Anda di halaman 1dari 13

UKURAN PEMUSATAN

Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-cara


pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Statistik deskriptif adalah
bagian dari ilmu statistik yang meringkas, menyajikan dan mendeskripsikan data dalam
bentuk yang mudah dibaca sehingga memberikan informasi tersebut lebih lengkap. Statistik
deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-
keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena, dengan kata lain hanya
melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan.
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan
dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995).
Statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi (Sugiyono, 2007).
A. Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah serangkaian diagram batang yang menggambarkan frekuensi
atau pengaruh dari proses atau keadaan atau masalah. Diagram diatur mulai dari yang
paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan (Shahindra, 2008).
B. Tabel
Tabel adalah daftar berisi ikhtisar dari sejumlah fakta dan informasi. Bentuknya berupa
kolom-kolom dan baris-baris. Tabel merupakan alat bantu visual yang berfungsi
menjelaskan suatu fakta atau informasi secara singkat, jelas, dan lebih menarik
daripada kata-kata. Sajian informasi yang menggunakan tabel lebih mudah dibaca dan
disimpulkan. Bentuk tabel yang sering digunakan adalah tabel distribusi frekuensi,
tabel distribusi frekuensi relatif dan tabel kontingensi untuk data kualitatif dengan
banyak kategori dalam baris maupun kolom. (Hassan, 2001).
C. Grafik Garis (ogive)
Grafik merupakan gambar yang terdiri atas garis dan titik-titik koordinat. Dalam grafik
terdapat dua jenis garis koordinat, yakni garis koordinat X yang berposisi horisontal
dan garis koordinat Y yang vertikal. Pertemuan antara setiap titik X dan Y membentuk
baris-baris dan kolom-kolom. Umumnya grafik digunakan untuk membandingkan
jumlah data. Selain itu, digunakan pula untuk menunjukkan fluktuasi suatu
perkembangan jumlah, misalnya dalam rentang waktu lima tahun, enam tahun, sepuluh
tahun, atau lebih. Dengan grafik, perbandingan serta naik 18 turunnya suatu jumlah
data akan lebih jelas. Penyajian data dalam bentuk grafik atau diagram bertujuan untuk
memvisualisasikan data secara keseluruhan dengan menonjolkan karakteristik-
karakteristik tertentu dari data tersebut.
Data yang disajikan dalam statistik deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran
pemusatan data. Ukuran pemusatan memiliki beberapa perangkat ukur antara lain rata-rata
(mean), Median (kuartil 2), modus atau mode, kuartil 1, dan kuartil 3. Pembahasan rinci
tentang perangkat ukur tersebut akan dibahas pada bab ini.
A. Rata-rata (mean)
Perhitungan rata-rata (mean) berbeda antara rata-rata untuk jenis data berkelompok
dan data tak berkelompok. Yang dimaksud dengan data berkelompok atau bergolong adalah
data yang telah digolongkan dalam distribusi frekuensi. Sedangkan data tak berkelompok
adalah data tunggal atau data yang tidak dikelompokan dalam distribusi frekuensi.
Perhitungan Frekuensi data tak berkelompok, biasanya setiap data mewakili data tersebut
secara tunggal.
1. Rata-rata untuk data tak berkelompok
Menghitung rata-rata untuk data tak berkelompok menggunakan formula sederhana
sebagai berikut :

Keterangan :
Rata-rata (mean) variabel X
Penjumlahan unsur pada variabel X
Jumlah subjek

Contoh :
Usia tujuh orang mahasiswa Program Studi Agribisnis adalah : 18, 19, 20, 21,
23, 24, 26. Rata-rata usia ke tujuh orang mahasiswa tersebut adalah:

2. Rata-rata untuk data berkelompok


Perhitungan rata-rata untuk data berkelompok menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
Rata-rata
Nilai-nilai pengamatan yang diwakili dengan nilai tengah kelas
fi : Frekuensi relatif tiap kelas interval
n : Jumlah subjek

Contoh :
Hasil ujian mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB
berjumlah 54 orang yang telah diolah dan disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Persiapan perhitungan rata-rata nilai statistik
Kategori
No. Xi fi fi.Xi
Nilai
1 48 -52 50 2 100
2 53 - 57 55 3 165
3 58 - 62 60 5 300
4 63 - 67 65 9 585
5 68 - 72 70 10 700
6 73 - 77 75 12 900
7 78 - 82 80 7 560
8 83 - 87 85 2 170
9 88 - 92 90 3 270
10 93 - 97 95 1 95
n = 54 3845

Setelah didapatkan nilai pada tabel di atas, selanjutnya nilai tersebut


dimasukan ke dalam rumus dan dilakukan perhitungan sebagaimana berikut ini:

Berdasarkan nilai di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata ujian
tengah semester pada mata ujian statistik untuk mahasiswa sebanyak 54 orang
adalah 71 atau B.
B. Median
Median adalah nilai yang persis berada di tengah jika suatu angkatan data diurutkan
dari nilai terkecil / terendah sampai terbesar / tertinggi atau sebaliknya. Perhitungan median
juga menggunakan teknik yang berbeda antara data tak berkelompok dengan data
berkelompok atau bergolong.
1. Perhitungan median untuk data tak berkelompok
Untuk data tak berkelompok atau data tunggal, cara perhitungan median amat
sederhana. Misalnya ada satu kelompok nilai yang telah diurutkan sebagai berikut : 60,
61, 62, 64, 65, 66, 67. Untuk kelompok nilai tadi, mediannya adalah 64 karena persis
berada di tengah. Kejadian seperti dicontohkan di atas adalah cara penentuan median
ketika jumlah nilai dalam kelompok nilai tersebut adalah ganjil. Bagaimana halnya jika
jumlah nilai dalam kelmpok nilai tersebut adalah genap. Untuk kelmpok nilai
berjumlah genap, cara penentuan median seperti terlihat pada contoh di bawah ini:
60, 61, 62, 64, 65, 66, 67, 68; Nilai yang persis di tengah dari urutan nilai di atas
bukan lagi satu nilai tetapi telah menjadi dua nilai yaitu 64, dan 65 sehingga untuk
mendaptkan nilai tengah, kedua nilai tersebut harus dijumlahkan kemudian dibagi
dua. Sehingga median dari kelompok nilai berjumah genap di atas adalah

2. Perhitungan median untuk data berkelompok / bergolong


Pada data bergolong, tidak terlalu mudah untuk menentukan median. Hal ini
disebabkan karena padatnya nilai-nilai serta telah terkuburnya sejumlah nilai dalam
kelompok-kelompok nilai. Dengan demikian maka perhitungan median pada data
berkelompok menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
M : Median
L : Batas bawah kelas di mana terdapat 1/2n
F : Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas median
fm : Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 1/2n
n : Jumlah subjek
i : Panjang / jarak interval kelas
Untuk perhitungan median, maka akan ditampilkan sebuah tabel persiapan perhitungan
median untuk data bergolong seperti di bawah ini :
Tabel 2. Persiapan perhitungan median
No. Kategori Nilai fi F
1 48 -52 2 2
2 53 - 57 3 5
3 58 - 62 5 10
4 63 - 67 9 19
5 68 - 72 10 29
6 73 - 77 12 41
7 78 - 82 7 48
8 83 - 87 2 50
9 88 - 92 3 53
10 93 - 97 1 54
Jumlah n = 54
Setelah didapatkan kelas ke 5 sebagai kelas median (kelas di mana terdapat 1/2n) pada
tabel di atas sebagai patokan, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan median
untuk data berkelompok seperti dibawah ini :
C. Modus
Modus dapat dibatasi sebagai nilai yang sering muncul atau suatu kelompok nilai
yang memiliki frekuensi relatif terbesar. Perhitungan modus juga berbeda antara data tak
berkelompok / tak bergolong dan data berkelompok / bergolong
1. Modus untuk data tak berkelompok / bergolong
Penentuan modus untuk data tak berkelompok dibawah ini.
Ada sebuah kelompok nilai yang telah diurutkan sebagai berikut : 3, 3, 4, 4, 4, 5,
5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 10, 10, 10, 11, 11, 11, 12. Dari
sebaran nilai di muka, terlihat bahwa nilai yang sering muncul atau memiliki
frekuensi pemunculan sebanyak enam kali dalam kasus ini adalah nilai 8. Dengan
demikian, maka modus dalam kasus ini adalah 8.
2. Modus untuk data berkelompok / bergolong
Perhitungan modus pada data bergolong dimulai dengan menetapkan kelas
modus pada tabel distribusi frekuensi. Kelas modus adalah kelas yang memiliki
frekuensi relatif terbesar. Untuk menghitung modus, analis harus selalu mengacu
pada frekuensi relatif dalam tabel distribusi frekuensi. Modus untuk data
bergolong dapat dihitung dengan menggunakan formula seperti dalam kotak
berikut ini.

Keterangan :
Mo : Modus
B : Batas bawah kelas yang memiliki frekuensi relatif terbesar
b1 : Frekuensi relatif kelas modus dikurangi frek relatif kelas sebelumnya
b2 : Frekuensi relatif kelas modus dikurangi frek relatif kelas berikutnya
i : Jarak interval kelas
Dengan menggunakan kasus pada perhitungan median, kuartil 1 ataupun
Kuartil 3 tadi, dapat dilakukan perhitungan terhadap modus. Adapun kasus
dimaksud sebagaimana ditampilkan berikut ini.

Tabel 3. Persiapan perhitungan modus


No. Kategori Nilai fi F
1 48 -52 2 2
2 53 - 57 3 5
3 58 - 62 5 10
4 63 - 67 9 19
5 68 - 72 10 29
6 73 - 77 12 41
7 78 - 82 7 48
8 83 - 87 2 50
9 88 - 92 3 53
10 93 - 97 1 54
n = 54

Setelah didapatkan kelas ke 6 sebagai kelas yang memiliki frekuensi


relatif terbesar atau kelas modus sebagai patokan, maka selanjutnya akan
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai modus seperti berikut ini :

D. Kuartil 1
Secara sederhana, kuartil 1 dapat dipahami sebagai nilai yang berada pada posisi
seperempat ketika sebuah angkatan data diurutkan. Untuk melakukan perhitungan terhadap
kuartil 1 digunakan formula seperti tercantum dalam kotak berikut ini :

Keterangan :
M : Kuartil 1
L : Batas bawah kelas di mana terdapat 1/4n
F : Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas di mana terdapat 1/4n
fm : Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 1/4n
n : Jumlah subjek
i : Panjang / jarak interval kelas

Dengan menggunakan kasus pada perhitungan median sebelumnya, dapat dilakukan


perhitungan terhadap kuartil 1. Adapun kasus dimaksud sebagaimana terkafer dalam tabel
berikut.

Tabel 4. Persiapan perhitungan Kuartil 1


No. Kategori Nilai fi F
1 48 -52 2 2
2 53 - 57 3 5
3 58 - 62 5 10
4 63 - 67 9 19
5 68 - 72 10 29
6 73 - 77 12 41
7 78 - 82 7 48
8 83 - 87 2 50
9 88 - 92 3 53
10 93 - 97 1 54
n = 54
Setelah didapatkan kelas ke 4 (sebagai kelas di mana terdapat 1/4n) pada tabel di atas
sebagai patokan, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
kuartil 1 seperti dibawah ini :

E. Kuartil 3
Kuartil 3 dapat dipahami sebagai nilai yang berada pada posisi 3/4 ketika sebuah
angkatan data diurutkan. Untuk melakukan perhitungan terhadap kuartil 3 digunakan
formula seperti tercantum dalam kotak berikut ini :

Keterangan :
M : Kuartil 3
L : Batas bawah kelas di mana terdapat 3/4n
F : Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas di mana terdapat 3/4n
fm : Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 3/4n
n : Jumlah subjek
i : Panjang / jarak interval kelas
Dengan menggunakan kasus pada perhitungan median ataupun kuartil 1 tadi, dapat
dilakukan perhitungan terhadap kuartil 3. Adapun kasus dimaksud sebagaimana
ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 5. Persiapan perhitungan Kuartil 3
No. Kategori Nilai fi F
1 48 -52 2 2
2 53 - 57 3 5
3 58 - 62 5 10
4 63 - 67 9 19
5 68 - 72 10 29
6 73 - 77 12 41
7 78 - 82 7 48
8 83 - 87 2 50
9 88 - 92 3 53
10 93 - 97 1 54
n = 54
Setelah didapatkan kelas ke 6 (sebagai kelas di mana terdapat 3/4n) pada tabel di atas
sebagai patokan, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
kuartil 3 seperti dibawah ini :

Perlu di ingat bahwa perhitungan median, Kuarti 1, dan Kuartil 3 untuk data bergolong
selalu mengacu pada frekuensi kumulatif.

REKAP PENGGUNAAN UKURAN GEJALA PUSAT


BERDASARKAN SKALA PENGUKURAN DATA

Ukuran Gejala Pusat


Skala Pengukuran
Mean Median Modus Kuartil
Nominal V
Ordinal V V
Interval / Rasio V V V V
UKURAN DISPERSI ATAU UKURAN VARIASI
Selain ukuran gejala pusat, terdapat ukuran lain yaitu ukuran dispersi atau
ukuran vasiasi yang mengisyaratkan keseragaman data. Nilai numerik ukuran ini
tidak pernah negatif (selalu positif). Apabila nilai ukuran ini diperoleh sama dengan
nol (0), hal ini menunjukkan bahwa data yang kita miliki keadaannya seragam
sempurna (tidak ada variasi, atau semua bilangan nilai numeriknya sama). Oleh
karena itu makin jauh nilai numerik ukuran ini dari nol (0), makin tidak seragam
keadaan data tersebut. Terdapat bebeapa ukuran variasi yang biasa digunakan, yang
juga akan diuraikan di sini, adalah; rentang (range), varians (variance), simpangan
baku (standar deviation), koefisien variasi (koeficient of variation), rentang antar
kuartil (interquartiles ranges), dan indeks dispersi (index of dispersion).
1. Rentang
Rentang pada suatu satuan data adalah selisih terbesar dan terkecil dari
suatu satuan data tersebut.
Contoh 8. IQ lima orang anggota keluarga adalah; 108, 112, 127, 118, dan 113.
Tentukan rentangnya!
Jawab: Rentang dari 5 IQ tersebut adalah 127 – 108 = 19.
2. Varians (variance)
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung varians, jika data berasal dari
populasi adalah:

Sedangkan varians yang dihitung berdasarkan sampel dihitung dengan


rumus:

3. Simpangan Baku (Standar Deviation)


Simpangan baku didefinisikan sebagai akar dari Varians. Oleh karena itu
rumus simpangan baku adalah:
Untuk sampel adalah;

Varians dan simpangan bau hanya boleh digunakan sebagai alat pembanding
keseragaman data, apabila data yang dibandingkan keseragamannya itu berasal
dari variabel yang sama dengan satuan pengukuran (unit of measurement) yang
sama pula.
Varians dan Simpangan Baku hanya valid digunakan sebagai ukuran variasi
untuk variabel yang memenuhi tingkat pengukuran sekurang-kurangnya
interval.
Rancangan Tugas 2

1. Jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain menurut pulau tujuan adalah sebagai
berikut :
Jawa 229.644, Sumatera 445.447, Kalimantan 33.703, Sulawesi 33.347, Bali
10.760, Nusa Tenggara Barat 26.450 dan Pulau lain 27.824
Susunlah tabel klasifikasi tunggal dalam persen
2. Jumlah penduduk di jawa menurut propinsi, status perkawinan dan jenis
kelamin ditunjukkan sebagai berikut:
Jawa Barat: Belum kawin terdiri dari laki-laki 5.807.859 dan perempuan
4.859.831, Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.161.994 dan
perempuan 4.301.786, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 241.999 dan
perempuan 1.186.611.
Jawa Tengah: Belum kawin terdiri dari laki-laki 6.020.654 dan perempuan
5.214.674, Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.053.456 dan
perempuan 4.171.930, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 251.818 dan
perempuan 1.320.672.
Jawa Timur: Belum kawin terdiri dari laki-laki 6.371.548 dan perempuan
5.367.341, Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.689.910 dan
perempuan 4.816.161, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 328.215 dan
perempuan 1.758.176.
Susunlah tabel klasifikasi tiga (propinsi, status perkawinan dan jenis kelamin)
3. Jumlah anak-anak (0-14 tahun) di Indonesia 1971 adalah sebagai berikut (dalam
ribuan).
Pulau Sumatera yang terdiri atas delapan propinsi, jumlah anak dari masing-
masing propinsi adalah Daerah Istimewa Aceh 892, Sumatera Utara 3.205,
Sumatera Barat 1.269, Riau 752, Jambi 458, Sumatera Selatan 1.593, Bengkulu
249 dan Lampung 1.328. Pulau Jawa – Madura terdapat lima propinsi,
jumlahnya masing-masing: DKI Jakarta 1.959, Jawa Barat 9.663, Jawa Tengah
9.519, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1.037, Jawa Timur 10.507, Nusa Tenggara
terdiri tiga propinsi: Bali 906, Nusa Tenggara Barat 1.012, Nusa Tenggara
Timur 1.001, Pulau Kalimantan ada empat propinsi: Kalimantan Barat 890,
Kalimantan Tengah 325, Kalimantan Selatan 745, Kalimantan Timur 307,
Sulawesi juga terdiri dari empat propinsi dengan jumlah masing-masing:
Sulawesi Utara 784, Sulawesi Tengah 419, Sulawesi Selatan 2.295, Sulawesi
Tenggara 338. Kepulauan Maluku berjumlah 491 dan Irian Jaya 413.
a. Sajikan data mengenai jumlah anak di Indonesia 1971 tersebut dalam sebuah
tabel yang baik sehingga jumlah anak dari ketujuh kepulauan tersebut
dengan mudah dapat diketahui.
b. Dari jumlah anak untuk masing-masing kepulauan tersebut hitunglah dalam
persen dan sajikan dalam tabel yang tersendiri.
c. Sajikan data pada a dan b dalam satu tabel
4. Berikut Nilai Mata Kuliah Statistik Bisnis Fakultas Pertanian UB
No Nama Nilai Praktikum
1 Hidayati 65
2 Rachmawati 75
3 Rafika 60
4 Patty Siska L 60
5 Nur Achmadi 50
6 Chandra 70
7 Novita 60
8 Ulfa 78
9 Nurul Izzati 80
10 Nurintan Lusiana S 73
11 Ratna Hening JW 60
12 Armaviyah 90
13 Putri Arisetya 83
14 Qurrotu 60
15 Pandu 68
16 Rahayu Hosniyati 83
17 Renata 70
18 Kusuma 63
19 Herawati 68
20 Sulistyoningsih 75
21 Ratnasari 64
22 Andrianingsih 60
23 Maslukah 60
24 Humaidah 50
25 Narassilva 50
26 Wahyu 60
27 Noviana 55
28 Ulivia 63
29 Titin 61
30 Sari 60
31 Rohmahwanti 60
32 Miskiyah 60
33 Rahayu 73
34 Isriyah 73
No Nama Nilai Praktikum
35 Hasanah 55
36 Badriyah 60
37 Ameliola 55
38 Fatimah 61
39 Langgeng 60
40 Sugeng 55

Buatlah:
a. Tabel distribusi frekuensinya berdasarkan nilainya
b. Gambarkan polygon, histogram dan ogif
c. Hitung mean, median dan modus

Anda mungkin juga menyukai