Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Vokasi – 183

PENGARUH PENGALAMAN PRAKERIN, HASIL BELAJAR


PRODUKTIF DAN DUKUNGAN SOSIALTERHADAP KESIAPAN KERJA
SISWA SMK
Isnania Lestari
IKIP PGRI Pontianak
isnanialestari@gmail.com
Budi Tri Siswanto
Universitas Negeri Yogyakarta
buditrisiswanto@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kesiapan kerja siswa Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ciamis, dan (2) hubungan dan pengaruh pengalaman prakerin, hasil
belajar mata diklat produktif dan dukungan sosial keluarga terhadap kesiapan kerja siswa SMKN 2
Ciamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto, dengan desain penelitian korelasional.
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa tingkat kesiapan kerja siswa SMKN 2 Ciamis adalah
sebesar 36,65% siswa memiliki tingkat kesiapan kerja pada kategori sangat tinggi, dan 63,35% siswa
memiliki tingkat kesiapan kerja yang tinggi. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman prakerin, hasil belajar mata diklat produktif
dan dukungan sosial keluarga terhadap kesiapan kerja siswa, dengan kontribusi yang diberikan
adalah 32,7% (R2 = 0,327). Hal ini menjelaskan bahwa pengalaman prakerin, hasil belajar mata
diklat produktif dan dukungan sosial keluarga secara bersama-sama mampu menjelaskan varian
kesiapan kerja siswa SMKN 2 Ciamis sebesar 32,7%.
Kata kunci: Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar Produktif, Dukungan Sosial, Kesiapan Kerja Siswa

THE EFFECT OF SCHOOL ON-THE JOB EXPERIENCES,


STUDENT ACHIEVEMENT IN PRODUCTIVE AND SOCIAL
SUPPORT ON STUDENT WORK READINESS OF VOCATIONAL
HIGH SCHOLL
Abstract
This research was aims to reveal: (1) the level of work readiness of the students of vocational
high schools (VHS) 2 of Ciamis and (2) the relationship and effect of school on-the job training
experiences, achievement in productive subjects and family social support simultaneously on the
students’ work readiness. This research was a ex-post facto research with corelational design. The
result of the descriptive analysis shows the level of students’ work readiness in VHS 2 of Ciamis as
follows: 36.65% of the students have the excellent work readiness, and 63.35% of the students have
good work readiness. The hypothesis testing shows a positive and significant effect of the school on-
the- job training experiences, students’ achievement in productive subjects and family social support
simultaneously on the students’ work readiness, with the contribution are 32.7% (R2= 0.327). This
shows that the school on-the- job training experience, , student achievement in productive subject and
family social support simultaneously are able to explain the variant of the students’ work readiness
as much as 32,7%.
Keywords: School on-the job Experiences, student achievement in productive and social support
on studend work readiness

Inventory Laboratorium Jasa Boga


184 – Jurnal Pendidikan Vokasi

PENDAHULUAN kejuruan adalah mempersiapkan lulusannya


Tujuan dari pendidikan kejuruan adalah untuk bekerja. SMK merupakan salah satu
mempersiapkan lulusannya untuk dapat sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian kejuruan. Hasil observasi yang dilakukan di
tertentu. Berdasarkan UUSPN nomor 20 tahun SMKN 2 Ciamis menunjukan bahwa lulusan
2003, disebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan yang terserap di dunia kerja pada tahun 2013
adalah pendidikan yang mempersiapkan adalah sebanyak 60%. Angka tersebut masih
peserta didik untuk dapat bekerja dalam belum cukup untuk memenuhi sasaran pola
bidang tertentu”. Selain itu, Clarke & Winch penyelenggaraan kecakapan hidup yang ditinjau
(2007, p.9) mendefinisikan bahwa pendidikan dari keberhasilan lulusan dengan keterserapan
kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan lulusan di dunia kerja sebanyak 75%. Namun,
anak – anak muda dan remaja untuk memasuki banyak faktor yang mempengaruhi kondisi
lapangan kerja, pendidikan kejuruan adalah tersebut. hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
suatu proses yang pembelajarannya berkaitan faktor internal ataupun eksternal dari siswa itu
dengan masalah teknik dan praktik. sendiri.
SMK adalah suatu lembaga yang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
menyelenggarakan pendidikan dan latihan. kesiapan kerja yang dimiliki oleh siswa SMKN
Diharapkan lulusan SMK: (a) bekerja sesuai 2 Ciamis. Untuk mengetahui kesiapan kerja
dengan bidang keahlinya; (b) tenggang waktu tersebut melibatkan: (a) Pengalaman Prakerin;
mendapatkan kerja setelah lulus maksimal (b) Hasil Belajar Mata Diklat Produktif; dan
satu tahun; (c) keterserapan lulusan dalam (c) Dukungan Sosial keluarga. Ketiga faktor
periode dua tahun setelah lulus minimal 75%; tersebut dianggap cukup mempengaruhi siswa
(d) Jumlah lulusan yang mampu menciptakan dalam kesiapannya untuk menghadapi dunia
lapangan kerja 5% (Depdiknas, 2003, p.3). kerja setelah lulus dari SMK.
Berdasarkan tujuan dari pendidikan Pendidikan Menengah Kejuruan
kejuruan, pendidikan formal yang didapatkan
siswa di sekolah belum cukup untuk Pendidikan kejuruan merupakan pen-
memenuhi tujuan dari pendidikan kejuruan didikan menengah yang mempersiapkan
tersebut. Pemerintah mencanangkan program peserta didik untuk siap bekerja dalam bidang
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sejak tahun keahlian tertentu (pasal 15 Undang-Undang
1984 bagi siswa SMK. PSG bertujuan untuk nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
menghantarkan peserta didik pada penguasaan Definisi ini mengandung pengertian bahwa
kemampuan kerja tertentu, sehingga menjadi pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
lulusan yang berkemampuan relevan seperti yang mempersiapkan lulusannya supaya
yang diharapkan di lapangan kerja nantinya. menjadi tenaga terampil yang memiliki
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan keterampilan sesuai dengan bidang keahliannya
dan Kebudayaan Indonesia Nomor 323/U/1997, dan mampu untuk bekerja sesuai dengan bidang
yaitu: keahliannya tersebut. Arti pendidikan kejuruan
dijabarkan lebih spesifik dalam peraturan
“PSG adalah suatu bentuk penyelengga- pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang
raan pendidikan keahlian kejuruan yang Pendidikan Menengah, yaitu “Pendidikan
memadukan secara sistematik dan sinkron menengah kejuruan adalah pendidikan
program pendidikan di sekolah menengah pada jenjang pendidikan menengah yang
kejuruan dengan program penguasaan mengutamakan pengembangan kemampuan
keahlian yang diperoleh melalui bekerja siswa untuk pelaksanaan jenis tertentu”.
langsung pada pekerjaan sesungguhnya di
institusi pasangan, terarah untuk menca- Pendidikan kejuruan menurut undang –
pai suatu tingkat keahlian profesional undang, merupakan pendidikan menengah
tertentu (pasal 1; ayat 1)”. yang mempersiapkan peserta belajar terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu (Kuswana,
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, 2013, p.3). Pendidikan kejuruan mencakup
diketahui bahwa tujuan dari pendidikan

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 185

institusi SMK dan MA kejuruan, serta ada juga meluaskan pendidikan dasar, (b) meningkatkan
SMK+ (yang menyelenggarakan Community kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
College). Berarti dapat disimpulkan bahwa dalam mengadakan hubungan timbal balik
pendidikan kejuruan hanya dikhususkan untuk dengan lingkungan sosial, budaya dan sekitar,
pendidikan menengah yang mempersiapkan (c) meningkatkan kemampuan siswa untuk
peserta didiknya untuk bekerja dalam bidang dapat mengembangkan diri sejalan dengan
tertentu. pengembangan ilmu, teknologi dan kesenian,
Pendidikan kejuruan memiliki karak- serta (d) menyiapkan siswa untuk memasuki
teristik yang berbeda dengan pendidikan lapangan kerja dan mengembangkan sikap
umum, ditinjau dari kriteria pendidikan, profesional. Selain itu, Rupert Evans dalam
substansi pelajaran dan lulusannya. Kriteria Wardiman (1998, p.36) merumuskan bahwa
yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan tujuan pendidikan kejuruan adalah: (a)
adalah: (a) orientasi pada kinerja individu memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga
dalam dunia kerja; (b) jastifikasi khusus kerja; (b) meningkatkan pilihan pendidikan
pada kebutuhan nyata di lapangan; (c) fokus bagi setiap individu; dan (c) mendorong
kurikulum pada aspek – aspek psikomotorik, motivasi untuk terus belajar.
afektif, dan kognitif; (d) tolak ukur
Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based
keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah;
Learning) di Pendidikan Kejuruan
(e) kepekaan terhadap perkembangan dunia
kerja; (f) memerlukan sarana dan prasarana Work-based learning merupakan kegiatan
yang memadai; dan (g) adanya dukungan pembelajaran di tempat kerja yang memberi
masyarakat (Finch & Crunkilton, 1999, p.14). banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar
sebagaimana di ruang kelas (Raelin, 2008, p.2).
Menurut Wardiman (1998, p.37),
Tujuan dari strategi pembelajaran berbasis kerja
karakter pendidikan kejuruan adalah sebagai
ini adalah untuk meningkatkan tujuan sekolah
(a) pendidikan kejuruan diarahkan untuk
dalam mengajarkan keterampilan akademik,
mempersiapkan peserta didik memasuki
mempersiapkan siswa untuk bekerja, dan
lapangan kerja; (b) pendidikan kejuruan
membantu mereka untuk berkembang menjadi
didasarkan atas “demand-driven”; (c) fokus
manusia yang dewasa dan bertanggung jawab
isi pendidikan kejuruan ditekankan pada
di masyarakat (Bailey, 2004, p.6).
penguasaan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai – nilai yang dibutuhkan oleh Merurut Allan (2003, p.5), pembelajaran
dunia kerja; (d) penilaian yang sesungguhnya berbasis kerja penting karena menawarkan
terhadap kesuksesan siswa harus pada strategi pengembangan sumber daya yang
“hands-on” atau performa dalam dunia memiliki karakteristik sebagai berikut: (a)
kerja; (e) hubungan yang erat dengan dunia pembelajaran terkait erat dengan kebutuhan;
kerja merupakan kunci sukses pendidikan (b) keterlibatan langsung dengan staff di
kejuruan; (f) pendidikan kejuruan yang baik semua tingkatan; (c) pembelajaran kontektual
adalah responsif dan antisipatif terhadap di tempat kerja; (d) transfer belajar cenderung
kemajuan teknologi; (g) pendidikan kejuruan lebih cepat dan tinggi; (e) fleksibel dalam hal
lebih ditekankan pada “learning by doing” waktu, tempat dan keterlibatan staff; dan (f)
dan “hands-on experience”; (h) pendidikan tidak menghabiskan waktu dan biaya. Menurut
kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir Paris & Mason dan USOE (2002, p.40) ada
untuk praktik; (i) pendidikan kejuruan sejumlah aktifitas yang tergolong ke dalam
memerlukan biaya investasi dan operasional program WBL, diantaranya adalah Field study
yang lebih besar daripada pendidikan umum. (studi lapangan), job shadowwing (kunjungan
industri), school-based enterprise (perusahaan
Tujuan pendidikan kejuruan dijabar-
berbasis sekolah), internship (magang),
kan dalam Keputusan Mendikbud Nomor
Business and industry mentoring (bimbingan
0490/U/1990 seperti berikut: (a) mem-
dunia usaha/industri), community service
persiapkan siswa untuk melanjutkan ke
(layanan masyarakat), dan guest speaker
jenjang pendidikan yang lebih dan/atau
(pembicara tamu).

Inventory Laboratorium Jasa Boga


186 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Pengalaman Prakerin dunia kerja terhadap pengembangan program


Elaine B Johnson (2007, p.228) menyata- pendidikan SMK (Depdiknas, 2008, p.1).
kan bahwa pengalaman memunculkan potensi Tujuan dari pelaksanaan prakerin adalah
seseorang. Potensi penuh akan muncul bertahap (a) pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan
seiring berjalannya waktu sebagai tanggapan Kurikulum; (b) pemenuhan Implementasi
terhadap bermacam-macam pengalaman. Kompetensi ke dalam dunia kerja; (c)
Selain itu, Dimyati Mahmud (1982, p.163) penumbuhan etos kerja/Pengalaman kerja.
berpendapat bahwa jenis dan macamnya minat (Depdiknas, 2008, p.2):
seseorang terhadap suatu obyek mencerminkan Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pengalaman yang sifatnya pribadi yang prakerin merupakan implementasi dari
mungkin sekali berbeda dengan pengalaman PSG. Menurut Wardiman (1998, p.79),
orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
pengalaman dapat berperan penting terhadap dengan pendekatan PSG bertujuan untuk:
perubahan dan perkembangan potensi yang (a) menghasilkan tenaga kerja yang memilki
dimiliki oleh seseorang. Namun, perkembangan keahlian profesional; (b) meningkatkan dan
potensi tersebut tergantung kemampuan untuk memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan
belajar dari pengalaman yang telah dialami. (link and match) antara lembaga pendidikan
Selain itu, pengalaman dapat mempengaruhi dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja;
perkembangan individu baik jasmani maupun (c) meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
rohani yang merupakan salah satu prinsip bagi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
perkembangan kesiapan (readiness) siswa berkualitas profesional; (d) memberi pengakuan
(Dalyono, 2001, p.167). dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
Salah satu unsur penting dalam pendidikan sebagai bagian dari pendidikan; (e) supaya
SMK adalah sistem magang. Pada tahun pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
1993/1994, Departemen Pendidikan dan di sekolah sama dengan tuntutan kompetensi
Kebudayaan memperkenalkan kebijakan link yang harus dimiliki di dunia kerja.
and Match (Wardiman, 1998, p.3). Kebijakan
ini bertujuan untuk menyatukan atau Hasil Belajar
menyamakan antara pendidikan di sekolah Belajar dapat diartikan dalam berbagai cara.
dengang dunia kerja. Kebijakan link and Banyak ahli yang mengungkapkan pengertian
match pada dasarnya berlaku untuk seluruh dari belajar. H.C Witherington dalam Prawira
jenis dan jenjang pendidikan, dan khusus untuk (2013, p.224) berpendapat bahwa belajar
pendidikan menengah kejuruan, kebijakan ini adalah suatu perubahan pada kepribadian
dioperasionalkan dalam bentuk pelaksanaan yang ditandai dengan pola sambutan baru
program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang dapat berupa suatu pengertian. Selain
(Wardiman, 1998, p.3). Dalam pedoman teknis itu, menurut Dalyono (2001, p.49) pengertian
pelaksanaan PSG pada SMK disebutkan bahwa belajar adalah (a) belajar adalah suatu usaha;
Praktik Kerja Industri adalah praktik keahlian (b) belajar bertujuan mengadakan perubahan di
produktif yang dilaksanakan di industri dalam diri antara lain tingkah laku; (c) belajar
atau di perusahan yang berbentuk kegiatan bertujuan mengubah kebiasaan; (d) belajar
mengajarkan pekerjaan produksi dan jasa bertujuan mengubah sikap; (e) dengan belajar
(Kepmendiknas, 1997). Praktik Kerja Industri dapat mengubah keterampilan; dan (f) belajar
merupakan bagian dari program pembelajaran bertujuan menambah pengetahuan dalam
yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta berbagai bidang ilmu.
didik di dunia kerja, sebagai wujud nyata dari Hasil belajar menurut W.S. Winkel (1996,
pelaksanaan sistem pendidikan di SMK yaitu p.51) yaitu semua perubahan di dalam aspek
Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Program kognitif, afektif dan psikomotrik yang terjadi
prakerin disusun bersama antara sekolah dalam diri manusia. Pengertian lain mengenai
dan dunia kerja dalam rangka memenuhi hasil belajar dikemukakan oleh Nana Sudjana
kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi (2004,p.22) yaitu hasil belajar adalah kemam-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 187

puan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah dan bimbingan, juga dikatakan utama karena
ia menerima pengalaman belajarnya. Setiap sebagian besar dari kehidupan anak adalah
proses belajar mempengaruhi perubahan dalam keluarga. Dengan lingkungan keluarga
perilaku pada domain tertentu pada diri siswa, yang kondusif, hubungan antar keluarga akan
tergantung perubahan yang diinginkan terjadi terjaga dengan baik. Hubungan yang baik
sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, dan harmonis dalam sebuah keuarga dapat
2014, p.34). menimbulkan ketenangan bagi anggotanya.
Hasil akhir dari belajar biasanya berupa Komponen - komponen dukungan sosial
skor nilai yang diberikan kepada siswa. Jumlah menurut (Cutrona & Gardner, Uchino) dalam
skor yang diperoleh siswa menggambarkan Sarafino (2008, p. 81) adalah: (a) Dukungan
hasil pencapaian dari proses belajar yang telah emosional (emotional support); (b) Dukungan
dilakukannya. Di dalam proses belajar, banyak instrumental (instrumental support); (c)
skor yang diperoleh oleh siswa. Skor tersebut Dukungan informasi (Informational Support);
diperoleh dari berbagai tes yang dilakukan. (d) Dukungan persahabatan (companionship
Skor akhir dari hasil belajar tersebut adalah support). Pendapat lain disampaikan oleh
berupa skor rata – rata dari keseluruhan Schaefer, Coyne and Lazarus dalam Mattson
perolehan skor siswa. Skor tersebut disajikan (2011, p.185) bahwa terdapat 5 jenis dukungan
dalam bentuk nilai di dalam buku raport sebagai sosial, yakni: (a) Emmotional Support; (b)
laporan akhir dari perolehan hasil belajar siswa Esteem Support; (c) Network Support; (d)
selama satu semester. Information Support; dan (e) Tangible Support.
Setiap jenis dukungan tersebut berbeda beda
Dukungan Sosial Keluarga
namun tetap memiliki tujuan yang sama,
Dukungan sosial mengacu pada yakni memberikan dukungan yang positif
kenyamanan, kepedulian, harga diri, atau bagi anggota keluarga ataupun lingkungan
bantuan yang tersedia untuk orang dari orang sosialnya.
lain dan kelompok (Uchino dalam Sarafino,
2008, p.80). Dukungan bisa datang dari Kesiapan Kerja Siswa
berbagai sumber, bisa berasal dari keluarga, Kesiapan menurut kamus psikologi adalah
pasangan, teman ataupun komunitas. Menurut tingkat perkembangan dari kematangan atau
Albrecht and Aldeman dalam Mattson (2011,
kedewasaan yang menguntungkan untuk
p.182) mendefinisikan bahwa dukungan sosial
mempraktikkan sesuatu (Chaplin, 2006, p.419).
adalah komunikasi verbal dan nonverbal
Slameto (2010, p.115) yang mendefinisikan
antara penerima dan pemberi yang dapat
kesiapan sebagai berikut:
mengurangi ketidakpastian tentang situasi,
kondisi diri sendiri, orang lain, atau hubungan, “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
dan fungsinya untuk meningkatkan persepsi yang membuatnya siap untuk memberi re-
pada kontrol pribadi dalam pengalaman hidup spon/jawaban di dalam cara tertentu terh-
seseorang. Dapat di artikan bahwa dukungan adap suatu kecenderungan untuk memberi
sosial merupakan tindakan dari seseorang respon. Kondisi mencakup setidaktidaknya
untuk orang lain dalam memberikan sebuah tiga aspek yaitu: (a) kondisi fisik, mental
dukungan. dan emosional, (b) kebutuhan-kebutuhan,
motif dan tujuan, (c) keterampilan, pen-
Spradley dan Allender dalam Jhonson
R (2010, p.4) berpendapat bahwa keluarga getahuan dan pengertian lain yang telah
adalah satu atau lebih individu yang tinggal dipelajari. “
bersama sehingga mempunyai ikatan Menurut Miller dalam Kuswana (2013,
emosional dan mengembangkan salam inte- p.5), kerja diartikan sebagai setiap himpunan
relasi sosial, peran dan tugas. Hasbullah dari aktifitas yang terjadi pada waktu relatif
(2012, p.38) menerangkan bahwa lingkungan rutin, dan memiliki tujuan serta hasil tertentu.
keluarga adalah lingkungan pendidikan anak Kesiapan kerja bagi lulusan adalah sejauh
yang pertama, karena dalam keluarga inilah mana lulusan tersebut dianggap memiliki
anak pertama kali memperoleh pendidikan keterampilan dan atribut yang membuat

Inventory Laboratorium Jasa Boga


188 – Jurnal Pendidikan Vokasi

mereka siap dan sukses di tempat kerja dan bekal siswa supaya lebih siap untuk terjun ke
semakin diakui potensinya dalam menunjang dunia kerja setelah lulus dari SMK.
kinerja dan kemampuan karir (Caballero and Penguasaan siswa terhadap kompetensi
Walker, dalam Campbell, 2013, p.1). yang harus dimiliki dapat diukur dari hasil
Finch and Crunkilton (1999, p.133) belajar yang dicapai. Mata diklat produktif
mengklasifikasikan beberapa kelompok merupakan serangkaian mata diklat yang harus
keterampilan dari yang harus dimiliki oleh dilalui oleh siswa untuk membentuk kompetensi
siswa SMK, yakni: (a) keefektifan organisasi/ yang harus dimilikinya, dan disesuaikan
kepemimpinan; (b) bekerjasama secara tim/ dengan program studi yang diminati siswa.
negosiasi/interpersonal; (c) pengembangan Dengan penguasaan kompetensi yang baik,
diri/motivasi untuk menentukan tujuan/kepri- siswa akan lebih mudah dalam bekerja, dan
badian dan pengembangan karir; (d) berfikir siswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja
kreatif/penyelesaian masalah; (e) mampu karena memiliki bekal keterampilan yang baik.
berkomunikasi: mendengar dan lisan; (f)
Dukungan sosial keluarga dapat
mampu membaca, menulis, dan menghitung;
mempengaruhi psikologis siswa. Dukungan
(g) motivasi/keinginan untuk selalu belajar.
yang positif dapat memberikan rasa percaya
Kuswana (2013, p.164) menyebutkan diri bagi siswa. Siswa yang mendapatkan
bahwa ciri – ciri seseorang yang memiliki dukungan dari keluarganya untuk bekerja akan
kesiapan kerja kejuruan adalah mencakup: menimbulkan rasa siap kerja, karena siswa
(a) mengetahui, dan memahami apa yang merasa ada yang melindungi dan memberikan
akan dilakukan dalam pekerjaannya sesuai pertolongan pada saat dibutuhkan.
jabatan yang diembannya; (b) berpengetahuan
mengenai prasarat kerja berdasarkan dimensi;
pengetahuan faktual; pengetahuan konseptual; METODE PENELITIAN
pengetahuan prosedural; dan pengetahuan yang
saling terkait; (c) berpengetahuan bagaimana Jenis Penelitian
harus berperilaku sebagai tenaga yang Jenis penelitian yang dilakukan adalah
kompeten; (d) mempunyai persfektif positif, penelitian ex-post facto, yang berarti bahwa
minat dan motivasi terhadap setap aturan yang penelitian yang bertujuan menemukan
diberlakukan dalam lingkungan pekerjaannya; penyebab yang memungkinkan perubahan
(e) bersikap positif dan menerima resiko perilaku, gejala atau fenomena yang
sebagai akibat pekerjaan dan lingkungannya; disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau
(f) memahami dan dapat mengatasi masalah hal – hal yang menyebabkan perubahan pada
akibat pekerjaan. variabel bebas yang secara keseluruhan sudah
terjadi. Data yang diperoleh dari penelitian ini
Pengaruh Pengalaman Prakerin, Hasil adalah data yang berasal dari peristiwa lampau
Belajar Mata Diklat Produktif dan yang telah terjadi dan peneliti tidak bisa
Dukungan Sosial Keluarga terhadap memanipulasi variabel - variabel yang ada.
Kesiapan Kerja Siswa.
Prakerin memberikan pengalaman nyata Waktu dan Tempat Penelitian
bagi siswa untuk lebih mengenal dunia kerja, Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
dan mempraktikan semua pengetahuan yang Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ciamis
didapatkan di sekolah. Prakerin membimbing yang terletak di Jalan Sadananya nomor 21
siswa untuk bekerja sesuai dengan kompetensi Ciamis. Pengambilan data penelitian dilakukan
yang dimilikinya. Prakerin memberikan pada bulan Maret hingga April 2014.
pengetahuan bagi siswa mengenai lingkungan
kerja, bagaimana bersikap sebagai karyawan Subjek Penelitian
dan siswa juga bisa mempraktikan langsung
Populasi dalam penelitian ini berjumlah
apa yang telah di dapatkan disekolah. Prakerin
372 siswa yang berasal dari 6 kompetensi
juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa
keahlian yang berbeda. Selanjutnya diperoleh
untuk bekerja. Hal tersebut dapat menjadi
sampel sebanyak 191 siswa melalui tabel

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 189

kreijcie & Morgan. Teknik sampling yang ditunjukan cukup baik. Dalam penelitian ini
digunakan adalah proportionate cluster ditemukan bahwa tingkat kesiapan kerja siswa
random sampling . SMKN2 Ciamis adalah tinggi. hal tersebut
dapat dilihat dari skor yang yang dicapai oleh
Prosedur 191 siswa sebagai responden, terdapat 36,65%
Penelitian ini merupakan penelitian ex- siswa memiliki tingkat kesiapan kerja yang
post facto. Penelitian dilakukan dengan cara sangat tinggi, 63,35% siswa memiliki tingkat
menggunakan angket yang disebarkan kepada kesiapan kerja yang tinggi, sedangkan tidak
responden, yakni siswa. Angket digunakan ada siswa memiliki tingkat kesiapan kerja yang
untuk mendapatkan data pengalaman prakerin, rendah dan sangat rendah.
dukungan sosial keluarga dan kesiapan kerja Variabel pengalaman prakerin juga
siswa. Selain itu, dilakukan juga dokumentasi menunjukan hasil yang baik, hal ini
untuk mendapatkan data hasil belajar siswa ditunjukan dengan 43,98% siswa memiliki
kelas XII semester ganjil tahun ajaran skor pencapaian yang sangat tinggi, 54,97%
2013/2014. siswa memiliki skor pencapaian yang tinggi,
sedangkan hanya 1,05% siswa memiliki skor
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
pencapaian yang rendah dan tidak ada siswa
Data dalam penelitian ini merupakan data memiliki skor pencapaian yang sangat rendah
dari hasil angket dan dokumentasi. Instrumen dalam pengalaman prakerin. Selanjutnya
yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel hasil belajar mata diklat produktif
berupa angket yaitu untuk mengungkap juga menunjukan hasil yang sangat baik, hal
variabel pengalaman prakerin, dukungan tersebut ditunjukan dengan skor pencapaian
sosial keluarga, dan kesiapan kerja siswa seluruh responden yang sangat tinggi. Variabel
yang melibatkan 89 pernyataan dengan empat dukungan sosial keluarga juga menunjukan
alternatif jawaban (SS, S, KS, STS). angket hasil yang baik, hal ini ditunjukan dengan
penelitian sebelumnya divalidasi oleh ahli dan
23,04% siswa memiliki kualitas dukungan
diujicobakan kepada 30 siswa untuk menguji
sosial yang sangat tinggi, 75,39% siswa
validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan
memiliki dukungan sosial keluarga yang tinggi,
dokumentasi digunakan untuk memperoleh
sedangkan hanya 1,57% siswa yang memiliki
data hasil belajar mata diklat produktif.
skor kualitas dukungan sosial keluarga yang
Teknik Analisis Data rendah, dan tidak ada siswa yang memiliki
kualitas dukungan sosial yang sangat rendah.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan statistik Hasil analisis korelasi antara variabel
inferensia. Dengan pengujian hipotesis dengan bebas (X) dengan variabel terikat Y dapat
menggunakan uji statistik parametris. Uji dilihat pada tabel 1.
hipotesis dilakukan dengan menggunakan Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa
bantuan software SPSS 18.0 for windows hubungan variabel X1 dan X3 terhadap Y
dengan taraf signifikansi 5%. Uji statistik berada pada kriteria sedang. Selain itu,
yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel X2 terhadap Y berada pada
adalah uji korelasi dan regresi, dengan kriteria sangat rendah. Nilai signifikansi yang
sebelumnya telah dilakukan uji prasarat diperoleh oleh variabel X1 dan X3 adalah 0,000
analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas dan sedangkan X2 adalah 0,007. Nilai signifikansi
uji multikolinieritas. tersebut lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
HASIL PENELITIAN DAN hubungan variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y
PEMBAHASAN adalah signifikan.
Analisis yang digunakan untuk menguji
Hasil Penelitian hipotesis selanjutnya adalah analisis regresi.
Berdasarkan hasil penelitian yang Analisis regresi sederhana digunakan untuk
dianalisis secara deskriptif, hasil yang mengetahu pengaruh antara masing – masing

Inventory Laboratorium Jasa Boga


190 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 1. Hasil Analisis Korelasi


Variabel R Sig Hubungan antar variabel
X1 * Y 0,490 0,000 Sedang dan signifikan 
X2 * Y 0,195 0,007 Sangat Rendah dan signifikan
X3 * Y 0,429 0,000 Sedang dan signifikan

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Sederhana


Unstandardized
Variabel Constant F t Sig R R2
Coefficients
Pengalaman Prakerin 0,352 54,837 56,672 7,725 0,000 0,490 0,240
Hasil Belajar Mata Diklat 0,493 50,405 7,509 2,740 0,007 0,195 0,038
produktif
Dukungan Sosial Keluarga 0,454 57,399 42,749 6,538 0,000 0,429 0,184
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja Siswa

variabel bebas terhadap variabel terikat. bahwa masing – masing variabel tersebut
sedangkan analisis regresi ganda dilakukan memiliki hubungan yang nyata (signifikan)
untuk mengetahui hubungan antara seluruh terhadap kesiapan kerja siswa. nilai t yang
variabel bebas secara bersama – sama terhadap positif menunjukan bahwa adanya hubungan
variabel terikat. Analisis ini menghasilkan uji F yang positif (searah) antara masing – masing
yang digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel tersebut terhadap kesiapan kerja siswa.
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil uji regresi ganda
selain itu dihasilkan koefisien regresi yang tersebut, dapat dilihat pula berapa besar
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh kontribusi yang diberikan oleh masing –
antara variabel bebas dengan variabel terikat. masing variabel terhadap variabel keaiapan
Selanjutnya dihasilkan pula uji t untuk kerja siswa. Kontribusi yang di berikan oleh
mengetahui pengaruh nyata dari variabel bebas pengalaman prakerin terhadap kesiapan kerja
terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi siswa adalah sebesar 24% (R2 = 0,240). Selain
sederhana disajikan pada tabel 2. itu, kontribusi yang diberikan oleh hasil belajar
Berdasarkan hasil uji regresi sederhana mata diklat produktif terhadap kesiapan kerja
pada tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai Fhitung siswa adalah sebesar 3,8% (R2 = 0,038).
dari masing – masing variabel, yakni variabel Selanjutnya kontribusi yang diberikan oleh
pengalaman prakerin, hasil belajar mata diklat dukungan sosial keluarga terhadap kesiapan
produktif, dan dukungan sosial keluarga adalah kerja siswa adalah 18,4% (R2 = 0,184).
lebih besar dari nilai Ftabel (2,65) dan seluruh Untuk mengetahui hubungan antara
nilai probabilitas signifikansi p < 0,05. Dapat pengalaman prakerin, hasil belajar mata diklat
disimpulkan bahwa masing – masing variabel produktif dan dukungan sosial keluarga secara
yakni variabel pengalaman prakerin, hasil bersama – sama terhadap kesiapan kerja siswa
belajar mata diklat produktif dan dukungan adalah dengan melakukan analisis uji regresi
sosial keluarga telah signifikan dan dapat ganda. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada
digunakan untuk memprediksi kesiapan kerja tabel 3.
siswa.
Berdasarkan hasil uji pada tabel 3, dapat
Selain itu, nilai thitung dari masing – masing dilihat bahwa nilai Fhitung = 31,756 dan Sig. =
variabel yakni variabel variabel pengalaman 0,000. Oleh karena nilai Fhitung > Ftabel (2,65)
prakerin, hasil belajar mata diklat produktif, dan nilai probabilitas signifikansi p < 0,05
dan dukungan sosial keluarga adalah lebih maka disimpulkan bahwa model regresi ganda
besar dari ttabel (1,9726). Dapat didimpulkan dengan prediktor Pengalaman Prakerin, Hasil

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 191

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Ganda


Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 3140,765 3 1046,922 31,756 0,000c
3 Residual 6164,963 187 32,968
Total 9305,728 190
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Prakerin
b. Predictors: (Constant), Pengalaman Prakerin, Nilai Produktif
c. Predictors: (Constant), Pengalaman Prakerin, Nilai Produktif, Dukungan Sosial Kel
d. Dependent Variable: Kesiapan Kerja Siswa

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,171 14,055   0,154 0,877
Pengalaman Prakerin 0,249 0,047 0,346 5,261 0,000
3
Nilai Produktif 0,457 0,153 0,181 2,985 0,003
Dukungan Sosial Keluarga 0,327 0,069 0,309 4,714 0,000

Tabel 5. Model Summary Regresi Berganda


Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Sig. F
Square Square Estimate
Change Change
3 0,581 0,338 0,327 5,74175 0,079 0,000c
c. Predictors: (Constant), Pengalaman Prakerin, Nilai Produktif, Dukungan Sosial Kel

Belajar Mata Diklat Produktif dan Dukungan dapat disimpulkan bahwa variabel X1, X2, X3
Sosial Keluarga telah signifikan dan dapat memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t yang
digunakan untuk memprediksi Kesiapan Kerja positif menunjukan bahwa variabel X1, X2, X3
Siswa SMKN 2 Ciamis. Analisis berikutnya mempunyai hubungan yang searah dengan Y.
adalah uji koefisien regresi ganda. Hasil Berdasarkan nilai Koefisien beta, dapat dilihat
analisis dapat dilihat pada tabel 4. bahwa variabel yang paling dominan dalam
Pengambilan keputusan uji koefisien mempengaruhi kesiapan kerja adalah variabel
regresi berganda didasarkan pada nilai Pengalaman Prakerin. Nilai koefisien beta
signifikansi koefisien regresi p < 0,05. untuk variabel pengalaman prakerin adalah
Berdasarkan tabel 4, dengan 3 prediktor 0,346.
Pengalaman Prakerin (X1), Hasil Belajar Mata Selanjutnya, untuk melihat besarnya
Diklat Produktif (X2) dan Dukungan Sosial sumbangan ataupun kontribusi yang diberikan
Keluarga (X3) memiliki nilai signifikansi p oleh variabel bebas terhadap variabel terikat
< 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dapat dilihat dalam tabel 5.
bahwa koefisien regresi ganda tersebut adalah Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa
signifikan. Nilai thitung dari ketiga variabel besarnya sumbangan ataupun kontribusi yang
tersebut menunjukan nilai yang lebih besar diberikan oleh variabel bebas yang meliputi
dari ttabel yakni 1,972731. Dengan demikian Pengalaman Prakerin (X1), Hasil Belajar

Inventory Laboratorium Jasa Boga


192 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Mata Diklat Produktif (X2) dan Dukungan didapatkan oleh siswa di sekolah. Selain
Sosial Keluarga (X3) terhadap Kesiapan Kerja itu, memberikan kesempatan kepada siswa
Siswa (Y) yaitu 0,327. Hal ini memiliki arti untuk mempraktekan langsung apa yang
bahwa ketiga variabel bebas tersebut memberi telah didapatkan di sekolah. Kontribusi yang
sumbangan sebesar 32,7% terhadap variabel diberikan oleh pengalaman prakerin terhadap
terikat. Sementara itu, 66,3% dipengaruhi oleh kesiapan kerja adalah sebsar 24%.
sebab – sebab lain. Kedua, mata diklat produktif merupakan
Berdasarkan hasil analisa diperoleh serangkaian mata diklat yang diajarkan di SMK
persamaan regresi ganda sebagai berikut : untuk membentuk kompetensi yang dimiliki
oleh siswa. Kompetensi tersebut disesuaikan
Y = 2,171 + 0,249 X1 + 0,457 X2 + 0,327 X3 dengan kompetensi keahlian yang ditekuni oleh
siswa. Semakin banyak siswa belajar, semakin
Dimana : baik hasil belajar mata diklat produktif yang
Y = Kesiapan Kerja Siswa (Y) diperoleh siswa, akan berbanding lurus dengan
X1 = Pengalaman Prakerin keterampilan dan kesiapan kerja yang dimiliki
X2 = Hasil Belajar Mata Diklat Produktif siswa. Kontribusi yang diberikan oleh hasil
X3 = Dukungan Sosial Keluarga belajar mata diklat produktif terhadap kesiapan
kerja adalah sebsar 3,8%.
Dari persamaan regresi tersebut, terlihat
Ketiga, keluarga merupakan tempat
bahwa nilai b1, b2 dan b3 bernilai positif.
pertama siswa belajar. Lingkungan keluarga
Hal ini menunjukan bahwa sumbangan dari
akan membentuk karakter dan sikap siswa.
variabel Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar
Dalam hal pengambilan keputusan, keluarga
Mata Diklat Produktif dan Dukungan Sosial
sangat berperan penting. Bila keluarga
Keluarga secara bersama – sama terhadap
memberikan dukungan sosial yang baik
Kesiapan Kerja Siswa bernilai positif dan
terhadap siswa yang ingin bekerja, maka
signifikan.
siswa akan lebih percaya diri dalam memilih
Persamaan tersebut memberikan dan menentukan jenis pekerjaan yang akan
gambaran: (a) jika setiap kali variabel digelutinya setelah siswa lulus dari SMK.
pengalaman prakerin bertambah satu, maka Kontribusi yang diberikan oleh dukungan
rerata nilai variabel kesiapan kerja siswa akan sosial keluarga terhadap kesiapan kerja adalah
bertambah nilainya sebesar 0,249; (b) jika sebsar 24%.
setiap kali variabel hasil belajar mata diklat
produktif bertambah satu, maka rerata nilai
variabel kesiapan kerja siswa akan bertambah SIMPULAN DAN SARAN
nilainya sebesar 0,457; (c) jika setiap kali
variabel dukungan sosial keluarga bertambah Simpulan
satu, maka rerata nilai variabel kesiapan kerja Berdasarkan hasil analisis yang telah
siswa akan bertambah nilainya sebesar 0,327. dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel Pertama, berdasarkan hasil analisis
bebas sebagai prediktor yang digunakan untuk deskriptif, dapat diketahui bahwa skor tingkat
mengungkap kesiapan kerja siswa di SMKN kesiapan kerja siswa SMKN 2 Ciamis adalah
2 Ciamis. Ketiga variabel tersebut terbukti sebesar 36,65% siswa memiliki tingkat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja yang sangat tinggi, 63,35%
kesiapan kerja siswa SMKN 2 Ciamis. Alasan siswa memiliki tingkat kesiapan kerja yang
ketiga variabel tersebut berpengaruh adalah: tinggi, sedangkan tidak ada siswa memiliki
Pertama, pelaksanaan prakerin mem- tingkat kesiapan kerja yang rendah dan sangat
berikan pengalaman bagi siswa untuk bekerja rendah.
secara langsung dilingkungan industri. Hal Kedua, berdasarkan hasil uji hipotesis,
tersebut memberikan pengetahuan tambahan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
mengenai dunia kerja yang tidak bisa positif dan signifikan antara pengalaman

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 193

prakerin, hasil belajar mata diklat produktif, Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi
dan dukungan sosial keluarga secara bersama Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
– sama terhadap kesiapan kerja siswa SMKN
2 Ciamis. Bailey, T.R., et.al. (2004). Working Knowledge:
Work-Based Learning and Education
Ketiga, kontribusi yang diberikan oleh
Reform. New York: Routledgefalmer.
pengalaman prakerin, hasil belajar mata
diklat produktif dan dukungan sosial keluarga Chaplin J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi
terhadap kesipan kerja siswa SMKN 2 Ciamis (Terjemahan Kartini Kartono).
adalah sebesar 32,7%. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada..

Saran Clarke, L., & Winch, C. (2007). Vocational


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Education: International Approaches,
dilakukan, berikut ini ada beberapa saran dan Developments and Systems. ASCD.
gagasan untuk meningkatkan kesiapan kerja Curtis R. Finch, John R. Crunkilton. (1999).
siswa SMKN 2 Ciamis. Saran dan gagasan Curriculum development in vocational
tersebut antara lain: and technical education: planning,
Pertama, perlu adanya kerjasama yang content, and implementation Needham
sinergis antara pihak sekolah, pemerintah, Heights, MA. Boston: Allyn & Bacon.
industri, masyarakat dan juga keluarga siswa
untuk terus berusaha meningkatkan kesiapan Dalyono. M. (2001). Psikologi Pendidikan.
kerja yang dimiliki oleh lulusan SMK. Jakarta: Rhineka Cipta.
Kedua, melalui kegiatan prakerin, sekolah Depdiknas. (2003). Undang – Undang RI
perlu terus meningkatkan hubungan kerjasama Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem
yang sinergis dengan industri. Kerjasama ini Pendidikan Nasional. Jakarta.
diharapkan untuk meningkatkan kualitas hasil
prakerin baik bagi siswa maupun industri. Depdiknas. (2008). Pelaksanaan Prakerin.
Dengan hasil prakerin yang baik, akan Jakarta.
memberikan banyak keuntungan baik bagi
Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu
industri, sekolah maupun siswa
Pendidikan (umum dan agama islam).
Ketiga, sarana dan prasarana untuk Jakarta: Rajawali Pers.
proses belajar mengajar mata diklat produktif
hendaknya terus ditingkatkan dan diperbaharui Jhonson R & Leny R. (2010). Keperawatan
mengikuti perkembangan zaman. Supaya dapat Keluarga.Yogyakarta: Nuha Medika.
terus meningkatkan hasil dari pembelajaran
mata diklat produktif. Jhonson, Elaine. B. (2007). Contextual
Teaching and Learning. Terjemahan
Keempat, dukungan sosial keluarga
Ibnu Setiawan. Bandung: MLC.
sangatlah penting bagi siswa. Karena dapat
mempengaruhi sikap dan keputusan yang akan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebuda-
diambil oleh siswa. Keluarga hendaknya selalu yaan Nasional Republik Indonesia
memberikan dukungan, arahan, dan motivasi Nomor 0490/U/1990 Tentang Pendidikan
yang positif bagi siswa, khususnya mengenai Menengah Kejuruan. Departemen
keputusan yang akan siswa ambil setelah lulus Pendidikan dan Kebudayaan.
dari SMK.
Kuswana, W. Sunaryo. (2013). Dasar –
dasar Pendidikan Vokasi & Kejuruan.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alfabeta.
Allan, Barbara. (2003). Work Based Learning: Kuswana, W. Sunaryo. (2013). Filsafat
Developing Library Staff Throught. Pendidikan Teknologi, Vokasi dan
United State of America: Scarecrow Kejuruan. Bandung: Alfabeta.
Press Inc.

Inventory Laboratorium Jasa Boga


194 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Mahmud, Dimyati. (1982). Strategi Belajar Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Mengajar. Jakarta: Departemen Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Pendidikan Nasional. Rineka Cipta.

Mattson. (2011). Healt as Comunication Stergiou-kita., et.al. (2009). Evaluating work


Nexus. Kendall Hunt Publishing Co. readiness following acquired brain
injury: Building a shared understanding.
Paris, K. A., & Mason, S. A. (1995). Planning Canadian Journal Of Occupational
and Implementing Youth Apprenticeship Therapy, 76, 276-284.
and Work-based Learning. Madison:
University of Wisconsin. Utah State Office of Education (USOE).
(2002). Utah Work-based Learning
Prawira, Purwa A. (2013). Psikologi Pendidikan Manual. Salt Lake City: Reproduction
dalam Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar- Supplied by EDRS.
ruzz Media.
Walker. A., Campbell, K. (2013). Work
Raelin, Joseph A. (2008). Work-based readiness of graduate nurses and
Learning: Bridging Knowledge and the impact on job satisfaction, work
Action in the Workplace. San Fransisco: engagement and intention to remain.
Jossey-Bass. Nurse Education Today, YNEDT-02519.
Sarafino, Edward., P & Smith, Timothy.,
W. (2008). Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions 7th. New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai