Anda di halaman 1dari 10

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

KESALAHAN AFIKSASI
DALAM BAHASA INDONESIA TULIS MURID SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT
(Error Analysis on Affixation in Bahasa Indonesia Writing of the Elementary School
Students in Agam Region in West Sumatera)

Yulino Indra
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat
Simpang Alai Cupak Tangah, Pauh, Padang 25162
Pos-el: yulinoindra@yahoo.com
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat
(Naskah diterima: 25 Januari 2014, Disetujui: 18 Maret 2014)

Abstract
This study deals with the affixation errors in written Bahasa Indonesia by the elementary
school students of Agam region, West Sumatera. Most of the students are Minangkabaunese
in which Minangkabau language as their mother tongue. Specifically, the study described the
types of errors made. The data were from the writings of the elementary school students in
Agam region, West Sumatera. The data were analyzed based on the rules of Bahasa Indonesia.
The findings indicate that affixation errors made by the students cover errors in prefix, suffix,
and confix. The prefix errors cover 1) incorect verbs where affixes applied, 2) incorrect prefix,
3) omission of prefixes, and 4) addition of prefix. The suffix aspects covers 1) addition and
2) omission suffix. Errors in using confix cover 1) incorrect verbs, 2) incorrect confix, 3)
omission of confixes, and 4) addition of confixes.
Keywords: error, affixes, students

Abstrak
Artikel ini mengkaji kesalahan afiksasi dalam bahasa Indonesia tulis murid sekolah dasar di
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Umumnya, bahasa ibu murid-murid sekolah dasar di
Kabupaten Agam adalah bahasa Minangkabau. Kajian ini bertujuan mendeskripsikan tipe-tipe
kesalahan afiksasi yang mereka buat dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Data
penelitian diperoleh dari karangan murid kelas V sekolah dasar di Kabupaten Agam. Data
kemudian dianalisis berdasarkan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesalahan afiks yang dilakukan oleh murid sekolah dasar di Kabupaten
Agam mencakup kesalahan penggunaan prefiks, sufiks maupun konfiks. Kesalahan penggunaan
prefiks meliputi kesalahan pemilihan bentuk dasar, pemilihan prefiks, penambahan prefiks, dan
penghilangan prefiks. Kesalahan penggunaan sufiks meliputi kesalahan penambahan sufiks,
dan penghilangan sufiks. Kesalahan penggunaan konfiks meliputi kesalahan penggunaan bentuk
dasar pada kata berkonfiks, kesalahan pemilihan konfiks, kesalahan penambahan konfiks dan
kesalahan penghilangan konfiks.
Kata Kunci: Kesalahan, afiks, murid

1. Pendahuluan berdampingan. Dalam berbahasa Indonesia


Murid murid sekolah dasar di Indonesia kadang-kadang murid mengalami kesukaran
pada umumnya dwibahasawan, yakni karena mereka membandingkan antara bahasa
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa kedua. Kesukaran tersebut
pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa muncul karena kaidah penggunaan antara
kedua. Oleh karena itu, kedua bahasa ini hidup bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan

131
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

bahasa daerah sebagai bahasa pertama Berdasarkan latar belakang di atas,


memiliki perbedaan. permasaalahan dalam kajian ini adalah
Sebagai salah satu bahasa daerah, bahasa bagaimanakah kesalahan afiksasi bahasa
Minangkabau adalah bahasa pertama bagi Indonesia murid kelas V sekolah dasar di
sebagian besar murid di Kabupaten Agam, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sejalan
Sumatera Barat. Bahasa Minangkabau dengan rumusan masalah tersebut, tujuan
umumnya digunakan untuk berkomunikasi penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
sehari-hari dalam lingkungan keluarga dan kesalahan afiksasi murid kelas V sekolah dasar
teman. Sedangkan bahasa Indonesia adalah di Kabupaten Agam.
bahasa kedua yang biasanya digunakan sebagai Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bahasa pengantar di sekolah. Kaidah bahasa bagi para guru dalam memilih bahan ajar yang
dalam bahasa Indonesia dan bahasa sesuai dan dalam menentukan st rategi
Minangkabau kadang-kadang ada yang sama, pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat
tetapi kadang-kadang sangat berbeda. sehingga t ujuan pembelajaran bahasa
Perbedaan itu dapat berpengaruh terhadap Indonesia dapat dicapai. Selain itu, hasil
murid dalam mempelajari bahasa Indonesia penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi
baik secara lisan maupun tulisan. Kondisi ini pertimbangan bagi penyusun kurikulum belajar
sesuai dengan apa yang dikatakan Lado (dalam sekolah dasar sehingga dapat memberikan
Indra, 2013) bahwa persamaan unsur-unsur penekanan-penekanan tepat pada aspek-aspek
dari bahasa sumber dan bahasa sasaran akan bahasa yang hendak diajarkan at au
memberikan kemudahan bagi murid dalam direncanakan.
mempelajari bahasa kedua tersebut, dan Teori yang digunakan dalam kajian ini
sebaliknya perbedaan antara bahasa sumber adalah teori tentang pembelajaran bahasa dan
dan bahasa sasaran akan menimbulkan kesalahannya. Analisis kesalahan bahasa
kesulitan bagi murid. biasanya dikenakan pada bahasa yang sedang
Kesulitan-kesulitan yang dialami murid dipelajari atau bahasa target. Dalam kajian
ketika mempelajari bahasa kedua sering pemerolehan bahasa, analisis berusaha
menimbulkan kesalahan ketika berbahasa. memetakan kesalahan berbahasa yang dikenal
Menurut Brown (2007:406) kesalahan- dengan analisis kesalahan berbahasa. Menurut
kesalahan itu dapat diamati, dianalisis, dan Dulay (dalam Tarigan, 2011:126) kesalahan
diklasifikasikan untuk mengungkapkan sesuatu adalah konversi at au komposisi yang
dari sistem yang terjadi dalam diri pembelajar menyimpang dari norma baku (norma pilih)
dan memunculkan kajian tentang kesalahan dari performansi orang dewasa. Crystal (dalam
pembelajar yang disebut analisis kesalahan. Pateda, 1989) menyatakan bahwa analisis
Analisis kesalahan merupakan kajian tentang kesalahan bahasa adalah suatu teknik untuk
produksi kesalahan gramatikal dan sintaksis mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan
(lisan atau tulis) pembelajar dalam upaya mengint erpretasikan secara sist emat is
mencapai kondisi yang sistemik. kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang
Salah satu kesalahan yang sering dialami sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing
murid ketika berbahasa Indonesia adalah dengan menggunakan tori-teori dan prosedur
kesalahan afiksasi. Hal itu disebabkan oleh berdasarkan linguistik.
banyaknya imbuhan dalam bahasa Indonesia Sejalan dengan pendapat tersebut,
sehingga murid bingung unt uk Tarigan dkk. (dalam Setyawati 2010:12)
menggunakannya. Hal itulah yang membuat menyat akan bahwa analisis kesalahan
penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang
permasaalahan kesalahan afiksasi dalam biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa,
berbahasa Indonesia. yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel

132
Yulino Indra: Kesalahan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia Tulis Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat

kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang Sekolah Dasar di Kabupaten Agam. Data


terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan dikumpul dengan cara menandai kalimat yang
tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan dicurigai mengandung kesalahan afiks.
mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan Kemudian data dicatat kembali. Setelah itu,
tersebut itu. data diidentifikasi dan diklasifikasikan
Menurut Ellis (dalam Saragih, 2008) berdasarkan jenis kesalahannya. Data yang
jenis-jenis kesalahan dibagi at as: (a) telah diklasifikasikan kemudian dianalisis
penghilangan (omission), (b) penambahan berdasarkan kaidah tata bahasa baku bahasa
(addition), (c) salah formasi (misformation), Indonesia.
dan salah susun (misordering). Omission
adalah kesalahan yang bersifat penghilangan 2. Hasil dan Pembahasan
di mana suatu unsur kalimat seharusnya ada Kesalahan afiksasi yang ditemukan pada
dalam ucapan yang baik dan benar. Addition data cukup beragam. Kesalahan tersebut
atau penambahan adalah kesalahan yang berkaitan dengan dengan penggunaan
ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur imbuhan dalam pembentukan verba, nomina,
yang seharusnya tidak muncul. Kesalahan maupun adjektiva. Kesalahan-kesalahan
susunan (misordering) adalah penempatan tersebut meliputi kesalahan penggunaaan
yang tidak benar suatu morfem atau kelompok prefiks (awalan), kesalahan penggunaan sufiks
morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. (akhiran), dan kesalahan penggunaan konfiks
Afiks menurut Ramlan (2001:55) adalah (gabungan afiks dan sufiks). Uraian tentang
suatu satuan gramatik terikat yang di dalam kesalahan-kesalahan tersebut seperti di bawah
suatu satuan kata merupakan unsur yang bukan ini.
kata dan bukan pokok kata, yang memiliki
kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain 2.1 Kesalahan Penggunaan Prefiks
untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Kesalahan penggunaaan prefiks yang
Menurut Kosasih (2002:189), kata ditemukan dalam data berupa (1) kesalahan
berimbuhan adalah kata yang telah mengalami penggunaan bentuk dasar pada kata berprefiks,
pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks (2) kesalahan pemilihan prefiks, (3) kesalahan
adalah morfem terikat yang digunakan dalam penambahan prefiks, dan (4) kesalahan
bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. penghilangan prefiks.
Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan
Ramlan (2001:54) bahwa proses pembubuhan 2.1.1 Kesalahan Penggunaan Bentuk Dasar
afiks ialah pembubuhan afiks pada suatu satuan pada Kata Berprefiks
baik satuan itu berupa tunggal maupun bentuk Kesalahan bentuk dasar pada prefiks
kompleks untuk membentuk kata. Muslich adalah kata dasar yang digunakan murid pada
(2010:38) menyimpulkan bahwa bahwa proses kata yang berprefiks kurang tepat. Kesalahan
pembubuhan afiks (afiksasi) ialah peristiwa penggunaan bentuk dasar pada kata yang
pembentukan kata dengan jalan membubuhkan berprefiks yang ditemukan dalam data adalah
afiks pada bentuk dasar. seperti yang terdapat dalam kalimat di bawah
Menurut Ramlan (2001:58) ada 4 bentuk ini.
afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu (1) Prefiks (1). ... , dan aku pun membereskan barang-
: meN-, ber, di-, ter-, peN, se-, per-, pra-, ke- barangku untuk dibawak.
, a-, maha-, dan para-; 2) Infiks: -el, er-, dan (2) Sewaktu di perjalanan aku pun ingin
-em-; 3) Sufiks: -kan, -an, -I, -nya, -wan, - mencoba membawak delman.
wati, -is, -man, -da, dan –wi; dan 4) Konfiks:
ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, dan se-nya. Bentuk dasar pada kata dibawak,
Penelitian ini merupakan penelitian membawak pada kalimat (1) dan (2) kurang
deskriptif. Data diperoleh dari karangan murid tepat. Bentuk dasar bawak pada (1) dan (2)

133
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

adalah akibat pengaruh dari bahasa Penggunaaan prefiks meng-, ber-, dan ke-
Minangkabau baok. Kata baok memiliki pada kalimat (1), (2), dan (3) pada kalimat di
makna yang bermacam-macam, salah satunya atas tidak tepat karena tidak berterima dalam
adalah ‘bawa’ seperti pada kalimat (1) dan bahasa Indonesia. Pada kalimat (1), verba
‘kendarai’ seperti pada kalimat (2). Pada memikirkan adalah verba transitif yang
kalimat (1) dan (2), murid menyesuaikan ejaan memerlukan objek. Namun, pada kalimat (1)
baok ke dalam dalam bahasa Indonesia dengan tersebut tidak ditemukan objek, tetapi yang ada
hanya mengganti bunyi /o/ dengan bunyi /a/ hanyalah keterangan, yaitu lebih bagus
sehingga kata itu menjadi bawak. Tentu ejaan suasana di desa daripada di kota. Jadi prefiks
tersebut tidak benar karena tidak terdapat meng- yang mengalami proses morfofonemik
dalam kosakata bahasa Indonesia. Pada menjadi me- pada kata memikirkan pada
kalimat (2), kat a membawak dapat kalimat tersebut tidak benar dan tidak
membingungkan pembaca. Kata ini berasal dari berterima dalam bahasa Indonesia. Prefiks
bahasa Minangkabau mambaok yang tersebut harus diganti dengan prefiks yang
bermakna ‘mengendarai’. Padahal, ungkapan membentuk verba transitif, yaitu prefiks ber-.
membawa mobil memiliki makna yang berbeda Menurut Alwi, dkk (2003:14), apabila dasar
dengan mengendarai mobil. Oleh sebab itu, dari verba dengan ber- juga dapat dipakai
pemakaian kata bawak pada kalimat (1) dan dengan afiks lain, seperti meng-, perbedaan
(2) tidak benar dalam bahasa Indonesia. penggunaan prefiks itu dapat pula
Kalimat-kalimat di atas akan menjadi benar jika menimbulkan perbedaan makna dan status
diperbaiki menjadi seperti kalimat di bawah ketransitifan. Menurut maknanya, kata
ini. memikirkan bermakna ‘berpikir secara
1. … dan aku pun membereskan barang- mendalam untuk mencari solusi’, sedangkan
barangku untuk dibawa. makna yang ingin disampaikan murid adalah
2. Di perjalanan, aku pun ingin mencoba berpikir selintas saja atau suatu kesimpulan
mengendarai delman. sesaat. Jadi, agar kalimat tersebut berterima
dalam bahasa Indonesia dan sesuai dengan tata
2.1.2 Kesalahan Pemilihan Prefiks. bahasa baku bahasa Indonesia, verba kalimat
Kesalahan pemilihan prefiks maksudnya tersebut harus diganti dengan berpikir.
adalah prefiks yang digunakan murid tidak Pada kalimat (2), pemakaian kata
tepat. Akibatnya, kalimat yang dibuat murid bernginap yang merupakan penggabungan
kurang berterima dalam bahasa Indonesia. prefiks ber- dengan verba dasar inap tidak
Dari data ditemukan beberapa prefiks yang berterima dalam bahasa Indonesia. Selain
mengalami kesalahan tersebut yaitu prefiks bentuk ini tidak lazim digunakan, prefiks ber-
meng-, ber-, dan ke-. Contoh pemakaian juga digabungkan dengan verba yang telah
prefiks yang salah tersebut terdapat dalam berprefiks bahasa daerah, yaitu nginap. Agar
kalimat di bawah ini. berterima dalam bahasa Indonesia, prefiks
(1) Mereka memikirkan lebih bagus suasana meng- sebaiknya digunakan sehingga kata
di desa daripada di kota. tersebut menjadi menginap. Pada kalimat (3),
(2) Kami pun akhirnya bernginap bersama walaupun sering digunakan, prefiks ke- yang
di rumah nenek. ditambahkan ke- verba temu bukanlah prefiks
(3) Andi, Ani, ayah, dan ibu merasa senang bahasa Indonesia, melainkan prefiks bahasa
karena bisa ketemu nenek dan kakek. daerah lain. Oleh sebab itu, prefiks tersebut
(4) Mereka nginap di rumah nenek. perlu diganti dengan prefiks yang sesuai
(5) Setelah makan malam aku pun mulai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan
ngantuk. benar, yaitu dengan prefiks ber- sehingga kata
tersebut menjadi bertemu. Kalimat-kalimat di

134
Yulino Indra: Kesalahan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia Tulis Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat

bawah ini merupakan alternatif perbaikan dari tetap tidak sesuai dengan tata bahasa baku
kalimat di atas. bahasa Indonesia.
1. Mereka berpikir bahwa suasana desa lebih Dari data, ditemukan beberapa kalimat
bagus dari pada suasana kota. yang verba atau nominanya seharusnya
2. Kami pun akhirnya menginap di rumah memerlukan prefiks tetapi prefiks itu tidak ada.
nenek. Prefiks yang tidak ada tersebut adalah ber-,
3. Andi, Ani, ayah, dan ibu merasa senang meng-, se-, dan di-. Kalimat-kalimat tersebut
karena bisa bertemu dengan nenek dan adalah seperti terlihat di bawah ini.
kakek. (1) Nenek mengajak Ani dan Budi pergi
keliling kampung sedangkan kakek
2.1.3 Kesalahan Penambahan Prefiks berbicara dengan ayah.
Kesalahan penambahan terjadi prefiks (2) Tiba di desa ayah Dimas naik delman
ketika murid menggunakan prefiks yang (3) Waktu aku melihat pemandangan aku
seharusnya tidak ada pada verba atau nomina. ditiupi angin sepoi-sepoi.
Dari data, ditemukan dua buah prefiks yang (4) Pada tanggal 23 Juni 2012, Andi dan
tidak perlu ditambahkan pada verba dan keluarganya rencana ingin pergi liburan
nomina. Prefiks tersebut adalah me- dan se- ke rumah nenek.
yang terdapat dalam kalimat di bawah ini. (5) Setelah siap-siap kami langsung menuju
(1) Di kota mereka menaik bus. halte bis.
(2) Andi dan sekeluarga pergi ke terminal bus. (6) Setelah turun dari bus, keluarga Pak Bedu
melihat ada bendi yang sedang parkir di
Prefiks me- pada kata menaik pada pinggir jalan.
kalimat (1) seharusnya tidak perlu. Verba dasar
naik pada (1) tidak perlu penambahan prefiks Untuk membentuk kata kerja aktif, verba
apa pun. Bentuk ini sudah sesuai dengan tata keliling, rencana, dan siap-siap pada kalimat
bahasa baku bahasa Indonesia. Pada kalimat (1), (4) dan (5) memerlukan prefiks ber-. Akan
(2), pemakaian prefiks se- yang digabungkan tet api, dalam karangan murid tidak
pada nomina keluarga juga tidak perlu. menggunakannya. Oleh sebab itu, kalimat
Pemakaian prefiks se- pada nomina keluarga tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa baku
dalam kalimat (2) juga menyebabkan kalimat bahasa Indonesia. Pada kalimat (2) dan (3),
tersebut tidak bert erima dalam bahasa prefiks se- perlu ditambahkan pada kata tiba
Indonesia. Apabila prefiks tersebut tidak ada, dan waktu agar kata tersebut berfungsi sebagai
alternatif kalimat yang berterima dalam bahasa adverbia sehingga kata tersebut menjadi setiba
Indonesia adalah seperti di bawah ini. dan sewaktu. Untuk membentuk kata kerja
(1) Di kota, mereka naik bus. pasif, kat a parkir pada kalimat (6)
(2). Andi dan keluarganya pergi ke terminal membutuhkan prefiks di- sehingga kata
bus. tersebut menjadi diparkir.
Kalimat di bawah ini merupakan alternatif
2.1.4 Kesalahan Penghilangan Prefiks yang benar untuk kalimat-kalimat di atas.
Tarigan (1988) mengatakan bahwa (1) Nenek mengajak Ani dan Budi pergi
kesalahan penghilangan imbuhan bukan hanya berkeliling kampung, sedangkan kakek
terjadi pada saat belajar bahasa kedua, tetapi berbicara dengan ayah.
juga pada saat belajar bahasa pertama. Pada (2) Setiba di desa, ayah Dimas naik delman.
umumnya, kesalahan penghilangan imbuhan (3) Sewaktu melihat pemandangan, aku ditiup
tidak terlalu mengganggu jalannya komunikasi. angin sepoi-sepoi.
Artinya, si pembaca masih dapat memahami (4) Pada tanggal 23 Juni 2012, Andi dan
maksud dari kalimat. Akan tetapi, keluarganya berencana ingin pergi berlibur
penghilangan prefiks yang seharusnya ada ke rumah nenek.

135
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

(5) Setelah bersiap-siap, kami langsung menuju (3) Kakak dan orang tua saya turun sendiri,
halte bis. sedangkan saya dipegang oleh ayah.
(6) Setelah turun dari bus, keluarga Pak Bedu (4) Sebelum delman berjalan, Paman Zainal
melihat ada bendi yang sedang diparkir di memberi tahu arah yang ia tuju.
pinggir jalan. (5) Sewaktu melihat, pemandangan aku ditiup
angin sepoi-sepoi.
2.2 Kesalahan Penggunaan Sufiks
(Akhiran) 2.2.2 Kesalahan Penghilangan Sufiks
Kesalahan penggunaaan sufiks yang Dari data yang terjaring hanya ditemukan
ditemukan pada data berupa (1) kesalahan satu kalimat yang mengalami kesalahan
penggunaan bentuk dasar, (2) kesalahan penghilangan sufiks. Dalam hal ini, sufiks -an
pemilihan sufiks, (3) kesalahan penambahan yang seharusnya ada pada verba t idak
sufiks (4) dan kesalahan penghilangan sufiks. digunakan. Kalimat yang mengalami kesalahan
penghilangan sufiks tersebut adalah seperti di
2.2.1 Kesalahan Penambahan Sufiks bawah ini.
Kesalahan penambahan sufiks adalah murid (1) Dari atas delman, aku melihat pemandang.
menggunakan sufiks pada kata–kata tertentu, (2) Andi dan keluarga masuk ke rumah dan
padahal sufiks tersebut tidak diperlukan. nenek memberi minum kepada mereka.
Akibatnya, kalimat yang dibuat murid menjadi (3)Ayah menaik anaknya, Roni dan
janggal dan tidak sesuai dengan tata bahasa meletakkannya duduk dekat pak kusir.
baku bahasa Indonesia. Sufiks yang mengalami
masalah adalah -an dan -i. Kalimat di bawah Sesuai dengan tata bahasa baku bahasa
ini merupakan contoh kesalahan penambahan Indonesia, pada kalimat (1), (2), dan (3) terjadi
sufiks yang dibuat oleh murid. kesalahan karena murid menghilangkan sufiks
(1) Pada hari liburan, Andi dan keluarganya –an pada kata pemandang, minum, dan
pergi berlibur ke rumah nenek di desa. menaik. Pada kalimat (1), untuk membentuk
(2) Ketika naik delman, ayah Salsa memegangi nomina, jika dasarnya adalah verba, maka
tangan Salsa, … verba tersebut harus diberi sufiks. Dalam hal
(3) Kakak saya dan orang tua saya turun ini, verba dasar pemandang yang berasal dari
sendiri. Kalau saya dipegangi ayah saya. verba pandang verba harus diberi sufiks –an
(4) Sebelum delman berjalan Paman Zainal sehingga menjadi pemandangan. Begitu juga
mengatakan arah tujuan yang ia tujui. halnya dengan kalimat (2), agar membentuk
(5) Waktu aku melihat pemandangan aku nomina, verba minum harus diberi sufiks –an
ditiupi angin sepoi-sepoi. sehingga kata itu menjadi minuman. Selain itu,
untuk membentuk kata kerja aktif dan
Sufiks –an pada kata liburan pada kalimat kalimatnya sesuai dengan tata bahasa baku
(1) tidak diperlukan. Kata tersebut cukup bahasa Indonesia, verba memberi pada kalimat
dit ulis libur saja. Sufks -i pada kata (2) harus diberi sufiks –an sehingga menjadi
memegangi pada kalimat (2) dan kata memberikan. Hal yang sama juga terjadi pada
dipegangi pada kalimat (3), tujui pada kalimat kata menaik pada kalimat (3). Kata menaik
(4), dan ditiupi pada kalimat (5), juga tidak merupakan verba taktransitif, sedangkan
diperlukan. Kata-kata itu cukup ditulis dengan kalimat tersebut memiliki objek, yaitu adik.
dipegang, tuju, dan ditiup. Kalimat di bawah Oleh sebab itu, verba berprefiks menaik
ini merupakan alternatif yang benar dari haruslah dijadikan verba transitif dengan cara
kalimat yang salah di atas. memberi sufiks –an sehingga menjadi
(1) Pada hari libur, Andi dan keluarganya pergi menaikkan.
berlibur ke rumah nenek di desa. Kalimat di bawah ini merupakan alternatif
(2) Ketika naik delman, ayah Salsa memegang yang benar dari kalimat yang mengalami
tangan salsa. kesalahan tersebut.

136
Yulino Indra: Kesalahan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia Tulis Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat

(1)Dari at as delman, aku melihat verba berkonfiks tersebut menjadi


pemandangan. mengendalikan. Begitu juga halnya dengan
(2) Andi dan keluarganya masuk ke dalam kalimat (2), verba berkonfiks menemui
rumah dan nenek memberikan minuman biasanya berobjek orang, tetapi tidak pernah
kepada mereka. berobjek delman seperti pada kalimat (2).
(3) Ayah menaikan anaknya, Roni ke atas Orang biasanya menyebut mendapatkan
delman dan meletakkannya duduk dekat delman dan bukan menemui delman. Oleh
pak kusir. sebab itu, verba dasar tersebut haruslah diganti
dengan verba dasar yang tepat sehingga
2.3 Kesalahan Penggunaan Konfiks kalimat tersebut dapat berterima dalam bahasa
Kesalahan penggunaan konfiks Indonesia yang baik dan benar.
disebabkan murid keliru dalam Selanjutnya, penggunaan verba
menggabungkan prefiks dan sufiks. Kesalahan berkonfiks mengatakan pada kalimat (3)
penggunaan konfiks yang ditemukan berupa kurang tepat. Seharusnya verba dasar pada
(1) kesalahan penggunaan bentuk dasar kata verba berkonfiks tersebut diganti dengan verba
berkonfiks, (2) kesalahan pemilihan konfiks, yang tepat yaitu verba beri tahu sehingga kata
(3) kesalahan penambahan konfiks, (4) dan itu menjadi memberi tahu. Ditinjau dari tata
kesalahan penghilangan konfiks. bahasa, kalimat (4) sudah benar. Akan tetapi,
makna yang ingin disampaikan murid tidak
2.3.1 Kesalahan Penggunaan Bentuk sesuai dengan apa yang ditulisnya. Kesalahan
Dasar pada Kata Berkonfiks terjadi ketika murid menulis verba berkonfiks
Kesalahan bentuk dasar pada kata melihat sedangkan yang dimaksudkannya
berkonfiks terdapat pada kalimat di bawah ini. adalah kata berkonfiks memperhatikan.
(1) Setelah semuanya duduk, kusir segera Kesalahan serupa juga terjadi pada kalimat (5),
mengarahkan kudanya untuk berangkat dan (6). Kurangnya penguasaan kosakata
(2) Setelah Andi menemui delmannya Andi mungkin menjadi penyebab kesalahan tersebut.
dan keluarganya segera menaiki delman. Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan
(3) Sebelum delman berjalan Paman Zainal alternatif yang benar untuk memperbaiki
mengatakan arah tujuan yang ia tujui. kesalahan pada kalimat di atas.
(4) Aku melihat sopir mengendarai bus. (1) Setelah semuanya duduk, kusir segera
(5) Di desa Andi banyak mempunyai mengendalikan kudanya untuk berangkat.
pengalaman yang berharga dan pelajaran (2) Setelah mendapatkan delman, Andi dan
yang mungkin bisa diterima Andi. keluarganya segera naik.
(6) Mereka langsung menaiki bendi itu secara (3) Sebelum delman berjalan, Paman Zainal
bergiliran dan hati-hati. memberi tahu pak kusir arah yang mereka
tuju.
Verba berkonfiks mengarahkan (1), (4) Aku memperhatikan sopir mengendarai
menemui (2, mengatakan (3), melihat (4), (5), bus.
mempunyai (5), dan bergiliran (6) adalah (5) Di desa, Andi banyak mendapatkan
kurang tepat penggunaanya pada masing- pengalaman dan pelajaran yang berharga.
masing kalimat. Kekeliruan verba berkonfiks (6) Mereka langsung menaiki bendi itu secara
tersebut adalah karena verba dasar yang dipilih bergantian dan hati-hati.
tidak tepat. Verba berkonfiks mengarahkan
pada kalimat (3) biasanya berobjek senjata 2.3.2 Kesalahan Pemilihan Konfiks
atau pandangan, tetapi tidak pernah berobjek Kesalahan pemilihan konfiks adalah
kuda, seperti pada kalimat (1). Kuda bisanya konfiks yang digunakan oleh murid tidak tepat
dikendalikan dan bukan diarahkan. Jadi, verba dan tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
dasar yang tepat adalah verba kendali sehingga Hal itu mengakibatkan kalimat yang dibuat

137
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

oleh murid menjadi janggal dan tidak berterima 2.3.3 Kesalahan Penambahan Konfiks
dalam bahasa Indonesia. Konfiks yang salah Kesalahan penambahan konfiks yang
penggunaannya yang ditemukan pada data ditemukan pada data yang ada terjadi secara
adalah konfiks di-i, peng-an, dan meng-an. berulang-ulang. Konfiks yang salah itu adalah
Kalimat-kalimat di bawah ini adalah kalimat me-i. Berikut ini deskripsi kesalahan-kesalahan
yang mengalami masalah dengan penggunaan penggunaan konfiks, alternatif pembenaran,
konfiks. serta pembahasannya. Beberapa kesalahan
(1) Aku dan kakakku pun dinaiki oleh ayah. penambahan konfiks yang dibuat murid adalah
(2) Paman Zainal bergegas mempersiapkan seperti dalam kalimat di bawah ini.
alat yang akan disediakan untuk dibawak (1) Mereka menaiki bendi.
nanti. (2) Di kota mereka menaiki bus.
(3) Sebelum ia akan pergi ke desa, ia akan (3) Setelah itu ia akan pergi ke terminal untuk
mempersiapkan pakaiannya. menaiki bus.
(4) Pak Anto, Dimas, kakak Novita, dan ibunya
Penggunaan konfiks di-i pada kalimat (1) menaikan delman di terminal.
tidak benar karena tidak sesuai dengan apa (5) Tiba di desa ayah Dimas akan menaikan
yang dimaksud oleh murid. Konfiks di-i delman
merupakan konfiks pembentuk verba pasif, (6) Setelah itu ia akan pergi ke terminal untuk
Dalam kalimat aktif, yang dimaksud oleh murid menaiki bus.
adalah ayah menaikan aku dan kakaku ke atas (7) Mereka menaiki bis.
delman. Akan tetapi, ketika menulis dalam (8) Karena menaiki delman kami jadi tambah
kalimat pasif, murid keliru menggunakan lama sampai ke rumah kakek dan nenek
konfiks pada verba sehingga makna kalimat karena kecepatan delman tidak sekencang
menjadi lain. Apabila murid menulis kalimat kecepatan bus.
seperti (1), kalimat aktif dari kalimat tersebut (9) Ayah dan ibu pergi dengan menaiki bus
adalah ayah menaiki aku dan kakakku. Jadi, (10)Mereka melihat pendesaan nenek dan
jelas bahwa penggunaan konfiks yang keliru kakek Toni sangat luas dan indah.
akan mengubah makna kalimat. Agar makna
kalimat sesuai dengan apa yang dimaksud Sesuai dengan tata bahasa Indonesia,
murid dan sesuai juga dengan tata bahasa baku pemakaian konfiks me-i pada (1), (2), (3),
bahasa Indonesia, konfiks di-i harus diganti (4), (5), (6), (7), (8), dan (9) tidak benar.
dengan konfiks di-an sehingga kata itu menjadi Konfiks meng-i yang bermorfofonemik
menaikan. menjadi me-i (karena ditambahkan pada verba
Pada kalimat (2) dan (3), penggunaan yang berawalan fonem /n/) seharusnya tidak
konfiks memper-an tidak tepat. Konfiks ada. Pada kalimat (10), pemakaian nomina
tersebut cukup dengan meng-an saja sehingga dasar desa saja sudah cukup dan sesuai dengan
verba berkonfiks menjadi menyiapkan. tata bahasa Indonesia. Penambahan konfiks
Kalimat di bawah ini merupakan alternatif yang pen-an pada nomina desa justru membuat
benar yang benar dari konfiks di atas. kalimat menjadi tidak berterima. Kalimat-
(1) Aku dan kakakku pun dinaikan oleh ayah kalimat di bawah ini merupakan alternatif yang
ke atas delman. benar.
(2) Paman Zainal bergegas menyiapkan (1) Mereka naik bendi.
peralatan yang akan dibawa nanti. (2) Di kota mereka naik bus.
(3) Sebelum pergi ke desa, ia menyiapkan (3) Setelah itu, ia pergi ke terminal untuk
pakaiannya. naik bus.
(4) Pak Anto, Dimas, Kak Novita, dan ibunya
naik delman di terminal.

138
Yulino Indra: Kesalahan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia Tulis Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat

(5) Setiba di desa ayah Dimas naik delman (1)Di perjalanan mereka melihat
(6) Setelah itu, ia akan pergi ke terminal untuk pemandangan desa yang indah.
naik bus. (2) Perjalanan menuju rumah nenek hampir
(7) Mereka naik bis. sampai.
(8) Karena naik delman kami jadi tambah lama (3) Paman Zainal bergegas menyiapkan
sampai ke rumah kakek dan nenek karena peralatan yang akan dibawa nanti.
kecepatan delman tidak sama dengan (4) Andi dan Ani melihat kebun teh dan kebun
kecepatan bus. kelapa sawit kepunyaan kakek.
(9) Ayah dan ibu pergi dengan naik bus.
10) Mereka melihat desa nenek dan kakek Toni 3. Simpulan
sangat luas dan indah. Dari hasil penelitian tentang kesalahan
afiksasi bahasa Indonesia tulis murid kelas V
2.3.4. Kesalahan Penghilangan Konfiks sekolah dasar di kabupaten Agam ditemukan
Kesalahan penghilangan konfiks tiga tipe kesalahan, yaitu kesalahan prefiks,
disebabkan murid tidak menggunakan konfiks sufiks, dan konfiks. Kesalahan penggunaan
tertentu yang seharusnya ada pada suatu kata. infiks tidak ditemukan dalam data. Kesalahan
Dari data yang ada ditemukan penghilangan prefiks meliputi kesalahan pemilihan verba
konfiks per-an dan ke-an seperti terlihat di dasar, pemilihan prefiks, penambahan sufiks,
bawah ini. dan penghilangan sufiks. Kesalahan
(1) Di jalan mereka melihat pemandangan penggunaan sufiks meliputi kesalahan
desa yang indah. penambahan sufiks dan penghilangan sufiks.
(2) Jalan menuju rumah nenek hampir sampai. Kesalahan penggunaan konfiks meliputi
(3) Paman Zainal bergegas mempersiapkan kesalahan pemilihan verba dasar dalam kata
alat yang akan disediakan untuk dibawak berkonfiks, kesalahan pemilihan konfiks,
nanti kesalahan penghilangan konfiks, dan kesalahan
(4) Andi dan Ani melihat kebun teh dan kebun penambahan konfiks.
kelapa sawit punya kakek. Pada tipe kesalahan penggunaan prefiks
terdapat berbagai kesalahan, yaitu pada kata
Agar sesuai dengan tata bahasa Indonesia berprefiks terdapat kesalahan penggunaan kata
yang benar, konfiks per-an seharusnya dasar bawak, sedangkan pada kesalahan
digunakan pada kata jalan pada kalimat (1) pemilihan prefiks terdapat kesalahan
dan (2) sehingga kata tersebut mejadi penggunaan prefiks meng-, ber-, dan ke-. Pada
perjalanan. Agar makna kata sesuai dengan kesalahan penambahan prefiks terdapat
apa yang ingin disampaikan murid dan sesuai kesalahan penambahan prefiks me- dan se-,
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia, sedangkan pada kesalahan penghilangan
konfiks per-an seharusnya juga diberikan pada prefiks terdapat penghilangan prefiks ber-,
kata alat pada kalimat (3) sehingga kata meng-, se-, dan di-.
tersebut menjadi peralatan. Kata peralatan Pada tipe kesalahan penggunaan sufiks
berarti ‘hal yang berkaitan dengan alat’. Pada hanya ditemukan dua macam kesalahan, yaitu
kalimat (3) kata punya kurang berterima dalam kesalahan penambahan sufiks dan kesalahan
bahasa Indonesia dan tidak sesuai dengan tata penghilangan sufiks. Pada kesalahan
bahasa baku bahasa Indonesia. Unt uk penambahan sufiks, sufiks yang ditambahkan
membentuk kata benda, kata punya seharusnya adalah -an dan –i, sedangkan pada
mendapat konfiks ke-an sehingga kata tersebut penghilangan sufiks sufiks yang sering
menjadi kepunyaan. dihilangkan hanyalah satu macam sufiks saja,
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan yaitu sufiks -i.
alternatif penggunaaan konfiks yang benar. Pada tipe kesalahan penggunaan konfiks
juga terdapat berbagai kesalahan seperti

139
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (131—140)

ketidaktepatan penggunaan kata dasar pada Barat”. Laporan penelitian. Padang: Balai
kata mengarahkan, menemui, mengatakan, Bahasa Provinsi Sumatera Barat.
melihat, mempunyai, dan bergiliran. Pada Kosasih, E. 2002. Kompetensi Kebahasaan.
bagian kesalahan pemilihan konfiks terdapat Bandung: Yrama Widya.
kesalahan dalam memilih konfiks di-i, peng- Muslich, Masnur. 2010. Tata bentuk Bahasa
an, dan meng an. Pada kesalahan penambahan Indonesia: Kajian ke Arah Tata Bahasa
konfiks, terdapat kesalahan penambahan Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara.
konfiks me-i dan pen-an. Kesalahan Pateda, Mansur. 1989. Analisis Kesalahan.
penambahan me-i terjadi berulang-ulang. Pada Ende Flores: Nusa Indah.
kesalahan penghilangan konfiks terdapat Ramlan, M. 2001. Morfologi. Suatu Tinjauan
kesalahan penghilangan konfiks per-an dan ke- Deskriptif. Yokyakarta: Karyono.
an. Lado, Robert. 1965. Linguistics Across
Culture: Aplied Linguistic for Language
Daftar Pustaka Teachers. An Arbor: Michigan University
Press.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Saragih, Leyli Elza. 2008. “Analisis Kesalahan
bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Berbahasa Anak Bilingual (Studi Kasus
Brown, Douglas H. 2007. Principle of Terhadap Siswa SMP Methodist III
Language Learning and Teaching. New Medan dengan Bahasa Ibu Bahasa Cina
York: Pearson Longman. Hokkien)”. Visi No.16 ed. 2:504-516.
Dulay, Heidi, Mariana, K. Burt dan Stephen Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan
Krasen. 1982. Language Two. Oxford: Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Oxford University Press. Surakarta: Yuma Pustaka.
Ellis, Rod. 1984. The Study of Second Tarigan, Guntur dan Djago Tarigan. 1988.
Language Acquisition. Oxford: Oxford Pengajaran Analisis Kesalahan
University Press. Berbahasa. Bandung: Angkasa
Indra, Yulino. 2013. “Analisis Kesalahan Tarigan, Guntur. 2011. Pengajaran Analisis
Bahasa Indonesia Tulis Murid Sekolah Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Dasar di Kabupaten Agam, Sumatera Angkasa

140

Anda mungkin juga menyukai