c. Implementasi SPBE belum mendorong pelaksanaan
pelayanan publik yang lebih cepat dan efisien
m or
b Implementasi SPBE telah terintegrasi dan
mampu mendorong pelaksanaan pelayanan
a. Implementasi SPBE telah terintegrasi dan mampu
mendorong pelaksanaan pelayanan internal unit kerja
- n o
internal organisasi yang lebih cepat dan efisien yang lebih cepat dan efisien
b. Implementasi SPBE telah mampu mendorong
- r b
pelaksanaan pelayanan internal unit kerja yang lebih
cepat dan efisien, namun belum terintegrasi (parsial)
pa n
A/B/C A 1,00

c. Implementasi SPBE belum mendorong pelaksanaan


e n
pelayanan internal unit kerja yang lebih cepat dan efisien

iii. Transformasi Digital Memberikan Nilai Manfaat 2,00


p e m 2,00 100,00%
a. Transformasi digital pada bidang proses bisnis
1 /
a. Kriteria huruf b telah terpenuhi dan penerapan atau
utama telah mampu memberikan nilai manfaat
bagi unit kerja secara optimal
2 /0
penggunaan dari manfaat/dampak dari transformasi
digital pada bidang proses bisnis utama bagi unit kerja

2
telah dilakukan validasi dan evaluasi serta ditindaklanjuti

/ 20
secara berkelanjutan
b. Kriteria huruf c telah terpenuhi dan manfaat/dampak

o m
dari transformasi digital pada bidang proses bisnis utama
telah diterapkan/digunakan oleh unit kerja sesuai dengan

c
n a .
sasaran dan target manfaat/dampak
c. Kriteria huruf d telah terpenuhi dan manfaat/dampak

ly a dari transformasi digital pada bidang proses bisnis utama


telah mampu direalisasikan pada unit kerja sesuai
A/B/C/D/E A 1,00

m u dengan sasaran dan target manfaat/dampak


d. Kriteria huruf e telah terpenuhi dan kapabilitas

na
prakiraan dan pelacakan terhadap sasaran dan target

ai
manfaat/dampak dari transformasi digital pada bidang

w . proses bisnis utama


e. Sasaran dan target manfaat/dampak dari transformasi
digital pada bidang proses bisnis utama telah

w w direncanakan, didefinisikan, dan ditetapkan

s: //
ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b. Transformasi digital pada bidang administrasi a. Kriteria huruf b telah terpenuhi dan penerapan atau
.h t
pemerintahan telah mampu memberikan nilai
manfaat bagi unit kerja secara optimal
penggunaan dari manfaat/dampak dari transformasi
digital pada bidang administrasi pemerintahan bagi unit

a n g
nt
kerja telah dilakukan validasi dan evaluasi serta
ditindaklanjuti secara berkelanjutan
b. Kriteria huruf c telah terpenuhi dan manfaat/dampak
dari transformasi digital pada bidang administrasi
- t e
pemerintahan telah diterapkan/digunakan oleh unit kerja
2 1
sesuai dengan sasaran dan target manfaat/dampak
0
n-2
c. Kriteria huruf d telah terpenuhi dan manfaat/dampak
dari transformasi digital pada bidang administrasi
pemerintahan telah mampu direalisasikan pada unit kerja
A/B/C/D/E A 1,00
h u
ta
sesuai dengan sasaran dan target manfaat/dampak
d. Kriteria huruf e telah terpenuhi dan kapabilitas
prakiraan dan pelacakan terhadap sasaran dan target
0 -
manfaat/dampak dari transformasi digital pada bidang
-9
or
administrasi pemerintahan
e. Sasaran dan target manfaat/dampak dari transformasi
digital pada bidang administrasi pemerintahan telah

o m
direncanakan, didefinisikan, dan ditetapkan

b - n
n - r
c. Transformasi digital pada bidang pelayanan
publik telah mampu memberikan nilai manfaat
bagi unit kerja secara optimal
a. Kriteria huruf b telah terpenuhi dan penerapan atau
penggunaan dari manfaat/dampak dari transformasi
e n
digital pada bidang pelayanan publik bagi unit kerja telah
pa
e m
dilakukan validasi dan evaluasi serta ditindaklanjuti
secara berkelanjutan
p
1 /
b. Kriteria huruf c telah terpenuhi dan manfaat/dampak

2 /0
dari transformasi digital pada bidang pelayanan publik
telah diterapkan/digunakan oleh unit kerja sesuai dengan

2
sasaran dan target manfaat/dampak

20
c. Kriteria huruf d telah terpenuhi dan manfaat/dampak

/
dari transformasi digital pada bidang pelayanan publik
A/B/C/D/E A 1,00

o m
telah mampu direalisasikan pada unit kerja sesuai
dengan sasaran dan target manfaat/dampak

c
n a .
d. Kriteria huruf e telah terpenuhi dan kapabilitas
prakiraan dan pelacakan terhadap sasaran dan target

ly a manfaat/dampak dari transformasi digital pada bidang


pelayanan publik

m u e. Sasaran dan target manfaat/dampak dari transformasi


digital pada bidang pelayanan publik telah direncanakan,

na
didefinisikan, dan ditetapkan

. ai
3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR
i. Kinerja Individu w 5,00
1,50
5,00
1,50
100,00%
100,00%

ww
a Ukuran kinerja individu telah berorientasi hasil a. Seluruh ukuran kinerja individu telah berorientasi hasil

s: //
(outcome ) sesuai pada levelnya (outcome ) sesuai pada levelnya
b. Sebagian ukuran kinerja individu telah berorientasi
A/B/C A 1,00

tp
hasil (outcome ) sesuai pada levelnya

ht
c. Tidak ada ukuran kinerja individu yang berorientasi
hasil (outcome )
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
ii. Assessment Pegawai 1,50 1,50 100,00%
.h t
a Hasil assement telah dijadikan pertimbangan
untuk mutasi dan pengembangan karir pegawai
a. Seluruh hasil assessment dijadikan dasar mutasi
internal dan pengembangan kompetensi pegawai

a n g
nt
b. Hasil assessment belum seluruhnya dijadikan mutasi
internal dan pengembangan kompetensi pegawai A/B/C A 1,00
c. Hasil assessment belum dijadikan dasar mutasi
internal dan pengembangan kompetensi pegawai
- t e
2 1
iii. Pelanggaran Disiplin Pegawai 2,00 2,00 100,00%
0
n-2
a Penurunan pelanggaran disiplin pegawai Persentase pernurunan pelanggaran disiplin pegawai
diperoleh dari Jumlah pelanggaran tahun sebelumnya
dikurangi Jumlah pelanggaran tahun ini kemudian dibagi
% 100,00% 1,00

h u
ta
dengan Jumlah pelanggaran tahun sebelumnya
- Jumlah pelanggaran tahun sebelumnya
- Jumlah pelanggaran tahun ini
Jumlah
Jumlah
1
0
0 -
- Jumlah pelanggaran yang telah diberikan
-9
or
Jumlah 1
sanksi/hukuman
4. PENGUATAN AKUNTABILITAS 5,00 5,00
i. Meningkatnya capaian kinerja unit kerja 2,00
o m 2,00 100,00%
- Persentase Sasaran dengan capaian 100% atau
lebih
Persentase diperoleh dari Jumlah Sasaran Kinerja yang
tercapai 100% atau lebih dibagi dengan Jumlah Sasaran %

b - n
100,00% 1,00

- Jumlah Sasaran Kinerja


Kinerja

-
Jumlahr 1
- Jumlah Sasaran Kinerja yang tercapai 100%
an
Jumlah 1

enp
atau lebih
ii. Pemberian Reward and Punishment 1,50 1,50 100,00%
- Hasil Capaian/Monitoring Perjanjian Kinerja a. Seluruh capaian kinerja (Perjanjian Kinerja) merupakan
telah dijadikan dasar sebagai pemberian reward
and punishment bagi organisasi e
unsur dalam pemberian reward and punishment

p m
b. Sebagian besar Capaian Kinerja (lebih dari 50%

reward and punishment


/0 1/
Perjanjian kinerja) merupakan unsur dalam pemberian

2 2
c. Sebagian kecil Capaian Kinerja (kurang dari 50%
Perjanjian kinerja) merupakan unsur dalam pemberian
A/B/C/D A 1,00

/ 20
reward and punishment
d. Capaian Kinerja (Perjanjian kinerja) belum menjadi

co m
unsur dalam pemberian reward and punishment

iii. Kerangka Logis Kinerja


- Apakah terdapat penjenjangan kinerja
1,50

n a .
a. terdapat Kerangka Logis kinerja yang mengacu pada
1,50 100,00%

((Kerangka Logis Kinerja) yang mengacu pada


kinerja utama organisasi dan dijadikan dalam
ly a kinerja utama organisasi dan digunakan dalam
penjabaran kinerja seluruh pegawai
penentuan kinerja seluruh pegawai?

m u b. terdapat Kerangka Logis kinerja yang mengacu pada


kinerja utama organisasi namun belum digunakan dalam
A/B/C/D A

na
1,00
penjabaran kinerja seluruh pegawai

ai
c. Kerangka Logis kinerja ada namun belum mengacu

w . pada kinerja utama organisasi dan belum digunakan


dalam penjabaran kinerja seluruh pegawai
d. Kerangka Logis kinerja belum ada

ww
5. PENGUATAN PENGAWASAN 7,50 7,50 100,00%

s: //
i. Mekanisme Pengendalian 2,50 2,50 100,00%

ht tp
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
- Telah dilakukan mekanisme pengendalian a. Terdapat pengendalian aktivitas utama organisasi yang
.h t
aktivitas secara berjenjang tersistem mulai dari perencanaan, penilaian risiko,
pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan oleh penanggung

a n g
nt
jawab aktivitas serta pimpinan unit kerja dan telah
menghasilkan peningkatan kinerja, mekanise kerja baru
yang lebih efektif, efisien, dan terkendali
b. Terdapat pengendalian aktivitas utama organisasi yang
- t e
tersistem mulai dari perencanaan, penilaian risiko,
2 1
pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan oleh penanggung
0
n-2
jawab aktivitas serta pimpinan unit kerja namun belum
berdampak pada peningkatan kinerja unit kerja A/B/C/D/E A 1,00
c.Terdapat pengendalian aktivitas utama organisasi yang

h u
ta
tersistem mulai dari perencanaan, penilaian risiko,
pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan oleh penanggung
jawab aktivitas
0 -
d. Terdapat pengendalian aktivitas utama organisasi tetapi
-9
or
tidak tersistem
e. Tidak terdapat pengendalian atas aktivitas utama
organisasi

o m
b - n
ii. Penanganan Pengaduan Masyarakat
- Persentase penanganan pengaduan masyarakat
3,00
Penilaian ini menghitung realisasi penanganan pengaduan
%
%
n - r 100,00%
3,00
1,00
100,00%

masyarakat yang harus diselesaikan


a
enp
- Jumlah pengaduan masyarakat yang harus
Jumlah 1
ditindaklanjuti
- Jumlah pengaduan masyarakat yang sedang

pem
Jumlah 1
diproses
- Jumlah pengaduan masyarakat yang selesai

1/
Jumlah 1
ditindaklanjuti

2/0
iii. Penyampaian Laporan Harta Kekayaan 2,00 % 2,00 100,00%
i. Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)
1,00
2 1,00

- Persentase penyampaian LHKPN


/20
Kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta
kekayaan diatur dalam:

m
1. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999

co
2. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002

an a.
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2015
4. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi No. 07
Tahun 2016
% 100,00% 1,00

ul y 5. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004


6. SE MenPANRB No. SE/03/M.PAN/01/2005
- Jumlah yang harus melaporkan
- Kepala satuan kerja
n a m Jumlah
Jumlah
3,00
1,00
- Pejabat yang diwajibkan menyampaikan
LHKPN
. a i Jumlah 1,00
- Lainnya

w
- Jumlah yang sudah melaporkan w Jumlah
Jumlah
1,00
3,00

w
Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur

//
Sipil Negara (LHKASN)
:
1,00 1,00

tp s
ht
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
- Persentase penyampaian LHKASN Penyampaian LHKASN diatur dalam:
.h t
1. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999
2. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 % 100,00% 1,00

a n g
nt
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2015
4. SE MenPANRB No. 1 Tahun 2015
- Jumlah yang harus melaporkan (ASN tidak wajib
Jumlah 3,00
- t e
LHKPN)
- Pejabat administrator (eselon III) Jumlah 1,00
2 1
- Pejabat Penawas (eselon IV) Jumlah 1,00
0
n-2
- Jumlah Fungsional dan Pelaksana Jumlah 1,00
- Jumlah yang sudah melaporkan Jumlah 3,00
6. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 5,00 5,00
u
100,00%
h
ta
i. Upaya dan/atau Inovasi Pelayanan Publik 2,50 2,50 100,00%
a. Upaya dan/atau inovasi telah mendorong
perbaikan pelayanan publik pada:
a. Upaya dan/atau inovasi yang dilakukan telah
mendorong perbaikan seluruh pelayanan publik yang
0 -
1. Kesesuaian Persyaratan prima (lebih Cepat dan mudah)
-9
or
2. Kemudahan Sistem, Mekanisme, dan b. Upaya dan/atau inovasi yang dilakukan belum
Prosedur seluruhnya memberikan dampak pada perbaikan
3. Kecepatan Waktu Penyelesaian pelayanan public yang prima (Cepat dan mudah)
o m
4. Kejelasan Biaya/Tarif, Gratis
5. Kualitas Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
c. Upaya dan/atau inovasi yang dilakukan belum sesuai
kebutuhan
A/B/C/D

b - nA 1,00

6. Kompetensi Pelaksana/Web
7. Perilaku Pelaksana/Web
d. Belum ada inovasi

n - r
pa
8. Kualitas Sarana dan prasarana
9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

e n
b. Upaya dan/atau inovasi pada
perijinan/pelayanan telah dipermudah: e m
Persentase diperoleh dari Jumlah perijinan/pelayanan
yang telah dipermudah dibagi dengan Jumlah
p
1. Waktu lebih cepat
1 /
perijinan/pelayanan yang terdata/terdaftar
%

/0
100,00% 1,00
2. Pelayanan Publik yang terpadu
3. Alur lebih pendek/singkat
4 Terintegrasi dengan aplikasi
2 2
- Jumlah perijinan/pelayanan yang
terdata/terdaftar
/ 20 Jumlah 1

- Jumlah perijinan/pelayanan yang telah


dipermudah
co m Jumlah 1
ii. Penanganan Pengaduan Pelayanan dan
- Penanganan pengaduan pelayanan dilakukan
2,50

n a .
a. Pengaduan pelayanan dan konsultasi telah direspon
2,50 100,00%

melalui berbagai kanal/media secara responsive

y a dengan cepat melalui berbagai kanal/media

ul
dan bertanggung jawab b. Pengaduan pelayanan dan konsultasi telah direspon
dengan cepat melalui kanal/media yang terbatas
A/B/C/D A 1,00

n a m c. Pengaduan pelayanan dan konsultasi direspon lambat


melalui berbagai kanal/media

ai
d. Pengaduan pelayanan dan konsultasi direspon lambat

w . TOTAL PENGUNGKIT
dan kanal/media terbatas
60,00

B. HASIL
w w 40,00 40,00 100,00%

: / /
I. BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL 22,50 22,50 100,00%

tps
a Nilai Survey Persepsi Korupsi (Survei Eksternal) Diisi dengan nilai hasil Survei Eksternal atas Persepsi Nilai
17,50 4,00 17,50
Anti Korupsi (Indeks Persepsi Anti Korupsi / IPAK) (0-4)

ht
Penilaian Bobot Penjelasan
Pilihan
Jawaban
Jawaban Nilai % Catatan/Keterangan/Penjelasan
m l
b Capaian Kinerja Lebih Baik dari pada Capaian Kinerja a. Target kinerja utama tercapai lebih dari 100% dan lebih
.h t
Sebelumnya baik dari capaian kinerja utama tahun sebelumnya serta
lebih baik dari capaian kinerja nasional/rata-rata capaian

a n g
nt
kinerja unit yang sejenis;
b.Target kinerja utama tercapai 100% dan lebih baik dari
5,00 capaian kinerja utama tahun sebelumnya;
c.Target kinerja utama tercapai 100% atau lebih, namun
A/B/C/D/E A 5,00

- t e
tidak lebih baik dari capaian kinerja utama tahun
2 1
sebelumnya;
0
n-2
d. Kinerja utama sudah orientasi hasil akan tetapi masih
terdapat target kinerja utama yang tidak tercapai;
II. PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA 17,50 17,50
u
100,00%
h
ta
a Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan (Survei Eksternal) Diisi dengan Nilai Hasil Survei Eksternal Kualitas
Nilai
17,50 Pelayanan (Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan Publik /
IPKP)
(0-4)
4,00 17,50

0 -
TOTAL HASIL
-9
40,00

NILAI EVALUASI ZONA INTEGRITAS or 100,00

- n om
-r b
p anMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

m en REPUBLIK INDONESIA,

p e
1/ ttd

2 2/0
m /20 TJAHJO KUMOLO

co
an a.
ul y
n a m
. ai
w w
: / / w
ht tps

Anda mungkin juga menyukai