Anda di halaman 1dari 7

HUKUM BENDA DAN PEMBAGIAN BENDA SERTA CIRI CIRI

HUKUM BENDA
DOSEN : ANAK AGUNG DEWI UTARI S.H., M.H.

SEBAGAI SYARAT DALAM PEMENUHAN TUGAS HUKUM


PERDATA
KELOMPOK 4
1. Ahmad Suhaemi
2. Honey Lustyn
3. Lukman Nur Hakim
4. Melza Prayesti
5. Reizha Hanafi
ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PAMILANG
JALAN RAYA PUSPIPTEK NO 48, BUARAN SERPONG KOTA
TANGERANG SELATAN BANTEN , INDONESIA
PEMBUKAAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Kepada Ibu Dewi selaku dosen pengampu mata kuliah hukum perdata
yang kami hormati dan yang kami cintai, kami di sini ingin
mempersentasikan tentang ‘HUKUM BENDA DAN PEMBAGIAN
BENDA SERTA CIRI CIRI HUKUM BENDA’ sebelumnya dengan
kerendahan hati kami semua bila ada kekurangan dan kekeliruan pada
persentasi yang kami sampaikan kami meminta maaf yang sebesar-besar
nya.

Baiklah langsung saja ke materi yang akan di sampaikan…


Sebelum lebih jauh membahas nya mari kita sama-sama ketahui terlebih
dahulu apa itu hukum benda.
PENGERTIAN
Hukum benda (zakenrecht) adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah
hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara subjek hukum
dengan benda dan kenbendaan. Kaidah hukum benda dapat dibedakan
menjadi dua macam yakni hukum benda tertulis dan hukum benda tidak
tertulis. Hukum benda tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang
terdapat di dalam perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi.
Sedangkan hukum benda tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang
timbul, tumbuh, dan hidup dalam praktek kehidupan masyarakat 
(kebiasaan) dan bentuknya tidak tertulis.

Selain daripada pengertian yang ada di atas ada juga pengertian tentang
benda dan hukum benda dari beberapa ahli.

PEMBAGIAN BENDA

di dalam sistem Hukum Perdata (KUHPer), kata -zaak (benda)


mempunyai dua arti, yaitu:

1. Barang yang berwujud, yaitu barang yang dapat diraba dengan


pancaindera seperti, tanah, rumah, binatang, dan lain-lain

2. Bagian daripada harta kekayaan. Yang termasuk zaak selain


daripada barang yang berwujud, juga beberapa hak tertentu
sebagai barang yang tak berwujud, seperti hak pengarang
Hak kebendaan dapat dibagi menjadi dua macam; yakni hak
menikmati dan hak jaminan. Hak menikmati adalah hak dari subjek
hukum untuk menikmati suatu benda secara penuh (hak milik, HGU,
HGB, dan hak pakai hasil) maupun terbatas seperti hak pengabdian
perkarangan. Sedangkan Hak jaminan adalah memberi kepada
kreditur hak didahulukan untuk mengambil pelunasan dari hasil
penjualan barang yang dibebani seperti, hak tanggungan dan gadai.

BENDA BERGERAK DAN BENDA TIDAK BERGERAK


Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan
(Ps.509 BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah
hak hak yang melekat pada benda bergerak (Ps.511 BWI), misalnya hak
memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak,
saham saham perusahaan. Benda tidak bergerak adalah benda yang
menurut sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti tanah dan
segala bangunan yang berdiri melekat diatasnya. Benda tidak bergerak
karena tujuannya adalah benda yang dilekatkan pada benda tidak
bergerak sebagai benda pokoknya, untuk tujuan tertentu, seperti mesin
mesin yang dipasang pada pabrik. Tujuannya adalah untuk dipakai
secara tetap dan tidak untuk dipindah-pindah (Ps.507 BWI). Benda tidak
bergerak karena undang undang adalah hak hak yang melekat pada
benda tidak bergerak tersebut, seperti hipotik, crediet verband, hak pakai
atas benda tidak bergerak, hak memungut hasil atas benda tidak bergerak
(Ps.508 BWI).

BENDA SUDAH ADA DAN BENDA AKAN ADA

Arti penting pembedaan ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan


hutang, atau pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat
dijadikan jaminan hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara
menyerahkan benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat dijadikan
jaminan hutang, bahkan perjanjian yang obyeknya benda akan ada bisa
terancam batal bila pemenuhannya itu tidak mungkin dapat dilaksanakan
(Ps.1320 btr 3 BWI) .

Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan

Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda
tersebut karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam perdagangan
dapat diperjual belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli
waris,sedangkan benda luar perdagangan tidak dapat diperjual belikan
atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf, narkotika, benda benda yang
melanggar ketertiban dan kesusilaan.

Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi

Letak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi


suatu perjanjian, di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi
pemenuhan perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap.
Lain halnya dengan benda yang tidak dapat dibagi, maka pemenuhan
prestasi tidak dapat dilakukan sebagian demi sebagian, melainkan harus
secara seutuhnya.

Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar.

Arti penting pembebannya terletak pada pembuktian kepemilikannya.


Benda terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya.

TINJAUAN TENTANG HAK KEBENDAAN


 
Sifat dan Karakter Hak Kebendaan.
Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan
hak perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :
1. Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut), karena berlaku terhadap
siapa saja, dan orang lain harus menghormati hak tersebut, sedangkan
hak perorangan berlaku secara nisbi (relatief), karena hanya
melibatkan orang / pihak tertentu saja, yakni yang ada dalam suatu
perjanjian saja.
2. Hak kebendaan berlangsung lama, bisa jadi selama seseorang masih
hidup, atau bahkan bisa berlanjut setelah diwariskan kepada ahli
warisnya, sedangkan hokum perorangan berlangsung relatif lebih
singkat, yakni sebatas pelaksanaan perjanjian telah selesai dilakukan.
3. Hak kebendaan terbatas pada apa yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundangan yang berlaku, tidak boleh mengarang /
menciptakan sendiri hak yang lainnya, sedangkan dalam hak
perorangan, lingkungannya amat luas, apa saja dapat dijadikan obyek
perjanjian, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang,
kesusilaan dan ketertiban umum. Oleh karena itu sering dikatakan
hokum kebendaan itu bersifat tertutup, sedangkan hukum perorangan
bersifat terbuka.
 
Ciri ciri Hak Kebendaan
1. mutlak / absolute
2. mengikuti benda dimana hak itu melekat, misalnya hak sewa tetap
mengikuti benda itu berada, siapapun yang memiliki hak diatasnya
3. hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih
tinggi;
4. memiliki sifat diutamakan
5. dapat dilakukan gugatan terhadap siapapun yang mengganggu hak
yang bersangkutan.
pemindahan hak kebendaan dapat dilakukan kepada siapapun.

Anda mungkin juga menyukai