Anda di halaman 1dari 32

BUKU PANDUAN PRATIKUM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR

Disusun Oleh:
TIM DOSEN DAN ASISTEN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

Buku
[Type here] Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2018 | i
BUKU PANDUAN PRATIKUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR

Disusun Oleh:
TIM DOSEN DAN ASISTEN

Nama :
NIM :
Kelas :
Kelompok :

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunianya-Nya sehingga buku panduan praktikum mata kuliah Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (PMP) dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dibuat
sebagai panduan bagi mahasiswa tingkat sarjana di Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya yang mengambil mata kuliah PMP.
Dengan adanya buku panduan ini diharapkan kegiatan praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
Dalam penulisan buku panduan ini, kami sadari masih terdapat banyak
kekurangan bahkan kekeliruan. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar selanjutnya lebih sempurna dan bermanfaat bagi para
pembaca dan yang membutuhkan.

Malang, 6 Maret 2021

Tim Dosen & Asisten

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat ................................................................................................. 2
1.4 Waktu dan Tempat ................................................................................ 2
BAB 2. MATERI ................................................................................................... 3
2.1 Penguatan Kelompok Masyarakat ......................................................... 3
2.1.1 Pengertian Kelompok Masyarakat .................................................. 3
2.1.2 Pemberdayaan dan Masyarakat Pesisir ......................................... 5
2.1.3 Kebijakan Penataan Kelembagaan Masyarakat Pesisir .................. 6
2.1.4 Strategi Peningkatan Kinerja Kelembagaan Masyarakat Pesisir ..... 8
2.1.5 Peran Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan dalam
Pembangunan Sektor Kelautan Perikanan .................................................... 9
2.1.6 Teknik Penyusunan Program Lembaga Masyarakat Pesisir ......... 10
2.2 Model Fasilitasi Kelompok Masyarakat ................................................ 11
2.3 Jiwa Kewirausahaan Masyarakat Pesisir ............................................. 13
2.3.1 Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Dalam Masyarakat Pesisir .. 13
2.3.2 Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Dengan Pemanfaatan
Potensi Alam ............................................................................................... 15
2.4 Teknik Dasar Fasilitasi ........................................................................ 17
2.4.1 Fasilitator...................................................................................... 17
2.4.2 Mediator ....................................................................................... 18
2.4.3 Narasumber.................................................................................. 19
2.4.4 Moderator ..................................................................................... 19
2.5 Model Jendela Johari (Johari Window) ................................................ 20
2.6 Demografi ............................................................................................ 21
BAB 3. METODELOGI ....................................................................................... 23
3.1 Survei Data Primer .............................................................................. 23
3.1.1 Wawancara .................................................................................. 23
3.1.2 Observasi ..................................................................................... 24
3.1.3 Dokumentasi ................................................................................ 24
3.1.4 Partisipasi aktif ............................................................................. 25
3.2 Survei Data Sekunder ......................................................................... 25
BAB 4. PENUTUP ............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 27

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | iv


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Program Studi
S1 Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya Malang merupakan kegiatan yang
wajib diikuti oleh semua mahasiswa program strata satu yang ada di lingkungan
FPIK-UB. Kegiatan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dilaksanakan
dalam kelompok masyarakat di luar kampus dengan meningkatkan relevansi
pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembagunan masyarakat desa dengan tiga
topik keilmuan antara lain Penguatan Kelompok Masyarakat, Model Fasilitasi
Kelompok Masyarakat, Strategi Alternatif Mata Pencaharian (Model
Kewirausahaan).
Kegiatan Praktikum yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat)
dengan cara memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja
dalam kegiatan pembangunan masyarakat pesisir sebagai wahana penerapan
dan pengembangan ilmu yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu,
mekanisme dan persyaratan tertentu. Kegiatan Praktikum Masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-
tengah masyarakat di luar kampus, baik perkotaan maupun pedesaan serta
mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat pesisir.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 1


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir adalah:
a) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan berlatih
memecahkan berbagai masalah masyarakat pesisir secara langsung dan
praktis, khususnya dalam masalah yang berkaitan dengan
pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya.
b) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat pengalaman
informasi langsung dari sumber pokmaswas, sebagai ilmu memecahkan
masalah yang nyata melalui teknis problem solving yang sistematis,
yaitu observasi, identifikasi, perumusan program, evaluasi, dan
penyusunan laporan.
c) Membentuk karakter sarjana penerus pembangunan yang mampu
menghayati permasalahan yang kompleks yang dihadapi masyarakat
pesisir dan belajar memecahkan permasalahan secara pragmatis dan
interdisipliner.

1.3 Manfaat
Adapun maksud dari praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
adalah:
a) Memberikan informasi instrumen pengukur kemampuan mahasiswa
dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan yang di peroleh di kampus
untuk diterapkan kepada kelompok masyarakat pesisir.
b) Mendapatkan informasi nyata dari sumber pokmaswas sebagai bekal
pembelajaran dan penerapan ilmu kepada kelompok masyarakat pesisir
di wilayah lain.
c) Sebagai bahan evaluasi umpan balik proses pembelajaran mata kuliah
pemberdayaan masyarakat pesisir untuk perbaikan selanjutnya sesuai
kebutuhan masyarakat pesisir.

1.4 Waktu dan Tempat


Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dilaksanakan tanggal 13
Maret 2021-27 April 2021 di Google Classroom sesuai dengan kelas masing-
masing.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 2


BAB 2. MATERI

2.1 Penguatan Kelompok Masyarakat


Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah memahami konsep penguatan kelompok masyarakat, mahasiswa
mampu mengenali konsep-konsep yang di terapkan oleh masyarakat di dalam
proses pembentukan kelompok organisasi (kelembagaan) dalam penguatan
sistem pengawasan potensi sumber daya alam untuk dijaga yang berdampak
bagi kesejahteraan.
Sub Pokok Bahasan:
1. Memahami Pemberdayaan dan Masyarakat Pesisir.
2. Kebijakan Penataan Kelembagaan Masyarakat Pesisir.
3. Strategi Peningkatan Kinerja Kelembagaan Masyarakat Pesisir.
4. Peran lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan dalam
pembangunan sektor kelautan perikanan.
5. Teknik penyusunan program lembaga masyarakat pesisir.
Waktu: 2 x 60 menit.

2.1.1 Pengertian Kelompok Masyarakat


Menurut Soerjono Soekanto, istilah community dapat diterjemahkan
sebagai “masyarakat setempat”. Istilah yang menunjuk pada warga sebuah
desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Apabila anggota sesuatu
kelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil hidup bersama
sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut
memenuhi kepentingan hidup yang utama, kelompok tersebut disebut dengan
masyarakat setempat.
Community berasal dari bahasa Latin yang artinya komunitas.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu – individu di dalamnya dapat memliki
maksud, kepercayaan, sumberdaya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah
kondisi lain yang serupa.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 3


Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya community,
antara lain sebagai berikut:
1. Adanya suatu interaksi yang lebih besar diantara anggota yang
bertempat tinggal disatu daerah dnegan batas – batas tertentu.
2. Adanya norma sosial manusia didalam masyarakat, diantaranya
kebudayaan masyarakat sebagai suatu ketergantungan yang normatif,
norma kemasyarakatan yang historis, perbedaan sosial budaya antara
lembaga kemasyarakatan dan organisasi masyarakat.
3. Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat yang
bersifat normatif. Demikian juga norma yang ada dalam masyarakat
akan memberikan batas – batas kelakuan pada anggotanya dan dapat
berfungsi sebagai pedoman bagi kelompok untuk menyumbangkan sikap
dan kebersamaannya dimana mereka berada.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 4


2.1.2 Pemberdayaan dan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-
yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya
artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya
membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai
kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari
empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dictionary
mengandung dua pengertian:
a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberi
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan.
b. To give power of authority to, yang berarti memberi kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya
bukanlah istilah baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya
kesadaran bahwa faktor manusia memegang peran penting dalam
pembangunan.
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah
pesisiran. Wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat
perpindahan antara wilayah daratan dan laut atau sebaliknya. Di wilayah ini,
sebahagian besar masyarakatnya hidup dari mengelola sumber daya pesisir
dan laut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh itu, dari perspektif mata pencariannya, masyarakat pesisir
tersusun dari kelompok-kelompok masyarakat yang beragam seperti nelayan,
petambak, pedagang ikan, pemilik toko, serta pelaku industri kecil dan
menengah pengolahan hasil tangkap. Di kawasan pesisiran yang sebahagian
besar penduduknya bekerja menangkap ikan, sekelompok masyarakat nelayan
merupakan unsur terpenting bagi eksistensi masyarakat pesisir. Mereka
mempunyi peran yang besar dalam mendorong kegiatan ekonomi wilayah dan
pembentukan struktur sosial budaya masyarakat pesisir. Sekalipun
masyarakat nelayan memiliki peran sosial yang penting, kelompok masyarakat
yang lain juga mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir adalah
suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan pihak-pihak yang mengalami
ketidakberdayaan (empowerment of the powerless) di masyarakat pesisir.
Menurut PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan PP Nomor 73 Tahun 2005

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 5


tentang Kelurahan menetapkan kebijakan pemberdayaan masyarakat
desa/kelurahan diarahkan pada :
1. Peningkatan partisipasi dan keswadayaan, yaitu diarahkan pada
peningkatan akses masyarakat dalam mendayagunakan sumber daya alam
maupun sumber-sumber daya lokal lainnya secara lestari dan mandiri.
2. Pemantapan kehidupan sosial budaya, yaitu difokuskan pada peningkatan
kualitas kehidupan budaya masyarakat meliputi sistem nilai dan sistem
sosial- budaya masyarakat secara keseluruhan.
3. Pengembangan ekonomi masyarakat, yaitu difokuskan pada peningkatan
kualitas kehidupan ekonomi yang tercermin dari peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan sosial ekonomi.
4. Peningkatan pemanfatan teknologi tepat guna, yaitu difokuskan pada
keahlian masyarakat dalam memanfaatakan teknologi.
5. Pemantapan penyelenggaraan pemerintah desa/kelurahan, yaitu diarahkan
pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
desa/kelurahan.

2.1.3 Kebijakan Penataan Kelembagaan Masyarakat Pesisir


Kelembagaan berasal dari kata bureaucracy (Bahasa Inggris, bureau
cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando
dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah
dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif
maupun militer. Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab
kerjanya dideskripsikan dengan jelas dalam organigram. Organisasi ini pun
memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri
lainnya adalah biasanya terdapat banyak formulir yang harus dilengkapi dan
pendelegasian wewenang harus dilakukan sesuai dengan hirarki kekuasaan.
Kelembagaan sebagai suatu sistem organisasi formal dimunculkan
pertama sekali oleh Max Weber pada tahun 1947, menurutnya kelembagaan
merupakan tipe ideal bagi semua organisasi formal. Max Weber mendefinisikan
kelembagaan sebagai suatu bentuk organisasi yang ditandai oleh hierarki,
spesialisasi peranan, dan tingkat kompetensi yang tinggi ditunjukkan oleh para
pejabat yang terlatih untuk mengisi peran-peran tersebut (Sinambela, 2008).

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 6


Ciri organisasi yang mengikuti sistem kelembagaan ini adalah
pembagian kerja dan spesialisasi, orientasi impersonal, kekuasaan hirarkis,
peraturan- peraturan, karir yang panjang, dan efisiensi. Cita-cita utama dari
sistem kelembagaan adalah mencapai efisiensi kerja yang seoptimal mungkin.
Menurut Weber, organisasi kelembagaan dapat digunakan sebagai pendekatan
efektif untuk mengontrol pekerjaan manusia sehingga sampai pada sasarannya,
karena organisasi kelembagaan punya struktur yang jelas tentang kekuasaan
dan orang yang punya kekuasaan mempunyai pengaruh sehingga dapat
memberi perintah untuk mendistribusikan tugas kepada orang lain dalam
menggerakkan organisasi, karena kelembagaan ditata secara formal untuk
melahirkan tindakan rasional dalam sebuah organisasi. Kelembagaan
merupakan sarana dan alat dalam menjalankan kegiatan pemerintahan di era
masyarakat yang semakin modern dan kompleks (Sinambela, 2008).
Kelembagaan memainkan peranan aktif di dalam proses politik di
kebanyakan negara dan kelembagaan menggunakan banyak aktifitas-aktifitas,
diantaranya usahausaha paling penting berupa implementasi Undang-Undang,
persiapan proposal legislatif, peraturan ekonomi, lisensi dalam perekonomian
dan masalah-masalah profesional, dan membagi pelayanan kesejahteraan
(Aisyah, 2003).
Adapun ciri kelembagaan yang dapat mencapai tujuan negara
diungkapkan oleh Widodo (2001), bahwa kelembagaan publik dalam era
sekarang ini harus dapat bekerja secara efisien, efektif, kompetitif, responsif dan
adaptif. Selain itu, kelembagaan publik harus mempunyai struktur dan prosedur
yang fleksibel, juga harus mempunyai kemauan dan kemampuan yang
diperlukan untuk memperkembangkan diri, menyesuaikan diri dengan situasi
dinamis dan ketidakpastian lingkungan. Max Weber berpendapat bahwa
kelembagaan adalah suatu bentuk organisasi yang paling efisien dan rasional.
Hal itu digambarkan dengan menunjukkan apa yang menjadi karakteristik
kelembagaan, yaitu:
a. Kewenangan yang berjenjang sesuai dengan tingkatan organisasi;
b. Spesialisasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab;
c. Posisi didesain sebagai jabatan;
d. Penggantian dalam jabatan secara terencana;
e. Jabatan bersifat impersonal;

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 7


f. Suatu sistem aturan dan prosedur yang standar untuk menegakkan
disiplin dan pengendaliannya;
g. Kualifikasi yang rinci mengenai individu yang akan memangku jabatan;
h. Perlindungan terhadap individu dari pemecatan.

2.1.4 Strategi Peningkatan Kinerja Kelembagaan Masyarakat Pesisir


Peningkatan kinerja dapat dilaksanakan baik pada level organisasi
maupun pada level individu melalui:
a. Seleksi Tujuan: memprioritaskan tujuan yang paling penting,
mengoreksi biaya yang terlalu tinggi, membenahi spresifikasi pencapaian
tujuan yang terlalu rendah dan mengoptimalkan target kerja yang belum
tercapai.
b. Spesifikasi hasil: hasil yang diharapkan seoptimal mungkin
dirumuskan secara SMART (specific, measurable, achievable, realistic
dan time bond) sehingga mampu dicapai secara optimal.
c. Komunikasi Jelas: tujuan, sasaran, strategi, alokasi tanggung jawab
dan jadwal pencapaian harus dikomunikasikan dengan jelas.
d. Alokasi Tanggung Jawab: organisasi perlu membagi atau
mengalokasikan tanggung jawab untuk mencapai tujuan setiap staff
dengan rencana kerja tertulis termasuk strategi dan langkah-langkahnya.
e. Mengulang Sukses: sukses dalam mencapai tujuan dapat digunakan
untuk mengulangi proses dengan tujuan baru/perluasan tujuan terdahulu
sekalipun harus selalu terbuka untuk diubah dan disempurnakan.

Secara internal, kinerja organisasi akan mampu dioptimalkan apabila


manajemen kinerja:
a. Dimulai dengan pernyataan visi dan misi organisasi yang baik,
realistik dan jelas sehingga mampu menginspirasi, memberikan arah dan
memotivasi segenap pelaku organisasi.
b. Mampu mengembangkan pelayanan yang inovatif untuk memenuhi
harapan dan tuntutan pemakai jasa dengan pendayagunaan aset-aset
yang telah dimiliki.
c. Mampu mengembangkan tim yang efektif dan produktif secara
konsensual dan dialogis.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 8


Sedangkan secara eksternal, kinerja organisasi akan mampu
dioptimalkan melalui:
a. Identifikasi kebutuhan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan
mereka.
b. Penentuan target pengembangan organisasi, “positioning”
pemasaran layanan lembaga dan public relation yang baik guna
menghadapi persaingan pasar dan menghindari duplikasi layanan.
c. Pembangunan infrastruktur organisasi, termasuk dalam hal ini
pengembangan teknologi informasi untuk menunjang operasional
dan program organisasi.

2.1.5 Peran Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan dalam


Pembangunan Sektor Kelautan Perikanan
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
mengembangkan potensi diri, potensi alam daya alam dan potensi
sumberdaya informasi yang ada di lingkungannya untuk mewujudkan
kemajuan, kesejahteraan dan otonomi.
b. Menggali potensi lokal dalam rangka peningkatan pendapatan,
keswadayaan, dan kesejahteraan masyarakat desa melalui program
peningkatan pendapatan dan pengembangan kesejahteraan sosial.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 9


2.1.6 Teknik Penyusunan Program Lembaga Masyarakat Pesisir

TAHAPAN KEGIATAN METODE /TEKNIK YANG DIGUNAKAN

➢ Scenario Planning
➢ Strategic Planning
Perumusan Visi-Misi
➢ Menggagas Masa Depan
➢ Dialog Stakeholder

➢ SWOT Analysis
Pengkajian Potensi dan Analisis
➢ PRA
Situasi
➢ Diskusi Kelompok Terfokus (FGD)

➢ Brainstorming
Penggalian Gagasan dan
➢ Kartu Bergulir
Pengumpulan Informasi
➢ Konsultasi Publik

Penetapan Prioritas ➢ Nominal Group Technique


➢ ZOPP
Penyusunan Rencana
➢ Action Planning

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 10


2.2 Model Fasilitasi Kelompok Masyarakat
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah memahami konsep pembentukan kelompok masyarakat,
mahasiswa mampu mengenali konsep yang di terapkan dalam model fasilitasi
kelompok serta peran fasilitator dalam proses penguatan kelompok organisasi
(kelembagaan) dalam sistem pengawasan potensi sumber daya alam untuk di
jaga yang berdampak bagi kesejahteraan.
Sub Pokok Bahasan:
1. Kepemimpinan di dalam lembaga masyarakat pesisir
2. Teknik membelajarkan dan memberdayakan masyarakat pesisir;
3. Teknik dasar fasilitasi partisipatif;
4. Teknik penggunaan media saat memfasilitasi pembelajaran;
5. Teknik bertanya/mendengarkan dalam memfasilitasi;
6. Teknik menangani situasi sulit saat memfasilitasi;
Waktu: 2 x 55 menit
Pengelolaan kawasan konservasi berbasis masyarakat pada dasarnya
merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat atau
Community-Based Management (CBM), didefinisikan sebagai suatu strategi
untuk mencapai pembangunan yang berpusat pada manusia, di mana pusat
pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan sumberdaya secara
berkelanjutan di suatu daerah terletak/berada di tangan organisasi-organisasi
yang ada dalam masyarakat di daerah tersebut. Pada sistem pengelolaan ini,
masyarakat diberikan kesempatan dan tanggung jawab dalam melakukan
pengelolaan terhadap sumberdaya yang dimilikinya, di mana masyarakat sendiri
yang mendefinisikan kebutuhan, tujuan dan aspirasinya serta masyarakat itu
pula yang membuat keputusan demi kesejahteraannya.
Dalam pengelolaan kelompok masyarakat, diperlukan adanya pemimpin
dan sifat kepemimpinan yang akan mempermudah dalam pengembangan
sumberdaya manusia yang ada di suatu wilayah. Kepemimpinan yang
ditunjukkan ketua Kelompok dalam mengarahkan dan membina anggota
kelompok secara khusus dan masyarakat secara umum, menumbuhkan
kepercayaan masyarakat untuk berpartisipasi secara total dalam memperbaiki
lingkungan mereka. Kepercayaan tersebut menumbuhkan solidaritas sosial
antara masyarakat yang berdampak kepada keberlanjutan usaha masyarakat
dalam mengelola dan memelihara lingkungan mereka.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 11


Pengelolaan berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan
dalam upaya mengelola sumber daya di wilayah pesisir, yang cukup
menjanjikan dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan
dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Setidaknya ada 4 (empat) keuntungan yang didapatkan dalam pengelolaan
berbasis masyarakat: (1) masyarakat ikut mengontrol sumber daya di sekitar
mereka, (2) dukungan yang luas dari masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya yang ada, (3) ketersediaan data yang dibutuhkan dalam pemanfaatan
sumber daya tersebut, (4) pengelolaan sumber daya dapat meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk
mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan
manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Penyelenggaraan kegiatan
wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah
yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang
mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 12


2.3 Jiwa Kewirausahaan Masyarakat Pesisir
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah memahami konsep kewirausahaan masyarakat pesisir,
mahasiswa mampu mengenali konsep yang di terapkan dalam model
alternative peningkatan ekonomi masyarakat pesisir dengan penerapan jiwa
wirausaha di dalam penguatan sistem kelembagaan yang berdampak bagi
kesejahteraan.

2.3.1 Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Dalam Masyarakat Pesisir


Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke
dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau
meningkatkan pendapatan. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya
(Mulyani, 2011).
Karakteristik masyarakat pesisir dicirikan oleh sekelompok warga yang
tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan
hidupnya dari sumberdaya di wilayah pesisir. Masyarakat yang hidup di kota
kota atau pemukiman pesisir memiliki karakteristik secara sosial ekonomis
yang sangat terjait dengan sumber prekonomian dari wilayah laut. Demikian
pula jenis mata pencaharianyang memanfaatkan sumberdaya alam atau jasa
jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan dan
pemilik tau pekerja industri maritime (Rasulong et al., 2016). Kenyataan bahwa
potensi daerah pesisir yang sangat besar tidak didukung infrastruktur yang baik,
kesempatan kerja yang luas dan tentunya jiwa wirausaha pada individu
masyarakatnya. Secara garis besar, masyarakat maupun individu yang memiliki
jiwa wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam ketepatan komitmen
terhadap tugas dan pekerjaannya.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 13


2. Berkomitmen tinggi dalam mengenai suatu hal baik untuk dirinya
sendiri maupun dalam kepentingan kelompok.
3. Memiliki misi kreatif dan inovatif yang dilandasi dengan cara berpikir
maju, penuh dengan pikiran maju, penuh dengan gagasan baru yang
belum pernah ada sebelumnya.
4. Mampu menggunakan fakta dan realita sebagai landasan berfikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan, tindakan maupun
perbuatan yang dilakukan.
5. Memiliki sifat jujur dan mandiri yang menjadi landasan karakteristik
wirausahawan.
6. Upaya menciptakan wirausahawan khusunya di wilayah pesisir yang
memiliki kekayaan sumberdaya laut yang melimpah menjadi
tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, kepahaman akan adanya
potensi yang bisa dioptimalkan harus diikuti oleh kemauan untuk secara
bersama mendorong bangkitnya motivasi masyarakat pesisir untuk mau
tahu dan mampu melakukan kegiatan menambah nilai dari produk-
produk kegiatan perikanan laut yang ada disekitarnya.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 14


2.3.2 Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Dengan Pemanfaatan
Potensi Alam
Berdasarkan klasifikasi Zamzami (2011), nelayan tradisional boleh
dikata adalah kelompok masyarakat pesisir yang paling menderita dan
merupakan korban pertama dari perubahan ekonomi-sosial yang terkesan tiba-
tiba namun berkepanjangan. Ciri-ciri dari nelayan tradisional adalah ditandai
dengan:
1. Kegiatan yang menggunakan mesin relatif kecil dan dengan alat
tangkap yang sederhana.
2. Teknologi yang dipakai untuk penangkapan dan pengolahan ikan masih
sederhana.
3. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah.
Dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi nelayan tradisonal,
maka pemerintah mencanangkan suatu program yang diupayakan dapat
langsung menyentuh kepentingan masyarakat nelayan yang berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi. Tujuannya adalah untuk mendidik nelayan agar lebih
mandiri dan mempunyai kemampuan hidup lebih baik alam memanfaatkan
sumberdaya yang ada secara optimal dan berkelanjutan. Berdasarkan hal
tersebut, pemerintah melalui Departemen Perikanan dan Kelautan telah
membuat suatu program pemberdayaan kepada masyarakat pesisir, terutama
nelayan buruh yang dinamakan dengan PEMP (Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir).
Program PEMP yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jendral Pesisir
dan Pulau-pulau kecil melibatkan masyarakat pesisir dalam setiap tahapan
kegiatanya. Program PEMP pertama kali dilaksanakan pada tahu 2000 di 26
kabupaten pada 7 propinsi yaitu Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Disamping
didirikanya program PEMP, didirikan pula suatu lembaga Pengembangan
Pesisir Makro Mitra Mina (LEPP M3) yang secara struktural berada diatas KMP
dengan pengurusnya dari masing-masing lembaga dipilih dari anggota
masyarakat (Zamzami, 2011).
Ditinjau dari bentuk strategi, program PEMP merupakan strategi fasilitatif
dalam memberdayakan masyarakat pesisir dan nelayan, yaitu strategi yang
mengharapkan masyarakat pesisir dan nelayan sadar terhadap pilihan pilihan
dan sumberdaya yang dimiliki dan agen perubah bersama masyarakat mencari

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 15


penyelesaian terhadap suatu masalah. Pada program PEMP, yang menjadi
agen dalam perubahan adalah TPD (Tenaga Pendamping Desa).
Adapun beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan
masyarakat pesisir untuk meningkatkan ekonomi pemanfaatan sumberdaya
daerah adalah sebagai berikut:
1. Strategi fasilitatif, yaitu strategi yang mengharapkan kelompok yang
menjadi sasaran suatu program sadar terhadap pilihan-pilihan dan
sumberdaya yang dimiliki.
2. Strategi edukatif, yaitu strategi yang memberikan pengetahuan dan
keahlian pada masyarakat yang akan diberdayakan.
3. Strategi persuasif, yaitu strategi yang berupaya membawa perubahan
melalui kebiasaan dalam berperilaku.
4. Strategi kekuasaan, yaitu strategi yang membutuhkan agen perubah
yang mempunyai sumber-sumber untuk memberi bonus atau sanksi
pada target.
Pada intinya, empat strategi diatas adalah memberikan cara pengelolaan
terbaik harus dilakukan agar masyarakat pesisir mampu mengelola sumberdaya
yang mereka miliki.
Sub Pokok Bahasan:
1. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam masyarakat pesisir;
2. Peningkatan ekonomi masyarakat pesisir dengan pemanfaatan potensi
alam;
Waktu: 2 x 65 menit.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 16


2.4 Teknik Dasar Fasilitasi
Fasilitasi berasal dari kata fasil yang bermakna ‘memudahkan’, teknik
fasilitasi berarti cara untuk membuat mudah suatu proses. Orang yang
melakukan fasilitasi disebut sebagai fasilitator. Tugas fasilitator adalah
merencanakan, membimbing, dan mengelola kelompok atau kelas dalam suatu
acara serta memastikan tujuan tercapai secara efektif dengan partisipasi peserta
yang memadai. Perlu diingat bahwa fasilitator bukanlah penyuluh atau juru
penerang (jupen) yang merupakan petugas penyampai informasi dari lembaga
formal atau pemerintah. Fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses
dialog. Keberadaan fasilitator dapat mendukung kegiatan belajar agar peserta
bisa mencapai tujuan belajarnya. Fasilitator mendorong peserta untuk percaya
diri dalam menyampaikan pengalaman dan pikirannya, mengajak peserta
dominan untuk mendengarkan. Fasilitator memperkenalkan teknik-teknik
komunikasi untuk mendorong partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang
cocok dengan kebutuhan peserta dan membantu proses belajar atau komunikasi
menjadi lebih efektif. Peran fasilitator ini harus dikurangi secara bertahap dan
diserahkan kepada peserta. Dengan membatasi waktu dari fasilitator, proses
pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga pembelajaran bisa berjalan
sebagai inisiatif sendiri (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019).

2.4.1 Fasilitator
Secara umum, pelaku proses fasilitasi sering disebut fasilitator. Dalam
PNPM Mandiri Perdesaan, Fasilitator Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, dan
aparat berperan sebagai fasilitator dari luar masyarakat sehingga dalam proses
pemberdayaan masyarakat, mereka dipahami sebagai pendamping masyarakat.
Tugas dan peran fasilitator dalam PNPM Mandiri Perdesaan adalah menjadi
pendamping proses pemberdayaan masyarakat. Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat adalah tenaga profesional yang bertugas memfasilitasi proses
kemandirian dan kedaulatan masyarakat dalam pembangunan dengan
melibatkan stakeholder melalui kegiatan penyadaran, pembelajaran, dan
penguatan kelembagaan masyarakat. Kedaulatan masyarakat berarti bahwa
pengelolaan program pembangunan dilakukan oleh, dari, dan untuk masyarakat
melalui proses demokrasi. Peran Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat adalah
membantu proses yang memungkinkan masyarakat mencapai tujuan mereka.
Terkait dengan one village one plan, Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
bertugas memfasilitasi terjadinya koordinasi antarprogram di wilayah kerjanya.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 17


Sedangkan Pendamping Lokal, Kader Pemberdayaan Masyarakat, serta seluruh
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan yang berasal dari masyarakat setempat juga
berperan sebagai fasilitator yang dipahami sebagai Kader Pemberdayaan.
Pendamping masyarakat dituntut memandirikan para Kader Pemberdayaan dan
pada waktu tertentu harus siap mundur dariperannya (Sunhaji, 2013).
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang untuk
memahami tujuan/capaian bersama dan membantu untuk merencanakan upaya-
upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tanpa mempunyai kepentingan
khusus dalam proses diskusi. Tugas utama Fasilitator adalah membantu semua
orang untuk dapat mengeluarkan pendapat, pikiran dan melakukan yang terbaik
dalam sebuah pertemuan atau diskusi. Ada berbagai kemungkinan dan cara
dimana peran dan fungsi fasilitator bisa hilang kendali atau digunakan secara
tidak benar. Hal ini sering terjadi tanpa disadari baik oleh peserta pertemuan
maupun fasilitator. Masalah ini menjadi tanggungjawab fasilitator itu sendiri untuk
mencegah adanya penyalahgunaan posisinya sebagai seorang fasilitator.
Menjaga integritas seorang fasilitator memang jauh lebih mudah jika fasilitator
sudah memikirkan dengan seksama etika seorang fasilitator (Mochran, 2014).

2.4.2 Mediator
Istilah mediasi berasal dari bahasa latin, mediare yang berarti berada di
tengah. Makna ini menunjuk pada peran yang ditampilkan pihak ketiga sebagai
mediator dalam menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaikan sengketa
antara dua pihak atau lebih yang berselisih. “Berada di tengah” juga bermakna
mediator harus berada pada posisi netral dan tidak memihak dalam
menyelesaikan sengketa. Ia harus mampu menjaga kepentingan para pihak yang
bersengketa secara adil dan sama, sehingga menumbuhkan kepercayaan (trust)
dari para pihak yang bersengketa. Mediator adalah pihak netral yang membantu
para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan
sebuah penyelesaian (Talli, 2015).
Mediator adalah komisioner pada komisi informasi yang bertugas
membantu para pihak dalam perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa informasi publik tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksa sebuah penyelesaian. Moderator pembantu adalah komisioner pada
kondisi informasi atau orang lain yang bertugas membantu mediator. Mediasi

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 18


dilakukan jika informasi yang disengketakan bukan informasi yang dikecualikan
(Aryani et al., 2015).

2.4.3 Narasumber
Narasumber adalah kesaksian dari seseorang saksi dengan mata kepala
sendiri atau saksi pada suatu peristiwa dapat memberikan tentang sesuatu
informasi. Nara sumber adalah seseorang yang mengalami, mengetahui dan
menyimpan serta mampu untuk memberikan berbagai informasi baik tentang
fakta kejadian maupun ide tertentu. Sebagai sumber sejarah yang tidak tertulis,
nara sumber dapat memberikan informasi tentang kejadian pada masa lampau
yang didasarkanpada informasi secara lisan. Sumber lisan ada dua kategori.
Pertama, penyebaran lisan tentang kejadian-kejadian yang baru, atau peristiwa-
peristiwa yang masih terekam di dalam ingatan orang. Kedua, penyebaran-
penyebaran lisan tentang peristiwa yang tipis kemungkinan terjadinya. Sumber
ini lebih dikenal dengan istilah tradisi lisan, yakni informasi- informasi tentang
kejadian sejarah yang disebarkan dari mulut ke mulut (Koentjaraningrat, 1980).
Tindak komunikasi dalam wawancara ini pastilah terjadi dan mungkin
akan kita lakukan guna mendapatkan informasi. Dalam dialog banyak sekali
tindak tutur berupa tindak lokusi, ilokusi serta perlokusinya dalam situasi
wawancara yang terjadi dengan beberapa strategi kesopanan yang dipakai oleh
penutur terhadap narasumbernya. Narasumber adalah seorang yang
memberikan pendapat atas objek yang kita teliti, bukan bagian dari unit analisis,
tetapi ditempatkan sebagai pengamat. Hubungan narasumber dengan objek
yang diteliti disebabkan karena kompetensi keilmuan yang dimiliki (Rachmawati,
2016).

2.4.4 Moderator
Moderator atau yang juga disebut Pemandu Acara adalah orang yang
memimpin jalannya sebuah seminar, dengan tugas antara lain yaitu, menaiki
panggung bersama Pemakalah dan Pembanding (kalau ada) begitu dipersilakan
oleh Pembawa Acara dan dilanjutkan dengan pembacaan CV Moderator oleh
Pembawa Acara, memperkenalkan diri dan mengucapkan salam serta
memberikan sedikit ulasan pengantar materi dan hal-hal apa saja yang
diharapkan dari peserta seminar, dan mengatur waktu dan arus tanya jawab
Peserta dengan Pemakalah. Dalam sebuah seminar, seorang Moderator tidak
diperkenankan menjawab pertanyaan peserta, padahal ia tahu persis bahwa

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 19


pertanyaan tersebut ditujukan kepada Pemakalah. Seorang Moderator juga tidak
etis ikut mengomentari pendapat Pemakalah atau Peserta pada acara tanya
jawab atau diskusi. Dalam memimpin jalannya seminar, seorang Moderator
harus dapat mengendalikan waktu, mengingat pembahasan dalam seminar
memakan waktu yang relatif lama, karena sifatnya ilmiah, sehingga waktu jangan
dipergunakan untuk membahas hal-hal yang tidak relevan dan tidak terkait
dengan hal-hal yang didiskusikan, Moderator diharapkan dapat mencegah
terjadinya hal tersebut (Darsana, 2016).
Moderator adalah yang memimpin jalannya pelaksanaan kegiatan
seminar dari awal sampai akhir diskusi setiap kelompok. Moderator berasal dari
kelompok lainnya. Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator,
dan dilanjutkan dengan pemaparan oleh kelompok sesuai gilirannya. Seminar
adalah sebuah diskusi dua arah, sehingga tidak ada seorangpun yang lebih
mendominasi pembicaraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Moderator supaya seminar berjalan baik, yaitu moderator hanya mempersilakan
kepada seluruh Peserta Diklat saja, dan bukan kepada para Narasumber
ataupun Penyelenggara. Moderator haruslah berperan agar dapat menjaring
berbagai pertanyaan dari kelompok yang tidak presentasi dan jawaban dari
kelompok yang presentasi selama waktu yang ditetapkan pada sesi itu. Etika
harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan.
Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator harus terlebih
dahulumemberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan
berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, namun
canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar.
Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, 2016).

2.5 Model Jendela Johari (Johari Window)


Pada tahun 1955, Joseph Luft dan Harry Ingham memperkenalkan
konsep Johari Window yang merupakan diagram untuk menggambarkan dan
memperbaiki self awareness dan mutual understanding antar individu. Nama
Johari diambil dari gabungan kedua nama orang tersebut yaitu Jo dan Harry,
yang akhirnya disingkat menjadi Johari. Model Johari Window adalah alat yang
sederhana dan sangat bermanfaat untuk menggambarkan kesadaran diri (self

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 20


awareness), serta peningkatannya. Johari Window ini juga bisa dipakai untuk
membina saling pengertian antar individu di dalam satu grup maupun antar grup.
Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. “Jendela” tersebut terdiri dari 4
area diantaranya area terbuka, area buta, area tersembunyi, dan area gelap/tidak
diketahui (Eka Wartana, 2012).
1. Area terbuka (Open Area) adalah apa yang diketahui oleh seseorang
tentang dirinya dan juga diketahui oleh orang lain. Antara dirinya dan orang lain,
terdapat kesesuaian pandangan. Pendapatnya tentang dirinya sama dengan
pendapat orang-orang lain.
2. Area Buta (Blind Area) adalah apa yang tidak diketahui oleh seseorang
tentang dirinya, tapi diketahui oleh orang lain.
3. Area Tersembunyi (Hidden Area) adalah apa yang hanya diketahui
oleh dirinya, dan tidak diketahui oleh orang lain. Hal ini merupakan rahasia
dirinya.
4. Area Gelap, Tidak Diketahui (Unknown Area) adalah apa yang tidak
diketahui oleh seseorang tentang dirinya yang juga tidak diketahui oleh orang
lain. Bila ada pemicu, apa yang tidak diketahui akan beralih ke area terbuka.

2.6 Demografi
Ada beberapa pengertian tentang demografi antara lain:
Menurut Ida Bagoes Mantra (1981), mendefinisikan tentang demografi
yang mana demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial
dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 21


perubahannya, yang biasanya timbul karena fertilitas (kelahiran), mortalitas
(kematian), gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary, 1982, mendefinisikan
demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama
mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya
(perubahannya).
Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di
daerah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut
disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi
penduduk. Struktur merupakan gambaran atau potret penduduk dari hasil sensus
penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus tertentu. Data penduduk pada hari
sensus penduduk ini dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Sesudah
hari sensus tersebut struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi.
Unsur-unsur kependudukan yang dapat merubah struktur kependudukan
merupakan unsur-unsur yang terdiri dari kelahiran, kematian, dan migrasi.
Ketiga unsur itu saling berpengaruh. Bila pada suatu penduduk tingkat
kelahiran tinggi maka akan berpengaruh pada struktur penduduk di daerah
tersebut yaitu prosentase penduduk usia muda jumlahnya menjadi lebih besar.
Demografi tidaklah mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi penduduk
sebagai suatu kelompok. Jadi yang dimaksud dengan penduduk dalan kajian
demografi adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 22


BAB 3. METODELOGI

Metode pengumpulan data lapang dilakukan dengan survei primer


dan survei sekunder yang akan diuraikan sebagai berikut:

3.1 Survei Data Primer


Pengumpulan data primer merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan
secara sistematis melalui perekaman data (observasi, wawancara, kuisioner
atau focus group discussion) langsung dari sumber pertama (fenomena/objek
yang diamati). Menurut Rohman (2013), data hasil wawancara yang diperoleh
dari informan adalah merupakan data yang diperlukan dalam penelitian yang
berupa teks atau hasil lainnya (video/rekaman suara). Data primer yang diambil
diantaranya berupa deskripsi lapang/observasi, wawancara, dokumentasi dan
partisipasi aktif. Survei data primer berupa survei lapangan yang dilakukan
dengan cara wawancara dan penyebaran questioner.

3.1.1 Wawancara
Menurut Soehartono (2008), wawancara (interview) adalah pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
(pengumpul data) kepada reposden, jawaban yang diberikan responden
dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara
melibatkan antara dua orang secara langsung atau lebih. Sementara menurut
McDouglas (2011), wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data,
berita dan fakta dilapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan
bertatap muka (face to face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan
dengan tidak langsung seperti melalui telpon, internet atau surat. Wawancara
berguna untuk: (1) mendapatkan data primer, (2) pelengkap teknik pengumpulan
lainnya, (3) menguji hasil pengumpulan data lainnya (Usman dan Akbar, 2006).
Dalam praktikum lapang ini wawancara akan dilakukan dengan
nelayan dan tokoh masyarakat setempat. Isi dari wawancara akan meliputi
pertanyaan tentang potensi sumberdaya pesisir, keadaan secara umum,
kebiasaan atau cara nelayan dalam melakukan pengembangan kelompok, cara
kepemimpinan yang di jalankan, penguatan kelembagaan dan alternative
ekonomi dari kewirausahaan, luasan tumbuhan mangrove, katang-
katang/pandan laut, keadaan terumbu karang, jumlah pulau-pulau yang berada

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 23


di desa sendangbiru serta tata ruang. Hasil wawancara berupa penyebaran
questioner (Tokoh Nelayan).

3.1.2 Observasi
Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut dalam arah kebijakan.
Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratorium maupun konteks
ilmiah. Tarmudi (2010), menyatakan bahwa observasi menjadi bagian disiplin
ilmu dalam eksakta maupun sosial. Sedangkan Fairuze (2010) menyatakan
bahwa observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandangan-
pandangan diantara pembuatan keputusan di dalam organisasi, memahami
pengaruh latar belakang dalam pembuatan keputusan.
Observasi merupakan pengumpulan data dengan pengamatan langsung
yang dilaksanakan terhadap subyek sebagaimana adanya di lapangan atau
dalam suatu percobaan baik dilapangan atau didalam laboratorium. Observasi
menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: (1) sesuai dengan tujuan
penelitian, (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis dan (3) dapat
dikontrol keadaannya (relibitas) dan kesahihannya (validitas) (Usman dan
Akbar, 2006). Dalam praktikum lapang di Desa Sendangbiru, Kabupaten
Malang ini metode observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung
proses kegiatan nelayan secara keseharian. Menganalisa masyarakat (nelayan)
di desa ini sebagai pengawas dari kegiatan konservasi. Serta meninjau kinerja
nelayan dalam melakukan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.1.3 Dokumentasi
Soepomo dan Indriarto (2009), mengemukakan bahwa studi
dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam
data tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen
primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalaminya dan
dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang
selanjutnya ditulis oleh orang ini.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 24


Dokumentasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) didefinisikan
sebagai suatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai
bukti atau keterangan. Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan
bukti-bukti dan keterangan. Junaidi (2010) menyatakan bahwa dokumen yang
disajikan dapat berupa gambar, tulisan, karya monumental seseorang atau
catatan peristiwa yang telah berlalu.

3.1.4 Partisipasi aktif


Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang
berkaitan dengan keadaan lahiriah. Menurut Azis (2007), menyatakan bahwa
partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang
berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.
Melalui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi partisipasi seseorang
terhadap suatu kegiatan, terdapat bentuk- bentuk partisipasi yaitu partisipasi
aktif dan pasif. Partisipasi aktif adalah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam obyek yang diteliti untuk dapat
melihat dan memahami gejala-gejala yang sesuai maknanya sedangkan
partisipasi pasif adalah teknik pengumpulan data yang tidak mengharuskan
peneliti melibatkan diri dalam objek yang diteliti, informasi bisa diperoleh melalui
laporan-laporan atau data lain (Patilima, 2005).

3.2 Survei Data Sekunder


Survei sekunder dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari
survei primer berupa kajian literatur yang berkaitan dengan praktikum
lapang yang dilakukan. Data-data yang dibutuhkan terkait dengan objek
praktikum lapang diperoleh dari instansi-instansi terkait sebagai pertimbangan
dan masukan dalam menentukan tindakan serta arahan rencana strategi
penguatan kelompok, kelembagaan dan peningkatan jiwa kewirausahaan yang
akan diterapkan di wilayah studi. Data sekunder adalah data yang telah terlebih
dahulu dikumpulkan dan dilaporkan orang-orang diluar penyidik sendiri.
Walaupun yang dikumpulkan itu adalah data asli. Sumber sekunder berisi data
yang keasliannya sesuai dengan data primer (Surakhmad, 2010). Data
sekunder yang akan dikumpulkan dalam survei lapang akan meliputi startegi
penguatan kelompok, model fasilitasi kelompok dan alternative pengingkatan
ekonimi dari wirusaha kelompok masyarakat.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 25


BAB 4. PENUTUP

Buku panduan pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai acuan dasar


di dalam pelaksanaaan praktikum lapang di kelompok masyarakat pesisir
dengan topik pembahasan serta sub bahasan tentang model pembentukan dan
penguatan kelompok masyarakat, model fasilitasi kelompok (kelembagaan) dan
jiwa kewirausahaan yang dimiliki masyarakat pesisir sebagai bahan praktikum
untuk di ambil informasinya. Semoga pedoman praktikum ini menjadi khasanah
keilmuan dan pengembangan kedepannya.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 26


DAFTAR PUSTAKA

Anjanisari, P.T., Asri, D.N. 2016. Peningkatan Pemahaman Diri Melalui Model
Permainan Johari Window Siswa Kelas X Ak 3 Smk Sore Kota Madiun
Tahun Pelajaran 2012/2013.

Aryani D., Yhannu Setiawan, Evy T. D., Agus W., Fathul U., Aditya N., Annie L.,
2015. Mediasi Sengketa Informasi Publik.

Darsana, Nyoman. 2016. Panduan Seminar. Universitas Udayana.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. Diklat


Pemeliharaan dan Perawatan Rusunawa. Bandung.

Koentjaraningrat. 1980. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:


Gramedia.

Mochran, D.B. 2014. Buku Saku Fasilitator. Coral Triangle Center.

Mulyani, Endang. 2011. Model Pendidikan Kewirausahaan Di pendidikan Dasar


dan Menengah. Jurnal Ekonomi dan pendidikan, Vol 8 No.1

Rachmawati, Dian Karina. 2016. Strategi Kesopanan Bertutur Dalam


Wawancara Dengan Narasumber Gunung Pegat-Ponorogo. STILISTIKA.
Vol. 8(1).

Rasulong, Ismail., Asdi., dan Setiadi, Muhammad Astrianto.2016. Model


Pengembangan Wirausahawan Muda Bagi Masyarakat Pesisir Kabupaten
Takalar. ISBN: 978-602-60361-3-1.

Riza, Risyanti. Dan Roesmidi. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang:


Alqaprint Jatinangor.

Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Saputra, D.T. 2010. Analisis Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Ngemplak


Kabupaten Boyolali Tahun 2001 Dan 2005.

Sunhaji. 2013. Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Jurnal Kependidikan. 1(1): 1-


11.

Talli, Abdul Halim. 2015. Mediasi Dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008. Jurnal Al-
Qadāu. Vol. 2(1):76-93.

Thaha, Rasyid. 2009. Penataan Kelembagaan Pemerintah Daerah. Jurnal


Ilmu Pemerintahan. Vol. 2 (1).

Zamzami, Lucky. 2011. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di


Nagara Ampiang Perak, Sumatera Barat. Jurnal MIMBAR Vol XXVI No
1:113-125.

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 27


Daftar Asisten Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021

No Nama NIM No. HP


1 Shofura Nabatan Basyaasa 185080200111006 081333153434
2 Aurum Noor’Izzah 185080200111018 089658607637
3 Fiagie Dessye Sabarudin 185080207111008 085886376742
4 Maya Arunia Damai Yanti 185080200111024 089513709959
5 Randi Gustian 185080200111045 082283816361
6 Sri Marta Isnainik M. 185080200111035 081333116707
7 Yazid Nur Fathurrahman 185080200111017 089687119812

Buku Panduan Praktikum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2021 | 28

Anda mungkin juga menyukai