Tugas - Bhs Indo - Kel 1
Tugas - Bhs Indo - Kel 1
PEMERSATU
Disusun Oleh :
KELAS 2 B JALAK
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“SEJARAH BAHASA INDONESIA, BAHASA NEGARA DAN BAHASA
PEMERSATU.”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “SEJARAH BAHASA
INDONESIA, BAHASA NEGARA DAN BAHASA PEMERSATU.”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Norhasanah, S.Kep.,N selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna
.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengatahui bagaimana sejarah Bahasa Indonesia .
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bahasa Negara .
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bahasa Pemersatu .
1.3 Manfaat
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
BAB I................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
BAB II .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
PENUTUP ......................................................................................................... 19
PEMBAHASAN
1. Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti
dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah
menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para
penggunanya.
2. Melayu Tinggi yang pada masa lalu digunakan oleh kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk
bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh
sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu
sendiri.
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun
1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan
keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901,
Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan
pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para
pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur
yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa
bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada
tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa
negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang
Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah
Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa
indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
1. Budi Otomo.
2. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya
bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan
politik jga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif
dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan
bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa
Indonesia.
3. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur,
pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain
menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Karena itu Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat ekspresi dari
nasionalisme, tapi juga aspirasi tentang Indonesia. Dalam dunia kolonial yang
hirarkis (dan rasis), Bahasa Indonesia juga menjadi ekspresi dari kebebasan
dan persaamaaan diantara sesama manusia. Maka benar seperti dikatakan
Ben Anderson (2000) dalam Kuasa Kata: Jelajah Budaya-Budaya Politik di
Indonesia, bahwa fungsi publik utama bahasa Indonesia terletak dalam
perannya sebagai pemersatu.
2.1 Sastra dan Pers Pergerakan
Salah satu jasa penting yang menyebarkan Bahasa Indonesia secara
meluas pada awal abad ke-20 adalah kesusastraan popular yang diterbitkan
oleh penerbit-penerbit Tionghoa peranakan. Melalui sastralah imajinasi
Indonesia diikat, dimana manusia nusantara dari berbagai pulau bisa
menikmati sebuah karya sastra yang sama. Pemerintah kolonial kemudian
menyadari bahwa sastra telah mentransformasikan kesadaran lokal
(kedaerahan) menjadi kesadaran nasional, sebuah ancaman buat status quo
kolonial.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat. Ikrar para
pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari
“Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa
Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD
1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia, (pasal 36).
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara.
Perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa
Indonesia, yakni muncul Ejaan Ophuijsen, Ejaan Suwandi atau Republik, Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK, Ejaan yang disempurnakan, dan
EBI.
3.2 Saran
Dengan Kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana
dan jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstruktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana-sini
agar tulisan ini menjadi lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan
pecinta Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://selidiki86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-
bahasa_9.html,
https://www.intisarinews.co.id/bahasa-sebagai-pemersatu-bangsa/