TESIS
Oleh :
MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
ii
NIM : 187007064
penelitian saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan kasih karunia-Nya sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister
Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Pascasarjana
Univesitas Sumatera Utara, Medan.
Judul penelitian ini adalah : PENERAPAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN, KEBIJAKAN
PEMERINTAH DAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI
TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN MASYARAKAT PADA
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat
dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.
Hum, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.
2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan
tesis Ini.
5. Bapak Dr. Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM, selaku anggota Komisi
Pembimbing yang telah banyak membantu serta banyak memberikan
semangat terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia, ME, Ibu Dr. Beby Karina Fawzea Sembiring, SE,
MM, Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si, selaku Komisi Pembanding, atas saran dan
masukan yang telah di berikan kepada penulis.
vi
vii
DATA PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN
Utara
RIWAYAT PEKERJAAN
Tanjungpinang
viii
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv
PENDAHULUAN
atau kepuasan konsumen, hal ini hanya dibedakan pada siapa penyedia dan apa
pemerintah dan dunia usaha, yang memperoleh manfaat dari suatu kegiatan
ditentukan oleh kualitas produk, harga, dan faktor – faktor yang bersifat pribadi
serta yang bersifat situasi sesaat (Tjiptono & Chandra, 2012). Kepuasan menjadi
sangat penting bagi suatu perusahaan oleh sebab itu semakin baik kualitas
konsumen akan menurun (Kotler & Amstrong, 2012). Perusahaan atau lembaga
upaya memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain (Saleh, 2010). Dalam
kegiatan pelayanan, semangat memberikan yang terbaik bagi orang lain yang
dilayani haruslah dipahami sebagai suatu sikap yang muncul dari suatu kesadaran
akan nilai – nilai tersebut sehingga melayani tidaklah dipahami hanya semata
(public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauh mana
masyarakat dan sejauh mana negara telah menjalankan perannya dengan baik
rakyatnya.
puas atas pelayanan yang diberikan yang menjadi acuan baik atau buruknya
karena dengan perbaikan kualitas pelayanan publik yang semakin baik dapat
pedoman yang berisi prosedur – prosedur operasional standar yang ada di dalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan
tindakan berjalan secara efektif, efisien, konsisten dan standar sistematis. SOP
yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pegawai pada unit kerja masing –
masing sesuai dengan SOP masing – masing unit kerja. Dengan terciptanya
masyarakat. Apabila semua kegiatan sudah sesuai dengan yang ditetapkan dalam
elektronik guna pembayaran dengan kartu kredit, serta fasilitas jejaring sosial
(media sosial) sebagai media yang mudah dan cepat. Perusahaan atau lembaga
pelayanan. Dengan adanya fasilitas ini, tentu masyarakat akan semakin mudah
yang besar terhadap peningkatan pelayanan, karena faktor teknologi menjadi salah
sangat pesat dalam dunia teknologi informasi menuntut lembaga negara juga
pelayanan yang baik pada instansi pemerintah juga telah disusun sebuah konstitusi
yang berisi aturan dan prinsip dasar politik bagi sebuah negara. Di negara
Negara. Undang – Undang ini bersifat mengatur, mengikat, dan wajib bagi
seluruh warga negara. Tujuan dibentuknya Undang – Undang sebagai bahan dasar
berlaku. Selain Undang – Undang Negara terdapat juga beberapa kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah ini terkait pada keputusan yang
& Sihombing, 2018) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara
informasi dapat memberikan kontribusi yang sangat baik, jika diterapkan secara
disampaikan kepada pelanggan maupun kepada karyawan PLN Batam itu sendiri
dapat diterima dengan cepat dan akurat. Sedangkan (Ramadani, 2019) dalam
banyak tapi juga kualitasnya yang positif dan netral, sehingga pemberitaan negatif
kepuasan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah yang dalam hal ini
Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah salah satu dari 52 Unit Pelaksana
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian, tanggal 3 April
dan tumbuhan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Sebagai sektor publik UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan berupaya
sehingga diharapkan mampu menjawab tantangan yang ada ditengah isu miring
keamanan hayati hewani / nabati, sarana teknik serta pengelolaan sistem informasi
hayati / nabati. Sesuai dengan motto dari Balai Karantina Pertanian Kelas II
melayani semua masyarakat maka dalam hal ini kepuasan masyarakat pengguna
jasa karantina menjadi sangat penting bagi peningkatan pelayanan BKP Kelas II
secara cepat, tepat, murah, transparan, sederhana dan mudah dilaksanakan, serta
orang atau perusahaan sebagai pengguna jasa karantina yang dilaksanakan oleh
2018 di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan untuk karantina hewan
dan tumbuhan pada umumnya berupa kegiatan ekspor, impor, domestik masuk
dan domestik keluar dapat terlaksana cukup baik. Adapun frekuensi kegiatan
Tabel 1.1
Frekuensi Kegiatan Operasional BKP Kelas II Medan tahun 2018
Jenis Kegiatan Karantina Hewan Karantina Tumbuhan
Domestik Masuk 45.862 982
Domestik Keluar 8.138 11.360
Eksport 3.466 3.568
Import 36 272
Karantina Pertanian Kelas II Medan telah menerapkan SOP pada setiap kegiatan
pelayanan, penetapan undang – undang mengenai tarif yang berlaku untuk setiap
Pelayanan ini dilakukan untuk lebih memperjelas bagaimana cara dan prosedur
hal – hal yang diperlukan dan berapa lama waktu penyelesaiannya. Namun
seringkali penerapan SOP Pelayanan ini tidak berjalan dengan baik dikarenakan
berbeda – beda jangka waktu pemeriksaan yang tergantung kepada besar kecilnya
resiko yang dimiliki. Hal tersebut sering membuat masyarakat pengguna jasa
merasa kecewa apabila karena menunggu terlalu lama yang dapat mengakibatkan
online. Dengan pembayaran yang dilakukan secara online baik pihak pengguna
jasa maupun petugas karantina tidak perlu saling bertemu. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi berbagai resiko yang mungkin timbul pada saat melakukan
pembayaran dan dapat menghemat waktu baik para petugas karantina maupun
website yang berfungsi dalam melakukan berbagai pelayanan dengan cara online.
Pada website tersebut terdapat beberapa pelayanan yang dapat dilakukan secara
online tanpa perlu datang ke kantor sehingga masyarakat dapat berinteraksi tanpa
perlu bertatap muka dengan petugas karantina dan pelayanan yang mereka
inginkan juga dapat selesai dengan cepat. Selain itu masyarakat juga dapat
Pertanian Kelas II Medan mengenai tindakan karantina dan juga dapat secara
langsung melakukan pengaduan apabila ada pelayanan yang tidak sesuai dengan
dapat mengakibatkan perbedaan hasil kerja baik antara unit kerja maupun antar
teknologi infomasi ini yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih lambat
ataupun laporan dan informasi yang tidak lagi real time. Selain itu di beberapa
daerah atau unit kerja masih kurang tersedianya sumber daya manusia yang
penggunaan teknologi tersebut tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Dan ada
teknologi kantor yang juga kurang merata dan masih lemah. Hal – hal tersebut
melayani masyarakat pengguna jasa dan bahkan ada yang merasa kecewa karena
Kelas II Medan yaitu berupa biaya atau tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
Biaya yang dikenakan kepada masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain
yang disesuaikan dengan jenis pelayanan yang diterima. Selain itu kebijakan
pemerintah berupa adanya larangan beberapa hewan atau tumbuhan yang dilarang
masuk atau keluar dari suatu daerah. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuk
dan tersebarnya hama dan penyakit tumbuhan maupun hewan yang dapat menjadi
ancaman bagi daerah tersebut. Dan juga kebijakan berapa lama waktu yang
atau bahkan penahanan apabila syarat – syarat yang tidak dapat dipenuhi oleh
secara prima sesuai dengan aturan yang ada dan masyarakat juga memiliki rasa
beberapa permasalahan yang terjadi seperti kurangnya sosialisasi dari kantor Balai
mengenai tindak karantina dan masyarakat juga belum memahami secara jelas
mekanisme pelayanan yang diterapkan, anggaran atau tarif yang sering dianggap
tidak sesuai dan sistem pembayaran yang sering terkendala ataupun kurang
pemerintah.
Kelas II Medan selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
instansi pemerintah yang saat ini dinilai buruk oleh masyarakat. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik yang bebas korupsi, kolusi dan
karantina.
dijadikan bahan penilaian dan gambaran terhadap unsur pelayanan yang sedang
dilakukan, sehingga akan dapat dilakukan perbaikan dan juga akan menjadi
relevan, valid dan reliabel, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar
Tabel 1.2
Indeks Kepuasan Masyarakat Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
Periode Semester II Tahun 2017 dan Semester I Tahun 2018
Periode
No Unsur Pelayanan Semester II Semester I
2017 2018
1 Prosedur Pelayanan 3.160 3.310
2 Persyaratan Pelayanan 3.290 3.350
3 Kejelasan Petugas Pelayanan 3.310 3.330
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 3.280 3.290
5 Tanggungjawab petugas pelayanan 3.310 3.420
6 Kemampuan petugas pelayanan 3.350 3.360
7 Kecepatan pelayanan 3.270 3.260
8 Keadilan mendapatkan pelayanan 3.480 3.720
9 Kesopanan dan keramahan petugas 3.320 3.250
10 Kewajaran biaya pelayanan 3.420 3.360
11 Kepastian biaya pelayanan 3.600 3.300
12 Kepastian jadwal pelayanan 3.360 3.320
13 Kenyamanan lingkungan 3.550 3.500
14 Keamanan pelayanan 3.500 3.500
Sumber : Laporan IKM Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan tahun 2017 – 2018
seperti unsur kesopanan dan keramahan petugas, kepastian jadwal pelayanan serta
Komunikasi.
Tabel 1.3
Indeks Kepuasan Masyarakat Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
Semester II Tahun 2018
Periode
No Unsur Pelayanan
Semester II 2018
1 Persyaratan Pelayanan 3.330
2 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 3.450
3 Waktu Penyelesaian 3.470
4 Biaya / Tarif 3.000
5 Produk Spesifikasi jenis pelayanan 3.790
6 Kompetensi Pelaksana 3.490
7 Perilaku Pelaksana 3.370
8 Sarana dan Prasarana 3.410
9 Penanganan pengaduan, saran dan keluhan 2.990
Sumber : Laporan IKM Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan tahun 2018
Tidak Baik =1
Kurang Baik = 2
Baik =3
Sangat Baik =4
Dari Tabel 1.3 terlihat hanya terdapat sembilan unsur penilaian yang
penilaian. Adapun unsur yang mempunyai nilai terendah yaitu unsur penanganan
kurang baik dan unsur biaya / tarif yang termasuk kategori Kebijakan Pemerintah.
Dengan melihat masih ada beberapa unsur yang mengalami penurunan dalam
Indeks Kepuasan Masyarakat tersebut harus dicari apa yang menjadi penyebab
penurunan unsur – unsur yang dimaksud dan dilakukan perbaikan pelayanan bagi
Medan.
Dari Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 dapat dilihat penurunan kepuasan masyarakat
pengguna jasa karantina pada BKP Kelas II Medan. Penurunan tersebut terlihat
pada unsur kesopanan dan keramahan petugas, kepastian jadwal pelayanan serta
Komunikasi serta unsur Kebijakan Pemerintah yang turun dari tahun sebelumnya
membuat penulis tertarik untuk mengkaji mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Penurunan pada unsur – unsur tersebut tentu membuat penurunan kepuasan yang
Medan dan harus diketahui hal apa yang menjadikan penurunan nilai tersebut.
unsur – unsur tersebut diharapkan dapat dilakukan tindakan oleh Kantor BKP
Kelas II Medan dalam usaha untuk memperbaiki kinerja dan kepuasan masyarakat
Medan.”
Medan?
5) Hal – hal apakah yang perlu ditingkatkan oleh Kantor Balai Karantina
5) Mengetahui dan menganalisis hal – hal apakah yang perlu ditingkatkan oleh
juga dalam upaya mewujudkan pelayanan prima dan Birokrasi yang lebih
baik.
2. Bagi Peneliti
TINJAUAN LITERATUR
2.1.Telaah Teori
(Rachmadi, 2008).
pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak dasar setiap warga Negara dan
penduduk atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang
(Saleh, 2010)
diberikan kepada warga negara secara baik dan professional baik jasa, barang atau
21
akta kelahiran, akta nikah, akta kematian, sertifikat tanah, izin usaha, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), izin gangguan (HO), izin mengambil air tanah,
Publik yaitu Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan dalam rangka
dapat dinyatakan sebagai segala sesuatu bentuk pelayanan sektor publik yang
dilaksanakan aparatur pemerintah dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
yang mempunyai kepentingan pada orang itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
prioritas.
1) Prosedur Pelayanan
2) Waktu Penyelesaian
3) Biaya Pelayanan
4) Produk Pelayanan
tercermin dari:
1). Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
2). Akuntabilitas
3) Kondisional
4). Partisipatif
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan,
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
kurangnya meliputi:
6). Prasarana pelayanan meliputi prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan
1) Kecepatan Pelayanan
a) Pelayanan yang benar, ramah, dan nyaman tidak ada artinya jika
mengecewakan pelanggan.
b) Pelayanan dikatakan lambat jika lebih lama dari yang dijanjikan atau
pesaing.
mekanisme kerja yang tidak jelas, belum adanya kerjasama yang baik
d) Pelayanan yang cepat dapat tercipta jika dikerjakan oleh karyawan yang
terampil dengan mekanisme kerja yang jelas dan didukung oleh sarana
2) Kenyamanan Pelayanan
3) Keramahan Pelayanan
4) Kebenaran Pelayanan
lain dan bagaimana memandang pekerjaan. Pelayanan sepenuh hati terletak pada
mengenai kualitas pelayanan yang berfokus pada 5 elemen yang biasa dikenal
empathy dan reliability). Inti dari konsep kualitas pelayanan adalah menunjukkan
yang dikemukakan oleh (Zeethari & Patasuraman, 2010) adalah sebagai berikut:
menunjukkan eksistensinya kepada pihak lain. Hal ini meliputi fasilitas fisik,
pegawainya.
4) Perhatian (Empathy)
5) Keandalan (Realibility),
bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang
adalah:
1. Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja jenis dan macamnya
5. Menyediakan cara – cara bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan lain
publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif,
sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsive dan adaptif serta sekaligus
maka untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan yang tercermin
dari:
akses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan
lain-lain.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu bila ingin sukses
antara lain:
3) Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata,
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat) sehingga kepuasan
antara harapan awal sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja
(expectation) masyarakat bisa mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan
yang umum.
baik pemerintahan dan kualitas pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi
terus diukur dan dibandingkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif
kebutuhannya.
pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil
guna”. Selain itu, sasaran lainnya dari Indeks Kepuasan Masyarakat adalah
3) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan
perangkat yang diharapkan dapat mendukung tujuan dan rencana yang didasarkan
pada pemahaman kendala dan manfaat para pelanggan untuk berpartisipasi, antara
lain :
balik. Pemasar yang dekat dengan pelanggan dapat memberikan wawasan atas
harapan pelanggan. Apa yang mereka sukai, harapkan, dan butuhkan bagi mereka
yang merancang program dan system, mengukur dan melaporkan kepuasan atau
bidang mana saja yang harus difokuskan dan diterapkan strategi pengembangan.
Perlu dilakukan Importance and Performance analysis yaitu suatu analisis yang
hasilnya dapat menunjukkan kepada pimpinan karakteristik / atribut apa saja dari
barang dan jasa yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi kurang mendapatkan
perhatian dari pimpinan dan kinerja kurang baik apa sehingga mengecewakan atau
membuat tidak puas para pelanggan. Salah satu perangkat utama yang harus
hasil dari survey ini, para pimpinan mendapatkan perspektif tentang bagaimana
pelanggan maka segala sunber daya perlu dilakukan penyesuaian. Adapun tujuan
pendapatan
operasional
Setidaknya terdapat sepuluh ukuran atau unsur yang dipakai masyarakat dalam
sepuluh unsur yang berkaitan dengan persepsi masyarakat atas pelayanan unit
pelayanan pemerintah, ada delapan unsur yang sering memuaskan masyarakat dan
dilayani.
Unsur unsur yang membuat kepuasan masyarakat yang dilayani antara lain
adalah :
a) Keramahan petugas
c) Biaya pelayanan
d) Kenyamanan
e) Kecepatan pelayanan
g) Kejelasan petugas
h) Jadwal pelayanan
lain
a) Kemudahan proses
b) Kejelasan informasi
utama seperti :
Publik merasa puas akan terpenuhinya keinginan dan kebutuhan dari suatu
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa sikap yang
langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang
lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk
pemasaran langsung
atas apa yang diperoleh dari pelayanan yang ditawarkan lembaga atau instansi
pemerintah.
4. Kualitas layanan
konsumen.
5. Loyalitas
terhadap produk atau jasa tertentu, yang mampu memberikan manfaat atau
SOP merupakan dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya
serendah – rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau
bagian akhir.
adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi
tahap dan sistematis. SOP memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang
kegiatan rutin atau berulang – ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi.
Untuk itu SOP juga dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan
berisi prosedur – prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan
dalam suatu organisasi telah berjalan secara efektif, konsisten, standar dan
sistematis”.
kegiatan.
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam
pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. SOP sebagai
suatu dokumen / instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan
yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku.
bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja dapat terkendali dan dapat berjalan
dengan realisasi
yang diharapkan.
pelaksanaan pekerjaan
f) Memudahkan dan menjelaskan proses suatu kegiatan oleh semua pihak yang
Menurut Puji (2014) tujuan SOP antara lain adalah sebagai berikut:
pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan
supervisor.
pelaksanaan kegiatan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan
efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
yang terkait.
kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan praktik dan kesalahan
adalah :
1. Efektifitas
2. Efisiensi
3. Standarisasi
Hal ini meliputi kelengkapan prosedur kerja, dan kesesuaian SOP dengan
4. Konsistensi
pelaksanaan SOP.
yang mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas
Merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa tugas,
5). Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas
untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam
6). Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan
8) Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah
10) Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan
memperhatikan tujuan
(flow chart) dari aktivitas organisasi dan menentukan hal – hal kritis yang akan
bahwa fungsi – fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur – prosedur
kerja yang telah terstandarisasi. SOP yang merupakan pedoman atau petunjuk
yang lebih efektif. Oleh karena itu SOP sebaiknya harus sudah dirancang dan
pelatihan ISO. SOP yang memuat perincian tugas atau kegiatan yang dilakukan
pelayanan dapat dijadikan arahan bagi pegawai untuk mematuhi aturan tersebut.
yang tidak sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Kemudian dicari tahu
kendalanya, jika memang waktunya terlalu singkat maka akan diubah untuk
SOP yang telah disusun dan yang telah digunakan dalam mendukung
pekerjaan apakah sudah sesuai atau belum berdasarkan standar yang telah
ditetapkan. SOP juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengoreksi kesalahan –
yang salah / buruk diperbaiki kembali alurnya sesuai dengan standar operasional
prosedur. Salah satu contoh SOP yang perlu dibuat oleh sebuah organisasi atau
perusahaan adalah SOP untuk bagian customer service atau SOP untuk bidang
layanan pelanggan. Bidang kerja yang satu ini merupakan salah satu ujung
pelanggan yang merupakan salah satu bidang paling penting yang memungkinkan
dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula
kebijakan publik adalah ‘apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan
atau tidak dilakukan. Dengan kata lain, kebijakan pemerintah adalah seperangkat
mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi,
4. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang
pasar bebas.
menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan yakni sebagai
berikut:
1) Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu masalah
tindakan.
daripada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan.
Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan – tindakan yang saling berkait
dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat –
akurat dan tepat waktu, yang digunakan keperluan pribadi, bisnis, dan
keputusan.
(baik perangkat keras dan perangkat lunak), berbagai peralatan kantor elektronik,
sebagai sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara
seseorang kepada orang lain. Lebih lanjut lagi Kementerian Riset dan Teknologi
dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang secara umum adalah semua
2) Komunikasi
network card.
3) Keterampilan Penggunaan
Semua kemajuan dan perkembangan teknologi yang ada akan sia-sia apabila
komunikasi yakni :
1. Kecepatan kerja
sesuatu perhitungan yang komleks dalam hitungan detik, sangat cepat, jauh
3. Ketepatan hasil
Komputer tidak hanya cepat, tetapi juga lebih akurat dan tepat (presisi).
Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak
4. Keandalan (Reliability)
menggunakan computer
b) Bermanfaat (usefull)
Kemanfaatan dengan estimasi dua faktor dibagi menjadi dua kategori lagi
2) Bermanfaat (usefull)
data dan informasi yang dibutuhkan antar instansi sangat diperlukan untuk
lebih efisien dan ekonomis serta berdayaguna tinggi. Sistem harus mampu
untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan secara cepat, akurat dan tepat
berlaku.
5) Asas Legalitas.
hal ini harus menghormati hak – hak kekayaan intelektual (HaKI), copyright
serta hak-hak lain yang diakui secara hukum dan perundang-undangan yang
berlaku.
yang bersifat terbuka untuk umum. Hal ini dimaksudkan untuk sedapat
7) Asas Fleksibilitas.
memadukan antar beberapa teknologi yang tersedia saat ini secara lebih
terdahulu dengan variabel penelitian, waktu dan tempat penelitian yang berbeda.
sumber daya yang dimiliki dan sifat pelayanan yang hanya pelayanan dasar
disebabkan karena banyak persyaratan dan banyak tahapan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat. Selain itu pegawai kantor Pertanahan Kota Semarang dinilai
PT. Semen Tonasa (Ratna, 2018) yang mengaitkan antara pengaruh fasilitas
dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. Karena itu, kedudukan
sulit, persyaratan yang mudah atau sederhana, dan pelayanan yang sesuai dengan
yang baik membutuhkan instruktur pelayanan yang sangat baik pula. Bagi
masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu mengeluh dan kecewa
dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dimana salah satu tugas ASN
yang siap bersaing dan selalu siap berkembang dalam menghadapi setiap
perubahan yang terjadi di masyarakat baik dari sumber daya manusia maupun dari
masyarakat akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan bila sesuai
dengan SOP yang ada tersebut. Apabila kepuasan masyarakat dapat tercapai,
maka akan diperoleh beberapa manfaat antara lain hubungan antara instansi
pemerintah dan masyarakat menjadi baik dan harmonis sehingga masyarakat tidak
merasa takut ataupun segan untuk mengurus hal – hal yang mereka butuhkan di
serta perilaku masyarakat yang menginginkan informasi cepat dan transaksi yang
tersebut.
yang merupakan fokus perhatian, kejadian atau kegiatan yang timbul sesudah
jelas aturan dan dasar dari pemerintah terhadap setiap kegiatan pelayanan yang
ingin mereka peroleh. Dengan aturan yang pasti dan jelas akan berpengaruh
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-
Ha3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Teknologi Informasi dan
METODE PENELITIAN
Penelitian assosiatif yaitu penelitian mengenai hubungan dari dua variabel atau
lebihyang dapat juga disebut hubungan sebab akibat yang dalam penelitian ini ada
Kebun Kelapa, Kec. Beringin Kab. Deli Serdangyaitu pada masyarakat pengguna
jasa karantina yang menggunakan jasa di kantor tersebut dengan waktu penelitian
dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Nopember 2020 – Januari 2021
65
3.3.1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah para pengguna jasa di Kantor
Pengguna Jasa merupakan istilah untuk orang pribadi atau badan usaha yang
menjadi pengguna jasa karantina hewan dan pengguna jasa karantina tumbuhan
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti dan mewakili
karakteristik populasi dan apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100
maka sampel yang diambil adalah semuanya yang disebut juga dengan sensus
atau total sampling. Dalam penelitian ini karena jumlah populasi kurang dari 100
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Skala No
Variabel Definisi Operasional Indikator ukur Kuesioner
Variabel Suatu sistem yang berisi 1). Efektifitas
Bebas urutan proses melakukan 2). Efisiensi
pekerjaan dari awal 3). Standarisasi Likert 1-8
Standar sampai akhir yang 4). Konsistensi
Operasional disusun untuk
Prosedur memudahkan, merapikan,
(SOP) dan menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan waktu
dan peraturan yang telah
ditentukan.
Merupakan suatu 1). Lebih mengarah
ketentuan yang kepada kepentingan
dikeluarkan oleh publik
Kebijakan pemerintah yang dapat 2). Kebijakan tidak
Pemerintah dijadikan pedoman, berdiri sendiri
pegangan atau petunjuk 3). Kebijakan terkait Likert 9-16
dalam pelaksanaan suatu dengan realiasi
pekerjaan sehingga pemerintah
tercapai kelancaran dan 4). Ada tindakan
keterpaduan dalam pengawasan oleh
mencapai tujuan tertentu. pemerintah
3.5.1 Kuisioner
3.5.2 Dokumentasi
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan sebagai
ukuran apakah data yang telah di dapat setelah penelitian merupakan data yang
valid (data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian)
dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Untuk melihat validitas maka
tabel sebesar 0,36. Untuk itu nilai rhitung pada Corrected Item-Total Correlation
lebih besar dari 0,361, maka butir dinyatakan valid dengan kriteria sebagai
berikut:
Uji validitas yang dilakukan terhadap ke-34 item pernyataan dapat dilihat
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
Item pernyataan r-hitung validitas r-tabel Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur
SOP1 .675 0.36 Valid
SOP2 .639 0.36 Valid
SOP3 .455 0.36 Valid
SOP4 .430 0.36 Valid
SOP5 .514 0.36 Valid
SOP6 .568 0.36 Valid
SOP7 .668 0.36 Valid
SOP8 .656 0.36 Valid
Kebijakan Pemerintah
Bijak1 .625 0.36 Valid
Bijak2 .484 0.36 Valid
Bijak3 .453 0.36 Valid
Bijak4 .617 0.36 Valid
Bijak5 .635 0.36 Valid
Bijak6 .625 0.36 Valid
Bijak7 .481 0.36 Valid
Bijak8 .611 0.36 Valid
pernyataan adalah lebih besar dari r-tabel (0.36) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
pada waktu yang berbeda. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan di Kantor
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel r-hitung r-tabel Kesimpulan
reliabilitas
1 Standar Operasional Prosedur 0.838 0.6 Reliabel
2 Kebijakan Pemerintah 0.837 0.6 Reliabel
3 Teknologi Informasi dan 0.835 0.6 Reliabel
komunikasi
4 Kepuasan Masyarakat 0.860 0.6 Reliabel
Sumber: Hasil penelitian 2020 (data diolah)
hitung reliabilitas lebih besar dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-4
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel dependen. Cara
yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
3.6.1.5.Uji Heteroskedastisitas
dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu
pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut
(poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point)
heterokedastisitas.
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau
ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Uji hipotesis dalam penelitian ini
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
Keterangan :
α : Konstanta
variabel bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap variabel terikat.
H0 : artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
H1 : artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji
H0 : artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
H1 : artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, Uji
yang ditemukan. R-square atau nilai determinan (R2) mendekati satu berarti
jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika
BAB IV
karat daun kopi yang disebabkan oleh Hemileila vastatrix di Srilangka. Pada
diawasi secara sentral oleh Direktur Balai Penyelidikan Penyakit Tanaman dan
Budidaya, serta ditetapkan seorang pegawai Balai yang kemudian diberi pangkat
zaman penjajahan Hindia Belanda. Hal ini diawali oleh adanya penyebaran
penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh cendawan Hemileila vastatrix
dari Sri Lanka. Pemerintah kolonial berusaha untuk mencegah masuknya penyakit
tersebut ke Indonesia untuk melindungi perkebunan kopi yang menjadi salah satu
Desember 1877 (Staatsblad No. 262) yang melarang pemasukan tanaman kopi
dan biji kopi dari Sri Lanka. Ordonansi tersebut merupakan pertama kali yang
di Indonesia
karantina hewan dan karantina tumbuhan berada di bawah unit yang berbeda.
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan
karantina hewan, ikan, dan tumbuhan di Indonesia. Terdapat tiga buah Peraturan
tersebut, yaitu:
Pertanian sebagai Unit Eselon I/a di Departemen Pertanian. Sejak tahun 2008,
Indonesia.
karena itu, pada tahun 2019 diterbitkan Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2019
Undang Nomor 16 Tahun 1992. Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah
salah satu Unit Pelaksana Teknis di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan
yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Medan ini merupakan penggabungan dari dua instansi yaitu Stasiun Karantina
No. 22/Permentan/OT.140/2/2008.
a) Kuala Namu
b) Silangit
a) Pangkalan Susu
b) Pangkalan Brandan
(OPTK).
dan tumbuhan.
4.1.3.1 Visi
4.1.3.2 Misi
1) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari
2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Badan Karantina Pertanian, ditetapkan Susunan Unit Organisasi dan Tata
Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, yang dipimpin oleh Kepala
Kepala
Sub Bagian
Tata Usaha
Kelompok Jabatan
Fungsional
serta Jabatan Fungsional Lain yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan
berikut :
undangan
Pertanian Kelas II Medan telah menetapkan Standar Waktu Layanan (SLA) yang
pelayanan sangat penting bagi pengguna layanan untuk kejelasan jangka waktu
Tabel 4.1
Standar Waktu Layanan BKP Kelas II Medan
Tabel 4.2
Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan BKP Kelas II Medan
No. Jenis Pelayanan Sertifikasi Karantina Waktu Penyelesaian (hari)
Hewan
Ekspor Impor Antar
Area
Tabel 4.3
Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan BKP Kelas II Medan
No. Jenis Pelayanan Sertifikasi Waktu Penyelesaian (hari)
Karantina Tumbuhan
tahun, 30-40 tahun, dan 41-50 tahun dan lebih dari 50 tahun dengan distribusi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)
1. <30 tahun 2 2.5
2. 30-40 tahun 50 62.5
3. 41-50 tahun 21 26.3
4. >50 tahun 7 8.8
Total 80 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
tahun, 21 orang (26.3%) berumur antara 41-50 tahun dan 7 orang (8.8%) berumur
antara 30-40 tahun yakni sebanyak 50 orang (62.5%). Berikut ini adalah grafik
9% 3%
26%
62%
<30 tahun
30-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
Gambar 4.2
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Perempuan 11 13.8
2. Laki-laki 69 86.3
Total 80 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
Berikut ini adalah gambar grafik lingkar komposisi responden berdasarkan jenis
kelamin.
14%
86%
Perempuan
Laki-laki
Gambar 4.3
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SMA 16 20.0
2. D3 19 23.8
3. S1 39 48.8
4. S2 6 7.5
Total 80 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
berdasarkan pendidikan
8% 20%
48% 24%
SMA
D3
S1
S2
Gambar 4.4
Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak setuju Sangat tidak
No Pernyataan setuju setuju setuju
n % n % n % n % n %
1 Prosedur / tahapan alur
pelayanan mudah
11 13.8 58 72.5 7 8.8 2 2.5 2 2.5
dipahami dan tidak
berbelit – belit
2 Maksud dan tujuan SOP
jelas sehingga
13 16.3 50 62.5 5 6.3 7 8.8 5 6.3
mengurangi
kemungkinan kesalahan
3 SOP disusun secara
sistematis sehingga
19 23.8 43 53.8 17 21.3 - - 1 1.3
memudahkan
pelaksanaan kerja
4 Substansi SOP dibuat
secara rinci agar
21 26.3 46 57.5 9 11.3 3 3.8 1 1.3
pelaksanaan kerja
semakin efisien
5 SOP sesuai dengan
standar umum yang 20 25.0 45 56.3 9 11.3 2 2.5 4 5.0
ditetapkan
6 Kelengkapan prosedur
17 21.3 52 65.0 11 13.8 - - - -
kerja sesuai kebutuhan
7 Target SOP selalu
konsisten dengan hasil 9 11.3 57 71.3 11 13.8 1 1.3 2 2.5
pelaksanaan
8 Struktur organisasi Balai
Karantina Pertanian
Kelas II Medan
2 2.5 55 68.8 21 26.3 2 2.5 - -
konsisten dengan
proses dan hasil
pelaksanaan SOP
Sumber : Data penelitian 2020 (data diolah)
setuju pernyataan ke-1 yakni prosedur / tahapan alur pelayanan mudah dipahami
sangat setuju pernyataan ke-2 yakni maksud dan tujuan SOP jelas sehingga
menjawab setuju pernyataan ke-5 yakni SOP sesuai dengan standar umum yang
penelitian (71.3%) menjawab setuju pernyataan ke-7 yakni Target SOP selalu
Pertanian Kelas II Medan konsisten dengan proses dan hasil pelaksanaan SOP.
skor > mean), cukup (jika skor = mean) dan kurang (jika skor < mean) dengan
Tabel 4.8
Kategori Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan
Kategori Standar Operasional Jumlah Persentase (%)
Prosedur (SOP) Pelayanan
Baik 57 71.3
Cukup 9 11.2
Kurang 14 17.5
Jumlah 80 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
mengatakan cukup baik dan 14 orang (17.5%) mengatakan kurang baik. Dengan
Pelayanan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah baik yakni sebanyak
57 orang (71.3%).
Tabel 4.9
Nilai Mean Indikator Variabel Standar Operasional Prosedur Pelayanan
No Indikator SOP Nilai Mean
1 Efektifitas 7.66
2 Efisiensi 8.02
3 Standarisasi 8.01
4 Konsistensi 7.58
8.0) sedangkan indikator yang paling tidak berpengaruh adalah konsistensi (mean
= 7.58
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kebijakan Pemerintah
Jawaban
n % n % N % N % n %
1 Kebijakan pemerintah
sudah sesuai dengan 22 27.5 57 71.3 1 1.3 - - - -
kepentingan masyarakat
2 Kebijakan karantina
bertujuan menertibkan
masyarakat terkait 14 17.5 63 78.8 1 1.3 2 2.5 - -
masalah karantina
hewan / tumbuhan
3 Kebijakan karantina
tidak mengabaikan 57 71.3 19 23.8 4 5.0 - - - -
kebijakan publik lainnya
4 Pelayanan karantina
hewan/tumbuhan selalu 49 61.3 30 37.5 1 1.3 - - - -
bekerjasama dengan
instansi lain
5 Pelayanan karantina
selalu diberikan untuk 50 62.5 23 28.8 7 8.8 - - - -
merealisasikan
kebijakan pemerintah
6 Kebijakan sanksi bagi
pelanggar kebijakan
diberikan untuk 29 36.3 43 53.8 8 10.0 - - - -
mendorong realisasi
kebijakan pemerintah
7 Pemerintah melakukan
intervensi agar tidak 18 22.5 59 73.8 3 3.8 - - - -
ada diskriminasi
implementasi kebijakan
Jawaban
n % n % N % N % n %
8 Pemerintah selalu
menekankan agar
petugas karantina 8 10.0 59 73.8 13 16.3 - - - -
menjamin pelayanan
yang adil kepada semua
masyarakat
Sumber : Data penelitian 2020 (data diolah)
ke-6 yakni kebijakan sanksi bagi pelanggar kebijakan diberikan untuk mendorong
agar petugas karantina menjamin pelayanan yang adil kepada semua masyarakat.
kedalam 3 kategori yakni baik (jika skor > mean), cukup (jika skor = mean) dan
kurang (jika skor < mean) dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.11
Kategori Kebijakan Pemerintah
Kategori Jumlah Persentase (%)
Kebijakan Pemerintah
Baik 51 63.8
Cukup 10 12.5
Kurang 19 23.8
Jumlah 80 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
mengatakan cukup baik dan 19 orang (23.8%) mengatakan kurang baik. Dengan
pelayanan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah baik yakni sebanyak
51 orang (63.8%).
Tabel 4.12
Nilai Mean Indikator Variabel Kebijakan Pemerintah
No Indikator Kebijakan Pemerintah Nilai Mean
1 Lebih mengarah pada kepentingan publik 8.37
2 Kebijakan tidak berdiri sendiri 9.26
3 Realisasi pemerintah 8.80
4 Intervensi pemerintah 8.12
Sumber : Data penelitian 2020 (data diolah)
indikator paling berpengaruh adalah kebijakan tidak berdiri sendiri (mean =9.26)
= 8.12)
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak setuju Sangat tidak
No Pernyataan setuju setuju setuju
n % n % n % n % n %
1 Proses pelayanan yang
diterima oleh
masyarakat pengguna
12 15.0 59 73.8 5 6.3 1 1.3 - -
jasa selesai dengan
cepat sehingga tidak
perlu menunggu lama
2 Proses kerja yang
semakin singkat namun
16 20.0 54 67.5 6 7.5 4 5.0 - -
sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
3 Penggunaan teknologi
informasi Komunikasi
14 17.5 48 60.0 16 20.0 - - 2 2.5
telah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak setuju Sangat tidak
No Pernyataan setuju setuju setuju
n % n % n % n % n %
4 Teknologi Informasi
Komunikasi
menghasilkan pekerjaan 20 25.0 51 63.8 6 7.5 2 2.5 1 1.3
yang konsisten dan
sesuai standar
5 Teknologi Informasi
yang digunakan oleh
Balai Karantina
Pertanian Kelas II
Medan mempermudah 19 23.8 46 57.5 11 13.8 2 2.5 2 2.5
petugas dalam
memberikan pelayanan
yang lebih cepat dan
akurat.
6 Teknologi yang ada
telah dimanfaatkan
dengan sebaiknya
sehingga tepat sasaran 18 22.5 54 67.5 7 8.8 1 1.3 - -
dalam pemberian
pelayanan kepada
masyarakat
7 Petugas yang melakukan
pemeriksaan memiliki
kemampuan yang baik 12 15.0 57 71.3 10 12.5 - - 1 1.3
terhadap teknologi yang
digunakan
8 Kuantitas dan kualitas
informasi yang diberikan
3 3.8 58 72.5 18 22.5 1 1.3 - -
lebih terjamin dan
semakin meningkat
Sumber : Data penelitian 2020 (data diolah)
pernyataan ke-1 yakni proses pelayanan yang diterima oleh masyarakat pengguna
jasa selesai dengan cepat sehingga tidak perlu menunggu lama. Mayoritas
responden penelitian (67.5%) menjawab setuju pernyataan ke-2 yakni proses kerja
Teknologi yang ada telah dimanfaatkan dengan sebaiknya sehingga tepat sasaran
kuantitas dan kualitas informasi yang diberikan lebih terjamin dan semakin
meningkat.
Komunikasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni baik (jika skor > mean),
cukup (jika skor = mean) dan kurang (jika skor < mean) dengan distribusi
Tabel 4.14
Kategori Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kategori Teknologi Informasi Jumlah Persentase (%)
dan Komunikasi
Baik 28 35.0
Cukup 39 48.8
Kurang 13 16.3
Jumlah 80 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
cukup baik dan 13 orang (16.3%) mengatakan kurang baik. Dengan demikian,
pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah cukup baik yakni
Tabel 4.15
Nilai Mean Indikator Variabel Teknologi Informasi dan Komunikasi
No Indikator Teknologi Informasi dan Nilai Mean
Komunikasi
1 Kecepatan kerja 7.97
2 Konsistensi 7.98
3 Ketepatan kerja 8.08
4 Keandalan 7.77
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Masyarakat
Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak setuju Sangat tidak
No Pernyataan setuju setuju setuju
n % N % N % n % n %
1 Masyarakat pengguna
jasa karantina merasa
puas karena pelayanan 11 13.8 61 76.3 5 6.3 2 2.5 1 1.3
BKP II Medan sesuai
harapan masyarakat
2 Pelayanan karantina
yang diberikan cepat
29 36.3 45 56.3 3 3.8 3 3.8 - -
selesai dan sesuai yang
diinginkan masyarakat
3 Kebijakan karantina
tidak mengabaikan 17 21.3 51 63.8 8 10.0 3 3.8 1 1.3
kebijakan publik lainnya
4 Pelayanan karantina
hewan / tumbuhan 1 1.3
21 26.3 50 62.5 5 6.3 3 3.8
selalu bekerjasama
dengan instansi lain
5 Pengguna jasa karantina
selalu
merekomendasikan 14 17.5 57 71.3 7 8.8 1 1.3 1 1.3
karantina pada
masyarakat.
6 Pengguna jasa selalu
merekomendasikan
pada kelompok lain yang 18 22.5 48 60.0 12 15.0 2 2.5 - -
membutuhkan jasa
perkarantinaan
7 Masyarakat puas
dengan pelayanan
8 10.0 65 81.3 6 7.5 1 1.3 - -
karantina yang cepat
dan sesuai harapan
8 Kondisi perangkat lunak,
keras dan internet di
Kantor BKP Kelas II 3 3.8 63 78.8 9 11.3 5 6.3 - -
Medan dalam keadaan
baik dan siap pakai
9 Pengguna jasa BPK
Kelas II Medan
menunjukkan loyalitas
tinggi karena sikap dan 1 1.3 71 88.8 7 8.8 1 1.3 - -
perhatian petugas baik
dan responsif dalam
melayani
Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
No Pernyataan setuju setuju setuju tidak
setuju
n % N % N % n % n %
10 Loyalitas pengguna
jasa BPK Kelas II
Medan semakin
tinggi karena
71 88.8 9 11.3 - - - - - -
pelayanan yang
cepat selesai dan
sesuai dengan apa
yang diinginkan
Sumber : Data penelitian 2020 (data diolah)
karantina yang diberikan cepat selesai dan sesuai yang diinginkan masyarakat.
pernyataan ke-7 yakni masyarakat puas dengan pelayanan karantina yang cepat
setuju pernyataan ke-8 yakni kondisi perangkat lunak, keras dan internet di Kantor
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan dalam keadaan baik dan siap pakai.
yakni pengguna jasa karantina menunjukkan loyalitas tinggi karena sikap dan
pengguna jasa BPK Kelas II Medan semakin tinggi karena pelayanan yang cepat
kedalam 3 kategori yakni baik (jika skor > mean), cukup (jika skor = mean) dan
kurang (jika skor < mean) dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.17
Kategori Kepuasan Masyarakat
Kategori Jumlah Persentase (%)
Kepuasan Masyarakat
Puas 41 51.3
Cukup 24 30.0
Kurang 15 18.8
Jumlah 80 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, 24 orang (30.0%) cukup puas
mengatakan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kantor Balai Karantina
Tabel 4.18
Nilai Mean Indikator Variabel Kepuasan Masyarakat
No Indikator Kepuasan Masyarakat Nilai Mean
1 Harapan publik terpenuhi 8.23
2 Keinginan menggunakan jasa 8.08
3 Merekomendasi pada orang lain 8.05
4 Kualitas layanan 7.80
5 Loyalitas 7.78
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
Tabel 4.19
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandarized
Residual
N 80
Mean 80
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .0000000
Absolute 1.40274598
Most Extreme Differences Positive .092
Negative .055
Kolmogorov-Smirnov Z .824
Asymp. Sig. (2-tailed) .506
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil penelitian 2020 (data diolah)
2-tailed) adalah 0.506 lebih besar dari sig-α (0.05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. Hal yang sama juga
garis diagonal membentuk simetris kiri dan kanan. Hal ini mengindikasikan
tabel berikut :
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Standar Operasional Prosedur .836 1.197
1 Kebijakan Pemerintah .840 1.190
Teknologi Informasi dan Komunikasi .994 1.006
a. Dependent Variable: Kepuasan masyarakat
berturut turut adalah 0.836, 0.840, dan 0.994 seluruhnya lebih kecil dari 1, dan
nilai VIF ke-3 variabel adalah 1.197, 1.190 dan 1.006 seluruhnya lebih kecil
multikolinieritas.
pengamatan yang lain. Data penelitian yang baik adalah tidak mengandung gejala
Tabel 4.21
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandarized Standarized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.016 2.461 -.413 .681
Standar Operasional Prosedur .059 .040 .182 1.488 .141
(SOP)
1
Kebijakan Pemerintah .022 .044 .060 .489 .626
Teknologi Informasi dan -.016 .063 -.029 -.255 .799
Komunikasi
a. Dependent Variable: abs_res_1
variabel adalah 0.141, 0.626 dan 0.799 dimana ke-3 variabel bebas memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga hasil perhitungan ini memenuhi uji
data penelitian ini tidak mengandung gejala hetero-kedastisitas. Dengan kata lain,
tidak ada hubungan korelasi kuat antar variabel bebas dalam penelitian ini. Hal
dari uji –F secara simultan dan uji-t secara parsial dengan hasil sebagai berikut;
Tabel 4.22
Hasil Uji F Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 300.352 3 100.117 48.948 .000b
1 Residual 155.448 76 2.045
Total 455.800 79
a. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat
b. Predictors: (Constant), Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kebijakan Pemerintah,
Standar Operasional Prosedur
signifikansi (p-value) =0,000. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel = 2.49 (untuk
N = 80 atau df=94), dapat diketahui bahwa F-hitung (48.498) > F-tabel (2.49) dan
sig-p (0,000) < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-3 variabel X1 (Standar
Tabel 4.23
Hasil Uji-t Secara Parsial
Coefficientsa
Unstandarized Standarized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.039 3.917 .265 .792
.495 .063 .575 7.85 .000
Standar Operasional Prosedur
0
1 .274 .071 .283 3.87 .000
Kebijakan Pemerintah
3
Teknologi Informasi dan .439 .100 .295 4.38 .000
Komunikasi 9
a. Dependent Variable: Kepuasan masyarakat
Interpretasi :
Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel =1.99 (untuk N =80 atau df= 76) dan sig-
=0,05 dapat diketahui bahwa t-hitung X1 (7.850) > t-tabel (1.99) dan p-value (0,000)
< 0,05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung >
t-tabel dan p-value < 0,05 berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian,
masyarakat).
nilai t-tabel =1.99 (untuk N =80 atau df= 76), dapat diketahui bahwa t-hitung X2
(3.873) > t-tabel (1.99) dan p-value (0,002) <0,05. Hasil analisis ini memenuhi
persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0,05, berarti Ha
(Kepuasan masyarakat).
dibandingkan dengan nilai t-tabel t-tabel =1.99 (untuk N =80 atau df= 76) dan sig-
=0,05, dapat diketahui bahwa t-hitung X3 (4.389) > t-tabel (1.99) dan p-value (0,016)
<0,05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung >
t-tabel dan p-value < 0,05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian,
terikat Y yakni kepuasan masyarakat, dilakukan uji R-square dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.24
Hasil Uji Determinasi R
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa nilai adjusted r-square = 0,645, hal ini
masyarakat) adalah sebesar 0,645 x 100% = 64.5 %. Dengan kata lain, sebesar
perhitungan berikut :
Interpretasi :
Masyarakat sebesar 1.039 + 0.495 = 1.5 poin. Dengan kata lain, setiap
0.274 = 1.3 poin. Dengan kata lain, setiap peningkatan Kebijakan Pemerintah,
sebesar 1.039 + 0.439 = 1.5 poin. Dengan kata lain, setiap peningkatan
4.5 Pembahasan
diindikasikan oleh nilai t-hitung X1 (7.850) > t-tabel (1.98) dan p-value (0,000)
<0,05. Hal ini berarti semakin baik Standar Operasional Prosedur (SOP), semakin
II Medan.
efektifitas dan efisiensi kerja. Sebagai konsekuensinya, prosedur kerja yang dibuat
menghindari rangkap atau duplikasi kerja, bekerja berdasarkan urutan kerja yang
prinsip efektifitas dan efisiensi kerja tersebut memberi dampak positif terhadap
Selain itu, dengan menerapkan SOP yang ada, Balai Karantina Pertanian
Kelas II Medan semakin mudah melakukan evaluasi hasil kerja dimana kinerja
yang buruk segera diperbaiki sehingga memberi dampak positif bagi kepuasan
masyarakat Hal ini sangat ditekankan dalam SOP terutama dalam bidang
peningkatan efisiensi kerja pegawai, prosedur kerja yang tidak berbelit-belit dan
masyarakat.
penelitian membuktikan bahwa dengan ada atau tanpa panduan SOP kegiatan
pelayanan di PPN Sibolga dapat berjalan, walaupun tidak diandalkan utuk semua
kegiatan. Karena SOP tersebut sangat berperan penting dalam mengarahkan setiap
nilai t-hitung X2 (3.873) > t-tabel (1.99) dan p-value (0,002) <0,05. Hal ini berarti
lebih mengarah kepada kepentingan publik, terutama bagi mereka yang memiliki
kepentingan masyarakat luas. Hal ini sangat disadari oleh masyarakat terutama
kebijakan dalam pelayanan pembuatan kartu keluarga sudah berjalan dengan baik
dan pelayanan yang diberikan telah mengalami peningkatan dalam hal pemberian
Republik Indonesia Tahun 1945. Wilayah Negara Republik Indonesia dibagi atas
daerah Provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan Kota,
tingkat keberhasilan sangat ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas
berhadapan dengan masyarakat luas yang beraneka ragam coraknya, maka dalam
menjalankan tugasnya dari pemerintah atasan dia juga harus mampu melihat
ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X3 (4.389) > t-tabel (1.99) dan p-value (0,016)
<0,05. Hal ini berarti semakin tinggi teknologi informasi dan komunikasi
dilihat salah satunya dengan dikembangkannya website dan juga beberapa media
online maupun media sosial pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan.
akses dimana saja dan kapan saja. Dengan keberadaan berbagai media online
tersebut, proses kerja dan tata kelola Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
terutama dengan adanya berbagai aplikasi yang juga sudah online atau mobile
dalam melakukan berbagai pekerjaan sehingga akurasi hasil kerja juga semakin
masyarakat terhadap sistem, prosedur dan tata kelola semakin tinggi terhadap
0,461 berarti tingkat korelasi layanan digital dengan kualitas pelayanan pemustaka
pada taraf yang sedang. Koefisien Determinasi adalah 0,633. artinya 63,30%
variasi dari kualitas pelayanan pemustaka dapat dijelaskan oleh variasi dari
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putria (2013) Pengaruh
Kepuasan Pelanggan pada PT. PLN Batam dimana hasil penelitian membuktikan
sangat baik, jika ini diterapkan secara keseluruhan di lingkungan PLN Batam.
maupun kepada karyawan PLN Batam itu sendiri dapat diterima dengan cepat dan
akurat.
dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan
memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan cepat, tepat waktu, relevan
masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat telah
dengan apa yang telah mereka dapatkan dari perusahaan. Ditenggah berbagai
kendala yang ada, PLN Batam melakukan peningkatan pelayanan kepada selurug
adalah efisiensi dan standarisasi (mean = 8.0) sedangkan indikator yang paling
tidak berpengaruh adalah konsistensi (mean = 7.58. Hal ini berarti penerapan
Kelas II Medan. Tetapi, capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
belum konsisten. Oleh karena itu, Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan perlu
dan pengarahan kerja oleh pimpinan agar kekonsisenan kerja pegawai Balai
pelayanan prima sudah semestinya menjadi hal utama yang harus mampu
mengubah paradigma lama tentang birokrasi yang biasanya panjang dan rumit
masyarakat, ada aspek kualitas meeting the needs of customer yang harus dicapai
pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal ini didukung
dengan sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat dimana akses dan segala
diselesaikan dengan cara yang tepat. Apabila semua kegiatan sudah sesuai dengan
oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan adalah karena Balai Karantina
nabati baik kegiatan ekspor, impor, domestik masuk dan domestik keluar. Standar
efisien, tidak ada penundaan waktu maupun antrian panjang terutama dalam hal
tinggi.
Kelas II Medan juga telah didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
dan fasilitas pemeriksaan yang modern terdiri dari dokter hewan karantina,
dalam pencegahan masuk, keluar dan tersebarnya hama dan penyakit hewan
Kelas II Medan
kebijakan tidak berdiri sendiri (mean =9.26) sedangkan indikator paling tidak
berpengaruh adalah intervensi pemerintah (mean = 8.12). Hal ini berarti kebijakan
Balai Karantina itu sendiri sehingga kebijakan pemerintah tidak terkesan berdiri
sendiri atau bertentangan dengan kebijakan Balai Karantina. Dalam hal ini,
pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil
Kelas II Medan sebagai suatu proses yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor
pemeritah tersebut bersifat multi disipliner termasuk dalam bidang jasa pelayanan
penetapan biaya atau tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
puas bahkan semakin percaya terhadap hasil kerja Balai Karantina Pertanian
Kelas II Medan.
disesuaikan dengan jenis pelayanan yang diterima. Selain itu Balai Karantina
seperti larangan beberapa hewan atau tumbuhan yang dilarang masuk atau keluar
dari suatu daerah untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
tumbuhan maupun hewan yang dapat menjadi ancaman bagi daerah tersebut.
memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan
anggaran atau tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sistem
Pertanian Kelas II Medan dapat dilihat salah satunya dari pencapaian predikat
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang diterima oleh Balai Karantina Pertanian
pada acara Apresiasi dan Penghargaan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun
2020. Karantina Pertanian Medan bersama dengan lima UPT Karantina Pertanian
Yogyakarta.
Hal ini adalah salah satu upaya dari Karantina Medan dalam membangun
dilakukan secara periodik setiap tahun dengan terus dilakukan monitoring dan
evaluasi. Apabila suatu waktu ditemukan fakta yang bertentangan dengan predikat
WBK tersebut maka predikat ini dapat dicabut dari unit yang bersangkutan.
aparatur yang tidak hanya unggul tapi juga berintegritas. Integritas lembaga
korupsi yang sangat merugikan negara sehingga semua Aparatur Sipil Negara
(ASN) bukan hanya di Balai Karantina Medan, harus memiliki komitmen untuk
membangun budaya integritas karena dengan adanya integritas yang kuat ASN
akan mampu menghidari ancaman dan tekanan dari pihak manapun. Balai
Karantina Medan telah berkomitmen untuk meraih predikat Zona Integritas (ZI)
agar dapat menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
tersedianya pangan dan pakan yang sehat serta memiliki daya saing di pasar
global. Oleh karena itu, masyarakat pengguna jasa karantina semakin puas
Kelas II Medan.
tidak berpengaruh adalah keandalan (mean =7.77). Hal ini menunjukkan bahwa
tetap menjadi masalah yang harus ditingkatan, antara lain dengan mengadakan
masyarakat selama 24 jam sehingga dapat di akses dimana saja dan kapan saja.
(Barantan) sebagai salah satu badan publik dan unit kerja di bawah Kementerian
telah membuka akses layanan publik secara luas. Sesuai amanah Undang –
bersama seluruh jajarannya di tingkat Unit Pelaksana Teknis yang ada di seluruh
publik secara terbuka, cepat dan mudah. Hal ini dikarenakan transparansi
masyarakat dapat berinteraksi tanpa perlu bertatap muka dengan petugas karantina
dan pelayanan yang mereka inginkan juga dapat selesai dengan cepat. Selain itu
masyarakat juga dapat mengetahui berbagai informasi dan ketentuan yang ada di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan mengenai tindakan karantina dan juga
dapat secara langsung melakukan pengaduan apabila ada pelayanan yang tidak
sesuai dengan aturan yang ada. Berbagai akses layanan bagi publik disediakan
Barantan dalam hal ini Balai Karantina Medan secara online guna mendukung
komitmen tersebut seperti One Stop Services (OSS) IQFAST, PPK Online, e-cert
mobile ataupun online. Hal ini dilakukan untuk mengurangi berbagai resiko yang
mungkin timbul pada saat melakukan pembayaran dan dapat menghemat waktu
Kelas II Medan sebagai salah satu badan publik dan unit kerja di bawah Badan
menyampaikan informasi publik dan telah membuka akses layanan publik secara
luas. Sesuai amanah Undang – Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
perkarantinaan menjaga sumber daya alam hayati dan keamanan pangan. Berbagai
tersebut. Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan telah berkomitmen penuh dan
sudah membuka akses layanan publik secara online, terutama masa pandemi ini
layanan publik perkarantinaan agar dapat diakses publik dengan mudah dan cepat.
informasi publik dan akses layanan publik Barantan melalui fasilitas ruang
terkait perkarantinaan melalui fasilitas PPID yang disediakan secara online. Selain
itu juga, masyarakat pengguna jasa juga diberikan akses informasi melalui
berbagai media sosial yang ada, seperti komunikasi melalui aplikasi whatsapp,
pelaksanaan program secara online ini yang antara lain masih terbatasnya tenaga
ahli yang kompeten di bidang informasi teknologi, data antar instansi yang belum
terintegrasi, anggaran yang kurang memadai dan belum merata pada setiap
instansi dan juga masih minimnya tingkat keamanan dalam penggunaan teknologi
masyarakat pengguna jasa Balai Karantina Pertanian kelas II Medan masih sering
2. Biaya / tarif untuk sertifikasi surat kesehatan tumbuhan dan hewan yang
layanannya lebih dipermudah lagi dengan tidak melanggar SOP yang sudah
ditetapkan.
Hal ini mempermudah untuk pengecekan fisik untuk komoditi dan petugas
bermutu berdaya dan berhasil guna. Dalam hal ini masyarakat selaku penerima
pelayanan diharapkan sudah merasa puas, tenang dan memiliki rasa kepercayaan
yang tinggi kepada unit pelayanan publik, khususnya Balai Karantina Pertanian
Kelas II Medan.
penerapan kuesioner penelitian ini secara umum dapat dinilai sangat baik, akan
tetapi masih perlu lebih meningkatkan pelayanan publik, oleh karena masih
apabila tidak didukung oleh 2 (dua) syarat utama, yaitu komitmen para
sumberdaya yang memadai sesuai dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu
loyalitas (mean =7.78). Artinya, aspek kualitas pelayanan dan loyalitas masih
tetap menjadi faktor yang harus lebih ditingkatkan agar kepuasan masyarakat
Medan.
5.1 Kesimpulan
Kelas II Medan.
134
5. Berdasarkan hasil uji Parsial dengan uji T dapat terlihat bahwa variabel yang
Pemerintah, oleh karena itu Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan perlu
5.2 S a r a n
Pertanian Kelas II Medan yang belum maksimal, maka dengan ini disampaikan
Kelas II Medan.
karantina pertanian.
keandalan kerja para pegawai dibidang teknologi, selain itu juga pelayanan
masing – masing.
skala penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat.
137
Hayat. (2017). Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nugroho, Adi (2010). Rekayasa Perangkat Lunak menggunakan UML & Java.
Yogyakarta: Andi Offset.
Osborne, D., & Plastrik, P. (2010). Banishing Bureaucracy, The Five Strategies
for Reiventing Government, terjemahan Memangkas Birokrasi : Lima
Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. Jakarta: PPM.
Roth, A., Givi, C., & Seal, G. (n.d.). Operating Strategies for the 1990s: elements
comprising word-class manufacturing.
Subarsono, AG. (2013). Analisis Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supranto, J., & Limakrisna, N. (2010). Pemasaran untuk Pimpinan Sektor Publik
dan Organisasi Nirlaba yang Visioner. Jakarta: Salemba Empat.
Lampiran 1 :
KUESIONER
PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELAYANAN, KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN TEKNOLOGI
INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PENINGKATAN
KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI KARANTINA
PERTANIAN KELAS II MEDAN
Profil Responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk :
Jawablah setiap pernyataan dibawah ini dengan membubuhkan tanda
contreng () pada kolom yang tersedia dengan opsi jawaban sebagai berikut ;
SS Sangat setuju
S Setuju
KS Kurang setuju
TS Tidak setuju
STS Sangat tidak setuju
A1.3 Standarisasi
5 SOP sesuai dengan standar umum yang
ditetapkan
6 Kelengkapan prosedur kerja sesuai dengan
kebutuhan standar
A1.4 Konsistensi
7 Target SOP selalu konsisten dengan hasil
pelaksanaan
8 Struktur organisasi Balai Karantina Pertanian
Kelas II Medan konsisten dengan proses dan
hasil pelaksanaan SOP
B. Kepuasan Masyarakat
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
B1 Terpenuhinya harapan publik
25 Masyarakat pengguna jasa karantina merasa
puas karena pelayanan BKP II Medan sesuai
harapan masyarakat
26 Pelayanan karantina yang diberikan cepat
selesai dan sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh masyarakat
B2 Keinginan menggunakan jasa layanan
pemerintah
27 Kebijakan karantina tidak mengabaikan
kebijakan public lainnya
28 Pelayanan karantina hewan / tumbuhan selalu
bekerjasama dengan instansi lain
B3 Merekomendasikan pada orang lain
29 Pengguna jasa karantina selalu
merekomendasikan karantina kepada
masyarakat.
30 Pengguna jasa karantina selalu
merekomendasikan pada kelompok lain yang
membutuhkan jasa perkarantinaan
B4 Kualitas layanan
31 Masyarakat puas dengan pelayanan karantina
yang cepat dan sesuai harapan
32 Kondisi perangkat lunak, keras dan internet di
Kantor BKP Kelas II Medan dalam keadaan
baik dan siap dipakai kapanpun
B5 Loyalitas
33 Pengguna jasa BPK Kelas II Medan
menunjukkan loyalitas tinggi karena sikap dan
perhatian petugas kepada masyarakat baik dan
responsif dalam melayani
34 Loyalitas pengguna jasa BPK Kelas II Medan
semakin tinggi karena pelayanan yang cepat
selesai dan sesuai dengan apa yang diinginkan
Kuesioner disusun berdasarkan indikator masing masing variabel penelitian
Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 11 13.8 13.8 13.8
Laki-laki 69 86.3 86.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMA 16 20.0 20.0 20.0
D3 19 23.8 23.8 43.8
Valid S1 39 48.8 48.8 92.5
S2 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Substansi SOP dibuat secara terperinci agar pelaksanaan kerja semakin efisien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat setuju 21 26.3 26.3 26.3
Setuju 46 57.5 57.5 83.8
Kurang setuju 9 11.3 11.3 95.0
Valid
Tidak setuju 3 3.8 3.8 98.8
Sangat tidak setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Struktur organisasi Balai Karantina Medan konsisten dengan proses dan hasil
pelaksanaan SOP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat setuju 2 2.5 2.5 2.5
Setuju 55 68.8 68.8 71.3
Valid Kurang setuju 21 26.3 26.3 97.5
Tidak setuju 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Kebijakan Pemerintah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 51 63.8 63.8 63.8
Cukup 10 12.5 12.5 76.3
Valid
Kurang 19 23.8 23.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Teknologi Informasi yang digunakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan
mempermudah petugas dalam memberikan pelayanan yang lebih cepat dan
akurat.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat setuju 19 23.8 23.8 23.8
Setuju 46 57.5 57.5 81.3
Kurang setuju 11 13.8 13.8 95.0
Tidak setuju 2 2.5 2.5 97.5
Sangat tidak setuju 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Kuantitas dan kualitas informasi yang diberikan lebih terjamin dan semakin
meningkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat setuju 3 3.8 3.8 3.8
Setuju 58 72.5 72.5 76.3
Kurang setuju 18 22.5 22.5 98.8
Tidak setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Masyarakat puas dengan pelayanan karantina yang cepat dan sesuai harapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Sangat setuju 8 10.0 10.0 10.0
Setuju 65 81.3 81.3 91.3
Valid Kurang setuju 6 7.5 7.5 98.8
Tidak setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Kondisi perangkat lunak, keras dan internet di Kantor BKP Kelas II Medan dalam
keadaan baik dan siap dipakai kapanpun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Sangat setuju 3 3.8 3.8 3.8
Setuju 63 78.8 78.8 82.5
Valid Kurang setuju 9 11.3 11.3 93.8
Tidak setuju 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pengguna jasa BPK Kelas II Medan menunjukkan loyalitas tinggi karena sikap dan
perhatian petugas kepada masyarakat baik dan responsif dalam melayani
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Sangat setuju 1 1.3 1.3 1.3
Setuju 71 88.8 88.8 90.0
Valid Kurang setuju 7 8.8 8.8 98.8
Tidak setuju 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Loyalitas pengguna jasa BPK Kelas II Medan semakin tinggi karena pelayanan yang
cepat selesai dan sesuai dengan apa yang diinginkan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Setuju 71 88.8 88.8 88.8
Valid Kurang setuju 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Kepuasan Masyarakat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 41 51.3 51.3 51.3
Cukup 24 30.0 30.0 81.3
Valid
Kurang 15 18.8 18.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.838 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
SOP1 20.3000 20.769 .675 .808
SOP2 20.1000 19.817 .639 .809
SOP3 20.3667 20.723 .455 .836
SOP4 20.2000 21.614 .430 .837
SOP5 20.2333 21.771 .514 .826
SOP6 20.1000 20.369 .568 .819
SOP7 20.2667 20.616 .668 .808
SOP8 20.1333 19.568 .656 .807
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.837 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
Bijak1 20.3333 20.989 .625 .811
Bijak2 20.1667 22.971 .484 .829
Bijak3 20.2667 23.651 .453 .832
Bijak4 20.0667 21.720 .617 .812
Bijak5 20.0667 21.582 .635 .809
Bijak6 20.3333 20.989 .625 .811
Bijak7 20.2000 23.821 .481 .829
Bijak8 20.0333 21.895 .611 .813
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.835 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
TIK1 20.4333 19.082 .697 .796
TIK2 20.2667 20.202 .662 .803
TIK3 20.2333 23.357 .377 .836
TIK4 20.1667 20.764 .570 .815
TIK5 20.2667 23.030 .443 .830
TIK6 20.1000 22.507 .383 .838
TIK7 20.4333 19.082 .697 .796
TIK8 20.2667 20.202 .662 .803
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.860 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
Puas1 26.3000 34.424 .482 .853
Puas2 26.1667 31.247 .684 .836
Puas3 26.2333 34.668 .481 .853
Puas4 26.0667 32.478 .579 .845
Puas5 26.4333 31.289 .602 .844
Puas6 26.2667 33.720 .457 .856
Puas7 26.3000 34.424 .482 .853
Puas8 26.1333 31.430 .682 .836
Puas9 26.1667 31.868 .622 .841
Puas10 26.4333 31.289 .602 .844
PPlot
Unstandarized Residual
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Standar Operasional .836 1.197
Prosedur
1 Kebijakan Pemerintah .840 1.190
Teknologi Informasi dan .994 1.006
Komunikasi
a. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat
Charts
Regression
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 .812a .659 .645 1.43016
a. Predictors: (Constant), Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Kebijakan Pemerintah, Standar Operasional Prosedur
b. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 300.352 3 100.117 48.948 .000b
1 Residual 155.448 76 2.045
Total 455.800 79
a. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat
b. Predictors: (Constant), Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kebijakan Pemerintah,
Standar Operasional Prosedur
Coefficientsa
Model Unstandarized Standarized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.039 3.917 .265 .792
Standar Operasional Prosedur .495 .063 .575 7.850 .000
1 Kebijakan Pemerintah .274 .071 .283 3.873 .000
Teknologi Informasi dan .439 .100 .295 4.389 .000
Komunikasi
a. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat
Charts