Anda di halaman 1dari 1

Ben in Berlin

Identitas Buku

Judul : Ben in Berlin


Pengarang : Kiesele, Kathrin
Penerbit : Conelsen-Verlag
Tahun terbit : 2019
Tebal halaman: 60 lembar

Isi
Ben in Berlin, merupakan cerita Ben selama perjalanan di Berlin. Ditampilkan melalui
percakapannya di Chatroom. Buku ini menceritakan tentang kegiatan Ben di Berlin selama seminggu penuh
untuk mengikuti workshop gitar. Namun pada saat yang bersamaan dia harus meninggalkan pertandingan
sepak bolanya di kotanya. Selama di Berlin dia bertemu dengan banyak orang-orang baru termasuk teman se
rumah kakanya yaitu Luna, Meyra dan juga adik dari Luna yang sering berkunjung yaitu Ivy. Disana dia
melakukan banyak hal dari berkeliling di kota, pergi makan di restaurant bersama dengan guru dan teman-
teman dari workshop yang dia ikuti.

Adapun tokoh dari cerita ini yaitu Ben, Malte, Rebecca, Ibu, Ivy dan beberapa tokoh pendukung
lainnya. Segala bentuk interaksi disajikan dalam chat antar tokoh satu sama lain. Pemeran sentral dari buku
ini yaitu Ben dan Malte. Mereka adalah saudara kembar. Ada beberapa kali dari prespektif ibu mereka dan
Rebecca. Rebecca adalah saudari perempuannya. Pada awal konflik muncul tokoh baru bernama Ivy, yang
merupakan orang yang disukai oleh Ben.

Latar kejadian cerita ini di Berlin. Sesaat Ben pertama kali tiba, ia pergi berjalan-jalan ke
Brandenburg Tor. Seringkali ceritanya bertempat di Wohngemeinschaft milik Rebecca, di sana ia bertemu
dengan orang-orang baru. Beberapa kali cerita ini bertempat di acara workshop gitar Ben. Cerita ini
menceritakan kegiatan Ben melalui chat, yang dimana berlatar waktu terus-menerus seharian. Cerita ini
disajikan dalam bahasa German untuk level A1/A2. Uniknya interaksi antar tokoh cerita disajikan lewat chat.
Oleh karena itu kalimat yang disampaikan meggunakan tempus present. Mereka menceritakan secara
langsung apa yang terjadi saat itu. Melalui pesan dan foto-foto, antar tokoh menceritakan kisah mereka saat
Ben sedang ada di Berlin.

Buku ini memberikan dorongan untuk bertualang mengunjungi tempat baru dan bertemu orang baru.
Namun tak hanya itu, kisah ini tak lepas dari rasa kekeluargaan, dikarenakan kisahnya menceritakan dari
prespektif Ben dan Malte sebagai saudara kembar, yang selalu memahami dan menyayangi satu sama lain.
Dukungan dan rasa perhatian yang diberikan sang Ibu pun menjadi suatu arti pentingnya keluarga dari kisah
ini.

Anda mungkin juga menyukai