O
DENGAN DEPRESI
DI BANJARANGKAN KLUNGKUNG
TANGGAL 20 NOVEMBER 2020
Oleh :
Kelompok 4
a. Definisi
b. Etiologi
Tanda dan gejala yang sering timbul dari depresi adalah penurunan
energi dan konsentrasi, gangguan tidur terutama terbangun dini hari
dan sering terbangun malam hari, penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan dan keluhan somatik. Sedangkan menurut, tanda dan
gejala depresi terbagi atas:
1) Suasana Hati :
a. Sedih
b. Kecewa
c. Murung
d. Putus Asa
e. Rasa cemas dan tegang
f. Menangis
g. Perubahan suasana hati
h. Mudah tersinggung
2) Fisik :
a. Merasa kondisi menurun, lelah, pegal-pegal
b. Sakit
c. Kehilangan nafsu makan
d. Kehilangan berat badan
e. Gangguan tidur
f. Tidak bisa bersantai
g. Berdebar-debar dan berkeringat
h. Agitasi
i. Konstipasi
d. Patofisiologi
Peristiwa kehidupan
Faktor Genetic Bertambahnya Penyakit fisik
Tipe kepribadian
umur ( penuaan)
Kurangnya perhatian
Penyakit
Stres kronis
cerebrovaskuler Neurotransmitter
tidak seimbang
Tidak
Faktor resiko menyenangkan
vaskular Perubahan
struktural otak
DEPRESI
Penurunan fungsi
Kehilangan minat
Ketidak Mampuan
Defisit
melakukan Tidak Risiko
Gangguan
Kogniktif,
Prilaku Bunuh
merusak
psikososial,
Koping Keluarga
Perawatan
Merasa
Kurang perhatian Diri
diabaikan
perawatan diri Berduka
menyenangkan
Kehilangan Mobilitas
Diri
Putus Fisik
spiritual
diri
asa
Peristiwa
f. Tingkat Depresi
a. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi
sosial dan rasa tidak nyaman.
b. Depresi Sedang
a) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
b) Proses piker : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang
komunikasi verbal komunikasi non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal,
komunikasi non verbal meningkat
d) Partisipasi sosial : menarik diri tak mau bekerja/ sekolah, mudah
tersinggung
c. Depresi Berat
a) Gangguan afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung,
inisiatif berkurang
b) Gangguan proses pikir
c) Sensasi somatik dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama,
tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum,
menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
a. Pengkajian
a) Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik.
Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat
pada kembar monozigote dari dizigote.
b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri.
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah
yang dialihkan pada diri sendiri. Diawali dengan proses kehilangan
terjadi ambivalensi terhadap objek yang hilang tidak mampu
mengekspresikan kemarahan marah pada diri sendiri.
c. Teori Kehilangan.
Berhubungan dengan factor perkembangan : misalnya kehilangan
orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan
orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.
d. Teori kepribadian.
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan
seseorang mengalami depresi atau mania.
e. Teori Kognitif.
Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian negative terhadap diri sendiri, lingkungan
dan masa depan.
f. Teori Belajar Ketidakberdayaan.
Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri,
lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian
individu timbul keyakinan akan ketidakmampuan mengendalikan
kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respon yang
adaptif.
g. Model perilaku.
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian
(reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
h. Model Biologis.
Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsi endokrin dan
hipersekresi kortisol.
b) Faktor Presipitasi.
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi factor
biologis, psikologis dan social budaya. Factor biologis meliputi perubahan
fisiologis yang disebabkan oleh obat – obatan atau berbagai penyakit fisik
seperti infeksi, neoplasma dan ketidakseimbangan metabolism. Factor
psikologis meliputi kehilangan kasih saying, termasuk kehilangan cinta,
seseorang, dan kehilangan harga diri. Factor social budaya meliputi
kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
c) Perilaku dan Mekanisme koping.
Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan
depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi
agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan
yang hebat. Depresi, yaitu perasaan berduka yang belum digunakan adalah
represi, supresi, denial dan disosiasi.
d) Adapun perilaku yang berhubungan dengan depresi adalah :
a. Afektif : sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah,
perasaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa,
merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.
b. Kognitif : ambivalen, bingung, ragu – ragu, tidak mampu
berkonsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri
sendiri,pikiran merusak diri,rasa tidak menentu, pesimis.
c. Fisik : sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan,
konstipasi, lemas, lesu, nyeri, kepala pusing, insomnia, nyeri dada, over
acting, perubaha berat badan, gangguan selera makan, gangguan
menstruasi, impotensi, tidak berespon terhadap seksual.
d. Tingkah laku : agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas,
kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable (mudah
marah, menangis, tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang spontan,
gangguan kebersihan.
e) Analisa Data
a. Data subjektif.
Klien mengatakan sedih, klien mengatakan tidak bergairah untuk
bekerja, klien mengatakan menyesal, klien mengatakan merasa bersalah,
klien merasa ditolak, klien merasa tidak berdaya, merasa tidak berharga.
b. Data obyektif.
Klien tampak sedih, murung, lambat, lemah, lesu, tidak bergairah,
cemas, marah.
b. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti
2. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan pola koping yang
berbeda di antara klien dan orang terdekat
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan depresi
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan factor kognitif
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan faktor psikologis
7. Resiko bunuh diri berhubungan dengan masalah social
d. Implementasi.
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan hasil yang di harapakan.Tindakan keperawatan harus
mendetail.Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan
baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan
kondisi pasien.
e. Evaluasi
No Dx Evaluasi
1 S:-
O:
1. Verbalisasi menerima kehilangan meningkat
2. Verbalisasi harapan meningkat
3. Verbalisasi perasaan sedih menurun
4. Verbalisasi perasaan bersalah atau menyalahkan
orang lain menurun
5. Menangis menurun
6. Pola tidur membaik
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 S:-
O:
1. Perasaan diabaikan menurun
2. Kekawatiran tentang anggota keluarga menurun
3. Perilaku mengabaikan anggota keluarga menurun
4. Komitmen pada perawatan atau pengobatan
meningkat
5. Komunikasi antara anggota keluarga meningkat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S:-
O:
1. Keluhan sulit tidur menurun
2. Keluhan tidak puas tidur menurun
3. Keluhan pola tidur berubah menurun
4. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
5. Kemampuan beraktifitas meningkat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
4 S:-
O:
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
meningkat
3. Sikap terhadap makanan atau minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan meningkat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
5 S:-
O:
1. Pergerakan ekstremitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak ROM meningkat
4. Kaku sendi menurun
5. Kelemahan fisik menurun
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
6 S:-
O:
1. Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri
meningkat
2. Minat melakukan perawatan diri meningkat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
7 S:-
O:
1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun
2. Perilaku menyerang menurun
3. Perilaku melukai diri sendiri atau orang lain
menurun
4. Perilaku merusak lingkungan sekitar menurun
5. Perilaku agresif atau amuk menurun
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Halgin, R.P., & Whitbourne, S.K. (2010). Psikologi Abnormal Perspektif Klinis
Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika.
Martono, hadi. 2011. Buku ajar boedhi darmojo geriatric. Jakarta: fakultas kedokteran
universitas Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Kasus :
Ny.O berumur 67 th 1 minggu yang lalu ditinggal oleh suaminya untuk selamanya. Pasien
mengatakan merasa sedih, tidak ingin, dan belum siap ditinggalkan, sehari-harinya pasien
menghabiskan waktu bersama cucunya. Pasien mengatakan sering diabaikan oleh
keluarganya. Keluarga pasien mengatakan pasien sering murung sendiri. Keluarga pasien
mengatakan pasien sering terbangun di malam hari sambil menangis, dan sulit tidur lagi.
Keluarga pasien mengatakan bahwa jarang ada waktu untuk menemani pasien di rumah
karena sibuk bekerja. Wajah pasien tampak sayu dan terdapat kantung mata.
I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas/Data Biografis Klien
1. Nama : Ny. O
2. No. Rekam Medis :-
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat Tanggal Lahir : Banjarangkan, 31 Desember 1957
5. Umur : 67 Tahun
6. Agama : Hindu
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Pekerjaan : Petani
9. Pendidikan Terakhir : SD
10. Alamat Rumah : Br. Banjarangkan, Klungkung
11. Orang yang dekat dihubungi : Tn. S
12. Hubungan dengan klien : Anak Kandung
13. Tanggal masuk ke RS :-
B. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak menerima kehilangan suaminya.
E. Genogram
Keterangan :
: laki -laki
: laki-laki meninggal
: perempuan
: perempuan meninggal
: pasien
H. Riwayat Pekerjaan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dulu bekerja sebagai petani, dan sudah
10 tahun terakhir tidak bekerja karena fisik sudah tidak mampu untuk bekerja.
J. Riwayat Rekreasi
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sering diam di rumah
bersama suami dan cucu-cucunya, terkadang juga jalan-jalan ke rumah tetangga
yang terdekat untuk sekedar ngobrol dengan tetangga. Namun, sekarang pasien
hanya diam di rumah dengan cucu-cucunya dan tidak pernah jalan-jalan lagi ke
rumah tetangga yang terdekat.
K. Sistem Pendukung
Keluarga pasien mengatakan didekat rumah terdapat puskesmas dengan tenaga
kesehatan perawat dan bidan, sehingga kesehatan keluarganya sangat dibantu
pengawasannya dengan hadirnya tenaga kesehatan di Puskesmas.
L. Spiritual/Kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sembahyang 1 kali
dalam sehari. Jika ada upacara di Pura, pasien sembahyang ke Pura bersama
keluarga. Namun, sekarang pasien tidak pernah sembahyang di rumah
maupun di Pura.
M. Pemeriksaan Fisik
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum
Baik
2. Tingkat kesadaran
(Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale :E = 4 , M= 6, V= 5.
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 36,8oC
b. Nadi : 86 x/menit
b. Tekanan darah : 100/70 mmHg
c. Pernafasan : 20x/menit
6. Berat badan : 60 kg
8. Sistem Kardiovaskuler
Bentuk dada simetris, dari permukaan terihat adanya detak jantug, detak
jantung teraba, tidak ada nyeri tekan, suara jantung S1 S2 reguler.
9. Sistem Pernafasan
Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, irama nafas teratur, tidak
terdengar suara napas wheezing, frekuensi napas 20x/menit.
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Pasien mengatakan Tidak.
Kesimpulan :
Masalah emosional positif (+)
Keterangan :
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya”
Masalah Emosional Positif (+)
3. Spiritual
Keluarga pasien mengatakan pasien beragama hindu, semenjak 1 minggu
terakhir ini pasien tidak pernah sembahyang di rumah maupun di Pura.
Penilaian SPMSQ:
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Kesimpulan: fungsi intelektual pasien sedang dengan total kesalahan 6.
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
NO Aspek Kognitif Nilai Nama Kriteria
Max Klien
1 Orientasi 0 Ny. O Menyebutkan dengan benar ?
o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
2 Orientasi 3 Ny. O Dimana kita sekarang ?
o Negara Indonesia √
o Provinsi Bali √
o Kota Gianyar √
o Rumah sakit
o Panti wreda, Wisma -
3 Registrasi 3 Ny. O Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing objek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
o Obyek Gelas √
o Obyek Piring √
o Obyek Selimut √
4 Perhatian dan 1 Ny. O Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali:
o 93 √
o 86
o 79
o 72
o 65
5 Mengingat 3 Ny. O Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 (registrasi)
tadi, bila benar 1 point untuk
masing-masing obyek
6 Bahasa 1 Ny. O Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
Interpretasi hasil:
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan: pasien mengalami kerusakan aspek fungsi mental berat dengan total
nilai 11.
P. INFORMASI PENUNJANG
1. Laboratorium :-
2. Radiologi :-
3. Diagnose medis : Depresi
4. Terapi medis, obat dan lain-lain :
II. ANALISA DATA
V. IMPLEMENTASI
No Nama/TTD
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Respon
Diagnosa
1 20 1 1. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga DS : Kelompok
November - Keluarga pasien mengatakan akan IV
2020 mendukung untuk penyembuhan pasien
16.00 wita DO :
- Keluarga pasien tampak antusias dalam
penyembuhan pasien
09. 20 wita
1 2. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan DS :
budaya, agama, dan norma social - Pasien mengatakan akan mau sembahyang
DO :
- Pasien tampak kooperatif
09.55 wita 2 DS :
4. Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan - Pasien mengatakan sudah mulai untuk
keluarga bercerita
DO :
- Pasien tampak mulai sedikit bercerita
tentang hal yang dialami
VI. EVALUASI
O:
- Pasien tampak sudah bisa sedikit berkonsentrasi ketika diajak berkomunikasi
- Sudah ada kontak mata
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi