2 PB
2 PB
Selanjutnya dijelaskan dalam bait kedua yaitu: Arjuna Sasrabahu untuk melamar dan mem-
bawa Dewi Citrawati, anak dari Raja Mang-
Lire lalabuhan tri prakawis,
gada yang sangat terkenal dengan kecantikan-
Guna bisa saniskareng karya,
nya. Saat sampai di sana, Patih Suwanda me-
Binudi dadi unggule,
lihat Raja Manggada yang bernama Citrawi-
Kaya sayektinipun,
jaya bingung. Setelah berkomunikasi ternyata
Duk bantu prang Manggada nagri,
kebingungan Citrawijaya disebabkan adanya
Amboyong putri dhomas,
1000 raja yang ingin melamar Dewi Citrawati.
Katur ratunipun,
Melihat kebingungan Citrawijaya tersebut,
Purunne sampun tetela,
maka Patih Suwanda memberikan solusi agar
Aprang tandhing lan ditya Ngalengka aji,
diadakan sayembara. Akhirnya, sayembara di-
Suwanda mati ngrana.
umumkan “siapa yang dapat mengalahkan
Patih Suwanda maka lamarannya akan dite-
Artinya: :
rima”. Selama sayembara berlangsung, tidak
Arti jasa bakti yang tiga macam itu, satupun raja dari 1000 negara yang dapat
Pandai mampu di dalam segala mengalahkannya. Untuk menepati janjinya,
pekerjaan, akhirnya Citrawijaya menerima lamaran Pra-
Diusahakan memenangkannya, bu Arjuna Sasrabahu yang diwakilkan oleh
Seperti kenyataannya, Patih Suwanda.
Waktu membantu perang negeri Kaya atau dalam bahasa Indonesia
Manggada, berarti kemampuan, merupakan keunggulan
Memboyong delapan ratus orang puteri, kedua yang dimiliki oleh Patih Suwanda. Pa-
Dipersembahkan kepada rajanya, tih Suwanda dianggap memiliki kemampuan
Keberaniannya sudahlah jelas, karena keberhasilannya melawan 1000 raja
Perang tanding melawan raja raksasa dan melamar Dewi Citrawati. Dalam lamaran
Ngalengka, tersebut, Patih Suwanda mampu memboyong
Suwanda meninggal dalam perang. harta benda dan putri raja. Namun demikian,
kekayaan yang digambarkan dalam naskah
Tembang diatas secara garis besar Tripama ini memiliki makna bukan kekayaan
berisi tentang karakter dan tekad yang dimiliki dalam hal materi tetapi dalam hal nilai dan
Patih Suwanda ketika akan dan pada saat moral.
mengabdi kepada Prabu Arjuna Sasrabahu. Secara materi, kekayaan yang dia
Tiga hal yang terlukiskan dalam tembang peroleh sangat banyak berupa 800 orang pu-
tersebut adalah karakter Patih Suwanda yang teri dari berbagai kerajaan dan harta benda
oleh Mangkunegara IV dianggap unggul yaitu lain. Adapun, kekayaan dalam hal moral ada-
guna, kaya dan purun. Guna (pandai), kaya lah memiliki kesetiaan terhadap rajanya. Ke-
(mampu), purun (berani) adalah tiga hal yang setiaan Patih Suwanda menjadikan keikhlas-
menjadi kelebihan Patih Suwanda. annya memberikan semua kekayaan yang dia
Guna memiliki arti bahwa Patih Su- peroleh dari keberhasilannya melaksanakan
wanda memiliki kecerdasan dan ketrampilan. tugas kepada rajanya tanpa dia meminta se-
Dia mampu menyelesaikan masalah dalam se- dikitpun sebagai imbalan.
gala hal karena pengetahuan dan pengalaman- Purun dalam bahasa Indonesia berarti
nya itu. Dia memiliki kepandaian untuk mem- mau atau bersedia. Purun dalam cerita ini
berikan solusi bagi permasalahan yang diha- menggambarkan kesanggupan dan keberani-
dapi. Salah satu contohnya dalam cerita Su- annya dalam melaksanakan tugas-tugas dan
mantri Ngenger yang dibawakan oleh Ki Su- membela negaranya. Keberanian Patih Suwan-
gino Siswacarito. Dalam cerita tersebut, Patih da dapat dilihat dalam cerita Suwanda Gugur.
Suwanda dapat melaksanakan tugas yang di- Patih Suwanda gugur dalam perang
berikan oleh Arjuna Sasrabahu untuk melamar melawan Raja Ngalengka yaitu Prabu Dasa-
Dewi Citrawati. muka. Perang ini berawal dari marahnya Prabu
Cerita Sumantri Ngenger mencerita- Dasamuka karena Ngalengka banjir oleh air
kan tentang kisah Sumantri pada waktu telah yang dibendung oleh Prabu Arjuna Sasrabahu
menjadi Patih Suwanda. Pada cerita tersebut, untuk mandi Dewi Citrawati dan 800 selirnya.
Patih Suwanda diberi tugas oleh rajanya yaitu Namun sesampainya di bendungan dan me-
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 5, No 2, December 2017
192 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
lihat Dewi Citrawati dan 800 selir mandi, bakarna yang juga patut untuk dijadikan con-
keinginannya berubah menjadi ingin mengu- toh. Kumbakarna adalah tokoh wayang yang
asai kerajaan dan semua yang ada di dalam- terdapat dalam cerita Ramayana. Nama leng-
nya termasuk Dewi Citrawati dan para selir kap Kumbakarna adalah Raden Arya Kumba-
Prabu Arjuna Sasrabahu. karna. Ayah Kumbakarna adalah seorang resi
Pada saat berperang melawan Prabu bernama Begawan Wisrawa, sedang ibunya
Dasamuka, Patih Suwanda sudah mengetahui adalah Dewi Sukesi. Dia memiliki seorang
bahwa dia akan gugur. Pengetahuannya diper- kakak yaitu Dasamuka dan dua orang adik
oleh dari mimpinya bertemu dengan Sukra- yaitu Sarpakenaka dan Gunawan Wibisana.
sana yang mengatakan ini akhir kehidupannya Begawan Wisrawa adalah seorang
yang harus dia rasakan dan pada saatnya dia pertapa dari pertapaan Dederpenyu. Sebelum
akan menjemputnya kenirwana. Mimpi ter- menjadi pertapa dia adalah raja dari lokapala
sebut tidak membuat Patih Suwanda mundur dan Dewi Sukesi adalah anak dari Sumali,
dari perang. Raja Alengkadiraja. Kisah dalam lakon
Pada saat perang berlangsung, tiba- “Alap-Alap Sukesi” menceritakan seorang ca-
tiba saja Sukrasana manjing (merasuki) gigi lon mertua yang jatuh cinta kepada calon me-
Prabu Dasamuka sehingga wajah Prabu Dasa- nantunya, begitu juga sebaliknya. Begawan
muka seperti wajah adiknya, Bambang Suka- Wisrawa adalah ayah dari Raden Dhanapati
srana. Mengingatkan ia pada adiknya yang yang menginginkan melamar Dewi Sukesi
meninggal terkena senjata cakranya. Kejadian lewat ayahnya. Dewi Sukesi adalah putri yang
tersebut berawal pada saat pemindahan taman cantik hingga kecantikannya diinginkan para
Sriwedari yang berhasil atas bantuan adiknya raja termasuk pamannya yaitu Jambungmali.
yaitu Sukrasana. Adiknya pun boleh ikut ke Syarat untuk dapat mempersunting
Mahespati tetapi tidak boleh menampakkan Dewi Sukesi adalah dapat mengalahkan Jam-
diri. Tanpa disengaja penampakan Sukrasana bungmali dan menguasai pengetahuan tentang
dilihat oleh para putri dan Dewi Citrawati se- Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating
hingga menimbulkan kegaduhan. Patih Su- Diyu. Begawan Wisrawa mampu mengalah-
wanda menghadapi kegaduhan yang disebab- kan Jambungmali dengan memenggal-meng-
kan oleh adiknya, berpura-pura mengeluarkan gal tubuhnya. Dia juga memiliki pengetahuan
cakra untuk membuat takut adiknya dan yang baik tentang Sastra Jendra Hayuningrat
mengusirnya, namun tanpa sengaja cakra ter- Pangruwating Diyu dan menyanggupi untuk
sebut membunuh adiknya. Bayangan adiknya mengajarkannya kepada Dewi Sukesi. Dengan
dan penyesalan atas kematian adiknya men- demikian, lamarannyalah yang diterima.
jadikan dia lengah dan dengan mudah ter- Kalimat sastra jendra ada pada abad
bunuh oleh gigitan Prabu Dasamuka yang me- ke-19 (1820) dalam karya Kyai Yayadipuro
ngoyak tubuh Patih Suwanda. Kesanggupan dan Kyai Sindusastra dalam lakon Arjuna-
Patih Suwanda inilah yang merupakan nilai sasra atau Lokapala (Kitab Arjuna Wijaya
ketiga yang pantas dijadikan teladan. pupuh Sinom bait 26). Sastra jendra adalah
Ketiga hal tersebut menurut Mang- hakikat ma’rifat atau ujung perjalanan dari
kunegara IV, sudah semestinya dimiliki oleh segala ilmu. Sastra jendra merupakan ilmu
orang-orang yang utama. Guna, kaya, purun tentang manunggaling kawula lan gusti (men-
merupakan keteladanan yang menurut Mang- jadi satunya manusia dengan Tuhan). Tidak
kunegara IV dapat kita jadikan contoh untuk sembarang orang dapat mempelajari dan
mendidik generasi muda menjadi orang-orang menerapkan ilmu tersebut karena ilmu ini
yang unggul. Orang yang unggul adalah orang bukanlah yang tampak pada mata, tetapi yang
yang mau dan mampu melaksanakan tugasnya ada dan tampak dalam mata hati.
dengan baik untuk masyarakat, bangsa, dan Nafsu antara Wisrawa dan Sukesi ini
negaranya tanpa mengharapkan imbalan muncul dalam aktivitas mempelajari Sastra
apapun. Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu yang
merupakan ilmu spiritual tertinggi pada saat
Kumbakarna itu. Bathara Guru dan Bathari Durga yang
Kumbakarna masuk dalam salah satu merasuki tubuh Begawan Wisrawa dan Dewi
tokoh Tripama, yang menurut Mangkunegara Sukesi dan menimbulkan nafsu birahi yang
IV terdapat karakter baik dalam diri Kum- luar biasa. Di sinilah Wisrawa tidak mampu
menahan nafsunya seperti raksasa yang ke- nafsu duniawi, sedangkan anak terakhir lahir
mudian melahirkan kehinaan karena nafsu pada saat orang tuanya mulai sadar dan
yang salah dilepaskan. kembali kepada jalan spiritual yang berdasar
Hubungan mereka berdua akhirnya pada norma-norma asmaragama. Hal ini me-
membuahkan kehamilan dewi Sukesi. Dari nandakan bahwa setinggi apapun ilmu ma-
hubungan tersebut, lahirlah empat orang anak, nusia, dia harus selalu ingat dan sadar. Seperti
yaitu Dasamuka, Kumbakarna, Sarpakenaka, petuah Jawa yang biasa diucapkan oleh orang
dan Gunawan Wibisana. Tiga di antaranya tua kepada anaknya yaitu “Sabegja-begjane
menggambarkan nafsu keduniawian dan yang wong kang lali, luwih begja wong kang eling
terakhir merupakan gambaran dari pertaubat- lan waspada”. Kewaspadaan yang ditandai
an yang menghasilkan kesucian. dengan kesadaran, kesabaran, dan ketelitian
Pertama adalah Dasamuka. Dia ber- hendaknya selalu berada dalam diri manusia
wujud raksasa besar yang mengerikan. Dia (Narimo, 2010, p. 10).
memiliki ajian pancasona (sepuluh wajah) Dalam mitologi dan legenda yang
sehingga ketika dipenggal dia dapat hidup lagi muncul, raksasa adalah bangsa makhluk yang
hingga sepuluh kali. Wajahnya berwarna me- menyerupai hewan. Mereka berukuran lebih
rah bagaikan api yang menyala. Dasamuka besar daripada ukuran normalnya manusia.
memiliki watak yang sangat jahat dan dalam Dongeng dan legenda menyatakan bahwa
kehidupannya, hanya mengedepankan hawa raksasa merupakan bangsa makhluk yang me-
nafsu dan mudah marah. Senjatanya adalah miliki nafsu tinggi terhadap hal yang bersifat
candrasa. Walaupun sakti, namun pada akhir- keduniawian. Raksasa juga merupakan makh-
nya mati oleh panah guhwawijaya milik Ra- luk yang bodoh dan bengis, suka menggang-
mawijaya. gu, rakus, senang berfoya-foya, hidup bebas,
Kedua adalah Kumbakarna. Kumba- sombong, dan sangat jahat.
karna adalah raksasa yang memiliki perawak- Lain halnya dengan Kumbakarna,
an yang tinggi dan sangat besar melebihi meskipun dia berwujud raksasa namun berbe-
gunung serta wajahnya berwarna hijau gelap. da dengan kedua saudaranya yang juga ter-
Kumbakarna melambangkan nafsu makan dan golong raksasa. Kumbakarna adalah raksasa
tidur yang berlebihan. Kumbakarna tinggal di yang berjiwa kesatria. Dia selalu melakukan
Lemburgangsa. Senjatanya adalah aji-aji ge- darma yang baik sehingga disenangi oleh
dhonmenga dan pelak gelak sakethi. Kumba- dewa. Sebelum terjadi perang di Ngalengka
karna mati dalam peperangan untuk memper- seperti yang tertuang dalam Serat Tripama,
tahankan tanah airnya dari serangan tentara kumbakarna adalah raksasa yang senang ber-
kera Rama. tapa. Darma yang dia lakukan kepada Dewa
Ketiga adalah Sarpakenaka. Sarpake- tersebut disukai oleh Batara Brahma. Iapun
naka adalah anak perempuan yang berwujud diberi kebebasan untuk menentukan pilihan
raksasa. Wataknya sangat jahat dan suka iri hadiah yang diinginkannya. Saat Batara Brah-
hati atas kebahagiaan orang lain. Wajahnya ma dan Batari Saraswati menemui Kumba-
jelek berwarna kuning dan suka bersolek ber- karna menanyakan apa yang diminta, Kum-
lebihan. Sarpakenaka menjadi lambang bagi bakarna meminta indrasan, yaitu keistimewa-
nafsu birahi dan harta dunia. an untuk menjalani hidup mewah di Negeri
Keempat adalah Gunawan Wibisana. Kahyangan Kaendran yang dimiliki oleh De-
Anak terakhir yang sangat berbeda dengan wa Indra. Rasa puas dalam dirinya yang tinggi
ketiga kakaknya. Gunawan Wibisana berparas dan terlalu bahagia atas hadiah yang akan dia
tampan dan berhati halus. Dia berwujud kesa- terima, menyebabkan Kumbakarna salah
tria dengan wajah putih halus yang melam- mengucap. Ucapan indrasan berubah menjadi
bangkan kesukaan pada hidup sederhana dan nendrasan yang berarti tidur panjang. Maka
spiritualitas yang tinggi. Dia merupakan raja Kumbakarna pun mengalami tidur panjang di
Alengka selanjutnya setelah Dasamuka. Gunung Gohkarna sampai pada Perang
Perbedaan keempat anak tersebut ter- Ngalengka.
jadi karena watak orang tuanya pada saat Dalam Serat Tripama Karya Mang-
“melakukan” dan pada saat pertumbuhan ke- kunegara IV pupuh Dandanggula bait ke tiga
hamilan istrinya. Ketiga anaknya yang ber- dan ke empat dijelaskan tentang Kumbakarna
wujud raksasa lahir karena sifat penuh dengan sebagai berikut:
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 5, No 2, December 2017
194 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
nai tokoh Kumbakarna ini mengandung nilai Kurupati, maka dia mau menyerahkan hidup
nasionalisme yang baik untuk dijadikan dan matinya pada Duryudana. Sampai suatu
teladan. saat, Duryudana anak dari Destarastra dan
Dewi Gendari menunjuk Adipati Karna
Adipati Karna sebagai panglima perangnya dalam Perang
Tokoh ketiga dalam Serat Tripama Bharatayuda.
karya Mangkunegara IV adalah Basukarna Kisah selanjutnya, tentang Surya-
atau Adipati Karna atau Suryatmaja atau Sur- putra. Dia adalah suami dari Surtikanthi dan
yaputera. Adipati Karna ketika masih muda menantu dari Prabu Salya. Dia memiliki dua
bernama Suryaputera. Suryaputera adalah senjata andalan yang diberikan oleh Dewa
anak dari Dewi Kunthi Talibrata dari negara Indra yaitu kotang antakusuma dan senjata
Mandura dengan Batara Surya. Suryaputera kunta baskara. Kotang antakusuma menjadi-
lahir karena mantra pemberi anak “aji pa- kannya kebal terhadap senjata dan kunta
meling” yang diberikan oleh Resi Druwasa baskara adalah panah yang dapat menimbul-
yang bernama mantra kuntawekasing tunggal kan kehancuran dasyat.
tanpa lawan yang diucapkan oleh Dewi Kun- Ketika Perang Bharatayuda terjadi,
thi. Mantra tersebut dapat mendatangkan de- Adipati Karna baru mengetahui jika Kunthi
wa sesuka hatinya dan ilmu tersebut berkaitan adalah ibunya. Adapun musuh-musuhnya yai-
dengan permintaan anak. Ilmu yang diuji tu Pandawa merupakan adik-adiknya dari ibu
cobakan itu, akhirnya mendatangkan dewa yang sama. Pada saat itu Kunthi, ibu kan-
Surya yang selanjutnya memberikan seorang dungnya, memintanya untuk bergabung dalam
bayi di dalam perutnya. Akan tetapi karena barisan perang Pandawa namun ia menolak.
Suryaputera adalah anak yang tercipta di luar Dia memilih bertarung dengan Arjuna, adik
ikatan resmi, maka akhirnya dia dibuang ke seibu yang seimbang kepiawaiannya dalam
sungai untuk menutupi aib. memanah. Hal ini dikarenakan dia berutang
Setelah dibuang Suryaputera ditemu- budi pada Raja Duryudana dan telah bersum-
kan oleh kusir kuda dari Astina bernama pah untuk setia kepada yang memberinya
Adirata. Suryaputera kemudian dibesarkan pangkat dan kedudukan, dan memegang teguh
hingga dewasa oleh Adirata dan istrinya Nan- janjinya sebagai sumpah setia untuk memba-
da. Suryaputera diberinama oleh Adirata de- las budi karena telah mengangkat derajatnya
ngan nama Basukarna. Dia besar sebagai laki- menjadi seorang raja. Loyalitas tersebut, ia
laki yang tampan, gagah, dan memiliki ke- buktikan hingga hembusan nafas terakhirnya.
saktian yang sama dengan Arjuna. Sejatinya, Dalam Serat Tripama ini dilukiskan watak
mereka adalah saudara seibu lain bapak. Adipati Karna yang patut untuk diteladani
Basukarna hebat bukan hanya karena setelah dia diangkat sebagai Raja di Awangga
titisan dewa. Kehebatannya juga dikarenakan oleh Duryudana. Pada tembang dhandanggula
mencuri pembelajaran memanah dari Guru bait ke lima dan ke enam yang berisi me-
Durna yang sedang mengajarkan ilmunya ke- ngenai Suryaputera sebagai berikut :
pada Kurawa dan Pandhawa. Setiap pagi saat Wonten malih kinarya palupi,
hendak memandikan kuda kerajaan, ia melihat Suryaputra Narpati Ngawangga,
Guru Durna mengajar memanah. Walaupun Lan Pandhawa tur kadange,
dia hebat, namun dia tidak mendapatkan per- Len yayah tunggil ibu,
hatian bahkan dibuang dari Astina karena Suwita mring Sri Kurupati,
mempertontonkan keahliannya. Hal tersebut, Aneng nagri Ngastina,
tidak sepantasnya dia lakukan karena dia Kinarya gul-agul,
berasal dari kasta bawah dan dianggap sebuah Manggala golonganing prang,
kesombongan yang memiliki sanksi, diusir Bratayuda ingadegken senapati,
dari kerajaan. Ngalaga ing Korawa.
Kelicikkan Duryudanalah yang men- Artinya:
jadikan Basukarna dari anak kusir biasa men-
Baik pula untuk teladan,
jadi raja di Awangga. Basukarna kemudian
Suryaputera raja Ngawangga,
terkenal dengan nama Adipati Karna. Karena
Dengan Pandawa adalah saudaranya,
terikat hutang budi kepada Duryudana atau
Berlainan ayah tunggal ibu,
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 5, No 2, December 2017
196 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi