10/2021
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
1. Terdiri atas 5 Bab dan 35 Pasal Terdiri atas 5 Bab dan 47 Pasal
BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM
2. 1. Terdiri atas 23 Ayat. 1. Terdapat tambahan dan perubahan Definisi, yaitu
Ayat 4 - Tidak tercantum Ayat 4 Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat
kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Ayat 5 - Tidak Tercantum Ayat 5 Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
yang selanjutnya disebut PMPM Pekerjaan Konstruksi adalah
bagian dari SMKK yang menjamin terlaksananya keselamatan
keteknikan konstruksi guna mewujudkan proses dan hasil Jasa
Ayat 6 - Tidak Tercantum Ayat 6 Konstruksi yang berkualitas.
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi adalah gabungan Pekerjaan
Ayat 13 - Tidak Tercantum. Ayat 13 Konstruksi dan jasa Konsultansi Konstruksi.
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian
Risiko, dan Peluang yang selanjutnya disebut IBPRP adalah proses
mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko, serta
Ayat 14 Tercantum dalam Ayat 18, Ayat 14 menilai peluang.
Rencana Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya Defini diubah menjadi :
disingkat RKK adalah dokumen dokumen lengkat Rencana Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat RKK
rencana penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan adalah dokumen telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang
dengan dokumen kontrak. memuat elemen SMKK yang merupakan satu kesatuan dengan
dokumen Kontrak.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 15 - Tidak Tercantum Ayat 15 Analisis Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat AKK
adalah metode dalam mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya
berdasarkan rangkaian pekerjaan dalam metode pelaksanaan kerja
(work method statement).
Ayat 17 Tercantum dalam Ayat 20 Ayat 17 Defini diubah menjadi :
Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi adalah Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi adalah perhitungan
perhitungan besaran potensi berdasarkan kemungkinan besaran potensi berdasarkan kemungkinan adanya kejadian yang
adanya kejadian yang berdampak terhadap kerugian atas berdampak terhadap kerugian atas konstruksi, jiwa manusia,
konstruksi, jiwa manusia, keselamatan publik, dan keselamatan publik, dan lingkungan yang dapat timbul dari
lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya sumber bahaya tertentu, terjadi pada Pekerjaan Konstruksi.
tertentu, terjadi pada Pekerjaan Konstruksi dengan
memperhitungkan nilai kekerapan dan nilai keparahan
yang ditimbulkan.
Ayat 18 - Tidak Tercantum Ayat 18 Program Mutu adalah dokumen rencana penerapan Keselamatan
Konstruksi yang memuat perencanaan kegiatan penjaminan dan
pengendalian mutu yang disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi dan merupakan satu kesatuan dalam Kontrak.
Ayat 19 - Tidak Tercantum Ayat 19 Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi yang selanjutnya disingkat
RMPK adalah dokumen telaah tentang Keselamatan Konstruksi
yang memuat uraian metode pekerjaan, rencana inspeksi dan
pengujian, serta pengendalian Subpenyedia Jasa dan pemasok, dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak.
Ayat 20 - Tidak Tercantum Ayat 20 Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
yang selanjutnya disingkat RKPPL adalah dokumen telaah tentang
Keselamatan Konstruksi yang memuat rona lingkungan,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang merupakan
pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan yang selanjutnya
disingkat RMLLP adalah dokumen telaah tentang Keselamatan
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 21 - Tidak Tercantum Ayat 21 Konstruksi yang memuat analisis, kegiatan dan koordinasi
manajemen lalu lintas.
Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu dalam Kontrak untuk
Ayat 22 - Tidak Tercantum Ayat 22 melakukan pemeliharaan sejak tanggal serah terima pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal serah terima akhir pekerjaan.
Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan
Ayat 24 - Tidak Tercantum Ayat 24 untuk mendapatkan Penyedia Jasa konsultansi yang bernilai paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Definisi diubah menjadi :
Ayat 25 Tercantum dalam Ayat 17, Ayat 25 Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah
Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh pejabat pembuat
adalah perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh komitmen yang telah memperhitungkan biaya tidak langsung,
pejabat pembuat komitmen. keuntungan, pajak pertambahan nilai.
Kecelakaan Konstruksi adalah suatu kejadian akibat kelalaian pada
Ayat 27 - Tidak Tercantum Ayat 27 tahap Pekerjaan Konstruksi karena tidak terpenuhinya Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan, yang
mengakibatkan kehilangan harta benda, waktu kerja, kematian,
cacat tetap dan/atau kerusakan lingkungan.
Definisi diubah menjadi :
Ayat 28 Tercantum dalam Ayat 14, Ayat 28 Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi adalah tenaga
Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga ahli yang mempunyai ahli yang mempunyai kompetensi khusus di bidang keselamatan
kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam dan kesehatan kerja konstruksi dalam merencanakan,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi SMKK melaksanakan dan mengevaluasi SMKK yang dibuktikan dengan
yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan yang Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi atau instansi
yang berwenang sesuai dengan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 29 - Tidak Tercantum Ayat 29 Ahli Keselamatan Konstruksi adalah tenaga ahli yang mempunyai
kompetensi khusus di bidang Keselamatan Konstruksi dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengawasi penerapan SMKK
yang dibuktikan dengan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
Ayat 30 Tercantum dalam Ayat 15, Ayat 30 Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang
Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang atau selanjutnya disebut Petugas K3 Konstruksi adalah petugas yang
petugas K3 Konstruksi yang memiliki sertifikat yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi yang diterbitkan
diterbitkan oleh unit kerja yang menangani Keselamatan oleh lembaga sertifikasi profesi atau instansi yang berwenang
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perumahan Rakyat dan/atau yang diterbitkan oleh
lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat 31 - Tidak Tercantum Ayat 31 Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang yang memiliki
kompetensi khusus di bidang Keselamatan Konstruksi dalam
melaksanakan dan mengawasi penerapan SMKK yang dibuktikan
dengan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
Ayat 32 - Tidak Tercantum Ayat 32 Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi adalah tanda bukti
pengakuan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
3. 2 Ayat 1 Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi pelaksanaan -
.......................................
Ayat 2 Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan ................
............................................................................................
BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II PENERAPAN SMKK
KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
Bagian kesatu : Umum Bagian kesatu : Umum
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
4. 3 Ayat 1 Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam 2 Ayat 1 Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan Jasa Konstruksi harus menerapkan SMKK.
SMKK.
Ayat 5 Penerapan SMKK oleh Penyedia Jasa sebagaimana Ayat 2 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
ketentuan huruf A yang tercantum dalam Lampiran yang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Menteri ini.
Ayat 6 Penerapan SMKK oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sesuai dengan ketentuan huruf B yang
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ayat 2 Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK Ayat 3 Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia yang memberikan
Penyedia Jasa yang memberikan layanan: layanan:
a. konsultansi manajemen penyelenggaraan a. konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
konstruksi; b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan; dan c. Pekerjaan Konstruksi; dan
c. Pekerjaan Konstruksi d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
Ayat 3 SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus Ayat 4 Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa
memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, juga harus menerapkan SMKK dalam memberikan layanan:
dan keberlanjutan. a. pengkajian;
b. perencanaan; dan
c. perancangan.
Ayat 5 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 4 Standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan Ayat 6 Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dengan
harus memperhatikan : menjamin :
Kriteria : a, b, c dan d Kriterian : a, b, c dan d (tidak ada perubahan kriteria).
Ayat 7 Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) huruf a terdiri atas:
a. bangunan dan/atau aset konstruksi; dan/atau
b. peralatan dan material.
Ayat 8 Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) huruf b memiliki yang terdiri atas:
a. pemilik atau pemberi pekerjaan;
b. tenaga kerja konstruksi; dan
c. pemasok, tamu, dan Subpenyedia Jasa.
Ayat 9 Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) huruf c terdiri atas:
a. masyarakat di sekitar proyek; dan
b. masyarakat terpapar.
Ayat 10 Sasaran atau objek keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) huruf d terdiri atas:
a. lingkungan kerja;
b. lingkungan terdampak proyek;
c. lingkungan alam; dan
d. lingkungan terbangun.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 7 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus Ayat 11 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dimuat
melakukan: dalam dokumen SMKK yang terdiri atas :
a. identifikasi bahaya; a. Rancangan konseptual SMKK;
b. penilaian risiko dan pengendalian b. RKK;
risiko/peluang (Hazard Identification Risk c. RMPK;
Assesment Opportunity) Pekerjaan Konstruksi; d. Program Mutu;
c. sasaran dan program Keselamatan Konstruksi, e. RKPPL; dan
yang dibuat berdasarkan tahapan pekerjaan f. RMLLP.
(Work Breakdown Structure).
Bagian Kedua : Rancanangan Konseptual SMKK Bagian Kedua : Rancanangan Konseptual SMKK
5. 6 Ayat 1 Rancangan Konseptual SMKK merupakan suatu 3 Ayat 1 Dalam melakukan pekerjaan pengkajian, perencanaan, dan
dokumen yang berisi konsepsi SMKK yang dibuat pada perancangan, Penyedia Jasa konsultansi konstruksi dan
tahapan: Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi menyusun Rancangan
a. pengkajian konstruksi; Konseptual SMKK sebagaimana tercantum dalam Lampiran
b. perencanaan konstruksi; dan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
c. perancangan konstruksi. ini.
Ayat 2 Dalam menyusun Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
dan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi harus memiliki Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, atau Ahli
Keselamatan Konstruksi.
Ayat 3 Dalam hal pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi, tenaga
ahli yang dilibatkan merangkap sebagai Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi dan/atau Ahli Keselamatan
Konstruksi.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
7. 6 Ayat 2 Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana dimaksud 4 Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
pada ayat (1) huruf a memuat: yang disusun pada pekerjaan pengkajian dan perencanaan paling sedikit memuat:
a. lingkup tanggung jawab pengkajian; a. lingkup tanggung jawab pengkajian dan/atau perencanaan;
b. informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit b. informasi awal terhadap kelaikan yang meliputi lokasi, lingkungan, sosio
meliputi lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi, ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
dan/atau dampak lingkungan; dan c. rekomendasi teknis
c. rekomendasi teknis yang disusun sesuai dengan
format huruf D yang tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ayat 3 Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b memuat:
a. lingkup tanggung jawab perencanaan;
b. informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit
meliputi lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi,
dan/atau dampak lingkungan; dan
c. rekomendasi teknis yang disusun sesuai dengan
format huruf D yang tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
8. 6 Ayat 4 Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana dimaksud 5 Ayat 1 Rancangan Konseptual SMKK sebagaimana dimaksud dalam
pada ayat (1) huruf c memuat: Pasal 3 ayat (1) yang disusun pada pekerjaan perancangan
a. lingkup tanggung jawab perancang, termasuk memuat:
pernyataan bahwa dalam hal terjadi revisi desain, a. lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada bahwa jika terjadi revisi desain, tanggung jawab revisi
pada penyusun revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi
b. metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. b. metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
c. identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan c. standar pemeriksaan dan pengujian.
penetapan tingkat risiko. d. rekomendasi rencana pengelolaan lingkungan hidup.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
d. daftar standar dan/atau peraturan perundang- e. rencana manajemen lalu lintas, jika diperlukan.
undangan Keselamatan Konstruksi yang f. IBPRP;
ditetapkan untuk desain. g. daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan
e. Biaya Penerapan SMKK, dan keselamatan Konstruksi yang ditetapkan untuk desain.
f. rancangan panduan keselamatan pengoperasian h. pernyataan penetapan tingkat risiko Keselamatan
dan pemeliharaan konstruksi bangunan. Konstruksi;
i. biaya SMKK serta kebutuhan personil keselamatan
konstruksi;
j. rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan
pemeliharaan konstruksi bangunan.
Ayat 2 IBPRP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f memuat
penilaian risiko Keselamatan Konstruksi pada setiap tahapan
pekerjaan yang dihitung dengan perkalian nilai tingkat kekerapan
dan tingkat keparahan dampak bahaya.
Ayat 3 Tingkat kekerapan dan tingkat keparahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditentukan berjenjang pada skala 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima).
Ayat 4 Pernyataan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h ditentukan
berdasarkan kriteria penentuan tingkat risiko keselamatan.
Ayat 5 Dalam hal pekerjaan perancangan memiliki besaran kurang dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), Rancangan Konseptual
SMKK hanya memuat IBPRP.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
BAGIAN KETIGA : ELEMEN SISTEM MANAJEMEN
BAGIAN KETIGA : RKK
KESELAMATAN KONTRUKSI
9. 7 Elemen SMKK meliputi: 6 Ayat 1 Dalam melaksanakan Pekerjaan Konstruksi, Penyedia Jasa
a. kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam menyusun RKK sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
Keselamatan Konstruksi; merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
b. perencanaan Keselamatan Konstruksi; Ayat 2 Setiap RKK memuat elemen SMKK yang terdiri atas:
c. dukungan Keselamatan Konstruksi; f. kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam
d. operasi Keselamatan Konstruksi; dan Keselamatan Konstruksi;
e. evaluasi kinerja penerapan SMKK g. perencanaan Keselamatan Konstruksi;
h. dukungan Keselamatan Konstruksi;
i. operasi Keselamatan Konstruksi; dan
j. evaluasi kinerja penerapan SMKK
Ayat 3 RKK terdiri atas:
a. RKK pengawasan;
b . RKK manajemen penyelenggaraan konstruksi; dan/atau
c. RKK pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
Ayat 4 RKK pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
disusun oleh penyedia jasa konsultansi pengawasan.
Ayat 5 RKK manajemen penyelenggaraan konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b disusun oleh penyedia jasa
manajemen penyelenggaraan konstruksi.
(6) RKK pelaksanaan.
Ayat 6 RKK pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf c disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
10. 8 Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan 7 Ayat 1 Kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam Keselamatan
Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a
merupakan kegiatan penyusunan kebijakan yang paling sedikit merupakan kegiatan penyusunan kebijakan untuk
meliputi: mengembangkan budaya berkeselamatan, yang paling sedikit
a. kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal; terdiri atas subelemen:
b. organisasi pengelola SMKK; dan a. kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
c. komitmen Keselamatan Konstruksi dan Partisipasi b. organisasi pengelola SMKK;
Pekerja. c. komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga
kerja; dan
d. supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan
dukungan.
Ayat 2 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
c dan huruf d menyusun subelemen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Ayat 3 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
a dan huruf b hanya menyusun subelemen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c.
11. 9 Perencanaan Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud 8 Ayat 1 Elemen perencanaan Keselamatan Konstruksi sebagaimana
dalam Pasal 7 huruf b merupakan kegiatan yang paling sedikit dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b merupakan kegiatan yang
meliputi: paling sedikit terdiri atas subelemen:
a. mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan a. IBPRP;
peluang. b. rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja
b. rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
dan c. pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
c. pemenuhan standar dan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi. Ayat 2 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
menyusun subelemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
12. 10 Dukungan Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam 9 Ayat 1 Elemen dukungan Keselamatan Konstruksi sebagaimana
Pasal 7 huruf c merupakan komponen pendukung Keselamatan dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c merupakan komponen
Konstruksi yang paling sedikit menginformasikan: pendukung Keselamatan Konstruksi yang terdiri atas subelemen:
a. sumber daya berupa peralatan, material, dan biaya; a. sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan
b. kompetensi; biaya;
c. kepedulian; b. kompetensi tenaga kerja;
d. komunikasi; dan c. kepedulian organisasi;
e. informasi terdokumentasi. d. manajemen komunikasi; dan
e. informasi terdokumentasi.
Ayat 2 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
c dan huruf d menyusun subelemen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Ayat 3 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
a dan huruf b hanya menyusun subelemen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c.
13. 11 Ayat 1 Operasi Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud 10 Ayat 1 Elemen operasi Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf d merupakan kegiatan dalam dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d merupakan kegiatan dalam
mengendalikan Keselamatan Konstruksi yang paling mengendalikan Keselamatan Konstruksi, yang paling sedikit
sedikit meliputi: terdiri atas subelemen:
a. perencanaan dan pengendalian operasi; dan a. perencanaan implementasi RKK;
b. kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi b. pengendalian operasi Keselamatan Konstruksi;
darurat. c. kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat; dan
d. investigasi kecelakaan Konstruksi.
Ayat 2 Penyedia Jasa pengkajian, perencanaan, dan perancangan Ayat 2 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan harus c dan huruf d menyusun subelemen sebagaimana dimaksud pada
menerapkan operasi Keselamatan Konstruksi. ayat (1).
Ayat 3 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
a dan huruf b hanya menyusun subelemen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
14. 12 Ayat 1 Evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi sebagaimana 11 Ayat 1 Elemen evaluasi kinerja penerapan SMKK sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 7 huruf e merupakan kegiatan dalam Pasal 6 ayat (2) huruf e paling sedikit terdiri atas subelemen:
yang paling sedikit meliputi: a. pemantauan atau inspeksi;
a. pemantauan dan evaluasi; b. audit;
b. tinjauan manajemen; dan c. evaluasi;
c. peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi. d. tinjauan manajemen; dan
e. peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi.
Ayat 2 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
c dan huruf d menyusun subelemen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Ayat 3 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
a dan huruf b hanya menyusun subelemen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a.
15. 12 Ayat 1 Dalam hal pekerjaan konsultansi pengawasan memiliki besaran
kurang dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), RKK
pengawasan hanya memuat :
a. prosedur dan/atau instruksi kerja pengawasan;
b. formulir izin kerja yang telah ditandatangani; dan
c. laporan penerapan RKK pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi.
Ayat 2 Dalam hal pekerjaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi,
tenaga ahli yang dilibatkan merangkap sebagai Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan/atau Ahli Keselamatan
Konstruksi.
16. 13 Ayat 1 Setiap calon Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyusun
dan menyampaikan RKK penawaran dalam dokumen penawaran.
Ayat 2 RKK penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian persyaratan tender.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 3 Dalam hal Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) telah ditetapkan sebagai pemenang tender,
RKK penawaran harus dimutakhirkan menjadi RKK pelaksanaan.
17. 14 Ayat 1 Dalam melakukan Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko
keselamatan konstruksi kecil melalui pengadaan langsung,
Penyedia Jasa menyusun RKK sederhana.
Ayat 2 RKK sederhana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat :
a. kebijakan Keselamatan Konstruksi;
b. pengadaan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja;
c. IBPRP sederhana;
d. rambu keselamatan sesuai identifikasi bahaya; dan
e. jadwal inspeksi.
BAGIAN KEEMPAT : RMPK DAN PROGRAM MUTU
18. 15 Ayat 1 Setiap Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun
PMPM Pekerjaan Konstruksi dalam RMPK sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ayat 2 RMPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat : elemen sesuai dengan huruf a sampai h.
(permen 10/2021 hal. 15)
Ayat 3 Dalam pengendalian Subpenyedia Jasa dan pemasok sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf g dan huruf h, penyedia jasa harus
memastikan Kontrak memuat anggaran Biaya Penerapan SMKK
sesuai kebutuhan.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
19. 16 Ayat 1 Setiap Penyedia Jasa manajemen penyelenggaraan konstruksi
dan/atau pengawasan harus menyusun PMPM Pekerjaan
Konstruksi dalam Program Mutu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Ayat 2 Program Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat : elemen sesuai dengan huruf a sampai f.
(permen 10/2021 hal. 16)
20. 17 Ayat 1 Dalam hal Pekerjaan Konstruksi memiliki Risiko Keselamatan
Konstruksi kecil dan melalui metode pengadaan langsung, RMPK
hanya memuat metode pekerjaan, rencana pemeriksaan dan
pengujian, dan jumlah dan jenis pemasok.
Ayat 2 Dalam hal jasa Konsultansi Konstruksi melalui Pengadaan
Langsung Jasa Konsultansi, Program Mutu hanya memuat metode
dan pengendalian pekerjaan.
BAGIAN KELIMA : RKPPL
21. 18 Ayat 1 Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan
Konstruksi sedang dan besar, setiap Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi wajib menyusun rencana pengelolaan lingkungan
dalam dokumen RKPPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Ayat 2 Dokumen RKPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat : elemen sesuai dengan huruf a sampai d.
(permen 10/2021 hal. 17).
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
BAGIAN KEENAM : RMLLP
22. 19 Ayat 1 Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan
Konstruksi sedang dan besar, setiap Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi wajib menyusun rencana manajemen lalu lintas dalam
dokumen RMLLP sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ayat 2 Dokumen RMLLP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat : elemen sesuai dengan huruf a sampai b.
(permen 10/2021 hal. 17 - 18).
Ayat 3 Dalam hal pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak terkait dengan lalu lintas, RMLLP paling sedikit memuat
penentuan lalu lintas di lokasi pekerjaan, pertimbangan kelas jalan,
serta perambuan untuk keselamatan pekerja, dan pengguna jalan.
Ayat 4 Penyusunan RMLLP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memperhatikan :
a. ketentuan mengenai kelebihan dimensi dan beban
muatan; dan
b. analisis dampak lalu lintas, jika diperlukan.
Ayat 5 Analisis arus lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a digunakan sebagai dasar dalam penerapan manajemen lalu lintas.
BAGIAN KEEMPAT : PENERAPAN SISTEM BAGIAN KETUJUH : PENERAPAN SMKK TAHAP
MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI. PEMBANGUNAN.
Paragraf 1 - Umum Paragraf 1 - Umum
23. 13 SMKK diterapkan pada tahapan: 20 Ayat 1 SMKK diterapkan pada tahapan:
a. pemilihan Penyedia Jasa; a. pemilihan Penyedia Jasa;
b. pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; dan b. pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; dan
c. serah terima pekerjaan. c. serah terima pekerjaan.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 2 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dan huruf c dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan
PMPM pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Ayat 3 Tahapan serah terima pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c meliputi:
a. serah terima pertama pekerjaan
b. masa pemeliharaan; dan
c. serah terima akhir pekerjaan
Paragraf 2 – Pemilihan Penyedia Jasa. Paragraf 2 – Pemilihan Penyedia Jasa.
24. 14 Ayat 1 Penerapan SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia 21 Ayat 1 Penerapan SMKK pada tahap pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan
Jasa oleh Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam Konstruksi oleh Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan Pasal 20 ayat (1) huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan
dengan menilai RKK sesuai dengan format huruf E dengan menilai RKK penawaran.
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Ayat 2 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ayat 2 Selain RKK penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dijelaskan oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa pada dokumen pemilihan juga harus memuat evaluasi terhadap personil
saat penjelasan dokumen. manajerial untuk Keselamatan Konstruksi.
Ayat 3 Dokumen pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat Ayat 3 Dokumen pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
(1) harus memuat: memuat:
a. manajemen Risiko Keselamatan Konstruksi yang c. manajemen Risiko Keselamatan Konstruksi yang paling
paling sedikit memuat uraian pekerjaan, identifikasi sedikit memuat uraian pekerjaan, identifikasi bahaya,
bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi; dan pada Pekerjaan Konstruksi; dan
b. Biaya Penerapan SMKK pada HPS. d. Biaya Penerapan SMKK pada HPS.
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
Ayat 4 Pengguna Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan Ayat 4 Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijelaskan
jasa Konsultansi Konstruksi perancangan dan/atau oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa pada saat penjelasan
berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi dalam dokumen.
menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a.
Ayat 5 Penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada Ayat 5 RKK yang telah dinilai sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat dilengkapi dan disahkan pada saat rapat persiapan pelaksanaan
(3) huruf a ditetapkan sesuai dengan format huruf D kontrak.
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Ayat 6 Setiap calon Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud Pasal Ayat 6 Pengguna Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa
3 ayat (2) harus menyusun dan menyampaikan RKK Konsultansi Konstruksi perancangan dan/atau berkonsultasi
dalam dokumen penawaran yang disusun sesuai dengan dengan ahli keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi dan/atau
format huruf E sebagaimana tercantum dalam Lampiran ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau tenaga ahli yang
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan membidangi Keselamatan Konstruksi dalam menetapkan uraian
Menteri ini. pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko
Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a.
Ayat 7 Personil manajerial untuk Keselamatan Konstruksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan : Sesuai
Kriteria a, b dan c. (Permen 10/2021 Hal. 20).
Ayat 8 Biaya Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b harus dimasukkan pada daftar kuantitas dan harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pengendalian
dalam RKK
No. Psl PERMEN PUPR No. 21/2019 Psl PERMEN PUPR No. 10/2021
25. 22 Ayat 1 Dalam hal pengadaan Pekerjaan Konstruksi menggunakan
metode sistem harga terendah, Penyedia Jasa yang tidak
menyampaikan perkiraan Biaya Penerapan SMKK dinyatakan
gugur.
Ayat 2 Dalam hal pengadaan Pekerjaan Konstruksi menggunakan
metode sistem nilai, Penyedia Jasa yang tidak menyampaikan
perkiraan Biaya Penerapan SMKK nilai penawaran biayanya
dinilai nol