ii | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 63
LEMBAR ASISTENSI ................................................................................................ 64
iii | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Peta Lokasi Studi Perencanaan Tapak Sebagai Kawasan Pendidikan Tinggi ......... 5
Gambar 3. 1 Peta Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar ...........22
Gambar 3. 2 Lokasi Perencanaan Tapak Berdasarkan Peta 3D ..............................................24
Gambar 3. 3 Lokasi Perencanaan Tapak Berdasarkan Peta 3D ..............................................24
Gambar 3. 4 Peta Kelerengan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................25
Gambar 3. 5 Peta Ketinggian Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................26
Gambar 3. 6 Peta Kontur Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar...........................................................................................................................27
Gambar 3. 7 Daerah Resapan Air Pada Lokasi Perencanaan Tapak ........................................28
Gambar 3. 8 Temperatur Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar Tahun 2020 ........................................................................................................30
Gambar 3. 9 Curah Hujan Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar Tahun 2020 ........................................................................................................31
Gambar 3. 10 Kecepatan Angin Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar Tahun 2020 ........................................................................................................32
Gambar 3. 11 Kelembapan Udara Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar Tahun 2020 .........................................................................................33
Gambar 3. 12 Kondisi Eksisting Jaringan Listrik Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan
Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar ................................................................................33
Gambar 3. 13 Kondisi eksisting Jaringan Telekomunikasi Pada Lokasi Perencanaan Tapak
Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar...................................................................34
Gambar 3. 14 Peta Jaringan Listrik Bertegangan Tinggi Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan
Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar ................................................................................35
Gambar 3. 15 Peta Layanan PDAM Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................36
Gambar 3. 16 Kondisi Eksisting Jaringan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan
Tinggi Kelurahan Manggar .................................................................................................37
Gambar 3. 17 Peta Jaringan Jalan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................38
Gambar 3. 18 Peta Penggunaan Lahan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan
Tinggi Kelurahan Manggar .................................................................................................40
iv | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 4. 1 Peta Letak Strategis Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................43
Tabel 3. 1 Data Kemiringan Lereng Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar ...........................................................................................................23
Tabel 3. 2 Data Ketinggan Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar...........................................................................................................................23
Tabel 3. 3 Tabel Data Vegetasi Pada Lokasi Perencanaan Tapak ...........................................29
Tabel 3. 4 Data Luas Penggunaan Lahan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan
Tinggi Kelurahan Manggar .................................................................................................39
vi | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balikpapan merupakan salah kota daerah tingkat dua yang berada di Propinsi Kalimantan
Timur yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah utara,
Kabupaten Penajam Paser Utara disebelah barat dan Selat Makassar di sebelah barat dan timur.
Dengan memiliki luas wilayah 503,30 𝑘𝑚2 yang meliputi lima kecamatan. Balikpapan dapat
dikatakan sebagai kota yang berpengaruh karena memiliki letak strategis secara geografis,
ekonomis dan politik. Kota ini memiliki sisi ekonomi berupa jasa dan perdagangan dengan
dukungan dari industri minyak dan gas yang mampu dikelola sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah kota akhirnya membuat visi Rencana Pembangungan Jangka
Panjang (RPJP) 2002-2025 untuk mewujudkan Kota Balikpapan sebagai kota lima dimensi, lima
dimensi yang dimaksud adalah industri, jasa, perdagangan, pariwisata, Pendidikan dan Budaya
dalam bingkai Madinatul Iman. Dengan adanya dukungan sarana dan prasarana tersebut
menjadikan kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Propinsi Kalimantan Timur dengan
perkembangan penduduk 1,71%, maka dibutuhkan pemenuhan beberapa sarana dan prasarana
sebagai penunjang perkembangan wilayah tersebut, seperti sarana pendidikan.
Kebutuhan akan pendidikan yang semakin meningkat mendorong Pemerintah serta Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan untuk lebih meningkatkan fasilitas pendidikan. Pemerintah kini
membangun sekolah-sekolah serta universitas dengan standarisasi yang baik sesuai dengan
aturan standarisasi sarana pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pengadaan sarana
pendidikan tersebut dibutuhkan suatu lahan yang akan dikelola sebagai sarana pendidikan. Oleh
karena itu perencanaan yang dapat dilakukan dengan perencanaan tapak. Perencanaan tersebut
memiliki tujuan untuk menghubungkan dan mengintegrasikan ruang di dalam tapak dengan
lingkungan sekitarnya. Perencanaan tapak menjadi jembatan kepentingan pemilik lahan dan
kepentingan publik secara lebih luas (Kevin Lynch, 1984)
Dengan merencanakan pembangunan fasilitas di kota Balikpapan, dapat menunjang
kualitas pendidikan masyarakat serta alat ukur keberhasilan suatu upaya dalam pelayanan publik.
Dengan demikian penulis memilih kawasan seluas 50 hektar yang berada di Balikpapan Timur,
Kota Balikpapan. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan wilayahnya strategis serta aksebilitas
dapat dijangkau dengan mudah, yaitu jarak dengan pusat kota tidak yang terlampau jauh, dekat
dengan wisata pantai lamaru serta jarak dari arah jalan poros Soekarno Hatta dapat dijangkau
2.2.1 Topografi
Pada dasarnya topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah dipermukaan
bumi, baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan pegunungan.
Topografi sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif suatu
tempat. Menurut Suparno dan Endy (2005), keadaan topografi adalah keadaan yang
menggambarkan kemiringan lahan atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti
lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.
A. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng menunjukan besarnya sudut lereng dalam persen atau derajat. Dua
titik yang berjarak horizontal 100 meter yang mempunyai selisih tinggi 10 meter membentuk
lereng 10 persen. Kecuraman lereng 100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat. Selain
dari memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curamnya lereng juga memperbesar
energi angkut air. Jika kemiringan lereng semakin besar, maka jumlah butir-butir tanah yang
terpercik ke bawah oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak. Hal ini disebabkan gaya
berat yang semakin besar sejalan dengan semakin miringnya permukaan tanah dari bidang
horizontal, sehingga lapisan tanah atas yang tererosi akan semakin banyak. Jika lereng
permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi per satuan luas
menjadi 2,0-2,5 kali lebih banyak (Arsyad, 2000).
10 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
2% - 7% Sedikit miring Hijau cerah
B. Ketinggian
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketinggian merupakan tinggi suatu titik
di atas bidang acuan dimana acuan yang biasanya digunakan adalah tinggi rata-rata dari
permukaan laut. Dalam sebuah studi, definisi ketinggian berdasarkan rentang tinggi suatu
tempat dari permukaan laut. Ketinggian terdiri dari tiga skala, yaitu tinggi (2438 – 2658
meter), sangat tinggi (3658 – 5487 meter), dan ekstrim ( >5500 meter) (Febriana, Yunus,
dan Wiyono, 2003).
C. Kontur lereng
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif,
maupun secara absolute. Informasi relief secara relatif ini, diperlihatkan dengan
menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah
yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara
renggang.
Informasi relief secara absolute, diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur
yang merupakan ketinggiangaris tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan
yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur ini sama
dengan beda tinggi antar kedua kontur. Interval sangat bergantung kepada skala peta, juga
pada relief permukaan. (Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi.)
11 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
2.2.2 Geologi
Menurut Noer Aziz M. (2002), Geologi adalah studi tentang bumi dan Bumi sebagai
seluruh kelompok studi, asal, struktur, komposisi, sejarah (termasuk perkembangan
kehidupan) dan proses alami yang sudah ada dan sedang berlangsung, yang membuat
keadaan bumi seperti itu hari ini.Menurut Djauhari Noor, geologi adalah suatu bidang ilmu
pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta
isinya yang pernah ada. Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-
sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik
didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam hingga sekarang
2.2.3 Hidrologi
Pengertian hidrologi adalah Cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar
pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman
1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air dibumi.
Dalam kajian hidrologi meliputih potamalog (aliran permukaan), geohidroligi (air tanah),
hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud gas), limnologi (air permukaan yang
relatif tenang seperti danau, dan waduk), kriologi (air berwujud padat seperti es dan salju).
Orang yang mempelajari hidrologi disebut dengan hidrologist. Berikut adalah tahapan
hidrologi, yaitu
1. Evaporasi merupakan penguapan yang berasal dari air, baik dari samudera, laut,
danau, rawa, sungai bahkan bendungan sekalipun.
2. Transpirasi merupakan penguapan yang berasal dari makhluk hidup, baik itu tanaman
ataupun binatang.
3. Evapotranspirasi merupakan penguapan gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
Contohnya di area persawahan terdapat genangan air dan juga tanaman, evapotranspirasi
penguapan dari air dan juga tanaman tersebut.
4. Sublimasi merupakan penguapan yang berasal dari es di kutub atau puncak gunung
tanpa melalui proses mencair.
5. Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel es di atmosfer,
kemudian menyatu menjadi awan.
6. Adveksi merupakan proses perpindahan awan dari titik satu ke titik lain, tapi masih dalam
satu horizontal.
12 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
7. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat pengaruh suhu udara yang
tinggi dalam bentuk hujan.
8. Run Off merupakan proses pergerakan air dari tempat tinggi menuju tempat yang rendah
dan terjadi di permukaan bumi.
9. Infiltrasi proses air dari presipitasi mengalir ke pori pori tanah dan terakumulasi di tanah.
2.2.4 Klimatologi
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu klima yang berarti tempat, zona, wilayah,
atau dapat diartikan sebagai Klima berarti kemiringan (slope) planet bumi yang berhubungan
dengan lintang tempat atau kemiringan khayal dari bumi dan logos yang berarti ilmu atau
mempelajari. Secara harfiah klimatologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas
mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik iklim di Indonesia maupun di seluruh dunia dan
hubungannya dengan aktivitas manusia. Klimatologi merupakan salah satu dari cabang-
cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan meteorologi karena memiliki kemiripan,
namun keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam kajiannya, meteorologi fokus mengkaji
proses di atmosfer sedangkan klimatologi lebih mengkaji pada hasil akhir dari proses-proses
atmosfer.
A. Curah Hujan
Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, curah hujan adalah air yang jatuh sampai
ke permukaan tanah. Butiran-butiran air yang tidak sampai ke permukaan tanah disebut
dengan virga. Satuan curah hujan adalah mm (milimeter). 1 mm maksudnya adalah hujan
yang jatuh ke permukaan tanah, apabika diukur tingginya adalah 1 mm tanpa ada yang
meresap atau mengalir ataupun menguap. Curah hujan 1 mm adalah banyaknya air yang
tertampung dalam luasan 1m² jumlahnya adalah 1 liter.
13 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
B. Temperatur
Menurut wirastuti (2008), temperatur udara adalh panas atau dingginnya suatu udara.
Perubahan temperatur udara disebabkan oleh adanya kombinasi kerja antara udara,
perbedaan kecepatan proses pendinginan dan pemanasan suatu daerah dan jumlah kadar air
dan permukaan bumi
C. Kecepatan Angin
Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, kecepatan angin adalah Adalah satuan
yang mengukur kecepatan aliran udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Secara umum,
Kecepatan angin merupakan gejalan alam yang menyebabkan hembusan udara
D. Kelembapan
Menurut Laksitoadi (2008) Kelembaban udara adalah jumlah uap air dalam udara. Uap
air berperan penting dalam menyerap radiasi, sehingga berpengaruh besar dalam pemanasan
udara.kelembaban udara bisa dikurangi dengan panas matahari, ruang yang sulit mendapat
sinar matahari, dengan hembusan udara.
a. Penggunaan lahan dalam kaitan dengan pemanfaatan potensi alaminya, seperti kesuburan
lahan, kandungan mineral atau endapan bahan galian dibawah permukaannya.
b. Penggunaan lahan dalam kaitannya dengan pemanfaatan untuk ruang pembangunan,
dimana dalam penggunaannya tidak memanfaatkan potensi alaminya, namun lebih
ditentukan oleh adanya hubungan - hubungan tata ruang dengan penggunaan -
penggunaan lain yang telah ada, diantaranya ketersediaan prasarana dan fasilitas umum
lainnya (Utomo, 1992).
14 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
2.4 Prasarana
Prasarana merupakan suatu faktor potensial yang sangat penting dalam menentukan arah
dan masa depan perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak akan sukses dan
berjalandengan baik tanpa dukungan prasarana yang memadai, prasarana kota merupakan
fasilitas umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan
dalam kota yang pada akhirnya akan menentukan perkembangan kota. Dalam Undang-Undang
No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Prasana adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari pengertian tersebut dapat disederhanakan bahwa prasarana merupakan kerangka dasar dari
suatu sistem, kerangka dasar tersebut menjadi fasilitas umum dan pelengkapan dasar fisik yang
memungkinkan lingkungan untuk berfungsi sebagaimana mestinya, serta menjadi penentu
keberhasilan daru suatu perkembangan kota.
15 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.Drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004) Sedangkan pengertian tentang
drainase kota pada dasarnya telah bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban
dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam kota.
16 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
gangguan pendengaran (Suma’mur, 1984). Membagi kebisingan sesuai frekuensi dan tingkat
tekanan serta tenaga yang dihasilkan oleh bunyi dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu bising
terhadap pendengan dan bising yang berhubungan dengan kesehatan (Gabriel 1996). Sifat
dari kebisingan terdiri dari berbagai macam antara lain konstan, fluktuasi, kontinu, intermiten,
impulsive, random dan impact noise.
Menurut (Suma’mur, 1984) jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan sebagai
berikut :
a. Kebisingan Kontinu dalam Spektrum frekuensi yang luas yaitu jenis kebisingan yang
sering dijumpai pada mesin-mesin produksi seperti kipas angin, dapur pijar dll.
b. Kebisingan Kontinu dalam spectrum frekuensi sempit yaitu jenis kebisingan yang sering
dijumpai pada gergaji sirkuler, katup gas dll
c. Kebisingan interminten yaitu kebisingan terputus-putus dan sering ditemukan pada lalu
lintas darat, kapal terbang dll
d. Kebisingan Impulsif yaitu kebisingan yang sering ditemukan pada pukulan mesin,
kontruksi, dll
e. Kebisingan impulsive berulang yaitu kebisingan yang sering ditemukan pada bagian
penempaan besi yang berada di perusahaan besi
Melalui intensitas disibel maka dapat ditentukan apakah suatu bunyi tersebut bising
atau tidak. Oleh karena itu dapat di klasifikasikan seberapa jauh suatu bunyi tersebut dapat
diterima. Berikut adalah tabel … skala tingkat kebisingan dan sumbernya menurut (Suma’mur,
1984) :
Tabel 2. 2 Intensitas Kebisingan dan Sumbernya
17 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
5 Tenang 20-40 Rumah tenang, kantor perorangan,
auditorium
6 Sangat Tenang 0-20 Suara daun, percakapan berisik
Sumber : ( Suma’mur, 2009)
2.6.2 Pemandangan
Pemandangan adalah suatu situasi yang terlihat secara nyata dengan berbabagai
macam kondisi. Pemandangan akan terlihat jika baik sesuai dengan penempatan dan
keindahan objek tersebut. Pemandangan merupakan suatu hal yang tidak boleh di rusak dan
perlu dilindung dan dijaga karena bertujuan untuk melindungi keindahan suatu objek. Jenis-
jenis pemandangan meliputi pantai, pegunungan, danau, taman dll. Pemandangan memiliki
peran penting dalam pembangunan karena sangat dibutuhkan sebagai wadah visual yang
dapat menyegarkan mata dan pikiran.
2.6.3 Pencahayaan
Cahaya adalah sebuah pancaran energy dari suatu berkas cahaya yang mengenai
suatu permukiman atau objek (Patty et al 1967). Pada dasarnya cahaya diperlukan oleh
seseorang untuk melihat objek secara jelas. Sehingga dapat dilihat secara nyaman jika
pecahayaan yang diperoleh itu cukup. Pencahayaan juga dapat terasa tidak nyaman pada
penglihatan jika cahaya tersebut diporoleh secara berlebihan atau pun kekurangan, dan
berdampak pada kesehatan mata seseorang. Pencahayaan dapat berfokus pada tingkat
intensitas pencahayaan dengan menggunakan metode pengukuran intensitas cahaya (Hakim,
2014).
Dalam merencanakan sesuatu bangunan pencahayaan memiliki peranan sangat
penting. Suatu desain pencahayaan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu
aktivitas yang dilakukan di dalam ruang sangat berpengaruh terhadap distribusi cahaya dalam
ruang tersebut (Jamala, 2016). Menurut sumber cahaya, hal ini dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Pencahayaan Buatan
Pecahayaan buatan adalah sebuah cahaya yang diciptakan oleh manusia, sumber
cahaya ini dapat dikenal dengan lampu ( luminer). Pencahayaan buatan sangat diperlukan
jika posisi suatu ruangan sulit mendapatkan pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami
tidak mencukupi. Pada pencahayaan buatan memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri
yaitu :
18 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
a. Keuntungan Pencahayaan Buatan
1) Dapat menghasilkan cahaya yang merata
2) Dapat menyesuaikan sendiri cahaya yang didapat
3) Dapat menerangi cahaya yang sulit dijangkau oleh matahari
4) Dapat menghasilkan cahaya yang tetap
b. Kelemahan Pencahayaan Buatan
1) Energy yang dikeluarkan tentunya dapat menambah biaya lebih banyak
2) Tidak dapat digunakan selamanya jika enegi listrik tersebut rusak dan tidak
berfungsi lagi
Untuk mendapatkan desain pencahayaan buatan dengan baik maka dapat dilihat
langkah-langkah berikut (Karlen dan Benya, 2012) :
a. Dengan menentukan criteria desain pencahayaan yang mempertimbangkan kualitas
dan kuantitas dan dapat merancang suatu cahaya dengan tepat
b. Dengan merekam suatu kondisi arsitektural dan Batasan
c. Dengan menentukan tugas visual yang harus dikerjakan
d. Dengan pemilihan system pencahayaan yang akan digunakan
2. Pencahayaan Alami
Pecahayaan alami merupakan cahaya yang berasal dari matahari, cahaya ini
dibutuhkan karena manusia memerlukan kualitas cahaya alami. Pencahayaan alami berfungsi
sebagai alat untuk meminimalisir suatu energy listrik. (Rahmania dan Sugini, 2013). Pada
pencahayaan alami memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri yaitu:
a. Keuntungan Pencahayaan Alami
1) Dapat menghemat energy
2) Sebagai pembunuh kuman yang ada di tubuh
3) Sebagai variasi suatu ruangan.
b. Kelemahan Pencahayaan Alami
1) Tidak dapat mengatur terang atau gelapnya cahaya yang ada di ruangan
2) Sumber matahari dapat menghasilkan panas dan cahaya yang dihasilkan tidak
merata
Berikut adalah strategi desain untuk pencahayaan strategi sebagai berikut ( Riandito
2012) :
a. Dengan meningkatkan zona pencahayaan secara alami
19 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
b. Dengan menetrasi cahaya diatas ruangan
c. Menggunakan ide untuk memperkirakan suatu area kaca agar optimal
d. Dengan menghindari sorotan langsung suatu cahaya alami didaerah tugas visual.
20 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
BAB III
GAMBARAN UMUM
Adapun peta perencanaan tapak dengan tema kawasan Pendidikan tinggi Kelurahan
Manggar yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
21 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 1 Peta Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar
22 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
3.2 Kondisi Internal
3.2.1 Topografi
A. Kemiringan Lereng
Pada kemiringan tanah yang berada di daerah tapak kawasan pendidikan tinggi yang
berada di kelurahan Manggar, kecamatan Balikpapan Timur, kota Balikpapan memiliki luas
tanah sebesar 50 Ha, dengan memiliki kemiringan tanah sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel 3.1, pada lokasi perencanaan tapak sebagian besar memiliki
kelerengan 0-2% yang berarti permukaan lahan di lokasi tersebut hamper tidak memiliki
kemiringan. Namun, masih terdapat 12,58 ha lahan dengan kelerengan yang curam. Adapun
peta topografi kelerangan pada lokasi perencanaan tapak yang dapat dilihat pada Gambar
3.4.
B. Ketinggian
Pada ketinggian tanah yang berada di daerah tapak kawasan pendidikan tinggi yang
berada di kelurahan Manggar, kecamatan Balikpapan Timur, kota Balikpapan memiliki luas
tanah sebesar 50 Ha, dengan memiliki ketinggian tanah sebagai berikut.
23 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
30 m 10,21 Ha Kuning Muda
20 m 18,37 Ha Hijau Muda
10 m 15,87 Ha Hijau Tua
Sumber: Survei Sekunder, 2021
Berdasarkan Tabel 3.2, terdapat lahan seluas 1,92 ha yang memiliki ketinggian
tertinggi sebesar 50 meter diatas permukaan laut dan ketinggian tersendah sebesar 10 meter
diatas permukaan lau dengan luas lahan sebesar 15,87 ha. Adapun peta topografi ketinggian
pada lokasi perencanaan tapak yang dapat dilihat pada Gambar 3.5.
C. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama. Kontur di Kelurahan Manggar dan Manggar Baru dibagi
menjadi 3 bagian yaitu garis patahan atau tebing, garis punggung bukit, dan garis
tepi galian atau timbunan. Adapun kontur pada lahan perencanaan tapak yaitu berupa
garis patahan atau tebing yang dapat dilihat pada Gambar 3.6. Selain itu, kontur lahan pada
lokasi perencanaan dengan tampak 3 dimensi dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar
3.3.
24 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 4 Peta Kelerengan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi Kelurahan
Manggar
A. Sumber Air
Pada permukiman di daerah kawasan pendidikan tinggi yang berada di kelurahan
Manggar, kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, telah terlayani sumber air dari PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) yang merupakan perusahaan pemasok jaringan Air bersih
yang berada di kota Balikpapan.
28 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
3.2.3 Vegetasi
Vegetasi adalah susunan semua jenis tumbuhan disuatu wilayah dan hubungannya
dengan pola sebaran jenis baik secara parsial maupun temporal (Barbour dan Pitts 1980).
Secara umum vegetasi adalah sekumpulan tumbuhan atau tanaman sejenis atau banyak jenis
yang tumbuh Bersama-sama dalam suatu wilayah atau areal dan melakukan hubungan
interaksi didalamnya.
Adapun telah dilakukan pengamatan secara langsung mengenai vegetasi yang ada di
lokasi studi kawasan pendidikan tinggi yang berada dikawasan Kelurahan Manggar, Kecamatan
Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
29 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
4 Tanaman Pohon Kiara Jalan Stadion Batakan,
Peneduh Aying Daerah selatan tapak
3.2.4 Klimatologi
A. Temperatur
Adapun rata-rata temperatur di lokasi perencanaan tapak berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai berikut
30 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2021
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui rata-rata suhu di lokasi perencanaan tapaj
pada tahun 2020 berada pada 27,38°C dengan suhu terendah berada dibulan Juli 2020 yaitu
26,5°C dan suhu tertinggi berada pada bulan Mei 2020 yaitu 27,8°C. Dengan kisaran suhu
22°C hingga 33°C maka lokasi perencanaan tapak memiliki kondisi suhu yang normal dan
termasuk dalam kategori hangat nyaman.
B. Curah Hujan
Adapun rata-rata curah hujan di lokasi perencanaan tapak berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai berikut.
31 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Berdasarkan grafik diatas, rata-rata curah hujan di lokasi perencanaan tapak pada
tahun 2020 berada pada angka 800 mm dengan curah hujan terendah berada pada bulan
Februari dan April tahun 2020 yaitu 11 mm dan curah hjan tertinggi berada pada bulan Mei
2020 yaitu 2085 mm.
C. Kecepatan Angin
Adapun rata-rata kecepatan angin di lokasi perencanaan tapak berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai berikut.
D. Kelembapan Udara
Adapun rata-rata kelembapan udara di lokasi perencanaan tapak berdasarkan data
yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai berikut.
32 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 11 Kelembapan Udara Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan
Tinggi Kelurahan Manggar Tahun 2020
33 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber: Survei Primer, 2021
B. Jaringan Telekomunikasi
Dari pengamatan yang telah dilakukan terdapat tower telekomunikasi yang
menunjang dalam komunikasi masyarakat disekitar wilayah tapak. Berikut adalah kondisi
eksistiing jaringan telekomunikasi pada lokasi perencanaan tapak.
34 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 14 Peta Jaringan Listrik Bertegangan Tinggi Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan
Pendidikan Tinggi Kelurahan Manggar
37 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 17 Peta Jaringan Jalan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar
39 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 3. 18 Peta Penggunaan Lahan Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar
ANALISIS
41 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
2 Dapat dilihat pada gambar
tersebut bahwa lokasi tapak
dekat dengan wisata Pantai
Lamaru 12,0 Km
42 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Gambar 4. 1 Peta Letak Strategis Pada Lokasi Perencanaan Tapak Kawasan Pendidikan Tinggi
Kelurahan Manggar
44 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
4.3.1 Analisis View Dari Tapak
View dari tapak kearah luar tapak berguna untuk menentukan bukaan pada bangunan
bangunan yang memanfaatkan pandangan alam sekitarnya masuk kedalam bangunan.
Berikut merupakan analisis view dari tapak pada lokasi studi:
Hasil Analisis :
1. Tanda +++, untuk area ini memberikan view sangat bagus dari tapak
45 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
• View dari tapak pada arah tenggara merupakan view yang memiliki arah pandang
menuju jalan masuk ke tapak yang telah dirancang menyerupai jalan tol dan view
mneuju kea rah jalan utama sehingga diharapkan nilai ekspos bangunan dapat
lebih menonjol sehingga menciptakan daya Tarik, dan juga jika dilihat dari lantai
atas bangunan maka akan memberikan view pantai yang sangat indah.
2. Tanda ++, untuk area ini memberikan view yang bagus dari tapak
• View dari tapak menuju arah utara dan barat laut merupakan view yang memiliki
arah pandang menuju lahan kosong dan hutan yang asri walaupun terdapat
terdapat sedikit permukiman namun tidak memberikan kesan yang padat.
• View dari tapak menuju arah selatan merupakan view yang memiliki arah pandang
menuju perkebunan dan juga sedikit rumah warga yang berada tepat disekitar
perkebunan, namun jika dilihat dari lantai atas bangunan akan memberikan view
berupa pantai yang sangat indah
• View dari tapak menuju barat laut merupakan view yang memiliki arah pandang
menuju permukiman warga namun masih terdapat lahan lahan kosong yang lebih
luas yang memberikan kesan tidak padat.
3. Tanda +, untuk area ini memberikan view yang cukup bagus
• View dari tapak menuju arah timur laut merupakan view yang memiliki arah
pandang menuju kepermukiman warga, walaupun pada arah ini permukiman warga
lebih padat dibandingkan arah barat laut namun jika dilihat daru lantai atas
bangunan tapak akan memberikan view berupa lahan kosong, hutan yang tidak
terlalu rimbun, dan juga jalan tol.
4. Tanda - , untuk area ini memberikan view yang cukup bagus
• View dari tapak menuju arah ke timur merupakan view yang memiliki arah
pandang menuju permukiman warga sehingga jika dilihat dari lantai 1 bangunan
akan meberikan kesan padat namun jika dilihat dari lantai atas bangunan maka
akan memberikan view berupa jalan tol
5. Tanda - - -, untuk area ini memberikan view kurang bagus
• View dari tapak menuju arah barat dan barat daya merupakan view yang memiliki
arah pandang menuju permukiman warga yang padat penduduk.
46 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Tanggapan :
47 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Review Literatur, 2021
Hasil Analisis :
48 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
view tersebut berasal dari arah jalan utama yaitu Jalan.Mulawarman sehingga
bangunan tapak pada lantai pertama pun akan terlihat dari alternatif view dari
arah tenggara.
2. Tanda ++, memberikan view ketapak yang bagus
• View ketapak yang berasal dari arah selatan merupakan alternatif view yang
bagus, walaupun terdapat sedikit perumahan dan perusahaan perusahaan didepan
lokasi tapak sehingga menutupi view menuju lantai 1 lokasi tapak, sehingga perlu
dilakukan adanya alternatif bangunan yang dibuat bertingkat sehingga bangunan
akan tetap terlihat dari jalan utama JL.Mulawarman
3. Tanda - - -, memberikan view ketapak yang sangat tidak bagus
• View ke tapak yang berasal dari arah barat merupakan alterantif view yang sangat
tidak bagus dikarenakan pada area arah tersebut merupakan lokasi permukiman,
sawah, lahan kosong serta hutan sehingga akan sulit menarik pandangan orang
menuju lokasi tapak.
4. Tanda - -, memberikan view ketapak yang kurang bagus
• View ketapak yang berasal dari arah utara merupakan alternatif view yang kurang
bagus dikarenakan pada area arah ini terdapat sedikit perumahan, lahan kosong,
dan hutan sehingga hanya sedikit orang yang melintasi area ini. Hal tersebut akan
semakin sulit menarik perhatian pandangan orang menuju lokasi tapak
Tanggapan :
49 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
1. Desain bangunan dibuat bertingkat agar bangunan dapat terlihat dari arah yang jauh
dan
50 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Hasil Analisis :
51 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
umum lalu berjalan kaki menuju lokasi tapak atau pejalan kaki yang berasal dari
daerah permukiman sekitar lokasi tapak yang selanjutnya menuju lokasi tapak.
Sirkulasi Kendaraan yang berasal dari arah jalan utama Jl.Mulawarman yang kemudian
melewati jalan utama menuju lokasi tapak yaitu jalan stadium ataupun sirkulasi kendaraan yang
melawati jalan lingkungan hanya diperbolehkan melalui area entrance utama untuk dropping area
lalu sirkulasi diarahkan menuju ke lokasi parkir kendaraan agar sirkulasi pejalan kaki yang
langsung dapat masuk pada area tapak tidak menyatu dengan sirkulasi kendaraan.
Tanggapan :
Jalur
Parkir
52 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
4.5 Analisis Kebisingan
Analisis kebisingan digunakan untuk mengetahui alternatif alternatif desain yang
bertujuan untuk mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site agar mendapatkan
kenyamanan didalam bangunan. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.KEP-
48/MENLH/11/1996 ditetapkan bahwa standar tingkat kebisingan untuk Kawasan Pendidikan
yaitu 55dB, berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis kebisingan pada tapak agar
dapat diperoleh respon dalam mereduksi tingkat kebisingan yang melebihi standar yang telah
ditetapkan.
= 53.3 Db
= 66.8 Db
= 70.2 Db
= 55.6 dB
Hasil Analisis :
1. Tingkat kebisingan pada arah selatan memiliki tingkat bising tertinggi yaitu sebesar 70.2 dB
hal tersebut dikarenakan pada arah utara berbatasan dengan jalur utama menuju lokasi tapak
yaitu Jl.Stadion sehingga terdapat aktifitas lalu lintas kendaraan, dan juga kontur tanah pada
tapak di area ini hanya setinggi 10m.
2. Tingkat kebisingan pada arah utara memiliki tingkat bising yang rendah yaitu sebesar 53.3
dB, hal tersebut dikarenakan pada arah ini didominasi oleh lahan kosong, perkebunan dan
sedikit permukiman sehingga tidak menimbulkan kebisingan pada tapa, dan juga pada area
ini tapak meiliki kontur setinggi 50m sehingga reduksi suara dari permukiman tidak
menganggu tapak.
53 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
3. Tingkat kebisingan pada arah timur memiliki tingkat bising yang tergolong tinggi juga yaitu
sebesar 66.8 dB, hal tersebut dikarenakan pada arah timur berbatasan langsung dengan
permukiman warga dan juga pada arah ini masi terdapat jalur lalu lintas kendaraan yang
merupakan jalan utama menuju lokasi tapak.
4. Tingkat kebisingan pada arah barat memiliki tingkat bising yang normal yaitu sebesar 55.6
dB dikarenakan pada arah barat merupakan daerah permukiman warga yang masih banyak
vegetasi antar 1 rumah dengan rumah lainnya sehingga tingkat bisingnya pun normal.
Tanggapan :
Gedung Fakultas
54 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Hasil analisis :
Berdasarkan analisis pola aliran air, pada site tapak perencanaan dapat terjadi genangan
di beberapa titik karena kontur kelerengan dan ketinggian lahan yang berbeda-beda. Titik yang
dapat terjadi genangan berada di sebelah tenggara dan barat lokasi perencanaan tapak.
Tanggapan :
1. Membangun dan mengelola drainase dengan mengikuti pola aliran alami.
2. Membuat danau atau kolam sebagai tempat penampungan air sekaligus sebagai elemen
estetika dari tapak tersebut
55 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Siang
Sore Pagi
Lokasi perencanaan tapak tegak lurus menghadap utara dan selatan, sehingga seluruh
sisi tapak dapat tersinari cahaya matahari secara merata. Namun, bangunan yang menghadap
barat laut dan barat akan lebih terasa panas ketika siang menjelang sore karena suhu yang
akan meningkat pada waktu tersebut.
56 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Tanggapan :
Siang
1. Memberikan vegetasi sebagai penahan sinar dan panas matahari masuk secara langsung
kedalam rumah.
57 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Review Literatur, 2021
2. Memberikan kanopi pada pada bukaan pada sisi barat dan barat laut untuk meminimalisir
panas matahari.
3. Arah bangunan tidak dihadapkan secara langsung kearah barat laut dan barat, namun
tetap memberikan bukaan pada sisi tersebut sehingga cahaya sinar matahari dapat tetap
masuk keruangan walaupun panas matahari akan terminimalisir.
58 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Analisis Penulis, 2021
59 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Hasil Analisis :
Berdasarkan data harian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, arah angin
pada lokasi perencanaan tapak banyak datang dari arah barat laut, utara, dan timur laut
dengan kecepatan yang sama yaitu kisaran 10 m/s hingga 20 m/s dimana kecepatan angin
tersebut masih termasuk dalam rata-rata kecepatan angin yang normal. Hembusan angin
banyak datang dari arah tersebut juga dikarenakan terdapat ruang terbuka hijau yang luas.
Tanggapan :
60 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Hasil Analisis :
1. Berdasarkan hasil analisis view, peletakkan alternatif bangunan menghadap kearah tenggara
dengan memaksimalkan bukaan pada arah utara, barat laut, timur laut, dan selatan.
2. Berdsarkan hasil analisis sirkulasi, peletakkan alternatif bangunan tidak sampai mendekati
batas site karena hal tersebut akan digunkaan sebagai sirkulasi pejalan kaki, kendaraan, dan
parkir
3. Berdasarkan hasil analisis pola air peletakkan alternatif bangunan akan mengikuti pola aliran
dari utara menuju keselatan sehingga tidak memotong jalur aliran air
4. Berdasarkan hasil analisis iklim mikro cahaya matahari berasal dari arah timur dan barat
sehingga tata letak bangunan tidak diarahkan langsung menuju sisi barat laut dan barat
dikarenakan arah tersebut merupakan arah sinar matahari pukul 2 hingga 5 sore yang
sinarnya sangat menyengat dan tidak baik untuk kulit namun akan tetap memberikan bukaan
bangunan pada sisi tersebut. Pada analisis arah angin tata letak bangunan akan lebih baik
didesain secara melengkung sehingga dapat memecah angin yang berhembus terlalu kencang
dan angin dapat masuk keseluruh sisi bangunan, selain itu juga dnegan memaksimalkan
bukaan pada arah datangnya angin yaitu arah timur laut, utara, dan timur laut.
5. Berdasarkan hasil analisis kebisingan alternatif peletakkan bangunan dibagian belakang arah
utara-barat dan timur dapat digunakan untuk bangunan fakultas fakultas yang ditata dengan
memperhatikan analisis lainnya dan juga dibagian tingkat bising tinggi dapat digunakan
sebagai bangunan yang
Tanggapan :
61 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Tata letak bangunan dapat ditata dengan membentuk pola kluster. Jika bangunan
ditata dengan pola kluster, dimana pada arah tenggara yang terdekat dengan jalan utama
merupakan kluster rektorat dan kemahasiswaan yang dilengkapi dengan landmark bangunan
sehingga dapat menarik perhatian pandangan menuju lokasi site dari jalan utama
Jl.Mulawarman. Pada daerah belakang kluster rekorat dapat diikuti oleh kluster kluster setiap
fakultas. Selain itu juga peletakkan kluster bangunan harus memaksimalkan bukaan pada
arah utara, selatan dan tenggara dimana hal tersebut memerhatikan arah angin yang masuk
menuju bangunan kluster sehingga dapat meminimalisir penggunaan teknologi angin buatan
seperti AC. Pola kluster ini juga memberikan kelebihan yaitu bangunan tidak terlihat padat
karena dipisahkan sesuai dengan kesejenisan sehingga akan terlihat seperti membentuk satu
bangunan yang sama.
62 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
DAFTAR PUSTAKA
63 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN PROGRAM
STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
LEMBAR ASISTENSI
64 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
26 Maret 2021 Ibu Tiara Rukmaya
10.00 WITA Dewi S.T., M.Sc
30 Maret 2021
16.07 WITA
65 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k
bangunan
• Data GSB dapat diukur dari jalan yang sudah
ditetapkan dapat menggunakan acuan tata ruang
atau dengan hitungan manual dan masuk pada
sub bab analisis kesesuaian lahan.
• Data Hidrologi dapat ditunjukkan juga dengan
menggunakan peta
• Pada data vegetasi disebutkan saja jenis jenis
tanaman yang berada diluar tapak sehingga
vegetasi didalam tapak nantinya dapat
disesuaikan
• Pada data klimatologi dapat ditambahkan kalimat
penjelas apakah data yang didapatkan sesuai
dengan kenyamanan yang dapat diterima
manusia (Mengacu pada materi week 5)
66 | L a p o r a n P e r e n c a n a a n T a p a k