Anda di halaman 1dari 7

CONTOH PENGGUNAAN MODEL LOGIT-BINER DENGAN APLIKASI MICROSOF

EXCEL

Disusun oleh :
Ahmad Hidayaturrohman (151910301077)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
Model logit-biner-selisih
Berikut ini diberikan contoh penggunaan model logit-biner dalam memodel pemilihan moda
antara jalan raya (bus) dengan jalan baja (kereta api). Suatu survei pemilihan moda dilakukan
pada beberapa koridor dengan berbagai zona asal dan tujuan yang dilayani oleh dua buah moda
transportasi (bus dan kereta api). Terdapat 3 zona asal (A, B, C ) dan 3 zona tujuan (X,Y,Z),
Beberapa data yang dikumpulkan dalam survei koridor tersebut adalah :
X1 = waktu tempuh selama berada di kendaraan (dalam satuan menit)
X2 = waktu menunggu (dalam satuan menit)
X3 = biaya operasi kendaraan (dalam satuan uang)
X4 = biaya terminal (dalam satuan uang)
Nilai waktu X1 = 2 satuan uang/menit
Nilai waktu X2 = 4 satuan uang/menit

Catatan: nilai waktu menunggu diasumsikan dua kali nilai waktu selama berada di
kendaraan. Hal ini cukup masuk akal karena memang manusia pada umumnya tidak
suka menunggu. Tabel di bawah memperlihatkan data hasil survei koridor, data
persentase pemilihan moda, dan biaya operasi.

Informasi operasi moda jalan raya dan jalan baja dan persentase pemilihan moda
(%)dengan (%)dengan
jalan raya (angkot) jalan baja (kereta api)
kota asal kota tujuan moda jalan moda jalan CJR CJB
X1 X2 X3 X4 X1 X2 X3 raya baja
A X 25 5 30 16 25 13 25 75 25 116 127
B X 20 5 25 16 24 11 15 70 30 101 107
C X 20 5 28 16 20 11 16 80 28 104 100
A Y 18 7 24 10 15 10 17 78 25 98 87
B Y 20 7 28 10 17 14 20 83 33 106 110
C Y 18 7 29 10 18 12 24 88 38 103 108
A Z 15 6 31 18 20 15 22 78 35 103 122
B Z 20 6 25 18 15 12 17 80 20 107 95
C Z 22 6 26 18 20 10 20 75 30 112 100

Keterangan:
CJR = (2. X1) + (4. X2) + X3 + X4 = biaya jalan raya
CJB = (2. X1) + (4. X2) + X3 = biaya jalan baja
Model logit-biner-selisih

( )

1−PI
Dengan menggunakan persamaan A=P , serta X i = ∆ C = C JB − C JR , persamaan
PI
tidak-linear dapat ditulis kembali dalam bentuk persamaan linear Yi = A + BX
Dengan menggunakan analisis regresi-linear bisa didapatkan nilai A dan B, sehingga nilai α dan
β bisa didapat sebagai berikut: α = A dan β = B
Tabel di bawah memperlihatkan perhitungan analisis regresi-linear untuk model logit-biner-
selisih.:
Perhitungan metode analisis regresi-linear untuk model logit-biner-selisih
CJB-CJR Loge{(1-P)/P}
CJR CJB XiYi Xi2 exp(A+BXi) P=1/(1+exp(A+BXi))
(Xi) (Yi) PJR
116 127 11 -0.138 -1.518 121 0.4206 0.3964 0.4792
101 107 6 -0.179 -1.074 36 0.5930 0.3559 0.4886
104 100 -4 -0.146 0.584 16 1.1790 0.2352 0.5076
98 87 -11 -0.133 1.463 121 1.9074 0.1293 0.5208
106 110 4 -0.167 -0.668 16 0.6804 0.3362 0.4924
103 108 5 -0.182 -0.91 25 0.6352 0.3463 0.4905
103 122 19 -0.189 -3.591 361 0.2427 0.4396 0.4641
107 95 -12 -0.103 1.236 144 2.0431 0.1147 0.5227
112 100 -12 -0.167 2.004 144 2.0431 0.1147 0.5227
Z 6 -1.404 -2.474 984
β -0.0687
α -0.1102
Dengan mendapatkan nilai α dan β, persamaan model logit-biner-selisih dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut

dan grafiknya dapat dilihat pada gambar di bawah

Terlihat pada gambar 6.16 bahwa 84% orang memilih jalan raya (bus), meskipun
biaya jalan raya sama dengan biaya jalan baja. Hal ini membuktikan bahwa bus
lebih diminati daripada kereta api. Jika biaya jalan baja lebih mahal sebanyak 20
satuan uang daripada biaya jalan raya, persentase orang menggunakan jalan raya
adalah sebesar 94%.
Jika biaya jalan raya lebih mahal sebesar 31 satuan uang dibandingkan biaya jalan
baja, jumlah pengguna jalan raya hanya 50%. Gambar 6.16 dapat digunakan oleh
para pengambil kebijakan operasi bus dan kereta api untuk menentukan kebijakan
yang harus diambil untuk merebut pangsa pasar pesaingnya.
2. Model logit-biner-nisbah

( ) ( )
❑ ❑
1−PI C1
Dengan menggunakan persamaan Y =log , serta X =log persamaan tidak-
PI C2
linear dapat ditulis kembali dalam bentuk persamaan linear Y = A + BX
Dengan menggunakan analisis regresi-linear bisa didapatkan nilai A dan B; sehingga nilai α dan
β bisa didapat sebagai berikut: α = 10 dan β = B

Perhitungan metode analisis regresi-linear untuk model logit-biner-nisbah


CJR/CJB Log(W) log{(1−P)/P}
CJR CJB XiYi Xi 2 Wi B P=1/(1+exp(A+BXi)) PJR
(Wi) (Xi) (Yi)
116 127 0.9134 -0.0393 -0.138 0.0054 0.0015 0.960 0.5433 1.1157
101 107 0.9439 -0.0251 -0.179 0.0045 0.0006 0.974 0.5417 1.1366
104 100 1.0400 0.0170 -0.146 -0.0025 0.0003 1.018 0.5369 1.2279
98 87 1.1264 0.0517 -0.133 -0.0069 0.0027 1.055 0.5330 1.3614
106 110 0.9636 -0.0161 -0.167 0.0027 0.0003 0.983 0.5407 1.1519
103 108 0.9537 -0.0206 -0.182 0.0037 0.0004 0.979 0.5412 1.144
103 122 0.8443 -0.0735 -0.189 0.0139 0.0054 0.926 0.5471 1.0786
107 95 1.1263 0.0517 -0.103 -0.0053 0.0027 1.055 0.5330 1.3612
112 100 1.1200 0.0492 -0.167 -0.0082 0.0024 1.053 0.5333 1.3491
Z -0.0050 -1.4040 0.0073 0.0163
β 0.4524
α -0.155749372
Dengan mendapatkan nilai α dan β, persamaan model logit-biner-nisbah dapat
dinyatakan dalam persamaan :

TABEL BELUM MUNCUL

Terlihat pada gambar 6.18 bahwa 84% orang memilih jalan raya (bus), meskipun
biaya jalan raya sama dengan biaya jalan baja (hal yang sama juga dihasilkan model
logit-biner-selisih). Hal ini membuktikan bahwa bus lebih diminati daripada kereta
api. Jika biaya jalan raya lebih mahal 1,44 kali biaya jalan baja, pengguna jalan raya
hanya 50%. Sekali lagi, gambar 6.18 dapat digunakan oleh para pengambil
kebijakan operator bus dan kereta api untuk menentukan kebijakan yang harus
diambil untuk merebut pangsa pasar pesaingnya

Anda mungkin juga menyukai