Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.A Latar Belakang


Saat ini berbagai jenis kosmetika tersedia di pasaran dan digunakan sebagai
kebutuhan sehari-hari. Secara kimiawi suatu kosmetika terdiri dari suatu bahan aktif yang
disesuaikan kegunaannya, bahan kimia tersebut dapat berupa logam atau non logam.
Berbagai jenis bahan obat dapat digunakan atau diberikan pada tubuh
dalam bentuk sediaan aerosol. Bentuk sediaan ini dapat digunakan baik secara oral maupun
topikal. Bukanhanya sediaan farmasi saja dapat ditemukan dalam bentuk aerosol,
berbagai kosmetik juga saat ini dengan mudah ditemukan dalam bentuk aerosol.
Bentuk sediaan ini pada umumnya sering ditemukan untuk pengobatan saluran
pernafasan misalnya untuk penannganan penyakit asma, aerosol topical untuk pengobatan
akne (jerawat), dan kosmetik seperti styling foan untuk penataan rambut, serta shaving
aerosol.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sediaan shaving (cukur) yang berbentuk
aerosol.

I.B Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
a) Apa yang dimaksud aerosol ?
b) Apa yang dimaksud sediaan shave ?
c) Bagaimana formulasi shaving aerosol ?
d) Bagaimana evalusai shaving aerosol ?

I.C Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas maka diketahui tujuan penulisan adalah :
a) Untuk mengetahui pengertian aerosol
b) Untuk mengetahui pengertian sediaan shave
c) Untuk mengetahui cara pembuatan serta formulasi dari shaving aerosol
d) Untuk mengetahui cara evaluasi shaving aerosol

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.A Anatomi dan Fisiologis Rambut


II.A.1 Rambut
Rambut merupakan tambahan
pada kulit kepala yang memberikan
kehangatan, perlindungan dan keindahan.
Rambut juga terdapat diseluruh tubuh,
kecuali telapak tangan, telapak kaki dan
bibir.
Semua jenis rambut tumbuh dari
akar rambut yang ada di dalam lapisan
dermis dari kulit. Oleh karena itu kulit
kepala atau kulit bagian badan lainnya
memiliki rambut. Rambut yang tumbuh
keluar dari akar rambut itu ada 2 bagian menurut letaknya, yaitu bagian yang ada di dalam
kulit dan bagian yang ada di luar kulit.
Rambut terbentuk dari sel-sel yang terletak ditepi kandung akar. Cupak rambut atau
kandung akar ialah, bagian yang terbenam dan menyerupai pipa serta mengelilingi akar
rambut. Jadi bila rambut itu dicabut dia akan tumbuh kembali, karena papil dan kadung akar
akan tetap tertinggal di sana.

II.A.2 Komposisi Susunan Rambut


1. Rambut terutama tersusun dari salah satu zat protein yang disebut keratin atau
horney.
2. Susunan kimiawi rambut.
a. Carbon: 50,65%
b. Hydrogen: 6,36%
c. Nitrogen: 17,14%
d. Belerang (sulfur): 5%
e. Oksigen: 20,85%

2
II.A.3 Bagian – Bagian Rambut
1) Ujung Rambut
Ujung rambut berbentuk runcing, terdapat
pada rambut yang baru saja tumbuh.
2) Batang Rambut
Batang rambut merupakan bagian rambut
yang berada di luar kulit berupa benang halus
terdiri dari keratin atau sel-sel tanduk. Batang
rambut mempunyai 3 lapisan.
a) Cuticula/kulit ari/selaput
rambut
Merupakan lapisan luar, terdiri
dari sel-sel tanduk yang pipih
dan bening, tersusun bagian
bawah menutupi atasnya.
b) Cortex
Disusun oleh kumpulan seperti
benang halus yang terdiri dari
keratin/sel tanduk. Tiap helai
benang yang halus disebut
fibril. Fibril berbentuk oleh
molekul yang mengandung butiran pigmen melanin Pigmen rambut terdapat pada
cortex.
c) Medulla. Terdiri dari zat yang tersusun sangat renggang yang membentuk jala,
sehingga terdapat rongga yang berisi udara.
3) Akar Rambut
Akar rambut merupakan bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertanam di
dalam folikel/kantong rambut. Bagian rambut yang tertanam/berada di dalam kulit
jangat. Akar rambut tertanam miring dalam lapisan dermis. Akar rambut terlihat 2
bagian yaitu :
1. Umbi rambut, bagian rambut yang terbawa jika rambut kita cabut

3
2. Papil rambut, bagian yang
akan tertinggal didalam kulit
meskipun rambut dicabut
sampai keakar-akarnya
sehingga selalu terjadi
pertumbuhan rambut kecuali
papil rambut dirusak misalnya
dengan bahan kimia dan arus
listrik.
Bagian-bagian akar rambut
berikut fungsinya adalah sebagai
berikut.
a) Kantung rambut (folikel): melindungi tunas rambut.
b) Umbi rambut (bulb): bulatan kecil, putih, bening yang mempunyai hubungan
dengan pembuluh halus syaraf dan pembuluh darah.
c) Papil rambut: tempat pembuatan sel tunas dan sel pigmen melanin. Membuat
makanan dan semua kebutuhan pertumbuhan rambut.
d) Otot penegak rambut: dapat menarik folikel rambut mengakibatkan bulu-bulu
halus menegak.
e) Kelenjar lemak: menghasilkan minyak atau sebum.
f) Kelenjar keringat.

4
II.A.4 Proses Pertumbuhan Rambut
1) Fase Anagen
Dimulai proses pembentukan folikel berasal dari epidermis ke arah dalam menuju
lapisan dermis, diikuti proses keratinisasi hingga terbentuk rambut, waktu 2-3,
hingga 6 tahun.
2) Fase katagen/masa istirahat
5
Rambut lama berada di tempatnya, tidak bekerja dan tidak berhubungan dengan papil
rambut, tidak terjadi pembentukan apapun waktu 2-3 minggu
3) Fase telogen/masa pergantian
Papil rambut bekerja membentuk umbi baru dan mendorong rambut lama hingga
lepas, waktu 100 hari

II.B Aerosol
II.B.1 Definisi Aerosol

Aerosol adalah bentuk sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif dalam
wadah kemas tekan, berisi propelan yang dapat memancarkan isinya, berupa kabut hingga
habis, dapat di gunakan untuk obat dalam atau obat luar dengan menggunakan propelan yang
cocok.

6
Aerosol di dunia farmasi adalah bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung
satu atau lebih bahan aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran-butiran cairan atau
bahan-bahan padat dalam media gas.
Menurut FI IV, aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Aerosol didefinisikan sebagai sistem koloid yang mengandung partikel-pertikel padat
atau cairan yang sangat halus yang terbagi-bagi didalam dan dikelilingi oleh gas.
Ukuran partikel bahan aktif berkisar antara 10 sampai 50mm, untuk meminimalisir
penghantaran dan penyimpanannya dalam cairan pernafasan.
Aerosol merupakan suatu bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam produk
kosmetik seperti pda : hair spray, deodoran/antiperspiran dan juga alat kesehatan rumah
tangga seperti : insektisida, polishes dan pengharum ruangan.
Bentuk sediaan ini pada umumnya sering ditemukan untuk pengobatan saluran
pernafasan misalnya untuk penanganan simpatomatis pada penyakit asma, aerosol topical
untuk pengobatan acne (jerawat), dan kosmetik seperti styling foam untuk penataan rambut.
Suatu produk aerosol biasanya terbungkus dalam suatu kemasan yang terdiri dari :
 Tempat penampungan gas
 Valve (katub) penutup
 Knop dan penutupnya
 Kemasan / bungkus luar

Yang menjadi basis utama operasional aerosol adalah komponen gas yang
dimampatkan sehingga memberikan tekanan atau biasa disebut dengan fase cairan propelan
yang terdapat dalam kontainer.

II.B.2 Jenis Sistem Aerosol


1. Sistem dua fase
Sistem aerosol yang paling sederhana, terdiri dari fase cair yang mengandung
propelan cair dan cairan pekat produk, serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk
formulasi aerosol penggunaan inhalasi atau penggunaan intranasal. Aerosol sistem

7
dua fase ini beroperasi pada tekanan 30-40 p.s.i.g(pounds per square in gauge) pada
suhu 21° C Yang termasuk sistem ini adalah:
a) Aerosol pelapis permukaan (Surface coating spray)
Merupakan produk konsentrat yang terdiri dari 20% hingga 75% bahan aktif dan
25% hingga 80% propelan. Contoh : cat, hair spray.
b) Aerosol ruang (Space sprays)
Terdiri dari 2% hingga 20% bahan aktif dan 80% hingga 98% propelan. Contoh :
Insektisida, deodorant
2. Sistem tiga fase
Sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan yang tidak bercampur,
lapisan pekat produk yang sangat berair, serta gas. Aerosol sistem tiga fase ini
beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g (pounds per square in guage) pada suhu 21° C 
a) sistem dua lapisan
Pada sistem ini propelan cair. Propelan gas dan larutan bahan aktif akan
membentuk tiga fase. Propelan cair dan air tidak bercampur, propelan cair akan
terpisah sebagai lapisan yang tak bercampur.
b) sistem foam /busa
Terdiri dari sistem tiga fase dimana propelan cair tidak lebih dari 10% bobotnya,
yang diemulsifikasikan dengan propelan. Jika katup di tekan, emulsi akan
dikeluarkan melalui nozel dan dengan adanya udara hangat dan tekanan atmosfer,
propelan yang terperangkap berubah menjadi bentuk gas yang menguap dan
mengubah emulsi menjadi foam/busa.

II.B.3 Keuntungan Aerosol


Keuntungan pemakaian aerosol sebagai berikut :
1. Pilihan alternative bila terjadi penghambatan farmakokinetik pada pemberian oral
atau parenteral.
2. Efektif untuk penanganan gangguan sistem pernafasan
3. Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan
4. Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara
5. Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topical berkurang
6. Takaran yang dikehendaki dapat diatur
7. Bentuk semprotan dapat diatur

8
II.B.4 Kelengkapan / komponen Aerosol
Komponen dasar aerosol terdiri dari wadah, propelan (pendorong), Konsentrat (zat
aktif), Katup, Penyemprot.
1. Wadah
Wadah aerosol dapat digunakan bahan-bahan berikut ini :
 Kaleng timah berlapis baja
Merupakan wadah yang cukup murah, cukup melindungi isi kemasan,
digunakan sebagai wadah aerosol produksi skala besar. Umumnya cat rambut
dikemas dengan menggunakan wadah ini.
 Aluminium
Kemasan dengan kekuatan tambahan, ukuran bervariasi antara 10 mLhingga 45
floz.
 Kaca
Untuk bahan-bahan obat dan farmasi, tidak adanya inkompabilitas, dan juga untuk
nilai estetik.
 Plastik
Wadah dapat berupa plastic jernih atau berwarna dengan penambahan pewarna,
bahan ini meminimalkan terjadinya kerusakan (pecah), absorbsi shock selama
pengkerutan, dan melindungi bahan-bahan obat dari sinar UV.
2. Propelan ( Pendorong)
Propelan adalah bagian bahan dari aerosol yang berfungsi mendorong sediaan
keluar dari wadah lewat saluran, katup sampai habis. Selain itu juga dapat berfungsi
sebagai solvent atau cosolvent.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai propelan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a) Gas yang dicairkan :
· Hidrokarbon klorinasi fluorinasi (halocarbon)
· Hidrofluorokarbon
· Hidroklorokarbon
· Hidrokarbon
· Ester Hidrokarbon
b) b. Gas yang dikompres/ dimampatkan.
· Nitrosa

9
3. Konsentrat ( Zat Aktif)
Konsentrat zat aktif menggunakan pelarut pembantu untuk memperbaiki
kelarutan zat aktif/zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan, misalnya etanol,
propilenglikol, PEG.
4. Katup / Valve
Merupakan bagian yang mendasar dari kemasan aerosol atau kemasan
bertekanan dimana mekanisme katup / valve ini dalam mengeluarkan isi kemasan
adalah dengan memancarkannya keluar.
5. Penyemprot/ Aktuator
Biasanya terdiri dari bagian sebagai berikut:
a) Aktuator mempercepat keluarnya isi dari wadah bertekanan. Aktuator adalah
konsep yang ditekankan oleh pemakai untuk mengaktifkan katup terpasang untuk
pemancaran produk. Aktuator memungkinkan pembukaan dan penutupan katup
dengan mudah. Ini terjadi lewat lubang pada aktuator dimana produk dilepaskan.
Modal ruang dalam dan ukuran lubang pemancar di aktuator berperan pada bentuk
fisik produk yang dilepas (kabut, semprotan halus, aliran zat padat, atau busa).
Campuran jenis dan jumlah propelan yang digunakan,
model aktuator dan ukuran mengontrol besarnya partikel produk yang
dipancarkan. Lebih besar lubang (dan lebih sedikit propelan) yang digunakan
untuk memancarkan produk dalam bentuk busa atau aliran padat dibandingkan
untuk memancarkan produk dalam bentuk semprotan atau kabut.
b) Tangkai: Tangkai membantu aktuator dan pengeluaran produk dalam bentuk yang
tepat ke ruangan aktuator.
c) Pengikat: Pengikat ditempatkan dengan tepat (pas) terhadap tangkai, untuk
mencegah kebocoran formula bila katup pada posisi tertutup.
d) Pegas; Pegas memegang pengikat pada tempatnya dan juga merupakan
mekanisme yang menarik kembali aktuator ketika tekanan dilepaskan, kemudian
mengembalikan katup ke posisi semula.
e) Lengkungan bantalan; Lengkungan bantalan terikat pada tabung aerosol atau
wadah, berperan dalam pemegangan katup ditempatkannya. Karena bagian bawah
lengkung bantalan ini terkena formula, maka ia harus mendapat perhitungan atau
pertimbangan yang sama dengan bagian dalam wadah, agar kriteria
ketercampuran dipenuhi. Bila diperlukan, harus dilapisi dengan bahan yagn inert
(seperti resin epoksi atau vinil) untuk mencegah interaksi yang tidak dikehendaki.
10
f) Badan; Badan terletak langsung di bawah lengkung bantalan berperan dalam
menghubungkan pipa tercelup dengan tangkai dan aktuator. Bersama dengan
tangkai, lubangnya membantu menentukan kecepatan penglepasan bentuk produk
yang dikeluarkan.
g) Pipa tercelup; Pipa tercelup, memanjang dari badan menurun masuk ke dalam
produk, berperan untuk membawa formula dari wadah ke katup. Kekentalan
produk dan kecepatan penglepasan yang dituju ditentukan oleh besarnya
pelebaran dimensi (ukuran) dalam pipa tercelup dan badan untuk produk tertentu.

Aktuator, tangkai, badan, dan pipa tercelup umumnya dibuat dari plastik, lengkung
bantalan dan pegas dari logam, pengikat dari karet atau plastik yang sebelumnya telah diteliti
ketahannya terhadap formula.
Katup pengukur digunakan bila formula adalah obat yang kuat, seperti pada terapi
inhalasi. Di sini dipakai sistem katup pengukur, jumlah bahan yang dilepaskan diatur oleh
ruang katup pembantu berdasarkan pada kapasitasnya atau ukurannya. Tekanan tunggal pada
aktuator menyebabkan pengosongan ruangan ini dan penglepasan ini. Keutuhan ruang
dikontrol oleh mekanisme dua katup. Bila katup aktuator pada posisi tertutup, penutup antara
ruang dan udara luar diaktifkan. Akan tetapi, pada posisi ini ruangan dimungkinkan untuk
diisi dengan isi dari wadah karena penutup antara ruang dengan wadah terbuka.
Penekanan aktuator menyebabkan pembalikan secara serentak kedudukan penutup,
ruang menjadi terbuka ke arah udara luar, melepaskan isinya dan pada waktu yang sama
ruang tertutup terhadap isi wadah. Pada penglepasan aktuator, sistem dikembalikan untuk
mendapatkan dosis berikutnya. USP memuat pemeriksaan penentuan jumlah yang dilepas
katup pengukur secara kuantitatif.
Produk aerosol hampir seluruhnya mempunyai tutup pengaman atau penutup yang pas
tepat di atas katup dan lengkung bantalan. Pemberian tutup ini untuk menjaga katup dari
pengotoran debu dan kotoran. Tutup umumnya dibuat dari plastik atau logam dan juga
memberi fungsi dekoratif.
II.B.5 Pembuatan Aerosol
Pembuatan Aerosol dilakukan dengan proses pendinginan (cara dingin) dan pengisian
tekanan.
 Proses pengisian dengan pendinginan :

11
Konsentrat (umumnya didinginkan sampai suhu dibawah 0° C) dan propelan dingin
yang telah diukur, dimasukan kedalam wadah terbuka (biasanya wadah telah
didinginkan). Katup penyemprot kemudian di pasang pada wadah hingga membentuk
tutup kedap tekanan.
 Proses pengisian dengan tekanan
Udara dihilangkan dari wadah dengan penghampaan atau pemberian sedikit propelan.
Diisikan konsentrat dalam wadah katup ditutup kedap propelan ditekan melalui
lubang katup propelan melalui tutup, katup ditutup.

II.B.6 Formulasi Aerosol


Formulasi aerosol terdiri dari dua komponen yang esensial, yaitu :
1. Cairan pekat produk
Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan (antioksidan,
emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan efektifitas produk.
2. Pendorong (Propelan)
Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai
pelarut atau pembawa cairan pekat produk.

II.B.7 Cara kerja aerosol


Aerosol bekerja dengan dasar sebagai berikut :
1. jika suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka sebagian dari
gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi akan tetap cair. Dalam keadaan
keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun,.
2. komponen zat aktif dari obat dilarutkan / didispersikan dalam fase cair dari gas
tersebut.
3. fase uap gas memberikan tekanan pada dinding dan permukaan fase cair.
4. jika pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup dan
hanya ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair
akan naik melalui tabung ke lubang katup.
5. jika tombol pembuka (akuator) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar
selama akuator ditekan.

12
6. fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap.
7. fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan
menguap diudara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan (spray).

II.B.8 Evaluasi Aerosol


Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sediaan aerosol :
1. Derajat semprotan
Derajat semprotan adalah angka yang menunjukan jumlah bobot isi aerosol yang
disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam tiap detik.
Caranya :
 Pilih tidak kurang dari 4 wadah
 Tekan akuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik
 Timbang seksama wadah masing-masing wadah, celupkan kedalam penangas air
pada suhu 25° C sampai tekanan tetap
 Keluarkan wadah dari penangas air dan keringkan.
 Tekan akuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang masing-
masing wadah.
 Masukan kembali kedalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi percobaan
hingga 3x untuk masing-masing wadah.
 Hitung derajat semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram per detik.
2. Pengujian Kebocoran
Caranya :
 Pilih 12 wadah, catat tanggal dan waktu (pembulatan sampai  ½ jam).
 Timbang wadah satu persatu (pembulatan sampai mg), catat bobot sebagai W1.
 Biarkan wadah dalam posisi tegak selama tidak kurang dari 3 haripada suhu
kamar.
 Timbang kembali wadah satu persatu, catat bobot sebagai W2.
 Hitung waktu percobaan dan catat waktu sebagai T (dalam Jam).
 Hitung derajat kebocoran (DKb) masing-masing wadah dalam tiap tahun dengan
rumus :
 Dkb =   (W1 – W2) x ( 365/T) x 24 x 100%
Bobot tertera dalam etiket

13
 Sediaan memenuhi syarat jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih
dari 3,5 %  dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5% pertahun.
 Jika 1 wadah bocor lebih dari 5% pertahun, tetapkan DKb dengan menggunakan
24 wadah lainnya.
 Sediaan memenuhi syarat jika dari 36 wadah, tidak lebih dari 2 wadah yang bocor
lebih dari 5% pertahun dan tidak satupun wadah lebih dari 7% pertahun, dari
bobot yang tertera pada etiket.
3. Pengujian Tekanan
Caranya :
 Pilih tidak kurang dari 4 wadah.
 Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 25° C sampai
tekanan tetap.
 Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik.
 Lepaskan actuator dan keringkan.
 Ukur tekanan dengan memasang alat pegukur tekanan pada tangkai katup.
 Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan

II.B.9 Penandaan Menurut FI edisi IV


Tanda peringatan :
 Sesuai dengan aturan, produk aerosol harus mencantumkan label sesuai dengan
anjuran pengamanan.
 Perhatian- Isi bertekanan. Jangan menusuk wadah. Jangan terpapar panas atau simpan
pada suhu dibawah 49ºC. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Jika aerosol menggunakan propelan halokarbon atau hidrokarbon, maka sesuai aturan
FDA, harus dicantumkan :
 Perhatian- Jangan dihirup langsung : menghirup isi dengan sengaja dapat
menyebabkan kematian.
 Atau,
 Perhatian-Gunakan sesuai petunjuk : penggunaan atau menghirup dengan sengaja isi
kemasan dapat berakibat fatal.

II.B.10Korosi Dalam Produk Aerosol

14
Wadah / kontainer aerosol seperti logam tidak dapat terhindar dari korosi dan
kerusakan. Dari hasil penelitian penyebab korosi pada wadah produk aerosol dapat menjadi :
1. berubahnya kestabilan propelan
2. reaksi wadah dengan produk
3. interaksi elektrolitik dari logam-logam

Pengaruh propelan pada korosi :


Beberapa Chlorofluorocarbon meskipun stabil tetapi kadang-kadang menunjukkan
variasi yang tidak stabil bila kontak dengan alkohol dan material wadah seperti Aluminium,
karena terbentuknya radikal bebas dan bereaksi dengan logam

Pengaruh produk pada korosi :


Korosi sebagai hasil reaksi kimia langsung produk dengan wadah seperti Aluminium.
Hal ini mungkin disebabkan hasil kontak dengan basa/asam yang cukup tinggi
konsentrasinya atau karena adanya tekanan dan alkohol murni dengan asam lemak yang juga
labil untuk beraksi dengan Aluminium.

Mencegah dan menghambat korosi :


Untuk mencegah korosi hendaknya diperhatikan pada formulasi dari produk. Apabila
beberapa Chlorofluorocarbon dengan alkohol dapat menimbulan korosi atau mungkin adanya
formulasi dengan bahn air, oksigen dan lain-lain. Maka formulasi dapat dirubah dengan
mengurangi atau mengganti dengan bahan lain yang inert atau netral. Mencegah atau
menghambat korosi memang sukar dilakukan tetapi beberapa cara dapat mengurangi korosi
antara lain dengan menambahkan Na silikat netral atau ethanolamin phosphat. Hal yang
penting mencegah korosi yaitu mencegah kontak langsung propelan/produk dengan wadah
(logam). Hal ini dapat dilakukan dengan melapisi begian dalam wadah disamping untuk
mencegah perforasi dinding wadah. Kombinasi senyawa fenol dan epoxy resin merupakan
pelapis/pelindung yang baik terhadap kontainer (wadah).

II.C Kosmetik Shaving


II.C.1 Definisi Kosmetik Shaving

15
Kosmetika cukur (shaving) adalah sediaan kosmetika yang digunakan sebelum,
selama dan sesudah cukur rambut, baik rambut kepala, rambut kumis,jambang ataupun
rambut janggut.

II.C.2 Klasifikasi Kosmetik Shaving


Klasifikasi dari sediaan cukur dibedakan atas:
a) Sediaan pra cukur
Sediaan pra cukur adalah sediaan kosmetika yang digunakan sebelum cukur rambut,
baik rambut kepala, rambut jambang, kumis dan janggut. Tujuan penggunaan
kosmetika ini untuk mempersiapkan rambut dan kulitnya menjadi lebih sempurna dan
efektif dibandingkan dengan jika hanya menggunakan sediaan cukur saja.
b) Sediaan cukur
Sediaan cukur basah adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk pencukuran
basah, baik rambut kepala, jambang, kumis dan janggut. Biasanya terdapat dalam
bentuk: emulsi atau krim, stik, aerosol, sabun, cair.
c) Sediaan pasca cukur
Sediaan pasca cukur adalah kosmetika yang digunakan untuk memberikan rasa
nyaman dan mempunyai antiseptika, membebaskan kulit dari infeksi bakteri yang
disebabkan kulit tergores selama pencukuran. Biasanya terdapat dalam bentuk: bubuk,
gel, krim, lotion.

16
BAB III
PRAFORMULASI

 Triethanolamine; Trietanolamin; TEA


- Pemerian :cairankental jernih, tidak berwarna atau hingga
kuning pucat, agak berbau lemah amonia
- Kelarutan :Dapat bercampur dengan Aceton, Karbon tetra
klorida, Metanol, Air; Benzen 1:24, Etil eter1:63
- pH :10,5 (larutan 0,1 N)
- OTT :Dengan asam mineral membentuk garam kristal
dan ester, dengan asam lemak tinggi membentuk
garam yang larut dalam air dengan tipe seperti
penyabunan, bereaksi dengan Cu membentuk
garam komplek, perubahan warna dan endapan
dapat terjadi dengan adanya garam logam berat
- Cara Sterilisasi :-
- Indikasi :Emulgator
- Dosis Lazim :Emulsi M/A 2-4%, atau 2-5 kali asam lemak,
atau untuk minyak mineral hingga 5%
- Cara Pemakaian :-
- Sediaan Lazim dan Kadar :Cairan
- Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah bertutup kedap; terlindung dari
cahaya, pada tempat sejuk, kering.

• Asam stearat (Excipient 6th edition hal. 494)


- Pemerian : Kristal Putih atau kuning berwarna, kristalin
padat, atau putih.
- Kelarutan : mudah larut dalam benzene, karbon
tetraklorida, kloroform, dan eter, larut            dalam etanol, heksan, dan propilen
glikol, praktis tidak larut dalam air.
- Konsentrasi : 1-20%
- Kegunaan : emulsifying agent

17
- OTT : Inkomapatibel dengan hamper semua logam
hidroksida dan zat pengoksidasi.
- Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup

• Glycerin/ Glycerolum (FI IV hal. 413)

- Pemerian         : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa


manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak. Higroskopis, netral
terhadap lakmus).

- Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air dan dengan


etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap.

- Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat.

- Kadar : 5-10%

- Khasiat            : Pemanis, pembasah, dan pengental.

• Tween 60 
- Pemerian                     : Cairan kental, buram, kuning, bau agak harum
atau bau minyak. Pada suhu lebih dari 24 derajat menjadi cairan jernih seperti
minyak.
- Kelarutan                 : larut dalam air, minyak biji kapas, praktis tidak
larut dalam minyak mineral, dapat campur dalam dengan aseton P dan dengan
dioksan P.
- Konsentrasi                  : 1-15%.
- Stabilitas                 : Stabil pada elektrolit dan asam lemah, dan
basa. Berangsur-angsur akan tersaponiFarmakope Indonesiakasi dengan asam kuat
dan basa.
- OTT                              : Akan berubah warna atau mengendap dengan
phenol, dan tannin.
- Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari
cahaya, ditempat sejuk dan kering.

18
• Fatty Acid (Asam lemak) adalah asam karboksilat yang memiliki rantai hidrokarbon
yang cukup panjang. Panjang rantai hidrokarbon dapat bervariasi dari 6-30 karbon
(yang paling umum adalah 12-18). Fatty Acid juga terdiri dari unsur-unsur karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta diakhiri dengan gugus karboksil (-COOH)
pada salah satu ujungnya. Karena banyaknya rantai carbon dari fatty acid makan fatty
acid juga banyak memiliki nama seperti lauric, palmitic, stearic,

• Oleum Rosae (FI III hal 459, Martindale hal 682)


- Pemerian               : Tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai
bunga mawar, rasa khas, pada suhu 250C kental
- Kelarutan             : Larut dalam 1 bagian kloroform P, Larutan
jernih.
- Khasiat                 : Pengharum/pewangi
- Konsentrasi          : 0,01%-0,05%.
- Stabilitas              : Memadat pada suhu180C -220C menjadi massa
kristal.
- Penyimpanan        : Wadah tertutup rapat.

• Isobutane, disebut juga dengan  metil propane. Methylpropane,


adalah isomer dari butana. Senyawa ini merupakan alkana paling sederhana yang
mempunyai karbon tersier. Kekhawatiran akan semakin menipisnya lapisan
ozon yang disebabkan karena gas freon menyebabkan meningkatnya penggunaan
isobutana sebagai penggantinya. Isobutana juga digunakan sebagai propelan pada obat
semprot. Isobutana dalam industri dikenal juga dengan nama R-600a. Isobutana
digunakan sebagai bahan baku pada industri petrokimia, misalnya dalam
pembuatan isooktana.[1]
Isobutana merupakan gugus radikal untuk asam amino leusin.

• Adeps Lanae
- Pemerian :Zat berupa lemak, liat, lekat; berwarna kuning
muda atau kuning pucat; bau lemah atau khas (FI ed IV hal 57)

19
- Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol (95%) p; mudah larutdalam kloroform p dan eter p. (FI ed IV hal 57)
- pH :-
- OTT :Lanolin mungkin mengandung pro-oksidan,
yang mana mungkin akan mempengaruhi kesetabilan dari obat-obatan yang aktif.
(FI ed IV hal 57)
- Cara Sterilisasi :Oven 1500C selama 1jam
- Indikasi :pembasa pada obat mata (FI ed IV hal 57)
- Dosis Lazim :1%
- Cara Pemakaian :Pemakaian luar
- Sediaan Lazim dan Kadar :Dosis = Dalam salep 1 % (DI 2010 hal 223-
227)
- Wadah dan Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, sejuk dan kering (FI ed IV hal 57)

• Aquadest (FI Edisi III Hal  96)


- Nama Resmi             :   AQUA DESTILLATA
- Nama Lain                :   Aquadest, air suling
- Rumus Molekul          :   H2O
- Berat Molekul          :   18,02
- Pemerian                  :   Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
- Kelarutan                 :   Larut dengan semua jenis larutan
- Penyimpanan             :   Dalam wadah tertutup kedap
- Kegunaan                  :   Zat pelarut

20
BAB IV
PEMBAHASAN

IV.A Formulasi
Nama Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3 Fungsi Bahan
Zat propelan
Propelan 12 2,6%
(pendorong)
Zat propelan
Propelan 14 4,0% - -
(pendorong)
TEA 6 4,7 3 Emulgator
Stearic acid - 10,3 - Emulgator
Lanolin
(75% adeps
- 0,75 - Basis
lanae dan 25%
air)
Glicerin - 2,5 4 Pembasah
Tween 60 - 7,5 3 Emulgator
Fatty acid
- - 7 Pembusa
surfactan
Potasiun
- - 0,5 Neutalizer
hidroksi
Rosae oil - - 0,5 Pengharum
Zat propelan
Isobutane - 4 4
(pendorong)
Air Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut

IV.B Karakteristik Sediaan


Formula 1 Formula 2 Formula 3
Sediaan berbentuk krim Sediaan berbentuk krim busa
Sediaan berbentuk krim
aerosol yang mudah dicuci aerosol dengan harum bunga
aerosol
dengan air mawar

21
IV.C Prosedur Pembuatan
Formulasi 1
 Siapkan bahan dan alat
 Larutkan TEA dengan air panas 5x nya gerus ad mengembang, homogen
 Tambahkan propelan 12 dan propelan 14 gerus ad homogen
 Tambahkan sisa air gerus ad homogen
 Masukkan ke dalam wadah

Formulasi 2
 Siapkan alat dan bahan
 Buat basis lanolin (adeps lanae ditambah air gerus ad homogen), M1 sisihkan
 Larutkan as. Stearat dengan gliserin gerus ad larut, homogen, M2 sisihkan
 Larutkan TEA dengan air panas 5x nya gerus ad mengembang, homogen
 Tambahkan M1 gerus ad homogen, tambahkan M2 gerus ad homogen
 Tambahkan tween 60 gerus ad homogen, tambahkan isobutana gerus ad homogen
 Tambahkan sisa air gerus ad homogen
 Masukkan ke dalam wadah.

Formulasi 3
 Siapkan alat dan bahan
 Larutkan potasium hidroksid dengan air aduk ad larut, M1
 Larutkan TEA dengan air panas 5x nya gerus ad mengembang, homogen
 Tambahkan tween 60 gerus ad homogen, tambahkan gliserin gerus ad larut homogen
 Tambahkan fatty acid gerus ad homogen, tambahkan M1 gerus ad homogen
 Tambahkan isobutana gerus ad homogen, tambahan sisa air gerus ad homogen
 Teteskan ol. Rosae gerus ad homogen
 Masukkan ke dalam wadah

IV.D Pembahasan
Pada formula ke 1 digunakan kombinasi 2 zat propelan pada pembuatannya,
sedangkan pada formula ke 2 dan ke 3 hanya menggunakan 1 zat propelan yaitu isobutana.
Pada formula ke 2 menggunakan lanolin sebagai basis yang membuat hasil sediaan formula

22
ke 2 mudah dicuci dengan air. Pada formula ke 3 tidak menggunakan lanolin sebagai basis,
namun di tambahkan neutalizer untuk menstabilkan sediaan serta menambahkan zat pembusa
yang membuat sediaan menjadi krim busa berbeda dengan formula ke 1 dan 2. Bukan hanya
itu saja, pada formula ke 3 ini ditambahkan pengharum yang membuat sediaan enak saat
pemakaian.

IV.E Evaluasi
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sediaan aerosol :
a. Derajat semprotan
Derajat semprotan adalah angka yang menunjukan jumlah bobot isi aerosol yang
disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam tiap detik.
b. Pengujian Kebocoran
c. Pengujian Tekanan
Caranya :
 Pilih tidak kurang dari 4 wadah.
 Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 25° C sampai
tekanan tetap.
 Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik.
 Lepaskan actuator dan keringkan.
 Ukur tekanan dengan memasang alat pegukur tekanan pada tangkai katup.
 Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan

23
BAB V
PENUTUP

V.A Kesimpulan
Dari ketiga formulasi yang ada, dapat disimpulkan formula ke 3 memiliki bentuk
sediaan yang terbaik dibandingan formula ke 1 dan ke 2. Formula ke 3 membuat sediaan
berupa krim busa dengan menambahkan zat pembusa, serta mempunyai bau yang enak
dengan penambahan zat pengharum. Selain itu sediaan formula ke 3 memiliki stabilitas yang
lebih baik dibandingkan dengan formula 1 dan 2, dikarenakan penggunaan emulgator serta
penambahan neutalizer.
Sementara itu sediaan shaving aerosol yang telah jadi harus dilakukan uji evaluasi
terlebih dahulu, seperti :
a. Derajat semprotan
Derajat semprotan adalah angka yang menunjukan jumlah bobot isi aerosol yang
disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam tiap detik.
b. Pengujian Kebocoran
c. Pengujian Tekanan

V.B Saran
Agar stabil dalam penyimpanan ditambahkan pengawet untuk menghindari
pertumbuhan mikroorganisme serta antioksidan untuk menghindari terjadinya proses
oksidasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

 http://dewimulyany.blogspot.co.id/2011/10/aerosol.html (Diakses pada 30 November


2016 jam 20.00 WIB)
 http://kursuskosmetik.blogspot.co.id/2014/01/kosmetik-cukur.html?=1 (Diakses pada
30 November 2016 jam 20.00 WIB)
 http://pharmaquest.weebly.com/uploads/9/9/4/2/9942916/
formulation_evaluation_of_cosmetic_pdts.pdf (Diakses pada 30 November 2016 jam
20.00 WIB)
 http://journal.scconline.org/pdf/cc1956/cc007n04/p00346.pdf (Diakses pada 30
November 2016 jam 20.00 WIB)
 http://www,rtvandeerbit.com/Documents/Technical/923_No_503_M_Web.pdf
(Diakses pada 30 November 2016 jam 20.00 WIB)

25

Anda mungkin juga menyukai