Anda di halaman 1dari 9

Pengertian

Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium kataran, stadium erupsi dan stadium konvalensi. (Perawatan anak sakit, 351).

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut,menular yang ditandai 3 stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensensia. Morbili dapat disebut
juga campak,”measles”,rubeola.(IKA,FKUI Volume 2, 1985)

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium
yaitu : stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi (Rampengan, 1997:
90)

Campak adalah organisme yang sangat menular ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi pada orang lain yang rentan (Smeltzer, 2001:2443)

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu : a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadirum konvelensi. (Rusepno,
2002:624)

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu (1) stadium kataral, (2) stadium erupsi dan (3) stadirum konvelensi. (Ngastiyah,
1997:351)

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus
campak. (Hardjiono, 2004:95)

Campak adalah demam eksantematosa akut oleh virus yang menular ditandai oleh
gejala prodromal yang khas, ruam kulit dan bercak koplik. (Ovedoff, 1995:451)

Measles atau rubeola adalah penyakit infeksi tinggi akut melibatkan traktus
respiratorius dan dikarakteristikkan oleh ras makulopapuler confluent. (N. Clex,
2001:153).

Morbili adlah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh tiga stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi (Suriadi, 2001:211).

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. (Mansjoer, 2000 :
47).
Etiologi

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah
selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbulnya bercak-bercak. Cara
penularannya dengan droplet dan kontak (IKA,FKUI Volume 2, 1985).

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan
dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30oC dan -20oC, sinar matahari, eter, tripsin,
dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi
tidak mengganggu aktivitas komplemen. (Rampengan, 1997 : 90-91)

Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak, cara
penularan dengan droplet dan kontak (Ngastiyah, 1997:351)

Campak adalah suatu virus RNA, yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus
Morbilivirus. Dikenal hanya 1 tipe antigen saja; yang strukturnya mirip dengan virus
penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut ditemukan di dalam
sekresi nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak selama periode prodromal dan
untuk waktu singkat setelah munculnya ruam kulit. Pada suhu ruangan, virus tersebut
dapat tetap aktif selama 34 jam. (Nelson, 1992 : 198).

Virus morbili berasal dari sekret saluran pernafasan, darah urin dari orang yang
tereinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan dorplet dari orang
yang terinfeksi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat menular, ialah dari
hari pertama hingga hari ke-4 setelah timbulnya rash (pada umunya pada stadium
kataran).

Patofisiologi

Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan
masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke
seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran
cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan
ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan
netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan
dalam eliminasi virus.
Patofisiologi Organisme (virus morbili) menular melalui rute udara, dalam waktu 24
jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka akan terjadi eksudat yang
serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar
kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan
konjungtiva (Ngastiyah, 1997:352).

Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini
terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva (IKA,FKUI
Volume 2,1985).
Manifetasi Klinik

Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium, yaitu :

1. Stadium prodormal (katarallis).

Biasanya stadium ini berlangsung 4 – 5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah), batuk,
fotopobia, konjungtivitis, koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam timbul eritema
(ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum
dan dikelilingi eritema. Kadang – kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang
sebelum stadium erupsi. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influensa dan sering
didiagnosis sebagai influensa. Diagnosis perkiraan dapat dibuat bila ada bercak klopik dan
pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.

2. Stadium erupsi.

Koriza dan batuk- batuk bertambah, timbul eritema atau titik merah dipalatum durum dan
palatum mole. Kadang- kadang terlihat pula bercak koplik. Biasanya disertai juga
meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula- mula makula
timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian
belakang pipi.

Dalam dua hari bercak- bercak menjalar kemuka, lenga atas, bagian dada, punggung, perut
dan tungkai bawah. Kadang- kadang terdapat perdaraha ringan pada kulit. Rasa gatal, muka
bengkak, ruam mencapai anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang
dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai
diare dan muntah.

Variasi morbili yang biasa ini adalah : black measles yaitu ; morbili yang disertai perdarahan
pada kulit, milut hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (Hiperpigmentasi) yang lama
kelamaan akan menghilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kulit bersisik. Hiperpigmentasi
ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal,
kecuali jika ada komplikasi. Selanjutnya diikuti gejala anoreksia, malaise, limfadenopati.
(Ngastiyah, Perawatan anak sakit, 351).

Komplikasi
Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi uji
tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif. Sehingga memudahkan terjadinya
komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensepalitis, bronkopneumonia.

Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bagi yang masih muda, anak dengan
malnutrisi energi protein (KKP), penyakit menahun, leukemia dll. Oleh karena itu pada
keadaan tertentu perlu diadakan pencegahan. Komplikasi nerologis pada morbili dapat berupa
hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan mental, encepalitis.

Penatalaksanaan

Pada anak berumur 15 bulan sangat dianjurkan untuk memberikan imunisasi akjtif yaitu
dengan pemberian vaksin morbili live attenuated. Karena dipastikan anak sebelum umur 15
bulan belum dapat membentuk antibody secara baik karena masih ada antibody dari ibu. Bila
terdapat alergi sebaiknya vaksin ditunda sampai dua minggu sesudah sembuh. Vaksin morbili
tidak boleh diberikan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan yang akut atau infeksi
lainnya yang disertai demam, anak dengan defisiensi imunologik dan anak dengan obat
imunosupresif.

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian dasar pada pasien dengan morbili bagaimana riwayat kperawatan yaitu mulai dari
sejak lahir sampai sekarang, riwayat imunisasi yaitu sesuai dengan atau teratur tidak sesuai
dengan jadwal imunisasi denga umur/ perkembangan umur, pernah tidak kontak langsung
dengan orang yang terinfeksi khususnya morbili. Selain itu dapat dikaji tanda – tanda demam
atau suhu tubuhnya, koriza, batuk lama tau tidak, konjungtivitis, bercak koplik ada atau tidak,
pakah ada eritema pada bagian belakang telinga dan leher, bagaimana kebutuhan nutrisinya
sesuai dengan TKTP, bagaimana nafsu makannya, selain itu yang perlu diperhatikan keadaan
dari anak itu sendiri kondisinya lemah, lesu atau nampak pucat.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen.


2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan iuntake yang tidak
adekuat.
4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya.

Intervensi Keperawatan
Diagnosa. 1.

Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen.

Tujuan : perluasan infeksi tidak terjadi.

Intervensi :

 tempatkan anak pada ruang khusus.


 Pertahankan isolasi yang ketat dirumah sakit.
 Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak.
 Mempertahankan istirahat selama periode prodormal (kataral).
 Berikan antibiotik sesuai dengan indikasi.

Diagnosa. 2.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash.

Tujuan : anak dapat mempertahankan integritas kulit.

Intervensi :

 pertahankan kuku anak tetap pendek.


 Jelaskan pada anak untuk tidak menggaruk rash.
 Mandikan pasien dengan menggunakan sabun dengan lembut untuk mencegah infeksi.
 Berikan obat antipruritus topikal dan anestesi topikal.
 Beirikan antihistamin sesuai order.

Diagnosa. 3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan iuntake yang tidak
adekuat.

Tujuan : anak menunjukan tanda- tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi.

Intervensi :

 Kaji ketidakmampuan anak untuk makan.


 Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutirisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi.
 Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering.
 Pertahankan kebersihan mulut anak.
 Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral tidak
mencukupi kebutuhan gizi anak.
 Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuha penyakit.

Diagnosa. 4

Gangguan aktivitas berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya.

Tujuan : anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama
menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota keluarga.

Intervensi :

 Berikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak.


 Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memiliki aktivitas yang diinginkan.
 Ijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit.
 Anjurkan anak untuk berhubungan dengan teman jika mungkin.

Daftar Pustaka

 Kartasasmita, Cissy. B. (1998). Bagian Ilmu Keperawatan anak. Bandung : FKUP/


RSHS.
 Ngastiah. (1995). Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC
 Ricard E Behrman, MD Victor C Voughan MD. (1992). Ilmu Kesehatan Anak bagian
II (alih bahasa). Jakarta : EGC
 Rampengan T.H , Laurents I.R. 1997. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Edisi 1,
Cetakan III. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
 Silalahi Levi, 2004. Campak. http://www.tempointeraktif.com
 Depkes, R.I., 2004. Campak di Indonesia. http://www.penyakitmenular. info.
 Hassan, et al. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika: Jakarta.
 Hartanto, Huriawati, dr., dkk,. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi Dua Sembilan.
EGC: Jakarta.
 Betz, Cecity L., Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawan Pediatri. EGC:
Jakarta.
 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.
Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Kesehatan Anak Fakultas
 Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
 H. John. 2005. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman untuk Profesi Kesehatan Edisi
Empat, EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai